Upload
tranquynh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bab IV
Pemodelan, Pengujian dan Analisa
Sistem Steel Ball Magnetic Levitation
Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai pemodelan, pengujian dari sistem yang
telah dibuat dan penganalisaan hasil pengujian tersebut.
4.1 Pemodelan Sistem Steel Ball Magnetic Levitation
4.1.1 Deskripsi Sistem
Diagram blok dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.1 Diagram blok sistem Steel Ball Magnetic Levitation
Sistem yang dimaksud adalah elektromagnet dan bola baja. Masukan ke dalam
sistem adalah arus, keluaran sistem adalah celah (h) antara bola baja dan ujung
inti elektromagnet. Model fisiknya dapat dilihat pada Bab II gambar 2.12
Persamaan gerak yang berlaku adalah:
mFMghM −=&& (4.1) M = massa bola baja (gram) g = percepatan gravitasi bumi (mm/s2) Fm = gaya magnet (N)
Elektromagnet & Bola Baja
h (celah) i
4.1.2 Model Matematis Gaya Magnet
Seperti yang telah dibahas pada bab 2, model matematis yang ada menunjukkan
bahwa gaya magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet dipengaruhi oleh arus dan
jarak. Untuk mengetahui hubungan antara gaya, arus dan jarak untuk
elektromagnet yang dipakai maka dilakukan pengujian. Pengujian ini akan
dijelaskan lebih lanjut pada bab 4.2
Data hasil pengujian diolah dengan menggunakan metode statistik regresi. Di
antara regresi linear, logaritmik, dan pangkat, regresi pangkat menghasilkan R
kuadrat paling mendekati satu. Regresi pangkat juga didukung oleh model-model
matematis persamaan 2.9, 2.10, dan 2.11.
Berdasarkan pengolahan hasil percobaan, model yang akan dipakai pada
penelitian ini adalah: pwrhpwri
mm hiKF = (4.2)
dengan nilai pwri = 1.29930 dan pwrh = -1.02969, yang didapat dari hasil
pengujian gaya magnet. Km ditentukan untuk i0 dan h0 terpilih. Rumus ini
diterapkan pada model fisik yang digambarkan pada gambar 2.12.
4.1.3 Linearisasi
Linearisasi dilakukan karena metode perancangan sistem kendali yang dipakai
adalah penempatan pole dengan model state-space, yang mensyaratkan sistem
berperilaku linear dan tidak berubah terhadap waktu.
Langkah-langkah linearisasi model adalah sebagai berikut:
pwrhpwrim hiKMghM −=&&
( ) ( ) hhiKpwrhihiKpwrihiKMghM )1pwrh(0
pwri0m
pwrh0
)1pwri(0m
pwrh0
pwri0m δ−δ−−=δ −−&&
pada kondisi setimbang berlaku pwrh0
pwri0m hiKMg =
maka
( ) ( ) hhiKpwrhihiKpwrihM )1pwrh(0
pwri0m
pwrh0
)1pwri(0m δ−δ−=δ −−&&
( ) ( )
MhhiKpwrhihiKpwri
h)1pwrh(
0pwri
0mpwrh
0)1pwri(
0m δ−δ−=δ
−−&&
dengan memasukkan pwrh0
pwri0m hiMgK −−⋅=
maka
( ) ( ) hhgpwrhiigpwrih 10
10 δ⋅⋅−δ⋅⋅−=δ −−&& (4.3)
Model ini hanya memperhitungkan pengaruh percepatan gravitasi, titik linearisasi,
pangkat arus dan pangkat jarak. Massa dan dimensi bola baja tidak termodelkan
secara eksplisit melainkan terkandung dalam pangkat arus dan jarak, sehingga
model ini hanya sesuai untuk pasangan elektromagnet dan bola baja tertentu. Hal
lain yang tidak termodelkan adalah efek termal, redaman akibat gesekan udara,
redaman akibat arus eddy, remanensi magnet dan masih banyak lagi. Pemodelan
state-space, keterkendalian dan evaluasi hasil pemodelan akan di lakukan oleh
peneliti yang lain.
4.2 Pengujian Besar Gaya Magnet
Tujuan dari pengujian ini adalah mencari hubungan antara gaya, arus dan jarak
dari elektromagnet yang digunakan. Hasil pengujian ini akan digunakan dalam
melakukan pemodelan sistem.
4.2.1 Alat-alat Yang Dipakai Dalam Pengujian
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran gaya magnet ini adalah
timbangan elektronik Lutron, ubin keramik (sebagai dasar), malam (lilin), dan lem
Cyaroacrylate. Penempelan bola baja dengan ubin menggunakan malam, setelah
tetap, digunakan lem cyaroacrylate untuk mengakukannya. Skema alat pengujian
dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Skema pengujian gaya tarik magnet
4.2.2 Langkah-langkah Pengujian
Bola baja dan malam yang menempel pada ubin diletakkan di bawah aktuator.
Kemudian aktuator dialiri arus yang bervariasi. Gaya magnet yang dirasakan oleh
bola baja dapat dilihat dari perubahan berat pada timbangan. Sedangkan
pemberian variasi pada ketinggian dilakukan dengan cara memutar inti solenoid
yang berupa baut. Satu putaran baut sama dengan 1,56 mm. Dalam pengujian ini
arus yang di berikan berkisar antara 0,12 – 0,90 Ampere. Dan variasi
ketinggiannya 0.26 – 6.24 mm. Data hasil pengujian diberikan pada tabel 4.1.
Hubungan antara gaya magnet dan gap dapat dilihat pada grafik gambar 4.3 dan
hubungan antara gaya magnet dengan arus dapat dilihat pada gambar 4.4
Tabel 4.1
Data hasil pengujian gaya magnet
Gaya Tarik Magnet i [A]
[gram-force] 0.12 0.24 0.37 0.46 0.61 0.73 0.90
h [mm]
6.24 1 2 3 4 6 7 8
5.46 2 3 4 5 8 10 11
4.68 2 4 5 7 9 12 13
3.90 2 4 6 8 11 14 17
3.12 2 5 8 11 15 18 21
2.60 2 6 8 13 18 21 26
2.34 3 6 10 14 20 23 28
1.82 3 8 13 18 24 29 36
1.56 3 9 15 21 28 33 42
1.04 5 13 22 30 39 45 54
0.78 5 14 24 32 45 56 61
0.52 6 19 32 42 54 65 80
0.26 9 30 49 75 97 x x
catatan: x = gaya tarik magnet sudah melebihi batas ukur alat uji
Gambar 4.3 Hubungan antara gaya magnet dan gap h
Gambar 4.4 Hubungan antara gaya magnet dan arus
Dari hasil penganalisaan terhadap data hasil percobaan didapat nilai dari pwri =
1.29930 dan pwrh = -1.02969 .
4.3 Pengujian Sensor
4.3.1 Pengujian Daerah Kerja Sensor
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui batasan daerah kerja sensor
sehingga dapat diketahui nilai overshoot yang masih dapat dibaca sensor. Dalam
pengujian ini dicari hubungan antara nilai tegangan sensor dengan celah/gap.
Pada pengujian ini elektromagnet telah terpasang pada dudukannya. Alat yang
digunakan dalam pengujian adalah bola baja, timbangan, kertas dan malam. Bola
baja ditempelkan pada malam kemudian diletakkan di atas timbangan dengan alas
kertas. Alat ini diletakkan di bawah sensor. Sensor digerakkan dengan memutar
mur yang menggantungkan elektromagnet pada dudukan. Pengambilan data
dilakukan beberapa kali. Data hasil pengujian yang telah diolah dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.2
Data hasil pengujian daerah kerja sensor
No gap (mm) Vsensor (Volt)
1 0 0.08 2 0.26 0.2 3 0.52 0.58 4 0.78 0.96 5 1.04 1.51 6 1.56 2.6 7 1.82 2.74 8 2.34 3.3 9 2.6 3.410 2.84 3.44
Gambar 4.5 Hubungan tegangan sensor dengan celah (h)
Pada grafik, garis linearisasi menyentuh titik terjauh 2.66 mm. Dari hasil
pengujian dapat dilihat bahwa daerah kerja sensor adalah saat h = 0 s/d h = 2.60
mm. Maka nilai overshoot yang masih dapat dibaca sensor adalah
(hmax -ho) (4.4) ho
untuk titik linearisasi ho= 1.56 mm, nilai overshoot yang didapat adalah 0.67 atau
67%.
4.3.2 Pengujian Tegangan Sensor
Tegangan sensor ketika tidak terhalang bernilai 4.75V. Tegangan ini diatur
dengan menggunakan potensiometer 1kΩ. Nilai 4.75V dipilih untuk mendekati
nilai tegangan referensi ADC, yaitu 5.00V, hal ini juga memberikan arti kepada
lebih banyak nilai keluaran ADC yang tersedia. Sedangkan tegangan sensor ketika
terhalang total bernilai 0.00V. Pada saat bola baja dalam keadaan terangkat
setimbang tegangan sensornya bernilai 1.15V.
4.4 Pengujian DAC dan Amplifier
Pengujian DAC dan amplifier dilakukan secara bersamaan karena kedua
komponen elektronik ini sangat berkaitan. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mencari hubungan antara nilai DAC 8 bit dengan besar arus yang mengalir pada
elektromagnet. Akan tetapi untuk memudahkan pengukuran, besaran yang diukur
adalah tegangan di ujung-ujung elektromagnet. Pengambilan data dilakukan
dengan cara memvariasikan nilai bit DAC melalui penekanan tombol input yang
terhubung dengan mikrokontroler dan dilakukan regresi pada data-data yang telah
didapat. Data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Data hasil pengujian DAC dan Amplifier
Bit Dec Vout 1 Vout 2 Vout_rata2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0.03 0.03 0 0 0 0 0 0 1 1 3 0.19 0.19 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0.19 0.19 0 0 0 0 0 1 1 0 6 0.29 0.29 0 0 0 0 1 0 0 0 8 0.4 0.4 0 0 0 0 1 0 1 0 10 0.5 0.5 0 0 0 1 0 0 0 0 16 0.83 0.83 0 0 0 1 1 1 1 1 31 1.64 1.64 0 0 1 1 0 0 0 0 48 2.57 2.57 0 1 0 0 0 1 0 0 68 3.63 3.63 0 1 0 1 0 0 1 1 83 4.43 4.43 0 1 1 1 1 1 1 1 127 6.76 6.77 6.765 1 1 0 0 0 0 0 1 193 10.25 10.27 10.26 1 1 1 0 0 0 0 0 224 11.93 11.98 11.955 1 1 1 1 1 1 1 0 254 13.49 13.5 13.495
Gambar 4.6 Keluaran Amplifier
Dapat dilihat bahwa tegangan yang mengalir pada kawat elektromagnet berkisar
antara 0.03 s/d 13.5 Volt. Dengan resistansi lilitan sebesar 10.6 Ω, maka variasi
arus yang mengalir pada kawat juga dapat diketahui yaitu sebesar 0.0028 s/d 1.27
A. Arus yang mengalir tersebut masih di bawah arus maksimum yang diijinkan
pada kawat elektromagnet. Data arus maksimum diambil dari katalog dalam
bentuk perangkat lunak Wiretronic for Windows(tm) yaitu sebesar 3.04 A. Keluaran
aktuator maksimum yang terukur pada DAC maksimum 254 adalah sebesar
13.495 Volt. Dari data-data diatas dapat diketahui resolusi dari ampilifier adalah
(13.495/10.6) = 0.0050 A 254
Nilai resolusi ini dipakai pada simulasi sistem jerat tertutup.
4.5 Penentuan Titik Linearisasi (i0 dan h0)
4.5.1 Titik Linearisasi h0
Titik yang dipilih adalah h0 = 1.56 mm. Dasar pemilihan titik linearisasi h0:
1. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa pasangan sensor
infra merah dan photodiode bekerja pada celah antara 0.00 – 2.86 mm.
Celah adalah jarak antara ujung inti elektromagnet ke permukaan bola
baja.
2. Posisi 1.56mm dipilih karena berada di sekitar pertengahan daerah kerja
sensor. Dan pada posisi ini tersedianya data kalibrasi kekuatan magnet
(tabel 4.1) dan posisi ini tidak terlalu dekat dengan ujung inti.
4.5.2 Titik Linearisasi i0
Titik yang dipilih adalah i0 = 0.26 A. Dasar pemilihan titik linearisasi i0:
Besar arus i0 yang dipilih sedikit lebih besar daripada data kalibrasi yaitu 0.24 A
(tabel 4.1). Arus sebesar 0.26 A dipilih berdasarkan hasil eksperimen pengujian
akhir. Pada pengujian akhir, jika titik linearisasi dipilih 0.24 A, maka bola baja
akan selalu jatuh. Oleh karena itu, hasil eksperimen menunjukkan bahwa untuk
menjaga agar bola baja tidak jatuh, perlu memberikan arus yang dapat
mengangkat beban 2% lebih berat.
Pada tabel 4.1 dapat dilihat besar arus yang diperlukan untuk menghasilkan gaya
angkat sebesar 9 gram-gaya, pada celah 1.56 mm adalah 0.24A. Melalui
perhitungan, arus 0.26 A akan menghasilkan gaya angkat 9.15 gram-gaya. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa arus i0 yang terlalu besar dapat menyebabkan bola baja
terlalu dekat dengan inti dan menempel pada magnet.
Arus i0 yang dapat membuat bola mengambang adalah arus yang dapat
mengangkat beban 2% - 10% lebih berat dari beban yang terukur oleh timbangan
yang dipakai. Sebenarnya arus 0.24 A atau arus 0.26 A akan menghasilkan gaya
terukur yang sama, karena skala terkecil timbangan yang dipakai adalah 1 gram-
gaya.
4.6 Pengujian Sistem Keseluruhan
Dalam pengujian sistem kali ini, dilakukan dua macam kondisi awal peletakkan
bola baja pada elektromagnet. Pada gambar 4.7 (a) bola baja diletakkan menempel
pada elektromagnet. Kemudian bola baja diberi gangguan sehingga bola terlepas
dari elektromagnet. Setelah diberi gangguan bola baja terjatuh ke bawah dan
sistem kontrol mampu menyeimbangkan bola tersebut, seperti terlihat pada
gambar 4.7 (c). Kondisi awal yang kedua (gambar 4.7 (b)), bola baja diletakkan di
bawah elektromagnet dengan tangan. Bola baja tertarik oleh gaya magnet dan
sistem kontrol mampu menyeimbangkan bola tersebut. Akan tetapi, ketika tangan
masih berada disekitar sensor bola baja bergerak naik turun (tidak stabil). Hal ini
disebabkan oleh adanya listrik statis yang terdapat pada tangan dan menjadi sinyal
penganggu (noise) yang diterima oleh sensor.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.7 (a) Kondisi awal ke-1: bola baja menempel pada elektromagnet,
(b) Kondisi awal ke-2: bola baja diletakkan di bawah elektromagnet
(c) Bola baja berhasil disetimbangkan oleh sistem kontrol
Kondisi pada saat bola baja dalam keadaan setimbang:
• Jarak ujung bola baja ke ujung elektromagnet (h0) adalah 1.54 mm.
Persentase perbedaan h0 terukur dengan h0 yang dipilih adalah (1.56-
1.54)/1.56 = 0.013 atau 1.3 %.
• Arus yang mengalir pada elektromagnet saat bola baja terangkat setimbang (i0) adalah 0.25 A. Persentase perbedaan i0 terukur dengan i0
yang dipilih adalah (0.26-0.25)/0.26 = 0.038 atau 3.8 %
Titik linearisasi yang dipilih dalam perancangan ternyata mendekati kondisi yang
sebenarnya pada saat pengujian. Ini membuktikan bahwa perancangan yang telah
dilakukan sudah tepat.