78
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan akselerasi dan kualitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta pelaksanaan pembangunan di Kota Banjarmasin sebagai bagian integral Pembangunan Nasional, dipandang perlu menata kembali tata cara Pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih efisien, efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan jiwa dan semangat Otonomi Daerah; b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 151 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, ketentuan tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Banjarmasin tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN

NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan akselerasi dankualitas penyelenggaraan Pemerintah Daerahyang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dannepotisme, serta pelaksanaan pembangunandi Kota Banjarmasin sebagai bagian integralPembangunan Nasional, dipandang perlu menatakembali tata cara Pengelolaan Keuangan Daerahyang lebih efisien, efektif, transparan dan dapatdipertanggungjawabkan sesuai dengan jiwa dansemangat Otonomi Daerah;

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 151 ayat (1)Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,ketentuan tentang Pokok-Pokok PengelolaanKeuangan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlumembentuk Peraturan Daerah Kota Banjarmasintentang Pokok-Pokok Pengelolaan KeuanganDaerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah TingkatII di Kalimantan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 72, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebasdari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3851);

Page 2: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubahbeberapa kali, terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah danWakil Kepala Daerah (Lembaran Negara IndonesiaTahun 2000 Nomor 210, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4028);

Page 3: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004tentang Kedudukan Protokoler dan KeuanganPimpinan dan anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2004Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubahbeberapa kali, terakhir dengan PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentangPerubahan Ketiga Atas Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 2004 tentang KedudukanProtokoler dan Keuangan Pimpinan dan AnggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah. (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia4712);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja InstansiPemerintah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4614);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5165);

16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang dan Jasa Pemerintahsebagaimana telah diubah kedua kalinya denganPeraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentangPerubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang danJasa Pemerintah;

Page 4: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali,terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan KeduaAtas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan BarangMilik Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun2008 tentang Tata Cara Penatausahaan danPenyusunan Laporan PertanggungjawabanBendahara beserta Penyampaiannya;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah danBantuan Sosial Yang Bersumber Dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atasPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah danBantuan Sosial Yang Bersumber Dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun2011 tentang Pembentukan Produk HukumDaerah;

22. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor12 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan YangMenjadi Kewenangan Pemerintah Kota Banjarmasin(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 2,Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10);

23. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor28 Tahun 2011 tentang Pembentukan OrganisasiDan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Banjarmasin(Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 28,Tambahan Lembaran Daerah Nomor 23),sebagaimana telah diubah dengan PeraturanDaerah Kota Banjarmasin Nomor 16 Tahun 2013tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah KotaBanjarmasin Nomor 28 Tahun 2011 tentangPembentukan Organisasi Dan Tata Kerja PerangkatDaerah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun2013 Nomor 16);

Page 5: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN

dan

WALIKOTA BANJARMASIN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG POKOK – POKOKPENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian PertamaPengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Daerah Kota Banjarmasin.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin.3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.4. Walikota adalah Walikota Banjarmasin.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Dewan Perwakilan Daerah Kota Banjarmasin sebagai Badan LegislatifDaerah.

6. Sekretariat DPRD adalah unsur staf pelayan DPRD dalammenyelenggarakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban DPRD, dipimpinoleh Sekretaris DPRD dan diangkat oleh Walikota dengan persetujuan danbertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD.

7. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uangtermasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan denganhak dan kewajiban daerah tersebut.

8. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBDadalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dandisetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkandengan peraturan daerah.

10. Peraturan Daerah adalah peraturan yang dibentuk oleh DPRD denganpersetujuan bersama Walikota.

11. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerahyang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakankeseluruhan pengelolaan keuangan daerah.

12. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKDadalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyaitugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendaharaumum daerah.

Page 6: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

13. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKDyang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

14. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugasbendahara umum daerah.

15. Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya di singkat BPK adalahlembaga tinggi Negara dalam system ketatanegaraan Indonesia yangmemiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuanganNegara.

16. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalahperangkat daerah pada pemerintah daerah selaku penggunaanggaran/barang.

17. Unit kerja adalah bagian SKPD yang melaksanakan satu atau beberapaprogram.

18. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalahpejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapakegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

19. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaananggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yangdipimpinnya.

20. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untukmelaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalammelaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.

21. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaanbarang milik daerah.

22. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkatPPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuanganpada SKPD.

23. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung jawab ataspelaksanaan pengadaan barang / jasa.

24. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yangditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaandaerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.

25. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uangdaerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruhpenerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bankyang ditetapkan.

26. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untukmenerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, danmempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangkapelaksanaan APBD pada SKPD.

27. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjukmenerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, danmempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalamrangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

28. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.29. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.30. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.31. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.32. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah

dan belanja daerah.33. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah

dan belanja daerah.

Page 7: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

34. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembalidan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahunanggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaranberikutnya.

35. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalahselisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satuperiode anggaran.

36. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerahmenerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang daripihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

37. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaranberdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadapkebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahunanggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusanyang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalamprakiraan maju.

38. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan danauntuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan gunamemastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujuidan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

39. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telahdicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dankualitas yang terukur.

40. Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencanakeuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenisbelanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan padaprinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

41. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yangdilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

42. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yangberisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yangdisediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

43. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu ataulebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaranterukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakanpengerahan sumber daya baik yang berupa personal (sumber dayamanusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, ataukombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagaimasukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentukbarang/jasa.

44. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program ataukeluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

45. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatanyang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuanprogram dan kebijakan.

46. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinyakeluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

47. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)tahun.

48. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut RencanaKerja Pemerintah Daerah (RKPD) atau sebutan lainnya, adalah dokumenperencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

Page 8: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

49. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalahtim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin olehsekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakankebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanyaterdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuaidengan kebutuhan.

50. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPDadalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dankegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

51. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumenyang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan sertaasumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

52. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPASmerupakan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yangdiberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalampenyusunan RKA-SKPD.

53. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumenyang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagaidasar penerbitan SPP.

54. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkatDPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanjasetiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh penggunaanggaran.

55. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan yang selanjutnya disingkatDPAL adalah dokumen yang memuat sisa belanja tahun sebelumnyasebagai dasar pelaksanaan anggaran tahun berikutnya.

56. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerahkepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telahditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, sertatidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjangpenyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

57. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang daripemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/ataumasyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yangbertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

58. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalahdokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab ataspelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukanpermintaan pembayaran.

59. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalahdokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkanoleh BUD berdasarkan SPM.

60. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumenyang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa penggunaanggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

61. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LSadalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasapengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaranDPA-SKPD kepada pihak ketiga.

62. Uang Persediaan adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuksatuan kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari.

63. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkatSPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasapengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaranDPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanaikegiatan operasional kantor sehari-hari.

Page 9: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

64. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnyadisingkat SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas bebanpengeluaran DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk menggantiuang persediaan yang telah dibelanjakan.

65. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnyadisingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas bebanpengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlahbatas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai denganketentuan.

66. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintahdaerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uangsebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturanperundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.

67. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atasbeban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

68. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah daerahdan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uangberdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atauberdasarkan sebab lainnya yang sah.

69. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampungkebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhidalam satu tahun anggaran.

70. Sistem Pengendalian Intern Keuangan Daerah merupakan suatu prosesyang berkesinambungan yang dilakukan oleh lembaga/badan/unit yangmempunyai tugas dan fungsi melakukan pengendalian melalui audit danevaluasi, untuk menjamin agar pelaksanaan kebijakan pengelolaankeuangan daerah sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan.

71. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barangyang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukumbaik sengaja maupun lalai.

72. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalahSKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yangdibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupapenyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakanmencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan padaprinsip efisiensi dan produktivitas.

73. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumberdari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengaturketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatandalam setiap periode.

74. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomisseperti bunga, dividen, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnyasehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangkapelayanan kepada masyarakat.

75. Kegiatan Tahun Jamak adalah kegiatan yang dianggarkan dandilaksanakan untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yangpekerjaannya dilakukan melalui kontrak tahun jamak.

Page 10: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KeduaRuang Lingkup

Pasal 2

Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta

melakukan pinjaman;b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah

dan membayar tagihan pihak ketiga;c. penerimaan daerah;d. pengeluaran daerah;e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,

surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilaidengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaandaerah;

f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangkapenyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Pasal 3

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah inimeliputi:a. asas umum pengelolaan keuangan daerah;b. pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah;c. struktur APBD;d. penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA-SKPD;e. penyusunan dan penetapan APBD;f. pelaksanaan dan perubahan APBD;g. penatausahaan keuangan daerah;h. pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;i. pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD;j. pengelolaan kas umum daerah;k. pengelolaan piutang daerah;l. pengelolaan investasi daerah;m. pengelolaan barang milik daerah;n. pengelolaan dana cadangan;o. pengelolaan utang daerah;p. pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah;q. penyelesaian kerugian daerah;r. pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah;s. pengaturan pengelolaan keuangan daerah.

Bagian KetigaAsas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 4

(1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawabdengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untukmasyarakat.

(2) Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yangterintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkandengan peraturan daerah.

Page 11: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB IIKEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Bagian PertamaPemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 5

(1) Walikota selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaanpengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalamkepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan:a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang;d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan

penerimaan daerah;f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan

piutang daerah;g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang

milik daerah; danh. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan

dan memerintahkan pembayaran.

(3) Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh :a. kepala Satuan Kerja Perangkat Keuangan Daerah selaku PPKD;b. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

(4) Dalam pelaksanaan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Sekretaris Daerah bertindak selaku koordinator pengelolaan keuangandaerah.

(5) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), danayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Walikota berpedoman padaperaturan perundang-undangan.

Bagian KeduaKoordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 6

(1) Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) mempunyai tugas koordinasidi bidang:a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;c. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;d. penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas

keuangan daerah; dan

Page 12: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangkapertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

(2) Selain tugas-tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris Daerahjuga mempunyai tugas:a. memimpin tim anggaran pemerintah daerah;b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;d. memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD; dane. melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah

lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Walikota.

(3) Sekretaris Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Walikota.

Bagian KetigaPejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pasal 7

(1) PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan

daerah;b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan

dengan Peraturan Daerah;d. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah;e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; danf. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan

oleh Walikota.

(2) PPKD selaku BUD berwenang:a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;b. mengesahkan DPA-SKPD;c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

pengeluaran kas daerah;e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank

dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD;h. menyimpan uang daerah;i. menetapkan SPD;j. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/

menatausahakan investasi;k. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

anggaran atas beban rekening kas umum daerah;l. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama

pemerintah daerah;m.melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;n. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;o. melakukan penagihan piutang daerah;p. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;q. menyajikan informasi keuangan daerah; dan

Page 13: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

r. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusanbarang milik daerah.

(3) Dalam hal tanggung jawab terhadap tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan oleh lebih dari 1(satu) SKPD disesuaikan dengan ketentuan Struktur Organisasi dan TataKerja (SOTK) yang berlaku di daerah.

Pasal 8

(1) PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelolakeuangan daerah selaku kuasa BUD.

(2) Penunjukan kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkandengan Keputusan Walikota.

(3) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:a. menyiapkan anggaran kas;b. menyiapkan SPD;c. menerbitkan SP2D; dand. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.

(4) Kuasa BUD selain melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat (3) jugamelaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, huruf k, huruf m, huruf n, dan huruf o.

(5) Kuasa BUD bertanggung jawab kepada PPKD.

Pasal 9

Pelimpahan wewenang selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4),dapat dilimpahkan kepada pejabat lainnya di lingkungan satuan kerjapengelolaan keuangan daerah.

Bagian KeempatPejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Daerah

Pasal 10

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang daerah mempunyai tugas danwewenang:a. menyusun RKA-SKPD;b. menyusun DPA-SKPD;c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja;d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas

anggaran yang telah ditetapkan;h. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang

dipimpinnya;i. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung

jawab SKPD yang dipimpinnya;

Page 14: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;l. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya

berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Walikota;m. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Pasal 11

(1) Pejabat pengguna anggaran dalam melaksanakan tugas dapatmelimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja padaSKPD selaku kuasa pengguna anggaran/pengguna barang.

(2) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkanoleh Walikota atas usul kepala SKPD.

(3) Penetapan kepala unit kerja pada SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD,besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensidan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

(4) Kuasa pengguna anggaran bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnyakepada pengguna anggaran/pengguna barang.

Bagian KelimaPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD

Pasal 12

(1) Pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dalammelaksanakan program dan kegiatan dapat menunjuk pejabat pada unitkerja SKPD selaku PPTK.

(2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas mencakup:a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

kegiatan.

Pasal 13

(1) Penunjukan PPTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, bebankerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektiflainnya.

(2) PPTK bertanggung jawab kepada pejabat pengguna anggaran/kuasapengguna anggaran.

Page 15: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KeenamPejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Pasal 14

(1) Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan anggaran yangdimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yangmelaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai pejabatpenatausahaan keuangan SKPD.

(2) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempunyai tugas:a. meneliti kelengkapan SPP-LS yang diajukan oleh PPTK;b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU yang diajukan oleh

bendahara pengeluaran;c. menyiapkan SPM; dand. menyiapkan laporan keuangan SKPD.

(3) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh merangkap sebagaipejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah,bendahara, dan/atau PPTK.

Bagian KetujuhBendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Pasal 15

(1) Walikota atas usul PPKD mengangkat bendahara penerimaan untukmelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaranpendapatan pada SKPD.

(2) Walikota atas usul PPKD mengangkat bendahara pengeluaran untukmelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaranbelanja pada SKPD.

(3) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pejabat fungsional.

(4) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang melakukan,baik secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan,pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagaipenjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan tersebut, serta menyimpanuang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.

(5) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsionalbertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

Page 16: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB IIIASAS UMUM DAN STRUKTUR APBD

Bagian PertamaAsas Umum APBD

Pasal 16

(1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahandan kemampuan pendapatan daerah.

(2) Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedomankepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakatuntuk tercapainya tujuan bernegara.

(3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,distribusi, dan stabilisasi.

(4) APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDsetiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 17

(1) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang,barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD.

(2) Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraanyang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumberpendapatan.

(3) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerahdianggarkan secara bruto dalam APBD.

(4) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkanpada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

(1) Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukungdengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yangcukup.

(2) Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung dengandasar hukum yang melandasinya.

Pasal 19

Tahun anggaran APBD meliputi masa 1 (satu) tahun mulai tanggal 1 Januarisampai dengan 31 Desember.

Page 17: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KeduaStruktur APBD

Pasal 20

(1) APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:a. pendapatan daerah;b. belanja daerah; danc. pembiayaan daerah.

(2) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputisemua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah,yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalamsatu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.

(3) Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputisemua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangiekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahunanggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.

(4) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputisemua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaranyang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yangbersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Bagian KetigaPendapatan Daerah

Pasal 21

Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf aterdiri atas:a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);b. Dana Perimbangan; danc. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pasal 22

(1) Pendapatan asli daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf aterdiri atas:a. pajak daerah;b. retribusi daerah;c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dand. lain-lain PAD yang sah.

(2) Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dmencakup:a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan;c. jasa giro;d. pendapatan bunga;e. tuntutan ganti rugi;f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan

Page 18: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

g. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualandan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

Pasal 23

Pendapatan Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 hurufb meliputi :a. Dana Bagi Hasil;b. Dana Alokasi Umum; danc. Dana Alokasi Khusus.

Pasal 24

Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan daerahselain PAD dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, danlain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah.

Pasal 25

(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 merupakan bantuanberupa uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah,masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri yang tidakmengikat, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(2) Dana darurat adalah dana yang berasal dari anggaran pendapatan danbelanja negara yang dialokasikan kepada daerah yang mengalami bencananasional dan/atau peristiwa luar biasa.

Bagian KeempatBelanja Daerah

Pasal 26

(1) Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah kota yang terdiri dariurusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuanperundang-undangan.

(2) Belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupanmasyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkandalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistemjaminan sosial.

(3) Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (2) diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standarpelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Page 19: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 27

(1) Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan, sertajenis belanja.

(2) Klasifikasi belanja menurut organisasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) disesuaikan dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.

(3) Klasifikasi belanja menurut fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari:a. klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan; danb. klasifikasi fungsi pengelolaan keuangan daerah.

(4) Klasifikasi belanja berdasarkan urusan pemerintahan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a diklasifikasikan menurut kewenanganPemerintah Daerah.

(5) Klasifikasi belanja menurut fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduanpengelolaan keuangan daerah terdiri dari:a. pelayanan umum;b. ketertiban dan keamanan;c. ekonomi;d. lingkungan hidup;e. perumahan dan fasilitas umum;f. kesehatan;g. pariwisata dan budaya;h. agama;i. pendidikan; sertaj. perlindungan sosial.

(6) Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah.

(7) Klasifikasi belanja menurut jenis belanja sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri dari:a. belanja pegawai;b. belanja barang dan jasa;c. belanja modal;d. bunga;e. subsidi;f. hibah;g. bantuan sosial;h. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dani. belanja tidak terduga.

(8) Penganggaran dalam APBD untuk setiap jenis belanja sebagaimanadimaksud pada ayat (7), berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Page 20: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KelimaPembiayaan Daerah

Pasal 28

(1) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)huruf c terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

(2) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya;b. pencairan dana cadangan;c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;d. penerimaan pinjaman; dane. penerimaan kembali pemberian pinjaman.

(3) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:a. pembentukan dana cadangan;b. penyertaan modal pemerintah daerah;c. pembayaran pokok utang; dand. pemberian pinjaman.

(4) Pembiayaan netto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaanterhadap pengeluaran pembiayaan.

(5) Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit anggaran.

BAB IVPENYUSUNAN RANCANGAN APBD

Bagian PertamaRencana Kerja Pemerintah Daerah

Pasal 29

RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi,misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepadaRPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional dan standar pelayananminimal yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pasal 30

(1) SKPD menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, programdan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengantugas dan fungsinya masing-masing.

(2) Penyusunan Renstra-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berpedoman pada RPJMD.

Pasal 31

(1) Pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dariRPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.

Page 21: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Renja SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpenjabaran dari Renstra SKPD yang disusun berdasarkan evaluasipencapaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rancangankerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajibandaerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yangdilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuhdengan mendorong partisipasi masyarakat.

(4) Kewajiban daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)mempertimbangkan prestasi capaian standar pelayanan minimal sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32

(1) RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) disusun untukmenjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

(2) Penyusunan RKPD diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Meitahun anggaran sebelumnya.

(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganPeraturan Walikota.

Bagian KeduaKebijakan Umum APBD

Pasal 33

(1) Walikota berdasarkan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31ayat (1), menyusun rancangan kebijakan umum APBD.

(2) Penyusunan rancangan kebijakan umum APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yangditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

(3) Walikota menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD tahunanggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagailandasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnyapertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan.

(4) Rancangan kebijakan Umum APBD yang telah dibahas Walikotabersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBDsebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya disepakati menjadiKebijakan Umum APBD.

Page 22: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KetigaPrioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Pasal 34

(1) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintahdaerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaransementara yang disampaikan oleh Walikota.

(2) Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat minggu kedua bulanJuli tahun anggaran sebelumnya.

(3) Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaiberikut:a. menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan

pilihan;b. menentukan urutan program dalam masing-masing urusan;c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing- masing

program.

(4) Kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementarayang telah dibahas dan disepakati bersama Walikota dan DPRDdituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama olehWalikota dan pimpinan DPRD.

(5) Walikota berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud padaayat (4) menerbitkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaipedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.

Bagian KeempatRencana Kerja dan Anggaran SKPD

Pasal 35

(1) Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksudpada Pasal 34 ayat (5), Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.

(2) RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangkapengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu danpenganggaran berdasarkan prestasi kerja.

Pasal 36

Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangkamenengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju yang berisiperkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yangdirencanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yangdirencanakan dan merupakan implikasi kebutuhan dana untukpelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.

Page 23: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 37

Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan penganggaran terpadudilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan danpenganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencanakerja dan anggaran.

Pasal 38

(1) Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukandengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluarandan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program termasukefisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.

(2) Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan capaian kinerja,indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, danstandar pelayanan minimal.

(3) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkandengan Keputusan Walikota.

Pasal 39

RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), memuatrencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatanmenurut fungsi untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai denganrincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta prakiraan majuuntuk tahun berikutnya.

Bagian KelimaPenyiapan Raperda APBD

Pasal 40

(1) RKA-SKPD yang telah disusun oleh kepala SKPD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) disampaikan kepada PPKD.

(2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dibahasoleh tim anggaran pemerintah daerah.

(3) Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk menelaah kesesuaian antaraRKA-SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafonanggaran sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahunanggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, sertacapaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standarsatuan harga, dan standar pelayanan minimal.

Page 24: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 41

(1) PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikutdokumen pendukung berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaaholeh tim anggaran pemerintah daerah.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atasnota keuangan, dan rancangan APBD.

BAB VPENETAPAN APBD

Bagian PertamaPenyampaian dan Pembahasan

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

Pasal 42

Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBDkepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya padaminggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya untuk dibahas dalamrangka memperoleh persetujuan bersama.

Pasal 43

(1) Tata cara pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBDdilakukan sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD mengacu padaperaturan perundang-undangan.

(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitikberatkanpada kesesuaian antara kebijakan umum APBD serta prioritas danplafon anggaran sementara dengan program dan kegiatan yangdiusulkan dalam rancangan peraturan daerah tentang APBD.

Bagian KeduaPersetujuan Rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD

Pasal 44

(1) Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Walikotaterhadap rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukanselambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yangbersangkutan dilaksanakan.

(2) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud padaayat (1), kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan Walikotatentang penjabaran APBD.

Page 25: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 45

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalamPasal 44 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama denganWalikota terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD,Walikota melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angkaAPBD tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiapbulan, yang disusun dalam rancangan Peraturan Walikota tentangAPBD.

(2) Pengeluaran setinggi-tingginya untuk keperluan setiap bulansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk belanjayang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.

(3) Rancangan peraturan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Gubernur.

(4) Apabila pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak diterimasetelah 15 (lima belas) hari sejak disampaikannya rancangan dimaksudkepada Gubernur, rancangan Peraturan Walikota tentang APBDditetapkan menjadi Peraturan Walikota tentang APBD.

Bagian KetigaEvaluasi Rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerahtentang Penjabaran RAPBD

Pasal 46

(1) Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disetujuibersama DPRD dan rancangan peraturan Walikota tentang penjabaranAPBD sebelum ditetapkan oleh Walikota paling lambat 3 (tiga) harikerja disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi.

(2) Apabila hasil evaluasi tidak diterima dalam waktu 15 (limabelas) harisejak rancangan disampaikan, maka walikota dapat menetapkanrancangan peraturan daerah APBD menjadi peraturan daerah APBDdan rancangan peraturan walikota tentang penjabaran APBD menjadiperaturan walikota tentang penjabaran APBD.

(3) Walikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerahdan peraturan walikota, apabila Gubernur menyatakan hasil evaluasirancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturanwalikota tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentinganumum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

(4) Walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi,apabila Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturandaerah tentang APBD dan rancangan peraturan walikota tentangpenjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum danperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi,

Page 26: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 47

Walikota menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancanganperaturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan walikotatentang penjabaran APBD kepada Gubernur.

Pasal 48

Hasil evaluasi atas rancangan peraturan daerah tentang APBD danrancangan peraturan Walikota tentang penjabaran APBD ditetapkandengan Keputusan Gubernur.

Pasal 49

(1) Penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46ayat (4) dilakukan Walikota bersama dengan Badan Anggaran DPRD.

(2) Hasil penyempurnaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) ditetapkanoleh pimpinan DPRD.

(3) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dijadikan dasar penetapan peraturan daerah tentang APBD.

(4) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya.

(5) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)disampaikan kepada gubernur paling lambat 3 (tiga) hari kerjasetelah keputusan tersebut ditetapkan.

Bagian KeempatPenetapan Peraturan Daerah tentang APBD

dan Peraturan Walikota tentangPenjabaran APBD

Pasal 50

(1) Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturanWalikota tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkanoleh Walikota menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturanWalikota tentang penjabaran APBD.

(2) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturanWalikota tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahunanggaran sebelumnya.

(3) Walikota menyampaikan peraturan daerah tentang APBD danperaturan Walikota tentang penjabaran APBD kepada gubernurselambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

Page 27: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB VIPELAKSANAAN APBD

Bagian PertamaAsas Umum Pelaksanaan APBD

Pasal 51

(1) SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanjadaerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yangtidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD.

(2) Pelaksanaan belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisiendan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaPenyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah

Pasal 52

(1) PPKD paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah APBD ditetapkan,memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun danmenyampaikan rancangan DPA-SKPD.

(2) Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merincisasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan, anggaranyang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencanapenarikan dana tiap-tiap satuan kerja serta pendapatan yangdiperkirakan.

(3) Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD yang telahdisusunnya kepada PPKD paling lambat 6 (enam) hari kerja setelahpemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan.

Pasal 53

(1) Tim Anggaran Pemerintah Daerah melakukan verifikasi rancanganDPA-SKPD bersama-sama dengan kepala SKPD yang bersangkutan.

(2) Verifikasi atas rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (1), diselesaikan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja, sejakditetapkannya peraturan Walikota tentang penjabaran APBD.

(3) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),PPKD mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan persetujuan SekretarisDaerah.

(4) DPA-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan kepala SKPD yang bersangkutan, kepada satuan kerjapengawasan daerah, dan BPK selambat-lambatnya 7 (tujuh)hari kerja sejak tanggal disahkan.

Page 28: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(5) DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagaidasar pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku penggunaanggaran/barang.

Bagian KetigaPelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah

Pasal 54

(1) Semua penerimaan daerah dilakukan melalui rekening kas umumdaerah.

(2) Bendahara penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya kerekening kas umum daerah selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)hari kerja.

(3) Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkapatas setoran dimaksud.

Pasal 55

(1) SKPD dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkandalam Peraturan Daerah.

(2) SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerimadan/atau kegiatannya berdampak pada penerimaan daerah wajibmengintensifkan pemungutan dan penerimaan tersebut.

Pasal 56

(1) Penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan daerah tidak dapatdipergunakan langsung untuk pengeluaran.

(2) Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dandalam bentuk apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik secaralangsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah,asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk penerimaanbunga, jasa giro atau penerimaan lain sebagai akibat penyimpanandana anggaran pada bank serta penerimaan dari hasil pemanfaatanbarang daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.

(3) Semua penerimaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)apabila berbentuk uang harus segera disetor ke kas umum daerahdan berbentuk barang menjadi milik/aset daerah yang dicatat sebagaiinventaris daerah.

Pasal 57

(1) Pengembalian atas kelebihan pajak, retribusi, pengembalian tuntutanganti rugi dan sejenisnya dilakukan dengan membebankan padarekening penerimaan yang bersangkutan untuk pengembalianpenerimaan yang terjadi dalam tahun yang sama.

Page 29: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Untuk pengembalian kelebihan penerimaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada rekening belanja tidak terduga.

Bagian KeempatPelaksanaan Anggaran Belanja Daerah

Pasal 58

(1) Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sahmengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.

(2) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapatdilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBDditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah.

(3) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasukbelanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.

Pasal 59

Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan SPD, atauDPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.

Pasal 60

(1) Gaji pegawai negeri sipil daerah dibebankan dalam APBD.

(2) Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepadapegawai negeri sipil daerah berdasarkan pertimbangan yang obyektifdengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperolehpersetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 61

Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) danpajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajakyang dipungutnya ke rekening Kas Negara pada bank pemerintah ataubank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan sebagai bank persepsi ataupos giro dalam jangka waktu sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 62

(1) Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBD dilakukan berdasarkanSPM yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa penggunaanggaran.

(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganpenerbitan SP2D oleh kuasa BUD.

(3) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud padaayat (1), kuasa BUD berkewajiban untuk:

Page 30: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan olehpengguna anggaran;

b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBD yangtercantum dalam perintah pembayaran;

c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;d. memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran daerah;

dane. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang

diterbitkan oleh pengguna anggaran tidak memenuhi persyaratanyang ditetapkan.

Pasal 63

(1) Penerbitan SPM tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasaditerima kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaanyang dikelola oleh bendahara pengeluaran.

(3) Bendahara pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uangpersediaan yang dikelolanya setelah:a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam

perintah pembayaran; danc. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.

(4) Bendahara pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran apabila persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) tidak dipenuhi.

(5) Bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi ataspembayaran yang dilaksanakannya.

Pasal 64

Walikota dapat memberikan izin pembukaan rekening untuk keperluanpelaksanaan pengeluaran di lingkungan SKPD.

Pasal 65

Setelah tahun anggaran berakhir, kepala SKPD selaku penggunaanggaran dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaranberkenaan.

Bagian KelimaPelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah

Pasal 66

(1) Pengelolaan anggaran pembiayaan daerah dilakukan oleh PPKD.

Page 31: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Semua penerimaan dan pengeluaraan pembiayaan daerah dilakukanmelalui Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 67

(1) Pemindahbukuan dari rekening dana cadangan ke Rekening KasUmum Daerah dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan,setelah jumlah dana cadangan yang ditetapkan berdasarkan peraturandaerah tentang pembentukan dana cadangan yang berkenaanmencukupi.

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggisejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanaipelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan sesuai denganyang ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan danacadangan.

(3) Pemindahbukuan dari rekening dana cadangan ke rekening kasumum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengansurat perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUD atas persetujuan PPKD.

Pasal 68

(1) Penjualan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dilakukan sesuaidengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Pencatatan penerimaan atas penjualan kekayaan daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didasarkan pada bukti penerimaan yang sah.

Pasal 69

(1) Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jumlah pinjaman yangakan diterima dalam tahun anggaran yang bersangkutan sesuaidengan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman berkenaan.

(2) Penerimaan pinjaman dalam bentuk mata uang asing dibukukandalam nilai rupiah.

Pasal 70

Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah didasarkan padaperjanjian pemberian pinjaman daerah sebelumnya, untuk kesesuaianpengembalian pokok pinjaman dan kewajiban lainnya yang menjaditanggungan pihak peminjam.

Pasal 71

(1) Jumlah pendapatan daerah yang disisihkan untuk pembentukan danacadangan dalam tahun anggaran bersangkutan sesuai dengan jumlahyang ditetapkan dalam peraturan daerah.

Page 32: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Pemindahbukuan jumlah pendapatan daerah yang disisihkan yangditransfer dari rekening kas umum daerah ke rekening dana cadangandilakukan dengan surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUDatas persetujuan PPKD.

Pasal 72

Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlahyang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkandalam peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah berkenaan.

Pasal 73

Pembayaran pokok utang didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkansesuai dengan perjanjian pinjaman dan pelaksanaannya merupakanprioritas utama dari seluruh kewajiban pemerintah daerah yang harusdiselesaikan dalam tahun anggaran yang berkenaan.

Pasal 74

Pemberian pinjaman daerah kepada pihak lain berdasarkan KeputusanWalikota atas persetujuan DPRD.

Pasal 75

Pelaksanaan pengeluaran pembiayaan penyertaan modal pemerintahdaerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerahdilakukan berdasarkan SPM yang diterbitkan oleh PPKD.

Pasal 76

Dalam rangka pelaksanaan pengeluaran pembiayaan, kuasa BUDberkewajiban untuk:a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran/pemindah bukuan yang

diterbitkan oleh PPKD;b. menguji kebenaran perhitungan pengeluaran pembiayaan yang

tercantum dalam perintah pembayaran;c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;d. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran atas pengeluaran

pembiayaan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Page 33: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB VIILAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA

APBD DAN PERUBAHAN APBD

Bagian PertamaLaporan Realisasi Semester Pertama APBD

Pasal 77

(1) Pemerintah daerah menyusun laporan realisasi semester pertamaAPBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepadaDPRD selambat-lambatnya pada akhir bulan Juli tahun anggaranyang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD danpemerintah daerah.

Bagian KeduaPerubahan APBD

Pasal 78

(1) Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahankeadaan, dibahas bersama DPRD dengan pemerintah daerah dalamrangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD tahun anggaranyang bersangkutan, apabila terjadi:a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum

APBD;b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran

antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;d. keadaan darurat; dane. keadaan luar biasa.

(2) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukanpengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnyadiusulkan dalam rancangan perubahan APBD, dan/atau disampaikandalam laporan realisasi anggaran.

(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dsekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah

daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;b. tidak diharapkan terjadi secara berulang;c. berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dand. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka

pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.

Pasal 79

(1) Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.

Page 34: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1)huruf e adalah keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaandan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan ataupenurunan lebih besar dari 50% (lima puluh persen).

Pasal 80

(1) Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentangperubahan APBD tahun anggaran yang bersangkutan untukmendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran yangbersangkutan berakhir.

(2) Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1), selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelumberakhirnya tahun anggaran.

Pasal 81

Proses evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentangperubahan APBD dan rancangan peraturan Walikota tentang penjabaranperubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan Walikotaberlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48,Pasal 49 dan Pasal 50.

BAB VIIIPENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

Bagian PertamaAsas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah

Pasal 82

(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendaharapenerimaan/pengeluaran dan orang atau badan yang menerima ataumenguasai uang/barang/kekayaan daerah, wajib menyelenggarakanpenatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yangberkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atasbeban APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibatyang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

Bagian KeduaPelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah

Pasal 83

(1) Untuk pelaksanaan APBD, Walikota menetapkan:a. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;b. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;c. pejabat yang diberi wewenang mengesahkan surat pertanggungjawaban

(SPJ);d. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D;

Page 35: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

e. bendahara penerimaan/pengeluaran; danf. pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD.

(2) Penetapan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukansebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.

Pasal 84

Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalammelaksanakan tugas-tugas kebendaharaan pada satuan kerja dalam SKPDdapat dibantu oleh pembantu bendahara penerimaan dan/atau pembantubendahara pengeluaran sesuai kebutuhan dengan keputusan kepala SKPD.

Pasal 85

(1) PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD denganmempertimbangkan penjadwalan pembayaran pelaksanaan programdan kegiatan yang dimuat dalam DPA-SKPD.

(2) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disiapkan oleh kuasa BUDuntuk ditandatangani oleh PPKD.

Bagian KetigaPenatausahaan Bendahara Penerimaan

Pasal 86

(1) Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 56 ayat (3) dilakukan dengan uang tunai.

(2) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke rekening kasumum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk, dianggap sahsetelah kuasa BUD menerima nota kredit.

(3) Bendahara penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau suratberharga yang dalam penguasaannya lebih dari 1 (satu) hari kerjadan/atau atas nama pribadi pada bank atau giro pos.

Pasal 87

(1) Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyelenggarakanpembukuan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran ataspenerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.

(2) Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyampaikan laporanpertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD paling lambat tanggal10 bulan berikutnya.

(3) PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporanpertanggungjawaban penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Page 36: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KeempatPenatausahaan Bendahara Pengeluaran

Pasal 88

(1) Permintaan pembayaran dilakukan melalui penerbitan SPP-LS, SPP-UP,SPP-GU, dan SPP-TU.

(2) PPTK mengajukan SPP-LS melalui pejabat penatausahaan keuanganpada SKPD kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaranpaling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya tagihan dari pihakketiga.

(3) Pengajuan SPP-LS dilampiri dengan kelengkapan persyaratan yangditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Bendahara pengeluaran melalui pejabat penatausahaan keuanganpada SKPD mengajukan SPP-UP kepada pengguna anggaran yangbesarannya ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

(5) Untuk penggantian dan penambahan uang persediaan,bendahara pengeluaran mengajukan SPP-GU dan/atau SPP-TU.

(6) Batas jumlah pengajuan SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (5)harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan memperhatikanrincian kebutuhan dan waktu penggunaan.

Pasal 89

(1) Pengguna anggaran mengajukan permintaan uang persediaan kepadakuasa BUD dengan menerbitkan SPM-UP.

(2) Pengguna anggaran mengajukan penggantian uang persediaan yangtelah digunakan kepada kuasa BUD, dengan menerbitkan SPM-GUyang dilampiri bukti asli pertanggungjawaban atas penggunaan uangpersediaan sebelumnya.

(3) Dalam hal uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan, penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran dapat mengajukan tambahanuang persediaan kepada kuasa BUD dengan menerbitkan SPM-TU.

(4) Pelaksanaan pembayaran melalui SPM-UP dan SPM-LS berpedomanpada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 90

(1) Kuasa BUD menerbitkan SP2D atas SPM yang diterima daripengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang ditujukan kepadabank operasional mitra kerjanya.

(2) Penerbitan SP2D oleh Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat(1), paling lama 2 (dua) hari kerja sejak SPM diterima.

Page 37: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(3) Kuasa BUD berhak menolak permintaan pembayaran yang diajukanpengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran bilamana:a. pengeluaran tersebut melampaui pagu; dan/ataub. tidak didukung oleh kelengkapan dokumen sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

(4) Dalam hal kuasa BUD menolak permintaan pembayaran sebagaimanadimaksud pada ayat (3), SPM dikembalikan paling lama 1 (satu)hari kerja setelah diterima.

Pasal 91

Tata cara penatausahaan bendahara pengeluaran diatur lebih lanjut dalamPeraturan Walikota.

Bagian KelimaAkuntansi Keuangan Daerah

Pasal 92

(1) Pemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah daerahyang mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan.

(2) Sistem akuntansi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Pasal 93

Walikota berdasarkan standar akuntansi pemerintahan menetapkanperaturan Walikota tentang kebijakan akuntansi.

Pasal 94

(1) Sistem akuntansi pemerintah daerah paling sedikit meliputi:a. prosedur akuntansi penerimaan kas;b. prosedur akuntansi pengeluaran kas;c. prosedur akuntansi aset;d. prosedur akuntansi selain kas.

(2) Sistem akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusunberdasarkan prinsip pengendalian intern sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB IXPERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pasal 95

(1) Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansiatas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana, yang beradadalam tanggung jawabnya.

Page 38: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(2) Penyelenggaraan akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan dilingkungan SKPD dan menyiapkan laporan keuangan sehubungandengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya.

(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikankepada Walikota melalui PPKD selambat-lambatnya 2 (dua) bulansetelah tahun anggaran berakhir.

(4) Kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang memberikanpernyataan bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalianintern yang memadai, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 96

(1) PPKD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset,utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan danperhitungannya.

(2) PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah.

(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dandisajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang StandarAkuntansi Pemerintahan.

(4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiridengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan badanusaha milik daerah/perusahaan daerah.

(5) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud padaayat (2) disusun berdasarkan laporan keuangan SKPD.

(6) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud padaayat (2) disampaikan kepada Walikota dalam rangka memenuhipertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Pasal 97

Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporankeuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Pasal 98

(1) Laporan keuangan pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalamPasal 96 ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

(2) Walikota memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadaplaporan keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas laporankeuangan Pemerintah Daerah.

Page 39: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

(3) Laporan keuangan yang telah diperbaiki dituangkan dalam Raperdatentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan disampaikan kepadaDPRD.

(4) Walikota dapat mengajukan Raperda tentang Pertanggungjawabanpelaksanaan APBD kepada DPRD, apabila sampai 2 (dua) bulan sejaklaporan keuangan disampaikan kepada BPK, Pemerintah Daerah belummenerima laporan hasil pemeriksaan.

BAB XPENGENDALIAN

DEFISIT DAN PENGGUNAAN SURPLUS APBD

Bagian PertamaPengendalian Defisit APBD

Pasal 99

(1) Dalam hal APBD diperkirakan defisit ditetapkan sumber-sumberpembiayaan untuk menutupi defisit tersebut dalam peraturan daerahtentang APBD.

(2) Defisit APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditutup denganpembiayaan netto.

Pasal 100

Defisit APBD dapat ditutup dari sumber pembiayaan:a. sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) daerah tahun sebelumnya;b. pencairan dana cadangan;c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;d. penerimaan pinjaman; dan/ataue. penerimaan kembali pemberian pinjaman.

Bagian KeduaPenggunaan Surplus APBD

Pasal 101

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaannya ditetapkan dalamperaturan daerah tentang APBD.

Pasal 102

Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk pengurangan utang,pembentukan dana cadangan, dan/atau pendanaan belanja peningkatanjaminan sosial.

Page 40: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB XIKEKAYAAN DAN KEWAJIBAN

Bagian PertamaPengelolaan Kas Umum Daerah

Pasal 103

Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran daerah dilaksanakan melaluirekening kas umum daerah.

Pasal 104

(1) Dalam rangka pengelolaan uang daerah, PPKD membuka rekeningkas umum daerah pada bank yang ditentukan oleh Walikota.

(2) Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran daerah,kuasa BUD dapat membuka rekening penerimaan dan rekeningpengeluaran pada bank yang ditetapkan oleh Walikota.

(3) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakanuntuk menampung penerimaan daerah setiap hari.

(4) Saldo rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiapakhir hari kerja wajib disetorkan seluruhnya ke rekening kas umumdaerah.

(5) Rekening pengeluaran pada bank sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diisi dengan dana yang bersumber dari rekening kas umum daerah.

(6) Jumlah dana yang disediakan pada rekening pengeluaransebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan rencanapengeluaran untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang telahditetapkan dalam APBD.

Pasal 105

(1) Pemerintah daerah berhak memperoleh bunga dan/atau jasa giro atasdana yang disimpan pada bank umum berdasarkan tingkat sukubunga dan/atau jasa giro yang berlaku.

(2) Bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh pemerintah daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pendapatan aslidaerah.

Pasal 106

(1) Biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh bank umumdidasarkan pada ketentuan yang berlaku pada bank umum yangbersangkutan.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada belanjadaerah.

Page 41: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KeduaPengelolaan Piutang Daerah

Pasal 107

(1) Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan,belanja, dan kekayaan daerah wajib mengusahakan agar setiappiutang daerah diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu.

(2) Pemerintah daerah mempunyai hak mendahului atas piutang jenistertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Piutang daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya dan tepatwaktu, diselesaikan menurut peraturan perundang-undangan.

(4) Penyelesaian piutang daerah sebagai akibat hubungan keperdataandapat dilakukan melalui perdamaian, kecuali mengenai piutangdaerah yang cara penyelesaiannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 108

(1) Piutang daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat daripembukuan sesuai dengan ketentuan mengenai penghapusan piutangdaerah, kecuali mengenai piutang daerah yang cara penyelesaiannyadilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sepanjangmenyangkut piutang pemerintah daerah, ditetapkan oleh:a. Walikota untuk jumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah);b. Walikota dengan persetujuan DPRD untuk jumlah lebih dari

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Bagian KetigaPengelolaan Investasi Daerah

Pasal 109

Pemerintah daerah dapat melakukan investasi jangka pendek dan jangkapanjang untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaatlainnya.

Pasal 110

(1) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkanuntuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.

(2) Investasi jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109,merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12(dua belas) bulan.

Page 42: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 111

(1) Investasi jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110ayat (2) terdiri dari investasi permanen dan non permanen.

(2) Investasi permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niatuntuk diperjualbelikan atau tidak ditarik kembali.

(3) Investasi non permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan atau ada niatuntuk diperjual belikan atau ditarik kembali.

Pasal 112

Pedoman Investasi permanen dan non permanen sebagaimana dimaksuddalam Pasal 111 ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Bagian KeempatPengelolaan Barang Milik Daerah

Pasal 113

(1) Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehanlainnya yang sah.

(2) Perolehan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencakup:a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/atau yang sejenis;b. barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil,

dan kerja sama pemanfaatan barang milik daerah;c. barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena peraturan

perundang-undangan;d. barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.

Pasal 114

(1) Pengelolaan barang daerah meliputi rangkaian kegiatan dan tindakanterhadap barang daerah yang mencakup perencanaan kebutuhan,penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan,penatausahaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan danpengamanan.

(2) Pengelolaan barang daerah ditetapkan dengan peraturan daerah danberpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Page 43: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KelimaPengelolaan Dana Cadangan

Pasal 115

(1) Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanaikegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat dibebankan dalam satutahun anggaran.

(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan peraturan daerah.

(3) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakuppenetapan tujuan, besaran, dan sumber dana cadangan serta jenisprogram/kegiatan yang dibiayai dari dana cadangan tersebut.

(4) Dana cadangan yang dibentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah kecualiDAK, pinjaman daerah, dan penerimaan lain yang penggunaannyadibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturanperundang-undangan.

(5) Penggunaan dana cadangan dalam satu tahun anggaran menjadipenerimaan pembiayaan APBD dalam tahun anggaran yangbersangkutan.

Pasal 116

(1) Dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 ayat (1)ditempatkan pada rekening tersendiri yang dikelola oleh PPKD.

(2) Dalam hal dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belum digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapatditempatkan dalam portofolio yang memberikan hasil tetap denganresiko rendah.

(3) Hasil dari penempatan dalam portofolio sebagaimana dimaksud padaayat (2) menambah dana cadangan.

(4) Posisi dana cadangan dilaporkan sebagai bagian yang tidakterpisahkan dari laporan pertanggungjawaban APBD.

Bagian KeenamPengelolaan Utang Daerah

Pasal 117

(1) Walikota dapat mengadakan utang daerah sesuai dengan ketentuanyang ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.

(2) PPKD menyiapkan rancangan peraturan Walikota tentang pelaksanaanpinjaman daerah.

(3) Biaya berkenaan dengan pinjaman daerah dibebankan pada anggaranbelanja daerah.

Page 44: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 118

(1) Hak tagih mengenai utang atas beban daerah kedaluwarsa setelah5 (lima) tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkanlain oleh undang-undang.

(2) Kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertunda apabilapihak yang berpiutang mengajukan tagihan kepada daerah sebelumberakhirnya masa kadaluwarsa.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untukpembayaran kewajiban bunga dan pokok pinjaman daerah.

Pasal 119

Pinjaman daerah bersumber dari:a. pemerintah;b. pemerintah daerah lain;c. lembaga keuangan bank;d. lembaga keuangan bukan bank; dane. masyarakat.

Pasal 120

(1) Penerbitan obligasi daerah ditetapkan dengan peraturan daerah setelahmendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

(2) Persetujuan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri.

(3) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sekurang-kurangnya mencakup jumlah dan nilai nominal obligasidaerah yang akan diterbitkan.

(4) Penerimaan hasil penjualan obligasi daerah dianggarkan padapenerimaan pembiayaan.

(5) Pembayaran bunga atas obligasi daerah dianggarkan pada belanjabunga dalam anggaran belanja daerah.

Pasal 121

Pinjaman daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 45: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB XIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Bagian PertamaPembinaan dan Pengawasan

Pasal 122

(1) Walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerahmelakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerahberdasarkan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah.

(2) DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerahtentang APBD.

Pasal 123

(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 ayat(1) meliputi pedoman, bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan,pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.

(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup perencanaandan penyusunan APBD, penatausahaan, pertanggungjawaban keuangandaerah, pemantauan dan evaluasi, serta kelembagaan pengelolaankeuangan daerah.

(3) Bimbingan, supervisi, dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencakup perencanaan dan penyusunan APBD, pelaksanaan, danpertanggungjawaban APBD yang dilaksanakan secara berkala dan/atausewaktu-waktu baik secara menyeluruh maupun sesuai dengankebutuhan.

(4) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan secara berkala bagi Walikota atau Wakil Walikota, anggotaDPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah.

Bagian KeduaPengendalian Intern

Pasal 124

(1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitaspengelolaan keuangan daerah, Walikota mengatur danmenyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkunganpemerintahan daerah yang dipimpinnya.

(2) Pengaturan dan penyelenggaraan sistem pengendalian internsebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuanperaturan perundang-undangan.

Page 46: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Bagian KetigaPemeriksaan Ekstern

Pasal 125

Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerahdilakukan oleh BPK RI sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XIIIPENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH

Pasal 126

(1) Setiap kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggarhukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuaidengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yangkarena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajibanyang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangandaerah, wajib mengganti kerugian tersebut.

(3) Kepala SKPD dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelahmengetahui bahwa dalam SKPD yang bersangkutan terjadi kerugianakibat perbuatan dari pihak manapun.

Pasal 127

(1) Kerugian daerah wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kepalaSKPD kepada kepala daerah dan diberitahukan kepada BPK RIselambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian daerah itudiketahui.

(2) Segera setelah kerugian daerah tersebut diketahui, kepada bendahara,pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang nyata-nyatamelanggar hukum atau melalaikan kewajibannya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 126 ayat (2) segera dimintakan suratpernyataan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa kerugiantersebut menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti kerugiandaerah dimaksud.

(3) Jika surat keterangan tanggung jawab mutlak tidak mungkindiperoleh atau tidak dapat menjamin pengembalian kerugian daerah,Walikota segera mengeluarkan surat keputusan pembebananpenggantian kerugian sementara kepada yang bersangkutan.

Page 47: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 128

(1) Dalam hal bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabatlain yang dikenai tuntutan ganti kerugian daerah berada dalampengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, penuntutan danpenagihan terhadapnya beralih kepada pengampu/yang memperolehhak/ahli waris, terbatas pada kekayaan yang dikelola ataudiperolehnya, yang berasal dari bendahara, pegawai negeri bukanbendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan.

(2) Tanggung jawab pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris untukmembayar ganti kerugian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menjadi hapus apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusanpengadilan yang menetapkan pengampuan kepada bendahara, pegawainegeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan, atausejak bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lainyang bersangkutan diketahui melarikan diri atau meninggal dunia,pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris tidak diberi tahu olehpejabat yang berwenang mengenai adanya kerugian daerah.

Pasal 129

(1) Ketentuan penyelesaian kerugian daerah sebagaimana diatur dalamPeraturan Daerah ini berlaku pula untuk uang dan/atau barang bukanmilik daerah, yang berada dalam penguasaan bendahara, pegawainegeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang digunakan dalampenyelenggaraan tugas pemerintahan.

(2) Ketentuan penyelesaian kerugian daerah dalam Peraturan Daerah iniberlaku pula untuk pengelola perusahaan daerah dan badan-badanlain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah, sepanjangtidak diatur dalam peraturan perundang-undangan tersendiri.

Pasal 130

(1) Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pejabat lain yangtelah ditetapkan untuk mengganti kerugian daerah dapat dikenaisanksi administratif dan/atau sanksi pidana.

(2) Putusan pidana atas kerugian daerah terhadap bendahara, pegawainegeri bukan bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yangbersangkutan dari tuntutan ganti rugi.

Page 48: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 131

Kewajiban bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lainuntuk membayar ganti rugi, menjadi kedaluwarsa jika dalam waktu5 (lima) tahun sejak diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu8 (delapan) tahun sejak terjadinya kerugian tidak dilakukan penuntutanganti rugi terhadap yang bersangkutan.

Pasal 132

(1) Pengenaan ganti kerugian daerah terhadap bendahara ditetapkan olehBPK RI.

(2) Apabila dalam pemeriksaan kerugian daerah ditemukan unsur pidana,BPK RI menindaklanjutinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 133

Pengenaan ganti kerugian daerah terhadap pegawai negeri bukanbendahara ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 134

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara tuntutan ganti kerugian daerahdiatur dengan peraturan daerah dan berpedoman pada peraturanperundang-undangan.

BAB XIVPENGELOLAAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Pasal 135

Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD untuk :a. menyediakan barang dan/atau jasa untuk layanan umum;b. mengelola dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau

pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 136

(1) BLUD dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakatdalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskankehidupan bangsa.

(2) Kekayaan BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkanserta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakankegiatan BLUD yang bersangkutan.

Page 49: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 137

Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh PPKD dan pembinaan teknisdilakukan oleh kepala SKPD yang bertanggung jawab atas bidangpemerintahan yang bersangkutan.

Pasal 138

BLUD dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari masyarakat ataubadan lain.

Pasal 139

Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsung untuk membiayaibelanja BLUD yang bersangkutan.

Pasal 140

Pedoman teknis mengenai pengelolaan keuangan BLUD diatur lebih lanjutdengan Peraturan Walikota.

BAB XVIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 141

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan DaerahNomor 25 Tahun 2008 tentang Pokok–Pokok Pengelolaan KeuanganDaerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 25) dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

(2) Semua peraturan perundang-undangan di daerah yang berkaitan denganpengelolaan keuangan daerah sepanjang belum diganti dan tidakbertentangan dengan peraturan pemerintah ini dinyatakan tetapberlaku.

(3) Ketentuan pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus diselesaikanpaling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah iniditetapkan.

Page 50: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB XVIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 142

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah KotaBanjarmasin.

Ditetapkan di Banjarmasinpada tanggal

WALIKOTA BANJARMASIN

H. MUHIDIN

Diundangkan di Banjarmasinpada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN

H. ZULFADLI GAZALI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2014 NOMOR

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTANSELATAN : (14/2014)

Page 51: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH

NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. UMUM1. Dasar Pemikiran

Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhirdengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahanKedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah, telah terjadi pembaharuan di dalam polapembangunan daerah dan manajemen keuangan daerah. Denganadanya otonomi daerah ini, daerah diberikan kewenangan yang luasuntuk merencanakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki sesuaidengan kebutuhan dan aspirasi masyatakat yang berkembang di daerahitu sendiri.

Untuk menerapkan sistem ini pemerintah telah mengeluarkan paketundang – undang dibidang keuangan yaitu Undang – Undang Nomor 17Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang Nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang – UndangNomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan TanggungJawab Keuangan Negara. Sebagai implementasi dalam melaksanakanundang-undang tersebut diatas, dikeluarkanlah Peraturan PemerintahNomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keungan Daerah dansebagai pedomannya dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam pasal 151 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005disebutkan bahwa “Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaankeuangan daerah diatur dengan peraturan daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan”. Ini menjadi dasar daerah

Page 52: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

dalam menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Pokok –Pokok Pengelolaan Keuangna Daerah.

Peraturan Daerah tentang Pokok – Pokok Pengelolaan KeuanganDaerah mengatur tentang pokok-pokok tahapan pengelolaan yangmeliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Daerahini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum danstruktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD,penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memilikiDPRD, pelaksanaan APBD, Perubahan APBD, pengelolaan kas,penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah,pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasanpengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaankeuangan BLUD.

2. Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalamrangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai denganuang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungandengan hak dan kewajiban daerah.

Ruang lingkup Keuangan Daerah meliputi :a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah

serta melakukan pinjaman;b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan

daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;c. Penerimaan daerah;d. Pengeluaran daerah;e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hal lain yang dapatdinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan padaperusahaan daerah; dan

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalamrangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/ataukepentingan umum.

3. Asas – asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturanperundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, danbertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan,dan manfaat untuk masyarakat.

Secara tertib adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepatwaktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasiyang dapat dipertanggungjawabkan. Taat pada peraturan perundang –undangan adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harusberpedoman pada peraturan perundang-undangan. Efektif merupakanpencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan yaitudengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Efisien merupakanpencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau

Page 53: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

penggunaan masukan terendah untuk mencapai keuaran tertentu.Ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dankuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah. Transparanmerupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untukmengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentangkeuangan daerah. Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajibanseseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan danpengendalian sumber daya dan pelakanaan kebijakan yang dipercayakankepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan danpendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajibanberdasarkan pertimbangan yang objektif. Kepatutan adalah tindakanatau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa keuangan daerah diutamakanuntuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

4. Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Daerah

Walikota selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegangkekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintahdaerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengalolaan keuangandaerah melimpahkan sebagaian atau seluruh kekuasaannya kepadaSekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah,kepala SKPKD selaku PPKD dan kepala SKPD selaku pejabat penggunaanggaran / pengguna barang.

5. Penyusunan dan Penetapan APBN dan APBD

Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBD dalamPeraturan Daerah ini meliputi penegasan tujuan dan fungsipenganggaran pemerintah daerah, penegasan peran DPRD danpemerintah daerah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran,pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran,penyempurnaan klasifikasi, penyatuan anggaran, dan penggunaankerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakanekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran berfungsiuntuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian sertapemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunandaerah. Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsianggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelas peran DPRDdan pemerintah daerah dalam proses penyusunan dan penetapan.Sehubungan dengan itu, dalam peraturan daerah ini disebutkan bahwabelanja derah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,kegiatan, dan jenis belanja. Hal tersebut berarti bahwa setiap pergeserananggaran antar unit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanjaharus mendapat persetujuan DPRD.

Masalah lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya memperbaikiproses penganggaran disektor publik adalah penerapan anggaranberbasis prestasi kerja. Mengingat bahwa sistem anggaran berbasisprestasi kerja / hasil memerlukan kriteria pengendalian kinerja danevaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam penyusunan rencanakerja dan anggaran perangkat daerah, perlu dilakukan penyatuan sistem

Page 54: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran denganmemperkenalkan sistem penyusunan rencana kerja dan anggaranperangkat kerja. Dengan penyusunan rencana kerja dan anggaranperangkat daerah tersebut dapat terpenuhi sekaligus kebutuhan akananggaran berbasis prestasi kerja dan pengukuran akuntabilitasperangkat daerah yang bersangkutan.

Sejalan dengan upaya untuk menerapkan secara penuh anggaranberbasis kinerja disektor publik, perlu pula dilakukan perubahanklasifikasi yang digunakan secara nasional. Perubahan dalampengelompokan transaksi pemerintah daerah tersebut dimaksudkanuntuk memudahkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja,memberikan gambaran yang objektif dan proporsional mengenai kegiatanpemerintah, menjaga konsistensi dengan standar akuntansi sektorpublik, serta memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitasstatistik keuangan pemerintah daerah.

Perkembangan dinamis dalam penyelenggaraan pemerintahanmembutuhkan sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari sistempenyusunan anggaran tahunan yang dilaksanakan sesuai denganKerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term ExpenditureFramework) sebagaimana dilaksanakan di kebanyakan negara maju.Walaupun anggaran dapat disusun dengan baik, jika prosespenetapannya terlambat akan berpotensi menimbulkan masalah dalampelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam peraturan daerah ini diaturmekanisme pembahasan anggaran.

6. Pelakanaan Anggaran

Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah dilanjutkandengan penyusunan DPA atau DPPA sebagai dasar pelaksanaan APBDbagi perangkat daerah.

Untuk memberikan informasi mengenai perkembangan pelaksanaanAPBD, pemerintah daerah perlu menyampaikan laporan realisasi smesterpertama kepada DPRD pada akhir Juli tahun anggaran yangbersangkutan. Informasi yang disampaikan dalam laporan tersebutmenjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBD smester pertama danpenyesuaian / perubahan APBD pada semester berikutnya.

7. Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Daerah

Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi danakuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah penyampaian laporanpertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah yang memenuhiprinsip – prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standarakuntansi pemerintah yang diterima secara umum.

Dalam peraturan daerah ini ditetapkan bahwa laporanpertanggungjawaban pelakanaan APBD disampaikan berupa laporankeuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahyang berlaku. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diperiksaoleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan kepada DPRDselambat – lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahunanggaran yang bersangkutan.

Page 55: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, Waliktoaselaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerahbertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan dalamPeraturan Daerah tentang APBD, dari segi manfaat / hasil (outcome).Sedangkan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggung jawabatas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerahtentang APBD, dari segi barang dan/atau jasa yang disediakan (output).

Selain itu perlu ditegaskan prinsip yang berlaku universal bahwabarang siapa yang diberi wewenang untuk menerima, menyimpan danmembayar atau menyerahkan uang, surat berharga atau barang milikdaerah bertanggungjawab secara pribadi atas semua kekurangan yangterjadi dalam pengeurusannya. Kewajiban untuk mengganti kerugiankeuangan negara oleh para pengelola keuangan negara dimaksudmerupakan unsur pengendalian internal yang andal.

II. PASAL DEMI PASALPasal 1

Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Ayat (1)

Setiap penyelenggara negara wajib mengelola keuangan negara secaratertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikanrasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan dimaksud dalam ayat inimencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan,penggunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf h

Page 56: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 6Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 7Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Ayat (2)

Page 57: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Huruf jCukup jelas

Huruf kCukup jelas

Huruf lCukup jelas

Huruf mCukup jelas

Huruf nCukup jelas

Huruf oCukup jelas

Huruf pCukup jelas

Huruf qCukup jelas

Huruf rCukup jelas

Pasal 8Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 9

Page 58: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelas

Pasal 10Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Huruf jPenyusunan dan penyajian laporan keuangan dimaksud adalahdalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan dalam pengelolaankeuangan negara, termasuk prestasi kerja yang dicapai ataspenggunaan anggaran.

Huruf kCukup jelas

Huruf lCukup jelas

Huruf mCukup jelas

Pasal 11Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 12Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 13Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 14Ayat (1)

Page 59: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 15Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 16Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadidasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yangbersangkutan.Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negaramenjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatanpada tahun yang bersangkutan.Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negaramenjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraanpemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkanFungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harusdiarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomianFungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negaraharus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintahmenjadi alat untuk memelihara dan pengupayakan keseimbanganfundamental perekonomian

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 17Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Page 60: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelas

Pasal 18Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelasHuruf f

Cukup jelasHuruf g

Cukup jelas

Pasal 23Huruf a

Page 61: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 26Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 27Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelasHuruf f

Cukup jelasHuruf g

Cukup jelasHuruf h

Cukup jelasHuruf i

Cukup jelas

Huruf jCukup jelas

Page 62: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Ayat (8)Cukup jelas

Pasal 28Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Page 63: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasPasal 32

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 33Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 34Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 35Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 36Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Page 64: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 42Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 45Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 46Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Page 65: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 47Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 48Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 49Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelas

Pasal 52Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 53Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Page 66: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 54Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasPasal 55

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 56Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 57Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 58Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 59Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 60Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 61

Page 67: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelas

Pasal 62Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 63Cukup jelas

Pasal 64Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Pasal 65Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 66Cukup jelas

Pasal 67Cukup jelas

Pasal 68Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Page 68: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 69Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 70Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 71Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 72Cukup jelas

Pasal 73Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 74Cukup jelas

Pasal 75Cukup jelas

Pasal 76Cukup jelas

Pasal 77Cukup jelas

Pasal 78Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelas

Pasal 79Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Page 69: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 80Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelas

Pasal 81Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 82Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 83Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 84Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 85

Page 70: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 86Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 87Cukup jelas

Pasal 88Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 89Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 90Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 91Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Page 71: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 92Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 93Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 94Cukup jelas

Pasal 95Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 96Cukup jelas

Pasal 97Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 98

Page 72: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 99Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelasAyat (6)

Cukup jelas

Pasal 100Cukup jelas

Pasal 101Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 102Cukup jelas

Pasal 103Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 104Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelas

Pasal 105Cukup jelas

Page 73: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 106Cukup jelas

Pasal 107Cukup jelas

Pasal 108Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelasAyat (6)

Cukup jelas

Pasal 109Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 110Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 111Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 112Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Pasal 113Cukup jelas

Page 74: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 114Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 115Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 116Cukup jelas

Pasal 117Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Pasal 118Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 119Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelas

Pasal 120Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Page 75: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelas

Pasal 121Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 122Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 123Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelas

Pasal 124Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelas

Pasal 125Cukup jelas

Pasal 126Cukup jelas

Pasal 127Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Page 76: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Cukup jelasAyat (4)Cukup jelas

Pasal 128Cukup jelas

Pasal 129Cukup jelas

Pasal 130Cukup jelas

Pasal 131Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 132Cukup jelas

Pasal 133Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 134Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelas

Pasal 135Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 136Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 137Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Page 77: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pasal 138Cukup jelas

Pasal 139Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 140Cukup jelas

Pasal 141Cukup jelas

Pasal 142Cukup jelas

BERITA DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2014 NOMOR 43

Page 78: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN · 2016. 2. 9. · PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK – POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG