Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    1/15

    PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE

    GORONG-GORONG

    Disusun untuk Memenuhi

    Tugas Mata Kuliah Drainase

    Disusun Oleh:

    Ramlan Effendi Tanjung

    Shena Meita Cassandra 21080112130074

    Diny Setyanti 21080112130075

    PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2014

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    2/15

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Semua perihal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota dapat

    menimbulkan permasalahan drainase yang kompleks. Dengan semakin kompleksnya

    permasalahan drainase di perkotaan, maka perencanaan dan pembangunan bangunan air

    untuk drainase perkotaan menjadi faktor keberhasilan sistem drainase tersebut. Drainase

    perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota dengan cara mengalirkannya

    melalui permukaan tanah (surface drainage) atau lewat di bawah permukaan tanah (sub

    surface drainage), untuk dibuang ke sungai, laut, atau danau. Kelebihan air tersebut dapat

    berupa air hujan, air limbah domestik, maupun air limbah industri. Oleh karena itu, drainase

    perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota, dan ilmu disiplin

    lainnya.

    Untuk menjamin berfungsinya suatu sistem drainase secara baik maka diperlukan

    bangunan-bangunan pelengkap di tempat-tempat tertentu. Semua bangunan pelengkap sistemdrainase tidak selalu harus ada pada setiap jaringan drainase. Keberadaannya tergantung pada

    kebutuhan daerah setempat yang biasanya dipengaruhi oleh fungsi saluran, kondisi

    lingkungan, dan tuntutan akan kesempurnaan jaringan. Bangunan penunjang sistem drainase

    antara lain adalah bangunan silang, bangunan pemecah energi, bangunan pengaman erosi,

    bangunan inlet dan outlet, bangunan pintu air, bangunan rumah pompa, bangunan kolam

    retensi, bangunan manhole, bangunan instalasi pengolah limbah, dan sebagainya. Dalam

    makalah ini, akan dijelaskan lebih rinci mengenai bangunan pelengkap sistem drainase jenis

    bangunan silang, yaitu gorong-gorong.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Maksud pembuatan makalah ini adalah sebagai petunjuk dalam merencanakan

    bangunan pelengkap gorong-gorong untuk drainase jalan raya sesuai dengan persyaratan

    teknis yang ada sehingga dapat mencapai suatu keseragaman dalam cara mendesain.

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    3/15

    2

    BAB II

    ISI

    2.1. Drainase

    Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

    usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu kompleks pemanfaatan tertentu.

    Sistem drainase perkotaan merupakan ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada

    kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan

    sosial budaya yang ada di kawasan kota tersebut.

    Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah

    perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri & perdagangan, sekolah, rumah sakit,

    dan fasilitas umum lainnya, seperti lapangan olah raga, lapangan parkir, instalasi militer,

    instalasi listrik&telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut/sungai, dan tempat lainnya

    yang merupakan bagian dari sarana kota.

    2.1.1.

    Jenis Drainase Menurut Sejarah Terbentuknya

    Menurut sejarah terbentuknya, drainase dibagi menjadi dua jenis, yaitu drainase

    alamiah (natural drainage) dan drainase buatan (artificial drainage).

    a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)

    Drainase alamiah merupakan drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat

    bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,

    gorong-gorong, dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak

    karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

    Gambar 2.1.Drainase alamiah pada saluran air

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    4/15

    3

    b. Drainase Buatan (Artificial Drainage)

    Drainase buatan adalah drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu

    sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan

    batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa, dan sebagainya.

    Gambar 2.2.Drainase buatan pada saluran air

    2.1.2. Jenis Drainase Menurut Letak Bangunan

    Menurut letak bangunannya, drainase dibagi menjadi dua jenis, yaitu drainase

    permukaan tanah (surface drainage) dan drainase bawah permukaan tanah (subsurface

    drainage).

    a.

    Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)

    Drainase permukaan tanah merupakan saluran drainase yang berada di atas

    permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa

    alirannya merupakan analisa open channel flow.

    b. Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)

    Drainase bawah permukaan tanah adalah saluran drainase yang bertujuan mengalirkan

    air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (melalui pipa-

    pipa), yang dikarenakan alasan-alasan tertentu, seperti tuntutan artistik, tuntutan

    fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah,

    seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain

    2.2. Bangunan Penunjang Sistem Drainase

    Bangunan penunjang sistem drainase merupakan bangunan pelengkap yang berfungsiuntuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik. Keberadaan bangunan pelengkap

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    5/15

    4

    ini bergantung pada kebutuhan sistem drainase yang ada yang secara umum dipengaruhi oleh

    fungsi saluran, kondisi lingkungan, dan tuntutan akan kesempurnaan jaringan. Bangunan

    pelengkap setidaknya dibagi menjadi sebelas jenis, yaitu

    1)

    Bangunan silang, misalnya gorong-gorong

    2)

    Bangunanpemecah energi, misalnya bangunan terjunan dan saluran curam

    3) Bangunan pengaman erosi, misalnyaground sillatau levelling structur

    4) Bangunan inlet, misalnyagrill samping/datar

    5)

    Bangunan outlet, misalnya kolam loncat air

    6) Bangunan pintu air, misalnya pintu geser dan pintu otomatis

    7) Bangunan rumah pompa

    8)

    Bangunan kolam tandon/pengumpul

    9) Bangunan lubang kontrol/manhole

    10)Bangunan instalasi pengolah limbah

    11)

    Peralatan penunjang, berupa AWLR, ORR, Stasiun meteorologi, detektor kualitas air

    12)dan sebagainya

    2.3.

    Fungsi Bangunan Pelengkap

    Banguan-bangunan pelengkap dalam sistem drainase memiliki beberapa fungsi, yaitu

    sebagai berikut,

    memeperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul di atas permukaan jalan

    karena Q hujan dan Q rencana

    memperlancar arus saluran

    mengamankan terhadap bahaya degradasi pada dasar saluran

    mengatur saluran terhadap pasang surut, khususnya di daerah pantai.

    2.4. Bangunan Pelengkap Gorong-Gorong

    Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran

    irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan,

    atau jalan kereta api. Bangunan gorong-gorong biasanya dibuat untuk menghubungkan

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    6/15

    5

    saluran di kaki bukit secara melintang jalan di bawahnya dan berakhir di sisi bawah dari

    bangunan penahan tanah yang mendukung struktur jalan tersebut.

    Gambar 2.3.Gorong-gorong

    Bangunan gorong-gorong ini dimaksudkan untuk meneruskan aliran air buangan yang

    melintas di bawah jalan raya. Dalam merencanakan gorong-gorong ini perlu memperhatikan

    hal-hal sebagai berikut :

    a. harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari daerah pengaliran

    secara efisien

    b. kemiringan dasar gorong-gorong dibuat lebih besar dari saluran pembuangannya,

    dimaksudkan agar dapat menggelontor sedimen

    c. Keadaan aliran pada gorong-gorong

    Selain itu, juga perlu untuk memperhatikan kriteria berikut ini

    Kemiringan gorong-gorong adalah 0,5 % - 2 %.

    Jarak maksimum antar gorong-gorong pada daerah datar adalah 100 m dan daerah

    pegunungan adalah 200 m.

    Diameter minimum adalah 80 cm.

    Untuk setiap jenis pengendalian, rumus serta faktor yang berlainan harus digunakan.

    Adapun rumus-rumusnya sebagai berikut :

    Rumus untuk gorong-gorong kotak yang pendek yang berpengendalian inlet telah diberikan

    oleh Henderson FM Open Chanel Flow (1996), yaitu

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    7/15

    6

    Bila kira-kira permukaan air pada bagian masuk tidak akan menyinggung

    bagian atas dari lubang gorong-gorong oleh karena itu arus menjadi kritis.

    Oleh karena itu, debit maka debitnya adalah

    dimana,

    B = lebar lubang

    Cb = koefisien yang menyatakan pengaruh lebar penyempitan aliran

    Apabila tepi vertikalnya dibuat bulat dengan radius 0,1 B atau lebih, maka tidak akan

    ada penyempitan samping dan Cb = 1. Bila tepi vertikalnya dibiarkan tetap persegi,

    maka Cb bernilai 0,9.

    Apabila kira-kira permukaan air akan menyentuh bagian atas lubang

    gorong-gorong, dan untuk nilai yang lebih besar dari 4, maka tempat masuk gorong-

    gorong akan berlalu pintu geser.

    Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa pengaruh kombinasi dari penyempitan vertikal

    maupun horizontal dapat diutarakan sebagai satu koefisien penyempitan, Cb, di bidang tegak,

    yang untuk dasar langit-langit yang dibulatkan dan tepi vertikal adalah 0,8, sedangkan untuk

    tepi persegi adalah 0,6.

    Debit bisa dihitung berdasarkan asumsi tersebut dengan memakai persamaan :

    hasilnya akan berada antara 2 debit yang terukur untuk

    2.5. Fungsi Gorong-Gorong

    Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itudesainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur supaya gorong gorong

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    8/15

    7

    dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan

    timbunan tanah.

    2.6. Tipe/Jenis Konstruksi

    Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe konstruksi

    yang permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan desain umur rencana 10 tahun.

    2.6.1. Gorong-gorong baja

    Gorong-gorong baja biasanya menggunakan Corrugated Steel Pipe, kalau

    diterjemahkan secara bebas berarti Pipa Baja Bergelombang. Gorong gorong baja ini

    terutama dari jenis Multi Plate Pipe telah menjadi alternative menggantikan jembatan kayu

    dan box culvert beton , hal ini disebabkan gorong gorong baja memiliki beberapa

    keuntungan dibanding dengan penggunaan kayu ataupunbeton,di antara keuntungan tersebut

    antara lain :

    Harga murah

    Waktu pengerjaan cepat

    Instalasi yang mudah, tidak memerlukan tenaga ahli khusus

    Memiliki umur pakai yang panjang (bisa sampai 25 tahun)

    Mudah dalam pengangkutan

    Bisa dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya apabila sudah tidak digunakan.

    Gambar 2.4.Gorong-gorong baja

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Betonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Betonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Baja
  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    9/15

    8

    2.6.2. Gorong-gorong PVC

    Gorong-gorong PVC biasanya digunakan untuk gorong-gorong dengan ukuran kecil.

    Karena gorong-gorong ini terbuat dari pipa pvc yang ringan dan praktis.

    Gambar 2.5.Gorong-gorong PVC

    2.6.3. Gorong-gorong beton

    Gorong-gorong beton disebut juga culvert box adalah gorong-gorong cor di pabrik

    (precast) ataupun dicor ditempat, dimensi tergantung kepada debit air yang akan dialirkanmelalui gorong-gorong. Gorong-gorong yang dicor di pabrik dapat utuh dengan bentuk profil

    bulat atau persegi ataupun trapesium, ataupun modular yang terpisah atas dengan bawah.

    Gambar 2.6.Gorong-gorong beton

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    10/15

    9

    2.7. Komposisi Gorong-gorong

    Bagian utama gorong-gorong terdiri atas pipa, tembok kepala dan apron.

    a. Pipa : kanal air utama.

    b. Tembok kepala: Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan. Tembok penahan yang

    dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan.

    c. Apron (dasar): Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi

    dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur.

    Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat yang ada dan tingginya

    timbunan.

    2.8. Penempatan Gorong-gorong

    Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-gorong harus

    diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat berfungsi dengan baik, maka

    gorong-gorong ditempatkan pada :

    a. Lokasi jalan yang memotong aliran air.

    b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang.

    c.

    Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan jalan.

    d.

    Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60 cm.

    Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan

    pertimbangan, yaitu:

    a. aliran air alamiah

    b.

    tempat air masuk

    c. sudut yang tajam pada hagian pengeluaran (out let)

    Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong disarankan

    untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m.

    2.9. Penentuan Dimensi Gorong-gorong

    Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai.rumus sebagai berikut,

    a =

    keterangan,

    a =Luas penampang m2 , Q = Debit (m3/dt), dan V = Kecepatan aliran (m/dt)

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    11/15

    10

    Dimana :

    Q =

    C.I.A (Rumus Rasional)

    V =.. (Rumus Manning)Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau

    ukuran jembatan yang mempunyai bentang < 12 m (bukaan saluran tidak melebihi 30 m2),

    dapat menggunakan Rumus Talbot:

    a = 0,183 r A3

    dimana :

    a = luas saluran gorong-gorong (m2)

    r = koefisicn pengaliran

    A = luas daerah pengaliran (HA)

    Nilai r memiliki kriteria sebagai berikut,

    1 untuk daerah pegunungan

    0,75 untuk daerah perbukitan

    0,50 untukd aerah bergelombang

    0,25 untuk daerah datar

    Menurut rumus ini, dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13

    m2 atau 0,60 cm. Tabel berikut ini akan memberikan luas saluran secara mudah untuk

    bermacam-macam keadaan medan dan luas daerah pengaliran yang didasarkan pada Rumus

    Talbot.

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    12/15

    11

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    13/15

    12

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    14/15

    13

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi

    atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan, atau

    jalan kereta api. Bangunan gorong-gorong biasanya dibuat untuk menghubungkan saluran

    di kaki bukit secara melintang jalan di bawahnya dan berakhir di sisi bawah dari

    bangunan penahan tanah yang mendukung struktur jalan tersebut. Fungsi gorong-gorong

    adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Tipe gorong-gorong yaitu gorong-

    gorong baja, beton, dan pvc. Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat

    yang ada dan tingginya timbunan.

  • 8/10/2019 Perancangan Bangunan Pelengkap Drainase

    15/15

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA,DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN

    KOTA

    Darmanto,1990,Drainase Perkotaan,Seminar Sehari Hmpunan mahasiswa Teknik sipil

    Universitas Muhammadiyah Malang

    Edisono, Sutarto, dkk. 1997. Drainase Perkotaan. Jakarta : Gunadarma

    Subarkah, Imam . 1980.Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung : Ide

    Dharma.