235
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 6 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pelayanan pemerintahan desa yang dapat menumbuhkan partisipasi, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat, serta mampu mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, Pemerintahan Kabupaten Bogor telah membentuk Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa; b. bahwa..... SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR … Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 297); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2003

  • Upload
    ledang

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

NOM0R : 6 TAHUN : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORNOMOR 6 TAHUN 2015

TENTANGDESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI BOGOR,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkanpenyelenggaraan dan pelayananpemerintahan desa yang dapatmenumbuhkan partisipasi,demokratisasi dan pemberdayaanmasyarakat, serta mampumengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat, Pemerintahan KabupatenBogor telah membentuk Peraturan DaerahNomor 9 Tahun 2006 tentang Desa;

b. bahwa.....

SALINAN

- 2 -

b. bahwa dengan telah diberlakukannyaUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa dan Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 6Tahun 2014 tentang Desa, PeraturanDaerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun2006 tentang Desa sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu ditinjau;

c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf adan huruf b, perlu membentuk PeraturanDaerah tentang Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam LingkunganPropinsi Djawa Barat (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8)sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 4 Tahun 1968tentang Pembentukan KabupatenPurwakarta dan Kabupaten Subangdengan Mengubah Undang-UndangNomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-Daerah Kabupatendalam Lingkungan Propinsi DjawaBarat (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1968 Nomor 31,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 2851);

3. Undang-Undang.....

- 3 -

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999tentang Penyelenggaraan Negara yangBersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi danNepotisme (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5494);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 7,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5495)

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 224, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah

Lembaran negara...

- 4 -

(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun2007 tentang Pedoman OrganisasiPerangkat Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor89, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2008 tentang Kecamatan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 40, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4826);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun2014 tentang Peraturan PelaksanaanUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 123,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5539);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun2014 tentang Dana Desa yang Bersumberdari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 168)sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun2015 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2014tentang Dana Desa yang Bersumber dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lembaran negara...

- 5 -

(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 88, TambahanLembaran Negara Nomor 5694);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor111 Tahun 2014 tentang Pedoman TeknisPeraturan di Desa (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor112 Tahun 2014 tentang PemilihanKepala Desa (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 2092);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor113 Tahun 2014 tentang PengelolaanKeuangan Desa (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor114 Tahun 2014 tentang PedomanPembangunan Desa (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor2094);

16. Peraturan Menteri Desa, PembangunanDaerah Tertinggal dan TransmigrasiNomor 1 Tahun 2015 tentang PedomanKewenangan Berdasarkan Hak Asal Usuldan Kewenangan Lokal Berskala Desa(Berita Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 158);

17. Peraturan Menteri Desa, PembangunanDaerah Tertinggal dan TransmigrasiNomor 2 Tahun 2015 tentang PedomanTata Tertib dan Mekanisme PengambilanKeputusan Musyawarah Desa

Berita negara...

- 6 -

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 159);

18. Peraturan Menteri Desa, PembangunanDaerah Tertinggal dan TransmigrasiNomor 3 Tahun 2015 tentangPendampingan Desa (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015Nomor 160);

19. Peraturan Menteri Desa, PembangunanDaerah Tertinggal dan TransmigrasiNomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,Pengurusan dan Pengelolaan danPembubaran Badan Usaha Milik Desa(Berita Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 296);

20. Peraturan Menteri Desa, PembangunanDaerah Tertinggal dan TransmigrasiNomor 5 Tahun 2015 tentang PenetapanPrioritas Penggunaan Dana Desa Tahun2015 (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 297);

21. Peraturan Daerah Kabupaten BogorNomor 3 Tahun 2003 tentangPembentukan Kecamatan (LembaranDaerah Kabupaten Bogor Tahun 2003Nomor 127, Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Bogor Nomor 8);

22. Peraturan Daerah Kabupaten BogorNomor 9 Tahun 2008 tentangSusunan dan Kedudukan OrganisasiPerangkat Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

23.peraturan daerah...

- 7 -

23. Peraturan Daerah Kabupaten BogorNomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasidan Tata Kerja Kecamatan (LembaranDaerah Kabupaten Bogor Tahun 2008Nomor 24);

24. Peraturan Daerah Kabupaten BogorNomor 9 Tahun 2011 tentang LembagaKemasyarakatan di Desa dan Kelurahan(Lembaran Daerah Kabupaten BogorTahun 2011 Nomor 57);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN BOGOR

dan

BUPATI BOGOR

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksuddengan:

1. Menteri adalah menteri yang menanganiDesa.

2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.

3. Daerah adalah Kabupaten Bogor.

4.pemerintah...

- 8 -

4. Pemerintah Daerah adalah PemerintahKabupaten Bogor.

5. Bupati adalah Bupati Bogor.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yangselanjutnya disingkat DPRD, adalah DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor.

7. Kecamatan adalah bagian wilayah dariDaerah yang dipimpin oleh camat.

8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukumyang memiliki batas wilayah yang berwenanguntuk mengatur dan mengurus urusanpemerintahan, kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan prakarsa masyarakat,hak asal usul, dan/atau hak tradisional yangdiakui dan dihormati dalam sistempemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

9. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desayang mempunyai wewenang, tugas dankewajiban untuk menyelenggarakan rumahtangga Desanya dan melaksanakan tugasdari Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

10. Badan Permusyawaratan Desa, yangselanjutnya disingkat BPD, adalah lembagayang melaksanakan fungsi pemerintahanyang anggotanya merupakan wakil daripenduduk Desa berdasarkan keterwakilanwilayah dan ditetapkan secara demokratis.

11. Pemerintah Desa adalah kepala Desa dibantuperangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Desa.

12. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraanurusan pemerintahan dan kepentingan

Masyarakat...

- 9 -

masyarakat setempat dalam sistempemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desasetelah dibahas dan disepakati bersamaBadan Permusyawaratan Desa.

14. Peraturan Kepala Desa adalah peraturanyang ditetapkan oleh Kepala Desa danbersifat mengatur.

15. Keputusan Kepala Desa adalah penetapanyang bersifat konkrit, individual dan final.

16. Penataan Wilayah Desa adalah tindakanpenyelarasan ruang wilayah dengan caramenyatukan atau meniadakan sebagianwilayah desa menjadi bagian desa tertentuatau lainnya dalam upaya peningkatanpembangunan dan pelayanan kepadamasyarakat.

17. Pembentukan Desa adalah penggabunganbeberapa desa atau bagian desa yangbersandingan atau pemekaran dari satu desamenjadi dua desa atau lebih ataupembentukan desa di luar desa yang telahada.

18. Penghapusan Desa adalah tindakanmeniadakan desa yang ada sebagai akibattidak lagi memenuhi persyaratan.

19. Penggabungan Desa adalah penyatuan duadesa atau lebih menjadi desa baru.

20. Pemilihan Kepala Desa secara serentakadalah pemilihan kepala Desa yang

Dilaksanakan...

- 10 -

dilaksanakan pada hari yang sama di seluruhdesa di Daerah.

21. Pemilihan Kepala Desa antarwaktu adalahpemilihan kepala desa yang dilaksanakanakibat adanya pemberhentian Kepala Desasebelum berakhir masa jabatan dengan sisamasa jabatan lebih dari 1 (satu) tahun.

22. Panitia Pemilihan Kepala Desa, yangselanjutnya disebut Panitia Pemilihan, adalahpanitia yang dibentuk BPD untukmelaksanakan pemilihan Kepala Desa.

23. Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu,yang selanjutnya disebut Panitia PemilihanAntarwaktu, adalah panitia yang dibentukoleh BPD dalam musyawarah desa untukmenyelenggarakan proses Pemilihan KepalaDesa Antarwaktu.

24. Calon Kepala Desa adalah bakal calon KepalaDesa yang telah ditetapkan oleh panitiapemilihan sebagai calon yang berhak dipilihmenjadi Kepala Desa.

25. Calon Kepala Desa Terpilih, yang selanjutnyadisebut Calon Terpilih, adalah calon KepalaDesa yang memperoleh suara terbanyakdalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

26. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabatyang diangkat oleh pejabat yang berwenanguntuk melaksanakan tugas, hak danwewenang serta kewajiban Kepala Desadalam kurun waktu tertentu.

27. Pemilih adalah penduduk desa yangbersangkutan dan telah memenuhipersyaratan untuk menggunakan hakpilih dalam pemilihan Kepala Desa.

28. Daftar....

- 11 -

28. Daftar Pemilih Sementara, yang selanjutnyadisingkat DPS, adalah daftar pemilih yangdisusun berdasarkan data Daftar PemilihTetap Pemilihan Umum terakhir yang telahdiperbaharui dan dicek kembali ataskebenarannya serta ditambah dengan pemilihbaru.

29. Daftar Pemilih Tambahan, yang selanjutnyadisebut DPTam, adalah daftar pemilih yangdisusun berdasarkan usulan dari pemilihkarena yang bersangkutan belum terdaftardalam DPS.

30. Daftar Pemilih Tetap, yang selanjutnyadisingkat DPT, adalah daftar pemilih yangtelah ditetapkan oleh Panitia Pemilihansebagai dasar penentuan identitas pemilihdan jumlah pemilih dalam pemilihan KepalaDesa.

31. Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa, yangselanjutnya disebut Pendaftaran, adalahtahapan kegiatan yang dilakukan oleh panitiapemilihan kepala desa untuk mendapatkanbakal calon Kepala Desa.

32. Penelitian Kelengkapan Administrasi BakalCalon Kepala Desa, yang selanjutnya disebutPenelitian, adalah tahapan kegiatan yangdilakukan oleh Panitia Pemilihan untukmendapatkan calon Kepala Desa.

33. Kampanye adalah suatu kegiatan yangdilakukan oleh Calon Kepala Desa untukmeyakinkan para pemilih dalam rangkamendapatkan dukungan.

34. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnyadisingkat TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.

35. Perangkat....

- 12 -

35. Perangkat Desa adalah sekretariat desa,pelaksana kewilayahan dan pelaksana teknis.

36. Musyawarah Desa adalah musyawarahantara BPD, Pemerintah Desa dan unsurmasyarakat yang diselenggarakan oleh BPDuntuk menyepakati hal yang bersifatstrategis.

37. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalahupaya mengembangkan kemandirian dankesejahteraan masyarakat denganmeningkatkan pengetahuan, sikap,keterampilan, perilaku, kemampuan,kesadaran, serta memanfaatkan sumber dayamelalui penetapan kebijakan, program,kegiatan dan pendampingan yang sesuaidengan esensi masalah dan prioritaskebutuhan masyarakat Desa.

38. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembagayang dibentuk oleh masyarakat sesuaidengan kebutuhan dan merupakan mitrapemerintah desa dalam memberdayakanmasyarakat.

39. Unsur masyarakat adalah kelompok-kelompok masyarakat Desa yang masing-masing kelompok memiliki kepentingan yangsama serta keterkaitan satu sama lainsebagai anggota kelompok.

40. Tokoh masyarakat adalah tokoh adat, tokohkeagamaan, tokoh pendidikan dan tokohmasyarakat lainnya.

41. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,yang selanjutnya disingkat APBD, adalahrencana keuangan tahunan pemerintahandaerah yang dibahas dan disetujui bersama

oleh....

- 13 -

oleh Pemerintah Daerah dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkandengan Peraturan Daerah.

42. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalahrencana keuangan tahunan PemerintahanDesa.

43. Kekayaan Desa adalah barang milik Desayang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeliatau diperoleh atas beban APB Desa atauperolehan hak lainnya yang sah.

44. Barang Milik Desa adalah kekayaan milikDesa berupa barang bergerak dan barangtidak bergerak.

45. Keuangan Desa adalah semua hak dankewajiban Desa yang dapat dinilai denganuang serta segala sesuatu berupa uang danbarang yang berhubungan denganpelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

46. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebutBUM Desa, adalah badan usaha yang seluruhatau sebagian besar modalnya dimiliki olehDesa melalui penyertaan secara langsungyang berasal dari kekayaan Desa yangdipisahkan guna mengelola aset, jasapelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

47. Dana Desa adalah dana yang bersumberdari anggaran pendapatan dan belanjanegara yang diperuntukkan bagi Desa yangditransfer melalui APBD dan digunakanuntuk membiayai penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaanpembangunan, pembinaan kemasyarakatandan pemberdayaan masyarakat.

48. Alokasi....

- 14 -

48. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkatADD, adalah dana perimbangan yangditerima Daerah dalam Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah setelah dikurangi DanaAlokasi Khusus.

49. Bendahara Desa adalah unsur stafsekretariat desa yang membidangi urusanadministrasi keuangan untukmenatausahakan keuangan desa.

50. Pembangunan Desa adalah upayapeningkatan kualitas hidup dan kehidupanuntuk sebesar-besarnya kesejahteraanmasyarakat Desa.

51. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yangmempunyai kegiatan utama pertanian,termasuk pengelolaan sumber daya alamdengan susunan fungsi kawasan sebagaitempat permukiman perdesaan, pelayananjasa pemerintahan, pelayanan sosial dankegiatan ekonomi.

52. Rencana Pembangunan Jangka MenengahDesa, yang selanjutnya disingkat RPJM Desa,adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desauntuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

53. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yangselanjutnya disebut RKP Desa, adalahpenjabaran dari RPJM Desa untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun.

54. Kerjasama Desa adalah suatu bentukkerjasama antara suatu desa dengan desayang lain dan/atau kerjasama antara desadengan pihak ketiga.

55. Swadaya Masyarakat adalah kemampuandari suatu kelompok masyarakat

dengan....

- 15 -

dengan kesadaran dan inisiatif sendirimengadakan ikhtiar ke arah pemenuhankebutuhan jangka pendek maupun jangkapanjang yang dirasakan dalam kelompokmasyarakat itu.

56. Partisipasi Masyarakat adalah kemampuandari suatu kelompok masyarakat dengankesadaran dan inisiatif sendiri untuk ikutserta bekerja sama tanpa adanya paksaan.

57. Gotong Royong adalah bentuk kerjasamayang spontan dan sudah melembaga sertamengandung unsur-unsur timbal balik yangbersifat sukarela antara warga desa denganPemerintah Desa untuk memenuhikebutuhan yang insidentil maupunberkesinambungan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan bersama.

58. Pihak Ketiga adalah Departemen/LembagaPemerintah Non Departemen atau sebutanlain, perusahaan swasta yang berbadanhukum, Badan Usaha Milik Negara, BadanUsaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, danlembaga di dalam negeri lainnya yangberbadan hukum.

59. Sumbangan Pihak Ketiga kepada desa adalahpemberian pihak ketiga kepada desa secaraikhlas, tidak mengikat, baik berbentuk uangatau yang disamakan dengan uang maupunbarang bergerak atau barang tidak bergerak.

60. Tunjangan adalah jumlah penerimaan yangdiberikan berdasarkan keadaan yang bersifatkhusus.

61. Pembinaan adalah pemberian pedoman,standar pelaksanaan, perencanaan,

penelitian....

- 16 -

penelitian, pengembangan, bimbingan,pendidikan dan pelatihan, konsultasi,supervisi, monitoring, pengawasan umumdan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraanPemerintahan Desa.

62. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimanadimaksud dalam ketentuan peraturanperundang-undangan yang mengatur tentangtindak pidana korupsi.

63. Kolusi adalah permufakatan atau kerja samasecara melawan hukum antar PenyelenggaraNegara atau antara Penyelenggara Negaradan pihak lain yang merugikan orang lain,masyarakat, dan/atau Negara.

64. Nepotisme adalah setiap perbuatanPenyelenggara Negara secara melawanhukum yang menguntungkan kepentingankeluarganya dan/atau kroninya di ataskepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II

DASAR, ASAS DAN TUJUAN

Bagian Kesatu

Dasar

Pasal 2

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaankemasyarakatan Desa, dan pemberdayaanmasyarakat Desa berdasarkan Pancasila,Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, Negara KesatuanRepublik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Bagian Kedua....

- 17 -

Bagian Kedua

Asas

Pasal 3

Pengaturan Desa berasaskan:

a. rekognisi;

b. subsidiaritas;

c. keberagaman;

d. kebersamaan;

e. kegotongroyongan;

f. kekeluargaan;

g. musyawarah;

h. demokrasi;

i. kemandirian;

j. partisipasi;

k. kesetaraan;

l. pemberdayaan; dan

m. keberlanjutan.

Bagian Ketiga

Tujuan

Pasal 4

Pengaturan Desa bertujuan:

a. memberikan pengakuan danpenghormatan atas Desa yang sudahada dengan keberagamannya sebelumdan sesudah terbentuknya NegaraKesatuan Republik Indonesia;

b. memberikan....

- 18 -

b. memberikan kejelasan status dan kepastianhukum atas Desa dalam sistemketatanegaraan Republik Indonesia demimewujudkan keadilan bagi seluruh rakyatIndonesia;

c. melestarikan dan memajukan adat, tradisi danbudaya masyarakat Desa;

d. mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasimasyarakat Desa untuk pengembanganpotensi dan aset Desa guna kesejahteraanbersama;

e. membentuk Pemerintahan Desa yangprofesional, efisien dan efektif, terbuka sertabertanggung jawab;

f. meningkatkan pelayanan publik bagi wargamasyarakat Desa guna mempercepatperwujudan kesejahteraan umum;

g. meningkatkan ketahanan sosial budayamasyarakat Desa guna mewujudkanmasyarakat Desa yang mampu memeliharakesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanannasional;

h. memajukan perekonomian masyarakat Desaserta mengatasi kesenjangan pembangunannasional; dan

i. memperkuat masyarakat Desa sebagai subjekpembangunan.

BAB III

KEDUDUKAN DAN NAMA DESA

Pasal 5

(1) Desa berkedudukan di wilayah Daerah.

(2) Nama....

- 19 -

(2) Nama-nama desa yang sudah ada sebelumperaturan daerah ini ditetapkan masih tetapberlaku.

(3) Perubahan nama-nama desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganPeraturan Daerah.

BAB IV

PENATAAN DESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah dapat melakukanpenataan Desa.

(2) Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bertujuan:

a. mewujudkan efektivitas penyelenggaraanPemerintahan Desa;

b. mempercepat peningkatan kesejahteraanmasyarakat Desa;

c. mempercepat peningkatan kualitaspelayanan publik;

d. meningkatkan kualitas tata kelolaPemerintahan Desa; dan

e. meningkatkan daya saing Desa.

(3) Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

a. pembentukan desa;

b. penghapusan desa;

c. penggabungan desa;

d. perubahan....

- 20 -

d. perubahan status desa; dan

e. penetapan desa.

Bagian Kedua

Pembentukan Desa

Pasal 7

(1) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 ayat (3) huruf a merupakantindakan mengadakan desa baru di luar desayang ada.

(2) Pembentukan desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1), mempertimbangkan prakarsamasyarakat Desa, asal usul, adat istiadat,kondisi sosial budaya masyarakat Desa sertakemampuan dan potensi Desa.

(3) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

Pasal 8

(1) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 dapat diprakarsai olehPemerintah Daerah.

(2) Prakarsa pembentukan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berdasarkan atashasil evaluasi tingkat perkembanganPemerintahan Desa.

(3) Pembentukan Desa oleh Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa:

a. pemekaran dari 1 (satu) Desa menjadi 2(dua) Desa atau lebih ;atau

b. penggabungan....

- 21 -

b. penggabungan bagian Desa dari Desa yangbersanding menjadi 1 (satu) Desa ataupenggabungan beberapa Desa menjadi1 (satu) Desa baru.

Pasal 9

(1) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 harus memenuhi syarat:

a. batas usia Desa induk paling sedikit 5(lima) tahun terhitung sejakpembentukan;

b. jumlah penduduk paling sedikit 6.000(enam ribu) jiwa atau 1.200 (seribu duaratus) kepala keluarga;

c. wilayah kerja yang memiliki aksestransportasi antarwilayah;

d. sosial budaya yang dapat menciptakankerukunan hidup bermasyarakat sesuaidengan adat istiadat Desa;

e. memiliki potensi yang meliputi sumberdaya alam, sumber daya manusia dansumber daya ekonomi pendukung;

f. batas wilayah Desa yang dinyatakandalam bentuk peta Desa yang telahditetapkan dalam peraturan Bupati;

g. sarana dan prasarana bagi PemerintahanDesa dan pelayanan publik; dan

h. tersedianya dana operasional,penghasilan tetap dan tunjangan lainnyabagi perangkat Pemerintah Desa sesuai

dengan....

- 22 -

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atauyang disebut dengan nama lain yangdisesuaikan dengan asal usul, adat istiadat,dan nilai sosial budaya masyarakat Desa.

(3) Jika pembentukan desa baru mengakibatkandesa asal tidak memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (1), makapembentukan desa baru tidak dapatdilakukan.

(4) Desa yang tidak lagi memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdihapus atau digabung.

(5) Desa yang pada saat berlakunya PeraturanDaerah ini tidak memenuhi syaratsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdipertahankan setelah dilakukan pengkajiandari berbagai aspek.

Pasal 10

(1) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 dilakukan melalui Desapersiapan.

(2) Desa persiapan merupakan bagian dariwilayah Desa induk.

(3) Desa persiapan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat ditingkatkan statusnyamenjadi Desa dalam jangka waktu 1 (satu)sampai 3 (tiga) tahun.

(4) Peningkatan status sebagaimanadimaksud pada ayat (3)dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi.

Pasal 11....

- 23 -

Pasal 11

Pemerintah daerah dalam melakukanpembentukan desa melalui pemekaran desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)huruf a wajib mensosialisasikan rencanapemekaran Desa kepada Pemerintah Desa indukdan masyarakat Desa yang bersangkutan.

Pasal 12

(1) Rencana pemekaran Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf adibahas oleh BPD induk dalam musyawarahDesa untuk mendapatkan kesepakatan.

(2) Hasil kesepakatan musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadibahan pertimbangan dan masukan bagiBupati dalam melakukan pemekaran Desa.

(3) Hasil kesepakatan musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan secara tertulis oleh BPD kepadaBupati.

Pasal 13

(1) Bupati setelah menerima hasil kesepakatanmusyawarah Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 ayat (3) membentuk timpembentukan Desa persiapan, sertatembusan keputusan pembentukan timdisampaikan kepada DPRD.

(2) Tim pembentukan Desa persiapansebagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit terdiri atas:

a. unsur....

- 24 -

a. unsur pemerintah daerah yangmembidangi pemerintahan danpemberdayaan masyarakat Desa,perencanaan pembangunan daerah,peraturan perundang-undangan, camat;dan

b. unsur akademisi dibidang pemerintahan,perencanaan pengembangan wilayah,pembangunan dan sosial kemasyarakatan.

(3) Tim pembentukan Desa persiapanmempunyai tugas melakukan verifikasipersyaratan pembentukan Desa.

(4) Hasil tim pembentukan Desa persiapansebagaimana dimaksud pada ayat (3)dituangkan ke dalam bentuk rekomendasiyang menyatakan layak-tidaknya dibentukDesa persiapan.

(5) Dalam hal rekomendasi Desa persiapandinyatakan layak, Bupati menetapkanPeraturan Bupati tentang pembentukan Desapersiapan.

Pasal 14

Desa persiapan sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (5) dapat ditingkatkan statusnyamenjadi Desa dalam jangka waktu paling lama 3(tiga) tahun sejak ditetapkan sebagai Desapersiapan.

Pasal 15

(1) Bupati menyampaikan PeraturanBupati sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (5) kepada Gubernuruntuk mendapatkan kode register Desapersiapan dalam bentuk Surat Gubernur.

(2) Surat....

- 25 -

(2) Surat Gubernur sebagaimana dimaksud padaayat (1) dijadikan dasar bagi Bupati untukmengangkat penjabat kepala Desa persiapan.

(3) Penjabat Kepala Desa persiapan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) berasal dari unsurPegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerahuntuk masa jabatan paling lama 1 (satu)tahun dan dapat diperpanjang paling banyak2 (dua) kali dalam masa jabatan yang sama.

(4) Penjabat Kepala Desa persiapan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) bertanggung jawabkepada Bupati melalui Kepala Desainduknya.

(5) Penjabat Kepala Desa persiapan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) mempunyai tugasmelaksanakan pembentukan Desa persiapan,meliputi:

a. penetapan batas wilayah Desa sesuaidengan kaidah kartografis;

b. pengelolaan anggaran operasional Desapersiapan yang bersumber dari APB Desainduk;

c. pembentukan struktur organisasi;

d. pengangkatan perangkat Desa;

e. penyiapan fasilitas dasar bagi pendudukDesa;

f. pembangunan sarana dan prasaranaPemerintahan Desa;

g. pendataan bidang kependudukan, potensiekonomi, inventarisasi pertanahan sertapengembangan sarana ekonomi,pendidikan dan kesehatan; dan

h. pembukaan....

- 26 -

h. pembukaan akses perhubungan antar-Desa.

(6) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimanadimaksud pada ayat (5), Penjabat KepalaDesa mengikutsertakan partisipasimasyarakat Desa.

Pasal 16

(1) Penjabat Kepala Desa persiapan melaporkanperkembangan pelaksanaan Desa persiapansebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat(5) kepada:

a.kepala Desa induk; dan

b.Bupati, melalui camat.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan secara berkala setiap 6 (enam)bulan.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)menjadi bahan pertimbangan dan masukanbagi Bupati.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan oleh Bupati kepada Timpembentukan Desa persiapan untuk dikajidan diverifikasi.

(5) Apabila hasil kajian dan verifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (4)dinyatakan Desa persiapan tersebutlayak menjadi Desa, Bupati menyusunrancangan peraturan daerah tentangpembentukan Desa persiapan menjadi Desa.

Pasal 17....

- 27 -

Pasal 17

(1) Apabila hasil kajian dan verifikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(4) menyatakan Desa persiapan tersebut tidaklayak menjadi Desa, Desa persiapan dihapusdan wilayahnya kembali ke Desa induk.

(2) Penghapusan dan pengembalian Desapersiapan ke Desa induk sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganPeraturan Bupati.

(3) Penjabat Kepala Desa dan Perangkat Desapada Desa Persiapan diberhentikan sejakditetapkannya Peraturan Bupati sebagaimanadimaksud pada ayat (2).

Bagian Ketiga

Penghapusan Desa

Pasal 18

Desa dapat dihapus karena bencana alamdan/ atau terdapat kepentingan programdaerah/ nasional yang strategis.

Pasal 19

(1) Penghapusan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 merupakan tindakanmenghapuskan desa yang ada.

(2) Pemerintah Daerah dalam memprakarsaipenghapusan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berdasarkan atas hasil evaluasitingkat perkembangan Pemerintahan Desa.

(3) Penghapusan....

- 28 -

(3) Penghapusan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan PeraturanDaerah dengan mempertimbangkan prakarsamasyarakat Desa, asal usul, adat istiadat,kondisi sosial budaya masyarakat Desa sertakemampuan dan potensi Desa.

Pasal 20

(1) Penghapusan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 dapat dilakukan apabila tidaklagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (1).

(2) Wilayah Desa hasil penghapusan desamenjadi wilayah desa yang berdekatan.

Pasal 21

Pemerintah daerah dalam melakukanpenghapusan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 wajib mensosialisasikan rencanapenghapusan desa kepada Pemerintah Desa danmasyarakat Desa yang bersangkutan.

Pasal 22

(1) Rencana penghapusan Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 dibahas oleh BPDdalam musyawarah Desa untuk mendapatkankesepakatan.

(2) Hasil kesepakatan musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadibahan pertimbangan dan masukan bagiBupati dalam melakukan penghapusan Desa.

(3) Hasil....

- 29 -

(3) Hasil kesepakatan musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan secara tertulis oleh BPD kepadaBupati.

Pasal 23

(1) Bupati setelah menerima hasil kesepakatanmusyawarah Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22 ayat (3) membentuk timpenghapusan Desa, serta tembusankeputusan pembentukan tim disampaikankepada DPRD.

(2) Tim penghapusan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiriatas:

a.unsur pemerintah daerah yang membidangipemerintahan desa, pemberdayaanmasyarakat, perencanaan pembangunandaerah, peraturan perundang-undangan,camat; dan

b.unsur akademisi dibidang pemerintahan,perencanaan pengembangan wilayah,pembangunan dan sosial kemasyarakatan.

(3) Tim penghapusan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) mempunyai tugasmelakukan verifikasi tidak memenuhinya lagipersyaratan pembentukan Desa.

(4) Hasil tim penghapusan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalambentuk rekomendasi yang menyatakanlayak tidaknya desa untuk dihapuskan.

(5) Dalam....

- 30 -

(5) Dalam hal rekomendasi penghapusan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (4)dinyatakan layak, Bupati menyusunrancangan peraturan daerah tentangpenghapusan Desa.

(6) Kepala desa, perangkat desa dan anggota BPDdari desa yang dihapus, diberhentikan denganhormat dari jabatannya.

(7) Kepala desa, perangkat desa dan anggota BPDsebagaimana dimaksud pada ayat (6) diberipenghargaan dan/atau pesangon sesuaidengan kemampuan keuangan PemerintahDaerah.

Pasal 24

Apabila rekomendasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 23 ayat (4) menyatakan Desa tidaklayak untuk dihapuskan, maka PemerintahDaerah menginformasikan kepada PemerintahanDesa dan masyarakat desa.

Bagian Kempat

Penggabungan Desa

Pasal 25

(1) Dua Desa atau lebih yang berbatasan dapatdigabung menjadi Desa baru berdasarkankesepakatan Desa yang bersangkutan denganmemperhatikan persyaratan pembentukandesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (1).

(2) Kesepakatan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dihasilkan melalui mekanisme:

a. BPD....

- 31 -

a. BPD yang bersangkutan menyelenggarakanmusyawarah Desa;

b. hasil musyawarah Desa dari setiap Desamenjadi bahan kesepakatan penggabunganDesa;

c. hasil kesepakatan musyawarah Desaditetapkan dalam keputusan bersama BPD;

d. keputusan bersama BPD ditandatanganipula oleh para kepala Desa yangbersangkutan; dan

e. para kepala Desa secara bersama-samamengusulkan penggabungan Desa kepadaBupati dalam 1 (satu) usulan tertulisdengan melampirkan kesepakatanbersama.

(3) Penggabungan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan peraturandaerah.

Bagian Kelima

Perubahan Status Desa

Paragraf 1

Umum

Pasal 26

Perubahan status Desa meliputi:

a. Desa menjadi Kelurahan; dan

b. Kelurahan menjadi Desa.

Paragraf 2....

- 32 -

Paragraf 2

Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan

Pasal 27

Perubahan status Desa menjadi Kelurahan harusmemenuhi syarat:

a. luas wilayah tidak berubah;

b. jumlah penduduk paling sedikit 8.000(delapan ribu) jiwa atau 1.600 (seribu enamratus) kepala keluarga;

c. sarana dan prasarana pemerintahan bagiterselenggaranya pemerintahan Kelurahan;

d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usahajasa dan produksi, serta keanekaragamanmata pencaharian;

e. kondisi sosial budaya masyarakat berupakeanekaragaman status penduduk danperubahan dari masyarakat agraris kemasyarakat industri dan/atau jasa; dan

f. meningkatnya kuantitas dan kualitaspelayanan.

Pasal 28

(1) Perubahan status Desa menjadi Kelurahandilakukan berdasarkan prakarsa PemerintahDesa bersama BPD dengan memperhatikansaran dan pendapat masyarakat Desasetempat.

(2) Prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibahas dan disepakati dalammusyawarah Desa.

(3) Kesepakatan....

- 33 -

(3) Kesepakatan hasil musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2)dituangkan kedalam bentuk keputusan.

(4) Keputusan hasil musyawarah sebagaimanadimaksud pada ayat (3) disampaikan olehkepala Desa kepada Bupati melalui camatsebagai usulan perubahan status Desamenjadi Kelurahan.

(5) Bupati membentuk tim untuk melakukankajian dan verifikasi usulan kepala Desasebagaimana dimaksud pada ayat (4) dantembusan keputusan pembentukan timdisampaikan kepada DPRD.

(6) Hasil kajian dan verifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) menjadi masukanbagi Bupati untuk menyetujui atau tidakmenyetujui usulan perubahan status Desamenjadi Kelurahan.

(7) Dalam hal Bupati menyetujui usulanperubahan status Desa menjadi Kelurahan,Bupati menyampaikan rancangan peraturandaerah mengenai perubahan status Desamenjadi Kelurahan kepada DPRD untukdibahas dan disetujui bersama.

Pasal 29

(1) Kepala Desa, perangkat Desa dananggota BPD dari Desa yang diubahstatusnya menjadi Kelurahan diberhentikandengan hormat dari jabatannya.

(2) Kepala Desa....

- 34 -

(2) Kepala Desa, perangkat Desa, dan anggotaBPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberi penghargaan dan/atau pesangon sesuaidengan kemampuan keuangan PemerintahDaerah.

(3) Pengisian jabatan lurah dan perangkatKelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berasal dari Pegawai Negeri Sipil daripemerintah daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 30

Seluruh barang milik Desa dan sumberpendapatan Desa yang berubah status menjadiKelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal28 ayat (1) menjadi kekayaan/aset PemerintahDaerah yang digunakan untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat di kelurahan tersebutdan pendanaan kelurahan dibebankan padaAPBD.

Paragraf 3

Perubahan Status Kelurahan Menjadi Desa

Pasal 31

(1) Pemerintah Daerah dapat mengubah statusKelurahan menjadi Desa berdasarkanprakarsa masyarakat dan memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1).

(2) Perubahan status Kelurahan menjadiDesa hanya dapat dilakukan bagiKelurahan yang kehidupanmasyarakatnya masih bersifat perdesaan.

(3) Perubahan....

- 35 -

(3) Perubahan status Kelurahan menjadi Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatseluruhnya menjadi Desa atau sebagianmenjadi Desa dan sebagian menjadiKelurahan.

(4) Kelurahan yang berubah status menjadi Desa,sarana dan prasarana menjadi milik Desa dandikelola oleh Desa yang bersangkutan untukkepentingan masyarakat Desa.

(5) Pendanaan perubahan status Kelurahansebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibebankan pada APBD.

Pasal 32

(1) Prakarsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal31 ayat (1) dibahas dan disepakati dalammusyawarah Kelurahan.

(2) Kesepakatan hasil musyawarah Kelurahansebagaimana dimaksud pada ayat (3)dituangkan ke dalam bentuk keputusan.

(3) Keputusan hasil musyawarah sebagaimanadimaksud pada ayat (4) disampaikan olehLurah kepada Bupati melalui camat sebagaiusulan perubahan status Kelurahan menjadiDesa.

(4) Bupati membentuk tim untukmelakukan kajian dan verifikasi usulan Lurahsebagaimana dimaksud pada ayat (5) dantembusan keputusan pembentukantim disampaikan kepada DPRD.

(5) Hasil....

- 36 -

(5) Hasil kajian dan verifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) menjadimasukan bagi Bupati untuk menyetujuiatau tidak menyetujui usulan perubahanstatus Kelurahan menjadi Desa.

(6) Dalam hal Bupati menyetujui usulanperubahan status Kelurahan menjadi Desa,Bupati menyampaikan rancangan peraturandaerah mengenai perubahan statusKelurahan menjadi Desa kepada DPRD untukdibahas dan disetujui bersama.

Pasal 33

Seluruh barang milik Pemerintah Daerah diKelurahan yang berubah status menjadi Desamenjadi kekayaan/aset Pemerintah Desa.

Pasal 34

Pembentukan, penghapusan, penggabungandan/atau perubahan status Desa menjadiKelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal9, Pasal 18, Pasal 25 dan Pasal 27 atauKelurahan menjadi Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 31 ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

Pasal 35

(1) Rancangan Peraturan Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34 dibahasbersama oleh DPRD dan Bupati.

(2) Apabila....

(3)

- 37 -

(4) Apabila rancangan peraturan daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujuibersama oleh DPRD dan Bupati, Bupatimenyampaikan rancangan peraturan daerahkepada gubernur untuk dievaluasi.

Pasal 36

(1) Dalam hal gubernur memberikan persetujuanatas rancangan peraturan daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat(2), Pemerintah Daerah melakukanpenyempurnaan dan penetapan menjadiperaturan daerah dalam jangka waktu palinglama 20 (dua puluh) hari.

(2) Dalam hal gubernur menolak memberikanpersetujuan terhadap rancangan peraturandaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),rancangan peraturan daerah tersebut tidakdapat disahkan dan tidak dapat diajukankembali dalam jangka waktu 5 (lima) tahunsetelah penolakan oleh gubernur.

(3) Dalam hal gubernur tidak memberikanpersetujuan atau tidak memberikanpenolakan terhadap rancangan peraturandaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Bupati dapat mengesahkan rancanganperaturan daerah tersebut serta sekretarisdaerah mengundangkannya dalam lembarandaerah.

(4) Dalam....

- 38 -

(4) Dalam hal Bupati tidak menetapkanrancangan peraturan daerah yang telahdisetujui oleh gubernur, rancanganperaturan daerah tersebut dalam jangkawaktu 20 (dua puluh) hari setelah tanggalpersetujuan gubernur dinyatakan berlakudengan sendirinya.

Pasal 37

(1) Peraturan daerah tentang pembentukan,penghapusan, penggabungan dan perubahanstatus Kelurahan menjadi Desa atauperubahan status Desa menjadi Kelurahandiundangkan setelah mendapat nomorregistrasi dari gubernur dan kodeDesa/Kelurahan dari Menteri.

(2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling sedikit memuat :

a.nama Desa/Kelurahan;

b.luas wilayah;

c. jumlah penduduk; dan

d.batas Desa/Kelurahan.

(3) Peraturan daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (2) disertai lampiran peta bataswilayah Desa/Kelurahan.

(4) Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa padaDesa hasil pembentukan menunggupelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak.

Pasal 38....

- 39 -

Pasal 38

Ketentuan mengenai pembentukan Desa melaluipemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal11 sampai dengan Pasal 17 berlaku secaramutatis mutandis terhadap pembentukan Desamelalui penggabungan bagian Desa dari 2 (dua)Desa atau lebih yang bersanding menjadi 1(satu) Desa baru.

Pasal 39

Tata cara pembentukan, penghapusan,penggabungan dan/atau perubahan status Desamenjadi Kelurahan atau Kelurahan menjadi Desadiatur dalam Peraturan Bupati.

BAB V

KEWENANGAN DESA

Pasal 40

Kewenangan Desa meliputi kewenangan dibidangpenyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaankemasyarakatan Desa dan pemberdayaanmasyarakat Desa berdasarkan prakarsamasyarakat, hak asal usul dan adat istiadatDesa.

Pasal 41

(1) Kewenangan Desa meliputi:

a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;

b. kewenangan lokal berskala Desa;

c. kewenangan....

- 40 -

c. kewenangan yang ditugaskan olehPemerintah, Pemerintah Provinsi JawaBarat atau Pemerintah Daerah; dan

d. kewenangan lain yang ditugaskan olehPemerintah, Pemerintah Provinsi JawaBarat, atau Pemerintah Daerah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hakasal usul dan kewenangan lokal berskalaDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dan huruf b diatur dan diurus olehDesa.

(3) Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskandan pelaksanaan kewenangan tugas lain dariPemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,atau Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf ddiurus oleh Desa.

(4) Penugasan dari Pemerintah, PemerintahProvinsi Jawa Barat dan/atau PemerintahDaerah kepada Desa meliputipenyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaankemasyarakatan Desa dan pemberdayaanmasyarakat Desa.

(5) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat(4) disertai biaya.

Pasal 42

(1) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usulsebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat(1) huruf a paling sedikit terdiri atas:

a. sistem....

- 41 -

a. sistem organisasi masyarakat adat;

b. pembinaan kelembagaan masyarakat;

c. pembinaan lembaga dan hukum adat;

d. pengelolaan tanah kas Desa; dan

e. pengembangan peran masyarakat Desa.

(2) Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf bpaling sedikit terdiri atas kewenangan:

a.pengelolaan pasar Desa;

b.pengelolaan tempat pemandian umum;

c. pengelolaan jaringan irigasi pedesaan;

d.pengelolaan lingkungan permukimanmasyarakat Desa;

e.pembinaan kesehatan masyarakat danpengelolaan pos pelayanan terpadu;

f. pengembangan dan pembinaan sanggar seni

dan belajar;

g.pengelolaan perpustakaan Desa dan taman

bacaan;

h.pengelolaan embung Desa;

i. pengelolaan air minum berskala Desa; dan

j. pembuatan jalan Desa antar permukimanke wilayah pertanian.

Pasal 43

(1) Pemerintah Daerah melakukan identifikasidan inventarisasi kewenangan berdasarkanhak asal usul dan kewenangan lokal berskala

Desa....

- 42 -

Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42dengan melibatkan Desa.

(2) Berdasarkan hasil identifikasi daninventarisasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Bupati menetapkan daftarkewenangan berdasarkan hak asal usul dankewenangan lokal berskala Desa sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penetapan daftar kewenangan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditindaklanjuti olehPemerintah Desa dengan menetapkanPeraturan Desa tentang kewenanganberdasarkan hak asal usul dan kewenanganlokal berskala Desa sesuai dengan situasi,kondisi dan kebutuhan lokal.

Pasal 44

Kewenangan yang ditugaskan oleh PemerintahDaerah ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VI

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 45

Pemerintahan Desa diselenggarakan olehPemerintah Desa.

Pasal 46

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Berdasarkan....

- 43 -

berdasarkan asas:

a. kepastian hukum;

b. tertib penyelenggaraan pemerintahan;

c. tertib kepentingan umum;

d. keterbukaan;

e. proporsionalitas;

f. profesionalitas;

g. akuntabilitas

h. efektivitas dan efisiensi;

i. kearifan lokal;

j. keberagaman; dan

k. partisipatif.

Bagian Kedua

Pemerintah Desa

Pasal 47

Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 45 adalah Kepala Desa yang dibantu olehperangkat Desa.

Paragraf 1

Kepala Desa

Pasal 48

(1) Kepala Desa bertugas menyelenggarakanPemerintahan Desa, melaksanakanpembangunan Desa, pembinaankemasyarakatan Desa dan pemberdayaanmasyarakat Desa.

(2) Dalam....

- 44 -

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Kepala Desaberwenang:

a. Memimpin penyelenggaraanPemerintahan Desa;

b. mengangkat dan memberhentikanperangkat Desa;

c. memegang kekuasaan pengelolaankeuangan dan aset Desa;

d. menetapkan Peraturan Desa;

e. menetapkan APBD;

f. membina kehidupan masyarakat Desa;

g. membina ketenteraman dan ketertibanmasyarakat Desa;

h. membina dan meningkatkanperekonomian Desa sertamengintegrasikannya agar mencapaiperekonomian skala produktif untuksebesar-besarnya kemakmuranmasyarakat Desa;

i. mengembangkan sumber pendapatanDesa;

j. mengusulkan dan menerima pelimpahansebagian kekayaan negara gunameningkatkan kesejahteraan masyarakatDesa;

k. mengembangkan kehidupan sosialbudaya masyarakat Desa;

l. memanfaatkan teknologi tepat guna;

m. mengoordinasikan pembangunanDesa secara partisipatif;

n. mewakili....

- 45 -

n. mewakili Desa di dalam dan di luarpengadilan atau menunjuk kuasa hukumuntuk mewakilinya sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan

o. melaksanakan wewenang lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berhak:

a. mengusulkan struktur organisasi dan tatakerja Pemerintah Desa;

b. mengajukan rancangan dan menetapkanPeraturan Desa;

c. menerima penghasilan tetap setiap bulan,tunjangan dan penerimaan lainnya yangsah serta mendapat jaminan kesehatan;

d. mendapatkan perlindungan hukum ataskebijakan yang dilaksanakan; dan

e. memberikan mandat pelaksanaan tugasdan kewajiban lainnya kepada perangkatDesa.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Kepala Desaberkewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkanPancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, serta mempertahankan danmemelihara keutuhan Negara KesatuanRepublik Indonesia dan BhinnekaTunggal Ika;

b. meningkatkan....

- 46 -

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakatDesa;

c. memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat Desa;

d. menaati dan menegakkan peraturanperundang-undangan;

e. melaksanakan kehidupan demokrasi danberkeadilan gender;

f. melaksanakan prinsip tata PemerintahanDesa yang akuntabel, transparan,profesional, efektif dan efisien, bersihserta bebas dari kolusi, korupsi dannepotisme;

g. menjalin kerja sama dan koordinasidengan seluruh pemangku kepentingan diDesa;

h. menyelenggarakan administrasiPemerintahan Desa yang baik;

i. mengelola keuangan dan aset Desa;

j. melaksanakan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan Desa;

k. menyelesaikan perselisihan masyarakat diDesa;

l. mengembangkan perekonomianmasyarakat Desa;

m. membina dan melestarikan nilai sosialbudaya masyarakat Desa;

n. memberdayakan masyarakat dan lembagakemasyarakatan di Desa;

o. mengembangkan potensi sumber dayaalam dan melestarikan lingkungan hidup;dan

p. memberikan....

- 47 -

p. memberikan informasi kepadamasyarakat Desa.

Pasal 49

Kepala Desa dilarang:

a. merugikan kepentingan umum;

b. membuat keputusan yang menguntungkandiri sendiri, anggota keluarga, pihak laindan/atau golongan tertentu;

c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hakdan/atau kewajibannya;

d. melakukan tindakan diskriminatif terhadapwarga dan/atau golongan masyarakattertentu;

e. melakukan tindakan meresahkansekelompok masyarakat Desa;

f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme,menerima uang, barang dan/atau jasa daripihak lain yang dapat mempengaruhikeputusan atau tindakan yang akandilakukannya;

g. menjadi pengurus partai politik;

h. menjadi anggota dan/atau pengurusorganisasi terlarang;

i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atauanggota BPD, anggota Dewan PerwakilanRakyat, Dewan Perwakilan Daerah, DewanPerwakilan Rakyat Daerah Provinsi JawaBarat atau DPRD, dan jabatan lain yangditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

j. ikut serta....

- 48 -

j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanyepemilihan umum dan/atau pemilihan kepaladaerah;

k. melanggar sumpah/janji jabatan;

l. meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh)hari kerja berturut-turut tanpa alasan yangjelas dan tidak dapatdipertanggungjawabkan; dan

m. menyalahgunakan narkoba, melakukanperjudian dan/atau tindakan asusila lainnya.

Pasal 50

(1) Kepala Desa yang melanggar larangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 49dikenai sanksi administratif berupa teguranlisan dan/atau teguran tertulis.

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan,dilakukan tindakan pemberhentian sementaradan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.

Paragraf 2

Pemilihan Kepala Desa

Pasal 51

(1) Pemilihan kepala Desa dilaksanakan secaraserentak di seluruh wilayah Daerah.

(2) Pemilihan kepala Desa secara serentaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilaksanakan bergelombang paling banyak 3(tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam)tahun.

(3) Pemilihan....

- 49 -

(3) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombangsebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan dengan mempertimbangkan:

a. pengelompokan waktu berakhirnya masajabatan kepala desa di Daerah;

b. kemampuan keuangan daerah; dan/atau

c. ketersediaan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yangmemenuhi persyaratan sebagai penjabatkepala desa.

(4) Jarak waktu antar gelombang sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilaksanakan palinglama dalam 2 (dua) tahun.

(5) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombangditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(6) Dalam hal terdapat kebijakan yangmengakibatkan pemilihan kepala desa secaraserentak sebagaimana dimaksud pada ayat(4) tidak dapat dilaksanakan, maka Bupatimenetapkan waktu pelaksanaan pemilihankepala desa secara serentak tanpamemperhatikan jarak waktu antar gelombangsebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepalaDesa dalam penyelenggaraan pemilihankepala Desa serentak, bupati menunjukpenjabat kepala Desa.

(8) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) berasal dari Pegawai Negeri Sipildi lingkungan pemerintah daerah.

Pasal 52....

- 50 -

Pasal 52

(1) Bupati membentuk Panitia Pemilihan diDaerah.

(2) Panitia Pemilihan di Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mempunyai tugasmeliputi:

a. merencanakan, mengkoordinasikan danmenyelenggarakan semua tahapanpelaksanaan pemilihan tingkat Daerah;

b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaanpemilihan kepala desa terhadap panitiapemilihan kepala desa tingkat desa;

c. menetapkan jumlah surat suara dan kotaksuara;

d. memfasilitasi pencetakan surat suara danpembuatan kotak suara sertaperlengkapan pemilihan lainnya;

e. menyampaikan surat suara dan kotaksuara dan perlengkapan pemilihan lainnyakepada panitia pemilihan;

f. memfasilitasi penyelesaian permasalahanpemilihan kepala desa di tingkat Daerah;

g. melakukan evaluasi dan pelaporanpelaksanaan pemilihan; dan

h. melaksanakan tugas dan wewenang lainyang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 53

Pemilihan kepala Desa dilaksanakan melaluitahapan:

a. persiapan;

b. pencalonan....

- 51 -

b. pencalonan;

c. pemungutan suara; dan

d. penetapan.

Pasal 54

(1) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 53 huruf a terdiri atas kegiatan:

a. pemberitahuan BPD kepada kepala Desatentang akhir masa jabatan, yangdisampaikan 6 (enam) bulan sebelumberakhir masa jabatan;

b. pembentukan Panitia Pemilihan Desa olehBPD, yang ditetapkan dalam jangka waktu10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuanakhir masa jabatan;

c. laporan akhir masa jabatan kepala Desakepada Bupati, yang disampaikan dalamjangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelahpemberitahuan akhir masa jabatan;

d. perencanaan biaya pemilihan diajukanoleh Panitia Pemilihan kepada camatdalam jangka waktu 30 (tiga puluh) harisetelah terbentuknya Panitia Pemilihan;dan

e. persetujuan biaya pemilihan dari camatdalam jangka waktu 30 (tiga puluh) harisejak diajukan oleh Panitia Pemilihan.

(2) Pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikansecara tertulis oleh BPD kepada Bupatimelalui camat.

Pasal 55....

- 52 -

Pasal 55

(1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 54 ayat (1) huruf b bersifatmandiri dan tidak memihak.

(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bertugas:

a. merencanakan, mengkoordinasikan,menyelenggarakan, mengawasi danmengendalikan semua tahapanpelaksanaan pemilihan;

b. merencanakan dan mengajukan biayapemilihan kepada Bupati melalui camat;

c. melakukan pendaftaran dan penetapanpemilih;

d. mengadakan penjaringan dan penyaringanbakal calon;

e. menetapkan calon yang telah memenuhipersyaratan;

f. menetapkan tata cara pelaksanaanpemilihan;

g. menetapkan tata cara pelaksanaankampanye;

h. memfasilitasi penyediaan peralatan,perlengkapan dan tempat pemungutansuara;

i. melaksanakan pemungutan suara;

j. menetapkan hasil rekapitulasipenghitungan suara dan mengumumkanhasil pemilihan;

k. menetapkan calon Kepala Desa terpilih;dan

l. melakukan....

- 53 -

l. melakukan evaluasi dan pelaporanpelaksanaan pemilihan.

(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas unsur perangkatDesa, lembaga kemasyarakatan dan tokohmasyarakat Desa.

(4) Dalam hal penyaringan bakal calonsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf dterdapat lebih dari 5 (lima) orang yangmemenuhi persyaratan administrasi, PanitiaPemilihan melakukan seleksi tambahandengan menggunakan kriteria pengalamanbekerja di lembaga pemerintahan, tingkatpendidikan, usia dan persyaratan lain yangditetapkan oleh Bupati.

(5) Dalam melaksanakan seleksi tambahansebagaimana dimaksud pada ayat (4), PanitiaPemilihan dapat meminta bantuan kepadacamat.

Pasal 56

(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih, harusterdaftar sebagai pemilih.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus memenuhi syarat:

a. penduduk Desa yang pada haripemungutan suara pemilihan Kepala Desasudah berumur 17 (tujuh belas) tahunatau sudah/pernah menikah ditetapkansebagai pemilih;

b. nyata-nyata tidak sedang terganggujiwa/ingatannya;

c. tidak sedang dicabut hak pilihnya

berdasarkan....

- 54 -

berdasarkan putusan pengadilan yangtelah memperoleh kekuatan hukum tetap;dan

d. berdomisili di Desa paling kurang 6 (enam)bulan sebelum disahkannya DPS yangdibuktikan dengan Kartu Tanda Pendudukatau surat keterangan penduduk.

(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftarpemilih ternyata tidak lagi memenuhi syaratsebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidakdapat menggunakan hak memilih.

Pasal 57

(1) Daftar pemilih dimutakhirkan dan divalidasisesuai data penduduk di desa.

(2) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan karena:

a. memenuhi syarat usia pemilih, yangsampai dengan hari dan tanggalpemungutan suara pemilihan sudahberumur 17 (tujuh belas) tahun;

b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun,tetapi sudah/pernah menikah;

c. telah meninggal dunia;

d. pindah domisili ke desa lain; atau

e. belum terdaftar.

(3) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihanmenyusun dan menetapkan DPS.

Pasal 58....

- 55 -

Pasal 58

(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57ayat (3), diumumkan oleh panitia pemilihanpada tempat yang mudah dijangkaumasyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) selama 3 (tiga) hari.

Pasal 59

(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 58 ayat (2), pemilih atau anggotakeluarga dapat mengajukan usul perbaikanmengenai penulisan nama dan/atau identitaslainnya.

(2) Selain usul perbaikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pemilih atau anggotakeluarga dapat memberikan informasi yangmeliputi:

a. pemilih yang terdaftar sudah meninggaldunia;

b. pemilih sudah tidak berdomisili di Desatersebut;

c. pemilih yang sudah nikah di bawah umur17 tahun; atau

d. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudahtidak memenuhi syarat sebagai pemilih.

(3) Apabila usul perbaikan dan informasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diterima, panitia pemilihan segeramengadakan perbaikan DPS.

Pasal 60....

- 56 -

Pasal 60

(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktifmelaporkan kepada Panitia Pemilihan melaluipengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)didaftar sebagai pemilih tambahan.

(3) Pencatatan data pemilih tambahansebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.

Pasal 61

(1) DPTam diumumkan oleh Panitia Pemilihanpada tempat-tempat yang mudah dijangkauoleh masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman DPTamsebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitungsejak berakhirnya jangka waktu penyusunandata pemilih tambahan.

Pasal 62

Panitia Pemilihan menetapkan danmengumumkan DPS yang sudah diperbaiki danDPTam sebagai DPT.

Pasal 63

(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62,diumumkan di tempat yang strategis di desauntuk diketahui oleh masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilihtetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

selama....

- 57 -

selama 3 (tiga) hari terhitung sejakberakhirnya jangka waktu penyusunan DPT.

Pasal 64

Untuk keperluan pemungutan suara di TPS,Panitia Pemilihan menyusun salinan DPT untukTPS.

Pasal 65

Rekapitulasi jumlah pemilih tetap digunakansebagai bahan penyusunan kebutuhan suratsuara dan alat perlengkapan pemilihan.

Pasal 66

DPT yang sudah disahkan oleh Panitia Pemilihantidak dapat diubah, kecuali ada pemilih yangmeninggal dunia, Panitia Pemilihanmembubuhkan catatan dalam daftar pemilihtetap pada kolom keterangan "meninggal dunia".

Pasal 67

(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankanpada APBD.

(2) Dana bantuan untuk kebutuhan padapelaksanaan pemungutan suara berasal dariAPB Desa.

(3) Biaya pemilihan Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diperuntukan untukmembiayai:

a.pengadaan surat suara;

b.pengadaan kotak suara;

c. pengadaan....

- 58 -

c. pengadaan peralatan lainnya;

d.honorarium panitia; dan

e. pelantikan.

(4) Pembiayaan pemilihan kepala desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) diatur lebih lanjut dengan PeraturanBupati.

Pasal 68

Tahapan pencalonan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 53 huruf b terdiri atas kegiatan:

a. pengumuman dan pendaftaran bakal calondalam jangka waktu 9 (sembilan) hari;

b. penelitian kelengkapan persyaratanadministrasi, klarifikasi serta penetapan danpengumuman nama calon dalam jangka waktu20 (dua puluh) hari;

c. penetapan calon kepala Desa sebagaimanadimaksud pada huruf b paling sedikit 2 (dua)orang dan paling banyak 5 (lima) orang calon;

d. penetapan DPT untuk pelaksanaan pemilihankepala Desa;

e. pelaksanaan kampanye calon kepala Desadalam jangka waktu 3 (tiga) hari; dan

f. masa tenang dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

Pasal 69

Bakal calon Kepala Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 68 huruf a, wajib memenuhipersyaratan:

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertakwa....

- 59 -

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, sertamempertahankan dan memelihara keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia danBhinneka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolahmenengah pertama atau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima)tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahunpada saat mendaftar;

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempattinggal di Desa setempat paling kurang 1 (satu)tahun sebelum pendaftaran;

h. tidak sedang menjalani hukuman pidanapenjara;

i. tidak pernah dijatuhi pidana penjaraberdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancamdengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahunsetelah selesai menjalani pidana penjara danmengumumkan secara jujur dan terbukakepada publik bahwa yang bersangkutanpernah dipidana serta bukan sebagai pelakukejahatan berulang-ulang;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuaidengan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap;

k. sehat jasmani dan rohani;

l. bebas....

- 60 -

l. bebas narkoba; dan

m. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3(tiga) kali masa jabatan.

Pasal 70

(1) Bakal calon Kepala Desa yang telahmemenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ditetapkan sebagaicalon Kepala Desa oleh Panitia PemilihanKepala Desa.

(2) Calon Kepala Desa yang telah ditetapkansebagaimana dimaksud pada ayat (1)diumumkan kepada masyarakat Desa ditempat umum sesuai dengan kondisi sosialbudaya masyarakat Desa.

(3) Calon Kepala Desa dapat melakukankampanye sesuai dengan kondisi sosialbudaya masyarakat Desa dan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 71

Penetapan daftar pemilih sebagaimana dimaksuddalam Pasal 68 huruf d, adalah penduduk desayang pada hari pemungutan suara pemilihanKepala Desa sudah berumur 17 (tujuh belas)tahun atau sudah/pernah menikah.

Pasal 72

Tahapan pemungutan suara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53 huruf c terdiri ataskegiatan:

a. pelaksanaan....

- 61 -

a. pelaksanaan pemungutan dan penghitungansuara;

b. penetapan calon yang memperoleh suaraterbanyak; dan/atau

c. dalam hal calon yang memperoleh suaraterbanyak lebih dari 1 (satu) orang, calonterpilih ditetapkan berdasarkan wilayahperolehan suara yang lebih luas.

Pasal 73

(1) Kepala Desa dipilih langsung oleh pendudukDesa.

(2) Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung,umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Pasal 74

Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilihadalah calon yang memperoleh suara terbanyak.

Pasal 75

(1) Tahapan penetapan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 53 huruf d, terdiri atas kegiatan:

a. laporan Panitia Pemilihan mengenai calonterpilih kepada BPD paling lambat 7 (tujuh)hari setelah pemungutan suara;

b. laporan BPD mengenai calon terpilihkepada bupati paling lambat 7 (tujuh) harisetelah menerima laporan PanitiaPemilihan;

c. bupati menerbitkan keputusan mengenai

pengesahaan....

- 62 -

pengesahan dan pengangkatan kepalaDesa paling lambat 30 (tiga puluh) harisejak diterima laporan dari BPD; dan

d. bupati atau pejabat lain yang ditunjukmelantik calon kepala Desa terpilih palinglambat 30 (tiga puluh) hari sejakditerbitkan keputusan pengesahan danpengangkatan Kepala Desa dengan tatacara sesuai ketentuan dengan peraturanperundang-undangan.

(2) Pejabat lain yang ditunjuk sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d adalah wakilbupati atau camat.

(3) Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihankepala desa maka Panitia Pemilihan dan BPDwajib menyelesaikan perselisihan tersebutpaling lambat 7 (tujuh) hari setelahpemungutan suara.

(4) Dalam hal Panitia Pemilihan dan BPD tidakdapat menyelesaikan perselisihansebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupatiwajib menyelesaikan perselisihan dalamjangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejakditerimanya laporan hasil penyelesaianperselisihan dari BPD.

(5) Pelantikan kepala desa tetap dilaksanakandalam hal adanya dugaan tindak kecurangan,pemalsuan ijazah, umur dan dokumenlainnya serta permasalahan lainnya belumdapat dibuktikan secara hukum.

(6) Jika setelah pelantikan terdapatlaporan/gugatan tindakan kecurangan,pemalsuan ijazah, umur dan dokumenlainnya serta permasalahan lainnya

sebagaimana.....

- 63 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yangdibuktikan berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, maka bupati atas usul BPD melaluicamat memberhentikan yang bersangkutanserta mengangkat penjabat kepala desa.

Pasal 76

(1) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desaterpilih bersumpah/berjanji.

(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud padaayat (1) sebagai berikut:

“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanjibahwa saya akan memenuhi kewajiban sayaselaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya,sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; bahwasaya akan selalu taat dalam mengamalkandan mempertahankan Pancasila sebagai dasarnegara; dan bahwa saya akan menegakkankehidupan demokrasi dan Undang- UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945serta melaksanakan segala peraturanperundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, daerah danNegara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 77

(1) Kepala Desa memegang jabatan selama 6(enam) tahun terhitung sejak tanggalpelantikan.

(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (tiga)kali masa jabatan secara berturut-turut

atau....

- 64 -

atau tidak secara berturut-turut.

(3) Dalam hal Kepala Desa mengundurkan dirisebelum habis masa jabatannya ataudiberhentikan, Kepala Desa dianggap telahmenjabat 1 (satu) periode masa jabatan.

Pasal 78

(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan dirikembali diberi cuti sejak ditetapkan sebagaicalon sampai dengan selesainya pelaksanaanpenetapan calon terpilih.

(2) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Sekretaris Desamelaksanakan tugas dan kewajiban KepalaDesa.

Pasal 79

(1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diridalam pemilihan kepala Desa harusmendapatkan izin tertulis dari pejabatpembina kepegawaian.

(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkatmenjadi Kepala Desa, yang bersangkutandibebaskan sementara dari jabatannya selamamenjadi Kepala Desa tanpa kehilangan haksebagai Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dandiangkat menjadi Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkantunjangan Kepala Desa dan penghasilanlainnya yang sah.

Pasal 80....

- 65 -

Pasal 80

Dalam hal tertentu Bupati dapat mengaturmengenai ketentuan Pegawai Negeri Sipilmenjadi Bakal Calon Kepala Desa atau PerangkatDesa.

Pasal 81

(1) Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalampemilihan kepala Desa diberi cuti terhitungsejak yang bersangkutan terdaftar sebagaibakal calon kepala Desa sampai denganselesainya pelaksanaan penetapan calonterpilih.

(2) Tugas perangkat Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dirangkap oleh perangkat Desalainnya yang ditetapkan dengan keputusanKepala Desa.

Paragraf 3

Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu

Pasal 82

(1) Musyawarah Desa yang diselenggarakankhusus untuk pelaksanaan pemilihan kepalaDesa antarwaktu dilaksanakan paling lamadalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitungsejak kepala Desa diberhentikan.

(2) Sebelum dilaksanakan musyawarah Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan kegiatan yang meliputi:

a. pembentukan Panitia Pemilihan KepalaDesa Antarwaktu oleh BPD paling lamadalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari

terhitung....

- 66 -

terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;

b. pengajuan biaya pemilihan dengan bebanAPB Desa oleh Panitia PemilihanAntarwaktu kepada penjabat kepala Desapaling lambat dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak panitiaterbentuk;

c. pemberian persetujuan biaya pemilihanoleh penjabat kepala Desa paling lamadalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak diajukan oleh panitiapemilihan;

d. pengumuman dan pendaftaran bakal calonkepala Desa oleh Panitia PemilihanAntarwaktu dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari;

e. penelitian kelengkapan persyaratanadministrasi bakal calon oleh PanitiaPemilihan Antarwaktu dalam jangka waktu7 (tujuh) hari; dan

f. penetapan calon kepala Desa antarwaktuoleh Panitia Pemilihan Antarwaktu palingsedikit 2 (dua) orang calon dan palingbanyak 3 (tiga) orang calon yangdimintakan pengesahan musyawarah Desauntuk ditetapkan sebagai calon yangberhak dipilih dalam musyawarah Desa.

(3) BPD menyelenggarakan musyawarah Desayang meliputi kegiatan:

a. penyelenggaraan musyawarah Desadipimpin oleh Ketua BPD yang teknispelaksanaan pemilihannya dilakukan olehPanitia Pemilihan Antarwaktu;

b. pengesahan....

- 67 -

b. pengesahan calon kepala Desa yang berhakdipilih oleh musyawarah Desa melaluimusyawarah mufakat atau melaluipemungutan suara;

c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desaoleh Panitia Pemilihan Antarwaktu melaluimekanisme musyawarah mufakat ataumelalui pemungutan suara yang telahdisepakati oleh musyawarah Desa;

d. pelaporan hasil pemilihan calon kepalaDesa oleh Panitia Pemilihan Antarwaktukepada musyawarah Desa;

e. pengesahan calon terpilih olehmusyawarah Desa;

f. pelaporan hasil pemilihan kepala Desamelalui musyawarah Desa kepada BPDdalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelahmusyawarah Desa mengesahkan calonkepala Desa terpilih;

g. pelaporan calon kepala Desa terpilih hasilmusyawarah Desa oleh ketua BPD kepadabupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelahmenerima laporan dari Panitia PemilihanAntarwaktu;

h. penerbitan keputusan bupati tentangpengesahan pengangkatan calon kepalaDesa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)hari sejak diterimanya laporan dari BPD;dan

i. pelantikan kepala Desa oleh bupati palinglama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkankeputusan pengesahan pengangkatancalon kepala Desa terpilih dengan urutanacara pelantikan sesuai dengan ketentuan

peraturan....

- 68 -

peraturan perundang-undangan.

Paragraf 4

Laporan Kepala Desa

Pasal 83

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hakdan kewajibannya, kepala Desa wajib:

a. menyampaikan laporan penyelenggaraanPemerintahan Desa setiap akhir tahunanggaran kepada bupati;

b. menyampaikan laporan penyelenggaraanPemerintahan Desa pada akhir masa jabatankepada bupati; dan

c. menyampaikan laporan keteranganpenyelenggaraan pemerintahan secara tertuliskepada BPD setiap akhir tahun anggaran.

Pasal 84

(1) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 hurufa disampaikan kepada bupati melalui camatpaling lambat 3 (tiga) bulan setelahberakhirnya tahun anggaran.

(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit memuat:

a. pertanggungjawaban penyelenggaraanPemerintahan Desa;

b. pertanggungjawaban pelaksanaanpembangunan;

c. pelaksanaan....

- 69 -

c. pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan;dan

d. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai bahan evaluasi oleh bupatiuntuk dasar pembinaan dan pengawasan.

Pasal 85

(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa padaakhir masa jabatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 83 huruf b kepada bupatimelalui camat.

(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan dalam jangka waktu 5 (lima)bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.

(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit memuat:

a. ringkasan laporan tahun-tahunsebelumnya;

b. rencana penyelenggaraan PemerintahanDesa dalam jangka waktu untuk 5 (lima)bulan sisa masa jabatan;

c. hasil yang dicapai dan yang belumdicapai; dan

d. hal yang dianggap perlu perbaikan.

(4) Pelaksanaan atas rencana penyelenggaraanPemerintahan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf b dilaporkan

oleh....

- 70 -

oleh kepala Desa kepada bupati dalammemori serah terima jabatan.

Pasal 86

(1) Kepala Desa menyampaikan laporanketerangan penyelenggaraan PemerintahanDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83huruf c setiap akhir tahun anggaran kepadaBPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga)bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

(2) Laporan keterangan penyelenggaraanPemerintahan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling sedikit memuatpelaksanaan peraturan Desa.

(3) Laporan keterangan penyelenggaraanPemerintahan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) digunakan oleh BPD dalammelaksanakan fungsi pengawasan kinerjakepala Desa.

Pasal 87

Kepala Desa menginformasikan secara tertulisdan dengan media informasi yang mudah diaksesoleh masyarakat mengenai penyelenggaraanPemerintahan Desa kepada masyarakat Desa.

Pasal 88

(1) Kepala Desa yang tidak melaksanakankewajiban sebagaimana dimaksud dalamPasal 83 dan Pasal 87 dikenai sanksiadministratif berupa teguran lisan dan/atauteguran tertulis.

(2) Dalam....

- 71 -

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan,dilakukan tindakan pemberhentian sementaradan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.

Paragraf 5

Pemberhentian Kepala Desa

Pasal 89

(1) Kepala Desa berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c karena:

a. berakhir masa jabatannya;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secaraberkelanjutan atau berhalangan tetapsecara berturut-turut selama 6 (enam)bulan;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepalaDesa;

d. melanggar larangan sebagai kepala Desa;

e. adanya perubahan status Desa menjadikelurahan, penggabungan 2 (dua) Desaatau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, ataupenghapusan Desa;

f. tidak melaksanakan kewajiban sebagaikepala Desa; atau

g. dinyatakan....

- 72 -

g. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkanputusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap.

(3) Apabila kepala Desa berhenti sebagaimanadimaksud pada ayat (1), BPD melaporkankepada bupati melalui camat.

(4) Pemberhentian kepala Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengankeputusan bupati.

Pasal 90

Dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yangberhenti tidak lebih dari 1 (satu) tahun karenadiberhentikan sebagaimana dimaksud dalamPasal 89 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat(2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf f dan huruf g,bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil daripemerintah daerah sebagai penjabat kepala Desasampai terpilihnya kepala Desa yang baru.

Pasal 91

(1) Dalam hal sisa masa jabatan kepala Desayang berhenti lebih dari 1 (satu) tahunkarena diberhentikan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 89 ayat (1) huruf a dan huruf bserta ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruff dan huruf g, bupati mengangkat PegawaiNegeri Sipil dari pemerintah daerah sebagaipenjabat kepala Desa sampai terpilihnyakepala Desa yang baru melalui hasilmusyawarah Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan paling lama

6 (enam)....

- 73 -

6 (enam) bulan sejak Kepala Desadiberhentikan.

(3) Kepala Desa yang dipilih melalui MusyawarahDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)melaksanakan tugas Kepala Desa sampaihabis sisa masa jabatan Kepala Desa yangdiberhentikan.

Pasal 92

(1) Dalam hal terjadi kebijakan penundaanpelaksanaan pemilihan kepala Desa, kepalaDesa yang habis masa jabatannya tetapdiberhentikan dan selanjutnya bupatimengangkat penjabat kepala Desa.

(2) Kebijakan penundaan pelaksanaan pemilihankepala Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1) berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Bupati mengangkat penjabat kepala Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dariPegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Daerah.

Pasal 93

(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaipenjabat kepala Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 90, Pasal 91 dan Pasal 92 ayat(3) paling sedikit harus memahami bidangkepemimpinan dan teknis pemerintahan.

(2) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) melaksanakan tugas, wewenangdan kewajiban serta memperoleh hak yangsama dengan kepala Desa.

Pasal 94....

- 74 -

Pasal 94

(1) Kepala Desa yang berstatus Pegawai NegeriSipil apabila berhenti sebagai kepala Desadikembalikan kepada instansi induknya.

(2) Kepala Desa yang berstatus Pegawai NegeriSipil apabila telah mencapai batas usiapensiun sebagai Pegawai Negeri Sipildiberhentikan dengan hormat sebagaiPegawai Negeri Sipil dengan memperoleh haksesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 95

Kepala Desa diberhentikan sementara olehBupati setelah dinyatakan sebagai terdakwa yangdiancam dengan pidana penjara paling singkat5 (lima) tahun berdasarkan register perkara dipengadilan.

Pasal 96

Kepala Desa diberhentikan sementara olehBupati setelah ditetapkan sebagai tersangkadalam tindak pidana korupsi, terorisme, makardan/atau tindak pidana terhadap keamanannegara.

Pasal 97

Kepala Desa yang diberhentikan sementarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 danPasal 96 diberhentikan oleh Bupati setelahdinyatakan sebagai terpidana berdasarkanputusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap.

Pasal 98....

- 75 -

Pasal 98

(1) Kepala Desa yang diberhentikan sementarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 danPasal 96 setelah melalui proses peradilanternyata terbukti tidak bersalah berdasarkanputusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tigapuluh) hari sejak penetapan putusanpengadilan diterima oleh Kepala Desa, Bupatimerehabilitasi dan mengaktifkan kembaliKepala Desa yang bersangkutan sebagaiKepala Desa sampai dengan akhir masajabatannya.

(2) Apabila Kepala Desa yang diberhentikansementara sebagaimana dimaksud pada ayat(1) telah berakhir masa jabatannya, Bupatiharus merehabilitasi nama baik Kepala Desayang bersangkutan.

Pasal 99

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 danPasal 96, Sekretaris Desa melaksanakan tugasdan kewajiban Kepala Desa sampai denganadanya putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 100

Tata Cara Pemilihan Kepala Desa serentak,Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu danPemberhentian Kepala Desa diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga....

- 76 -

Bagian Ketiga

Perangkat Desa

Pasal 101

Perangkat Desa terdiri atas:

a. sekretariat Desa;

b. pelaksana kewilayahan; dan

c. pelaksana teknis.

Pasal 102

(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 101 berkedudukan sebagai unsurpembantu Kepala Desa.

(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1) diangkat oleh Kepala Desa setelahdikonsultasikan dengan Camat atas namaBupati.

(3) Dalam melaksanakan tugas danwewenangnya, perangkat Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabkepada Kepala Desa.

Pasal 103

(1) Sekretariat Desa dipimpin oleh sekretarisDesa dibantu oleh unsur staf sekretariat yangbertugas membantu kepala Desa dalambidang administrasi pemerintahan.

(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga)urusan.

Pasal 104....

- 77 -

Pasal 104

(1) Pelaksana kewilayahan merupakan unsurpembantu Kepala Desa sebagai satuan tugaskewilayahan.

(2) Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukansecara proporsional antara pelaksanakewilayahan yang dibutuhkan dankemampuan keuangan Desa.

Pasal 105

(1) Pelaksana teknis merupakan unsur pembantukepala Desa sebagai pelaksana tugasoperasional.

(2) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga)seksi.

Pasal 106

Perangkat Desa diangkat dari warga Desa yangmemenuhi persyaratan:

a. berpendidikan paling rendah sekolahmenengah umum atau yang sederajat;

b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan42 (empat puluh dua) tahun;

c. terdaftar sebagai penduduk Desa danbertempat tinggal di Desa paling kurang 1(satu) tahun sebelum pendaftaran;

d. bersedia dicalonkan menjadi perangkat Desa;

e. tidak sedang menjalani hukuman pidanapenjara;

f. tidak....

- 78 -

f. tidak pernah dijatuhi pidana penjaraberdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancamdengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahunsetelah selesai menjalani pidana penjara danmengumumkan secara jujur dan terbukakepada publik bahwa yang bersangkutanpernah dipidana serta bukan sebagai pelakukejahatan berulang-ulang;

g. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuaidengan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap;

h. sehat jasmani dan rohani; dan

i. bebas narkoba.

Pasal 107

Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakandengan mekanisme sebagai berikut:

a. kepala Desa melakukan penjaringan danpenyaringan atau seleksi calon perangkatDesa;

b. kepala Desa melakukan konsultasi dengancamat mengenai pengangkatan perangkatDesa;

c. camat memberikan rekomendasi tertulis yangmemuat mengenai calon perangkat Desa yangtelah dikonsultasikan dengan kepala Desa;dan

d. rekomendasi....

- 79 -

d. rekomendasi tertulis camat dijadikan dasaroleh kepala Desa dalam pengangkatanperangkat Desa dengan keputusan kepalaDesa.

Pasal 108

(1) Pegawai Negeri Sipil Daerah yang akandiangkat menjadi perangkat Desa harusmendapatkan izin tertulis dari pejabatpembina kepegawaian.

(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilihdan diangkat menjadi perangkat Desa, yangbersangkutan dibebaskan sementara darijabatannya selama menjadi perangkat Desatanpa kehilangan hak sebagai Pegawai NegeriSipil.

Pasal 109

Perangkat Desa dilarang:

a. merugikan kepentingan umum;

b. membuat keputusan yang menguntungkandiri sendiri, anggota keluarga, pihak laindan/atau golongan tertentu;

c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hakdan/atau kewajibannya;

d. melakukan tindakan diskriminatif terhadapwarga dan/atau golongan masyarakattertentu;

e. melakukan tindakan meresahkansekelompok masyarakat Desa;

f. melakukan....

- 80 -

f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme,menerima uang, barang dan/atau jasa daripihak lain yang dapat memengaruhikeputusan atau tindakan yang akandilakukannya;

g. menjadi pengurus partai politik;

h. menjadi anggota dan/atau pengurusorganisasi terlarang;

i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atauanggota BPD, anggota Dewan PerwakilanRakyat, Dewan Perwakilan Daerah, DewanPerwakilan Rakyat Daerah Provinsi JawaBarat atau DPRD, dan jabatan lain yangditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanyepemilihan umum dan/atau pemilihan kepaladaerah;

k. melanggar sumpah/janji jabatan;

l. menggunakan narkoba, melakukan perjudiandan/atau tindakan asusila lainnya; dan

m. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh)hari kerja berturut-turut tanpa alasan yangjelas dan tidak dapatdipertanggungjawabkan.

Pasal 110

(1) Perangkat Desa yang melanggar larangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 109dikenai sanksi administratif berupa teguranlisan dan/atau teguran tertulis.

(2) Dalam....

- 81 -

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan,dilakukan tindakan pemberhentiansementara dan dapat dilanjutkan denganpemberhentian.

Pasal 111

(1) Perangkat Desa berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

(2) Perangkat Desa yang diberhentikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ckarena:

a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;

b. berhalangan tetap;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagaiperangkat Desa; atau

d. melanggar larangan sebagai perangkatDesa.

Pasal 112

Pemberhentian perangkat Desa dilaksanakandengan mekanisme sebagai berikut:

a. kepala Desa melakukan konsultasi dengancamat mengenai pemberhentian perangkatDesa;

b. camat....

- 82 -

b. camat memberikan rekomendasi tertulis yangmemuat mengenai pemberhentian perangkatDesa yang telah dikonsultasikan dengankepala Desa; dan

c. rekomendasi tertulis camat dijadikan dasaroleh kepala Desa dalam pemberhentianperangkat Desa dengan keputusan kepalaDesa.

Pasal 113

Ketentuan lebih lanjut mengenai strukturorganisasi Pemerintah Desa, tugas pokok, tatacara pengangkatan dan pemberhentianperangkat desa diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Pakaian Dinas dan Atribut

Pasal 114

(1) Kepala Desa dan perangkat Desamengenakan pakaian dinas dan atribut.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pakaiandinas dan atribut sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

BPD

Pasal 115

BPD mempunyai fungsi:

a. membahas dan menyepakati RancanganPeraturan Desa bersama Kepala Desa;

b. menampung....

- 83 -

b. menampung dan menyalurkan aspirasimasyarakat Desa; dan

c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Pasal 116

(1) Anggota BPD merupakan wakil daripenduduk Desa berdasarkan keterwakilanwilayah yang pengisiannya dilakukan secarademokratis.

(2) Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam)tahun terhitung sejak tanggal pengucapansumpah/janji.

(3) Anggota BPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dipilih untuk masakeanggotaan paling banyak 3 (tiga) kalisecara berturut-turut atau tidak secaraberturut-turut.

Pasal 117

Persyaratan calon anggota BPD adalah:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, sertamempertahankan dan memelihara keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia danBhinneka Tunggal Ika;

c. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahunatau sudah/pernah menikah;

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolahmenengah pertama atau sederajat;

e. bukan....

- 84 -

e. bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;

f. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;

g. bebas narkoba; dan

h. wakil penduduk Desa yang dipilih secarademokratis.

Pasal 118

(1) Pengisian keanggotaan BPD dilaksanakansecara demokratis melalui proses pemilihansecara langsung atau musyawarah perwakilandengan menjamin keterwakilan perempuan.

(2) Dalam rangka proses pemilihan secaralangsung atau musyawarah perwakilansebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepalaDesa membentuk panitia pengisiankeanggotaan BPD dan ditetapkan dengankeputusan kepala Desa.

(3) Panitia pengisian anggota BPD sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terdiri atas unsurperangkat Desa dan unsur masyarakatlainnya dengan jumlah anggota dan komposisiyang proporsional.

Pasal 119

(1) Panitia pengisian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 118 ayat (3) melakukanpenjaringan dan penyaringan bakal calonanggota BPD dalam jangka waktu 6 (enam)bulan sebelum masa keanggotaan BPDberakhir.

(2) Panitia....

- 85 -

(2) Panitia pengisian menetapkan calon anggotaBPD yang jumlahnya sama atau lebih darianggota BPD yang dilaksanakan palinglambat 3 (tiga) bulan sebelum masakeanggotaan BPD berakhir.

(3) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaanBPD ditetapkan melalui proses pemilihanlangsung, panitia pengisianmenyelenggarakan pemilihan langsung calonanggota BPD sebagaimana dimaksud padaayat (2).

(4) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaanBPD ditetapkan melalui proses musyawarahperwakilan, calon anggota BPD sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dipilih dalam prosesmusyawarah perwakilan oleh unsurmasyarakat yang mempunyai hak pilih.

(5) Hasil pemilihan langsung atau musyawarahperwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dan ayat (4) disampaikan oleh panitiapengisian anggota BPD kepada kepala Desapaling lama 7 (tujuh) hari sejakditetapkannya hasil pemilihan langsung ataumusyawarah perwakilan.

(6) Hasil pemilihan langsung atau musyawarahperwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat(5) disampaikan oleh kepala Desa kepadaBupati paling lama 7 (tujuh) hari sejakditerimanya hasil pemilihan dari panitiapengisian untuk diresmikan oleh Bupati.

Pasal 120

(1) Peresmian anggota BPD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 119 ayat (6)

ditetapkan....

- 86 -

ditetapkan dengan keputusan Bupati palinglama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyalaporan hasil pemilihan langsung ataumusyawarah perwakilan dari kepala Desa.

(2) Jumlah anggota BPD ditetapkan denganjumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orangdan paling banyak 9 (sembilan) orang,dengan memperhatikan wilayah, perempuan,penduduk, dan kemampuan keuangan Desa.

Pasal 121

(1) Pengucapan sumpah janji anggota BPDdipandu oleh Bupati atau pejabat yangditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) harisejak diterbitkannya keputusan Bupatimengenai peresmian anggota BPD.

(2) Pengucapan sumpah/janji Anggota BPDsebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan secara bersama-samadihadapan masyarakat dan dipandu olehBupati atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Susunan kata sumpah/janji anggota BPDsebagai berikut:

”Demi Allah/Tuhan, sayabersumpah/berjanji bahwa saya akanmemenuhi kewajiban saya selaku anggotaBPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; bahwa sayaakan selalu taat dalam mengamalkan danmempertahankan Pancasila sebagai dasarnegara dan bahwa saya akan menegakkankehidupan demokrasi dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945....

- 87 -

1945 serta melaksanakan segala peraturanperundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerahdan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 122

Pengisian keanggotaan BPD antarwaktuditetapkan dengan keputusan Bupati atas usulpimpinan BPD melalui kepala Desa.

Pasal 123

Tata cara pengisian dan pengisian antarwaktukeanggotaan BPD diatur lebih lanjut dalamperaturan Bupati.

Pasal 124

(1) Pimpinan BPD terdiri atas 1 (satu) orangketua, 1 (satu) orang wakil ketua dan 1 (satu)orang sekretaris.

(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPDsecara langsung dalam rapat BPD yangdiadakan secara khusus.

(3) Rapat pemilihan pimpinan BPD untukpertama kali dipimpin oleh anggota tertuadan dibantu oleh anggota termuda.

Pasal 125

(1) BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.

(2) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana

dimaksud.....

- 88 -

dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat:

a. waktu musyawarah BPD;

b. pengaturan mengenai pimpinanmusyawarah BPD;

c. tata cara musyawarah BPD;

d. tata laksana dan hak menyatakanpendapat BPD dan anggota BPD; dan

e. pembuatan berita acara musyawarah BPD.

(3) Pengaturan mengenai waktu musyawarahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ameliputi:

a. pelaksanaan jam musyawarah;

b. tempat musyawarah;

c. jenis musyawarah; dan

d. daftar hadir anggota BPD.

(4) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarahBPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b meliputi:

a. penetapan pimpinan musyawarah apabilapimpinan dan anggota hadir lengkap;

b. penetapan pimpinan musyawarah apabilaketua BPD berhalangan hadir;

c. penetapan pimpinan musyawarah apabilaketua dan wakil ketua berhalangan hadir;dan

d. penetapan secara fungsional pimpinanmusyawarah sesuai dengan bidang yangditentukan dan penetapan penggantiananggota BPD antarwaktu.

(5). Pengaturan....

- 89 -

(5) Pengaturan mengenai tata cara musyawarahBPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c meliputi:

a. tata cara pembahasan rancanganperaturan Desa;

b. konsultasi mengenai rencana dan programPemerintah Desa;

c. tata cara mengenai pengawasan kinerjakepala Desa; dan

d. tata cara penampungan atau penyaluranaspirasi masyarakat.

(6) Pengaturan mengenai tata laksana dan hakmenyatakan pendapat BPD dan anggota BPDsebagaimana dimaksud ayat (2) huruf dmeliputi:

a. pemberian pandangan terhadappelaksanaan Pemerintahan Desa;

b. penyampaian jawaban atau pendapatkepala Desa atas pandangan BPD;

c. pemberian pandangan akhir atas jawabanatau pendapat kepala Desa; dan

d. tindak lanjut dan penyampaian pandanganakhir BPD kepada Bupati.

(7) Pengaturan mengenai pembuatan berita acarapada musyawarah BPD sebagaimanadimaksud ayat (2) huruf e meliputi:

a. penyusunan notulen rapat;

b. penyusunan berita acara;

c. format berita acara;

d. penandatanganan berita acara; dan

e. penyampaian berita acara.

Pasal 126....

- 90 -

Pasal 126

BPD berhak:

a. mengawasi dan meminta keterangan tentangpenyelenggaraan Pemerintahan Desa kepadaPemerintah Desa;

b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraanPemerintahan Desa, pelaksanaanPembangunan Desa, pembinaankemasyarakatan Desa dan pemberdayaanmasyarakat Desa; dan

c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaantugas dan fungsinya dari APB Desa.

Pasal 127

Anggota BPD berhak:

a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;

d. memilih dan dipilih; dan

e. mendapat tunjangan dari APB Desa.

Pasal 128

Anggota BPD wajib:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, sertamempertahankan dan memelihara keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia danBhinneka Tunggal Ika;

b. melaksanakan....

- 91 -

b. melaksanakan kehidupan demokrasi yangberkeadilan gender dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa;

c. menyerap, menampung, menghimpun danmenindaklanjuti aspirasi masyarakat Desa;

d. mendahulukan kepentingan umum di ataskepentingan pribadi, kelompok dan/ataugolongan;

e. menghormati nilai sosial budaya dan adatistiadat masyarakat Desa; dan

f. menjaga norma dan etika dalam hubungankerja dengan lembaga kemasyarakatan Desa.

Pasal 129

Anggota BPD dilarang:

a. merugikan kepentingan umum, meresahkansekelompok masyarakat Desa danmendiskriminasikan warga atau golonganmasyarakat Desa;

b. melakukan....

b. melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme,menerima uang, barang dan/atau jasa daripihak lain yang dapat memengaruhikeputusan atau tindakan yang akandilakukannya;

c. menyalahgunakan wewenang;

d. melanggar sumpah/janji jabatan;

e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa danperangkat Desa;

f. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan

Rakyat....

- 92 -

Rakyat, Dewan Pimpinan Daerah, DewanPerwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Baratatau DPRD, dan jabatan lain yang ditentukandalam peraturan perundangan-undangan;

g. sebagai pelaksana proyek Desa;

h. menjadi pengurus partai politik;

i. menjadi anggota dan/atau pengurusorganisasi terlarang; dan/atau

j. menyalagunakan narkoba, melakukanperjudian dan/atau tindakan asusila lainnya.

Pasal 130

Mekanisme musyawarah BPD sebagai berikut:

a. musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinanBPD;

b. musyawarah BPD dinyatakan sah apabiladihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga)dari jumlah anggota BPD;

c. pengambilan keputusan dilakukan dengancara musyawarah guna mencapai mufakat;

d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai,pengambilan keputusan dilakukan dengancara pemungutan suara;

e. pemungutan suara sebagaimana dimaksudpada huruf d dinyatakan sah apabila disetujuioleh paling sedikit 1/2 (satu perdua) ditambah1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir;dan

f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengankeputusan BPD dan dilampiri notulenmusyawarah yang dibuat oleh sekretaris BPD.

Pasal 131....

- 93 -

Pasal 131

(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hakuntuk memperoleh tunjangan pelaksanaantugas dan fungsi dan tunjangan lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain tunjangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), BPD memperoleh biayaoperasional.

(3) BPD berhak memperoleh pengembangankapasitas melalui pendidikan dan pelatihan,sosialisasi, bimbingan teknis dan kunjunganlapangan.

(4) Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,dan Pemerintah Daerah dapat memberikanpenghargaan kepada pimpinan dan anggotaBPD yang berprestasi.

Pasal 132

(1) Anggota BPD berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c karena:

a. berakhir masa keanggotaan;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secaraberkelanjutan atau berhalangan tetapsecara berturut-turut selama 6 (enam)bulan;

c. tidak....

- 94 -

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagaianggota BPD; atau

d. melanggar larangan sebagai anggota BPD.

(3) Pemberhentian anggota BPD diusulkan olehpimpinan BPD kepada Bupati atas dasarhasil musyawarah BPD.

(4) Peresmian pemberhentian anggota BPDsebagaimana dimaksud pada ayat (3)ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Pasal 133

Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi,kewenangan, hak dan kewajiban, pengisiankeanggotaan, pemberhentian anggota sertaperaturan tata tertib BPD diatur dalamperaturan Bupati.

Bagian Keenam

Musyawarah Desa

Pasal 134

(1) Musyawarah Desa merupakan forumpermusyawaratan yang diikuti oleh BPD,Pemerintah Desa dan unsur masyarakat Desauntuk memusyawarahkan hal yang bersifatstrategis dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa.

(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a.penataan Desa;

b.perencanaan Desa;

c. kerja sama Desa;

d. rencana ....

- 95 -

d.rencana investasi yang masuk ke Desa;

e. pembentukan BUM Desa;

f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan

g.kejadian luar biasa.

(3) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan paling kurangsekali dalam 1 (satu) tahun.

(4) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dibiayai dari APB Desa.

Pasal 135

(1) Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPDyang difasilitasi oleh Pemerintah Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diikuti oleh Pemerintah Desa,BPD dan unsur masyarakat.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (2) terdiri atas:

a. tokoh agama;

b. tokoh masyarakat;

c. tokoh pendidikan;

d. perwakilan kelompok tani;

e. perwakilan kelompok perajin;

f. perwakilan kelompok perempuan;

g. perwakilan kelompok pemerhati danperlindungan anak;

h. perwakilan kelompok masyarakat miskin;

i. perwakilan kelompok pemuda; dan/atau

j. perwakilan....

- 96 -

j. perwakilan kelompok pemberdayaanmasyarakat.

(4) Selain unsur masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (3), musyawarah Desadapat melibatkan unsur masyarakat lainsesuai dengan kondisi sosial budayamasyarakat.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata tertibdan mekanisme pengambilan keputusanmusyawarah Desa diatur dengan PeraturanBupati.

Bagian Ketujuh

Penghasilan Pemerintah Desa

Pasal 136

(1) Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkatDesa dianggarkan dalam APB Desa yangbersumber dari ADD.

(2) Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetapkepala Desa dan perangkat Desamenggunakan penghitungan sebagai berikut:

a. ADD yang berjumlah kurang dariRp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah) digunakan maksimal 60% (enampuluh perseratus);

b. ADD yang berjumlahRp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah) sampai dengan Rp. 700.000.000,00(tujuh ratus juta rupiah) digunakanmaksimal 50% (lima puluh perseratus);

c. ADD yang berjumlah lebih dariRp. 700.000.000,00 (tujuh ratus jutarupiah)

sampai....

- 97 -

sampai dengan Rp. 900.000.000,00(sembilan ratus juta rupiah) digunakanmaksimal 40% (empat puluh perseratus);dan

d. ADD yang berjumlah lebih dariRp. 900.000.000,00 (sembilan ratus jutarupiah) digunakan maksimal 30% (tigapuluh perseratus).

(3) Pengalokasian batas maksimal sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganmempertimbangkan efisiensi, jumlahperangkat, kompleksitas tugas pemerintahandan letak geografis.

(4) Bupati menetapkan besaran penghasilantetap:

a. kepala Desa;

b. sekretaris Desa paling sedikit 70% (tujuhpuluh perseratus) dari penghasilan tetapkepala Desa per bulan; dan

c. perangkat Desa selain sekretaris Desapaling sedikit 50% (lima puluh perseratus)dari penghasilan tetap kepala Desa perbulan.

(5) Besaran penghasilan tetap kepala Desa danperangkat desa sebagaimana dimaksud padaayat (4) ditetapkan dengan peraturan Bupati.

Pasal 137

(1) Selain menerima penghasilan tetapsebagaimana dimaksud dalam Pasal 136,kepala Desa dan perangkat Desa menerimatunjangan dan penerimaan lain yang sah.

(2) Tunjangan dan penerimaan lain yang sah

sebagaimana....

- 98 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatbersumber dari APB Desa dan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Besaran tunjangan dan penerimaan lain yangsah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan peraturan Bupati.

BAB VII

HAK DAN KEWAJIBAN DESA DANMASYARAKAT DESA

Pasal 138

(1) Desa berhak:

a. mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat berdasarkan hak asal usul,adat istiadat dan nilai sosial budayamasyarakat Desa;

b. menetapkan dan mengelola kelembagaanDesa; dan

c. mendapatkan sumber pendapatan.

(2) Desa berkewajiban:

a. melindungi dan menjaga persatuan,kesatuan serta kerukunan masyarakatDesa dalam rangka kerukunan nasionaldan keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia;

b. meningkatkan kualitas kehidupanmasyarakat Desa;

c. mengembangkan kehidupan demokrasi;

d. mengembangkan pemberdayaanmasyarakat Desa; dan

e. memberikan....

- 99 -

e. memberikan dan meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat Desa.

Pasal 139

(1) Masyarakat Desa berhak:

a. meminta dan mendapatkan informasi dariPemerintah Desa serta mengawasikegiatan penyelenggaraan PemerintahanDesa, pelaksanaan Pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa danpemberdayaan masyarakat Desa;

b. memperoleh pelayanan yang sama danadil;

c. menyampaikan aspirasi, saran danpendapat lisan atau tertulis secarabertanggung jawab tentang kegiatanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan Pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa danpemberdayaan masyarakat Desa;

d. memilih, dipilih dan/atau ditetapkanmenjadi:

1. Kepala Desa;

2. perangkat Desa;

3. anggota BPD; atau

4. anggota lembaga kemasyarakatanDesa.

e. mendapatkan pengayoman danperlindungan dari gangguan ketenteramandan ketertiban di Desa.

(2) Masyarakat Desa berkewajiban:

a. membangun....

- 100 -

a. membangun diri dan memeliharalingkungan Desa;

b. mendorong terciptanya kegiatanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan Pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa danpemberdayaan masyarakat Desa yangbaik;

c. mendorong terciptanya situasi yang aman,nyaman dan tenteram di Desa;

d. memelihara dan mengembangkan nilaipermusyawaratan, permufakatan,kekeluargaan dan kegotongroyongan diDesa; dan

e. berpartisipasi dalam berbagai kegiatan diDesa.

BAB VIII

JENIS DAN MATERI MUATAN PERATURAN DIDESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 140

Jenis Peraturan di Desa meliputi:

a. Peraturan Desa;

b. Peraturan Bersama Kepala Desa; dan

c. Peraturan Kepala Desa.

Pasal 141

Peraturan di Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 140 dilarang bertentangan dengan

kepentingan....

- 101 -

kepentingan umum dan/atau ketentuanperaturan perundang-undangan yang lebihtinggi.

Pasal 142

(1) Peraturan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 140 huruf a berisi materipelaksanaan kewenangan Desa danpenjabaran lebih lanjut dari peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.

(2) Peraturan bersama Kepala Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 140 huruf b berisimateri kerjasama desa.

(3) Peraturan Kepala Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 140 huruf c berisimateri pelaksanaan peraturan desa,peraturan bersama kepala desa dan tindaklanjut dari peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi.

Bagian Kedua

Peraturan Desa

Paragraf 1

Perencanaan

Pasal 143

(1) Perencanaan penyusunan rancanganPeraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desadan BPD dalam RKP Desa.

(2) Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat danlembaga desa lainnya di Desa dapatmemberikan masukan kepada PemerintahDesa dan atau BPD untuk rencanapenyusunan rancangan Peraturan Desa.

paragraf 2....

- 102 -

Paragraf 2

Penyusunan

Pasal 144

(1) Penyusunan rancangan Peraturan Desadiprakarsai oleh Pemerintah Desa.

(2) Rancangan Peraturan Desa yang telahdisusun, wajib dikonsultasikan kepadamasyarakat Desa dan dapat dikonsultasikankepada camat untuk mendapatkan masukan.

(3) Rancangan Peraturan Desa yangdikonsultasikan sebagaimana dimaksud padaayat (2) diutamakan kepada masyarakat ataukelompok masyarakat yang terkait langsungdengan substansi materi pengaturan.

(4) Masukan dari masyarakat Desa dan camatsebagaimana dimaksud pada ayat (2)digunakan Pemerintah Desa untuktindaklanjut proses penyusunan rancanganPeraturan Desa.

(5) Rancangan Peraturan Desa yang telahdikonsultasikan sebagaimana dimaksud padaayat (3) disampaikan Kepala Desa kepadaBPD untuk dibahas dan disepakati bersama.

Pasal 145

(1) BPD dapat menyusun dan mengusulkanrancangan Peraturan Desa.

(2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) kecuali untukrancangan Peraturan Desa tentang RPJMDesa, rancangan Peraturan Desa tentang RKPDesa, rancangan Peraturan Desa tentang APB

Desa....

- 103 -

Desa dan rancangan Peraturan Desa tentanglaporan pertanggungjawaban realisasipelaksanaan APB Desa.

(3) Rancangan Peraturan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan olehanggota BPD kepada pimpinan BPD untukditetapkan sebagai rancangan PeraturanDesa usulan BPD.

Paragraf 3

Pembahasan

Pasal 146

(1) BPD mengundang Kepala Desa untukmembahas dan menyepakati rancanganPeraturan Desa.

(2) Dalam hal terdapat rancangan PeraturanDesa prakarsa Pemerintah Desa dan usulanBPD mengenai hal yang sama untuk dibahasdalam waktu pembahasan yang sama, makadidahulukan rancangan Peraturan Desausulan BPD sedangkan Rancangan PeraturanDesa usulan Kepala Desa digunakan sebagaibahan untuk dipersandingkan.

Pasal 147

(1) Rancangan Peraturan Desa yang belumdibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul.

(2) Rancangan Peraturan Desa yang telahdibahas tidak dapat ditarik kembali kecualiatas kesepakatan bersama antara PemerintahDesa dan BPD.

Pasal 148....

- 104 -

Pasal 148

(1) Rancangan peraturan Desa yang telahdisepakati bersama disampaikan olehpimpinan BPD kepada kepala Desa untukditetapkan menjadi peraturan Desa palinglambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggalkesepakatan.

(2) Rancangan peraturan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib ditetapkan olehkepala Desa dengan membubuhkan tandatangan paling lambat 15 (lima belas) hariterhitung sejak diterimanya rancanganperaturan Desa dari pimpinan BPD.

Paragraf 4

Penetapan

Pasal 149

(1) Rancangan Peraturan Desa yang telahdibubuhi tanda tangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 148 ayat (2)disampaikan kepada Sekretaris Desa untukdiundangkan.

(2) Dalam hal Kepala Desa tidakmenandatangani Rancangan Peraturan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1),Rancangan Peraturan Desa tersebut wajibdiundangkan dalam Lembaran Desa dan sahmenjadi Peraturan Desa.

Paragraf 5

Pengundangan

Pasal 150....

- 105 -

Pasal 150

(1) Sekretaris Desa mengundangkan peraturandesa dalam lembaran desa.

(2) Peraturan Desa dinyatakan mulai berlakudan mempunyai kekuatan hukum yangmengikat sejak diundangkan.

Paragraf 6

Penyebarluasan

Pasal 151

(1) Penyebarluasan dilakukan oleh PemerintahDesa dan BPD sejak penetapan rencanapenyusunan rancangan Peraturan Desa,penyusunan rancangan Peraturan Desa,pembahasan rancangan Peraturan Desa,hingga Pengundangan Peraturan Desa.

(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan untuk memberikaninformasi dan/atau memperoleh masukanmasyarakat dan para pemangku kepentingan.

Bagian Ketiga

Evaluasi dan Klarifikasi Peraturan Desa

Paragraf 1

Evaluasi

Pasal 152

(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, pungutan, tata ruang dan organisasiPemerintah Desa yang telah dibahas dandisepakati oleh Kepala Desa dan BPD,

disampaikan....

- 106 -

disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupatimelalui camat paling lambat 3 (tiga) harisejak disepakati untuk dievaluasi.

(2) Dalam hal Bupati tidak memberikan hasilevaluasi dalam batas waktu, Peraturan Desatersebut berlaku dengan sendirinya.

Pasal 153

(1) Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat(1) diserahkan oleh Bupati paling lama 20(dua puluh) hari kerja terhitung sejakditerimanya rancangan Peraturan tersebutoleh Bupati.

(2) Dalam hal Bupati telah memberikan hasilevaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(2), Kepala Desa wajib memperbaikinya.

Pasal 154

(1) Kepala Desa memperbaiki rancanganPeraturan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 153 ayat (2) paling lama 20 (duapuluh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi.

(2) Kepala Desa dapat mengundang BPD untukmemperbaiki rancangan Peraturan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikanKepala Desa kepada Bupati melalui camat.

Pasal 155

Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjutihasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal....

- 107 -

Pasal 154 ayat (1), dan tetap menetapkanmenjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkanPeraturan Desa dengan Keputusan Bupati.

Pasal 156

(1) Bupati dapat membentuk tim evaluasiRancangan Peraturan Desa.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan keputusan Bupati, dantembusan keputusan pembentukan timdisampaikan kepada DPRD.

Paragraf 2

Klarifikasi

Pasal 157

(1) Peraturan Desa yang telah diundangkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 150 ayat(1) disampaikan oleh Kepala Desa kepadaBupati paling lambat 7 (tujuh) hari sejakdiundangkan untuk diklarifikasi.

(2) Bupati melakukan klarifikasi Peraturan Desadengan membentuk tim klarifikasi palinglambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima,dan tembusan keputusan pembentukan timdisampaikan kepada DPRD.

Pasal 158

(1) Hasil klarifikasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 157 ayat (1) dapat berupa:

a. hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengankepentingan umum, dan/atau ketentuan

peraturan....

- 108 -

peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi; dan

b. hasil klarifikasi yang bertentangan dengankepentingan umum dan/atau ketentuanperaturan perundang-undangan yang lebihtinggi.

(2) Dalam hal hasil klarifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) Peraturan Desa tidakbertentangan dengan kepentingan umumdan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Bupatimenerbitkan surat hasil klarifikasi yangberisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.

(3) Dalam hal hasil klarifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertentangan dengankepentingan umum dan/atau ketentuanperaturan perundang-undangan yang lebihtinggi Bupati membatalkan Peraturan Desatersebut dengan Keputusan Bupati.

Bagian Keempat

Peraturan Bersama Kepala Desa

Paragraf 1

Perencanaan

Pasal 159

(1) Perencanaan penyusunan rancanganPeraturan Bersama Kepala Desa ditetapkanbersama oleh dua Kepala Desa atau lebihdalam rangka kerjasama antar-Desa.

(2) Perencanaan penyusunan rancanganPeraturan Bersama Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan setelah

mendapatkan....

- 109 -

mendapatkan rekomendasi dari musyawarahdesa.

Paragraf 2

Penyusunan

Pasal 160

Penyusunan rancangan Peraturan BersamaKepala Desa dilakukan oleh Kepala Desapemrakarsa.

Pasal 161

(1) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desayang telah disusun, wajib dikonsultasikankepada masyarakat desa masing-masing dandapat dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk mendapatkan masukan.

(2) Masukan dari masyarakat desa dan camatsebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjutproses penyusunan rancanan PeraturanBersama Kepala Desa.

Paragraf 3

Pembahasan, Penetapan dan Pengundangan

Pasal 162

Pembahasan rancangan Peraturan BersamaKepala Desa dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desaatau lebih.

Pasal 163....

- 110 -

Pasal 163

(1) Kepala Desa yang melakukan kerja samaantar-Desa menetapkan RancanganPeraturan Desa dengan membubuhkan tandatangan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitungsejak tanggal disepakati.

(2) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desayang telah dibubuhi tanda tangansebagaimana dimaksud pada ayat (1)diundangkan dalam Berita Desa olehSekretaris Desa masing-masing desa.

(3) Peraturan Bersama Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mulai berlaku danmempunyai kekuatan hukum mengikat sejaktanggal diundangkan dalam Berita Desa padamasing-masing Desa.

Paragraf 4

Penyebarluasan

Pasal 164

Peraturan Bersama Kepala Desa disebarluaskankepada masyarakat Desa masing-masing.

Bagian Kelima

Peraturan Kepala Desa

Pasal 165

(1) Penyusunan rancangan Peraturan KepalaDesa dilakukan oleh Kepala Desa.

(2) Materi....

- 111 -

(2) Materi muatan Peraturan Kepala Desameliputi materi pelaksanaan Peraturan diDesa dan peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi.

Pasal 166

Peraturan Kepala Desa diundangkan dalamBerita Desa oleh Sekretaris Desa.

Pasal 167

Kepala Desa dapat menetapkan KeputusanKepala Desa untuk pelaksanaan Peraturan diDesa, peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi dan dalam rangka pelaksanaankewenangan Desa yang bersifat penetapan.

Pasal 168

(1) Ketentuan mengenai teknik penyusunanPeraturan di Desa dan Keputusan KepalaDesa sesuai dengan ketentuan undang-undang tentang pembentukan peraturanperundang-undangan.

(2) Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai tatacara penyusunan peraturan di Desa diaturdalam Peraturan Bupati.

BAB IX

KEUANGAN DAN KEKAYAAN DESA

Bagian Kesatu

Keuangan...

- 112 -

Keuangan Desa

Paragraf 1

Umum

Pasal 169

(1) Keuangan Desa adalah semua hak dankewajiban Desa yang dapat dinilai denganuang serta segala sesuatu berupa uang danbarang yang berhubungan denganpelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

(2) Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menimbulkan pendapatan,belanja, pembiayaan dan pengelolaanKeuangan Desa.

Pasal 170

(1) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 169 ayat (2) bersumber dari:

a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasilusaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi,gotong royong dan lain-lain pendapatanasli Desa;

b. alokasi Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara;

c. bagian dari hasil pajak daerah danretribusi daerah;

d. alokasi dana Desa yang merupakan bagiandari dana perimbangan yang diterimaDaerah;

e. bantuan keuangan dari AnggaranPendapatan dan Belanja DaerahPemerintah Provinsi Jawa Barat dan APBD;

f. hibah....

- 113 -

f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikatdari pihak ketiga; dan

g. lain-lain pendapatan Desa yang sah.

(2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b bersumber dari BelanjaPemerintah dengan mengefektifkan programyang berbasis Desa secara merata danberkeadilan.

(3) Bagian hasil pajak daerah dan retribusidaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c paling sedikit 10% (sepuluhperseratus) dari pajak dan retribusi daerah.

(4) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d paling sedikit 10% (sepuluhperseratus) dari dana perimbangan yangditerima Daerah setelah dikurangi DanaAlokasi Khusus.

(5) Dalam rangka pengelolaan Keuangan Desa,Kepala Desa dapat melimpahkan sebagiankewenangan kepada perangkat Desa yangditunjuk.

Pasal 171

(1) Penyelenggaraan kewenangan Desaberdasarkan hak asal usul dan kewenanganlokal berskala Desa didanai oleh APB Desa.

(2) Penyelenggaraan kewenangan lokal berskalaDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain didanai oleh APB Desa, juga dapatdidanai oleh anggaran pendapatan danbelanja negara dan APBD.

(3) Penyelenggaraan....

- 114 -

(3) Penyelenggaraan kewenangan Desa yangditugaskan oleh Pemerintah didanai olehanggaran pendapatan dan belanja negara.

(4) Dana anggaran pendapatan dan belanjanegara sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dialokasikan pada bagian anggarankementerian/lembaga dan disalurkan melaluisatuan kerja perangkat daerah yangmembidangi pengelolaan keuangan Daerah.

(5) Penyelenggaraan kewenangan Desa yangditugaskan oleh Pemerintah Daerah didanaioleh APBD.

Pasal 172

Seluruh pendapatan Desa diterima dandisalurkan melalui rekening kas Desa danpenggunaannya ditetapkan dalam APB Desa.

Pasal 173

Pencairan dana dalam rekening kas Desaditandatangani oleh kepala Desa dan bendaharaDesa.

Pasal 174

(1) APB Desa terdiri atas bagian pendapatan,belanja dan pembiayaan Desa.

(2) Rancangan APB Desa diajukan oleh KepalaDesa dan dimusyawarahkan bersama BPD.

(3) Sesuai dengan hasil musyawarahsebagaimana dimaksud pada ayat (2), KepalaDesa menetapkan APB Desa setiap tahundengan Peraturan Desa.

Pasal 175....

- 115 -

Pasal 175

(1) Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhikebutuhan pembangunan yang disepakatidalam Musyawarah Desa dan sesuai denganprioritas Pemerintah Daerah, PemerintahProvinsi Jawa Barat, dan Pemerintahmengacu pada RPJM Desa dan RKP Desa.

(2) Kebutuhan pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi, tetapi tidakterbatas pada kebutuhan primer, pelayanandasar, lingkungan dan kegiatanpemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 176

(1) Pengelolaan keuangan Desa meliputi:

a.perencanaan;

b.pelaksanaan;

c. penatausahaan;

d.pelaporan; dan

e. pertanggungjawaban.

(2) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaanpengelolaan Keuangan Desa.

(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaankeuangan Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1), Kepala Desa menguasakan sebagiankekuasaannya kepada perangkat Desa.

Pasal 177

Pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan dalammasa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulaitanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember

Paragraf 2....

- 116 -

Paragraf 2

ADD, Bagian dari Hasil Pajak Daerah danRetribusi Daerah

dan Bantuan Keuangan

Pasal 178

(1) Pemerintah daerah mengalokasikan ADDdalam APBD setiap tahun anggaran.

(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) daridana perimbangan yang diterima Daerahdalam APBD setelah dikurangi dana alokasikhusus.

(3) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksudpada ayat (2) mempertimbangkan:

a. kebutuhan penghasilan tetap kepala Desadan perangkat Desa;

b. jumlah penduduk Desa, angka kemiskinanDesa, luas wilayah Desa, dan tingkatkesulitan geografis Desa; dan

c. indikator lainnya sesuai dengan kondisiDaerah.

(4) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan peraturanBupati.

(5) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian,penyaluran dan penggunaan ADD diaturdengan peraturan Bupati.

Pasal 179

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan bagian

dari....

- 117 -

dari hasil pajak dan retribusi daerah kepadaDesa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus)dari realisasi penerimaan hasil pajak danretribusi daerah.

(2) Pengalokasian bagian dari hasil pajak danretribusi daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan berdasarkan ketentuan:

a. 60% (enam puluh perseratus) dibagi secaramerata kepada seluruh Desa; dan

b. 40% (empat puluh perseratus) dibagisecara proporsional berdasarkan realisasipenerimaan hasil pajak dan retribusi dariDesa masing-masing.

(3) Pengalokasian bagian dari hasil pajak danretribusi daerah kepada Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganperaturan Bupati.

(4) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian,penyaluran dan penggunaan bagian dari hasilpajak dan retribusi daerah diatur denganperaturan Bupati.

Pasal 180

(1) Pemerintah daerah dapat memberikanbantuan keuangan yang bersumber dariAPBD kepada Desa.

(2) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat bersifat umum dankhusus.

(3) Bantuan keuangan yang bersifat umumsebagaimana dimaksud pada ayat (2)peruntukan dan penggunaannya diserahkansepenuhnya kepada Desa penerima bantuan

Dalam....

- 118 -

dalam rangka membantu pelaksanaan tugaspemerintah daerah di Desa.

(4) Bantuan keuangan yang bersifat khusussebagaimana dimaksud pada ayat (2)peruntukan dan pengelolaannya ditetapkanoleh pemerintah daerah pemberi bantuandalam rangka percepatan pembangunan Desadan pemberdayaan masyarakat.

(5) Tata cara pemberian bantuan keuangan desadiatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati.

Paragraf 3

Penyaluran

Pasal 181

(1) Penyaluran ADD dan bagian dari hasil pajakdaerah dan retribusi daerah ke Desadilakukan secara bertahap.

(2) Tata cara penyaluran ADD dan bagian darihasil pajak daerah dan retribusi daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam peraturan Bupati.

(3) Penyaluran bantuan keuangan yangbersumber dari APBD kepada Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 ayat(1) dilakukan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Paragraf 4

Belanja Desa

Pasal 182

Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa

digunakan....

- 119 -

digunakan dengan ketentuan:

a. paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus)dari jumlah anggaran belanja Desa digunakanuntuk mendanai:

1. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

2. pelaksanaan pembangunan Desa;

3. pembinaan kemasyarakatan Desa;

4. pemberdayaan masyarakat Desa; dan

5. bantuan biaya pelaksanaan pemungutansuara pada pemilihan Kepala Desa;

b. paling banyak 30% (tiga puluh perseratus)dari jumlah anggaran belanja Desa digunakanuntuk:

1. penghasilan tetap dan tunjangan kepalaDesa dan perangkat Desa;

2. operasional Pemerintah Desa;

3. tunjangan dan operasional BPD; dan

4. insentif rukun tetangga dan rukun warga.

Paragraf 5

APB Desa

Pasal 183

(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desadisepakati bersama oleh kepala Desa dan BPDpaling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

(2) Rancangan peraturan Desa tentang APB Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan oleh kepala Desa kepada Bupatimelalui camat paling lambat 3 (tiga) hari sejakdisepakati untuk dievaluasi.

(3) Bupati....

- 120 -

(3) Bupati dapat mendelegasikan evaluasirancangan Peraturan Desa tentang APB Desakepada camat.

(4) Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkanpaling lambat tanggal 31 Desember tahunanggaran berjalan.

Pasal 184

(1) Gubernur melalui Bupati menginformasikanrencana bantuan keuangan yang bersumberdari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Provinsi Jawa Barat melalui SatuanKerja Perangkat Daerah yang membidangiperencanaan pembangunan Daerah.

(2) Bupati menginformasikan rencana ADD,bagian bagi hasil pajak dan retribusi Daerahuntuk Desa, serta bantuan keuangan yangbersumber dari APBD melalui Satuan KerjaPerangkat Daerah yang membidangiperencanaan pembangunan Daerah,pengelolaan keuangan Daerah danpendapatan Daerah.

(3) Gubernur dan Bupati menyampaikaninformasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) kepada kepala Desa dalamjangka waktu 10 (sepuluh) hari setelahkebijakan umum anggaran dan prioritas sertaplafon anggaran sementara disepakati Bupatibersama DPRD.

(4) Informasi dari gubernur dan Bupatisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) menjadi bahan penyusunan rancanganAPB Desa.

Pasal 185....

- 121 -

Pasal 185

(1) Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desadapat dilakukan apabila terjadi:

a. keadaan yang menyebabkan harusdilakukan pergeseran antar jenis belanja;

b. keadaan yang menyebabkan sisa lebihperhitungan anggaran (SilPA) tahunsebelumnya harus digunakan dalam tahunberjalan;

c. terjadi penambahan dan/ataupengurangan dalam pendapatan desa padatahun berjalan;

d. terjadi peristiwa khusus, seperti bencanaalam, krisis politik, krisis ekonomi,dan/atau kerusuhan sosial yangberkepanjangan; dan/atau

e. perubahan mendasar atas kebijakanPemerintah dan Pemerintah Daerah.

(2) Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran.

(3) Tata cara pengajuan perubahan APB Desaadalah sama dengan tata cara penetapan APBDesa.

Pasal 186

(1) Dalam hal bantuan keuangan dari APBDProvinsi Jawa Barat dan APBD serta hibahdan bantuan pihak ketiga yang tidakmengikat kepada Desa disalurkan setelahditetapkannya Peraturan Desa tentang APBDDesa/Perubahan APB Desa, perubahan diaturdengan Peraturan Kepala Desa tentangperubahan APB Desa.

(2) Perubahan....

- 122 -

(2) Perubahan APB Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diinformasikan kepada BPD.

Paragraf 6

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 187

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasipelaksanaan APB Desa kepada Bupati setiapsemester tahun berjalan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk semester pertama disampaikan palinglambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk semester kedua disampaikan palinglambat pada akhir bulan Januari tahunberikutnya.

Pasal 188

(1) Selain penyampaian laporan realisasipelaksanaan APB Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 187 ayat (1), kepalaDesa juga menyampaikan laporanpertanggungjawaban realisasi pelaksanaanAPB Desa kepada Bupati setiap akhir tahunanggaran.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan bagian yang tidak terpisahkandari laporan penyelenggaraan PemerintahanDesa kepada Bupati melalui camat setiapakhir tahun anggaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 83 huruf a.

Pasal 189....

- 123 -

Pasal 189

Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa diaturdengan peraturan Bupati dengan berpedomanpada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Kekayaan Desa

Paragraf 1

Umum

Pasal 190

(1) Aset Desa adalah kekayaan milik Desa dapatberupa:

a. tanah kas Desa;

b. pasar Desa;

c. bangunan Desa;

d. pelelangan hasil pertanian;

e. hutan milik Desa;

f. mata air milik Desa;

g. pemandian umum; dan

h. aset lainnya milik Desa.

(2) Aset lainnya milik Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf h, antara lain:

a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperolehatas beban Anggaran Pendapatan danBelanja Negara, APBD, serta APB Desa;

b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibahdan sumbangan atau yang sejenis;

c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai

pelaksana....

- 124 -

pelaksanaan dari perjanjian/kontrak danlain-lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

d. hasil kerja sama Desa; dan

e. kekayaan Desa yang berasal dariperolehan lainnya yang sah.

(3) Kekayaan milik Pemerintah Daerah berskalalokal Desa yang ada di Desa dapatdihibahkan kepemilikannya kepada Desa.

(4) Kekayaan milik Desa yang berupa tanahdisertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.

(5) Bangunan milik Desa harus dilengkapidengan bukti status kepemilikan yangdikeluarkan oleh pejabat yang berwenang danditatausahakan secara tertib.

Pasal 191

(1) Pengelolaan kekayaan milik Desadilaksanakan berdasarkan asas kepentinganumum, fungsional, kepastian hukum,keterbukaan, efisiensi, efektivitas,akuntabilitas dan kepastian nilai ekonomi.

(2) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukanuntuk meningkatkan kesejahteraan dan tarafhidup masyarakat Desa serta meningkatkanpendapatan Desa.

(3) Pengelolaan kekayaan milik Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahasoleh Kepala Desa bersama BPD.

Paragraf 2

Pengelolaan Kekayaan Milik Desa

Pasal 192....

- 125 -

Pasal 192

(1) Kekayaan milik Desa diberi kode barangdalam rangka pengamanan.

(2) Kekayaan milik Desa dilarang diserahkanatau dialihkan kepada pihak lain sebagaipembayaran tagihan atas Pemerintah Desa.

(3) Kekayaan milik Desa dilarang digadaikan ataudijadikan jaminan untuk mendapatkanpinjaman.

Pasal 193

Pengelolaan kekayaan milik Desa merupakanrangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan,penilaian, pembinaan, pengawasan danpengendalian kekayaan milik Desa.

Pasal 194

(1) Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaanpengelolaan kekayaan milik Desa.

(2) Dalam melaksanakan kekuasaansebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepalaDesa dapat menguasakan sebagiankekuasaannya kepada perangkat Desa.

Pasal 195

(1) Pengelolaan kekayaan milik Desa bertujuanmeningkatkan kesejahteraan masyarakatDesa dan meningkatkan pendapatan Desa.

(2) Pengelolaan....

- 126 -

(2) Pengelolaan kekayaan milik Desa diaturdengan peraturan Desa.

Pasal 196

(1) Pengelolaan kekayaan milik Desa yangberkaitan dengan penambahan danpelepasan aset ditetapkan dengan peraturanDesa sesuai dengan kesepakatanmusyawarah Desa.

(2) Kekayaan milik Pemerintah Daerah berskalalokal dapat dihibahkan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 197

(1) Kekayaan milik desa yang telah diambil aliholeh Pemerintah Daerah dikembalikankepada desa, kecuali yang sudah digunakanuntuk fasilitas umum.

(2) Fasilitas umum sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan fasilitas untukkepentingan masyarakat umum.

Pasal 198

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaankeuangan dan kekayaan milik desa diaturdengan Peraturan Bupati.

BAB X

PEMBANGUNAN DESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 199....

- 127 -

Pasal 199

(1) Pembangunan Desa bertujuan meningkatkankesejahteraan masyarakat Desa dan kualitashidup manusia serta penanggulangankemiskinan melalui pemenuhan kebutuhandasar, pembangunan sarana dan prasaranaDesa, pengembangan potensi ekonomi lokal,serta pemanfaatan sumber daya alam danlingkungan secara berkelanjutan.

(2) Pembangunan Desa meliputi tahapperencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

(3) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (2) mengedepankan kebersamaan,kekeluargaan dan kegotongroyongan gunamewujudkan pengarusutamaan perdamaiandan keadilan sosial.

Bagian Kedua

Perencanaan

Pasal 200

(1) Pemerintah Desa menyusun perencanaanPembangunan Desa sesuai dengankewenangannya dengan mengacu padaperencanaan pembangunan Daerah.

(2) Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disusun secaraberjangka meliputi:

a. RPJM Desa untuk jangka waktu 6 (enam)tahun; dan

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desaatau yang disebut RKP Desa, merupakanpenjabaran dari RPJM Desa untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun.

(3) RPJM....

- 128 -

(3) RPJM Desa dan RKP Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganPeraturan Desa.

(4) Peraturan Desa tentang RPJM Desa dan RKPDesa merupakan satu-satunya dokumenperencanaan di Desa.

(5) RPJM Desa dan RKP Desa merupakan pedomandalam penyusunan APB Desa setiap tahunnya.

(6) Program Pemerintah dan/atau PemerintahDaerah yang berskala lokal Desadikoordinasikan dan/atau didelegasikanpelaksanaannya kepada Desa.

(7) Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan salah satusumber masukan dalam perencanaanpembangunan Daerah.

Pasal 201

(1) Perencanaan Pembangunan Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 200diselenggarakan dengan mengikutsertakanmasyarakat Desa.

(2) Dalam menyusun perencanaanPembangunan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pemerintah Desa wajibmenyelenggarakan musyawarah perencanaanPembangunan Desa.

(3) Musyawarah perencanaan PembangunanDesa menetapkan prioritas, program,kegiatan dan kebutuhan Pembangunan Desayang didanai oleh APB Desa, swadayamasyarakat Desa dan/atau APBD Pemerintah

Daerah....

- 129 -

Daerah dan/atau APBD Pemerintah ProvinsiJawa Barat.

(4) Prioritas, program, kegiatan dan kebutuhanPembangunan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dirumuskan berdasarkanpenilaian terhadap kebutuhan masyarakatDesa yang meliputi:

a. peningkatan kualitas dan akses terhadappelayanan dasar;

b. pembangunan dan pemeliharaaninfrastruktur dan lingkungan berdasarkankemampuan teknis dan sumber daya lokalyang tersedia;

c. pengembangan ekonomi pertanianberskala produktif;

d. pengembangan dan pemanfaatan teknologitepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan

e. peningkatan kualitas ketertiban danketenteraman masyarakat Desaberdasarkan kebutuhan masyarakat Desa.

(5) Musyawarah Perencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)paling lambat dilaksanakan pada bulan Junitahun anggaran berjalan.

Pasal 202

Perencanaan pembangunan Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 200 menjadi pedomanbagi Pemerintah Desa dalam menyusunrancangan RPJM Desa, RKP Desa dan daftarusulan RKP Desa.

Pasal 203....

- 130 -

Pasal 203

(1) Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa,Pemerintah Desa wajib menyelenggarakanmusyawarah perencanaan pembangunanDesa secara partisipatif.

(2) Musyawarah perencanaan pembangunanDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diikuti oleh BPD dan unsur masyarakat Desa.

(3) Rancangan RPJM Desa dan rancangan RKPDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibahas dalam musyawarah perencanaanpembangunan Desa.

(4) Rancangan RPJM Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuatpenjabaran visi dan misi kepala Desa terpilihdan arah kebijakan perencanaanpembangunan Desa.

(5) Rancangan RPJM Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (4) memperhatikan arahkebijakan perencanaan pembangunanPemerintah Daerah.

(6) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) merupakan penjabaran darirancangan RPJM Desa untuk jangka waktu 1(satu) tahun.

Pasal 204

(1) RPJM Desa mengacu pada RPJM Daerah.

(2) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memuat visi dan misi kepala Desa,rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan....

- 131 -

kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakatdan arah kebijakan pembangunan Desa.

(3) RPJM Desa disusun denganmempertimbangkan kondisi objektif Desa danprioritas pembangunan Daerah.

(4) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(3) ditetapkan dalam jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikankepala Desa.

Pasal 205

(1) RKP Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 203 merupakan penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(2) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memuat rencana penyelenggaraanPemerintahan Desa, pelaksanaanpembangunan, pembinaan kemasyarakatan,dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(3) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(2) paling sedikit berisi uraian:

a. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahunsebelumnya;

b. prioritas program, kegiatan dan anggaranDesa yang dikelola oleh Desa;

c. prioritas program, kegiatan dan anggaranDesa yang dikelola melalui kerja samaantar-Desa dan pihak ketiga;

d. rencana program, kegiatan dan anggaranDesa yang dikelola oleh Desa sebagaikewenangan penugasan dari Pemerintah,Pemerintah Provinsi Jawa Barat danPemerintah Daerah; dan

e. pelaksana....

- 132 -

e. pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atasunsur perangkat Desa dan/atau unsurmasyarakat Desa.

(4) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(3) disusun oleh Pemerintah Desa sesuaidengan informasi dari Pemerintah Daerahberkaitan dengan pagu indikatif Desa danrencana kegiatan Pemerintah, PemerintahProvinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah.

(5) RKP Desa mulai disusun oleh PemerintahDesa pada bulan Juli tahun berjalan.

(6) RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desapaling lambat akhir bulan September tahunberjalan.

(7) RKP Desa menjadi dasar penetapan APBDesa.

Pasal 206

(1) Pemerintah Desa dapat mengusulkankebutuhan pembangunan Desa kepadaPemerintah Daerah.

(2) Dalam hal tertentu, Pemerintah Desa dapatmengusulkan kebutuhan pembangunan Desakepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi JawaBarat dan/atau Pemerintah Daerah.

(3) Usulan kebutuhan pembangunan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusmendapatkan persetujuan Bupati terlebihdahulu.

(4) Dalam hal Bupati memberikan persetujuan,usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan oleh Bupati kepada Pemerintahdan/atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(5) Usulan....

- 133 -

(5) Usulan Pemerintah Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dihasilkan dalam musyawarah perencanaanpembangunan Desa.

(6) Dalam hal Pemerintah, Pemerintah ProvinsiJawa Barat, dan Pemerintah Daerahmenyetujui usulan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2), usulan tersebutdimuat dalam RKP Desa tahun berikutnya.

Pasal 207

(1) RPJM Desa dan/atau RKP Desa dapat diubahdalam hal:

a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencanaalam, krisis politik, krisis ekonomidan/atau kerusuhan sosial yangberkepanjangan; atau

b. terdapat perubahan mendasar ataskebijakan Pemerintah, Pemerintah ProvinsiJawa Barat dan/atau Pemerintah Daerahdan disepakati dalam musyawarahperencanaan pembangunan Desa danselanjutnya ditetapkan dengan peraturanDesa.

(2) Perubahan RPJM Desa dan/atau RKP Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahasdan disepakati dalam musyawarahperencanaan pembangunan Desa danselanjutnya ditetapkan dengan peraturanDesa.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Pembangunan Desa

Pasal 208....

- 134 -

Pasal 208

(1) Pembangunan Desa dilaksanakan sesuaidengan RKP Desa.

(2) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan oleh perangkatDesa, lembaga pemberdayaan masyarakatdesa dan/atau unsur masyarakat Desadengan melibatkan seluruh masyarakat Desadengan semangat gotong royong dandikoordinasikan oleh Kepala Desa.

(3) Pelaksana kegiatan pembangunan Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan dengan mempertimbangkankeadilan gender.

(4) Pelaksanaan pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) mengutamakanpemanfaatan sumber daya manusia dansumber daya alam yang ada di Desa sertamendayagunakan swadaya dan gotong royongmasyarakat.

(5) Pembangunan lokal berskala Desadilaksanakan sendiri oleh Desa.

(6) Pelaksana pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) menyampaikanlaporan pelaksanaan pembangunan kepadakepala Desa dalam forum musyawarah Desa.

(7) Masyarakat Desa berpartisipasi dalammusyawarah Desa untuk menanggapilaporan pelaksanaan pembangunan Desa.

Pasal 209....

- 135 -

Pasal 209

(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakanprogram sektoral dan program daerah yangmasuk ke Desa.

(2) Program sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diinformasikan kepada Pemerintah Desauntuk diintegrasikan ke dalam pembangunanDesa.

(3) Program sebagaimana dimaksud pada ayat(1) yang berskala lokal Desa dikoordinasikandan/atau didelegasikan pelaksanaannyakepada Desa.

(4) Program sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dicatat dalam lampiran APB Desa.

Bagian Keempat

Pemantauan dan Pengawasan PembangunanDesa

Pasal 210

(1) Masyarakat Desa berhak mendapatkaninformasi mengenai rencana dan pelaksanaanPembangunan Desa.

(2) Masyarakat Desa berhak melakukanpemantauan terhadap pelaksanaanPembangunan Desa.

(3) Masyarakat Desa melaporkan hasilpemantauan dan berbagai keluhan terhadappelaksanaan Pembangunan Desa kepadaPemerintah Desa dan BPD.

(4) Pemerintah Desa wajib menginformasikanperencanaan dan pelaksanaan RPJM Desa,

RKP....

- 136 -

RKP Desa, dan APB Desa kepada masyarakatDesa melalui layanan informasi kepada umumdan melaporkannya dalam Musyawarah Desapaling sedikit 1 (satu) tahun sekali.

(5) Masyarakat Desa berpartisipasi dalamMusyawarah Desa untuk menanggapi laporanpelaksanaan Pembangunan Desa.

BAB XI

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup

Paragraf 1

Umum

Pasal 211

Pembangunan kawasan perdesaan meliputi:

a. penataan ruang partisipatif;

b. penetapan dan pengembangan pusatpertumbuhan terpadu antar desa;

c. penguatan kapasitas masyarakat,kelembagaandan kemitraan; dan

d. pembangunan infrastruktur antarperdesaan.

Paragraf 2

Penataan Ruang Partisipatif

Pasal 212

(1) Penataan ruang partisipatif meliputi:

a. perencanaan tata ruang;

b. pemanfaatan....

- 137 -

b. pemanfaatan ruang; dan

c. pengendalian pemanfaatan ruang.

(2) Penataan ruang partisipatif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh ataubersama masyarakat dan difasilitasi olehPemerintah Desa.

(3) Penataan ruang partisipatif dilakukan di:

a. area baru atau lokasi baru;

b. desa-desa yang sudah ada; dan

c. di luar desa.

Pasal 213

(1) Penataan ruang partisipatif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 212 ayat (3) huruf adilaksanakan dalam bentuk pola tata desa.

(2) Penataan ruang partisipatif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 212 ayat (3) huruf bdilaksanakan dalam bentuk revitalisasi yaitupenguatan fungsi ruang yang ada.

(3) Penataan ruang partisipatif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 212 ayat (3) huruf cdiutamakan pada pengawasan pemanfaatanruang.

(4) Dokumen tata ruang partisipatif disusunatau direvisi dalam Forum PembangunanKawasan Perdesaan Antar Desa.

Pasal 214

(1) Dalam penataan ruang partisipatif,masyarakat desa berhak:

a. menyusun....

- 138 -

a. menyusun rencana detail tata ruang desayang diselaraskan dengan Rencana TataRuang Wilayah Provinsi (RTRWP) danRencana Tata Ruang Wilayah Daerah(RTRWD);

b. mengetahui isi rencana tata ruang desadan tata ruang di luar desa;

c. menikmati manfaat dari penataan ruangdesa; dan

d. memperoleh kompensasi atas kerugianyang dialaminya akibat dari prosespenataan ruang desa.

(2) Kompensasi atas kerugian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d diputuskandalam musyawarah desa dan tidakbertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 215

Dalam penataan ruang partisipatif, masyarakatdesa berkewajiban:

a. memelihara kelestarian lingkungan dankonservasi sumber daya alam;

b. memelihara hasil pemanfaatan ruang desa;dan

c. mencegah kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam.

Pasal 216

Penataan ruang desa partisipatif dilakukanuntuk pemberdayaan masyarakat dalam:

a. menyusun....

- 139 -

a. menyusun profil desa dalam rangkamenemukenali dan mendayagunakan potensidesa;

b. memperkuat efektivitas perencanaanpembangunan desa;

c. menemukan dan mengembangkan komoditasunggulan kawasan;

d. memelihara kelestarian lingkungan dankonservasi sumber daya alam;

e. memperkuat kearifan lokal komunitaskawasan perdesaan sesuai karakteristikmasing-masing;

f. mendorong dan mempertahankan ruang fisikdesa yang ideal; dan

g. menciptakan ketertiban, ketentraman,keindahan dan keserasian.

Pasal 217

Pelaksanaan partisipasi masyarakat dilakukandengan memperhatikan hak dan kewajibanmasyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal214 dan Pasal 215.

Paragraf 3

Penetapan dan PengembanganPusat Pertumbuhan Terpadu Antar Desa (PPTAD)

Pasal 218

(1) Penetapan PPTAD dilakukan berdasarkanhasil analisis kawasan perdesaan dan dataprofil desa dan dituangkan dalam dokumen

Rencana....

- 140 -

rencana tata ruang desa partisipatifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 213 ayat(4).

(2) Mekanisme Penetapan PPTAD meliputi:

a. PPTAD diusulkan masyarakat untukditetapkan dengan keputusan KepalaDesa;

b. PPTAD Antar Desa diusulkan oleh Camatuntuk ditetapkan dengan keputusanBupati; dan

c. PPTAD Antar Kecamatan diusulkan olehCamat masing-masing untuk ditetapkandengan keputusan Bupati.

Pasal 219

(1) Pengembangan PPTAD dilakukanberdasarkan potensi dan ciri ekologi kawasanperdesaan.

(2) Pengembangan PPTAD dilakukan untuk:

a. pemberdayaan ekonomi rakyat yangberbasis pada potensi komunitas dandesa;

b. mendorong pertumbuhan yang dapatmenjadikan desa sebagai fondasipembangunan;

c. mendorong roda ekonomi sektor riilseperti pertanian, perikanan,pertukangan, usaha ekonomi menengahdan kecil, industri rakyat dan sejenisnyayang mampu menciptakan lapangan kerjaproduktif dan berkelanjutan di kawasanperdesaan;

d. mendorong....

- 141 -

d. mendorong tumbuhnya semangatkewirausahaan masyarakat di kawasanperdesaan;

e. mensinergikan kerjasama jejaring antardesa dan pemangku kepentingan dalampengembangan ekonomi komunitaskawasan perdesaan; dan

f. mendorong tumbuh serta berkembangnyakoperasi desa dan sejenisnya yang sehatdan kondusif bagi akumulasi danredistribusi modal melalui caratanggungrenteng dan sejenisnya.

Pasal 220

Pengembangan PPTAD meliputi kegiatan:

a. penguatan dan peningkatan mutu sumberdaya manusia komunitas kawasan dalampengelolaan usaha ekonomi dan produksi;

b. penguatan kelembagaan ekonomi,manajemen badan usaha desa danrevitalisasi modal sosial komunitas kawasanperdesaan;

c. pengembangan infrastruktur dasar ekonomikawasan perdesaan;

d. penguatan akses masyarakat terhadap modaldan sumber input ekonomi serta pemasaran;dan

e. penguatan kemitraan usaha ekonomimasyarakat.

Paragraf 4....

- 142 -

Paragraf 4

Penguatan Kapasitas Masyarakat, Kelembagaandan Kemitraan

Pasal 221

Pembangunan kawasan perdesaan didukungstrategi penguatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan kemitraan.

Pasal 222

(1) Penguatan kapasitas masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 221dilakukan untuk meningkatkan kemampuankolektif masyarakat kawasan perdesaandalam:

a. melaksanakan penataan ruang desasecara partisipatif;

b berpartisipasi dalam pelaksanaanPPTAD;

c. berpartisipasi dalam kerjasama jejaringmelalui penataan ruang partisipatif danPPTAD; dan

d. melaksanakan Forum PembangunanKawasan Perdesaan Antara Desa.

(2) Sasaran penguatan kapasitas masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputikomunitas kawasan:

a. perdesaan terpencil;

b. perdesaan tertinggal;

c. perdesaan di pinggir dan dalam hutan;

d. perdesaan kritis dan rawan bencana;

e. perdesaan....

- 143 -

e. perdesaan di ping gir areapertambangan;

f. perdesaan di pinggir area industri;

b. perdesaan dataran tinggi dan di pinggirsitu atau danau; dan

c. perdesaan daerah aliran sungai.

Pasal 223

Penguatan kapasitas kelembagaan dalampembangunan kawasan perdesaan meliputi:

a. Pemerintah Desa dan BPD;

b. Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitrapemerintah desa dalam pemberdayaanmasyarakat;

c. Kelembagaan usaha ekonomi kecil, badanusaha milik desa, koperasi dan sejenisnya;

d. Kader Pemberdayaan Masyarakat; dan

e. Forum Pembangunan Kawasan Perdesaanantar desa.

f.

Pasal 224

(1) Pembangunan Kawasan Perdesaandilaksanakan melalui kemitraan multi-pihakpemangku kepentingan.

(2) Untuk mendukung kemitraan antar desadibentuk Forum Pembangunan KawasanPerdesaan Antar Desa.

(3) Pembentukan Forum Pembangunan KawasanPerdesaan Antar Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganKeputusan Camat berdasarkan usulan

- 144 -

masyarakat....

masyarakat yang fasilitasi oleh satuan kerjaperangkat daerah yang tugas dan tanggungjawabnya meliputi pemberdayaanmasyarakat desa.

Pasal 225

(1) Bentuk dan struktur Forum PembangunanKawasan Perdesaan Antar Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 224 disusun sesuaikebutuhan lokal.

(2) Tugas Forum Pembangunan KawasanPerdesaan Antar Desa meliputi:

a. menyelenggarakan rapat dan musyawarahantar desa;

b. membahas hal-hal strategis dalampenyusunan rencana PembangunanKawasan Perdesaan;

c. melakukan koordinasi dengan pemerintahdesa untuk membahas rencanaPembangunan Kawasan Perdesaan dalammusyawarah rencana pembangunan desa;dan

d. memberikan dukungan atas pelaksanaanPembangunan Kawasan Perdesaan olehmasyarakat.

Pasal 226

(1) Untuk menguatkan keswadayaan danpartisipasi masyarakat Kepala Desamemfasilitasi pembentukan KaderPemberdayaan Masyarakat PembangunanKawasan Perdesaan.

- 145 -

(2) Pembentukan....

(2) Pembentukan Kader PemberdayaanMasyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan dengan caramemanfaatkan Kader PemberdayaanMasyarakat Desa (KPMD) yang telah ada didesa.

(3) Kader Pemberdayaan Masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalahmitra Pemerintah Desa yang bertugas:

a. memberdayakan masyarakat di desanyauntuk berpartisipasi aktif dan produktifdalam Pembangunan Kawasan Perdesaan;

b. mewakili desanya di forum PembangunanKawasan Perdesaan Antar Desa; dan

c. menginisiasi kerjasama dengan lembagakemasyarakatan lainnya.

Pasal 227

(1) Dalam rangka mendukung terselenggarannyaForum Pembangunan Kawasan PerdesaanAntar Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 225, di Daerah dibentuk LembagaKemitraan Pembangunan Kawasan Perdesaan.

(2) Lembaga Kemitraan Pembangunan KawasanPerdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibentuk atas prakarsa masyarakat yangdifasilitasi oleh satuan kerja perangkatdaerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi pemberdayaan masyarakatdan pemerintahan desa.

(3) Bentuk dan struktur Lembaga KemitraanPembangunan Kawasan Perdesaan disusunsesuai dengan kebutuhan Daerah.

- 146 -

(4) Pembentukan....

(4) Pembentukan Lembaga KemitraanPembangunan Kawasan Perdesaan Daerahditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 228

(1) Lembaga Kemitraan Pembangunan KawasanPerdesaan Daerah mempunyai tugas antaralain:

a. mengkoordinir ketertiban multi-pihakpemangku kepentingan PembangunanKawasan Perdesaan (non pemerintah) diDaerah berkonsultasi dengan PemerintahDaerah melalui satuan kerja perangkatdaerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi pemberdayaanmasyarakat dan pemerintahan desa;

b. menggalang dukungan dari multi-pihakpemangku kepentingan PembangunanKawasan Perdesaan dalam pelaksanaandan pengembangan PembangunanKawasan Perdesaan; dan

c. mengikuti musyawarah rencanapembangunan Daerah.

(2) Pemerintah Daerah berkewajibanmemfasilitasi kerjasama ForumPembangunan Kawasan Perdesaan AntarDesa lintas kecamatan.

Paragraf 5

Pembangunan Infrastruktur Antarperdesaan

Pasal 229

Pembangunan Infrastruktur antarperdesaan

- 147 -

dalam....

dalam pembangunan kawasan perdesaanmerupakan penyiapan penunjang saranaprasanana pendukung desa atau antar desa,meliputi:

a. penyiapan infrastruktur antarperdesaan yangmenjadi kewengan desa disiapkan oleh desayang diawali mulai dari keterpaduan programkegiatan penunjang dalam perumusanperencanaan desa yang termuat dalam RPJMDesa dan RKP Desa, serta dibiayai dari APBDesa; dan

b. penyiapan infrastruktur antarperdesaan yangmenjadi kewenangan Daerah disiapkan olehDaerah.

Bagian Kedua

Mekanisme Pembangunan Kawasan Perdesaan

Paragraf 1

Tahapan

Pasal 230

Tahapan Pembangunan kawasan perdesaanMasyarakat meliputi:

a. persiapan

b. perencanaan;

c. penetapan;

d. pelaksanaan;

e. pemanfaatan dan pemeliharaan; dan

f. pengendalian dan pengawasan.

- 148 -

Paragraf....

Paragraf 2

Persiapan

Pasal 231

(1) Tahap persiapan Pembangunan KawasanPerdesaan meliputi:

a. penyiapan Kader PemberdayaanMasyarakat Desa;

b. pembentukan Forum PembangunanKawasan Perdesaan Antar Desa;

c. sosialisasi kebijakan PembangunanKawasan Perdesaan; dan

d. diskusi kelompok perencanaan partisipatif.

(2) Penyiapan kader pemberdayaan masyarakatdesa dan pembentukan Forum PembangunanKawasan Perdesaan Antar Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf badalah untuk mendukung perencanaanpartisipatif.

Paragraf 3

Perencanaan

Pasal 232

Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaanharus memperhatikan:

a. RTRW Provinsi dan RTRW Daerah;

b. permasalahan ruang desa;

c. profil desa; dan

d. potensi unggulan desa.

Pasal 233....

- 149 -

Pasal 233

(1) Langkah-langkah perencanaan PembangunanKawasan Perdesaan meliputi:

a. musyawarah masyarakat tingkat desa;

b. musyawarah masyarakat antar desa;

c. penetapan lingkup kegiatan dan wilayahsasaran Pembangunan KawasanPerdesaan; dan

d. penyusunan dokumen perencanaanPembangunan Kawasan Perdesaan.

(2) Keluaran/Output rencana PembangunanKawasan Perdesaan mencakup:

a. tata ruang desa;

b. PPTAD; dan

c. penguatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan kemitraan.

Paragraf 4

Penetapan

Pasal 234

(1) Dokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 233 ayat (1) huruf d diusulkan untukdibahas pada musyawarah rencanapembangunan desa untuk ditetapkan dalamRPJM Desa dan RKP Desa.

(2) Dokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan desa sebagaimana dimaksud padaayat (1) diusulkan dan dibahas dalam

musyawarah....

- 150 -

musyawarah rencana pembangunanKecamatan yang merupakan dokumenrencana Pembangunan Kawasan Perdesaanantar Desa.

(3) Dokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan Daerah untuk ditetapkan dalamRPJMD dan RKP Daerah yang merupakandokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan Daerah.

(4) Dokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan Daerah diusulkan dan dibahassebagai dokumen rencana PembangunanKawasan Perdesaan Provinsi dalammusyawarah rencana pembangunan ProvinsiJawa Barat untuk ditetapkan dalam RPJMProvinsi Jawa Barat dan RKP Provinsi JawaBarat.

(5) Dokumen rencana Pembangunan KawasanPerdesaan Provinsi Jawa Barat diusulkan dandibahas sebagai dokumen rencanaPembangunan Kawasan Perdesaan Nasionaldalam musyawarah rencana pembangunanNasional untuk ditetapkan dalam RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) dan RKP Pemerintah.

Paragraf 5

Pelaksanaan

Pasal 235

Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaanmencakup:

a. sosialisasi rencana pembangunan kawasanperdesaan;

b. penguatan....

- 151 -

b. penguatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan kemitraan;

c. pelaksanaan penataan ruang partisipatif danpengembangan PPTAD; dan

d. monitoring dan evaluasi.

Paragraf 6

Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Pasal 236

(1) Pemanfaatan hasil Pembangunan KawasanPerdesaan meliputi:

a. penggunaan tata ruang desa;

b. pendayagunaan hasil PPTAD; dan

c. pemeliharaan hasil PembangunanKawasan Perdesaan.

(2) Dalam rangka daya guna dan hasil gunapemanfaatan pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibentuk Timpemanfaatan dan pemeliharaan hasilpembangunan kawasan perdesaan, dengankeputusan bersama kepala desa.

(3) Tata cara pemanfaatan dan pemeliharaanhasil Pembangunan Kawasan Perdesaanlintas desa diatur dengan kesepakatan antardesa.

(4) Tata cara pemanfaatan dan pemeliharaanhasil Pembangunan Kawasan Perdesaanlintas kecamatan diatur dengan kesepakatanantar kecamatan.

(5) Tata cara pemanfaatan dan pemeliharaanhasil Pembangunan Kawasan Perdesaan

lintas....

- 152 -

lintas Kabupaten/kota diatur dengankesepakatan antar daerah.

Paragraf 7

Pengendalian dan Pengawasan

Pasal 237(1) Bupati melakukan pengendalian atas

program Pembangunan Kawasan PerdesaanDaerah.

(2) Camat melakukan pengendalian danpengawasan program Pembangunan KawasanPerdesaan lintas desa yang mencakup:

a. persiapan dan pemasyarakatan kebijakanPembangunan Kawasan Perdesaan;

b. perencanaan dan pelaksanaanmusyawarah di desa dan antar desa;

c. penetapan rencana pola tata desa PPTAD;dan

d. pelaksanaan dan pemanfaatan tata ruangdesa dan PPTAD.

Pasal 238

Pengendalian dan pengawasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 237 dilakukan melaluikegiatan supervisi, pemantauan, evaluasi danpelaporan.

Pasal 239

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaanPembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan

melalalui....

- 153 -

melalui pengawasan sosial oleh masyarakatdan pengawasan fungsional.

(2) Pengawasan sosial oleh masyarakatdilakukan pada saat perencanaan tata ruangdesa, pelaksanaan dan pemanfaatan tataruang desa, pemanfaatan ruang di luar desadan pelaksanaan PPTAD.

(3) Untuk mendukung peran serta masyarakatdalam melakukan pengawasan sosial dapatdibentuk unit pengaduan masyarakat ataudengan memanfaatkan lembaga yang sudahada.

Bagian Ketiga

Pemanfaatan dan Pendayagunaan Aset Desa

Pasal 240

Pemanfaatan dan pendayagunaan aset desadalam pembangunan kawasan perdesaan dapatdilakukan melalui kerjasama desa atau pihaklain dan melalui pengelolaan kekayaan desasesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Peraturan Pelaksanaan

Pasal 241

Pengaturan lebih lanjut mengenai pembangunanKawasan Perdesaan diatur dalam PeraturanBupati.

Bagian Kelima

Sistem....

- 154 -

Sistem Informasi Pembangunan Desa danPembangunan Kawasan Perdesaan

Pasal 242

(1) Desa berhak mendapatkan akses informasimelalui sistem informasi Desa yangdikembangkan oleh Pemerintah Daerah.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajibmengembangkan sistem informasi Desa danpembangunan Kawasan Perdesaan.

(3) Sistem informasi Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) meliputi fasilitasperangkat keras dan perangkat lunak,jaringan, serta sumber daya manusia.

(4) Sistem informasi Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) meliputi data Desa,data Pembangunan Desa, KawasanPerdesaan, serta informasi lain yangberkaitan dengan Pembangunan Desa danpembangunan Kawasan Perdesaan.

(5) Sistem informasi Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dikelola olehPemerintah Desa dan dapat diakses olehmasyarakat Desa dan semua pemangkukepentingan.

(6) Pemerintah Daerah menyediakan informasiperencanaan pembangunan Kabupatenuntuk Desa.

Bagian Keenam

Pemberdayaan Masyarakat dan PendampinganMasyarakat Desa

Paragraf 1....

- 155 -

Paragraf 1

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pasal 243

(1) Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuanmemampukan Desa dalam melakukan aksibersama sebagai suatu kesatuan tata kelolaPemerintahan Desa, kesatuan tata kelolalembaga kemasyarakatan Desa sertakesatuan tata ekonomi dan lingkungan.

(2) Pemberdayaan masyarakat Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pemerintah, PemerintahProvinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah,Pemerintah Desa dan pihak ketiga.

(3) Pemberdayaan masyarakat Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, BPD,forum musyawarah Desa, lembagakemasyarakatan Desa, lembaga adat Desa,BUM Desa, badan kerja sama antar-Desa,forum kerja sama Desa, serta KaderPembangunan Masyarakat Desa dankelompok kegiatan masyarakat lain yangdibentuk untuk mendukung kegiatanpemerintahan dan pembangunan padaumumnya.

Pasal 244

(1) Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desamelakukan upaya pemberdayaan masyarakatDesa.

(2) Pemberdayaan masyarakat Desa

sebagaimana....

- 156 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan:

a. mendorong partisipasi masyarakat dalamperencanaan dan pembangunan Desayang dilaksanakan secara swakelola olehDesa;

b. mengembangkan program dan kegiatanpembangunan Desa secara berkelanjutandengan mendayagunakan sumber dayamanusia dan sumber daya alam yang adadi Desa;

c. menyusun perencanaan pembangunanDesa sesuai dengan prioritas, potensi dannilai kearifan lokal;

d. menyusun perencanaan danpenganggaran yang berpihak kepadakepentingan warga miskin, wargadisabilitas, perempuan, anak dankelompok marginal;

e. mengembangkan sistem transparansi danakuntabilitas dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa dan pembangunanDesa;

f. mendayagunakan lembagakemasyarakatan Desa dan lembaga adat;

g. mendorong partisipasi masyarakat dalampenyusunan kebijakan Desa yangdilakukan melalui musyawarah Desa;

h. menyelenggarakan peningkatan kualitasdan kapasitas sumber daya manusiamasyarakat Desa;

i. melakukan pendampingan masyarakatDesa yang berkelanjutan; dan

j. melakukan....

- 157 -

j. melakukan pengawasan dan pemantauanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa danpembangunan Desa yang dilakukansecara partisipatif oleh masyarakat Desa.

Paragraf 2

Pendampingan Masyarakat Desa

Pasal 245

(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakanpemberdayaan masyarakat Desa denganpendampingan secara berjenjang sesuaidengan kebutuhan.

(2) Pendampingan masyarakat Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) secarateknis dilaksanakan oleh satuan kerjaperangkat daerah dan dapat dibantu olehtenaga pendamping profesional, kaderpemberdayaan masyarakat Desa dan/ataupihak ketiga.

(3) Camat melakukan koordinasi pendampinganmasyarakat Desa di wilayahnya.

Pasal 246

(1) Tenaga pendamping profesional sebagaimanadimaksud dalam Pasal 245 ayat (2) terdiriatas:

a. pendamping Desa yang bertugasmendampingi Desa dalampenyelenggaraan Pemerintahan Desa,kerja sama Desa, pengembangan BUMDesa dan pembangunan yang berskalalokal Desa;

b. pendamping....

- 158 -

b. pendamping teknis yang bertugasmendampingi Desa dalam pelaksanaanprogram dan kegiatan sektoral; dan

c. tenaga ahli pemberdayaan masyarakatyang bertugas meningkatkan kapasitastenaga pendamping dalam rangkapenyelenggaraan Pemerintahan Desapelaksanaan pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa danpemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Pendamping sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memiliki sertifikasi kompetensidan kualifikasi pendampingan dibidangekonomi, sosial, budaya dan/atau teknik.

(3) Kader pemberdayaan masyarakat Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 ayat(2) berasal dari unsur masyarakat yangdipilih oleh Desa untuk menumbuhkan danmengembangkan serta menggerakkanprakarsa, partisipasi dan swadaya gotongroyong.

Pasal 247

(1) Pemerintah Daerah dapat mengadakansumber daya manusia pendamping untukDesa melalui perjanjian kerja yangpelaksanaannya dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemerintah Desa dapat mengadakan kaderpemberdayaan masyarakat Desa melaluimekanisme musyawarah Desa untukditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

(3) Tata cara pemilihan dan pengembangan

kualifikasi....

- 159 -

kualifikasi/kompetensi kader pemberdayaanmasyarakat desa diatur lebih lanjut dalamperaturan bupati.

BAB XII

BADAN USAHA MILIK DESA

Bagian Kesatu

Pendirian dan Organisasi Pengelola

Pasal 248

(1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha MilikDesa.

(2) BUM Desa dikelola dengan semangatkekeluargaan dan kegotongroyongan.

(3) BUM Desa dapat menjalankan usaha dibidangekonomi dan/atau pelayanan umum sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 249

(1) Pendirian BUM Desa disepakati melaluiMusyawarah Desa.

(2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan PeraturanDesa.

(3) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dariorganisasi Pemerintahan Desa.

(4) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (3), paling kurang terdiriatas:

a. penasehat....

- 160 -

a. penasihat; dan

b. pelaksana operasional.

(5) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat(4) huruf a dijabat secara ex-officio olehkepala Desa.

(6) Pelaksana operasional sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf b merupakanperseorangan yang diangkat dandiberhentikan oleh kepala Desa.

(7) Pelaksana operasional sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dilarang merangkapjabatan yang melaksanakan fungsi pelaksanalembaga Pemerintahan Desa dan lembagakemasyarakatan Desa.

Pasal 250

(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalamPasal 249 ayat (4) huruf a mempunyai tugasmelakukan pengawasan dan memberikannasihat kepada pelaksana operasional dalammenjalankan kegiatan pengurusan danpengelolaan usaha Desa.

(2) Penasihat dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai kewenangan meminta penjelasanpelaksana operasional mengenai pengurusandan pengelolaan usaha Desa.

Pasal 251

Pelaksana operasional sebagaimana dimaksuddalam Pasal 249 ayat (4) huruf b mempunyaitugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai

dengan....

- 161 -

dengan anggaran dasar dan anggaran rumahtangga.

Pasal 252

Ketentuan lain mengenai Organisasi PengelolaBUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal249 ayat (4) sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Kedua

Modal dan Kekayaan

Pasal 253

(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APBDesa.

(2) Kekayaan BUM Desa merupakan kekayaan Desayang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

(3) Modal BUM Desa terdiri atas:

a. penyertaan modal Desa; dan

b. penyertaan modal masyarakat Desa.

(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf a berasal dari APB Desa dansumber lainnya.

(5) Penyertaan modal Desa yang berasal dari APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatbersumber dari:

a. dana segar;

b. bantuan Pemerintah;

c. bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat;

d. bantuan pemerintah daerah; dan

e. aset....

- 162 -

e. aset Desa yang diserahkan kepada APBDesa.

(6) Bantuan Pemerintah dan pemerintah daerahkepada BUM Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (5) huruf b dan huruf c disalurkanmelalui mekanisme APB Desa.

Bagian Ketiga

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Pasal 254

(1) Pelaksana operasional BUM Desa wajibmenyusun dan menetapkan anggaran dasardan anggaran rumah tangga setelahmendapatkan pertimbangan kepala Desa.

(2) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud padaayat (1) memuat paling sedikit nama, tempatkedudukan, maksud dan tujuan, modal,kegiatan usaha, jangka waktu berdirinyaBUM Desa, organisasi pengelola serta tatacara penggunaan dan pembagiankeuntungan.

(3) Anggaran rumah tangga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat palingsedikit hak dan kewajiban, masa bakti, tatacara pengangkatan dan pemberhentianpersonil organisasi pengelola, penetapan jenisusaha dan sumber modal.

(4) Kesepakatan penyusunan anggaran dasardan anggaran rumah tangga sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dilakukan melaluimusyawarah Desa.

(5) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

sebagaimana....

- 163 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (4)ditetapkan oleh kepala Desa.

Pasal 255

(1) Masa bakti organisasi pengelola BUM DesasesuaiAnggaran Rumah Tangga BUM Desa.

(2) Syarat-syarat pelaksana operasional BUM desa,yaitu:

a. penduduk desa setempat yang mempunyaijiwa wirausaha;

b. bertempat tinggal di desa yang bersangkutanpaling kurang 2 (dua) tahun;

c. berkepribadian jujur, adil, cakap danperhatian terhadap perekonomian desa;

d. pendidikan minimal setingkat SekolahMenengah Atas/Sekolah MenengahKejuruan/Madrasah Aliyah/Sederajat; dan

e. bebas narkoba.

Pasal 256

Organisasi pengelola BUM Desa berhenti ataudiberhentikan, karena:

a. meninggal dunia;

b. habis masa baktinya;

c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;

d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baiksehingga menghambat pertumbuhan danperkembangan BUM Desa;

e. menyalahgunakan narkoba, melakukan

perjudian....

- 164 -

perjudian dan perbuatan asusila lainnya;dan/atau

f. dinyatakan terbukti melakukan tindakpidana berdasarkan putusan pengadilan yangtelah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Bagian Keempat

Pengembangan Kegiatan Usaha

Pasal 257

(1) Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:

a. pengembangan usaha; dan

b. pembangunan desa, pemberdayaanmasyarakat desa dan pemberian bantuanuntuk masyarakat miskin melalui hibah,bantuan sosial dan kegiatan dana berguliryang ditetapkan dalam APB Desa.

(2) Untuk mengembangkan kegiatan usahanya,BUM Desa dapat:

a. menerima pinjaman dan/atau bantuanyang sah dari pihak lain; dan

b. mendirikan unit usaha BUM Desa.

(3) BUM Desa yang melakukan pinjaman harusmendapatkan persetujuan Pemerintah Desa.

(4) Pendirian, pengurusan dan pengelolaan unitusaha BUM Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 258

(1) Pelaksana operasional dalam pengurusan dan

pengelolaan....

- 165 -

pengelolaan usaha Desa mewakili BUM Desadi dalam dan di luar pengadilan.

(2) Pelaksana operasional wajib melaporkanpertanggungjawaban pengurusan danpengelolaan BUM Desa kepada kepala Desasecara berkala.

Pasal 259

Kerugian yang dialami oleh BUM Desa menjaditanggung jawab pelaksana operasional BUMDesa.

Pasal 260

(1) Kepailitan BUM Desa hanya dapat diajukanoleh kepala Desa.

(2) Kepailitan BUM Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganmekanisme yang diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Kelima

Pendirian BUM Desa Bersama

Pasal 261

(1) Dalam rangka kerja sama antar-Desa, 2 (dua)Desa atau lebih dapat membentuk BUM Desabersama.

(2) Pembentukan BUM Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukanmelalui pendirian, penggabungan ataupeleburan BUM Desa.

(3) Pendirian, penggabungan atau peleburan

BUM....

- 166 -

BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) serta pengelolaan BUM Desadilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 262

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desamendorong perkembangan BUM Desa dengan:

a. memberikan hibah dan/atau aksespermodalan;

b. melakukan pendampingan teknis dan akseske pasar; dan

c. memprioritaskan BUM Desa dalampengelolaan sumber daya alam di Desa.

Pasal 263

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian,pengurusan dan pengelolaan serta pembubaranBUM Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII

KERJASAMA DESA

Pasal 264

Desa dapat mengadakan kerja sama denganDesa lain dan/atau kerja sama dengan pihakketiga.

Bagian Kesatu

Kerja Sama antar-Desa

Pasal 265

(1) Kerja....

- 167 -

(1) Kerja sama antar-Desa meliputi:

a. pengembangan usaha bersama yangdimiliki oleh Desa untuk mencapai nilaiekonomi yang berdaya saing;

b. kegiatan kemasyarakatan, pelayanan,pembangunan dan pemberdayaanmasyarakat antar-Desa; dan/atau

c. bidang keamanan dan ketertiban.

(2) Kerja sama antar-Desa dituangkan dalamPeraturan Bersama Kepala Desa melaluikesepakatan musyawarah antar-Desa.

(3) Peraturan bersama sebagaimana dimaksudpada ayat (2) paling sedikit memuat:

a. ruang lingkup kerja sama;

b. bidang kerja sama;

c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;

d. jangka waktu;

e. hak dan kewajiban;

f. pendanaan;

g. tata cara perubahan, penundaan danpembatalan; dan

h. penyelesaian perselisihan.

(4) Kerja sama antar-Desa dilaksanakan olehbadan kerja sama antar-Desa yang dibentukmelalui Peraturan Bersama Kepala Desa.

(5) Musyawarah antar-Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) membahas hal yangberkaitan dengan:

a. pembentukan lembaga antar-Desa;

b. pelaksanaan....

- 168 -

b. pelaksanaan program Pemerintah danPemerintah Daerah yang dapatdilaksanakan melalui skema kerja samaantar-Desa;

c. perencanaan, pelaksanaan danpemantauan program pembangunan antar-Desa;

d. pengalokasian anggaran untukPembangunan Desa, antar Desa danKawasan Perdesaan;

e. masukan terhadap program PemerintahDaerah tempat Desa tersebut berada; dan

f. kegiatan lainnya yang dapatdiselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa.

(6) Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antar-Desa dapatmembentuk kelompok/lembaga sesuaidengan kebutuhan.

(7) Dalam pelayanan usaha antar-Desa dapatdibentuk BUM Desa yang merupakan milik 2(dua) Desa atau lebih.

Pasal 266

(1) Badan kerja sama antar-Desa terdiri atas:

a.Pemerintah Desa;

b.anggota BPD;

c. lembaga kemasyarakatan Desa;

d.lembaga Desa lainnya; dan

e.tokoh masyarakat denganmempertimbangkan keadilan gender.

(2) Susunan....

- 169 -

(2) Susunan organisasi, tata kerja danpembentukan badan kerja sama sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganperaturan bersama kepala Desa.

(3) Badan kerja sama sebagaimana dimaksudpada ayat (2) bertanggung jawab kepadakepala Desa.

Pasal 267

Perubahan atau berakhirnya kerja sama Desaharus dimusyawarahkan dengan menyertakanpara pihak yang terikat dalam kerja sama Desa.

Pasal 268

(1) Perubahan atau berakhirnya kerja sama Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 267dapat dilakukan oleh para pihak.

(2) Mekanisme perubahan atau berakhirnya kerjasama Desa atas ketentuan kerja sama Desadiatur sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Pasal 269

Kerja sama Desa berakhir apabila:

a. terdapat kesepakatan para pihak melaluiprosedur yang ditetapkan dalam perjanjian;

b. tujuan perjanjian telah tercapai;

c. terdapat keadaan luar biasa yangmengakibatkan perjanjian kerja sama tidakdapat dilaksanakan;

d. salah satu pihak tidak melaksanakan ataumelanggar ketentuan perjanjian;

e. dibuat....

- 170 -

e. dibuat perjanjian baru yang menggantikanperjanjian lama;

f. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

g. objek perjanjian hilang;

h. terdapat hal yang merugikan kepentinganmasyarakat Desa, daerah atau nasional; atau

i. berakhirnya masa perjanjian.

Pasal 270

(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam kerjasama Desa diselesaikan secara musyawarahserta dilandasi semangat kekeluargaan.

(2) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalamsatu wilayah kecamatan, penyelesaiannyadifasilitasi dan diselesaikan oleh camat.

(3) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalamwilayah kecamatan yang berbeda pada Daerahdifasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.

(4) Penyelesaian perselisihan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) bersifatfinal dan ditetapkan dalam berita acara yangditandatangani oleh para pihak dan pejabatyang memfasilitasi penyelesaian perselisihan.

(5) Perselisihan dengan pihak ketiga yang tidakdapat terselesaikan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sampai dengan ayat (4)dilakukan melalui proses hukum sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua ….

- 171 -

Bagian Kedua

Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Pasal 271

(1) Kerja sama Desa dengan pihak ketigadilakukan untuk mempercepat danmeningkatkan penyelenggaraan PemerintahanDesa, pelaksanaan Pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa danpemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dimusyawarahkandalam Musyawarah Desa.

Pasal 272

Camat atas nama Bupati memfasilitasipelaksanaan kerja sama antar-Desa ataupunkerja sama Desa dengan pihak ketiga.

Pasal 273

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carakerjasama Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DANLEMBAGA ADAT

Bagian Kesatu

Lembaga Kemasyarakatan Desa

Pasal 274....

- 172 -

Pasal 274

(1) Lembaga kemasyarakatan Desa merupakanwadah partisipasi masyarakat Desa sebagaimitra Pemerintah Desa.

(2) Pelaksanaan program dan kegiatan yangbersumber dari Pemerintah, PemerintahProvinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah danlembaga non-Pemerintah wajibmemberdayakan dan mendayagunakanlembaga kemasyarakatan yang sudah ada diDesa.

(3) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), terdiri dari :a. Rukun Tetangga;b. Rukun Warga;c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat;d. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;e. Karang Taruna;f. Pos Pelayanan Terpadu; dang. Lembaga Kemasyarakatan lainnya sesuai

kebutuhan.

(4) Lembaga Kemasyarakatan lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf gadalah lembaga kemasyarakatan yangdibutuhkan atau dianggap perlu dan diakuikeberadaannya oleh masyarakat Desasetempat.

Pasal 275

(1) Lembaga kemasyarakatan Desa dibentuk atasprakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat.

(2) Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertugas:

a. melakukan....

- 173 -

a. melakukan pemberdayaan masyarakatDesa;

b. ikut serta dalam perencanaan danpelaksanaan pembangunan; dan

c. meningkatkan pelayanan masyarakatDesa.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (2), lembagakemasyarakatan Desa memiliki fungsi:

a. menampung dan menyalurkan aspirasimasyarakat;

b. menanamkan dan memupuk rasapersatuan dan kesatuan masyarakat;

c. meningkatkan kualitas dan mempercepatpelayanan Pemerintah Desa kepadamasyarakat Desa;

d. menyusun rencana, melaksanakan,mengendalikan, melestarikan danmengembangkan hasil pembangunansecara partisipatif;

e. menumbuhkan, mengembangkan, danmenggerakkan prakarsa, partisipasi,swadaya, serta gotong royong masyarakat;

f. meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan

g. meningkatkan kualitas sumber dayamanusia.

(4) Pembentukan lembaga kemasyarakatan Desadiatur dengan Peraturan Desa.

Bagian Kedua....

- 174 -

Bagian Kedua

Lembaga Adat Desa

Pasal 276

(1) Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapatmembentuk lembaga adat Desa.

(2) Pembentukan lembaga adat Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan peraturan Desa.

(3) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan lembaga yangmenyelenggarakan fungsi adat istiadat danmenjadi bagian dari susunan asli Desa yangtumbuh dan berkembang atas prakarsamasyarakat Desa.

(4) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bertugas membantu PemerintahDesa dan sebagai mitra dalammemberdayakan, melestarikan danmengembangkan adat istiadat sebagai wujudpengakuan terhadap adat istiadatmasyarakat Desa.

Pasal 277

Ketentuan lebih lanjut tentang lembagakemasyarakatan dan lembaga adat Desa sesuaiketentuan peraturan perundangan-undangan.

BAB XV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pembinaan dan Pengawasan oleh

Pemerintah Daerah

Pasal 278....

- 175 -

Pasal 278

(1) Pemerintah Daerah membina dan mengawasipenyelenggaraan Pemerintahan Desa, melaluiperangkat daerah

(2) Pemerintah Daerah memberdayakanmasyarakat Desa dengan:

a. menerapkan hasil pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi, teknologitepat guna dan temuan baru untukkemajuan ekonomi dan pertanianmasyarakat Desa;

b. meningkatkan kualitas pemerintahan danmasyarakat Desa melalui pendidikan,pelatihan dan penyuluhan; dan

c. mengakui dan memfungsikan institusi aslidan/atau yang sudah ada di masyarakatDesa.

(3) Pemberdayaan masyarakat Desasebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan dengan pendampingan dalamperencanaan, pelaksanaan dan pemantauanPembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.

Pasal 279

Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan olehPemerintah Daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 278 ayat (1) meliputi:

a. memberikan pedoman pelaksanaanpenugasan urusan Daerah yangdilaksanakan oleh Desa;

b. memberikan pedoman penyusunan PeraturanDesa dan Peraturan Kepala Desa;

c. memberikan....

- 176 -

c. memberikan pedoman penyusunanperencanaan pembangunan partisipatif;

d. melakukan fasilitasi penyelenggaraanPemerintahan Desa;

e. melakukan evaluasi dan pengawasanPeraturan Desa;

f. menetapkan pembiayaan alokasi danaperimbangan untuk Desa;

g. mengawasi pengelolaan keuangan Desa danpendayagunaan aset Desa;

h. melakukan pembinaan dan pengawasanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa;

i. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihanbagi Pemerintah Desa, BPD, lembagakemasyarakatan dan lembaga adat;

j. memberikan penghargaan atas prestasi yangdilaksanakan dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa, BPD, lembagakemasyarakatan dan lembaga adat;

k. melakukan upaya percepatan pembangunanperdesaan;

l. melakukan upaya percepatan PembangunanDesa melalui bantuan keuangan, bantuanpendampingan dan bantuan teknis;

m. melakukan peningkatan kapasitas BUM Desadan lembaga kerja sama antar-Desa; dan

n. memberikan sanksi atas penyimpangan yangdilakukan oleh Kepala Desa sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian kedua....

- 177 -

Bagian Kedua

Pembinaan dan Pengawasan Desa

Oleh Camat

Pasal 280

(1) Camat melakukan tugas pembinaan danpengawasan Desa.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. fasilitasi penyusunan peraturan Desa danperaturan kepala Desa;

b. fasilitasi administrasi tata PemerintahanDesa;

c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa danpendayagunaan aset Desa;

d. fasilitasi penerapan dan penegakanperaturan perundang-undangan;

e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desadan perangkat Desa;

f. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepalaDesa;

g. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsiBPD;

h. rekomendasi pengangkatan danpemberhentian perangkat Desa;

i. fasilitasi sinkronisasi perencanaanpembangunan daerah denganpembangunan Desa;

j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunankawasan perdesaan;

k. fasilitas....

- 178 -

k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteramandan ketertiban umum;

l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dankewajiban lembaga kemasyarakatan;

m. fasilitasi penyusunan perencanaanpembangunan partisipatif;

n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga;

o. fasilitasi penataan, pemanfaatan danpendayagunaan ruang Desa sertapenetapan dan penegasan batas Desa;

p. fasilitasi penyusunan program danpelaksanaan pemberdayaan masyarakatDesa;

q. koordinasi pendampingan Desa diwilayahnya; dan

r. koordinasi pelaksanaan pembangunankawasan perdesaan di wilayahnya.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 281

(1) Usulan penataan desa yang diajukan sebelumberlakunya peraturan daerah ini, mengikutiketentuan yang diatur dalam peraturandaerah ini.

(2) Perangkat desa selain Sekretaris Desa yangberstatus Pegawai Negeri Sipil yang adasebelum peraturan daerah ini berlaku dantidak memenuhi syarat, maka tetapmenjalankan tugasnya sampai habis berlakumasa jabatan kepala desa.

(3) Sekretaris....

- 179 -

(3) Sekretaris Desa yang berstatus sebagaipegawai negeri sipil tetap menjalankantugasnya sampai dengan ada penempatanoleh pejabat yang berwenang.

Pasal 282

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang sudahada wajib menyesuaikan dengan ketentuandalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 283

(1) Masa jabatan Kepala Desa yang ada pada saatini tetap berlaku sampai habis masajabatannya.

(2) Periodisasi masa jabatan Kepala Desamengikuti ketentuan Peraturan Daerah ini.

(3) Anggota BPD yang ada pada saat ini tetapmenjalankan tugas sampai habis masakeanggotaanya.

(4) Periodisasi keanggotaan BPD mengikutiketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 284

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,kerja sama antar-Desa atau kerja sama Desadengan pihak ketiga yang sedang berjalan tetapdilaksanakan sampai dengan berakhirnya kerjasama tersebut.

BAB XVIII....

- 180 -

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 285

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

a. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9Tahun 2006 tentang Desa (Lembaran DaerahKabupaaten Bogor Tahun 2006 Nomor 254,Tambahan Lembaran Daerah KabupatenBogor Nomor 24);

b. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor22 Tahun 2008 tentang Bagian Desa dariHasil Pendapatan Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 22);

c. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor24 Tahun 2011 tentang Perubahan AtasPeraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor22 Tahun 2008 tentang Bagian Desa dariHasil Pendapatan Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Bogor Tahun 2011Nomor 24);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 286

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalamLembaran Daerah Kabupaten Bogor.

Ditetapkan....

- 181 -

Ditetapkan di Cibinongpada tanggal 14 Agustus 2015

BUPATI BOGOR,

ttd

NURHAYANTI

Diundangkan di Cibinongpada tanggal 14 Agustus 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOGOR,

ttd

ADANG SUPTANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGORTAHUN 2015 NOMOR 6

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATENBOGOR PROVINSI JAWA BARAT: 164/2015

Salinan sesuai aslinya

KEPALA BAGIANPERUNDANG-UNDANGAN

ttd

ADE JAYA MUNADI

- 182 -

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORNOMOR 6 TAHUN 2015

TENTANGDESA

I. UMUMPemerintahan desa merupakan salah satu faktor

penting dalam menunjang kelancaran penyelenggaraanotonomi daerah. Pemerintahan Desa memiliki multi fungsi,yakni disamping sebagai sarana pelayanan dibidangpemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, jugadiharapkan dapat menyerap partisipasi masyarakat,menumbuhkembangkan demokratisasi dan pemberdayaanmasyarakat secara lebih luas.

Sejak era reformasi bergulir, pengaturan mengenai Desamengalami perubahan seiring dengan perubahanpengaturan mengenai pemerintahan daerah, yakni dariterbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah yang selanjutnya dicabut denganUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kalidiubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Selama ini hal-hal yang berhubungan dengan desa diKabupaten Bogor diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 9Tahun 2006 tentang Desa, yang didasarkan atas PeraturanPemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa sebagaipelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan....

- 183 -

Peraturan daerah tersebut saat ini menjadi tidak relevanlagi untuk dipertahankan, karena telah terbit Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan PeraturanPemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangDesa yang mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 72Tahun 2005 tentang Desa.

Disamping perlunya melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan PeraturanPemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangDesa, terdapat beberapa pertimbangan yang mendasariperlunya peninjauan atas Peraturan Daerah KabupatenBogor Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa, antara lain:

a. terdapat perbedaan secara mendasar mengenaipenggabungan, penghapusan, pemekaran desa danperubahan status desa menjadi Kelurahan berdasarkanUndang-Undang 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah, tidak perlu dilakukan melalui desa persiapandan perubahan status Desa menjadi Kelurahan melaluireferendum, sedangkan Undang-Undang 6 Tahun 2014tentang Desa, harus dilakukan melalui desa persiapandan perubahan status Desa menjadi Kelurahan tanpamelalui referendum serta Perubahan Status Kelurahanmenjadi Desa dapat dilakukan bagi Kelurahan yangkehidupan masyarakatnya masih bersifat perdesaan;

b. terdapat perbedaan secara mendasar mengenaipelaksanaan Pemilihan Kepala Desa berdasarkanUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah, dalam hal Pemilihan Kepala Desatepat waktu atau sesuai habis masa jabatannya dan tidaktepat waktu, sedangkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun2014 tentang Desa mengatur Pemilihan Kepala Desaserentak secara bergelombang dan Pemilihan KepalaDesa Antarwaktu;

c. adanya....

- 184 -

c. adanya ketentuan berdasarkan Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam halpembatasan masa jabatan kepala desa hanya untuk 2(dua) kali masa jabatan, baik berturut-turut maupuntidak berturut, baik di desa yang sama maupun desayang berbeda, sedangkan Undang-Undang Nomor 6Tahun 2014 tentang Desa mengatur masa jabatan kepaladesa menjadi 3 (tiga) kali masa jabatan, baik berturut-turut maupun tidak berturut, baik di desa yang samamaupun desa yang berbeda;

d. terdapat perbedaan pengaturan mengenai Sekretaris Desaberdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangDesa, untuk Sekretaris Desa tidak harus Pegawai NegeriSipil dan bisa ditunjuk oleh Kepala Desa yang terlebihdahulu dikonsultasikan dengan Camat, sedangkanberdasarkan Undang-Undang Nomor Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah, untuk Sekretaris Desa harusPegawai Negeri Sipil.

e. mekanisme pengangkatan perangkat desa terlebih dahuludilakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi olehKepala Desa dan dilakukan konsultasi dengan camat untukmendapatkan rekomendasi secara tertulis yang dijadikandasar oleh Kepala Desa dalam Pengangkatan PerangkatDesa yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Desa.

f. terdapat perbedaan terhadap jumlah Anggota BadanPermusyawaratan Desa. Berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004, Anggota BPD merupakanKeterwakilan Wilayah berjumlah antara 5 (lima) orangsampai dengan 11 (sebelas) orang, sedangkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa, Anggota BPD merupakan KeterwakilanWilayah antara 5 (lima) orang sampai dengan 9(sembilan) orang;

g. masa keanggotaan....

- 185 -

g. masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun dan dapatdipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga)kali secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut;

h. terdapat ketentuan pengaturan mengenai sanksi bagiKepala Desa yang tidak melaksanakan kewajibanmenyampaikan laporan penyelenggaraan PemerintahanDesa setiap akhir tahun anggaran kepada bupati,laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhirmasa jabatan kepada bupati dan laporan keteranganpenyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepadaBPD setiap akhir tahun anggaran yaitu sanksiadministratif berupa teguran lisan dan/atau tegurantertulis dan apabila sanksi administratif tidakdilaksanakan dilakukan tindakan pemberhentiansementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.

i. untuk meningkatkan kemampuan desa dalammenyelenggarakan urusan rumah tangganya, adatambahan sumber pendapatan desa, yaitu:

1. dana Desa dari APBN; dan

2. lain-lain pendapatan desa yang sah;

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu membentukperaturan daerah tentang Desa, yang mencabut PeraturanDaerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa.

II.PASAL DEMI PASALPasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3....

- 186 -

Pasal 3

Huruf a

Yang dimaksud dengan “rekognisi” adalahNegara mengakui bentuk, hak dan kewenanganasal usul (otonomi asli) tradisional dankewenangan yang dimiliki oleh desa.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “subsidiaritas” adalahdesa diberikan kesempatan untuk menentukansendiri masa depan desa.

Huruf cYang dimaksud dengan “keberagaman” adalahpengakuan dan penghormatan terhadap sistemnilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapidengan tetap mengindahkan sistem nilai bersamadalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Huruf dYang dimaksud dengan “kebersamaan” adalahsemangat untuk berperan aktif dan bekerja samadengan prinsip saling menghargai antarakelembagaan di tingkat Desa dan unsurmasyarakat Desa dalam membangun Desa.

Huruf eYang dimaksud dengan “kegotongroyongan”adalah kebiasaan saling tolong-menolong untukmembangun Desa.

Huruf fYang dimaksud dengan “kekeluargaan” adalahkebiasaan warga masyarakat Desa sebagai bagiandari satu kesatuan keluarga besar masyarakatDesa.

Huruf g....

- 187 -

Huruf gYang dimaksud dengan “musyawarah” adalahproses pengambilan keputusan yang menyangkutkepentingan masyarakat Desa melalui diskusidengan berbagai pihak yang berkepentingan.

Huruf hYang dimaksud dengan “demokrasi” adalahsistem pengorganisasian masyarakat Desa dalamsuatu sistem pemerintahan yang dilakukan olehmasyarakat Desa atau dengan persetujuanmasyarakat Desa serta keluhuran harkat danmartabat manusia sebagai makhluk Tuhan YangMaha Esa diakui, ditata, dan dijamin.

Huruf iYang dimaksud dengan “kemandirian” adalahsuatu proses yang dilakukan oleh PemerintahDesa dan masyarakat Desa untuk melakukansuatu kegiatan dalam rangka memenuhikebutuhannya dengan kemampuan sendiri.

Huruf jYang dimaksud dengan “partisipasi” adalahturut berperan aktif dalam suatu kegiatan.

Huruf kYang dimaksud dengan “kesetaraan” adalahkesamaan dalam kedudukan dan peran.

Huruf lYang dimaksud dengan “pemberdayaan” adalahupaya meningkatkan taraf hidup dankesejahteraan masyarakat Desa melaluipenetapan kebijakan, program, dan kegiatanyang sesuai dengan esensi masalah dan prioritaskebutuhan masyarakat Desa.

Huruf m....

- 188 -

Huruf mYang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalahsuatu proses yang dilakukan secaraterkoordinasi, terintegrasi, danberkesinambungan dalam merencanakan danmelaksanakan program pembangunan Desa.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “perubahanstatus” adalah perubahan dari Desamenjadi kelurahan dan perubahankelurahan menjadi Desa sertaperubahan Desa Adat menjadi Desa.

Huruf e....

- 189 -

Huruf e

Yang dimaksud dengan “penetapan DesaAdat” adalah penetapan kesatuanmasyarakat hukum adat dan Desa Adatyang telah ada untuk yang pertama kalioleh Daerah menjadi Desa Adat denganPeraturan Daerah.

Pasal 7

Ayat (1)

Pembentukan Desa dapat berupa:

a. pemekaran dari 1 (satu) Desa menjadi 2(dua) Desa atau lebih;

b. penggabungan bagian Desa dari Desa yangbersanding menjadi 1 (satu) Desa; atau

c. penggabungan beberapa Desa menjadi 1(satu) Desa baru.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12....

- 190 -

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Huruf a

Yang dimaksud dengan ”kaidahkartografis” adalah kaidah dalampenetapan dan penegasan bataswilayah Desa yang mengikuti tahapanpenetapan yang meliputi penelitiandokumen, pemilihan peta dasar, danpembuatan garis batas di atas peta dantahapan penegasan yang meliputipenelitian dokumen, pelacakan,penentuan posisi batas, pemasanganpilar batas, dan pembuatan peta batas.

Huruf b....

- 191 -

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “aksesperhubungan antar-Desa”, antara lainsarana dan prasarana antar-Desaserta transportasi antar-Desa.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20....

- 192 -

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Yang dimaksud dengan “dibebankan pada APBD”adalah termasuk untuk memberikan danapurnatugas (pesangon) bagi Kepala Desa danperangkat Desa yang diberhentikan sebagai akibatperubahan status Desa menjadi kelurahan.

Pasal 31....

- 193 -

Pasal 31

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “mengubah statuskelurahan menjadi Desa” adalah perubahanstatus kelurahan menjadi Desa ataukelurahan sebagian menjadi Desa dansebagian tetap menjadi kelurahan. Haltersebut dilakukan dalam jangka waktutertentu untuk menyesuaikan adanyakelurahan yang kehidupan masyarakatnyamasih bersifat perdesaan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37....

- 194 -

Pasal 37

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Pembuatan peta batas wilayah Desa harusmenyertakan instansi teknis terkait.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Yang dimaksud dengan “hak asal usul dan adatistiadat Desa” adalah hak yang masih hidup dansesuai dengan perkembangan kehidupanmasyarakat dan prinsip Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pasal 41

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “hak asal usul”adalah hak yang merupakan warisanyang masih hidup dan prakarsa Desaatau prakarsa masyarakat Desa sesuaidengan perkembangan kehidupanmasyarakat, antara lain sistemorganisasi masyarakat adat,

kelembagaan....

- 195 -

kelembagaan, pranata dan hukum adat,tanah kas Desa, serta kesepakatandalam kehidupan masyarakat Desa.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “kewenanganlokal berskala Desa” adalahkewenangan untuk mengatur danmengurus kepentingan masyarakatDesa yang telah dijalankan oleh Desaatau mampu dan efektif dijalankan olehDesa atau yang muncul karenaperkembangan Desa dan prakasamasyarakat Desa, antara lain tambatanperahu, pasar Desa, tempat pemandianumum, saluran irigasi, sanitasilingkungan, pos pelayanan terpadu,sanggar seni dan belajar, sertaperpustakaan Desa, embung Desa, danjalan Desa.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 42....

- 196 -

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Huruf a

Yang dimaksud dengan “kepastian hukum”adalah asas dalam negara hukum yangmengutamakan landasan peraturanperundang-undangan, kepatutan dankeadilan dalam setiap kebijakanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “tertibpenyelenggaraan pemerintahan” adalah asasyang menjadi landasan keteraturan,keserasian, dan keseimbangan dalampengendalian penyelenggara PemerintahanDesa.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “tertib kepentinganumum” adalah asas yang mendahulukankesejahteraan umum dengan cara yangaspiratif, akomodatif, dan selektif.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah

asas....

- 197 -

asas yang membuka diri terhadap hakmasyarakat untuk memperoleh informasiyang benar, jujur, dan tidak diskriminatiftentang penyelenggaraan Pemerintahan Desadengan tetap memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “proporsionalitas”adalah asas yang mengutamakankeseimbangan antara hak dan kewajibanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “profesionalitas”adalah asas yang mengutamakan keahlianyang berlandaskan kode etik dan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “akuntabilitas”adalah asas yang menentukan bahwa setiapkegiatan dan hasil akhir kegiatanpenyelenggaraan Pemerintahan Desa harusdapat dipertanggungjawabkan kepadamasyarakat Desa sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “efektivitas” adalahasas yang menentukan bahwa setiap kegiatanyang dilaksanakan harus berhasil mencapaitujuan yang diinginkan masyarakat Desa.

Yang dimaksud dengan “efisiensi” adalahasas yang menentukan bahwa setiap kegiatanyang dilaksanakan harus tepat sesuai denganrencana dan tujuan.

Huruf i....

- 198 -

Huruf i

Yang dimaksud dengan “kearifan lokal”adalah asas yang menegaskan bahwa didalam penetapan kebijakan harusmemperhatikan kebutuhan dan kepentinganmasyarakat Desa.

Huruf j

Yang dimaksud dengan “keberagaman”adalah penyelenggaraan Pemerintahan Desayang tidak boleh mendiskriminasi kelompokmasyarakat tertentu.

Huruf k

Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalahpenyelenggaraan Pemerintahan Desa yangmengikutsertakan kelembagaan Desa danunsur masyarakat Desa.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Jaminan....

- 199 -

Jaminan kesehatan yang diberikankepada Kepala Desa diintegrasikandengan jaminan pelayanan yangdilakukan oleh Pemerintah sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pemilihan kepalaDesa dilaksanakan secara serentak” adalahpemilihan kepala Desa yang dilaksanakanpada hari yang sama denganmempertimbangkan jumlah Desa dankemampuan biaya pemilihan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup.....

- 200 -

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60

Cukup....

- 201 -

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “kelengkapanpersyaratan administrasi” adalah dokumenmengenai persyaratan administrasi bakalcalon, antara lain, terdiri atas:

1. surat keterangan sebagai bukti sebagaiwarga negara Indonesia dari pejabatPemerintah Daerah;

2. surat pernyataan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa yang dibuat oleh yang

bersangkutan....

- 202 -

bersangkutan di atas kertas segel ataubermeterai cukup;

3. surat pernyataan memegang teguh danmengamalkan Pancasila, Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, mempertahankan dan memeliharakeutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yangdibuat oleh yang bersangkutan di ataskertas segel atau bermeterai cukup;

4. ijazah pendidikan formal dari tingkat dasarsampai dengan ijazah terakhir yangdilegalisasi oleh pejabat berwenang atausurat pernyataan dari pejabat yangberwenang;

5. akta kelahiran atau surat keterangan kenallahir;

6. surat pernyataan bersedia dicalonkanmenjadi kepala Desa yang dibuat oleh yangbersangkutan di atas kertas segel ataubermeterai cukup;

7. kartu tanda penduduk dan suratketerangan bertempat tinggal paling kurang1 (satu) tahun sebelum pendaftaran darirukun tetangga/rukun warga dan kepalaDesa setempat;

8. surat keterangan dari ketua pengadilanbahwa tidak pernah dijatuhi pidana penjaraberdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancamdengan pidana penjara paling singkat 5(lima) tahun atau lebih;

9. surat keterangan dari ketua pengadilan

negari....

- 203 -

negeri bahwa tidak sedang dicabut hakpilihnya sesuai dengan putusan pengadilanyang telah mempunyai hukum tetap;

10. surat keterangan berbadan sehat darirumah sakit umum daerah; dan

11. surat keterangan dari pemerintah daerahdan surat pernyataan dari yangbersangkutan bahwa tidak pernah menjadikepala desa selama 3 (tiga) kali masajabatan.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74....

- 204 -

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal 77

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “terhitung sejaktanggal pelantikan” adalah seseorang yangtelah dilantik sebagai Kepala Desa makaapabila yang bersangkutan mengundurkandiri sebelum habis masa jabatannya dianggaptelah menjabat satu periode masa jabatan 6(enam) tahun.

Kepala Desa yang telah menjabat satu kalimasa jabatan berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 diberi kesempatanuntuk mencalonkan kembali paling lama 2(dua) kali masa jabatan. Sementara itu,Kepala Desa yang telah menjabat 2 (dua) kalimasa jabatan berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 diberi kesempatanuntuk mencalonkan kembali hanya 1 (satu)kali masa jabatan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup....

- 205 -

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83

Cukup jelas.

Pasal 84

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

Pasal 88

Cukup jelas.

Pasal 89

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a....

- 206 -

Huruf a

Yang dimaksud dengan “berakhirmasa jabatannya” adalah apabilaseorang Kepala Desa yang telahberakhir masa jabatannya 6 (enam)tahun terhitung tanggal pelantikanharus diberhentikan. Dalam halbelum ada calon terpilih dan belumdapat dilaksanakan pemilihan,diangkat penjabat.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 91....

- 207 -

Pasal 91

Cukup jelas.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Cukup jelas.

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 100

Cukup jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Cukup jelas.

Pasal 103

Cukup jelas.

Pasal 104....

- 208 -

Pasal 104

Cukup jelas.

Pasal 105

Cukup jelas.

Pasal 106

Cukup jelas.

Pasal 107

Cukup jelas.Pasal 108

Cukup jelas.Pasal 109

Cukup jelas.Pasal 110

Cukup jelas.Pasal 111

Cukup jelas.Pasal 112

Cukup jelas.Pasal 113

Cukup jelas.Pasal 114

Cukup jelas.Pasal 115

Cukup jelas.Pasal 116

Ayat (1)Yang dimaksud dengan “dilakukan secarademokratis” adalah dapat diproses melaluiproses pemilihan secara langsung ataumelalui proses musyawarah perwakilan.

Ayat (2)....

- 209 -

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 117Cukup jelas.

Pasal 118Cukup jelas.

Pasal 119Cukup jelas.

Pasal 120Cukup jelas.

Pasal 121Cukup jelas.

Pasal 122Cukup jelas.

Pasal 123Cukup jelas.

Pasal 124Cukup jelas.

Pasal 125

Cukup jelas.

Pasal 126

Huruf a

Yang dimaksud dengan “memintaketerangan” adalah permintaan yangbersifat informasi tentang penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan,pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat Desa, bukan

dalam....

- 210 -

dalam rangka laporan pertanggungjawabanKepala Desa.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 127

Cukup jelas.

Pasal 128

Cukup jelas.

Pasal 129

Cukup jelas.

Pasal 130

Cukup jelas.

Pasal 131

Cukup jelas.

Pasal 132

Cukup jelas.

Pasal 133

Cukup jelas.

Pasal 134

Ayat (1)

Musyawarah Desa merupakan forumpertemuan dari seluruh pemangkukepentingan yang ada di Desa, termasukmasyarakatnya, dalam rangkamenggariskan hal yang dianggap penting

dilakukan....

- 211 -

dilakukan oleh Pemerintah Desa dan jugamenyangkut kebutuhan masyarakat Desa.

Hasil ini menjadi pegangan bagi perangkatPemerintah Desa dan lembaga lain dalampelaksanaan tugasnya.

Yang dimaksud dengan “unsur masyarakat”adalah antara lain tokoh adat, tokoh agama,tokoh masyarakat, tokoh pendidikan,perwakilan kelompok tani, kelompok perajin,kelompok perempuan, dan kelompokmasyarakat miskin.

Ayat (2)

Huruf a

Dalam hal penataan Desa,Musyawarah Desa hanyamemberikan pertimbangan danmasukan kepada Pemerintah Daerah.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Ayat 3....

- 212 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 135

Cukup jelas.

Pasal 136

Cukup jelas.

Pasal 137

Cukup jelas.

Pasal 138

Cukup jelas.

Pasal 139

Cukup jelas.

Pasal 140

Cukup jelas.

Pasal 141

Cukup jelas.

Pasal 142

Cukup jelas.

Pasal 143

Cukup jelas.

Pasal 144

Cukup jelas.

Pasal 145

Cukup....

- 213 -

Cukup jelas.

Pasal 146

Cukup jelas.

Pasal 147

Cukup jelas.

Pasal 148

Cukup jelas.

Pasal 149

Cukup jelas.

Pasal 150

Cukup jelas.

Pasal 151

Cukup jelas.

Pasal 152

Cukup jelas.

Pasal 153

Cukup jelas.

Pasal 154

Cukup jelas.

Pasal 155

Cukup jelas.

Pasal 156

Cukup jelas.

Pasal 157

Cukup jelas.

Pasal 158

Cukup....

- 214 -

Cukup jelas.

Pasal 159

Cukup jelas.

Pasal 160

Cukup jelas.

Pasal 161

Cukup jelas.

Pasal 162

Cukup jelas.

Pasal 163

Cukup jelas.

Pasal 164

Cukup jelas.

Pasal 165

Cukup jelas.

Pasal 166

Cukup jelas.

Pasal 167

Cukup jelas.

Pasal 168

Cukup jelas.

Pasal 169

Cukup jelas.

Pasal 170

Ayat (1)

Huruf a

Yang....

- 215 -

Yang dimaksud dengan “pendapatanasli Desa” adalah pendapatan yangberasal dari kewenangan Desaberdasarkan hak asal usul dankewenangan skala lokal Desa.

Yang dimaksud dengan “hasil usaha”termasuk juga hasil BUM Desa dantanah bengkok.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “AlokasiAnggaran Pendapatan dan BelanjaNegara” adalah anggaran yangdiperuntukkan bagi Desa yangditransfer melalui AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah yangdigunakan untuk membiayaipenyelenggaran pemerintahan,pembangunan, serta pemberdayaanmasyarakat, dan kemasyarakatan.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “lain-lainpendapatan Desa yang sah” antaralain pendapatan sebagai hasil kerja

sama....

- 216 -

sama dengan pihak ketiga danbantuan perusahaan yang berlokasidi Desa.

Ayat (2)

Anggaran yang bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara dihitungberdasarkan jumlah Desa dan dialokasikandengan memperhatikan jumlah penduduk,angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkatkesulitan geografis dalam rangkameningkatkan kesejahteraan danpemerataan pembangunan Desa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 171

Cukup jelas.

Pasal 172

Cukup jelas.

Pasal 173

Cukup jelas.

Pasal 174

Cukup jelas.

Pasal 175

Ayat (1)

Dalam....

- 217 -

Dalam penetapan belanja Desa dapatdialokasikan insentif kepada rukun tetangga(RT) dan rukun warga (RW) denganpertimbangan bahwa RT dan RW walaupunsebagai lembaga kemasyarakatan, RT danRW membantu pelaksanaan tugaspelayanan pemerintahan, perencanaanpembangunan, ketertiban, danpemberdayaan masyarakat Desa.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “tidak terbatas”adalah kebutuhan pembangunan di luarpelayanan dasar yang dibutuhkanmasyarakat Desa.

Yang dimaksud dengan “kebutuhan primer”adalah kebutuhan pangan, sandang, danpapan.

Yang dimaksud dengan “pelayanan dasar”adalah antara lain pendidikan, kesehatan,dan infrastruktur dasar.

Pasal 176

Cukup jelas.

Pasal 177

Cukup jelas.

Pasal 178

Cukup jelas.

Pasal 179

Cukup jelas.

Pasal 180

Cukup jelas.

Pasal 181....

- 218 -

Pasal 181

Cukup jelas.

Pasal 182

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Angka 1

Cukup jelas.

Angka 2

Cukup jelas.

Angka 3

Cukup jelas.

Angka 4

Yang dimaksud dengan “insentifrukun tetangga dan rukun warga”adalah bantuan kelembagaan yangdigunakan untuk operasional rukuntetangga dan rukun warga.

Pasal 183

Cukup jelas.

Pasal 184

Cukup jelas.

Pasal 185

Cukup jelas.

Pasal 186

Cukup jelas.

Pasal 187

Cukup....

- 219 -

Cukup jelas.

Pasal 188

Cukup jelas.

Pasal 189

Cukup jelas.

Pasal 190

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “sumbangan”adalah termasuk tanah wakaf sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)....

- 220 -

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 191

Cukup jelas.

Pasal 192

Cukup jelas.

Pasal 193

Cukup jelas.

Pasal 194

Cukup jelas.

Pasal 195

Cukup jelas.

Pasal 196

Cukup jelas.

Pasal 197

Cukup jelas.

Pasal 198

Peraturan Bupati dalam ketentuan ini memuatpengaturan mengenai perencanaan, pengadaan,penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan,penatausahaan, pelaporan, penilaian, sertapembinaan dan pengawasan pengelolaankekayaan Desa.

Pasal 199

Cukup jelas.

Pasal 200

Cukup....

- 221 -

Cukup jelas.

Pasal 201

Cukup jelas.

Pasal 202

Cukup jelas.

Pasal 203

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalahmengikutsertakan masyarakat dankelembagaan yang ada di Desa.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 204

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “kondisi objektif

Desa....

- 222 -

Desa” adalah kondisi yang menggambarkansituasi yang ada di Desa, baik mengenaisumber daya manusia, sumber daya alam,maupun sumber daya lainnya, serta denganmempertimbangkan, antara lain, keadilangender, perlindungan terhadap anak,pemberdayaan keluarga, keadilan bagimasyarakat miskin, warga disabilitas danmarginal, pelestarian lingkungan hidup,pendayagunaan teknologi tepat guna dansumber daya lokal, pengarusutamaanperdamaian, serta kearifan lokal.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 205

Cukup jelas.

Pasal 206

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “hal tertentu” adalahprogram percepatan pembangunan Desa yangpendanaannya berasal dari Pemerintah danPemerintah Provinsi Jawa Barat.

Yang dimaksud dengan “Pemerintah” dalamketentuan ini adalah kementerian/lembagapemerintah nonkementerian yang memilikiprogram berbasis Desa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup....

- 223 -

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 207

Cukup jelas.

Pasal 208

Cukup jelas.

Pasal 209

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pengintegrasian program sektoral danprogram daerah ke dalam pembangunanDesa dimaksudkan untuk menghindariterjadinya tumpang tindih program dananggaran sehingga terwujud program yangsaling mendukung.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “didelegasikanpelaksanaannya” adalah penyerahanpelaksanaan kegiatan, anggaranpembangunan, dan aset dari Pemerintah,Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan/atauPemerintah Daerah kepada Desa.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 210

Cukup....

- 224 -

Cukup jelas.

Pasal 211

Cukup jelas.

Pasal 212

Cukup jelas.

Pasal 213

Cukup jelas.

Pasal 214

Cukup jelas.

Pasal 215

Cukup jelas.

Pasal 216

Cukup jelas.

Pasal 217

Cukup jelas.

Pasal 218

Cukup jelas.

Pasal 219

Cukup jelas.

Pasal 220

Cukup jelas.

Pasal 221

Cukup jelas.

Pasal 222

Cukup jelas.

Pasal 223....

- 225 -

Pasal 223

Cukup jelas.

Pasal 224

Cukup jelas.

Pasal 225

Cukup jelas.

Pasal 226

Cukup jelas.

Pasal 227

Cukup jelas.

Pasal 228

Cukup jelas.

Pasal 229

Cukup jelas.

Pasal 230

Cukup jelas.

Pasal 231

Cukup jelas.

Pasal 232

Cukup jelas.

Pasal 233

Cukup jelas.

Pasal 234

Cukup jelas.

Pasal 235

Cukup....

- 226 -

Cukup jelas.

Pasal 236

Cukup jelas.

Pasal 234

Cukup jelas.

Pasal 235

Cukup jelas.

Pasal 236

Cukup jelas.

Pasal 237

Cukup jelas.

Pasal 238

Cukup jelas.

Pasal 239

Cukup jelas.

Pasal 240

Cukup jelas.

Pasal 241

Cukup jelas.

Pasal 242

Cukup jelas.

Pasal 243

Cukup jelas.

Pasal 244

Cukup jelas.

Pasal 245....

- 227 -

Pasal 245

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pihak ketiga”, antaralain, adalah lembaga swadaya masyarakat,perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan,atau perusahaan, yang sumber keuangandan kegiatannya tidak berasal dari anggaranPemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,Pemerintah Daerah, dan/atau Desa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 246

Cukup jelas.

Pasal 247

Cukup jelas.

Pasal 248

Ayat (1)

BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah Desauntuk mendayagunakan segala potensiekonomi, kelembagaan perekonomian, sertapotensi sumber daya alam dan sumber dayamanusia dalam rangka meningkatkankesejahteraan masyarakat Desa.

BUM Desa secara spesifik tidak dapatdisamakan dengan badan hukum sepertiperseroan terbatas, CV, atau koperasi. Olehkarena itu, BUM Desa merupakan suatubadan usaha bercirikan Desa yang dalampelaksanaan kegiatannya di samping untuk

membantu....

- 228 -

membantu penyelenggaraan PemerintahanDesa, juga untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat Desa. BUM Desa juga dapatmelaksanakan fungsi pelayanan jasa,perdagangan, dan pengembangan ekonomilainnya.

Dalam meningkatkan sumber pendapatanDesa, BUM Desa dapat menghimpuntabungan dalam skala lokal masyarakatDesa, antara lain melalui pengelolaan danabergulir dan simpan pinjam.

BUM Desa dalam kegiatannya tidak hanyaberorientasi pada keuntungan keuangan,tetapi juga berorientasi untuk mendukungpeningkatan kesejahteraan masyarakatDesa. BUM Desa diharapkan dapatmengembangkan unit usaha dalammendayagunakan potensi ekonomi. Dalamhal kegiatan usaha dapat berjalan danberkembang dengan baik, sangatdimungkinkan pada saatnya BUM Desamengikuti badan hukum yang telahditetapkan dalam ketentuan peraturanperundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 249

Cukup jelas.

Pasal 250

Cukup jelas.

Pasal 251....

- 229 -

Pasal 251

Cukup jelas.

Pasal 252

Cukup jelas.

Pasal 253

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “kekayaan BUMDesa merupakan kekayaan desa yangdipisahkan” adalah neraca danpertanggungjawaban pengurusan BUM Desadipisahkan dari neraca danpertanggungjawaban Pemerintah Desa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 254

Cukup jelas.

Pasal 255

Cukup jelas.

Pasal 256

Cukup jelas.

Pasal 257....

- 230 -

Pasal 257

Cukup jelas.

Pasal 258

Cukup jelas.

Pasal 259

Cukup jelas.

Pasal 260

Cukup jelas.

Pasal 261

Cukup jelas.

Pasal 262

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “pendampingan”adalah termasuk penyediaan sumber dayamanusia pendamping dan manajemen.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 263

Cukup jelas.

Pasal 264

Cukup jelas.

Pasal 265

Cukup jelas.

Pasal 266

Cukup jelas.

Pasal 267....

- 231 -

Pasal 267

Cukup jelas.

Pasal 268

Cukup jelas.

Pasal 269

Cukup jelas..

Pasal 270

Cukup jelas.

Pasal 271

Cukup jelas.

Pasal 272

Cukup jelas.

Pasal 273

Cukup jelas.

Pasal 274

Cukup jelas.

Pasal 275

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “lembagakemasyarakatan Desa”, antara lain rukuntetangga, rukun warga, pemberdayaankesejahteraan keluarga, karang taruna, pospelayanan terpadu, dan lembagapemberdayaan masyarakat.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup....

- 232 -

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Peningkatan kesejahteraan keluargadapat dilakukan melalui peningkatankesehatan, pendidikan, usahakeluarga, dan ketenagakerjaan.

Huruf g

Peningkatan kualitas sumber dayamanusia dapat dilakukan melaluipeningkatan kualitas anak usia dini,kualitas kepemudaan, dan kualitasperempuan.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 276

Cukup jelas.

Pasal 277

Cukup jelas.

Pasal 278

Cukup jelas.

Pasal 279....

- 233 -

Pasal 279

Cukup jelas.

Pasal 280

Cukup jelas

Pasal 281

Cukup jelas.

Pasal 282

Cukup jelas.

Pasal 283

Cukup jelas.

Pasal 284

Cukup jelas.

Pasal 285

Cukup jelas.

Pasal 286

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGORNOMOR 84

- 234 -

- 235 -