126
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS PADA LABORATORIUM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 252 JAKARTA LATIFAH (100091020230) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H i

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

SISTEM DISKLESS PADA LABORATORIUM

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

252 JAKARTA

LATIFAH

(100091020230)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

i

Page 2: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

SISTEM DISKLESS PADA LABORATORIUM

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

252 JAKARTA

Oleh :

LATIFAH

100091020230

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

ii

Page 3: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …
Page 4: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2011

Latifah

100091020230

iv

Page 5: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

ABSTRAK

LATIFAH (100091020230) Perancangan dan Implementasi Sistem Diskless pada

Laboratorium Sekolah Menengah Pertama Negeri 252 Jakarta (Di bawah

bimbingan HERLINO NANANG dan HARI SATRIA).

Perkembangan kebutuhan pelajar SMPN 252 Jakarta terhadap informasi

menuntut mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang

menyertainya. Pada sistem jaringan komputer sekolah, diskless masih menjadi

alternatif terbaik bila dibandingkan jaringan Lokal Area Network (LAN) biasa

yang cenderung memakan biaya jauh lebih besar. Dengan diskless maka

dimungkinkan membangun suatu jaringan dengan mengurangi ketergantungan

terhadap storage lokal dan juga menekan biaya pengadaan suatu jaringan

besar.Dalam tugas akhir ini akan dirancang sebuah sistem jaringan yang

menggunakan sistem diskless dengan sistem operasi Windows di jaringan

komputer Laboratorium Komputer SMPN 252 Jakarta. Di dalam penelitian ini

digunakan metode penelitian yang secara umum dimiliki oleh empat paradigma

dalam Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), yaitu tahap definisi, perancangan, dan

verifikasi. Dalam implementasi sistem diskless ini akan diterapkan teknologi citrix

metaframe dan thinstation. Setelah implementasi sistem diskless pada

Laboratorium Komputer SMPN 252 ini didapatkan hasil suatu jaringan komputer

dengan terminal-terminal tanpa media storage berhubungan satu sama lain dan

dengan kecepatan yang seolah-olah seragam. Hasil dari verifikasi menunjukkan

bahwa implementasi jaringan komputer berbasis diskless dengan menggunakan

teknologi citrix metaframe dan thinstation di Laboratorium Komputer SMPN 252

Jakarta dapat berjalan dengan baik dan menghemat pengeluaran untuk upgrade

PC. Selain itu dengan adanya penerapan sistem diskless ini diharapkan akan

memacu adanya penelitian - penelitian lebih lanjut tentang penerapan sistem

diskless ini.

Kata kunci : diskless, thinstation, citrix metaframe, RPL

v

Page 6: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan

untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada program studi Teknik Informatika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan Skripsi ini saya mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

2. Yusuf Durrachman, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi

3. Herlino Nanang, MT dan Hari Satria, S.Si, CCNA, CCAI, selaku

pembimbing I dan pembimbing II skripsi, yang memberikan nasihat dan

saran-saran berharga secara bijak membantu membimbing penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

vi

Page 7: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Ayah, Ibu, kakak-kakak, serta suami tercinta yang senantiasa memberikan

kasih sayang, doa serta dukungannya baik moril maupun materil yang

tidak terkira kepada penulis.

Saya menyadari banyak kekurangan dalam skripsi saya ini, karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penulisan

yang lebih baik. Akhir kata saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membacanya. Amin..

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juli 2011

Latifah

100091020230

vii

Page 8: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

DAFTAR ISI

Lembar Judul ………………………………………………………………. ...i

Lembar Persetujuan Pembimbing ………………………………………...... ii

Lembar Pengesahan Ujian ………………………………………................... iii

Lembar Pernyataan ………………………………………………………...... iv

Abstrak ……………………………………………………………………….. v

Kata Pengantar ……………………………………………………………..... vi

Daftar Isi …………………………………………………………………….... viii

Daftar Tabel ………………………………………………………………….. xii

Daftar Gambar ……………………………………………………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………... 2

1.3 Batasan Masalah ……………………………………………..... 3

1.4 Tujuan & Manafaat Penelitian…………………………………. 3

1.5 Metodologi Penelitian …………………………………………. 4

1.6 Sistematika Penulisan …………………………………………. 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Jaringan ......................................................................... 7

2.2. Jenis-Jenis Jaringan ..................................................................... 8

2.3. Lokal Area Network (LAN) ........................................................8

viii

Page 9: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2.3.1 Komponen Hardware (Perangkat Keras)......................... 8

2.3.2 Komponen Software (Perangkat Lunak) ........................ 14

2.3.3 Topologi Fisik Jaringan ................................................. 17

2.4. Tipe Jaringan ............................................................................ .. 19

2.4.1 Peer To Peer .................................................................... 20

2.4.2 Client-Server ................................................................... 20

2.5. Model Referensi OSI ………………………………………….. 21

2.6. TCP/IP ………………………………………………………... 23

2.6.1. Arsitektur TCP/IP ……………………………………... 24

2.7. Transmission Control Protocol (TCP) ………………………… 25

2.8. User Datagram Protocol (UDP ………………………………... 28

2.9. IP Address ……………………………………………………... 29

2.10. Subnetting ………………………………………………………35

2.11. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) ……………..... 37

2.12. Trivial File Transfer Protokol (TFTP)………………………..... 40

2.13. User Account dan Groups ……………………………………... 41

2.14. Terminal Services ……………………………………………... 41

2.15. Remote Desktop ……………………………………………….. 42

2.16. Pengenalan Diskless ....................................................................42

2.16.1. Diskless dan Perbedaannya dengan Thin Client……….. 42

2.16.2. Keunggulan Diskless ...................................................... 43

2.16.3. Kelemahan Diskless …………………………………… 45

2.17. Pengenalan Citrix Metaframe ………………………………..... 45

ix ix

Page 10: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2.17.1. Prinsip Kerja Citrix Metaframe ……………………….. 46

2.17.2. Komponen-Komponen Citrix Metaframe ……………... 48

2.17.3. Keunggulan Citrix Metaframe Server dibandingkan

Windows Terminal Server …………………………….. 49

2.18. Thin Station ................................................................................. 50

BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 52

3.2 Objek Penelitian ....................................................................... .. 52

3.3 Alat Penelitian .......................................................................... .. 53

3.3.1. Lingkungan Perangkat Keras ....................................... .. 53

3.3.2. Lingkungan Perangkat Lunak ...................................... .. 54

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... .. 54

3.4.1. Studi Pustaka ................................................................ .. 55

3.4.2. Observasi ........................................................................ 55

3.4.3. Wawancara ................................................................... .. 55

3.5 Metode Penelitian ....................................................................... 56

3.5.1 Tahap Definisi .............................................................. .. 56

3.5.2 Tahap Perancangan ......................................................... 57

3.5.3 Tahap Verifikasi ............................................................. 59

3.6 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 60

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1 Profil SMPN 252 Jakarta ............................................................ 62

x

Page 11: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4.2 Tahap Definisi .......................................................................... .. 63

4.2.1. Keadaan Sistem Saat Ini ................................................. 63

4.2.2. Masalah Yang Dihadapi ............................................... .. 64

4.2.3. Kebutuhan Sistem ........................................................... 65

4.3 Tahap Perancangan ..................................................................... 67

4.3.1. Pembuatan Skema Jaringan ............................................ 67

4.3.2. Pembangunan Sistem Jaringan ....................................... 70

4.4 Tahap Verifikasi ..........................................................................104

4.4.1 Testing Sistem Jaringan .................................................. 104

4.4.2 Perawatan Jaringan ......................................................... 105

4.4.3 Pelatihan .......................................................................... 106

4.4.4 Implementasi Sistem Baru .............................................. 106

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kesimpulan …………………………………………………..... 107

5.2. Saran ……………………………………………………………108

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109

LAMPIRAN ……………………………………………………………….......110

xi

Page 12: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Contoh IP Address……………………………………………......... 30

Tabel 2.2. Kelas IP Address…………………………………………………… 32

Tabel 2.3. Privat Address…………………………………………………….... 32

Tabel 2.4. Subnet Mask Default……………………………………………….. 35

xii

Page 13: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Network Interface Card……………………………………......... 9

Gambar 2.2. HUB…………………………………………………………...... 10

Gambar 2.3. Kabel UTP………………………………….………………....... 11

Gambar 2.4. Metode Straight………………...………….………………........ 12

Gambar 2.5. Metode Crossover………………...………..……………............ 13

Gambar 2.6. Konektor RJ45………………...……….......………………........ 14

Gambar 2.7. Topologi Bus………………...……….......………...………....... 18

Gambar 2.8. Topologi Ring………………...……….......………...…...…....... 19

Gambar 2.9. Topologi Star………………...……….......………...…...…........ 20

Gambar 2.10. Format Alamat IP……………….….......………...…...…......... 30

Gambar 2.11. Network ID dan Host ID……………….….......………............ 33

Gambar 2.12. Interaksi antara DHCP Client dan DHCP Server…................... 38

Gambar 2.13. Hierarki DNS……………….…........................………............. 40

Gambar 2.14. Proses Forward Lookup Query………………....……............... 41

Gambar 2.15 Konsep Kerja antara Server dan Client dengan Citrix

Metaframe……………….….............................………............. 47

Gambar 2.16. Komponen-komponen Citrix Metaframe Server...…................. 49

xiii

Page 14: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian……………….….........……….............. 61

Gambar 4.1. Rancangan Jaringan Komputer Menggunakan Sistem

Diskless Berbasis Citrix Metaframe XP.…......………............... 69

Gambar 4.2. Tampilan Network and Dial-Up Connection…………................ 71

Gambar 4.3. Setting IP pada Windows 2000 Server………..………............... 72

Gambar 4.4. Setting IP Address dan DNS Server pada Windows

2000 Server………..…………………………………............... 72

Gambar 4.5. Tampilan Awal Intalasi Terminal Service………….................... 73

Gambar 4.6. Kotak Dialog Windows Component……………..…................... 74

Gambar 4.7. Mode Menjalankan Terminal Servis……………..…................... 74

Gambar 4.8. Izin Untuk Kompatibilitas Aplikasi……………..….................... 75

Gambar 4.9. Proses Instalasi Terminal Service……………..…....................... 75

Gambar 4.10. Konfigurasi DNS Server……………...............…...................... 77

Gambar 4.11. Kotak Dialog Root Server………..…...............…..................... 77

Gambar 4.12. Kotak Dialog Forward Lookup Zone………..…....................... 78

Gambar 4.13. Zone Type………..…................................................................ 78

Gambar 4.14. Zone File………..….................................................................. 79

Gambar 4.15. Membuat Reverse Lookup Zone……...……..…...................... 80

xiv

Page 15: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.16. Reverse Lookup Zone…….....................……..…..................... 80

Gambar 4.17. Reverse Lookup Zone…….....................……..…..................... 81

Gambar 4.18. Kotak Dialog DNS……...........................……..….................... 81

Gambar 4.19. Instalasi DHCP……................................……..…..................... 82

Gambar 4.20. Kotak Dialog Networking Services…...……..…....................... 83

Gambar 4.21. Konfigurasi DHCP…..............................……..…...................... 83

Gambar 4.22. Mengaktifkan New Scope…...................……..…...................... 84

Gambar 4.23. Membuat Scope Name…........................……..…...................... 84

Gambar 4.24. Membuat IP Address Range…..................…..…........................85

Gambar 4.25. Kotak Dialog DHCP…............................……..…..................... 86

Gambar 4.26. Scope Option (Router) ….......................……..…...................... 86

Gambar 4.27. Scope Option (DNS Server) …...............……..…..................... 87

Gambar 4.28. Scope Option (DNS Domain Name) …..................................... 87

Gambar 4.29. Scope Option (Boot Server Host Name) …............................... 88

Gambar 4.30. Scope Option (Bootfile Name) ….............................................. 89

Gambar 4.31. Remote Installation Service….................................................... 90

xv

Page 16: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.32. Kotak Dialog Service….............................................................. 90

Gambar 4.33. Trivial FTP Daemon Properties….............................................. 91

Gambar 4.34. Thinstation.conf.network (1) ….................................................. 92

Gambar 4.35. Thinstation.conf.network (2) ….................................................. 93

Gambar 4.36. Thinstation.conf.network (3) ….................................................. 93

Gambar 4.37. Thinstation.conf.network (4) ….................................................. 94

Gambar 4.38. License Agreement….................................................................. 95

Gambar 4.39. Product Family Selection….........................................................95

Gambar 4.40. Product Type Licensed…............................................................ 96

Gambar 4.41. Create a New Farm….................................................................. 96

Gambar 4.42. Create a Server Farm…................................................................ 97

Gambar 4.43. Assign Farm Administrator Credentials…................................... 97

Gambar 4.44. Configure Shadowing…................................................................98

Gambar 4.45. Configure Citrix XML Service Port…..........................................98

Gambar 4.46. Install From CD-ROM…...............................................................99

Gambar 4.47. Installation Type…........................................................................99

xvi

Page 17: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.48. Proses Instalasi…........................................................................ 100

Gambar 4.49. Log-On to Citrix Metaframe XP Server Farm…........................ 101

Gambar 4.50. New Farm Name…..................................................................... 101

Gambar 4.51. Memasukkan Lisence Number….............................................. 102

Gambar 4.52. Menambahkan Lisensi…............................................................ 102

Gambar 4.53. Tampilan Lisensi yang Telah Aktif…........................................ 103

xvii

Page 18: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan pelajar terhadap informasi menuntut

mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang

menyertainya. Namun sayangnya, tidak semua instasi pendidikan

menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan teknologi informasi

para pelajar. Keterbatasan dana ataupun anggaran pendidikan, menjadi salah

satu kendala bagi instansi-instasi pendidikan dalam menyediakan fasilitas

tersebut. Fasilitas yang dimaksud oleh penulis disini adalah seperangkat

jaringan komputer yang cukup memadai bagi para pelajar untuk bisa

mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Diskless (jaringan tanpa disk) yang merupakan bagian dari teknologi

thin client adalah salah satu solusi bagi instansi pendidikan yang ingin

mengembangkan jaringan komputer di sekolah. Dengan diskless maka

dimungkinkan membangun suatu jaringan dengan mengurangi

ketergantungan terhadap storage lokal dan juga menekan biaya pengadaan

suatu jaringan besar. Apalagi jika pada diskless tersebut diterapkan Citrix

Metaframe, maka sangat dimungkinkan untuk mengembangkan suatu

jaringan dengan terminal-terminal tanpa media storage berhubungan satu

sama lain dan dengan kecepatan yang seolah-olah seragam. Cara ini juga

memungkinkan penghematan biaya "software upgrade", juga biaya

1

Page 19: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

administrasi sistem seperti back-up, recovery, yang terpusat di satu

komputer utama (server). Dengan demikian sistem ini dapat

mengoptimalkan kinerja processor, memory, harddisk, dan sebagainya di

kedua sisi, baik client ataupun server.

SMPN (Sekolah Menengah Pertama Negeri) 252 Jakarta adalah salah

satu sekolah unggulan di tingkat provinsi DKI Jakarta yang berencana

mengembangkan jaringan komputer yang berada di laboratorium

komputernya dengan menambahkan beberapa jumlah komputer client,

namun tetap memanfaatkan komputer lama. Untuk itulah penulis

menerapkan sistem diskless, yang dianggap penulis dapat menjadi solusi

yang terbaik dalam pengembangan jaringan yang berada di laboratorium

komputer tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan didasari oleh latar belakang diatas, maka dibutuhkan analisa

yang fokus terhadap SMPN 252 ini. Adapun masalah yang akan dibahas

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara meningkatkan performance PC client sehingga setara

dengan PC server?.

2. Bagaimana pemanfaatan hardware yang ada untuk proses instalasi?.

3. Bagaimana proses instalasi Windows 2000 Server, Citrix Metaframe XP

dan thinstation pada komputer yang menggunakan Microsoft sebagai

Operating System?.

2

Page 20: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

1.3. Batasan Masalah

Pada penulisan skripsi ini penulis hanya membatasi pada

perancangan dan implementasi diskless pada SMPN 252 (yang telah

memiliki LAN) dengan menggunakan :

1. Citrix Metaframe XP dan thinstation pada jaringan laboratorium

komputer SMPN 252.

2. Menggunakan Windows 2000 Server sebagai sistem operasi server.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan

Pada skripsi ini, penulis bertujuan melakukan perancangan

dan implementasi diskless pada SMPN 252 (yang telah memiliki

local area network) dengan menggunakan Citrix Metaframe XP dan

thinstation.

1.4.2. Manfaat

A. Bagi Penulis

a. Penulis bisa menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah

tentang jaringan.

b. Penulis dapat memahami tentang perancangan dan

implementasi diskless pada SMPN 252 dengan menggunakan

Citrix Metaframe XP dan thinstation.

3

Page 21: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

c. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar S-1

pada jurusan Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

B. Bagi Universitas

Memperkaya literatur jaringan, khususnya yang berkaitan

dengan diskless, Citrix Metaframe dan thinstation.

C. Bagi SMPN 252 Jakarta.

Memiliki jaringan yang memadai dalam memenuhi

kebutuhan proses belajar mengajar di SMPN 252 dengan

memanfaatkan perangkat jaringan yang telah tersedia.

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah ilmu tentang metode penelitian

(Sukidin dan Mundir, 2005:13). Sedangkan metode penelitian merupakan

keseluruhan langkah-langkah ilmiah dalam menyelesaikan atau

memecahkan suatu masalah penelitian (Sukidin dan Mundir, 2005:167).

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

mencakup tiga tahap, yang secara umum dimiliki oleh empat paradigma

dalam rekayasa perangkat lunak, yaitu 1) Tahap Definisi, 2) Tahap

Perancangan, dan 3) Tahap Verifikasi. (Pressman, 1992).

Adapun teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan

oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

4

Page 22: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan melalui dokumen, buku-buku, majalah,

Internet atau bahan tertulis lainnya, untuk memperoleh data yang dapat

menunjang proses penelitian.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data-data primer dari

lapangan. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat, membaca,

mencatat dan merekam segala hal yang berkaitan dengan penelitian.

3. Wawancara (Interview).

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengadakan tanya jawab langsung kepada orang-orang yang dianggap

dapat memberikan data ataupun penjelasan secara langsung.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dibuat untuk menyusun laporan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian yang digunakan

dan sistematika penulisan dari laporan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan mengenalkan tentang jaringan, jenis-jenisnya,

protokol dan topologi jaringan. Serta menjelaskan teori-teori

5

Page 23: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

yang diperlukan dalam perancangan dan implementasi diskless

dengan menggunakan Citrix Metaframe XP dan thinstation.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci tentang metodologi dan

tahapan-tahapan yang digunakan oleh penulis dalam rangka

mengimplementasikan diskless pada SMPN 252.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai tinjauan SMPN 252, dan

menguraikan tahap demi tahap dari perancangan dan

implementasi diskless pada SMPN 252.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil implementasi

diskless yang dilakukan oeh penulis dan beberapa saran untuk

pengguna.

6

Page 24: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

BAB II

LANDASAN TEORI

2.19. Definisi Jaringan

Menurut Tannenbaum (1981), jaringan komputer adalah an

interconnected of autonomous komputers (suatu kumpulan interkoneksi dari

komputer-komputer yang otonom). Jadi jaringan komputer adalah

sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu dengan lainnya

menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi, baik melalui

media kabel maupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga dapat saling berbagi

menggunakan sumber daya yang ada dan berkomunikasi.

2.20. Jenis-Jenis Jaringan

Jenis jaringan ada tiga , yaitu antara lain :

1. Local Area Network (LAN) yang menghubungkan beberapa komputer

dalam satu area atau lokasi tertentu, misalnya satu ruangan, satu gedung ,

atau antar gedung.

2. Metropolitan Area Network (MAN) yang menghubungkan beberapa

jaringan LAN dalam satu area yang lebih luas, misal dalam satu kota.

3. Wide Area Network (WAN), yaitu jaringan komputer yang area

jangkauannya lebih luas dari MAN, yakni bisa antar kota, antar pulau,

bahkan yang lebih luas lagi, antar negara.

7

Page 25: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2.21. Lokal Area Network (LAN)

LAN adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di

dalam satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu ruang,

kantor atau gedung. LAN tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi

komponen hardware dan software, yaitu :

1. Komponen fisik, yaitu : Personal Computer (PC), Network Interface

Card (NIC), hub, dan media transmisi (kabel atau radio).

2. Komponen software (perangkat lunak), yaitu : sistem operasi jaringan,

network adapter driver, dan protokol jaringan.

3. Topologi fisik jaringan

2.3.1 Komponen Hardware (Perangkat Keras)

1. Personal Computer (PC) Server atau Host

PC server atau host adalah komputer induk yang

berfungsi sebagai penyedia layanan untuk seluruh pemakai dan

bertugas menyimpan informasi dan membaginya secara cepat,

serta mengontrol komunikasi dan informasi diantara node

komponen dalam suatu jaringan.

2. PC Workstation

Keseluruhan komputer yang terhubung ke server atau

host dalam jaringan disebut workstation atau client. Dimana

setiap client dapat menggunakan aplikasi yang terdapat pada

server.

8

Page 26: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3. Network Interface Card (NIC)

NIC atau sering disebut juga LAN card adalah sebuah

computer circuit board atau kartu yang terpasang pada sebuah

komputer, baik server maupun client. Komponen ini harus

dipasang pada motherboard dan juga harus disesuaikan dengan

tipe dan jenis konektornya.

Gambar 2.1. Network Interface Card

4. Hub

Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-

kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat

lain. Hub berfungsi sebagai repeater yang akan menerima data

dari semua port yang terhubung dan secara otomatis mentransmit

data ke seluruh port lainnya. Jika akan dilakukan pengembangan

hub juga bisa dihubungkan ke hub berikutnya secara up-link,

sehingga untuk menambah jaringan diperlukan hub tambahan.

Perlu diketahui bahwa hub hanya memungkinkan pengguna atau

user untuk berbagi (share) jalur yang sama.

9

Page 27: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.2. HUB

5. Media Transmisi atau Komunikasi Jaringan

Media Transmisi merupakan perangkat yang digunakan

untuk menghubungkan antara suatu komputer dengan komputer

atau peripheral lainnya. Media ini juga berfungsi sebagai

infrastruktur transmisi data dari client menuju ke server atau

sebagai media distribusi informasi. Data itu sendiri

ditransmisikan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan

media transmisinya. Pada LAN berbasis kabel, sudah tentu

menggunakan kabel sebagai media transmisinya. LAN berkabel

bisa dibangun dengan menggunakan beberapa tipe pengkabelan

tergantung topologinya.

Pada laporan tugas akhir ini penulis hanya menjelaskan

tipe pengkabelan twisted pair yang umum digunakan untuk

membangun LAN berkabel. Kabel twisted pair yang digunakan

pada jaringan saat ini berisi 8 buah kabel kecil yang berlainan

warna dan dililit berpasangan. Tujuan pelilitan tersebut adalah

untuk mengurangi pelemahan kabel tersebut terhadap noise

elektris. Kabel twisted pair ini terbagi menjadi dua jenis yaitu :

10

Page 28: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

a) Shielded Twisted Pair (STP) :

STP memiliki selubung pembungkus berupa

alumunium foil dan impedansi 150 Ohm. Karena itu selain

noise-nya dapat diperkecil, interferensi elektriknya juga lebih

rendah dari tipe twisted pair lainya, yaitu UTP. Kabel ini

mempunyai panjang 100 m dengan kecepatan transmisi

antara 16-155 Mbps. STP menggunakan konektor RJ-11.

STP memiliki kekurangan dalam mengatasi penyadapan dan

mahal harganya, sehingga kabel STP jarang ditemukan dalam

jaringan.

b) Unshielded Twisted Pair (UTP)

UTP tidak mempunyai selubung pembungkus seperti

STP. Kabel ini mempunyai impedansi 100 Ohm dan panjang

100 m, serta kecepatan transmisinya antara 4-100 Mbps. UTP

menggunakan konektor RJ-45. Kabel UTP lebih banyak

ditemukan dalam jaringan. Karena selain cukup reliable dan

memiliki kompatiblitas tinggi, harganya pun lebih murah

dibanding STP.

Gambar 2.3. Kabel UTP

11

Page 29: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Ada dua cara untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ

45, yaitu :

a.) Metode Straight-Trough.

Metode ini digunakan untuk menghubungkan komputer ke

hub atau switch. Pada pemasangan metode ini hanya

digunakan 4 kabel saja, yaitu kabel urutan 1 dan 2 untuk

transmit atau kirim (putih oranye, oranye) dan urutan 3 dan 6

untuk Receive (putih hijau, hijau). Walaupun demikian, kabel

lainnya tetap ikut terpasang ke konektor RJ.45

Gambar 2.4. Metode Straight

b.) Metode Crossed-Over

Metode ini digunakan untuk menghubungkan dua buah

komputer. Cara pemasangannya kita rentangkan kabel UTP

Keterangan Gambar :

O/ = putih oranye O = oranye ; H/ = putih hijau ; B = biru

B/= putih biru ; H = hijau ; C/ = putih coklat ; C = coklat

12

Page 30: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

dengan posisi kiri dan kanan (lihat gambar di bawah). Untuk

kabel pada posisi kiri urutan kabelnya dari kiri ke kanan;

putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih

coklat, coklat. Sedangkan pada ujung kabel lainnya (kabel

UTP posisi kanan), dari kiri ke kanan: putih hijau, hijau,

putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.

Gambar 2.5. Metode Crossover

Agar kabel dapat berfungsi sebagai media transmisi

jaringan, kabel tersebut harus dihubungkan dengan NIC atau

LAN card. Untuk menghubungkan kabel dengan NIC digunakan

peripheral yang disebut dengan konektor. Dimana setiap

konektor harus disesuaikan dengan tipe kabel. Berikut ini hanya

akan dijelaskan tipe konektor RJ.45 yang digunakan untuk tipe

kabel twisted pair.

Keterangan Gambar :

O/ = putih oranye O = oranye ; H/ = putih hijau ; B = biru

B/= putih biru ; H = hijau ; C/ = putih coklat ; C = coklat

13

Page 31: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Konektor RJ45 adalah konektor yang digunakan untuk

memasang kabel UTP dan memiliki 8 buah pin sebagai media

transmisi. Dalam pemasangannya harus disusun dahulu delapan

warna yang ada pada kabel tersebut, disesuaikan dengan

keperluan, yaitu straight atau crossover. Dan diperlukan tang

khusus yang disebut tang crimping.

Gambar 2.6. Konektor RJ45

2.3.2. Komponen Software (Perangkat Lunak)

1. Sistem Operasi Jaringan

Sistem operasi jaringan (network operating system)

adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk

menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas

banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani

pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat

pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain

14

Page 32: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

sebagainya. Beberapa sistem operasi jaringan yang umum

dijumpai adalah sebagai berikut:

Novell NetWare

Microsoft Windows NT Server

GNU/Linux

Beberapa varian UNIX, seperti SCO Open Server, Novell

UnixWare, atau Solaris

A. Windows 2000 Server

Pada Windows 2000 Server (Codename: NT 5),

semua modifikasi yang dibutuhkan pada level kernel untuk

mengizinkan operasi multi-user pada Windows 2000 Server

telah diintegrasikan ke dalam kernel dari awal. Selain itu,

layanan Windows yang bersangkutan dan juga device driver

juga telah mendukung sistem ini, mengingat semua Windows

2000 dibuat berbasiskan kode yang sama. Tidak seperti

pendahulunya, Windows NT 4.0, Windows 2000 Server tidak

mengharuskan para penggunanya untuk membeli sistem

operasi terpisah hanya untuk memperoleh fitur multi-user,

karena Windows 2000 Server telah memilikinya, meski

dimatikan pada saat instalasi. Pengguna hanya diharuskan

untuk mengaktifkan komponen tersebut secara manual.

Dibandingkan dengan Windows NT 4.0 Server

Terminal Server Edition, layanan Terminal Services dalam

15

Page 33: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Windows 2000 mencakup fitur penggunaan printer dan juga

clipboard milik client, yang disebut dengn printer redirection

dan clipboard redirection. Selain itu, Terminal Service dalam

Windows 2000 juga dapat memantau sesi koneksi client,

yaitu satu pengguna dapat melihat sesi pengguna lainnya dan

dengan beberapa konfigurasi permisi, pengguna tersebut

dapat berinteraksi dengannya.

Untuk meningkatkan integrasi client dengan server

berbasis Windows 2000 Server, Remote Desktop Protocol

(RDP) yang digunakannya telah dioptimalkan, dan

diperkenalkan fitur-fitur baru, seperti bitmap-caching, dan

akses terhadap perangkat yang terhubung dalam komputer

client.

2. Network Adapter Driver

Network card driver adalah program yang berfungsi

untuk mengaktifkan dan mengkonfigurasi network adapter,

disesuaikan dengan lingkungan dimana network card tersebut

dipasang agar dapat digunakan untuk melakukan komunikasi

data.

3. Protokol Jaringan

Protokol jaringan adalah software yang digunakan untuk

menghubungkan komputer dalam jaringan supaya dapat

berkomunikasi. Di samping itu protokol juga merupakan

16

Page 34: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

sekumpulan aturan untuk memecahkan masalah-masalah khusus

yang terjadi antar alat-alat komunikasi agar transmisi data dapat

berjalan dengan baik.

2.3.3. Topologi Fisik Jaringan

Topologi fisik jaringan adalah konfigurasi yang digunakan

untuk membentuk jaringan secara fisik. Pada LAN dikenal banyak

model topologi fisik. Namun, disini penulis hanya akan menjelaskan

tiga model saja yang umum digunakan dalam jaringan lokal. Model

topologi fisik jaringan tersebut adalah :

A. Topologi Bus

Topologi ini umumya digunakan untuk jaringan komputer

yang terhubung secara sederhana sehingga komputer-komputer

yang terlibat di dalamnya bisa berkomunikasi satu sama lainnya.

Media transmisi fisiknya berupa kabel coaxial RG-58,

konektornya BNC. Kelebihan topologi ini adalah selain mudah

diinstalasi pada komputer atau perangkat lain ke sebuah kabel

utama, jenis topologi ini tidak terlalu banyak menggunakan kabel

dibandingkan dengan topologi star. Namun, topologi ini memiliki

sejumlah kekurangan, diantaranya sangat sulit mengidentifikasi

permasalahan jika jaringan sedang mati. Sehingga, jika terjadi

kesalahan pada salah satu komputer, semua komputer lainnya

juga ikut terganggu dalam mengirim atau menerima data.

17

Page 35: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.7. Topologi Bus

B. Topologi Ring

Untuk membentuk topologi ring, setiap node harus

dihubungkan secara seri satu dengan yang lainnya hingga

membentuk loop tertutup. Dan setiap node harus dirancang agar

dapat berinteraksi dengan node yang berdekatan maupun

berjauhan. Pada topologi ring, salah satu komputer pada jaringan

ini berfungsi sebagai penghasil token, yang bertugas membawa

data melalui jalur transmisi hingga menemukan tujuannya. Pada

umumnya topologi ini memanfaatkan fiber optic atau twisted pair

sebagai sarana komunikasinya. Kelebihan topologi ini adalah

dapat menghantarkan data yang padat dengan lebih cepat. Dan

kemudahan dalam komunikasi antara terminal, tanpa adanya

pelanggaran (collision) data. Sedangkan, kelemahannya adalah

adanya kesulitan untuk mengecek puncak kerusakan. Dan jika

kabel utama bermasalah, maka rangkaian tidak dapat berfungsi.

File Server

18

Page 36: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.8. Topologi Ring

C. Topologi Star

Topologi jaringan ini mempunyai skema mirip dengan

bintang. Setiap node (workstation, server, dan perangkat lainnya)

terkoneksi ke jaringan melalui sebuah hub atau konsentrator.

Kelebihan pada topologi ini, yakni jaringan lebih luas dan

fleksibel karena setiap satu panjang kabel digunakan untuk satu

workstation serta kemudahan untuk mendeteksi kerusakan

jaringan yang ada membuat topologi ini banyak digunakan di

berbagai tempat. Selain itu, permasalahan panjang kabel yang

harus sesuai (matching) juga tidak menjadi suatu yang penting

lagi. Yang penting asal ada hub (yang masih berfungsi tentunya)

maka bisa terhubunglah beberapa komputer dan sumber daya

jaringan secara mudah. Metode operasinya mirip dengan metode

operasi topologi bus. Pada bagian pusat dari topologi ini terdapat

sebuah hub atau switch. Dimana semua data akan ditransfer

melalui hub atau switch tersebut.

19

Page 37: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.9. Topologi Star

2.22. Tipe Jaringan

Berdasarkan pada pengoperasian suatu jaringan, terdapat dua tipe

jaringan, yaitu :

2.4.1 Peer To Peer

Jaringan lokal dengan konektivitas peer to peer ini dibentuk

dengan cara menghubungkan setiap terminal agar dapat berbagi

data, aplikasi dan peripheral lainnya. Pada konektivitas ini setiap

terminal memiliki peran dan derajat yang sama, yakni dapat

bertindak sebagai workstation atau server. Namun, dikarenakan data

dan file aplikasi tersebar disemua komputer, model arsitektur ini

memiliki kelemahan, yaitu proses pemeliharaan dan penggunaan

data serta file aplikasi menjadi sulit dan rumit. Data dan file-pun

sangat rentan dari ancaman virus atau orang-orang yang tidak

berhak.

2.4.2 Client-Server

Model ini merupakan pengembangan dari model file server,

karena pada model ini terdapat terminal khusus yang dapat melayani

20

Page 38: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

sampai pelayanan komputasi. Server dapat membagikan data,

aplikasi dan peripheral seperti harddisk, printer, modem dan lain-

lain. Pada model arsitektur ini, komputer client tidak dapat berfungsi

sebagai server. Sistem ini menggunakan protokol utama TCP/IP

(Transmission Control Protoco/Internet Protocol)..

2.23. Model Referensi OSI

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for

Open Networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang

dikembangkan oleh badan International Standardization for Organization

(ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI Reference Model dilihat sebagai

sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi

data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan

dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network

Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka

ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik

awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam

sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi. OSI Reference

Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut :

Lapisan Aplikasi

Berfungsi sebagai antarmuka antara aplikasi dengan fungsionalitas

jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan

kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.

21

Page 39: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Lapisan Presentasi

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh

aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.

(VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

Lapisan Sesi

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,

dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan

resolusi nama.

Lapisan Transport

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta

memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun

kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga

membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses

(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket

yang hilang di tengah jalan.

Lapisan Jaringan

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header

untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui

internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

Lapisan Data-Link

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan

menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini

terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras

22

Page 40: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan

menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,

repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi

level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control

(LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

Lapisan Fisik

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode

pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet

atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini

juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat

berinteraksi dengan media kabel atau radio.

2.24. TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah

standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam

proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam

jaringan internet. TCP/IP menghubungkan berbagai struktur dan arsitektur

jaringan berbeda-beda dari bermacam vendor, untuk dapat saling

berhubungan dalam suatu jaringan yang luas.

Keunggulan TCP/IP adalah ;

Open protocol standar, yaitu tersedia bebas dan dikembangkan

independent terhadap perangkat keras komputer atau sistem operasi.

23

Page 41: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Independent dari perangkat keras jaringan fisik (physical network

hardware), menyebabkan TCP/IP mengintegrasikan bermacam jaringan,

baik melalui ethernet, token, dan media transmisi fisik lainnya.

Skema pengalamatan yang umum, menyebabkan device yang

menggunakan TCP/IP dapat menghubungi device- device lain diseluruh

network bahkan internet sekalipun.

High Level Protocol Standar, yang dapat melayani user secara luas.

2.24.1. Arsitektur TCP/IP

TCP/IP mengimplementasikan arsitektur berlapis yang terdiri

atas empat lapis. Setiap lapisan yang dimiliki oleh kumpulan

protokol (protocol suite) TCP/IP diasosiasikan dengan protokolnya

masing-masing. Protokol utama dalam protokol TCP/IP adalah

sebagai berikut :

Protokol lapisan aplikasi: bertanggung jawab untuk menyediakan

akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP.

Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration

Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), File Transfer

Protocol (FTP), dan masih banyak protokol lainnya.

Protokol lapisan antar-host: berguna untuk membuat komunikasi

menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented

atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam

lapisan ini adalah TCP dan UDP (User Datagram Protocol).

24

Page 42: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Protokol lapisan internetwork : bertanggung jawab untuk

melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data

jaringan menjadi paket-paket IP (Internet Protocol). IP adalah

salah satu protokol yang bekerja dalam lapisan ini.

Protokol lapisan antarmuka jaringan : bertanggung jawab untuk

meletakkan frame jaringan di atas media jaringan yang

digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi

transport, seperti teknologi transport dalam LAN (seperti halnya

ethernet dan token ring).

2.25. Transmission Control Protocol (TCP)

Transmission Control Protocol (TCP) adalah suatu protokol yang

berada di lapisan transport yang berorientasi sambungan (connection-

oriented) dan dapat diandalkan (reliable). TCP umumnya digunakan ketika

protokol lapisan aplikasi membutuhkan layanan transfer data yang bersifat

andal, yang layanan tersebut tidak dimiliki oleh protokol lapisan aplikasi

tersebut. Contoh dari protokol yang menggunakan TCP adalah HTTP

(Hyper Text Transfer Protocol) dan FTP. TCP memiliki karakteristik

sebagai berikut :

Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat

ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan

aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih

25

Page 43: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi

koneksi TCP (TCP connection termination).

Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host

terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan

menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung

full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim.

Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang

ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.

Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi

TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan

mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima. Jika tidak

ada paket acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protokol

data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak

penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen

yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang

untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas

setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP

checksum.

Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua

jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang

berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment dalam

setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski

demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte

26

Page 44: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada

protokol lapisan aplikasi, yang harus menerjemahkan byte stream TCP

ke dalam "bahasa" yang ia pahami.

Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak

dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat "macet" jaringan

internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang

dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan

membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk

mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat

disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control

dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih

tersedia dalam pihak penerima.

Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi.

Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP

harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan

aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan

layanan pengiriman data secara one-to-many.

2.26. User Datagram Protocol (UDP)

UDP adalah salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang

mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), dan tanpa koneksi

(connectionless) antara host ke host dalam jaringan yang menggunakan

TCP/IP. UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut :

27

Page 45: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Connectionless (tanpa koneksi) : Pesan-pesan UDP akan dikirimkan

tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang

hendak bertukar informasi.

Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai

datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol

lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan

terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol

lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan

layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara

periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.

UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah

protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam

jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source

Process Identification dan Destination Process Identification.

UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap

keseluruhan pesan UDP.

UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:

Sebagai protokol aplikasi yang "ringan" (lightweight) yang dapat

melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan, sehingga

dapat menghemat sumber daya memori dan prosesor. Contoh dari

protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan

aplikasi Domain Name System.

28

Page 46: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Sebagai protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan

keandalan. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer

Protocol (TFTP) dan Network File Sistem (NFS)

Sebagai protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol

ini adalah Routing Information Protocol (RIP).

Sebagai transmisi broadcast : Karena UDP merupakan protokol yang

tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah host

tertentu, maka transmisi broadcast pun dimungkinkan. Sehingga sebuah

protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke beberapa

tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini

kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi

one-to-one.

2.27. IP Address

IP address atau alamat IP adalah deretan angka biner antar 32-bit

sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer

host dalam jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk

IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang

menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan internet berbasis

TCP/IP. IP address terdiri dari dua bagian yaitu network ID (IDentifier) dan

host ID. Dimana network ID menentukan alamat jaringan komputer

sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, switch, dsb). Oleh

sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat

jaringan dimana host itu berada.

29

Page 47: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Tabel 2.1. Contoh IP Address

Network ID Host ID

192 168 0 1

Untuk dapat memahami alamat IP, kita harus paham mengenai

format alamat IP dan bisa melakukan konversi antara desimal dan binary.

Sebagai contoh, format alamat IP adalah W.X.Y.Z, dimana masing-masing

huruf terdiri atas 8 bit, sehingga nilai yang mungkin untuk setiap huruf

adalah antara 0 sampai 255. Maka, jika diketahui sebuah alamat IP

131.107.16.200. Alamat IP tersebut jika ditulis dalam bentuk binary adalah

10000011.01101011.00010000.11001000.

Gambar 2.10. Format Alamat IP

Dalam pembuatan alamat IP banyak hal-hal yang harus diperhatikan

dan dipahami dengan benar, hal-hal tersebut antara lain:

32 Bits

W . X . Y . Z

130 . 23 . 58 . 1

30

Page 48: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

1. Kelas-Kelas IP Addres

IP Address yang umumnya digunakan ada tiga kelas, yaitu :

IP address Kelas A, diberikan untuk jaringan dalam jumlah host

yang sangat besar. Range IP 1.XXX.XXX.XXX. –

126.XXX.XXX.XXX, terdapat 16.777.214 (16 juta) IP address pada

tiap kelas A. Pada IP address kelas A network ID adalah 8 bit

pertama, sedangkan host ID adalah 24 bit berikutnya.

IP address Kelas B, biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran

sedang dan besar. Pada IP address kelas B, network ID adalah 16 bit

pertama sedangkan host ID adalah 16 bit berikutnya. network dengan

IP kelas B dapat menampung sekitar 65.000 host dan range IP

128.0.XXX.XXX. – 191.555.XXX.XXX.

IP address Kelas C, awalnya digunakan untuk jaringan berukuran

kecil (LAN). Pada IP address kelas C, network ID adalah 24 bit

pertama sedangkan host ID adalah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi

ini bisa dibentuk sekitar 2 juta network dan masing-masing network

memiliki 256 IP address. Range IP.192.0.0.XXX. –

223.255.255.XXX.

Sedangkan dua kelas lagi, yakni kelas D hanya digunakan untuk alamat

multicast, sedangkan kelas E digunakan untuk percobaan.

31

Page 49: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Tabel 2.2. Kelas IP Address

Class Range Network

ID

Host

ID

Number of

Networks

Number of

Host per

Networks

A 1-127 W x.y.z 127 16.777.214

B 128-191 w.x y.z 16.384 65.534

C 192-223 w.x.y z 2.097.152 254

D 224-239 Reversed N/A N/A N/A

E 240-254 Reversed N/A N/A N/A

2. Network ID dan Host ID

Dalam mendesain network dengan IP, maka dibutuhkan

pemahaman tentang mana network ID dan mana host ID. Sebab,

komputer di jaringan hanya bisa saling berhubungan jika mempunyai

network ID yang sama dengan host ID yang berbeda. Pemilihan network

ID dan host ID mana yang akan digunakan, sangat bergantung pada

berapa banyak jaringan atau komputer yang dibutuhkan. Pengalokasian

IP address pada dasarnya adalah proses memilih network ID dan host ID

yang tepat untuk sebuah jaringan Tepat atau tidaknya konfigurasi ini

tergantung dari tujuan yang hendak dicapai yaitu mengalokasikan IP

address seefisien mungkin.

32

Page 50: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.11. Network ID dan Host ID

3. Network dan Broadcast

Dalam menggunakan alamat IP juga tidak di perbolehkan

penggunaan semua nilai 0 atau 1 dalam bentuk binary, baik untuk

network ID maupun untuk Host ID. Misal, untuk alamat IP 130.23.58.1,

karena berada pada kelas B, maka diketahui bahwa alamat IP tersebut

memiliki network ID 130.23 (w.x) dan Host ID 58.1 (y.z). Dan itu

berarti dalam jaringan 130.23 tidak diperbolehkan adanya komputer

dengan alamat IP 130.23.0.0 (Host ID dalam binary angka 0 semua) dan

130.23.255.255 (Host ID dalam binary angka 1 semua). Sebab, angka 0

semua dalam binary seperti ditunjukkan dalam 130.23.0.0 digunakan

untuk menunjukkan network, sehingga 130.23.0.0 bisa dikatakan untuk

menunjukkan network 130.23. Sedangkan angka 1 semua dalam binary

digunakan untuk broadcast atau semua host dalam network. Jadi,

penulisan 130.23.255.255 artinya semua komputer yang termasuk dalam

Network ID Host ID

32 Bits

W . X . Y . Z

130 . 23 . 58 . 1

33

Page 51: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

jaringan 130.23, yaitu komputer dengan alamat IP 130.23.0.1 sampai

dengan 130.23.255.254.

4. Privat Address

Privat address, yaitu address yang digunakan pada jaringan

yang tidak berhubungan dengan internet. Privat address hanya bisa

digunakan untuk lalu lintas komunikasi pada intranet, tidak bisa pada

internet. Penggunaan IP address ini tidak memerlukan izin dari interNIC

(Internet Network Information Center).

Tabel 2.3. Privat Address

Kelas Range of IP Address

A 10.0.0.1 sampai dengan 10.255.255.254

B 172.16.0.1 sampai dengan 172.31.255.254

C 192.168.0.1 sampai dengan 192.168.255.254

5. Subnet Mask

Subnet mask adalah nomor yang dikombinasikan dengan address

untuk menunjukkan identitas jaringan dimana komputer anda berada,

apakah berada di jaringan lokal atau di jaringan global. Subnet mask juga

digunakan untuk membedakan network ID dan host ID. Subnet mask

terdiri dari 32 bit bilangan biner yang penulisannya terdiri dari 4

kelompok, dimana setiap kelompok dipisahkan oleh tanda titik (.).

nomor yang digunakan dimulai dari 0 sampai dengan 255. Pemakaian

34

Page 52: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

subnet mask dibagi menjadi tiga kelas, yaitu A, B, dan C seperti pada

tabel berikut.

Tabel 2.4. Subnet Mask Default

Kls Network ID Host ID Default Subnet

Mask

A XXX.0.0.1 XXX.255.255.254 255.0.0.0

B XXX.XXX.0.1 XXX.XXX.255.254 255.255.0.0

C XXX.XXX.XXX.1 XXX.XXX.XXX.254 255.255.255.0

2.28. Subnetting

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para

administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia

dengan lebih efisien. Teknik Subnetting membuat skala jaringan lebih luas

dan tidak dibatasi oleh kelas-kelas IP A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan

subnetting, kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih tepat

sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk

menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili

network ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP

address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk

kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting

mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk

digunakan sebagai network ID. Dua alasan utama melakukan subnetting:

35

Page 53: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika

internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network

akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.

Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254,

namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang

memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki

lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin

akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host

device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang

sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar

semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical

network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast

yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua

traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya

disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan

lebih kecil – dari Class C address. Subnets adalah network yang berada

di dalam sebuah network lain (kelas A, B, dan C). Subnets dibuat

menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host kelas A, B, atau C

untuk memperlebar network ID.

36

Page 54: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2.29. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

DHCP adalah protokol yang dipakai untuk memudahkan

pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang

tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua

komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka

semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP

server DHCP.

A. Cara Kerja DHCP

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan

arsitektur client-server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang

terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP server umumnya

memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan

kepada client, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap client kemudian

akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang

ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu

penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, client akan meminta

kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau

memperpanjangnya.

DHCP melakukan transaksi dengan melihat pada jenis pesan

yang dikirimkan. Pesan-pesan tersebut antara lain :

DHCPDISCOVER : broadcast oleh client untuk menemukan server.

DHCPOFFER : respon dari server karena menerima.

DHCPDISCOVER dan menawarkan IP address kepada client.

37

Page 55: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

DHCPREQUEST : pesan dari client untuk mendapatkan informasi

jaringan.

DHCPACK : acknowledge dari server.

DHCPNACK : negative acknowledge dari server yang menyatakan

waktu sewa dari client sudah kadaluarsa.

DHCPDECLINE : pesan dari client yang menyatakan bahwa dia

sedang menggunakan informasi dari server.

DHCPRELEASE : pesan dari client bahwa client sudah tidak

menggunakan lagi informasi dari server.

DHCPINFORM : pesan dari client bahwa dia sudah menggunakan

informasi jaringan secara manual.

Berikut ini adalah bagan interaksi antara client dan server,

dimana client tidak mengetahui alamat IP-nya. Dan diasumsikan DHCP

server memiliki 1 blok alamat jaringan yang dapat digunakan pada

jaringan tersebut :

1. Client melakukan broadcast DHCPDISCOVER pada jaringan lokal.

2. Server merespon dengan pesan DHCPOFFER, dimana informasi ini

juga memberikan informasi tentang IP address.

3. DHCP client menerima 1 atau lebih pesan DHCPOFFER dari 1 atau

lebih DHCP server. Client memilih salah satu informasi itu dan

mengirimkan pesan DHCPREQUEST dan informasi jaringan mana

yang dipilih.

38

Page 56: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Server menerima pesan DHCPREQUEST tersebut dan membalas

dengan mengirimkan pesan DHCPACK dengan mengirimkan

informasi lengkap.

5. Client menerima DHCPACK dan melakukan konfigurasi terhadap

interface jaringannya.

6. Apabila client sudah tidak menginginkan lagi alamat IP tersebut,

client akan mengirimkan pesan DHCPRELEASE.

1

2

Server

3

4

Verify

5

6 Relinguish Lease (DHCPRELEASE) Address

Released

DHCP

Client

DHCP

Server

Broadcast and Ask for IP

Address

(DHCPDISCOVER

) Offering an IP

Address

(DHCPOFFER

) Receive Offers

Select Process

Ask Selected IP Address

(DHCPREQUEST)

Ok? No? Use Previous

Configuration

Ack and Additional Configuration

Information

Verify (arp) (DHCPACK)

Ok?

Decline an Offer

No

(DHCPDECLINE)

Yes

Client

Configured Initiate the Entire Process Again

39

Page 57: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.12. Interaksi antara DHCP Client dan DHCP Server

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada client, DHCP

Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada client,

sehingga alamat client akan tetap dari waktu ke waktu. Namun, DHCP

pada server harus memiliki alamat IP yang statis.

2.30. Trivial File Transfer Protokol (TFTP)

TFTP (Trivial File Tranfer Protokol) adalah sebuah protokol yang

mirip dengan FTP (File Tranfer Protokol), tetapi TFTP lebih kecil dan lebih

sederhana dari FTP sehingga TFTP ikut masuk ke dalam ROM (Random

Access Memory). Perbedaan antara kedua protokol tersebut adalah TFTP

menggunakan User Data Program (UDP) yang bekerja blok per blok tanpa

autentikasi, sedangkan FTP menggunakan Transmission Control Protokol

(TCP) yang bekerja secara stream serta lebih rumit. . TFTP client melakukan

inisialisasi dengan mengirim permintaan untuk read and write, kemudian

server dan client melakukan negosiasi tentang port yang akan digunakan

untuk melakukan transfer file. Transfer TFTP adalah transfer file antar disk

(disk-to-disk).

40

Page 58: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2.31. User Account dan Groups

User account adalah daftar nama pemakai yang bertugas untuk

mengatur dan mengelola komputer pada jaringan maupun pada komputer

lokal. Dengan adanya daftar nama pemakai pada server, client dapat

mengakses sumber daya yang ada pada komputer server yang telah diatur

oleh administrator.

Sedangkan groups adalah kumpulan dari kelompok para pemakai

(user account) yang mempunyai izin khusus untuk mengelola komputer,

sesuai dengan keanggotaan user tersebut pada sebuah group. Jika dua user

atau lebih menjadi anggota group yang sama, maka para user tersebut

mempunyai izin yang sama.

2.32. Terminal Services

Terminal services merupakan sebuah layanan yang dapat digunakan

untuk mengakses aplikasi atau data yang disimpan dalam komputer jarak

jauh melalui sebuah koneksi jaringan. Dengan menggunakan terminal

service, client yang memiliki hardware terbatas, dapat menampilkan desktop

server dan menggunakan fasilitasnya. Terminal services terdiri atas tiga

komponen utama, yaitu :

1. Terminal Services Server (terminal server), yaitu komputer yang

menjalankan terminal services pada mode application server dan

menyediakan akses aplikasi berbasis Windows yang dijalankan

sepenuhnya di server serta mendukung layanan beberapa sesi user yang

dijalankan pada saat bersamaan di server.

41

Page 59: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2. Terminal Service Client, untuk dapat mengakses sebuah server yang

menjalankan terminal services

3. Remote desktop protocol (RDP), yaitu protokol utama yang

memungkinkan terminal service client (komputer clent) dapat

berhubungan dengan terminal server.

2.33. Remote Dekstop

Remote Desktop adalah salah satu fitur yang terdapat di dalam

sistem operasi Microsoft Windows XP, Windows Server 2003, Windows

Vista, dan Windows Server 2008, yang mengizinkan penggunanya untuk

terkoneksi ke sebuah mesin jarak jauh seolah-olah mereka duduk di depan

mesin yang bersangkutan. Remote desktop menggunakan protokol Remote

Desktop Protocol (RDP).

2.34. Pengenalan Diskless

2.34.1. Diskless dan Perbedaannya dengan Thin Client

Diskless atau jaringan tanpa disk merupakan teknologi thin

client yang memampukan client untuk menjalankan sistem operasi

tanpa dilengkapi media penyimpan seperti harddisk, disket atau CD-

ROM. Namun perbedaannya, pada teknologi thin client, di sisi client

kita masih mempunyai sistem operasi yang berdiri sendiri atau stand

alone, disertai aplikasi yang akan digunakan di sisi client. Barulah

selanjutnya dilakukan akses pada aplikasi yang ada di server.

Sebagai contoh, pada teknologi terminal service yang dimiliki oleh

42

Page 60: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Windows, diperlukan sistem operasi minimal yang sudah di instalasi

di sisi komputer client untuk dapat mengakses fasilitas terminal

service yang ada di sisi server. Contoh berbagai solusi thin client

misalnya Windows Terminal Server, Citrix Metaframe, NX dan

LTSP.

Teknologi diskless mempunyai konsep yang sama dengan PC

clonning system. Yaitu, menerapkan suatu sistem pada jaringan, yang

dapat digunakan untuk mentransfer kemampuan hardware server ke

seluruh client yang terkoneksi, sehingga seluruh proses kerja dalam

jaringan ditangani sepenuhnya oleh server. Sedangkan client hanya

berperan sebagai dumb terminal yang menjadi media bagi pengguna

dalam menjalankan server. Jadi sistem jaringan yang dibangun bukan

merupakan sistem jaringan murni, dimana server melayani sejumlah

client yang terkoneksi, akan tetapi pengguna dapat mengoperasikan

server secara optimal melalui komputer client.

2.34.2. Keunggulan Diskless

Ada banyak kelebihan dari jaringan berbasis diskless jika

dibandingkan dengan desktop konvensional :

Investasi hardware jauh lebih murah : Dimana biasanya untuk

setiap penambahan siswa baru kita perlu membelikan sebuah

komputer Pentium IV dengan memory minimal 256 MB, dengan

thin client maka kita cukup membelikan komputer bekas Pentium

43

Page 61: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

II dengan memory 32 MB — namun performanya tetap dapat

menyamai Pentium IV

Maintenance : Jauh lebih mudah, tidak mengganggu user, dan

tidak memakan waktu. Dimana biasanya jika ada komputer rusak

maka kita perlu waktu minimal satu hari (backup data user,

install ulang komputer, restore data user). Maka, dengan thin

client kita cukup mengganti komputer user dengan komputer

Pentium II lainnya; dan user dapat kembali bekerja dalam waktu

hitungan menit.

Manajemen desktop : juga menjadi jauh lebih mudah - contoh:

jika ada 100 desktop, maka kita perlu melakukan 100 kali

instalasi seluruh softtware yang ada. Namun dengan solusi thin

client, maka kita hanya perlu instalasi satu kali, dan 100 desktop

otomatis akan mendapatkannya juga. Kita juga bisa mudah

―mengunci‖ desktop client, sehingga mereka tidak bisa

memasang softtware-softtware tanpa sepengetahuan kita -

dimana ini adalah salah satu penyebab utama masuknya virus,

spyware, atau trojan, dengan dampak susulan yang bisa sangat

fatal bagi perusahaan.

Upgrade mudah & murah : untuk meningkatkan kinerja seluruh

desktop, seringkali dapat dilakukan cukup dengan upgrade

memory di server dan atau upgrade switch. Dibandingkan dengan

desktop biasa, dimana jika ada 100 desktop maka total biaya

44

Page 62: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

upgrade dikalikan dengan 100 buah komputer, sangat mahal &

tidak efisien.

Keamanan data : karena semua data tersimpan di server, maka

bisa lebih mudah kita amankan dari oknum user (corporate

espionage, internal hacker, dsb). Desktop thin client juga bisa

kita ―kunci‖ sehingga semua fasilitas akses datanya (disket, USB,

dll) tidak berfungsi .

2.16.3 Kelemahan Diskless

Membutuhkan resource komputer yang cukup handal,

dikarenakan semua proses dilakukan oleh server.

Pemakaian dalam jangka waktu lama dapat memperpendek usia

hardware server, apalagi jika jumlah client yang terkoneksi

berjumlah relatif banyak.

Kinerja client akan menurun jika ada penambahan komputer

client.

2.35. Pengenalan Citrix Metaframe

Karena pada diskless tidak dimiliki media penyimpan pada sisi

client, dibutuhkan suatu utilitas atau software yang berfungsi mengatur

penggunaan sumber daya komputer, sehingga client dapat menggunakan

aplikasi server secara optimal. Citrix Metaframe adalah software ciptaan

Citrix Sistem Inc yang memiliki kemampuan tersebut. Citrix Metaframe

software merupakan produk tambahan (add-on product) yang memanfaatkan

45

Page 63: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Windows Terminal Server dalam mode aplikasi (application mode) dan

menjadi dasar dari semua produk server-based computing yang diciptakan

oleh perusahaan Citrix. Pada awalnya Citrix dinamakan Citrix Winframe,

kemudian berubah menjadi Citrix Metaframe. Dan dengan diperkenalkannya

sistem operasi Windows 2000 Server, disusul Windows Server 2003, Citrix

memperkenalkan Citrix Metaframe XP yang dikembangkan dengan

memanfaatkan terminal server baru yang terdapat pada sistem operasi server

tersebut.

2.35.1. Prinsip Kerja Citrix Metaframe

Apabila suatu Windows Server hanya memiliki satu dekstop

lewat keyboard, mouse dan monitor, maka terminal server untuk

Windows memungkinkan sejumlah pemakai untuk masing-masing

memiliki Windows dekstop-nya sendiri pada Windows Server yang

diakses dari komputer masing-masing pemakai. Konsep ini dikenal

sebagai metode remote control, dimana suatu workstation

mendapatkan akses ke dekstop suatu server. Setiap pemakai yang

mengadakan koneksi ke terminal server diberikan ‖session ID‖ yang

diatur oleh ‖session manager‖. Session ini memungkinkan terminal

server mengatur agar setiap pemakai memiliki proses dan memory

yang terpisah. Untuk memungkinkan komputer pemakai

mengadakan koneksi ke terminal server digunakan RDP.

Pada prinsipnya, cara kerja Citrix Metaframe sama dengan

Windows Terminal Services. Metaframe menggunakan komponen-

46

Page 64: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

komonen utama terminal server untuk dapat berfungsi. Metaframe

memiliki fasilitas untuk membantu pemakai menemukan dan

mengadakan koneksi ke server dengan menggunakan protokol

miliknya sendiri tanpa menggunakan protokol RDP. Berikut ini

adalah skema konsep kerja antara server dan client pada sistem

diskless yang menggunakan Citrix Metaframe.

Gambar 2.15 Konsep Kerja antara Server dan Client dengan

Citrix Metaframe

1. User mencoba untuk terhubung ke aplikasi yang telah disiapkan

oleh Metaframe Server.

2. Pusat penyimpanan database client mendeteksi untuk

menyesuaikan permintaan client dengan data yang ada pada pusat

database.

Client Devices

Citrix

Metaframe XP

Serever

1

2

3

Central Client

Update

Database

Citrix Server Farm

47

Page 65: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3. Jika data ada yang sesuai, maka data akan dikirimkan oleh pusat

database di server dan diterima oleh client dan disimpan pada

database yang ada pada client tersebut.

2.35.2. Komponen-Komponen Citrix Metaframe

Pada dasarnya, Citrix Metaframe menyediakan dua fungsi

utama, yaitu :

1. Menyediakan sarana supaya pemakai dapat menemukan dan

berhubungan ke Metaframe Server.

2. Dan menyediakan protokol agar pemakai dapat menjalankan

remote sessions.

Karena itu, terdapat komponen-komponen yang membentuk

Citrix Metaframe Server, antara lain :

ICA (Independent Computing Architecture) Protokol, yaitu

protokol yang dipakai untuk menjalankan remote application

sessions antara pemakai dan Citrix Metaframe Server.

IMA (Independent Management Architecture) Service, yaitu

layanan yang mengatur semua fungsi-fungsi Citrix Metaframe

Server, tracking user, sessions, application, dan license.

XML service, yaitu layanan yang berkomunikasi dengan dunia

luar yang ingin mendapatkan informasi mengenai layanan dan

aplikasi yang tersedia.

Connection Listener, yaitu komponen yang memungkinkan

pemakai mengakses Metaframe Server.

48

Page 66: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 2.16. Komponen-komponen Citrix Metaframe Server

2.35.3. Keunggulan Citrix Metaframe Server dibandingkan Windows

Terminal Server

Walaupun pada sistem operasi Windows Server telah terdapat

Windows Terminal Server, namun jauh lebih baik jika digunakan

Citrix Metaframe, hal ini disebabkan Citrix Metaframe memiliki

sejumlah keunggulan dibanding Windows Terminal Server, yaitu

antara lain :

Windows Terminal Server hanya mendukung sistem berbasis

Windows dan koneksi berbasis protokol IP, sedangkan Citrix

Metaframe mendukung sistem operasi, baik berbasis Windows

maupun tidak, seperti DOS, LINUX, OS/2, Apple Mac, dan Java.

Connection Listener

XML service

ICA Client

IMA

Data Store

IMA Service

Komunikasi dengan

Protokol ICA

Metaframe Server

Lainnya

Ter

min

al S

erv

er

Citrix Management

Console

Komunikasi

ke Dunia Luar

49

Page 67: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Citrix Metaframe menyediakan fasilitas untuk mempublikasikan

aplikasi (publish application) yang tidak tersedia pada Windows

Terminal Server.

Protokol ICA yang dipakai Citrix lebih cepat dan lebih efisien

dibanding RDP yang digunakan Windows Terminal Server.

Citrix Metaframe menyediakan management tool yang

mempermudah administrasi aplikasi software dan pemakai.

Citrix Metaframe mendukung akses lewat web browser yang

tidak didukung oleh Terminal Service.

Citrix Metaframe menyediakan fasilitas ‖load balancing‖ yang

memperbaiki kinerja Metaframe Server ganda.

Citrix Metaframe mudah untuk memperbanyak pengguna dan

Metaframe Server untuk mempermudah pengembangan jaringan

(scalability).

2.36. Thin Station

Thinstation adalah open source ―thin client‖ operating system dan

beberapa program yang memungkinkan komputer client terhubung ke server

melalui jaringan. Thinstation dibuat berdasarkan Linux, tapi user mungkin

tidak akan melihat Linux sama sekali jika dihubungkan secara langsung

dengan Microsoft Windows Server, Citrix Server atau Unix Server. User

akan merasa terhubung langsung dengan server. Thinstation juga

mendukung Microsoft Windows-only enviroment dan tidak membutuhkan

pengetahuan Unix atau Linux. Thinstation tidak memerlukan memory

50

Page 68: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

internal ( harddisk dan CD-ROM, floppy drive hanya dibutuhkan saat

booting, tapi dapat digantikan dengan ROM yang terdapat pada kartu

jaringan), karena semua yang dibutuhkan (boot image) akan di ambil dari

jaringan dan disimpan di RAM.

51

Page 69: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian dari bulan November 2007 sampai

dengan bulan Maret 2008 pada jaringan di Laboratorium Komputer SMPN

252 yang terletak di Jl. Haji Naman Pondok Kelapa Jakarta Timur.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian dari tugas akhir ini adalah merancang dan

mengimplementasikan sistem diskless pada jaringan Laboratorium

Komputer (Laboratorium komputer) SMPN 252 Jakarta. Dimana saat ini

model jaringan yang digunakan adalah model LAN berkabel dengan dekstop

konvensional. Namun, dikarenakan sering banyaknya keluhan dalam

menggunakan sistem dekstop konvensional tersebut, baik dalam hal

keamanan dan kenyamanan serta dibutuhkannya penambahan jumlah

komputer, maka penulis ingin mengimplementasikan sistem diskless yang

menawarkan banyak keuntungan bagi pengguna maupun administrator

jaringan pada jaringan Laboratorium komputer ini.

Sistem diskless yang akan diimplementasikan pada Laboratorium

komputer SMPN 252 ini berbasis Windows dengan menggunakan Windows

2000 Server sebagai sistem operasi jaringan dan software Citrix Metaframe

XP serta thinstation. Pada jaringan ini, server telah terkoneksi dengan

52

Page 70: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

internet. Karena itu penulis juga melakukan konfigurasi Domain Name

System (DNS) pada jaringan Laboratorium komputer SMPN 252 tersebut.

3.3. Alat Peneltian

Alat penelitian yang digunakan penulis sebagai sarana penelitian

terdiri atas dua bagian, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software). Perangkat keras yang digunakan adalah komputer dan

perangkat jaringan untuk membuat jaringan terkoneksi. Sedangkan

perangkat lunak adalah kebutuhan sebuah sistem operasi yang mendukung

jaringan, dan software-software yang mendukung aplikasi jaringan.

Untuk dapat membuat sebuah sistem yang benar-benar dapat

berfungsi secara baik dan menyeluruh diperlukan adanya lingkungan

perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut :

3.3.1. Lingkungan perangkat keras

Perangkat keras yang yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi dari komputer server, komputer client dan perangkat

jaringan lainnya sebagaimana berikut :

A. Komputer server dengan merk IBM yang mempunyai spesifikasi

prosessor Intel Pentium ® D 2,8GHz 64 Bit, Harddsik 80 GB,

RAM DDR2 2048MB, VGA 32 MB, DVD-RW, kartu Jaringan

onboard support bootrom dan monitor Flat Merk SPC 15 inchi.

B. Komputer Client dengan merk Compaq yang mempunyai

spesifikasi prosessor Intel 486, 1 kartu Jaringan bootrom type

53

Page 71: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3com 3C905CX-TX-M , dan monitor CRT Merk New Vision 15

inchi.

C. Perangkat jaringan komputer lainnya, seperti 1 buah hub-switch

merk D-Link dengan 24 port, kabel UTP, konektor RJ.45,

modem dan perangkat pendukung jaringan lainnya, seperti kabel

listrik dan lain sebagainya.

3.3.2. Lingkungan Perangkat Lunak

Karena jaringan ini menggunakan teknologi diskless, maka

semua software yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini

hanya di instal pada komputer server, software tersebut antara lain :

Sistem Operasi Windows 2000 Server

Citrix Metaframe XP Feature Release 3

Thinstation-2.1.1-prebuilt-NetBoot.zip.

Software aplikasi berbasis java, seperti dotnet dan software untuk

mengekstrak file, seperti 7zip, serta aplikasi-aplikasi lainnya

untuk testing jaringan, seperti MS.OFFICE 2000.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk

memperoleh data dan informasi sebagai bahan dasar penelitian, perancangan

dan implementasi, adalah sebagai berikut :

54

Page 72: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3.4.1. Studi Pustaka

Cara ini dilakukan guna mengumpulkan data dan informasi

tentang sistem diskless serta masalah merancang dan

mengimplementasikannya pada suatu jaringan. Dimana data dan

informasi tersebut diperoleh dari berbagai literature, seperti buku,

jurnal penelitian, majalah, sumber bacaan elektronik, dan internet.

3.4.2. Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengamati sistem jaringan

Laboratorium komputer SMPN 252 yang telah ada secara langsung,

agar diperoleh data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai

bahan untuk perancangan dan implementasi sistem diskless pada

jaringan tersebut.

3.4.3. Wawancara

Ini adalah salah satu metode riset yang dilakukan oleh penulis

untuk memperoleh data dan informasi tentang kebutuhan sistem yang

akan dirancang dan diimplementasikan pada jaringan Laboratorium

Komputer SMPN 252, dengan cara bertanya secara langsung kepada

pihak-pihak yang berkaitan dengan jaringan Laboratorium komputer

SMPN 252, seperti guru komputer, administrator jaringan, dan wakil

kepala sekolah (WAKASEK) bidang sarana dan prasarana.

55

Page 73: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

mencakup tiga tahap, yang secara umum dimiliki oleh empat paradigma

dalam rekayasa perangkat lunak, yaitu 1) Tahap Definisi, 2) Tahap

Perancangan, dan 3) Tahap Verifikasi. (Pressman, 1992).

3.5.1. Tahap Definisi

Pada tahap ini, dapat di identifikasi tiga hal yang menjadi

dasar dalam perancangan sistem, yaitu :

A. Keadaan Sistem Saat Ini

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara

langsung ke tempat objek penelitian untuk mengetahui sistem

jaringan yang digunakan di Laboratorium komputer SMPN 252

saat ini, yang mencakup infrastruktur jaringan, skema jaringan,

dan protokol jaringan yang dipakai saat ini.

B. Masalah yang Dihadapi

Pada tahap ini dijelaskan tentang masalah yang dihadapi

oleh jaringan komputer yang berada di Laboratorium komputer

SMPN 252 Jakarta terutama pada sistem jaringan yang

digunakan saat ini, dimana jaringan di Laboratorium komputer

tersebut sudah terdapat LAN tipe client-server berbasis windows

dengan sistem dekstop konvensional. Namun, karena banyaknya

keluhan dalam hal maintenance yang seringkali menghabiskan

banyak waktu, tenaga dan biaya. Serta adanya perancanaan untuk

56

Page 74: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

menambah jumlah komputer client. Maka, penulis ingin

melakukan transisi sistem dari sistem dekstop konvensional

beralih pada sistem diskless yang dapat menjadi solusi dari

masalah yang ada.

C. Kebutuhan Sistem

Tahap ini akan menjelaskan tentang kebutuhan sistem

baik hardware maupun software yang dipakai oleh server

maupun client.

3.5.2. Tahap Perancangan

Pada tahap ini didefinisikan mengenai implementasi

infrastruktur dan penerapannya yang akan kelompokkan sebagai

berikut :

A. Pembuatan Skema Jaringan

Tahap ini adalah pembuatan skema jaringan sistem

diskless berbasis Windows dengan menggunakan software Citrix

Metaframe XP yang akan di implementasikan di jaringan

Laboratorium komputer SMPN 252 Jakarta. Dimana penerapan

sistem diskless pada jaringan di Laboratorium komputer ini akan

tetap memanfaatkan sumber daya yang telah ada di Laboratorium

komputer.

57

Page 75: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

B. Pembangunan Sistem jaringan

Setelah dilakukan perancangan sistem dan diketahui

komponen-komponen pendukung yang diperlukan untuk

membangun sistem diskless dengan menggunakan Citrix

Metaframe XP di Laboratorium komputer SMPN 252, maka

tahap selanjutnya adalah pembangunan sistem. Secara umum

langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan sistem

diskless ini adalah :

a. Setting BIOS untuk booting dengan menggunakan CD

b. Instalasi Windows 2000 Server

c. Instalasi driver

d. Konfigurasi TCP/IP

e. Instalasi dan Konfigurasi DNS Server

f. Instalasi dan Konfigurasi Terminal Service

g. Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server

h. Instalasi dan Konfigurasi TFTP Server

i. Konfigurasi User Account

j. Instalasi software aplikasi 7zip

k. Instalasi File Thinstation-2.1.1-prebuilt-NetBoot.zip

l. Konfigurasi Thinstation.con.network

m. Instalasi software aplikasi berbasis java, yakni dotnet

n. Instalasi Citrix Metaframe XP Feature Release 3

Page 76: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

o. Mengaktifkan Lisensi Citrix Metaframe XP Feature

Release 3

p. Instalasi software-software aplikasi untuk testing jaringan

3.5.3. Tahap Verifikasi

1. Testing Sistem Jaringan

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap penggunaan Citrix

Metaframe XP dan thinstation yang diimplementasikan pada

jaringan di Laboratorium komputer SMPN 252, dengan

pengujian sebagai berikut :

A. Apakah dengan menggunakan Citrix Metaframe XP aplikasi-

aplikasi dapat berjalan baik ?

B. Apakah komputer client dapat berkomunikasi dengan

komputer server dan mengakses aplikasi yang berada di

komputer server?

2. Perawatan

Tahap ini untuk pemeliharaan jaringan komputer guna

memastikan sitem diskless yang diimplementasikan dapat

berjalan dengan baik.

3. Pelatihan

Tahap ini untuk mensosialisasikan tentang system diskless

berbasis Citrix Metaframe XP kepada pengelola jaringan agar

58

Page 77: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

bisa memahami penggunaannya, serta bisa mengatasi secara

mandiri jika ingin dilakukan pengembangan.

4. Implementasi

Apabila telah diketahui bahwa penggunaan Citrix Metaframe XP

dalam system jaringan diskless dapat berjalan dengan baik, maka

langkah selanjutnya adalah penerapan system diskless berbasis

Citrix Metaframe XP ini ke dalam jaringan Laboratorium

komputer tersebut.

3.6. Diagram Alir Penelitian

Tahapan kerja penelitian secara garis besar dijelaskan dalam diagram

alir penelitian yang terdapat pada gambar 3.1

59

Page 78: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Identifikasi Kebutuhan

Pembuatan Skema

Jaringan

Instalasi Jaringan

(Hardware dan Software)

Testing

Identifikasi

Masalah

Pengumpulan

Data

Failed

Selesai

Mulai

Sukses

60

Page 79: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

BAB IV

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1 Profil SMPN 252 Jakarta

SMPN 252 Jakarta adalah salah satu SMPN unggulan tingkat

provinsi DKI Jakarta yang terletak di Jl. Haji Naman Pondok kelapa

kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Sekolah yang didirikan pada tahun

1985 ini memiliki visi ”Menjadi SMP Negeri Sesuai Standar Nasional

Pendidikan Yang Dapat Memenuhi Tuntutan Kehidupan Lokal, Nasional

Maupun Global”. SMPN 252 pertama kali memperoleh prestasi gemilang,

yakni peringkat pertama untuk SMPN se-Jakarta-Timur, ketika dijalankan

program BINNA oleh Bapak Kepala Sekolah Edi pada tahun 1996. Sejak

saat itu sekolah ini mulai banyak memperoleh prestasi lainnya, bahkan juga

dengan para siswa-siswanya, salah satunya adalah Diptarama yang menjadi

Absolute The Winners IJSO pada tahun 2004.

Adapun misi yang diusung oleh SMPN 252 Jakarta ini adalah

sebagai berikut :

Mewujudkan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Mewujudkan kegiatan belajar mengajar bermakna dan kompetitif

melalui berbagai metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

61

Page 80: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Mewujudkan pendidikan keagamaan sesuai ajaran agama masing-masing

dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, serta akhlaq mulia.

Mewujudkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri

siswa.

Mewujudkan program BINNA dan 7K sebagai kultur budaya SMP

Negeri 252 Jakarta.

Mewujudkan berbagai kegiatan pembinaan dan pemberdayaan tenaga

pendidik dan kependidikan yang kompetitif.

Mewujudkan berbagai sarana prasarana refresentatif yang mendukung

pencapaian mutu pendidikan.

Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut diatas, SMPN 252

melakukan berbagai upaya, antara lain yaitu dengan mengadakan program

ekstrakurikuler yang mencapai dua puluh macam untuk pengembangan diri

siswa-siswanya, melengkapi fasilitas belajar dan mengajar seperti

laboratotorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu, ruang audio visual,

laboratorium komputer yang sedang dalam penelitian penulis, dan lain

sebagainya.

4.2 Tahap Definisi

4.2.1. Keadaan Sistem Jaringan Saat Ini

Jaringan komputer yang berada di Laboratorium komputer

SMPN 252 Jakarta ini adalah jaringan LAN tipe client-server yang

masih menggunakan dekstop konvensional. Jaringan pada

62

Page 81: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

laboratorium komputer terdiri atas sebuah server dan 20 client.

Dalam implementasinya jaringan komputer yang berada di

Laboratorium komputer ini menggunakan segment workgroup yang

memungkinkan komputer satu dengan yang lain dapat

berkomunikasi satu sama lain. Karena pada jaringan ini telah

terkoneksi dengan internet, SMPN 252 mempunyai domain sendiri,

yakni www.smpn252.or.id.

4.2.2. Masalah yang Dihadapi

Saat ini jaringan yang berada di laboratorium komputer

SMPN 252 masih menggunakan dekstop konvensional. Namun,

dikarenakan sekolah ingin mengembangkan jaringan di

Laboratorium komputer tersebut dengan menambah jumlah

komputer client. Maka penulis ingin mengimplementasikan sistem

diskless pada jaringan di Laboratorium komputer tersebut. Sehingga

dengan sistem diskless tersebut, komputer client yang sudah cukup

tua masih dapat digunakan tanpa mengurangi performanya. Sebab

pada sistem diskless tidak dibutuhkan komputer client dengan

spesifikasi yang tinggi. Bahkan, pada komputer client tidak perlu

disertai harddisk lagi, sehingga dapat lebih menghemat anggaran

baik dalam penyediaannya maupun dalam perawatannya kedepan.

Sistem diskless yang akan dirancang oleh penulis pada

jaringan di Laboratorium komputer ini direncanakan menjadi sistem

63

Page 82: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

yang akan digunakan seterusnya oleh sistem jaringan di

Laboratorium komputer SMPN 252.

4.2.3. Kebutuhan Sistem

Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini, penulis

memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam Laboratorium

komputer SMPN 252 Jakarta, yang didalamnya sudah terdapat 20

buah komputer client dengan sebuah server, yang sudah di rangkai

menjadi sebuah LAN berbasis client-server.

Penulis mengkategorikan kebutuhan sistem dalam

implementasi tugas akhir ini menjadi dua bagian, yaitu hardware dan

software. Untuk komponen hardware penulis menggunakan sumber

daya yang berada di dalam Laboratorium komputer, bahkan

mengurangi sebagaian hardware yang tidak dibutuhkan dalam

perancangan sistem diskless ini. Sedangkan untuk software penulis

melakukan instalasi baru untuk komputer server dan client.

Berdasarkan masalah yang disebutkan di subbab sebelumnya.

Penulis mengidentifikasi sistem baik hardware maupun software

yang dibutuhkan dalam merancang jaringan diskless untuk LAN di

Laboratorium komputer SMPN 252 ini sebagai berikut :

A. Hardware

Dalam kategori penggunaan komponen perangkat keras

ini penulis membagi lagi menjadi sub kategori perangkat keras,

yaitu sebagai berikut :

64

Page 83: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

1) Perangkat keras server

Perangkat keras yang digunakan oleh komputer server ini

bermerk IBM dengan spesifikasi sebagai berikut : Processor

Intel Pentium (R) D 2,8 GHz 64 Bit support, Harddisk 80

GB, DDR2 2048MB, DVD RW, Kartu Jaringan onboard

support bootrom, dan Monitor Flat 15 Inchi.

2) Perangkat keras Client

Komputer client yang terdapat pada LAN di Laboratorium

komputer berjumlah 20 buah dengan spesifikasi masing-

masing komputer sebagai berikut : processor Intel 486,

sebuah kartu jaringan support bootrom tipe 3com 3C905CX-

TX-M, Monitor CRT 15 Inchi, dan tanpa harddisk ataupun

media storage lainnya.

3) Perangkat Keras Jaringan

Perangkat keras jaringan ini adalah hardware yang

menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya hingga

menjadi sebuah jaringan yang dapat berkomunikasi.

Perangkat keras ini terdiri dari : kabel UTP yang telah di

konfigurasi untuk menghubungkan jaringan, 1 buah switch

untuk menghubungkan komputer satu dengan lainnya. Dan

sebuah modem yang menghubungkan jaringan intranet

SMPN 252 dengan internet.

65

Page 84: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

B. Software

Dalam kategori penggunaan komponen perangkat lunak

ini penulis membagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :

1) Perangkat Lunak Server

Perangkat lunak yang akan digunakan oleh komputer server

adalah sebagai berikut : sistem operasi Windows 2000

Server, dan software untuk sistem diskless, antara lain : Citrix

Metaframe XP Feature Release 3 dan Thinstation-2.1.1-

prebuilt-NetBoot.zip. Serta software pendukung aplikasi

berbasis java seperti dotnet, dan 7zip untuk mengekstrak file

Thinstation.

2) Perangkat Lunak Client

Karena jaringan ini menggunakan sistem diskless, tidak ada

software yang diinstalasikan pada komputer client. Sebab

semua aplikasi yang digunakan oleh komputer client

diperoleh dari komputer server.

4.3 Tahap Perancangan

4.3.1. Pembuatan Skema Jaringan

Skema jaringan yang akan digunakan untuk membangun

sistem diskless berbasis Citrix Metaframe ini tidak banyak

mengalami perubahan dibandingkan dengan penggunaan dekstop

konvensional sebelumnya. Perubahan dari sisi hardware hanya

66

Page 85: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

meniadakan harddisk dari komputer client dan mengganti LAN card

dengan LAN card support bootrom tipe 3com 3C905CX-TX-M yang

mendukung sistem diskless ini. Sedangkan dari sisi software masih

menggunakan sistem operasi yang sama, yaitu Windows 2000 Server

namun dengan tambahan software Citrix Metaframe XP Feature

Release 3 dan Thinstation-2.1.1-prebuilt-NetBoot.zip yang

memampukan komputer client untuk menggunakan aplikasi-aplikasi

yang terdapat pada server, dan meningkatkan resolusi warna pada

layar.

67

Page 86: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Berikut ini adalah skema jaringan yang dirancang untuk

laboratorium komputer SMPN 252 Jakarta dengan menerapkan

sistem diskless.

Gambar 4.1. Rancangan Jaringan Komputer Menggunakan

Sistem Diskless Berbasis Citrix Metaframe XP

PC-01

PC-02

PC-03

PC-04 PC-05

PC-19

PC Server dengan

Citix Metaframe XP

PC-18

PC-17

PC-16

PC-20

PC-10

PC-11

PC-09

PC-12

PC-08

PC-13

PC-07

PC-06

PC-14

PC-15

Switch

D-Link

Modem

Internet

68

Page 87: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Komputer server yang memiliki sebuah kartu jaringan akan

memiliki sebuah alamat IP yang digunakan untuk berkomunikasi ke

jaringan lokal. Berikut ini adalah alamat IP pada komputer server

dan komputer client :

A. Komputer Server

IP address : 10.10.10.1 (IP Statik)

Subnet Mask : 255.0.0.1

B. Komputer Client

Komputer client yang berjumlah 20 buah masing-masing

akan memakai IP address mulai dari 10.10.10.5 sampai dengan

10.10.10.50 dimana alamat IP tersebut dikonfigurasi secara

dinamik.

4.3.2. Pembangunan Sistem Jaringan

Setelah dilakukan perancangan sistem dan diketahui

komponen-komponen pendukung yang diperlukan untuk

membangun sistem diskless dengan menggunakan Citrix Metaframe

XP di Laboratorium komputer SMPN 252, maka tahap selanjutnya

adalah pembangunan sistem. Secara umum langkah-langkah yang

dilakukan dalam pembangunan sistem diskless ini adalah sebagai

berikut :

A. Instalasi Server:

Karena penulis menggunakan Microsoft Windows 2000

Server dan booting dengan kartu jaringan. Maka langkah-langkah

69

Page 88: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

instalasi yang dilakukan adalah Instal windows 2000 terlebih

dahulu. Setelah windows 2000 Server beserta driver terinstal

langkah selanjutnya adalah instalasi IP Address untuk server,

kemudian mengaktifkan Terminal Service, DNS, DHCP Server

dan TFTP Server (Remote Instalation Service).

a) Konfigurasi TCP/IP

Langkah-langkah Konfigurasi TCP/IP secara manual

1. Masuk kemenu Start _ Setting _ Network and Dial-up

Connections. Hingga muncul kotak dialog berikut ini,

pilih local area connection.

Gambar 4.2. Tampilan Network and Dial-Up Connection

3. Pada kotak dialog Local Area Connection Properties,

centang semua connection yang terdapat pada kotak

dialog tersebut. Beri tanda centang pada semua kotak

yang tersedia. Kemudian pilih Internet Protokol

70

Page 89: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

(TCP/IP)_properties_Ok. Tunggu hingga muncul kotak

dialog Internet Protokol (TCP/IP) Properties.

Gambar 4.3. Setting IP pada Windows 2000 Server

4. Pada kotak dialog Internet Protokol (TCP/IP) Properties

di bawah ini, karena konfigurasi dilakukan secara manual

pilih ―use the following IP Adress, kemudian isi IP

Address serta DNS Server Address yang akan digunakan

oleh server. Lalu klik tombol Ok.

Gambar 4.4. Setting IP Address dan DNS Server pada

Windows 2000 Server

71

Page 90: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

b) Terminal Service

Terminal services adalah komponen windows yang dapat

digunakan pemakai komputer yang terhubung dalam jaringan

agar dapat menggunakan program windows beserta

aplikasinya dari komputer remote.

Langkah-langkah mengaktifkan Terminal Service pada

Windows 2000.

1. Masuk kemenu Start _ Program _ Administrative Tools _

Configure Your Server. Kemudian pilih Aplication Server

di menu sebelah kiri dan klik Terminal Service. Untuk

memulai instalasi, klik Start yang ada di bawah menu

sebelah kanan.

Gambar 4.5. Tampilan Awal Intalasi Terminal Service

72

Page 91: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2. Pada kotak dialog berikut ini, pilih Terminal Service,

kemudian klik tombol Next.

Gambar 4.6. Kotak Dialog Windows Component

3. Ketika tampil kotak dialog berikut, pilih ―Application

server mode‖ untuk mengaktifkan fitur Appliction Server

pada Windows 2000, kemudian klik tombol Next.

Gambar 4.7. Mode Menjalankan Terminal Servis

73

Page 92: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Untuk kotak diolag ini, bisa disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing jaringan, secara default pilih

―Permission Compatibel with Windows 200 Users‖,

kemudian klik tombol Next.

Gambar 4.8. Izin Untuk Kompatibilitas Aplikasi

5. Setelah semua konfigurasi diselesaikan, instalasi dimulai

seperti yang terlihat dibawah ini.

Gambar 4.9. Proses Instalasi Terminal Service

74

Page 93: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

e) Instalasi dan Konfigurasi DNS Server

DNS (Domain Name System) adalah suatu system yang yang

dapat menerjemahkan IP Address menjadi nama suatu host.

Setelah DNS terinstall, langkah selanjutnya adalah membuat

konfigurasi DNS server sebagai berikut :

1. Masuk kemenu Start _ Program _ Administrative Tools _

Configure Your Server. Kemudian pilih Networking

dimenu sebelah kiri dan klik DNS. Pada menu sebelah

kanan akan muncul Start, klik pada Start DNS. Tunggu

kotak dialog berikutnya.

2. Pada kotak dialog Windows Component, pilih Network

Service, kemudian klik tombol Details. Setelah muncul

kotak dialog Networking Service pilih Domain Name

System (DNS), kemudian klik tombol OK untuk kembali

ke dialog sebelumnya. Klik tombol Next untuk

melanjutkan ke langkah berikutnya

3. Setelah langkah 2 di atas, akan dilakukan proses copy file

ke server. Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi

DNS server, pilih Start _ Program _ Administrative Tools

_Networking_Set_up DNS. Tunggu hingga muncul kotak

dialog DNS.

75

Page 94: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.10. Konfigurasi DNS Server

1. Pada kotak dialog DNS, klik svr pada menu sebelah kiri

untuk mengkonfigurasi DNS server_klik tombol next.

Ketika muncul kotak dialog root server berikut, pilih

―This is firt DNS server on this network‖, yang berarti

kita menjadikan server ini sebagai root server. Kemudian

klik tombol next hingga muncul kotak dialog DNS.

Gambar 4.11. Kotak Dialog Root Server

76

Page 95: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2. Langkah selanjutnya adalah membuat forward lookup

zone dengan cara klik kanan pada menu ―forward lookup

zone‖ dan memilih ―new zone‖ hingga muncul kotak

dialog berikut, pilih ―Yes, create a forward lookup zone.

Kemudian klik tombol next.

Gambar 4.12. Kotak Dialog Forward Lookup Zone

3. Pada kotak dialog berikut, pilih ―standard primary‖, yang

memfasilitasi pertukaran data DNS dengan DNS server

server lainnya yang menggunakan metode penyimpanan

text-based. Kemudian klik tombol next

Gambar 4.13. Zone Type

77

Page 96: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Karena penulis ingin membuat zone baru untuk domain

smpn252.local, maka pada bagian zone name penulis isi

dengan smpn.252.com, lalu next hingga muncul kotak

dialog zone file. Pada kotak dialog zone file tersebut pilih

―Create a new file with this file name‖. Maka secara

otomatis nama domain yang di isi pada name zone

disimpan dalam file. Lalu klik next hingga muncul kotak

dialog ―complete the new zone wizard‖.

Gambar 4.14. Zone File

5. Selanjutnya adalah membuat reverse lookup zone dengan

cara klik kanan pada menu ―reverse lookup zone‖ dan

memilih ―new zone‖ hingga muncul kotak dialog berikut,

pilih ―Yes, create a reverse lookup zone‖. Kemudian klik

tombol next.

78

Page 97: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.15. Membuat Reverse Lookup Zone

6. Pada kotak dialog berikut, pilih ―Network ID‖, kemudian

isi dengan Network Address server, lalu klik tombol next.

Gambar 4.16. Reverse Lookup Zone

7. Pada kotak dialog berikut, maka secara otomatis akan

terisi gabungan alamat IP yang sudah dibalik dan domain

barunya in-addr.arpa. Klik next, hingga muncul kotak

dialog yang menyatakan bahwa konfigurasi DNS telah

lengkap, lalu klik tombol finish

79

Page 98: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.17. Reverse Lookup Zone

8. Jika konfigurasi DNS telah selesai, maka akan muncul

kotak dialog DNS berikut yang sudah lengkap terisi.

Gambar 4.18. Kotak Dialog DNS

80

Page 99: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

d) Instalasi dan Konfigurasi DHCP/BOOTP Server

DHCP Server adalah proses yang memberikan IP address dan

boot-image file name ke komputer client. Langkah-langkah

instalasi DHCP Server yang ada pada MS Windows 2000.

1. Masuk kemenu Start _ Program _ Administrative Tools _

Configure Your Server. Kemudian pilih Networking

dimenu sebelah kiri dan klik DHCP. Pada menu sebelah

kanan akan muncul Start, klik pada Start dan lanjut ke

menu selanjutnya.

Gambar 4.19. Instalasi DHCP

2. Setelah tampil kotak dialog konfigurasi di bawah ini, pilih

Network Service, kemudian klik tombol Detail. Setelah

muncul dialog dibawah ini, pilih Dynamic Host

Configuration Protocol (DHCP), kemudian klik tombol

OK untuk kembali ke dialog sebelumnya. Klik tombol

Next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.

81

Page 100: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.20. Kotak Dialog Networking Services

4. Setelah langkah 2 di atas, akan dilakukan proses copy file

ke server. Dibawah ini adalah untuk mengkonfigurasi

DHCP Server. Sebelum masuk ke DHCP Manager

pastikan Service untuk DHCP Server dalam keadaan

―Start‖, lihat pada Start _ Program _ Administrative Tools

_ Service. Masuklah ke DHCP Manager, pilih Start _

Program _ Administrative Tools _Networking_Manage

DHCP.

Gambar 4.21. Konfigurasi DHCP

82

Page 101: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

5. Konfigurasi yang diperlukan untuk pertama kali adalah

mengalokasikan sejumlah IP address yang akan dipakai

oleh Thin Client. Caranya adalah klik nama Server pada

menu sebelah kiri, kemudian klik kanan. Klik pada ―New

Scope‖ untuk mengalokasikan IP address. Tunggu hingga

ketika muncul kotak dialog new scope wizard, klik next.

Gambar 4.22. Mengaktifkan New Scope

6. Pada kotak dialog wizard, isi scope name pada kotak

‗name‘.

Gambar 4.23. Membuat Scope Name

83

Page 102: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

7. Kemudian masukkan rentang IP address yang akan

digunakan oleh Thin Client. Kemudian, tentukan Subnet

mask sesuai dengan jaringan yang digunakan, lihat contoh

dibawah. Setelah kotak dialog dibawah ini masih ada

banyak kotak dialog selanjutnya tetapi konfigurasi

tersebut tidak terlalu penting, klik tombol Next untuk

melanjutkan sampai dialog ―New Scope Wizard‖ selesai

Gambar 4.24. Membuat IP Address Range

5. Setelah Scope baru diaktifkan, akan muncul kotak dialog

seperti di bawah ini. Pada Scope yang baru akan muncul

sub tree ―Address Pool‖, ―Address Leases‖,

―Reservations‖, dan ―Scope Options‖. Pilih ―Scope

Options‖, kemudian klik kanan, dan pilih bagian paling

atas, yaitu ―Configurasi Options‖.

84

Page 103: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.25. Kotak Dialog DHCP

6. Dibawah ini adalah dialog untuk ―Configurasi Options‖

pada sebuah Scope. Ada dua option yang perlu di

konfigurasi pada dialog ini :

Option No 003 Router. Isi bagian ―IP Address‖

dengan nomor IP dari router pada jaringan.

Gambar 4.26. Scope Option (Router)

85

Page 104: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Option No 006 DNS Server. Isi bagian ―IP Address‖

dengan nomor IP dari server pada jaringan.

Gambar 4.27. Scope Option (DNS Server)

Option No 015 DNS Domain Name. Isi ―String

Value‖ dengan nama domain, yaitu ―smpn252.local.

Gambar 4.28. Scope Option (DNS Domain Name)

86

Page 105: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Option No 066 Boot Server Host Name. Isi ―String

Value‖ dengan IP Address server ―10.10.10.1‖. (bisa

juga di isi dengan Hostname dari TFTP Server ).

Gambar 4.29. Scope Option

(Boot Server Host Name)

Option No 067 Bootfile Name. Isi option ini dengan

nama Thin Client boot image dari Thinstation

―Thinstation.nbi.zpxe‖ (.zpxe karena kita akan

booting melalui kartu jaringan PXE).

87

Page 106: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.30. Scope Option (Bootfile Name)

e) Instalasi TFTP Server

TFTP Server adalah proses yang mengirimkan file

Thinstation ke komputer client. Pada Windows 2000 ada

dalam ―Remote Installation Services‖. TFTP root directory

adalah direktory awal yang dikenal oleh TFTP Server, berikut

langkah-langkah instalasi TFTP Server pada Windows 2000.

1. Masuk kemenu Start _ Program _ Administrative Tools _

Configure Your Server. Pilih Advanced di menu sebelah

kiri dan klik Optional Components. Pada menu sebelah

kanan akan muncul Start klik pada ―Start‖ dan lanjutkan

ke menu selanjutnya.

88

Page 107: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

2. Pilih option ―Remote Installation Services‖ dan klik

tombol Next untuk memulai proses instalasi. Ikuti

petunjuk selanjutnya sampai dengan instalasi selesai.

Gambar 4.31. Remote Installation Service

3. Pastikan Service untuk TFTP Server dalam keadaan

―Start‖, lihat pada Start _Program _ Administrative Tools

_ Service. Klik kanan Trivial FTP Daemon_klik

Properties.

Gambar 4.32. Kotak Dialog Service

89

Page 108: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Kemudian pada TFTP Daemon Properties ubah startup

type TFTP Daemon menjadi automatic.

Gambar 4.33. Trivial FTP Daemon Properties

f) Install Software untuk Mengekstrak File

Sebelum kita menjalankan file Thinstation, maka terlebih

dahulu kita harus menginstall software yang berfungsi untuk

mengekstrak sebuah file. Software tersebut banyak

macamnya, namun disini penulis menggunakan software 7zip

4.58 beta.

g) Instalasi dan Konfigurasi Thinstation

Untuk mengkonfigurasi Thinstation, masuk ke direktori

C:\TFtpdRoot\ Jalankan ‗Thinstation.nbi (autoextract).exe‘,

baca ―Licence Agreement‖ dan click ―I Agree‖ untuk

mengekstract ‗Thinstation.nbi‘ file, ini adalah thin-client

boot-image yang dibutuhkan. Ini adalah distribusi linux-mini

90

Page 109: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

yang dibutuhkan untuk mensetting client. Edit file

Thinstation.conf.network dan sesuaikan dengan konfigurasi

jaringan kita. Bagian terpenting adalah mengganti IP address

di file tersebut dengan IP address server Windows, misalnya

10.10.10.1. Selain itu juga menyesuaikan resolusi monitor,

disarankan kita menggunakan 800 x 600. Perhatikan gambar

konfigurasi berikut:

Gambar 4.34. Thinstation.conf.network (1)

91

Page 110: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.35. Thinstation.conf.network (2)

Gambar 4.36. Thinstation.conf.network (3)

92

Page 111: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.37. Thinstation.conf.network (4)

h) Install Software Pendukung Aplikasi Berbasis Java

Sebelum kita menginstall citric metaframe xp feature release

3, maka terlebih dahulu kita harus menginstall software yang

mendukung aplikasi berbasis java. Software tersebut banyak

macamnya, namun disini penulis menggunakan software

dotnet versi 5.

i) Instalasi Citrix Metaframe XP Feature Release 3.

Setelah semua komponen telah dikonfigurasi serta diaktifkan

dan software-software pendukung telah di install, kita bisa

langsung menginstall Citrix. Disini penulis menggunakan

Citrix Metaframe XP Feature Release 3.

93

Page 112: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Dan berikut ini adalah langkah-langkah instalasi Citrix

Metaframe XP Feature Release 3 :

1. Masukkan CD 1 Citrix Metaframe XP Feature Release 3,

klik installasi hingga muncul kotak dialog perjanjian

berikut, jika kita sepakat pilih ―I Accept the license

agreement‖ lalu klik next.

Gambar 4.38. License Agreement

2. Pilih ―Metaframe XPe‖ pada kotak dialog berikut,

kemudian klik next.

Gambar 4.39. Product Family Selection

94

Page 113: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

3. Pilih ― retail ‖ pada kotak dialog berikut, kemudian klik

next, terus hingga muncul kotak dialog server farm

Gambar 4.40. Product Type Licensed

4. Pada kotak dialog server farm pilih ―create a new farm‖,

kemudian next.

Gambar 4.41. Create a New Farm

95

Page 114: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

5. Biarkan terisi secara default, kemudian next.

Gambar 4.42. Create a Server Farm

6. Isi kotak user name server, misal administrator. Dan

kotak domain, misal eva. Kemudian next.

Gambar 4.43. Assign Farm Administrator Credentials

7. Pilih ―Allow shadowing of ICA sessions on this server‖,

kemudian centang semua kotak dibawahnya dan klik

next.

96

Page 115: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.44. Configure Shadowing

8. Biarkan terisi secara default, tekan next hingga ketika

muncul rangkuman instalasi Citrix yang telah dilakukan

klik finish. Kemudian tunggu kotak dialog yang

menunjukkan bahwa instalasi telah berhasil.

Gambar 4.45. Configure Citrix XML Service Port

97

Page 116: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

9. Selanjutnya, kita masukkan CD 3 dari Citrix Metaframe

XP Feature Release 3, lalu klik next hingga ketika muncul

kotak dialog berikut, pilih ―install from CD-ROM‖, lalu

klik next

Gambar 4.46. Install From CD-ROM

10. Pada kotak dialog berikut pilih ―typical‖, lalu klik next

Gambar 4.47. Installation Type

98

Page 117: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

11. Pada kotak dialog berikut menunjukkan instalasi sedang

berjalan, klik next

Gambar 4.48. Proses Instalasi

i. Mengaktifkan Lisensi

Setelah instalasi Citrix Metaframe XP Feature Release 3

selesai, maka langkah selanjutnya mengaktifkan Lisensi

yang mengizinkan software ini berfungsi. Dan mengingat

biaya lisensi dari distributor ini cukup terbilang mahal,

maka penulis melakukan uji coba dengan menggunakan

cracking yang diperoleh dari sebuah website dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Klik Start_Program_Citrix_Managemen Console

2. Masukkan nama dari sebuah server yang ingin

dikoneksikan. Masukkan juga user name, password dan

domain. Lalu klik Ok.

99

Page 118: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

Gambar 4.49. Log-On to Citrix Metaframe XP

Server Farm

3. Pada kotak dialog berikut, pilih ―licenses‖ pada menu di

sebelah kiri.

Gambar 4.50. New Farm Name

100

Page 119: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Pada kotak dialog berikut, klik ―license number‖ pada

menu di sebelah kanan hingga muncul kotak dialog

berikut.

Gambar 4.51. Memasukkan Lisence Number

5. Kemudian klik kanan dikolom kosong lisence number,

dan pilih ―add lisence‖

Gambar 4.52. Menambahkan Lisensi

101

Page 120: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

6. Jalankan program keygen pada CD, kemudian

masukkan serial-serial berikut dan generate kode

aktivasinya secara berurutan :

Metaframe XP 1.0, for Windows Feature Release 3

Metaframe XP 1.0, Feature Release 3 Connection Pack

Metaframe XPe 1.0, for Windows

Citrix User License Pack

7. Jika serial-serial diatas telah berhasil dimasukkan, maka

akan muncul kotak dialog berikut, yang menunujukkan

licensi telah diaktifkan.

Gambar 4.53. Tampilan Lisensi yang Telah Aktif

j) Konfigurasi User Account

Setelah semua software selesai dikonfigurasi, maka langkah

selanjutnya adalah membuat user account, yakni daftar nama

pemakai pada server agar seorang pemakai computer client

102

Page 121: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

dapat mengakses sumber daya yang ada pada komputer

server, tentunya dengan batas-batas yang sudah diatur oleh

administrator.

B. Setting Client

Salah satu kelebihan system diskless yang

diimplementasikan oleh penulis ini, selain murah dari sisi biaya

juga mudah dalam penerapannya. Apalagi dengan digunakannya

kartu jaringan type 3com 3C905CX-TX-M dan file Thinstation.

Sehingga sudah tidak diperlukan lagi setting pada sisi clientnya.

Ketika Client dinyalakan, client akan langsung booting secara

otomatis. Setelah keluar tampilan login, isilah username sesuai

dengan nama yang dimasukkan dalam user account pada server.

Maka user bisa langsung menggunakan komputer client yang

memiliki spesifikasi rendah namun dengan performance

komputer server.

4.4 Tahap Verifikasi

4.4.1. Testing Sistem Jaringan

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap penggunaan Citrix

Metaframe XP yang diimplementasikan pada jaringan di

Laboratorium komputer SMPN 252 Jakarta, dengan pengujian

sebagai berikut :

103

Page 122: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

C. Apakah aplikasi-aplikasi dapat berjalan dengan baik

menggunakan Citrix Metaframe XP ?

D. Apakah komputer client dapat berkomunikasi dengan komputer

server dan mengakses aplikasi yang berada di komputer server?

Sebelum melakukan pengujian, penulis memastikan semua

DHCP Service dan TFTP Server dalam keadaan ―Started‖.

Menyiapkan komputer client, dan setting BIOS nya untuk booting

dari LAN card. Terlihat proses pencarian IP address dan download

file Thinstation.nbi. Setelah itu, dialog login Windows 2000 Server

tampil di computer client.

Pada pengujian tersebut didapatkan bahwa :

1. Seluruh aplikasi dapat berjalan baik, bahkan dengan diinstallya

Citrix Metaframe XP dapat mendukung aplikasi-aplikasi grafis

yang kurang didukung oleh MS.2000 server.

2. Seluruh aplikasi yang di install pada server juga bisa dijalankan

dengan baik di client. Disini penulis mencobanya dengan

menggunakan aplikasi MS.Office 2000.

4.4.2. Perawatan Jaringan

Setelah perancangan sistem diskless pada jaringan telah

dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan-

pearwatan terhadap jaringan baik itu terhadap software maupun

hardwarenya. Perawatan tersebut bisa dengan melakukan proteksi

terhadap komputer server terutama dengan adanya username dan

104

Page 123: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

password untuk mengakses komputer server, instalasi antivirus, dan

perawatan terhadap perangkat jaringan seperti kabel, switch dan lain

sebagainya.

4.4.3. Pelatihan

Setelah sistem diskless dapat berjalan baik dalam jaringan

komputer ini, maka perlu dilakukan pelatihan terhadap administrator

jaringan. Pelatihan ini bisa berupa cara penambahan komputer client,

cara mengintalasi active directory dan cara memaintenance jaringan

secara menyeluruh.

4.4.4. Implementasi Sistem Baru

Setelah perancangan selesai dilakukan dan telah dilakukan

testing bahwa system diskless ini telah berjalan dengan baik, maka

tahap selanjutnya adalah implementasi sistem diskless berbasis Citrix

Metaframe XP ini pada jaringan komputer yang berada di

Laboratorium Komputer SMPN 252 Jakarta.

105

Page 124: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir beserta saran untuk penelitian dan

pengembangan lebih lanjut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Dengan diterapkan sistem diskless, kini PC Client pada laboratorim

komputer SMPN 252 memiliki performance yang setara dengan PC

server. PC Client dapat menggunakan semua aplikasi yang di install di

server, seklaipun PC Client memiliki spesifikasi yang rendah.

2. Dengan diterapkannya sistem diskless. Laboratorium SMPN 252 dapat

dikembangkan dengan memanfaatkan hardware yang tersedia, tanpa

harus ada penambahan media storage lagi. .

3. Proses intalasi Windows 2000 Server, File Thinstation dan Citrix

Metaframe XP pada computer yang menggunakan Microsoft sebagai

operating System juga sangat mudah. Apalagi, dengan adanya

thinstation sebagai opensource yang bisa diterapkan di windows

environment.

106

Page 125: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

4. Banyaknya jumlah PC Client yang bergantung pada PC Server pada

jaringan komputer di SMPN 252 ini,membuat kinerja PC menjadi agak

lambat ketika semua komputer dinyalakan dalam waktu yang bersamaan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan ada

pengembangan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Menimbang jumlah host yang terdapat dalam jaringan SMPN 252

Jakarta, penulisan menyarankan agar dalam pengembangan

implementasi sistem diskless ini selanjutnya diharapkan menggunakan

kelas IP Addres yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah host yang

terdapat pada jaringan agar kinerja jaringan menjadi lebih baik dan tidak

terjadi pemborosan.

2. Dalam pengembangan implementasi sistem diskless ini selanjutnya,

diharapkan tidak hanya diimplementasikan di laboratorium komputer

saja, tapi juga menyeluruh di jaringan komputer yang berada di SMPN

252 Jakarta.

3. Adanya penelitian tentang implementasi sistem diskless yang lebih

menekan biaya dan menggunakan sistem operasi yang lebih handal,

seperti LINUX.

107

Page 126: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM DISKLESS …

DAFTAR PUSTAKA

Febrian, Jack, 2004. Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi, Bandung:

Informatika.

Mansfield, Niall, 2004. Practical TCP/IP: Mendesain, Menggunakan, dan

Trobleshooting Jaringan TCP/IP di Linux dan Windows (Jilid 1), Yogyakarta:

Andi

Mansfield, Niall, 2004. Practical TCP/IP: Mendesain, Menggunakan, dan

Trobleshooting Jaringan TCP/IP di Linux dan Windows (Jilid 2), Yogyakarta:

Andi

Noble, Stephen, 1999. Thin Client: User Guide, Bigfoot.com: Stephen7

Salvan, Paolo (Ed.) 2005. Creating a Thin Clien for The Windows Environment

Using Thinstation, Italy: Xvision.

S, Pressman, Roger, 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi,

Yogyakarta: Andi.

Subyantara, Didik, 2004. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Microsoft Windows,

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sukidin & Mundir, 2005. Membimbing dan Mengantar Kesuksesan Anda dalam

Dunia Penelitian, Surabaya: Insan Cendekia.

Sulhan, Mohammad, 2003. Membangun Jaringan Murah Menggunakan Citrix

Metaframe XP, Yogyakarta: Andi.

Wahana Komputer, 2005. Pintar Menjadi Administrator Jaringan, Yogyakarta:

Andi.

108