15
PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOSTIK MENGGUNAKAN SINAR-X Tito Sutjipto . Jurusan Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ABSTRAK PERANC~GAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOS'IlK MENGGUNAKAN SINAR-X. Setiap pekeIja radiasi selalu mempunyai fisiko paparan radiasi selama menpl.ulkan tugasnya. Untuk itu perlu diteliti keselamatan dan kesehatan keIja bagi pekerja radiasi dalam kaitannya dnl;.:..n perancangan dan pengukuran laju paparan radiasi di .unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X. Pad! penelitian ini digunakan studi kasus di sekitar pesawat sinar-X untuk kegiatan diagnostik pasien di unit radiologi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP-4) Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X dengan posisi penempatan pesawat sinar-X. berdasar variabel jarak clan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Penelitian ini dijalankan dengan mengambil data dari perancangan lmit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X, dan pengukuran laju paparan radiasi yang teIjadi selama diagnostik pasien. Oari data perancangan tersebut,dapat dipakai sebagai dasar persyaratan bahan perisai primer maupun sekunder lmtuk unit radiologi danjuga sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari segi keselamatan dan kesehatan kerja, paparan radi..." di sekitar pesawat sinar-X arnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawat sinar-X, maupun pap.tr..n radiasi yang diterima petugas, karena masih jauh dari nilai batas rerata tertinggi yang boleh ditL-rimanya (11>,07 mR/hari). ABSTRACT DESIGN AND MEASUREMENT OF RADIATION EXPOSURE RATES AT AN X-RAY DIAGNOSTIC RADIOLOGICAL UNIT. Every radiation employees suffers radiation exposure risk while doing his job. It is important therefore to investigate the occupational health and safety of radiation employees on its relationship with the design and measurement of radiation exposure rates at an X-ray diagnostic radiological unit in this work, a case study was held on the radiological unit at BP-4 Yogyakarta for patient diagnostics, This research anned to investigate the relationship between the design of radiological unit for X-ray diagnostics and the location of the X-ray machine, based on the distance variable and radiation exposure rate during patient diagnostics. This was perfonned using radiological unit design data for X-ray diagnostics and the measurement of radiation exposure rates throughout patient diagnostics. The design data can then be used for determining the requirement of primary and. secondary shielding materials for radiological unit as well as a calculation basis of radiation exposure rates during patient diagnostics. From the result of the research, it can be concluded that from the occupational health and safety point of view, radiation exposure around the X-ray machines are fairly good, both for the shielding materials in each X-ray room and the radiation exposures received by the workers, because they are far beyond the maximum permittable average limit (16.67 mRldays). I. PENDAHULUAN pedoman baku keselamatan yang berisi persyaratan dasar untuk melindungi manusia clan lingkungan terhadap bahaya radiasi nuklir hams ditaati. Salah sam aplikasi radiasi nuklir untuk maksud-maksud damai adalah penggunaannya di bidang kedokteran, khususnya unit radiologi. Aplikasi ini telah cukup beragam, mulai dari Dalam penggunaan teknologi nuklir disadari benar bahwa selain dapat diperoleh manfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemui aspek-aspek telenis yang mempunyai potensi bahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karena itu Pmsidil1g Seminar TeknoJogiKeseJamat311Radiasi dan Biomedika Nuklir I 24

PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT … · proteksi radiasi clan aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran Berta keselamatan lingkungan. Dari sisi ilmu pengetahuan, basil

Embed Size (px)

Citation preview

PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI

DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOSTIK MENGGUNAKAN SINAR-X

Tito Sutjipto .

Jurusan Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

PERANC~GAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOS'IlK

MENGGUNAKAN SINAR-X. Setiap pekeIja radiasi selalu mempunyai fisiko paparan radiasi selama menpl.ulkan

tugasnya. Untuk itu perlu diteliti keselamatan dan kesehatan keIja bagi pekerja radiasi dalam kaitannya dnl;.:..n

perancangan dan pengukuran laju paparan radiasi di .unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X. Pad!

penelitian ini digunakan studi kasus di sekitar pesawat sinar-X untuk kegiatan diagnostik pasien di unit radiologi

Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP-4) Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X dengan posisi penempatan pesawat sinar-X.

berdasar variabel jarak clan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien.

Penelitian ini dijalankan dengan mengambil data dari perancangan lmit radiologi untuk diagnostik

menggunakan sinar-X, dan pengukuran laju paparan radiasi yang teIjadi selama diagnostik pasien. Oari data

perancangan tersebut,dapat dipakai sebagai dasar persyaratan bahan perisai primer maupun sekunder lmtuk unit

radiologi danjuga sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari segi keselamatan dan kesehatan kerja, paparan radi..." di

sekitar pesawat sinar-X arnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawat sinar-X, maupun pap.tr..n

radiasi yang diterima petugas, karena masih jauh dari nilai batas rerata tertinggi yang boleh ditL-rimanya (11>,07

mR/hari).

ABSTRACT

DESIGN AND MEASUREMENT OF RADIATION EXPOSURE RATES AT AN X-RAY DIAGNOSTIC

RADIOLOGICAL UNIT. Every radiation employees suffers radiation exposure risk while doing his job. It is

important therefore to investigate the occupational health and safety of radiation employees on its relationship with

the design and measurement of radiation exposure rates at an X-ray diagnostic radiological unit in this work, a casestudy was held on the radiological unit at BP-4 Yogyakarta for patient diagnostics, This research anned to investigatethe relationship between the design of radiological unit for X-ray diagnostics and the location of the X-ray machine,based on the distance variable and radiation exposure rate during patient diagnostics.

This was perfonned using radiological unit design data for X-ray diagnostics and the measurement ofradiation exposure rates throughout patient diagnostics. The design data can then be used for determining the

requirement of primary and. secondary shielding materials for radiological unit as well as a calculation basis ofradiation exposure rates during patient diagnostics.

From the result of the research, it can be concluded that from the occupational health and safety point of

view, radiation exposure around the X-ray machines are fairly good, both for the shielding materials in each X-rayroom and the radiation exposures received by the workers, because they are far beyond the maximum permittable

average limit (16.67 mRldays).

I. PENDAHULUAN pedoman baku keselamatan yang berisipersyaratan dasar untuk melindungi manusia clanlingkungan terhadap bahaya radiasi nuklir hamsditaati. Salah sam aplikasi radiasi nuklir untukmaksud-maksud damai adalah penggunaannya dibidang kedokteran, khususnya unit radiologi.Aplikasi ini telah cukup beragam, mulai dari

Dalam penggunaan teknologi nuklirdisadari benar bahwa selain dapat diperolehmanfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemuiaspek-aspek telenis yang mempunyai potensibahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karena itu

Pmsidil1g Seminar TeknoJogi KeseJamat311Radiasi dan Biomedika Nuklir I 24

penyinaran untuk tujuan diagnostik, pemeriksaansinar-X gigi, penggunaan radiofannaka, hinggapenyinaran untuk tujuan tempi.

Hasil studi pendahuluan di BalaiPengobatan Penyakit Pam-Pam (BP-4)

Yogyakarta, dijwnpai beberapa hill yangmenyebabkan kuraDg sempurnanya disain mang,

kurang sempumanya bahan dinding sebagaipelisai, kurang disiplin menggunakan apron. clankurang disiplin menggunakan dosimeter

perorangan. Berdasar studi pendahuluan tersebut dialas, rumusan masalah penelitian ini adalah

perancangan clanpengukuran laju paparan radiasidi unit radiologi ~tuk diagnostik menggunakansinaI-X.

Penelitian ini merupakan modifIkasi dari

pengetahuan tentang proteksi radiasi, khususnyaaspek keselamatan clan kesehatan keIja dalampengendalian zat radioaktif di lingkungan keIja IIJ.Analisis yang dilakukan meliputi persyaratanukuran rancang bangun unit radiologi, persyaratantebal bahan perisai' radiasi primer dan sekunder,

daB laju paparan radiasi yang diizinkan selamapekeljaan diagnostik pasien berlangsung.

Dengan penelitian ini diharapkan clapatdiketahui rancang bangun unit radiologi untukdiagnostik menggunakan sinaI-X, clanlaju paparanradiasi yang diizinkan selama pekeIjaan diagnostikpasien berlangsung. Faedah yang clapat diharapkanuntuk pembangunan negara adalah penelitiansejenis dapat dikembangkan untuk berbagai ruanglingkup seperti keselamatan radiasi, meliputiproteksi radiasi clan aplikasi teknik nuklir dalambidang kedokteran Bertakeselamatan lingkungan.Dari sisi ilmu pengetahuan, basil penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lainsebagai hallaH masukan illltuk pengembangan

penelitian sejenis.Tujuan penelitian ini adalah lilltuk

mengetalmi sejauh mana aspek keselamatan da..'lkesehatan keIja kaitannya dengan perancangan unitradiologi illltuk diagnostik menggunakan sinaI-X,

daB laju paparan radiasi yang diizinkan selamapekerjaan diagnostik pasien berlangsilllg, berdasarvariabel-variabel jaritk clanlama paparan radiasi.

ll. TEORI

Keselamatan radiasi merupakan suatu

cabang ilmu pengetahuan yang mempelajarimasalah keselamatan clan kesehatan manusia dan

lingkungan. berkaitan pemberian perlindunganterhadap kemungkinan merugikan kesehatan akibatradiasi. Untuk memenuhi tujuan keselamatan

radiasi perIu ditetapkan nilai batas dosis radiasiyang diijinkan. yang dikenal dengan sistempembatasan dosisl 2.3,4, S.6 I.

Dalam rota Roentgen, sinar-X yang

digunakan adalah sinar-X Bremsstrahlung yangdapat menembus jaringan tubuh tertentu, clandapat

menghitamkan film setara dengan perbedaanserapan pacta masing-masing jaringan tubuh.Untuk memperkecil radiasi pada pasien clanpetugas radiasi, maka ukuran berkas radiasihambur dalam kamar sinar-X hams dibuat sekecil

mungkin sesuai dengan kebutuhan diagnostik dari

pemeriksaan tersebut17J.Sinar-X dapat dihasilkan dari pesawat

sinar-X yang terdiri beberapa peralatan pokokberikut ini: tabung sinaI-X, katoda, anoda.

kolimator, diafragma, dan pendinginl81. SetiappekeIja radiasi selalu mempunyai fisiko terkenapaparan radiasi pengion selama menjalaIIkantugas.Oleh sebab itu, untuk mengetahui kemungkinanburuk yang tidak diinginkan. para pekeIja radiasidiwajibkan menggunakan dosimeter peroranganselama menjalaIIkantugasnya.

Tindakan pengendalian untuk radiasi padapekeIja radiasi clapatdilakukan dengan salah satuatau lebih dari tiga teknik berikut[41 : (a).mengurangi waktu penyinaran; (b). membuatjaraksejauh mungkin dari sumber radiasi; clan (c).membuat perisai untuk swnber radiasi. Usaha ini

dapat dilakukan dengan merancang unit radiologiuntuk diagnostik menggunakan sinar-X secaratepat, sehingga kontarninasi pacta lingkilligan actadalam batas-batas yang masih dapat ditelima clanpactatingkat yang serendah-rendahnya.

Untuk tujuan perancangan, dikenal perisai

primer clan perisai sekunder. Perisai primerdirancang untuk perlindungan terhadap belkassinal guna, sedangkan perisai selllllder dirancangillltuk perlindilllgan terhadap radiasi baeor daDradiasi hambur. PekeIja radiasi dalammengoperasikan pesawat sinar-X berada di batik

ProsidiJ1g Sel11in:u Teknologi KeselaJJlat:U1 Radiasi dan Biomedika Nuldir 1 25

sketsel dan mengenakan apron yang terbuat daTIbahan timbal (Pb), Untuk paparan yang sampai kepekerja radiasi selama menjalankan tugasnyamasih dikoreksi oleh faktor atenuasi massa sketsel

clan apron. Dengan membandingkan nilai paparanyang diterima pekerja radiasi terhadap nilai batasrerata teltinggi yang diizinkan [3,41,maka dapatditentukan keselamatan clan kesehatan kerja bagi

pekerja radiasi,

d2P

K=JTTV[

R 1mA - menit

illmggu

Jib

adalah P.penYlllaran maksimum mingguanclan perisai melemahkan radiasi

B = P,d2,6001L< W,T

Jumlith lapisall setengah nilai (HVL, half

Iii/ilL"layc/' daB persepuluh nilai (fVL, tenth vallie

lalcll YiUlt!diperIukan untuk mendapatkan tingkat

BL< = O,sn (3)

dengml n adalahjumlah lapisml ymlg diperlukan,

Pekelja radiasi dalam mengoperasikan

pesawat sinm'-X berada di balik sketsel clan

mengenakml apron yang terbuat dmi bahan timbal

(Pb), Untuk dosis radiasi atau paparan yang sampai

ke petugas radiasi selama menjalankan tugasnyamasih dikoreksi oIeh faktor atenuasi massa sketsel

clan apron, ymlg besarnya paparan radiasi dapat

dihitung dengan menggunakml persamaan berikutllli :

1= Io,e-ux (4)

dengml :10: intensitas yang diketahuiu : faktor atenuasi

x : tebal bahmlpelindungI : intensitas ymlgditentukml

Dengan memperhatikmlnilai-nilai yang acta

pacta masing-masing mang, kemudiml dibantudengml Gambar I dan/atau Gambm' 2 (LampiranF), didapatkan hubungml nisbah penyinaran yangteljadi (K) dengml tebal pelisai plilller, dml jugadiperoleh hubungml antm'a faktor untuk pelisai

Dengan bantuan perhitungan untuk nisbah

penyinaran yang terjadi (K), clan jumlah

pelemahan yang diperlukan (BLx) serra jumlah

lapisan yang diperlukan (n), dapat disusunformula-formula berikut ini :

Penyinaran ini ditimbulkan oleh beban

kerja WU mA-menit per rninggu, maka nisbalmya:

pacta I meter (1)

keboeoran dengan faktor BLx, maka persyaratan

perisai dapat dinyatakan dengan :

,.. (2)

pelemahan yang dibutuhkan dihiumg dengan

persamaan:

sekunder melemahkan radiasi kebocoran (Bb)

dengml jumlah lapisan yang diperlukan terhadap

lapisan setengah nilai (n). Ketebalan pelisai

dihitung dengml bantuan Tabel VI (LampiI'ml G)

yang meneantumkan lapisan setengah nilai (HVL)

clan persepuluh nilai (TVL) daTI timbal (Pb) clan

heron untuk berbagai energi sinar-X. Tebal pelisai

yang dibutuhkan =n x HVL.Papm'ml radiasi oleh sumber radioaktif

bersifat aeak, Proses papm'ml radiasi tidak

berpengarulI oleh proses paparan sebelumnya, clan

juga tidak akan mempengarulIi proses paparan

berikutnya. Dengan memperhatikan vanable-

variabel jarak clan lama paparan radiasi, lllaka

dapat diraneangunit radiologi untuk diagnostik

menggunakan sinar-X, berdasm' persyaratan-

persyaratml bahml bangunan untuk pelisai radiasi

primer maupull perisai radiasi sekunder. Dengan

membandingkan basil perhitungan (rmlcang

bangull) teoritis terhadap yang telah acta pacta unit

radiologi tmtuk diagnostik menggunakan sinar-X,

maka dapat ditentukan keselamatan clan kesehatan

kelja bagi pm'a petugas atau pekerja radiasi,

pasien, dmilingkmlgmlllya.

Hipotesis ymlg diajukml dalam penelitian

ini adalah "acta hubungan antara peraneangan clan

pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi

26Pmsiding Seminar TeknoJogi KeseJ:ull;/fanRadiasi dim Biomedika Nukli1"J

untuk diagnostik menggunakan sinar-X, berdasarvariabel-variabel jarak clan lama paparan radiasiselama diagnostik pasien".

TATA KERJA

Obyek penelitian adalah perancangan clan

pengul'Uran laju paparan di unit radiologi untuk

diagnostik menggunakall sinar-X, dengan

memperhatik,Ul vm'iabel-variabd yang

hellJengmllh, sepel1i : jamk, tchal bahan dinding

sebagai perisai primer, tebal bahan dinding sebagai

perisai sekilllder, lama laju paparan radiasi selama

pekelj<1 mel1jalmlkan tugasl1ya menggunakan

pesawat sil1ar-X.

Alat utama ymlg dipakai dalam pel1elitial1

il1i berupa detektor surveymeter, dosimeter

perormlgml, alat ul'U1" jarak (meterall), spidol,

kertas. dmi stop-watch.

Dirancmlg suatu unit radiologi untuk

diagnostik mel1ggilllakan sinar-X, herdasar ukuran

geomdri : panjmlg, lebm". tinggi. Ix>sisi letak

pesawat sinar-X, tebal ballan dinding perisai

primer. clan tebal bahmi dinding perisai Sel'Ullder.

Dari data-data permIcmlgml y,Ulg dibuat, dapat

dipakai sebagai dasar perhitungan laju paparan

radiasi raJa berbagai jarak yang ditinjau, tebal

balimi perisai radiasi primer clan schmeler, clan

papm",U) ymig diterima pekelja radiasi selama

menjalmlkan tugasnya.

Data-data yang diperoleh dari pel1gul'U1"an

(rmIcmlg bangilll) dibanding dengan basil

perhitungmi berdasar teori yang diacu dari

penelitimi ini, kemudiml dimlalisis antara kedua

hasil perhitungan tersebut, berdasm" ukuran

geometri unit radiologi, tebal bahmi pelisasi radiasi

primer clan sekunder, laju paparan radiasi raJa

berbagai jarak ymig ditinjau, dmi laju paparan

radiasi ymlg ditelima pekeIja radiasi selama

meqjalmlkml tugasnya.

DI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dm"idata ymlg diperoleh di lapmlgandapatditel1tukml paparan radiasi untuk masing-masing

pengul'U1"mldi lapangan, dengan memperhatikanfaktor kalibrasi surveymeter illltuk konversi daricpm mel1jadimRljam.

Untuk menentukan papm"miyang ditelima

pekelja radiasi, dalam perhinmgan dipakai data

raJa titik-titik saar pekelja radiasi menjalankan

pesawat sinar-X.

Peraneangan perisai sinar-X, raJa

UIl1urnnya didasarkan raJa peraneangan perisai

primer. Hal ini agar diperoleh sistem keselamatan

yang setinggi-tingginya clan mempermudah

penataal1 peralatan dalam ruang roentgen. Data-

data yang diperoleh dari lapangan dapat dipakai

untuk peraneangan daB pcngukuran laju paparan

radiasi di unit r;\lliologi lIntuk diat!noslik

m~nggunakan sin.u'.:\

Berdasm"k,Ul laju paparan radiasi wltuk

masing-masing WIit radiologi yang ditinjau, dapat

dihitung keperluan ballaD perisai sinar-X pada

masing-masing WILt, baik unluk perhilungall

berdasar bahan pcrisai timbal (Pb), maupun

perhitungan berdasar ballaD perisai beton" Hasil

perhitungmi untuk perancangan daB pen i,,'Ukurmi

laju paparmi radiasi di Illasing-ma~ing unit

radiologi y,Ulg tdah dildapkan Icr;UlgkulII padalabel-label bcrikut.

Tahel I smllp;ti dclH~an 'Llh.:! V

menunjukkan hahwa .;cmakin j;lIIh sllJnl d;ui

perisai, m;tka lebal PCli';;li yang dipcrluLll1 1II.lkin

tipis" Hal ini disehahLUI semakin jallh ~lImha

radiasi dmi pelisai, maka intensitas radiasi yang

sampai ke pelisai makin kecil, yaitu berdasar

rurnus kuadrat terbalik" Dengan demikian, semakin

kecilnya intensitas radiasi yang mengenai dinding,

maka tebal yang diperlukan untuk melema11kan

intel1sitas hingga ke intel1sitas ambang juga makin

berl'U1"mlg.

Untuk pesawat dengan tegal1gan PWICak

100 kV dan 125 kV tebal perisai yang diperlukan

untuk menahan intensitas radiasi raJa jarak 2,00meter dari sUIl1ber adalah berkisar antara 0,85 mm

sampai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb), alau

7,50 cm sampai del1gan 21,50 em untuk beton.

Bila dibmidingkan dengan data-data yang terdapat

raJa Balai Pengobatan Penyakit Paru-Pal1l (BP-4)

Yogyakarta, maka kondisi bahan illuding WItuk

masing-masing unit radiologi ada yang tidak

memenuhi syarat. Maka perlu adanya

pel1yempumaan terhadap perancangan clan

pengul'Ufan laju paparan radiasi di unit radiologitersebut.

~ J" --" J."- 0:__.",",:/..,. M..L-fir T')7

Tabel I. Peraneangan Unit Radiologi A

Variabel peraneangan : 125 kV, 500 IDA,beban kerja 400 pasienfminggu

Tabel II. Peraneanl!an Unit Radiologi B

Variabel peraneangan: 125 kV, 500 IDA,beban kerja 240 pasienfminggu

Tabel III. Perancangan Unit Radiologi C

Variabel peraneangan: 125 kV, 500 IDA,beban kerja 70 pasienlminggu

. ~. p---I n..A:"..: rI..~ R:~~DrI;L.., N,,/.-/;,. T ?R

D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RImA-menit) (mm) (em)

1,00 3,000 . 10-5 3,20 26,00

1,50 6,750. 10-5 2,80 23,502,00 1,200. 10-' 2,60 21.50

2.50 1.875 . 10-' 2.40 21.00 --3,00 2,700. 10-' 2,10 2".""

D K Tehal timhal (Ph) Tehal heton

(m) (RImA-menit) (mm) (em)

1,00 5,000 . 10-5 2,90 25,00

1,50 1,125.10-4 2.50 22,002.0n 2,000. 10-4 2,30 21,lX)2.50 3,125. 10-4 2,10 20,00

3,00 4,500 . 10-4 2,00 18,50

D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RImA-menit) (mm) (em)1,00 1,714.10-4 2,50 21,00

1,50 3,857 . 10-4 2,25 19,00

2,00 6,857 . 10-4 2,00 17,50

2,50 1,071 . 10-3 1,60 15,00

3,00 1,543. 10.3 1,50 14,00

Tabel IV. Perancangan Unit Radiologi D

Variabel peraneangan: 125 kV, 320 mA, beban kerja 400 pasienlminggu

Tabel V. Peraneangan Unit Radiologi E

Variabel peraneangan: 100 kV, 300 mA, beban kerja 10 pasienlminggu

KESIMPULAN

Oitinjau dmi segi keselmuatan clankesehatml kelja, paparan radiasi di sekitar pesaWatsinm"-X ymlg teljadi di lingkungml BP-4

Yogyakarta adalah mnan, baik untuk bahan perisaidi masing-masing ruang pesawal sinal-X, maupunpaparan radiasi yang diterima pekeIja radiasi,km"enamasih jauh dati nilai batas rerata tertinggi

ymlg boleh ditel1mmlya(16,67 mR/hari)"Berdasm"kml operasionalnya, diperoleh

data-data permleangan dml pengul'Ufml untuk

masing-masing wlit radiologi, bahwa untukpesawat dengan potensial puneak 100 kV clan 125kY tebal perisai ymlg diperlukan untukmelemahkan intensitas radiasi pacta jarak 2;00

meter dm"ismnber eukup tebal berkism-mltara 0,85mm smnpai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb),alan 7,50 em smnpai dengml 21,50 em untukbeton" Hal ini sesuai dengan hipotesis yangdiajukml bahwa actahubungan antara peraneangan

dml pengukuran laju paparan radiasi di unit

radiologi untuk diagnostik menggunakml sinar-X,khususnya berdasar variabel-variabel jarak clanImna paparan radiasi selmna diagnostik pasien.

Untuk memperkecil risiko yang mungkinteIjadi akibat pemapm-ml,maka perIn diutm"akmlbeberapa sarmlberil.'Utini :a. khusus peraneangml suatu unit radiologi

diperlukan pengetahuan perillal proteksi radiasiclankeselmnatan keIja, dengan melibatkan paraahli di bidang proteksi radiasi clan bangunan,termasuk manajemen keselmnatan clankesehatan kelja (K3).

b. perIn adanya tmnbahan pengetahuan tentangproteksi radiasi clan pengetahuml sejenisnya

melalui kursus-kursus singkat alan pendidikanlanjut bagi pekeIja radiasi di unit radiologi.

UCAPAN TERIMA KASm

PenuIis mengueapkan terima kasih yangsedalmn-dalarnnya kepada Kepala BalaiPengobatan Penyakit Pam-Pam Yogyakarta, yangtelah memberikan izin penelitian ini.

29ProsidiJ1J! SemllWf TekJ1o1ogi Kesel:un:lt:1J1R:ldi:/si d:m Biomedikl Nuklir I

D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)

1,00 4,688 "10-5 2,90 25,00

1,50 1,055 "104 2,60 21,50

2,00 1,875 "104 2,40 21,00

2,50 2,936 "104 2,10 20,00

3,00 4,219" 104 2,05 19,00

D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)

1,00 2.000 " 10-3 1,10 11,00

1,50 4,500" 10-3 1,05 10,00

2,00 8,000" 10-3 0,85 7,50

2,50 1,250 "1O- 0,65 7,00

3,00 1,800" 10"2 0,55 6,00

DAFTAR PUSTAKA

1. SUTJIPTO, Hubungan Paparan Radiasi

Dengan Keselamatan daDKesehatan KeIja diBalai Pengobatan Penyakit Pam-Pam

Yogyakarta, Tesis S-2 Program Sturn TImuKesehatan KeIja, Jurusan IImu-TImuKesehatan, Program Pasca SaIjana UGM,Yogyakarta, (1998).UATAN. Ketentuan Keselamatan KeIja

ledwdup Radiasi. Harlan Tenaga AtomNasional, Jakarta, (19~Y).

CEMBER, H., hJtroduction to HealthPhysics,PergcunonPress Inc., New York, (1983).ICRP, RecomJ1Je/ldationsof the Intemational

Commission on RadiologicalProtection,ICRP

Publication 60, Pergamon Press, Oxford,( IY90).MARTIN A. culd HARBISON S.A., An

Illlwductio/J to Radiatio/l Protection,

ChmnpculculdHall, London, (1979).I'ROFfO A.E., Radiatio/l Shielding and

f)osimetIJ~ John Wiley and Sons, New York,( (l)7l).

UUSHONG. Radiologic

}Jrotectioll RadiatIon, CV

2.

3.

4.

5.

6.

7- Technologis and

Mosby Company,

8.London, (1975).

CLARK, G.L., Applied X-Rays, Mc Graw-Hill Book CompculY,New York, (1955).

DISKUSI

Otto P. Rus/anto - P3KRBiN

Pacta makalah anda menyatakan bahwa

mangcul BP-4 adalah mmah-mmah

pinjamcullsewa. Hasil rancangan saudaramerekomendasikan renovasi mmah-mmah

tersebut. Apakah rekomendasi terse but "dapat

diaplikasikail' ?

Tito Sutjipto

RUCUIgCUIBP-4 di Yogjakarta memang

betul dari mmah-mmah pinjammIlkontrak. Daripemakaicul mangan yang pertama (awalpemakaian) sudah dimonitoring oleh pihakBATAN. Namun untuk lUang-mang berikutnya,

acta yang belum diketahui oleh pihak BATANdikcu-enakculpindahnya mangcul tersebut sangat

mendesak setelah masa pinjammIlsewa telah habismasa pakainya.

Pacta prinsipnya "rekomendasi' yangdikeluarkan ini sifatnya hanyalah saran setelahditunjukkan basil rancangan clanpengukuran yangham tadi. Dan acta juga yang dilaksanakan

pembahan desain dikarenakan waktu itu dijalankanrenovasi mangan.

Samson, /i.Si - RSUD KIungkung-BaJi

Melihat dari judul diatas, sejaull ini hanyamenitik beratkan pacta basil pengukuran, naum

sejaull mana perancangan yang ideal bagipengukuran paparan radiasi di unit radiasi untukdiagnostik.

Tito Sutjipto

Memang betul, sebagai awal penelitian ini

hanya menitik beratkan pacta basil pengukuran.

Namun dalam penelitian lebih lanjut faktor-faktor

clan pcu-ameter-parameter yang lainnya selalu

diseitakcul sebagai faktor koreksi WIttik basil

pengm..'Ufan tersebut, dCUI yang lebih

memplihatinkcul adalah bahwa di Rumall

sakitlUnit Radiologi tidak dilengkapi dengan alat-

alat Bantu lainnya, seperti surveymeter, detektor-

detektor yang lain clanjuga alat pelindung diri.

Heru Prasetyo -P3KRBiN

1- Setelall dilakukcul percuIccuIgcul ulang,bagaimcula basil bacaan atau exposure pacta

daerah-daerah yang anda hitung ? Apakah actapembahan-pembahan exposure pacta daerah-daerah tersebut sebelum clan sesudah

pengukuran ?2. Dalam perancangcul anda hanya mempertim-

bangkculhamburculplimer, bukankah itu akCUlmembebcuripihak BP-4 ?

3. Bagaimana jika anda lakukan pembahculposisialat untuk mengarahkan radiasi ke daerah yangjarang dilalui orang alan faktor okupansi benda(T = IA alan T = 1/6) ?

Tito Su{jipto

1. Hasil bacaan atau exposure pacta daerah yangdihitung tetap sesuai dengan beban keIja yangacta pacta daerah tersebut, hculya seccu"a

ProsidirJJ: Semm:lr Teknologi Kese1:uJJ:lt:l11R:ldi:1Sid:m Biomedik:l Nllklir I 30

perhitungan laju paparan radiasinya mengalamiperbaikan untuk kualitas perisaiJdinding.

2. Pada awal penelitian semua faktor/pararneter

tetap dilakukan tinjauan, seperti harnburanprimer, hamburan yang bocor clan sebagainya.Dari perhitungan yang dominan sebagaiparameter adalah harnburan primer clan

hamburan lainnya juga tetap dilakukanperhitungan.

3. Pel1lhaheUlposisi alai bisa/dapat dilakukan clan

tentunya juga dipcrhatikcUlfaktor o""upcUlsinya.

CUllawall -P3TIR

Bapak mengusulkan tarnbahan nahan

perisai radiasi dari Pb atau Beton. Berapa

kerapateUl beton YeUlg bapak usulkan dalam

peranceUlgan dan berapa faktor shielding dari beton

Yelllgdiusulkan '!

Tito .~'lI~jipto

Untuk tamhahelll bahelll perisai radiasi dari

beton, kerapatclll yang dipakai adalah p = 2,359g/cm3, dan faktor shielding dari beton yang dipakai

mengikuti kelcntuan persyaratan peralll:eUlgan unit

radiologi, khususnya lIlItuk diagnostik (mengikuti

ketcntuan yang dikeluarkan oleh pihak Oep.

Kesehatan daB BATAN/BAPETEN).

.~ri MlIlyasil1- RSUP Dr. Kariadi, Semarang

I. Apakah persyaratan gedung/tempat unit radio-

diagnostik daB kedokteran nuklir,.hanrs dilapisi

Pb ? karena yang saya tahu, boleh mengguna-

kan dinding bata/beton selena! 20 cm (1 nata)

ekivalen dengan Pb, dengan toleransi 10 %.

2. Bagaimana cara menghitung perisai (dinding

ballgunan lllang radiodiagnostik delll

kedokteran nukIir) dengan kapasitas pesawat

125 kV ; 500 IDA. Untuk pasien :t 200-500

pasien/minggu (termasuk untuk lllang CT-

Scan).

Tito .(,'lItjipto

1. Untuk gedwIg/tempat WIltradiodiagnostik daBkedokteran nukIir tidak mutlak hams dilapisi

Ph. Hal ini tergantung dari hasil perhitungankeperluan nahan perisai primer dan sekunderyang ada palla lllangan tersebut setelahdiperhatikan fungsi alai (kV, mA, S) clanbeban

kerja (frekuensi pemakaian dU.) Jadi dinding

tersebut bisa saja hanya terdiri dari batu nata

atau beton, atau gabungan dari beberapa nahan.2. Untuk pesawat 125 kV, 500 mA, pasien :t 200-

500 per rninggu dapat dihitung nilai nisbahnya(Ky, kemudian diplotkan palla kurva yangtersedia (pb atau beton), untuk lllang CT-Scan,prinsip perhitungannyajuga sarna.

Helli YlIliati - P3KRBiN

I. 1\:rancang,UI. dim,Ula Ictak perancangmlllya ')

2. bill l'ap;u;UI r;uliasi didapatkclll IA,A7 mKlhmi.

a. I'ada tcg;mg;m (k V) bcrapa '!

b. Palla an1S (mA) berapa ?

3. Bagaimana dengan kolimatomya ?, dibuka

bcrapa Icb,u' ? (lua5 lapangan)

Tito SlIljipto

I. Perancangan dilakukelll di BP-4 Yogyakar1a,

llldiputi 5 unit. y,.illl : UP-4 Pusat MillgjinUl,

Kota.~cdc, r-.luja-muja Kalasan, U;Ultul darl\\'atcs.

2. Kctclltuall IA.A7 mr/h;u'i dihilllng bcrdasar nilai

amhallg y.m)! diizillk;UI dcngan dasar 5

rcm/rahlll!. Scdangkall 11111111-.:pnalatan tCl'scbut

scpclli kV. mA JaIl S mclIgikuti mcdilll kelja

ycUl,!?ada, tennasuk bebeUlkcrjarlya.

3. UlItuk kolimatol1lya tetap dioperasikarIldibuka

sesuai pada waktu menjalankan pemeriksaan

palla pasien ybs. (tergantung besar lapangan,

sebagian besar belllpa thorax)

ProsidiJ1f! c)el11iJ1af TekJ1o1ogi Kesel:U113t:m Radiasi d.1l1 BiOl11edika Nuklir 1 31

Lampiran A

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI A

./:-

r

4m ~ 6m ~

rf

1

I 'E :

f'1

1'DL--L

.

~-

.

' I I. - r

j- ,-:,E

1

5 MIl]

/~ ~!

~;I.",~_-:c--~~ I Ij~~ \I~- ,I j

f 'I)

4 r_~_b

6 z

7

1

9

Keterangan Ganibar:

1. R. Tunggu;2. R. GantiPakaian;3. R. Operator;4. R. PeriksaFoto;J. R. Cuci Film; 6. R. Baca Foto; 7.R. Admim'strasi;

8. R. Kamar Keci1;9. R. KepaJaInstaJasi.

VariabelPeraneangan Unit Radiologi A

125 kV. 500 IDA.beban keria 400 °n1; 0

Pm~idi"v Seminar TeknnJoei Kesel:un:ll:m R:ldi:lSi d:m Biomedikl NLJklir I 32

.- n __n__- ---- " __n_- ----- -

d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)

1,00 3,000 . 10.5 3,20 26,00

1,50 6,750. 10-5 2,80 23,50

2,00 1,200 . 10-4 2,60 21,50

2,50 1,875 . 10-4 2,40 21,00

3,00 2,700. 10-4 2,10 20,00

Lampiran B

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI B

~ 2m ~ 301 x- .--.-- 5'm >~~.._-

1s1"1

9

(, 1

Erl)

8

1

5 3 2,EIV)

I

1

7 4.

4----...--.

Keterangan Gambar:1. R. RoentgeJl;2. R. Ge1ap;3. R. PengeJoJa;4. R. Lorang; 5 R. DokteJ~'6. R. Tunggu; 7.R. SiInpanFilm; 8. R. Resepsioms; 9. R. KalllarKecil

VariabelPeraneangan Unit Radiologi B

125 kV. 500 IDA.beban keria 240 . nf .

Prosiding ,)e111inaf TeknoJogi KeseJ:l111:1t:lJJ Radi:lsi d3l1 BiOllledika Nuklir I 33

-- -- __un

d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)

1,00 5,000 . 10-5 2,90 25,00

1,50 1,125.10-4 2,50 22,00

2,00 2,000. 10-1 2,30 21,00

2,50 3,125 . 10-1 2,10 20,00

3,00 4,500 . 10-1 2,00 18,50

E\'-0

v

~t'()

Lampiran C

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI C

~ ~P1 :3""'" ~5(11~ .."-o.,,..'~' '"~

~1 z 9 4

L

5 £; 7 8

Keterangan Gambar:1. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. Kontrol; 4. R. Gelap;

5 R. Resepsioms; 6.R. Dokter; 7 R. Pengelola;8. R. Kamar KecII

VariabelPeraneangan Unit Radiologi C

125 kV. 500 mA. beban keria 70 '"1 .

V,'n";,-I;,,,.. '~m;"-u r~l-""/,,,..; "'~"~/-Hn-'h" 1)-"'/;-'0; ,I-", R;"m~,I;l--, I\T"l-I;~ , 14

-- ------- ---- un u- u_u

d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (R/mA-menit) (mm) (em)

1,00 1,714. 10-4 2,50 21,00

1,50 3,857 . 10-4 2,25 19,00

2,00 6,857 . 10-4 2,00 17,50

2,50 1,071.10-3 1,60 15,00

3,00 1,543 . 10-3 1,50 14,00

E10

E'J'"

Lampiran D

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI D

<f 411).'lm ->3m .:x~m ~~

2, 3 4

1

56

7

8

Keterangan Gambar:1. R. Tunggu;2. R. Resepsionis; 3. R. Dokfel~'4. R. KawaI Keci1;

5. R. Adininistrasi; 6: R. Roentgen; Z R. Gelap; 8.R. Kontrol

VariabelPeraneangan Unit Radiol°tP D

125 kV. 320 mA. beban keria 400 . n/ .

ProsidiJ1g .'>el11mar Teknologi Keselal11:ll:U1 Radiasi d:IJ1 Biomedika Nuklir I 35

,

d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)1,00 4,688 . 10.5 2,90 25,00

1,50 1,055 . W- 2,60 21,50

2,00 1,875 . 104 2,40 21,00

2,50 2,936. 104 2,10 20,00

3,00 4,219. 104 2,05 19,00

Lampiran E

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI E

-(--- .3rn *---- 3m 7--- 3m >,I.. ..,==::--.= ".= ~.

f:'{

rii,!It1I

~ 6

1 .4 70Of

ft~

1

.5 8

Keterangan Gambar:1. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. KontraJ;4. R. Lorang;

5. R. Resepsioms; 6: R. GeJap;7.R. Kamar KedJ; 8.R. Dokter.

VariabelPeraneangan Unit Radiologi E

100 kV. 300 mA. beban keria 10 . oj .

Prosiding .'>eminafTeknoJogi Kesel:ll11at:mR:ldiasi dan Biomedika Nllklir 1 36

.,-- __n__."'---

D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton

(m) (RlmA-menit) (mm) (em)

1,00 2,000. 10-3 1,10 11,00

1,50 4,500 . 10-3 1,05 10,00

2,00 8,000 . 10-3 0,85 7,50

2,50 1,250 . 10-2 0,65 7,00

3,00 1,800. 10'2 0,55 6,00

Lampiran F

Hubungan harga K dengan tebal perisai: a. untuk timbal; daD b. untuk heron

10' f:-

10°,,-

.. 10-'~uE

-

'""U'"Q..cuE

.i:Ea::..£ 1D-.3,-

1()'

10-50 2 3 4 5

TimbJI. Jalam mm l.:b316 7

Gambar 1.Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk timbal.(Sumber: Cember, 1983)

lOT

l,00

~ ,~'u

Ketd,abn hCI!>n. em (I' = 2.:l5'1/c1I1-')

Gambar 2. Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk beton.(Sumber: Cember, 1983)

Prosiding Seminar Teknologi Kesel:lIllaun Radiasi daD Biomedik/ Nllklir 1 37

Lampiran G

Tabel VI. Lapisan setengah nilai (HVL) dan persepuluh nilai (TVL)

(Sumber: Cember, 1983)

ProsidiJ1g .'>e1l1iJ1afTeknologi Kese131113t:UJ R3di3Si d:m Bio111edik3 Nuklir 1 -:19

Voltase Materi (bahan) pelemahan

Puneak, Timbal (Pb). mm Beton. emKV HVL TVL HVL TVL

50 0,06 0,17 0,43 1,570 0,17 0,52 0,84 2,8100 0,27 0,88 1,6 5,3

I

125 0,28 0,93 2,0 6,6

150 0,30 0,99 2,24 7,4200 0,52 1,7 2,5 8,4250 0,88 2,9 2,8 9,4300 1,47 4,8 3,1 10,4

400 2,5 8,3 3,3 10,9

500 3,6 11,9 3,6 11,71.000 7,9 26 4,4 14,7

2.000 12,5 42 6,4 21

3.000 14,5 48,5 7,4 24,5

4.000 16 53 8,8 29,2

0.000 16,9 56 10,4 34,5x.noo 16,9 56 11,4 37,810.000 16,6 55 11,9 39.6

Cesimn-137 6,5 21,6 4,8 15,7Kobalt-60 12 40 6,2 20,6Radium 16,6 55 6,9 23,4