Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN
PERANAN MIKRO,BIA TANAJI, NUTRISI,
DAN PEMILIHAN JENIS DALAM USAHA
AKSELERASI REHABILITASI LAHAN KRITIS ..,.-
PRO'\ E~ PPPf - UGM TAHUN 1983/1984
~OMER K.O~TRAK. 123/PLT: Ill/ TH. 5/ UGM /83
TAN GOAL 15 J\I.Nl 1983
LE
DIAJUKA N OLEH
ATMODJO THOJ18 HARY.ONO SUPRIYO
DJUWANTOKO
FAK.ULTAS KEHUTANAN UGM
KEPA DA
YOGYAKARTA
1984
• . . . ' .. ,_
j
•
PRAKATA
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari kemungkinan mere-
habilitasi lahan kritis secar~ eda:fis Cpeman:faatan mikrob1.a tanah
dan manipulasi nutrisi) dan biologis (dengan melakukan pemilihan
jenis tanaman yeng tepat). Apabila penelitian ini berhesil ia
akan sangat bet'mF.:nfaat dalam meningketke.n keberhesilan usaha reb.2,
asasi dan penghi jauan lahan-lahP,n kri tis. Hal ini berarti ikut
menyUkseska-n sale,h s.<:tu program Pembangunan Lingkungan Nasional. \.
Pada prinsipnya pehelitian ini d<:~p~t berjalan sesuai dengan
rencana. Hanya pehelitian populasi mikorisa tidak dilakukan kar~
na berdasar pustak3t mikorisa telah terdapat pada sejala jenis t~
nah hutan.
PenelitiRn dimui~i bulan No?ember 1983 dan diakhiri bulah
Juni 1984~ di rumah k<1ca dan di laboratoriu!II jurusen Budi Daya Ke
hUtF!nah Fnkui tas Kehutahan llGM, Yogyttkarh .• ...
Sejak dari persiapah sampai deng0n penulisan laporan, pelak-
san~ ~endapat banturn dari berbarai pih~k.
Untuk i tu semu<=my<:~ diucE:pkan terim"tkc:.sih, terutama ket- .da Lem'bae:-..
Penelitian Universitas Gadjah Mada yang menyedi~k~n dananya.
Yogyakarta, Juni 1984
Pembimbing, Ka.Sub.Bag. Penelitian1
Oemi Hani'in Boe5eno Atmodjo Thojib
ii
I r1 . -~
.1 I
j . J
I
PRAKATA DAFTAR ISI
:INT:ISA:RI
DAFTAR ISI
0 • 0
BAB I. PENGANTAR 0 ... 0 ...
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
2 .1. 2 .. 2. 2.3 ..
.Latar be1akang Tinjau':ln puste.kR Hipotesa Rencanc pene1itian
. . .
Bahan dan a1at pene1itian Ja1annya pene1itian Cara ana1isis • o • o • •
. . . 0 0 Cl () v 0
• • 0
D • 0 0 . . . . . . . • 0 • . .
- . . . Cl 0 0 •
0 0 • Q . . .
BAB !II.
;.L. 3.2.
HASIL PENEttTIAN DAN PEMBAHJI.SAN
Hasi1 pene1itian •••• Pembah~sah hasi1 pene1itian
. . . .
KlnSUlPUtAN 0 0 0 tl 0 0 0 0
DJI.FTAR PUSTAKA.
ii
iii
1
1 2 5 5
7
7 8 9
10
., ·'
15 16.
iii
) 1,
I
\ 1
I A
•
INTISARI
Masalah tanah kritis di Indonesia sampai s11at ini masih belum
terpecahk~n cara merehab111tas1nyD, meskipun berbagai ucahe telah
dilaktik<m. JumH,h tannh kri tis di Indonesia tidak berkurang tetn
pi b13hko..n bertf'lmbah.
Hal ini disebo..bkan oleh teknik cocok tnnam yang tidak tepat (per-
ladangan).
S:"J.lah satu cnra untuk merehabilitasi tanah kritis tersebut
ialah dengan menanaminya deng~n jPnis legum dan dirangsang dengan
penambahan unsur hRra P (forfor) dan memanfaatkan mikrobia tanah
yang tersedia (mikorisa).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis legum cocok di·
pakai untuk merehabilitasi tanah kritis.
iv
BAB I PENGANTAR
1.1. Latar belakang permasalahan
Usaha merehabilitasi tanah kriti~ telah lama dilakukan oleh
Pemerintah RI. 4 Berbagai~uaaha telah dilakukan untuk menyukseskan
usaha tersebut tetapi sampai saat 1ni hasilnya masih belum seper
ti yang diharapkan. Luas tanah kritis bukannya berkurang melain~
kan bahkan bertambah terus. Salah satu sebab bertambahnya lahan
kritis tersebut adalah kekeliruan teknik cocok tanam (maeih ber-
langsung sistem perladangan berpindah).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari kemungkinan me
rehabilitasi tanah kritis dengan memanfaatkan mikrobia tanah (da
lam hal ini jamur pembentuk mikorisa) dan manipulasi nutrisi ar
tinya dengan menambah unsur tertentu yang sangat diperlukan oleh
tumbuhan (dalam hal ini unsur P).
Disamping itu juga dipakai cara biologis, maksudnya ialah dengan
•
memi·lih jenis tanaman tertentu yang secara alami dapat menyesuai
kan dengan kondisi kri tis.. Untuk keperluan ini di pilih tiga SJ>.e-.
cies 1egum yang mudah dan terdapat banyak dimana-maha. Ketiga
jen!s legum yang dipilih adalah iamtoro gung (Leucaena· leucooepha-
1!), gliriside (Gliricidia sepium) dan Kaliandra (Calliandra
calloth:rrsus).
Apabila penelitian ini memberikan hasil yang positif artinya
dengan penambahan unsur hara dan pemilihan jenis dapat memberikan
produksi biomae yang tinggi maka ia akan memberikan sumbangan yang
besar terhadap keberhasilan usaha Pemerintah RI untuk m•~ehabili•
tasi tanah kritis, ditinjau dari segi teknis. Dipandang dari se
gi Ilmu Pengetahuan hal ini bM"al"ti akan •engembangkaa pengetahu- ...
an yang menyangkut lif1gkungan tempat tumbuh, yaitu : tnikrobia ta nah dan keharaan bagi jenis-jenis t~naman reboasasi dan penghija~
an.
1.2. Tinjauan pustaka
Pengertian tanah kritis adalah tanah yang tidak produktif.
T~nah tersebut mungkin sudah memprodtiksi tetapi produksinya belum
optimal sehingga masih bisa ditingkatkan.
·Ada tiga masalah yang merupakan kendala delam usaha Pemerin-
t.ah untuk merehabilitasi tanah kritis. Ketiga masalah tersebut
masing-masing ialah = pertama = susahnya memperoleh bibit dan be-
nih tanaman yang baik dan cocok untuk suatu daerah. Kedua, luas~
nya kritis di Indonesia. Saat ini di Indonesia terdapat 43 juta
ha bahan ktlitis yang terdiri dari 23 juta ha semak :belUkar, dan20
juta ha lahan yang hidro-orologis kritis; Ketiga, luas lahan,.kri-
tis tersebut diperkirakan tiap tahun bertambah 0,5 juta J:a. Hal
.ini disebabkan masih berlangsungnya kegiatan perladangan berpindah.
Lahan kritis tersebut keadaannya membahayakan bagi stabilitas dan
kontinuitas tata-air serta alam lingkungan (Suranggajiwa, 1975).
Untuk merehe.bilitasi lahan-lahan kritis dapat dilakukan de-
ngan dua cara, ialah : pertama- secara sipil teknis d'!ln kedua·S,!
cara biologis. Secara sipil teknis misalnya dengan pembuatan te-
raseringf check-dam dan trucukan. BPngunan-bangunan tersebut di-
maksudkan aebagai penahan tanah yang tererosi kebawah. Cara bio-
~ogis dilakukan dilakukan dengan menanami lahan tersebut dengan
jenis-jenis tanaman yang cocok, bl.'aaanya · · · JenJ.s pl.onir yang tidak
menghendaki persyaratan tumbuh ya~g tinggi.
Dari berbagai jenis tanamr:in yang di tanam untuk usaha rehabi·~
litasi lahan kritis ternyata t~dak semuanya memberikan hasil yang
punyai persyaratan tertentu unt~k dapat hidup dengan baik.
Dari beberapa percobaan yang dilakukan oleh Soedjoko (1977) dengan
beberapa jenis legum yang diamati selama. tiga tahun ternyata bah-
wa gli~isidia memberikan persenta~e hidup yang terbesar diikuti
• berturtit-turut oleh sonokeling (Dklbergia latifolia) dan kalian-
dra. Menurut Trisetyo (1980), lamtorogung menunjukkan pertumbuh~
an yang cepat dan persentase hidup jl'ang tinggi di Wahagama I, Gu~ •,
nung Kidul. Keberhasilan penanaman jenis-jenis tersebut diatas
di Wanag~ma I memberikan dampak positif yaitu pada saat in~ o~·
penduduk ~isekitar Wanagama I menanami pekarangannya dengan keti-
ga jenis tanaman tersebut. Hanya pada lahan yang sudah sangat
kritis saja ketiga jenis tanaman tersebut tidak baik pertumbuhan-
nya. Tetapi ini juga berarti bahwa sudah tidak ada tanaman lain
yang bisa hidup di lahan tersebut. Ketidak suburan ketiga jenis
tanaman tersebut di lahan yang sudah sangat kritis ini disebabkan
karena miskinnye tauah/lahan tersebut ekan unsur hara. Hal: ini
disebabkan oleh erosi yang terus menerus terjadi sehingga unsur
haranya juga ikut terkuras. Tanah tropik adalah tanah yang miskin
akan unsur hera P (Fox, 1978), pada hal unsur ini merupakan unsur
makro bagi tumbuhan. Dengan demikian karena proses erosi maka ba-
nyak unsur P terlarut sehingga tanaman menjadi tidak subur.
Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa
pemberian unsur P pada waktu men.anam, baik selama di persemaian
maupun setelah dilapangan menunjukkan hasi::i. Jr:•ue; j)Oo.:tif dalam ar-
. I
ti dapat meningkatkan persen hidup maupun pertumbuhan tanaman._
Menurut Thojib (1982), pemupuka.~ berbagai dosis P pada semai 1a]l
tonp gung dengan menggunaknn taneh latosol sebagai medium menun-
jukkan bahwa sampai dosis 3008 kg super fosfat per he., m[,sih me-
nunjukkan respon yang sangat bagus ba~i pertumbuhan lamtoro gung.
Hal yang sema terjadi untuk jenis lesa (Eucalyptus deglupta).
Pupuk P akan menunjukkan pengaruh yang lebih besar bila disertai
dengan pemu'Pukan N. Dengan demikian antara P dan N ada interaksi
positif bagi pertumbuhan tanaman (Soedjoko, 1982).
Mikrobia di dalam tanah dapat di golongkan ke dalam empat g£
longan. Masing-masing adalah (a) protozoa (misal : ameba, cilia•
ta), (b) bRteri (misal . Clostridium, Rhizobium), (o) alga (misal
: alga biru, alga hi je.u) dan (d) jamur, terutama jamur bertingkat
rendah. (Dwidjoseputro, 1978) Bakteri Rhizobium de.pat bekerja
same dengan akar tumbuhan tinggi dari familia. Leguminosaef.).tntuk
mengikat N bekas de.ri udara. Hal ini menyebabkan akar-akar' tum ...
buhan terse but dapat membentuk bintil-bintil e.ke.r. Pada umumn1a
mikrobia tersebut berada dekat permukaan tanah. Makin kedalam
jumlahnya makin sedikit.
Menurut Riffle (1982) fungi ektomikorisa terdapat pada eemtia
jenis tanah hutan. Pendapat tersebut dipakai dasar dalam peneli•
tian ini untuk berasumsi bahwa tanah yang dipakai dalt3.m penelitian
ini telah mengandung mikorisa.
Pada penelitian ini tidak dipergunakan pupuk N, hal ihi dis~
babkan karena pupuk N yang diberikan justru akan menghambat pemben . -
tukan bintil-bintil akar. Sebaliknya, pada penelitian irii"akan
dicoba untuk memanfaatkan mikrobia tanah yang sudah ada didal,.-m
rangka menunjang pe~tumbuhan tanaman akibat adanya bantuan mikr~-
l \
bia ini akan diharapkan unsur he.ra y"lng tidak tersedia bagi tana ...
man akan menjadi lebih tersedia dan lebih mudah diserap. Unsur P
yang diberikan dalam bentuk superfosfat diharapkan lebih tefsedia
dan 1ebih mudah diserap oleh akar ketiga jenis tanRman yang dipe£.
gun~k~n dalam penelitian ini.
1 .. 3. Hipotesis
Untuk penelitian ini die.jukan hipotesis sebagai beri~ut :
Pemberie.n input hara (nutrisi) van pemakaian mikrobf.a tanah
secara bersama-sama akan memperbesar keberhasilarl pertumbuh-
an tanE'Iman.
Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat m~mberi kete
rangan mengenai : peranan ketiga perlakuan yaitu - m:Lkrobia tanah,
nutrisi/hara serta pemilihan jenis sece.ra terpadu terhadap pertu.m
buhan tanaman pada lahan kritis beserta interaksinya.
1.4. RP.ncana Penelitian
Penelitian dilak~kan diru~ah kaca milik JurUsan Budi Daya
Kehutanan Fakultas Kehutanan UBr<.
B~han-bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah : tanah
kritis yang diambil dari Mangunan, Imogiri, Yogyakarta; bib:tt-bi•
bit tanaman kaliandra, 1amtoro gung dan glirisidia.
Disamping itu jur,a pot-pot plastik,· untuk wadah medium pertumbuhan,
aquadest .untuk penyiraman tanaman percobaan, maeam-maeam bahan ki-
mia dan pupuk superfosfat.
Penelitian dimulai dengan mengambil t~nah kemudiatl d:f.hanour'
kan dan dimasukkan kedalam po.t-pot plastik. Kadar lengas lapangan
tanah tersebut dicari untuk menentukan bahyaknya air yang disira.m.
kan pada masing-m~sing pot. Kedalam tiap pot ditanam tiga bibit
dari masing-mqsing jenis yang dicoba. Sebelum ditannm bibit-bi-
bit tersebut dikecambahka.n terlebih dahulu. Kedalam tinp pot s~
belum ditanami diberi pu~uk basal dan pupuk P pada berbagai vari
asi dosis sesuai dengan rencana penelitian.
Pada akhir penelitian masing-mesing tanaman diukur diameter
pangkal batangrlya dA.n tingginya. Tr-maman ketnudian dicabut dan
dipotong pada pangkal bate.ng. Bagian akat' dan bagian batang ma
s1ng-masing tanaman ditimbang kemudian dikerihgkan dalam oven sam.
pai beratnya tetap.
Dari data b~rat basah dan berat keting tanaman akan diket~-·
htd. kahdungan air masing-masing jenis tanaman. Berat kering ta-
naman, yang tidak lain adalah biomasnya, kemudian dianalisa seca-
ra statistik, dalam hal ini analise. variani Dari analise. ini
akan diketahui besarnya biomas masing-masing tanaman dan perbeda-
annya antara satu jenis dengan jenis yang lain.
l I j
BAB II. CARA PENELITIAN
2.1. Bahan dan alot penelitian
Bahan utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
bibit dari ketiga tanaman yang diteliti dan tanah kritis. Disa.m.
ping itu masih juga diperlukan bahan-bahan lain. ialah :
a. pot-pot plastik,. untuk menanam
b. e..quadest, untuk meriyiram tanaman
c. larutan basal, ialah :: campuran dari 90 gr K2so4 + 5,6 gr
znso4• 7 H2o + 5,6 gr cuso4 5 H2o + 50 mg M0o
3• H2o di
larutkan dalam dua liter aquadest.
d~J.larutan C8
(H2Po4)2, dipakai sebagai sumber unsur P.
Disamping bahan-bahan tersebut untuk penelitian ini dipergu
nakan alat-alat sebagai berikut :
a. ayakan tanah denga~ ukuran lubang 0·,5 cm't, dipakP.i untuk
menyaring tanah .
b. oven, merk .THELCO, Model 15 (lengkap dengan thermometer),
dipakai untuk mengeringkan tanaman.
c. timbangan, merk CHAUS, Triple Beam Bplance, Kapasitas
(O,l - 2.610) gr, dipakai untuk menimbang tanaman (basah
dan kering)
d. gelas ukur untuk mengukur banyaknya air siraman
t. peralat9.n untuk analisa tanah
£. gunting stek, untuk memanen tanaman
g. ·alat ukur tinggi dan diameter tane.man yang diteliti.
7
8
2.2. Jalan penelitian
Yang pertama kali dilakukan adalah mengambil tanah kritis d~
ri Mangunan, Imogiri, Yogyakarta, Tanah kritis yang diambil ada-
lah tanah yang sudah bertahun-tahun terbuka tak ditumbuhi oleh t~
naman. Tanah diambil dari lapi~an teratas setebal 10 em. TPnah
dimasukkah dalam karung, dibawa ke Yogya untuk dihaneurkan. Han~ ··
euran tanah disaring dengan ayakan ukuran 0,5 em. Tanah yang te-
lah disaring dimasukkan ke dalam pot plastik ukuran tinggi 17 em,
diameter atas 18,5 em. Pot diisi sampai 5 em dibawah permukaan
atas. Berat tanah ini adal~h 2,5 kg. Kedalam pot ini diberikan
pupuk basal sebanyak 10 ml. Pemberian pupuk bas~l 10 ml ini se
tara dengan pemberian K2so4 225 kg/ha, 14 kg/ha Znso4 .? H2o, l'+ r-.t:,t
ha Cuso4.5 H2o dan 125 g/ha M0
o3
.H2o. Disamping itu juga diberi
pupuk P pada berbagai variasi, ialah : tak dipupuk (sebagai kon
trol), 112 kg·super fosfat per ha, 336 kg superfosf~t per ha,
1.008 kg superfosfat per ha, dan 3.024 kg superfosfat per ha,
Ki!!dalam tiap-tiap pot kemudian disiramknn 100 ml aquP..dest. Kemu
dian lapisan atas tiap pot sedalam 2-5 em diaduk agar pupuk basal
dan pupuk P bercampur, kemudian diratakan lagi permukaannya. Ke-
dalam tiap-tiap pot kemudian ditanam tiga bibit yang telah dike
cambahkan dari masing-masing bibit yang dieoba/diteliti. Penggu•·
naan bibit yang telah dikecambahkan ini dimaksudkan untuk menghin-
dari kegagalan tanaman yang disebabkan oleh kualita bibit yang je-
lek. Cara mengecambahkan bibit ialah dengan menyiram bibit terse--
but dengen air mendidih dan kemudian merendamnya selamR 24 j~m.
Bibit yang telah disiram ini kemudian ditaburkan di atas kertas
koran ya.ng di jaga sel"'.lu basah.
.. '-~
9
Setelah tiga-empEtt hari kecambl'l.h mulai nampak, Saat tersebut R:e-
' ce.mbah ditanam kedalnm pot yang telah disediakan. Dale.m penam=~m-
an kira-kira setebal bibit yang ditanam. Selama percobaan berja-
lan 1 kadar air tanah dipertahankan tetap pada Kapasitas lengas la
pangan dengan cara menyiram pot dengnn aquadest minimal sekali 62,
he.ri. Kapasitas lengas lapangan ditentukan dengan cara konvensi-
onil dengan memakai waktu drainase 48 jam.
Untuk masing-masing perlakuan diulang lima kali.
Dengan demikian untuk seluruh penelitian dibutuhkan 3 X 5 X 5
pot = 75 pot. Didalam rumah kaca pot-pot tersebut diletakk~n se-
cara ~cak dan setiap hari dirubah letak secara bebas. Perlakuan
ini dimaksudkan untuk menghindari penga.ruh tempat.
Pada akhir penelitian tanaman dipanen. Tinggi·batang diukur
demikian pula diameter leher akar. Bagian batang dipisahkan dari
bagian akar untuk kemudian masing-masing diteb~.ng. Pencabutan ta-·
naman diusahakan tidak merusak akar. Akhirnya baik bagian b~tang
maupun bagian akar dikeringkan dalam oven pada suhu 70°C sampai
beratnya konstan.
2.3. Cara analisis
Peneli tian ini dilakukan dengan memakai rancangafl RCBD (Ran-··
domized Complete Block Design), dengan demikian analisa stat:fs-tik''
yang dipRkai adalah analisa yang sesuai dengan rancangan penel~;
an.
BAB III. HASIL PENELITIAN DJ'N PEMBAHASAN
Sete1ah semai jPnis-jenis yang dite1iti dipaneni, kemudian
dikoringkan d~· lPm oven s'3.mpn i bera tnya konstPn.
He..si1 penimbange..n berat kering rata-rata dari jenis-jenis yang d,i
teliti ad:-11,-h sebagFd berikut (DAFTAR 1)
DAFTAR 1. Rat!'l-ra ta produkti vi tRs semf1i d~1lam gre,m berat kering
Supe:rfosfat (kg / hn)
Po :: 0
pl = 112
p3 = 1336(
1'9 :: 1008
p27 t:: ~.024
Rata-rata
Ko.liendra
9~1
9,6
f2,1
14tb
12,6
11,6
J e n i e ,-,,.
Lamtorogung giJ.riside '-,, .•
7,2 1615
8,4 27t8
12,1 22,0
1299 19,2
8,o 13,6
9,7
Untuk mengetahui apf'l.ke>.h jenis-jenis y.:Jng dite1iti mempunyai
respon y~ng berbeda at~u tidak terhadap pemberian hara P, di1aku-
kan uji statistik (dalam hal ini analise.. varian) terdapat data
yang tercantum dBlam daftar 1.
Hasil perhitungan analisa varian terhadap produkti•itas semai
ada1ah sebagai berikut
10
11
An ova
Sumber df JK KT Fh variasi
Kadar p 4 66,12 16,53 1,35
Jenis 2 287,82 143,91 11,78
Sisn. 8 97,79 12,22
T o t a 1 14 451,79
Ternyata untuk k':ldr>r P te.k terdapat perbedaan yang nyata, kJ:.
rena nilai F hitung (= 1,35) lebih kecil, baik untuk taraf nyata
5% (Ft 5?.6 = 3,84) maupun 19; (Ft 1% = -7,01).
Hal ini wajar karena pemberian P memang dibuat sama.
Tetapi untuk jenis lain karena ternyata bRhwa nilai F hitung
(= 11,78) lebih besar baik untuk ta.raf uji 5~,; (F 5% = 4 ,46) maupun
tarD.f uji 1~; (F t l% = 8, 65). Dalam hal ini untuk rnenguji sampai
seberapa j<>uh perbedaan masing-masing jenis dalam hal responnya
terhadap unsur P, uji statistik dilanjutkan dengan Hmultiple .ra.-
nge test"
Hasil uji statistik secara "multiple range test" menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan y~ng nyata antara pliriside terhadap ba-\
ik kaliandra rnaupun lamtoro gung. Sedang antara kalindra dan la~
toro gung tidak terdapat perbedaan y~ng nyat~.
Disamping denga.n perhitungan eecara statistik, data dari pe-
nelitian ini d9.pEJ.t juga "dibaca" dari grafik ·(periksa grafik 1).
Pada grafik tersebut n<:Impak jelas bahwa produktivitas gliriside
jauh diEttas produktivitas kelie.ndra maupun lE:'mtoro gung. Sedang
produktivitas kali·mdra dcm 1!:\mtoro gung meskipun terdapat perbe-
I 1
13
pupuk y<J.ng lebih besar dari 336 kg superfosfatper ha akan mera
cun jenis ini sehingga hasilnya menurun.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa
1. Ketiga j en is legum, gliriside, kP•liandra, dan lamtorogung
dapat tumbuh ba.ik pada tanah kritis. Namun produktivitas-
nya, samp~i umur en8m bulan, paling besar ditunjukkan oleh
gliriside diikuti berturut-turut oleh kaliandra, dan lamto~
rogung.
2~ Penambahan unsur hara P a.kan memperbesar produktivitas je-
nis-jenis yang diteliti. Untuk memperoleh produktivitas
y~ng optimal, pada pliriside perlu ditambah 112 kg superfo4
fat per ha, pada kaliandra perlu ditambah 336 kg superfosfP+
per ha dan pada·lamtorogung 336 kg superf'osf'at per ha..
l.5
I ·:_·
--
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D 1978 : Dasar-dasar Mikrobiologi Hal. 152, Djambatan, Ja~arta.
Fandeli, Chefid 1982 : Keharaan unsur P di dalam tanaman dan pengaruh sisa pupuk phosphat. Tidak diterbitkan.
James, Helen et al 1978 : Relationships between Growth of Sitka Spruce (Picea sitchensis), Soil Factors and Mycorrhizal Activity on Bas~ltic Soils in Western Scbtland. Forestry, Vol. 51, No.2, p.ll6
Radjagukguk, B ~.!!, 1981 : Tanggapan ta.naman Kedele (Glycine max) terhadap pemupukan fosfat pada tanah grumusol d;; latosol dari Jawa Tengah. Makalah penunjang pada Kongres HITI III, Malang, hal. 6.
Riffle,
Soedjoko
., Jerry W and D.M. Maronek 1982 : Ectomycorrhizal Inocul~
tion Procedures for Greenhouse and Nursery S~udies. In Methods and Principles of Mycorrhizal Research, ed. N.c. Schenck, Tho American Phytopathological#,. Socie~,y 1 M~nnesota, p. 147. .
1977 : Pemilihan jenis tanaman legum dalam · nutupan kembali tannh kri tis di \o/anagama I, kidul. Lap. Lemb. Pengemb. Masy. UGM, Yogyak
ngka p~ nungta.
Suranggajiwa, Haris 1975 : Reboasasi dan penghijauan nah kritis. Fak. Kehutanan UGM, Yogyakarta.
nah-ta ..
. -· Thojib, Atmodjo 1982 Respon tan~man lamtorogung terhadap pe-
T isetyo
mupuk9n P. pada tanah latosol. Tidak diterbitkan.
1982 : Uji beberapa jenis lamtorogung di Wanagama I, Gunungkidul tide.k diterbi tkan .-
16
I
~-~
.j