34
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) memiliki potensi untuk kegiatan pembudidayaan ikan sehingga perlu dilakukan pengelolaan yang optimal dengan memperhatikan daya dukung dan kelestariannya; b. bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha pembudidayaan ikan, perlu mengatur kembali usaha pembudidaya ikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG

USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia (WPP-NRI) memiliki potensi untuk kegiatan

pembudidayaan ikan sehingga perlu dilakukan

pengelolaan yang optimal dengan memperhatikan daya

dukung dan kelestariannya;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan usaha pembudidayaan ikan, perlu

mengatur kembali usaha pembudidaya ikan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha

Pembudidayaan Ikan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

Usaha Pembudidayaan Ikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5073);

Page 2: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-2-

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Perlindungan Dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi

Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5870);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang

Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kelautan Dan

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 225, Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5745);

5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Kabinet Kerja 2014-2019,

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden

Nomor 79/P Tahun 2015;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian

Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

18/PERMEN-KP/2014 tentang Wilayah Pengelolaan

Page 3: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-3-

Perikanan Negara Republik Indonesia (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 503);

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

3/PERMEN-KP/2015 tentang Pendelegasian Wewenang

Pemberian Izin Usaha di Bidang Pembudidayaan Ikan

Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kepada Kepala Badang Koordinasi Penanaman

Modal;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara,

membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya

dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang

menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,

mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya.

2. Pembudi Daya-Ikan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

Page 4: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-4-

3. Izin lokasi adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap orang untuk

memanfaatkan tanah atau ruang dari sebagian perairan pesisir yang

mencakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan

dasar laut pada batas keluasan tertentu dan/atau untuk memanfaatkan

sebagian pulau-pulau kecil untuk usaha pembudidayaan ikan yang

diterbitkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

4. Surat Izin Usaha Perikanan, yang selanjutnya disebut SIUP, adalah izin

tertulis yang harus dimiliki setiap orang untuk melakukan usaha

perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum

dalam izin tersebut.

5. Rekomendasi Pembudidayaan Ikan Penanaman Modal, yang selanjutnya

disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

kegiatan pembudidayaan ikan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal

sebagai salah satu persyaratan memperoleh SIUP yang diterbitkan oleh

instansi yang berwenang di bidang penanaman modal.

6. Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak on Line, yang

selanjutnya disebut SIMPONI adalah surat yang diterbitkan oleh

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya sesuai dengan kewenangannya

atau pejabat yang ditunjuk yang berisikan nilai nominal yang harus

dibayarkan oleh Setiap Orang sesuai SIMPONI.

7. Pungutan Pengusahaan Perikanan, yang selanjutnya disingkat PPP,

adalah pungutan negara yang dikenakan kepada setiap orang dalam

rangka memperoleh SIUP atau RPIPM sebagai imbalan atas kesempatan

yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan usaha

perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik

Indonesia.

8. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

9. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang

terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan

hukum.

10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang perikanan.

Page 5: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-5-

11. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang melaksanakan tugas

teknis di bidang perikanan budidaya.

12. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah di provinsi atau

kabupaten/kota yang membidangi urusan perikanan.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:

a. jenis usaha di bidang pembudidayaan ikan;

b. surat izin usaha perikanan;

c. pemeriksaan lapangan;

d. rekomendasi penggunaan tenaga kerja asing;

e. masa berlaku, perubahan, registrasi ulang, perpanjangan dan

penggantian;

f. pelaporan;

g. pembinaan usaha pembudidayaan ikan; dan

h. pengawasan.

BAB II

JENIS USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

Pasal 3

Jenis Usaha di bidang Pembudidayaan Ikan meliputi:

a. Usaha Pembenihan Ikan;

b. Usaha Pembesaran Ikan;

c. Usaha Pembenihan Ikan dan Pembesaran Ikan;

d. Usaha Pembenihan Ikan dan Pengangkutan Ikan Hasil Pembudidayaan;

e. Usaha Pembesaran Ikan dan Pengangkutan Ikan Hasil Pembudidayaan;

dan

f. Usaha Pembenihan Ikan, Pembesaran Ikan, dan Pengangkutan Ikan Hasil

Pembudidayaan.

Page 6: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-6-

Pasal 4

Usaha Pembenihan Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a,

meliputi kegiatan pemeliharaan calon induk/induk, pemijahan, penetasan

telur dan/atau pemeliharaan larva/benih/bibit.

Pasal 5

Usaha Pembesaran Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b,

meliputi kegiatan pembesaran mulai dari ukuran benih sampai dengan

ukuran panen.

Pasal 6

Usaha Pembenihan Ikan dan Pembesaran Ikan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf c, meliputi kegiatan pembenihan dan pembesaran ikan

yang dilakukan dalam satu kesatuan usaha.

Pasal 7

Usaha Pembenihan Ikan dan Pengangkutan Ikan Hasil Pembudidayaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, meliputi kegiatan

pembenihan dan pengangkutan ikan yang dilakukan dalam satu kesatuan

usaha.

Pasal 8

Usaha Pembesaran Ikan dan Pengangkutan Ikan Hasil Pembudidayaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, meliputi kegiatan pembesaran

dan pengangkutan ikan yang dilakukan dalam satu kesatuan usaha.

Pasal 9

Usaha Pembenihan Ikan, Pembesaran Ikan, dan Pengangkutan Ikan Hasil

Pembudidayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, meliputi

kegiatan pembenihan, pembesaran, dan pengangkutan ikan yang dilakukan

dalam satu kesatuan usaha.

BAB III

SIUP

Bagian Kesatu

Page 7: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-7-

Jenis SIUP

Pasal 10

(1) Setiap orang yang melakukan Usaha Pembudidayaan Ikan di Wilayah

Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia wajib memiliki SIUP.

(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. SIUP Pembenihan Ikan;

b. SIUP Pembesaran Ikan;

c. SIUP Pembenihan dan Pembesaran Ikan;

d. SIUP Pembenihan dan Pengangkutan Ikan;

e. SIUP Pembesaran dan Pengangkutan Ikan; dan

f. SIUP Pembenihan, Pembesaran, dan Pengangkutan Ikan.

Pasal 11

(1) Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat

(1) huruf a dikecualikan bagi:

a. Pembudi Daya-Ikan Kecil; dan

b. pemerintah, pemerintah daerah, atau perguruan tinggi untuk

kepentingan pelatihan dan penelitian/eksplorasi perikanan.

(2) Pengecualian kewajiban memiliki SIUP bagi Pembudi Daya-Ikan Kecil

diganti dengan Tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan (TPUPI).

Pasal 12

Kriteria Pembudi Daya-Ikan Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

ayat (1) huruf a:

a. menggunakan teknologi sederhana; dan

b. melakukan Pembudidayaan Ikan dengan luas lahan:

1. usaha Pembudidayaan Ikan air tawar untuk kegiatan:

a) pembenihan Ikan paling luas 0,75 (nol koma tujuh puluh lima)

hektare; dan

b) pembesaran Ikan paling luas 2 (dua) hektare.

2. usaha Pembudidayaan Ikan air payau untuk kegiatan:

a) pembenihan Ikan paling luas 0,5 (nol koma lima) hektare; dan

b) pembesaran Ikan paling luas 5 (lima) hektare.

3. usaha Pembudidayaan Ikan air laut untuk kegiatan:

Page 8: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-8-

a) pembenihan Ikan paling luas 0,5 (nol koma lima) hektare; dan

b) pembesaran Ikan paling luas 2 (dua) hektare.

Bagian Kedua

Kewenangan Penerbitan Izin

Pasal 13

(1) Menteri mendelegasikan penerbitan izin usaha perikanan di bidang

pembudidayaan kepada Direktur Jenderal, gubernur, dan bupati/wali

kota sesuai kewenangannya.

(2) Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang

menerbitkan:

a. SIUP, untuk:

1) usaha pembesaran ikan yang menggunakan teknologi super

intensif di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari

garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan

kepulauan;

2) usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang

menggunakan tenaga kerja asing dan modal dalam negeri;

3) usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang

menggunakan tenaga kerja asing dan modal dalam negeri, yang

dilakukan dalam satu kesatuan usaha dengan usaha

pengangkutan; dan/atau

4) kegiatan pembenihan dan/atau pembesaran ikan di kawasan

konservasi perairan nasional.

b. RPIPM, untuk:

1) usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang

menggunakan modal asing;

2) usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang berlokasi di

wilayah laut di atas 12 (dua belas) mil diukur dari garis pantai ke

arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan;

3) usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang berlokasi di

darat pada wilayah lintas provinsi; dan/atau

Page 9: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-9-

4) usaha pembesaran ikan yang menggunakan teknologi super

intensif di darat dan wilayah laut di atas 12 (dua belas) mil laut

diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah

perairan kepulauan.

(3) Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menerbitkan

SIUP, untuk usaha pembenihan, pembesaran, dan/atau pengangkutan

ikan yang tidak menggunakan modal asing, tenaga kerja asing,

dan/atau pembesaran ikan yang tidak menggunakan teknologi super

intensif di wilayah administrasinya, dengan lokasi pembenihan

dan/atau pembesaran di:

a. wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari garis pantai

ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; atau

b. wilayah darat dengan lokasi usaha pembenihan dan/atau

pembesaran ikan yang usahanya lintas daerah kabupaten/kota

dalam satu daerah provinsi.

(4) Bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang

menerbitkan:

a. SIUP, untuk usaha pembenihan, pembesaran, dan/atau

pengangkutan ikan yang tidak menggunakan modal asing, tenaga

kerja asing, dan/atau pembesaran ikan yang tidak menggunakan

teknologi super intensif, dengan lokasi pembenihan dan/atau

pembesaran ikan di wilayah darat pada wilayah administrasinya;

dan

b. TPUPI untuk pembudidaya ikan kecil.

(5) Penerbitan SIUP oleh gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dan penerbitan SIUP oleh bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) huruf a dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala dinas atau

pejabat yang ditunjuk.

(6) Penerbitan TPUPI sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh kepala dinas atau pejabat yang ditunjuk

dan dipergunakan dalam rangka:

a. keperluan statistik;

Page 10: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-10-

b. pengumpulan data dan informasi untuk pembinaan usaha

perikanan; dan

c. pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab.

(7) Gubernur menyampaikan laporan SIUP yang diterbitkannya kepada

Menteri melalui Direktur Jenderal setiap 6 (enam) bulan.

(8) Bupati/walikota menyampaikan laporan SIUP dan TPUPI yang

diterbitkannya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dan kepada

gubernur setiap 6 (enam) bulan.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara penerbitan

SIUP yang menjadi kewenangan gubernur sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) atau persyaratan dan tata cara penerbitan SIUP yang menjadi

kewenangan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

huruf a dan huruf b diatur dengan Peraturan Daerah dengan mengacu

pada Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga

Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan SIUP

Pasal 14

(1) Setiap orang untuk memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 ayat (2) huruf a harus mengajukan permohonan kepada Direktur

Jenderal disertai dengan persyaratan:

a. rencana usaha, yang meliputi:

1) rencana kegiatan usaha;

2) rencana tahapan kegiatan;

3) rencana teknologi yang digunakan;

4) sarana usaha yang dimiliki;

5) rencana pengadaan sarana usaha;

6) rencana volume produksi setiap tahapan kegiatan; dan

7) rencana pembiayaan.

b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik atau penanggung jawab

korporasi, dengan menunjukkan aslinya;

c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemilik atau korporasi,

dengan menunjukkan aslinya;

d. fotokopi SPT Pajak tahun terakhir;

Page 11: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-11-

e. surat keterangan domisili usaha;

f. fotokopi akta pendirian korporasi, dengan menunjukkan aslinya;

g. fotokopi izin lokasi, dengan mencantumkan luasan dan titik

koordinat;

h. fotokopi izin lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang;

i. pas foto ukuran 4X6 dan specimen tanda tangan; dan

j. surat pernyataan bermaterai cukup dari pemilik atau penanggung

jawab korporasi yang menyatakan kebenaran data dan informasi yang

disampaikan.

(2) Selain persyaratan sebagaimana pada ayat (1), Setiap Orang yang akan

melakukan kegiatan pembudidayaan ikan di kawasan konservasi

perairan nasional diharuskan melampirkan surat rekomendasi dari

satuan unit pengelola kawasan konservasi perairan.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penyusunan rencana usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Direktur

Jenderal.

Pasal 15

(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat

(1), Direktur Jenderal melakukan penilaian terhadap kelayakan rencana

usaha dan kelengkapan persyaratan lainnya paling lama 3 (tiga) hari

kerja, yang hasilnya berupa persetujuan atau penolakan.

(2) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui,

dilakukan pemeriksaan lapangan paling lama 2 (dua) hari kerja oleh

petugas pemeriksa lapangan.

(3) Pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

guna memverifikasi kebenaran dokumen yang diajukan, yang meliputi:

a. lokasi; dan

b. sarana usaha yang dimiliki.

(4) Apabila hasil pemeriksaan lapangan telah sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan sudah

sesuai.

Page 12: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-12-

(5) Apabila hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan tidak

sesuai.

(6) Apabila permohonan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak

atau hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai sebagaimana dimaksud

pada ayat (5), Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga) hari kerja

menyampaikan penolakan kepada pemohon disertai alasan dan berkas

permohonan SIUP menjadi milik Direktorat Jenderal.

(7) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menerbitkan SIUP paling lama 2

(dua) hari kerja sejak permohonan SIUP disetujui.

(8) Bentuk dan format SIUP sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kelima

Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan RPIPM

Pasal 16

(1) Setiap orang untuk memiliki RPIPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 ayat (2) huruf b harus mengajukan permohonan kepada Direktur

Jenderal, dengan persyaratan:

a. rencana usaha, yang meliputi:

1) rencana kegiatan usaha;

2) rencana tahapan kegiatan;

3) rencana teknologi yang digunakan;

4) sarana usaha yang dimiliki;

5) rencana pengadaan sarana usaha;

6) rencana volume produksi setiap tahapan kegiatan; dan

7) rencana pembiayaan.

b. fotokopi KTP penanggung jawab korporasi, dengan menunjukkan

aslinya;

c. fotokopi NPWP korporasi, dengan menunjukkan aslinya;

d. fotokopi SPT Pajak tahun terakhir;

e. surat keterangan domisili usaha;

Page 13: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-13-

f. fotokopi akta pendirian korporasi, dengan menunjukkan aslinya;

g. fotokopi izin lokasi, dengan mencantumkan luasan dan titik

koordinat yang diterbitkan oleh Gubernur, Bupati/Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk;

h. fotokopi izin lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang;

i. pas foto ukuran 4x6 dan specimen tanda tangan; dan

j. surat pernyataan bermaterai cukup dari penanggung jawab

korporasi yang menyatakan kebenaran data dan informasi yang

disampaikan.

(2) Selain persyaratan sebagaimana pada ayat (1), Setiap Orang yang akan

melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan di kawasan konservasi

perairan nasional diharuskan melampirkan surat rekomendasi dari

satuan unit pengelola kawasan konservasi perairan.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penyusunan rencana usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Direktur

Jenderal.

Pasal 17

(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

(1), Direktur Jenderal melakukan penilaian terhadap kelayakan rencana

usaha dan kelengkapan persyaratan lainnya paling lama 3 (tiga) hari

kerja, yang hasilnya berupa persetujuan atau penolakan.

(2) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui,

dilakukan pemeriksaan lapangan paling lama 2 (dua) hari kerja oleh

petugas pemeriksa lapangan.

(3) Pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

guna memverifikasi kebenaran dokumen yang diajukan, yang meliputi:

a. lokasi; dan

b. sarana usaha yang dimiliki.

(4) Apabila hasil pemeriksaan lapangan telah sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

Page 14: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-14-

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan sudah

sesuai.

(5) Apabila hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan tidak

sesuai.

(6) Apabila permohonan RPIPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditolak atau hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai sebagaimana

dimaksud pada ayat (5), Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga) hari kerja

menyampaikan penolakan kepada pemohon disertai alasan dan berkas

permohonan RPIPM menjadi milik Direktorat Jenderal.

(7) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menerbitkan RPIPM paling lama

2 (dua) hari kerja sejak permohonan RPIPM disetujui.

(8) Bentuk dan format RPIPM sebagaimana tercantum dalam Lampiran II

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 18

(1) Setiap Orang yang memperoleh RPIPM, dikenakan pungutan oleh

negara, sebagai imbalan atas kesempatan yang diberikan oleh

Pemerintah Indonesia untuk melakukan usaha perikanan dalam wilayah

pengelolaan perikanan Republik Indonesia.

(2) Pungutan oleh negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang diterbitkan dalam bentuk

Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP).

(3) Direktur Jenderal menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP)-PPP

dengan dilampiri blangko SIMPONI paling lama 2 (dua) hari kerja sejak

diterimanya rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat

(4).

(4) Pemohon harus membayar PPP dan menyampaikan tanda bukti

pembayaran SIMPONI kepada Direktur Jenderal paling lama 10

(sepuluh) hari kerja sejak SPP-PPP diterbitkan.

Page 15: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-15-

(5) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak SPP-PPP diterbitkan,

pemohon tidak membayar PPP, permohonan RPIPM dinyatakan batal

demi hukum.

(6) Direktur Jenderal menerbitkan RPIPM paling lama 3 (tiga) hari kerja

sejak tanda bukti pembayaran SIMPONI diterima.

BAB IV PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pasal 19

(1) Pemeriksaan lapangan dilakukan pada saat permohonan SIUP,

perubahan SIUP karena perubahan lokasi dan/atau penambahan luas

lahan, permohonan RPIPM, atau registrasi ulang.

(2) Biaya pelaksanaan pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(3) Ketentuan mengenai standar operasional prosedur pemeriksaan

lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

BAB V

REKOMENDASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

Pasal 20

(1) Setiap orang yang melakukan usaha pembudidayaan ikan yang akan

mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA), wajib memiliki Izin

Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang diterbitkan oleh instansi

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

ketenagakerjaan.

(2) Untuk memiliki Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang harus memiliki

Rekomendasi Teknis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di bidang

pembudidayaan ikan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal.

Page 16: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-16-

(3) Setiap orang untuk memperoleh Rekomendasi Teknis Penggunaan

Tenaga Kerja Asing di bidang pembudidayaan ikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), harus mengajukan permohonan kepada

Direktur Jenderal dengan melampirkan:

a. foto copy keputusan pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Asing yang masih berlaku;

b. foto copy SIUP atau izin usaha dari instansi yang berwenang di bidang

penanaman modal;

c. foto copy paspor TKA;

d. sertifikat/ijazah yang dimiliki oleh TKA;

e. daftar riwayat hidup TKA;

f. pas foto berwarna TKA berukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar; dan

g. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan kebenaran

data dan informasi yang disampaikan.

Pasal 21

(1) Direktur Jenderal selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak

menerima permohonan Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(RPTKA) secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 harus

menerbitkan rekomendasi dimaksud, atau menerbitkan surat

pemberitahuan kepada pemohon apabila permohonannya ditolak.

(2) Apabila sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja Direktur Jenderal tidak

mengeluarkan surat penolakan, permohonan rekomendasi dianggap

disetujui.

(3) Dalam hal permohonan rekomendasi disetujui atau dianggap disetujui

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Direktur Jenderal

harus menerbitkan Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(RPTKA).

(4) Bentuk dan format Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(RPTKA) sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Page 17: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-17-

BAB VI

MASA BERLAKU, PERUBAHAN, REGISTRASI ULANG, PENGGANTIAN DAN PERPANJANGAN

Bagian Kesatu

Masa Berlaku

Pasal 22

(1) SIUP berlaku selama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang

kembali.

(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilakukan registrasi

ulang setiap 5 (lima) tahun.

(3) RPIPM berlaku sampai dengan instansi yang berwenang di bidang

penanaman modal menerbitkan SIUP.

(4) TPUPI berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk

jangka waktu yang sama.

(5) RPTKA berlaku selama 1 (satu) tahun.

Pasal 23

Selain ketentuan masa berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, SIUP

di bidang pembudidayaan ikan dinyatakan tidak berlaku, karena:

a. diserahkan kembali kepada pemberi izin;

b. perusahaan di bidang pembudidayaan ikan dinyatakan pailit; atau

c. perusahaan di bidang pembudidayaan ikan menghentikan usahanya.

Bagian Kedua

Perubahan

Pasal 24

(1) Perubahan SIUP dilakukan apabila terjadi:

a. perubahan penanggung jawab korporasi;

b. perubahan domisili kantor ;

c. perubahan komoditas usaha;

d. perubahan lokasi usaha, ; dan/atau

Page 18: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-18-

e. perubahan luas lahan.

(2) Perubahan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

setelah 6 (enam) bulan sejak SIUP diterbitkan, kecuali perubahan

penanggung jawab korporasi dan alamat kantor dapat dilakukan setiap

waktu.

(3) Setiap perubahan SIUP yang telah diterbitkan oleh instansi yang

berwenang di bidang penanaman modal harus mengajukan RPIPM

kepada Direktur Jenderal.

Pasal 25

Setiap orang untuk melakukan perubahan SIUP harus mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal, disertai dengan persyaratan:

a. fotokopi SIUP yang akan diubah;

b. jenis perubahan SIUP yang diajukan;

c. pas foto ukuran 4x6 dan specimen tanda tangan, untuk perubahan

penanggung jawab korporasi;

d. surat rekomendasi dari satuan unit pengelola kawasan konservasi

perairan; dan

e. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan kebenaran data

dan informasi yang disampaikan.

Pasal 26

(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

Direktur Jenderal melakukan penilaian terhadap persyaratan paling

lama 3 (tiga) hari kerja, yang hasilnya berupa persetujuan atau

penolakan.

(2) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui,

untuk perubahan lokasi atau penambahan luas lahan dilakukan

pemeriksaan lapangan paling lama 2 (dua) hari kerja oleh petugas

pemeriksa lapangan.

(3) Apabila hasil pemeriksaan lapangan telah sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

Page 19: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-19-

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan sudah

sesuai.

(4) Apabila hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai, petugas pemeriksa

lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja menerbitkan rekomendasi

kepada Direktur Jenderal bahwa hasil pemeriksaan lapangan tidak

sesuai.

(5) Apabila permohonan perubahan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditolak atau hasil pemeriksaan lapangan tidak sesuai sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga) hari kerja

menyampaikan penolakan kepada pemohon disertai alasan dan berkas

permohonan perubahan SIUP menjadi milik Direktorat Jenderal.

(6) SIUP perubahan diberikan jika SIUP lama yang telah dilakukan

perubahan dikembalikan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 27

(1) Perubahan RPIPM dilakukan apabila terjadi:

a. perubahan penanggung jawab korporasi;

b. perubahan domisili kantor;

c. perubahan komoditas usaha;

d. perubahan lokasi usaha; dan/atau

e. perubahan luas lahan.

(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam

hal belum memperoleh SIUP atau yang telah memperoleh SIUP

(3) Perubahan RPIPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

setelah 3 (tiga) bulan sejak RPIPM diterbitkan.

Bagian Ketiga

Registrasi Ulang

Pasal 28

(1) Setiap orang yang memiliki SIUP wajib melakukan registrasi ulang setiap

5 (lima) tahun sejak SIUP diterbitkan.

(2) Registrasi ulang SIUP dapat diajukan 3 (tiga) bulan sebelum jangka

waktu 5 (lima) tahun sejak SIUP diterbitkan.

Page 20: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-20-

Pasal 29

Setiap orang untuk melakukan registrasi ulang SIUP harus mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal, disertai dengan persyaratan:

a. SIUP yang akan diregistrasi ulang;

b. surat pernyataan bermeterai cukup dari pemilik/penanggung jawab

korporasi yang menyatakan:

1) usaha pembudidayaan tidak terdapat perubahan dalam SIUP; dan

2) kebenaran data dan informasi yang disampaikan.

Pasal 30

(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,

Direktur Jenderal melakukan penilaian terhadap persyaratan paling

lama 1 (satu) hari kerja, yang hasilnya berupa persetujuan atau

penolakan.

(2) Dalam hal permohonan registrasi ulang SIUP disetujui, Direktur

Jenderal membubuhkan tanda registrasi ulang.

(3) Apabila permohonan registrasi ulang SIUP ditolak, Direktur Jenderal

paling lama 1 (satu) hari kerja menyampaikan penolakan kepada

pemohon disertai alasan dan SIUP dicabut.

Pasal 31

(1) Setiap orang yang tidak melakukan registrasi ulang SIUP dalam jangka

waktu 3 (tiga) bulan setelah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak SIUP

diterbitkan, dikenakan sanksi administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. peringatan tertulis;

b. pembekuan SIUP; dan/atau

c. pencabutan SIUP.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

diberikan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut, masing-

masing dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

Page 21: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-21-

(4) Pembekuan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

dilakukan selama 1 (satu) bulan apabila sampai dengan berakhirnya

peringatan tertulis ketiga tidak melaksanakan registrasi ulang SIUP.

(5) Pencabutan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

diberikan apabila:

a. sampai dengan berakhirnya pembekuan SIUP tidak melaksanakan

registrasi ulang SIUP; dan

b. melakukan kegiatan pembudidayaan ikan yang tidak tercantum

dalam SIUP.

Bagian Keempat

Penggantian

Pasal 32

(1) Penggantian SIUP dilakukan apabila SIUP asli rusak atau hilang.

(2) Setiap orang yang akan melakukan penggantian SIUP harus

mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan disertai

persyaratan:

a. SIUP asli, dalam hal hal SIUP rusak atau surat keterangan hilang

dari kepolisian, dalam hal SIUP hilang; dan

b. surat pernyataan bermaterai cukup atas kebenaran data dan

informasi yang disampaikan.

(3) Direktur Jenderal menerbitkan SIUP Pengganti paling lama 3 (tiga) hari

kerja sejak diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) secara lengkap.

(4) Jika dikemudian hari persyaratan yang dilampirkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tidak benar dan digunakan untuk kepentingan

yang merugikan Negara dan/atau merugikan pihak lain, SIUP yang

dilaporkan rusak atau hilang dan SIUP pengganti dicabut.

(5) Penggantian SIUP tidak dikenakan PPP.

Bagian Kelima

Page 22: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-22-

Perpanjangan

Pasal 33

Perpanjangan SIUP dapat diajukan 1 (satu) tahun sebelum masa berlaku

SIUP berakhir.

Pasal 34

(1) Setiap orang yang melakukan perpanjangan SIUP harus mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal dengan persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

(2) Selain persyaratan sebagaimana pada ayat (1), Setiap Orang yang akan

melakukan perpanjangan SIUP diharuskan melampirkan fotokopi SIUP

yang diperpanjang.

Pasal 35

(1) Mekanisme penerbitan SIUP baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal

14 berlaku secara mutatis mutandis terhadap mekanisme penerbitan

SIUP perpanjangan.

(2) SIUP perpanjangan berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung sejak

berakhirnya masa berlaku SIUP sebelumnya.

Bagian Ketiga

Perubahan, Perpanjangan, dan Penggantian Perizinan oleh Gubernur atau

Bupati/Walikota

Pasal 36

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara perpanjangan, perubahan,

dan penggantian SIUP yang menjadi kewenangan gubernur atau

bupati/walikota diatur dalam Peraturan Daerah dengan mengacu pada

Peraturan Menteri ini.

BAB VII

PELAPORAN

Page 23: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-23-

Pasal 37

(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha wajib menyampaikan

Laporan Kegiatan Usaha (LKU) setiap 6 (enam) bulan, yang memuat:

a. realisasi produksi dan distribusi, untuk usaha pembenihan dan/atau

pembesaran;

b. jenis dan jumlah ikan hasil pembudidayaan yang diangkut, untuk

usaha pengangkutan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya.

(3) Bentuk dan format laporan kegiatan usaha di bidang pembudidayaan

ikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 38

(1) Setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban menyampaikan LKU

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dikenakan sanksi

administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. peringatan tertulis;

b. pembekuan SIUP; dan/atau

c. pencabutan SIUP.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

dikenakan paling banyak 2 (dua) kali secara berturut-turut, masing-

masing dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

(4) Pembekuan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

dilakukan selama 1 (satu) bulan apabila sampai dengan berakhirnya

peringatan tertulis kedua tidak menyampaikan laporan.

(5) Pencabutan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

dikenakan dalam hal jangka waktu pembekuan SIUP telah berakhir dan

tidak menyampaikan laporan.

Page 24: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-24-

(6) Pencabutan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat

dilakukan secara langsung dalam hal melakukan tindak pidana.

BAB VIII PEMBINAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

Pasal 39

(1) Pembinaan usaha pembudidayaan ikan dilakukan oleh Direktur

Jenderal, gubernur, dan bupati/walikota sesuai kewenangannya.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pembinaan

pengelolaan usaha, pengelolaan sarana dan prasarana, teknik

pembudidayaan, mutu ikan, dan kepedulian terhadap kelestarian

sumber daya ikan dan lingkungannya.

BAB IX

PENGAWASAN

Pasal 40

(1) Pengawasan usaha pembudidayaan ikan dilakukan oleh pengawas

perikanan.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 41

Fotokopi SIUP wajib ada di lokasi pembudidayaan ikan.

BAB XI KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 42

(1) Setiap orang yang telah memiliki SIUP yang telah ada sebelum

berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku dan dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun harus melakukan registrasi ulang.

Page 25: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-25-

(2) RPIPM yang dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,

tetap berlaku sampai instansi yang berwenang di bidang penanaman

modal menerbitkan SIUP.

(3) Permohonan baru, perpanjangan, perubahan, dan/atau penggantian

SIUP, atau RPIPM yang telah disampaikan dan dinyatakan lengkap

sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-

KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 44

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

Paraf Persetujuan

No. Jabatan Paraf

1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Page 26: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

-26-

2. Sesditjen Perikanan Budidaya

3. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

4. Kabag Hukum, Organisasi dan Humas

Page 27: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

LAMPIRAN I

NOMOR : 2647 /DPB/PB.510.D5/V/11

NAMA PERUSAHAAN SURAT PERMOHONAN SIUP

ALAMAT KANTOR NOMOR :

LOKASI USAHA : TANGGAL : NO. TELEPON & FAKSIMIL E - MAIL NPWP : IZIN LOKASI DARI PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA NO. AKTE PENDIRIAN / PERUBAHAN : NOMOR : NO. KTP TANGGAL : NAMA PENANGGUNG JAWAB :

REKOMENDASI IZIN LOKASI KAWASAN KONSERVASI

NOMOR :

TANGGAL :

BERLAKU SEJAK TANGGAL :

SAMPAI DENGAN TANGGAL:

1. KEPALA DINAS PROVINSI

2. KEPALA DINAS KABUPATEN/KOTA

3. ARSIP

NAMA :

oleh instansi yang berwenang menerbitkan dokumen tersebut, maka izin ini akan dicabut dan pungutan perikanan budidaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembaliApabila ada data dan atau informasi dan atau dokumen pendukung penerbitan izin ini yang ternyata dikemudian hari terbukti tidak benar dan atau tidak absah yang dinyatakan

MASA BERLAKU IZIN

œœPembenihan dan Pembesaran Ikan

PB A 0000001

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DISTRIBUSI COPY

:

CATATAN

Pembenihan, Pembesaran, dan Pengangkutan Ikan

USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

Pembenihan Ikan

Pembesaran Ikan

:

REPUBLIK INDONESIA

SURAT IZIN USAHA PERIKANAN

REFERENSIPERUSAHAAN

:

:

:

TENTANG

JAKARTA, (Tanggal - Bulan - Tahun)

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Pembenihan dan Pengangkutan Ikan

Pembesaran dan Pengangkutan Ikan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

REPUBLIK INDONESIANOMOR /PERMEN-KP/2016

TANDA TANGAN

SIUP

FOTO 4 X 6

Page 28: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

LAMPIRAN SURAT IZIN USAHA PERIKANAN (SIUP) DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

NO. :

TANGGAL :

KETERANGAN :

* Mencantumkan jenis kegiatan yang ada

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NAMA :

NIP :

JABATAN :

JENIS KEGIATAN JENIS IKAN DESA KECAMATAN KABUPATEN / KOTA PROVINSITITIK

KOORDINATLUAS (Ha/Unit)

Lampiran ….

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor : PER. /MEN/

Tentang Usaha Pembudidayaan Ikan

Page 29: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

NOMOR : 2647 /DPB/PB.510.D5/V/11

NAMA PERUSAHAAN / PERORANGAN SURAT PERMOHONAN RPIPM

NOMOR :

ALAMAT TANGGAL :

SURAT IZIN USAHA PERIKANAN

NOMOR :

TANGGAL :

NAMA PENANGGUNG JAWAB

REKOMENDASI DINAS KELAUTAN & PERIKANAN PROVINSI

NOMOR :

RPIPM / KONFIRMASI DAERAH USAHA

BUDIDAYA

TANGGAL :

1. PENANAMAN MODAL ASING (PMA) REKOMENDASI DINAS KELAUTAN & PERIKANAN KABUPATEN / KOTA

NOMOR :

2. PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

(PMDN)

  TANGGAL :

REKOMENDASI IZIN LOKASI KAWASAN KONSERVASI

NOMOR :

TANGGAL :

3. DIREKTUR JENDERAL PDS - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

5. DIREKTORAT JENDERAL PSDKP

6. GUBERNUR PROVINSI

11. DIREKTUR PT. ….

NAMA :

NIP :

JABATAN : DIREKTUR JENDERAL

LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANREPUBLIK INDONESIA

TENTANGUSAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

NOMOR /PERMEN-KP/2016

7. BUPATI / WALIKOTA

:

MASA BERLAKU IZIN

4. DIREKTUR JENDERAL PSDKP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

2. KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)BERLAKU SAMPAI DENGAN PERUSAHAAN MENDAPATKAN SIUP DARI

INSTANSI YANG BERWENANG DI BIDANG PENANAMAN MODAL

REPUBLIK INDONESIA

REKOMENDASI PEMBUDIDAYAAN IKAN PENANAMAN MODAL

REFERENSIPERUSAHAAN

DISTRIBUSI COPY

CATATAN

1. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

:

9. KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI

10. KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN / KOTA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

8. KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH (BKPMD)

JAKARTA, (Tanggal - Bulan - Tahun)

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

:

oleh instansi yang berwenang menerbitkan dokumen tersebut, maka izin ini akan dicabut dan pungutan perikanan budidaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembaliApabila ada data dan atau informasi dan atau dokumen pendukung penerbitan izin ini yang ternyata dikemudian hari terbukti tidak benar dan atau tidak absah yang dinyatakan

TANDA TANGAN

RPIPM

Page 30: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

LAMPIRAN REKOMENDASI PEMBUDIDAYAAN IKAN PENANAMAN MODAL

NO. :

TANGGAL :

KETERANGAN :

* Mencantumkan jenis kegiatan yang ada

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NAMA :

NIP :

JABATAN :

PROVINSI TITIK KOORDINATKOMODITAS RADIUS PERAIRAN DESA KECAMATAN KABUPATEN / KOTA

Page 31: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

NOMOR : 2647 /DPB/PB.510.D5/V/11

NAMA PERUSAHAAN / PERORANGAN SURAT PERMOHONAN RPTKA

NOMOR SIUP :

ALAMAT TANGGAL :

SURAT IZIN USAHA PERIKANAN

NOMOR :

TANGGAL :

NAMA PENANGGUNG JAWAB

PASPOR TKA

NOMOR :

RPIPM / KONFIRMASI DAERAH USAHA BUDIDAYA TANGGAL :

1. PENANAMAN MODAL ASING (PMA) SERTIFIKAY / IJAZAH TKA

NOMOR :

2. PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN)   TANGGAL :

BERLAKU SEJAK TANGGAL :

3. DIREKTUR JENDERAL PDS - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

5. DIREKTORAT JENDERAL PSDKP

6. GUBERNUR PROVINSI

11. DIREKTUR PT. ….

NAMA :

NIP :

JABATAN : DIREKTUR JENDERAL

7. BUPATI / WALIKOTA

:

SAMPAI DENGAN TANGGAL :

MASA BERLAKU IZIN

4. DIREKTUR JENDERAL PSDKP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2. KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

REPUBLIK INDONESIA

REKOMENDASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

REFERENSIPERUSAHAAN

DISTRIBUSI COPY

CATATAN

1. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

:

9. KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI

10. KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN / KOTA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

8. KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH (BKPMD)

JAKARTA, (Tanggal - Bulan - Tahun)

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

:

oleh instansi yang berwenang menerbitkan dokumen tersebut, maka izin ini akan dicabut dan pungutan perikanan budidaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali

Apabila ada data dan atau informasi dan atau dokumen pendukung penerbitan izin ini yang ternyata dikemudian hari terbukti tidak benar dan atau tidak absah yang dinyatakan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANLAMPIRAN III

REPUBLIK INDONESIANOMOR /PERMEN-KP/2016TENTANG

TANDA TANGAN

RPTKA

Page 32: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

LAMPIRAN REKOMENDASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

NOMOR :

DATA TENAGA KERJA ASING

NAMA :

KEWARGANEGARAAN :

SERTIFIKAT / IJAZAH TKA :

NO. PASPOR :

TANGGAL KADALUARSA PASPOR :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SPESIFIKASI KEAHLIAN

:

PHOTO

Page 33: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

PERIODE : - Semester Pertama (Januari - Juni) : ( )

- Semester Kedua (Juli - Desember) : ( )

I. KETERANGAN PERUSAHAAN

1. Nama perusahaan :

2. Izin Usaha : No. Tanggal

3. Bidang Usaha :

4. Lokasi Usaha

: Jl.

Kel. Kec. Kab/Kota Provinsi

Telp. Fax.

5. Alamat Perusahaan

:

Jl.

Kel. Kec.

Kab/Kota Provinsi

Telp. Fax. e-mail

III. PENGGUNAAN TENAGA

KERJA

1. Indonesia : Orang

2. Asing : Orang

IV.

PRODUKSI DAN PEMASARAN

No. Jenis

Komoditas

Jumlah Realisasi Produksi Ekspor

(%)

Distribusi

V. KEWAJIBAN PERUSAHAAN

1. Kemitraan : a. Pola kemitraan:

1)

2)

b. Nama Mitra :

1)

2)

2. Pelatihan tenaga kerja Indonesia : a. Jenis pelatihan:

1)

2) b. Dilaksanakan sendiri/pihak ketiga

c. Jumlah yang dilatih............orang

3. Tanggung jawab sosial (CSR) : a. Sudah/belum dilaksanakan*)

b. Jenis CSR yang dilakukan:

1)

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

LAPORAN KEGIATAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN TAHUN …….

Page 34: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN …djpsdkp.kkp.go.id/rule/file/46/1-rpermen-usaha-pembudiyaan-ikan.pdf · disingkat RPIPM adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan

2)

c. Alokasi biaya CSR Rp. ..................,-

4. Kewajiban pengelolaan

Lingkungan

: a. AMDAL ada/tidak ada

b. Unit pengolahan limbah:

1) limbah gas ada/tidak ada 2) limbah cair ada/tidak ada

3) limbah padat ada/tidak ada

4) kebisingan ada/tidak ada

c. Kondisi peralatan pengolah limbah:

beroperasi /tidak beroperasi*)

5. Lain-lain :

............., ..................... 20...

Penanggung Jawab,

(Cap Perusahaan dan Tandatangan)

Nama jelas :

Jabatan :

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

VI.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN

........................................................................................................................... ..................................

.................................................................................................. ...........................................................

........................................................................................................................... ..................................

.............................................................................................................................................................

........................................................................................................................... ..................................

........................................................................................................................... ..................................

Laporan ini disusun dengan sebenarnya.

Paraf Persetujuan

No. Jabatan Paraf

1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

2. Sesditjen Perikanan Budidaya

3. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

4. Kabag Hukum, Organisasi dan Humas