20
Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Kota Salatiga Artikel Ilmiah Peneliti: Andreas Yonathan Ara (692013015) Martin Setyawan, S.T., M.Cs. Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2018

Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

  • Upload
    ngoanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil

di Kota Salatiga

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Andreas Yonathan Ara (692013015)

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi S1 – Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2018

Page 2: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]
Page 3: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]
Page 4: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]
Page 5: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]
Page 6: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

1. Pendahuluan

Salah satu misi dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga adalah menurunkan angka kematian

ibu hamil. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting yang mengambarkan

derajat kesehatan di suatu Negara yang mencakup tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,

status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan

terutama bagi ibu hamil hingga melahirkan [1].

Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKJIP) dari Dinas Kesehatan kota

Salatiga tahun 2016 menyatakan bahwa angka kematian Ibu (AKI) di Kota Salatiga tahun 2016

masih diatas target yang ditetapkan oleh pemerintah kota yaitu sebesar 157.05/ 100.000

kelahiran. Bila dibandingkan dengan target dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun

2016 masih melebihi target yang ditentukan yaitu 117/100.000 kelahiran [2].

Salah satu faktor penyebab dari peningkatan kematian ibu hamil adalah kurang optimalnya

komunikasi, informasi dan edukasi lewat tenaga medis atau dari beberapa kegiatan antara lain

kelas lokakarya dan sosialisasi screening ibu hamil [2]. Salah satunya edukasi kegiatan

Antenatal Care yaitu pemeriksaan kehamilan yang seharusnya rutin dilakukan oleh ibu hamil

dari termin awal hingga akan melahirkan. Capaian pemeriksaan kehamilan dalam 3 tahun

terakhir terus mengalami penurunan. Pada tahun 2014 cakupan K4 sebesar 94.9%, tahun 2015

sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2].

Berdasarkan obeservasi awal yang telah dilakukan kepada 50 ibu hamil di kota Salatiga

menyatakan 29 responden menyatakan sangat setuju dan 21 responden menyatakan setuju

bahwa diperlukan media informasi pendukung yang lebih menarik dan efektif untuk ibu hamil

yang digunakan oleh tenaga medis untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kesadaran akan

pentingnya pelayanan kesehatan kehamilan hingga menyelesaikanya dan yang lebih ringkas

agar mudah didapatkan oleh siapapun, sehingga tidak hanya ibu hamil namun juga keluarga

dan pihak lain untuk sama sama berjaga - jaga untuk kesehatan janin dan ibu.

Dengan diperolehnya data tersebut maka dibutuhkan media informasi sebagai sarana untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan. Banyak cara yang bisa

digunakan salah satunya mengunakan media infografis yang menampilan data yang

dianimasikan menjadi video. Infografis sendiri adalah bagian dari informasi visual, peranannya

adalah mempresentasikan data-data angka, naskah, grafik, diagram, dan peta. Istilah infografis

dalam surat kabar menjadi bagian penting untuk menyampaikan sesuatu permasalahan berita

kedalam bentuk visual.

Infografis ditampilkan dengan format animasi berupa video akan lebih menarik karena

selain elemen visual berupa data yang vaild juga akan ditampilkan menggunakan motion

(pergerakan) dan audio (back sound, sound effect dan sebagainya) yang dapat memperkuat

informasi/pesan yang ingin disampaikan. Alasan tersebutlah mengapa dipilihnya infografis

dalam bentuk animasi untuk memberikan informasi pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk

ibu hamil di Kota Salatiga.

2. Tinjuan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan masalah ini yang pertama adalah Perancangan dan

Pembuatan Animasi Infografis Pos Penimbangan Balita pada Posyandu Margo Mulyo V

Klaten yang dibuat oleh Labib Fatkhiyatul Fatin Khoiriyah dari Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta. Kesehatan bayi dan balita di Indonesia

menjadi prioritas pertama dalam program kesehatan. Cakupan balita yang ditimbang secara

aktif di posyandu Margo Mulyo V masih 68% dan ini masih dibawah target global. Dengan

adanya permasalahan tersebut penelitian ini bermaksud merancang dan membuat sebuah media

informasi yang dapat menyampaikan pesan secara lebih efektif tentang manfaat pentingnya

Pos Penimbangan Balita pada Posyandu Margo Mulyo V Klaten [3].

Page 7: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Penelitian yang kedua adalah Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Berbasis

Infografis Tentang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang dibuat oleh Alvin

Prasetya Mahadikta dari Universitas Negeri Malang. Masalah dari penelitian tersebut adanya

kasus tindak pidana perdangan manusia dalam urusan ketenagakerjaan di Indonesia, Badan

Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI bersama dengan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Malang berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait

permasalahan para TKI dan pencegahan TPPO. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancangan

media yang berfungsi untuk menginformasikan tentang pencegahan tindak pidana perdangan

manusia dan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya

calon tenaga kerja tentang pentingnya mengikuti prosedur yang sesuai dengan ketentuan [4].

Penelitian dengan judul Perancangan Media Informasi Kesehatan Ibu Hamil di Kota

Salatiga ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pemeriksaan kehamilan yang terutama

kepada ibu hamil dan yang kedua masyarakat tentang dengan melalui video animasi berbasi

Infografis yang akan menampilkan animasi teks dan data yang menarik beserta voice over

guna mudah dipahami dan memberikan informasi tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu

hamil dapat mengikuti dan menyelesaikan pemeriksaan kehamilan hingga proses melahirkan.

Media yang dirancang juga akan digunakan oleh tenaga medis untuk mempermudah proses

edukasi kepada ibu hamil serta akan dipublikasikan kepada masyarakat di kota Salatiga melalui

website Dinas Kesehatan Kota Salatiga sehingga mudah juga didapatkan dan diakses oleh

setiap masyarakat di kota Salatiga.

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai

perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima dan media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator

menuju komunikan Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data

yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau

keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang

atau yang akan datang. Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat

yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik

pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi [5].

Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan gambar dengan makna dan

maksud tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau terlihat.

Pengertian dari desain itu sendiri adalah merancang atau rancangan, maka Desain Komunikasi

Visual dapat diartikan sebagai ilmu yang menempatkan perancangan komunikasi melalui

gambar agar dapat terbaca dan dilihat oleh suatu target sasaran yang dapat membuat untuk

melakukan dengan tindakan [6].

Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin didalam rahimnya

karena sel telur telah dibuahi oleh sprematozoa dari pria. Lebih lanjut, kehamilan adalah akibat

sel telur yang telah matang kemudian bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadi lah proses

pembuahan yang kemudian menghasilkan janin [7]. Jumlah Ibu hamil yang terdata oleh Dinas

Kesehatan Kota Salatiga pada tahun 2016 sebesar 2.939 ibu hamil, dari data tersebut rata – rata

30 persen mengalami resiko tinggi kematian. Empat kategori penyebab kematian yaitu yang

pertama penyakit anemia, kedua kurang energi kronis (KEK), ketiga penyebab langsung seperti

pada proses kehamilan seperti pendarahan atau infeksi nifas, keempat karena penyebab tidak

langsung seperti kendala yang memperberat proses kehamilan [8].

Selama proses kahamilan terjadi juga perubahan, baik fisik mau pun hormonal. Salah

satu perubahan fisik yaitu meningkatnya berat badan ibu hamil, namun perubahan sistem

metabolisme pada tubuh ibu hamil mungkin belum banyak diketahui secara luas. Perubahan

yang terjadi pada ibu hamil meliputi perubahan pada sistem pencernaan, kardiovaskuler

(pembuluh darah dan jantung), saluran kemih, pulmonal (paru dan pernapasan) dan lain-lain.

Dengan adanya perubahan sistem metabolisme di dalam tubuh ibu hamil, maka juga akan

Page 8: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

berdampak pada asupan gizi dari makanan ibu hamil. Dengan adanya perubahan-perubahan

tersebut, maka selama masa kehamilan kesehatan ibu juga menjadi sangat rentan terhadap

penyakit [7].

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal. Fungsi dari kunjungan tersebut untuk mengkaji kesehatan ibu dan janin serta

kesempatan pasien memperoleh informasi dan memberikan informasi sehingga petugas

kesehatan dapat menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis danpemeriksaan

fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau

komplikasi. Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan

antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai

berikut [9].

1. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) sebelum usia kehamilan 8 minggu

Tujuannya :

Penapisan dan pengobatan anemia

Perencanaan persalinan

Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 0 – 12 minggu

Tujuannya :

Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

Mengulang perencanaan persalinan

3. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 12 - 24 minggu dan setelah 24

minggu sampai lahir. Tujuannya :

Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

Memantapkan rencana persalinan

Mengenali tanda-tanda persalinan

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang

harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau

asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) [9].

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Pemeriksaan nilai gizi

4. Pemeriksaan puncak rahim

5. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium

9. Tatalaksana kasus

10. Proses konseling termasuk perencanaan persalinan dan

Pencegahan Komplikasi serta KB paska persalina

Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan

singkatan dari Information dan Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan

Page 9: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat.

Masyarakat saat ini cenderung menyukai konten yang berbau visual karena dianggap lebih

menarik, mudah dipahami dan menghibur. Menurut sebuah penelitian, pemilihan warna-warna

yang menarik, kesesuaian tema dengan grafis akan menarik lebih banyak orang hingga 80%

untuk membaca apa yang diinformasikan. Infografis lebih mudah dimengerti. Karena

infografis merupakan informasi yang disederhanakan dalam bentuk grafis maka akan lebih

mudah dipahami. Menurut penelitian sekitar 95% orang akan lebih memahami apa yang

disampaikan dengan gambar dan teks daripada hanya teks saja. Proses pembuatan infografis

disebut data-visualization, information design, atau information architecture [10].

Infografis animasi atau animated infographic adalah infografis dalam bentuk video

animasi, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Infografis ini dapat digunakan pada televisi ataupun

media online seperti YouTube atau Vimeo. Infografis animasi dapat lebih menarik karena selain

elemen visual berupa data juga menggunakan motion (pergerakan) dan audio (music/sound

effect) yang dapat memperkuat informasi/pesan yang ingin disampaikan. Untuk membuat

infografis animasi diperlukan keahlian yang beragam, seperti director, animator, illustrator,

music voice over [10].

Flat design adalah desain dengan pendekatan minimalis yang menekankan kegunaan,

dengan desain yang bersih tanpa ada bevel, bayangan, tekstur, berfokus pada tipografi, warna-

warna cerah dan ilustrasi dua dimensi. Gambar atau ilustrasi yang sederhana dapat

menyampaikan pesan lebih cepat daripada ilustrasi sangat yang detail. Gambar seperti ikon

dapat menunjukkan tindakan yang universal atau tujuan agar semua orang dapat dengan mudah

memahaminya [11].

Salatiga adalah salah satu kota di propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas wilayah ±

56,78 km² terletak diantara 1100.27′.56,81″ – 1100.32′.4,64″ BT

0070.17′. – 0070.17′.23″ LS, dan terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan, berpenduduk 176.795

jiwa. Terletak pada jalur regional Jawa Tengah yang menghubungkan kota Semarang dan

Surakarta, mempunyai ketinggan 450 - 800 meter dai permukaan laut dan berhawa sejuk serta

dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur [12].

3. Metolodogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method yaitu mengabungkan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif sehingga mendapat data yang komprehensif, valid,

reliable serta objektif [13]. Kuantitatif bermanfaat untuk membuktikan sebuah fakta atau

masalah dari tema yang diteliti melalui analisis data – data yang didapat dari pembagian

kuisoner. Kualitatif berfungsi untuk menggambarkan suatu permasalahan dalam konteks sosial,

serta dapat membentuk proses interaksi komunikasi antara peneliti dengan permasalahan

tersebut, sehingga penyebab dan penyelesaian permasalahan tersebut dapat diketahui lebih pasti

dan maksimal oleh peneliti [14].

Pengumpulan data awal didapat lewat wawancara narasumber yaitu ibu hamil dan juga

bidan atau tenaga medis dan juga dokter spesialis kandungan serta beberapa dokumen lainnya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Selain itu juga mengunakan kuisoner yang dibagi

kepada 50 ibu hamil di puskesmas Kalicacing dan Cebongan di daerah Salatiga untuk

membuktikan dan menentukan secara spesifik masalah apa yang terjadi. Perancangan ini

mengggunakan linear strategy yang bisa disebut penelitian yang lurus. Penelitian ini bersifat

sederhana dan relative mudah dipahami prosesnya. Suatu tahap dimulai setelah tahap

sebelumnya diselesaikan, demikian seterusnya [15]. Berikut tahapan dari strategi Linear yang

dilakukan dan diselesaikan melalui proses penelitian yang dibagi menjadi lima tahap yaitu

sebagai berikut serta tahapan dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 10: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

1. Identifikasi Masalah, Analisis Kebutuhan data.

2. Pengumpulan data wawancara kepada narasumber dan responden.

3. Memulai langkah perancangan Media Informasi.

4. Melakukan implementasi kepada publik dan penarikan kesimpulan serta penulisan

hasil laporan.

Gambar 1. Tahapan Penelitian Strategi Linier [15].

Tahapan penelitian pada Gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama

yaitu melakukan identifikasi masalah yang berhubungan dengan topik yang diteliti lewat data

awal yaitu Laporan kerja DKK tahun 2016 yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga

dan juga melakukan wawancara awal kepada pihak DKK tentang masalah yang didapat dari

kesehatan ibu hamil di kota Salatiga. Data awal yang diperoleh menyatakan bahwa kematian

ibu hamil di kota Salatiga pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Salatiga tahun

2016 masih diatas target yang ditetapkan yaitu 157.05/ 100.000. AKI Kota Salatiga dari tahun

ke tahun masih fluktuatif. AKI tahun 2014-2016 berurut turut 82.8/100.000 KH, 186.3/100.000

KH dan 157.05/100.000 KH. Capaian K4 atau pemeriksaan kehamilan dalam 3 tahun terakhir

terus mengalami penurunan. Pada tahun 2014 cakupan K4 sebesar 94.9%, tahun 2015 sebesar

94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28%. Pelayanan K4 merupakan pemeriksaan kehamilan

dengan distribusi waktu 1 x pada TM I, 1 x pada TM II dan 2 x pada TM III. Kegagalan dalam

pencapaian target K4 dipengaruhi oleh kurang optimalnya komunikasi, informasi dan edukasi.

Media yang digunakan oleh tenaga medis di puskemas kota Salatiga masih sebatas buklet buku

berwarna dan juga pemberian buku kesehatan ibu dan anak. Hasil data membuktikan adanya

masalah yang dapat digunakan sebagai acuan awal dari proses proses perancangan media

informasi kesehatan ibu hamil di kota salatiga.

Tahap kedua ialah pengumpulan data menggunakan kuisoner kepada responden dan

segmentasi utama dari perancangan media ini yaitu ibu hamil lewat puskesmas di kota Salatiga.

Observasi kepada 50 ibu hamil berfungsi mengindentifikasi masalah dari sudut pandangan

segmentasi utama dan juga untuk mencari tahu seberapa efektif media yang digunakan oleh

puskesmas dalam menghimbau kesadaran akan pemeriksaan kehamilan serta mencari tahu apa

yang menjadi masalah dari penelitian ini. Hasil kuisoner dapat dilihat pada tabel 1.

TAHAP 1

( Identifikasi Masalah, Analisis Kebutuhan data )

TAHAP 2

( Pengumpulan data wawancara kepada narasumber dan responden serta menganalisinya )

TAHAP 3

(Memulai langkah perancangan Media Informasi)

TAHAP 4

(Melakukan implementasi kepada publik dan penarikan kesimpulan)

Page 11: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Tabel 1. Hasil kuisoner ibu hamil.

Lewat data yang didapat dari kuisoner yang diisi oleh ibu hamil menyatakan dari

pernyataan satu hingga tiga bahwa tidak adanya masalah yang serius dari pihak tenaga medis

di dalam sosialisasi yang dilakukan. Hasil dari pernyataan empat hingga enam menyatakan ada

beberapa responden yang setuju dengan efektifnya media yang digunakan oleh puskesmas dan

dinas kesehatan tetapi juga ada yang tidak setuju dengan efektifnya media yang digunakan oleh

dinas kesehatan kota salatiga. Hasil dari pernyataan tujuh hingga Sembilan menyatakan

sebagian besar responden membutuhkan media informasi yang lebih baik yang membantu ibu

hamil mengerti pentingnya setiap pemeriksaan didalam program kesehatan ibu hamil dan juga

menginginkan media yang lebih ringkas untuk meningkatkan pengetahuan tentang

pemeriksaan yang dilakukan serta menginginkan media yang tidak hanya digunakan oleh

tenaga medis tetapi bisa didapatkan atau diedarkan secara masal kepada masyarakat sehingga

tidak hanya ibu hamil tetapi pihak keluaraga dan masyarakat sekitar yang juga ikut mendorong

program pemeriksaan kehamilan untuk mengurangi angka kematian ibu hamil.

Pada tahap ketiga adalah memulai perancangan media, pada tahap ini terdapat proses

pra produksi yang didalamnya merancang pembuatan konsep, storyline, dan juga storyboard.

Selanjutnya adalah tahap kedua yaitu proses memproduksi element – element dalam media

seperti ilustrasi vector yang diperlukan serta melakukan recording untuk voice over untuk

Page 12: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

mendukung media menjadi lebih menarik, serta melakukan tahap editing seperti keying dan

animating dari elemen video yang dirancang. Kemudian tahap terakhir adalah paska produksi

yaitu melakukan kegiatan mixing audio serta grading dan diselesaikan dengan rendering.

Tahap perancangan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahap Perancangan Media.

Pada tahap pra produksi yang pertama adalah konsep. Konsep dari perancangan video

ini yaitu media informasi pendukung berbasis infografis yang menyajikan pengenalan

pemeriksaan kehamilan yang efektif serta mudah dipahami oleh ibu hamil lewat pemilihan

karakter icon visual yaitu vector dan font yang sederhana serta tegas yang dianimasikan untuk

membuatnya lebih menarik ditambah dengan voice over untuk mendukung penyampaian data

yang disampaikan.

Pada tahapan produksi selanjutnya adalah pembuatan storyline atau kerangka cerita

dalam video. Storyline pada video ini diawali dengan menjelaskan pengertian tentang

Kunjungan Antenatal Care secara umum. Selanjutnya akan menjelaskan secara umum tentang

10T yaitu Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, Pemeriksaan tekanan darah,

Pemeriksaan nilai gizi, Pemeriksaan puncak Rahim, Menentukan presentasi janin dan denyut

jantung janin, Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid,

Pemberian Tablet zat besi minimal selama kehamilan, Test laboratorium, Penanganan Kasus

dan Proses konseling termasuk perencanaan persalinan, semua hal tersebut akan disertai

elemen vector yang dianimasikan agar mendukung penjelasan menjadi lebih menarik.

Selanjutnya akan menjelaskan tentang kunjungan yang harus dijalani oleh ibu hamil

dari kunjungan pertama (K1) saat usia kandungan sebelum delapan bulan hingga kunjungan

(K4) dan akhirnya melahirkan. Penjelasan kunjungan ibu hamil akan dijelaskan secara

sistematis beserta penambahan vector ilustrasi untuk mendukung penjelasan menjadi lebih

menarik

Selanjutnya pada akhir video akan ditutup dengan tagline yang memiliki pesan untuk

ibu hamil agar mengerti pentingnya sebuah pemeriksaan yang rutin sehingga kesehatan ibu dan

bayi dalam kandungan dapat terjaga hingga proses melahirkan dilakukan, Serta mendorong ibu

hamil melakukan kontak dengan tenaga medis sedini mungkin agar mendapat informasi serta

edukasi yang cukup dalam menjalani kehamilan.

Tahap selanjutnya adalah perancangan storyboard bentuk visual dari sebuah storyline.

Storyboard akan digunakan sebagai acuan dalam perancangan yang saat proses produksi

dilakukan yaitu animating. Storyboard pada video tersebut dapat dilihat pada table 2.

PRA PRODUKSI

-Konsep

-Storyline

-Storyboard

PRODUKSI

-Vector

-Recording

-Editing (Animating & Compositing)

PASKA PRODUKSI

-Compositing (Mixing Audio &

Editing Video)

-Rendering

Page 13: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Tabel 2. Storyboard

Scene Shot Durasi Keterangan

Medium

Close Up

00.05 Opening Bumper awal

yang menampilkan judul.

Medium

Close Up

00.10 Menjelaskan fungsi dari

pemeriksaan ibu hamil

atau Atenatal Care.

Medium

Close Up

00.30 Masuk kepada scene

ketiga yaitu

memperkenalkan 10

standart pelayanan yang

akan didapat oleh ibu

hamil.

Medium

Close Up

01.20 Memperkenalkan

pemereksiaan gizi pada ibu

hamil.

Medium

Close Up

03.30 Menginformasikan adanya

proses konseling dengan

tenaga medis.

Medium

Close Up

03.40 Masuk kedalam jadwal

pemeriksaan ibu hamil

dalam tiap – tiap trimester.

Page 14: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Medium

Close Up

04.05 Closing media informasi

berserta tagline untuk

memperkuat pesan yang

disampaikan.

Setelah selesai melakukan proses pra produksi maka tahap selanjutnya yaitu proses

produksi. Dalam tahap ini dibagi menjadi 3 yaitu produksi vector icon, recording, editing.

produksi environment seperti elemen grafis yaitu icon vector yang nantinya akan dianimasikan.

Setiap icon vector yang dibuat didalam proses produksi berdasarkan bentuk dan ide aslinya

menurut buku KAI. Bentuk asli atau idenya digambar ulang dengan media digital menjadi

bentuk yang lebih sederhana tanpa menghilangkan makna aslinya. Proses produksi vector icon

dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proses Produksi Vector Icon

Untuk mempertegas vector icon yang telah dibuat maka membutuhkan keterangan yang

berupa tulisan ( font ) yang sesuai dengan vector icon yang telah dibuat. Jenis tulisan ( font )

yang cocok untuk digabungkan dengan flat design yaitu yang memiliki karakter yang sama

yaitu sederhana dan berkesan kuat atau tegas dari hal tersebut dipilih jenis “San Serif” dengan

nama “Coolvetica” yang cocok untuk disandingkan dengan vector icon yang telah dibuat untuk

dianimasikan. Contoh jenis font dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Jenis Font yang digunakan

Proses merekaman suara ( recording ) dilakukan untuk mengisi kebutuhan voice over

agar setiap pesan dan data yang dari video ini bisa lebih mudah dimengerti oleh penonton.

Pengunaan talent perempuan yang dipilih berhubungan dengan target utama dari infografis ini

yaitu wanita hamil. Alat yang digunakan adalah kamera dan clip on.

Proses editing dilakukan dengan memperhatikan tahap perancangan sebelumnya yaitu

Page 15: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

proses pra produksi meliputi storyline dan storyboard serta vector icon yang telah dibuat. Pada

proses animating dilakukan penganimasian dengan memberikan pergerakan pada objek seperti

position, scale, rotate hingga track mate. Animasi yang dibuat menyesuaikan suara yang telah

direkam agar dapat selaras dan juga pergerakan animasi yang smooth dan simple agar nyaman

untuk dillihat dan pesan bisa tersampaikan secara baik. Selain melakukan proses animasi juga

dilakukan proses compositing untuk menempatkan animasi vector icon dan tulisan di area yang

tepat agar tidak terlihat penuh, kebesaran atau kekecilan tapi tepat supaya setiap elemen visual

yang ada bisa terlihat dan dimengerti dengan jelas. Proses produksi dapat dilihat pada gambar

5.

Gambar 5. Proses animasi

Setelah tahap produksi selesai maka tahap selanjutnya adalah paska produksi yaitu

melakukan compositing untuk mixing audio dan editing video. Editing audio dilakukan untuk

membersihkan suara voice over dari noise dan merubah file suara dari mono menjadi stereo

agar memiliki keseimbangan saat digabungkan dengan backsound. Pemilihan lagu untuk

backsound juga penting agar video dan audio yang disatukan akan terlihat selaras. Dalam

melakukan mixing audio juga dilakukan pengaturan tinggi rendahnya suara narasi serta

backsound yang harus tepat agar tidak saling berbenturan tetapi menyatu supaya enak didengar.

Setelah tahap tersebut dilakukan penyatuhan file video dengan audio yang telah disusun

menjadi sebuah kesatuan video yang utuh. Proses editing dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses mixing audio

Setelah selesai melakukan proses compositing pada paska produksi maka selanjutnya

melakukan proses rendering untuk mengabungkan seluruh elemen video menjadi satu file

video yang utuh. Format video yang digunakan adalah kompresi H264 (MPEG-4 AVC) yang

merupakan format video dengan kualitas lebih baik dengan ukuran file yang jauh lebih rendah.

Page 16: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Hasil akhir proses perancangan media dilakukanya konfirmasi hasil kepada pihak

Dinas Kesehatan Kota Salatiga untuk mengetahui kesesuaian video dengan data yang

diberikan dan menarik minat ibu hamil untuk mengikuti pemeriksaan kehamilan apa belum.

Dalam hal ini bila terjadi sebuah kesalahan atau hal yang tidak sesuai maka akan dilakukan

perbaikan hinga video benar – benar tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan Dinas

Kesehatan untuk sarana sosialisasi pemeriksaan kehamilan.

4. Pembahasan

Setiap bagian dari video ini memperkenalkan serta menjelaskan tentang pentingnya

mengikuti pemeriksaan kehamilan bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung.

Opening dari video ini menampilkan vector icon tangan yang menggenggam sebuah perangkat

elektronik dan muncul dari bawah ke atas. Dalam perangkat tersebut muncul judul ditengah

layar perangkat bertuliskan Atenatal Care dan selanjutnya muncul animasi sebuah laporan,

score angka kesehatan, vector ibu hamil , vector janin, vector monitor jantung janin dan disertai

dengan voice over pengenalan tentang atenatal care. Opening dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Scene Opening

Bagian selanjutnya menjelaskan tentang manfaat dari pemeriksaan tersebut. Scene dimulai

dengan vector tangan kanan melakukan slide dari kanan kekiri yang memunculkan scene yang

kedua. Fungsi yang tampilkan adalah memberikan edukasi kepada ibu hamil, menjaga

kesehatan ibu hamil dan pada akhirnya bayi dapat lahir sehat. Scene fungsi dan manfaat dapat

dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Scene Fungsi dan Manfaat

Bagian selanjutnya menjelaskan tentang 10 standart pemeriksaan yang akan didapat ibu

hamil. Scene dimulai dengan vector tangan kanan melakukan slide dari atas kebawah untuk

memunculkan pengenalan awal dari 10T. Selanjutnya vector tangan kanan menekan tombol

play untuk memulai penjelasan dan animasi vector dari 10 standart pemeriksaan. Scene 10T

dapat dilihat pada gambar 9.

Page 17: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Gambar 9. Scene 10T

Bagian selanjutnya memberikan informasi jadwal pemeriksaan berdasarkan usia

kehamilan. Scene dimulai vector tangan kanan melakukan slide dari kiri layar kekanan untuk

memunculkan grafis serta judul. Selanjutnya ditampilkan vector usia kehamilan serta jadwal

pemeriksaan dari trimester pertama hingga ketiga. Scene jadwal pemeriksaan dapat dilihat pada

gambar 10.

Gambar 10. Scene Jadwal Pemeriksaan

Bagian selanjutnya memberikan informasi pemeriksan lanjutan setelah pemeriksaan yang

wajib dilakukan telah usai. Dalam scene ini ditampilkan ilustrasi vector dokter dan juga suster

beserta animasi teks. Scene pemeriksaan lanjutan dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Scene Pemeriksaan Lanjutan

Bagian akhir video menampilkan tagline yang memberikan himbauan kepada ibu hamil

untuk sadar memeriksakan kandungannya agar dapat sehat dalam menjalani proses kehamilan

hingga melahirkan bayi yang sehat dan selamat. Scene closing dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Scene Closing

Page 18: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Perancangan media informasi ini nantinya dapat diaplikasikan kedalam kelas ibu hamil

sebagai salah satu bahan tenaga medis mensosialisasikan pemeriksaan kehamilan kepada ibu

hamil. Selain itu video juga dapat dengan mudah didapatkan melalui website dari Dinas

Kesehatan Kota Salatiga. Penerapan perancangan dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Penerapan Perancangan Media

Pengujian video ini dilakukan yang pertama kepada Dinas Kesehatan Kota Salatiga

supaya Dinas Kesehatan dapat menilai data atau konten dari video tersebut apakah sudah sesuai

atau belum. Bagian yang bersangkutan yaitu seksi KESGA ( Kesehatan Keluarga dan Gizi )

mengungkapkan bahwa konten dan data dari video yang dirancang telah memenuhi ekspetasi

dan layak digunakan menjadi media sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan

pemeriksaan kehamilan.

Pengujuan selanjutnya dilakukan kepada segementasi video ini yaitu Ibu Hamil yang

berada di Puskesmas Kalicacing. Lewat pengujian ini video ditayangan pada layar lcd di

puskesmas. Lima ibu hamil yang diwawancarai menyatakan menyukai video tersebut karena

data yang ditampilkan valid, suara narasi yang menjelaskan data cukup jelas dan animasi yang

menarik. Ibu hamil menjadi mengerti apa saja pemeriksaan yang akan dilakukan dan tersadar

untuk mengikuti atenatal care.

Pengujian selanjutnya dilakukan kepada tenaga medis dari Puskesmas Kalicacing

Salatiga. Para Tenaga medis mengungkapkan bahwa media yang dirancang memiliki data

yang valid dan juga memberikan informasi serta mengedukasi ibu hamil untuk mengerti hak

– hak yang mereka harus dapatkan. Pengujian selanjutnya dilakukan kepada Dr. Santoso

Adi yaitu dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Dr. Asmir di Salatiga. Dr Santoso Adi

mengungkapkan bahwa video yang dirancang sudah memenuhi standart dan informatif. Dr

Adi juga memberikan saran supaya informasi yang diberikan harus terus terupdate dan lebih

lengkap tidak hanya tentang pemeriksaan tetapi juga masuk dalam tanda – tanda kehamilan

hingga penambahan informasi dari 10 standart pemeriksaan menjadi lebih lengkap dan

bermanfaat.

Pengujian selanjutnya dilakukan kepada salah satu studio game yang ada di kota

Salatiga yairu Educa Studio. Pihak Educa Studio menilai bahwa konten yang dibuat sudah

selaras dengan grafis serta animasi yang digunakan pada vector icon. Pihak Educa juga

memberikan saran agar warna dari Background Perangkat elektronik dan Background utama

dibedakaan agar audience bisa lebih fokus dalam melihat.

5. Kesimpulan

Media sosialisasi pemeriksaan ibu hamil dapat dijadikan media yang menarik untuk

menyadarkan ibu hamil bahwa berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk

mendapatkan kesehatan kandungan agar bayi dan ibu sehat. Dengan dirancang

mengunakan vector, animasi, voice over dan berdasarkan data yang tepat serta

penyampaian yang jelas membuat ibu hamil mengerti apa saja pemeriksaan kehamilan yang

dilaluinya dan sadar bahwa penting mengikuti atenatal care.

Page 19: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]

Untuk kedepanya penelitian ini dapat dikembangkan kearah media sosial yang lebih

lagi lengkap dan data yang terupdate karena akan muncul masalah – masalah yang baru

dan juga jalan keluar yang baru. Sehingga kedepan media sosial yang dirancang dapat

membantu menyelesaikan masalah yang baru.

6. Daftar Pustaka

[1] Misi DKK Salatiga. diakses 12 Maret 2017. http://www.dkksalatiga.org/visi-dkk- Salatiga

[2] Kesga DKK. 2016. LKJIP Seksi Kesehatan Keluarga. Salatiga: Dinas Kesehatan Kota Salatiga

[3] Khoiriyah Fatin LF. 2016. Perancangan dan pembuatan animasi infografis pos penimbangan

balita pada posyandu Margo mulyo V Klaten. Yogyakarta: AMIKOM Yogyakarta.

[4] Mahadikta Prasetya A. 2015. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Berbasis Infografis

Tentang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Malang: Universitas Negeri

Malang.

[5] Pengertian Media Informasi Menurut Para Ahli terlengkap. diakses 20 Maret 2017.

http://www.masterpendidikan.com/2016/04/pengertian-mediainf ormasi-menurut-para-

ahli.html.

[6] Desain Komunikasi Visual – Pengertian, Ruang Lingkup, dan Jenisnya. diakses 27 Maret 2017.

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-visual.

[7] Pengertian Ibu Hamil, Penyebab, dan Tanda-Tanda Kehamilan. diakses 10 April 2017.

http://abiummi.com/pengertian-ibu-hamil-penyebab-dan-tanda-tanda-kehamilan/

[8] DKK Salatiga Galakan Program Nginceng Wong Meteng. diakses 10 April 2017

http://jateng.tribunnews.com/2016/08/22/dkk-salatiga-galakkan-program-nginceng-wong-

meteng

[9] Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI.

[10] Mengenal Infografis dan Jenisnya. diakses 10 April 2017.

https://www.maxmanroe.com/pengertian-infografis.html.

[11] Apa itu Flat Design. diakses 19 Januari 2017. http://www.pindexain.com/apa-itu-flat-design/

[12] Keadaan Geografis. diakses 12 April 2017. http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-

geografis/

[13] Sirnayatin Ariska T. 2013. Membangung Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

[14] Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Methode. Diakses 18 April.

2017.http://www.academia.edu/27552910/Penelitian_Kualitatif_Kuantitatif_dan_Mixed_Met

hode.

[15] Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual.

Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Page 20: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16887/2/T1_692013064_Full...sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2]