Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
P a g e | 1
PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR 6 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
KABUPATEN SUBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUBANG,
Menimbang : a. bahwa dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, diperlukan Pedoman
Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan
Peraturan Bupati Subang tentang Pengelolaan
Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3298);
P a g e | 2
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
P a g e | 3
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang
Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan
Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);
17. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun 2012 tentang Perubahan kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
P a g e | 4
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah; dan
21. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 02
Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Subang (Lembaran
Daerah Kabupaten Subang Tahun 2009 Nomor 2)
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUBANG TENTANG
PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA
BANTUAN SOSIAL KABUPATEN SUBANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Subang.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Pemerintah Daerah Lainnya adalah daerah otonom baru hasil
pemekaran daerah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan.
5. Bupati adalah Bupati Subang.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah
Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Subang.
P a g e | 5
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang.
9. APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
10. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah.
11. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perancanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja
program dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBD.
12. Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran
badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku Bendahara
Umum Daerah.
13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
14. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan
anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku
Bendahara Umum Daerah.
15. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang
memuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
pengguna anggaran.
16. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah selanjutnya disingkat DPPA-PPKD adalah dokumen
pelaksanaan perubahan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian
keuangan selaku Bendahara Umum Daerah.
17. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
18. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
P a g e | 6
19. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati
yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
20. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya
disebut dengan kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
21. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
22. Kuasa Pengguna Anggaran selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan
pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
satuan kerja perangkat daerah.
23. Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat BUD adalah Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah yang bertindak dalam kapasitas sebagai
bendahara umum daerah.
24. Kuasa Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat Kuasa BUD
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas
Bendahara Umum Daerah.
25. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan pada satuan kerja perangkat daerah.
26. Tim Anggaran Pemerintah Daerah selanjutnya disingkat TAPD adalah
tim yang dibentuk dengan keputusan bupati dan dipimpin oleh
Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta
melaksanakan kebijakan bupati dalam rangka penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah yang anggotanya terdiri dari pejabat
perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan pejabat
lainnya sesuai dengan kebutuhan.
27. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah
daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang
secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan
untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
28. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang
bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
P a g e | 7
29. Belanja Bantuan Sosial adalah jenis belanja yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosial
kemasyarakatan dalam bentuk uang/barang kepada individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat.
30. Belanja hibah adalah jenis belanja yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan.
31. Naskah Perjanjian Hibah Daerah adalah naskah perjanjian hibah yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara
pemerintah daerah dengan penerima hibah.
32. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis
sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam
yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin
terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
33. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh
anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela
atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta
dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila termasuk organisasi non pemerintahan yang bersifat
nasional dibentuk berdasarkan ketentuan perundangundangan.
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah
Daerah dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
(2) Pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menjamin efektifitas, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas belanja hibah dan belanja bantuan
sosial berdasarkan azas-azas pengelolaan keuangan daerah.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi gambaran umum,
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi belanja hibah dan belanja
bantuan sosial.
P a g e | 8
BAB III
H I B A H
BAGIAN KESATU
U M U M
Pasal 4
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan
keuangan daerah yang dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja urusan wajib.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pengalihan
hak dari Pemerintah Daerah kepada Penerima Hibah yang secara
spesifik telah ditentukan peruntukannya.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah
Daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas,
dan manfaat untuk masyarakat.
(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memenuhi kriteria :
a. Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun
anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan; dan
c. Memenuhi persyaratan penerima hibah.
(5) Pelaksanaan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan kinerja Penerima Hibah dalam pengelolaan hibah
tahun sebelumnya dan akumulasi hibah yang pernah diterima oleh
Penerima Hibah.
Pasal 5
(1) Hibah diberikan dalam bentuk :
a. Uang;
b. Barang; atau
c. Jasa.
(2) Hibah berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berbentuk :
a. Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,
jaringan dan aset tetap lainnya;
b. Hewan dan tumbuhan; dan
c. Aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak.
(
P a g e | 9
(3) Hibah berupa jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
berbentuk bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, penelitian dan jasa
lainnya.
Pasal 6
(1) Penerima Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) adalah :
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah Lainnya;
c. Perusahaan Daerah;
d. Masyarakat; dan/atau
e. Organisasi Kemasyarakatan.
(2) Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
Satuan Kerja Kementerian dan/atau Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang wilayah kerjanya berada di Kabupaten Subang.
(3) Pemerintah Daerah Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah daerah otonom baru hasil pemekaran daerah
sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-undangan.
(4) Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
adalah Badan Usaha Milik Daerah yang dibentuk berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(5) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah
kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang
perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat
istiadat, dan keolahragaan non-profesional.
(6) Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e adalah Organisasi Kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Hibah kepada Pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan
penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah.
(2) Hibah kepada Pemerintah Daerah Lainnya bertujuan untuk menunjang
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar
umum.
(3) Hibah kepada Perusahaan Daerah bertujuan untuk menyalurkan
hibah yang diterima Pemerintah Daerah dari Pemerintah dalam rangka
menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan
peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah.
(4) Hibah kepada Masyarakat dan/atau Organisasi Kemasyarakatan
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan
kepada penyelenggaraan pemerintahan daerah.
P a g e | 10
Pasal 8
(1) Persyaratan penerima hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (4) huruf (c) terdiri dari :
a. Penggunaan hibah sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7;
b. Penerima Hibah berkedudukan dalam wilayah administrasi
Kabupaten Subang;
c. Memiliki kepengurusan yang jelas;
d. Memiliki sekretariat dan/atau alamat tetap dan jelas; dan
e. Telah terdaftar pada Pemerintah Kabupaten Subang, paling
kurang 3 (tiga) tahun, kecuali ditentukan lain berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (c), (d), dan (e) untuk penerima hibah Pemerintah, Pemerintah
Daerah Lainnya, dan Perusahaan Daerah.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (e) untuk penerima hibah masyarakat.
(4) Apabila dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah dipersyaratkan untuk
menyediakan dana pendamping, maka hibah diberikan kepada
Penerima Hibah yang bersedia menyediakan dana pendamping.
BAGIAN KEDUA
PENGANGGARAN
Pasal 9
(1) Satuan Kerja Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
Pemerintah Daerah Lainnya, Perusahaan Daerah, Masyarakat dan
Organisasi Kemasyarakatan menyampaikan Usulan Hibah secara
tertulis kepada Bupati melalui Bagian Tata Usaha pada Sekretariat
Daerah paling lambat akhir .
(2) Usulan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya berisi :
a. Latar belakang;
b. Maksud dan tujuan;
c. Waktu pelaksanaan;
d. Rencana penggunaan hibah atau sasaran program/kegiatan; dan
e. Rencana Anggaran Biaya.
(3) Usulan Hibah secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibubuhi cap dan ditandatangani dengan ketentuan sebagai berikut :
P a g e | 11
a. Dibubuhi cap Satuan Kerja Kementerian dan ditandatangani oleh
Pimpinan/Ketua/Kepala/sebutan lain pimpinan Satuan Kerja
Kementerian;
b. Dibubuhi cap Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan
ditandatangani oleh Pimpinan/Ketua/Kepala/sebutan lain
pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
c. Dibubuhi cap Pemerintah Daerah Lainnya dan ditandatangani
oleh Kepala Daerah Pemerintah Daerah Lainnya;
d. Dibubuhi cap Perusahaan Daerah dan ditandatangani oleh
Direktur Utama/Kepala/sebutan lain Direktur Utama Badan
Usaha Milik Daerah;
e. Dibubuhi cap kelompok masyarakat dan ditandatangani oleh
Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau
sekretaris kelompok masyarakat; dan
f. Dibubuhi cap Organisasi Kemasyarakatan dan ditandatangani
oleh Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau
sekretaris Organisasi Kemasyarakatan.
Pasal 10
(1) Usulan Hibah secara tertulis yang disampaikan oleh Satuan Kerja
Kementerian dan/atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dilampiri dengan Surat
Pernyataan Tidak Duplikasi Sumber Pendanaan untuk kegiatan yang
diusulkan.
(2) Usulan Hibah secara tertulis yang disampaikan oleh Pemerintah
Daerah Lainnya dan Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) dilampiri dengan persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Usulan Hibah secara tertulis yang disampaikan oleh kelompok
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dilampiri
dengan :
a. Surat keterangan kepengurusan/kepanitian; dan
b. Surat keterangan domisili yang menunjukkan bahwa kedudukan
masyarakat berada dalam wilayah administrasi Pemerintah
Kabupaten Subang atau surat keterangan dari pemerintah
setempat.
(4) Usulan Hibah secara tertulis yang disampaikan oleh Organisasi
Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
dilampiri dengan :
a. Surat Keterangan Terdaftar pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Subang sekurang-kurangnya 3 tahun, kecuali ditentukan lain
oleh peraturan perundang-undangan.
P a g e | 12
b. Untuk organisasi kemasyarakatan yang tidak dapat melampirkan
surat keterangan sebagaimana dimaksud pada huruf (a), harus
melampirkan peraturan perundang-undangan tentang amanat
pembentukan organisasi kemasyarakatan dimaksud.
c. Surat keterangan domisili yang menunjukkan bahwa Sekretariat
Organisasi Kemasyarakatan berada dalam wilayah administrasi
Pemerintah Kabupaten Subang atau surat keterangan dari
pemerintah setempat.
d. Surat keterangan/keputusan tentang kepengurusan aktif
organisasi kemasyarakatan.
Pasal 11
(1) Bagian Tata Usaha pada Sekretariat Daerah melakukan penyeleksian
terhadap Usulan Hibah.
(2) Bagian Tata Usaha mengembalikan Usulan Hibah kepada Calon
Penerima Hibah apabila Usulan Hibah tidak sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
(3) Bagian Tata Usaha meneruskan Usulan Hibah kepada Bupati apabila
Usulan Hibah sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
(4) Bupati menugaskan Sekretaris Daerah supaya memerintahkan Asisten
Sekretaris Daerah untuk mendistribusikan Usulan Hibah kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan bidang penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah.
(5) Asisten Sekretaris Daerah mendistribusikan Usulan Hibah kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan memerintah untuk melakukan evaluasi usulan hibah.
(6) Daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 12
(1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (5) membentuk dan menetapkan Tim Evaluasi Usulan
Hibah.
(2) Tim Evaluasi Usulan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut :
a. Melakukan evaluasi usulan hibah; dan
b. Menyampaikan hasil evaluasi kepada Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah berupa Kajian Pemberian Belanja Hibah sebagai
bahan Rekomendasi Belanja Hibah.
(3) Evaluasi usulan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
sekurang-kurangnya meliputi :
P a g e | 13
a. Evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan administrasi
usulan hibah; dan
b. Evaluasi besaran usulan hibah yang diajukan.
(4) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rekomendasi
Belanja Hibah berdasarkan Kajian Pemberian Belanja Hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.
(5) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat melakukan koordinasi
dan sinergitas atas Rekomendasi Belanja Hibah dengan Asisten
Sekretaris Daerah.
(6) Format Rekomendasi Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 13
(1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Rekomendasi
Belanja Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) kepada
Bupati melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
(2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah memberikan Pertimbangan Belanja
Hibah terhadap Rekomendasi Belanja Hibah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan
Daerah.
(3) Format Pertimbangan Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 14
(1) Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Daftar Nominatif Calon
Penerima Belanja Hibah (DNC-PBH) berdasarkan Pertimbangan Belanja
Hibah dan Rekomendasi Belanja Hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 12 ayat (4).
(2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyampaikan DNC-PBH kepada
Bupati disertai dengan Rekomendasi Belanja Hibah dan Pertimbangan
Belanja Hibah.
(3) Bupati menetapkan persetujuan atau penolakan DNC-PBH.
(4) Persetujuan Bupati terhadap DNC-PBH dituangkan dalam Lembar
Persetujuan Bupati dan menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran
belanja hibah dalam rancangan KUA dan PPAS.
(5) Format Pertimbangan DNC-PBH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(6) Format Persetujuan Bupati terhadap DNC-PBH sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
P a g e | 14
Pasal 15
(1) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.
(2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD.
(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), menjadi dasar penganggaran belanja hibah dalam APBD.
Pasal 16
(1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja
hibah, obyek belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada
PPKD.
(2) Objek belanja hibah dan rincian objek belanja hibah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah Lainnya;
c. Perusahaan Daerah;
d. Masyarakat; dan
e. Organisasi Kemasyarakatan.
(3) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (2) dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang
diformulasikan ke dalam program dan kegiatan, yang diuraikan ke
dalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang atau
jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang diserahkan
kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD.
Pasal 17
Bupati mencantumkan Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima dan Besaran
Hibah dalam Lampiran III Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD.
BAGIAN KETIGA
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
Pasal 18
(1) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan pada DPA-
PPKD.
(2) Pelaksanaan anggaran hibah berupa barang atau jasa berdasarkan
pada DPA-SKPD.
Pasal 19
(1) Bupati menetapkan Keputusan Bupati Tentang Daftar Penerima Hibah
berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Bupati
tentang Penjabaran APBD.
P a g e | 15
(2) Daftar Penerima Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
Daftar Nama Penerima Hibah, Alamat Penerima Hibah, besaran uang
atau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dan disertai dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
(3) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait dan
menjadi dasar penyaluran/penyerahan belanja hibah.
Pasal 20
(1) Setiap pemberian hibah dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah
Daerah yang ditandatangani bersama oleh Bupati dan Penerima Hibah.
(2) Bupati dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
Pasal 21
(1) Naskah Perjanjian Hibah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) sekurang-kurangnya memuat mengenai :
a. Pemberi dan Penerima hibah;
b. Tujuan pemberian hibah;
c. Besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;
d. Hak dan kewajiban;
e. Tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan
f. Tata cara pelaporan hibah.
(2) Penyaluran/penyerahan hibah dari Pemerintah Daerah kepada
Penerima Hibah dilakukan setelah penandatangan Naskah Perjanjian
Hibah Daerah.
Pasal 22
(1) Penerima Hibah berupa uang mengajukan Permohonan Pencairan
Hibah Uang secara tertulis kepada Bupati melalui Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Bupati Tentang Daftar Penerima Hibah.
(2) Permohonan Pencairan Hibah Uang secara tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani sesuai
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (3).
(3) Permohonan Pencairan Hibah Uang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilampiri dengan persyaratan administrasi pencairan hibah uang
yang terdiri dari :
a. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), dengan
ketentuan :
P a g e | 16
1. KTP Pimpinan/Ketua/Kepala atau sebutan lain pimpinan
Satuan Kerja Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non
Kementerian;
2. KTP Kepala Daerah untuk Pemerintah Daerah Lainnya;
3. KTP Direktur Utama/Kepala atau sebutan lain direktur
utama Badan Usaha Milik Daerah; dan
4. KTP Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lain ketua
dan/atau sekretaris Organisasi Kemasyarakatan atau
Kelompok Masyarakat.
b. Salinan/photocopy rekening bank yang masih aktif, dengan
ketentuan :
1. Rekening Bank atas nama Satuan Kerja Kementerian atau
Lembaga Pemerintah Non Kementerian untuk Satuan Kerja
Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
2. Rekening Bank atas nama Kas Umum Daerah Pemerintah
Daerah Lainnya untuk Pemerintah Daerah Lainnya;
3. Rekening Bank atas nama Badan Usaha Milik Daerah untuk
Badan Usaha Milik Daerah;
4. Rekening Bank atas nama Ketua dan/atau Sekretaris untuk
kelompok masyarakat; dan
5. Rekening Bank atas nama Organisasi Kemasyarakatan untuk
Organisasi Kemasyarakatan.
c. Kuitansi bermaterai cukup yang dibubuhi cap dan ditandatangani
sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat
(3).
d. Rincian Rencana Penggunaan Hibah yang disetujui oleh Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait; dan
e. Surat Pernyataan Tanggungjawab.
(4) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi
pencairan hibah uang.
(5) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan hibah
uang tidak lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait
mengembalikan Permohonan Pencairan Hibah Uang beserta
kelengkapannya kepada Penerima Hibah.
(6) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan hibah
sudah lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait menyiapkan
Naskah Perjanjian Hibah Daerah untuk ditandatangani oleh Penerima
Hibah dan Bupati atau pejabat yang diberikan kewenangan untuk
menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
(7) Penyiapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terkait memperhatikan DPA-PPKD.
P a g e | 17
Pasal 23
(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait mengajukan Nota Dinas
Permohonan Pencairan Hibah Uang kepada PPKD selaku BUD.
(2) Nota Dinas Permohonan Pencairan Hibah Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan :
a. Permohonan Pencairan Hibah Uang beserta kelengkapan
persyaratan administrasinya; dan
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang sudah ditandatangani oleh
Penerima Hibah dan Bupati atau pejabat yang diberi kewenangan
untuk menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
(3) Berdasarkan Nota Dinas Permohonan Pencairan Hibah Uang, PPKD
memerintahkan Bendahara Pengeluaran PPKD untuk membuat Surat
Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS).
(4) Berdasarkan SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Nota
Dinas Permohonan Pencairan Hibah Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), PPK-PPKD menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).
(5) Berdasarkan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kuasa
Bendahara Umum Daerah (BUD) menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D).
(6) Penerbitan SPP, SPM dan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
(4) dan (5), dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 24
Penerima Hibah berupa uang bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran
dan keabsahan dokumen persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (3).
Pasal 25
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait melaksanakan pengadaan barang dan
jasa dalam rangka pelaksanaan belanja hibah berupa barang atau jasa yang
berpedoman pada DPA-SKPD dan peraturan perundang-undangan.
Pasal 26
(1) Penerima Hibah berupa barang atau jasa mengajukan Permohonan
Pencairan Hibah Barang atau Jasa secara tertulis kepada Bupati
melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan Bupati Tentang Daftar Penerima Hibah.
(2) Permohonan Pencairan Hibah Barang atau Jasa secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani
sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (3).
(3) Permohonan Pencairan Hibah Barang atau Jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan persyaratan administrasi
pencairan hibah barang atau jasa yang terdiri dari :
P a g e | 18
a. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (3) huruf a.
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab.
(4) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi
pencairan hibah barang atau jasa.
(5) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan hibah
barang atau jasa tidak lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait
mengembalikan Permohonan Pencairan Hibah Barang atau Jasa
beserta kelengkapannya kepada Penerima Hibah.
(6) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan hibah
barang atau jasa sudah lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah
Terkait menyiapkan Berita Acara Serah Terima Barang atau Jasa dan
Naskah Perjanjian Hibah Daerah untuk ditandatangani oleh Penerima
Hibah dan Bupati atau pejabat yang diberikan kewenangan untuk
menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
(7) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait menyerahkan barang atau jasa
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Barang atau Jasa dan
Naskah Perjanjian Hibah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(8) Penyerahan Hibah Barang atau Jasa dapat dilakukan oleh Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
BAGIAN KEEMPAT
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 27
(1) Penerima Hibah berupa uang menyampaikan Laporan Penggunaan
Hibah kepada Bupati melalui PPKD dengan tembusan Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terkait.
(2) Penerima hibah berupa barang atau jasa menyampaikan Laporan
Penggunaan Hibah kepada Bupati melalui Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terkait.
Pasal 28
(1) Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada
PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi obyek belanja
hibah pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
P a g e | 19
Pasal 29
Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pemberian hibah meliputi :
a. Usulan dari calon penerima hibah kepada Bupati;
b. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima hibah;
c. Permohonan pencairan dana hibah berupa uang/barang/jasa;
d. Naskah Perjanjian Hibah Daerah;
e. Fakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah
yang diterima akan digunakan sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah
Daerah; dan
f. Bukti transfer uang atas pemberian hibah berupa uang atau bukti
serah terima barang/jasa atas pemberian hibah berupa barang/jasa.
Pasal 30
(1) Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas
penggunaan hibah yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi :
a. Laporan penggunaan hibah;
b. Surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah
yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; dan
c. Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan
perundang-undangan bagi penerima hibah berupa uang atau
salinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima hibah
berupa barang/jasa.
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b disampaikan kepada Bupati paling lambat tanggal 10 bulan
Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai
peraturan perundang-undangan;
(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek
pemeriksaan.
Pasal 31
(1) Realisasi hibah dicantumkan pada Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Hibah berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima hibah
sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai
persediaan dalam neraca.
Pasal 32
Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa dikonversikan sesuai standar
akuntansi pemerintahan pada Laporan Realisasi Anggaran dan diungkapkan
pada Catatan Atas Laporan Keuangan dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah.
P a g e | 20
BAB IV
BANTUAN SOSIAL
BAGIAN KESATU
U M U M
Pasal 33
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan sosial sesuai
kemampuan keuangan daerah yang dilakukan setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat
untuk masyarakat.
(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya memenuhi kriteria :
a. Selektif;
b. Memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial;
c. Bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam
keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dan
d. Sesuai tujuan penggunaan bantuan sosial.
Pasal 34
(1) Selektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a adalah
bantuan sosial hanya diberikan kepada Penerima Bantuan Sosial yang
ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resiko sosial.
(2) Bentuk risiko sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Resiko sosial yang terkait dengan siklus hidup, seperti kelaparan,
penyakit kekurangan gizi, cacat fisik dan/atau mental, usia
lanjut, masyarakat terlantar, anak-anak yatim piatu, orang lanjut
usia/jompo, orang sakit;
b. Resiko sosial yang terkait dengan kondisi ekonomi, seperti fakir
miskin, pelajar/mahasiswa dari keluarga tidak mampu, tuna
wisma;
c. Resiko sosial yang terkait dengan lingkungan, seperti kekeringan,
banjir, gempa bumi, tanah longsor, bencana alam lainnya, dan
keterisolasian/masyarakat tertinggal.
Pasal 35
Memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b adalah :
a. Penerima bantuan sosial memiliki identitas yang jelas; dan
b. Penerima bantuan sosial berdomisili dalam wilayah administratif
Pemerintah Kabupaten Subang.
P a g e | 21
Pasal 36
(1) Bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (2) huruf c adalah pemberian bantuan sosial
bersifat tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran,
kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan.
(2) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran
sampai penerima bantuan sosial telah lepas dari resiko sosial.
Pasal 37
(1) Sesuai tujuan penggunaan bantuan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (2) huruf d adalah bantuan sosial bertujuan untuk
:
a. Rehabilitasi sosial;
b. Perlindungan sosial;
c. Pemberdayaan sosial;
d. Jaminan sosial;
e. Penanggulangan kemiskinan; dan
f. Penanggulangan bencana.
(2) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar.
(3) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
ditujukan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan
kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan
dasar minimal.
(4) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditujukan untuk menjadikan seseorang atau kelompok masyarakat
yang mengalami resiko sosial mempunyai daya, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya.
(5) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
merupakan skema yang melembaga untuk menjamin penerima
bantuan sosial dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak.
(6) Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan
terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak
mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
P a g e | 22
(7) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi
sosial.
Pasal 38
(1) Bantuan sosial dapat diberikan dalam bentuk :
a. Uang; atau
b. Barang.
(2) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a adalah uang yang diberikan secara langsung kepada penerima
bantuan sosial, seperti beasiswa untuk anak miskin, bantuan sosial
berupa uang untuk yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin,
masyarakat lanjut usia, terlantar, cacat berat dan bantuan sosial
berupa uang tunjangan kesehatan bagi putra-putri pahlawan yang
tidak mampu.
(3) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah barang yang diberikan secara langsung kepada
penerima bantuan sosial seperti bantuan kendaraan operasional untuk
sekolah luar biasa swasta dan masyarakat tidak mampu, bantuan
perahu untuk nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian untuk yatim
piatu/tuna sosial, ternak untuk kelompok masyarakat kurang mampu.
Pasal 39
(1) Bantuan sosial diberikan kepada anggota/kelompok masyarakat.
(2) Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami
keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial,
ekonomi, politik, bencana, atau fenomena alam agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup minimum; dan
b. Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan
bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,
dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
Pasal 40
(1) Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf a, terdiri dari
bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang direncanakan
dan yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
(2) Bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga yang sudah jelas
nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD.
P a g e | 23
(3) Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan untuk kebutuhan
akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat
penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan
menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau
keluarga yang bersangkutan.
(4) Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak melebihi pagu alokasi
anggaran yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
BAGIAN KEDUA
PENGANGGARAN
Pasal 41
(1) Individu, Keluarga, Kelompok Masyarakat dan/atau Lembaga Non
Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 Ayat (2)
menyampaikan Usulan Bantuan Sosial secara tertulis kepada Bupati
melalui Bagian Tata Usaha pada Sekretariat Daerah.
(2) Usulan Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi
cap dan ditandatangani dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dibubuhi cap RT/RW setempat dan ditandatangani oleh Individu;
b. Dibubuhi cap RT/RW setempat dan ditandatangani oleh Kepala
Keluarga;
c. Dibubuhi cap Kelompok Masyarakat dan ditandatangani oleh
Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau
sekretaris Kelompok Masyarakat;
d. Dibubuhi cap Lembaga Non Pemerintahan dan ditandatangani
oleh Ketua dan Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau
sekretaris Lembaga Non Pemerintahan.
(3) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis yang diajukan oleh Lembaga Non
Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya berisi :
a. Latar belakang;
b. Maksud dan tujuan;
c. Hasil yang diharapkan;
d. Lokasi pelaksanaan;
e. Waktu pelaksanaan;
f. Data umum lembaga non pemerintahan;
g. Alamat lengkap;
h. Daftar personalia pelaksana dan susunan kepengurusan lembaga
non pemerintahan;
i. Rencana anggaran biaya; dan
j. NPWP lembaga non pemerintahan.
P a g e | 24
(4) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilampiri dengan :
a. Salinan/photocopy Akta Pendirian Lembaga Non Pemerintahan
dari Notaris atau dokumen lain yang dipersamakan;
b. Surat pernyataan tanggungjawab;
c. Salinan/photocopy NPWP Lembaga Non Pemerintahan;
d. Salinan/photocopy Surat keterangan domisili lembaga dari
Desa/Kelurahan setempat;
e. Salinan/photocopy Izin Operasional/Tanda Daftar Lembaga Non
Pemerintahan dari instansi yang berwenang;
f. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ketua dan/atau
Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau sekretaris Lembaga
Non Pemerintahan; dan
g. Salinan/photocopy Rekening Bank atas nama Lembaga Non
Pemerintahan.
(5) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis yang diajukan oleh Individu
dan/atau Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya berisi :
a. Maksud dan tujuan penggunaan;
b. Jumlah bantuan sosial yang dimohonkan;
c. Identitas lengkap pemohon bantuan sosial yang terdiri dari :
1. Nama Lengkap Individu dan/atau Kepala Keluarga;
2. Tempat/Tanggal Lahir Individu dan/atau Kepala Keluarga;
3. Alamat Lengkap Individu dan/atau Kepala Keluarga;
4. Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) Individu dan/atau
Kepala Keluarga;
5. Pekerjaan/Aktivitas Individu dan/atau Kepala Keluarga;
6. Status Perkawinan Individu dan/atau Kepala Keluarga; dan
7. Nomor Rekening Bank atas nama Individu dan/atau Kepala
Keluarga.
(6) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dilampiri dengan :
a. Salinan/photocopy Rekening Bank atas nama Individu dan/atau
Kepala Keluarga;
b. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan/atau Kartu
Keluarga (KK); dan
c. Surat keterangan domisili yang menunjukkan kedudukan Individu
dan/atau Kepala Keluarga berada dalam wilayah administrasi
Pemerintah Kabupaten Subang.
P a g e | 25
(7) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis yang diajukan oleh Kelompok
Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
berisi :
a. Maksud dan tujuan penggunaan;
b. Jumlah bantuan sosial yang dimohonkan;
c. Lokasi pelaksanaan;
d. Waktu pelaksanaan;
e. Alamat lengkap; dan
f. Daftar kepengurusan kelompok masyarakat.
(8) Usulan Bantuan Sosial secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilampiri dengan :
a. Salinan/photocopy Rekening Bank atas nama Ketua dan/atau
Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau sekretaris Kelompok
Masyarakat;
b. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk Ketua dan/atau
Sekretaris atau sebutan lain ketua dan/atau sekretaris Kelompok
Masyarakat; dan
c. Surat keterangan domisili yang menunjukkan kelompok
masyarakat berada dalam wilayah administrasi Pemerintah
Kabupaten Subang.
Pasal 42
(1) Bagian Tata Usaha pada Sekretariat Daerah melakukan penyeleksian
terhadap Usulan Bantuan Sosial.
(2) Bagian Tata Usaha mengembalikan Usulan Bantuan Sosial kepada
Calon Penerima Bantuan Sosial apabila Usulan Bantuan Sosial tidak
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
(3) Bagian Tata Usaha meneruskan Usulan Bantuan Sosial kepada Bupati
apabila Usulan Bantuan Sosial sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan.
(4) Bupati menugaskan Sekretaris Daerah supaya memerintahkan Asisten
Sekretaris Daerah untuk mendistribusikan Usulan Bantuan Sosial
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
(5) Asisten Sekretaris Daerah mendistribusikan Usulan Bantuan Sosial
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dan memerintah untuk melakukan evaluasi usulan bantuan
sosial.
(6) Daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
P a g e | 26
Pasal 43
(1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (5) membentuk dan menetapkan Tim Evaluasi Usulan
Bantuan Sosial.
(2) Tim Evaluasi Usulan Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut :
a. Melakukan evaluasi usulan bantuan sosial; dan
b. Menyampaikan hasil evaluasi kepada Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah berupa Kajian Pemberian Belanja Bantuan
Sosial sebagai bahan Rekomendasi Belanja Bantuan Sosial.
(3) Evaluasi usulan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a sekurang-kurangnya meliputi :
a. Evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan administrasi
usulan bantuan sosial; dan
b. Evaluasi besaran usulan bantuan sosial yang diajukan.
(4) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rekomendasi
Belanja Bantuan Sosial berdasarkan Kajian Pemberian Belanja
Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.
(5) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat melakukan koordinasi
dan sinergitas atas Rekomendasi Belanja Bantuan Sosial dengan
Asisten Sekretaris Daerah.
(6) Format Rekomendasi Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 44
(1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Rekomendasi
Belanja Bantuan Sosial kepada Bupati melalui Tim Anggaran
Pemerintah Daerah.
(2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah memberikan Pertimbangan Belanja
Bantuan Sosial terhadap Rekomendasi Belanja Bantuan Sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4) sesuai dengan prioritas
dan kemampuan keuangan Daerah.
(3) Format Pertimbangan Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 45
(1) Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Daftar Nominatif Calon
Penerima Belanja Bantuan Sosial (DNC-PBBS) berdasarkan
Pertimbangan Belanja Bantuan Sosial dan Rekomendasi Belanja
Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan
Pasal 43 ayat (4).
P a g e | 27
(2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyampaikan DNC-PBBS kepada
Bupati disertai dengan Rekomendasi Belanja Bantuan Sosial dan
Pertimbangan Belanja Bantuan Sosial.
(3) Bupati menetapkan persetujuan atau penolakan DNC-PBBS.
(4) Persetujuan Bupati terhadap DNC-PBBS dituangkan dalam Lembar
Persetujuan Bupati dan menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran
belanja bantuan sosial dalam Rancangan KUA dan PPAS.
(5) Format Pertimbangan DNC-PBBS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(6) Format Persetujuan Bupati terhadap DNC-PBBS sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran X yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 46
(1) Bantuan Sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.
(2) Bantuan Sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD.
(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), menjadi dasar penganggaran belanja bantuan sosial dalam
APBD.
Pasal 47
(1) Bantuan sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja
tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek belanja bantuan
sosial, dan rincian obyek belanja bantuan sosial pada PPKD.
(2) Objek belanja bantuan sosial dan rincian objek belanja bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Individu;
b. Keluarga;
c. Kelompok Masyarakat; dan
d. Lembaga non pemerintahan.
(3) Bantuan sosial berupa barang dianggarkan dalam kelompok belanja
langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang
diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja
bantuan sosial barang dan rincian obyek belanja bantuan sosial
barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD.
Pasal 48
Bupati mencantumkan Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima dan Besaran
Bantuan Sosial dalam Lampiran IV Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD, tidak termasuk bantuan sosial kepada individu dan/atau
keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
P a g e | 28
BAGIAN KETIGA
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
Pasal 49
(1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan pada
DPA-PPKD.
(2) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa barang berdasarkan
pada DPA-SKPD.
Pasal 50
(1) Bupati menetapkan Keputusan Bupati Tentang Daftar Penerima
Bantuan Sosial berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD.
(2) Daftar Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima, besaran uang atau
jenis barang, dan disertai dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Terkait.
(3) Daftar penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait dan
menjadi dasar penyaluran/penyerahan belanja bantuan sosial.
Pasal 51
(1) Penerima Bantuan Sosial berupa uang mengajukan Permohonan
Pencairan Bantuan Sosial Uang secara tertulis kepada Bupati melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Bupati Tentang Daftar Penerima Bantuan Sosial.
(2) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 41 ayat (2).
(3) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan persyaratan administrasi pencairan
bantuan sosial yang terdiri dari :
a. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), dengan
ketentuan :
1. KTP individu/perorangan untuk individu/perorangan;
2. KTP Kepala Keluarga untuk Keluarga;
3. KTP Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lainnya untuk
Kelompok Masyarakat; dan
4. KTP Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lainnya untuk
Lembaga Non Pemerintah.
b. Salinan/photocopy rekening bank yang masih aktif, dengan
ketentuan :
1. Rekening Bank atas nama individu/perorangan untuk
individu/ perorangan;
2. Rekening Bank atas nama Kepala Keluarga untuk Keluarga;
P a g e | 29
3. Rekening Bank atas nama Ketua dan/atau Sekretaris untuk
Kelompok Masyarakat.
4. Rekening Bank atas nama Lembaga Non Pemerintah untuk
Lembaga Non Pemerintah.
c. Kuitansi bermaterai cukup, dengan ketentuan :
1. Dibubuhi cap kelompok masyarakat dan ditandatangani oleh
Ketua dan/atau Sekretaris atau sebutan lainnya kelompok
masyarakat;
2. Dibubuhi cap Lembaga Non Pemerintahan dan
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau sebutan lain;
3. Ditandatangani oleh Individu/Perorangan untuk Individu/
Perorangan; dan
4. Ditandatangani oleh Kepala Keluarga untuk Keluarga.
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab.
(4) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi
pencairan bantuan sosial Uang.
(5) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan bantuan
sosial tidak lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait
mengembalikan Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang beserta
kelengkapannya kepada Penerima Bantuan Sosial.
Pasal 52
(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait mengajukan Nota Dinas
Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang kepada PPKD selaku
BUD.
(2) Nota Dinas Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan Permohonan Pencairan
Bantuan Sosial Uang beserta kelengkapan persyaratan
administrasinya.
(3) Berdasarkan Nota Dinas Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang,
PPKD memerintahkan Bendahara Pengeluaran PPKD untuk membuat
Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS).
(4) Berdasarkan SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Nota
Dinas Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), PPK-PPKD menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM).
(5) Berdasarkan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kuasa
Bendahara Umum Daerah (BUD) menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D).
(6) Penerbitan SPP, SPM dan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
(4) dan (5), dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
P a g e | 30
Pasal 53
(1) Individu dan/atau keluarga calon penerima bantuan sosial berupa
uang yang tidak dapat direncanakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40, mengajukan Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang
kepada Dinas Sosial Kabupaten Subang sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang membidangi bantuan sosial yang tidak dapat
direncanakan.
(2) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibubuhi cap RT/RW setempat dan ditandatangani oleh
individu dan/atau kepala keluarga.
(3) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan persyaratan administrasi pencairan
bantuan sosial berupa salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk
(KTP), dengan ketentuan :
a. KTP Individu untuk individu; dan
b. KTP Kepala Keluarga untuk keluarga.
(4) Dinas Sosial melakukan evaluasi Permohonan Pencairan Bantuan
Sosial Uang;
(5) Dalam hal hasil evaluasi Permohonan Pencairan Bantuan Sosial
Uang tidak terkait dengan resiko sosial, Dinas Sosial
mengembalikan Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang
kepada individu/keluarga;
(6) Dalam hal hasil evaluasi Permohonan Pencairan Bantuan Sosial
Uang terkait dengan resiko sosial, Dinas Sosial menyusun Surat
Keterangan yang memuat resiko sosial berdasarkan Permohonan
Pencairan Bantuan Sosial Berupa Uang;
Pasal 54
(1) Dinas Sosial mengajukan Nota Dinas Permohonan Pencairan
Bantuan Sosial Uang yang tidak dapat direncanakan kepada PPKD
selaku BUD.
(2) Nota Dinas Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang yang tidak
dapat direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri
dengan :
a. Surat Keterangan Resiko Sosial; dan
b. Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Uang beserta
kelengkapan persyaratan administrasinya.
(3) Berdasarkan Nota Dinas Permohonan Pencairan Bantuan Sosial
Uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD mengajukan
Persetujuan Pencairan Bantuan Sosial yang tidak dapat
direncanakan kepada Bupati.
P a g e | 31
(4) Berdasarkan Persetujuan Bupati Tentang Pencairan Bantuan Sosial
yang tidak dapat direncanakan, PPKD memerintahkan Bendahara
belanja bantuan sosial untuk membayarkan belanja bantuan sosial
kepada individu dan/atau keluarga.
(5) Belanja Bantuan Sosial Berupa Uang yang tidak dapat
direncanakan pencairannya dapat dilakukan melalui mekanisme
Tambah Uang Persedian (TUP).
Pasal 55
Penerima Bantuan Sosial berupa uang bertanggungjawab sepenuhnya atas
kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3).
Pasal 56
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait melaksanakan pengadaan barang
dalam rangka pelaksanaan belanja bantuan sosial berupa barang yang
berpedoman pada DPA-SKPD dan peraturan perundang-undangan.
Pasal 57
(1) Penerima Bantuan Sosial berupa barang mengajukan Permohonan
Pencairan Bantuan Sosial Barang secara tertulis kepada Bupati
melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan Bupati Tentang Daftar Penerima Bantuan Sosial.
(2) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Barang secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani
sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 41 ayat (2).
(3) Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan persyaratan administrasi pencairan
bantuan sosial barang yang terdiri dari :
a. Salinan/photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (3) huruf a.
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab.
(4) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi
pencairan bantuan sosial barang.
(5) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan bantuan
sosial barang tidak lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait
mengembalikan Permohonan Pencairan Bantuan Sosial Barang beserta
kelengkapannya kepada Penerima Bantuan Sosial.
P a g e | 32
(6) Dalam hal kelengkapan persyaratan administrasi pencairan bantuan
sosial barang sudah lengkap, Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait
menyiapkan Berita Acara Serah Terima Barang.
(7) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait menyerahkan barang sesuai
dengan Berita Acara Serah Terima Barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (6).
(8) Penyerahan Bantuan Sosial Barang dapat dilakukan oleh Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
BAGIAN KEEMPAT
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 58
(1) Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan
penggunaan bantuan sosial kepada Bupati melalui PPKD dengan kepada
tembusan Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
(2) Penerima bantuan sosial berupa barang menyampaikan laporan
penggunaan bantuan sosial kepada Bupati melalui Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terkait.
Pasal 59
(1) Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja
bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja
bantuan sosial pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan
kegiatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait.
Pasal 60
Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial
meliputi :
a. Usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada Bupati;
b. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial;
c. Permohonan pencairan dana bantuan sosial berupa uang atau barang;
d. Fakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa
bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan;
dan
e. Bukti transfer uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang atau
bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa
barang.
Pasal 61
(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material
atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.
P a g e | 33
(2) Pertanggungjawaban penerima bantuan sosial meliputi :
a. Laporan penggunaan bantuan sosial;
b. Surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa
bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai usulan; dan
c. Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan
perundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang
atau salinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima
bantuan sosial berupa barang.
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b disampaikan kepada Bupati paling lambat tanggal 10 bulan
Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai
peraturan perundang-undangan;
(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek
pemeriksaan.
Pasal 62
(1) Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuangan
pemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima
bantuan sosial sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan
dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.
Pasal 63
Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan sesuai standar
akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 64
(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah Terkait melakukan monitoring dan
evaluasi atas pemberian hibah dan bantuan sosial.
(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.
Pasal 65
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
64 ayat (2) terdapat penggunaan hibah atau bantuan sosial yang tidak sesuai
dengan usulan yang telah disetujui, penerima hibah atau bantuan sosial
yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
P a g e | 34
Pasal 66
(1) Pengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi, dan
format-format sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati
ini.
(2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2013. Dengan
diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Subang
Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Subang.
P a g e | 35
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………… 2013
DAFTAR SKPD YANG MELAKUKAN EVALUASI USULAN HIBAH
1. Urusan Pendidikan, dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Subang;
2. Urusan Kesehatan, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang;
3. dst ….
P a g e | 36
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………… 2013
FORMAT REKOMENDASI BELANJA HIBAH
…………,……………………..20XX
(tempat), (tgl/bulan) (tahun)
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Rekomendasi Belanja Hibah
Sesuai dengan Peraturan Bupati Subang Nomor ... Tahun 2013
Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan
Sosial, kami telah melakukan evaluasi usulan hibah dan
mempertimbangkan keterkaitan dengan penyelenggaraan
program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Subang.
Jumlah usulan hibah sebanyak ...... usulan, senilai Rp ............
, dan berdasarkan hasil evaluasi telah disetujui sebanyak ......
usulan, senilai Rp ............ , yang terdiri dari :
No Uraian Jumlah
Usulan Hibah Nilai (Rp)
1. Usulan Hibah Berupa Uang
2. Usulan Hibah Berupa
Barang
3. Usulan Hibah Berupa Jasa
Jumlah
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan Berita Acara
Evaluasi Usulan Hibah dan Daftar Nominatif Calon Penerima
Belanja Hibah dimaksud.
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan perhatiannya
diucapkan terima kasih.
BERITA ACARA………
Kepada
Yth. Bupati Subang
U.p Tim Anggaran Pemerintah Daerah
di
Subang
Kepala SKPD ……………….
(nama jelas pimpinan/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 37
BERITA ACARA EVALUASI USULAN HIBAH
Pada hari ini .................... Tanggal ....... Bulan ....................Tahun .......,
Kami Tim Evaluasi Usulan Hibah pada SKPD .................... yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kepala SKPD .................... Nomor .......
Tanggal ......., telah melakukan evaluasi usulan hibah Tahun Anggaran 20XX.
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
No Uraian
Usulan Hibah Hasil Evaluasi
Keterangan Jumlah
Nilai
(Rp) Jumlah
Nilai
(Rp)
1. Usulan Hibah
Berupa Uang
2. Usulan Hibah
Berupa Barang
3. Usulan Hibah
Berupa Jasa
Jumlah
Rincian hasil evaluasi usulan hibah disajikan sebagaimana terlampir :
1. Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah – Uang
2. Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah – Barang
3. Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah – Jasa
Demikian Berita Acara ini, kami buat dengan penuh tanggungajawab untuk
dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Nama Lengkap/NIP Tanda Tangan
1. ………..................................
....................................................
2. ………..................................
....................................................
3. ………..................................
....................................................
4. dst …..................................
....................................................
P a g e | 38
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH – UANG
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No Nama Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Urutann
Skala
Prioritas Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
1. 1
2. 2
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KETUA TIM EVALUASI
(nama jelas /ditanda tangani)
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 39
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH – BARANG
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No Nama Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Keterangan Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KETUA TIM EVALUASI
(nama jelas /ditanda tangani)
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 40
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH – JASA
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No Nama Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Keterangan Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KETUA TIM EVALUASI
(nama jelas /ditanda tangani)
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 41
LAMPIRAN III: PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ………………………. 2013
FORMAT PERTIMBANGAN BELANJA HIBAH
…………,……………………..20XX
(tempat), (tgl/bulan) (tahun)
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Pertimbangan Belanja Hibah
Sesuai dengan Peraturan Bupati Subang Nomor ... Tahun 2013
Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan
Sosial, serta memperhatikan hasil evaluasi usulan hibah dari
SKPD terkait, kami telah melakukan penelaahan disesuaikan
dengan kemampuan keuangan daerah dan mempertimbangkan
prioritas pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penelaahan tersebut, kami melaporkan
bahwa yang melakukan evaluasi usulan hibah sebanyak
............ SKPD, dengan jumlah usulan hibah sebanyak ......
usulan, senilai Rp ............ , dan berdasarkan hasil penelaahan
kami, dapat dipertimbangkan untuk disetujui sebanyak ......
usulan, senilai Rp ............ , yang terdiri dari :
No Nama SKPD Jumlah Usulan Hibah Nilai (Rp)
Uang Barang Uang Barang
Jumlah
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan Daftar
Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah untuk masing-masing
SKPD.
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Kepada
Yth. Bupati Subang
U.p Tim Anggaran Pemerintah Daerah
di
Subang
KETUA TAPD
(nama jelas pimpinan/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 42
LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ………………………. 2013
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - UANG
HASIL PERTIMBANGAN TAPD
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Keterangan
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 43
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - BARANG
HASIL PERTIMBANGAN TAPD
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Keterangan
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 44
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - JASA
HASIL PERTIMBANGAN TAPD
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Keterangan
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 45
LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………… 2013
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - UANG
PERSETUJUAN BUPATI
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
Persetujuan
Bupati
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
BUPATI SUBANG
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 46
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - BARANG
PERSETUJUAN BUPATI
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
Persetujuan
Bupati
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
BUPATI SUBANG
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 47
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH - JASA
PERSETUJUAN BUPATI
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Usulan
Hibah
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
Persetujuan
Bupati
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
BUPATI SUBANG
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 48
LAMPIRAN VI: PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………… 2013
DAFTAR SKPD YANG MELAKUKAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL
1. Urusan Pendidikan, dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Subang;
2. Urusan Kesehatan, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang;
3. dst ….
P a g e | 49
LAMPIRAN VII : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………….. 2013
FORMAT REKOMENDASI BELANJA BANTUAN SOSIAL
…………,……………………..20XX
(tempat), (tgl/bulan) (tahun)
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Rekomendasi
Belanja Bantuan Sosial
Sesuai dengan Peraturan Bupati Subang Nomor ... Tahun 2013
Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan
Sosial, kami telah melakukan evaluasi usulan bantuan sosial
dan mempertimbangkan keterkaitan dengan penyelenggaraan
program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Subang.
Jumlah usulan bantuan sosial sebanyak ...... usulan, senilai Rp
............ , dan berdasarkan hasil evaluasi telah disetujui
sebanyak ...... usulan, senilai Rp ............ , yang terdiri dari :
No Uraian
Jumlah
Usulan
Bantuan
Sosial
Nilai (Rp)
1. Usulan Bantuan Sosial
Berupa Uang
2. Usulan Bantuan Sosial
Berupa Barang
Jumlah
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan Berita Acara
Evaluasi Usulan Bantuan Sosial dan Daftar Nominatif Calon
Penerima Belanja Bantuan Sosial dimaksud.
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Kepada
Yth. Bupati Subang
U.p Tim Anggaran Pemerintah Daerah
di
Subang
Kepala SKPD ……………….
(nama jelas pimpinan/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 50
BERITA ACARA EVALUASI USULAN BANTUAN SOSIAL
Pada hari ini .................... Tanggal ....... Bulan ....................Tahun .......,
Kami Tim Evaluasi Usulan Bantuan Sosial pada SKPD .................... yang
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala SKPD .................... Nomor
....... Tanggal ......., telah melakukan evaluasi usulan hibah Tahun Anggaran
20XX.
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
No Uraian
Usulan Bantuan
Sosial Hasil Evaluasi
Keterangan
Jumlah Nilai
(Rp) Jumlah
Nilai
(Rp)
1.
Usulan Bantuan
Sosial Berupa
Uang
2.
Usulan Bantuan
Sosial Berupa
Barang
Jumlah
Rincian hasil evaluasi usulan hibah disajikan sebagaimana terlampir :
1. Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Bantuan Sosial – Uang
2. Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Bantuan Sosial – Barang
Demikian Berita Acara ini, kami buat dengan penuh tanggungajawab untuk
dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Nama Lengkap/NIP Tanda Tangan
1. ………..................................
....................................................
2. ………..................................
....................................................
3. ………..................................
....................................................
4. dst …..................................
....................................................
P a g e | 51
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL –
UANG
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Keterangan Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KETUA TIM EVALUASI
(nama jelas /ditanda tangani)
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 52
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL –
BARANG
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No Nama Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
SKALA
PRIOTAS
Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
1. 1
2. 2
3. 3
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KETUA TIM EVALUASI
(nama jelas /ditanda tangani)
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 53
LAMPIRAN VIII : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………….. 2013
FORMAT PERTIMBANGAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
…………,……………………..20XX
(tempat), (tgl/bulan) (tahun)
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Pertimbangan
Belanja Bantuan Sosial
Sesuai dengan Peraturan Bupati Subang Nomor ... Tahun 2013
Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan
Sosial, serta memperhatikan hasil evaluasi usulan bantuan
sosial dari SKPD terkait, kami telah melakukan penelaahan
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan
mempertimbangkan prioritas pemenuhan belanja urusan wajib
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penelaahan tersebut, kami melaporkan
bahwa yang melakukan evaluasi usulan bantuan sosial
sebanyak ............ SKPD, dengan jumlah usulan bantuan sosial
sebanyak ...... usulan, senilai Rp ............ , dan berdasarkan
hasil penelaahan kami, dapat dipertimbangkan untuk disetujui
sebanyak ...... usulan, senilai Rp ............ , yang terdiri dari :
No Nama SKPD
Jumlah Usulan
Bantuan Sosial Nilai (Rp)
Uang Barang Uang Barang
Jumlah
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan Daftar
Nominatif Calon Penerima Belanja Bantuan Sosial untuk
masing-masing SKPD.
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Kepada
Yth. Bupati Subang
U.p Tim Anggaran Pemerintah Daerah
di
Subang
KETUA TAPD
(nama jelas pimpinan/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 54
LAMPIRAN IX : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ……………………… 2013
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL -
UANG
HASIL PERTIMBANGAN TAPD
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Keterangan
Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
1. 400 100 50
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 55
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL -
BARANG
HASIL PERTIMBANGAN TAPD
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp) Keterangan
Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
KEPALA SKPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
TIM TAPD
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 56
LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : …… TAHUN 2013
TANGGAL : ………………………. 2013
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL -
UANG
PERSETUJUAN BUPATI
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
Persetujuan
Bupati
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
BUPATI SUBANG
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)
P a g e | 57
DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL -
BARANG
PERSETUJUAN BUPATI
TAHUN ANGGARAN 20xx
NAMA SKPD : …………………………..
No
Nama
Calon
Penerima
Alamat
Lengkap
Rencana
Penggunaan
Nilai (Rp)
Usulan
Bantuan
Sosial
Hasil
Evaluasi
SKPD
Pertimbangan
TAPD
Persetujuan
Bupati
1.
2.
3.
4. dst
Jumlah
………………., tanggal/bulan/tahun
BUPATI SUBANG
(nama jelas/ditanda tangani/dicap)