Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DALAM
PENGELOLAAN TRANSAKSI KEUANGAN PADA
BNI SYARIAH KCP. MIKRO PAMENANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
DESI PURNAMASARI
NIM: SES.141265
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada
dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya.
janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian
dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan
(yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.1
1Anonim, Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahanya, (Jakarta: Nurul Iman,
2010), hlm. 129
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku ayahanda dan ibunda yang
sangat aku hormati dan sangat kucintai yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik
aku dengan penuh kasih sayang. Karena berkat do’a dan petuahmu aku dapat menghadapi
kenyataan hidup, berkat dorongan kasih dan tetesan keringatmu membangkitkan semangatku
untuk terus memperjuangkan cita-citaku.
Buat keluarga besarku dan sahabat-sahabat seperjuangan yang telah banyak
membantu, memberikan motivasi sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini. Semoga
Kebaikan dan keikhlasan kalian semua mendapat pahala dari Allah SWT Amin Ya Rabbal
’Alamin...
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan standar akuntansi syariah dalam
pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Kabupaten
Merangin Bangko Propinsi Jambi. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis data yaitu data primer dan data sekunder dan metode pengumpulan data melalui
dokumentasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu peranan standar
akuntansi syariah dalam pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro
Pamenang Kabupaten Merangin Bangko Propinsi Jambi diantaranya menunjang
pembangunan ekonomi karena berdasarkan prinsip bagi hasil, yang saling
menguntungkan, memberikan laba yang wajar sehingga tidak berlebihan dalam
mengambil laba dan memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat dalam upaya
peningkatan peranan pengusaha muslim salah satunya pada kegiatan UMKM. Kesesuain
pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Kabupaten
Merangin Bangko Propinsi Jambi dengan PSAK 101 dapat dilihat dari menyajikan
laporan keuangan diantaranya laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan
penggunaan dana zaakat, infak dan shadaqah dan laporan sumber dan penggunaan dana
qardul hasan. Berdasarkan penyajian pengelolaan keuangan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan transaksi keuangan di BNI Syariah Bangko sudah sesuai
dengan PSAK 101.
Kata Kunci:Standar Akuntansi, Keuangan Syariah dan Pengelolaan Transaksi
Keuangan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi alladzi ‘allamal insane maalam ya’lam...segala puji bagi Allah yang
telah mengajarkan manusia apa yang manusia tidak ketahui. Sholawat dan salam kepada
baginda Rasul SAW yang dengan hadits dan sunnahnya kita dapat lebih mengetahui hukum
yang terkandung dalam Al Qur’an.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya.
Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang
diberikan dosen pembimbing I dan Dosen Pembimbing 2 maka skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Terima kasih atas bantuan dan berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini:
1. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi.
2. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag.,MA, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi
3. Bapak Drs. Fathuddin Abdi, SM. HK., MM selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan demi ketuntasan penulisan
skripsi dan Bapak Bambang Kurniawan, SP., M.E selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam semoga ilmu yang engkau berikan
bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara ini.
5. Seluruh Staff dan Karyawan khususnya di bagian Tata Usaha (TU) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, terima kasih atas pelayanan yang diberikan selama ini.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun tidak
langsung.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan guna menyempurnakan Tugas Akhir Skripsi ini. Semoga hasil yang terkandung
dalam skripsi ini harapan penulis dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jambi, November 2018
Penulis
DESI PURNAMASARI
NIM: SES.141265
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................................................... iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10
D. Batasan Masalah ................................................................. 11
E. Kerangka Teori .................................................................... 12
F. Penelitian Terdahulu ............................................................ 26
G. Kerangka Pikir ..................................................................... 31
BAB II METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 34
B. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 34
C. Subjek Penelitian ................................................................. 36
D. Objek Penelitian .................................................................. 36
E. Metode Pengumpulan Data .................................................. 37
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 39
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil BNI Syariah Kantor Cabang Pamenang ................................ 44
B. Visi, Misi dan Motto BNI Syariah Kantor Cabang Pamenang......... 45
C. Produk BNI Syariah ....................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Peranan Standar Akuntansi Syariah dalam Pengelolaan
Transaksi Keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro
Pamenang .......................................................................... 52
B. Kesesuain Pengelolaan Transaksi Keuangan pada BNI
Syariah KCP. Mikro Pamenang KCP. Mikro Pamenang
dengan PSAK 101 .............................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 83
B. Saran ................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam didasarkan pada moral yang tinggi dan akhlak mulia sehingga
semua perilaku manusia dan aktifitas ekonominya tidak akan menyimpang dari
kebenaran, kejujuran, keadilan dan semua akhlak mulia lainya.2
Isu ekonomi dan keuangan merupakan salah satu isu yang selalu berkembang dan
menjadi perhatian masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia.
Perkembangan ekonomi tersebut akan senantiasa diikuti dengan meningkatnya berbagai
aktivitas ekonomi, tak terkecuali dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka sehari-hari,
manusia membutuhkan modal untuk membuka suatu lapangan usaha, bukan hanya
kemampuan dan kemauan keras tetapi juga harus adanya modal yang berbentuk tunai.
Hal itulah yang memunculkan adanya lembaga perbankan yang menyediakan dana
pinjaman, untuk mendapatkan modal usaha untuk masyarakat membutuhkan adanya
sarana dan prasarana. Maka pemerintah memberikan sarana berupa lembaga perbankan
dan non perbankan.
Bank Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang kegiatannya adalah
menghimpun dan menyalurkan dana untuk masyarakat, salah satunya produk tabungan.
Bank Syariah mempunyai strategi-strategi pemasaran pada setiap produk-produk yang
ditawarkan Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mengambil
manfaat dari produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan, sehingga
dalam menjalankan sebuah usaha diperlukan adanya pengembangan strategi
pemasarannya. Strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencakup
2Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 2
beberapa hal analisis atas kesempatan-kesempatan, pemilihan sasaran-sasaran,
pengembangan strategi, perumusan rencana, implementasi serta pengawasan.
Bank sendiri memiliki cukup banyak nasabah, hampir disetiap daerah. Hal itu karena di
bank tidak memerlukan proses yang cukup rumit dan tidak memakan wakt gnay u lama,
sehingga dapat menarik minat dari nasabah. Bank bergerak di bidang jasa dan memiliki
sejarah panjang sebagai satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan
masyarakat.3 Kegiatan lembaga keuangan untuk melakukan pembiayaan di sebuah bank
khususnya bank Syariah telah diatur dalam akuntansi Keuangan Syariah.
Penerapan akuntansi Syariah di sebuah perusahaan menunjukkan adanya
perkembangan perusahaan tersebut. Perundangan yang mengatur akuntansi Syariah sudah
memiliki panduan dalam pengaplikasiannya. Pada dasarnya akuntansi Syariah sesuai
dengan hakekat kebenaran yang bersumber Al Qur’an dan As Sunnah, dimana
akuntabilitas proses binis dan hasil bisnis dari aktivitas ekonomi secara penuh nilai adil
untuk kemakmuran umat manusia. Tujuan diterapkannya akuntansi Syariah adalah untuk
mencapai keadilan sosial-ekonomi, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap
tugas individu dalam melaporkan segala hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Eksistensi akuntansi Syariah di Indonesia di awali oleh PSAK 59 yang disahkan
pada 1 Mei 2002 dan berlaku mulai 1 Januari 2003. PSAK yang merupakan produk
Dewan Syariah Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntasi Indonesia berlaku hanya dalam
tempo lima tahun sementara PSAK 101-106 yang akan diberlakukan pada 1 Januari 2008,
telah disahkan pada 27 Juni 2007. Perbedaan mendasar antara PSAK 59 degan PSAK
terbaru, adalah pemberlakuan bukan hanya ditujukan untuk entitas bank Syariah saja,
tetapi juga untuk entitas Syariah dan konvensional. Kalangan pelaku usaha juga berharap
3Mengko, Natalia Caroline, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Penilaian Kinerja Nonfinansial
Kantor Wilayah VI PT. Pegadaian (Persero) Manado, Jurnal EMBA ISSN 2303-1174 No.4. Vol.1.
keluarnya PSAK ini bisa mendorong pertumbuhan industry ekonomi Syariah di
Indonesia. Pernyataan standar akuntansi Syariah:
1. PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
2. PSAK 102: Akuntansi Murabahah
3. PSAK 103: Akuntansi Salam
4. PSAK 104: Akuntansi Istishna’
5. PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
6. PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
7. PSAK 107: Akuntansi Ijarah
8. PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
9. PSAK 109: Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah
10. PSAK 110: Akuntansi sukuk
11. PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
12. PSAK 102: Akuntansi Murabahah
13. PSAK 103: Akuntansi Salam
14. PSAK 104: Akuntansi Istishna’
15. PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
16. PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
17. PSAK 107: Akuntansi Ijarah
18. PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
19. PSAK 109: Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah
20. PSAK 110: Akuntansi sukuk.4
Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya pasti akan melakukan suatu
transaksi keuangan. Transaksi keuangan sangat diperlukan dalam perusahaan untuk
4Iai.global.or.id
mengungkapkan laporan atau informasi kepada pihak yang memerlukan baik dari pihak
internal maupun eksternal, oleh karena itu pengelolaan traksaksi keuangan pada setiap
perusahaan yang berbasis Syariah harus sesuai dan berpedoman kepada Standar
Akuntansi Syariah salah satunya PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan.
PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan
Syariah, mencakup:
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
7. Catatan atas laporan keuangan
Menurut Dini Desita mengemukakan jika standar akuntansi keuangan Syariah
diterapkan dengan baik maka pengelolaan transaksi keuangan yang berbasis Syariah akan
tercapai. Kania juga berpendapat sama dengan penelitian sebelumnya bahwa standar
akuntansi keuangan Syariah berperan dalam transaksi keuangan. Pada penelitian ini
peneliti lebih menitik beratkan pada pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No.
101 tentang penyajian laporan keuangan.5
BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang memiliki bermacam-macam produk dan jasa
yang ditawarkan, seperti pembiayaan, investasi, dan aneka jasa . Diantara berbagai
produk dan jasa yang ditawarkan oleh BNI Syariah terdapat beberapa produk yang paling
banyak diminati oleh nasabah, yaitu pembiayaan, semakin besarnya minat masyarakat
akan pembiayaan yang ditawarkan BNI Syariah maka BNI Syariah menyediakan produk
5Dini Desita, Peranan Standar Akuntansi Syariah dalam Pengelolaan Transaksi Keuangan pada Bank Syariah,
(Jurnal Ekonomi dan Perbankan, 2006), dalam https://repository.Widyatama.ac.id,
dan pembiayaan yang harus dikawal salah satunya dengan adanya laporan keuangan agar
tidak melakukan penyimpangan terhadap sistem yang ada.6
Bank Islam sangat berbeda dengan bank umum/konvensional. pendekatan yang
digunakan perbankan Islam lebih ditekankan pada kerjasama dalam mengembangkan
suatu usaha antara pemilik modal dan pengguna jasa bank, yang didasarkan pada prinsip
saling mempercayai antara kedua belah pihak dan asas tolong menolong.7 Bank sendiri
merupakan lembaga keuangan, dan keberadaan suatu lembaga tidak akan terlepas dari
proses pencatatan akuntansi. Setiap lembaga keuangan wajib melakukan pencatatan
akuntansi atas aktivitasnya, Pencatatan akuntansi di pegadaian Syariah maupun
konvensioanl berbeda. Salah satu alasan mengapa akuntansi Syariah dan konvensiaonal
berbeda, adalah faktor tujuan. Siapa yang bertransaksi dengan cara Syariah, harus dapat
di asumsikan bahwa tujuanya adalah dalam rangka mematuhi perintah Yang Maha Kuasa
serta mencari ridho-Nya.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah standarisasi sistem akuntansi Syariah
dan audit yang bertujuan untuk menciptakan transparasi keuangan sekaligus
memperbaiki kualitas pelayanan keuangan ternyata belum terlaksana sesuai dengan
tatanan yang di anjurkan dalam Bank Syariah, hal ini dapat dilihat dari tingkat
kepercayaan publik terhadap standarisasi sistem keuangan Syariah belum seutuhnya
dipahami oleh publik. Padahal kunci kesuksesan suatu perusahaan yang berbasis Syariah
sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap kekuatan financial dan
kepercayaan terhadap kesesuaian operasional perusahaan dengan sistem Syariah Islam.
Kepercayaan ini terutama kepercayaan yang diberikan oleh para depositor dan investor
dimana keduanya termasuk stakeholder utama dan salah satu sumber utama untuk meraih
kepercayaan adalah tingkat kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan.
6Asmitha, Analisis perlakuan akuntansi pembiayaan gadai syariah PT. Pegadaian Syariah, cabang makasar,
Skripsi Universitas Hasanudin, (2011), hlm. 4 7Badri Khaeruman, Islam dan pemberdayaan Umat, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 172
Perusahaan harus mampu meyakinkan dengan memiliki kemampuan dan kapasistas di
dalam mencapai tujuan financial maupun tujuan yang sesuai dengan Syariat Islam.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam perbankan berbasis Syariah yaitu BNI
Syariah yang juga menerapkan standar Akuntansi Syariah dalam pengelolaan keuangan
perusahaan tentunya harus mampu membangun sebuah sistem akuntansi keuangan dan
audit yang bersifat standar karena merupakan sebuah keniscayaan dan menjadi kebutuhan
utama yang harus dipenuhi.
Permasalahan selanjutnya adalah sistem standar akutansi keuangan Syariah terutama
pada tataran operasionalnya memiliki karakter yang berbeda dengan sistem akuntansi
keuangan konvensional, diantara perbedaan tersebut yang sangat prinsipil adalah larangan
riba’ dalam praktek menjalankan perusahaan-perusahan yang berbasis Syariah. Dan
deferensiasi produk Syariah yang lebih variatif. Sehingga konsep dan struktur dasar
investasi dan keuangan pada perusahaan-perusahaan berbasis Syariah haruslah menjadi
konsideran utama di dalam membangun sistem standar akutansi keuangan Syariah yang
kredibel, pertanyaan yang kemudian dapat diajukan adalah sebagai perusahaan-perusahan
yang berbasis Syariah, apakah BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang telah cukup baik
membangun dan menerapkan peranan standar akuntansi Syariah dalam pengelolaan
transaksi keuangan, sedangkan pada praktiknya, penerapan standar akuntansi Syariah
masih dihadapkan pada kendala-kendala minimnya sumber daya manusia yang ahli dalam
akuntansi keuangan Syariah, prinsip bagi hasil yang memerlukan kejujuran, kepercayaan
dan sistem pengawasan dari dewan pengawas Syariah yang belum optimal.
Produk-produk di BNI Syariah membutuhkan kerangka akuntansi yang
menyeluruh yang dapat menghasilkan pengukuran akuntansi yang tepat dan sesuai
sehingga dapat mengkomonikasikan informasi secara tepat waktu dengan kualitas yang
dapat di andalkan serta mengurangi adanya perbedaan antara lembaga keuangan satu
dengan yang lain. Perlakuan akuntansi untuk produk pembiayaan adalah PSAK 101
merupakan akuntansi untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengunkapan atas
transaksi. Kurangnya pengawasan mengakibatkan masyarakat kurang yakin akan prinsip
yang diterapkan dan di gunakan oleh BNI Syariah. Seharusnya dengan keyakinan yang
positif nasabah tidak akan merasa dirugikan, sehingga menarik minat masyarakat untuk
menggunakan produk BNI Syariah. Makin meningkatnya minat masyarakat
menggunakan produk BNI Syariah tentunya meningkatkan profit/keuntungan di BNI
Syariah tersebut.
Kendala-kendala tersebut tentunya akan menghambat peranan standar akuntansi
Syariah sebuah perusahaan, karena laporan keuangan benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan, maka kualitas informasi yang diberikan harus memenuhi criteria yaitu asas
manfaat terutama bagi pihak pemakainya, relevansi antara laporan keuangan dengan
tujuan laporanya, tingkat kepercayaan, komparabilitas atau dapat diperbandingkan
berdasarkan periode waktu tertentu, konsisten/tidak berubah, mudah dipahami dan tidak
multi interpretasi.
Berdasarkan kondisi yang telah diuraiakan di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti peranan standar akuntansi keuangan dalam pengelolaan transaksi keuangan yang
di mana transaksi keuangan sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena transaksi
keuangan di gunakan untuk mengungkapkan laporan dan informasi kepada pihak yang
memerlukan baik pihak perusahaan maupun investor. penelitian ini penulis tuangkan
dalam bentuk skripsi yang berjudul:“Peranan Standar Akuntansi Syariah dalam
Pengelolaan Transaksi Keuangan Pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang penulis dapat
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja peranan standar akuntansi Syariah dalam pengelolaan transaksi keuangan
pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang?
2. Apakah pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
sudah sesuai dengan PSAK 101?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang penulis ingin
ketahui adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan standar akuntansi Syariah dalam
pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
dengan PSAK 101.
b. Untuk mengetahui kesesuaian pengelolaan transaksi keuangan pada BNI
Syariah KCP. Mikro Pamenang dengan PSAK 101.
2. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis:
a. Manfaat Teoritis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk dijadikan sebagai sumber informasi dalam menjawab permasalahhan-
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan transaksi keuangan terutama
dalam peranan standar akuntansi Syariah apakah sudah berperan atau belum
dalam pengelolaan tansaksi keuangan. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa.
b. Manfaat Praktis. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat:
1) Bagi peneliti: Untuk mendapatkan nilai tambah dengan mengadakan
penelitian dan menjadi referensi atau bahan wacana bagi peneliti
selanjutnya mengenai nilai perusahaan pada masa yang akan datang.
2) Bagi perusahaan: Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan
untuk memperluas wawasan mengenai masalah masalah dalam hal
penerepan atau penggunaan standar akuntansi Syariah.
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian merupakan pemusatan masalah kepada intisari
penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah penelitian harus dilakukan dengan cara
eksplisit agar kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan
observasi/pengamatan. Batasan masalah penelitian merupakan garis terbesar dalam
penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian akan menjadi lebih terarah.
Untuk menghindari meluasnya pembahasan pada penelitian ini, penulis membatasi
penelitian ini pada salah satu perbankan berbasis Syariah yaitu BNI Syariah KCP. Mikro
Pamenang, yang beralamat Jl. Lintas Sumatra KM. 32 Kompleks Pasar Pamenang Jalan
Lintas Sumatera KM.32 Komplek Pasar Pamenang.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Peranan
Peranan dalam kamus Bahas Indonesia dapat diartikan sebagai sesuatu yang,
jadi bagian, atau yang memegang pemimpin yang terutama, dalam terjadi hal atau
peristiwa.8 Sedangkan peranan dalam ensiklopedia manajemen dapat diartikan
sebagai bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam
8Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru: Pedomam Umum Ejaan bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, (Jakarta: Sandro Jaya, 2012), hlm. 365-366
manajemen, pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status, bagian atau
fungsi seoang dalam kelompok pranata. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau
menjadi karakteristik yang ada padanya dan fungsi dari setiap variabel dalam
hubungan sebab akibat.
Peranan dalam Kamus Bahas Indonesia juga diartikan sebagai bagian yang
dimainkan seorang pemain, tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
pristiwa.9 Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa peranan memiliki arti, fungsi,
pola prilaku yang diharapkan dari seseorang dalam kelompok atau pranata yang
mempunyai hubungan sebab akibat, yang menjadi karakteristik dalam manajemen dan
ditentukan berdasarkan statusyang adapadanya. Jadi yang dimaksud dengan peranan
dalam penelitian ini adalah sebagai fungsi dari standar akuntansi Syariah untuk
membangun perusahaan yang sehat, untuk menghasilkan laporan keuangan
perusahaan yang memiliki kualitas tingggi yaitu laporan yang memenuhi persyaratan
kualitatif laporan keuangan yakni mudah dipahami, handal, relevan, dan dapat
diperbandingkan dan untuk memudahkan perusahaan dalam melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip Syariah.
2. Akuntansi Syariah
Akuntansi adalah suatu proses untuk mencatat, menggolongkan, meringkas,
melaporkan dan menganalisa datakeuangan dari suatu organisasi atau perusahaan.10
Akuntansi Syariah yang dikembangkan bukan hanya dengan tambal sulam dengan
akuntansi konvensional, akan tetapi merupakan pengembangan filosofis, terhadap
nilai-nilai Al-Quran yang diturunkan kedalam pemikiran teoritis dan teknis akuntansi.
9Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Dilengkapi dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2011), hlm. 470 10Murti Sumarni, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomimi Perusahaan, (Yokyakarta: Liberty, 2005), hlm.
395
Akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak-pihak
yang menyelenggarakan maupun pihak-pihak luar, kegunaanya berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban.11
Akuntansi Syariah
berhubungan dengan aspek-aspek lingkungannya baik moral, sosial, ekonomi maupun
politik yang bertujuan untuk membantu mencapai keadilan sosial ekonomi (al-falah)
dan mengenal sepenuhnya kewajiban kepada tuhan, masyarakat individu sehubungan
dengan pihak-pihak yang terkait pada aktivitas ekonomi, yaitu akuntan, auditor,
manajer, pemilik, pemerintah dan pihak-pihak lainnya sebagai bentuk ibadah.
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan 1998, laporan keuangan di
buat dengan tujuan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan yangbermanfaat bagi para penggunanya.12
Perbankan Syariah pada
dasarnya adalah sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan pada prinsip-
prinsip hukum atau Syariah Islam dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist,
salah satunya sistem penyajian laporan keuangan Syariah. Maksud dari sistem yang
sesuai dengan syariat Islam adalah beroperasi mengikuti kketentuan-ketentuan syariat
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah.13
Konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan Syariah
bagi para penggunanya adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan standar akuntansi keuangan Syariah, dalam pelaksanaan
tugasnya.
b. Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi
Syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan Syariah.
11Soemarsono, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), hlm 3 12Bambang Wahyudiono, Mudah Membaca Laporan Keuangan, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), hlm. 17 13Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 407
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi Syariah yang berlaku umum.
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam mentafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan Syariah.14
Laporan keuangan tersebut secara spesifik dapat dikategorikan sebagai pihak
internal dan pihak eksternal, yaitu pihak yang berhubungan secara langsung dengan
kebijakan yang akan diambil oleh lembaga keuangan tersebut, misalnya investor dan
pengawas Syariah. Sedangkan pihak eksternal yang tidak berhubungan secara
langsung dengan kebijakan yang akan diambil oleh lembaga keuangan tersebut,
misalnya pemerintah dan masyarakat umum.
Akuntansi Syariah merupakan ilmu dan teknologi berorientasi sosial dan
pertanggung jawaban yang universal yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
perubahan yang terjadi sesuai dengan lingkungannya baik sosial, ekonomi, politik,
peraturan perundangan, kultur, persepsi dan nilai (masyarakat) tempat akuntasi
Syariah di terapkan.
Berbicara mengenai akuntansi, tidak cukup hanya mengerti tentang pengertian
dari akuntasi itu saja tetapi kita juga harus tau apa yang di maksud dengan standat
akuntansi itu sendiri kemudian teknik akuntansi itu apa. Standar akuntasi adalah
peraturan umum yang dijabarkan dari laporan keuangan atau konsep teoritis akuntansi
yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik akuntansi.
Sedangkan pengertian dari standar akuntansi Syariah itu sendiri pada dasarnya
hampir sama dengan pengertian standar akuntansi secara umum, akan tetapi standar
14http://www.bi.go.id/web/id/PerbankanSyariah,Perbankan/Syariah/Contents/default.aspx. diakses pada 2 Juli
2018
akuntansi Syariah lebih mengutamakan ke arah pola pertanggungjawaban yang
menuju keadilan, kebenaran antar sesama sesuai dengan Syariah Islam.
3. Pengelolaan Transaksi Keuangan
Standar akuntansi ditetapkan dengan beberapa tujuan antara lain keseragaman
laporan keuangan, minimalisasi bias dari penyusun, memudahkan auditor,
memudahkan interpretasi dan membandingkan laporan keuangan lainya serta
memudahkan pengguna laporan keuangan.15
Pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhan dan
keinginannya tidak terbatas. Begitu pula dengan kemampuan atau usaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sangat terbatas.Adanya keterbatasan
inilah yang membuatnya bersedia bekerja, menerima tugas , dan tanggungjawab.
Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah
kerja sama dan keterkaitan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi atau
perusahaan para karyawan berinteraksi untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat
diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai. Penggunaan informasi
akuntansi secara emplisit adalah:
a. Informasi akuntansi keuangan sebagai produk dari proses governance.
b. Penggunaan informasi akuntansi sebagai eksplisit dalam corporate
governance
c. Penggunaan informasi akuntansi secara implisit dalam corporate
governance.16
15Bambang Wahyudiono, Mudah Membaca Laporan Keuangan, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014),, hlm. 17-18 16Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam Memahami Konsep dan Faktor-Faktor
Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis, (Jakarta Raja Wali Pres, 2011), hlm. 86-100
Pencatatan transaksi keuangan secara teratur memegang peranan penting untuk
melengkapi laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.
Karena setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi
informasi awal yang harus dicatat dan diolah sehingga nantinya manghasilkan laporan
keuangan. kegunaan atau manfaat dari akuntansi keuangan bagi suatu perusahaan
adalah untuk mengetahui rugi/laba, pengamanan harta, menyusun rencana, mengukur
efesiensi dan mengendalikan biaya.17
Analisa laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada diantara unsure-
unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur-unsur pada laporan
keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur sama tahun yang lalu atau angka
pembanding lain serta menjelaskan perubahanya.18
Sebelum membuat pencatatan
transaksi keuangan, tentunya harus menyiapkan bukti-bukti transaksi bisnis sebagai
dasar dari pencatatan keuangan. Bukti-bukti tersebut dapat dikatakan sebagai alat
pertanggungjawaban terhadap transaksi yang sudah dilakukan perusahaan. Untuk
dapat mencatat bukti-bukti tersebut kedalam laporan keuangan, harus menganalisanya
terlebih dahulu sehingga dapat diketahui perlakuan yang tepat untuk akun yang
berkaitan. Setelah menganalisis bukti-bukti transaksi yang ada, saatnya mencatat
bukti-bukti tersebut ke dalam jurnal harian. Jurnal merupakan catatan yang disusun
secara sistematis dan didasarkan pada kronologis transaksi-transaksi yang dilakukan.
Setelah mencatat semua bukti transaksi ke dalam jurnal, langkah berikutnya
yang harus dilakukan adalah memposting ke dalam buku besar. Pengelolaan keuanagn
sangat penting dalam setiap perusahaan, karena dengan pengelolaan keuangan yang
baik dapat memperlancar aktivitas perusahaan
17Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, (Yokyakarta:
Liberty, 2005), hlm. 396 18Pusat Pengembangan Akuntansi, Modul Materi Akuntansi keuangan Menengah, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, (Jakarta: Salemba Raya, 2011), hlm. 213
4. Transaksi Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101)
a. Transaksi Keuangan
Prinsip utama yang dijadikan landasan dalam operasional lembaga keuangan
Syariah diantaranya: bebas dari unsur maisar, gharaa dan riba’, menjalankan
bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan yang sah menurut
Syariah Islam dan menyalurkan zakat, infak, sedekat dan wakaf.19
Jika di pandang
secara luas transaksi tidak hanya pertukaran sumber sumber ekonomi secara
entitas terpisah tetapi kejadian yang menimbulkan pengaruh pada usaha yang
independen peminjam, pemberi pimjaman, uang dan penjualan serta pembelian
barang dan jasa adalah satu bentuk contoh transaksi.
Perlunya menganalisa laporan keuangan adalah untuk dapat memperluas
serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
serta dapat menggali dan mengungkap berbagai hal yang tersembunyi di
dalamnya.20
Transaksi keuangan merupakan kejadian ekonomi/keuangan yang
melibatkan paling tidak dua pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa
orang lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam
perserikatan usaha, pinjam meminjam dan lain lain atas dasar suka sama suka
ataupun dasar suatu ketetapan hukum syariat yang berlaku.
b. Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101)
1. Sejarah
Setiap laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan mengandung arti
bahwa mereka memperoleh laporan agar dapat memahami apa yang terjadi
19Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah Konsep Dasar, Paradigma, Pengembangan Ekonomi Syariah,
(Depok: Raja Wali Pers, 2017), hlm.125-127 20Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis, Dasar Analisa, Laporan Keuangan, Pengetahuan Dasar
Bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 10-11
dalam perusahaan tersebut.21
PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27
juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan terkait penyajian laporan
keuangan Syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang
dikeluarkan pada 1 mei 2002.
Standar akuntansi Syariah menjadi penting dan kunci sukses bagi bank
Islam dalam melayani masyarakat, bank harus dapat menyajikan informasi
yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun
tetapdalam konteks Syariah Islam.22
Berdasarkan surat Dewan
Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/X1/2013 maka seluruh
produk akuntansi Syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI
dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah IAI.
Setelah pengesahan awal tahun 2007, PSAK 101 mengalami amandemen
dan revisi sebagai berikut:
1. 16 Desember 2011 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1:
Penyajian Laporan Keuangan.
2) 15 Oktober 2014 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1 terkait
penyajian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
3) 25 Mei 2016 terkait penyajian laporan keuangan asuransi Syariah pada
lampiran. Perubahan ini merupakan dampak dari revisi PSAK 108:
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah. Perubahan ini berlaku efektif 1
januari 2017.
21Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 224 22Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendekia, 2012), hlm. 198
2. Ikhtisar Ringkas
Lembaga keuangan termasuk yang beroperasi dengan prinsip Syariah
memiliki pengaturan dan operasional tersendiri yang membedakan satu sama
lainya, perbedaan tersebut adalah lembaga keuangan Syariah berdasarkan
prinsip Syariah dapat melakukan kegiatan usaha yang relative sama karena
penggunaan instrumen akadyang sama merujuk pada prinsip Syariah.23
PSAK
101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan
Syariah, antara lain terkait: penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap
sak, dasar akrual, materialistis dan penggabungan, saling hapus, frekuensi
pelaporan, informasi komparatif dan konsistensi penyajian.
Penerapan dari PSAK mengenai akuntansi syariah yaitu PSAK 101
sampai dengan PSAK 107 dipergunakan secara umum oleh seluruh entitas
yang melaksanakan transaksi syariah, seperti Bank syariah, Asuransi syariah,
Lembaga Pembiayaan syariah, Koperasi syariah dan sejenisnya termasuk
pihak-pihak yang terkait. Disisi lain terdapat PSAK yang hanya dipergunakan
oleh industri khusus, karena memiliki karakter khusus yang tidak dapat
disamakan dengan entitas yang lain misalnya asuransi syariah, oleh karena itu
dalam melaksanakannya industri khusus ini harus menerapkan PSAK yang
berlaku umum dan juga PSAK khusus tersebut.24
PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan
keuangan Syariah, mencakup:
1) Laporan posisi keuangan
2) Laporan laba rugi
3) Laporan perubahan ekuitas
23Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2015), hlm.163 24BankIndonesia,http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Syariah/Contents/default.aspx. Sekilas Perbankan
Syariah di Indonesia,diakses pada Oktober 2018
4) Laporan arus kas
5) Laporan sumber dan penyaluran dana zakat
6) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
7) Catatan atas laporan keuangan.25
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan untuk tujuan umum untuk entitas Syariah yang selanjutnya
disebut laporan keuangan, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan entitas Syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas Syariah yang lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengukapan transaksi dan peristiwa teretentu di atur dalam PSAK terkait.
5. Bank Syariah
Ekonomi Islam dengan berbagai prilaku bisnisnya, prilaku konsumsinya dan
prilaku produksinya akan selalu bersandar pada tujuan utama yaitu keseimbangan
untuk kebahagian dunia dan akhirat.26
Sebagai penyempurna risalah-risalah agama
terdahulu, Islam memiliki Syariah yang sangat istimewa, yakni bersifat komprehensif
dan universal. Komprehensif berarti Syariah Islam merangkum seluruh aspek
kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah), sedangkan universal
berarti Syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai yaumul-
Hisab nanti.27
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kridit atau
25Ismail Puhi, Penerapan Akuntansi Keuangan Syariah dalam Kinerja Keuangan Baitul Maal Wa Tamwil
(BMT), Jurnal Akuntansi Syariah, l-Mizan Vol. 9 No. 1 Juni 2013 26Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3 27Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4-
5
bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.28
Bank Syariah
merupakan lembaga perbankan yang dijalankan dengan prinsip Syariah. Dalam setiap
aktivitas usahanya, bank Syariah selalu menggunakan hukum-hukum Islam yang
tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Bank Syariah merupakan salah satu
lembaga keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa perbankan lainnya di
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang yang beroperasi dengan
berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam atau pun prinsip Syariah.
Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang berkaitan bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, hingga proses
pelaksanaan kegiatan usahanya. Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan
aktivitas usahanya dengan menggunakan landasan prinsip-prinsip Syariah yang terdiri
dari BUS (Bank Umum Syariah), BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah), dan UUS
(Unit Usaha Syariah). Fungsi Bank Syariah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Penghimpun Dana. Sama seperti halnya bank umum, bank Syariah memiliki
fungsi utama sebagai penghimpun dana dari masyarakat.
b. Penyalur Dana. Fungsi utama bank Syariah yang kedua adalah sebagai penyalur
dana. Dana yang telah dihimpun dari nasabah, nantinya akan disalurkan kembali
kepada nasabah lainnya dengan sistem bagi hasil.
c. Memberikan Pelayanan Jasa Bank. Fungsi bank Syariah yang ketiga adalah
sebagai pemberi layanan jasa perbankan. Dalam hal ini, bank Syariah berfungsi
sebagai pemberi layanan jasa seperti jasa transfer, pemindah bukuan, jasa tarikan
tunai, dan jasa-jasa perbankan lainnya.29
Bank Syariah merupakan hasil kerja tim perbankan MUI adalah dengan dibentuknya
PT. bank Muamalat Indonesia yang akte pendirianya ditanda tangani tanggal 1
28Frianto Pandia dan Elly Santy Ompusungu, Lembaga keuangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 10 29Trisadini dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, dalam Zainul Arifin: Dasar-Dasar Manajemen Bank
Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 94
November 1991.30
Bank Syariah merupakan salah satu Bank Islami adalah Bank yang
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah. Bank Syariah
adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip Syariah.
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa dibidang Syariah
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian serupa yang pernah dilakukan beberapa peneliti yang berhubungan dengan
peranan standar akuntansi Syariah dalam pengelolaan transaksi keuangan dapat dilihat
melalui table berikut:
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Amrul Ikhsan
dan Musfiari
Haridhi
Penerapan Standar
Akuntansi
Keuangan Syariah
Pada Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
(Studi Pada Baitul
Qiradh Di Kota
Banda Aceh)
BQ di kota Banda Aceh belum
mampu menyusun dan
menyajikan laporan keuangan
Syariah sesuai PSAK 101
tentang penyajian laporan
keuangan Syariah secara
menyeluruh. Hal ini dapat
diketahui dari penjabaran dan
skor capaian yang telah
dijelaskan dimana tidak ada BQ
yang mencapai skor 100% pada
penyajian laporan keuangan
30Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 215
Syariah sesuai dengan PSAK
101 dan penyebab belum
diterapkannya praktik akuntansi
sesuai PSAK dikarenakan
kemampuan SDM BQ masih
terbatas dan belum mampu
untuk menyesuaikan diri
dengan peraturan yang berlaku.
2 Adistya Isini dan
Herman
Karamoy
Evaluasi Penerapan
Akuntansi Gadai
Syariah (RAHN)
Pada PT. Pegadaian
(Persero) Cabang
Manado
penerapan akuntansi rahn di
pegadaian Syariah cabang
istiqlal manado untuk traksaksi
mengenai sewa tempat sudah
sesuai dengan PSAK 107
tentang ijarah. Serta untuk
transaksi lainnya pihak
pegadaian menggunakan Fatwa
Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia sesuai
dengan produk pembiayaan
gadai Syariah (rahn).
3 Muzayyadatul
Habibah dan
Alfu Nikmah
Analisis Penerapan
Akuntansi Syariah
Berdasarkan PSAK
102 Pada
Pembiayaan
pada aspek pengakuan dan
pengukuran, terdapat BMT
yang masih melakukan
pengakuan persediaan, yang
seharusnya tidak perlu
Murabahah Di
BMT Se-Kabupaten
Pati
dilakukan karena praktik yang
dilakukan merupakan transaksi
pembiayaan murabahah buka
transaksi murabahah berbasis
jual beli secara riel adanya
penyerahan barang dagangan.
pada aspek penyajian, pihak
BMT sudah menyusun laporan
keuangan Neraca, namun tidak
dapat terlihat nilai cadangan
kerugian piutang murabahah.
Pada laporan laba/rugi tidak
terlihat adanya biaya kerugian
penurunan piutang murabahah
karena memang hal tersebut
tidak diakui/ dicatat pada jurnal
umum.
4 Dwi Utari Peranan Standar
Akuntansi Syariah
Dalam Pengelolaan
Transaksi
Keuangan Pada
Bank Syariah
penerapan standar akuntansi
Syariah pada bank jabar banten
Syariah Cirebon telah memadai,
hal ini terlihat dari hasil
perhitungan jawaban kuesioner
secara keseluruhan diperoleh
nilai rata-rata dari total jawaban
responden sebesar 4,01 yang
berada di interval 3,40-4,19
yang di dukung oleh adanya
pengakuan transaksi keuangan,
metode pencatatan transaksi
keuangan dan pengungkapan
traksaksi keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi
syraiah dan pengelolaan
transaksi keuangan pada bank
jabar banten Syariah Cirebon
telah memadai. Hal ini terlihat
dari adanya pengklasifikasian
transaksi keuangan, adanya
penggunaan dokumen yang
telah diterapkan oleh bank
Syariah pada setiap transaksi
keuangan, dan adanya
pengawasan pengelolaan
transaksi keuangan pada bank
jabar banten Syariah Cirebon.
Dari keempat penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan standar
akuntansi Syariah tahapan dalam perkembangan peraturan dan penerapan akuntansi
syariah menunjukkan adanya perkembangan dimana dapat dilihat dari adanya panduan
dalam pengaplikasian akutansi Syariah, meskipun begitu, masih ada sebagian lembaga
keuangan yang belum mampu menjalankan sepenuhnya PSAK yang berlaku.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini
meneliti penerapan standar akuntansi Syariah dan pengelolaan transaksi keuangan yang
dilihat apakah telah memadai sesuai PSAK serta standar akuntansi Syariah yang berperan
dalam pengelolaan transaksi keuangan pada pengelolaan transaksi keuangan pada BNI
Syariah KCP. Mikro Pamenang.
Sedangkan hasil penelitian Amrul Ikhsan dan Musfiari Haridhi lebih menjelaskan
bahwa Baitul Qiradh di Kota Banda Aceh belum maksimal dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan Syariah sesuai PSAK 101 tentang penyajian laporan
keuangan Syariah secara menyeluruh. Adistya Isini dan Herman Karamoy juga
menjelaskan bahwa penerapan akuntansi rahn untuk traksaksi mengenai sewa tempat
sudah sesuai dengan PSAK 107 tentang ijarah. Selain itu, Muzayyadatul Habibah dan
Alfu Nikmah juga menjelaskan bahwa penerapan akuntansi Syariah berdasarkan PSAK
102 pada pembiayaan Murabahah seharusnya tidak terjadi pengakuan dan pengukuran,
karena praktik yang dilakukan adalah transaksi Murabahah. Selanjutnya Dwi Utari
menjelaskan penerapan standar akuntansi Syariah pada Bank Jabar Banten Syariah
Cirebon telah memadai, hal ini terlihat dari pencatatan transaksi keuangan dan
pengungkapan traksaksi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi Syariah.
G. Kerangka Pikir
Standar akuntansi Syariah terdapat pada PSAK 101 sebagai penjelasan dan menjadi
pedoman bagi segala aktivitas perusahaan dalam penyajian laporan keuangan. Standar
akuntansi Syariah sangat berperan bagi pengelolaan transaksi keuangan karena transaksi
keuangan sangat diperlukan dalam perusahaan untuk mengungkapkan laporan atau
inforamasi kepada pihak yang memerlukan baik dari pihak perusahaan maupun luar
perusahaan.
Transaksi keuangan tidak dapat luput dari pengertian transaksi, adapun pengertian
transaksi merupakan transaksi yang meliputi pertukaran barang dan jasa antara individu,
perusahaan dan oranisasi lain yang mempunyai pengaruh ekonomi atau bisnis.
Pertumbuhan akuntansi tidak selamanya memberikan jalan lurus, pasang surutnya terjadi
dala alur sejaran akuntansi, hal ini terjadi karena anggapan akuntansi sebagai ilmu
pengetahuan atau praktik yang bebas dari nilai (value free), akan tetapi akuntansi
Syariah merupakan suatu akuntansi yang dapat memberikan jalan lurus dalam
aktivitasnya, hal ini tentu saja diimbangi dengan perilaku menusia yang Islami.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan jalan lurus adalah jalan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat
282, dimana jalan itu dapat membawa keselamatan dunia dan akhirat. Prinsip-prinsip
yang terjandung dalam Al-Quran surat Al-Baqarah itu adalah prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keadilan, dan prinsip kebenaran.
Prinsip pertanggungjawaban merupakan konsep yang sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep
amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia
dengan Sang Khaliq mulai dari alam kandungan. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi
adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan
pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak
yang terkait. Wujud pertanggungjawabannya biasanya dalam bantuk laporan akuntansi.
Berkaitan dengan perkembangan akuntansi Syariah tentu saja tidak luput dari
pembangunan ekonomi secara islami karena kedua unsur ini sangatlah berhubungan.
Adapun masalah yang muncul adalah yang berkaitan dengan langkah kedepan
pembangunan ekonomi Islam, karena akuntansi Syariah merupakan suatu proses kajian
yang berkaitan dengan sejarah islam yang mampu memberikan kontribusi dan manfaat
bagi kehidupan manusia yang lebih baik lagi.
Adanya standar akuntansi Syariah yang terdapat pada PSAK No.101 yang
mengatur dan menjadi pedoman dalam pengelolaan transaksi keuangan. Dapat diartikan
bahwa Peranan Standar Akuntansi adalah fungsi dalam Pengelolaan Transaksi
Keuangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yang berhuhubungan
dengan objek yang diteliti yaitu :
1. Variabel Independen (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
bebas. Pada penelitian ini variabel bebas adalah standar akuntasi Syariah, karena
variabel ini dapat berdiri sendiri dan dapat berperan dalam pengolaan transaksi
keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
2. Variabel Dependen (Dependent Variable)
Variable dependen adalah variabel yang terikat karena dipengaruhi oleh variabel
standar akuntansi Syariah dalam penelitian ini yang menjadi variabel tidak bebas
adalah pengelolaan transaksi keuangan.
Pengaruh antara variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat
(variabel dependen).
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 1: kerangka pemikiran hubungan antar variabel penelitian
Standar Akuntansi Syariah
(X)
(X)
Pengelolaan Transaksi Keuangan
(Y)
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana
penulis hanya meninjau masalah yang terjadi dalam satu perusahaan saja dan tidak
membandingkan dengan perusahaan lain. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Analisis deskriptif ini merupakan pemaparan membandingkan atau
menghubungkan seperangkat data dengan seperangkat data. Sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan pendekatan deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan
pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah datadata primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan dan yang
memerlukanya. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
lain.31
Data primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara
sedangkan data skunder berupa bahan dokumentasi seperti gambaran umum tentang
31Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 225
lokasi penelitian dan juga data-data dokumentasi tentang Standar Akuntansi Syariah
dalam pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang.
2. Sumber Data
Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. rtinya
dalam penelitian ini sumber data tidak langsung Sumber data adalah bahan pokok
yang dapat diolah dan dianalisa untuk menjawab permasalahan yang ada dalam
penelitian. sumber data bersifat umum yang memiliki informasi tentang objek
penelitian. Sumber data adalah sumber dimana data bersifat umum yang memiliki
informasi tentang objek penelitian. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini
adalah:
a. Pimpinan BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang.
b. Pegawai BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang.
c. Dokumentasi BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang.
d. Nasabah BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau informan merupakan orang, kelompok atau para informan
yang berkompeten dan mempunyai relevansi atau hubungan yang erat dalam penelitian.
Subjek yang diteliti diambil dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dalam penelitian. Subjek
penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi
informasi dalam sebuah penelitian atau yang dikenal sebagai informen. Subjek penelitian
ataupun responden adalah pihak-pihak yang akan dimintai informasi menyangkut fokus
penelitian. Dalam penelitian ini, mereka adalah orang-orang yang diduga mampu
memberikan informasi.
D. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang menerapkan standar akuntansi Syariah dalam pengelolaan
transaksi keuanganya BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
Berdasarkan objek penelitian maka data penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara
variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat ex post facto yakni
mempelajari fakta-fakta yang sudah ada. Prosesnya berupa mendeskripsikan dengan cara
menginterpretasi data yang telah diolah. Penelitian ini dilanjutkan dengan studi
kepustakaan (library research) untuk mencari kesinambungan antara teori yang ada
dengan kenyataan berdasarkan hasil penelitian, termasuk implikasinya.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan guna mendapatkan data-
data yang valid sesuai dengan topik penelitian yang diangkat penulis, adapun metode
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi juga dapat diartikan sebagai pengamatan langsung terhadap
objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam
upaya mengumpulkan data penelitian.32
Metode atau pengamatan mengoptimalkan
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, prilaku tidak sadar,
kebiasaan dan sebagainya. Metode observasi digunakan mengamati:
a. Mengamati pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro
Pamenang
b. Mengamati bentuk standar akuntansi Syariah pada BNI Syariah KCP. Mikro
Pamenang
2. Metode Wawancara
Wawancara memerlukan syarat penting yakni terjadinya hubungan yang baik
dan demokratis antara responden dengan penanya. Fungsi wawancara (interview)
dalam penelitian adalah: mendapatkan informasi langsung dari responden (metode
primer), mendapatkan informasi, ketika metode lain tidak dapat dipakai (metode
sukunder) dan menguji kebenaran dari metode kuesioner atau observasi (metode
Kreteria).33
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan terhadap responden penelitian yaitu pimpinan, pegawai dan
staf yang ada di BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang. adapun pertanyaan-pertanyaan
tersebut berhubungan dengan:
a. Apa saja peranan standar akuntansi Syariah dalam pengelolaan transaksi keuangan
pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang?
b. Apakah pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
sudah sesuai dengan PSAK 101?
32Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm.105 33Gempur Santosso, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Perpustakaan Nasional
KDT, 2012), hlm.73-74
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-
catatan mengenai data pribadi responden.34
Studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen
yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.35
Dokumentasi penulis gunakan sebagai intrumen untuk mendapatkan informasi
non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan,
pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat lainnya,
catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Dalam
penelitian ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta
bukti-bukti penerapan standar akuntansi syariah dalam pengelolaan traksaksi
keunagan pada BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
F. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
terhadap subjek penelitian, diperoleh dari materi-materi yang kemudian diteliti, dianalisis,
dikembangkan dan dissesuaikan dengan teori-teori pendukung yang ada.
Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan maupun dari
penelitian lapangan, selanjutnya dianalisa kualitatif. Yang dimaksud kualitatif yaitu
metode analisis data yang dikelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya. Setelah sdata yang di peroleh
terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis
melalui segi kualitatif, dengan teknik:
34Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), 112. 35Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), 70-71.
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah langkah analisis pertama yang dilakukan setelah
peneliti melalui suatu proses dari terjun keobjek penelitian yang berupa situasi social.
Model analisis etnografis dalam penelitian kualitatif menurut Spradley meliputi
analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponen, dan analisis tema. Analisis
domain bersifat universal yaitu mencakup: jenis, ruang, sebab akibat, rasional, lokasi
kegiatan, cara ketujuan, fungsi, urutan dan atribut. Jadi Analisis domain pada
umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh
tentang situasi sosial yang diteliti. Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis
domain yaitu:
1) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan
semantik yang tersedia.
2) Menyiapkan lembar analisis domain.
3) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya.
4) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik
dari catatan lapangan.
5) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.
6) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
2. Analisis Taksonomi
Setelah melakukan analisis domain yang masih bersifat umum, peneliti
mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan atau dijelaskan menjadi lebih
rinci. Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-
domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang
dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu
diperdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan. Analisis taksonomi adalah
analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah
ditetapkan. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu :
1) Memilih salah satu domain untuk dianalisis.
2) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan
untuk domain itu.
3) Mencari tambahan istilah bagian.
4) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan
sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.
5) Membentuk taksonomi sementara.
6) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan.
7) Membangun taksonomi secara lengkap.
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang
kontras, data dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang selektif.
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki berbedaan atau yang
kontras. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu :
1) Memilih domain yang akan dianalisis
2) Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan
3) Menyiapkan lembar paradigma
4) Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai
5) Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu
6) Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
7) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
8) Menyiapkan paradigma lengkap.
Ada lima pendekatan berfikir yang dapat digunakan dalam menganalisis data
penelitian perpustakaan (library research) diantaranya adalah:
1. Berfikir induktif, deduktif, yaitu menarik suatu sintesis (simpul-simpul).
2. Berfikir dengan komperatif.
3. Mengemukakan fakta-fakta teoretis yang dikembangkan dari pakar satu dengan
pakar yang lain, sehingga ditemukan garis pemisah perbedaan atau benang merah
kesamaan pandang, diantara pandangan atau teori-teori yang dikemukakan,
4. Membuat suatu sintesis.
5. Melakukan deskriptif yaitu menggambarkan, mengemukakan, memberikan
interpretasi, dan menghindari bias data yang digunanakan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data
adalah analisis deskriptif yaitu penelitian yang menekankan pada quality atau hal
yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa berupa kejadian atau fenomena atau
gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran
berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.36
proses mencari dan menyusun
secara sistematis dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
36 Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 22.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil BNI Syariah Kantor Cabang Pamenang
Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah adalah perusahaan yang
bergerak dibidang perbankan yang kegiatannya memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik jasa maupun produk perbankan lainnya. BNI Syariah
dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal. Pola yang digunakan PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) tbk. Syariah untuk masuk ke dalam pasar perbankan Syariah
adalah dual system banking. Untuk mewujudkan visinya menjadi universal banking. BNI
termasuk salah satu pelopor berdiri dan berkembangnya Bank Syariah di Indonesia karena
BNI merupakan bank besar pertama yang membuka Unit Usaha Syariah. Sesuai dengan
UU. 10 Tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan
Syariah. BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah dengan
konsep dual system banking, yakni menyediakan layanan perbankan konvensional dan
Syariah37
Tujuan didirikannya BNI Syariah yakni tempaan krisis moneter tahun
1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan Syariah. Prinsip syariah
dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan
berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal
29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor
cabang di Jambi, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 27 Kantor Cabang dan 31
Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati
37BNI Syariah,“Sejarah BNI Syariah”, dari http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah. artikel
diakses pada Oktober 2018.
layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling)
dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan
terhadap aspek syariah.38
B. Visi, Misi dan Motto BNI Syariah Kantor Cabang Pamenang
Visi: Menjadi bank syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja
dengan menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah.
Misi: Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan
kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat
menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri, dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.39
BNI Syariah siap memasuki pasar awal 2010, Unit Syariah BNI resmi
melakukan pemisahan (spin off) dari induknya. Para pemegang saham dan
Dewan Komisaris BNI telah menyetujui rencana BNI Syariah itu menjadi Bank Umum
Murni Syariah. Spin off dilakukan sebagai langkah strategis BNI dalam merespon
perkembangan faktor-faktor eksternal, yaitu regulasi, pertumbuhan bisnis, dan kesadaran
38BNI Syariah,“Sejarah BNI Syariah”, dari http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah. artikel
diakses pada Oktober 2018. 39BNI Syariah, “BNI Syariah Resmi Menjadi Bank Umum Syariah”, artikel diakses pada
02 Juni 2013 dari http://www.bni.co.id/BeritaBNI/SiaranPers/tabid/246
konsumen yang kian meningkat serta faktor internal, antara lain corporate plan, kesiapan
organisasi, dan customer base.
C. Produk BNI Syariah
BNI Syariah merupakan hasil design ulang untuk menciptakan suatu identitas yang
tampak lebih segar, lebih modern, dinamis serta menggambarkan posisi dan arah
organisasi yang baru. Bank BNI Syariah memiliki 2 (dua) produk yang ditawarkan, yaitu
produk simpan dan produk pembiayaan, yaitu sebagai berikut:
1. Produk Simpan
a. Tabungan iB Hasanah. Tabungan iB Hasanah merupakan jenis simpanan
dalam mata uangrupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan
menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah dan akad Wadiah.
b. Tabungan iB Bisnis Hasanah Tabungan iB Bisnis Hasanah merupakan jenis
investasi dana dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah dengan menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah yang dilengkapi
dengan detail mutasi kredit dan debit yang terletak pada buku tabungan.
c. Tabungan iB Prima Hasanah Merupakan jenis simpanan dalam mata uang
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad
Mudharabah Muthlaqah.40
d. Tabungan Haji iB Hasanah Tabungan Haji iB Hasanah merupakan produk
tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi biaya perjalanan ibadah haji
yang dikelola secara aman dan bersih dengan menggunakan akad Mudharabah
Muthlaqah. Tabungan Haji iB Hasanah ini telah tergabung dalam layanan
SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah
40http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah.
haji memperoleh kepastian porsi dari departemen kementrian agama pada saat
jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan.
e. Tabungan iB Tapenas Hasanah Merupakan tabungan perencanaan yang
dikelola secara syariah dengan menggunakan akad Mudhrabah Muthlaqah.
Tabungan iB Tapenas Hasanah membantu nasabah untuk menyiapkan rencana
masa depan nasabah melalui iB Tapenas Hasanah, seperti perencanaan liburan,
umroh, pendidikan maupun pernikahan.
f. Deposito iB Deposito iB ini merupakan jenis investasi berjangka panjang yang
diperuntukkan kepada nasabah baik perorangan dan perusahaan maupun
lembaga, dengan menggunakan prinsip akad Mudharabah Muthlaqah.41
2. Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BNI Syariah diantaranya sebagai
berikut:
a. Pembiayaan Multiguna iB Hasanah Merupakan sebuah fasilitas pembiayaan
konsumtif yang diberikan kepada masyarakat luas untuk membeli barang
kebutuhan konsumtif dengan jenis anggunan berupa barang yang dibiayai (jika
bernilai material) maupun fixed asset yang diperuntukkan kepada kalangan
profesional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari
penghasilan tetap dan tidak keluar dari undang-undang maupun hukum yang
berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan syariat Islam. Pada
pembiayaan multiguna iB Hasanah pada Bank BNI Syariah Cabang Jambi
menggunakan akad Murabahah.
b. Pembiayaan Multijasa iB Hasanah Multijasa iB Hasanah merupakan sebuah
fasilitas pembiayaan berjenis konsumtif yang diberikan kepada masyarakat
41Sumber Data: Wawancara dengan Responden Penelitian di BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Jalan
Lintas Sumatera KM.32 Komplek Pasar Pamenang, Oktober 2018
luas untuk memenuhi kebutuhan jasa dengan anggunan berupa fixed asset atau
kendaraan bermotor. Akad yang digunakan dalam pembiayaan Multijasa iB
Hasanah yaitu akad Ijarah Multijasa.
c. BNI Oto iB Hasanah. Merupakan sebuah fasilitas pembiayaan konsumtif
dengan menggunakan akad Murabahah yang diberikan kepada masyarakat
untuk pembelian kendaraan bermotor dengan jenis anggunan berupa
kendaraan bermotor yang dibiayai oleh pembiayaan Oto.42
d. BNI Griya iB Hasanah Griya iB Hasanah merupakan sebuah fasilitas
pembiayaan berbasis konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat
yang berniat untuk melakukan pembelian, pembangunan, renovasi rumah
(termasuk ruko, rukun, rusun, apartement maupun sejenisnya), dan pembelian
tanah kavling serta rumah ident, yang besarnya pembiayaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon
nasabah. Akad yang digunakan dalam pembiayaan Griya iB Hasanah ini
berupa akad Murabahah.
e. BNI iB Fleksi Pembiayaan BNI iB Fleksi merupakan bagian dari pembiayaan
konsumtif yang diperuntukkan kepada karyawan atau pegawai suatu
perusahaan maupun lembaga atau instansi untuk pembelian barang dan
penggunaan jasa yang tidak keluar dari peraturan perundang-undangan atau
hukum yang berlaku serta tidak dinilai haram oleh syariat Islam.
f. BNI iB Usaha Kecil Merupakan fasilitas pembiayaan atau investasi kepada
pengusaha kecil dengan prinsip syariah.
g. BNI Haji iB Hasanah Pembiayaan Haji iB Hasanah merupakan sebuah
fasilitas pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan kepada nasabah untuk
42Sumber Data: Wawancara dengan Responden Penelitian di BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Jalan
Lintas Sumatera KM.32 Komplek Pasar Pamenang, Oktober 2018
memenuhi kebutuhan biaya setoran awal pada pendaftaran haji. Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh Departemen
Agama untuk mendapatkan nomor porsi haji. Pada pembiayaan Haji iB
Hasanah ini menggunakan akad Ijarah.43
h. BNI iB Wirausaha. BNI iB Wirausaha merupakan fasilitas pembiayaan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha yang berlandaskan
pada prinsip syariah.
i. iB Hasanah Card iB Hasanah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi
sebagai Kartu Kredit yang berhubungan hukum antara para pihak berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa DSN No.
54/DSNMUI/X/2006.
j. CFF iB Hasanah. Merupakan pembiayaan yang menggunakan anggunan Cash,
yaitu dijamin dengan menggunakan simpanan dalam bentuk Deposito.
k. Payroll Gaji. Layanan auto Kredit Gaji Pegawai merupakan fasilitas layanan
pembayaran gaji yang dilakukan atas dasar perintah dari perusahaan maupun
instasi tertentu untuk pembayaran gaji, untuk mendebit rekeningnya dan
mengkredit ke rekening karyawannya.
l. Gadai Emas iB Hasanah Gadai Emas iB Hasanah atau sering disebut dengan
pembiayaan Rahn, merupakan penyerahan hak penguasaan secara fisik atas
barang berharga berupa emas (lantakan maupun perhiasan) dari nasabah
kepada bank sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima nasabah.44
43Sumber Data: Wawancara dengan Responden Penelitian di BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Jalan
Lintas Sumatera KM.32 Komplek Pasar Pamenang, Oktober 2018 44Sumber Data: Wawancara dengan Responden Penelitian di BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang Jalan
Lintas Sumatera KM.32 Komplek Pasar Pamenang, Oktober 2018
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Peranan Standar Akuntansi Syariah dalam Pengelolaan Transaksi Keuangan pada
BNI Syariah KCP. Mikro Pamenang
1. Menunjang Pembangunan Ekonomi
Sistem perbankan syariah di Indonesia dilaksanakan menurut kerangka dual-
banking system atau sistem perbankan ganda. Sistem ini menghadirkan dua alternatif
jasa perbankan, yaitu sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional. Kedua
sistem ini secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat dalam upaya
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.
Cara operasional sistem perbankan syariah berdasarkan prinsip bagi hasil, yang
merupakan alternatif sistem perbankan yang bercirikan saling menguntungkan bagi
nasabah dan bank. Sistem Syariah menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi
dengan menghindari kegiatan transaksi keuangan spekulatif. Sistem syariah ini
melaksanakan kegiatan investasi yang menjunjung etika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam kegiatan produksi.
Sistem perbankan ganda ini menawarkan beragamnya produk serta layanan
jasa perbankan dengan skema keuangan yang lebih bervariatif baik melalui bank
konvensional maupun bank syariah, dimana perbankan syariah berpotensi menjadi
alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dinikmati seluruh masyarakat
Indonesia. Seperti hasil wawancara peneliti dengan salah satu pegawai bank BNI
Syariah KCP. Mikro Pamenang yang memberikan keterangan sebagai berikut:
Meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan Syariah itu
dapat menciptakan harmoni antara sektor keuangan dengan sektor riil, akan
mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, yang berperan dalam
mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan dan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka
menengah-panjang.45
Lembaga Keuangan berbasis syariah berkembang semakin cepat.
Pengembangan Perbankan Syariah antara lain berisikan kondisi aktual industri
perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan
industri perbankan syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan
syariah nasional, serta hubungan dengan kerangka sistem keuangan yang bersifat
lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem
Keuangan Indonesia (ASKI), juga international best practices dari lembaga-lembaga
keuangan syariah internasional, seperti Islamic Financial Services Board/IFSB.46
Berbagai program dan kegiatan telah dan akan dilakukan dalam tahap
implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan syariah,
antara lain: menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah, membangun
pemahaman perbankan syariah sebagai beyond bankin Disamping itu juga program
pengembangan produk melalui variasi produk yang beragam yang didukung dengan
keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan
kantor yang luas tersebar dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami
oleh masyarakat. Untuk menunjang hal ini juga dilakukan program sosialisasi dan
edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi
langsung, maupun tidak langsung seperti media cetak, elektronik, online/web-site.47
Kegiatan sosialisasi keuangan Syariah antara lain melalui Kampanye. Seperti