Upload
hari-ardinal
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN SERIKAT PEKERJADALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL
SERTA PEMBERDAYAAN SDM MELALUI PERBAIKAN MANAGEMEN
SPSI
HARDJONO, SHKSPSI
LATAR BELAKANG INDUSTRIAL DI INDONESIAa) Pada sebelum dan awal orde baru Negara kita adalah berdasarkan atas
agraris atau pertanian, ada kecenderungan budaya masyarakat agraris adalah hidup santai dan sederhana. Pada awal tahun tujuh puluhan atau 1968 Indonesia berpaling dari agraris menjadi industri dengan paradigma dengan menjamin stabilitas dan upah Buruh / Pekerja murah, maka ada kecendrungan jika terjadi unjuk rasa maka yang maju untuk menyelesaikan dengan keberpihakan pada pengusaha.
b) Pola pikir sementara pengusaha walaupun tidak semua pengusaha berpola pikir kapitalisme atau kurang memperhatikan nasib pekerjanya dipacu dengan produktivitas tanpa diperhatikan kesejahteraannya, budaya musyawarah kurang dipakai, sementara budaya masyarakat pekerja yang terbisa hidup santai dipacu dengan produktivitas tinggi tidak siap apa lagi tidak di imbangi dengan budaya musyawarah yang berkeadilan maka hal tersebut akan menimbulkan gejolak sosial.
c) Akibat dari gejolak sosial atau unjuk rasa maka yang muncul kepermukaan adalah anggapan perlakuan sewenang-wenang oleh pengusaha, bahkan terkesan adanya pelanggaran –pelanggaran baik pelangaran hak normative atau hak asasi manusia. Hal tersebut dijadikan modal oleh kelompok tertentu untuk mencari uang keluar negeri
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA
A. Perbedaan perkembangan sejarah indusrial ( antara negara maju dan berkembang ).
B. Perbedaan pedekatan dalam pemenuhan tuntutan dan kebutuhan kaum pekerja.
C. Kepedulian terhadap perbaikan industrial dan kesejahteraan.
D. Tekad membangun masyarakat industri yang bermasa depan.
PRAKTEK-PRAKTEK SELAMA INIDan yang Tampil Kepermukaan,
Cenderung Menggunakan :I. Gagasan bisnis vs kesejahteraan dengan
wawasan tuntut menuntut dan tekan menekan yang menjurus kepertentangan antagonistic.
II. Yang tumbuh dan berkembang adalah suasana dan semangat permusuhan terselubung.
III. Kemajuan dan perkembangan perusahaan terhenti, kesejahteraan kaum pekerja tidak meningkat, suasana lingkungan memprihatinkan.
IV. Ketahanan perusahaan / kawasan goyah, mudah terombang – ambing aneka pengaruh negatif yang menerpa.
SUMBER KERAWANAN 1. Lemahnya Pembinaan HIPi. Terbatasnya program pemerintah terhadap
pembinaan para pelaku Hubungan Industrial (Pengusaha / Pekerja) secara formal maupun informal.
ii. Kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh organisasi pekerja bahkan sebaliknya adanya pihak-pihak yang kerjanya memprovokasi tanpa memperhitungkan penyelesaian dan resikonya.
iii. Masih banyak perusahaan yang lemah managemennya dalam kemampuan mengantisipasi serta meyelesaikan masalah perselisihan perburuhan.
2. Lambannya Penanganan Kasus
i. Adanya sementara kurang keberanian Unit Kerja untuk menjadikan perselisihan pada tingkat perantara bila mana usulannya kemanagemen tidak ditanggapi secara baik, adanya kecendrungan kasus digantung tanpa penyelesian secara tuntas melalui kesepakatan, sehingga aspirasi pekerja terkesan tersumbat.
ii. Faktor lain, lambannya penanganan pihak perantara dalam memperantarai kasus yang disampaikan oleh Unit Kerja dan tingkat peradilan perburuhan, sehingga menimbulkan kurangnya kepercayaan dari berbagai pihak
3. Kurangnya Etika Pada Internal Organisasii. Adanya persaingan antara organisasiii. Tidak adanya koordinasi yang baik ( baik
internal maupun exsternal ).iii. Masing – masing organisasi selalu ingin
mendapatkan popularitas dengan mengesampingkan rasa tanggung jawab.
iv. Lemahnya UU No. 21 / 2000 tentang organisasi Pekerja / Buruh.
v. Tidak adanya keberanian pekerja atau SP untuk melakukan perlawanan.
4. Tindakan Provokasi Oleh Pihak Yang Tidak Bertanggung Jawab
I. Di era Reformasi bermunculan banyak partai maupun organisasi pekerja dan berbagai LSM yang semuanya baik bagi kepentingan nasional dari berbagai kegiatannya untuk menarik simpati maka perlakuan provokasi terjadi yang akhirnya menimbulkan keresahan dan unjuk rasa.
II. Ada sementara kegiatan provokasi tadi hanya untuk mencari keuntungan pribadi setelah terjadi unjuk rasa mereka berdamai dengan pengusaha tanpa memperhatikan lagi nasib pekerjanya atau sebaliknya mereka mengambil keuntungan agar terjadi PHK masal mereka ambil komosinya.
III. Adanya pandangan yang keliru oleh sementara pihak dengan dibanding – bandingkan negara yang sudah maju industri dan sistem Hubungan Industrialnya dengan sistem sosial securitynya sudah tinggi, sedangkan kendala yang ada di Indonesia banyak faktor yang mempengaruhi tidak semata – mata hanya satu faktor yaitu kesalahan pengusaha, disisi lain kala ingin membela pekerja mereka harus menguasai mekanisme penyelesainya, serta mengindahkan aturan yang ada tanpa dengan kekerasan dan unjuk rasa berkepanjangan
Upaya Yang Harus DilakukanMasalah tenaga kerja adalah sangat komplek oleh karenanya paling tidak ada tiga unsur yang berperan dan berupaya melakukan kegiatan secara nyata setelah memperhatikan kendala yang kami kemukakan tersebut diatas
Peran PemerintahA. Melaksanakan pengawasan dengan penuh
tanggung jawab, cepat, obyektif, adil dan tidak memihak.
B. Pembaharuan dan revisi perundang-undangan yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
C. Penegakan hukum secara konsistenD. Mencegah campur tangan pihak lain
dalam masalah Hubungan Industrial
Peran Pengusahaa) Mengupayakan adanya keterbukaan tentang
kondisi perusahaan. b) Memberikan jaminan penuh kepada pekerja untuk
menggunakan “ Hak “ dalam berorganisasi dan berunding.
c) Melaksanakan hak-hak normative pekerja.d) Menghargai prinsip anti diskriminasie) Memberikan kesempatan kepada pekerja
meningkatkan jenjang karir.f) Menghindari tindakan PHK dan penutupan
perusahaan.g) Memberikan kesempatan melakukan ibadah.
Peranan Serikat Pekerja / Buruh Melaksanakan hubungan Industrial
dengan azas musyawarah dan mufakat. Mengoptimalkan tanggung jawab dalam
produktivitas kerja Meningkatkan tanggung jawab kerja
dalam efesiensi etos kerja dan disiplin kerja.
Menghindarkan adanya aksi unjuk rasa tidak anarkis yang dapat mengganggu lingkungan dan pencemaran nama baik perusahaan
KOMITMEN KEMITRAAN1. Perlindungan hubungan kerja dan syarat-syarat kerja
Serikat Pekerja/Serikat Buruh harus mampu berperan sebagai wadah perjuangan, oleh karenanya harus tetap proaktif memperjuangkan peningkatan kesejahteraan pekerja serta membela dan melindungi anggotanya secara wajar dan selalu mengutamakan penyelesaian melalui musyawarah dan mencegah adanya tindakan yang merugikan pihak lain.
2. Pemberdayaan SDMSudah merupakan kewajiban organisasi bersama – sama managemen melakukan pembinaan kepada anggotanya dalam upaya peningkatan etos kerja, disiplin kerja agar terjadinya peningkatan produktivitas, disamping itu Unit Kerja bersama perangkat organisasi perlu juga memberikan pembinaan mengenai keorganisasian dan perundang-undangan ketenagakerjaan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah managemen organisasi.
3. Peningkatan Hubungan KemitraanSetiap persoalan harus betul – betul diupayakan penyelesaiannya secara kekeluargaan dan pengusaha di tuntut adanya keterbukaan, tanpa adanya keterbukaan oleh pengusaha maka sulit posisi Serikat Pekerja / Serikat Buruh untuk meyakinkan anggotanya. Sistem kemitraan tersebut harus dibudayakan pada seluruh elemen yang ada dari tingkat paling bawah sampai pada tingkat Direksi sehingga cerminan kekeluargaanya sangat – sangat dirasakan oleh seluruh pekerja , sehingga masalah yang muncul tidak sampai pada tingkat perselisihan yang diketahui oleh orang luar bahkan perangkat organisasinya pun tidak sampai tahu
TERIMA KASIH