14
1 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat pesat, mengubah sistem yang tradisional menjadi sistem modern, terutama dengan adanya internet. 82 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet [1]. Hal ini juga didukung oleh tersedianya akses internet gratis melalui layanan hotspot di tempat-tempat umum seperti café, kampus, bandara dan tempat umum lainya. Pada layanan hotspot, algoritma autentikasi yang dilakukan berbeda-beda, mulai dari menggunakan password bersama baik menggunakan WEP, WPA hingga menggunakan sistem captive portal. Captive portal menjadi pilihan terbaik bagi para operator jaringan dalam memberikan autentikasi bagi para pengguna infrastruktur seperti traffic, shaping dan kontrol bandwidth, tanpa perlu menginstal aplikasi khusus. Captive portal juga mengijinkan administrator melakukan berbagai hal secara aman melalui SSL & IPsec dan mengkonfigurasi rule quality of service tiap pengguna. Pada saat pengguna melakukan browsing ke internet, captive portal akan memaksa pengguna yang belum terautentikasi untuk melakukan autentikasi melalui web browser dan akan memberikan tampilan halaman login termasuk informasi tentang hotspot yang sedang digunakan[2]. Dalam penggunaan jaringan hotspot dengan sistem captive portal, biasanya pengelolaan bandwidth masih bersifat global atau tidak dipisahkan secara spesifik menurut jenis pengguna. Hal ini sangat merugikan pengguna yang memiliki prioritas lebih tinggi dari pengguna lain karena semua pengguna mendapatkan bandwidth yang sama-sama besar. Untuk itu perlu dilakukan mekanisme pengelolaan bandwidth menggunakan atribut user- profile. User-Profile merupakan atribut yang dapat mengelompokkan pengguna dan mengatur bandwidth pengguna berdasarkan kelompok. Salah satu algoritma yang diterapkan untuk menjamin pengguna mendapatkan bandwidth sesuai dengan jenis kelompok yang berbeda-beda yaitu algoritma Hierarchical Token Bucket (HTB). Teknik antrian algoritma HTB memberikan batasan traffik pada setiap level maupun klasifikasi, sehingga bandwidth yang tidak terpakai oleh level yang tinggi dapat digunakan atau dipinjam oleh level yang lebih rendah[3]. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menerapkan algoritma HTB dalam membagi bandwidth pengguna di dalam kelompok prioritas berdasarkan jenis kebutuhan pengguna terhadap beberapa protocol pada layanan jaringan yang digunakan. Manfaat penelitian ini adalah dapat mengetahui fungsi dari user-profile dalam mengelola bandwidth pengguna didalam kelompok dengan menggunakan algoritma HTB agar masing-masing pengguna mendapatkan bandwidth sesuai dengan kategori prioritasnya. Penelitian ini hanya menggunakan queue type secara default dan tidak membahas pengaruh queue type dalam jaringan.

PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

1

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat pesat, mengubah

sistem yang tradisional menjadi sistem modern, terutama dengan adanya

internet. 82 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet [1]. Hal ini

juga didukung oleh tersedianya akses internet gratis melalui layanan hotspot

di tempat-tempat umum seperti café, kampus, bandara dan tempat umum

lainya.

Pada layanan hotspot, algoritma autentikasi yang dilakukan berbeda-beda,

mulai dari menggunakan password bersama baik menggunakan WEP, WPA

hingga menggunakan sistem captive portal. Captive portal menjadi pilihan

terbaik bagi para operator jaringan dalam memberikan autentikasi bagi para

pengguna infrastruktur seperti traffic, shaping dan kontrol bandwidth, tanpa

perlu menginstal aplikasi khusus. Captive portal juga mengijinkan

administrator melakukan berbagai hal secara aman melalui SSL & IPsec dan

mengkonfigurasi rule quality of service tiap pengguna. Pada saat pengguna

melakukan browsing ke internet, captive portal akan memaksa pengguna yang

belum terautentikasi untuk melakukan autentikasi melalui web browser dan

akan memberikan tampilan halaman login termasuk informasi tentang hotspot

yang sedang digunakan[2].

Dalam penggunaan jaringan hotspot dengan sistem captive portal,

biasanya pengelolaan bandwidth masih bersifat global atau tidak dipisahkan

secara spesifik menurut jenis pengguna. Hal ini sangat merugikan pengguna

yang memiliki prioritas lebih tinggi dari pengguna lain karena semua

pengguna mendapatkan bandwidth yang sama-sama besar. Untuk itu perlu

dilakukan mekanisme pengelolaan bandwidth menggunakan atribut user-

profile. User-Profile merupakan atribut yang dapat mengelompokkan

pengguna dan mengatur bandwidth pengguna berdasarkan kelompok. Salah

satu algoritma yang diterapkan untuk menjamin pengguna mendapatkan

bandwidth sesuai dengan jenis kelompok yang berbeda-beda yaitu algoritma

Hierarchical Token Bucket (HTB). Teknik antrian algoritma HTB

memberikan batasan traffik pada setiap level maupun klasifikasi, sehingga

bandwidth yang tidak terpakai oleh level yang tinggi dapat digunakan atau

dipinjam oleh level yang lebih rendah[3].

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk

menerapkan algoritma HTB dalam membagi bandwidth pengguna di dalam

kelompok prioritas berdasarkan jenis kebutuhan pengguna terhadap beberapa

protocol pada layanan jaringan yang digunakan. Manfaat penelitian ini adalah

dapat mengetahui fungsi dari user-profile dalam mengelola bandwidth

pengguna didalam kelompok dengan menggunakan algoritma HTB agar

masing-masing pengguna mendapatkan bandwidth sesuai dengan kategori

prioritasnya. Penelitian ini hanya menggunakan queue type secara default dan

tidak membahas pengaruh queue type dalam jaringan.

Page 2: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

2

2. Tinjauan Pustaka

Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti.

Putra [4] dalam penelitiannya melakukan pengelolaan bandwith menggunakan

atribut user-profile pada hotspot mikrotik, walaupun demikian dalam

penelitian tersebut belum membahas tentang pengelolaan bandwidth pada

user-profile dengan menerapkan algoritma Hierarchical Token Bucket (HTB)

dalam membagi bandwidth. Wijaya [5] dalam penelitiannya melakukan

pengelolaan bandwidth menggunakan algoritma HTB dengan melakukan

pembatasan limit-at dan max-limit pada queue tree, sehingga tidak berlebihan

dalam menggunakan bandwidth. Namun dalam penelitian tersebut belum

terdapat penggunaan prioritas dalam pengelolaan bandwidth dengan

menggunakan algoritma HTB. Pada kesempatan yang diberikan untuk

melengkapi penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini akan

menentukan prioritas dalam HTB untuk membagi bandwidth menggunakan

atribut user-profile pada hotspot mikrotik.

Hotspot mikrotik adalah salah satu fitur dari mikrotik yang

menyediakan akses layanan internet untuk pengguna dengan melalui proses

autentikasi, media yang digunakan bisa menggunakan kabel ataupun wireless.

Cara kerja dari hotspot server yaitu dengan melakukan block semua akses

pengguna dan pengguna diminta melakukan login via web browser. Apabila

username dan password yang diisikan oleh pengguna cocok dengan database

hotspot, maka pengguna mendapatkan akses ke jaringan hotspot[6]. Salah satu

atribut pada hotspot mikrotik yang digunakan untuk mengatur pengguna di

dalam kelompok yaitu atribut user-profile. Atribut user-profile juga digunakan

untuk melakukan pengelolaan bandwidth dengan memanfaatkan parameter

incoming-packet-mark dan outgoing-packet-mark untuk penandaan trafik yang

akan digunakan pada mangle[7].

Pengelolaan bandwidth adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk

mengatur dan mengoptimalkan berbagi jenis jaringan dengan menerapkan

layanan Quality of Service (QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalu lintas

jaringan. QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan

pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data. Komunikasi data

menggunakan layanan internet bersama pastinya mempengaruhi bandwidth

dan kecepatan transfer data antar komputer. Dalam rangka mencapai suatu

tingkat layanan yang dapat diterima dan mengatasi masalah bandwidth, maka

para administrator jaringan memerlukan kemampuan untuk mengendalikan

lalu lintas jaringan dan mengembangkan prioritas kebijakan yang sesuai

dengan bandwidth yang dibutuhkan pengguna[8]. Salah satunya dengan

menggunakan algoritma HTB.

Algoritma HTB adalah algoritma pembagian bandwidth yang

memungkinkan untuk membuat queue secara terstruktur dan bertingkat

(Gambar 1). Dalam algoritma HTB terdapat tiga tipe kelas, yaitu root, inner

dan leaf. Root class berada paling atas dan semua trafik harus melewati class

ini. Inner class mempunyai parent class dan child class. Sedangkan leaf class

adalah terminal class yang mempunyai parent class tetapi tidak mempunyai

child class. Pada leaf class, trafik dari layer yang lebih tinggi dimasukkan

Page 3: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

3

melalui klasifikasi yang harus digunakan melalui filter sehingga

memungkinkan untuk membedakan trafik dan prioritas yang seharusnya

menerima perlakuan berbeda. Sebelum trafik memasuki leaf class, harus

diklasifikasikan melalui filter dengan rule yang berbeda yang mana dapat

difilter berdasarkan jenis service yang digunakan, ip address atau berdasarkan

network address. Proses ini disebut sebagai proses klasifikasi. Ketika trafik

sudah diklasifikasikan, kemudian trafik dijadwalkan dan dibentuk. Dalam

rangka menampilkan perintah, algoritma HTB menggunakan token dan bucket

untuk mengontrol penggunaan bandwidth dalam sebuah link. Untuk

menyesuaikan throughput, algoritma HTB menjadikan token pada jalur yang

sesuai dan bucket untuk memutus antrian packet dari token yang tersedia[9].

Gambar 1 Hierarchical Class in HTB[9]

HTB sendiri mempunyai dua limitasi yaitu Committed Information

Rate (CIR) yang memberikan garansi bandwidth limit pengguna sesuai dengan

limit-at dan Maximal Information Rate (MIR) yang akan memberikan sisa

bandwidth setelah semua child queue mencapai limit-at-nya. Prioritas pada

HTB digunakan untuk memberikan sisa bandwidth parent kepada leaf class

yang memiliki antrian dengan prioritas paling tinggi yang akan mencapai max-

limit terlebih dahulu setelah semua limit-at pada child queue telah terpenuhi.

Setelah max-limit pada leaf class dengan prioritas tertinggi terpenuhi

kemudian sisa bandwidth parent diberikan kepada leaf class dengan urutan

prioritas selanjutnya sampai sisa bandwidth parent habis[7].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Network

Development Life Cycle (NDLC). Metode NDLC merupakan sebuah metode

yang bergantung pada proses pembangunan sebelumnya seperti perancangan

strategi bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi, dan analisis pendistribusian

data. Metode NDLC memiliki beberapa tahap yaitu analysis, design,

simulation prototyping, implementation, monitoring dan management[10].

Metode ini dipilih karena mengandung unsur-unsur yang tepat untuk

digunakan pada saat penelitian. Gambar 2 adalah gambaran dari tahapan

NDLC yang digunakan dalam penelitian.

Page 4: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

4

Gambar 2 Tahapan NDLC[10]

Pada tahap analysis dilakukan proses analisis kebutuhan pengguna dan

permasalahan yang muncul. Permasalahan yang sering terjadi adalah

pengelolaan bandwidth dalam jaringan hotspot masih bersifat global atau tidak

dipisahkan secara spesifik menurut jenis pengguna sehingga semua pengguna

mendapatkan bandwidth yang sama dan semua pengguna bebas untuk

melakukan download yang mengakibatkan pengguna lain mengalami delay

dalam akses ke internet. Konsep Hierarchical Token Bucket (HTB) pada user-

profile dalam penelitian ini diperlukan untuk memberi prioritas terhadap

beberapa protocol didalam kelompok yang berbeda, agar pembagian

kecepatan rata-rata dari masing masing protocol lebih teratur dan pengguna

didalam kelompok yang berbeda mendapatkan bandwidth sesuai dengan

prioritas dari kelompoknya. Dari hasil analisis akan dihasilkan data-data yang

diperlukan dalam perancangan dari sistem yang akan dibangun.

Pada tahap design membuat desain logika pengelolaan bandwidth pada

user-profile, desain pembagian bandwidth, dan desain topologi jaringan

hotspot yang dibangun. Desain logika pengelolaan bandwidth pada user

profile menggunakan flowchart, seperti yang terlihat pada Gambar 2 saat

pengguna melakukan koneksi ke jaringan hotspot dan belum terautentikasi,

maka pengguna akan dipaksa masuk ke halaman web browser, selanjutnya

pengguna diharuskan melakukan autentikasi username dan password untuk

masuk ke jaringan hotspot. Setelah pengguna berhasil melakukan autentikasi,

maka mangle akan secara otomatis menandai packet dari setiap pengguna

yang masuk maupun yang keluar untuk dikelompokkan ke dalam masing-

masing user-profile. Selanjutnya packet yang telah dikelompokkan tersebut

diteruskan ke chain hotspot agar setiap packet yang dikelompokkan tersebut

dapat dibaca difirewall. Setelah packet yang dikelompokkan diteruskan ke

chain hotspot kemudian packet tersebut dicek menggunakan protocol FTP

atau bukan. Jika ya, maka packet tersebut akan ditandai koneksinya

menggunakan mark-connection FTP dan mark-packet FTP, agar setiap packet

yang telah ditandai tersebut dapat dibaca pada queue tree dan dapat dilakukan

pengelolaan bandwidth. Jika tidak, maka packet tersebut akan diteruskan

untuk dicek lagi apakah menggunakan protocol HTTP atau bukan. Jika tidak

Page 5: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

5

akan selesai, jika ya maka packet tersebut ditandai koneksinya menggunakan

mark-connection HTTP. Setelah ditandai mark-connection HTTP maka packet

tersebut diteruskan untuk dicek apakah koneksi dari packet tersebut kurang

dari 400MB atau tidak. Jika ya, maka dilakukan pemberian tanda

menggunakan mark-packet pada mark-coneection kurang dari 400MB,

selanjutnya dilakukan pengelolaan bandwidth menggunakan queue tree. Jika

tidak, maka ditandai packetnya dengan membuat mark-connection dan mark-

packet lebih dari 400MB, setelah membuat mark-connection dan mark-packet

dilakukan pengelolaan bandwidth pada queue tree dengan menerapkan

algoritma HTB (Gambar2).

Start

Connection

User

Redirect to

hotspot login

Autentikasi

Profile packet-

mark

Jump to hotspot

firewall

Checking FTP

port?

FTP connection-

mark

FTP packet-mark

HTTP connection-

mark

Checking HTTP

packet-mark kurang

dari 400MB

HTTP connection-

mark lebih dari

400MB

HTTP packet-

mark lebih dari

400MB

End

yes no

yes

no

FTP queue

tree

HTTP

queue tree

kurang dari

400MB

HTTP

queue tree

lebih dari

400MB

Checking

HTTP port?yes

HTTP packet-

mark kurang dari

400MB

no

Gambar 2 Flowchart Pengelolaan Bandwidth pada User-Profile

Page 6: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

6

Setelah membuat desain logika pengelolaan bandwidth, peneliti

merancang desain pembagian bandwith. Tabel 1 menunjukkan skenario

perancangan dikondisikan sesuai dengan jaringan hotspot diarea publik

dengan bandwidth maksimal 2MB, dimana nilai limit-at dan max-limit dari

setiap layanan menggunakan satuan ‘kb’ yang merupakan singkatan dari

‘kilobytes’. Pada masing-masing layanan mendapatkan prioritas yang berbeda-

beda, dimana prioritas 1 adalah prioritas paling tinggi, sedangkan prioritas 8

merupakan prioritas paling rendah. Untuk penamaan kelompok pada user-

profile hanya sebatas nama yaitu Amerika-Profile dan Eropa-Profile, tidak

untuk membedakan jenis koneksi dari negara Amerika atau negara Eropa..

Tabel 1 Pengelolaan Bandwidth Layanan yang diuji

Nama Parent Priority Limit-At Max-limit

Hotspot-Download Global-out 8 2048kb

Amerika-Profile Hotspot-Piter 8 1792kb

FTP-Amerika Amerika-Profile 4 128kb 256kb

HTTP-Amerika-total Amerika-Profile 8 1538kb

HTTP-Amerika-

nonlimit

HTTP-Amerika-total 1 512kb 1024kb

HTTP-Amerika-limit HTTP-Amerika-total 2 256kb 512kb

Eropa-Profile Hotspot-Piter 8 896kb

FTP-Eropa Eropa-Profile 5 64kb 128kb

HTTP-Eropa-total Eropa-Profile 8 768kb

HTTP-Eropa-

nonlimit

HTTP-Eropa-total 2 256kb 512kb

HTTP-Eropa-limit HTTP-Eropa-total 3 128kb 256kb

Setelah merancang desain logika pengelolaan bandwidth dan merancang

desain pembagian bandwidth, peneliti kemudian membuat desain topologi

jaringan. Desain arsitektur perancangan ini dibangun menggunakan jaringan

wireless dan jaringan kabel yang terhubung ke sebuah router, dimana router

berfungsi sebagai gateway, DHCP server, DNS server, hotspot server dan

pembagi bandwidth pengguna yang akan melakukan akses ke internet

(Gambar 3).

Page 7: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

7

RB751u-2HnD

SwitchAcces Point

Gambar 3 Topologi Jaringan yang dibangun

Pembangun jaringan yang telah didesain dalam penelitian ini

menggunakan tiga perangkat keras, yaitu router, switch, dan source client

(Tabel 2).

Tabel 2 Hardware yang digunakan

Mesin Spesifikasi Fungsi

Router sebagai server

hotspot dan pengelolaan

bandwidth

Mikrotik RB 751u-2HnD

680Mhz Atherous CPU

256MB DDR RAM

Router

Switch antara Router dan

pengguna

8 port TP-Link Switch Switch

Admin Intel Core i3

2GB RAM

Harddisk 320GB

Source Client

Tahapan selanjutnya adalah membuat simulation prototyping. Simulasi ini

dilakukan dengan menggunakan aplikasi GNS3-0.8.7. Hal ini dimaksudkan

untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang dibangun. Berikut adalah hasil

dari simulasi prototype dari topologi jaringan yang dibangun.

Page 8: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

8

Gambar 4 Simulasi Jaringan

Tahapan selanjutnya setelah melakukan analisis, desain, dan simulasi

adalah implementasi. Pada tahap ini dilakukan pembangunan jaringan hotspot

menggunakan router mikrotik dengan melakukan konfigurasi pada hotspot

server seperti gateway, DHCP server, DNS server dan interface yang

menggunakan skema bridge. Hal ini dilakukan supaya pengguna yang

menggunakan wireless dan pengguna yang menggunakan kabel dapat saling

terhubung satu sama lain, karena masih dalam satu jaringan, seperti yang

terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Konfigurasi Jaringan Hotspot Pada Mikrotik

Page 9: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

9

1. ip hotspot user profile add address-pool=hs-pool-7 advertise=no idle-

timeout=none incoming-packet-mark=Amerika-Profile-Hotspot-in keepalive-

timeout=2m name=Amerika open-status-page=always outgoing-packet-

mark=Amerika-Profile-Hotspot-out shared-users=1 status-autorefresh=1m

transparent-proxy=yes

Ketika jaringan hotspot selesai dibangun, selanjutnya dilakukan

konfigurasi pada user profile dengan menggunakan parameter incoming

packet-mark dan outgoing packet-mark, dimana semua packet yang melintas

pada user-profile akan ditandai dengan nama Amerika-Profile-Hotspot-in,

seperti contoh yang terlihat pada Kode program 1.

Kode program 1 Konfigurasi user-profilepada hotspot mikrotik

Setelah menandai packet dengan nama Amerika-Profile-Hotspot-in, maka

perlu dilakukan konfigurasi pada mangle dengan menambah rule jump dari

built-chain ke chain hotspot agar traffic dari pengguna dapat dibaca di

firewall, seperti yang terlihat pada Kode program 2.

Kode program 2 Konfigurasi rule jump pada mangle mikrotik

Setelah traffic dari pengguna dapat dibaca di firewall, selanjutnya

dilakukan konfigurasi seperti contoh pada Kode program 3, dimana pada

konfigurasi nomor 1 mark-connection digunakan untuk menandai traffic yang

lewat pada port 80 dan 443 berdasarkan mark-packet dari user-profile.

Sedangkan konfigurasi pada nomor 2 digunakan untuk untuk menandai packet

yang lewat pada mark-conn agar dapat diproses pada queue atau bandwidth

limiter.

Kode program 3 Konfigurasi mark-connection dan mark-packet

1. ip firewall mangle add action=jump chain=postrouting comment="Rule Jump

dari built-in Postrouting" disabled=no jump-target=hotspot

2. ip firewall mangle add action=jump chain=prerouting comment="Rule Jump -

Prerouting" disabled=no jump-target=hotspot

1. ip firewall mangle add action=mark-connection chain=prerouting comment="Amerika-HTTP-Download-Awal-Mark-Connection " connection-

bytes=0-419430400 disabled=no dst-port=80,443 new-connection-

mark=Amerika-HTTP-Awal-conn-Hotspot-piter-Group- packet-mark=Amerika-

Profile-Hotspot-in passthrough=yes protocol=tcp

2. ip firewall mangle add action=mark-packet chain=postrouting comment="Amerika-HTTP-Download-Awal-Mark-Packet Postrouting"

connection-mark=Amerika-HTTP-Awal-conn-Hotspot-piter-Group- disabled=no

dst-address=192.168.2.0/24 new-packet-mark=Amerika-HTTP-Download-Awal-

packet-Hotspot-piter passthrough=no

Page 10: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

10

1. queue tree add burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

comment=HTTP-Amerika-Anonlimit disabled=no limit-at=512k max-limit=1024k

name=HTTP-Amerika-Anonlimit packet-mark=Amerika-HTTP-Download-Awal-

packet-Hotspot-piter parent=HTTP-Amerika-Total priority=1 queue=default

1. ip hotspot user add disabled=no name=mesir password=mesir

profile=Afrika

Selanjutnya queue tree digunakan untuk mengatur besar kecilnya

bandwidth yang diterima oleh pengguna. Seperti contoh pada Kode program

4, pada queue tree kemudian diterapkan sesuai dengan apa yang sudah

direncanakan sebelumnya tentang desain pengelolaan bandwidth dengan

memberikan batasan limit-at, max-limit dan prioritas pada layanan HTTP-

Amerika-Anonlimit.

Kode program 4 Konfigurasi queue tree pada queue mikrotik

Pada langkah terakhir di tahap implementasi, dilakukan penambahan

konfigurasi pada atribut user hotspot mikrotik untuk menambah pengguna

pada jaringan hotspot yang sesuai dengan user-profile atau kelompok, seperti

yang terlihat pada Kode program 5.

Kode program 5 Konfigurasi user pada hotspot mikrotik

Tahap monitoring dilakukan setelah tahap pembangunan jaringan fisik

telah selesai dilakukan. Dalam proses monitoring dilakukan proses pengujian

untuk mengambil hasil analisis yang dibutuhkan mengenai traffic yang

berjalan ketika pengguna mengunduh file.

Tahap terakhir, management atau pengaturan. Salah satu yang menjadi

perhatian khusus adalah masalah kebijakan. Kebijakan perlu dibuat untuk

mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan

berlangsung lama. Akan tetapi pada penelitian ini tahapan management tidak

dilakukan karena adanya keterbatasan dalam mengimplementasikan lebih

lanjut hasil perancangan ini.

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan tentang perancangan

pengelolaan bandwidth pada hostpot mikrotik menggunakan algoritma HTB

dimana Mikrotik RouterOS digunakan sebagai gateway, DHCP server, DNS

server, pengelola bandwidth dan sebagai hotspot server. Pada Gambar 6

terlihat bahwa pengguna didalam masing-masing user-profile telah terdaftar

pada database hotspot server. Selain itu juga terlihat daftar pengguna yang

berhasil melakukan autentikasi login pada jaringan hotspot.

Page 11: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

11

Gambar 6 Daftar Database Pengguna dan Daftar Pengguna Aktif

Pada saat pengguna dalam kelompok yang berbeda melakukan autentikasi

login dan berhasil, maka mangle akan secara otomatis dan dinamis melakukan

marking packet dari traffic masing-masing pengguna sesuai dengan kelompok

atau user-profile, seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Mangle Hotspot Mikrotik

Percobaan dilakukan pada saat pengguna yang berbeda kelompok

mengunduh file secara bersama-sama dan semua layanan yang ada pada

masing-masing kelompok mencapai batas limit-at-nya, maka dilakukan

pembagian sisa bandwidth parent. Sisa bandwidth parent pertama kali

diberikan kepada kelompok yang mempunyai layanan dengan prioritas 1 yaitu

kelompok Amerika dengan nama layanan HTTP-Amerika-Anonlimit yang

mempunyai batasan bandwidth limit-at 512kb dan max-limit 1024kb. Untuk

memenuhi max-limit HTTP-Amerika-nonlimit, sisa bandwidth parent

diberikan sebesar 512kb. Setelah max-limit HTTP-Amerika-Anonlimit

terpenuhi, selanjutnya sisa bandwidth parent sebesar 192kb diberikan kepada

kelompok yang mempunyai layanan dengan prioritas 2.

Ada dua layanan didalam dua kelompok yang berbeda yang memiliki

prioritas 2 yaitu layanan HTTP-Amerika-limit dengan nama kelompok

Amerika dan layanan HTTP-Eropa-Anonlimit dengan nama kelompok Eropa.

Baik layanan HTTP-Amerika-limit maupun layanan HTTP-Eropa-Anonlimit

keduanya memiliki limit-at 256kb dan max-limit 512kb. Untuk memenuhi

layanan HTTP-Amerika-limit dan layanan HTTP-Eropa-Anonlimit, maka sisa

bandwidth parent sebesar 192kb akan dibagi dua yang masing-masing layanan

akan menerima 96kb tambahan bandwidth untuk memenuhi max-limit-nya.

Setelah sisa bandwidth parent habis, maka semua kelompok yang mempunyai

layanan dengan prioritas berikutnya hanya mendapatkan bandwidth sesuai

dengan limit-at masing-masing layanan.

Page 12: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

12

Hotspot

Total Bandwidth

Max-limit 2048kb

Profile Eropa

Max-limit 896kb

Profile Amerika

Max-limit 1792kb

FTP-Amerika

Limit-at 128kb

Max-limit 256kb

Priority 4

HTTP-Amerika-Total

Max-limit 1538kb

HTTP-Amerika-Anonlimit

Limit-at 512kb

Max-limit 1024kb

Priority 1

HTTP-Amerika-limit

Limit-at 896k

Max-limit 2048k

Priority 2

FTP-Eropa

Limit-at 64k

Max-limit 128kb

Priority 5

HTTP-Eropa-Total

Max-limit 1538kb

HTTP-Eropa-Anonlimit

Limit-at 256kb

Max-limit 512kb

Priority 2

HTTP-Eropa-limit

Limit-at 128kb

Max-limit 256kb

Priority 3

Gambar 8 Queue Tree Hotspot Mikrotik

Dalam penelitian ini dilakukan monitoring MRTG untuk pembuktian

pengelolaan bandwidth pada queue tree dengan menggunakan algoritma HTB

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pembuktian

dilakukan ketika layanan HTTP-Amerika-Anonlimit dan HTTP-Eropa-

Anonlimit mencapai batas kuota tiap koneksi sebesar 400MB, maka batasan

bandwidth akan pindah dari layanan HTTP-Amerika-Anonlimit ke layanan

HTTP-Amerika-limit dan layanan HTTP-Eropa-Anonlimit ke layanan HTTP-

Eropa-limit. Selanjutnya dilakukan unduh file ulang pada layanan HTTP-

Amerika-Anonlimit dan HTTP-Eropa-Anonlimit, maka bandwidth yang

didapat pada layanan HTTP-Amerika-Anonlimit tetap mencapai max-limit-

nya, sedangkan untuk layanan lainnya bandwidth yang didapat akan berkurang

sesuai dengan pembagian bandwidth menggunakan algoritma HTB, seperti

yang terlihat pada Gambar 9, 10, 11, dan 12.

Gambar 9 MRTG Queue Tree HTTP-Amerika-Anonlimit

Page 13: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

13

Gambar 10 MRTG Queue Tree HTTP-Amerika-limit

Gambar 11 MRTG Queue Tree HTTP-Eropa-Anonlimit

Gambar 12 MRTG Queue Tree HTTP-Eropa-limit

Dengan terbaginya bandwidth terlebih dahulu untuk kelompok Amerika

sebagai kelompok yang memiliki layanan dengan prioritas tinggi

dibandingkan dengan kelompok Eropa, maka hal ini menunjukkan bahwa

algoritma HTB efektif untuk membagi bandwidth pengguna sesuai dengan

prioritas layanan kelompoknya.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa algoritma

Hierarchical Token Bucket (HTB) dapat digunakan untuk melakukan

pembagian bandwidth pada user-profile hotspot mikrotik. Algoritma HTB

terbukti dapat membagi bandwidth pengguna berdasarkan kelompok sesuai

dengan prioritas layanan didalam kelompok, dimana kelompok yang memiliki

Page 14: PerancanganManagement Bandwidth pada User-Profile Hotspot Mikrotik … · 2016. 10. 18. · Pengelolaan bandwith telah menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Putra [4] dalam penelitiannya

14

layanan dengan prioritas lebih tinggi akan mendapatkan bandwidth terlebih

dahulu dibanding kelompok yang memiliki layanan dengan prioritas lebih

rendah.

Penelitian pengelolaan bandwidth menggunakan algoritma HTB pada

user-profile masih bisa dikembangkan lagi dengan melakukan pengujian

terhadap user-profile dan protocol packet data yang lebih banyak, supaya

lebih kompleks dan kinerja HTB dapat terlihat maksimal.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kominfo. Pengguna Internet di Indonesiamencapai 82 Juta.

http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pen

gguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.U7Gk85SS

wbs. Diakses pada tanggal 8Mei 2014.

[2] Hermawan, Dani Kusuma. 2012. Implementasi Bandwidth Management

Captive Portal pada Jaringan Wireless Di PENS-ITS. Politeknik

Electronika Negeri Surabaya.

[3] Kencana, Surya P. 2012. Implementasi Algoritma Per Connection Queue

(PCQ) dalam Algoritma Hierarchical Token Bucket (HTB) untuk

Pembagian Bandwidth pada Warnet Khelambiqunet. Politeknik Telkom

Bandung.

[4] Putra, Ilham Eka. 2013. Perancangan Jaringan Hotspot Berbasis Mikrotik

Router OS 3.3.0. Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2103.

[5] Wijaya, Alfon Indra. 2013. Manajemen Bandwidth dengan Metode HTB

(Hierarchical Token Bucket) Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Semarang. Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

[6] Idris, Mohammed. 2013 Internet Authentication and Billing (Hotspot)

System using Mikrotik Router Operating System. International Journal Of

Wireless Communications and Mobile Computing, Vol. 1, No. 1, 2013.

[7] RouterOS, Mikrotik. v2.9 Reference Manual. 2007.

[8] Riadi, Imam. 2010. Optimasi Bandwidth menggunakan Traffic Shapping.

Jurnal Informatika, Vol.4, No.1, 2010.

[9] Valenzuela, J.L. 2004. A Hierarchical Token Bucket Algorithm to Enhance

QoS in IEEE 802.11. Vehicular Technology Conference, Vol 4, 2004.

[10] Goldman, James E.; Rawles, Philip. Applied data communications: a

business-oriented approach. Wiley. 2004.