19
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI Menimbang : a. bahwa agar pembanguna daerah dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan daerah; b. bahwa untuk menyelaraska berbagai urusan yang menjadi kewenangan daerah diperlukan suatu sistem perencanaan daerah yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, s ehingga dapat dijadikan pedoman yang aplikatif dan implementatif. C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud pada huruf a, dan huruf b di atas, perlu diatur Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat 1. Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten di dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara; 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang tentang Keuangan Negara;

PERATURAN DAERAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

peraturan daerah deliserdang

Citation preview

Page 1: PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERDANG BEDAGAI

Menimbang : a. bahwa agar pembanguna daerah dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan daerah;

b. bahwa untuk menyelaraska berbagai urusan yang menjadi kewenangan daerah diperlukan suatu sistem perencanaan daerah yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, s ehingga dapat dijadikan pedoman yang aplikatif dan implementatif.

C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud pada huruf a, dan huruf b di atas, perlu diatur Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten di dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara;

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang tentang Keuangan Negara;

4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

Page 2: PERATURAN DAERAH

8. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Undang-undang Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pemgawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2085 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencan Pembanguan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2007;

18. Peraturan daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

Page 3: PERATURAN DAERAH

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Dan

BUPATI SERDANG BEDAGAI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATUAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Serdang Bedagai2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai3. Bupati adalah Bupati Serdang Bedagai4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD Adalah Lembaga Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai unsure penyelenggara pemerintah daerah.5. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.6. APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.7. Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.8. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah organisasi/lembaga pada

pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang terdiri dari sekertariat Daerah,Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah,Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan daerah.

9. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,melalui urutuan pilihan,dengan memperhitungkan suber daya yang tersedia.

10. Pembangunan daerah adalah upaya yang di laksanakan terus menerus dan terencana oleh semua komponen pemerintah dan masyarakat di daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara dan mewujudkan visi daerah.

11. Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,jangka menengah,dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara pemerintah daerah dan masyarakat di Kbupaten Serdang Bedagai.

12. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,yang selanjutnya disingkat RPJPD,adalah dokumen perencanaan untuk periode 20(dua puluh)tahun.

Page 4: PERATURAN DAERAH

13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,yang selanjutnya disingkat RPJMD,adalah dokumena perencanaan untuk periode 5(lima) tahun.

14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah,yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD,adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode 5(lima) tahun.

15. Pagu indikatif adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.

16. Pagu indikatif SKPD adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan Renja SKPD.

17. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kaegiatan yang telah disetujui dan jadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

18. Rencana Kerja Pembangunan Daerha yang selanjutnya disingkat RKPD, adalah dokumen perencnaan daerah untuk priode 1 (satu) tahun.

19. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, atau disebut Renja SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk piode 1 (satu) Tahun.

20. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementar yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagi acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.

21. Kebijakan UMUM APBD yang selanjut disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk priode 1 (satu) tahun.

22. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembanguna daerah.

23. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok ornag termasuk masyarakat hokum adat, atau badan hokum yang berkepentingan dengan kegiatan dan hasil pembangunan baik sebagai penanggung biaya, pelaku, penerima manfaat, maupun penanggung resiko.

24. Delegasi Musrenbang Desa/kelurahan adalah individu yang dipilih oleh peserta Musrenbang desa/kelurahan untuk mewakili desa/kelurahan tersebut dalam Musrenbang kecamatan.

25. Delegasi Musrenbang kecamatan adalah individu yang dipilih oleh peserta Musrenbang kecamatan untuk mewakili kecamatan tersebut dalam Musrenbang RKPD.

26. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencnaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

27. Konsultasi public adalah proses pertukaran pikiran atau pendapat antara pemerintah daerah atau DPRD yang telah menyiapkan suatu rancangan kebijakan dengan masyarakat secara umum yang akan membeikan masukan terhadap rancangan kebijakan tersebut sebagai bahan untuk penyempurnaanya.

28. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir priode perencanaan.29. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksnakan untuk mewujudkan

Visi.30. Strategi adalah langkah-langka berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan

misi.

Page 5: PERATURAN DAERAH

31. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.32. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan

oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh BAPPEDA.

33. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksnakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang atau jasa.

34. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atas keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

35. Kegiatan (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

36. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

37. Pengendalian pelaksnaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapaianya tujuan dan saasaran pembanguna yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.

38. Evaluasi Pelaksnaan Rencana adalah mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi secara sistematis untuk menilai sasaran dan indikator kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

PASAL 2

(1) Pembangunan Daerah diselenggarakan berdasrkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, keadilan berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan daerah.

(2) Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadpa perubahan.

(3) System perencanaan pembangunan daerah diselnggarakan berdasarkan Asas Umum Pelenggaraan Pemerintah Daerah.

(4) Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah bertujuan untuk :a. mendukung koodinasi antar pelaku pembangnan;b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang,

antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah;c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan;

Page 6: PERATURAN DAERAH

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan

berkelanjutan.

BAB III

RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNA DAERAH

PASAL 3

(1) Perencanaan Pembangunan Daerah mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan daerah yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah kabupaten Serdang Badagai.

(2) Perencanaan Pembangunan Daerah sebagiamana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), mengasilkan;a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah);b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah);c. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD);d. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD);

dane. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).

PASAL 4

(1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) huruf a, memuat visi, misi dan arah pembanguan jangka panjang daerah dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi

(2) RPJP Daerah ditetapka denga Peraturan Daerah.

PASAL 5

(1) RPJM Daerah sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) huruf d peraturan daerah ini, merupakan suatu dokumen perncanaan pembangunan daerah untuk priode 5 (lima) tahun sebagai penjabaran dari visi, misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJM Daerah Provinsi, kondisi lingkungan strategis daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM Daerah sebelumnya.

(2) RPJM Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(3) RPJM Daerah sebagimana dimaksud pada ayat (1), dipergunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD dan dijabarkan dalam RKPD.

(4) RPJM Daerah ditetapkan dengan Pereturan Daerah

Page 7: PERATURAN DAERAH

Pasal 6

(1) Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) huruf c peraturan daerah ini, merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan satuan kerja perangkat daerah untuk priode 5 (lima) tahun.

(2) Renstra SKPD sebagimana dimaksud pada ayat (1), memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengantugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

(3) Renstra SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah.

Pasal 7

(1) RKPD sebagimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) huruf d peraturan daerah ini, merupakan suatu dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk priode 1 (satu) tahun, sebagai penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu kepada RKP dan RKPD Provinsi yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(2) RKPD sebagimana dimaksud pada ayat (1), dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan Renja SKPD dan dijadikan pedoman dalam penyusunan kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara

(3) RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 8

(1) Renja SKPD sebagaimana dalam pasal 3 ayat (2) huruf e peraturan daerah ini, merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk priode 1 (satu) tahun, disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKPD.

(2) Renja SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat kebijakan program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(3) Renja SKPD sebagimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan sebagai pedoman bagi penyusun Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yang bersangkutan.

BAB IVPENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bagian PertamaRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Pasal 91) Kepala Bappeda menyiapkan Rancangan Awal RPJP Daerah.

Page 8: PERATURAN DAERAH

2) Rancangan Awal RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),disusun dengan menggunakan pendekatan antara lain:

a.pemikiran-pemikiran visioner untuk periode jangka panjang,kondisi demografi,iklim,sumber daya alam,social,ekonomi,budaya,dan keamanan;dan/atau

b. hasil evaluasi pembangunan selama periode jangka panjang yang sedang berjalan.3) Rancangan Awal RPJP Daerah menjadi bahan bagi Musrenbang Jangka Panjang Daerah.

Pasal 10

(1) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Daerah untuk memperoleh masukan sebagai bahan penyempurnaan Rancangan RPJP Daerah periode yang direncanakan.

(2) Musrenbang Jangka Panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintah daerah,DPRD,Forum Delegasi Musrenbang,unsure masyarakat lainnya,serta perwakilan Bappeda Provinsi.

(3) Musrenbang Jangka Panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2),diselenggarakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya RPJP Daerah yang berlaku.

Pasal 11

(1) Kepala Bappeda menyusun Rancangan Akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1).

(2) Kepala Bappeda menyampaikan Rancangan Akhir RPJPD kepada Bupati untuk diajukan sebagai Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD.

(3) Arah pembangunan daerah dalam dokumen RPJP Daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah menjadi acuan penyusunan RPJM Daerah.

(4) RPJM Daerah dapat disahkan menjadi Peraturan Daerah setelah atau bersamaan dengan pengesahan peraturan daerah tentang RPJP Daerah.

Bagian KeduaRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Pasal 12

(1) Kepala Beppeda menjabarkan visi,misi,dan program prioritas Bupati ke dalam Rancangan Awal RPJM Daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi sesui kondisi dan karakteristik daerah.

(2) Rancangan Awal RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),memperhatikan hasil pencapaian pembangunan yang ditetapkan dalam RPJM Daerah periode sebelumnya.

Page 9: PERATURAN DAERAH

(3) Kepala Bappeda menyelenggarakan Konsultasi Publik untuk menerima masukan atas Rancangan Awal RPJM Daerah dari masyarakat.

(4) Rancangan Awal RPJM Daerah yang telah melalui proses Konsultasi Publik menjadi pedoman SKPD untuk menyusun Rancangan Awal RPJM Daerah.

Pasal 13

(1) Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan berpedoman pada Rancangan Awal RPJM Daerah.

(2) Rancangan Renstra SKPD memuat visi,misi,tujuan,strategi,kebijakan,program,dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD Sistematis penulisannya,paling sedikit mencakup:

a. Pendahuluanb. Gambaran Pelayanan SKPDc. Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsid. Visi,misi,tujuan,dan sasaran,strategi dan kebijakane. Rencana program ,kegiatan,indicator kinerja,kelompok sasaran dan pendanaan indikatiff. Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJM

(3) Tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini,merupakan penjabaran dari visi SKPD dan di lengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai.

(4) Strategi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini,dijabarkan kedalam kebijakan,program,kegiatan,dan rencana indicator kinerja yang hendak dicapai.

(5) Indikator kinerja untuk program dinyatakan dalam sasaran hasil(outcomes) dan untuk kegiatan dinyatakan dalam sasaran keluaran (output)

(6) Rancangan Renstra SKPD disampaikan ke Beppeda untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJM Daerah.

Pasal 14

(1) Kepala Beppeda menyempurnakan Rancangan Awal RPJMD menjadi Rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan Rancangan Renstra SKPD.

(2) Rancangan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan utama dalam Musrenbang Jangka Menengah Daerah.

(3) Kepala Beppeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Daerah untuk memperoleh masukan sebagai bahan penyempurnaan Rancangan RPJM Daerah.

(4) Musrenbang Jangka Menengah Daerah diselenggarakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah Bupati dilantik.

Pasal 15

Page 10: PERATURAN DAERAH

(1) Rancangan Akhir RPJM Daerah disusun berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah yang memuat strategi pembangunan daerah,kebijakan umum,program pembangunan daerah,dan kebijakan keuangan daerah.

(2) Program pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,meliputi program SKPD,program lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka investasi pemerintah.

(3) Rencana kegiatan memuat,keluaran,dan manfaat serta sumber daya yang diperlukan yang bersifat indikatif.

(4) Ruang fisik sebagai akibat program dalam kerangka regulasi dan kerangka investasi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan rencana tata ruang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Rancangan Renstra SKPD disesuaikan dengan RPJM Daerah yang telah di tetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dan kemudian ditetapkan menjadi Renstra SKPD dengan keputusan Kepala SKPD setelah direkomendasikan oleh Kepala Beppeda.

Bagian KetigaRencana Pembangunan Tahunan Daerah

Pasal 16

(1) Kepala Beppeda menyiapkan rancangan awal RKPD yang didasarkan pada indikator pembangunan dengan mengacu pada:a. Prakiraan maju yang telah disetujui pada tahun sebelumnya;b. Evaluasi pencapaian RPJMD sampai dengan tahun berjalan;c. Sumber daya yang tersedia ;d. Kondisi actual daerah;

(1) Rancangan awal RKPD sebagaimana yang di maksud pada ayat 1 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah;arah kebijakan keuangan daerah;arah prioritas pembangunan daerah ;rancangan pagu indikatif setiap SKPD untuk tahun yang direncanakan.

Pasal 17Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah pemangku kepentingan desa/kelurahan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.

Pasal 18(1) Musrenbang desa/Kelurahan,dilaksanakan paling lambat minggu ketiga Januari pada setiap

tahunnya atau disesuaikan dengan kondisi Desa/Kelurahan masing-masing.(2) Data informasi yang siapkan dalam pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan meliputi:

a. Daftar prioritas Masalah (kebutuhan) yang dijaring dari masyarakat;

Page 11: PERATURAN DAERAH

b. Profil Desa atau Peta Potensi desa/kelurahan (peta kerawanan kemiskinan,pengangguran dan lain-lain);

c. Evaluasi pelaksanaan pembangunan desa/kelurahan;d. Informasi dari Pemerintah Daerah tentang Perkiraan Jumlah Dana Alokasi Desa/Kelurahan

yang akan di alokasikan kepada desa/kelurahan yang bersangkutan;e. Informasi dari Pemerintah Kabupaten Daerah tentang isu-isu strategis daerah;f. Informasi tentang jumlah usulan yang di hasilakn pada forum sejenis di tahun sebelumnya

yang terealisasikan.(3) Peserta Musrenbang Desa/Kelurahan adalah perwakilan komponen masyarakat yang berada

didesa /kelurahan,seperti:a. Ketua-Ketua RT/RW;b. Kepala Dusun;c. Perangkat Desa/Kelurahan;d. Badan Permusyawaratan Desa;e. Kelompok Tani/Nelayan;f. Kelompok Perempuan;g. Kelompok Pemuda;h. Organisasi Masyarakat;i. Pengusaha;j. LSM yang beraktifitas di wilayah desa;k. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat;

Peserta lain yang telah disetujui oleh Panitia Penyelenggara Musrenbang Desa/Kelurahan.

(4) Jumlah peserta yang di maksud pada ayat (4) huruf e sampai dengan k ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Musrenbang Desa/Kelurahan.

Pasal 19

(1) Musrenbang Desa/Kelurahan menghasilkan Dokumen Hasil Musrenbang Desa/Kelurahan yang berisi usulan kegiatan prioritas pembangunan desa/kelurahan.

(2) Musrenbang Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal ini,menetapkan 3 (tiga) orang Delegasi Masyarakat Desa/Kelurahan yang dipilih oleh masyarakat peserta Musrenbang Desa/Kelurahan,yang akan mengikuti Musrenbang Kecamatan.

(3) Berita Acara Musrenbang Desa/Kelurahan yang telah di sahkan oleh Kepala Desa/Lurah dan di setujui oleh Ketua BPD dan perwakilan Delegasi Desa,merupakan bahan utama Musrenbang Kecamatan.

Pasal 20

Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah pemangku kepentingan tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati

Page 12: PERATURAN DAERAH

kegiatan lintas desa/kelurahan dikecamatan tersebut sebagai salah satu bahan dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutanya.

Pasal 21(1) Musrenbang Kecamatan,dilaksanakan paling lambat minggu ketiga bulan Pebruari pada setiap

tahunnya atau di sesuaikan dengan kondisi Kecamatan masing-masing.(2) Data dan informasi yang disiapkan dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan meliputi:

a. Dokumen Hasil Musrenbang Desa/Keluran;b. Draf Rencana Kerja dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten;c. Daftar Prioritas Masalah (kebutuhan) yang di jarring dari masyarakat oleh kecamatan;d. Peta Potensi Kecamatan (pete kerawanan kemiskinan,pengangguran dan lain-lain);e. Evaluasi pelaksanaan pembangunan Kecamatan;f. Informasi dan Pemerintah kabupaten tentang isu-isu strategis daerah;g. Informasi tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis di tahun sebelumnya

yang belum terealisasikan.(3) Peserta Musrenbang Kecamatan adalah individu atau kelompok yang merupakan wakil dari

desa/kelurahn dan wakil dari kelompok-kelompok masyarakat yang beroperasi dalam skala kecamatan dan perwakilan sejumlah satuan kerja perangkat daerah sebagai Narasumber serta Anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan bersangkutan.

Pasal 22(1) Kecamatan dengan difasilitasi oleh Beppeda menyelenggarakan Musrenbang kecamatan dalam

rangka mensinergikan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan tentang daftar prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksnakan melalui SKPD dan/atau kecamatan.

(2) Musrenbang Kecamatan menghasilkan Daftar Prioritas Kegiatan Pembangunan di wilayah kecamatan menurut fungsi/SKPD atau gabunagn SKPD.

(3) Musrenbang Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini,menetapkan tiga Delegasi Masyarakat Kecamatan yang di pilih oleh peserta Musrenbang Kecamatan,yang akan mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten.

(4) Dokumen Hasil Musrenbang Kecamatan di sampaikan kepada Beppeda untuk selanjutnya menjadi bahan utama dalam forum SKPD.

Pasal 23(1) SKPD menyusun Renja SKPD.

(2) Rancangan Renja SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah ,Renstra SKPD,hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya,masalah yang di hadapi dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat.

(3) Sistematika penyusunan Renja SKPD paling sedikit memuat:a. Pendahuluan

Page 13: PERATURAN DAERAH

b. Evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun laluc. Tujuan,sasaran,program dan kegiatand. Indikator kenerja dan kelompok sasaran yang mengganbarkan pencapaian Renstra SKPD e. Dana indikatif beserta sumbernya serta perkiraan maju berdasarkan pagu indikatiff. Penutup

(4) Rancangan Renja SKPD memuat hasil identifikasi program dan kegiatan dirinci menurut kecamatan dan desa/kelurahan serta perkiraan sumber pendanaanya

(5) Rancangan Renja SKPD di bahas dalam Forum SKPD yang di selenggarakan bersama antar pemangku kepentinagn untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan.

(6) Forum SKPD di bahas pada minggu kesatu Maret atau setelah selesai Musrenbang Kecamatan yang membahas daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan menurut fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang didanai melalui APBD maupun sumber pendanaan lainnya.

(7) Peserta Forum SKPD terdiri dari para delegasi kecamatan,perwakilan institusi/organisasi/perguruan tinggi,DPRD atau kelompok masyarakat tingkat kabupaten yang terkait langsung dengan fungsi/SKPD atau gabunagan SKPD yang bersangkutan serta anggota Forum SKPD.

Page 14: PERATURAN DAERAH