Upload
bozky-ciamik
View
243
Download
24
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ok
Citation preview
Perangkat Hubung BagiMateri Pembelajaran
Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan
dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga
listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri
pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya
(transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor,
katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB
terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada modul ini hanya akan dibahas tentang
PHB tegangan rendah.
Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat
dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu :
a. ArusYang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu sendiri yang
dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan sebelumnya, sehingga dalam
pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut.
Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
Rating arus rel
Rating arus saluran masuk
Rating arus saluran keluar
Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat
b. Proteksi dan InstalasiDi dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan pula kriteria pengaman dan pemasangannya yaitu
antara lain :
Tingkat pengamanan
Metode instalasinya
Jumlah muka operasinya
Peralatan ukur untuk proteksi
Bahan selungkupnya
c. Pemasangan Komponen PHBTerdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :
Pemasangan tetap (non-withdrawable)
Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable)
Pemasangan sisttem laci (withdrawable)
d. AplikasiBentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah untuk
membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan PHB yang jenisnya
sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya.
Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di lapangan :
PHB untuk penerangan dan daya
PHB untuk unit konsumen
PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking)
PHB untuk perbaikan faktor daya
PHB untuk distribusi di Industri
PHB untuk distribusi motor-motor
PHB utama
PHB untuk distribusi
PHB untuk sub distribusi
PHB untuk sistem kontrol
e. Bentuk Konstruksi PHBPHB jika ditinjau dari segi bentuk konstruksinya, dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Konstruksi Terbuka
Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan
seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala
sisi. Pemasangan PHB sistem terbuka ini hanya diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya
operator atau orang yang profesional yang boleh masuk dalam ruangan tersebut.
2) Konstruksi Semi -Tertutup
Gambar Panel Semi Tertutup
PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi
kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB.
Pengaman ini pada umumnya dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga
operator tidak mempunyai akses menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari
arah muka.
Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian
belakang dan sampingnya.
Untuk itu PHB jenis ini pula hanya diijinkan dipasang pada ruangan tertutup dan hanya operator
atau orang yang profesional yang boleh masuk ruangan tersebut.
3) Konstruksi Lemari
Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses
untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup
pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau perlengkapan PHB ini
dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan. Untuk memasang
kembali dalam sistem, kita cukup mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci.
Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan dipasang kembali,
biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk saluran masuk, saluran keluar dan
sakelar penggandeng.
4) Konstruksi Kotak (Box)
PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di
dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering,
sakelar kontraktor dsb.
Jenis Box
PEMILIHAN PANEL
Untuk memudahkan dalam pemilihan Panel yang akan dipakai dalam sistem, ada beberapa
pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
Membuat Panel induk :Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000A.
Bahan selungkup dari plat baja.
Tinggi 2200 mm.
Metode pemasangan peralatan PANEL dengan sistem pemasangan tetap atau tidak tetap
(withdrawable).
Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 kA.
Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54.
Untuk PANEL distribusi :Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A.
Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang.
Penggunaan PANEL box tinggi < 1000 mm.
Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap.
Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80kA.
Tingkat pengaman sampai dengan IP 65.
Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap data-data teknis yang diperlukan dalam pemilihan
PANEL dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen PANEL
1) Kemampuan Menahan Arus Hubung Singkat
Arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju
PANEL induk atau PANEL distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi
kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PANEL.
2) Derajat Pengamanan
Derajat pengamanan ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi sekelilingnya.
PANEL harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadinya tegangan sentuh,
benturan benda asing dan air.
Pemasangan PANEL di ruangan dimana orang dapat dengan mudah menjangkaunya, PANEL
harus didesain dengan pengaman untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh oleh karena
kecelakaan maupun saat pengoperasian, untuk itu derajat pengamannya paling sedikit adalah IP
20. Derajat pengaman ini seperti telah disinggung di atas dinyatakan dalam IP (Indeks
Protection).
3) Selungkup dari bahan penyekat.
Selungkup yang digunakan untuk PANEL harus diproteksi terhadap korosi dan tegangan sentuh.
Pada umumnya dipasaran ditawarkan dua macam bahan yaitu bahan metal dan bahan penyekat,
seperti polyester yang dicampur dengan fiberglass atau bahan penyekat lainnya.
4) Permukaan selungkup logam
Semua jenis konstruksi PANEL baik selungkup maupun struktur untuk pemasangan komponen
yang terbuat dari logam harus diproteksi dengan finishing permukaan yang baik. Pada umumnya
selungkup PANEL dicat dengan menggunakan “Polyester Epoxy Powder”, sehingga mempunyai
sifat mekanik yang cukup baik.
5) Pemasangan
Sebelum menentukan jenis PANEL yang akan dipakai perlu pula dipertimbangkan cara
pemasangannya. Ada beberapa cara dalam pemasangan PANEL yaitu :
– Di lantai dekat dinding
– Di lantai, berdiri bebas di ruangan
– Menempel tetap di dinding
– Digantung di langit-langit
– Dipasang di rak
Jenis Bagian PHBSetiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi jumlah item dari
peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan, dan rancang
bangun. Gambar dibwah ini menunjukkan contoh dari tiga macam metode pemasangan
perlengkapan bagian PHB, yaitu pemasangan dengan cara tetap (fix) mudah dipindah-pindah
(removable) dan sistem laci (withdrawable), yang dicontohkan oleh diagram satu garis dari unit
pensuplai motor.
Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix) unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke
rel melalui kabel atau penghantar rel. Untuk
mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang menuju ke motor dan
kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung maupun melalui
terminal harus diputuskan.
Sistem Pemasangan fix
Gambar diatas adalah contoh dari bagian PHB dengan pemasangan
tetap (fix) dengan menggunakan sekring HRC tegangan rendah yang dilengkapi dengan sakelar
pemisah.
Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah kotak isolasi 3 fasa
yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan menggunakan tusuk kontak 3
fasa.
Perbedaan dengan dua sistem yang telah
dijelaskan di atas, pada sistem laci ini mempunyai keunggulan yaitu mudah dalam pelayanan dan
keamanan operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar
penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas kabel yang
menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini dilengkapi dengan sakelar
pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor yang berfungsi sebagai sakelar interlok
mekanik untuk mencegah agar unit tidak bisa diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu
memasukkan betul-betul telah tersambung sempurna.
Sistem laci
Gambar diatas menunjukkan contoh dari unit perlengkapan sistem laci (withdrawable) bagian
dari PHB yang dipakai untuk motor serta rangkaian dasarnya.
RangkumanDeasin konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk diketahui
dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan dalam pimilihan
PHB yang akan dipasang dalam sistem tenaga listrik.
Dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti : dimana PHB tersebut akan
dipasang, berapa kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteteksi yang dibutuhkan, dsb.
Test Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PHB dan sebutkan jenis-jenisnya berdasarkan
aplikasinya.
2. Apa yang dimaksud dengan indeks proteksi IP 63
3. Sebutkan bentuk kosntruksi PHB yang saudara ketahui dan jelaskan secara singkat dari setiap
jenis konstruksi tersebut.
4. Sebutkan beberapa metoda pemasangan PHB dan jelaskan secara singkat cara-
cara pemasangannya.
5. Apa yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB.
Kunci Jawaban
PHB adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk mengendalikan dan membagi tenaga
listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik, adapun
bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
1. Yang dimaksud dengan IP 63, adalah derajad pengamanan suatu peralatan listrik dimana
peraltan tersebut diamankanatau terlindungi terhadap debu sekecil apapun dan air yang jatuh
membentuk sudut 60 ?.
2. Bentuk dan jenis desain konstruksi dari PHB, diantranya :
a. Konstruksi Terbuka
pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan
seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala
sisi.
b. Konstruksi Semi -Tertutup
PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi
kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya
dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses
menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka.
Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian
belakang dan sampingnya.
c. Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cublice ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses
untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup
pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
d. Konstruksi Kotak (Box)
PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di
dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering,
sakelar kontraktor dsb.
3. Cara-cara pemasangan pemasangan PHB, yaitu :
Di lantai dekat dinding
Di lantai, berdiri bebas di ruangan
Menempel tetap di dinding
Digantung di langit-langit
Dipasang di rak
4. Yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB adalah, arus
hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju PHB induk
atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi kemampuan menahan
arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PHB.
Kalian pasti sudah mendengar tentang rangkaian panel Listrik kan?Pada edisi ini saya akan memberikan dan meluaskan pengetahuan anda Tentang Panel Listrik sebenarny berikut Pengertiannya.Panel Lisrik atau PHB Panel Hubung Bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya berupa box, maupun lemari.Perangkat Panel Hubung Bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi(penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai keperalatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampupenerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB ini terlebih dahulu..Berikut beberapa komponen-komponen yang sering digunakan dan juga fungsinya :1. MCB ( Miniature Circuit Board) yang berfungsi sebagai switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan yg melebihi batas dan atau hubung singkat. Komponen panel listrik ini biasanya terbatas pada arus nominal kecil sampai dgn kurang dari 100 Ampere. Bentuknya ada yg satu pole (satu input dan satu output), ada yg dua pole, tiga pole hingga empat pole.2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker). Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat arus beban yg melebihi batas-batasnya. MCCB ini dipakai hampir sama dgn MCB tetapi dgn batas arus beban yg lebih besar dari 100 Ampere sampai dgn 1600 Ampere.
3. GFCI/ RCCB/ ELCB, Ground Foult Circuit Interruption ialah semacam Circuit Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel listrik ini akan memantau listrik lebih rinci dan jika terdapat short atau kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.
4. Grounding, Grounding pada instalasi dan komponen panel listrik ini berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body part peralatan elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang. Dgn adanya komponen panel listrik ini maka aliran arus listrik yg liar atau yg tak berfungsi akan dibumikan
5. Warna kabel. Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai negara. Tuk Indonesia, warna kabel listrik ditentukan menurut standard SNI atau standatd IEC:a. warna merah, kuning, hitam berfungsi untuk faseb. warna biru muda (biru laut) berfungsi untuk netralc. warna kuning -hijau berfungsi untuk ground
6. CT, CT merupakan suatu komponen panel listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel .7. Surge Arrest, peralatan atau komponen panel listrik ini sebagai pengaman listrik dari kejutan listrik yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi akibat dari penambahan energi .
Demikian yang saya berikan beberapa informasi sebagai penambahan ilmu pengetahuan saja. Jika ada kesalahan/kekurangan/kesamaan kata dan gambar saya minta maaf
Dec23
Tugas Akhir ”Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) Pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang”.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKebutuhan akan energi listrik meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi,
dewasa ini listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia
industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian. Untuk menjaga kontinuitas
pernyalurannya, suatu sistem kelistrikan yang handal mutlak di perlukan.
Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai
pada proses pemakaiannya. Dan berbagai cara dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.
Gangguan-gangguan yang terjadi akan berdampak langsung pada beban (konsumen). Jika terjadi
gangguan, maka penyaluran listrik kebeban juga akan terputus.
Kebakaran yang terjadi sering kali disebabkan oleh listrik dikarenakan pemakaian listrik
yang melebihi kapasitas instalasi yang telah ditentukan, dan juga disebabkan karena penambahan
pemasangan instalasi yang tidak mengikuti prosedur dan dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan
instalatur resmi. Selain itu alat pengaman yang tidak berfungsi ketika terjadi gangguan beban
lebih dan gangguan hubung pendek. Selanjutnya gangguan listrik yang disebabkan umur instalasi
yang sudah lama atau kadarluasa.
Maka untuk menghindari agar gangguan tersebut tidak membahayakan peralatan dan
manusia gangguan tersebut harus dipisahkan dari beban. Untuk memisahkan gangguan tersebut
dari beban dan untuk menghindari segala resiko pemutusan listrik secara tiba-tiba serta untuk
mempertahankan kontinuitas pelayanan maka perlu dirancang sebuah sistem penyalur yang
handal. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB)
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PUIL 2000.
Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik tentunya membutuhkan komponen-komponen
kontrol yang mampu melakukan kegiatan tersebut, dan komponen-komponen tersebut tentunya
juga perlu ditempatkan pada tempat yang layak (panel) sehingga pelayanannya bisa dilakukan
dengan mudah dan aman. Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga
kelancaran penyaluran listrik dari jaringan PLN ke konsumen atau beban. Dan untuk itu dalam
merancang sebuah panel harus mengikuti aturan-aturan yang telah dibakukan dalam Peraturan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
Ukuran dari Panel Hubung Bagi (PHB) di rancang sedemikian rupa, yang artinya
panjang, lebar dan tingginya di buat sedemikian rupa agar semua komponen yang diperlukan
dalam sebuah panel terpasang sempurna sesuai fungsi dan kegunaannya serta memudahkan
dalam penggunaan serta perawatan komponen Panel Hubung Bagi (PHB) itu sendiri. Sebagian
besar box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) terbuat dari bahan yang tahan lembab, kokoh dan
tidak dapat terbakar seperti besi dan logam dengan ketebalan yang sudah di rancang sesuai
kebutuhan sehingga ketahanannya terhadap gaya mekanis memenuhi persyaratan serta
memperhatikan kondisi iklim di Indonesia.
Panel Hubung Bagi (PHB) harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan
berventilasi cukup dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai sampai alas box
(lemari) hubung bagi dan dapat di operasikan tanpa alat bantu misalnya tangga atau meja. Tidak
di perbolehkan pemasangan box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) di ; kamar mandi, kamar
kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. Disekitar Panel hubung Bagi (PHB)
harus terdapat ruang yang cukup sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pengoperasian
dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, terdapat
paralatan listrik yang digunakan langsung oleh penggunanya dimana penggunaanya akan
berhubungan langsung dengan peralatan tersebut. Maka seharusnya gedung ini dilengkapi
dengan pentanahan yang standar dengan resistansi minimal sehingga saat pengoperasian
peralatan tidak membahayakan jika terjadi arus bocor pada peralatan dan instalasi yang ada di
gedung Serambi Mekkah tersebut. Untuk pangaman arus bocor (pembumian) digunakan
elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan sesuai dengan standar ranting
pengaman yang diperbolehkan dan di lihat juga dari resistansi jenis tanah yang ada di gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang,
Bertitik tolak dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan perencanaan
Panel Hubung Bagi (PHB) pada gegung tersebut yang sesuai dengan standar nasional Indonesia
yang berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. Kemudian akan penulis
tuangkan dalam bentuk penulisan proyek akhir dengan judul : ”Perencanaan Panel Hubung
Bagi (PHB) Pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang”.
B. Batasan MasalahBatasan masalah dalam perencanaan Panel Hubung Bagi hanya dibatasi pada beberapa
aspek yaitu:
1. Menentukan berapa besarnya arus berdasarkan rancangan gambar rekapitulasi daya yang telah
ada.
2. Menentukan jenis komponen-komponen panel yang akan digunakan.
3. Menentukan kemampuan hantar arus komponen-komponen panel yang akan digunakan.
4. Membuat layout dan tata letak komponen pada panel.
5. Membuat desain kotak PHB sesuai dengan rancangan yang diinginkan.
C. Rumusan MasalahBertitik tolak dari batasan masalah di atas, penulis tertarik untuk melanjutkan
perencanaan instalasi listrik dengan merumuskan pada masalah : bagaimanan merencanaan
Panel Hubung Bagi (PHB) utama dan panel cabang yang sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
D. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Merancang PHB dan sistem proteksi instalasi listrik dengan pengamanan sesuai dengan daya
terpasang pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
2. Menghitung serta menentukan pembagian daya listrik untuk instalasi penerangan maupun
tenaga.
3. Menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) untuk pengaman dan penghantar yang digunakan Panel
Hubung Bagi (PHB) di tiap lantainya.
4. Menentukan jenis komponen-komponen dan pengaman yang digunakan pada Panel Hubung
Bagi (PHB) utama maupun Panel Hubung Bagi (PHB) cabang.
E. Manfaat1. Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) yang diharapkan dapat meningkatkan kontinuitas
penyaluran tenaga listrik ke konsumen (beban). Khususnya pada gedung Convention Central
Graha Serambi Mekkah Padang Panjang,
2. Acuan bagi pihak CV. BAHAR YUSUF dalam perancangan instalasi serta panel listrik.
3. Penggunaan peralatan yang tepat dan penempatan komponen yang sesuai, akan memudahkan
menanggulangi gangguan pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
4. Agar sekiranya dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama di bidang teknik Elektro.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PANEL HUBUNG BAGI
Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman,
dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu
sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan.
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN dan
selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui
sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang
berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang
berada di dalam bangunan.
Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya harus sesuai
dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk penempatan panel listrik
hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau
dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga
pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan penyaluran
energi listrik, karena apabila penempatan dari panel tersebut tidak diperhatikan maka
kontinitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan
dalam penyaluran energi listrik.
B. FUNGSI PANEL
Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991:
92) :
1. Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik
lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama
sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
2. Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila
terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik
ini adalah MCCB dan MCB.
3. Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga.
Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan
banyak ruangan yang merupakan pusat beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa
group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang
seimbang antar fasa.
4. Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk
instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
5. Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut
masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi
penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.
C. JENIS DAN TIPE PANEL
Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panal hubung bagi terdiri-dari:
Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalamPanel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang sudah komponen-komponennya ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan terpasang didalam ruangan.
2. Panel Hubung Bagi tertutup pasang luarPanel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-komponen ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.
Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalamPanel Hubung Bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut.
Panel Hubung Bagi terbuka pasang luarTampat pemasangan Panel Hubung Bagi (PHB) terbuka pasang luar harus merupakan perlengkapang yang tahan cuaca. Perlengkapan atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air.
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, jenis dan tipe
panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh
komponen-komponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam
ruangan.
Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau
pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan
sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman
instalasi listrik.
Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000
(6.3-6.4) yaitu :
1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.2. Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.3. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun.
4. Pintu harus bisa terbuka penuh.5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.
D. KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI
Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah
MCB, MCCB, saklar/pemutus, sarana pengontrol ( push button, kontaktor), transformator arus,
alat ukur dan lampu indikator, penghantar (kawat, kabel busbar dan terminal blok ) serta
komponen pendukung lainnya.
1. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat
yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban
lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis
ataupun secara otomatis.
Gambar 1. Pandangan Luar MCB( http: // images. Google.co.id)
Prinsip kerja dari MCB adalah azas kerja termis (panas) dengan menggunakan bi-metal.
Bila kawat resistansi yang terdapat pada bi-metal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya,
maka bimetal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan
menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas sehingga MCB
dalam posisi OFF.
MCB terdiri dari MCB 1 pole dan 4 pole yang masing-masingnya mempunyai ukuran
arus nominal yang berbeda-beda.
2. MCCB (Mould Case Circuit Breaker)
Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak
cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator.
Gambar 2. Pandangan Luar MCCB Tiga Pole( http: // images. Google.co.id)
Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni
menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah
pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari
arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya
rating nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB
adalah sebesar 1,25 x In beban.
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang berdasarkan daya
yang terpakai menggunakan MCCB 150 Amper. MCCB ini sangat dibutuhkan karena pada
perancangan ini menggunakan panel utama.
3. Saklar dan Pemutus
Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.
b. Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.
c. Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.d. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak
berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.
e. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.
f. Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan yang ada pada (PUIL 2000: 5.5.8.3 -
5.5.8.4):
1. Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.
2. Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.
3. Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban penuh.
4. Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.
5. Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali. 6. Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain
berdekatan dengan motor, atau sebagai
gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka. 7. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus
tersendiri untuk setiap sumber daya.
Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang
dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga
tidak membahayakan operator.
Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):
1. Kutub Tunggal.
Setiap saklar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari
sirkit yang dihubungkan padanya.
2. Sirkit Fase Banyak
Setiap saklar atau pemutus sirkit harus beroperasi pada semua penghantar aktif sirkit yang
dihubungkan padanya. Kutub tunggal atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada
penghantar aktif dari sirkit.
4. Sarana pengontrol
Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan
ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa
digunakan untuk mengasut
dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar
kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.
a. Saklar tombol tekan (Push button)
Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang
pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai
saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.
Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal
berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada
posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.
Normal switch Push to make Push to Break
Gambar 3. Konstruksi Push Button
b. Kontaktor
Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet
listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun
membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.
Gambar 4. Pandangan Luar kontaktor .( http: // images. Google.co.id)
Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan
kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang
diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 -
110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.
5. Transformator Arus .
Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada
rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya
ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara
arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang
mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan
diukur.
6. Alat Ukur dan Lampu Indikator
Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur
digunakan beberapa alat ukur yaitu:
a. Alat Ukur Ampermeter
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini
pemasangannya seri.
Gambar 5. Alat ukur Ampermeter( htt: // images. Google.co.id)
Gambar 6. Rangkaian Amperemeter Pada Panel Listrik( htt: // images. Google.co.id)
Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan
trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur
dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkaian instalasi
sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang
dipasang.
b. Alat Ukur Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu
rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan
yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun
naik (over voltege).
Gambar 7. Alat ukur Voltmeter( htt: // images. Google.co.id)
Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan
netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media
perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan
saklar rotasi switch. Pemasangan alat ukur ini paralel dengan sumber tegangan seperti gambar di
bawah ini :
Gambar 8. Pemasangan Voltmeter( htt: // images. Google.co.id)
c. Lampu Indikator
Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan
bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri
dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning (fase S), dan hijau (fase T) yang
dipasang pada pintu panel.
Gambar 9. Lampu Indikator.( htt: // images. Google.co.id)
7. Penghantar.
Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan
yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau
telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi
Kelistrikan).
Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian yaitu yang
dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian.
Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):
a. Pengunaan Warna Loreng Hijau-Kuning
Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan
penghantar pengaman.
b. Penggunaan Warna Biru
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah pada instalasi
listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai
warna penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada
instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh
digunakan untuk menandai penghantar pembumian.
c. Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal.
Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan
satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas.
d. Pengenal Untuk Inti Atau Rel
Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti pada
tabel berikut :
Tabel 1.Warna dan lambang pengenal penghantar(PUIL 2000:300)
Inti atau Rel Pengenal
Dengan
Huruf
Dengan
Lambang
Dengan
Warna
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik:
fasa satu Ll/R Merah
fasa dua
fasa tiga
netral
L2/S
L3/T
Nasional
Kuning
Hitam
Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik:
fasa satu
fasa dua
fasa tiga
U/X
V/Y
W/Z
Merah
Kuning
Hitam
C. Instalasi arus searah:
positif
negatif
kawat tengah
L +
L –
M
+
-
Biru
D. Penghantar netral N Biru
E. Penghantar pembumian PE Loreng hijau-
kuning
Selain berdasarkan bahannya, penghantar dapat dibedakan juga atas:
a. Kawat
Kawat adalah penghantar listrik yang berpenampang lingkaran tanpa isolasi penyekat,
besar kecilnya penampang kawat menentukan kepada kemampuan hantar arus maksimum yang
diperbolehkan mengalir. Kawat ini terdiri dari kawat berinti tunggal dan kawat berinti banyak.
b. Kabel
Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau
berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan
selebung.
Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu komponen
dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan untuk menentukan
besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel serta jenis penghantar.
c. Busbar
Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi.
Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna
menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan
fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat
dengan warna yang berbeda yakni:
1) Fasa R (LI) dicat dengan warna merah
2) Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning
3) Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam
4) Netral (N) dicat dengan warna biru
Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi
persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus
diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65°
C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan (PU1L: 2000: 6.6.4.1 - 6.6.4.3).
Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel listrik dipasang
dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung
dihubungkan dengan bodi panel tersebut.
d. Terminal Blok
Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari
rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan
merupakan tempat penampungan. ”Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam
lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-
kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal
harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis
dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut” (PUIL 2000 : 6.6.6 – 6.6.6.3 )
E. PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI
Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah,
jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB jenis tertutup pasang dalam.
Dalam pembuatan panel listrik perlu diperhatikan beberapa faktor yakni mengetahui
berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating pengaman yang akan
digunakan, besar box panel yang akan dirancang disesuaikan dengan dimensi dari komponen-
komponen yang akan dipasang pada panel dan penempatan panel yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
Adapun tahap-tahap dalam perencanaan sebuah panel listrik, yaitu:
1. Menentukan Jumlah Rangkaian Akhir
Jumlah maksimum titik beban yang boleh dihubungkan paralel pada sebuah rangkaian
akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Jumlah Titik Sambung untuk Satu Akhir untuk Penggunaan Tunggal dalam Instalasi Bukan Rumah (PUIL 2000: 4.4.2)
1 2 3 4 5
Jenis Sirkit
Diamankan dengan pemutus sirkit atau pengaman lebur
kemampuan tinggi
Diamankan dengan pengaman lebur yang dapat dikawati
kembali
Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)
A
Jumlah titik sambung
maksimum
Nilai pengenal dari
gawai proteksi (a)
A
Jumlah titik sambung
maksimum
Jenis Penerangan (c) 101620
>25
202540
Tidak terbatas
8121620
>25
20202540
Tidak terbatasKKB atau KK fase tunggal atau fase banyak (b) 10A
Tanpa pengasut udara permanen
16202532
8101216
162025
346
Dengan pengasut uadara permanen
(f)
16202532
15202535
162025
346
KK fase tunggal atau fase banyak 15A
16202532
1124
16202532
1124
KK fase tunggal atau fase banyak 20A
202532
112
202532
112
Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir
harus sesuai dengan tabel 2, dan jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit
akhir tergantung pada nilai pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh
melebihi KHA penghantar sirkit (PUIL: 2000: 4.4.1.1).
2. Menghitung Arus Nominal Beban
Untuk menentukan arus nominal beban digunakan rumus sebagai
berikut:
…………………………………………………..( 1 )
Dimana:
In : arus yang mengalir pada rangkaian (A)
P : daya pada beban (W)
V : tegangan beban (V)
Cos j : faktor daya (0.8)
3. Menentukan KHA Penghantar
Kemampuan Hantar Arus (KHA) sirkit akhir yang menyuplai beban tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak
jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang
berlebihan. Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua buah beban atau lebih,
tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua beban itu ditambah
125 % dari arus dari arus beban yang terbesar dalam kelompok tersebut.
Setelah dapat besar kemampuan hantar arus penghantar, maka kita dapat menentukan
kabel jenis apa yang akan dipakai dan berapa besar penampang kabel tersebut.
KHA penghantar utama dan busber ditentukan dengan rumus:
KHA = KHA panghantar cabang dengan rangting arus beban tertiggi + In beban pada cabang
lainnnya…………………………………( 2 )
4. Menentukan KHA Pengaman MCB / MCCB
Pengaman beban lebih yang akan digunakan pada tiap beban direncanakan menggunakan
MCB. Penentuan rating MCB untuk satu beban pada satu rangkaian akhir dihitung menggunakan
rumus:
Rating MCB = 1,25 x In beban………………………( 3 )
(PUIL 2000:180)
Untuk rating MCB pada penghantar cabang dilakukakan dengan metode yang sama
dengan penentuan KHA. Untuk pengaman beban beban lebih dan arus hubung singkat pada
panel direncanakan menggunakan MCCB yang pemakaiannya disesuaikan besar arus yang
mengalir ke beban.
5. Menentukan KHA Saklar Masuk
Cara menentukan kemampuan arus saklar yang digunakan adalah 1,15% dikali arus
nominal yang mengalir yaitu dengan rumus:
In Saklar = 1,15 % x In beban atau
= 1,15 x In beban……………………………….( 4 ).
(PUIL 2000:182).
6. Menentukan Drop Tegangan
Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya drop tegangan adalah:
a. Pemakaian penghantar yang terlalu panjang dari jarak pusat beban yang sebenarnya.
b. Kecilnya luas penampang kabel yang digunakan.
Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.
Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga
sebesar 5 % x 220 V - 11 Volt.
7. Menentukan Jenis Pengaman Arus Bocor (Pembumian)
Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar
tahanannya ditentukan dengan formula berikut:
………………………………………………….......( 5 )
1a = K x ln…………………………………………………....( 6 )
Dimana:
Rp : tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)
Ia : nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5
detik (A)
In : arus nominal pengaman arus lebih (A)
K : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk
pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara
1,25 dan 3,5.
Untuk menentukan besar tahanan pentanahan yang diinginkan, dapat ditentukan dengan
cara sebagai berikut:
Dimana:
ρ1 : tahanan jenis tanah ( Ω )
ρ : tahanan jenis pembumian ( Ω-m ).
Tabel 3. Tahanan Pembumian pada Tahanan Jenis ρ1 = 100 -m
(PUIL: 2000: 81)
Jeniselektroda
Pita atau penghantar pilin
Batang atau pipa Pelat vertical dengan sisi atas +/-
1 mdi bawah
permukaan tanah
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m2)
10 25 50 100 1 2 3 5 0,5x1 1x1
Tahananpembumian 20 10 5 3 70 40 20 35 25
Sedangkan resistansi jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-bada seperti terliat pada
tabel:
Tabel 4. resistansi Jenis Tanah
( Ija Darman : 2007 : 4.5.1 )
N
o
Klasifikasi / Jenis Tanah Resistansi Jenis ( Ohm-m)
1
2
3
4
5
6
Tanah Rawa
Tanah Liat dan tanah Ladang
Tanah Basah
Kerikil Basah
Pasar dan Kerikil Kering
Tanah Berbatu
30
100
200
500
1.000
3.000
Seperti contoh : Utama Mencapai resitansi pembumian sebesar 5 Ohm pada tanah liat
atau tanah ladang dengan resistansi jinis 100 Ohm- meter, diperlukan sebuah elektroda pita yang
panjangnya 50 atau 4 buah elektroda batang yang panjangnya masing-masing 5 M. Dan jarak
elektroda-elektroda tersebut menimum harus dua kali panjangnya elektroda.
Semua BKT PHB harus dibumikan ( bodi PHB, pintu PHB, rel netral yang tidak
dilengkapi dengan gawai arus sita – GPAS, rel proteksi yang terpisah dari rel netral ). Rel
pembumian harus di beri tanda jelas seperti; 1/- atau warna hijau-kuming.
8. Merencanakan Konstruksi Panel Hubung Bagi
Konstruksi panel listrik ini dibuat sesuai dengan dengan cuaca dan lingkungan setempat
dan dengan ketebalan dindingnya tertentu, hingga ketahanannya terhadap gaya mekanis
memenuhi persyaratan (E. Setiawan: 1991: 52). Selain itu panel ini dibuat sedemikian rupa,
artinya panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan dapat terpasang
dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Lemari hubung bagi juga harus di
pasang pada tempat yang sesuai , kering dan berventilasi cukup. Sebagai finising tentunya
dilakukan pengecatan untuk menambah keindahan sehingga tidak merusak suasana ruangan
tempat pemasang.
Panel Hubung Bagi (PHB) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah
Padang Panjang, dibuat 4 buat dan di pasng pada tiap lantai. pada lantai 1 dipasang panel utama
dan panel cabang. Pada lantai 2 dan lantai 3 dipasang panel cabang.
BAB III
METODE PERENCANAAN
Proyek akhir ini bersumber dari pengumpulan data-data yang bersifat analisis, dimana
hasilnya berupa perencanaan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang yang sesuai dan ideal serta memenuhi standar yang berlaku
dalam PUIL 2000. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam analisis penulis terlebih
dahulu melakukan survey ke Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
A. PROSEDUR
Dalam pengumpulan data-data diatas penulis melalui beberapa prosedur diantaranya:
1. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian mulai dari jurusan, fakultas, sampai ke gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
2. Mengambil data yang diperlukan berupa gambar denah bangunan dan beban terpasang pada
gedung Convention Gentral Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
3. Membuat rancangan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha Serambi
Mekkah Padang Panjang.
4. Membuat rancangan tata letak panel instalasi listrik gedung Convention Central Graha Serambi
Mekkah Padang Panjang .
B. DATA YANG DIPERLUKAN
Untuk memudahkan penulis dalam perancangan panel instalasi listrik pada gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah ini, maka diperlukan beberapa data yang
mendukung penulisan proyek akhir ini diantaranya:
1. Data gambar situasi dan gambar denah bangunan beserta rancangan instalasi penerangan gedung
convention central graha Serambi Mekkah Padang Panjang lengkap.
2. Data total beban terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
3. Data gambar rekapitulasi daya pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah
Padang Panjang.
C. TEKNIS ANALISA DATA
Data yang diperoleh dari hasil survey lapangan di analisis menurut ketentuan-ketentuan
dan standar yang berlaku, sehingga panel listrik yang direncanakan dapat difungsikan
sebagaimana mestinya dan memenuhi standar yang berlaku di Indonesia.
Adapun pengolahan data sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah rangkaian akhir.
2. Menghitung arus nominal beban.
3. Menentukan KHA penghantar pengaman cabang.
KHA utama = 1,25 x arus beban terbesar + arus beban lainnya.
4. Menentukan KHA pengaman MCB / MCCB.
Rating MCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.
Rating MCCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.
5. Menentukan jenis pengaman arus bocor (pembumian).
IA = K x ln
6. Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi.
7. Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi
BAB IV
ANALISIS DATA
DAN PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI
A. DESKRIPSI DATA
Deskripsi data yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data yang dapat
mendukung penulis dalam merencanakan panel listrik pada Gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang. Adapun data yang dimbil yaitu denah ruangan, daftar beban
terpasang, rekapitulasi daya listrik yang akan dibangun pada Gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang.
Survey yang penulis lakukan untuk mengetahui beban-beban apa saja yang akan
dipasang atau digunkan dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 5. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai satu Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
No Jenis RuanganJenis
Beban
Daya
(W)
Jumlah
Titik
1 R. Lobby Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
4
1
R. Selasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6
R. Selasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 8
R. Tamu + Kamar
Mandi
Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
4
R. Pantry 36 Penerangan lampu TL-C
36 1
R. Pelayan Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
1
1
R. Shalat Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
1
1
R. Service +
Kamar Mandi
Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
4
1
R. Tidur Tamu +
Kamar Mandi
Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
2
1
R. Tadur + Kamar
Mandi 1 - 19
Ruangan
Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
38
19
R. Keluarga Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
8
2
R. Makan Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
4
2
Teras 1 Penerangan lampu TL-C 36 6
Teras 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
Teras 3 Penerangan lampu TL-C 36 2
Dapur Penerangan lampu TL-C 36 4
Gudang Penerangan lampu TL-C 36 1
Lorang Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 2
Lorang Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
Table 6. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai dua Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
No Jenis RuanganJenis
Beban
Daya
(W)Jumlah
Titik1 R. Serbaguna Penerangan lampu TLD
Stop Kontak
116
200
40
102 R. Persiapan Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
4
23 R. Rias Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
1
14 R. Shalat Penerangan lampu TL-C 36 15 R. Tidur + Kamar
Mandi 1-9 RuanganPenerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
18
96 Pentas Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
10
67 Gudang Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
1
I
8 Balkon Penerangan lampu TL-C 36 1
9 Salasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6
10 Salasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 4
11 Lorong Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 4
12 Lorong Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
13 Tempat Wudhu
Pria 2
Penerangan lampu TL-C 36 2
14 Tempat Wudhu
Wanita 2
Penerangan lampu TL-C 36 2
15Toilet Pria 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
16Toilet Wanita 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
Table 7. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai tiga Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
No Jenis Ruangan Jenis Daya Jumlah
Beban (W) Titik
1 R. Tidur + Kamar
Mandi 1-9 Ruangan
Penerangan lampu TL-C
Stop Kontak
36
200
18
9
2 Salasar 1 Penerangan lampu TL-C 36 6
3 Salasar 2 Penerangan lampu TL-C 36 3
4 Lorong Tangga 1 Penerangan lampu TL-C 36 2
5 Lorong Tangga 2 Penerangan lampu TL-C 36 1
6 Balkon Penerangan lampu TL-C 36 2
Dari table-tabel di atas dapat di hitung total beban terpasang pada Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang untuk beban penerangan dan beban
tenaga lantai satu, lantai dua, laintai tiga 24.608 kW.
B. MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS (KHA) PADA SETIAP RANGKAIAN
AKHIR DAN CABANG PANEL HUBUNG BAGI
Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) ini dirancanakan untuk dapat menampung,
mengamankan dan melayani kebutuhan listrik tiap ruang yang ada di tiap lantai Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang. Berdaasarkan teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pada tiap lantai.
Dalam menentukan jumlah maksimum titik sambung tiap rangkaian akhir beban
penulis merujuk pada tabel 3, sedangkan untuk menentukan jumlah rangkaian akhir intalasi
penerangan disesuaikanmenurut kelompok beban penerangan masing-masing ruangan. Panel
yang akan direncanakan terdiri dari satu panel utama yng terletak pada lantai satu, serta tiga
panel cabang yaitu terdiri dari panel cabang tiap-tiap lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3), maka
dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap lantai, seperti penguraian di
bawah ini :
1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I
Fassa R
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 10 3604. R4 4 8005. R5 3 6006 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 3.152
Dari data table atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada
setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group R1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
2) Group R2
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
3) Group R3
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 re = 4 A
4) Group R4
In MCB = 1,25
x 4,27A
= 5,33 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 10 A
5) Group R5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
6) Group R5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
b. Fassa S
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 11 3964. R4 3 6005. R5 3 6006 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 2.988
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group S1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = A
2) Group S2
In MCB = 1,25
x2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
3) Group S3
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
4) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
5) Group S5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
6) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
c. Fassa T
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 11 3963. R3 11 3964. R4 3 6005. R5 3 6006 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 2.988
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group T1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
2) Group T2
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
3) Group T3
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
4) Group T4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
5) Group T5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
6) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
Berdasarkan rincian diatas yang mana semua pengaman pada masing-masing fassa yang
dibagi pada bagian rangkaian akhir, maka dapat dihitung pengaman cabang pada setiap fassa
lantai 1 seperti berikut :
Fassa R = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,4 + 5,33 + 4+4
= 26,23 A
= 36 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa S = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4
= 24,86 A
= 36 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa T = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4
= 24,86 A
= 36 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Penghantar / kabel yang digunakan pada panel lantai 1 ini adalah KHA kabel jinis NYM
2 x 2,5 mm² untuk beban penerangan dan NYM 3 x 2,5 mm² untuk beban tenaga atau kontak-
kontak..
1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II
a. Fassa R
No. Group R
Jumlah TitikJumlah
Daya (W)Lampu TLD 40 W
Lampu PL-C 20
W
S. Kontak 100 W
1. R1 5 5802. R2 4 464
3. R3 5 5804 R4 12 4325 R5 10 3606 R6 3 6007 R7 3 6008 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.216
Dari data tabek di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada
setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1 seperti penguraian di bawah ini :
1) Fassa R1
In MCB = 1,25
x 3,10A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
2) Passa R2
In MCB = 1,25
x 2,48 A
= 3,1 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
3) Fassa R3
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A
4) Group R4
In MCB = 1,25
x 2,31A
= 2,88 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A
5) Group R5
In MCB = 1,25 x 1,92 A
= 2,4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
6) Group R6
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
7) Group R7
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
8) Group R8
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
b. Fassa S
No. Group R
Jumlah TitikJumlah
Daya (W)Lampu TLD 40 W
Lampu PL-C 20
W
S. Kontak 100 W
1. R1 4 4642. R2 5 5803. R3 4 4644 R4 10 3605 R5 9 3246 R6 4 8007 R7 3 6008 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.192
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group S1
In MCB = 1,25
x 3,10A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
2) Group S2
In MCB = 1,25
x 2,48 A
= 3,1A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
3) Group S3
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
4) Group S4
In MCB = 1,25
x 2,31A
= 2,88 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 6A
5) Group S5
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
6) Group S3
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
7) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
8) Group S5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
c. Fassa T
No. Group R
Jumlah TitikJumlah
Daya (W)Lampu TLD 40 W
Lampu PL-C 20
W
S. Kontak 100 W
1. R1 5 5802. R2 4 5803. R3 5 4644 R4 8 2885 R5 9 3246 R6 4 8007 R7 3 6008 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.236
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group T1
In MCB = 1,25
x 3,10A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 re = 6 A
2) Group T2
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
3) Group T3
In MCB = 1,25
x 2,84 A
= 3,1 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
4) Group T2
In MCB = 1,25
x 1,54 A
= 1,92A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
5) Group T3
In MCB = 1,25
x 1,73 A
= 2,16 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4 A
6) Group T4
In MCB = 1,25
x 4,27 A
= 5,33 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 10 A
7) Group T5
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
8) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap
rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di
bawah ini :
Fassa R = 1,25 x 3,87 + 3,1 + 3,87 + 2,88 + 2,4 + 4 + 4 + 4
= 35,15 A
= 50 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa S = 1,25 x 3,1 + 3,87 + 3,1 + 2,4 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4
= 34,45 A
= 50 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa T = 1,25 x 3,87 + 3,97 + 3,1 + 1,92 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4
= 35,27 A
= 50 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
2. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III
a. Fassa R
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 996
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa R, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group R1
In MCB = 1,25
x 211 A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A
2) Group R2
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
b. Fassa S
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 996
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :
Group S1
In MCB = 1,25
x 211 A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A
2) Group S2
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
c. Fassa T
No. Group RJumlah Titik Jumlah Daya
(W)Lampu PL-C 36W
S. Kontak 200 W
1. R1 11 3962. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 690
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group T1
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 4 A
2) Group S2
In MCB = 1,25 x 3,20 A
= 4 A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6 A
Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap
rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di
bawah ini :
Fassa R = 1,25 x 2,63 + 4
= 8,28 A
= 12 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa S = 1,25 x 2,63 + 4
= 8,28 A
= 12 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
Fassa T = 1,25 x 2,4 + 4
= 8 A
= 12 A
KHA kabel NYM 3 x 10 mm2
C. MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS PENGAMAN UTAMA
Menhitung pengaman panel cabang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
In MCB = 1.25 x In terbesar + In lainnya.
1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I
In MCB = 1,25 x 26,23 + 24,86 + 24,86
= 94,93 A
= 120 A
KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2
2. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II
In MCB = 1,25 x 35,15 + 34,45 + 35,27
= 131,08 A
= 160 A
KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2
3. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III
In MCB = 1,25 x 8,28 + 8,28 + 8
= 30,7 A
= 36A
KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2
Pengantar / kabel yang digunakan pada Panek Hubung Bagi (PHB) cabang adalah KHA
kabel jenis NYFGbY 4 x 10 mm2
Dari data di atas, dapat dihitung pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) MCCB Utama
dengan rumus yang sama dengan penghiyungan pengaman Panel Hubung Babi (PHB) cabang
yaitu 1.25 x In arus yang mengalir pada rangkai. Jadi utama sebagai berikut:
In MCCB = 1,25 x 94,93 + 131,08 + 30,7
= 3,20,88 A
= 500 A
KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2
D. MENGHITUNG DROP TEGANGAN ANTARA PANEL KE PANEL
Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.
Dalam proyek akhir ini penulis menghitung drop tegangan dari panel utama ke panel cabang
digunakan persamaan:
atau
(E. Setiawan: 1992:145)
Dimana:
A : luas penampang kabel (mm2)
L : panjang penghantar (M)
I : besar arus yang mengalir pada penghantar (A)
ρ : tahanan jenis kabel (Q)
COS j : faktor daya (0.8)
Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga
sebesar 5 % x 220 V = 11 Volt.
Maka Drop Tegangan dapat ditentukan yaitu :
1. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel I
Diketahui jarak antara keduanya adalah 2 m dengan penghantar yang digunakan adalah
jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 94,93 A,
maka drop tegangannya adalah:
= 0,32 Vollt.
2. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel II
Diketahui jarak antara keduanya adalah 6 m dengan penghantar yang digunakan adalah
jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 131,08
A, maka drop tegangannya adalah
= 2,52 Vollt.
3. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel III
Diketahui jarak antara keduanya adalah 10 m dengan penghantar yang digunakan
adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar
108,60 A, maka drop tegangannya adalah:
= 0,98 Vollt
E. MENENTUKAN JENIS PENGAMAN ARUS BOCOR (PEMBUMIAN)
Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan
besar tahanannya ditentukan dengan formula berikut:
1a = K x ln
(E. Setiawan, 2002:236)
Dimana:
Rp :tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)
Ia :nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)
In :arus nominal pengaman arus lebih (A)
K :faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk pengaman arus
lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.
Maka dapat ditentukan tahanan pembumian seperti dibawah ini :
Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis stingrod
dengan panjang 1.25 m didapat tahanan pentanahannya (Rg) 2.25 maka untuk penambahan
panjang 5 m elektroda didapatberkurangnya tahanan pentanahan sebesar :
Ini berarti dengan panjang elektroda 6.25 m akan mendapatkan tahanan pentanahan
sebesar: 2.25-0.25 = 1.8 Ω
Jika untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang mendekati hasil perhitungan maka elektroda
tersebut diparalelkan sebanyak 8 buah maka dapat dihitung besar tahanan pentanahan menjadi:
Rp = 0,2225
F. DIMENSI KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI
Komponen pengaman yang digunakan harus jelas dan dapat bekerja sebagaimana
fungsi dan kegunaannya. Pengaman yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Dimensi MCCB / MCB 500 A
- Merk : Merlin Gerin
- Tegangan Kerja : 380 / 600 Volt 3 fase
- Dimensi : P : 120 mm L : 75 mm
T : 95 mm
2. Dimensi MCB 3 f
- Merk : Merlin Gerin
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Dimensi : P : 95 mm L : 70 mm
T : 80 mm
3. Dimensi MCB 1f
- Merk : Merlin Gerin
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Dimensi : P : 80 mm L : 18 mm
T : 70 mm
4. Dimensi Kontaktor
- Merk : Merlin Gerin
- Tegangan Kerja : 380 Volt 3 fase
- Teganagan Coil : 380 Volt
- Dimensi : P : 10 cm L : 10 cm
T : 15 cm
5. Dimensi Puss Botton
- Merk : National
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Dimensi : D : 9,5 cm T : 5,5 cm
6. Dimensi Lampu Indikator
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Arus Nominal : 5 A
- Dimensi : D : 2 cm T : 5 mm
7. Dimensi Alat Ukur Ampermeter dan Voltmeter
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Arus Nominal : Untuk Ampere Meter : 50 A
Untuk Voltmeter : 220 – 400 V
- Dimensi : P : 5 cm L : 5 cm T : 6,5 cm
8. Dimensi Saklar Rotasi Switch
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Dimensi : P : 6,5cm L : 5,5 cm T : 6,5 cm
9. Dimensi Rel / Bustbar
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Dimensi : P : 30 cm L : 3 cm T : 150 mm
10. Dimensi Saklar Masuk TPST
- Tegangan Kerja : 220 - 250 Volt 1 fase
- Arus Perbandingan : 1 : 50 A
- Dimensi : P : 7 cm L : 3 cm T : 9 cm
G. PERENCANAAN KONSTRUKSI PANEL HUBUNG BAGI
Konstruksi panel listrik ini penulis rencanakan menggunakan plat baja dengan
ketebalan 3 mm, karena panel tersebut harus kuat dan kokoh serta tahan terhadap perubahan
cuaca dan tahan terhadap gaya mekanis. Panel yang dibuat harus disesuaikan dengan dimensi
komponen-komponen kelengkapan dalam panel sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Semua komponen yang akan ditempatkan dalam panel maupun yang akan dipasang
pada pintu panel diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terganggunya komponen yang
sedang beroperasi dan persinggungan antar komponen. Selain itu sedapat mungkin panel mudah
dalam pengoperasian dan pemasangan.
Konstruksi panel utama
Konstruksi kotak panel
Panel utama ini terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 3 mm, komponen yang
dipasang pada panel ini adalah komponen utama saja, diantaranya TPST, TPDT, rotari switch,
kontaktor, MCCB 3φ, MCB 3 φ dan busbar. Maka penulis merencanakan dimensi panel ini
dengan ukuran lebar 80 cm, panjang 60 cm, dengan ketebalan 20 cm seperti pada gambar
terlampir pada lampiran.
Konstruksi pintu dan tutup panel
Tutup panel dimaksudkan adalah menutup bagian yang bertegangan, agar tidak
membahayakan. Selain itu tutup panel ini juga berfungsi untuk menutup komponen-komponen
yang ada didalam panel agar panel terlihat rapi. Penutup panel ini memiliki ukuran panjang 79
cm. lebar 59 cm, dan pada penutup ini dibuat lubang-lubang yang ukurannya disesuaikan dengan
komponen yang akan dipasang pada panel tersebut agar memudahkan dalam pemeliharaan dan
pemeriksaan apabila terjadi gangguan.
Pada penutup ini juga dipasang alat ukur, saklar tegangan, dan lampu indikator
sehingga dengan melihat penutup saja operator dapat mengetahui kondisi panel tersebut.
Pintu panel dibuat selayaknya pintu yang bisa dibuka dan ditutup, dan harus dapat
dibuka secara bebas tanpa ada halangan sehingga dapat dibuka secara penuh. Pintu ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan lingkungan sekitar ataupun untuk menghindari bahaya.
Pintu panel ini memiliki ukuran panjang 58,5 cm, lebar 38,5 cm.
Konstruksi panel cabang lantai 1, 2, 3
Konstruksi panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini dibuat dan direncanakan berdasarkan
banyaknya kelompok atau rangkaian akhir, panel ini memiliki masing-masing 12 rangkaian
akhir. Kotak panel untuk panel yang berada pada lantai 1, 2, dan 3 ini memiliki ukuran panjang
60 cm, lebar 40 cm dengan ketebalan 20 cm, tutup panel memiliki ukuran panjang 59 cm, lebar
39 cm, dan pintu panel memiliki ukuran panjang 58.5 cm, lebar 38.5 cm, dapat dilihat pada
gambar terlampir. Komponen-komponen yang terdapat pada panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini
diantaranya rotari switch, kontaktor, MCB 3 φ, MCB 1 φ, busbar, alat ukur, saklar tegangan,
dan lampu indikator.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Didalam membuat perencanaan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang yang bergerak di bidang jasa pelayanan pendidikan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan tentang hasil rancangan yang penulis rencanakan yaitu :
a. Perencanaan untuk total daya yang terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah sebesar 24.608 kW yang merupakan penjumlahan dari beban penerangan dan beban peralatan yang akan di pasang dari lantai satu,dua dan tiga.
b. Pengamanan yang di pakai adalah MCB 1 fasa untuk rating pengaman 4-10 A pada pengaman rangkaian akhir pada masing-masing panel,MCB 3 fasa 36-150 A untuk pengaman pada masing-masing panel,sedangkan pengaman panel utama adalah MCCB 3fasa 500 A.
c. Sistem pengaman panel yang di harapkan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah pengaman panel yang memenuhi standarisasi yang berlaku di Indonesia.
d. Dalam perencanaan sebuah panel aspek yang perlu di perhatikan adalah bahan-bahan yang akan di gunakan untuk komponen, kontruksi rangka supaya ketahanan panel sesuai dengan yang di rencanakan.
Berdasarkan hasil perencanan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang terdapat beberapa kendala yang penulis temui, maka penulis menyarankan:
a. Perencanaan yang telah panulis lakukan hanya sebatas perencanaan panel hubung bagi selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan system pentahanan dan penangkal petir dari gedung tersebut.
b. Dari perencanaan yang penulis lakukan hasil rancangan masih bersifat semi otomatis,selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan menggunakan program MC atau PLC.
c. Dalam merencanakan panel hubung bagi suatu gedung sebaiknya harus di perhitungkan ketersediaan daya cadangan,hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perluasan pemakaian beban atau adanya perubahan dan perbaikan.
d. Untuk meningkatkan keterandalan sistem sebaiknya panel hubung bagi untuk penerangan di pisah dengan tenaga,hal ini di maksudkan apabila terjadi kerusakan pada salah satu rangkaian tidak mengganggu pada rangkaian lain.
e. Untuk terjaminnya kelancaran pasokan listrik dari sumber ke beban peranan panel hubung bagi sangat penting di perhatikan.
Diposkan 23rd December 2011 oleh M.Ridho 0
Tambahkan komentar
M.Ridho's Blog---------------------
Beranda
Nov14
Packaging / Kemasan
Packaging (pengemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Resume Jurnal : Analisa Statistical Quality Control dalam Penentuan Pengawasan Kualitas Produk
Resume Jurnal :
Analisa Statistical Quality Control dalam Penentuan Pengawasan Kualitas Produk
Penulis
Enlik Kresnaini
Pengawasan kualitas merupakan salah satu aktivitas produksi perusahaan yang dapat digunakan untuk identifikasi masalah-masalah dalam keandalan kualitas dan memberikan pemecahann
Contoh Laporan Praktikum Manajemen Katering
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Katering
Catering management is the art of providing food and drink aesthetically and scientifically to a large number of people in a satisfactory and cost effective manner.
Contoh Perancangan Produk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Produk
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada.
Contoh Struktur Organisasi, Perencanaan Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Organisasi
Organizational structure is partly affected by the firm’s external environment. Research suggests that firms organized to deal with reliable and stable markets may not be as effective in a complex, rapidly changing environment.
JIT and Job Satisfaction
JIT and Job Satisfaction
Dalam Toyota Production System – the new way of looking and the new way of thinking, Job satisfaction adalah adalah landasan untuk Customer Satisfaction.
Poka Yoke - alat untuk menghindari kesalahan
Poka Yoke
Poka Yoke dalam bahasa Jepang[1] dari Yokeru berarti untuk menghindari, dan Poka berarti
kesalahan karena ketidak hati-hatian, Maka, Poka Yoke kurang lebih berarti alat untuk menghindari kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai mistake proofing.
Siapakah Konsumen ?
Cara pandang dan cara pikir baru mengenai Muda, yaitu segala sesuatu yang tidak memiliki nilai tambah, telah memunculkan pula mengenai cara pandang dan cara pikir baru mengenai terminologi konsumen.
Jidoka - Kata kunci lain dari Pull System
Jidoka
Kata kunci lain dari Pull System adalah JIDOKA yaitu pemberian otonomi yang lebih besar kepada karyawan atau operator untuk melakukan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas operasi dibidang kerjanya.
Push System to Pull System
Push System to Pull System
Memuat Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.