Upload
phungdien
View
224
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PERATT]RAN DAERAHKABUPATEN DOMPUNomor : 06 Tahun20D7
w
Menimbang : a.
PERATURAN DAERAH KABTJPATEN DOMPUNOMOR 06 TAIITJN 2fi}7
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAHKABUPATEN DOMPU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAIIA ESA
BTJPATI DOMPU
bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Dompu
dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya gun4 serasi,
seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan masyarakat dan
pertahanaan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang
Wilayah;
bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan
antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang
Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang
dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan atau dunia usaha;
bahwa dengan berlakunya Undang - Undang nomor 24 tahun
1992 tentang Panataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
maka strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah
nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Dompu;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf 4 b. c, d" perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah
o-
J I
Mengingat : l
3 .
9.
l l .
dengan Peraturan Daerah;
Undang - undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah - Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerahdaerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;
Undang - undang 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok -
Pokok Agraria (Lembaran Negara tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomo r 2043);
Undang - undang Nomor ll Tahun Tahun l?74 tentang
Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3046);
Undang - undang Nomor l3 Tahun 1980 tentang jalan (Lembaran
Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara .
3 l 86);
Undang - undang Nomor 16 Tahun 1985 tenrang Rumah Susun
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara 3318);
Undang - undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konsen'asi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3319):
Undang - undang Nomor 4 Tahm 1992 tentang perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara tahun 1992 Nomor 23,
Tambahan l,embaran Negara Nomor 3469);
lJndang - undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budal,a (I.embaran Negara l'ahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3469);
Undang - undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang I.alu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
Undang - undang Nomor 24 Tahun I 992 tentang penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun I 992 Nomor I 15. Tambrfian Lembaran
Negara Nomor 5301);
Undang - undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
2.
4.
7.
10 .
12.
13.
I .+.
1 5 .
16.
t7 .
18 .
19 .
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan lrmbaran Negara Nomor 3699);
Undang - undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor I15, Tambahan Lembaran
NegaraNomor 5301);
Undang-undang Nomor 4l Tatrun 1999 tentang Pokok-pokok
Kehutanan (t embaran Negara Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara (tembaran Negara Tahun 2002 Nomor 03, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1469);
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (trmbaran Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4247);
Undang-undang Nomor 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4377);
Undang-undang Nomor l0 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Irmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2(XX Nomor 53 Tambahan Lembaran Nesara
Republik lndonesia Nomor 4389);
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 104);
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (trmbaran
Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
\sms1{444);
Undang-undang Nomor 32 Tahun 20M tentang Pemerintahan
Daerah:
Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajibal serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta
Masyarakat dalam Panataan Ruang (Lembaran Negara Tahun
1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660);
20.
z r .
22.
23.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun l9g5 tentan Jalan(lembaran Negara Nomor 3T,Tambahan kmbaran Negara Nomor3293);
Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan
Hak dan Kewa-iiban serta Bentuk dan Tata Cara peran sertaMasyarakat dalam panataan Ruang (Lembaran Negara Tahun1996 Nomor lO4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660);Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang RencanaTah Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 199?,Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomo r 3721);Peraturan Pemerintah Nomor 6g Tahun l99g tenrang KawasanSuaka Alam dan Kawasan pelestarian Alam (Lembaran NesaraTahun 1998 Nomor 132);
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomo r 3721\;Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKen'enangan Pemerintah dan Kewenangan provinsi sebagaiDaerah Otonom (Lembaran Negara T.ahun 2000 Nomor 54.Tambahan Lembaran Negara Nomo r 3952);
Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 143, Tambahan LembaranNegara Nomor 4156);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentangPenatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45,Tambahan Lembaran Negara Nomor 43g5);
Keputusan Presiden Repubtik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2000tentang Koordinasi penataan Ruang Nasional;
24.
25.
26.
27.
28.
29.
10.
J t .
) 2 .
) 3 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor I Tahun 1987 tentang
Penyerahan Fasilitas Sosial, Prasarana Lingkungan, dan Utilitas
Umum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Wilayah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1988 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 tentang
Tata Cara Peran Serta Masyarakat Ddam Proses Perencanaan
Tata Ruang di Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1988
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Reniana
tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tingkat II;
34.
35.
) t .
61
DENGAI\ PERSETUJUAIY BERSAMA
DEWAN PERWAKILAIY RAKYAT DAERAH KABUPATEN DOMPU
DAN
BUPATI DOMPU
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DoMpu TENTANGRENCANA'TATA RUANG \VILAYAH KABUPATEN DOMPU
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal I
Dalan Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Dompu.
b. Pemerintah Daerah adalah Bupati Dompu beserta perangliat Daerah otonom yanglain sebagai Badan Eksekutif Daerah.
Ilupati adalah Bupati Dompu.
l'ejabat yang ber*'enang adalah pejabat yang diberi tugas tertentu dibidang penataanruang sesuai dengan peraturan perundang_undangan yang berlaku.
Ruang adalah rvada.h yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, nrang udara sebagaitempat manusia dan mahruk lainnl'a yang hidup dan melakukan kegiatan sertamcmelihara kelangsungan hidupnl.a.
f. -l-ata
nrang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakanmaupun tidak.
S. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata
pengendalian pemanfaatan ruang.
ruang, p€manfaatan ruang, dan
I{uncana tata ruanq adalah hasil perencan.un tata ruang.
wilayah adalah ruang'ang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
d.
h .
i .
o.
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan atau aspek fungsional.
Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait
padanya yang batas sistermya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta
mempunyai ciri tertentu.
Wilayah percncanann adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan nnngnya sesuai
dengan masing-masing jenis rencana wilayah yang berada diwilayah administrasi
daerah.
Sistem perwilayahan adalah satu kesatuan nxmg secara uhrh walaupun keadaan
ruang satu sama lainnya berbeda" tetapi memungkinkan untuk dilaksanakannya
berbagai kegiatan yang dapat saling mengisi dalam rangka meningkatkan p€layanan
Pemerintah Daerah.
Sistem transportasi adalah suatu rangkaian kegiatan transportasi yang terpadu,
meliputi kegiatan pengembangan sarana dan prasarana angkutan penumpang
maupun barang
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Fasilitas sosial adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan
permukiman yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan dan niaga,
pemerintah dan pelayanan umum, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan, olah raga
dan lapangan terbuka serta pemakaman umum.
Utilitas umum adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan
lingkungan dan terdiri dari jaringan air bersih, listrik, gas, telepon, terminal angkutan
umum,/bis, shelter, kebersihan/pembuangan sampah, dan pemadam kebakaran.
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan lingkungan yang meliputi jalan, saluran
pembuangan air limbah, dan saluran pembr-rangan air hujan.
Penyidik Pegawai Negeri sipil adalah Pejabat Pegawan Negeri Sipil tertentu
dilingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan daerah.
p.
r.
( l )
\ z )
BAB N
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Rencana Tata Ruang wilayah mempunyai wilayah perencanaan yang terikat dengan
batas wilayah administrasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan rumusan tentan.g kebijaksanaan
pengembangan Kabupaten secara menyeluruh yang rincian beserta uraiannya
sebagaimana tercantum dalam buku Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan
lampiran yang tidak terpisahlian dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
Rcncana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Daerah ini
me l ipu t i :
a. 'l-rrjuan
pemanfaatan ruang wilayah untuli peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pcrtahanan keamanan yang diwujudkan melalui strategi pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.
Itcncana skuktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah
Rencana umum tata ruang wilayah.
Pcdoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.d .
64
BAB III
ASAS, TUJUAN DAN STRATEGI
Bagian Pertama
Asas dan Tujuan
Pasal 4
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini
disusun berazaskan :
a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasil
guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.
Pasal 5
Tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a
Peraturan Daerah ini yaitu :
a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup serta kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah.
b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi
daya di kawasan perwilayahan, kawasan perdesaan dan kawasan tertentu yang ada di
daerah.
c. Ter*ujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber da1'a manusia.
d. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera.
e. Menciptakan kelestarian lingkungan permukiman dan
alam dan sumber daya
kegiatan wilayah yang
merupakan usaha menciptakan hubungan serasi antar manusia dengan lingkungan,
yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang wilayah
f. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan dengan mengembangkan fasilitas,
sarana maupun prasaftma yang merupakan upaya pemanfaatan ruang secara optimal.
g. Memberi kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang yang merangsang
partisipasi investor dalam mengembangakan potensi yang ada.
h. Mengarahkan pembangunan wilayah yang lebih tegas dalam rangka upaya
pengendalian, pengawasan, perencanaan pengembangan fisik wilayah baik kualitas
( r )
(b)
maupun kuantitasnya
Membantu menetapkan prioritas pengembangan wilayah dan memudahkan
penlrusunan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah di setiap kecamatan untuk dijadikan
pedoman bagi tertib pengaturan ruang.
Bagian Kedua
Strategi Pelaksanaan
Pasal 6
untuk mervujudkan tujr.un pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 peraturan daerah ditetapkan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang.
x'ilayah.
strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
( I ) pasal ini meliputi :
a. Penetapan firngsi wilayah.
b. Pengembangansistemperwilayahan.
c. Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman wilayah.
d. Sistem prasarana transportasi dan utilitas pelayanan wita1.ah.
e. Pcnatagunaan tanah. penatagunaan air, penatag'naan udara dan penatagunaan
sumber daya alam lainnya.
BAB ry
ARAH KEBIJAKSANAAIV DAN FTINGSI WILAYAH
Bagian Pertama
Arah Kebijakan
Pasal 7
Pengembangan Wilayah diarahkan kepada :
a. Satuan Wilayah Pengembangan I mencakup Kecamatan Dompu dan Kecamatan
Woja dengan pusat di Kota Dompu berfrmgsi sebagai pusat wilayah dan
perdagangan.
b. Satuan Wilayah Pengembangan II mencakup Kecamatan Kempo, Manggelewa dan
Kecamatan Kilo dengan firngsi sebagai pengembangan perikanan, pertanian,
petemakan, pengembangan pelabuhan Kempo dan Kilo dan pengembangan
pariwisata
c. Satuan Wilayah Pengembangan III mencakup Kecamatan Pajo dan Hu'u dengan
fungsi pengembangan pariwisata perikanan, petemakm dan industri kerajinan
rakyat.
d. Satuan Wilayah Pengembangan [V mencakup Kecamatan Pekat dengan fungsi
sebagai pengembangan hutan lindung (kaki Gunung Tambora Selatan),
pengembangan pertanian, perikanan, petemakan, pengembangan Pelabuhan Calabai
dan pengembangan pariwisata-
Pusat-pusat pertumbuhan pertumbuhan yang dapat dikembangkan dalam rangka
mendorong laju percepatan pembangunan di Kabupaten Dompu adalah :
- Pusat Pertumbuhan Soriutu (Kecamatan Manggelewa)
Pada pusat pertumbuhan Soriutu akan dititik beratkan pada kegiatan pembangunan
di bidang : Petemakan, Perkebunan, Pertanian Tanaman Pangan, Industri,
Kehutanan dan Transmigrasi.
- Pusat Pertumbuhan Rasabou (Kecamatan Hu'u)
Titik berat kegiatan pembangunannya adalah : Pertanian, Petemakan, Pariwisata
Perikanan, Pertambangan dan Industri.
- Pusat Pertumbuhan Malaju (Kecamatan Kilo)
Titik berat kegiatan pembangunannya adalah : Perikanan, Petemakan, Pariwisata
Perkebunan, dan Industri.
- Pusat Pertumbuhan Calabai (Kecamatan pekat)
Titik berat kegiatan pembangunannya adalah : pertanian. Kehutanan.Peternakan" Perikanau dan Industri.
Bagian Kedua
Fungsi Wilayah
Pasal 8
Wilayah dan atau Daerah berfungsi sebqgai :
a. Wilayah Permukiman.
b. Wilayah Pertanian.
c. Wilayah Petemakan.
d. Wilayah Industri.
e. Wilayah Wisata alam.
f. Wilayah Peternakan.
KEBTJAKSAN^^" rJ;";ANGAN wrLAyAHBegian Pertama
Kebijaksanaan umum pemanfaatan wilayah
Pasal 9
Kehiiaksanaan umum pemanfaatan wilayah diarahkan untuk :(a). \'{endorong perwujudan p€nataan dan pengendalian fisik wilayah, terutama untuk
pcrkembangan jaringan pusat p€rtumbuhan baru yang rnemitiki bangkitanpergeralian dan penarikan pergerakan dengan intensitas tinggi seperti pasar, pusar-pusat pertokoan' perguruan tinggi, sekolah-sekorah, terminal dan sebagainya.
(b). Me*ujudkan keseimbangan pertumbuhan antara pusat wilayah dengan kecamatan-kecamatan yang mengelilinginya melalui pengurangan kecenderungan
terkonsentrasinya arus lalau lintas ke satu titik tujuan dipusat-pusat keramaian dansentra-sentra ekonomi ke berbagai penjuru wilayah Kabupaten.
(c) ivlcnciptakan iklim yang dapat menggairahkan kegiatan ekonomi dengan penentuan
lokasi yang tepat untuk mendorong prakarsa usaha swasta maup'n pemerintah
semaksimal mungkin.
68
(d) Pengembangan nrang terbuka hijau wilayah sebagai salah satu elemen yang dapat
memberikan nilai tambah bagi kepentingan masyarakat secaftl umum melalaui
p€netapan kriteria pengembangan nrang terbuka bagi pengembangan setiap sehor
kegiatan perwilayahan yang meliputi :
- Posisi sungai, danau dan sumber air lainnya serta view spot tidak boleh tertutup
atau terhalang bangunan melainkan barus selalu terbuka;
- Daerah tangkapan air harus diperluas dengan membuka lahan di lokasi - lokasi
perkotaan yang padat penduduk untuk dijadikan lapangan - lapangan terbuka
hijau;
- Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan - kawasan yang memerlukan
pengamanan seperti bantaran sungai, danjalur hijau;
Menyerasikan pengembangan kegiatan pelayanan wilayah yang dapat
mengakomodir dan mampu melayani penduduk wilayah Kabupaten Dompu dan
sekitarnya-
Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dengan orientasi pada perbaikan dan
peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan melibatkannya
secara altif setiap kegiatan pembangunan melalui kelompok masyarakat
(community based development) .
Bagian Kedua
Ketrijaksanaan Umum Pengembangan Perekonomian wilayah
Pasal 10
Kebijaksanaan Umum Pengembangan Perekonomian Wilayah diarahkan pada :
a. Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara
usaha kecil, menengah dan besar.
b. Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan
evaluasi kegiatan antar sektor ekonomi.
c. Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.
d. Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang
kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan
kegiatan usaha kecil menengah.
(e )
(0
h.
Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala benhrk pengaturan 'ntukpenyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada
usaha kecil menengah untuk memasuki pasar dan berkembang secara wajar.
Peningkatan produktifitas masyarakat melalui penciptaan lapangan ke{a danpenciptaan iklim usaha yang baik dan kondusif.
Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi remah dansektor informal melalui pembinaan teknis, permodaran dan pemasaran.
Menciptakan dan meningkatkan peluang pasar dalam pemasaran hasil-hxil produksipertanian dari wilayah sekitamya sebagai salah satu rokomotif penggerakperekonomian wilayah.
Bagian Ketiga
Kebijaksanaan Umum pengembangan Kependudukan
Pasal I I
Kebijaksanaan umum Pengembangan Kependudukan diarahkan untuk meningkatkan danmemperluas kesempatan kerja yang diimbangai dengan peningkatan produktifitas tenagakerja.
Bagian Keempat
Kcbijaksanaan Umum pengembangan Teta Ruang Wilavah
Pasal 12
Kchiiaksanaan umum pcngembangan tata ruang wilayah diperuntukan :( I ) l.lntuk daera]r yang teluh terbangun seperti :
a. Permukiman.
b. Industri-
c. Jasa dan perdagangan.
d. Taman, olah raga dan rekreasi.
e. Kuburan.
f. Perkantoran.
g. llangunan-bangunan bersejarah.
Keberadaannya tetap dipertahankan dan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
(2)
(3)
(4)
kuantitas bangunan melalui pembangunan secara vertikal dan untuk area-are{l yang
benifatterisolasi(enclove)diperlukanpenanganans€carakhususdanterpadu.
Untuk daerah yang ttdak daPat dialihfungsiY'an p€nggumannya :'
a. Badan airlsungai dansemPodan
Situ-situ alami dan situ-situ buatan yang dikembangkan dilingkungan pemukiman'
Khusus untuk bangunan yang telah ada pada daerah yang tidak dapat
dialihflrngsikan penggunaannya sebagaimana dimaksud padaayatQ) pasal ini akan
ditertibkan,yangpengaturannyaditetapkandalamperatrrrarrDaerahtersendiri.
Untukdaerahyangbelumterbangunnamundapatdialihfirngsikansepedi:
a Pertanian teknis.
b. Pertanian non teknis.
c. Pertanian lahan kering
Untuk daerah yang belum terbangun sebagaimana dimaksud pada ayat (a) pasal 12
tersebut, bisa dikonservasikan untuk pembangunan sepanjang memenuhi kriteria
teknis yang ditentukan.
Bagian Kelima
Kebijalsanaan Arahan Pengembengen Permukimen wilayah
Pesal 13
Pengembangan kawasan permukiman untuk jangka panjang sebagian besar
dialokasikan keseluruh arah sesuai dengan luas 'wilayah' Adapun wilayah yang
potensial untuk dikembangkan dan mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi, yaitu
Kecamatan Pekat yang terkosentrasi pada daerah calabai dan satond4 kemudian
wilayah Kecamatan Manggelewa yang terkonsentrasi pada daerah Soriutu dan
sekitarnya, serta wilayah Kecamatan Dompu yang terkosentasi pada pusat wilayah
dan pengembangannya-
Lingkungan permukiman yang ada sudah diarahkan melalui usaha perbaikan dan
peremajaan serta pengaturan dan keserasian tata ruang terutama pada lingkungan
permukiman padat dan tidak teratur.
(3) Menciptakan lingkungan pemukiman wilayah maupun desa yang memenuhi
persyaratan.
(4). Menciptakan interaksi sosial-ekonomi antara sarana pemukiman desa" maupun
(5)
( l )
/ t \
(s)(6)
(7)
satuan pemukiman wilayah ataupun antar keduanya dalam sistem permukiman
global.
Penegasan peran dan fungsi kawasan secarajelas.
Penentuan intensitas pengembangan kawasan berdasarkan jangkauan pelayaan.
I\'lenentukan distribusi antara fungsi-fungsi sosial ekonomi 0asa-jasq infrastruktur,
organisasi dan fasilitas) dalam pemukiman, merupakan hal penting untukpembangunan lokal dan regional.
Bagian Keenam
Kebijaksanaan pengembangan Transportasi
Pasal 14
t
Kebijahsanaan pengembangan Transportasi diarahkan untuk :(l) Merealisasikan renciula pembangunan jalan lingkar selatan, dimaksudkan untuk
mengurangi beban transportasi dipusat wilayah.
(2) lv{embangun jalan-jalan tembus sebagai salah satu altematif pemecahan kemacetanlalu lintas.
(3) N{eningkatkan dan mengembangkan serta mempertegas fungsi jaringan jalan,
dilanjutkan dengan pengaturan lalu lintas yang optimal dan efisien.(1) Menyedialian serta meningkatkan sistem transportasi penumpang lokal maupun
reg:ional yang terpadu.
i5) lr'{engembangkan pola sirkulasi angkutan penumpang lokal dan angkutanpenumpang regional melalui penyediaan sub-sub terminal. Hal ini untuk mengatasii.tensitas pergerakan yang tinggi dipusat wilayah d;ur pemerataan perayananangkutan penumpang disemua wilayah.
(6) Mengembangkan moda angkutan penumpang umum yang sesuai dengankarakteristik dan pola jaringan jalan.
(7) Mengembangkan tata hijau dan trotoar di kawasan sepanjang jaran Arteri danKolektor untuk mencapai keamanan dan kenyamanan pemakai jalan sertamenciptakan keindahan wirayah sekaligus untuk tercapainya keseimbanganlingkungan wilayah.
n
( l )
(2)
/ 1 \
(4 )
Bagian Ketujuh
Kebijaksanaen Pengembengan Utilitas Wilayah
Pasal 15
Penyediaan fasilitas sosial dan utilitas umum akan disebarkan pada pusat-pusat
pelayanan wilayah dan lingkungan perumahan pemukiman sesuai dengan kebutuhan
dan fungsinya.
Menetapkan standar luas lahan dan tingkat pelayanan sosial dan utilitas umum bagi
wilayah-wilayah yang memiliki kecenderungan perkembangan.
Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan utilitas
umum bagi milayah-wilayah yang memiliki kecenderungan perkembangan .
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan wilayah.
Bagian Kedelapan
Kebijaksanaan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 16
Pengembangan ruang terbuka hijau wilayah Kabupaten yang dapat menjaga
keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta mengurangi dampak pembangunan
wilayah Kabupaten.
Pengembagan fungsi ruang terbuka hijau wilayah ditujukan untuk mendapatkan
proporsi yang baik antara dimensi ruang terbuka.wilayah dengan bangunan baik
secara vertikal maupun horizontal.
Pengembangan ruang terbuka hijau wilayah Kabupaten yang dapat memberikan
kesan estetika yang indah dan menguatkan identitas wilayah Kabupaten Dompu.
Pengembangan nrang terbuka hijau wilayah sesuai dengan fungsi dan hirarkinya
untuk memenuhi kebutuhan akan ruang terbuka yang sekaligus dapat menunjang
kegiatan perwilayahan
Menetapkan kawasan-kawasan hijau makro sebagai fungsi konservasi untuk
menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Peningkatan peran serta ma-syarakat dan swasta dalam pengembangan ruang terbuka
hijau dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
sebagai bentuk peranserta aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah
(1 )
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kabupaten.
(7) Mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau yang telah berkurang atau berubah ke
bentuk semula sesuai dengan fungsinya.
Pasal 17
( l) Ruang Terbuka Hijau sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 terdiri dari :a. Ruang Terbuka Hijau Publik
b. Ruang Terbuka Hijau Privat
(2) Proporsi Ruang Terbuka Hijau pada wilayah Kota paling sedikit 30 (Tiga puluh
Persen) dari luas wilayah kota.
(3) Proporsi Ruang Terbuka Hijau Publik pada wilayah Kota paling sedikit 20 (Dua
Puluh Persen) dari luas wilayah kota.
Pasal 18
(1) Distribusi Ruang Terbulia Hijau publik sebagaimana dimaksud ayat (l) dan (J)
disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan
memperhatikan rencana struktur dan tata ruang.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan penataan ruang terbuka hijau
sr.bagaimana Pasal l6 diatur dengan peraturan perundang_undangan.
BAB VI
I{ENCANA PENGE]\IBANGAN DAN PENATAAN RUANG WILAYAH
Pasal 19
Renca'a pengcmbangan dan penataan ruang u'irayah untuk kurun waktu g (derapan)
tahun secara garis besar meliputi :
a. Rencana pengembangan tata ruang wilayah.
b. Rencana pengaturan kependudukan.
c. Rencana penggunaan lahan.
d. Rencana pengembangan fasilitas sosial dan ekonomi.
c. Rencana kawasan khusus.
l. Rencana sistem transportasi.
g. Rencana pengembangan utilitas umum.
h. Rencana pengembangan pftrsar:rna lingkungan.
d.
e.
(2)
a.
b.
BAB VII
RENCANA PENGELOLAAN PEMBANGUNAI{ WILAYAH
Bagian Pertema
Tahapan Pelaksanaan Rencana
Pssal 20
Tahapan pelaksanaan rencana pembangunan wilayah dituangkan dalam indikasi program
periode l0 (sepuluh) tahun secara garis besar meliputi :
(l) PengembanganTahap I : tahun 2005 -2010 yaitu :
a. Menyusun progt:un - program teknis dari rekomendasi yang telah ditentukan.
b. Pembangunan Prasarana dan sarana untuk mendukung kawasan -kawasan prioritas
yang telah ditetapkan.
Melakukan pembinaan dan peningkatan pada seklor sosial ekonomi masyarakat
untuk mendukug program-program yang telah ditetapkan.
Menyusun mekanisme operasional masing-masing kawasan.
Menetapkan strategi investasi.
Pengembangan Tahap II : tahun 2010 - 2015 meliputi :
Melanjutkan pengembangan pada tahap I yang belum selesai.
Pengembangan selanjutnya pada sektor-sektor unggulan dan sektor basis untuk
pertumbuhan ekonomi wilayah.
c. ?engembangan sektor dan kawasan secara professional.
d. Melakukan studi dan penelitian untuk langkah ekspor hasil komoditi dan produksi.
Pasal 21
Rencana indikasi pro$am sebagaimana yang dimaksud dalam pasal l8 peraturan Daerah
ini meliputi sebagai berikut :
a. Menetapkan lokasi perdagangan danjasa regional dilokasi-lokasi strategis.
b. Menetapkan lokasi fasilitas sosial yang tersebar pada setiap kecamatan dan pada
setiap lingkungan perumahan baru.
c. Mengarahkanlokasiperkantoran.
d. Mengarahkan penyebaran fasilitas pendidikan, meningkatkan kualitas, lasilitas
sarana dan pnnarana pendidikan, serta pembangunan sekolah baru.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tempat peribadatan serta penambahan lahan-
lahan untuk peribadatan dilokasi permukiman baru secara tenebar.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan, saftna dan prasarana kesehatan serta
mengarahkan penyebaran fasilitas kesehatan ke setiap kecamatan.
g. Menyebarkan lokasi taman dan olah raga terulama pada permukiman-permukiman
baru
h. Meningkatkan kualitas tempat rekeasi dan budaya serta fasilitas rekreasi alam.
i. Penertiba-r lalau lintas kendaraan penumpang umum dan barang, dan penegasan
fungsi jalan tembus dan jalan baru.
j. Menetapkan industri non-polutan yang strategis dan pengembangan kegiatan agro
industri.
k. Penetapan ruang terbuka hijau berupa taman wilayah dan jalur hijau
l. Peningkatan pelayanan air benih untuk masyarakat.
m. Peningkatan pelayanan listrik untuk masyarakat.
n. Pengelolaan limbah rumah tangga secara kolektif/terpadu.
o. Peningkatan wilayah layanan angkutan sampah.
p. Peningkatan layanan telepon sesuai dengan standar dan kebutuhan.
q. Pemanfaatan sungai-sungai sebagai saluran irigasi makro dan pengendalian banjir.
Bagian Kedua
Pengelolaan Pembangunan
Pasal 22
Pengelolaan pembangunan *'ila1'ah melibatkan seluruh instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat.
BAB VIII
PENGENDALIAN PEI\TANFAATAN RUANG
Pasal 23
(l) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan dengan cara :
a. Melaporkan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
b. Pemantau perubahan pemanfaatan ruang,
c. Mcngevaluasi konsistensi pelaksanaan rencana tata ruang.
d. Penrberian sanksi hukum atas pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang.
( l )
(2)
(3)
(2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang.
Pasal 24
(l) Pelaksanaan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan
pelaporan, pemanfaatan dan evaluasi.
(2) Hasil pengawasan pemanfaatan ruang berupa temuan penyirnpangan.
(3) Bupati wajib menyiapkan iangkahJangkah tindak lanjut untuk pemeriksaan dan
penyidikan atas penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang.
Pasal 25
Penertiban pemanfaatan ruang didaerah dilakukan melalui penertiban langsung dan
penertiban tidak langsung.
Penertiban langsung sebagaimana dimakud pada ayat (l) ini yang dilaksanakan
melalui pemberian sanksi administratif, sanksi pidana dan sanksi perdata.
Penertiban tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini,
dilaksanakan melalui antara lain :
a. Pengenalan kebijakan pajaVretribusi.
b. Pembatasan pengadaan prasarana dan sarana
c Penolakan pemberian perijinan pembangunan.
Pasal 26
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
a. Berperan serla dalam proses perencanaan tata nulng, pemanfaatan ruang dan
pengendal ian pemanfaatan ruang.
b. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Dompu.
c. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penatzun ruang.
e. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tata ruang.
Pasal 27
(l) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 24
(2)
( l )
(t)
Peraturan Daerah ini, masyarakat mengetahui Rencana Tata Ruang wilayah Daerah
dari Lembaran Daerah Rencana Tata Ruang wilayah yang telah ditetapkan melalaui
pengumuman atau penyebarluasan oleh Pemerintah Daerah pada tempat-tempat
yang memungkinkan masyarakat mengetahuinya dengan mudah.
Pengumuman atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini
diketahui masyarakat dari penempelan/pemasangan peta rencana tata ruang yang
bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor yang secara firngsional
mengenai rencana tata ruang tersebUt.
Pasal 28
Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 peraturan daerah ini.,
pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan
atau kaidah yang berlaku.
llntuk menikmati dan memanfaatkan nrang beserra Sumber Daya Alam yang
terkandung didalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimalisud pada ayat
(l ) pasal ini yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan
dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan atau pemberian hak tertentu
bcrtla-sarkan ketentuan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan
kcbiasaan yang berlaku atas ruang pada masyaraliat setempat.
Pasal 29
I.iak nremperoleh penggatian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana 'lata
Ruzurg
wilayah Daerah diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang
berkepentingan.
(2) Dalam hal tidak tercapainya kesepakatan mengenai penggatian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini maka penyelesaian dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 30
I)alam kcgiatan penataan ruang wilayah daerah, masyarakat wajib :
a. berperan serta memelihara kualitas ruane.
( r )
Berlaku tertib dalam keikutsertaarurya dalam proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan nrang.
Mentaati rencana tata ruang yang ditetapkan.
Pasal 31
Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagimana dimaksud
dalam pasal (28) Peraturan daerah ini, dilaksanakan dengan memanrhi dan
menetapkan kriteria kaidah, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan
dengan perafuran perwrdang-undangan .
Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekan masyaraliat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
ling.lrungan, estetika lingkungan, lokasi dan stnrktur pemanfaatan ruang serta dhpat
menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras dan seimbang.
Pasal 32
Dalam pemanfaatan ruang didaerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk :
a. Pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan peraturan perundang-
undangan, agam4 adat atau kebiasaan yang berlaku.
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang dikawasan pedesaan dan perwilayahan.
c. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah.
d. Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya untuk
terci ptanya pemanfaatan ruang yang berkualitas.
c. Perubahan atau konservasi pemanfaatan ruang sesl'ri dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
f. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang dan atau kegiatan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pasal 33
Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang didaerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 30 Peraturan Daerah ini dilakukan sesuai dengan peraturan
peundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
( l )
(2)
( l ) .
(2)
dikoordinasikan oleh Bupati termasuk pengatuftunya pada tingkat kecamatan
sampai dengan Desa/Kelurahan.
(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini dilakukan
secara tertib sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Pasal 34
Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk :
a. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah daerah, termasuk pemberian
informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
b Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk menertibkan kegiatan pemanfaatan
ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang.
Pasal 35
Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan di
dacrah disampaikan secara lisan atau tertulis, mulai dari Tingkat Desa./Kelurahan ke
Tingkat Kecamatankepada Bupati dan pejabat yang berwenang
BAB X
PENTNJAUAN KEMBALI RENCANATATA RUANG WILAYAH
Pasal 36
Ilcniniauan kembali Rencana Tata Ruang wilayah dilaksanakan secara berkala atau
sclarnbat-lambatnya 5 (lima) tahun .
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 37
( l) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat
(l). pasal 19, pasal 26, pasal 23, nTd 29,pasal 30, pasal 31, pasal 32 dan pasal 33
Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan atau
nerampas barang tertentu untuk daerah kecualijika ditentukan lain dalam peraturan
pcrundang-undangan.
(2) Tindak pidana sebagamana dimaksud pada ayat (l) pasal ini adalah pelanggaran.
(3) Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini, terhadap pelanggaran
dimaksud dapat dikenakan biaya paksaan penegakan hukum seluruhnya atau
sebagian.
BAB XII
PENYIDIKAN
Pasal 38
(1) Penlidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat 1)
Peraturan Daerah dilaksanakan oleh Kepolisian Republik Indonesia dan atau
Penyidik Pegau.ai Negeri Sipil di lingkungan pemerintahan Daerah yang diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik Kepolisian Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Dalam melaksanalian tugas penyidikan, para penyidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (i) pasal ini, berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
t .
pidana.
Melakukan tindakan pertama pada setiap itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan.
Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka.
Melakukan penyitaan benda dan atau surat.
Mengambil sidik jari dan memotret tersangka.
Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
sanksi.
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan
pemeriksaan.
Mengadakan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik Kepolisian
Republik Indonesia bahu'a tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik
memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarga
Melakukan tindalian lain nrenurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
ber berwenanc:
d.
f
(3)
(1)
(-s )
16)
(7)
a- Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang
berkenaan dengan tindak pidana dalam penataan ruang;
b. Malakukan pemeriksaaan terhadap omng yang diduga melakukan
tindak pidana dalam penataan ruang;
c' Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan
tindak pidana penataan ruang;
d' Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen<rokumen yang berkenaan
dengan tindak pidana penataan ruang;
e. Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan
bukti dan dokumen lain serta melakukan pcnyitaan dan penyegelan
terhadap balran dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukri
dalam perkara tindak pidana dalam bidang penataan ruang; dan
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan rugas
penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan ruang.
Peny'idik Pegau,ai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
memberitahukan dimurainya penyidikan kepada pejabat penyidik
kepolisian negara Republik Indonesia.
Apabila pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memerlukan tindakan penangkapan dan penahanar4 penyidik pegauai
negeri sipil melakukan koordinasi dengan pejabat penyidik kepolisian
negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penyidik Pegau,ai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
menyampaikan hasir peny'idikan kepada penuntut umum melarui pejabat
penyidik kepolisian Negara Republik Indonesia.
mgkatan Pejabat Penyidik pegar.r'ai Negcri Sipil dan tata cara serla proses
d ikan di laksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIIIAN
Pasal 39
Peniabaran lebih lanjut dari Rencana rara Ruang wilayah ini akan diatur dalamRencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTRK) Kecamaran.
( l )
(2)
(3)
Penjabaran sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pasal ini harus dilaksanakan secara
bertahap selambat-lambatnya I (sahr) tahun setelah Peraturan Daerah ini
diberlakukan.
Hal-hd yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.
BAB XIV
KETENTUAN PEI\IUTT'P
Pasal 40
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan
ini dengan penempatannyi daam Lembaran Daerah Kabupaten Dompu.
Disyahkan di DompuPadatanggal, 2007
Bupati Dompu
TTD
SYAIFURRAHMAN SALMANDiundangkan di DompuPada tanggal
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN DOMPU
TTD
ZAENAL ARIFIN HIR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPUTAHUN 2OO7 NOMOR..
83
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABT.'PATEN DOMPU
NOMOR TAHUN 2OO7
TENTA}IG
RENCANA TATA RUAIYG WILAYAH KABT'PATEN DOMPU
I. Umum
l. Ruang Wilayah Kabupaten Dompu merupakan bagian dari wilayah propinsi
Nusa Tenggara Bara! yang merupakan tempat manusia dan makhluk hidup
lainnya untuk hidup dan melakukan kegiatan lainnya.
2. Ruang Wilayah Kabupaten Dompu terdiri riari berbagai aspek, yairu aspek
alamiah (fisik), ekonomi, sosial budaya dengan berbagai corak ragam dan daya
dukung yang berbeda satu sama lain.
3. Ruang Wilayah Kabupaten Dompu terdiri dari wilayah Kabupaten dan Kota
yang memiliki satuan-safuan ruang yang disebut kawasan. Kawasan-kawasan
tersebut mempunyai tingkat pemanfaatan dan perkembangan yang berbeda-
beda. Ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan perkembangan dan
pembangunan antar wilayah, sehingga untuk mencegah hal tersebut diperlukan
penataan ruang wilayah yang teffuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTR\Y) Kabupaten Dompu.
.1. Agar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Dompu sesuai denganperkembangan dan sumberdaya yang terdapat didalamnya dapat berfungsi
secara optimal dan selaras dengan arah pembangunan Kabupaten Dompu, maka
harus berlandaskan Peraturan Daerah (perda).
5. Peraturan Daerah (Perda) selain sebagai kebijakan yang merupakan acuanpelaksanaan program-program pembangunan di Kabupaten Dompu, juga dapar
mengakomodasikan berbagai kepentingan, meningkatkan pendapatan daerah
serta mendorong percepatan perkembangan masyarakat yang tertib, teratur oanterencana.
II. Pasal Demi Pasal
Pasal I
Cukup jelas
84
Pasal 2 ayat (l)
Wilayah perencanaan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ini adalah
Kabupaten Dompu yang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Bara! dengan l"as wilayah daratan232.455 Ha dan wilayah perairan
239.296 Ha. Dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : sebelah utara
Laut Florcs dan Sebagian Kabupaten Bima sebelah selatan Samudera Indonesia,
Sebelah Timur Kabupaten Bima dan sebelah barat Kabupaten Sumbawa.
Pasal 2 ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 3 huiruf a
Cukup jelas
Pasal 3 hurufb
Struktur dan pola yang diterapkan pada pemanfaatan nrang wilayah Kabupaten
Dompu sesuai dengan kondisi, potensi dan perkembangan yang terjadi pada
daerahdaerah di wilayah Kabupaten Dompu yang berbeda-beda tersebut.
Pasal 3 huruf c
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dompu ini untuk memberikan
altematif penyelesaian atas permasalahan penataan ruang yang timbul serta
unhrk menghindari kemungkinan terjadinya ketidaksinambungan antaftr
wilayah.
Pasal 3 hurufd
Selain untuk pemanfaatan ruang yang berkualitas juga sebagai pengendalian
pemanfaatan ruang agar tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan
p€raturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau peraturan perundang-
undangan lainnya
Pasal 4 huruf a dan b
Cukup jelas
Pasal 5 hurufa b,c, 4 e, f, g, h dan I
Cukup jelas
Pasa l6ayat ( l )
85
Strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah ini digunakan
memudahkan dalam penyusunan penataan ruang wilayah sehingga
pengemban gannya dapat tercapai secara optimal.
Pasal 6 ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7 huruf4 b dan c
Cukup jelas
Pasal 8 hurufa. b, c, d, e dan I
Cukup jelas
Pasal t hurufa. b, c. d, e dan f
Cukup jelas
Pasal l0 huruf4 b, c, d, e, I g dan h
Cukup jelas
Pa-sal I I
Cukup jelas
l 'asal l2 ayat ( l) , (2), (3), (4) dan (5)
Cukup jelas
I 'asal I 3 ayat ( | ) . (2). (3), (4). (5), (6) dan (7)
Cukup jelas
Pasal l4 ayat (l), (2), (3), (4). (5), (6) dan (7)
Cukup jelas
Pasal l5 ayat (t) , (2), (3) dan (a)
Cukup jelas
Pasal l6 ayat ( l) , (2), (3), (4), (5), (6) dan (7)
Cukup jelas
untuk
arahan
86
Pasal l7 ayat (l)
Ruang terbuka hijau publik rnerupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah darah kota yang digunakan untuk kepcntingan
masyarakat secara umum. Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain
adalah taman kota, taman pqnakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan,
sungai, dan pantai. Yang termasuk ruang terbuka hijau priva! antara lain adalah
kebun atau halaman rumatr/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami
tumbuhan.
Pasal 17 ayat(2)
Proporsi 30 (tiga puluh) persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kot4 baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistemmikroklimat, maupun sistem ekologis rain, yang selanjutnya akan meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyaraka! serta sekaligus dapatmeningkatkan nilai estetika kota- untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi
ruang terbuka hijau di kot4 po'nerintah, masyarakat, dan swasta didorong untukmenanam tumbuhan di atas bangunan gedung miliknya.
Pasal lTayat(3)
Proporsi ruang terbuka hijau prblik seluas minimal 20 (dua puluh) persen yang' disediakan oleh pemerintah daerah kota dimaksudkan agar proporsi ruang
terbuka hijau minimal dapat lebih dijamin -pencapaiannya sehinggamem ungkinkan pemanfaatannya secara I uas oleh masyarakat.
Pasal 18 ayat (l)
Cukup jelas
Pasal 18 ayat(2)
Cukup jelas
Pasal l9 huruf a
Arahan rencana pengembangan tata ruang wirayah ini meliputi arahan kawasanlindung yang terdiri dari variabel fisik dan ekorogis wirayah., serta kawasanbudidaya yang terdiri dari beberapa jenis pemanfaatan yang berdasarkan padaspesifi kasi kegiatan lahan diatamya.
Pasal l9 huruf b
Cukup jelas
Pasal l9 huruf c
Arahan rencana penggunaan lahan pada Kabupaten Dompu pada dasarnyadilakukan untuk mendorong pertumbuhan kegiatan berdasarkan potensi fungsikawasan tersebut.
Pasal 19 huruf d
Pengembangan fasilitas sosiar ekonomi diperrukan seiring dengan semakinmeningkatnva jumlah penduduk dengan berbagai ragam aktifitasnya. Sehinggafasilitas sosial ekonomi yang cenderung mengelompok di suatu kawasanmenjadikan wilayah itu sebagai pusat aktifitas kota. Maka rencanapengembangan fasilitas sosial ekonomi diarahkan dengan memperhatikankebutuhan masyarakat dan pengembangan yang terarah serta terpadu.
Pasal l9 hurufe
Rencana'kawasan khusus arahan pengembangannya dengan penegasan fungsidan peran kawasan tersebut serta serta jangkauan perayanan atau dsya dukungkawasan.
Pasal l9 huruf f
Arahan rencana sistem transportasi di Kabupaten Dompu adalah sistemtransportasi darat dan laut. pengembangan transportasi darat meliputi hierarkijalan. arahan peningkatan jaran dan pembuatan jalan. Sedangkan arahanpengembangan transportasi raut adarah pengembangan fungsi pelabuhan lautyang berlokasi di Kempo dan Calabai.
Pasal l9 hurufg
Cukup je las
Pasal l9 hurufh
Cukup jelas
Pasal 20 ayat (t) dan (2)
Cukup jelas
88
Pasal 2l hurufa b, c,4 e, i g, h, I,j, k, l, m, n, o, p dan q
Cukupjelas
Pasal22
Cukup jelas
Pasal 23 ayat (l) dan (2)
Cukup jelas
I'asal 24 ayat (l), (2) dan (3)
Cukup jelas
Pasal 25 ayat (l), (2) dan (3)
Cukup jelas
Pasal 26 hurufa, b, c dan d
Cukup jelas
Pasal2T ayat (l) dan (2)
Cukupjelas
Pasal 28 ayat (l) dan (2)
Cukup jelas
Pasal 29 ayal ( I )
Cukup jelas
Pasal 29 ayat (2)
Yang dimaksud dengan p€raturan perundang-undangan yang berlaku adalah
Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Ganti Rugi untuk
Pembangunan Kepentingan Umum. Berlaku sampai ada peraturan perundang-
undangan penggantinya.
Pasal 30 huruf4 b dan c
Cukup jelas
89
Pasal 3 I ayat (l ) dan (2)
Cukup jelas
Pasal 32 hurufa,b, c, d, e, dan f
Cukup jelas
Pasal 33 ayat (l), (2) dan (3)
Cukup jelas
Pasal 34 hurufa dan b
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 16
Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang wilay.ah ini dilakukan untuk melihar
perkembangan pemanfaatan ruang yang telah dilakukan khususnya danperkembangan pembangunan wilayah Kabupaten Dompu pada umumnya.
Pasal 37 ayat (l), (2) dan (3)
Cukup jelas
I 'asal 36 ayat ( l) dan (2)
Cukup jelas
Pasal i7 alat ( l) , (2) dan (3)
Cukup jelas
Pasal i8 ayar ( l)
Pengangkatan penyidik pegawai negeri sipil dirakukan dengan memperhatikankompetensi pegawai seperti pengalaman serta pengetahuan pegawai dalamhidang penataan ruang dan hukum.
Pr':l --i8 a,rat (2), (3). (4). (5). (6), dan (7)
( ukup je las
Pasal 39 ayat (l), (2), dan (3)
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPU
TAHI.JN 2OOTNOMOR
9 l