Upload
nhelfira
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 peraturan irigasi
1/49
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIKPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIAINDONESIAtentangtentang
I R I G A S II R I G A S I
JUNI 2006
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
8/3/2019 peraturan irigasi
2/49
1. Kab./kota melakukan pemberdayaan P3A
BAB VI. PEMBERDAYAAN (1)
3. Pem. Prov. memberikan bantuan teknis kpd kab/kota
berdasarkan kebutuhan kab./kota dalam:
pemberdayaan dinas atau instansi terkait bidangirigasi & perkumpulan petani pemakai air,
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
2. Kabupaten/kota menetapkan strategi & program
4. Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada
pemerintah kab./kota dan pemerintah provinsi
5. Pemerintah kab./kota, provinsi, dan Pemerintah dapat
memberikan bantuan kepada P3A
8/3/2019 peraturan irigasi
3/49
BAB VI. PEMBERDAYAAN (2)
6. Ketentuan mengenai pemberdayaan kelembagaan
pengelolaan irigasi diatur dengan Peraturan Menteri berkoodinasi dgn Mendagri dan Menteri Pertanian.
7. Pemerintah dan pemerintah daerah :
melaksanakan penyuluhan dan penyebarluasan teknologibidang irigasi hasil litbang kepada masyarakat petani
mendorong masyarakat petani untuk menerapkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan,
sumber daya, dan kearifan lokal
memfasilitasi & meningkatkan pelaksanaan litbang
teknologi bidang irigasi
memfasilitasi perlindungan hak penemu & temuan
teknologi bidang irigasi
8/3/2019 peraturan irigasi
4/49
BAB VII ~ BAB IX
VII. PENGELOLAAN AIR IRIGASI
VIII. PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASIIX. PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI
8/3/2019 peraturan irigasi
5/49
LINGKUP PEMBAHASAN BAB VII ~ IX
BAB VII Pengelolaan Air Irigasi Pengakuan atas Hak Ulayat
Hak Guna Air untuk Irigasi
Penyediaan Air Irigasi
Pengaturan Air Irigasi
Drainase
Penggunaan Air Irigasi Langsung dari Sumber Air
BAB VIII Pengembangan Jaringan Irigasi Pembangunan Jaringan Irigasi
Peningkatan Jaringan Irigasi
BAB IX Pengelolaan Jaringan Irigasi Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
8/3/2019 peraturan irigasi
6/49
PENGEMBANGAN & PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI
PENGEMBANGAN J I
Pembangunan
Peningkatan
PENGELOLAAN J I
Operasi & Pemeliharaan
Rehabilitasi
OPERASI J I PEMELIHARAAN J I REHABILITASI J I
HGA u-I
Penyediaan
Pembagian
Pemberian
Penggunaan
Rutin
Berkala
Pengamanan
Darurat
Ringan
Sedang
Berat
8/3/2019 peraturan irigasi
7/49
Bagian Kedua: Hak Guna Air untuk Irigasi
Pasal 23
Izin prinsip alokasi air
berdasarkan permohonan pengembang utk pembangunan
sistem irigasi baru atau peningkatan sistem irigasi yang sdhada
Bupati/walikota, gubernur, atau Menteri berdasarkan
hasil kajian ketersediaan air, kebutuhan air irigasi, aspek
lingkungan, & kepentingan lainnya setuju atau menolak ditetapkan menjadi hak guna air utk irigasi berdasarkan
permintaan:
P3A
Badan usaha, badan sosial, atau perseorangan
adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan
pertanian.
8/3/2019 peraturan irigasi
8/49
Hak guna air untuk irigasi:
Hak guna pakai air untuk irigasi utk pertanian rakyat
Hak guna usaha air untuk irigasi utk keperluanpengusahaan di bidang pertanian
Hak guna pakai air untuk irigasi:
diberikan kpd masyarakat petani melalui P3A pd setiapDI di pintu pengambilan di bangunan utama
Tanpa izin sistem yang sudah ada
Dengan izin sistem irigasi baru & peningkatan sistemyang ada berdasarkan permohonan pemakaian air irigasi
Berbentuk Keputusan dari bupati/walikota, gubernur, atauMenteri dilengkapi daftar petak primer, sekunder dantersier.
Dievaluasi setiap 5 tahun
Dapat ditinjau kembali
Bagian Kedua: Hak Guna Air untuk Irigasi (lanjutan)
8/3/2019 peraturan irigasi
9/49
Hak guna usaha air untuk irigasi:
Diberikan dengan izin kepada badan usaha, badan sosial,atau perseorangan
utk daerah pelayanan tertentu di pintupengambilan di bangunan utama
Dituangkan dlm bentuk Keputusan dari bupati/walikota,
gubernur, atau Menteri berdasarakan permohonan
pengusahaan air baku untuk irigasi
Diberikan secara selektif dengan tetap mengutamakan
penggunaan air untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari
dan irigasi pertanian rakyat
Berlaku paling lama 10 tahun dan dapat diperpanjang
Dievaluasi setiap 5 tahun
Dapat ditinjau kembali
Bagian Kedua: Hak Guna Air untuk Irigasi(lanjutan)
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guna air untuk irigasi diatur
dengan Peraturan Menteri
8/3/2019 peraturan irigasi
10/49
Pasal 36 (4 ayat)
Ayat (1) Tujuan mendukung produktivitas lahan dalam rangka
meningkatkan produksi pertanian yang maksimalAyat (2) Dapat diberikan dalam batas tertentu untuk pemenuhan
kebutuhan lainnya
Ayat (3) Direncanakan berdasarkan prakiraan ketersediaan air disumbernya & digunakan sebagai dasar penyusunan RTT
Ayat (4) Pemerintah & pemda mengupayakan optimalisasipemanfaatan air irigasi
Ayat (5) Pemerintah & pemda mengupayakan keandalanketersediaan air irigasi, pengendalian dan perbaikan mutu
air irigasi
Bagian Ketiga: Penyediaan Air Irigasi
adalah penentuan volume air per satuan waktu, yangdialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasiyang didasarkan waktu, jumlah dan mutu sesuai kebutuhanuntuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
8/3/2019 peraturan irigasi
11/49
Bagian Ketiga : Penyediaan Air Irigasi (lanjutan)
Pasal 37 (5 ayat)
Ayat (1) Penyusunan RTT dinas kab./kota atau provinsi usulan
P3AAyat (2) Penyusunan RTT pada DI kewenangan Pemerintah, selain
lintas provinsi dilimpahkan ke gubernur.Ayat (3) Penyusunan RTT DI lintas provinsi dilakukan bersama oleh
dinas provinsi terkait & dibahas komisi irigasi antarprovinsiAyat (4) RTT pd DI dlm kab./kota dibahas dan disepakati komisiirigasi kab./kota, ditetapkan oleh bupati/walikota
Ayat (5) Ketentuan mengenai penyediaan air irigasi untuk penyusunanRTT diatur dengan Peraturan Menteri berkoordinasi dgn
menteri pertanian
8/3/2019 peraturan irigasi
12/49
Ayat (1) Penyediaan air irigasi disusun dalam rencana tahunanpenyediaan air irigasi
Ayat (2) Rancangan rencana tahunan penyediaan disusun olehdinas kab./kota atau provinsi usulan P3A
Ayat (3) Dibahas & disepakati komisi irigasi
Ayat (4) Komisi irigasi menyampaikan dalam rapat dewan SDA guna memperoleh alokasi air irigasi.
Ayat (5) Penetapan oleh gubernur atau bupati/walikota
Ayat (6) Alokasi air irigasi tidak sesuai dengan rancangan
P3Amenyesuaikan kembali RTT
Bagian Ketiga : Penyediaan Air Irigasi (lanjutan)
Pasal 38 (6 ayat)
8/3/2019 peraturan irigasi
13/49
Pasal 40
Kekurangan air irigasi Pemerintah dan pemda:
mengupayakan tambahan pasokan air irigasi dari sumber air
lainnya; atau
Melakukan penyesuaian penyediaan dan pengaturan air irigasi
setelah dibahas Komisi Irigasi.
Pasal 39
Ayat (2) Rancangan rencana tahunan penyediaan air irigasi DI
lintas provinsi & strategis nasional yang belum
dilimpahkan disusun oleh instansi pusat, disepakati
Komisi Irigasi antar provinsi
Ayat (3&5) Komisi Irigasi antarprovinsi menyampaikan dalam
rapat dewan SDA guna mendapatkan alokasi air irigasi
ditetapkan oleh Menteri sbg rencana tahunan
penyediaan air irigasi
Bagian Ketiga : Penyediaan Air Irigasi (lanjutan)
8/3/2019 peraturan irigasi
14/49
Bagian Keempat : Pengaturan Air Irigasi (lanjutan)
Pasal 41 (5 ayat)
Ayat (1) Pengaturan air irigasi didasarkan atas rencana tahunan
pengaturan air irigasi yg memuat rencana tahunanpembagian & pemberian air irigasi
Ayat (2) Rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air
irigasi disusun oleh dinas kab./kota atau provinsi
Ayat (3) Dibahas & disepakati oleh Komisi Irigasi dengan
memperhatikan kebutuhan air irigasi
Ayat (4) Rancangan yg disepakati KomIr ditetapkan oleh
bupati/walikota atau gubernur
Ayat (5) Pembagian dan pemberian air irigasi dimulai dari petak
primer, sekunder sampai dengan tersier dilakukan oleh
pelaksana pengelolaan irigasi
8/3/2019 peraturan irigasi
15/49
Bagian Keempat : Pengaturan Air Irigasi (lanjutan)
Pasal 42 (6 ayat)
Ayat (1) Rancangan rencana tahunan pembagian dan
pemberian air irigasi DI lintas provinsi dan strategis
nasional yang belum dilimpahkan kepada pemda
disusun oleh instansi pusat usulan P3AAyat (2) Dibahas & disepakati KomIr antar provinsi
Ayat (4) Rancangan yang disepakati KomIr ditetapkan
Menteri
Ayat (6) Pembagian dan pemberian air irigasi dimulai dari
petak primer, sekunder sampai dengan tersier
dilakukan oleh pelaksana pengelolaan irigasi
8/3/2019 peraturan irigasi
16/49
Pasal 43
Pembagian air irigasi dlm jaringan primer dan/atau jaringan
sekunder
melalui bangunan-bagi Pemberian air irigasi ke petak tersier melalui bangunan-sadap.
Bagian Keempat : Pengaturan Air Irigasi (lanjutan)
Pasal 44
Penggunaan air irigasi di tingkat tersier hak dan tanggung jawab
P3A
Pasal 45
Penyediaan air irigasi tidak mencukupi dilakukan secara bergilir
ditetapkan oleh dinas kab./kota, provinsi, atau instansi pusat
8/3/2019 peraturan irigasi
17/49
Bagian Kelima : Drainase
Pasal 46 (5 ayat)
Ayat (1) Setiap pembangunan jaringan irigasi dilengkapi
pembangunan jaringan drainase
Ayat (2) Fungsi jaringan drainase mengalirkan kelebihan airagar tidak mengganggu produktivitas lahan.
Ayat (3) Kelebihan air irigasi melalui jaringan drainase harus
dijaga mutunya dengan pencegahan pencemaran
Ayat (4) Baik pemerintah dan masyarakat wajib menjaga
kelangsungan fungsi jaringan drainase.
Ayat (5) Larangan mendirikan bangunan atau melakukan
tindakan yg dapat mengganggu fungsi jaringandrainase
adalah pengaliran kelebihan air yang sudah tidak
dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu .
8/3/2019 peraturan irigasi
18/49
Bagian Ketujuh: Penggunaan Air Irigasi
Langsung dari Sumber Air
Pasal 47 (2 ayat)
Ayat (1) Penggunaan air irigasi yang diambil langsungdari sumber air permukaan izin dari
pemerintah kabupaten/kota, pemerintah
provinsi, atau Pemerintah
Ayat (2) Penggunaan air irigasi yang diambil langsung
dari cekungan air tanah izin dari pemerintah
kabupaten/kota
8/3/2019 peraturan irigasi
19/49
BAB VIII. PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kesatu : Pembangunan Jaringan Irigasi
Pasal 48
Ayat (1) Pembangunan jaringan irigasi berdasarkan rencana indukpengelolaan SDA di wilayah sungai memperhatikanrencana pembangunan pertanian
adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan irigasi di
wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya
8/3/2019 peraturan irigasi
20/49
Pasal 50
Ketentuan mengenai tata cara pemberian izin pembangunan
jaringan irigasi ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Bagian Kesatu : Pembangunan Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 49
Ayat (1) Primer dan sekunder tgjwb pemerintah
Ayat (2) Primer dan sekunder dapat dilakukan P3A izin
Ayat (3) Tersier tanggung jawab P3A
Ayat (4) Pem. kab/kota, pem. provinsi, atau Pemerintah dapatmembantu pembangunan tersier permintaan P3A
Ayat (5) Badan usaha, badan sosial, atau perseorangan yangmemanfaatkan jaringan irigasi pemerintah dpt membangunjar. irigasi izin dan persetujuan desain.
8/3/2019 peraturan irigasi
21/49
Bagian Kedua : Peningkatan Jaringan Irigasi
Pasal 51
Peningkatan jaringan irigasi:
- berdasarkan rencana induk pengelolaan SDA; diwilayah
sungai;
- dengan memperhatikan rencana pembangunan pertanian.
adalah meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi
yang sudah ada atau kegiatan menambah luas arealpelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah
irigasi.
8/3/2019 peraturan irigasi
22/49
Bagian Kedua : Peningkatan Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 52 (5 ayat)
Ayat (1) Jar. Irigasi primer & sekunder
tanggung jawab pemerintahAyat (2) Primer & sekunder dapat dilakukan P3A izin
Ayat (3) Tersier tanggung jawab P3A
Ayat (4) Pem. kab/kota, pem.provinsi, atau Pemerintah dapatmembantu tersier permintaan P3A
Ayat (5) Badan usaha, badan sosial, atau perseorangan yangmemanfaatkan jar. irigasi pemerintah dpt meningkatkanjar. irigasi izin dan persetujuan disain
8/3/2019 peraturan irigasi
23/49
Pasal 53
Ayat (1) Pengubahan dan/atau pembongkaran jaringan irigasi primerdan sekunder izin dari bupati/walikota, gubernur, atauMenteri
Ayat (2) Pengubahan dan/atau pembongkaran jaringan irigasi tersier persetujuan dari P3A
Bagian Kedua : Peningkatan Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 54 (2 ayat)
Ayat (1) Pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi bersamaan dengan pengembangan lahan pertanian beririgasi sesuai rencana dan program pengembangan pertanian mempertimbangkan kesiapan petani setempat
Ayat (2) Ketentuan pelaksanaan pengembangan lahan pertanian Peraturan Menteri yang membidangi pertanian setelahberkoordinasi dengan Menteri.
8/3/2019 peraturan irigasi
24/49
BAB IX. PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kesatu : O dan P Jaringan Irigasi
Pasal 56 (6 ayat)
Ayat (1) O&P primer dan sekunder wewenang & tgjwb pemerintahAyat (2) P3A sesuai keinginan & kemampuannya dapat berperan
serta O&P jar. irigasi primer & sekunder
Ayat (3) P3A dapat mengawasi O&P primer & sekunder
Ayat (4) O&P primer dan sekunder
berdasarkan rencana tahunanO&P yang disepakati tertulis antara pemerintah, P3A, danpengguna jaringan irigasi
Ayat (5) O&P tersier hak & tgjwb. P3A
Ayat (6) O&P milik badan usaha, badan sosial, perseorangan
tanggung jawab bersangkutan
Pasal 55
Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sesuai NSPM
8/3/2019 peraturan irigasi
25/49
Bagian Kesatu : O dan P Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 57
Dalam O&P tersier pem. kab./kota, pem. provinsi, atau Pemerintah
dapat memberikan bantuan dan/atau dukungan fasilitas berdasarkan
permintaan dari P3A dengan memperhatikan prinsip kemandirian.
Pasal 58
Setelah berkonsultasi dg P3A, pemerintah menetapkan waktupengeringan dan bagian jaringan irigasi yg hrs dikeringkan
Pengeringan dilakukan untuk keperluan pemeriksaan danpemeliharaan jaringan irigasi.
8/3/2019 peraturan irigasi
26/49
Pasal 59Ayat (1) Tujuan pengamanan jaringan irigasi untuk mencegah
kerusakan jaringan irigasi yang diakibatkan oleh hewan,
manusia, atau daya alam
Ayat (2) Pengamanan jaringan irigasi oleh instansi pem.
kab/kota, instansi pem. provinsi, instansi Pemerintah,
perkumpulan petani pemakai air, dan pihak lain.
Pengamanan jaringan irigasi adalah upaya untuk
mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
jaringan irigasi yang disebabkan oleh hewan, manusia,
atau daya alam guna mempertahankan fungsi jaringanirigasi.
Bagian Kesatu : O dan P Jaringan Irigasi (lanjutan)
8/3/2019 peraturan irigasi
27/49
Ayat (1) Dalam rangka pengamanan jaringan irigasi perlu
penetapan garis sempadanAyat (2) Pemerintah menetapkan garis sempadan
Ayat (3) Pem. kab./kota menetapkan larangan membuat galian
pada jarak tertentu di luar sempadan
Ayat (4) Dilarang mengubah dan/atau membongkar bangunan irigasi,serta mendirikan bangunan lain kecuali atas izin
Pasal 61
Bagian Kesatu : O dan P Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 60
Ketentuan O&P jaringan irigasi, penetapan garis sempadan jaringan
irigasi, dan pengamanan jaringan irigasi Peraturan Menteri
Pasal 61
8/3/2019 peraturan irigasi
28/49
adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti
semula.
Bagian Kedua : Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pasal 62
Rehabilitasi jaringan irigasi dilaksanakan berdasarkan urutan
prioritas kebutuhan perbaikan irigasi (Ayat 1)
Rehabilitasi jaringan irigasi persetujuan desain dan izin
(Ayat 2) Pem. kab/kota, pem. provinsi, atau Pemerintah melaksanakan
pengawasan (Ayat 3)
8/3/2019 peraturan irigasi
29/49
Bagian Kedua : Rehabilitasi Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 63
Ayat (1) Primer dan sekunder tgjwb pemerintah
Ayat (2) P3A sesuai dgn kebutuhan & kemampuannya dptberperan serta dalam primer dan sekunder berdasarkan
persetujuan dari pem. kab/kota, pem. prov., atau
Pemerintah
Ayat (3) Tersier
hak dan tgjwb P3AAyat (4) Dalam hal P3A tidak mampu pemerintah dapat
membantu permintaan P3A dengan memperhatikan
prinsip kemandirian
Ayat (5) Badan usaha, badan sosial, perseorangan, atauperkumpulan petani pemakai air bertgjwb dalam
rehabilitasi jaringan irigasi yang dibangunnya
8/3/2019 peraturan irigasi
30/49
Bagian Kedua : Rehabilitasi Jaringan Irigasi (lanjutan)
Pasal 64 Rehabilitasi jaringan irigasi yang mengakibatkan pengubahan
dan/atau pembongkaran jaringan irigasi primer dan sekunder
izin bupati/walikota, gubernur, atau Menteri
Pengubahan dan/atau pembongkaran jaringan irigasi tersier
persetujuan dari P3A
8/3/2019 peraturan irigasi
31/49
BAB X ~ BAB XVIX. PENGELOLAAN ASET IRIGASI
XI. PEMBIAYAAN
XII. ALIH FUNGSI LAHAN BERIRIGASI
XIII. KOORDINASI PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
XIV. PENGAWASAN
XV. KETENTUAN PERALIHAN
XVI. KETENTUAN PENUTUP
8/3/2019 peraturan irigasi
32/49
1.1. PengelolaanPengelolaan AsetAset IrigasiIrigasi,, meliputimeliputi ::
Inventarisasi; Perencanaan Pengelolaan;
Pelaksanaan Pengelolaan;
Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan;dan Pemutakhiran Hasil Inventarisasi Aset Irigasi.
BAB X. PENGELOLAAN ASET IRIGASI (65~73)
SiklusManajemen
Pedoman lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri (Psl 73)
8/3/2019 peraturan irigasi
33/49
2. Inventarisasi Aset Irigasi (Psl 66-67) :
Aset irigasi terdiri dari:- jaringan irigasi
- pendukung pengelolaan irigasi.
Tujuan inventarisasi aset jaringan irigasi :
mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi, danfungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai
aset, dan areal pelayanan pada setiap DI
Tujuan inventarisasi pendukung pengelolaan irigasi
mendapatkan data jumlah, spesifikasi, kondisi, dan fungsifasilitas pendukung pengelolaan irigasi.
8/3/2019 peraturan irigasi
34/49
2. Inventarisasi Aset Irigasi (Psl 66-67) lanjutan:
Wewenang & Tgjwb dalam inventarisasi aset:
- Pemerintah sesuai dengan kewenangannya (inventarisasi
meliputi kompilasinya)
- Badan usaha, badan sosial, perseorangan, P3A, dan
pemerintah desa melakukan inventarisasi aset irigasi yangmenjadi tanggung jawabnya untuk membantu
pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, atau
Pemerintah melakukan kompilasi
- Dokumen inventarisasi aset irigasi nasional olehPemerintah
Pelaksanaan :
Inventarisasi Jar. Irigasi 1 tahun sekali;
Inventarisasi Pendukung Pengelolaan Irigasi 5 tahun
sekali;
Hasil : Dokumen inventarisasi aset irigasi untukmengembangkan sistim informasi irigasi (subsistem informasi
SDA).
8/3/2019 peraturan irigasi
35/49
3. Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi (Psl 68) :
Kegiatan : analisis data hasil inventarisasi asetirigasi dan perumusan rencana tindak lanjut mengoptimalkan pemanfaatan aset irigasi
Wewenang dan Tanggung Jawab :- pemerintah sesuai dengan kewenangannya
menyusun dan menetapkan rencana pengelolaanaset irigasi
- Badan usaha, badan sosial, perseorangan, atau P3Amenyusun rencana pengelolaan aset irigasi yangmenjadi tanggung jawabnya
Proses : terpadu, transparan, dan akuntabel denganmelibatkan semua pemakai air irigasi dan penggunajaringan irigasi
Periodik : 5 tahun sekali (penyusunan dan
penetapannya)
8/3/2019 peraturan irigasi
36/49
4. Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi ( Psl 69) :
Prinsip : berkelanjutan, sesuai rencana yg telah
ditetapkan
Pelaku :
Dinas kab./kota, dinas prov, atau instansi
pusat yg membidangi irigasi sesuai dengantanggung jawabnya
Badan usaha, sosial, perseorangan, dan P3A
utk DI yg menjadi tanggung jawabnya(termasuk perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pemutakhiran hasil
inventarisasi aset irigasi).
8/3/2019 peraturan irigasi
37/49
5. Evaluasi Pengelolaan Aset Irigasi ( Psl 71):
Pelaku :
Bupati/walikota, gubernur, atau Menteri sesuai dengan
kewenangannya
Badan usaha, badan sosial, perseorangan, atau
perkumpulan petani pemakai air membantu
bupati/walikota, gubernur, atau Menteri dalam DI yang
menjadi tanggung jawabnya
Periodik : 1 tahun
Tujuan : kaji ulang kesesuaian rencana dan pelaksanaan
masukan untuk pengelolaan aset tahun berikut
6. Pemutakhiran Hasil Inventarisasi Aset Irigasi ( Psl 72 ):
Pelaku : Pem. kab/kota, pem. provinsi, atau Pemerintahsesuai dengan kewenangannya
8/3/2019 peraturan irigasi
38/49
BAB X. PENGELOLAAN ASET IRIGASI (Lanjutan)
Pedoman Pengelolaan Aset Irigasi ( Psl 73):
Pedoman mengenai pengelolaan aset irigasi diaturdengan Peraturan Menteri
8/3/2019 peraturan irigasi
39/49
SISTEM INFORMASI IRIGASI(SUB SISTEM DARI SISTEM INF. S D A)
PEDOMAN PENGELOLAAN.
ASET
BAB X. PENGELOLAAN ASET IRIGASI (Resume)
DAERAH IRIGASI
KONDISI FUNGSI
JARINGAN IRIGASI
FISIK JARINGANKETERSEDIAAN AIR
AREAL PELAYANAN
FASILITAS PENDUKUNG
ANALISIS
DATA
PERUMUSAN
TINDAK LANJUT
1
THNSEKA
LI
5
T
HNSEKALI RENCANA
PENGELOLAAN
PEMERINTAH,
PEMDA
P3A,
BADAN USAHA,BADAN SOSIAL,PERSEORANGAN
MANFAAT OPTIMAL
5
THNSEKALI
KOMPILASI KABUPATEN / KOTA
KOMPILASI PROVINSI
KOMPILASI NASIONAL
B b XI PEMBIAYAAN (P l 74 81)
8/3/2019 peraturan irigasi
40/49
1. Pembiayaan, meliputi :
Pengembangan (Pasal 74);
Pengelolaan (Pasal 75-79);
Keterpaduan Pembiayaan Pengelolaan (Pasal 80);
Mekanisme Pembiayaan Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi (Pasal 81)
Bab XI. PEMBIAYAAN (Psl 74-81)
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
PENINGKATAN
PENGELOLAAN
OPERASI
PEMELIHARAAN
REHABILITASI
Lembaga Penyelenggara
PEMERINTAHPusat
provinsi
kabupaten /
kota P 3 A PIHAK LAIN
LOKASI
Wilayah Administratif
(di Dalam, Lintas &Strtgs )
Strata Luasan
8/3/2019 peraturan irigasi
41/49
2. Pengembangan ( Pasal 74):
Jar. Irigasi Primer dan Sekunder : pemerintah sesuai
dengan kewenangannya
Jar. Irigasi Tersier : Tanggung Jawab P3A (kec. bang.sadap, sal 50 m dr bang.sadap, boks tersier, bang.
pelengkap), dpt dibantu pemerintah berdsrkan
permintaan (jika P3A tidak mampu), prinsip
kemandirian Jar. Irigasi selain oleh pemerintah (badan usaha,
sosial, perseorangan,pemakai air lainnya) : tanggung
jawab pihak yg membangun
Kepentingan mendesak utk DI tertentu: pemerintahantarstrata dapat saling bekerjasama
8/3/2019 peraturan irigasi
42/49
3. Pengelolaan (Pasal 75 79):
Jar. Irigasi Primer dan Sekunder :
- Tgjwb pemerintah sesuai dengan kewenangannya
- Didasarkan atas angka kebutuhan nyata pengelolaan
irigasi pada setiap DI dilakukan bersama antara
pemerintah dengan P3A berdasarkan penelusuran
jaringan dengan memperhatikan kontribusi P3A
- Prioritas penggunaan pembiayaan disepakati antara
pemerintah dengan P3A
Kepentingan mendesak pada DI tertentu: pemerintah
antar strata dapat saling bekerjasama dalam pembiayaan
8/3/2019 peraturan irigasi
43/49
2. Pengelolaan ( Pasal 75 79):
Jar. Irigasi Tersier : Tanggung Jawab P3A, dpt dibantu
pemerintah berdasarkan permintaan, prinsip
kemandirian Jar. Irigasi selain oleh pemerintah : tanggung jawab
pihak yg membangun
Pengguna jaringan irigasi wajib ikut serta dalam
pembiayaan O,P, & R jaringan irigasi yang dibangun
oleh pemerintah sesuai dengan kewenangannya
Operasional komisi irigasi kabupaten/kota dan forum
koordinasi daerah irigasi : tanggung jawab pemerintahkabupaten/kota
Operasional komisi irigasi provinsi, dan komisi irigasi
antarprovinsi: tanggung jawab pemerintah provinsi.
8/3/2019 peraturan irigasi
44/49
3. Keterpaduan Pembiayaan ( Pasal 80):
urgensi : mencegah t umpang t indih dan kesenj angandalam pembiayaan ant ar D I
Komisi Irigasi Prov : koordinasi dan keterpaduan perencancaanbiaya Jar. Irg. di wil.kab./kota (tanggung jawab pemerintah)sesuai usulan prioritas alokasi DPI oleh KOMIR kab./kota
Komisi irigasi antarprovinsi : koordinasi dan keterpaduanperencanaan pembiayaan jaringan irigasi lintas provinsi mengacu pada usulan prioritas alokasi DPI oleh komisi irigasiprovinsi
4. Mekanisme Pembiayaan Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi ( Pasal 81): Ketentuan lebih lanjut peraturan menteri yang bertanggung
jawab di bidang keuangan usulan dari Menteri
8/3/2019 peraturan irigasi
45/49
Wewenang dan tanggung jawab : Instansi di bidang irigasiberperan mengendalikan alih fungsi lahan.
Pemerintah menetapkan wilayah potensial irigasi
Pemerintah sesuai dengan kewenangannya : Mengupayakanpenggantian lahan beririgasi serta jaringannya.
Alih fungsi lahan tidak dapat dilakukan, kecuali :
a. Perubahan RTRW.
b. Bencana alam. Penataan ulang sistem irigasi : bila sebagian jaringan irigasi
atau sebagian lahan beririgasi beralih fungsi
Urgensi :Menj amin kelest ar ian fungsi dan manfaat j ar ingan i r igasi .
BAB XII. ALIH FUNGSI LAHAN BERIRIGASI (Pasal 82-83)
8/3/2019 peraturan irigasi
46/49
Urgensi : menjamin terwujudnya fungsi dan manfaat irigasi
yang optimal diperlukan koordinasi pengelolaan sistem irigasiantardaerah irigasi dan antarsektor terkait
Oleh Apa ? melalui dan antar komisi irigasi dan/atau forum
koordinasi daerah irigasi.
Dengan Dewan Sumber Daya Air, bag. hub.nya ? KOMIR-
Dewan SDA : sifat konsultatif dan koordinatif.
Koordinasi pada DI kewenangan kab./kota dan yang sudah
dilimpahkan kpd kabupaten/kota dilaksanakan melaluiKomisi Irigasi Kabupaten/Kota
BAB XIII. KOORDINASI PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI (Psl 84)
8/3/2019 peraturan irigasi
47/49
Koordinasi pada DI kewenangan provinsi, strategis nasional,dan DI baik yang sudah maupun yang belum dilimpahkan kpd
provinsi dilaksanakan melalui komisi irigasi provinsi
berkoordinasi dengan seluruh komisi irigasi kabupaten/kota
dan komisi irigasi antarprovinsi.
Koordinasi pada DI lintas provinsi dan DI baik yang sudah
maupun yang belum dilimpahkan kpd provinsi masing-masing
dapat dilaksanakan melalui komisi irigasi antarprovinsi
Koordinasi yang jaringannya multiguna dapat melalui
forum koordinasi daerah irigasi
BAB XIII. KOORDINASI PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI (BAB XIII. KOORDINASI PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI (PslPsl 8484))lanjutanlanjutan
BAB XIV PENGAWASAN (P l 85)
8/3/2019 peraturan irigasi
48/49
Pelaksana ? pemerintah sesuai kewenangannya dgn melibatkan
peran masyarakat
Bentuk kegiatan:- pemantauan dan evaluasi agar sesuai dengan norma, standar,
pedoman, dan manual;- pelaporan;
- pemberian rekomendasi; dan
- penertiban
Bentuk peran masyarakat ? laporan dan/atau pengaduankepada pihak yang berwenang
Prasarana ? informasi pengembangan dan pengelolaan sistemirigasi secara terbuka untuk umum
Ketentuan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan pengembangandan pengelolaan sistem irigasi yang dilakukan oleh pemda diatur
dengan peraturan daerah
BAB XIV. PENGAWASAN (BAB XIV. PENGAWASAN (PasalPasal 8585))
8/3/2019 peraturan irigasi
49/49
File : Ekspose RPP Irigasi Pak. Tommy Versi JUNI 2006