55
Jl. Hertasning Baru -Minasa Upa Blok H7 N0.9 Makassar, Sulawesi Selatan Telepon : (0411) 861212 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BAHAGIA No. / / / TENTANG POKOK-POKOK PERATURAN KEPEGAWAIAN Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan karya RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK di dalam Negara Republik Indonesia, maka diperlukan karyawan yang setia dan taat pada pada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Peraturan Internal Rumah Sakit Ibu Dan Anak Bahagia, serta berkualitas, bermental baik, berwibawa, berdayaguna, dan sadar akan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas. b. Bahwa untuk mewujudkan karyawan yang demikian diperlukan adanya peraturan yang mengatur hak dan kewajiban, kedudukan, pembinaan dan sanksi- sanksi pegawai. c. Bahwa perlu adanya peraturan rumah sakit ibu dan anak bahagia tentang pokok-pokok kepegawaian. Mengingat : 1. Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 2. U.U. ketenaga Kerjaan No. 13 tahun 2003. 3. Keputusan Menaker dan Transmigrasi RI. No.: Kep. 102/MEN/VII/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur. 4. Keputusan Menaker dan Transmigrasi RI. No.: Kep. 100/MEN/VII/2004 tentang perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Tidak Tertentu. Peraturan Kepegawaian RSIA BAHAGIA. 1

peraturan kepegawaian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

afffaaaaannnnnn

Citation preview

Jl. Hertasning Baru -Minasa Upa Blok H7 N0.9 Makassar, Sulawesi SelatanTelepon : (0411) 861212

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BAHAGIANo. / / /

TENTANG POKOK-POKOK PERATURAN KEPEGAWAIAN

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan karya RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK di dalam Negara Republik Indonesia, maka diperlukan karyawan yang setia dan taat pada pada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Peraturan Internal Rumah Sakit Ibu Dan Anak Bahagia, serta berkualitas, bermental baik, berwibawa, berdayaguna, dan sadar akan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas.

b. Bahwa untuk mewujudkan karyawan yang demikian diperlukan adanya peraturan yang mengatur hak dan kewajiban, kedudukan, pembinaan dan sanksi-sanksi pegawai.

c. Bahwa perlu adanya peraturan rumah sakit ibu dan anak bahagia tentang pokok-pokok kepegawaian.

Mengingat :

1. Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 19452. U.U. ketenaga Kerjaan No. 13 tahun 2003.3. Keputusan Menaker dan Transmigrasi RI. No.: Kep. 102/MEN/VII/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur.

4. Keputusan Menaker dan Transmigrasi RI. No.: Kep. 100/MEN/VII/2004 tentang perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Tidak Tertentu.

5. Surat Edaran Menaker dan Transmigrasi No.: 18 KP.04.29.2004 tanggal 8 januari 2004 tentang Uang Pengganti Perumahan serta pengobatan Perawatan.6. Surat Edaran Menaker dan Transmigrasi RI No.: SE.13/MEN/SJ-HK/1/2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Hak Uji Material UU.: 13 tahun 1945.

7. Akta Notaris pendirian Yayasan pendirian Yayasan Nidaaul Amin No.02 8. Peraturan Internal Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia No. 018/RSIA-B/I/2013.MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia Tentang aturan kepegawaian Rumah sakit Ibu dan Anak Bahagia.DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BAHAGIA

TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

BAB I KETENTUAN UMUMPasal 1Pengertian

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :1) Yayasan adalah Yayasan Nidaaul Amin.2) Yayasan Nidaaul Amin adalah suatu Lembaga berbadan hokum yang didirikan berdasarkan akta notaries No.02 tanggal 1 juli 2009 oleh Rusni Buhaerah, SH,M.Kn, berkedudukan di Makassar, dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI berdasarkan surat keputusan nomor AHU-1803.AH.01.04 Tahun 2010 tanggal 11 mei 2010.3) Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia.4) Wilayah adalah provinsi/Daerah dimana terdapat kegiatan/karya Yayasan Nidaaul Amin.5) Pengurus adalah pimpinan Pusat Yayasan yang diangkat oleh Pembina dengan Surat keputusan untuk mengurus Yayasan secara langsung dan tidak langsung.

6) Pembina adalah Pembina Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia.

7) Pimpinan Unit karya adalah pimpinan pelaksana/pengelolah di unit yang diangkat oleh pengurus Yayasan Nidaaul Amin.

8) Karyawan Magang adalah orang yang melaksanakan pelatihan kerja pada salah satu unit karya/yayasan, namun belum ada ikatan definitive dengan unit karya maupun yayasan.

9) Karyawan Kontrak adalah setiap orang yang bekerja di unit karya yayasan Nidaaul Amin dengan surat perjanjian/kontrak kerja untuk jangka waktu tertentu.

10) Karyawan Tetap adalah orang yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, diangkat oleh pengurus yayasan menjadi tenaga purna waktu tertentu.

1.1 Karyawan..

11. Karyawan tetap adalah orang yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, diangkat oleh pengurus yayasan menjadi tenaga purna waktu, bekerja diunit kerja/kantor pusat yayasan dan kepadanya diserahi tugas serta tanggung jawab berdasarkan suatu peraturan, diberikan gaji/upah menurut ketentuan yayasan.12. Karyawan merupakan Sumber Daya Manusia dalam yayasan, yang memiliki dan menjunjung tinngi Etika, Moral dan Spritual, yang bertugas untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata.

13. Keluarga adalah keluarga karyawan yaitu istri atau suami dan anak yang sah menurut hukum.

14. Suami/Istri adalah suami/istri pertama yang diikat dalam perkawinan sah menurut agama sesuai UU No.: 1 tahun 1974.15. Anak angkat adalah anak yang diangkat dan telah disahkan menurut hukum

melalui pengadilan Negeri. 16. Orang tua adalah ayah/ibu kandung dari karyawan.

17. Mertua adalah ayah/ibu kandung dari suami/istri karyawan.

18. Saudara adalah saudara kandung dari karyawan.

19. Pangkat adalah tingkat/jenjang fungsional yang dimiliki oleh karyawan.

20. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, hak dan keawajiban seorang karyawan menurut struktur organisasi Rumah Sakit.

21. Gaji pokok adalah upah yang diberikan kepada karyawan atas fungsi dan tugas yang dilaksanakan.

22. Tunjangan adalah imbalan lain yang diberikan kepada karyawan atas fungsi dan tugas yang dilaksanakan.

23. Jaminan sosial adalah upaya untuk menjamin karyawan dan keluarga dalam bencana alam, pernikahan dan kedukaan.

24. Dana pensiun adalah upaya Rumah Sakit untuk menjamin hari tua masa pensiun karyawan, bekerja sama dengan dana pensiun KWI (Kep.Mon.Keu R.I. Nomor:KEP-249/KM 6/2002,96 tanggal 29 November 2002).

25. Jaminan Sosial adalah Jaminan Sosial yang diatur oleh Pemerintah.

Pasal 2.Pasal 2Azas dan TujuanAzas :

1. Peraturan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia pokok-poko kepegawaian berazaskan Pancasila. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Peraturan Pemerintah yang berlaku.

Tujuan :1. Untuk Membina suatu hubungan kerja dan kepegawaian yang baik dan harmonis.

2. Mengatur hubungan kerja, hak dan kewajiban antara karyawan dengan yayasan untuk dijadikan pegangan masing-masing pihak.

3. Mengatur syarat-syarat kerja dan penyelesaian perbedaan pendapat anatara kedua belah pihak.

4. Menciptakan saling pengertian dan terselenggaranya kerja sama yang serasi,seimbang, selaras antara Yayasan dengan karyawan.5. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dalam pencapaian proses dan hasil kerja yang benar dan tepat sesuai visi misi Yayasan Nidaaul Amin.6. Untuk mewujudkan suatu perlindungan, ketentraman dan ketenangan kerja.7. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai

Pasal 3

Pedoman dan pelaksanaanPeraturan Yayasan Nidaaul Amin tentang pokok-pokok kepegawaian berpedoman pada :

1. Landasan Idiil :

a. Memahami, menghayati, mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

b. Memahami, menghayati, mengamalkan visi dan Misi Rumah Sakit.

2. Landasan Profesional

Mengamalkan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan profesi demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Landasan.3. Landasan Operasional :

Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai karyawan dengan senantiasa dijiwai oleh cinta kasih yang terwujud dalam sikap penuh pengertian dan pelayanan yang tulus ikhlas kepada sesama.

BAB II

Pasal 4

Jenis Karyawan

Karyawan terdiri dari :

1. Karyawan Tetap yaitu : tenaga yang bekerja purna waktu pada unit pelaksana yang dikelola oleh Rumah sakit.2. Karyawan Kontrak adalah : Tenaga Medis atau non medis yang berdasarkan keahliannya dikontrak oleh Rumah Sakit untuk jangka waktu tertentu dan untuk pekerjaan tertentu.Sistem Kontrak diberlakukan bagi :

a. Karyawan yang sudah pensiun, tetapi dibutuhkan untuk bidang karya/profesi tertentu, dan yang bersangkutan masih bersedia untuk bekerja dengan system kontrak dan tetap memperhatikan ketentuan pasal 7 ayat 3.

b. Karyawan yang selesai pelatihan kerja/magang dan dalam proses untuk diangkat menjadi tenaga kontrak Rumah Sakit.3. Karyawan Magang adalah : Tenaga yang melaksanakan latihan kerja pada Rumah sakit.

4. Karyawan Tidak Tetap adalah : Tenaga yang bekerja secara paruh waktu pada bidang kerja/profesi yang dikelolah oleh Rumah Sakit.

1. Karyawan Tetap Terdiri dari :

a. Pegawai Rumah Sakit yang telah memenuhi persyaratan

b. Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan.

Karyawan.Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak bahagia terdiri dari :a. Tenaga medis dan para medis yang diangkat oleh Rumah Sakit berdasarkan ketentuan yang berlaku.b. Tenaga non medis terdiri dari : Tenaga edukatif yaitu tenaga dosen/pengajar, pendidik yang diangkat oleh Rumah Sakit berdasarkan ketentuan yang berlaku. Tenaga Penunjang medis yaitu tenaga yang diangkat oleh Rumah Sakit untuk tugas dibagian farmasi, laboratorium, rontgen, fisiotherapi dan gizi. Tenaga Administrasi yaitu tenaga yang diangkat oleh Rumah Sakit untuk tugas dibidang administrasi. Tenaga kerumahtanggaan yaitu tenaga yang diangkat oleh Rumah Sakit untuk tugas dibidang kerumahtanggaan, kebersihan, sopir dan keamanan.2. Karyawan tidak tetap terdiri dari :

a. Tenaga tidak tetap adalah tenaga yang diusulkan oleh unit pelaksana karyawan dan diangkat oleh Rumah Sakait dalam waktu dan tugas tertentu/terbatas.

b. Tenaga kontrak yaitu tenaga yang bekerja atas dasar perjanjian kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.

c. Tenaga harian lepas yaitu tenaga yang bekerja berdasarkan kesepakatan harian atau mingguan untuk melaksanakan tugas dan tidak terikat oleh peraturan Rumah Sakit.

d. Tenaga magang adalah tenaga yang sedang latihan kerja dan belum ada ikatan definitive dengan Rumah Sakit.

BAB III.....BAB IIIFORMASI, PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN

KARYAWAN

Pasal 5

Formasi/Pengadaan

1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis dan sifat pekerjaan, perkiraan beban kerja, perkiraan kapasitas pegawai, kebijakan pelaksanaan kegiatan, jenjang, jumlah jabatan dan pangkat.2. Setiap unit pelaksana pelayanan dalam lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia menyusun perencanaan ketenangan dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kepada Direktur Rumah Sakit.3. Waktu pengajuan formasi kebutuhan tenaga dilaksanakan dengan waktu pengajuan program rencana kerja dan anggran pendapatan dan belanja setiap tahun.

4. Tujuan penetapan formasi adalah agar unit dapat mempunyai jumlah dan mutu karyawan yang cukup sesuai dengan beban kerja yang dipikulkan pada unit-unit kerja bersangkutan.5. Dalam penyusunan formasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :a. Dasar penyusunan formasib. Sistim penyusunan formasic. Analisa kebutuhan karyawand. Anggaran pendapatan dan belanja yang tersedia.Pasal 6

Penerimaan dan Pengangkatan Karyawan

1. Penerimaan

a. Tenaga yang dapat diterima, batas maksimum 30 tahun, dan minimum 18 tahun.

b. Setiap tenaga menagajukan lamaran kerja kepada Rumah Sakit dengan kelengkapan berkas sebagai berikut : Fotocopy..... Fotocopy ijazah asli dan sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang sebanyak tiga rangkap.

Daftar riwayat hidup dan atau pengalaman kerja.

Surat keterangan kelakuan baik dari kepolisiaan R.I

Surat berbadan sehat dari dokter

Fotocopy KTP 3 (tiga) lembar

Fotocopy Akte kelahiran

Pas foto ukuran 3X4 sebanyak 4 (empat) lembar

Untuk sopir lulusan SMA

Untuk Klinik service, lulusan SMP/sederajat

c. Bersedia bekerja dengan jujur, penuh dedikasi, dan mentaati semua tata tertib yang ditentukan Rumah Sakit.2. Pelatihan kerja/Magang

Penerimaan karyawan dapat dilakukan melalui proses seleksi sebagai berikut : a. Rumah Sakit mengadakan seleksi administrasi, kemampuan, intelektual, psikologi, dengan memberi kesempatan untuk pelatihan kerja/magang selama 1(satu) tahun.

b. Dalam masa pelatihan kerja, dibuat perjanjian kerja magang secara tertulis antara pemagang dan Rumah Sakit.

c. Perjanjian magang memuat ketentuan hak dan kewajiban peserta magang selama jangka waktu satu tahun.

d. Selama mengikuti pelatihan kerja/magang diberikan sejumlah paket uang sesuai kemampuan Rumah sakit.e. Setiap pemagang yang memenuhi syarat dan dapat menunjang kualitas kerja dalam unit kerja, dapat mengajukan permohonan untuk bekerja dalam unit karya tersebut kepada DIREKTUR. Disertai rekomendasi dari pimpinan unit pelaksana pelayanan.f. Sesudah selesai pelatihan kerja/magang peserta yang tidak memenuhi syarat, masa magang berakhir dan tidak berhak menurut apapun.

3. Perjanjian....3. Perjanjian Kerja/Kontrak Kerja

a. Pemagang yang memenuhi syarat dalam masa pelatihan kerja dapat diterima sebagai karyawan, dengan diterbitkan surat perjanjian kerja dengan Direktur Rumah Sakit selama satu atau dua tahun untuk perjanjian kerja pertama dan dapat diperpanjang satu tahun lagi untuk perjanjian kerja kedua dan selanjutnya dapat dilakukan perjanjian kerja baru untuk dua tahun setelah ada masa vakum satu sampai dua bulan.

b. Selama menjalani masa perjanjian kerja diberikan honor/jasa, biaya makan dan uang biaya makan dan uang kehadiran sesuai kebijaksanaan Rumah Sakit.

c. Hubungan kerja akan berakhir karena :

Tidak memperlihatkan kecakapan dalam melaksanakan tugas.

Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dalam unit karya/yayasan.

Menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat menganggu lingkungan pekerjaan atau pergaulan sesama karyawan.

Tidak memenuhi syarat-syarat sebagai karyawan.

Memberikan keterangan palsu baik saat melamar maupun selama masa bekerja.

Tidak loyal terhadap atasan kerja/pimpinan unit.

Adanya gangguan kesehatan dalam jangka waktu tiga bulan.

d. Hubungan kerja selama masa perjanjian kerja sewaktu-waktu dapat diputuskan oleh kedua belah pihak dengan alasan yang sah, dan tidak mendapat hak kepegawaian apapun.

e. Tenaga magang yang telah tulus dan berminat melanjutkan bekerja pada Rumah Sakit harus melengkapi berkasnya seperti tercantum pada ayat 4b di bawah ini.

4. Pengangkatan Pegawai

a. Seseorang dapat diangkat menjadi pegawai setelah :

Memperlihatkan prestasi kerja yang memuaskan.

Didukung ..... Didukung oleh rekomendasi pimpinan pelaksanaan pelayanan.

Berhasil mengikuti magang di Rumah Sakit.b. Mengajukan surat permohonan kepada Rumah Sakit untuk diangkat menjadi pegawai, diserati kelengkapan berkas : Surat pernyataan bersedia mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

Surat pernyataan tidak melamar menjadi pegawai negeri/instansi lain.

Surat pernyataan bersedia ditempatkan diunit pelaksana pelayanan sesuai dengan profesi.

Surat pernyataan bersedia menjadi peserta dana pensiun KWI, disertai surat permohonan.

c. Pengangkatan karyawan ditetapkan berdasarkan ijazah dan penetapan golongan/pangkat, sesuai dengan peraturan rumah sakit.

d. Pengangkatan karyawan sebagaimana dimaksud pada poin C, diterbitkan SK pengangkatan dalam pangkat dan golongan tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Pengangkatan karyawan hanya dapat dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan usul/rekomendasi dari pimpinan Unit Karya dan perwakilan setempat.BAB IV

MASA KERJA, HARI/WAKTU KERJA

Pasal 7Masa Kerja1. Masa kerja keseluruhan untuk karyawan dihitung mulai tanggal karyawan tersebut menanda tangani surat perjanjian/kontrak kerja, sedangkan masa kerja golongan dihitung sejak pengangkatan karyawan tetap. 2. Karyawan... 2. Karyawan yang sudah berhenti dan melamar kembali, dapat diterima sesuai dengan ketentuan pada pasal 6 ayat 3 peraturan ini tanpa memperhitungkan masa kerja sebelumnya.3. Karyawan yang sudah mencapai usia pensiun baik dari Rumah Sakit / Yayasan Nidaaul Amin maupun dari instansi lain dapat diterima sebagai tenaga kontrak. Setelah ada permohonan ybs. Disertai surat keterangan kesehatan.

Pasal 8

Waktu Kerja1. Waktu kerja adalah 6 hari kerja dalam satu minggu.2. Waktu kerja setiap hari adalah 7 jam dan tidak lebih dari 40 jam dalam satu minggu. Jam kerja lebih dari ketentuan ini, dihitung sebagai jam kerja lembur.3. Pegawai yang telah bekerja selama 4 jam terus menerus, diberikan istirahat selama 30 menit dan waktu istirahat ini tidak termasuk dalam waktu kerja seperti disebut pada ayat 2 pasal ini. 4. Jadwal waktu kerja dan atau istirahat diatur oleh pimpinan Rumah Sakit sesuai dengan jenis karya pada Rumah Sakit.5. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan karena keadaan yang sangat dibutuhkan demi kepentingan Rumah Sakit dan atas perintah/persetujuan pimpinan Rumah Sakit.6. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.

BAB V

HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

Pasal 9

Hari Libur

1. Hari minggu dan hari raya resmi ditetapkan pemerintah RI, adalah Hari Libur. Namun untuk unit-unit pelayanan kesehatan peraturan ini disesuaikan dengan kebutuhan praktis pelayanan kesehatan peraturan ini disesuaikan dengan kebutuhan praktis pelayanan kesehatan, penggantiannya diatur oleh pimpinan Rumah Sakit setempat yang tidak bertentangan dengan pasal 8 peraturan ini.

2. Masuk....

2. Masuk kerja pada hari libur resmi, hanya dapat dilakukan apabila sangat diperlukan dan diminta oleh pimpinan Rumah Sakit, dihitung sebagai kerja lembur kecuali oleh karena sifat pekerjaan tersebut, maka dianggap sebagai hari biasa.Pasal 10

CutiBerdasarkan pada peraturan pemerintah yang berlaku tentang cuti karyawan serta situasi dan kondisi Yayasan maka dibuatlah peraturan cuti.

1. Cuti Tahunan :

Cuti tahunan diberikan kepada pegawai/karyawan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Lamanya cuti 12 hari kerja dengan mendapat upah/gaji penuh.b. Hak cuti tahunan gugur dengan sendirinya apabila karyawan yang bersangkutan tidak mempergunakan hak cutinya pada tahun berjalan dan hak cuti tidak dapat diuangkan.

c. Untuk unit pelayanan kesehatan, cuti tahunan diatur melalui peraturan pimpinan Rumah Sakit.

d. Apabila karyawan tidak dapat mengambil cuti tahunan karena alasan penting, maka pegawai dapat mengajukan permohonan penundaan cuti yang disetujui oleh pimpinan Rumah Sakit. Apabila selama lima tahun seorang karyawan tidak pernah mengambil cuti dalam bentuk apapun karena alasan kerja kepadanya diberikan ijin khusus selama dua puluh lima hari kerja dengan upah penuh.2. Cuti Hamil/melahirkan :

a. Karyawan wanita yang telah sah menikah dan akan melahirkan diberi cuti satu setengah bulan sebelum dan satu setengah bulan sesudah melahirkan untuk anak I,II, dan III.

b. Cuti....b. Cuti melahirkan diberikan setelah ada keterangan dokter untuk dilaksanakan.

3. Cuti Istirahat/Sakit :

a. Karyawan yang menderita sakit, dengan surat keterangan dokter yang merawat, diberikan istirahat tiga hari.

b. Apabila dalam surat keterangan dokter dinyatakan bahwa penyakit yang diderita membutuhkan perawatan di Rumah Sakit maka yang bersangkutan dirawat ditempat dimana dia bekerja. Dalam hal ini peraturan Rumah Sakit yang berlaku dengan mengindahkan Pasal 93 ayat 3 UU No.: 13 tahun 2003.

4. Cuti Kematian :

a. Cuti kematian dapat diberikan kepada karyawan dengan upah penuh apabila :

Istri/suami/anak kandung/orang tua/mertua, meninggal dunia selama 3 hari.Bila membutuhkan waktu keluar kota, dapat diberikan paling lama 7 hari sudah termasuk perjalanan pergi-pulang.

Saudara kandung, kakek/nenek, meninggal dunia, diberikan selama 2 hari, tidak diberikan perpanjangan kecuali digabung dengan cuti tahunan.

b. Karyawan yang mengambil cuti kematian di luar anggota keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat 4a, dapat diberikan selama 2 hari, tidak diberikan perpanjangan kecuali digabung dengan cuti tahunan.

5. Cuti Gugur Kandung :

a. Karyawan wanita yang mengalami gugur kandung dapat diberikan istirahat selama satu setengah bulan dengan upah penuh.

b. Pengambilan cuti gugur kandung harus disertai dengan surat keterangan dokter yang sah dari Rumah Sakit.

6. Cuti di luar tanggungan :

a. Cuti di luar tanggungan dengan alasan yang sah, diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja terus menerus selama lima tahun.b. Lamanya cuti pada ayat 6a, satu bulan.

c. Selama....c. Selama cuti di luar tanggungan, karyawan yang dimaksud tidak mendapat hak-hak kepegawaian sesuai peraturan yang berlaku.

d. Ijin cuti diluar tanggungan hanya dikeluarkan oleh pengurus yayasan atas usul pimpinan Rumah Sakit.

e. Cuti dilaksanakan setelah ada surat ijin dari Rumah Sakit.Pasal 11

Ijin Meninggalkan pekerjaan1. Sesuai dengan pasal 93 ayat 4 UU. No.: 13 tahun 2003, ijin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah penuh dapat diberikan kepada karyawan apabila :a. Pernikahan pertama karyawan sendiri diberikan dua hari.b. Persalinan istri sah karyawan diberikan ijin dua haric. Pernikahan anak kandung diberikan ijin dua harid. Permandian anak kandung diberikan ijin dua harie. Khitanan anak kandung diberikan ijin dua hari2. Ijin meninggalkan pekerjaan tanpa upah, dapat diberikan kepada karyawan apabila :a. Meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan Negara paling lama tiga bulan.b. Melanjutkan pendidikan atas permintaan sendiri dan atas biaya sendiri serta telah disetujui oleh pimpinan Rumah Sakit, paling lama 2 sampai 4 tahun.BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 12

Hak KaryawanSetiap karyawan berhak :

1. Menerima gaji, dan tunjangan-tunjangan

2. Memperoleh kenaikan berkala, tingkat/golongan

3. Memperoleh cuti

4. Memperoleh jaminan kesehatan

5. Memperoleh5. Memperoleh jaminan kesejahteraan

6. Menerima pensiunan bagi peserta DP KWI

7. Menerima pembinaan jasmani dan rohani

Pasal 13

Kewajiban Pegawai

1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan UUD 1945, pancasila dan visi misi Rumah Sakit.

2. Mentaati dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit dengan penuh rasa tanggung jawab.3. Menyimpan segala informasi mengenai Rumah Sakit, baik yang bersifat rahasia maupun bukan rahasia, yang didapat karena jabatan maupun pergaulan dilingkungan Rumah Sakit.

4. Mengutamakan kepentingan Rumah Sakit dan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan.5. Menolak segala pemberian yang nyata diketahui dan patut diduga secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan jabatan.6. Senantiasa bekerja keras, jujur, tertib, cermat dan bersemangat.

7. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, kesatuan serta persatuan karyawan dengan unit karya dan Rumah Sakit.

8. Saling menghormati antara sesama pemeluk agama yang berbeda.9. Mentaati setiap peraturan yang berlaku, perintah kedinasan dari atasan yang berwenang dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.10. Apabila dua orang karyawan yang berkarya pada satu unit kerja yang sama, akan melangsungkan pernikahan, maka salah seorang dari keduanya wajib memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pegawai atau pindah tugas ke unit lain dalam Rumah Sakit.

11. Memakai pakaian seragam kerja dan perlengkapannya yang berlaku diunit pelayanan masing-masing.

12.Memeriksa. 12. Memeriksa semua alat kerja masing-masing dengan baik sebelum maupun sesudah melakukan pekerjaan sehingga tidak menimbulkan kerusakan/bahaya.

13. Menjaga dan memelihara dengan baik semua milik Rumah Sakit/unit pelayanan dan segera melapor kepada atasan apabila mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian bagi Rumah Sakit/unit karya.

14. Melaporkan kepada atasan apabila ada perubahan atas status diri, susunan keluarga dan perubahan alamat.

15. Setiap karyawan yang diangkat menjadi karyawan tetap yayasan wajib menjadi peserta DP-KWI.

16. Semua karyawan wajib bertanggung jawab memelihara kebersihan lingkungan, barang-barang/ perlengkapan kerja.

17. Memberikan keterangan yang benar baik secara lisan maupun tertulis kepada atasan.

18. Menjaga dan memelihara norma-norma etika moral dan norma-norma susila dalam hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan teman sekerja dalam unit kerja.

19. Bagi karyawan tidak mengikuti program jaminan social apabila karyawan atau keluarganya sakit seluruh biaya pengobatan dan perawatan ditanggung sendiri oleh karyawan yang bersangkutan.

BAB VII

KEPANGKATAN,GOLONGAN DAN JABATAN

Pasal 14

Pangkat dan Golongan1. Setiap karyawan diangkat dalam pangkat dan golongan tertentu untuk pertama kali, sesuai dengan ijazah terakhir yang dimiliki berdasarkan kebutuhan, dan diakui sebagai dasar penerimaan karyawan tersebut.2. Setiap karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan Rumah Sakit yang berlaku dapat diberikan kenaikan gaji berkala untuk jangka waktu tertentu yaitu paling lama setiap 2 tahun dengan prosedur sebagai berikut :

a. Karyawan bersangkutan mengajukan permohonan kenaikan gaji berkala

b. Pimpinan.

b. Pimpinan unit pelayanan memberikan rekomendasi tertulis atas kelayakan karyawan bersangkutan memperoleh kenaikan gaji berkala (KGB), berdasrkan penilaian selama 6 bulan atau satu bulan terakhir.

c. Kenaikan gaji berkala (KGB) dapat diberikan kepada karyawan dengan nilai yang baik.

d. Permohonan kenaikan gaji berkala sudah berada di sub bagian umum dan kepegawaian, satu bulan sebelum waktu yang ditetapkan dalam surat keputusan sebelumnya.

e. Permohonan KGB yang tiba dikantor Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan diatas (d), akan diproses satu bulan sesudah tanggal diterimanya.

3. Kenaikan pangkat karyawan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku :

a. Kenaikan pangkat regularKenaikan pangkat reguler diberikan kepada karyawan yang telah mempunyai masa kerja 4 tahun atau lebih dalam pangkat terakhir dengan ketentuan sebagai berikut :

Karyawan yang bersangkutan mengajukan permohonan kenaikan pangkat kepada Direktur Rumah Sakit. Permohonan kenaikan pangkat sudah berada dikantor Rumah Sakit paling lambat 3 bulan sebelum waktu yang ditetapkan dalam surat keputusan sebelumnya.

Pimpinan unit pelayanan memberikan rekomendasi tertulis atas kelayakan karyawan yang bersangkutan untuk menerima kenaikan pangkat berdasarkan penilaian terakhir dengan nilai rata-rata baik.

Kenaikan pangkat, diberikan kepada setiap bulan april dan oktober.

Permohonan kenaikan pangkat yang tiba di kantor Rumah Sakit tidak sesuai dengan ketentuan diatas akan diproses pada periode selanjutnya.b. Kenaikan Pangkat PengabdianKenaikan ini diberikan kepada karyawan, 1 tahun sebelum memasuki usia pensiun dengan ketentuan sebagai berikut : Karyawan bersangkutan mengajukan kepada Direktur Rumah Sakit yang direkomendasi secara tertulis oleh pimpinan unit pelayanan.

Karyawan Karyawan tersebut telah menduduki pangkat maksimum 6 (enam) tahun.

c. Penghargaan Pengabdian :

1. Kenaikan gaji berkala diberikan kepada karyawan satu tahun sebelum memasuki usia pensiun.2. Bagi karyawan yang berprestasi akan diberikan kenaikan tingkat/ kenaikan gaji berkala dipercepat pada saat penilaian, setelah menerima laporan secara tertulis dari pimpinan unit pelayanan.d. Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah :Kenaikan pangkat peneyesuaian ijazah diberikan kepada karyawan dengan ketentuan sebagai berikut :

Karyawan tersebut diberikan jabatan/ tugas yang memerlukan keahliannya dan sesuai disiplin ilmu yang diperolehnya dalam pendidikan.

Ketentuan lain diatur pada pasal 20 ayat 8

Telah mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya dua tahun dalam pangkat terakhir.4. Karyawan tingkat pendidikan formal lebih tinggi dan persyaratan tenaga yang dibutuhkan harus membuat surat pernyataan di atas kertas bermaterei cukup bahwa yang bersangkutan tidak berkeberatan untuk bertugas sesuai kebutuhan tenaga yang diperlukan tampa memperhitungkan tingkat pendidikan formal yang dimilikinya.

5. Karyawan atas kemauan sendiri melanjutkan pendidikan, ijazah yang diperoleh tidak dijamin untuk penyesuaian pangkat/golongan/ruang gaji.6. Kenaikan pangkat/ golongan atau kenaikan gaji berkala ditetapkan berdasarkan pertimbangan Pimpinan Unit Karya dengan melihat :

a) Loyalitas

b) Kerajinan

c) Produktivitas

d) Disiplin kerja

e) Hubungan antar sesama baik, baik dengan atasan maupun teman sekerja.

7. Batas..7. Batas Kerja 0 Tahun.

Golongan / pangkat bagi setiap karyawan ditentukan sebagai berikut :

SLTA dan sederajat

Gol. II/b

DIPLOMA III

Gol. II/c

DIPLOMA IV DAN S1

Gol.III/a

DOKTER UMUM

Gol.III/c

DOKTER AHLI

Gol.IV/a

Pasal 15

Jabatan Struktural

Pengangkatan jabatan structural dalam lingkungan Rumah Sakit diatur oleh yayasan melalui rekomendasi dari pimpinan/direktur Rumah Sakit.

Yang dimaksud dengan jabatan structural adalah : jabatan Pembina/Direktur/Satuan Pengawas Intern/ Ketua Komite Medik/Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian/Kepala Sub Bagian Keuangan/Kepala Sub Bagian Program dan Evaluasi/Kepala Bidang Pelayanan Medik/Kepala Bidang Penunjang/Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi.

Prosedur pengangkatan jabatan structural adalah sebagai berikut penetapan calon karena :

a) Adanya lowongan jabatan.

b) Adanya Mutasi Jabatan.

c) Pejabat Yang lama diberhentikan/ mengundurkan diri sebelum masa jabatan berakhir.

d) Pejabat yang lama meninggal dunia.1. Persyaratan Umum bagi jabatan Direktur :

Sehat jasmani dan Rohani.

Kreatif dan Inovatif.

Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi baik kepada Rumah Sakit maupun Yayasan serta rekan kerja.

Tanggap. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Dapat bekerjasama dengan dan dalam Rumah Sakit.

2. Jabatan Struktural diangkat dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Yayasan Melalui Rekomendasi Direktur Rumah Sakit.3. Karyawan yang menduduki jabatan structural berhak mendapat tunjangan jabatan structural setiap bulan sesuai dengan ketentuan kepegawaian Rumah Sakit.

4. Besarnya tunjangan jabatan structural disesuaikan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.5. Karyawan yang menduduki lebih dari satu jabatan structural hanya berhak mendapat satu jenis tunjangan jabatan structural yang tertinggi jumlahnya.6. Pejabat sementara yang menduduki jabatan structural lebih dari enam bulan, berhak menerima tunjangan jabatan structural, sesuai ketentuan yang berlaku.7. Pembebasan jabatan structural dapat dilakukan bila :

a. Masa berlakunya sudah berakhir dan tidak diperpanjang lagi.b. Permohonan sendiri secara tertulis.

c. Melanggar Uraian Tugas dan Wewenang yang ditetapkan.

d. Tidak Mampu melaksanakan tugas/jabatan sesuai dengan penilaian atasan langsung.

e. Rumah Sakit atau Unit yang dipimpinnya ditutup.

8. Masa Jabatan :

a. Masa Jabatan Struktural, satu periode adalah 3(tiga) tahun dan dapat diperpanjang apabila dipandang perlu dan memenuhi persyaratan.b. Masa Jabatan Pejabat Struktural berakhir apabila sudah habis masa jabatannya atau karena usia, tidak memenuhi persyaratan, tidak diperpanjang lagi.

BAB VIII.BAB VIIIGAJI/UPAH, TUNJANGAN, JAMINAN KESEJAHTERAANPasal 16

Gaji/Upah1. Setiap Karyawan yang bekerja di lingkungan Rumah Sakit berhak mendapat gaji atas pekerjaan yang dilakukan.2. Gaji Pokok karyawan ditetapkan atas dasar latar belakang pendidikan yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit atau Unit Karya, struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, kompetensi, sesuai kebijakan Direktur Rumah Sakit.3. Gaji Pokok karyawan di lingkungan Rumah Sakit mengikuti pola penggajian Rumah Sakit, dan sesuai kemampuan Rumah Sakit.

4. Gaji dibayarkan pada setiap akhir bulan.

5. Karyawan Rumah Sakit yang tidak dapat bekerja karena sakit. Mendapat upah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No.13 pasal 93 ayat 3 a-d.

6. Karyawan yang ditahan pihak berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan Rumah Sakit/ Yayasan, maka Yayasan akan mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 160 UU No.:13 th.2003.

7. Unsur/Komponen gaji yang berlaku di Rumah Sakit.

8. Pengaturan gaji akan diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur.Pasal 17

Upah Lembur1. Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilakukan diluar waktu kerja biasa Lamanya jam lembur adalah 3 (tiga) jam sehari.2. Karyawan bersedia bekerja lembur menurut ketentuan yang ditetapkan oleh unit karya dalam hal-hal sebagai berikut : Untuk memenuhi rencana kerja unit kegiatan.

Dalam keadaan darurat, apabila ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan, sebab jika tidak, akan membahayakan kesehatan/ keselamatan jiwa. Dalam .

Dalam hal ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera, jika tidak, dapat menganggu prosedur kerja.

3. Perhitungan upah lembur per jam sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit yaitu : 1/173 kali HPB, minimum Rp. 2.500.

4. Karyawan yang bekerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat 2, harus seijin atasan/ pimpinan langsung, kecuali dalam keadaan mendesak, harus melapor 24 jam sesudahnya.

5. Karyawan yang termasuk dalam golongan jabatan tertentu tidak berhak atas upah lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). (Kep.Menakertrans No.: Kep.102/Men/VI/2004.Pasal 18

Tunjangan1. Tunjangan tetap :

Tunjangan Struktural yaitu :

Tunjangan yang diberikan kepada Karyawan yang memegang jabatan structural ditetapkan oleh yayasan dengan Surat keputusan atau usul Pimpinan Rumah Sakit untuk jangka waktu tertentu. Besarnya tunjangan structural ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit sesuai kemampuan Rumah Sakit.

Karyawan yang menduduki lebih dari satu jabatan structural, yang bersangkutan hanya berhak mendapat satu jenis tunjangan yang tertinggi jumlahnya. Tunjangan Fungsional/ Non Fungsional.

Diberikan kepada karyawan sesuai dengan profesi dan keahlian yang dimilikinya, dan dibuktikan dengan ijazah, sertifikat serta keterampilan dalam melaksanakan tugas. Besar tunjangan fungsional ditetapkan oleh Rumah Sakit sesuai kemampuan Rumah Sakit. Karyawan.

Karyawan yang sedang mengikuti kursu/ pelatihan guna menunjang tugas dan tanggung jawabnya, tidak berhak mendapat tunjangan ini. Tunjangan Keluarga :

Diberikan kepada karyawan tetap yang sudah berkeluarga dan menanggung istri yang sah dan anak paling banyak 2 orang, dan dibuktikan dengan akte perkawinan dan akte kelahiran.

Anak yang sudah bekerja, belum kawin dan sudah berusia 21 tahun, tidak termasuk dalam tunjangan keluarga.

Anak yang belum bekerja, belum kawin dan sudah berusia 21 tahun, namun masih kuliah, dapat memperoleh tunjangan sampai umur 25 tahun.

Karyawan perempuan tidak mendapat tunjangan suami maupun anak.

Tunjangan Pensiun :

Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap yang menjadi peserta dana pensiun KWI untuk menjamin masa tuanya. Tunjangan yang dimaksud diatas diberikan sebesar 50% dari jumlah premi yang dibayarkan.

Tunjangan Tidak Tetap :

a. Tunjangan Makan.

Setiap Karyawan yang hadir dan bekerja diunit karya dalam Rumah Sakit, mendapat jatah makan satu kali pada jam istirahat setiap hari kerja.b. Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan.

Tunjangan ini diberikan kepada karyawan tetap dan karyawan dengan perjanjian kerja/kontrak kerja. Mulai dari masa kerja 1 tahun keatas. Sedangkan yang belum mencapai satu tahun diberikan secara proporsional.

Tunjangan ini diberikan selambat-lambatnya satu minggu sebelum hari raya keagamaan.

Besarnya tunjangan hari raya, disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit.

Pasal 19Pasal 19

Jaminan Kesejahteraan

1. Rumah Sakit memberikan jaminan social / kesejahteraan kepada karyawan tetap, dengan mengikut sertakan karyawan pada jaminan Sosial.

Adapun jenis jaminan social / kesejahteraan meliputi :

a. Jaminan Hari tua

b. Jaminan Kecelakaan Kerja

c. Jaminan Kematian

2. Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan yang sudah diangkat jadi karyawan tetap dengan mengikut sertakan pada salah satu asuransi kesehatan sesuai kebutuhan Rumah Sakit.

3. Bagi karyawan yang sudah berkeluarga mengikut sertakan istri/suami dan anak dalam program asuransi kesehatan (jaminan social). Bagi mereka yang tidak mengikuti program tersebut berlaku ketentuan pasal 13 ayat 19.

4. Apabila karyawan mengalami gangguan kesehatan dan perlu mendapatkan pemeriksaan/pengobatan, rawat inap/jalan, wajib diperiksa dimana pegawai tersebut bekerja ( sesuai petunjuk asuransi).

5. Memberikan makan setiap hari kerja.

6. Memberikan uang kehadiran setiap hari kerja.

7. Mengikut sertakan karyawan tetap Rumah Sakit untuk menjadi peserta dana pensiun KWI.

8. Rumah Sakit memberikan penghargaan kesetiaan kerja bagi karyawan tetap yang sudah berkarya 25 tahun terus-menerus.

9. Memberikan penghargaan pengabdian.

10. Memberikan bantuan bagi yang ditimpa bencana alam.

11. Memberikan sumbangan kematian dan pernikahan.

12. Jenis atau besarnya bantuan/sumbangan ayat 10 dan 11 menurut kebijakan Direktur Rumah Sakit.

BAB IX

BAB IX

PENDIDIKAN DAN LATIHANPasal 20

Pendidikan

1. Rumah Sakit dapat memberikan ijin kepada karyawan mengikuti pendidikan sesuai kebutuhan Rumah Sakit/Unit Pelayanan.2. Untuk meningkatkan karir, prestasi dan keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugas yang diemban, karyawan dapat memberikan tugas belajar atas usul pimpinan Unit pelayanan dimana ia bekerja.3. Karyawan yang diberi tugas belajar adalah karyawan tetap dan yang sudah mengabdi minimal lima tahun.

4. Selama tugas belajar karyawan tersebut tetap mendapat gajinya sesuai ketentuan yang berlaku, tetapi tunjangan fungsional dan tunjangan kehadiran tidak diberikan.5. Selama tugas belajar, karyawan bersangkutan tidak mendapat kenaikan pangkat/ golongan dan gaji berkala.

6. Selama masa pendidikan, biaya studi ditanggung oleh Rumah Sakit/Unit pelayanan dan dikembalikan 50% dari total biaya yang dipakai selama studi dengan cara mencicil setelah kembali aktif bekerja di Rumah Sakit/Unit Karya.

7. Karyawan yang akan mengikuti pendidikan atas biaya sendiri mengajukan permohonan secara tertulis ke Rumah Sakit melalui Unit pelayanan, akan diberikan ijin secara tertulis sejauh tidak menganggu tugasnya pada Unit Karya yang bersangkutan.

8. a). Penyesuaian ijazah akan diberikan kepada karyawan yang telah menyelesaikan pendidikan, setelah melaksanakan tugas sekurang-kurangnya 1 tahun, sejak permohonan secara tertulis dan foto copy ijazah diterima, baik yang mendapat tugas belajar/biaya sendiri yang mendapat ijin secara tertulis dari pimpinan unit karya dengan persetujuan dari Direktur Rumah Sakit.

b). Apabila karyawan tersebut pada ayat 8a telah menduduki pangkat yang sama/lebih tinggi dari pangkat sesuai ijazah yang diperolehnya, akan diperhitungkan pada pangkat maksimum, jika tugas yang dipercayakan sesuai dengan pendidikan dan ijazah yang diperolehnya.

9. Tugas. 9. Tugas belajar baru akan dijalankan setelah semua persyaratan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit disetujui oleh karyawan yang akan menjalankan tugas belajar dan dituangkan dalam bentuk Surat Perjanjian yang bermaterei cukup, dan ditanda tangani bersama.

10. Karyawan yang diberikan tugas belajar, kemudian tidak mematuhi ketentuan beasiswa yang berlaku, dapat dikenakan sanksi administrative.

11. Sanksi administrative berupa pembayaran kembali semua biaya yang telah dikeluarkan oleh rumah Sakit ditambah 100% denda apabila :a) Ia tidak mendapat hasil yang sewajarnya dalam waktu yang telah ditetapkan.

b) Berhenti bekerja atas permintaan sendiri sebelum habis masa ikatan dinas.

c) Berhenti dari tugas belajar secara sepihak, bukan karena sakit terus menerus/kronis.12. Sanksi administrative tidak dikenakan kepada karyawan bersangkutan apabila ketentuan pada ayat 10-11 (a-b) di atas disebabkan oleh cacat rohani dan jasmani, bukan karena kesalahan atau perbuatan.

Pasal 21

Latihan/Kursus

1. Untuk meningkatkan prestasi , kemampuan dan efisiensi kerja serta menambah pengalaman dan wawasan setiap karyawan diberi kesempatan untuk mengikuti kursus, pelatihan, lokakarya baik yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit maupun di luar Rumah Sakit.

2. Biaya pelatihan/kursus atau lokakarya ditanggung oleh rumah Sakit atau Unit pelayanan yang mengirim.BAB X

PEMINDAHAN/MUTASI KERJA

Pasal 22

Pemindahan/Mutasi1. Untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan dalam rangka pembinaan pegawai, dapat diadakan mutasi atau pemindahan jabatan atau wilayah.

Hal tersebut sepenuhnya menjadi wewenang Pimpinan Unit pelayanan /Rumah Sakit.

2. Pemindahan..

2. Pemindahan/mutasi karyawan dapat dilaksanakan dengan cara :

a. Pemindahan antar bagian dalam Unit pelayanan, berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan (SK.Direktur).

3. Biaya pemindahan Karyawan seperti tercantum pada ayat 2b dan c pasal ini,ditanggung oleh Rumah Sakit setelah diadakan musyawarah kesepakatan dengan karyawan tersebut.

4. Karyawan yang menolak untuk dipindahkan tanpa alasan yang dipertanggung jawabkan, dianggap melanggar peraturan Rumah Sakit dan dinyatakan mengundurkan diri.

5. Mutasi karyawan atas permintaan sendiri, dapat dilakukan bilamana ada alasan-alasan yang sah, dengan persetujuan Pimpinan Unit Karya yang bersangkutan.

6. Permohonan pindah seperti tercantum pada ayat 5, harus diajukan secara tertulis kepada Pimpinan Unit Karya dan Rumah Sakit sekurang-kurangnya tiga bulan sebelumnya.

7. Biaya pemindahan atas permintaan sendiri, sepenuhnya menjadi tanggungan Karyawan bersangkuatan.

BAB XI

DISIPLIN TATA TERTIB, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA,

LAPANGAN, SANKSI, PELAKSANAAN HUKUM DAN PENYELESAIAN

PERSELISIHAN.

Pasal 23Disiplin dan Tata Tertib

Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, dipandang perlu menetapkan peraturan disiplin bagi karyawan yang mengatur tata tertib, hak dan kewajiban.

1. Setiap karyawan harus hadir/berada di tempat kerja masing-masing sesuai dengan jam yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit/Pimpinan Unit Pelayanan, 15 menit sebelum kerja dimulai, dan tidak diperkenankan pulang sebelum jam yang sudah ditentukan.

2. Setiap karyawan yang sudah mengisi daftar hadir, langsung masuk ke tempat kerja.

3. Setiap. 3. Setiap Karyawan magang atau kontrak apabila menikah dengan sesama karyawan dalam satu Unit pelayanan, salah satunya harus mengundurkan diri.

4. Setiap karyawan tetapyang akan menikah dengan sesama karyawan dalam satu Unit Karya, atas pertimbang Rumah Sakit salah satu dimutasikan ke Unit pelayanan lain.

5. Setiap karyawan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya wajib melaksanakan seluruh tugas yang diberikan Unit Pelayanan/Rumah Sakit kepadanya.

6. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, setiap karyawan wajib mematuhi petunjuk atau instruksi yang diberikan oleh atasan atau Pimpinan Unit Pelayanan, atau yang berwenang atau yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit.

7. Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik. Semua peralatan kerja dan semua milik Unit pelayanan/Rumah Sakit, dan segera melaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit apabila mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian ataupun keselamatan kerja.

8. Setiap barang/benda milik Unit Pelayanan /Rumah Sakit yang rusak pecah atau hilang akibat kelalaian karyawan yang bertugas adalah menjadi tanggung jawab karyawan itu sendiri.

9. Setiap karyawan wajib menjaga/ memegang teguh rahasia jabatan terhadap siapapun juga mengenai yang diketahui tentang Unit pelayanannya.

10. Apbila karyawan sakit selama satu hari harus ada surat keterangan sakit dari yang bersangkutan, orang tua atau keluarga dekat. Apabila lebih dari satu hari harus menunjukkan Surat Keterangan Dokter.

11. Dalam hal apapun setiap karyawan yang meninggalkan tugas atau penggantian shift harus mendapat ijin dari atasan lansung dan disetujui oleh Pimpinan Unit Kerja.

12. Karyawan yang bekerja ditempat lain, diluar jam kerja di Unit Karya, harus ada ijin tertulis dari Pimpinan Unit Karya.

Apabila menderita sakit, mendapat kecelakaan baik dalam perjalanan maupun di tempat kerja tersebut, tidak menjadi tanggungan Unit Karya/Rumah Sakit.

Pasal 24

Pasal 24

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Keselamatan Kerja.a. Unit Pelayanan/ Rumah Sakit menyediakan semua alat perlindungan diri dan menempatkan semua syarat-syarat keselamatan kerja pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan dibaca.b. Setiap karyawan wajib menjaga memelihara serta melindungi dirinya atau orang lain serta wajib memakai alat-alat kerja yang telah disediakan oleh Unit Pelayanan/Rumah Sakit.c. Setiap karyawan wajib memenuhi/mematuhi segala ketentuan tentang keselamatan kerja baik yang diatur berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Maupun yang ditetapkan oleh Unit Pelayanan/Rumah Sakit.d. Setiap karyawan tidak diperkenankan memakai alat-alat kerja milik Unit Pelayanan/Rumah Sakit di luar jam kerja tanpa persetujuan pimpinan atau atasan langsung.2. Kesehatan Kerjaa. Unit Pelayanan/Rumah Sakit menyediakan alat-alat kesehatan untuk melindungi diri karyawan dan wajib dipergunakan.b. Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara serta melindungi dirinya atau orang lain serta wajib memakai alat-alat kerja yang telah disediakan oleh Rumah Sakit. (Undang-Undang No,: 1 tahun 1970).c. Setiap karyawan wajib mematuhi segala ketentuan tentang kesehatan kerja baik yang diatur melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun yang ditetapkan oleh Rumah sakit.3. Apabila perlengkapan/ saran keselamatan kerja yang dimaksud rusak/hilang karena kesengajaan atau karena kecerobohan/ kelalaian karyawan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi. Maka dinyatakan sebagai pelanggaran berat dengan Pemutusan Hubungan kerja.

Pasal 25

Pasal 25

Pakaian Dinas/Seragam kerja1. Dalam menjalankan tugas, setiap karyawan wajib memakai pakaian dinas/seragam kerja yang rapi dan sopan serta mengenakan atribut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2. Mengingat jenis pekerjaan yang dilaksanakan, maka kelompok karyawan tertentu diwajibkan mengenakan pakaian kerja khusus dengan kelengkapannya, demi kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Pelanggaran pada ketentuan ayat satu dan dua dalam pasal ini, dikenakan sanksi tindakan sipil.Pasal 26

Larangan ( Kesalahan Berat)Karyawan dilarang :

1. Melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan barang uang milik Unit Pelayanan/ Rumah Sakit atau teman kerja atau yang bukan miliknya.

2. Menempel atau mengedarkan poster yang bernada menghasut, mengancam dan merusak nama baik Unit Pelayanan/ Rumah Sakit/Pimpinan Unit Pelayanan atau teman.

3. Memberi keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Negara/Rumah Sakit/Unit Pelayanan/Pimpinan/Teman kerja, baik secara moril maupun materil.4. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius atau menyalahgunakan obat-obat terlarang dan atau memperdagangkannya, melakukan perjudian, baik didalam maupun diluar tempat kerja.5. Melakukan perbuatan asusila, kumpul kebo, hubungan gelap diluar istri/suami yang sah menghamili atau dihamili sebelum menikah secara sah menurut hukum dan agama.6. Menyerang, mengintimidasi atau menipu orang unit pelayanan. Rumah Sakit atau teman kerja, baik didalam maupun diluar lingkungan Unit Pelayanan/ Rumah Sakit.7. Memukul menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar Rumah Sakit teman sekerja dan atau keluarganya, baik secara langsung dan tidak langsung.

8. Membujuk

8. Membujuk Pimpinan Unit Karya, teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang diancam pidana atau melanggar hukum, kesusilaan, agama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.9. Membongkar atau membocorkan rahasia unit karya/Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik pimpinan unit karya. Teman sekerja dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan negara.10. Menyalahgunakan jabatan/wewenang untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.11. Membawa senjata tajam, senjata api atau alat berbahaya lainnya di lingkungan kerja.12. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik unit karya/ Rumah Sakit yang menimbulkan kerugian bagi Yayasan/unit pelayanan.13. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan teman sekerja dalam keadaan bahaya di tempat kerja.14. Merencanakan, mensosialisasikan, dan melaksanakan demontrasi dalam lingkungan unit pelayanan maupun diluar.15. Melakukan perbuatan lainnya dalam lingkungan unit karya/Rumah Sakit yang diancam pidana penjara 5 (lima tahun atau lebih).16. Setiap karyawan dilarang menceraikan istri/suami yang sah tanpa alsan yang jelas.17. Semua jenis pelanggaran yang diatur pada pasal 27 ayat 1 s/d 17 ini, pimpinan unit pelayanan harus melaporkan secara tertulis kepada Rumah Sakit.Pasal 27

Sanksi Terhadap Larangan (Kesalahan Berat).

Karyawan yang terbukti melakukan satu atau lebih larangan/pelanggaran sebagaimana yang tercantum pada pasal 27 ayat 1 s/d 17 diatas.Rumah Sakit akan mengambil tindakan PHK dan proses sesuai dengan ketentuan pada pasal 158 UU No.:13 tahun 2003, setelah didukung dengan bukti yang diatur dalam pasal 158 ayat 2 UU.No: 13 tahun 2003.

Pasal 28

Sanksi Atas Pelanggaran disiplin/Tata Tertib.

Sanksi disiplin/tata tertib yang diberlakukan bagi setiap karyawan unit karya/Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran disiplin dengan ucapan, tulisan dan perbuatan akan dikenakan sanksi indisipliner sebagai berikut :

1.Jenis.....

1. Jenis sanksi pelanggaran disiplin ringan a.1: pasal 23 ayat 1,2,4,5,9. Dan pasal 26 ayat 3 :a. Teguran lisan I,II, dan III (terakhir).

b. Teguran tertulis

c. Penundaan KGB

d. Pembebasan jabatan Struktural.

2. Jenis Sanksi pelanggaran sedang a.1 : pasal 23 ayat : 3,6,7,8,10, dan 11.

a. Peringatan tertulis terakhir,dan pembebasan jabatan.

b. Penundaan kenaikan pangkat 2 tahun.

c. Penurunan pangkat

3. Semua Sanksi atas pelanggaran disiplin/tata tertib dan kewajiban termasuk surat pernyataan dan penolakan pemindahan/mutasi, yang belum diataur pada pasal 27 dan 28, diatur oleh pimpinanunit karya/Rumah Sakit.Pasal 29Pelaksanaan Hukuman Disiplin

1. a. Jenis Hukuman disiplin ringan dapat langsung dilaksanakan oleh pimpinan unit karya secara lisan dan tulisan. Pelanggaran tersebut tidak hanya terpusat pada kasus yang sama. Yang dimaksud adalah semua jenis pelanggaran disiplin.

b. Jenis Hukuman dispilin sedang, dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Pelayanan dan dilaporkan secara tertulis ke Rumah Sakit dan tembusan ke Yayasan.

c. Jenis hukuman atas pelanggaran berat ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit setelah mendengar informasi dan laporan tertulis, memeriksa bukti-bukti yang ada dari pimpinan unit pelayanan.2. Jenis pelanggaran pada ayat 1 c tersebut, dilaporkan secara tertulis kedisnaker atau instansi yang berwenang atau Direktur Rumah Sakit/pimpinan unit pelayanan.

3. Dalam melakukan pemaksaan pengurus maupun pimpinan unit pelayanan dapat meminta keterangan dari pihak lain sebagai sanksi jika itu dianggap perlu.

4. Dalam putusan hukuman disiplin anatara lain, harus disebutkan jenis/bentuk pelanggaran yang dilakukan.

5. Semua jenis hukuman disiplin baik ringan maupun sedang harus dilaporkan keyayasan dan tembusan kedisnaker setempat.

Pasal 30....

Pasal 30

Penyelesaian Perselisihan

1. Apabila timbul perselisihan antar karyawan ataupun antar karyawan dengan pimpinan unit pelayanan/Rumah Sakit, akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Apabila usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berhasil maka kedua belah pihak sepakat menyerahkan kepada panitia penyelesaian masalah yang sudah dibentuk sebelumnya, atau yang baru dibentuk karena kebutuhan tersebut.

3. Apabila perselisihan tersebut dapat terselesaikan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2, maka diajukan pada pihak yang berwenang/berwajib.

BAB XII

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, PESANGON, DAN PENGHARGAAN

MASA KERJA

Pasal 31

Pemutusan Hubungan Kerja1. Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena :a. Karyawan telah menyelesaikan masa pelatihan kerja/ magang dan tidak diperpanjang lagi.

b. Karyawan telah menyelesaikan perjanjian kerja/kontrak kerja dan tidak diperpanjang lagi.

c. Karyawan yang berhenti atas kemauan/permintaan sendiri atau mengundurkan diri, mengajukan permohonan secara tertulis paling lambat 3 bulan untuk karyawan tetap dan 1 bulan untuk karyawan magang/kontrak.

d. Karyawan mencapai usia pensiun (56 tahun).

e. Karyawan tidak mampu bekerja karena gangguan kesehatan (sakit) secara terus-menerus selama 1 tahun menurut keterangan dokter.

f. Bukan kesalahan karyawan, tetapi karena ada perubahan struktural organisasi unit, sehingga terjadi pengurangan jumlah tenaga/karyawan (reorganisasi atau rasionalisasi).g. Rumah Sakit bubar atau membubarkan diri atau menghentikan kegiatan unit yang bersangkutan karena alasan yang sah.

2.Karyawan....

2. Karyawan tidak masuk kerja atau mangkir selama 5 hari berturut-turut tanpa pemberitahuan yang sah secara tertulis atau surat keterangan dokter yang disampaiakan kepada pimpinan unit karya dan setelah dipanggil 2 kali secara tertulis oleh pimpinan unit karya tetapi tidak datang, dapat dikualifikasikan mengundurkan diri. Kepada yang bersangkutan berlaku ketetapan sesuai dengan pasal 168 UU.RI.No.: 13 tahun 2003 dan surat menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.:600/MEN/Sj-Hk/VIII/2005 tanggal 31 agustus 2005.a. Pekerja atau buruh yang mangkir selama lima hari kerja atau lebih tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 kali secara patut dan tertulis dapat diputuskan hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri.

b. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat

(a) Harus diserahkan paling lambat pada hari pertama pekerja/buruh masuk bekerja.

c. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (a) pekerja/buruh bersangkutan berhak atas uang pengganti cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur serta biaya atau ongkos pulang untuk yang bersangkutan dan keluarganya.

d. Fotocopy Surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi terlampir.3. Hubungan kerja berakhir karena karyawan meninggal dunia.

Pasal 32

Pesangon dan penghargaan masa Kerja

1. Karyawan yang diberhentikan dengan hormat sebelum batas usia pensiun, atas permintaan sendiri dan bukan karena pelanggaran yang telah dilakukannya dapat diberikan pesangon, Penghargaan Masa kerja dan uang ganti rugi sesuai ketentuan pasal 156 UU.No.: 13 tahun 2003.

2. Karyawan yang mengundurkan diri atas kemauannya sendiri, dan memperoleh uang pengganti hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat 4 UU.No.: 13 tahun 2003 dan Surat Menteri Tenaga Kerja No.: B.600/MEN/Sj-HK/VIII/2005 tgl.31.8.2005.

3. Karyawan yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai usia pensiun (56 tahun).

4. Karyawan.....

4. Karyawan yang meninggal dunia/hilang sebelum mencapai usia pensiun kan diberikan uang duka sebesar tiga bulan gaji kotor tanpa tunjangan: Pensiun, asuransi/jaminan sosial.

5. Karyawan yang diberhentikan dengan tidak hormat karena pelanggaran berat, tidak berhak memperoleh uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti rugi dan uang kebijaksanaan/ uang pisah, kecuali Dana pensiun.

6. Karyawan yang tidak dapat melakukan pekerjaannya selama enam bulan karena proses perkara pidana, diberhentikan dari pekerjaanya. Apabila ternyata tidak bersalah, ia dapat diterima kembali bekerja. Jika ternyata ia bersalah, diberhentikan tanpa uang pesangon, tetapi tetap mengindahkan pasal 160 UU.No.:13 tahun 2003.

BAB XIII

KOPERASI, KELUARGA BERENCANA DAN PERJALANAN DINAS.

Pasal 33

Koperasi1. Rumah Sakit memandang perlu diadakannya koperasi demi kepentingan para pegawai/ karyawan.2. Rumah Sakit memberikan keluasan melaksanakan kegiatan koperasi demi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi para karyawan.3. Dalam menjalankan pekerjaannya, pengurus dan anggota koperasi tidak diijinkan melaksanakan tugas-tugas dan hak-hak/kewajiban koperasi pada waktu masa kerja.Pasal 34

Keluarga Berencana

1. Rumah Sakit turut mendukung program pemerintah dalam melaksanakan program Keluarga Berencana, sesuai dengan surat edaran Menteri Tenaga Kerja No.: SE-07/Men/1988 dan Pedoman Etika Pastoral dari KWI.

2. Rumah Sakit memberikan ijin kepada karyawan untuk mengadakan konsultasi pemeriksaan kesehatan berkenaan dengan kepesertaan dalam Keluarga Berencana dengan tanggungan penuh oleh karyawan tersebut.

1. Biaya...

Pasal 35

Biaya Perjalanan Dinas1. Biaya perjalanan dinas untuk kepentingan Rumah Sakit yang dianggap perlu baik dalam kota, luar kota maupun luar negeri ditanggung oleh Rumah Sakit.2. Besarnya biaya yang dimaksud pada ayat ini, diatur oleh Rumah Sakit.

BAB XIV

ATURAN TAMBAHAN DAN KETENTUAN PENUTUPPasal 36

Aturan Tambahan1. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Yayasan tentang poko-pokok kepegawaian ini akan diatur lebih lanjut dalam kebijakan Yayasan, surat keputusan Direktur.

Pasal 37

Ketentuan Penutup1. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan pada Rumah Sakit berlaku peraturan kepegawaian dan tata tertib Rumah Sakit.

2. Demi kelancaran kerja, setiap Unit pelayanan dapat membuat peraturan tata tertib, yang tidak bertentangan dengan peraturan Rumah Sakit yang berlaku.

3. Peraturan tata tertib Unit Pelayanan dibuat/disusun oleh Pimpinan Unit Pelayanan, disetujui oleh Direktur Rumah Sakit dan disahkan oleh Pengurus Yayasan.4. Perubahan atas isi peraturan Rumah Sakit tentang pokok-pokok kepegawaian ini dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pejabat Dinas Tenaga Kerja yang berwenang.

5. Dengan...

5. Dengan berlakunya Peraturan Rumah Sakit tentang Pokok-pokok Kepegawaian ini, maka peraturan tentang Pokok-pokok kepegawaian sebelumnya dan ketentuan/peraturan lain yang bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di Makassar,

Tanggal : 01 Januari 2013

Rumah Sakit Ibu dan Anak Bahagia,

Direktur

dr. Salahuddin Andi Palloge, MPHM

Peraturan Kepegawaian RSIA BAHAGIA. 37