40
PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN ANAMBAS NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata I Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji Oleh : GUSSATINA NIM : 110569201005 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Embed Size (px)

Citation preview

PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH

ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN

KABUPATEN ANAMBAS

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Starata I

Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji

Oleh :

GUSSATINA

NIM : 110569201005

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii

ABSTRAK………………………………………………………………….iii

ABSTRACK……………………………………………………………….....iv

PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH

ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN

KABUPATEN ANAMBAS

Pendahuluan………………………………………………………………. 1

A. Latar belakang…………………………………………………...... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………….... 3

C. Tujuan dan Manfaat penelitian……….…………………………... 3

1. Tujuan……………………………………………………………… 3

2. Manfaat....…………………………………………………………. 5

D. Konsep Operasional…………………………..……………………. 4

E. Metode Penelitian………………………………….………………. 5

1. Jenis penelitian…………………………...………………………… 5

2. Lokasi penelitian…………………………………………...………. 6

3. Jenis data…………………………………………………………… 7

4. Populasi dan sampel………………………………………………... 7

5. Teknik dan alat pengumpulan data………………………………... 8

6. Teknik analisa data………………………………………...………. 9

F. Kerangka Teoritis……………………..………………………...... 11

G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………..... 20

H. Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………. 21

I. Penutup……………………...……………………………………... 27

Daftar Pustaka

ii

ABSTRAK

Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya merupakan masyarakat yang

mempunyai kehidupan tidak menetap mereka hidup berpindah pindah dan tidak

mempunyai rumah di darat, sehingga mereka tidak mengenal dunia pendidikan

formal seperti bersekolah. Namun dengan menjumpai lokasi yang sangat

menunjang ekonomi mereka akhirnya mereka menetap di sebuah Desa yaitu Air

Sena. Dengan mengikuti segala perkembangan yang ada orang tua di desa Air

Sena mulai menyadari pentingnya pendidikan untuk anak anak mereka, walaupun

mereka tidak pernah mengetahui tentang pendidikan formal.

Untuk melihat peran keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak suku

laut di kampung Air Sena menggunakan tinjauan pustaka yang di kemukakan oleh

Soejono Soekanto, dimana peran orang tua dalam menumbuhkan minat sekolah

anak dapat dilihat dari memberikan teladan yang baik, memberikan semangat,

memberikan bimbingan,dan memberikan sosilasasi kepada anak.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan keluarga dalam

menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena. Penelitian ini

termasuk penelitian pendekatan kualitatif dan jenis data diskriptif. Pengumpulan

data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dengan menggunakan

pedoman wawancara (interview guide) dan dukumantasi. Analisis data dengan

menggunakan model Miles dan Hubermen yaitu reduksi data, penyajian data,

kesimpulan dan verifikasi.

Adapun hasil hasil temuan dalam penelitian menunjukan bahwa Secara

keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa orang tua suku

laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak anak meraka

dengan memberikan teladan tentang penggunaan waktu, memberikan semangat

denagn menyediakan berbagai fasilitas belajar, memberikan bimbingan dan

memberikan sosialisasi dengan bantuan para guru. Peran tersebut telah dijalankan

baik namun dikarenakan berbagai faktor dari anak anak yaitu tidak terbiasa

dengan dunia pendidikan formal, mengangap pelajaran sekolah itu susah sehingga

membuat anak anak suku laut di desa Air Sena cendrung malas untuk bersekolah.

Kata Kunci : Suku Laut, minat sekolah / belajar

ii

ABSTRACK

Sea tribal communities in the Village Air Sena was originally the community

who have not settled their life living move to move and do not have a home

ground, so that they do not know the world of formal education such as school.

But the encounter locations that really support their economies they finally settled

in a village that is Air Sena. By following all the developments there are parents

in the village of Air Sena began to realize the importance of education for their

children, even though they never knew about formal education.

To view the role of the family in growing interest in children's schooling sea

tribes in the village Air Sena uses literature review being addressed by Soejono

Soekanto, where the role of parents in growing interest in children's schooling

can be seen from a good example, encouragement, provide guidance, and give

sosilasasi to children.

The purpose of this study is to determine the role of family in growing interest

in marine tribal child's school in the village of Air Sena. This study includes

qualitative research approach and the type of descriptive data. Data collected by

observation, interview, using interview guideline (interview guide) and

dukumantasi. Analysis of data using models Miles and Hubermen of data

reduction, data presentation, and verification conclusion.

The results of the findings of the research show that the whole of the existing

problems can be concluded that parents sea tribes in the Village Air Sena in

growing interest in school children they by example on the use of time,

encouraging denagn provide a range of learning facilities, providing guidance

and provide socialization with the help of the teachers. That role has been

running well, but due to various factors of children are not familiar with the world

of formal education, it is difficult to regard school children so as to make sea tribe

in the village of Air Sena tends lazy to go to school.

Keywords: Sea Tribe, interest in school / learning

PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH

ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN

KABUPATEN ANAMBAS

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam

kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan sama sekali

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga maupun

dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian

besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dikeluarga dan Negara. Karena

pendidikan merupakan alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif dan

mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara

memberikan bimbingan, pelatihan, dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka

mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan tidak hanya diberikan

dilingkungan sekolah, namun pendidikan anak juga harus diberikan dari

lingkungan keluarga sejak usia dini.

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting terhadap pendidikan anak dan

juga menentukan keberhasilan anak kedepannya, apalagi keluarga khususnya

orang tua bersifat merangsang, mendorong, dan membimbing terhadap segala

aktiifitas belajar anaknya. Hal ini memungkinkan anak agar mempunyai minat

ii

belajar yang tinggi lebih khususnya mau mengenyam pendidikan yang akan

membawa mereka kekehidupan yang lebih baik tampa hidup dalam kebodohan.

sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh terhadap pendidikan anak biasanya

membuat anak bahkan tidak memiliki semangat belajar.

Suku laut sering juga disebut orang laut yaitu suku bangsa yang menghuni

kepulauan Riau (Muhammad Zen, 2002) secara lebih luas istilah orang laut

mencakup berbagai suku dan kelompok yang bermukim dipulau pulau dan muara

sungai di kepulauan Riau antaranya pulau Tujuh, kepulauan Batam, dan pesisir

serta pulau pulau lepas pantai Sumatra timur dan semenanjung Malaya bagian

selatan. Suku laut hidup diatas perahu dan berpindah pindah tergantung kepada

iklim dan musim.

Sebuah kampung yang terdapat di Kabupaten Anambas Kecamatan Siantan

masih terdapat suku laut yang menjadi bagian dari komunitas adat terpencil

(KAT) yang merupakan salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS), sehingga menjadi sasaran program pada Kementerian Sosial Republik

Indonesia. Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah kelompok orang yang hidup

dalam kesatuan kesatuan wilayah yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang

atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi maupun

politik.

Komunitas Adat Terpencil berciri komunitas kecil, tertutup dan homogeni,

pranata sosialnya bertumpu pada hubungan kekerabatan, pada umumnya terpencil

secara geografis dan relatif sulit dijangkau, pada umumnya masih hidup dalm

sistem ekonomi subsintem, peralatan dan tekhnologi sederhana, ketergantungan

ii

pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam setempat relatif tinggi, dan

terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.

Masyarakat Air Sena masih dianggap masyarakat yang sangat tradisional yang

biasanya lebih mengutamakan pendidikan tradisi, pendidikan tradisi dalam

masyarakat tradisional yang terasing secara geografis dan sosial, masih terbatas

pada pengetahuan pengalaman. Sentuhan pendidikan sekolah dan pendidikan luar

sekolah yang telah direkayasa secara modern belum menggerakkan minat belajar

anak anak secara tuntas (Mohammad Zen, 2002: 79). Masyarakat suku laut di

desa Air Sena sangat kurang minatnya dalam masalah pendidikan, bahkan ada

diantara mereka yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan, putus sekolah,

dan hanya beberapa yang bersekolah hanya sampai lulus SD.

Apabila dilihat dari akses pendidikan yang disediakan oleh pemerintah

Kabupaten Anambas, bisa dikatakan akses tersebut untuk jenjang awal

menganyam pendidikan tingkat dasar telah memadai yaitu dengan adanya Sekolah

Dasar (SD) di wilayah tersebut dan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP), serta Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di wilayah Air Asok yang

lokasinya mudah dijangkau oleh orang Air Sena. Dikatakan mudah karena mereka

tergolong masyarakat yang berekonomi menengah ke atas untuk akses mereka

berpergian mereka menggunakan speedboat yang diketahui bahwa tidak semua

orang didaerah Anambas yang memiliki transportasi mahal tersebut.

Orang tua sangat mempunyai peranan dalam peningkatan mutu pendidikan,

orang tua harus menjadi pendorong agar anak minat terhadap sekolah,

mengenyam pendidikan bahkan setinggi tingginya seperti sebuah pepatah yang

mengatakan “ tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina “. Orang tua juga harus

mampu memenuhi segala kebutuhan moril dan materil, tidak hanya kebutuhan

materil seperti disuguhkan dengan kekayaan, kehidupan yang mewah namun

peranan orang tua dalam menunjang serta memberi dorongan kepada anak anak

mereka juga harus terlaksana. Semua kebutuhan tersebut harus di berikan secara

seimbang.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian masalah

tersebut dengan mengambil judul : “ Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan

Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan Siantan

Kabupaten Anambas”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diambil sebuah pokok

permasalahan dalam penulisan ini yaitu : Bagaimana Peranan Keluarga Dalam

Menumbuhkan Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan

Siantan Kabupaten Anambas ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keluarga dalam

menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena Kecamatan

Siantan Kabupaten Anambas.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaaat teoritis

ii

Sebagai pengembangan ilmu secara umum terutama yang membahas

masalah masalah sosial, sehingga dapat diketahui masalah dan fenomena

yang didapatkan dilokasi penelitian. Mahasiswa mampu memahami

permasalahn permasalahan soail, khususnya tentang peran orang tua

dalam menumbuhkan minat sekolah anak.

b. Manfaat praktis

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian dengan permasalahan yang sama, sehingga ke depan dapat

menjadi pegangan awal bagi pemerintah dan masyarakat dalam

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

D. Konsep Operasional

Dalam sebuah penelitian, konsep operasional sangat diperlukan, fungsinya

agar mempermudah, memfokoskan penelitian serta sebagai panduan bagi peneliti

untuk menindak lanjuti kasus tersebut dan menghindari kekacauan akibat kesalahn

penafsiran dalm penelitian.

1. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya.

2. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

ii

3. Suku laut atau serin di sebut juga orang laut adalah suk bangsa yang menghuni

Kepulauan Riau yang kehidupannya identik dengan kehidupan laut.

4. Peran keluarga yang dimaksud yaitu peran orang tua yang merupakan agen

utama dalam hubungan sosialisasi dan kontak pertama dari anak

5. Minat sekolah merupakan suatu ketertarikan anak suku laut kepada pendidikan

sekolah

Untuk melihat peranan keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak

peneliti menggunakan pendapat dari Soerjono Soekanto tentang peranan ayah dan

ibu yang di operasionalkan sebagai berikut :

1. Memberikan teladan yang baik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ayah

dan ibu mampu memberikan teladan yang baik seperti selalu mencontohkan,

mengarahkan serta mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin,

sehingga anak mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.

2. Memberikan semangat, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan

ibu harus mampu memberikan semangat kepada anak mereka, dalam

penelitian ini pemberian semangat berupa menyediaan segala fasilitas belajar,

menyediakan tenaga pengajar tambahan seperti guru les guna untuk

menunjang minat sekolah anak tersebut.

3. Memberikan bimbingan, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ketika anak

mengalami kesulitan ketika bersekolah ayah dan ibu harus mampu mengetahui

segala kesulitan tersebut dan ayah, ibu harus mampu memberikan pengertian

dan dorongan dalam membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak

saat bersekolah tersebut.

ii

4. Sosialisasi, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan ibu harus

mampu memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi anak.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian diskriptif

yaitu berupa penyajian gambaran yang terperinci mengenai suatu situasi

khusus dilokasi penelitian. Meli G.Tan (silalahi, 2010: 28) menjelaskan bahwa

penelitian dengan mencari data diskriptif bertujuan menggambarkan secara

tepat sifat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu antara suatu

gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang ada, penelitian ini dilakukan di Desa Air

Sena Kabupaten Anambas. Alasan pengambilan lokasi didasari karena

kurangnya minat anak anak suku laut di Desa Air Sena dalam bersekolah yang

diketahui dari data yang di dapat melaui Kantor Kecamatan Siantan dari 79

anak usia sekolah yanitu rentang 7 – 19 tahun terdapat 45 anak yang

mengalami putus sekolah, sedangkan apabila dilihat dari ekonomi keluarga

mereka termasuk kedalam keluarga yang mampu atau berekonomi menengah

ke atas dan tidak ada kendala dalam biaya pendidikan anak. Sehingga lokasi

tersebut menjadi pilihan untuk peneliti melakukan penelitian.

3. Jenis data

a. Primer

ii

Menurut Sugiyono (2012: 139) menjelahkan bahwa sumber data primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Data primer secara khusus dikumpulkan untk menjawab pertanyaan penelitian.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari lapangan melalui wawancara langsng dengan informan yaitu orang tua

suku laut di desa Air Sena yang anaknya sangat kurang memiliki semngat

untuk bersekolah dengan menggunakan pedoman wawancara yang mencakup

permasalahan berkaitan dengan masalah yang peneliti angkat.

b. Sekunder

Sugiyono (2012: 141) mendefenisikan data skunder adalah ssumber data

yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui

media lain yang bersumber dari literatur, buku buku, serta dokumen.

4. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel

tetapi lebih menggunakan istilah sumber data dan informan. Untuk

mendapatkan informan maka dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti

adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:85) purposive sampling

adalah tekhnik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi, informan

dalam penelitian ini dipilih karena di anggap memang mampu memberikan

informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan. Adapun kriteria

informan dalam penelitian ini adalah :

ii

1. para orang tua yang memiliki anak usia sekolah yaitu dalam rentang

usia 7- 19 yaitu SD usia 7- 12 tahun, SMP 12- 15 tahun, SMA 15 – 18

tahun.

2. Memiliki anak yang usia sekolah lebih dari satu orang

3. Berdasarkan penghasilan dikatagorikan sebagai keluarga yang

berekonomi menengah ke atas yang dapat di ukur dengan indicator

yaitu masyarakat Desa Ai Sena yang bekerja sebagai petani ikan

napoleon, penghasilan perbulan di atas 10 juta, memiliki kendaraan

pribadi yaitu speedboat, dan memiliki rumah mewah.

Berdasarkan katagori informan diatas maka informan yang diambil

sesuai dengan kriteria tersebut berjumlah 7 orang.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang

mengharuskan untuk terjun kelapangan mengamati hal hal yang berkaitan

dengan masalah penelitian ini yang dialami tentunya adalah

1. kehidupan sehari hari anak di desa Air Sena seperti waktu mereka

sekolah, bekerja, dan bermain

2. pergaulan dengan masyarakat lainnya seperti interaksi dengan anak

suku lain di desa Air Sena tersebut.

b. Wawancara

Wawancara menurut Meleong (2011: 186 ) percakapan dengan maksud

maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh peneliti dan para informan

ii

yaitu suku laut yang dianggap mampu memberikan informasi terhadap

penelitian ini dengan menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 158) dalam melaksanakan dokumentasi peneliti

menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen,

peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Adapun

dokumentasi dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggumpulkan

dokumen dokumen yang berhubungan dengan penelitian, membuat catatan

catatan yang ditemui dilapangan serta mengambil beberapa gambar yang

berhubungan dengan masalah penelitian.alat yang digunakan dalam

metode ini yaitu kamera, cacatan, alat tulis serta beberapa alat pendukung

lain yang diperlukan

6. Tekhnik Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis deskripti, Miles dan Hubermen

(dalam Sugiyono: 2012)menggemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ditandai dengan

tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktifitas dalam analisis

meliputi :

a. Reduksi data yaitu memilah milah hal hal yang penting dari hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan.

b. Penyajian data yaitu lebih pada proses penyabaran hasil penelitian

dengan menggunakan teks narasi.

ii

c. Kesimpulan dan varifikasi yaitu hasil akhir berupa jawaban dari masalah

yang diteliti yang tadinya belum jelas sehingga menjadi lebih jelas,

sedangkan varifikasi lebih pada membuat kesimpulan sementara, ketika

turun lagi kelapangan maka harus melihat lagi berubah apa tidak

kesimpulan tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Peran Keluarga

Dalam kehidupan keluarga terdapat istilah peran dan status, nammun

terdapat perbedaan antara peran dan status tersebut, menurut SoERJONO

Soekanto (2009 : 89) satats adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam

suatu kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan

kelompok kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

Peran adalah sepernagkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system (Mubarak,

dkk.2009: 21). Peran maerujuk kepada beberapa set prilaku yang kurang lebih

bersifat homogeny, yang didefenisikan dan diharapkan secara normative dari

seseorang peran dalam situasi sosial tertentu.

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan

individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga

ii

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan

masyarakat (Setiadi,2008: 52)

Peran keluarga merupakan agen utama dalam hubungan sosialisasi dan

kontak pertama dari anak. Tiap tiap keluarga seharusnya mengajarkan si anak

untuk menjadi anggota yang bertanggungjawab, dan yang paling utama adalah

melalui keluarga. Disini anak belajar menerima norma norma sosial, sikap

sikap, nilai nilai serta pola tingkah lakunya menjadi dapat diperkirakan oleh

anggota masyarakat lainnya. Bahasa, pola pola seks, keyakinan agama, sopan

santun dan peletakan berbagai elemen elemen kebudayaan juga ditanggani

lewata keluarga (Talcot Parson dalam Khairuddin, 2002: 126)

Menurut Setiadi (2008: 50) setiap anggota keluarga mempunyai peran

masing masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai

peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi

rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu. Peran Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh

dan pendidik anak anak, pelindung keluarga dan juga anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial

sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Soerjono Soekanto (2009: 116) Diindonesia, seorang ayah dianggap

sebagai kepala keluarga yang diharapkan mempunyai sifat sifat kepemimpinan

yang mantap. Sesuai dengan ajaran ajaran tradisional seorang pemimpin harus

dapat memberikan teladan yang baik, memberikan semangat sehingga

pengikut itu kreatif, dan membimbing, sebagai seorang ayah harus mengerti

ii

serta memahami kepentingan kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya.

Kiranya kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibupada masa anak anak

besar sekali. Sejak dilahirkan peranan tersebut tampak dengan nyata sekali

sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu

mempunyai peran yang besar sekali (bahkan lebih besar dari peran ayah).

Menurut Mubarak,dkk (2009:31) terdapat dua peran yang mempengaruhi

keluarga yaitu peran formal dan peran informal.

1. Peran formal keluarga adalah peran peran keluarga yang terkait perilaku

yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara

merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran

perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu

system. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami- ayah,

istri- ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah

tangga ,merawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi,

memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpautik

(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan) dan peran sosial.

2. Peran informal keluarga peran peran informal bersifat implicit, biasanya

tidak tampa, hanya untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan emosional

individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.

a. Peran adapif antara lain : pendorong memiliki arti bahwa dalam

keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima

konstribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain

ii

dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan

bernilai untuk didengarkan.

b. Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat

diantara para anggot, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan

pendapat. Inisiator- contributor yang mengemukakan dan mengajukan

ide- ide baru atau cara cara menggingat masalah masalah atau tujuan

tujuan kelompok.

c. Pendamai bearti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat

diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

d. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam

memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota

keluarganya.

e. Merawat keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat

anggota keluarga jika ada yang sakit.

f. Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan

memonitori komunikasi dalam keluarga. Poinir keluarga adalah

memebawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing mendapat

pengalaman baru. Sahabat penghibur dan coordinator yang berarti

mengorganisasi dan merencanakan kegiatan kegiatan keluarga yang

berfungsi menggangkat keakbaran dan memerangi kepedihan.

Pengikut dan sanksi kecuali dalam beberpa hal, sanksi lebih pasif.

Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.

ii

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola prilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat. Keluarga merpakan tempat terjadinya

proses sosiolisasi yang pertama bagi setiap individu. Keluargalah yang

pertama tama mengarahkan seseorang bertindak sesuai dengan kebiasaan

masyarakatnya.

Lewat sosialisasi yang terjadi dalam keluarga individu dapat menjalankan

peran yang diharapkan darinya. Keluarga juga sekaligus menjadi lembaga

pengontrol prilaku sosial. Tiap keluarga memberikan pengawasan terhadap

prilaku anggotanya. Keluarga memiliki peran prilaku sosilaisasi bagi anggota

baru masyarakat untk memperkenalkan aturann, norma maupun nilai nila

sosial yang dianut sekitarnya. Keluarga disebiut sebgai prilaku sosilaisasi

primer dasar.

Keluarga merupakan satu kesatuan hidup ( system sosial ),, namun setiap

anggota keluarga memilki peran masing- masing. Pemaparan secara detail

mengenai peran anggota keluarga adalah sebagai berikut : peran ibu dalam

pendidikan anak- anaknya ( Purwanto, 2011 : 82 )

a. Sumber dan pemberi kasih sayang

b. Pengasuh dan pemelihara

c. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

d. Pendidik dalam segi- segi emosional

ii

Menurut Kartono, (1992 : 8 ), peran ibu adalah sebagai berikut : sebagai

istri dan teman hidup ( companion ) sebagai partner seksual. Sebagai

pengatur rumah tangga ( home – maker ). Sebagai ibu0 dari anak- anak dan

pendidik. Dari pendapat tersebut tidak ada perbedaan tetapi saling

melengkapi. Ibu sebagai istri dan teman hidup harus bisa mendampingi suami

dalam keadaan apapun seperti mengatur kehidupan rumah tangga. Sebagai

ibu dari anak- anak dan pendidik maka ia harus mengasuh dan memelihara

serta emberi rasa kasih saying kepada anak- anaknya. Ibu merupakan

pendidik dari segi emosional.

Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, Purwanto ( 2011 : 83 )

menjelaskan peran ayah dalam mendidik anak yang lebih dominan adalah :

a. Sebagai sumber kekuasaan dalam keluarga

b. Pelindung terhadap ancaman dari luar

c. Pendidik dari segi rasional

Menurut Soerjono Soekanto (2009 : 23 ), kelurga batih memiliki peran

sebagai berikut :

1. Sebagai pelindung pribadi- pribadi anggota kelurga dimana

ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut

2. Merupakan unit sosial ekonomi yang secara materil memenuhi

kebutuhan anggota- anggotanya

3. Menumbukan dasar- dasar bagi kaidah- kaidah pergaulan hidup

ii

4. Merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal,

yakni suatu proses dimana manusia memperlajari dan mematuhi kaidah-

kaidah dan nilai- nilai yang berlaku di masyarakat.

Fungsi sosialisasi atau pendidikan dalam peran keluarga adalah untuk

mendidik anak mulai dari awal ampai pertumbuhan anak hingga terbentuk

kepribadiannya. Anak- anak harus memproleh standar tentang nilai- nilai

apa yang di peroleh, apa yang baik, apa yang indah, apa yang patut dan

sebagainya. Dalam kelurga anak- anak mendapat segi- segi utama dari

kepribadiannya, tingkat lakunya, tingkah pekertinya, sikap dan reaksi

emosionalnya. Oleh karena itulah kelurga merupakan perantara diantara

masyarakat yang luas dan individu.

Dilihat dari segi pendidikan, kelurga merupakan satu kesatua hidup (

system nasional ) dan kelurga menyedikan situasi belajar. Sebagai satu

kesatuan hidup bersama ( system sosial ) kelurga terdiri dari ayah, ibu, dan

anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat

persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerjasama, disiplin,

tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.

Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga menyedikan situasi

belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak sangat bergantung kepada

orangtua, baik karena keadaan janiahnya maupun kemampuan intelektual,

sosila dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang

diajarkan orangtua. Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak- anak

menurut Hasbullah ( 2009 : 89 ) adalah sebagai berikut : cara orangtua

ii

untuk melatih anak untuk menguasai cara- cara mengurus diri, seperti cara

makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh- sungguh

membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan

dirinya sebagai pribadi.

Sikap orangtua sangat mempengaruhi oerkembangan anak. Sikap

menerima atau menolak, sikap kasih syanag atau acuh – tak acuh, sikap

sabar atau tergesa- gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara lansung

mempengaruhi reaksi emosional anak.

2. Pendidikan anak suku laut

Dalam kajian sosioligi pendidikan secara mikro, perspektif yang sering

digunakan adalah perspektif fenomenologis yang harapannya dapat melihat

danmemahami sebuah arti dari sebuah fenomena, data dan sebagainya. Sedangkan

kajian makro dipakai untuk melihat dan memahami bagaimana pengorganisasian

dunia pendidikan, pembentukan institusi dan birokrasi pendidikan.

Sikap Komunitas Adat Terpencil khususnya Suku Laut sangat tidak peduli

terhadap pendidikan, dengan berbagai macam alasan, seperti sikap tertutup

dengan masyarakat suku lainnya; upaya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan

nenek moyang; setiap harinya mereka lebih disibukkan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Persoalan terakhir ini tampaknya menjadi kendala besar bagi

masyarakat Suku Laut, karena tidak sempat dan tidak mau berinteraksi dengan

kelompok lain, termasuk tidak memberi kesempatan bagi anak-anak mereka untuk

memasuki Sekolah. Sejak kecil sudah diajarkan setiap harinya hidup di pinggiran

laut dan bekerja membantu orang tua. Sedangkan Pendidikan menurut Zainudin

ii

Maliki ( 2008:272) memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pendidikan bukan saja sebagai

alat membentuk sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi melainkan

diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial.

Masyarakat suku laut menganggap pendidikan merupakan suatu hal yang

tidak begitu penting dalam menjalankan kehidupan padahal perspektif Durkheim

(dalam Zainudin Maliki, 2010:90) menggambarkan generasi muda memerlukan

pendidikan untuk mepersiapkan diri memasuki kehidupan ditengah masyarakat.

Durkheim mengakui saling ketergantungan ekonomi saja tidak cukup. Pendidkan

sebagai dasar masyarakat menentukan proses alokasi dan distribusi sumber-

sumber perubahan. Begitu juga dengan masyarakat suku laut tersebut, pendapatan

dan kemapanan ekonomi saja tidak cukup untuk membutu seseorang dapat

bertahan hidup.

Institusi pendidikan harus menempatkan diri sebagai wadah kelangsungan

sosialisasi nilai-nilai kolektif. Dalam beberapa masyarakat, pendidikan itu

berlangsung di tengah keluarga dan sebagai suatu sistem sosial keluarga memiliki

peran yang sangat besar untuk memberikan pendidikan kepada anak-

anak.Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu

cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang

disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang

paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang

terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam

pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.

ii

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masyarakat Di Desa Air Sena

Desa Air Sena merupakan sebuah Desa yang berada di Kabupaten Anambas,

masyarakat di Desa Air Sena merupakan penduduk asli yang berasal dari suku

laut, setelah dibangunya akses akses seperti perkantoran, sekolah terdapat juga

suku lainnya seperti suku melayu, batak, padang, jawa, bugis, yang menempati

desa tersebut. Masyarakat suku lain yang menempati wilayah Air Sena bukan

merupakan masyarakat asli sari Desa Air Sena masyarakat tersebut hanyalah

masyarakat yang ditugaskan untuk bekerja seperti menjadi tenaga pendidik,

menjadi pegawai kentor yang berada di wilayah Desa Air Sena.

ii

Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya berasal dari suku laut yang

tingga di sampan, tidak menetap di pulau tersebut, tetapi hanya dating ke

pulau Air Sena saat cuaca bagus dan musim ikan tiba. Masyarakat suku laut

mulai menempati Desa Air Sena saat mereka mendapatkan keuntungan dari

berjualan ikan napoleon. Di Desa Air Sena banyak terdapat ikan napoleon,

dari hasil yang didapatkan saat berjualan ikan napoleon mempbuat masyarakat

suku laut tertarik untuk menempati wilayah tersebt dengan membangunrumah

dan tinggal menetap di Desa Air Sena.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Informan

Dalam sebuah penelitian kualitatif informan sengaja dipilih oleh peneliti,

karena dianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang sedang

diteliti. Dalam penelitian ini informan yang dipilih adalah penduduk yang

memang berasal dari desa Air Sena atau penduduk yang memang telah lama

tinggal di desa Air Sena, yaitu yang dari kecil sampai mempunyai keturunan

memang telah menempati desa tersebut. Yang di tentukan berdasarkan umur,

lama menetap di desa Air Sena, jumlah anak dalam anggota keluarga, rata rata

penghasilan perbulan.

B. Analisis Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak

Suku Laut Di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas

1. Pendidikan Masyarakat Suku Laut di Desa Air Sena

ii

Pandangan Durkheim (d alam Zainudin Maliki, 2010 : 90) menyatakan

bahwa masyarakat sku laut menggangap pendidikan merupakan suatu hal

yang tidak begitu penting dalam menjalankan kehiidupan. Berkaiantan

dengan pandangan Durkheim tersebut memang pada kenyataannya

masyarakat suuku laut banyak yang tidak bersekolah karena menggangap

bahwa pendidikan sekolah bukan merupakan suaatu hal yang penting mereka

lebih mementingkan pendidikan yang mereka dapatkan secara turun temurun

yaitu menguasai pendidikan alam. Masyarakat suku laut di Desa Air Sena

awalnya sama sekali tidak mengenal pendidikan bahkan untuk berinteraksi

dengan mereka saja tergolong susah, karena sifat mereka yang tertutup sulit

menerima orang luar untuk berinteraksi.

Seiring perkembangan zaman orang tua dari anak anak suku laut di desa

Air Sena juga mempunyai semangat yang tinggi agar anak anak mereka

bersekolah, walaupun rata rata masyarakat yang telah mempunyai anak di

desa tersebut sama sekali tidak mengenyam pendidikan, namun untuk

generasi penerus mereka dorongan untuk belajar terus dilakukan agar

menjadi generasi penerus yang mempunyai ilmu.

2. Peranan Keluarga suku Luat Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah

Anak di Desa Air Sena

Dalam menumbuhkan minat belajar anak tidak akan pernah terlepas dari

berbagai peran yang harus dijalankan orang tua. Kedudukan dan fungsi suatu

keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental,

keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing

ii

anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan

tanggung jawab orang tuanya. karena itu nasib dan masa depan anak-anak

adalah tanggung jawab utama orang tua.

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan

memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas dari beragamnya

asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jauh jatuh dari

pohonnya”adalah sebuah gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang

tua terhadap perkembangan anaknya. Supaya orang tua dan sekolah tidak

salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang

baik diantara kedua belah pihak.

Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik

anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru, agar berjalan dengan baik

kerja sama diantara orang tua dan sekolah maka harus ada dalam suatu rel

yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di

rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati

oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak

Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing.

Dalam pendidikan anak. Dalam pendidikan anak orang tua lah yang pertama

berkewajiban memberikan teladan yang baik untuk anak, memberikan

semangat dalam belajar anak, memberikan bimbingan serta memberikan

sosialisasi tentang pentingnya sekolah kepala anak anak mereka.

a. Memberikan Teladan yang Baik

ii

Orang tua merupakan contoh utama dalam pendidikan non formal bagi

anak anak mereka, setiap orang tua mempunyai peranan yang sangat

penting untuk memberi contoh awal buat anak anak mereka. memberikan

teladan yang baik merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh orang tua

untuk memberi contoh yang baik kepada anak anak mereka, agar contoh

yang diberikan tersebut mampu diikuti oleh anak anak.

Memberikan teladan yang baik kepada anak bisa dilakukan dengan

berbagai cara seperti berkata jujur, hidup bersih, rajin beribadah dll, orang

tua harus selalu melakukan hal tersebut apbila mengginkan anak tidak

menjadi seorang pembohong, hidup bersih, rajin dll. Di dalam

menumbuhkan minat sekolah dan untuk meningkatkan kemauan

belajarnya orang tua anak Suku laut di Desa Air Sena mengakui bahwa

meraka dalam memberikan teladan yang baik kepada anak anaknya

dengan memberi contoh terhadap penggunaan waktu yang bermanfaat.

Perasaan marah, kesal di rasakan oleh orang tua suku laut di desa Air

Sena apabila anak tidak mau mengikuti contoh yang mereka berikan,

namun sebagai orang tua mereka selalu mencari cara agar anak anak

senantiasa mau mengikuti setiap arahan dan contoh contoh baik dari

mereka. karena orang tua merupakan tempat utama yang selalu mengerti

bagaimana sifat dan karakter anak mereka masing masing.

Teladan adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tt

perbuatan, kelakuan, sifat, dsb) http://www.artikata.com . Teladan orang

ii

tua dalam menumbuhkan minat sekolah anak yaitu teladan dalam

penggunaan waktu, orang tua mampu memberikan contoh tentang

penggunaan waktu agar dimanfatkan sebaik mungkin oleh anak ank

mereka hal tersebut bertujuan agar waktu yang digunakan anak anak lebih

banyak difokoskan kepada belajar.

b. Memberikan Semangat

Setiap orang tua harus mampu memberikan semangat kepada anak

mereka dengan tujuan agar kemauan anak dalam bersekolah ataupun belajar

terus meningkat, pemberian semangat terhadap menunjang minat anak

sekolah anak, salah satu cara yang harus dilakukan untuk mewujudkan proses

belajar agar berjalan dengan lancar orang tua harus menyedikan segala

fasilitas yang dibutuhkan anak anak mereka dalam belajar. Masyarakat di

desa Air sena yang telah mengenal dunia pendidikan walaupun kehidupan

mereka dikatakan buta huruf namun untuk anak anak, mereka berperan

dalam menyediakan berbagai fasilitas agar anak anak mereka tidak kesulitan

dalam belajar.

Dalam pemenuhan fasilitas belajar anak status sosial ekonomi keluarga

mempunyai peranan terhadap perkembangan anak anak. Keluarga yang

berekonomi cukup menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh

anak didalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia dapat kesempatan

yang lebih luas di dalam memperkenalkan bermacam macam kecakapan

ii

yang mana kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau

tidak ada alat alatnya (Abu Ahmadi, 2004 : 91)

Pendapat yang dikemukan oleh Abu Ahmadi berkaitan dengan

penelitian yaitu bahwa kehidupan ekonomi masyarakat suku laut

dikatagorikan sebagai keluarga yang sangat mampu dalam pemenuhan

kebutuhan terhadap fasilitas belajar anak mereka dan itu juga dibuktikan

dengan berbagai fasilitas telah dipenuhi oleh orang tua untuk menunjang

proses belajar anak anak mereka. Tidak mungkin pembelajaran akan

berjalan denagn lancar tampa ada fasilitas yang menunjang hal tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua terhadap pemenuhan

fasilitas belajar telah terlaksana, namun untuk mewujudkan agar anak anak

mereka bisa menjadi orang yang cerdas hal tersebut tergantung kepada

anak anak mereka. ditemukan dilapangan bahwa walaupun orang tua

sudah menyediakan fasilitas belajar yang sangat memadai tetapi minat dari

anak anak tersebut sangat kurang dalam masalah belajar karena anak anak

mereka menggangap lebih gampang belajar dengan alam dari pada belajar

pelajaran sekolah yanag harus menulis, menghitung dan lain sebagainya.

Fasilitas yang mahal yang disedikan orang tua seperti computer, ipad,

tab yang dijadikan mainan saja, ditambah lagi tidak adanya fasilitas

penunjang akses tersebut seperti tidak adanya jaringan internet. Seperti

buku hanya dijadikan pajangan saja bagi anak anak tersebut.

c. Memberikan Bimbingan

ii

Ketika anak anak bersekolah tidak semua dari mereka yang

mendapatkan kemudahan dalam belajar, terkadang berbagai kesulitan

juga dialami anak anak dalam menagkap pelajaran yang diberikan oleh

guru di sekolah. Untuk itu peran orang tua sangat penting dalam

mengetahui kesulitan apa saja yang di hadapi anak anak mereka saat

belajar di sekolah. Untuk mengetahui hal tersebut tentunya orang tua

tidak boleh terlepas komunikasi dengan dengan guru untuk menanyakan

hal tersebut.

Guru merupakan tenaga pendidik di sekolah yang benar benar

mengenahui apa saja kendala atau kesulitan anak dalam bersekolah,

komunikasi antara antara guru dan orang tua menjadi penghubung untuk

mencari solusi tentang kesulitan yang dihadapi anak di sekolah tersebut.

Kesulitan kesulitan tersebut bisa muncul ketika anak anak sedang belajar dan

susah mengerti tentang hal yang diajarkan tersebut.

Untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami anak dalam belajar

di sekolah orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, tidak

terlepas juga untuk orang tua anak anak suku laut di desa Air Sena. Ketika

anak anak mengalami kesulitan belajar dan merasa belajar merupakan

suatu hal yang sangat sulit membuat anak anak tersebut tidak mau

mendengarkan saran dari orang tua dan malas untuk belajar bahkan

bersekolah. (Gunawan, 2010 : 99 ) orang tua perlu cepat tanggap terhadap

gejala gejala yang mengarahkan kenakalan agar secara dini dapat

ii

dilakukan penagkalan terhadap anak anaknya. Bila perlu agar bekerja

sama dengan pihak pihak terkait, seperti guru gurunya, pengusaha

setempat, para pakar.

Dalam menangani masalah kesulitan anak dalam belajar orang tua

suku laut di desa Air Sena mengetahui gejala gejala dari kesulitan yang

dihadapi anak anak mereka, namun untuk menjalankan peran mereka

menolong anak dalam mengatasi kesulitan tersebut orang tua secara

sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak mereka

menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu

dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada

anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau

membimbing apa yang anak mereka tidak pahami.

d. Sosialisasi

Proses sosialisasi setiap orang terjadi sejak lahir di muka bumi sampai

meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi.

Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang

sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya

waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya

belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar.

Ketika seorang anak telah menganjak usia sekolah sosialisasi tentang

sekolah harus diperkenalkan oleh orang tua kepada anak anaknya, sehingga

anak lebih mengetahui tentang pentingnya sekolah hal tersebut bisa

ii

memunculkaan minat sekolah anak. Sosialisasi yang dilkaukan oleh orang tua

tentang sekolah bisa dilakukan dengan cara memberi motivasi kepada anak.

Masyarakat suku laut di desa Air Sena memberikan sosialisasi kepada anak

anak mereka dengan cara memberitahu bahwa sekolah itu penting, menyuruh

anak anak bergaul dengan kawan kawan yang telah bersekolah dan seusia

mereka, meminta guru di sekolah memberitahu bahwa sekolah itu

menyenangkan.

Orang tua di desa Air Sena mengakui bahwa dengan adanya sosialisasi

yang diberikan anak anak mengetahui tentang pentingnya pendidikan,

namun dikarenakan anak anak suku laut mengalami kendala atau kesulitan

kesulitan seperti sulitnya memahami bahasa Indonesia, sulitnya belajar

berhitung karena tidak paham membuat minat sekolah mereka menjadi

berkurang terhadap sekolah, dan mereka lebih suka belajar dengan alam.

Soerjono Soekanto (2009 : 116) Didalam proses sosialisasi seorang

seorang ayah harus mampu menanamkan hal hal yang kelak dikemudian

hari hari merupakan modal utama untuk dapat berdiri sendiri. Dari

keterangan keterangan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

disimpulkan bahwa dalam memberikan sosialisasi tentang pentingnya

sekolah peran orang tua suku laut di desa Air Sena telah dijalankan, tetapi

dengan kesulitan kesulitan yang dialami oleh anak anak suku laut saat

belajar membuat minat sekolah anak tetap berkurang. Orang tua telah

berusaha menanamkan nilai pentingnya sekolah untuk anak anak mereka

ii

sehingga nantinya anak anak mampu berdiri sendiri manjadi orang yang

pintar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat suku laut yang berada di desa Air Sena pada umum nya

masyarakat yang mempunyai kehidupan tidak menetap, mereka hidup berpindah

pindah dan tidak mempunyai rumah di darat. Namun dengan perkembangan

ii

zaman dan mereka mendapatkan lokasi yang sangat baik sebagai petani ikan

napoleon sehingga membuat mereka menjadi masyarakat suku laut yang kaya

dengan kehidupan materi. Orang tua yang tidak bersekolahpun menyadari bahwa

pentingnya pendidikaan terhadap anak anak mereka, karena tidak hanya ilmu alam

saja yang harus dikuasai anak anak mereka dunia pendidikan juga harus dikuasai.

Sehingga peranan keluarga atau orang tua anak anak suku laut di desa Air

Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak dapat dilihat yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan teladan yang baik, peran ayah dan ibu dalam memberikan

teladan yang baik seperti selalu mencontohkan, mengarahkan serta

mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, sehingga anak

mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat telah

dilaksanakan oleh orang suku sehingga dalam penggunaan waktu keseharian

anak labih terkontrol dengan teladan yang diberikan oleh orang tua tersebut.

2. Memberikan semangat, untuk memberikan semangat kepada anak anak suku

laut orang tua menyediakan fasilitas belajar untuk anak anak mereka, dan

dapat dikatakan orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena telah

menjalankan peran tersebut. Dengan kondisi ekonomi yang sangat memadai

orang tua mampu menyediakan berbagai fasilitas belajar. Samapai fasilitas

yang beharga mahal sekalipun.

3. Peran dalam memberikan bimbingan, dalam mengetahui kesulitan anak

dalam bersekolah orang tua telah mampu mengetahui apa saja yang menjadi

kesulitan anak mereka dalam belajar di sekolah yaitu kesulitan belajar

membaca, menulis, dan berhitung sehingga orang tu bisa memakhlumi

ii

keluhan anak anak mereka apabila tidak mau bersekolah. Untuk menjalankan

peran mereka menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar orang

tua secara sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak

mereka menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu

dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada

anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau membimbing

apa yang anak mereka tidak pahami.

5. Sosialisasi, dalam menumbuhkan minat sekolah anak, orang tua suku laut di

desa Air Sena telah memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi

anak anak mereka yaitu dengan cara memberitahu secara langsung, meminta

bantuan guru untuk memberitahu kepada anak mereka penjelasan tentang

sekolah, serta selalu mendorong anak anak bergaul dengan anak yang

bersekolah sehingga anak mereka bisa termotivasi.

Secara keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa

orang tua suku laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat belajar anak

anak meraka telah dijalankan dengan baik.

B. Saran

1. Diharapkan kepada orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena agar

tidak putus asa dalam menjalankan berbagai peran dalam menumbuhkan

minat belajar sehingga anak anak mereka menjadi penerus generasi yang

ii

bisa mendapatkan pendidikan setinggi mungkin dan memiliki semnagat

tinggi dalam bersekolah.

2. Tenaga pendidik di Desa Air Sena juga harus lebih khusus

memperhatikan berbagai kendala kendala yang dihadapi oleh anak anak

suku laut dalam belajar, serta memberi pembinaan yang khusus sehingga

mereka lebih mengerti ilmu yang seharusnya merekadapatkan.

3. Untuk anak anak suku Laut di desa Air Sena agar lebih bersemangat lagi

dalam belajar, karena segala kesulitan yang dihadapi pasti akan bisa diatasi

asalkan mau belajar lebih semangat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

ii

Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana Media Group.

Drs. Gunawan Ary H. 2010, Sosiologi Pendidikan (suatu analisis sosiologi

tentang pelbagai problem pendidikan) Jakarta : PT. Rineka Cipta

Drs. H Ahmadi Abu, 2004, Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Drs. H Khairudin, H.S 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty.

Hasbullah, 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Surabaya: CV. Mandar

Maju

Koentjaraningrat 1984. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta :

PT. Gramedia.

Maliki, Zainuddin.2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University.

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV

Sagung Seto.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung.

Remaja Rosda Karya.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

ii

Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Setiadi, 2008, Keperawatan Keluarga, Jakarta : EGC

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta.

Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja

dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta

T.O Ihromi, 2004, Bunga Rampai Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Prof. Dr Zen, Muhammad, 2002, Orang Laut Studi Etnopedagogi. Jakarta :

Yayasan Bahari Nusantara

Prof. Dr. Damsar, 2011, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Pranamedia

Group

WJS, Poerdarminta,1992, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka

Wiener dalam Jurnal Yulinda Erma Suryani, 2010. Kesulitan Belajar.

Maliki, Zainuddin, 2008, Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Sumber lain :

http://www.siperubahan.com di akses 2 april 2015

ii

(http://educare.e-fkinpula.net) di akses 1 mai 2015

http://www.artikata.com/arti-353757-teladan.html di akses 17 November 2015