114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Desa Banyuputih, Salatiga) Skripsi SUPRIYANTO I 0304072 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

  • Upload
    doandan

  • View
    236

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI

DENGAN PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK MENGURANGI RESIKO

MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Desa Banyuputih, Salatiga)

Skripsi

SUPRIYANTO I 0304072

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANCANGAN SIKAP KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN

PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL

DISORDERS (MSDS) (Studi kasus: Industri kecil Pembuatan Tahu di Desa Banyuputih, Salatiga)

SKRIPSI Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

SUPRIYANTO I 0304072

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 3: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat

rahmat, taufik,dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas

akhir/ skripsi ini yang berjudul “PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA

PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN

PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK

MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) (Studi

Kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu Di Desa Banyuputih, Salatiga)”.

Penyusunan laporan tugas akhir/ skripsi ini diajukan sebagai suatu

kelengkapan dan persyaratan guna menempuh dan mencapai gelar sarjana Teknik

Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari

bahwa laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Kusno Adi Sambowo, ST, Ph.D selaku Pembantu Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak DR. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bapak Taufiq Rochman, STP, MT selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dari awal penulisan sampai terselesainya

laporan ini.

4. Bapak Bambang Suhardi, ST, MT selaku pembimbing II yang telah sabar dan

ikhlas memberikan bimbingan sampai tersusunnya laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Ilham Priadythama, ST, MT dan Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT selaku

Penguji I dan II atas segala koreksi serta masukan yang konstruktif.

6. Segenap staff dosen dan karyawan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang banyak membantu selama di bangku

kuliah.

Page 8: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

7. Bapak Markiman selaku pemilik pabrik tahu, yang telah memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian pabriknya serta para pekerja di bagian

pencucian dan penggilingan kedelai.

8. Ibu, Ayah yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Kakak-kakaku tercinta, akhirnya adikmu ini lulus kuliah juga. Mengikuti jejak

kalian menyandang gelar sarjana.

10. Trio Maskentir: iska, koko, me. Akhirnya kita lulus juga, sungguh kenangan

yang tak terlupakan.

11. Mas ikhsan dan aa’ didin “oke”, atas segala kebersamaan dan petuah-petuahnya.

12. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis, semoga

amal usaha serta pengorbanannya mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas

semua bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Amien.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 9: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK Supriyanto, NIM: I0304072. PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) (Studi Kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu Di Desa Banyuputih, Salatiga). Skripsi: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Juli 2011.

Desa Banyuputih merupakan sentra industri kecil pembuatan tahu di Kota Salatiga, salah satunya adalah milik Bapak Markiman. Proses produksi tahu dan penanganan material di pabrik tersebut masih secara manual yaitu mengandalkan tenaga manusia. Pada bagian pencucian dan penggilingan kedelai, dalam proses produksi para pekerja sering melakukan aktivitas pengangkatan kedelai, membungkuk, dan memutar dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi. Selain itu, aktivitas kerja didominasi postur kerja berdiri. Apabila posisi statis ini dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan seperti sakit pinggang, sakit leher, bahu, punggung, lengan, dan pergelangan tangan yang biasa disebut dengan musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja MMH yang beresiko Musculoskeletal Disorders (MSDs), kemudian merancang postur kerja perbaikan dengan pendekatan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA).

Pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan, penyebaran kuesioner Nordic Body Map dan wawancara untuk mengetahui keluhan sakit pekerja, serta pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. Selain itu, dilakukan penilaian postur kerja pekerja yang meliputi sikap leher, punggung, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan, berat beban kerja serta faktor coupling atau pegangan tangan menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA) dengan bantuan perangkat lunak ergoIntelligence™ . Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perhitungan beban kerja pekerja ditinjau dari denyut jantung maupun konsumsi energi secara umum masuk kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan agar dapat mengurangi kelelahan pekerja saat bekerja dan mengurangi resiko cidera musculoskeletal. Dari penilaian postur kerja, terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada kategori 3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan segera mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga. Hal tersebut dipengaruhi oleh postur tubuh yang tidak alamiah (membungkuk, menekuk, leher menunduk/menekuk, lengan menjauhi badan),aktivitas berulang, penggunaan otot dan penggunaan tenaga yang berlebihan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa postur kerja MMH pada pekerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai diperlukan adanya penyelidikan dan perbaikan sesegera mungkin (mendesak). Saran yang dapat penulis berikan yaitu mengadakan evaluasi kerja, memperbaiki metode, sistem dan cara kerja, memperhatikan masalah penyebab ketidaknyamanan pekerja agar dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi. Kata kunci : Postur Kerja, Manual Material Handling, REBA Xii + 97 halaman: 43 tabel, 42 gambar, 18 lampiran Daftar pustaka: 16, 1979-2009

Page 10: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRACT

Supriyanto, NIM: I0304072. THE WORK POSTURE DESIGN OF THE WORKER IN SOYBEAN MILL AND WASHERY SUBDIVISION USING REBA APPROACH TO DECREASE A MSDS RISK (Case Study: A Small Industry Of Tofu-Making In The Banyuputih Village, Salatiga). T hesis: Industrial Engineering department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, 2011, July. Banyuputih village is a small industrial center of tofu-making in the Salatiga city which one of them is owned by Mr. Markiman. The tofu production process and material handling of the factory are done manually by using manpower. In soybean mill and washery subdivision, the workers often do spinning, bowing, and lifting soybean up in a high repeating frequency. Besides, the work activity dominated by standing work position. If this static position is kept in a long time, it will cause a complaint of wrist, arm, back, shoulder, neck, and waist-ache which usually called by MSDs. This research aims to identify and to evaluate the work body position of MMH which has a MSDs risk, so that the researcher design a rehabilitative of work posture using REBA approach. The collecting of data is done by using field study, Nordic body map questionnaire, and interview to know some complaints of worker sickness. It is also done by measuring the heartbeat to count the loan work of workers. Besides, it is held of work posture appraisal for the workers which include the posture of wrist, forearm, arm, leg, back, and neck, also coupling factor or hand holder using REBA method with Ergointelligence™ software service.This research result is obtained that the count of the loan work for workers considered of the heartbeat or energy consumtion basically include to medium category so it needs to be rehabilitated in order to decrease of worker exhaustion when they work or an injury musculoskeletal risk. From the appraisal of work posture, it is found that 4 work postures categorized in category 3 whose meaning is in dangerous, needs to be rehabilitated immediately. It is also found 2 work postures categorized in category 4 whose meaning is in very dangerous at musculoskeletal system, needs to be rehabilitated here and now. Those are influenced by improper posture (bowing, indenting, bending neck over, arm kept away from the body), repeated activity, the over use of energy and muscles. From the research, it can be conclude that MMH work posture of workers in soybean mill and washery subdivision need to be surveyed and rehabilitated immediately (emergency). The recommend given by the researcher is to make a working evaluation, to rehabilitate the ways, system, method of working, to cares about uncomfortable case of workers so that they can work with high motivation. Key Words: work posture, manual material handling, REBA xii + 97 pages: 43 tables, 42pictures, 18 appendices Bibliograpy: 16, 1979-2009

Page 11: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah I-1

1.2. Perumusan Masalah I-3

1.3. Tujuan Penelitian I-3

1.4. Manfaat Penelitian I-3

1.5. Batasan Masalah I-4

1.6. Sistematika Penulisan I-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjaun Perusahaan II-1

2.1.1 Sejarah Perusahaan II-1

2.1.2 Proses Pembuatan Tahu II-1

2.2. Landasan Teori II-4

2.2.1 Pengertian Ergonomi II-4

2.2.2 Musculoskeletal Disorders (MSDs) II-6

2.2.3 Postur dan Pergerakan Kerja II-8

2.2.4 Beban Kerja II-9

2.2.5 Manual Material Handling II-13

2.2.6 Resiko Kecelakaan Kerja Pada Manual Material Handling II-15

2.2.7 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling II-20

2.2.8 Nordic Body Map II-21

2.2.9 Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) II-22

2.2.10 Perangkat Lunak ErgoIntellegenceTM II-31

Page 12: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

2.2.11 Perangkat Lunak HumanCad 1.2TM II-32

2.2.12 Penelitian Sebelumnya II-33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahap Identifikasi Masalah III-2

3.2. Tahap Pengumpulan Data III-3

3.3. Tahap Pengolahan Data III-4

3.4. Tahap Analisis dan Intrepretasi Hasil III-8

3.5. Tahap Kesimpulan dan Saran III-8

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data IV-1

4.1.1 Kuesioner Nordic Body Map Pekerja IV-1

4.1.2 Data Denyut Nadi pekerja IV-2

4.1.3 Data Postur Kerja Pekerja IV-3

4.1.4 Berat Beban Pengangkutan Oleh Pekerja IV-7

4.2. Pengolahan Data IV-7

4.2.1. Penilaian Beban Kerja Fisik IV-7

4.2.2. Penilaian Postur Kerja IV-13

4.2.3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Postur Kerja IV-28

4.2.4. Usulan Perbaikan IV-29

4.2.5. Evaluasi Usulan Perbaikan IV-35

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1. Analisis Kondisi Awal V-1

5.2. Analisis Penilaian Beban Kerja V-2

5.3. Analisis Postur Kerja Awal V-4

5.4. Analisis Usulan Perbaikan V-5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan VI-1

6.2. Saran VI-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi,

SuhuTubuh, dan Denyut Jantung II-11

Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Beban Kerja II-12

Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL II-13

Tabel 2.4 Skor Bagian Badan (Trunk) II-26

Tabel 2.5 Skor Bagian Leher (Neck) II-26

Tabel 2.6 Skor Bagian Kaki (Legs) II-27

Tabel 2.7 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) II-27

Tabel 2.8 Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) II-28

Tabel 2.9 Skor Bagian Tangan (Hand Wrist) II-28

Tabel 2.10 Tabel Perhitungan A II-29

Tabel 2.11 Tabel Beban Yang Diangkat II-29

Tabel 2.12 Tabel Perhitungan B II-29

Tabel 2.13 Coupling II-30

Tabel 2.14 Perhitungan Nilai Skor C II-30

Tabel 2.15 Nilai Aktivitas II-31

Tabel 2.16 Hasil Perhitungan REBA II-31

Tabel 4.1 Data Pekerja Bagian Pencucian dan Penggilingan Kedelai IV-1

Tabel 4.2 Data Hasil Nordic Body Map IV-2

Tabel 4.3 Data Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja IV-2

Tabel 4.4 Berat Beban Pengangkatan IV-7

Tabel 4.5 Perhitungan Denyut Nadi Pekerja per Menit IV-8

Tabel 4.6 Rekapitulasi Denyut Nadi Pekerja IV-8

Tabel 4.7 Rekapitulasi % HR Reserve pekerja IV-9

Tabel 4.8 Rekapitulasi % CVL pekerja IV-10

Tabel 4.9 Rekapitulasi % HR Reserve dan % CVL pekerja IV-10

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Metode Tak Langsung IV-10

Tabel 4.11 Rekapitulasi Penghitungan Konsumsi Energi IV-12

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Metode Langsung IV-12

Tabel 4.13 Penilaian Terhadap Postur 1-1 IV-14

Page 14: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 4.14 Penilaian Terhadap Postur 1-2 IV-15

Tabel 4.15 Penilaian Terhadap Postur 2-1 IV-17

Tabel 4.16 Penilaian Terhadap Postur 2-2 IV-18

Tabel 4.17 Penilaian Terhadap Postur 2-3 IV-19

Tabel 4.18 Penilaian Terhadap Postur 3-1 IV-21

Tabel 4.19 Penilaian Terhadap Postur 3-2 IV-22

Tabel 4.20 Penilaian Terhadap Postur 3-3 IV-23

Tabel 4.21 Penilaian Terhadap Postur 4-1 IV-25

Tabel 4.22 Penilaian Terhadap Postur 4-2 IV-26

Tabel 4.23 Penilaian Terhadap Postur 4-3 IV-27

Tabel 4.24 Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja IV-28

Tabel 5.1 Beban Kerja Dengan Metode Tak Langsung V-3

Tabel 5.2 Beban Kerja Dengan Metode Langsung V-3

Tabel 5.3 Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja V-4

Page 15: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Tahu II-2

Gambar 2.2 Flexion Dan Extension II-8

Gambar 2.3 Abduction Dan Adduction Pada (A) Telapak Tangan,(B) Bahu Dan

(C) Abduction Vertical II-9

Gambar 2.4 Posisi Rotation II-9

Gambar 2.5 Posisi Pada Lengan (a) Supination dan (b) Pronation II-9

Gambar 2.6 Kondisi Invertebratal Disk Bagian Lumbar Pada Saat Duduk II-17

Gambar 2.7 Mekanisme Rasa Nyeri Pada Posisi Membungkuk II-18

Gambar 2.8 Pengaruh Sikap Kerja Pengangkatan Yang Salah II-19

Gambar 2.9 Nordic Body Map II-22

Gambar 2.10 Cara Menetukan Sudut Bagian Tubuh II-25

Gambar 2.11 Kondisi Badan II-26

Gambar 2.12 Kondisi Leher II-26

Gambar 2.13 Kondisi Kaki II-27

Gambar 2.14 Kondisi Lengan Atas II-27

Gambar 2.15 Kondisi Lengan Bawah II-28

Gambar 2.16 Kondisi pergelangan Tangan II-28

Gambar 2.17 Tampilan Perangkat Lunak Ergointelligence™ Untuk Aplikasi

Perhitungan REBA II-32

Gambar 2.18 Tampilan Model Manusia/ Manequin Dalam Perangkat

Lunak Humancad™ II-33

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian III-1

Gambar 3.2 Cara Menetukan Sudut Bagian Tubuh III-4

Gambar 3.3 Tampilan Perangkat Lunak Ergointelligence Untuk Aplikasi

Perhitungan REBA III-6

Gambar 3.4 Tampilan Hasil Skor REBA III-7

Gambar 4.1 Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang IV-3

Gambar 4.2 Pengambilan dan Penuangan Air Untuk Pencucian

Page 16: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Kedelai Dalam Keranjang IV-4

Gambar 4.3 Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan IV-5

Gambar 4.4 Membawa Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan IV-6

Gambar 4.5 Grafik Denyut Nadi Pekerja IV-11

Gambar 4.6 Coding Postures Pengambilan Kedelai Setelah Direndam

Kedalam Keranjang IV-13

Gambar 4.7 Coding Postures Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk

Pencucian Kedelai Dalam Keranjang IV-16

Gambar 4.8 Coding Postures Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian

Penggilingan IV-20

Gambar 4.9 Coding Postures Membawa Kedelai Setelah Digiling Kebagian

Pemasakan IV-24

Gambar 4.10 Usulan Perbaikan Pengambilan Kedelai Setelah Direndam

Kedalam Keranjang IV-30

Gambar 4.11 Usulan Perbaikan Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk

Pencucian Kedelai Dalam Keranjang IV-31

Gambar 4.12 Usulan Perbaikan Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke

Bagian Penggilingan IV-33

Gambar 4.13 Coding Postures Postur Kerja Usulan 1-1 Pengambilan Kedelai

Setelah Direndam Kedalam Keranjang IV-35

Gambar 4.14 Coding Postures Postur Kerja Usulan 1-2 Pengambilan Kedelai

Setelah Direndam Kedalam Keranjang IV-36

Gambar 4.15 Coding Postures Postur Kerja Usulan 2-1Pengambilan Dan

Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang IV-37

Gambar 4.16 Coding Postures Postur Kerja Usulan 2-2 Pengambilan Dan

Penuangan Air Untuk Pencucian KedelaiDalam Keranjang IV-37

Gambar 4.17 Coding Postures Postur Kerja Usulan 3-1 Membawa Kedelai

Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan IV-38

Gambar 4.18 Coding Postures Postur Kerja Usulan 3-2 Membawa Kedelai

Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan IV-39

Page 17: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Gambar 4.19 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-1 Membawa Kedelai

Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan IV-40

Gambar 4.20 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-2 Membawa Kedelai

Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan IV-40

Page 18: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manual material handling (MMH) adalah salah satu pekerjaan paling

penting yang sering dilakukan bahkan dalam dunia industri modern saat ini.

Bidang ini banyak diteliti karena MMH merupakan sumber utama terjadinya

cedera punggung. Terdapat beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul dari

hasil penerapan ergonomi yang kurang tepat dan aktivitas MMH di industri, yang

semua dapat dirangkum kedalam musculoskeletal disorder (MSDs).

Keluhan MSDs adalah keluhan pada bagian otot–otot skeletal yang

dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit apabila

otot menerima beban statis secara berulang dan dalam kurun waktu yang lama,

maka dapat menyebabkan kerusakan pada otot, syaraf, tendon, persendian,

kartilago, dan discus intervertebralis (Tarwaka, 2004). Hasil studi Departemen

kesehatan RI tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005

menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita pekerja berhubungan

dengan pekerjaannya. Menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12

Kabupaten/ Kota di Indonesia menunjukkan gangguan kesehatan yang dialami

pekerja umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%), cardiovaskuler (8 %),

gangguan syaraf (6 %), dan gangguan THT (1,5 %).

Desa Banyuputih merupakan sentra industri kecil pembuatan tahu di Kota

Salatiga, salah satunya adalah milik Bapak Markiman. Proses produksi tahu dan

penanganan material di pabrik tersebut masih secara manual yaitu mengandalkan

tenaga manusia. Dimana pekerja melakukan aktivitas dari perendaman bahan

baku, pemasakan dan penyaringan, pencetakan dan pemotongan tahu dilakukan

secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi

oleh sikap kerja berdiri.

Pada bagian pencucian dan penggilingan kedelai, dalam proses produksi

para pekerja sering melakukan aktivitas pengangkatan kedelai, membungkuk, dan

memutar dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi. Pekerja melakukan

aktivitas kerja selama 7–8 jam per hari. Pekerja melakukan aktivitas pengangkatan

Page 19: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

kedelai cair maupun kering dengan berat beban 10–15 Kg. Proses pengangkatan

kedelai dilakukan dengan cara diangkat dengan kedua tangan dan tidak

menggunakan alat bantu. Hampir seluruh proses pembuatan tahu dilakukan

secara manual kecuali proses penggilingan yang menggunakan mesin.

Selain itu, aktivitas kerja didominasi postur kerja berdiri. Posisi berdiri

yang cukup lama akan memberikan tekanan pada saraf pembuluh darah dan otot-

otot pada kaki, sehingga sering merasakan kesemutan. Apabila posisi statis ini

dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan pada sistem musculoskeletal

seperti sakit pinggang, sakit leher, bahu, punggung, lengan, dan pergelangan

tangan. Kondisi ini diperburuk dengan durasi kerja per hari yang cukup lama

apabila perusahaan mendapat pesanan melebihi target produksi per hari.

Perpindahan dari posisi berdiri ke membungkuk kemudian dari

membungkuk menuju posisi berdiri yang dikombinasikan dengan mengangkat

atau menurunkan beban akan menyebabkan resiko yang lebih besar untuk nyeri

pinggang atau cedera musculoskeletal. Gerakan menekuk pinggang dan

memperluas perubahan tubuh bagian atas dengan menyelaraskan bagian tulang

punggung dan perut dengan menggeser pusat keseimbangan memaksa tulang

belakang untuk mendukung kedua berat tubuh bagian atas dan berat yang sedang

diangkat atau diturunkan. Dari hasil wawancara dan pengisisan kuesioner body

map dengan pekerja dibagian ini, didapatkan keterangan bahwa pekerja seringkali

mengalami keluhan sakit nyeri selepas kerja terutama pada punggung (100%),

pinggang (100%), leher (100%), pergelangan tangan (100%), betis (66,7%), dan

paha (33,3%).

Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan yang penting di dalam

aktivitas produksi tahu milik Bapak Markiman, dimana tenaga kerja berperan

dominan dalam aktifitas pemindahan bahan secara manual. Sekiranya perlu

dilakukan penelitian untuk mengkaji resiko terjadinya musculoskeletal disorders

(MSDs), dengan mengidentifikasi dan menganalisis beban kerja dan postur kerja

pekerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai pada pabrik tahu milik Bapak

Markiman, di Desa Banyuputih, Kota Salatiga. Dimana selama ini belum pernah

dilakukan penelitian semacam ini ditempat yang dimaksud. Pengukuran beban

kerja dilakukan dengan cara mengukur denyut nadi pekerja, sedangkan penilaian

Page 20: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

postur kerja menggunakan pendekatan metode Rapid Entire Body Assessment

(REBA) dikarenakan seluruh proses kerja dilakukan dalam posisi tubuh pekerja

yang berdiri sehingga diperlukan penilaian seluruh tubuh (Whole body). Metode

ini memiliki sistem skoring yang relatif mudah, pedoman penilaian yang jelas,

dan dapat diaplikasikan dengan mudah.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana merancang postur kerja pada pekerja bagian

pencucian dan penggilingan kedelai dengan pendekatan metode Rapid Entire

Body Assesment (REBA) untuk mengurangi resiko terjadinya musculoskeletal

disorders (MSDs).

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui beban kerja dan postur kerja yang beresiko musculoskeletal

disorders (MSDs), tingkat resiko (risk level) masing-masing proses kerja,

dan tingkat tindakan (action level) yang diperlukan dengan metode REBA

(Rapid Entire Body Assessment).

2. Memberikan usulan perbaikan postur kerja yang baik dan penggunaan alat

bantu untuk mengurangai potensi cidera MSDs berdasarkan pendekatan

metode Rapid Entire Body Assessment (REBA).

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagi input atau masukan

pekerja untuk menentukan postur kerja yang aman pada aktivitas manual

material handling sehingga dapat meminimalkan keluhan musculoskeletal

disorders (MSDs) serta meningkatkan kenyamanan pekerja.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat dijadikan informasi bagi

perusahaan tentang sikap kerja yang beresiko cidera pada bagian

musculoskeletal. Kemudian dapat dijadikan pertimbangan oleh perusahaan

Page 21: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

untuk melakukan perbaikan pada postur kerja MMH yang salah sehingga

melindungi pekerja dari cidera musculoskeletal.

1.5 BATASAN MASALAH

Dalam pembahasan masalah agar lebih terarah pada sasaran, batasan

masalahnya adalah:

1. Variabel pengamatan adalah postur kerja yang meliputi sikap leher,

punggung, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan, berat

beban kerja serta faktor coupling atau pegangan tangan berdasarkan

klasifikasi postur kerja REBA dengan bantuan perangkat lunak

ergoIntelligence™.

2. Postur kerja yang diamati adalah sikap kerja pada aktivitas proses

Pencucian dan penggilingan kedelai.

1.6 ASUMSI PENELITIAN

Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan permasalahan yang

diteliti. Adapun asumsi yang digunakan adalah:

1. Kondisi lingkungan kerja yaitu pencahayaan, kebisingan, suhu, dan

kelembaban udara diasumsikan normal, dalam arti tidak menimbulkan

gangguan yang berarti.

2. Pekerja bekerja secara wajar, sudah terlatih, dan tidak memerlukan

penyesuaian dalam bekerja

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan tugas akhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan dan hasil

penelitian, adapun sistematika laporan tugas akhir sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk

menjelaskan latar belakang penelitian yang dilakukan sehingga

dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuan penelitian dengan

batasan-batasan yang digunakan.

Page 22: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang konsep dan teori yang relevan dengan tema yang

diangkat untuk mendukung dalam penelitian. Teori-teori yang

berkenaan dan mendukung untuk menganalisa dengan metode

REBA baik itu yang bersumber dari buku maupun dari internet.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian-uraian tahapan yang dilakukan dalam

melakukan penelitian mulai dari identifikasi masalah hingga

penarikan kesimpulan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi hasil penelitian dan pengolahan data dengan metode yang

telah ditentukan. Pengolahan data dan analisis hasil penelitian

dengan metode REBA untuk memperoleh penyelesaian masalah

yang ada.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data sehingga didapatkan

penyelesaian masalah yang ada.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan sebelumnya berupa

pembahasan kesimpulan hasil yang diperoleh dan memberikan

saran perbaikan yang dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

Page 23: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Pabrik tahu milik Bapak Markiman terletak di Desa Banyuputih, Kota

Salatiga. Berdiri sejak tahun 1987 yang diawali dengan usaha kecil, dengan

karyawan hanya 4 orang dan kapasitas produksi 150 kg. Mengalami pasang surut

ketika terjadi krisis moneter di Indonesia, hingga saat ini memiliki 10 pekerja

yang terbagi ke beberapa bagian yaitu: 3 orang bagian pencucian dan

penggilingan kedelai, 4 orang bagian pemasakan, 1 orang bagian pemotongan, dan

2 orang bagian penggorengan.

Pekerja bekerja sejak pukul 07.00 – 14.00 WIB. Dalam sehari mengolah

kurang lebih 500 kg kedelai menjadi tahu. Tahu yang diproduksi dijual di Pasar

Salatiga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tahu warga Kota Salatiga.

2.1.2 Proses Pembuatan Tahu

Pada umumnya tahu dibuat oleh para pengrajin atau industri rumah tangga

dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Urutan proses atau cara

pembuatan tahu pada semua industri kecil tahu pada umumnya hampir sama dan

kalaupun ada perbedaan hanya pada urutan kerja atau jenis zat penggumpal

protein yang digunakan.

Pemilihan (penyortiran) bahan baku kedelai merupakan pekerjaan paling

awal dalam pembuatan tahu. Kedelai yang baik adalah kedelai yang baru atau

belum tersimpan lama digudang. Kedelai yang baru dapat menghasilkan tahu yang

baik (aroma dan bentuk). Untuk mendapatkan tahu yang mempunyai kualitas yang

baik, diperlukan bahan baku biji kedelai yang sudah tua, kulit biji tidak keriput,

biji kedelai tidak retak dan bebas dari sisa-sisa tanaman, batu kerikil, tanah, atau

biji-bijian lain. Kedelai yang digunakan biasanya berwarna kuning, putih, atau

hijau dan jarang menggunakan jenis kedelai yang berwarna hitam. Tujuan dari

penyortiran ini adalah agar kualitas tahu tetap terjaga dengan baik.

Page 24: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Proses produksi tahu secara rinci dapat dilihat pada diagram alir proses

produksi tahu berikut ini:

Gambar 2.1

Proses yang kedua adalah perendaman. Pada proses ini kedelai direndam

dalam bak atau ember yang berisi air selama ± 3

ini adalah untuk membuat kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah dikelupas.

Setelah direndam, kemudian dilakukan pengupasan kulit kedelai dengan jalan

meremas-remas dalam air, kemudian dikuliti. Setelah direndam dan dikuliti

kemudian dicuci. Pencucian sedapat mungkin dilakukan dengan alir yang

mengalir. Tujuan pencucian ini adalah un

melekat maupun tercampur dalam kedelai.

Setelah kedelai direndam dan dicuci bersih, selanjutnya dilakukan

penggilingan. Proses penggilingan dilakukan dengan mesin, karena penggunaan

mesin akan memperhalus hasil gilingan kedelai. Pada saat penggilingan diberi air

mengalir agar bubur kedelai terdorong keluar. Hasil dari proses penggilingan

II-2

Proses produksi tahu secara rinci dapat dilihat pada diagram alir proses

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Tahu

(Sumber : Kaswinarni, 2007)

Proses yang kedua adalah perendaman. Pada proses ini kedelai direndam

dalam bak atau ember yang berisi air selama ± 3-12 jam. Tujuan dari perendama

ini adalah untuk membuat kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah dikelupas.

elah direndam, kemudian dilakukan pengupasan kulit kedelai dengan jalan

remas dalam air, kemudian dikuliti. Setelah direndam dan dikuliti

kemudian dicuci. Pencucian sedapat mungkin dilakukan dengan alir yang

mengalir. Tujuan pencucian ini adalah untuk menghilangkan kotoran yang

melekat maupun tercampur dalam kedelai.

Setelah kedelai direndam dan dicuci bersih, selanjutnya dilakukan

Proses penggilingan dilakukan dengan mesin, karena penggunaan

memperhalus hasil gilingan kedelai. Pada saat penggilingan diberi air

bubur kedelai terdorong keluar. Hasil dari proses penggilingan

Proses produksi tahu secara rinci dapat dilihat pada diagram alir proses

Proses yang kedua adalah perendaman. Pada proses ini kedelai direndam

12 jam. Tujuan dari perendama

ini adalah untuk membuat kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah dikelupas.

elah direndam, kemudian dilakukan pengupasan kulit kedelai dengan jalan

remas dalam air, kemudian dikuliti. Setelah direndam dan dikuliti

kemudian dicuci. Pencucian sedapat mungkin dilakukan dengan alir yang

tuk menghilangkan kotoran yang

Setelah kedelai direndam dan dicuci bersih, selanjutnya dilakukan

Proses penggilingan dilakukan dengan mesin, karena penggunaan

memperhalus hasil gilingan kedelai. Pada saat penggilingan diberi air

bubur kedelai terdorong keluar. Hasil dari proses penggilingan

Page 25: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

berupa bubur kedelai. Bubur kedelai yang sudah terdorong keluar kemudian

ditampung dalam ember. Pada proses pencucian dan perendaman kedelai ini

menggunakan banyak sekali air sehingga limbah cair yang dihasilkan akan banyak

pula. Tetapi sifat limbah ini belum mempunyai kadar pencemaran yang tinggi.

Proses selanjutnya adalah perebusan bubur kedelai dengan tujuan untuk

meng-inaktifkan zat antinutrisi kedelai yaitu tripsin inhibitor dan sekaligus

meningkatkan nilai cerna, mempermudah ekstraksi atau penggilingan dan

penggumpalan protein serta menambah keawatan produk. Bubur kedelai yang

telah terbentuk kemudian diberi air, selanjutnya dididihkan dalam tungku

pemasakan. Setelah mendidih sampai ± 5 (lima) menit kemudian dilakukan

penyaringan. Dalam keadaan panas cairan bahan baku tahu (bubur kedelai yang

sudah direbus) kemudian disaring dengan kain blaco atau kain mori kasar sambil

dibilas dengan air hangat, sehingga susu kedelai dapat terekstrak keluar semua.

Proses ini menghasilkan limbah padat yang disebut dengan ampas tahu. Ampas

padat ini mempunyai sifat yang cepat basi dan busuk bila tidak cepat diolah

sehingga perlu ditempatkan secara terpisah atau agak jauh dari proses pembuatan

tahu agar tahu tidak terkontaminasi dengan barang yang kotor. Filtrat cair hasil

penyaringan yang diperoleh kemudian ditampung dalam bak. Kemudian filtrat

yang masih dalam keadaan hangat secara pelan-pelan diaduk sambil diberi asam

(catu). Pemberian asam ini dihentikan apabila sudah terlihat penggumpalan.

Selanjutnya dilakukan penyaringan kembali. Proses penggumpalan juga

menghasilkan limbah cair yang banyak dan sifat limbahnya sudah mempunyai

kadar pencemaran yang tinggi karena sudah mengandung asam.

Untuk menggumpalkan tahu bisa digunakan bahan-bahan seperti batu tahu

(sioko) atau CaSO4 yaitu batu gips yang sudah dibakar dan ditumbuk halus

menjadi tepung, asam cuka 90%, biang atau kecutan dan sari jeruk. Biang atau

kecutan yaitu sisa cairan setelah tahap pengendapan protein atau sisa cairan dari

pemisahan gumpalan tahu yang telah dibiarkan selama satu malam.

Tahap selanjutnya yaitu pencetakan dan pengepresan. Proses ini dilakukan

dengan cara cairan bening diatas gumpalan tahu dibuang sebagian dan sisanya

untuk air asam. Gumpalan tahu kemudian diambil dan dituangkan ke dalam

cetakan yang sudah tersedia dan dialasi dengan kain dan diisi sampai penuh.

Page 26: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

Cetakan yang digunakan biasanya berupa cetakan dari kayu berbentuk segi empat

yang dilubangi kecil-kecil supaya air dapat keluar. Selanjutnya kain ditutupkan ke

seluruh gumpalan tahu dan dipres. Semakin berat benda yang digunakan untuk

mengepres semakin keras tahu yang dihasilkan. Alat pemberat/pres biasanya

mempunyai berat ± 3,5 kg dan lama pengepresan biasanya ± 1 menit, sampai

airnya keluar.

Setelah dirasa cukup dingin, kemudian tahu dipotong-potong sesuai

dengan keinginan konsumen dipasar. Tahu yang sudah dipotong-potong tersebut

kemudian dipasarkan. Dalam pembuatan tahu biasanya pengrajin menambahkan

bahan tambahan atau bahan pembantu antara lain yaitu batu tahu (batu gips yang

sudah dibakar dan ditumbuk halus menjadi tepung), asam cuka 90%,

biang/kecutan, yaitu sisa cairan setelah tahap pengendapan protein atau sisa cairan

dari pemisahan gumpalan tahu yang telah dibiarkan selama satu malam, kunyit

yang digunakan untuk memberikan warna kuning pada tahu, garam yang

digunakan untuk memberikan rasa sedikit asin ke dalam tahu.

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Pengertian Ergonomi

Manusia berusaha beradaptasi menurut situasi dan kondisi lingkungan. Hal

ini terlihat dengan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai. Oleh

karena itu, berkembang disiplin keilmuan yang berkaitan dengan perancangan alat

dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek manusia sebagai pemakai, yang

kemudian dikenal dengan Ergonomi.

Istilah ergonomi atau biasa pula dikenal dengan human factors mulai

dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah

bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu

Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefisinisikan sebagai studi

tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara

anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain perancangan.

Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan

kenyamanan manusia di tempat kerja. (Nurmianto, 2003).

Menurut Sutalaksana (1979), untuk menciptakan hasil yang optimal dalam

penerapan ergonomi diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan

Page 27: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

manusia dengan segala keterbatasanya. Salah satu usaha untuk mendapatkan

informasi-informasi ini, telah dilakukan penyelidikan. Penyelidikan tersebut

dilakukan menurut empat kelompok besar, yaitu :

a. Penyelidikan tentang display.

Yang dimaksud penyelidikan tentang display adalah bagian lingkungan

yang mengkomunikasikan keadaanya kepada manusia. Sebagai contoh, jika ingin

mengetahui berapa kecepatan sepeda motor yang sedang dikemudikan, maka

dengan melihat jarum speedometer tersebut kita akan mengetahui kecepatan

sepeda motor.

b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalianya.

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja

dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut. Dimana

penyelidikan ini banyak berhubungan dengan Biomekanika.

c. Penyelidikan mengenai tempat kerja.

Agar didapat tempat kerja yang baik, yaitu sesuai dengan kemampuan dan

keterbatasan manusia, maka ukuran tempat kerja tersebut harus sesuai dengan

dimensi tubuh manusia. Hal ini berkaitan dengan ergonomic anthropometri

d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik

Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah meliputi ruangan dan

fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan

kerja, yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.

Ergonomi secara terperinci akan terfokus pada manusia dan interaksi

manusia dengan produk, peralatan, prosedur, dan kondisi lingkungan yang

digunakan dalam kondisi lingkungan pekerjaan sehari-hari. Penekanan pada

manusia ini bertentangan dengan teknik yang lebih mempertimbangkan faktor-

faktor teknis. Ergonomi berusaha untuk mengubah atau menyempurnakan hal-hal

yang digunakan dari lingkungan untuk menyesuaikan dengan kemampuan,

batasan dan kebutuhan manusia. Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal

yang berkaitan dengan:

1. Anatomi (struktur), fisiologi dan antropometri (ukuran) tubuh manusia.

2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang

berperan dalam tingkah laku manusia.

Page 28: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

2.2.2 Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Pekerjaan penanganan material secara manual (Manual Material

Handling) yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan

membawa merupakan sumber utama komplain karyawan di industri (Ayoub &

Dempsey, 1999, dalam albugis, 2009). Pengertian pemindahan beban secara

manual, menurut American Material Handling Society bahwa material handling

dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling),

pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan

pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya

(Wignjosoebroto, 2003).

Aktivitas manual material handling (MMH) yang tidak tepat dapat

menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang

ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan

muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan

sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam

jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada

sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya di sebut sebagai

musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal

(Grandjean, 1993). Tingginya tingkat cidera atau kecelakaan kerja selain

merugikan secara langsung yaitu sakit yang diderita oleh pekerja, kecelakaan

tersebut juga akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan yaitu berupa

penurunan produktivitas perusahaan, baik melalui beban biaya pengobatan yang

cukup tinggi dan juga ketidakhadiran pekerja serta penurunan dalam kualitas

kerja.

Musculoskeletal Disorders (dapat juga disebut sebagai Repetitive Motion

Injuries atau Cumulative Trauma Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka

otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil

yang terus menerus yang disebabkan oleh desain yang buruk yaitu desain alat

sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal

serta penggunaan perkakas handtools atau alat lainnya yang terlalu sering.

Page 29: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu

(Peter, 2000):

a. Peregangan otot yang berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang

diperlukan melampui kekuatan otot optimum. Apabila hal serupa sering

dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan

dapat mnyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.

b. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus sperti

pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut-angkut dan sebagainya.

Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara

terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relasasi.

c. Sikap kerja yang tidak alamiah

Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi

bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alaamiah, misalnya pergerakan

tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan

sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak

alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan

stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja

(Grandjean, 1993; Anis and McCanville, 1996; Waters and Andeson, 1996 dan

Manuaba, 2000).

Gejala yang berhubungan dengan MSDs antara lain adalah terasa sakit

atau nyeri pada otot, gerakan sendi yang terbatas, dan terjadi pembengkakan. Jika

gejala ini dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan permanen (Niebel dan

Frevaldi, 1999). MSDs merusak sistem saraf muskuloskeletal yaitu urat saraf

(nervers), otot, tendon, ligamen, tulang dan tulang sendi (joint) pada pergerakan

extrem dari tubuh bagian atas (bahu, tangan, siku, pergelangan tangan), tubuh

bagian bawah (pinggul, lutut, kaki) dan bagian belakang (leher dan

punggung/badan). Punggung, leher dan bahu merupakan bagian yang rentan

terkena MSDs, penyakit yang diakibatkan adalah nyeri pada tengkuk/bahu

(cervical synddrome), nyeri pada tulang belakang yang disebut Chronic Low back

Page 30: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

Pain. Pada tangan dan pergelangan tangan terjadi penyakit trigger finger (tanga

bergetar), Raynaud’s syndrome (vibrasion white finger dan carpal tunnel

syndrome (Tayyari, 1997).

2.2.3 Postur dan Pergerakan Kerja

Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja

yang berbeda akan menghsilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja

sebaiknya postur dilakuakan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi

timbulnya cidera muskuloskeletal. Kenyamanan tercipta bila pekerja telah

melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat

ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan yang dilakukan

saat bekerja meliputi flexion, exension, abduction, adducton, rotation, pronation

dan supination. Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi

pengurangan. Extension adalah gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi

peningkatan sudut antara dua tulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Flexion dan extension pada (a) bahu, (b) telapak tangandan (c) lengan

(Sumber : Bridger, 1995)

Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah

(the median plane) tubuh. Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah (the

median palne) tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.

Page 31: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.(a) telapak tangan,(b) bahu

Rotation adalah pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gmabar 2.

Pronation adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota

tubuh. Supination adalah perputaran kerarah samping (menuju keluar) dari

anggota tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.

dalam tarwaka, 2004).

Gambar 2.5 Posisi

2.2.4 Beban Kerja

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan

sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh

tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan

Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi

II-9

Gambar 2.3 Abduction dan adduction pada (a) telapak tangan,(b) bahu dan (c) abduction vertical

(Sumber : Bridger, 1995)

adalah pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gmabar 2.4.

Gambar 2.4 Posisi Rotation (Sumber : Bridger, 1995)

adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota

adalah perputaran kerarah samping (menuju keluar) dari

anggota tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5 (Tayyari, 1997

Posisi Pada Lengan (a) Supination dan (b) Pronation(Sumber : Bridger, 1995)

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan

hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh

tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan.

Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan

adalah pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk

adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota

adalah perputaran kerarah samping (menuju keluar) dari

(Tayyari, 1997,

Pronation

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan

hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban

melakukan pekerjaan.

kemajuan dan peningkatan

Page 32: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup.

Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.

Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental.

Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh

seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun

kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.

Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan

sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran

tubuh dari pekerja yang bersangkutan.

Menurut Rodhal (1989), Adiputra (1998) dan Manuaba (2000) dalam

Tarwaka, dkk (2004 : 95), bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan

kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik

faktor internal maupun faktor eksternal

a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar

tubuh pekerja, meliputi:

1. Tugas-tugas (task)

Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja,

kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat.

Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,

kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.

2. Organisasi Kerja

Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift

kerja, sistem kerja dan sebagainya.

3. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi,

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis

dan lingkungan kerja psikologis.

b. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh

akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai

stressor, meliputi:

Page 33: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

1. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi

kesehatan, dan sebagainya)

2. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan

sebagainya).

Menurut Astrand and Rodhal (1977) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian

beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode

penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.

a. Metode Penilaian Langsung

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.

Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk

dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun

hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan

peralatan yang mahal.

Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme,

respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991, dalam Al

bugis 2009) pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, respirasi, Suhu Tubuh dan denyut Jantung

Kategori Beban Kerja

Konsumsi Oksigen (l/ min)

Ventilasi Paru

(l/min)

Suhi Rektal (0C)

Denyut jantung

(denyut / min)

Ringan 0,5 - 1,0 11 - 20 37,5 75 - 100 Sedang 1,0 - 1,5 20 - 30 37,5 - 38,0 100 - 125 berat 1,5 - 2,0 31 - 43 38,0 - 38,5 125 - 150 Sangat Berat 2,0 - 2,5 43 - 56 38,5 - 39,0 150 - 175 sangat Berat Sekali 2,5 - 4,0 60 - 100 > 39 > 175

Sumber: Christensen, 1991 dalam Albugis, 2009

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan

regresi kuadratis sebagai berikut:

E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (2.1)

Dimana:

E = Energi (Kkal/menit)

Page 34: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Beban Kerja

Tingkat Pekerjaan Energy Expenditure Detak

jantung detak/ menit

Konsumsi Oksigen

liter/ menit Kkal/ menit Kkal/ 8 jam

Sangat Berat Sekali > 12,5 > 6000 > 175 > 2,5

Sangat Berat 10,0 - 12,5 4800 - 6000 150 - 175 2,0 - 2,5 Berat 7,5 - 10,0 3600 - 4800 125 - 150 1,5 - 2,0 Sedang 5,0 - 7,5 2400 - 3600 100 - 125 1,0 - 1,5 Ringan 2,5 - 5,0 1200 - 2400 60 - 100 0,5 - 1,0 Sangat Ringan < 2,5 < 1200 < 60 < 0,5

Sumber: Christensen, 1991 dalam Albugis, 2009

Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung

konsumsi energi dengan menggunakan persamaan :

K= Et -Ei........................................................................................... (2.2)

Dimana:

K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)

Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)

Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja

b. Metode Penilaian Tidak Langsung

Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi

selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupaka suatu

metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut

(Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja

sebagai berikut:

Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 埘Ƽᄄᴄ錃eb 靐umberᄄᴄ苹ꋸ平beᴄ苹uᴄ x 60 ................ (2.3)

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja

mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil, dan murah

juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliable,

dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi

untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1) Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelumpekerjaan

dimulai

Page 35: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

2) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja

3) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut

nadi kerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam

peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan

yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh

Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart

Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikandalam presentase yang dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

% HR Reverse =Ǵ.能Ǵ疲Ǵ 僻u铺能Ǵ疲 x 100 ...........................................(2.4)

Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:

(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan

Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan

peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi

maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL)

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

% CVL =埘ƼƼᆸǴ.能Ǵ疲邹Ǵ 僻u铺能Ǵ疲.............................. ............................(2.5)

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan

klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL % CVl Klasifikasi % CVL < 30% Tidak terjadi kelelahan

30% - 60% Diperlukan perbaikan 60% - 80% Kerja dalam waktu singkat 80% - 100% Diperlukan tindakan segera

> 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas Sumber: Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk, 2004

2.2.5 Manual Material Handling

Manual Material Handling berhubungan dengan pemindahan beban

dimana pekerja menggunakan gaya otot untuk mengangkat, menurunkan,

mendorong, menarik, membawa, menggenggam, objek (Swedish Nasional Board

of Occupational Safety and Health (1998) didalam Prastowo dkk, 2006).

Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material

Page 36: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

Handling Society (AHMS) bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan

ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan

(packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material

dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 2003).

Lifting berarti menaikkan beban dari posisi yang rendah keposisi yang

lebih tinggi yang menunjukkan / menyatakan penggunaan gaya harus melebihi /

melampaui gaya grafitasi beban. Pemindahan bahan secara manual apabila tidak

dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Faktor

yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury), adalah arah

beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas pemindahan. Beberapa

pertimbangan / parameter yang harus diperhatikan untuk mengurangi timbulnya

nyeri punggung (Nurmianto,1996) antara lain:

1. Beban yang harus diangkat.

2. Perbandingan antara berat beban dan orangnya.

3. Jarak horisontal dari beban terhadap orangnya.

4. Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan

mempunyai jarak CG (Center of Gravity ) yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa

menggangu jarak pandangnya. Batasan beban yang boleh diangkat:

a. Batasan angkat secara legal (legal limitations )

Beberapa batasan angkat secara legal dari beberapa Negara. Batasan

angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. (Nurmianto,

1996)

1. Pria dibawah usia 16 tahun maksimum beban angkatnya adalah 14

kilogram.

2. Pria usia antara 16 tahun sampai 18 tahun maksimum beban angkatnya

adalah 18 kilogram.

3. Pria usia lebih dari 18 tahun tidak ada batasan angkat

4. Wanita usia antara 16 tahun sampai 18 tahun maksimum beban angkatnya

adalah 11 kilogram.

5. Wanita lebih dari 18 tahun maksimum beban angkatnya adalah 16

kilogram.

Page 37: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

b. Batasan angkat dengan menggunakan biomekanika (Biomechanical

limitations).

Nilai dari analisa biomekanika adalah tentang postur atau posisi

aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi.

Sedangkan kriteria keselamatan kerja adalah dasar pada beban (copreesion

load) pada intervertabral disk antara lumbar nomor lima dan schrum nomor

satu.

c. Batasan angkat secara fisiologi (Physiological limitations).

Metode pengangkatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata beban

metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting)

sebagaimana dapat juga ditemukan jumlah komsumsi oksigen. Hal ini

haruslah benar-benar diperhatikan terutama dalam rangka untuk

menentukan batas angkat. Kelelahan kerja yang terjadi dari aktivitas yang

berulang akan meningkatkan resiko rasa nyeri pada tulang belakang karena

akumulasi dari asam laktat yang menumpuk secara berlebihan

d. Batasan angkat secara psiko-fisik (Phycho-physical limitations ).

Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berbahaya

untuk medapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian yang

berbeda. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan

sebagai berikut:

1. Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan

beban pada ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan.

2. Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan dengan

menggunakan mesin.

3. Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.

2.2.6 Resiko Kecelakaan Kerja Pada Manual Material Handling

Kegiatan Manual Material Handling (MMH) melibatkan koordinasi

sistem kendali tubuh seperti tangan, kaki, otak, otot dan tulang belakang. Bila

koordinasi tubuh tidak terjalin dengan baik akan menimbulkan resiko kecelakaan

kerja pada bidang MMH. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

kerja MMH menurut Heran, Dkk, 1999 (dalam Al bugis, 2009) dibagi menjadi

dua faktor yaitu:

Page 38: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

1. Faktor Fisik (Physical Factor)

Faktor ini bila dijabarkan terdiri dari suhu, kebisingan, bahan kimia,

radiasi, gangguan penglihatan, postur kerja, gangguan sendi (gerakan dan

perpindahan berulang), getaran mesin dan alat, permukaan lantai.

2. Faktor Psikososial (Physichosocial Factor)

Faktor ini terdiri dari karakteristik waktu kerja seperti shift kerja, peraturan

kerja, gaji yang tidak adil, rangkap kerja, stress kerja, konsekuensi kesalahan

kerja, istirahat yang pendek dan terganggu saat kerja. Kedua faktor tersebut

diatas berpengaruh terhadap kecelakaan kerja pada musculoskeletal. Untuk

faktor fisik (Physical Factor) yang menjadi faktor beresiko terhadap gangguan

musculoskeletal adalah postur/ sikap kerja dan gangguan sendi akibat

pekerjaan yang berulang. Sedangkan diantara faktor Psikososial yang menjadi

penyebab utama adalah rendahnya pengawasan dalam aktivitas produksi dan

terbatasnya keleluasan para pekerja.

Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan

pekerjaan antara lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan dan lain-

lain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja

yang ada. Jika kondisi sistem kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan

kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan pekerjaan yang tidak aman. Sikap

kerja yang salah, canggung dan diluar kebiasaan akan menambah resiko cidera

pada bagian muskuloskeletal (Bridger, 1995).

1. Sikap kerja berdiri

Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan

ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Berat tubuh manusia akan ditopang oleh

satu ataupun kedua kaki ketika melakukan posisi berdiri. Aliran beban berat

tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor

gaya gravitasi bumi. Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi oleh

posisi kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus dengan jarak sesuai dengan tulang

pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Selain itu perlu menjaga

kelurusan antara anggota tubuh bagian atas dengan anggota tubuh bagian

bawah. Sikap kerja berdiri memiliki beberapa permasalahan sistem

muskuloskeletal. Nyeri punggung bagian bawah (low back pain) menjadi salah

Page 39: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

satu permasalahan posisi sikap kerja bediri dengan sikap

depan. Posisi berdiri yang terlalu lama aka

pembuluh darah vena, karena aliran darah

Kejadian ini bila terjadi pada

pembengkakan.

2. Sikap kerja duduk

Penelitian pada Eastman Kodak Company

bahwa 35% dari beberapa pekerja mengunjungi klinik mengeluhkan

pada punggung bagian bawah (Bridger, 1995). Ketika sikap

dilakukan, otot bagian paha semakin tertarik dan

pinggul. Akibatnya tulang

bagian lumbar akan mengendor. Mengendornya bagian

depan invertebratal disk

Kondisi ini akan membuat rasa nyeri pada punggung bagian baw

menyebar pada kaki.

Gambar 2.6 Kondisi

Ketegangan saat melakukan sikap kerja duduk seharusnya dapat

dengan melakukan perancangan tempat duduk. Hasil

mengindikasikan bahwa posisi duduk tanpa memakai

tekanan pada invertebaratal disk

daripada posisi berdiri (Kroemer Dkk, 2000).

memerlukan sandaran punggung untuk

baik adalah sandaran punggung

bagian lumbar Sandaran tersebut juga memiliki tonj

II-17

satu permasalahan posisi sikap kerja bediri dengan sikap punggung condong ke

i berdiri yang terlalu lama akan menyebabkan penggumpalan

, karena aliran darah berlawanan dengan gaya gravitasi.

Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan kaki dapat menyebabkan

Eastman Kodak Company di New York menun

bahwa 35% dari beberapa pekerja mengunjungi klinik mengeluhkan rasa sakit

pada punggung bagian bawah (Bridger, 1995). Ketika sikap kerja duduk

dilakukan, otot bagian paha semakin tertarik dan bertentangan dengan bagian

pinggul. Akibatnya tulang pelvis akan miring ke belakang dan tulang belakang

mengendor. Mengendornya bagian lumbar menjadikan sisi

invertebratal disk tertekan dan sekelilingnya melebar atau merenggang.

Kondisi ini akan membuat rasa nyeri pada punggung bagian baw

Kondisi Invertebratal Disk Bagian Lumbar Pada Saat Duduk

(Sumber: Bridger, 1995)

Ketegangan saat melakukan sikap kerja duduk seharusnya dapat dihindari

dengan melakukan perancangan tempat duduk. Hasil penelitian

mengindikasikan bahwa posisi duduk tanpa memakai sandaran akan menaikan

invertebaratal disk sebanyak 1/3 hingga 1/2 lebih banyak

daripada posisi berdiri (Kroemer Dkk, 2000). Sikap kerja duduk pada kursi

memerlukan sandaran punggung untuk menopang punggung. Sandaran yang

baik adalah sandaran punggung yang bergerak maju-mundur untuk melindungi

Sandaran tersebut juga memiliki tonjolan kedepan untuk

punggung condong ke

menyebabkan penggumpalan

berlawanan dengan gaya gravitasi.

pergelangan kaki dapat menyebabkan

di New York menunjukan

rasa sakit

kerja duduk

bertentangan dengan bagian

miring ke belakang dan tulang belakang

r menjadikan sisi

tertekan dan sekelilingnya melebar atau merenggang.

Kondisi ini akan membuat rasa nyeri pada punggung bagian bawah dan

Pada Saat Duduk

dihindari

penelitian

sandaran akan menaikan

hingga 1/2 lebih banyak

Sikap kerja duduk pada kursi

ang punggung. Sandaran yang

mundur untuk melindungi

olan kedepan untuk

Page 40: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

menjaga ruan lumbar yang sedikit menekuk. Hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi tekanan pada bagian invertebratal disk.

3. Sikap kerja membungkuk

Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam

pekerjaan adalah membungkuk. Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh

ketika bekerja. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung

bagian bawah (low back pain) bila dikukan secara berulang dan periode yang

cukup lama.

Gambar 2.7 Mekanisme Rasa Nyeri Pada Posisi Membungkuk

(Sumber : Bridger, 1995)

Pada saat membungkuk tulang punggung bergerak ke sisi depan tubuh.

Otot bagian perut dan sisi depan invertebratal disk pada bagian lumbar

mengalami penekanan. Pada bagian ligamen sisi belakang dari invertebratal

disk justru mengalami peregangan atau pelenturan. Kondisi ini akan

menyebabkan rasa nyeri pada punggung bagian bawah. Sikap kerja

membungkuk dapat menyebabkan “slipped disks”, bila dibarengi dengan

pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja

membungkuk, tetapi akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada

sisi belakang lumbar rusak dan penekanan pembuluh syaraf. Kerusakan ini

disebabkan oleh keluarnya material pada invertebratal disk akibat desakan

tulang belakang bagian lumbar.

4. Pengangkatan beban

Kegiatan ini menjadi penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada

bagian punggung. Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan

Page 41: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

manusia menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over

exertion.

Gambar 2.8 Pengaruh Sikap Kerja Pengangkatan Yang Salah

(Sumber : Bridger, 1995)

Adapun pengangkatan beban akan berpengaruh pada tulang belakang

bagian lumbar. Pada wilayah ini terjadi penekanan pada bagian L5/S1

(lempeng antara lumbar ke-5 dan sacral ke-1). Penekanan pada daerah ini

mempunyai batas tertentu untuk menahan tekanan. Invertebratal disk pada

L5/S1 lebih banyak menahan tekanan daripada tulang belakang. Bila

pengangkatan yang dilakukan melebihi kemampuan tubuh manusia, maka akan

terjadi disk herniation akibat lapisan pembungkus pada invertebratal disk pada

bagian L5/S1 pecah.

5. membawa beban

Terdapat perbedaan dalam menetukan beban normal yang dibawa oleh

manusia. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang dilakukan.

Faktor yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak.

Jarak yang ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang

dibawa.

6. kegiatan mendorong beban

Hal yang penting menyangkut kegiatan mendorong beban adalah tangan

pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong beban

dianjurkan dalam kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk manghasilkan

tenaga maksimal untuk mendorong beban berat dan menghindari kecelakaan

kerja bagian tangan dan bahu.

Page 42: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

7. Menarik beban

Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,

karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh. Beban dengan

mudah akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya. Kesulitan yang lain

adalah pengawasan beban yang dipindahkan serta perbedaan jalur yang

dilintasi. Menarik beban hanya dilakukan pada jarak yang pendek dan bila

jarak yang ditempuh lebih jauh biasanya beban didorong ke depan.

2.2.7 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling

Pencegah terjadinya kecelakaan kerja terutama pada bagian

musculoskeletal adalah mengurangi dan menghilangkan pekerjaan yang beresiko

terhadap keselamatan kerja. Dibawah ini beberapa tindakan untuk mengurangi

resiko gangguan musculokeletal pada pekerjaan manual material handling :

1. Perencanaan ulang pekerjaan

a. Mekanisasi

Penggunaan sistem mekanis untuk menghilangkan pekerjaan yang

berulang. Jadi dengan penggunaan peralatan mekanis mampu menampung

pekerjaan yang banyak menjadi sedikit pekerjaan.

b. Rotasi pekerjaan

Pekerja tidak hanya melakukan satu pekerjaan, namun beberapa

pekerjaan dapat dilakukan oleh pekerja tersebut. Tujuan dari langkah ini

adalah pemulihan ketegangan otot melalui beban kerja yang berbeda-beda.

c. Perbanyakan dan pengayaan kerja

Sebuah pekerjaan sebisa mungkin tidak dilakukan dengan monoton,

melainkan dilakukan dengan beberapa variasi. Tujuan dari langkah ini

adalah untuk menghindari beban berlebih pada satu bagian anggota tubuh.

d. Kelompok kerja

Pekerjaan yang dilakukan beberapa orang mampu membagi beban kerja

pada otot secara merata. Hal ini disebabkan anggota kelompok bebas

melakukan pekerjaan yang dilakukan.

2. Perancangan tempat kerja

Prinsip yang dilaksanakan adalah perancangan kerja dengan

memperhatikan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Tempat kerja

Page 43: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

menyesuaikan dengan bentuk dan ukuran pekerja agar aktivitas MMH

dilakukan dengan leluasa. Kondisi lingkungan seperti cahaya, suara, lantai dan

lain-lain juga perlu perhatian untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

3. Perancangan peralatan dan perlengkapan

Perancangan peralatan dan perlengkapan yang layak mampu mengurangi

penggunaan tenaga yang berlebihan dalam menyelesaiakan pekerjaan.

Menyediakan pekerja dengan alat bantu dapat mengurangi sikap kerja yang

salah, sehingga menurunkan ketegangan otot.

4. Pelatihan kerja

Program ini perlu dilakukan terhadap pekerja, karena pekerja melakukan

pekerjaan sebagai kebiasaan. Pekerja harus mengetahui mengenai pekerjaan

yang berbahaya dan perlu mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan yang

aman. Untuk melakukan kegiatan manual material handling (MMH) dengan

aman, maka dalam melaksanakan pelatihan kerja MMH perlu memahami

pedomannya. Empat prinsip yang dipegang selama melakukan manual

material handling (MMH), menurut Alexander (1986, didalam Al Bugis, 2009)

yaitu :

a. Berusaha untuk menjaga beban pengangkatan selalu dekat dengan tubuh

(mencegah momen pada tulang belakang).

b. Berusaha untuk menjaga posisi pinggul dan bahu selalu dalam posisi segaris

(mencegah gerakan berputar pada tulang belakang).

c. Menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah jatuh.

d. Berpikir dan merencanakan metode dalam aktivitas MMH yang sulit dan

berbahaya.

2.2.8 Nordic Body Map

Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner

checklist ergonomi. Berntuk lain dari checklist ergonomi adalah checlist

International Labour Organizatin (ILO). Namun kuesioner Nordic Body Map

adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui

ketidaknyamanan pada para pekerja, dan kuesioner ini paling sering digunakan

karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. (Kroemer, 2001)

Page 44: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

Nordic Body Map merupakan salah satu dari metode pengukuran subyektif

untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Untuk mengetahui letak rasa sakit

atau ketidaknyamanan pada tubuh pekerja digunakan body map (Wilson and

Corlett, 1995). Pembagian bagian-bagian tubuh serta keterangan dari bagian-

bagian tubuh tersebut dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Nordic Body Map (Sumber: Corlett, 1992 dalam Tarwaka, dkk. 2004)

Pengisian kuesioner Nordic Body Map ini bertujuan untuk mengetahui

bagian tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan

pekerjaan pada stasiun kerja. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh (NBM)

akan dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh

pekerja..

2.2.9 Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

REBA dikembangkan oleh Hignett dan McAtamney pada tahun 2000

sebagai alat untuk menilai postur terhadap risiko Musculoskeletal Disorders

(MSDs). Membentuk penilaian kuantitatif dari tubuh yang berkaitan dengan

Page 45: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

beban dan aktivitas. Dapat digunakan baik pada postur pergerakan dinamis dan

statis, serta menilai hampir semua aktivitas.

Gambaran/Tujuan :

REBA adalah metode yang didesain sebagai metode analisis postur yang

cepat untuk seluruh aktivitas tubuh, baik statis maupun dinamis. REBA

merupakan desain yang menyediakan pengukuran yang objektif terhadap risiko

MSDs yang disebabkan oleh aktivitas tapi hanya untuk penilaian aktivitas yang

sedikit pergerakan dan melibatkan seluruh tubuh.

Bagian tubuh yang di nilai :

Pergelangan, telapak tangan, siku, bahu, leher, trunk, punggung, kaki dan

lutut. Yang terbagi ke dalam postur grup A (badan, leher, dan kaki) yang

berfungsi menyeimbangkan tubuh atau penopang utama tubuh, serta postur grup

B (bahu, siku, dan pergelangan tangan) yang berfungsi mengikat atau

menyeimbangkan (stabilitas) beban.

Tipe pekerjaan/aktivitas :

Metode ini secara khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai

risiko MSDs atau postur kerja yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan dan

industri pelayanan lainnya. Bagaimanapun, dapat digunakan untuk menilai

bermacam aktivitas dalam semua desain, dimana :

· Seluruh tubuh digunakan,

· Postur statis, dinamis, berubah-ubah dengan cepat, atau tidak stabil, atau

· Beban berupa benda mati atau benda hidup yang ditangani dengan

sering/tidak.

Desain kerja :

Metode ini dapat berguna dalam semua desain kerja untuk aktivitas di

atas.Terjadinya muskoloskeletal disorder (MSDs) :

Force : Postur : Repetitif : Durasi : Lainnya :

Batasan :

· Ketika melihat kekuatan dan aktivitas, metode ini berfokus utama pada postur

kerja.

· Tidak mengamati total durasi, atau vibrasi.

Page 46: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

· Hanya untuk menilai tangan kanan dan kiri secara terpisah, dan tidak ada

metode untuk mengkombinasikan skor ini ke dalam total skor risiko tubuh.

· Hanya untuk mengamati pada suatu waktu atau postur terburuk yang diamati.

· Efek kumulatif dari semua aktivitas yang dilakukan selama bekerja tidak

diamati.

· Jika ada aktivitas yang tidak biasa, sulit dikategorikan, atau tidak teramati

maka risiko terhadap pekerjaan mungkin tidak dapat disimpulkan dari hasil

metode ini.

· Seperti kebanyakan metode penilaian risiko, tingkat risiko umum disediakan

tapi tidak memprediksi injury pada individu.

· Seperti kebanyakan metode penilaian risiko, metode ini tidak menghitung

Kelebihan :

· Merupakan metode yang cepat dalam melakukan penilaian terhadap seluruh

tubuh (whole body).

· Metode ini secara khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai risiko

MSDs atau postur kerja yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan dan

industri pelayanan lainnya.

· Dapat digunakan untuk menilai bermacam aktivitas dalam semua desain,

dimana :

- seluruh tubuh digunakan,

- postur statis, dinamis, berubah-ubah dengan cepat, atau tidak stabil, atau

- beban berupa benda mati atau benda hidup yang ditangani dengan sering

ataupun tidak.

· Dapat memperkirakan risiko ergonomi dan tingkat risiko yang mungkin terjadi.

· Metode dengan sistem skoring yang relatif mudah, pedoman penilaian yang

jelas, dan dapat diaplikasikan dengan mudah sehingga bias dalam penelitian

yang dilakukan dapat diminimalisasi.

· Kategori penilaian tidak hanya pada tubuh manusia saja, tetapi juga

menganalisa bagian dari mesin atau alat/material kerja (load/force dan

coupling) yang digunakan.

Page 47: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

· Pemberian skor yang cukup rinci (detail), jarak (range) untuk kriteria

penyimpangan sangat lengkap, misalnya pada postur janggal membungkuk dari

0o sampai >60o memiliki empat kriteria skor.

· Memiliki penilaian yang lengkap terhadap tangan (upper arms/shoulders,

lower arms/ebows, dan wrists) karena memiliki bagian kanan dan kiri.

· Memiliki lima tingkatan kategori postur dalam menentukan tingkat risiko (risk

level) dan tingkat tindakan yang diperlukan (action level).

Terdapat empat tahapan proses perhitungan yang dilalui yaitu :

1. Mengumpulkan data mengenai postur pekerja tiap kegiatan menggunakan

video atau foto

2. Menentukan sudut pada postur tubuh saat bekerja pada bagian tubuh seperti :

a. badan (trunk)

b. leher (neck)

c. kaki (leg)

d. lengan bagian atas (upper arm)

e. lengan bagian bawah (lower arm)

f. pergelangan tangan (hand wrist)

Gambar 2.10 Cara Menetukan Sudut Bagian Tubuh

3. Menentukan berat beban, pegangan (coupling) dan aktivitas kerja.

4. Menentukan nilai Reba untuk postur yang relevan dan menghitung skor akhir

dari kegiatan tersebut.

Berikut ini adalah Penilaian Skor REBA:

Page 48: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-26

1. Badan (trunk), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Kondisi Badan (Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Skor Bagian Badan (Trunk) Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 0o 1 +1 jika batang tubuh

menekuk atau berputar 00 - 200 kedepan / kebelakang tubuh 2 200- 600 kedepan tubuh, > 200 kebelakang tubuh

3

> 600 kedepan tubuh 4 Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

2. Leher (neck), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Kondisi Leher (Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Skor Bagian Leher (Neck) Pergerakan Skor Skor Perubahan 00 - 200 kedepan tubuh 1 +1 jika leher berputar

atau bengkok > 200 kedepan atau kebelakang 2 Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Page 49: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-27

3. Kaki (leg), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Kondisi Kaki (Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Skor Bagian Kaki (Legs) Posisi Skor Skor perubahan kedua kaki menahan berat tubuh, misal berjalan atau duduk

1 +1 jika lutut bengkok antara 300 dan 600

Salah satu kaki menahan berat tubuh, misalnya berdiri dengan satu kaki atau sikap kerja tidak stabil

2 +2 jika lutut bengkok > 600

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

4. Lengan Atas (upper arm), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada gambar

2.14.

Gambar 2.14 Kondisi Lengan Atas

(Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Posisi Skor Skor Perubahan 200 kebelakan atau kedepan 1 +1 jika lengan

berputar atau bengkok +1 jika bahu nai -1 jika bersandar atau berat lengan ditahan

>200 kebelakang tubuh; 200 - 450 kedepan tubuh 2 450 - 900 kedepan tubuh 3 >900 kedepan tubuh 4

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Page 50: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-28

5. Lengan Bawah (lower arm), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada

gambar 2.15.

Gambar 2.15 Kondisi Lengan Bawah (Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.8.

Tabel 2.8 Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Pergerakan Skor 000 - 150 kedepan tubuh 1 < 600 atau >1000 kedepan tubuh 2 Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

6. Pergelangan Tangan (hand wrist), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada

gambar 2.16.

Gambar 2.16 Kondisi pergelangan Tangan

(Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000)

Pergerakan leher digolongkan kedalam skor REBA seperti yang tertera

pada tabel 2.9.

Tabel 2.9 Skor Bagian Tangan (Hand Wrist) Beban Skor Skor perubahan

0-150 Kebelakang atau kedepan 1 +1 jika pergelangan tangan menyamping

atau berputar > 150 Kebelakang atau kedepan 2 Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Setelah mendapatkan nilai kondisi tubuh yang terdiri dari : badan, leher

dan kaki (grup A) serta lengan atas, lengan bawah dan perelangan tangan (Grup

Page 51: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-29

B) maka langkah selanjutnya adalah mencari skor A, Skor B dan Skor C. Dan

pada akhirnya diperoleh skor REBA. Untuk memeperoleh skor A, diperoleh

dengan menggunakan tabel perhitungan A sebagai berikut:

Tabel 2.10 Tabel Perhitungan A

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Setelah mendapatkan nilai grup A, maka langkah selanjutnya adalah

menambahkan nilai tersebut dengan penilaian yang berdasarkan beban yang

diangkat (tabel 2.11).

Tabel 2.11 Tabel Beban Yang Diangkat Beban skor Skor Perubahan

< 5 kg 0 +1 jika terjadi tambahan beban terjadi secara mendadak atau cepat

5-10 kg 1 > 10 kg 2

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Skor A diperoleh dengan cara menambahkan nilai yang diperoleh dengan

menggunakan tabel perhitungan A dengan Penilaian yang berdasarkan dari beban

yang diangkat. Untuk memperoleh skor B, diperoleh dengan menggunakan tabel

perhitungan B. Tabel perhitungan B dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.12 Tabel Perhitungan B

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Page 52: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-30

Setelah mendapatkan nilai grup B, maka langkah selanjutnya adalah

menambahkan nilai tersebut dengan penilaian yang berdasarkan nilai

kopling/pegangan (tabel 2.13).

Tabel 2.13 Coupling Genggaman Skor Deskripsi

Good 0 Memegang dengan baik dan menggunakan setengah tenaga untuk menggenggam

Fair 1 Pegangan tangan masih dapat diterima meskipun tidak ideal

Poor 2 Pegangan tangan tidak dapat diterima meskipun masih memungkinkan

Unacceptable 3

Buruk sekali, genggaman tidak aman, tidak ada pegangan. Menggenggam tidak dapat diterima jika menggunakan bagian tubuh yang lain

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Skor B diperoleh dengan cara menambahkan nilai yang diperoleh dengan

menggunakan tabel perhitungan B dengan Penilaian yang berdasarkan

kopling/pegangan. Perhitungan Skor C dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2.14 Perhitungan Nilai Skor C

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Setelah mendapat nilai Skor C, lalu dicari nilai aktivitas. Nilai aktivitas

dapat dilihat pada tabel 2.15.

Page 53: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-31

Tabel 2.15 Nilai Aktivitas Aktivitas Skor Deskripsi

Sikap kerja statis

+1 Satu atau lebih bagian tubuh dalam keadaan statis/ diam, seperti memegang selama lebih dari 1 menit

Perulangan +1 Mengulangi sebagian kecil aktivitas, seperti menglang lebih dari 4 kali dalam 1 menit ( dalam hal ini berjalan tidak termasuk)

Tidak stabil +1 Aktivitas yang mengakibatkan secara cepat terjadi perubahan yang besar pada sikap kerja atau mengakibatkan ketidakstabilan pada sikap kerja

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

Skor REBA diperoleh dengan cara menambahkan nilai Skor C dengan

nilai aktivitas. Setelah didapatkan nilai akhir REBA, lalu ditentukan level resiko

dan aksi yang dilakukan. Pengelompokan hasil perhitungan REBA dapat dilihat

pada tabel 2.16

Tabel 2.16 Hasil Perhitungan REBA REBA Score Risk Level

Action Level Action

1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan 2-3 Rendah 1 Mungkin diperlukan 4-7 Sedang 2 Diperlukan 8-10 Tinggi 3 Diperlukan secepatnya 11-15 Sangat Tinggi 4 Diperlukan saat itu juga

Sumber : Hignett dan McAtamney, 2000

2.2.10 Perangkat Lunak ErgoIntellegence™

Salah satu alat bantu analisis ergonomi yaitu perangkat lunak

ergoIntelligence™ merupakan perangkat lunak mutakhir yang dapat dimanfaatkan

untuk analisis ergonomi. Perangkat lunak ini sangat membantu bagi peneliti

ergonomi. Berbagai kasus umum yang ditemui di dunia industri dapat dianalisa

menggunakan ergoIntellegence™, antara lain analisis sikap dan posisi kerja.

ErgoIntellegence™ dapat juga digunakan sebagai alat Bantu mengidentifikasi

masalah ergonomi.

ErgoIntelligence™ Upper Extremity Assessment (UEA) adalah alat bantu

penilaian/ pengukuran postur tubuh yang terdiri dari penilaian RULA, REBA,

Strain Index, Occupational Repetitive Actions Index (OCRA) dan Cumulative

Page 54: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-32

Trauma Disorders Risk Index. Software alat bantu ini merupakan produk Nexgen

Ergonomic. Inc.

Gambar 2.17 Tampilan Software Ergointelligence™

Untuk Aplikasi Perhitungan REBA Sumber: www.nexgenergo.com, 2011

Kelebihan ergoIntellegence™ terutama terletak pada kemudahan

penggunaanya. ErgoIntellegence™ menampilkan format pengisian data yang

dimasukkan dan memberikan hasil analisis yang informative. Diluar

kelebihannya, ergoIntellegence™ masih bersifat pasif yaitu hanya untuk

mengidentifikasi masalah terssebut tanpa menawarkan solusi pemecahan masalah

yang spesifik.

2.2.11 Perangkat Lunak HumanCad 1.2

Perangkat lunak humanCad™ merupakan pengembangan terbaru dari

Perangkat lunak ManneQuin yang merupakan solusi pemodelan manusia

terkomputerisasi pertama di dunia yang diawali pada tahun 1990. HumanCAD™

adalah solusi pemodelan manusia dalam bentuk lingkungan 3 dimensi yang dapat

digunakan untuk analisis variasi ergonomi. Alat bantu ini dapat digunakan untuk

evaluasi ergonomi yang menyediakan data resiko potensial cidera dan analisa

postur kerja.

Perangkat lunak ini juga dapat digunakan untuk mensimulasikan pekerjaan

yang berkaitan pekerja (manusia) dengan peralatan kerjanya dengan penerapan

Page 55: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-33

prinsip-prinsip ergonomi. Selain dapat mensimulasikan kerja, perangkat lunak ini

juga dapat mengkreasikan bentuk manusia tiga dimensi pada layar komputer yang

pengoperasiannya hanya dengan mengklik mouse komputer. Model “Manusia”

tiga dimensi ini dapat digerakkan dengan bermacam-macam gaya dan dapat

dilihat pada beberapa tampilan, jarak atau perspektif. Hasil dari tampilannya dapat

di-print atau dipindahkan ke perangkat lunak grafik lainnya

Gambar 2.18 Tampilan Model Manusia/ Manequin

Dalam Software Humancad™ Sumber: www.nexgenergo.com, 2011

2.2.12 Penelitian Sebelumnya

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis mengacu pada laporan

tugas akhir dari :

1. Dina Yasmin Albugis. Tugas Akhir Program Studi Sarjana Ekstensi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Kekhususan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Universitas Indonesia, Depok. Penelitian yang dilakukan di workshop Steel

Tower PT. Bukaka Teknik Utama terhadap risiko Musculoskeletal Disorders

(MSDs) dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment

(REBA). Secara umum, tingkat risiko (risk level) terjadinya MSDs ini berada

pada tingkat risiko (risk level) “Medium” sehingga tingkat pengendalian

(action level) berada pada kategori 2, yaitu diperlukan (it is necessary) untuk

mencegah atau meminimalisasi risiko yang dapat terjadi. Faktor risiko

terjadinya MSDs dapat ditemukan pada posisi badan yang berdiri maupun

Page 56: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-34

duduk pada waktu yang lama (prolonged sitting/standing) serta pada postur

leher (neck) yang menekuk ke bawah, punggung (trunk/back) yang

membungkuk, bahu (shoulder) yang naik, siku (elbow) yang selalu fleksi, dan

pergelangan tangan (wrist) yang ekstensi dalam gerakan statis dan repetitive.

2. Harry Saputra. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dilakukan untuk merancang

Sikap Kerja MMH Bagian Gudang Perum Bulog Mojolaban Dengan

Pendekatan REBA. Dilakukan penghitungan beban kerja fisik pekerja

kemudian dilakukan evaluasi perbaikan postur kerja saat mengangkat karung

beras berdasarkan metode REBA.

3. Dian Herdiana. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Universitas Gunadarma, Depok. Penelitian ini mengnalisis Pemindahan

Material Secara Manual Pekerja Pengangkut Genteng UD. Sinar Mas Dengan

Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Analisis

keluhan dari para pekerja pengangkut genteng berdasarkan kuesioner body

map yaitu jenis keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pekerja adalah pada

bagian tubuh pinggang dan punggung. Cedera pada bagian tubuh lebih

cenderung disebabkan oleh posisi pengangkatan yang salah, beban yang

diangkat melampaui batas kemampuan manusia. Berdasarkan metode Rapid

Entire Body Assessment (REBA) diketahui bahwa skor REBA pada saat

mengangkat beban (genteng) awal yaitu 7, skor pada saat meletakkan beban

(genteng) akhir diperoleh nilai skor reba sebesar 10, tingkatan resiko pada skor

ini tinggi sehingga dapat menimbulkan cedera pada bagian tubuh tertentu.

Page 57: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas langkah-langkah dalam penelitian dan flow chart

metodologi penelitian untuk memecahkan permasalahan beserta penjelasan

singkat tiap tahapannya.

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada gambar 3.1, diuraikan dalam

sub bab berikut:

Mulai

Studi Lapangan Studi Pustaka

Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian

Rumusan Masalah

- Data Kuesioner Body Map - Data Denyut Jantung - Postur Kerja Pekerja

- Perhitungan Beban Kerja - Coding Posture Dan Penilaian Postur Kerja

- Usulan Perbaikan Postur Kerja

Analisis dan Intrepretasi Hasil

Kesimpulan Dan Saran

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Page 58: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan

masalah, penentuan tujuan penelitian, dan menentukan manfaat penelitian.

Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan

berikut ini.

1. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan tahapan yang dilakukan bersamaan dengan studi

lapangan. Tahap ini dilakukan untuk mencari, membaca dan mengkaji

permasalahan awal berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan dengan

menggunakan referensi buku-buku yang berhubungan dengan ilmu ergonomi,

beban kerja fisik, postur kerja, dan perancangan fasilitas kerja. Pada tahap

studi pustaka dikumpulkan berbagai informasi, dokumentasi, dan hasil-hasil

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan analisa postur kerja dan beban

kerja fisik. Pencarian informasi ini dilakukan dengan melalui internet,

perpustakaan, dan jurnal sehingga diperoleh referensi yang dapat digunakan

untuk mendukung pembahasan dalam penelitian ini.

2. Studi lapangan

Studi lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari cara proses

produksi tahu dan aktivitas pekerja di bagian pencucian dan penggilingan

kedelai sebelum dilakukan penghitungan beban kerja fisik, evaluasi postur

kerja, dan usulan perbaikan yang menunjang prinsip ergonomi sehingga dapat

mengurangi resiko ergonomi. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan

dengan pengamatan langsung, pendokumentasian gambar, pengukuran denyut

nadi pekerja, dan wawancara kepada para pekerja dengan tujuan untuk

mengetahui keluhan permasalahan yang dihadapi pekerja pada saat melakukan

aktivitas produksi tahu di bagian pencucian dan penggilingan kedelai. Hasil

wawancara ini cukup mendukung untuk dilakukan penelitian mengenai analisa

sikap/ postur kerja fisik untuk mengurangi resiko MSDs pada pekerja pembuat

tahu di bagian pencucian dan penggilingan kedelai.

3. Perumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun

sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan

Page 59: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan

masalahnya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana merancang postur kerja pada pekerja bagian pencucian dan

penggilingan kedelai dengan pendekatan metode Rapid Entire Body

Assesment (REBA) untuk mengurangi resiko terjadinya musculoskeletal

disorders (MSDs).

4. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui beban kerja masing-masing pekerja bagian pencucian dan

penggilingan kedelai.

2. Mengetahui gambaran postur kerja yang beresiko musculoskeletal

disorders (MSDs), tingkat resiko (risk level) masing-masing proses kerja,

dan tingkat tindakan (action level) yang diperlukan dengan metode REBA

(Rapid Entire Body Assessment).

3. Memberikan usulan perbaikan postur kerja yang baik dan penggunaan alat

bantu untuk mengurangai potensi cidera MSDs.

5. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu

memberikan informasi bagi perusahaan maupun pekerja tentang sikap/ postur

kerja yang aman pada aktivitas manual material handling sehingga dapat

meminimalkan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) serta

meningkatkan kenyamanan pekerja.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari:

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber-sumber yang diamati dan

dicatat pertama kali atau diperoleh langsung dari pimpinan ataupun pekerja

perusahaan yang bersangkutan. Data yang diambil diantaranya:

a. Data pengamatan postur pekerja secara langsung berupa video dan foto

pekerja saat melakukan proses produksi.

b. Data keluhan pekerja (kuesioner Nordic Body Map).

c. Data denyut nadi pekerja.

Page 60: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan

referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang

diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan,

organisasi, dan manajemen perusahaan.

3.3 TAHAP PENGOLAHAN DATA

Tahapan pengolahan data adalah tahap dimana data-data yang telah

diperoleh akan diolah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Adapun

pengolahan datanya sebagai berikut:

1. Pengolahan data kuesioner body map yang diperoleh melalui wawancara

langsung dengan pekerja, sehingga diperoleh gambaran keluhan yang dialami

pekerja.

2. Pengukuran beban kerja fisik berdasarkan denyut nadi pekerja. Pada tahap ini

dilakukan penghitungan beban kerja dengan metode langsung dan tak

langsung, kemudian hasilnya dibandingkan.

3. Penilaian menggunakan metode REBA yang telah dilakukan melalui tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau

foto (movie plotter).

b. Penetuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja yaitu batang tubuh, leher,

kaki, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan (coding postures).

Gambar 3.2 Cara Menetukan Sudut Bagian Tubuh

Page 61: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

· Untuk Postur Leher.

Dalam aturan REBA, sudut leher adalah sudut antara garis tegak

lurus punggung (garis B) terhadap leher (garis A). Sehingga untuk

mendapatkan sudut leher maka titik yang harus diketahui adalah titik 6,

titik 2, dan titik 1. Setelah didapatkan sudutnya dengan rumus segitiga

maka untuk mencari sudut postur leher adalah dengan mengurangi 1800

dengan sudut leher yang telah dihasilkan.

· Untuk Postur Punggung.

Sudut punggung adalah sudut antara garis tegak lurus kaki atas

(garis C) terhadap punggung (Garis B). Untuk mendapatkan sudut

punggung maka diperlukan tiga titik yaitu titik 7, titik 6, dan titik 2.

Setelah didapatkan sudutnya dengan rumus segitiga maka untuk mencari

sudut postur punggung adalah dengan mengurangi 1800 dengan sudut

punngung yang telah dihasilkan.

· Untuk Postur Kaki.

Pada postur kaki, sudut yang dihitung adalah sudut antara garis

tegak lurus punngung (garis B) terhadap kaki bagian atas (garis C). Untuk

mendapatkan sudut kaki maka diperlukan tiga titik yaitu titik 8, titik 6, dan

titik 7. Setelah itu didapatkan sudut untuk postur kaki dengan

menggunakan rumus segitiga.

· Untuk Postur Lengan Atas.

Sudut lengan atas adalah sudut antara garis lurus punggung (garis

B) terhadap lengan atas sampai siku (garis D). Untuk mendapatkan sudut

lengan atas maka diperlukan tiga titik yaitu titik 6, titik 2, dan titik 3.

Setelah itu didapatkan sudut untuk postur lengan atas dengan

menggunakan rumus segitiga.

· Untuk Postur Lengan Bawah

Begitu juga dengan lengan bawah, sudut yang dihitung adalah

sudut antara garis lurus lengan atas sampai siku (garis D) terhadap lengan

bawah (garis E). Untuk mendapatkan sudut pergelangan tangan maka

diperlukan tiga titik yaitu titik 2, titik 3, dan titik 4. Setelah didapatkan

sudutnya dengan rumus segitiga maka untuk mencari sudut postur lengan

Page 62: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

bawah adalah dengan mengurangi 1800 dengan sudut lengan bawah yang

telah dihasilkan.

· Untuk Postur Pergelangan Tangan.

Untuk pergelangan tangan, sudut dihitung dari garis lurus lengan

bawah (garis E) terhadap pergelangan tangan (garis F), Untuk

mendapatkan sudut pergelangan tangan maka diperlukan tiga titik yaitu

titik 3, titik 4, dan titik 5. Setelah didapatkan sudutnya dengan rumus

segitiga maka untuk mencari sudut postur pergelangan tangan adalah

dengan mengurangi 1800 dengan sudut punngung yang telah dihasilkan.

c. Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan. Dalam

pengolahan data untuk mendapatkan penilaian postur kerja dengan metode

REBA, digunakan alat bantu yaitu perangkat lunak ergointelligence™.

Ergointelligence™ merupakan perangkat lunak mutakhir yang dapat

dimanfaatkan untuk analisis ergonomi. Perangkat lunak ini sangat

membantu bagi peneliti ergonomi. Berbagai kasus umum yang ditemui di

dunia industri dapat dianalisa menggunakan ergointelligence™, antara lain

analisis sikap dan posisi kerja.

Gambar 3.3 Tampilan Perangkat Lunak Ergointelligence™ Untuk Aplikasi Perhitungan REBA

Penilaian postur kerja dengan bantuan perangkat lunak

ergointelligence™. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Page 63: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

1. Masukkan informasi dasar

a. Isikan informasi worksite

· Analyst (analis)

· Job Clasification (klasifikasi kerja)

· Workstation ID ( ID stasiun kerja)

b. Pilih sisi tangan yang ingin dinilai

2. Pilih penilaian pergelangan tangan (wrist), lengan bawah (lower arm),

Lengan atas (upper arm), batang tubuh (trunk), leher (neck), dan postur

kaki (leg) yang sesuai.

3. Pilih level beban (force level), aktivitas otot (muscle activity), dan

karakteristik pegangan (grip coupling)

4. Untuk menhitung skor REBA, click tombol tab REBA score

Gambar 3.4 Tampilan Hasil Skor REBA

4. Evaluasi hasil penilaian REBA dan usulan perbaikan. Berdasarkan

pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan metode REBA,

dapat diketahui adanya beberapa action level yang merekomendasikan

adanya perubahan-perubahan dan perbaikan. Dalam hal ini yang dimaksud

ada dua macam perbaikan yaitu perbaikan pada postur tubuh saat bekerja

dan perbaikan aktivitas kerja dengan merancang serta

Page 64: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

mengimplementasikan alat bantu. Perbaikan dengan alat bantu tersebut akan

mempengaruhi perbaikan postur kerja. Adapun untuk membuat model

postur kerja perbaikan menggunakan perangkat lunak Humancad 1.2™.

3.4 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Dilakukan analisa beban kerja

fisik pekerja berdasarkan perhitungan denyut nadi para pekerja maupun konsumsi

energi saat bekerja sehingga diketahui apakah pekerja melakukan pekerjaan dalam

kategori beban kerja ringan, sedang atau berat. Dari hasil penilaian/ skoring sikap/

postur kerja dengan metode REBA diketahui tingkat resiko (risk level) secara

umum mengenai proses kerja yang ada dan diketahui proses mana yang

mengandung resiko MSDs yang paling tinggi juga paling rendah. Kemudian akan

dilakukan pembahasan nilai skor masing-masing variabel REBA yang diteliti

untuk mendapatkan pengendalian yang diperlukan (action level) serta penetapan

prioritas penanggulangan resiko (action level). Selain itu, dalam tahap ini juga

akan dibandingkan sikap kerja yang janggal dan berpotensi besar menimbulkan

MSDs dan postur kerja usulan.

3.5 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data

dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian

memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 65: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

Subjek penelitian ini adalah pekerja yang melakukan aktivitas secara

manual di lantai produksi pembuatan tahu milik Bapak markiman, di Desa

Banyuputih, Kota Salatiga. Pembagian stasiun kerja berdasarkan tugas kerja yang

dilakukan masing-masing pekerja yaitu:

1. Bagian pencucian dan penggilingan kedelai

2. Bagian pemasakan, penyaringan, dan pencetakan

3. Bagian pemotongan

4. Bagian penggorengan

Adapun data pekerja yang menjadi subyek penelitian pada bagian

pencucian dan penggilingan kedelai sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pekerja bagian Pencucian dan Penggilingan Kedelai

No Nama Usia

(Tahun) Berat badan

(Kg) Tinggi

badan (cm) Lama kerja

(Tahun) 1 Giyanto 41 56 158 18 2 Jiman 46 55 154 15 3 Memet 27 51 171 6

4.1.1 KuesionerNordic Body MapPekerja

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keluhan sakit para pekerja bagian

pencucian dan penggilingan kedelai digunakan kuesioner Nordic Body

Map.Nordic Body Map dibuat untuk mengetahui keluhan dialami oleh operator

selama melakukan aktivitas yang memuat 28 keluhan sakit (0-27) pada seluruh

bagian tubuh dengan metode wawancara langsung kepada 3 pekerja bagian

pencucian dan penggilingan kedelai. Wawancara dilakukan satu persatu dengan

menanyakan bagian tubuh mana yang terasa sakit selama bekerja membuat tahu

berdasarkan kuesioner Nordic Body Map. Dari hasil wawancara secara garis besar

didapatkan 10 jenis keluhan. Hasil kuesioner Nordic Body Map dari pekerja

sebagai berikut:

Page 66: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

Tabel 4.2 Data hasil Nordic Body Map

N0 Bagian tubuh yang dikeluhkan Ya Tidak

Jumlah % Jumlah % 1 Leher (atas/bawah) 3 100 0 0 2 bahu (kanan/ kiri) 2 66,7 1 33,3 3 Lengan atas (kanan/ kiri) 3 100 0 0 4 Lengan bawah (kanan/ kiri) 2 66,7 1 33,3 5 Punggung 3 100 0 0 6 Pinggang 3 100 0 0 7 Pergelangan tangan (kanan/ kiri) 3 100 0 0 8 Paha (kanan/ kiri) 1 33,3 2 66,7 9 Lutut (kiri/ kanan) 3 100 0 0 10 Betis (kiri/ kanan) 2 66,7 1 33,3

4.1.2 Data Denyut Nadi Pekerja

Untuk mengukur beban kerja para pekerja baik dengan metode langsung

maupun tak langsung, maka perlu diketahui data denyut nadi pekerja. Data

denyut nadi diperoleh dari hasil pengukuran dengan metode 10 denyut pada saat

pekerja/ operator belum melakukan pekerjaan dan saat melakukan pekerjaan.

Adapun data denyut nadi yang didapatkan dengan menggunakan metode 10

denyut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja

No Nama Usia DNI (detik)

DNK (Detik) DNK Rerata (detik) 1 2 3 4

1 Giyanto 41 8,73 5,21 5,45 5,24 5,14 5,26 2 Jiman 46 9,05 4,36 4,22 4,52 4,26 4,34 3 Memet 27 8,49 5,12 4,73 4,35 4,46 4,67

Keterangan:

DNI : Denyut Nadi Istirahat DNK : Denyut Nadi Kerja

• Pengambilan atau pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan pada saat

sebelum pekerja memulai pekerjaannya.

• Pengambilan atau pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada saat pekerja

melakukan pekerjaannya yaitu pengukuran dilakukan pada saat pekerja bekerja

pukul 08.30, 09.30, 10.30, dan 11.30 WIB

Page 67: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

4.1.3 Data Postur Kerja Pekerja

Penelitian diawali dengan memberi penjelasan kepada pekerja mengenai

maksud, tujuan, dan cara melakukan pengambilan data, dimana pekerja yang

diamati dalam penelitian ini diminta untuk melakukan pekerjaan secara normal

(berdasarkan pekerjaan yang biasa dilakukan). Ketika pekerja melakukan aktivitas

penanganan material secara manual pada pekerjaannya, peneliti merekam aktivitas

kerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai menggunakan kamera digital.

Bila terjadi perulangan gerakan maka proses merekam bisa dihentikan dan dapat

dilanjutkan ke aktivitas kerja selanjutnya.

Pengukuran sudut yang dibentuk oleh leher, punggung, lengan atas, lengan

bawah, dan pergelangan tangan dilakukan dengan bantuan software auotca. Hasil

foto dari kamera digital di-eksport kedalam autocad untuk dicari sudutnya.

Kemudian dipindahkan ke microsoft word, untuk dilakukan pengeditan

selanjutnya disimpan untuk setiap jenis file.

1. Pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 1 Postur 2

Gambar 4.1 Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Postur 1 adalah mengambil kedelai setelah direndam, sedangkan postur 2

adalah menuangkan kedelai kedalam keranjang.

Page 68: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 1

Gambar Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang

Postur 1 adalah mengambil air dengan ember,

ember air, sedangkan

keranjang kedelai

IV-4

Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 2

Postur 3

Gambar 4.2 Pengambilan dan Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang

engambil air dengan ember, postur 2 adalah mengangkat

postur 3 adalah menuangkan air dalam ember ke

Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

Postur 2

mengangkat

postur 3 adalah menuangkan air dalam ember ke

Page 69: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 1

Gambar

Postur 1 adalah mengangkat keranjang berisi kedelai

membawa keranjang berisi kedelai ke penggilingan

menuangkan kedelai kedalam mesin penggilingan.

IV-5

Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 2

Postur 3

Gambar 4.3 Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

mengangkat keranjang berisi kedelai, postur 2 adalah

membawa keranjang berisi kedelai ke penggilingan, sedangkan postur 3 adalah

kedalam mesin penggilingan.

postur 2 adalah

postur 3 adalah

Page 70: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 1

Gambar

Postur 1 adalah mengangkat kedelai cair,

kedelai cair ke bagian pemasakan,

kedelai cair kedalam tungku pemasakan.

IV-6

Membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:

Postur 2

Postur 3

Gambar 4.4 Membawa Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan

mengangkat kedelai cair, postur 2 adalah membawa

kedelai cair ke bagian pemasakan, sedangkan postur 3 adalah menuangkan

kedelai cair kedalam tungku pemasakan.

membawa

postur 3 adalah menuangkan

Page 71: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

4.1.4 Berat Beban Pengangkatan Oleh Pekerja

Berat beban yang diangkat meliputi berat kedelai kering, basah maupun

cair dan berbagai perlengkapan yang digunakan selama melakukan kegiatan

MMH.Berikut ini tabel yang berisi mengenai berat beban yang diangkat oleh

pekerja:

Tabel 4.4 Berat Beban Pengangkatan Aktivitas Jenis beban

pengangkatan Berat (Kg)

Pengambilan kedelai setelah direndam ke dalam keranjang

1 Ember kecil berisi kedelai basah

3 kg

Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

1 Ember besar berisi air penuh

5 Kg

Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

1 Keranjang berisi kedelai basah

15 kg

Membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

1 Ember besar berisi kedelai cair

17 Kg

4.2 PENGOLAHAN DATA

4.2.1 Penilaian Beban Kerja Fisik

a. Metode Tidak Langsung

Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut

nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja

merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan

metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat

dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Denyut Nadi (Denyut/Menit) = � 躈ᄄd錃謃3㨨et3謃jᄄdg b3謃dged 㥰 泌

Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja (tabel 4.3) kemudian

dimasukkan kedalam persamaan 10 Denyut (metode 10 denyut) sehingga

diperoleh denyut nadi pekerja setiap denyut per menit (Denyut/Menit).

• Perhitungan Denyut Nadi Istirahat dengan menggunakan metode 10

denyut, contoh untuk Giyanto:

Page 72: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

DNI (Detik) = 8.73

Denyut Nadi (Denyut/Menit) = (�躈ᄄd錃謃3鴠et3謃 㧐ᄄdg b3謃dged 㥰 泌)

DNI (Denyut/Menit) = (� 躈ᄄd錃謃3密.蜜米 㥰 泌)

= 68,73

• Perhitungan Denyut Nadi Kerja dengan menggunakan metode 10

denyut,contoh untuk Giyanto:

DNK (Detik) = 5,21

DNK (Denyut/Menit) =�躈ᄄd錃謃3鴠et3謃 㧐ᄄdg b3謃dged 㥰 泌

DNK (Denyut/Menit) =� 躈ᄄd錃謃3觅,弥� 㥰 泌

= 115,16

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel

dibawah ini. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Perhitungan Denyut Nadi Pekerja per Menit

No Nama Usia DNI

(Denyut/ menit)

DNK (Denyut/ menit) DNK Rerata (Denyut/ menit) 1 2 3 4

1 Giyanto 41 68,73 115,16 110,09 114,50 116,73 114,07 2 Jiman 46 66,30 137,61 142,18 132,74 140,85 138,25 3 Memet 27 70,67 117,19 126,85 137,93 134,53 128,62

Sedangkan rekapitulasi denyut nadi pekerja adalah seperti dibawah

ini:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Denyut Nadi Pekerja

No Nama Usia DNI

(Denyut/ menit)

DNK Rerata

(Denyut/ menit)

DNK Maks

(Denyut / menit)

Nadi Kerja

(Denyut/ menit)

1 Giyanto 41 68,73 114,07 179 45,34 2 Jiman 46 66,30 138,25 174 71,95

3 Memet 27 70,67 128,62 193 57,95

Page 73: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

Keterangan:

DN Mak : Denyut Nadi Maksimal, 220 – Umur (pria); 200 – Umur

wanita)

NK : Nadi Kerja ( DNK – DNI)

Maka dari tabel 4.6 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut

(1) Perhitungan % HR Reverse

% HR Reverse =躈梗ƅ能躈梗更躈梗me㥰能躈梗更x 100

Contoh untuk pekerja, Giyanto:

% HR Reverse =躈梗ƅ能躈梗更躈梗me㥰能躈梗更x 100

% HR Reverse = ��秘,蜜 能 泌密,蜜米�蜜幂 能 泌密,蜜米x 100

% HR Reverse = 41,12

Secara lengkap hasil penilaian % HR Reserve pekerja disajikan

pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Rekapitulasi % HR Reserve pekerja

No Nama Usia DNI

(Denyut/ menit)

DNK Rerata

(Denyut/ menit)

DNK Maks

(Denyut / menit)

Nadi Kerja

(Denyut/ menit)

% HR Reserve

1 Giyanto 41 68,73 114,07 179 45,34 41,12 2 Jiman 46 66,30 138,25 174 71,95 66,81 3 Memet 27 70,67 128,62 193 57,95 47,37

(2) Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL)

% CVL =� 㥰 纵躈梗ƅ能躈梗更邹 躈梗me㥰能躈梗更

Contoh untuk pekerja, Giyanto:

% CVL = � 㥰 纵��秘,蜜 能 泌密,蜜米邹�蜜幂 能 泌密,蜜米

% CVL= 41,12

Secara lengkap hasil penilaian % HR CVLpekerja disajikan pada tabel

4.8 berikut:

Page 74: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

Tabel 4.8 Rekapitulasi % CVL pekerja

No Nama Usia DNI

(Denyut/ menit)

DNK Rerata

(Denyut/ menit)

DNK Maks

(Denyut / menit)

Nadi Kerja

(Denyut/ menit)

% CVL

1 Giyanto 41 68,73 114,07 179 45,34 41,12 2 Jiman 46 66,30 138,25 174 71,95 66,81 3 Memet 27 70,67 128,62 193 57,95 47,37

Secara lengkap hasil penilaian % HR Reserve dan % CVL pekerja

disajikan pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi % HR Reserve dan % CVL pekerja

No Nama Usia Nadi Kerja (Denyut/ menit)

% HR Reserve

% CVL

1 Giyanto 41 45,34 41,12 41,12 2 Jiman 46 71,95 66,81 66,81 3 Memet 27 57,95 47,37 47,37

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan

dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Metode Tak Langsung

No Nama %

CVL Klasifikasi % CVL

1 Giyanto 41,12 Diperlukan perbaikan 2 Jiman 66,81 Kerja dalam waktu singkat 3 Memet 47,37 Diperlukan perbaikan

Sumber: Pengolahan data, 2011

Dibawah ini dapat dilihat grafik denyut nadi pekerja bagian pencucian

dan penggilingan kedelai yang merupakan hasil keseluruhan dari

perhitungan yang telah dilakukan.

Page 75: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4

b, Metode Langsung

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

dikeluarkan (energy expenditure)

Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan

untuk dikonsumsi.Dalam penentuan konsumsi energi

suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu

sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:

E = 1,80411

Untuk perhitungan

(tabel 4.4) sebagai berikut:

Contoh perhitungan untuk Giyanto

DNK rerata=X= 114, 07

E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10

E=1,80411 – 0,0229038 E = 5,33 Kkal/ menit

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel

berikut ini:

0

20

40

60

80

100

120

140

Giyanto

DNI (Denyut/ menit)

Nadi Kerja (Denyut/ menit)

% CVL

IV-11

Gambar 4.5 Grafik Denyut Nadi Pekerja

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

(energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja

Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan

suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu

sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:

E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2

Untuk perhitungan energy expenditureberdasarkan denyut nadi kerja

sebagai berikut:

Contoh perhitungan untuk Giyanto:

DNK rerata=X= 114, 07

0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2

0,0229038 (114, 07)+4,71733 (114, 07)10-4(114, 07)

Kkal/ menit

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel

Giyanto Jiman Memet

DNI (Denyut/ menit) DNK Rerata (Denyut/ menit)

Nadi Kerja (Denyut/ menit) % HR Reserve

% CVL

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

melalui asupan oksigen selama bekerja.

Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan

biasanya digunakan

suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu

berdasarkan denyut nadi kerja

(114, 07)2

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel

Page 76: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Tabel 4.11 Rekapitulasi Penghitungan Konsumsi Energi

No Nama DNK (X)

E

1 Giyanto 114,07 5,33 2 Jiman 138,25 7,65 3 Memet 128,62 6,66

Dari tabel diatas dapat diketahui klasifikasi beban kerja pekerja

bagian pencucian dan penggilingan kedelai pada saat bekerja sebagai

berikut:

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Metode Langsung

No Nama E Klasifikasi

Beban Kerja

1 Giyanto 5.33 Sedang 2 Jiman 7.65 Berat 3 Memet 6.66 Sedang Sumber: Pengolahan data, 2011

Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh

seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik,

maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban

tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada

yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran

jasmani, usia, dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.

Dari perhitungan dengan metode langsung didapatkan hasil bahwa

untuk Giyanto dan Memet berada dalam klasifikasi beban kerja sedang,

sedangkan untuk Jiman tergolong beban kerja berat.

Page 77: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.2 Penilaian Postur Kerja

1. Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Gambar 4Setelah Direndam Kedalam

IV-13

2 Penilaian Postur Kerja

Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Postur 1-1

Postur 1-2 Gambar 4.6 Coding Postures Pengambilan Kedelai

Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Page 78: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

a. Penilaian Postur 1-1

Pada postur 1-1, pekerja mengambil kedelai yang telah direndam didalam

bak perendaman. Setiap satu bak perendaman berisi 15 kg kedelai. Kedelai

setelah direndam diambil menggunakan ember kecil, dimasukkan ke dalam

keranjang. Pekerja pada saat proses mengambil kedelai dalam bak perendaman,

punggung membungkuk dan memutar, kedua kaki menekuk statis, kaki kanan

menopang beban tubuh karena tinggi bak hanya 40 cm. Terjadi pengulangan

gerakan mengambil kedelai dengan tangan kanan.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Penilaian Terhadap Postur 1-1 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kebelakang (bengkok samping)

2 Batang Tubuh (Trunk) 20° - 60°

3 Kaki (Legs) Salah satu kaki menahan berat tubuh, lutut bengkok >60°

4 Beban (Load/Force) < 5 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 45° - 90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

0 - 60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) > 15° ke belakang atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Pengulangan

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 2)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 1-1 memiliki skor REBA sebesar 11.

Artinya kegiatan pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang

postur 1-1 masuk kategori action level 4, risk level sangat tinggi sehingga

diperlukan perbaikan saat ini juga.

Page 79: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

b.Penilaian Postur 1-2

Postur 1-2, pekerja menuangkan kedelai dalam ember ke wadah keranjang

yang kemudian akan dicuci dengan air bersih. Punggung pekerja membungkuk

dan memutar ke samping. Leher mendongak kebelakang dan bengkok ke

samping. Lengan atas terangkat ke atas untuk mengangkat kedelai dalam

ember, sedangkan lengan bawah menahan beban dan menuangkan kedelai

dalam ember kedalam keranjang. Kedua kaki menekuk statis, kaki kanan

menopang beban tubuh. Terjadi pengulangan gerakan mengangkat kedelai

dalam ember untuk dimasukkan ke keranjang dengan tangan kanan.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Penilaian Terhadap Postur 1-2 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kebelakang (bengkok ke kiri)

2 Batang Tubuh (Trunk) 20 - 60°

3 Kaki (Legs) Salah satu kaki menahan berat tubuh, lutut bengkok >60°

4 Beban (Load/Force) < 5 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) > 90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

60-100° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists)

> 15° kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Pengulangan

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 3)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 1-2 memiliki skor REBA sebesar 12.

Artinya kegiatan pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang

postur 1-2 masuk kategori action level4, risk level tinggi sehingga

diperlukan perbaikan segera.

Page 80: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengambilan Dan Penuangan

Keranjang

Postur 2-1

Gambar 4.7 Coding PosturesUntuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang

IV-16

Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam

Postur 2-2

Postur 2-3

Coding Postures Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang

Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam

Air

Page 81: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

a.Penilaian Postur 2-1

Pada postur 2-1, pekerja mengambil air bersih yang akan digunakan

mencuci kedelai hasil rendaman menggunakan ember. Punggung pekerja

membungkuk, leher agak tertunduk ke bawah. Kaki kanan menumpu beban

tubuh. Tangan kanan lurus kebawah mengambil air dalam bak air. Terjadi

pengulangan gerakkan.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Penilaian Terhadap Postur 2-1 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) Kebelakang tubuh

2 Batang Tubuh (Trunk) >60° kedepan

3 Kaki (Legs) Salah satu kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) < 5 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 45° - 90° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms) 0-60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) > 15° ke belakang atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 4)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 2-1 memiliki skor REBA sebesar 9.

Artinya kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai

dalam keranjang postur 2-1 masuk kategori action level 3, risk level tinggi

sehingga diperlukan perbaikan segera.

,

Page 82: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

b. Penilaian Postur 2-2

Postur 2-2, Pekerja mengangkat ember berisi air bersih yang akan

dituangkan ke wadah keranjang yang berisi kedelai hasil rendaman. Punggung

pekerja agak membungkuk dan memutar, leher sedikit menunduk kedepan,

kedua kaki menahan beban tubuh. Kedua tangan memegang dan menahan berat

ember berisi air bersih.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Penilaian Terhadap Postur 2-2 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kedepan

2 Batang Tubuh (Trunk) 0 - 60°

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) < 5 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 0-20 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms) 45-90° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) < 15° ke belakang atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 5)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 2-2 memiliki skor REBA sebesar 6.

Artinya kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai

dalam keranjang postur 2-2 masuk kategori action level 2, risk level sedang

sehingga diperlukan perbaikan.

Page 83: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

c. Penilaian Postur 2-3

Postur 2-3, pekerja menuangkan air didalam ember ke atas kedelai

rendaman. Punggung pekerja sedikit membungkuk dan bengkok kesamping.

Kedua kaki menahan beban tubuh, kedua tangan memegang dan menahan berat

ember berisi air bersih.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Penilaian Terhadap Postur 2-3 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kedepan

2 Batang Tubuh (Trunk) 20 - 60°

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) < 5 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 20-45o ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms) 60-100° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) > 15° ke belakang atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 6)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 2-3 memiliki skor REBA sebesar 5.

Artinya kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai

dalam keranjang postur 2-3 masuk kategori action level 2, risk level sedang

sehingga diperlukan perbaikan.

Page 84: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

Postur 3-1

Gambar 4.8 Coding Postures

IV-20

Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

Postur 3-

Postur 3-3

Coding Postures Membawa Kedelai Setelah DicuciKe Bagian Penggilingan

-2

Kedelai Setelah Dicuci

Page 85: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

a. Penilaian Postur 3-1

Postur 3-1, pekerja mengangkat keranjang berisi kedelai yang sudah dicuci

air bersih. Pekerja membungkuk, leher menunduk kedepan, kedua kaki agak

menekuk kedepan menopang beban tubuh, mengangkat keranjang kedelai

dengan berat 15 kg dengan kedua tangan.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Penilaian Terhadap Postur 3-1 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kedepan(bengkok samping)

2 Batang Tubuh (Trunk) >60°

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) > 10 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 45° - 90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

0 - 60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) <15° kedepan

8 Genggaman (Coupling) Poor, tidak dapat diterima meskipun memungkinkan

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 7)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 3-1 memiliki skor REBA sebesar 10.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

postur 3-1 masuk kategori action level 3, risk level tinggi sehingga diperlukan

perbaikan segera.

Page 86: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

b.Penilaian Postur 3-2

Postur 3-2, pekerja membawa keranjang berisi kedelai ke stasiun

penggilingan. Berat keranjang ditumpu dengan tangan kiri dan bahu sebelah

kiri. Kedua kaki menahan beban tubuh.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Penilaian Terhadap Postur 3-2 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) Normal, bengkok ke kanan

2 Batang Tubuh (Trunk) Normal, menekuk kesamping

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) > 10 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) > 90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

60-100° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) > 15° ke belakang

8 Genggaman (Coupling) Poor, tidak dapat diterima meskipun memungkinkan

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 8)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 3-2 memiliki skor REBA sebesar 8.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

postur 3-2 masuk kategori action level 3, risk level tinggi sehingga diperlukan

perbaikan segera.

Page 87: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

c.Penilaian Postur 3-3

Postur 3-3, pekerja menuangkan kedelai dalam keranjang ke dalam mesin

penggilingan. Badan dan kaki tegak, tangan kiri dan kanan kedepan menahan

beban keranjang. Leher normal menghadap kedepan.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Penilaian Terhadap Postur 3-3 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) Normal

2 Batang Tubuh (Trunk) Normal

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) > 10 kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 45-90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

0-60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) 0-15° atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Poor, tidak dapat diterima meskipun memungkinkan

9 Aktivitas (Activity) Sikap kerja statis

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 9)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 3-3 memiliki skor REBA sebesar 7.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

postur 3-3 masuk kategori action level 2, risk level sedang sehingga diperlukan

perbaikan.

Page 88: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Membawa Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan

Postur 4-1

Gambar 4.9 Coding Postures

IV-24

Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan

Postur

Postur 4-3

Coding Postures Membawa Kedelai Setelah Digiling Kebagian Pemasakan

Postur 4-2

Kedelai Setelah Digiling

Page 89: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

a, Penilaian Postur 4-1

Pada postur 4-1, pekerja mengangkat wadah berisi kedelai cair hasil

penggilingan yang akan dibawa ke tunggku pemasakan. Punggung pekerja

membungkuk, kedua kaki agak ditekuk, dan leher menunduk kedepan. Kedua

tangan memegang wadah berisi kedelai cair seberat 17 kg.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Penilaian Terhadap Postur 4-1 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kebelakang

2 Batang Tubuh (Trunk) 20-60° kedepan

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) > 10 kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) 45° - 90 ° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

0-60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) 0-15° atau kedepan

8 Genggaman (Coupling) Poor, tidak dapat diterima meskipun memungkinkan

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 10)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 4-1 memiliki skor REBA sebesar 9.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah digiling kebagian pemasakan postur

4-1 masuk kategori action level 3, risk level tinggi sehingga diperlukan

perbaikan segera.

Page 90: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

b. Penilaian Postur 4-2

Pada Postur 4-2, pekerja membawa kedelai cair hasil penggilingan ke

tunggku pemasakan. Pada kegiatan ini, pekerja berjalan dari tempat

penggilingan ke tungku pemasakan. Kedua kaki menahan beban tubuh, leher

condong kedepan. Tangan kanan memegang ember berisi kedelai cair.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan ke skor REBA seperti pada tabel 4.22.

Tabel 4.22 Penilaian Terhadap Postur 4-2 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kedepan (bengkok ke kanan)

2 Batang Tubuh (Trunk) 0-20o

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) > 10 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) > 20° ke belakang tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

0-60° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists) > 15° ke kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 11)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 4-2 memiliki skor REBA sebesar 6.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah digiling kebagian pemasakan postur

4-2 masuk kategori action level 2, risk level sedang sehingga diperlukan

perbaikan.

Page 91: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

c. Penilaian Postur 4-3

Pada Postur 4-3, pekerja menuangkan kedelai cari dari ember ke tungku

pemasakan. Pada kegiatan ini, punggung lurus dan miring ke samping kanan,

kedua kaki menumpu beban tubuh, dan kedua tangan menahan beban kedelai

cair dalam wadah ember.

Berdasarkan pengamatan terhadap sikap kerja dari operator maka dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.23.

Tabel 4.23 Penilaian Terhadap Postur 4-3 No Faktor Pergerakan

1 Leher (Neck) > 20° kedepan(bengkok ke kanan)

2 Batang Tubuh (Trunk) Normal, menekuk ke samping

3 Kaki (Legs) Kedua kaki menahan berat tubuh

4 Beban (Load/Force) >10 Kg

5 Lengan Atas (Upper Arms) < 20° ke depan tubuh

6 Lengan Bawah (Lower Arms)

45-90° ke depan tubuh

7 Pergelangan Tangan (Wrists)

> 15° kedepan

8 Genggaman (Coupling) Fair, masih dapat diterima meskipun tidak ideal

9 Aktivitas (Activity) Tidak stabil

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence (lampiran 12)

didapatkan hasil bahwa postur kerja 4-3 memiliki skor REBA sebesar 5.

Artinya kegiatan membawa kedelai setelah digiling kebagian pemasakan postur

4-3 masuk kategori action level 2, risk level sedang sehingga diperlukan

perbaikan.

Page 92: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

4.2.3 Rekapitulasi Hasil Penilaian Postur Kerja

Kategori postur kerja merupakan hasil dari pengolahan data, dimana

inputnya berupa postur-postur kerja para pekerja bagian pencucian dan

penggilingan kedelai. Postur kerja dikategorikan menurut tingkat resiko

terhadap sistem musculoskeletal. Setiap tingkat resiko akan diberikan tindakan

perbaikan sesuai dengan seberapa pengaruhnya terhadap gangguan

musculoskeletal. Dari hasil pengolahan data telah didapat, kategori postur tubuh

yang perlu diperbaiki sesuai metode REBA. Adapun kategori-kategori postur

kerja sesuai dengan pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini:

Tabel 4.24 Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja No Aktivitas Postur Grand

score Action level

Keterangan

1. Pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang

1 11 4 Diperlukan perbaikan saat ini juga

2 12 4 Diperlukan perbaikan saat ini juga

2. Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

1 9 3 Diperlukan perbaikan segera

2 6 2 Diperlukan perbaikan 3 5 2 Diperlukan perbaikan

3. Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

1 10 3 Diperlukan perbaikan segera

2 8 3 Diperlukan perbaikan segera

3 7 2 Diperlukan perbaikan 4. Membawa kedelai

setelah digiling ke bagian pemasakan

1 9 3 Diperlukan perbaikan segera

2 6 2 Diperlukan perbaikan

3 5 2 Diperlukan perbaikan

Dari tabel 4.24 di atas terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada

kategori 3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan

segera mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang

berarti sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini

juga.

Page 93: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

4.2.4 Usulan Perbaikan

Telah diketahui bahwa para pekerja di industri kecil pembuatan tahu

dalam melakukan aktivitas masih beresiko terhadap gangguan

musculoskeletal. Keadaan ini memerlukan perbaikan postur kerja untuk

mengurangi atau menghilangkan resiko gangguan musculoskeletal. Hal ini

dilakukan untuk menciptakan kondisi tempat kerja yang aman dan terhindar

dari resiko kecelakaan kerja. Hasil pengolahan data postur kerja metode

REBA telah merekomendasikan segmen-segmen dari postur kerja untuk

dilakukan perbaikan.

Rekomendasi perbaikan (Recommendation For Action) dikategorikan

menurut tingkat resiko terhadap musculoskeletal. Setiap rekomendasi perbaikan

akan diberikan tindakan sesuai dengan seberapa besar pengaruhnya terhadap

gangguan musculoskeletal.

1. Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Pada kondisi awal, pengambilan kedelai setelah direndam kedalam

keranjang dilakukan dengan cara:

a. Punggung membungkuk, dikarenakan letak kedelai di dalam bak dengan

ketinggian 40 cm sehingga menyebabkan punggung pekerja

membungkuk. Punggung membungkuk menyebabkan nyeri otot pada

leher, bahu, punggung, dan pinggang.

b. Kaki menekuk menahan beban tubuh agar tangan bisa menjangkau kedelai

dalam bak.

c. Tangan melakukan jangkauan yang agak jauh, lengan jauh dari posisi

alamiah. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh ,

maka semakin tinggi pula ressiko terjadinya keluhan otot skeletal.

Dari kondisi tersebut, maka rekomendasi untuk mengurangi resiko cidera

MSDs dengan mempertimbangkan kondisi stasiun kerja adalah:

a. Menambahkan alat bantu pengambilan kedelai seperti gayung dengan

ukuran pegangan agak panjang sehingga mengurangi pekerja

membungkuk saat mengambil kedelai.

b. Untuk meminimalkan posisi berdiri statis ataupun kaki tidak stabil

menahan beban tubuh, ditambahkan fasilitas tempat duduk di samping bak

Page 94: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

perendaman dengan ketinggian yang sejajar sehingga dapat mengurangi

kelelahan pekerja karena melakukan pekerjaan mengambil kedelai

berulang-ulang.

c. Letak keranjang penampungan kedelai yang telah direndam sebaiknya

didekatkan dengan sisi bak didepan pekerja sehingga meminimalkan

postur kerja memutar.

Gambar 4.10 Usulan Perbaikan Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

2. Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam

keranjang

Pada kondisi awal pengambilan air untuk pencucian kedelai dilakukan

dengan cara:

a. Pengambilan air dengan posisi bak penampungan air dengan keranjang

kedelai berada pada tempat yang agak jauh dan tidak tepat pada sisi bak

air.

b. Pekerja membungkuk dengan kaki tidak tertopang. Kaki tidak tertopang

menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit.

c. Punggung yang membunguk menyebabkan nyeri otot pada leher, bahu

punggung dan pinggang.

Page 95: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

d. Saat menyiramkan air ke keranjang kedelai, tangan melakukan jangkauan

yang agak jauh, lengan jauh dari posisi alamiah. Semakin jauh posisi

bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko

terjadinya keluhan otot skeletal.

Dari kondisi tersebut, maka rekomendasi untuk mengurangi resiko cidera

MSDs dengan mempertimbangkan kondisi stasiun kerja adalah:

a. Menambahkan alat bantu pengambilan air seperti gayung dengan ukuran

pegangan agak panjang sehingga mengurangi pekerja membungkuk saat

mengambil air.

b. Untuk meminimalkan postur tubuh memutar dan tangan melakukan

jangkauan yang agak jauh maka perlu mendekatkan keranjang kedelai

dengan bak.

c. Berdiri bertumpu dengan kedua kaki lurus sehingga beban tubuh ditopang

dua kaki. Hal tersebut dapat mengurangi kelelahan pada bagian kaki.

Gambar 4.11 Usulan Perbaikan Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang

3. Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

Pada kondisi awal, ketika pekerja membawa kedelai setelah dicuci ke

bagian penggilingan dilakukan degnan cara:

a. Pekerja melakukan aktivitas mengangkat beban yaitu mengangkat

keranjang berisi kedelai yang terletak di lantai dan membawanya ke bagian

penggilingan.

Page 96: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

b. Pengambilan kedelai hasil rendaman dengan cara punggung

membungkuk, dikarenakan letak kedelai dilantai tanpa adanya landasan.

c. Pergerakan lengan menjauhi posisi alamiah dan dalam posisi berdiri.

Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.

Dari kondisi tersebut, maka rekomendasi untuk mengurangi resiko cidera

MSDs dengan mempertimbangkan kondisi stasiun kerja adalah dengan cara:

a. Merubah teknik saat mengangkat beban yaitu:

1. Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan

dan jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

2. Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin

dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada

punggung, bahu danlengan. Makin dekat beban maka makin mudah

untuk menstabilkan tubuh.

3. Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat

dan usahakan dalam posisi seimbang, tekuk lutut dalam posisi setengah

jongkok sampai sudut paling nyaman.

4. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk,

menyamping atau miring.

5. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok

dengan sudut paling nyaman.

b. Wadah/ keranjang perlu diperbaiki dengan menambahkan pegangan yang

stabil

Page 97: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

Gambar 4.12 Usulan Perbaikan Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

4. Membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

Pada kondisi awal, ketika pekerja membawa kedelai setelah digiling ke

bagian pemasakan dilakukan dengan cara:

a. Pekerja melakukan aktivitas mengangkat beban yaitu mengangkat ember

berisi kedelai cair yang terletak di lantai dan membawanya ke bagian

pemasakan.

Page 98: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

b. Pengambilan kedelai cair dengan cara punggung membungkuk,

dikarenakan letak kedelai dilantai tanpa adanya landasan.

c. Pergerakanlengan menjauhi posisi alamiah dan dalam posisi berdiri.

Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.

Dari kondisi tersebut, maka rekomendasi untuk mengurangi resiko cidera

MSDs dengan mempertimbangkan kondisi stasiun kerja adalah dengan cara:

a. Merubah teknik saat mengangkat beban yaitu:

1. Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan

dan jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

2. Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin

dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada

punggung, bahu dan lengan. Makin dekat beban maka makin mudah

untuk menstabilkan tubuh.

3. Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat

dan usahakan dalam posisi seimbang, tekuk lutut dalam posisi setengah

jongkok sampai sudut paling nyaman.

4. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk,

menyamping atau miring.

5. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok

dengan sudut paling nyaman.

b. Wadah/ keranjang perlu diperbaiki dengan menambahkan pegangnan yang

stabil

Page 99: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

4.2.5 Evaluasi Usulan Perbaikan

Evaluasi usulan perbaikan dilakukan dengan cara menilai postur kerja

usulan dengan metode REBA. Berdasarkan penilaian dengan metode REBA,

postur kerja kondisi awal terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada kategori

3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan segera

mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti

sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga.

1. Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Dari hasil penilaian dengan metode REBA, kondisi awal aktivitas

pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang untuk postur 1-1

memiliki skor REBA sebesar 11. Artinya kegiatan pengambilan kedelai setelah

direndam kedalam keranjang postur 1-1 masuk kategori action level 4, risk level

sangat tinggi sehingga diperlukan perbaikan saat ini juga. Demikian juga utuk

postur 1-2 memiliki skor REBA sebesar 12. Artinya kegiatan pengambilan

kedelai setelah direndam kedalam keranjang postur 1-2 masuk kategori action

level 4, risk level tinggi sehingga diperlukan perbaikan segera.

Oleh karena itu, diperlukan perbaikan sikap/ postur kerja agar dapat

mengurangi resiko cidera musculoskeletal. Penilaian postur kerja usulan dengan

metode REBA adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Coding Postures Postur Kerja Usulan 1-1 Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Page 100: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-36

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 1-1 kegiatan pengambilan kedelai setelah direndam

kedalam keranjang memiliki skor REBA sebesar 6. Artinya kegiatan

pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang postur 1-1 masuk

kategori action level 2, risk level sedang (lampiran 13).

Gambar 4.14 Coding Postures Postur Kerja Usulan 1-2 Pengambilan Kedelai Setelah Direndam Kedalam Keranjang

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 1-2 kegiatan pengambilan kedelai setelah direndam

kedalam keranjang memiliki skor REBA sebesar 5. Artinya kegiatan

pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang postur 1-2 masuk

kategori action level 2, risk level sedang (lampiran 14).

2. Pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai dalam

keranjang

Untuk aktivitas Pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai

dalam keranjang, maka usulan perbaikan untuk mengurangi resiko cidera

musculoskeletal adalah dengan mengubah teknik mengangkat beban. Adapun

penilaian dengan metode REBA untuk postur kerja usulan aktivitas pengambilan

dan penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang adalah sebagai

berikut:

Page 101: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-37

Gambar 4.15 Coding Postures Postur Kerja Usulan 2-1 Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai

Dalam Keranjang

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 2-1 kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk

pencucian kedelai dalam keranjang memiliki skor REBA sebesar 4. Artinya

kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai dalam

keranjang postur 2-1 masuk kategori action level 2, risk level sedang (lampiran

15).

Gambar 4.16 Coding Postures Postur Kerja Usulan 2-2 Pengambilan Dan Penuangan Air Untuk Pencucian Kedelai

Dalam Keranjang

Page 102: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-38

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 2-2 kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk

pencucian kedelai dalam keranjang memiliki skor REBA sebesar 5. Artinya

kegiatan pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai dalam

keranjang postur 2-2 masuk kategori action level 2, risk level sedang (lampiran 16).

3. Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

Untuk kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan,

usulan perbaikan postur kerja yaitu memperbaiki teknik mengangkat beban maka

usulan perbaikan untuk mengurangi resiko cidera musculoskeletal adalah dengan

mengubah teknik mengangkat beban. Adapun penilaian dengan metode REBA

untuk postur kerja usulan kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian

penggilingan, adalah sebagai beriut:

Gambar 4.17 Coding Postures Postur Kerja Usulan 3-1 Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 3-1 kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian

penggilingan memiliki skor REBA sebesar 7. Artinya kegiatan membawa kedelai

setelah dicuci ke bagian penggilingan postur 3-1 masuk kategori action level 2,

risk level sedang (lampiran 17).

Page 103: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

Gambar 4.18 Coding Postures Postur Kerja Usulan 3-2 Membawa Kedelai Setelah Dicuci Ke Bagian Penggilingan

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 3-2 kegiatan membawa kedelai setelah dicuci ke bagian

penggilingan memiliki skor REBA sebesar 4. Artinya kegiatan membawa

kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan postur 3-2 masuk kategori action

level 2, risk level sedang (lampiran 18).

4. Membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

Untuk kegiatan membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan

usulan perbaikan postur kerja sama seperti kegiatan membawa kedelai setelah

dicuci ke bagian penggilingan, yaitu memperbaiki teknik mengangkat beban.

Maka usulan perbaikan untuk mengurangi resiko cidera musculoskeletal adalah

dengan mengubah teknik mengangkat beban. Adapun penilaian dengan metode

REBA untuk postur kerja usulan kegiatan membawa kedelai setelah digiling ke

bagian pemasakan adalah sebagai berikut:

Page 104: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-40

Gambar 4.19 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-1 Membawa Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 4-1 kegiatan membawa kedelai setelah digiling ke

bagian pemasakan memiliki skor REBA sebesar 7. Artinya kegiatan membawa

kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan postur 4-1 masuk kategori action

level 2, risk level sedang.

Gambar 4.20 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-2 Membawa Kedelai Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan

Page 105: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-41

Dari penilaian dengan bantuan software ergointelligence didapatkan hasil

bahwa postur kerja usulan 4-2 kegiatan membawa kedelai setelah digiling ke

bagian pemasakan memiliki skor REBA sebesar 5. Artinya kegiatan membawa

kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan postur 4-2 masuk kategori action

level 2, risk level sedang.

Page 106: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil dari pengolahan

data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

5.1 ANALISIS KONDISI AWAL

Proses produksi tahu dan penanganan material di pabrik tahu milik Bapak

Markiman masih secara manual yaitu mengandalkan tenaga manusia. Dimana

pekerja melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, pemasakan dan

penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil dilakukan secara manual dan

membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi oleh sikap kerja

berdiri. Pada bagian pencucian dan penggilingan kedelai, dalam proses produksi

para pekerja sering melakukan aktivitas pengangkatan kedelai, membungkuk, dan

memutar dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi. Hampir seluruh proses

pembuatan tahu dilakukan secara manual kecuali proses penggilingan yang

menggunakan mesin.

Adapun kegiatan yang dilakukan pekerja di bagian pencucian dan

penggilingan kedelai adalah melakukan pengambilan kedelai setelah direndam

kedalam keranjang kemudian melakukan pencucian kedelai dalam keranjang

dengan air bersih. Setelah dicuci bersih, kedelai dibawa ke bagian penggilingan.

Setelah kedelai digiling menjadi kedelai cair. Kemudian kedelai cair dibawa ke

bagian pemasakan. Terdapat beberapa aktivitas yang menyebabkan terjadinya

keluhan nyeri otot skeletal oleh pekerja pada aktivitas pencucian dan penggilingan

kedelai yaitu:

a. Peregangan otot yang berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang

diperlukan melampui kekuatan otot optimum terutama saat melakukan

pengangkatan beban ditambah lagi cara mengangkat beban yang salah. Apabila

hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya

keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.

Page 107: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

b. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus

seperti pekerjaan mengambil kedelai setelah direndam kedalam keranjang dan

pengambilan air bersih untuk pencucian kedelai setelah direndam. Akibat

aktivitas berulang ini, pekerja sering mengalami keluhan sakit pada otot

skeletal. Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja

secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi.

c. Sikap kerja yang tidak alamiah

Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi

bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alamiah, misalnya pergerakan

tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan

menyamping. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh,

maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja

tidak alamiah pada aktivitas pencucian dan penggilingan kedelai terjadi karena

karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan

kemampuan dan keterbatasan pekerja

5.2 ANALISIS PENILAIAN BEBAN KERJA

Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau

seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan

manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja

berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat

ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang

bersangkutan. Penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara

objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.

5.2.1 Penilaian Beban Kerja Secara Tak Langsung

Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur

denyut nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini ditentukan

melalui denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler (% CVL). Dari hasil

pengolahan dengan metode tidak langsung didapat hasil perhitungan seperti

disajikan pada tabel 5.1 berikut:

Page 108: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

Tabel 5.1 Beban Kerja Dengan Metode Tak Langsung

No Nama

DNK Rerata

(Denyut/ menit)

Klasifikasi DNK

% CVL Klasifikasi % CVL

1 Giyanto 114,07 Sedang 41,12 Diperlukan perbaikan 2 Jiman 138,25 Berat 66,81 Kerja dalam waktu singkat 3 Memet 128,62 Sedang 47,37 Diperlukan perbaikan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata tertinggi dari denyut nadi

kerja (DNK) dan beban kardiovaskuler (% CVL) ada pada Jiman dengan nilai

138,25 denyut per menit dan 66,81 % yang tergolong dalam kategori beban kerja

berat (125-150 denyut per menit) dan % CVL 60-80% sehingga

direkomendasikan untuk kerja dalam waktu singkat. Sedangkan untuk Giyanto

dan Memet perhitungan rerata DNK masuk kategori sedang dan dari nilai %

CVL maka aktivitas kerja saat ini diperlukan perbaikan.

5.2.2 Penilaian Beban Kerja Secara Tak Langsung

Penilaian beban kerja secara langsung adalah dengan mengukur energi

yang dikeluarkan selama bekerja. Dari konsumsi energi dapat diketahui bahwa

semakin berat beban kerja maka semakin banyak energi yang dikonsumsi. Berikut

adalah tabel perhitungan beban kerja dengan metode langsung:

Tabel 5.2 Beban Kerja Dengan Metode Langsung

No Nama DNK (X) E

Klasifikasi Beban Kerja

1 Giyanto 114.07 5.33 Sedang 2 Jiman 138.25 7.65 Berat 3 Memet 128.62 6.66 Sedang

Dari tabel perhitungan dapat diketahui bahwa berdasarkan konsumsi

energi maka Jiman membutuhkan konsumsi energi sebesar 7, 65 Kkal untuk

melakukan aktivitas kerjanya dan tergolong dalam klasifikasi beban kerja berat.

Sedangkan untuk Giyanto dan Memet sebesar 5,33 dan 6,66 Kkal dan masuk

klasifikasi beban kerja sedang.

5.2.3 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja

Perhitungan beban kerja pekerja baik dengan metode langsung maupun tak

langsung menunjukkan bahwa para pekerja bagian pencucian dan penggilingan

Page 109: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

kedelai ditinjau dari denyut jantung maupun konsumsi energi secara umum masuk

kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan agar dapat mengurangi kelelahan

pekerja saat bekerja dan mengurangi resiko cidera musculoskeletal.

5.3. ANALISIS POSTUR KERJA AWAL

Penilaian postur kerja dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire

Body Assessment) yang dalam setiap elemen gerakannya membentuk sudut yang

dapat mempengaruhi dan penyebab operator menjadi cepat lelah pada pekerjaan

bagian pencucian dan penggilingan kedelai. Dari hasil pengolahan data telah

didapat, kategori postur tubuh yang perlu diperbaiki sesuai metode REBA.

Adapun kategori-kategori postur kerja sesuai dengan pengolahan data dapat

dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3 Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja No Aktivitas Postur Grand

score Action level

Keterangan

1. Pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang

1 11 4 Diperlukan perbaikan saat ini juga

2 12 4 Diperlukan perbaikan saat ini juga

2. Pengambilan dan Penuangan air untuk pencucian kedelai dalam keranjang

1 9 3 Diperlukan perbaikan segera

2 6 2 Diperlukan perbaikan 3 5 2 Diperlukan perbaikan

3. Membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan

1 10 3 Diperlukan perbaikan segera

2 8 3 Diperlukan perbaikan segera

3 7 2 Diperlukan perbaikan 4. Membawa kedelai

setelah digiling ke bagian pemasakan

1 9 3 Diperlukan perbaikan segera

2 6 2 Diperlukan perbaikan

3 5 2 Diperlukan perbaikan Dari tabel d atas, terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada kategori

3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan segera

mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti

sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga.

Aktivitas pekerja yang masuk kategori level 4 yang berarti sangat

berbahaya pada sistem musculoskeletal dan diperlukan perbaikan saat ini juga

Page 110: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

adalah aktivitas pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang baik

postur 1-1 maupun 1-2. Pada aktivitas pengambilan kedelai setelah direndam

kedalam keranjang, pekerja harus membungkuk dikarenakan letak kedelai di

dalam bak dengan ketinggian 40 cm. Kaki menekuk menahan beban tubuh agar

tangan bisa menjangkau kedelai dalam bak. Tangan melakukan jangkauan yang

agak jauh, lengan jauh dari posisi alamiah.

Aktivitas pekerja yang masuk kategori level 3 yang berarti berbahaya pada

sistem musculoskeletal dan diperlukan perbaikan segera adalah:

1. Aktivitas pengambilan dan penuangan air untuk pencucian kedelai dalam

keranjang postur 2-1. Postur 2-1 pekerja mengambil air bersih yang akan

digunakan mencuci kedelai hasil rendaman menggunakan ember. Punggung

pekerja membungkuk, leher agak tertunduk ke bawah sehingga beresiko

menimbulkan cidera punggung.

2. Aktivitas membawa kedelai setelah dicuci ke bagian penggilingan postur 3-1

dan 3-2.

a. Pada postur 3-1, pekerja mengangkat keranjang berisi kedelai yang sudah

dicuci air bersih. Pekerja membungkuk, leher menunduk kedepan, kedua

kaki agak menekuk kedepan menopang beban tubuh, mengangkat keranjang

kedelai dengan berat 15 kg dengan kedua tangan.

b. Pada postur 3-2, pekerja membawa keranjang berisi kedelai ke stasiun

penggilingan. Berat keranjang ditumpu dengan tangan kiri dan bahu sebelah

kiri. Pekerja berjalan menuju mesin penggilingan dengan mengangkat

kedelai dalam keranjang. Cara mengangkat pekerja sangant beresiko cidera

musculoskeletal.

3. Aktivitas membawa kedelai setelah digiling ke bagian pemasakan postur 4-1.

pekerja mengangkat wadah berisi kedelai cair hasil penggilingan yang akan

dibawa ke tungku pemasakan. Punggung pekerja membungkuk, kedua kaki

agak ditekuk, dan leher menunduk kedepan. Kedua tangan memegang wadah

berisi kedelai cair seberat 17 kg.

5.4. ANALISIS USULAN PERBAIKAN

Hasil pengolahan data postur kerja dengan metode REBA telah

merekomendasikan segmen-segmen dari postur kerja untuk dilakukan

Page 111: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

perbaikan. Anggota tubuh yang direkomendasikan adalah postur leher, punggung,

lengan, dan kaki. Secara umum berat beban pengangkatan dikategorikan dalam

kelompok aman terhadap sistem musculoskeletal. Rekomendasi perbaikan

(recommendation for action) dikategorikan menurut tingkat resiko terhadap

musculoskeletal. Setiap rekomendasi perbaikan akan diberikan tindakan sesuai

dengan seberapa besar pengaruhnya terhadap gangguan musculoskeletal.

Dari hasil rekomendasi postur kerja usulan, postur kerja yang tergolong

pada kategori 3 (tinggi) dan 4 (sangat tinggi) dalam arti berbahaya pada sistem

musculoskeletal dan perlu perbaikan, dilakukan perbaikan. Perubahan yang perlu

dilakukan adalah perubahan sikap/postur saat bekerja dan menambahkan alat

bantu untuk mempermudah kerja pekerja serta mengurangi postur kerja janggal/

tidak alamiah. Dari hasil perbaikan postur kerja, dihasilkan perubahan terhadap

nilai pada grand score ( masuk kategori level 2/ sedang) setelah dilakukan

perhitungan REBA . Perubahan yang perlu dilakukan pada postur kerja saat

bekerja sebagai berikut:

a. Posisi tubuh tidak terlalu membungkuk.

b. Tubuh tidak terlalu menekuk ke samping.

c. Jangkauan tangan saat peletakan agak diperkecil.

d. Kepala tidak menengadah (extension), menunduk atau menekuk ke samping.

e. Pergelangan tangan tidak terlalu menekuk.

f. Posisi kaki dalam keadaan tertopang oleh ke dua kaki.

Dalam hal pengangkatan beban, perlu dilakukan perubahan cara/ metode

mengangkat beban dengan cara manual, yaitu:

1. Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan dan

jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

2. Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin dekat

beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu

danlengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.

3. Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan

usahakan dalam posisi seimbang, tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok

sampai sudut paling nyaman.

Page 112: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

4. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk,

menyamping atau miring.

5. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan

sudut paling nyaman.

Page 113: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Hasil penelitian mengenai analisis sikap kerja para pekerja manual

material handling di pabrik tahu milik Bapak Markiman dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Aktivitas MMH pekerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai dengan

postur kerja yang dilakukan sekarang ini masih beresiko menimbulkan

gangguan sistem musculoskeletal. Postur kerja para pekerja pada bagian

pencucian dan penggilingan kedelai yang masih beresiko gangguan

muskuloskeletal disebabkan oleh sikap punggung yang membungkuk,

membungkuk sambil menyamping, sikap kaki bertumpu pada satu atau dua

kaki ditekuk untuk menopang berat beban, serta cara mengangkat beban yang

salah.

2. Berdasarkan penilaian beban kerja baik metode langsung maupun tidak

langsung dapat diketahui bahwa beban kerja fisik pekerja bagian pencucian dan

penggilingan kedelai secara umum termasuk kategori sedang. Oleh karena itu,

perlu perbaikan agar beban kerja fisik masuk kategori ringan.

3. Berdasarkan penilaian dengan metode REBA, terdapat 4 postur kerja yang

tergolong pada kategori 3 dalam arti berbahaya pada sistem

musculoskeletal, perlu perbaikan segera mungkin. Serta 2 postur kerja

yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti sangat berbahaya pada

sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga.

4. Usulan perbaikan metode kerja dalam mengangkat beban dengan

menggunakan prinsip MMH, yaitu sikap punggung dan pinggul diusahakan

segaris ketika melakukan aktivitas MMH. Kondisi ini menyebabkan

pembebanan pada punggung relatif kecil, karena tidak terjadi momen berat

tubuh pada bagian punggung. Selain itu juga dapat mengurangi keluhan nyeri

pada bagian punggung bawah (low back pain) dan mencegah terjadinya slipped

disk.

Page 114: PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA BAGIAN … · pengukuran denyut nadi pekerja untuk menghitung beban kerja para pekerja. ... BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-2

6.2. SARAN

Beberapa saran yang diberikan dari hasil akhir penelitian ini adalah :

1. Kepada operator agar dapat agar menggunakan teknik pengangkatan yang

dapat meminimalkan resiko terjadinya gangguan otot dan metode kerja yang

standar sehingga masing-masing pekerja dapat bekerja secara maksimal untuk

meningkatkan produktivitas kerja.

2. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi

membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama.

Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang terutama

dengan memperhatikan fasilitas kerjanya.

3. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa

dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak

jangkauan normal konsep/prinsip ekonomi gerakan. Disamping pengaturan ini

bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi

aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu

dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja

yang lebih nyaman.

4. Kepada pihak perusahaan, agar dapat menerapkan beberapa alternatif saran

perbaikan dari hasil analisa penelitian sehingga dapat mengurangi resiko

cidera musculoskeletal.