107
Perangkat Hubung Bagi Materi Pembelajaran Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari. Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu- lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada modul ini hanya akan dibahas tentang PHB tegangan rendah. Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu : a. Arus Yang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu sendiri yang dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan sebelumnya, sehingga dalam pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut. Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: Rating arus rel

Perangkat Hubung Bagi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: Perangkat Hubung Bagi

Perangkat Hubung BagiMateri Pembelajaran

Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan

dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga

listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.

Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri

pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya

(transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor,

katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB

terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada modul ini hanya akan dibahas tentang

PHB tegangan rendah.

Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat

dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu :

a. ArusYang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu sendiri yang

dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan sebelumnya, sehingga dalam

pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut.

Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

Rating arus rel

Rating arus saluran masuk

Rating arus saluran keluar

Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat

b. Proteksi dan InstalasiDi dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan pula kriteria pengaman dan pemasangannya yaitu

antara lain :

Tingkat pengamanan

Metode instalasinya

Page 2: Perangkat Hubung Bagi

Jumlah muka operasinya

Peralatan ukur untuk proteksi

Bahan selungkupnya

c. Pemasangan Komponen PHBTerdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan tetap (non-withdrawable)

Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable)

Pemasangan sisttem laci (withdrawable)

d. AplikasiBentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah untuk

membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan PHB yang jenisnya

sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya.

Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di lapangan :

PHB untuk penerangan dan daya

PHB untuk unit konsumen

PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking)

PHB untuk perbaikan faktor daya

PHB untuk distribusi di Industri

PHB untuk distribusi motor-motor

PHB utama

PHB untuk distribusi

PHB untuk sub distribusi

PHB untuk sistem kontrol

e. Bentuk Konstruksi PHBPHB jika ditinjau dari segi bentuk konstruksinya, dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Konstruksi Terbuka

Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan

Page 3: Perangkat Hubung Bagi

seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala

sisi. Pemasangan PHB sistem terbuka ini hanya diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya

operator atau orang yang profesional yang boleh masuk dalam ruangan tersebut.

2) Konstruksi Semi -Tertutup

Gambar Panel Semi Tertutup

PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi

kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB.

Pengaman ini pada umumnya dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga

operator tidak mempunyai akses menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari

arah muka.

Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian

belakang dan sampingnya.

Untuk itu PHB jenis ini pula hanya diijinkan dipasang pada ruangan tertutup dan hanya operator

atau orang yang profesional yang boleh masuk ruangan tersebut.

3) Konstruksi Lemari

Page 4: Perangkat Hubung Bagi

Konstruksi Lemari

PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses

untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup

pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan

terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.

PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau perlengkapan PHB ini

dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan. Untuk memasang

kembali dalam sistem, kita cukup mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci.

Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan dipasang kembali,

biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk saluran masuk, saluran keluar dan

sakelar penggandeng.

4) Konstruksi Kotak (Box)

PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di

dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering,

sakelar kontraktor dsb.

Page 5: Perangkat Hubung Bagi

Jenis Box

PEMILIHAN PANEL

Untuk memudahkan dalam pemilihan Panel yang akan dipakai dalam sistem, ada beberapa

pedoman yang dapat dipakai, yaitu :

Membuat Panel induk :Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000A.

Page 6: Perangkat Hubung Bagi

Bahan selungkup dari plat baja.

Tinggi 2200 mm.

Metode pemasangan peralatan PANEL dengan sistem pemasangan tetap atau tidak tetap

(withdrawable).

Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 kA.

Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54.

Untuk PANEL distribusi :Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A.

Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang.

Penggunaan PANEL box tinggi < 1000 mm.

Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap.

Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80kA.

Tingkat pengaman sampai dengan IP 65.

Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap data-data teknis yang diperlukan dalam pemilihan

PANEL dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen PANEL

1) Kemampuan Menahan Arus Hubung Singkat

Arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju

PANEL induk atau PANEL distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi

kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PANEL.

2) Derajat Pengamanan

Derajat pengamanan ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi sekelilingnya.

PANEL harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadinya tegangan sentuh,

benturan benda asing dan air.

Pemasangan PANEL di ruangan dimana orang dapat dengan mudah menjangkaunya, PANEL

harus didesain dengan pengaman untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh oleh karena

kecelakaan maupun saat pengoperasian, untuk itu derajat pengamannya paling sedikit adalah IP

20. Derajat pengaman ini seperti telah disinggung di atas dinyatakan dalam IP (Indeks

Protection).

3) Selungkup dari bahan penyekat.

Selungkup yang digunakan untuk PANEL harus diproteksi terhadap korosi dan tegangan sentuh.

Page 7: Perangkat Hubung Bagi

Pada umumnya dipasaran ditawarkan dua macam bahan yaitu bahan metal dan bahan penyekat,

seperti polyester yang dicampur dengan fiberglass atau bahan penyekat lainnya.

4) Permukaan selungkup logam

Semua jenis konstruksi PANEL baik selungkup maupun struktur untuk pemasangan komponen

yang terbuat dari logam harus diproteksi dengan finishing permukaan yang baik. Pada umumnya

selungkup PANEL dicat dengan menggunakan “Polyester Epoxy Powder”, sehingga mempunyai

sifat mekanik yang cukup baik.

5) Pemasangan

Sebelum menentukan jenis PANEL yang akan dipakai perlu pula dipertimbangkan cara

pemasangannya. Ada beberapa cara dalam pemasangan PANEL yaitu :

– Di lantai dekat dinding

– Di lantai, berdiri bebas di ruangan

– Menempel tetap di dinding

– Digantung di langit-langit

– Dipasang di rak

Jenis Bagian PHBSetiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi jumlah item dari

peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan, dan rancang

bangun. Gambar dibwah ini menunjukkan contoh dari tiga macam metode pemasangan

perlengkapan bagian PHB, yaitu pemasangan dengan cara tetap (fix) mudah dipindah-pindah

(removable) dan sistem laci (withdrawable), yang dicontohkan oleh diagram satu garis dari unit

pensuplai motor.

Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix) unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke

rel melalui kabel atau penghantar rel. Untuk

mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang menuju ke motor dan

kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung maupun melalui

terminal harus diputuskan.

Page 8: Perangkat Hubung Bagi

Sistem Pemasangan fix

Gambar diatas adalah contoh dari bagian PHB dengan pemasangan

tetap (fix) dengan menggunakan sekring HRC tegangan rendah yang dilengkapi dengan sakelar

pemisah.

Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah kotak isolasi 3 fasa

yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan menggunakan tusuk kontak 3

fasa.

Perbedaan dengan dua sistem yang telah

dijelaskan di atas, pada sistem laci ini mempunyai keunggulan yaitu mudah dalam pelayanan dan

keamanan operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar

penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas kabel yang

menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini dilengkapi dengan sakelar

pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor yang berfungsi sebagai sakelar interlok

mekanik untuk mencegah agar unit tidak bisa diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu

memasukkan betul-betul telah tersambung sempurna.

Page 9: Perangkat Hubung Bagi

Sistem laci

Gambar diatas menunjukkan contoh dari unit perlengkapan sistem laci (withdrawable) bagian

dari PHB yang dipakai untuk motor serta rangkaian dasarnya.

RangkumanDeasin konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk diketahui

dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan dalam pimilihan

PHB yang akan dipasang dalam sistem tenaga listrik.

Dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti : dimana PHB tersebut akan

dipasang, berapa kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteteksi yang dibutuhkan, dsb.

Test Formatif

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PHB dan sebutkan jenis-jenisnya berdasarkan

aplikasinya.

2. Apa yang dimaksud dengan indeks proteksi IP 63

3. Sebutkan bentuk kosntruksi PHB yang saudara ketahui dan jelaskan secara singkat dari setiap

jenis konstruksi tersebut.

4. Sebutkan beberapa metoda pemasangan PHB dan jelaskan secara singkat cara-

cara pemasangannya.

5. Apa yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB.

Kunci Jawaban

PHB adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk mengendalikan dan membagi tenaga

listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik, adapun

bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.

Page 10: Perangkat Hubung Bagi

1. Yang dimaksud dengan IP 63, adalah derajad pengamanan suatu peralatan listrik dimana

peraltan tersebut diamankanatau terlindungi terhadap debu sekecil apapun dan air yang jatuh

membentuk sudut 60 ?.

2. Bentuk dan jenis desain konstruksi dari PHB, diantranya :

a. Konstruksi Terbuka

pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan

seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala

sisi.

b. Konstruksi Semi -Tertutup

PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi

kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya

dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses

menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka.

Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian

belakang dan sampingnya.

c. Konstruksi Lemari

PHB jenis konstruksi cublice ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses

untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup

pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan

terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.

d. Konstruksi Kotak (Box)

PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di

dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering,

sakelar kontraktor dsb.

3. Cara-cara pemasangan pemasangan PHB, yaitu :

Di lantai dekat dinding

Di lantai, berdiri bebas di ruangan

Menempel tetap di dinding

Page 11: Perangkat Hubung Bagi

Digantung di langit-langit

Dipasang di rak

4. Yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB adalah, arus

hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju PHB induk

atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi kemampuan menahan

arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PHB.

Page 12: Perangkat Hubung Bagi

Kalian pasti sudah mendengar tentang rangkaian panel Listrik kan?Pada edisi ini saya akan memberikan dan meluaskan pengetahuan anda Tentang Panel Listrik sebenarny berikut Pengertiannya.Panel Lisrik atau PHB Panel Hubung Bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya berupa box, maupun lemari.Perangkat Panel Hubung Bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi(penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai keperalatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampupenerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB ini terlebih dahulu..Berikut beberapa komponen-komponen yang sering digunakan dan juga fungsinya :1. MCB ( Miniature Circuit Board) yang berfungsi sebagai switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan yg melebihi batas dan atau hubung singkat. Komponen panel listrik ini biasanya terbatas pada arus nominal kecil sampai dgn kurang dari 100 Ampere. Bentuknya ada yg satu pole (satu input dan satu output), ada yg dua pole, tiga pole hingga empat pole.2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker). Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat arus beban yg melebihi batas-batasnya. MCCB ini dipakai hampir sama dgn MCB tetapi dgn batas arus beban yg lebih besar dari 100 Ampere sampai dgn 1600 Ampere.

3. GFCI/ RCCB/ ELCB, Ground Foult Circuit Interruption ialah semacam Circuit Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel listrik ini akan memantau listrik lebih rinci dan jika terdapat short atau kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.

4. Grounding, Grounding pada instalasi dan komponen panel listrik ini berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body part peralatan elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang. Dgn adanya komponen panel listrik ini maka aliran arus listrik yg liar atau yg tak berfungsi akan dibumikan

5. Warna kabel. Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai negara. Tuk Indonesia, warna kabel listrik ditentukan menurut standard SNI atau standatd IEC:a. warna merah, kuning, hitam berfungsi untuk faseb. warna biru muda (biru laut) berfungsi untuk netralc. warna kuning -hijau berfungsi untuk ground

6. CT, CT merupakan suatu komponen panel listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel .7. Surge Arrest, peralatan atau komponen panel listrik ini sebagai pengaman listrik dari kejutan listrik yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi akibat dari penambahan energi .

Page 13: Perangkat Hubung Bagi

Demikian yang saya berikan beberapa informasi sebagai penambahan ilmu pengetahuan saja. Jika ada kesalahan/kekurangan/kesamaan kata dan gambar saya minta maaf

Page 14: Perangkat Hubung Bagi

Dec23

Tugas Akhir ”Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) Pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang”.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKebutuhan akan energi listrik meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi,

dewasa ini listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia

industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian. Untuk menjaga kontinuitas

pernyalurannya, suatu sistem kelistrikan yang handal mutlak di perlukan.

Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai

pada proses pemakaiannya. Dan berbagai cara dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Gangguan-gangguan yang terjadi akan berdampak langsung pada beban (konsumen). Jika terjadi

gangguan, maka penyaluran listrik kebeban juga akan terputus.

Kebakaran yang terjadi sering kali disebabkan oleh listrik dikarenakan pemakaian listrik

yang melebihi kapasitas instalasi yang telah ditentukan, dan juga disebabkan karena penambahan

Page 15: Perangkat Hubung Bagi

pemasangan instalasi yang tidak mengikuti prosedur dan dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan

instalatur resmi. Selain itu alat pengaman yang tidak berfungsi ketika terjadi gangguan beban

lebih dan gangguan hubung pendek. Selanjutnya gangguan listrik yang disebabkan umur instalasi

yang sudah lama atau kadarluasa.

Maka untuk menghindari agar gangguan tersebut tidak membahayakan peralatan dan

manusia gangguan tersebut harus dipisahkan dari beban. Untuk memisahkan gangguan tersebut

dari beban dan untuk menghindari segala resiko pemutusan listrik secara tiba-tiba serta untuk

mempertahankan kontinuitas pelayanan maka perlu dirancang sebuah sistem penyalur yang

handal. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB)

yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PUIL 2000.

Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik tentunya membutuhkan komponen-komponen

kontrol yang mampu melakukan kegiatan tersebut, dan komponen-komponen tersebut tentunya

juga perlu ditempatkan pada tempat yang layak (panel) sehingga pelayanannya bisa dilakukan

dengan mudah dan aman. Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga

kelancaran penyaluran listrik dari jaringan PLN ke konsumen atau beban. Dan untuk itu dalam

merancang sebuah panel harus mengikuti aturan-aturan yang telah dibakukan dalam Peraturan

Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

Ukuran dari Panel Hubung Bagi (PHB) di rancang sedemikian rupa, yang artinya

panjang, lebar dan tingginya di buat sedemikian rupa agar semua komponen yang diperlukan

dalam sebuah panel terpasang sempurna sesuai fungsi dan kegunaannya serta memudahkan

dalam penggunaan serta perawatan komponen Panel Hubung Bagi (PHB) itu sendiri. Sebagian

besar box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) terbuat dari bahan yang tahan lembab, kokoh dan

tidak dapat terbakar seperti besi dan logam dengan ketebalan yang sudah di rancang sesuai

Page 16: Perangkat Hubung Bagi

kebutuhan sehingga ketahanannya terhadap gaya mekanis memenuhi persyaratan serta

memperhatikan kondisi iklim di Indonesia.

Panel Hubung Bagi (PHB) harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan

berventilasi cukup dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai sampai alas box

(lemari) hubung bagi dan dapat di operasikan tanpa alat bantu misalnya tangga atau meja. Tidak

di perbolehkan pemasangan box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) di ; kamar mandi, kamar

kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. Disekitar Panel hubung Bagi (PHB)

harus terdapat ruang yang cukup sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pengoperasian

dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, terdapat

paralatan listrik yang digunakan langsung oleh penggunanya dimana penggunaanya akan

berhubungan langsung dengan peralatan tersebut. Maka seharusnya gedung ini dilengkapi

dengan pentanahan yang standar dengan resistansi minimal sehingga saat pengoperasian

peralatan tidak membahayakan jika terjadi arus bocor pada peralatan dan instalasi yang ada di

gedung Serambi Mekkah tersebut. Untuk pangaman arus bocor (pembumian) digunakan

elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan sesuai dengan standar ranting

pengaman yang diperbolehkan dan di lihat juga dari resistansi jenis tanah yang ada di gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang,

Bertitik tolak dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan perencanaan

Panel Hubung Bagi (PHB) pada gegung tersebut yang sesuai dengan standar nasional Indonesia

yang berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. Kemudian akan penulis

tuangkan dalam bentuk penulisan proyek akhir dengan judul : ”Perencanaan Panel Hubung

Bagi (PHB) Pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang”.

Page 17: Perangkat Hubung Bagi

B. Batasan MasalahBatasan masalah dalam perencanaan Panel Hubung Bagi hanya dibatasi pada beberapa

aspek yaitu:

1. Menentukan berapa besarnya arus berdasarkan rancangan gambar rekapitulasi daya yang telah

ada.

2. Menentukan jenis komponen-komponen panel yang akan digunakan.

3. Menentukan kemampuan hantar arus komponen-komponen panel yang akan digunakan.

4. Membuat layout dan tata letak komponen pada panel.

5. Membuat desain kotak PHB sesuai dengan rancangan yang diinginkan.

C. Rumusan MasalahBertitik tolak dari batasan masalah di atas, penulis tertarik untuk melanjutkan

perencanaan instalasi listrik dengan merumuskan pada masalah : bagaimanan merencanaan

Panel Hubung Bagi (PHB) utama dan panel cabang yang sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia (SNI) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

D. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Merancang PHB dan sistem proteksi instalasi listrik dengan pengamanan sesuai dengan daya

terpasang pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

2. Menghitung serta menentukan pembagian daya listrik untuk instalasi penerangan maupun

tenaga.

3. Menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) untuk pengaman dan penghantar yang digunakan Panel

Hubung Bagi (PHB) di tiap lantainya.

4. Menentukan jenis komponen-komponen dan pengaman yang digunakan pada Panel Hubung

Bagi (PHB) utama maupun Panel Hubung Bagi (PHB) cabang.

Page 18: Perangkat Hubung Bagi

E. Manfaat1. Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) yang diharapkan dapat meningkatkan kontinuitas

penyaluran tenaga listrik ke konsumen (beban). Khususnya pada gedung Convention Central

Graha Serambi Mekkah Padang Panjang,

2. Acuan bagi pihak CV. BAHAR YUSUF dalam perancangan instalasi serta panel listrik.

3. Penggunaan peralatan yang tepat dan penempatan komponen yang sesuai, akan memudahkan

menanggulangi gangguan pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang

Panjang.

4. Agar sekiranya dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama di bidang teknik Elektro.

Page 19: Perangkat Hubung Bagi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN PANEL HUBUNG BAGI

Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman,

dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu

sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan.

Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN dan

selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui

sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang

berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang

berada di dalam bangunan.

Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya harus sesuai

dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk penempatan panel listrik

hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau

dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga

pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan penyaluran

energi listrik, karena apabila penempatan dari panel tersebut tidak diperhatikan maka

kontinitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan

dalam penyaluran energi listrik.

Page 20: Perangkat Hubung Bagi

B. FUNGSI PANEL

Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991:

92) :

1. Penghubung

Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik

lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama

sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

2. Pengaman

Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila

terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik

ini adalah MCCB dan MCB.

3. Pembagi

Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga.

Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan

banyak ruangan yang merupakan pusat beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa

group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang

seimbang antar fasa.

4. Penyuplai

Page 21: Perangkat Hubung Bagi

Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan

mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk

instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

5. Pengontrol

Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut

masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi

penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.

C. JENIS DAN TIPE PANEL

Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panal hubung bagi terdiri-dari:

Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalamPanel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang sudah komponen-komponennya ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan terpasang didalam ruangan.

2. Panel Hubung Bagi tertutup pasang luarPanel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-komponen ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.

Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalamPanel Hubung Bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut.

Panel Hubung Bagi terbuka pasang luarTampat pemasangan Panel Hubung Bagi (PHB) terbuka pasang luar harus merupakan perlengkapang yang tahan cuaca. Perlengkapan atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air.

Page 22: Perangkat Hubung Bagi

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, jenis dan tipe

panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh

komponen-komponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam

ruangan.

Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau

pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan

sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman

instalasi listrik.

Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000

(6.3-6.4) yaitu :

1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.2. Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.3. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun.

4. Pintu harus bisa terbuka penuh.5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.

D. KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI

Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah

MCB, MCCB, saklar/pemutus, sarana pengontrol ( push button, kontaktor), transformator arus,

Page 23: Perangkat Hubung Bagi

alat ukur dan lampu indikator, penghantar (kawat, kabel busbar dan terminal blok ) serta

komponen pendukung lainnya.

1. MCB (Miniature Circuit Breaker)

Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat

yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban

lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis

ataupun secara otomatis.

Gambar 1. Pandangan Luar MCB( http: // images. Google.co.id)

Prinsip kerja dari MCB adalah azas kerja termis (panas) dengan menggunakan bi-metal.

Bila kawat resistansi yang terdapat pada bi-metal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya,

maka bimetal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan

menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas sehingga MCB

dalam posisi OFF.

Page 24: Perangkat Hubung Bagi

MCB terdiri dari MCB 1 pole dan 4 pole yang masing-masingnya mempunyai ukuran

arus nominal yang berbeda-beda.

2. MCCB (Mould Case Circuit Breaker)

Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak

cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator.

Gambar 2. Pandangan Luar MCCB Tiga Pole( http: // images. Google.co.id)

Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni

menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah

pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari

arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya

rating nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB

adalah sebesar 1,25 x In beban.

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang berdasarkan daya

yang terpakai menggunakan MCCB 150 Amper. MCCB ini sangat dibutuhkan karena pada

perancangan ini menggunakan panel utama.

Page 25: Perangkat Hubung Bagi

3. Saklar dan Pemutus

Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.

b. Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.

c. Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.d. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak

berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.

e. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.

f. Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan yang ada pada (PUIL 2000: 5.5.8.3 -

5.5.8.4):

1. Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.

2. Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.

3. Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban penuh.

4. Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.

5. Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali. 6. Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain

berdekatan dengan motor, atau sebagai

Page 26: Perangkat Hubung Bagi

gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka. 7. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus

tersendiri untuk setiap sumber daya.

Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang

dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga

tidak membahayakan operator.

Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):

1. Kutub Tunggal.

Setiap saklar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari

sirkit yang dihubungkan padanya.

2. Sirkit Fase Banyak

Setiap saklar atau pemutus sirkit harus beroperasi pada semua penghantar aktif sirkit yang

dihubungkan padanya. Kutub tunggal atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada

penghantar aktif dari sirkit.

4. Sarana pengontrol

Page 27: Perangkat Hubung Bagi

Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan

ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa

digunakan untuk mengasut

dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar

kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.

a. Saklar tombol tekan (Push button)

Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang

pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai

saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.

Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal

berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada

posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.

Normal switch Push to make Push to Break

Gambar 3. Konstruksi Push Button

b. Kontaktor

Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet

listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun

membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.

Page 28: Perangkat Hubung Bagi

Gambar 4. Pandangan Luar kontaktor .( http: // images. Google.co.id)

Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan

kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang

diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 -

110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.

5. Transformator Arus .

Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada

rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya

ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara

arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang

mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan

diukur.

6. Alat Ukur dan Lampu Indikator

Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada

petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur

digunakan beberapa alat ukur yaitu:

Page 29: Perangkat Hubung Bagi

a. Alat Ukur Ampermeter

Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini

pemasangannya seri.

Gambar 5. Alat ukur Ampermeter( htt: // images. Google.co.id)

Gambar 6. Rangkaian Amperemeter Pada Panel Listrik( htt: // images. Google.co.id)

Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan

trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur

dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkaian instalasi

Page 30: Perangkat Hubung Bagi

sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang

dipasang.

b. Alat Ukur Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu

rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan

yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun

naik (over voltege).

Gambar 7. Alat ukur Voltmeter( htt: // images. Google.co.id)

Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan

netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media

perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan

saklar rotasi switch. Pemasangan alat ukur ini paralel dengan sumber tegangan seperti gambar di

bawah ini :

Page 31: Perangkat Hubung Bagi

Gambar 8. Pemasangan Voltmeter( htt: // images. Google.co.id)

c. Lampu Indikator

Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan

bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri

dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning (fase S), dan hijau (fase T) yang

dipasang pada pintu panel.

Gambar 9. Lampu Indikator.( htt: // images. Google.co.id)

7. Penghantar.

Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan

yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau

telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi

Kelistrikan).

Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian yaitu yang

dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai keuntungan dan

kerugian.

Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):

a. Pengunaan Warna Loreng Hijau-Kuning

Page 32: Perangkat Hubung Bagi

Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan

penghantar pengaman.

b. Penggunaan Warna Biru

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah pada instalasi

listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai

warna penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada

instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh

digunakan untuk menandai penghantar pembumian.

c. Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal.

Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan

satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas.

d. Pengenal Untuk Inti Atau Rel

Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti pada

tabel berikut :

Tabel 1.Warna dan lambang pengenal penghantar(PUIL 2000:300)

Inti atau Rel Pengenal

Dengan

Huruf

Dengan

Lambang

Dengan

Warna

1 2 3 4

A. Instalasi arus bolak-balik:

fasa satu Ll/R Merah

Page 33: Perangkat Hubung Bagi

fasa dua

fasa tiga

netral

L2/S

L3/T

Nasional

Kuning

Hitam

Biru

B. Instalasi perlengkapan listrik:

fasa satu

fasa dua

fasa tiga

U/X

V/Y

W/Z

Merah

Kuning

Hitam

C. Instalasi arus searah:

positif

negatif

kawat tengah

L +

L –

M

+

-

Biru

D. Penghantar netral N Biru

E. Penghantar pembumian PE Loreng hijau-

kuning

Selain berdasarkan bahannya, penghantar dapat dibedakan juga atas:

a. Kawat

Kawat adalah penghantar listrik yang berpenampang lingkaran tanpa isolasi penyekat,

besar kecilnya penampang kawat menentukan kepada kemampuan hantar arus maksimum yang

diperbolehkan mengalir. Kawat ini terdiri dari kawat berinti tunggal dan kawat berinti banyak.

b. Kabel

Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau

berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan

selebung.

Page 34: Perangkat Hubung Bagi

Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu komponen

dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan untuk menentukan

besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel serta jenis penghantar.

c. Busbar

Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi.

Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna

menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan

fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat

dengan warna yang berbeda yakni:

1) Fasa R (LI) dicat dengan warna merah

2) Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning

3) Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam

4) Netral (N) dicat dengan warna biru

Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi

persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus

diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65°

C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap

kenaikan suhu yang diperbolehkan (PU1L: 2000: 6.6.4.1 - 6.6.4.3).

Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel listrik dipasang

dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung

dihubungkan dengan bodi panel tersebut.

d. Terminal Blok

Page 35: Perangkat Hubung Bagi

Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari

rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan

merupakan tempat penampungan. ”Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam

lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-

kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal

harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis

dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut” (PUIL 2000 : 6.6.6 – 6.6.6.3 )

E. PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI

Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah,

jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB jenis tertutup pasang dalam.

Dalam pembuatan panel listrik perlu diperhatikan beberapa faktor yakni mengetahui

berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating pengaman yang akan

digunakan, besar box panel yang akan dirancang disesuaikan dengan dimensi dari komponen-

komponen yang akan dipasang pada panel dan penempatan panel yang sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

Adapun tahap-tahap dalam perencanaan sebuah panel listrik, yaitu:

1. Menentukan Jumlah Rangkaian Akhir

Jumlah maksimum titik beban yang boleh dihubungkan paralel pada sebuah rangkaian

akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti pada tabel di bawah

ini:

Page 36: Perangkat Hubung Bagi

Tabel 2. Jumlah Titik Sambung untuk Satu Akhir untuk Penggunaan Tunggal dalam Instalasi Bukan Rumah (PUIL 2000: 4.4.2)

1 2 3 4 5

Jenis Sirkit

Diamankan dengan pemutus sirkit atau pengaman lebur

kemampuan tinggi

Diamankan dengan pengaman lebur yang dapat dikawati

kembali

Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)

A

Jumlah titik sambung

maksimum

Nilai pengenal dari

gawai proteksi (a)

A

Jumlah titik sambung

maksimum

Jenis Penerangan (c) 101620

>25

202540

Tidak terbatas

8121620

>25

20202540

Tidak terbatasKKB atau KK fase tunggal atau fase banyak (b) 10A

Tanpa pengasut udara permanen

16202532

8101216

162025

346

Dengan pengasut uadara permanen

(f)

16202532

15202535

162025

346

KK fase tunggal atau fase banyak 15A

16202532

1124

16202532

1124

KK fase tunggal atau fase banyak 20A

202532

112

202532

112

Page 37: Perangkat Hubung Bagi

Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir

harus sesuai dengan tabel 2, dan jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit

akhir tergantung pada nilai pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh

melebihi KHA penghantar sirkit (PUIL: 2000: 4.4.1.1).

2. Menghitung Arus Nominal Beban

Untuk menentukan arus nominal beban digunakan rumus sebagai

berikut:

…………………………………………………..( 1 )

Dimana:

In : arus yang mengalir pada rangkaian (A)

P : daya pada beban (W)

V : tegangan beban (V)

Cos j : faktor daya (0.8)

3. Menentukan KHA Penghantar

Kemampuan Hantar Arus (KHA) sirkit akhir yang menyuplai beban tunggal tidak boleh

mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak

jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang

berlebihan. Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua buah beban atau lebih,

tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua beban itu ditambah

125 % dari arus dari arus beban yang terbesar dalam kelompok tersebut.

Setelah dapat besar kemampuan hantar arus penghantar, maka kita dapat menentukan

kabel jenis apa yang akan dipakai dan berapa besar penampang kabel tersebut.

Page 38: Perangkat Hubung Bagi

KHA penghantar utama dan busber ditentukan dengan rumus:

KHA = KHA panghantar cabang dengan rangting arus beban tertiggi + In beban pada cabang

lainnnya…………………………………( 2 )

4. Menentukan KHA Pengaman MCB / MCCB

Pengaman beban lebih yang akan digunakan pada tiap beban direncanakan menggunakan

MCB. Penentuan rating MCB untuk satu beban pada satu rangkaian akhir dihitung menggunakan

rumus:

Rating MCB = 1,25 x In beban………………………( 3 )

(PUIL 2000:180)

Untuk rating MCB pada penghantar cabang dilakukakan dengan metode yang sama

dengan penentuan KHA. Untuk pengaman beban beban lebih dan arus hubung singkat pada

panel direncanakan menggunakan MCCB yang pemakaiannya disesuaikan besar arus yang

mengalir ke beban.

5. Menentukan KHA Saklar Masuk

Cara menentukan kemampuan arus saklar yang digunakan adalah 1,15% dikali arus

nominal yang mengalir yaitu dengan rumus:

In Saklar = 1,15 % x In beban atau

= 1,15 x In beban……………………………….( 4 ).

(PUIL 2000:182).

6. Menentukan Drop Tegangan

Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya drop tegangan adalah:

a. Pemakaian penghantar yang terlalu panjang dari jarak pusat beban yang sebenarnya.

Page 39: Perangkat Hubung Bagi

b. Kecilnya luas penampang kabel yang digunakan.

Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.

Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga

sebesar 5 % x 220 V - 11 Volt.

7. Menentukan Jenis Pengaman Arus Bocor (Pembumian)

Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar

tahanannya ditentukan dengan formula berikut:

………………………………………………….......( 5 )

1a = K x ln…………………………………………………....( 6 )

Dimana:

Rp : tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)

Ia : nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5

detik (A)

In : arus nominal pengaman arus lebih (A)

K : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk

pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara

1,25 dan 3,5.

Untuk menentukan besar tahanan pentanahan yang diinginkan, dapat ditentukan dengan

cara sebagai berikut:

Dimana:

Page 40: Perangkat Hubung Bagi

ρ1 : tahanan jenis tanah ( Ω )

ρ : tahanan jenis pembumian ( Ω-m ).

Tabel 3. Tahanan Pembumian pada Tahanan Jenis ρ1 = 100 -m

(PUIL: 2000: 81)

Jeniselektroda

Pita atau penghantar pilin

Batang atau pipa Pelat vertical dengan sisi atas +/-

1 mdi bawah

permukaan tanah

Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m2)

10 25 50 100 1 2 3 5 0,5x1 1x1

Tahananpembumian 20 10 5 3 70 40 20 35 25

Sedangkan resistansi jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-bada seperti terliat pada

tabel:

Tabel 4. resistansi Jenis Tanah

( Ija Darman : 2007 : 4.5.1 )

N

o

Klasifikasi / Jenis Tanah Resistansi Jenis ( Ohm-m)

1

2

3

4

5

6

Tanah Rawa

Tanah Liat dan tanah Ladang

Tanah Basah

Kerikil Basah

Pasar dan Kerikil Kering

Tanah Berbatu

30

100

200

500

1.000

3.000

Page 41: Perangkat Hubung Bagi

Seperti contoh : Utama Mencapai resitansi pembumian sebesar 5 Ohm pada tanah liat

atau tanah ladang dengan resistansi jinis 100 Ohm- meter, diperlukan sebuah elektroda pita yang

panjangnya 50 atau 4 buah elektroda batang yang panjangnya masing-masing 5 M. Dan jarak

elektroda-elektroda tersebut menimum harus dua kali panjangnya elektroda.

Semua BKT PHB harus dibumikan ( bodi PHB, pintu PHB, rel netral yang tidak

dilengkapi dengan gawai arus sita – GPAS, rel proteksi yang terpisah dari rel netral ). Rel

pembumian harus di beri tanda jelas seperti; 1/- atau warna hijau-kuming.

8. Merencanakan Konstruksi Panel Hubung Bagi

Konstruksi panel listrik ini dibuat sesuai dengan dengan cuaca dan lingkungan setempat

dan dengan ketebalan dindingnya tertentu, hingga ketahanannya terhadap gaya mekanis

memenuhi persyaratan (E. Setiawan: 1991: 52). Selain itu panel ini dibuat sedemikian rupa,

artinya panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan dapat terpasang

dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Lemari hubung bagi juga harus di

pasang pada tempat yang sesuai , kering dan berventilasi cukup. Sebagai finising tentunya

dilakukan pengecatan untuk menambah keindahan sehingga tidak merusak suasana ruangan

tempat pemasang.

Panel Hubung Bagi (PHB) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah

Padang Panjang, dibuat 4 buat dan di pasng pada tiap lantai. pada lantai 1 dipasang panel utama

dan panel cabang. Pada lantai 2 dan lantai 3 dipasang panel cabang.

Page 42: Perangkat Hubung Bagi
Page 43: Perangkat Hubung Bagi

BAB III

METODE PERENCANAAN

Proyek akhir ini bersumber dari pengumpulan data-data yang bersifat analisis, dimana

hasilnya berupa perencanaan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha

Serambi Mekkah Padang Panjang yang sesuai dan ideal serta memenuhi standar yang berlaku

dalam PUIL 2000. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam analisis penulis terlebih

dahulu melakukan survey ke Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang

Panjang.

A. PROSEDUR

Dalam pengumpulan data-data diatas penulis melalui beberapa prosedur diantaranya:

1. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian mulai dari jurusan, fakultas, sampai ke gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

2. Mengambil data yang diperlukan berupa gambar denah bangunan dan beban terpasang pada

gedung Convention Gentral Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

3. Membuat rancangan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha Serambi

Mekkah Padang Panjang.

4. Membuat rancangan tata letak panel instalasi listrik gedung Convention Central Graha Serambi

Mekkah Padang Panjang .

B. DATA YANG DIPERLUKAN

Page 44: Perangkat Hubung Bagi

Untuk memudahkan penulis dalam perancangan panel instalasi listrik pada gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah ini, maka diperlukan beberapa data yang

mendukung penulisan proyek akhir ini diantaranya:

1. Data gambar situasi dan gambar denah bangunan beserta rancangan instalasi penerangan gedung

convention central graha Serambi Mekkah Padang Panjang lengkap.

2. Data total beban terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang

Panjang.

3. Data gambar rekapitulasi daya pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah

Padang Panjang.

C. TEKNIS ANALISA DATA

Data yang diperoleh dari hasil survey lapangan di analisis menurut ketentuan-ketentuan

dan standar yang berlaku, sehingga panel listrik yang direncanakan dapat difungsikan

sebagaimana mestinya dan memenuhi standar yang berlaku di Indonesia.

Adapun pengolahan data sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah rangkaian akhir.

2. Menghitung arus nominal beban.

3. Menentukan KHA penghantar pengaman cabang.

KHA utama = 1,25 x arus beban terbesar + arus beban lainnya.

4. Menentukan KHA pengaman MCB / MCCB.

Page 45: Perangkat Hubung Bagi

Rating MCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.

Rating MCCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.

5. Menentukan jenis pengaman arus bocor (pembumian).

IA = K x ln

6. Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi.

7. Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi

Page 46: Perangkat Hubung Bagi

BAB IV

ANALISIS DATA

DAN PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI

A. DESKRIPSI DATA

Deskripsi data yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data yang dapat

mendukung penulis dalam merencanakan panel listrik pada Gedung Convention Central Graha

Serambi Mekkah Padang Panjang. Adapun data yang dimbil yaitu denah ruangan, daftar beban

terpasang, rekapitulasi daya listrik yang akan dibangun pada Gedung Convention Central Graha

Serambi Mekkah Padang Panjang.

Survey yang penulis lakukan untuk mengetahui beban-beban apa saja yang akan

dipasang atau digunkan dapat dilihat pada table di bawah ini:

Table 5. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai satu Gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

No Jenis RuanganJenis

Beban

Daya

(W)

Jumlah

Titik

1 R. Lobby Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

1

R. Selasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6

R. Selasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 8

R. Tamu + Kamar

Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

R. Pantry 36 Penerangan lampu TL-C

36 1

R. Pelayan Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

1

Page 47: Perangkat Hubung Bagi

R. Shalat Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

1

R. Service +

Kamar Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

1

R. Tidur Tamu +

Kamar Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

2

1

R. Tadur + Kamar

Mandi 1 - 19

Ruangan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

38

19

R. Keluarga Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

8

2

R. Makan Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

2

Teras 1 Penerangan lampu TL-C 36 6

Teras 2 Penerangan lampu TL-C 36 2

Teras 3 Penerangan lampu TL-C 36 2

Dapur Penerangan lampu TL-C 36 4

Gudang Penerangan lampu TL-C 36 1

Lorang Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 2

Lorang Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 2

Table 6. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai dua Gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

Page 48: Perangkat Hubung Bagi

No Jenis RuanganJenis

Beban

Daya

(W)Jumlah

Titik1 R. Serbaguna Penerangan lampu TLD

Stop Kontak

116

200

40

102 R. Persiapan Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

23 R. Rias Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

14 R. Shalat Penerangan lampu TL-C 36 15 R. Tidur + Kamar

Mandi 1-9 RuanganPenerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

18

96 Pentas Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

10

67 Gudang Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

I

8 Balkon Penerangan lampu TL-C 36 1

9 Salasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6

10 Salasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 4

11 Lorong Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 4

12 Lorong Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 2

13 Tempat Wudhu

Pria 2

Penerangan lampu TL-C 36 2

14 Tempat Wudhu

Wanita 2

Penerangan lampu TL-C 36 2

15Toilet Pria 2 Penerangan lampu TL-C 36 2

16Toilet Wanita 2 Penerangan lampu TL-C 36 2

Table 7. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai tiga Gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

No Jenis Ruangan Jenis Daya Jumlah

Page 49: Perangkat Hubung Bagi

Beban (W) Titik

1 R. Tidur + Kamar

Mandi 1-9 Ruangan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

18

9

2 Salasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6

3 Salasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 3

4 Lorong Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 2

5 Lorong Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 1

6 Balkon Penerangan lampu TL-C 36 2

Dari table-tabel di atas dapat di hitung total beban terpasang pada Gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang untuk beban penerangan dan beban

tenaga lantai satu, lantai dua, laintai tiga 24.608 kW.

B. MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS (KHA) PADA SETIAP RANGKAIAN

AKHIR DAN CABANG PANEL HUBUNG BAGI

Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) ini dirancanakan untuk dapat menampung,

mengamankan dan melayani kebutuhan listrik tiap ruang yang ada di tiap lantai Gedung

Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang. Berdaasarkan teori yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pada tiap lantai.

Dalam menentukan jumlah maksimum titik sambung tiap rangkaian akhir beban

penulis merujuk pada tabel 3, sedangkan untuk menentukan jumlah rangkaian akhir intalasi

penerangan disesuaikanmenurut kelompok beban penerangan masing-masing ruangan. Panel

yang akan direncanakan terdiri dari satu panel utama yng terletak pada lantai satu, serta tiga

panel cabang yaitu terdiri dari panel cabang tiap-tiap lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3), maka

dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap lantai, seperti penguraian di

bawah ini :

Page 50: Perangkat Hubung Bagi

1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I

Fassa R

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 10 3604. R4 4 8005. R5 3 6006 R6 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 3.152

Dari data table atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada

setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group R1

In MCB = 1,25

x 2,11A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

2) Group R2

In MCB = 1,25

x 2,11A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

3) Group R3

Page 51: Perangkat Hubung Bagi

In MCB = 1,25

x 1,92A

= 2,4 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 re = 4 A

4) Group R4

In MCB = 1,25

x 4,27A

= 5,33 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 10 A

5) Group R5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

6) Group R5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

Page 52: Perangkat Hubung Bagi

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

b. Fassa S

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 11 3964. R4 3 6005. R5 3 6006 R6 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 2.988

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group S1

In MCB = 1,25

x 2,11A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = A

2) Group S2

In MCB = 1,25

x2,11A

= 2,63 A

Page 53: Perangkat Hubung Bagi

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

3) Group S3

In MCB = 1,25

x 2,11 A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

4) Group S4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

5) Group S5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

6) Group S4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Page 54: Perangkat Hubung Bagi

c. Fassa T

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 11 3964. R4 3 6005. R5 3 6006 R6 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 2.988

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group T1

In MCB = 1,25

x 2,11A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

2) Group T2

In MCB = 1,25

x 2,11 A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

3) Group T3

Page 55: Perangkat Hubung Bagi

In MCB = 1,25

x 2,11 A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

4) Group T4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

5) Group T5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

6) Group S4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Page 56: Perangkat Hubung Bagi

Berdasarkan rincian diatas yang mana semua pengaman pada masing-masing fassa yang

dibagi pada bagian rangkaian akhir, maka dapat dihitung pengaman cabang pada setiap fassa

lantai 1 seperti berikut :

Fassa R = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,4 + 5,33 + 4+4

= 26,23 A

= 36 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4

= 24,86 A

= 36 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4

= 24,86 A

= 36 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Penghantar / kabel yang digunakan pada panel lantai 1 ini adalah KHA kabel jinis NYM

2 x 2,5 mm² untuk beban penerangan dan NYM 3 x 2,5 mm² untuk beban tenaga atau kontak-

kontak..

1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II

a. Fassa R

No. Group R

Jumlah TitikJumlah

Daya (W)Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20

W

S. Kontak 100 W

1. R1 5 5802. R2 4 464

Page 57: Perangkat Hubung Bagi

3. R3 5 5804 R4 12 4325 R5 10 3606 R6 3 6007 R7 3 6008 R8 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 4.216

Dari data tabek di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada

setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1 seperti penguraian di bawah ini :

1) Fassa R1

In MCB = 1,25

x 3,10A

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

2) Passa R2

In MCB = 1,25

x 2,48 A

= 3,1 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

3) Fassa R3

In MCB = 1,25

x 3,10 A

Page 58: Perangkat Hubung Bagi

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A

4) Group R4

In MCB = 1,25

x 2,31A

= 2,88 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A

5) Group R5

In MCB = 1,25 x 1,92 A

= 2,4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

6) Group R6

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

7) Group R7

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

8) Group R8

Page 59: Perangkat Hubung Bagi

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

b. Fassa S

No. Group R

Jumlah TitikJumlah

Daya (W)Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20

W

S. Kontak 100 W

1. R1 4 4642. R2 5 5803. R3 4 4644 R4 10 3605 R5 9 3246 R6 4 8007 R7 3 6008 R8 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 4.192

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group S1

In MCB = 1,25

x 3,10A

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

2) Group S2

Page 60: Perangkat Hubung Bagi

In MCB = 1,25

x 2,48 A

= 3,1A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

3) Group S3

In MCB = 1,25

x 3,10 A

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

4) Group S4

In MCB = 1,25

x 2,31A

= 2,88 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 6A

5) Group S5

In MCB = 1,25

x 1,92A

= 2,4 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

6) Group S3

Page 61: Perangkat Hubung Bagi

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

7) Group S4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

8) Group S5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Page 62: Perangkat Hubung Bagi

c. Fassa T

No. Group R

Jumlah TitikJumlah

Daya (W)Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20

W

S. Kontak 100 W

1. R1 5 5802. R2 4 5803. R3 5 4644 R4 8 2885 R5 9 3246 R6 4 8007 R7 3 6008 R8 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 4.236

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group T1

In MCB = 1,25

x 3,10A

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 re = 6 A

2) Group T2

In MCB = 1,25

x 3,10 A

= 3,87 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Page 63: Perangkat Hubung Bagi

3) Group T3

In MCB = 1,25

x 2,84 A

= 3,1 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

4) Group T2

In MCB = 1,25

x 1,54 A

= 1,92A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

5) Group T3

In MCB = 1,25

x 1,73 A

= 2,16 A

KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A

6) Group T4

In MCB = 1,25

x 4,27 A

= 5,33 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 10 A

Page 64: Perangkat Hubung Bagi

7) Group T5

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

8) Group S4

In MCB = 1,25

x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap

rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di

bawah ini :

Fassa R = 1,25 x 3,87 + 3,1 + 3,87 + 2,88 + 2,4 + 4 + 4 + 4

= 35,15 A

= 50 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 3,1 + 3,87 + 3,1 + 2,4 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4

= 34,45 A

= 50 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 3,87 + 3,97 + 3,1 + 1,92 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4

= 35,27 A

Page 65: Perangkat Hubung Bagi

= 50 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

2. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III

a. Fassa R

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 996

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa R, seperti penguraian di bawah ini :

1) Group R1

In MCB = 1,25

x 211 A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A

2) Group R2

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

b. Fassa S

Page 66: Perangkat Hubung Bagi

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 996

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

Group S1

In MCB = 1,25

x 211 A

= 2,63 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A

2) Group S2

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

c. Fassa T

No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya

(W)Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1. R1 11 3962. R2 3 600

Talal Daya Kuseluruhan 690

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap

rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

Page 67: Perangkat Hubung Bagi

1) Group T1

In MCB = 1,25

x 1,92A

= 2,4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A

2) Group S2

In MCB = 1,25 x 3,20 A

= 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A

Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap

rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di

bawah ini :

Fassa R = 1,25 x 2,63 + 4

= 8,28 A

= 12 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 2,63 + 4

= 8,28 A

= 12 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 2,4 + 4

Page 68: Perangkat Hubung Bagi

= 8 A

= 12 A

KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

C. MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS PENGAMAN UTAMA

Menhitung pengaman panel cabang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

In MCB = 1.25 x In terbesar + In lainnya.

1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I

In MCB = 1,25 x 26,23 + 24,86 + 24,86

= 94,93 A

= 120 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

2. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II

In MCB = 1,25 x 35,15 + 34,45 + 35,27

= 131,08 A

= 160 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

3. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III

In MCB = 1,25 x 8,28 + 8,28 + 8

= 30,7 A

= 36A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

Page 69: Perangkat Hubung Bagi

Pengantar / kabel yang digunakan pada Panek Hubung Bagi (PHB) cabang adalah KHA

kabel jenis NYFGbY 4 x 10 mm2

Dari data di atas, dapat dihitung pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) MCCB Utama

dengan rumus yang sama dengan penghiyungan pengaman Panel Hubung Babi (PHB) cabang

yaitu 1.25 x In arus yang mengalir pada rangkai. Jadi utama sebagai berikut:

In MCCB = 1,25 x 94,93 + 131,08 + 30,7

= 3,20,88 A

= 500 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

D. MENGHITUNG DROP TEGANGAN ANTARA PANEL KE PANEL

Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik

(PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.

Dalam proyek akhir ini penulis menghitung drop tegangan dari panel utama ke panel cabang

digunakan persamaan:

atau

(E. Setiawan: 1992:145)

Dimana:

A : luas penampang kabel (mm2)

L : panjang penghantar (M)

I : besar arus yang mengalir pada penghantar (A)

ρ : tahanan jenis kabel (Q)

COS j : faktor daya (0.8)

Page 70: Perangkat Hubung Bagi

Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga

sebesar 5 % x 220 V = 11 Volt.

Maka Drop Tegangan dapat ditentukan yaitu :

1. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel I

Diketahui jarak antara keduanya adalah 2 m dengan penghantar yang digunakan adalah

jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 94,93 A,

maka drop tegangannya adalah:

= 0,32 Vollt.

2. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel II

Diketahui jarak antara keduanya adalah 6 m dengan penghantar yang digunakan adalah

jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 131,08

A, maka drop tegangannya adalah

Page 71: Perangkat Hubung Bagi

= 2,52 Vollt.

3. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel III

Diketahui jarak antara keduanya adalah 10 m dengan penghantar yang digunakan

adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar

108,60 A, maka drop tegangannya adalah:

= 0,98 Vollt

E. MENENTUKAN JENIS PENGAMAN ARUS BOCOR (PEMBUMIAN)

Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan

besar tahanannya ditentukan dengan formula berikut:

1a = K x ln

(E. Setiawan, 2002:236)

Dimana:

Rp :tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)

Ia :nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)

In :arus nominal pengaman arus lebih (A)

Page 72: Perangkat Hubung Bagi

K :faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk pengaman arus

lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.

Maka dapat ditentukan tahanan pembumian seperti dibawah ini :

Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis stingrod

dengan panjang 1.25 m didapat tahanan pentanahannya (Rg) 2.25 maka untuk penambahan

panjang 5 m elektroda didapatberkurangnya tahanan pentanahan sebesar :

Ini berarti dengan panjang elektroda 6.25 m akan mendapatkan tahanan pentanahan

sebesar: 2.25-0.25 = 1.8 Ω

Jika untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang mendekati hasil perhitungan maka elektroda

tersebut diparalelkan sebanyak 8 buah maka dapat dihitung besar tahanan pentanahan menjadi:

Rp = 0,2225

F. DIMENSI KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI

Komponen pengaman yang digunakan harus jelas dan dapat bekerja sebagaimana

fungsi dan kegunaannya. Pengaman yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

Page 73: Perangkat Hubung Bagi

1. Dimensi MCCB / MCB 500 A

- Merk : Merlin Gerin

- Tegangan Kerja : 380 / 600 Volt 3 fase

- Dimensi : P : 120 mm L : 75 mm

T : 95 mm

2. Dimensi MCB 3 f

- Merk : Merlin Gerin

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Dimensi : P : 95 mm L : 70 mm

T : 80 mm

3. Dimensi MCB 1f

- Merk : Merlin Gerin

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Dimensi : P : 80 mm L : 18 mm

T : 70 mm

4. Dimensi Kontaktor

- Merk : Merlin Gerin

- Tegangan Kerja : 380 Volt 3 fase

- Teganagan Coil : 380 Volt

- Dimensi : P : 10 cm L : 10 cm

T : 15 cm

5. Dimensi Puss Botton

Page 74: Perangkat Hubung Bagi

- Merk : National

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Dimensi : D : 9,5 cm T : 5,5 cm

6. Dimensi Lampu Indikator

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Arus Nominal : 5 A

- Dimensi : D : 2 cm T : 5 mm

7. Dimensi Alat Ukur Ampermeter dan Voltmeter

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Arus Nominal : Untuk Ampere Meter : 50 A

Untuk Voltmeter : 220 – 400 V

- Dimensi : P : 5 cm L : 5 cm T : 6,5 cm

8. Dimensi Saklar Rotasi Switch

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Dimensi : P : 6,5cm L : 5,5 cm T : 6,5 cm

9. Dimensi Rel / Bustbar

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Dimensi : P : 30 cm L : 3 cm T : 150 mm

10. Dimensi Saklar Masuk TPST

- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase

- Arus Perbandingan : 1 : 50 A

- Dimensi : P : 7 cm L : 3 cm T : 9 cm

Page 75: Perangkat Hubung Bagi

G. PERENCANAAN KONSTRUKSI PANEL HUBUNG BAGI

Konstruksi panel listrik ini penulis rencanakan menggunakan plat baja dengan

ketebalan 3 mm, karena panel tersebut harus kuat dan kokoh serta tahan terhadap perubahan

cuaca dan tahan terhadap gaya mekanis. Panel yang dibuat harus disesuaikan dengan dimensi

komponen-komponen kelengkapan dalam panel sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Semua komponen yang akan ditempatkan dalam panel maupun yang akan dipasang

pada pintu panel diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terganggunya komponen yang

sedang beroperasi dan persinggungan antar komponen. Selain itu sedapat mungkin panel mudah

dalam pengoperasian dan pemasangan.

Konstruksi panel utama

Konstruksi kotak panel

Panel utama ini terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 3 mm, komponen yang

dipasang pada panel ini adalah komponen utama saja, diantaranya TPST, TPDT, rotari switch,

kontaktor, MCCB 3φ, MCB 3 φ dan busbar. Maka penulis merencanakan dimensi panel ini

dengan ukuran lebar 80 cm, panjang 60 cm, dengan ketebalan 20 cm seperti pada gambar

terlampir pada lampiran.

Konstruksi pintu dan tutup panel

Tutup panel dimaksudkan adalah menutup bagian yang bertegangan, agar tidak

membahayakan. Selain itu tutup panel ini juga berfungsi untuk menutup komponen-komponen

yang ada didalam panel agar panel terlihat rapi. Penutup panel ini memiliki ukuran panjang 79

cm. lebar 59 cm, dan pada penutup ini dibuat lubang-lubang yang ukurannya disesuaikan dengan

komponen yang akan dipasang pada panel tersebut agar memudahkan dalam pemeliharaan dan

pemeriksaan apabila terjadi gangguan.

Page 76: Perangkat Hubung Bagi

Pada penutup ini juga dipasang alat ukur, saklar tegangan, dan lampu indikator

sehingga dengan melihat penutup saja operator dapat mengetahui kondisi panel tersebut.

Pintu panel dibuat selayaknya pintu yang bisa dibuka dan ditutup, dan harus dapat

dibuka secara bebas tanpa ada halangan sehingga dapat dibuka secara penuh. Pintu ini berfungsi

sebagai pengaman terhadap gangguan lingkungan sekitar ataupun untuk menghindari bahaya.

Pintu panel ini memiliki ukuran panjang 58,5 cm, lebar 38,5 cm.

Konstruksi panel cabang lantai 1, 2, 3

Konstruksi panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini dibuat dan direncanakan berdasarkan

banyaknya kelompok atau rangkaian akhir, panel ini memiliki masing-masing 12 rangkaian

akhir. Kotak panel untuk panel yang berada pada lantai 1, 2, dan 3 ini memiliki ukuran panjang

60 cm, lebar 40 cm dengan ketebalan 20 cm, tutup panel memiliki ukuran panjang 59 cm, lebar

39 cm, dan pintu panel memiliki ukuran panjang 58.5 cm, lebar 38.5 cm, dapat dilihat pada

gambar terlampir. Komponen-komponen yang terdapat pada panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini

diantaranya rotari switch, kontaktor, MCB 3 φ, MCB 1 φ, busbar, alat ukur, saklar tegangan,

dan lampu indikator.

Page 77: Perangkat Hubung Bagi

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Didalam membuat perencanaan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang yang bergerak di bidang jasa pelayanan pendidikan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan tentang hasil rancangan yang penulis rencanakan yaitu :

a. Perencanaan untuk total daya yang terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah sebesar 24.608 kW yang merupakan penjumlahan dari beban penerangan dan beban peralatan yang akan di pasang dari lantai satu,dua dan tiga.

b. Pengamanan yang di pakai adalah MCB 1 fasa untuk rating pengaman 4-10 A pada pengaman rangkaian akhir pada masing-masing panel,MCB 3 fasa 36-150 A untuk pengaman pada masing-masing panel,sedangkan pengaman panel utama adalah MCCB 3fasa 500 A.

c. Sistem pengaman panel yang di harapkan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah pengaman panel yang memenuhi standarisasi yang berlaku di Indonesia.

d. Dalam perencanaan sebuah panel aspek yang perlu di perhatikan adalah bahan-bahan yang akan di gunakan untuk komponen, kontruksi rangka supaya ketahanan panel sesuai dengan yang di rencanakan.

Berdasarkan hasil perencanan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang terdapat beberapa kendala yang penulis temui, maka penulis menyarankan:

a. Perencanaan yang telah panulis lakukan hanya sebatas perencanaan panel hubung bagi selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan system pentahanan dan penangkal petir dari gedung tersebut.

b. Dari perencanaan yang penulis lakukan hasil rancangan masih bersifat semi otomatis,selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan menggunakan program MC atau PLC.

c. Dalam merencanakan panel hubung bagi suatu gedung sebaiknya harus di perhitungkan ketersediaan daya cadangan,hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perluasan pemakaian beban atau adanya perubahan dan perbaikan.

d. Untuk meningkatkan keterandalan sistem sebaiknya panel hubung bagi untuk penerangan di pisah dengan tenaga,hal ini di maksudkan apabila terjadi kerusakan pada salah satu rangkaian tidak mengganggu pada rangkaian lain.

e. Untuk terjaminnya kelancaran pasokan listrik dari sumber ke beban peranan panel hubung bagi sangat penting di perhatikan.

Diposkan 23rd December 2011 oleh M.Ridho 0

Page 78: Perangkat Hubung Bagi

Tambahkan komentar

M.Ridho's Blog---------------------

Beranda

Nov14

Packaging / Kemasan

Packaging (pengemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).

Resume Jurnal : Analisa Statistical Quality Control dalam Penentuan Pengawasan Kualitas Produk

Resume Jurnal :

Analisa Statistical Quality Control dalam Penentuan Pengawasan Kualitas Produk

Penulis

Enlik Kresnaini

Pengawasan kualitas merupakan salah satu aktivitas produksi perusahaan yang dapat digunakan untuk identifikasi masalah-masalah dalam keandalan kualitas dan memberikan pemecahann

Contoh Laporan Praktikum Manajemen Katering

Page 79: Perangkat Hubung Bagi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Katering

Catering management is the art of providing food and drink aesthetically and scientifically to a large number of people in a satisfactory and cost effective manner.

Contoh Perancangan Produk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan Produk

Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada.

Contoh Struktur Organisasi, Perencanaan Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Organisasi

Organizational structure is partly affected by the firm’s external environment. Research suggests that firms organized to deal with reliable and stable markets may not be as effective in a complex, rapidly changing environment.

JIT and Job Satisfaction

JIT and Job Satisfaction

Dalam Toyota Production System – the new way of looking and the new way of thinking, Job satisfaction adalah adalah landasan untuk Customer Satisfaction.

Poka Yoke - alat untuk menghindari kesalahan

Poka Yoke

Poka Yoke dalam bahasa Jepang[1] dari Yokeru berarti untuk menghindari, dan Poka berarti

Page 80: Perangkat Hubung Bagi

kesalahan karena ketidak hati-hatian, Maka, Poka Yoke kurang lebih berarti alat untuk menghindari kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai mistake proofing.

Siapakah Konsumen ?

Cara pandang dan cara pikir baru mengenai Muda, yaitu segala sesuatu yang tidak memiliki nilai tambah, telah memunculkan pula mengenai cara pandang dan cara pikir baru mengenai terminologi konsumen.

Jidoka - Kata kunci lain dari Pull System

Jidoka

Kata kunci lain dari Pull System adalah JIDOKA yaitu pemberian otonomi yang lebih besar kepada karyawan atau operator untuk melakukan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas operasi dibidang kerjanya.

Push System to Pull System

Push System to Pull System

Memuat Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.