Upload
vanliem
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2015
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a.
b.
bahwa penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis (business process), dan peningkatan manajemen
sumber daya manusia merupakan pilar penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Kelautan
dan Perikanan;
bahwa sehubungan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
dalam rangka meningkatkan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu menyusun ketentuan
mengenai penerapan manajemen kinerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara objektif, adil, dan transparan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang
Pedoman Manajemen Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5073);
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5589); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603);
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80
Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 189);
8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 80);
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
11. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
12. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 986);
13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.23/MEN/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019.
- 3 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Tentang Pedoman Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
PERTAMA : Menetapkan pedoman penerapan manajemen kinerja
di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan ini.
KEDUA : Penerapan manajemen kinerja sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA bertujuan untuk meningkatkan
kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui penilaian kinerja organisasi.
KETIGA : Penilaian kinerja organisasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, mencakup seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang
memiliki Peta Strategi, dengan menilai capaian Indikator Kinerja Utama.
KEEMPAT : Pedoman teknis penerapan manajemen kinerja di
Lingkungan Unit Eselon I ditetapkan oleh Pimpinan Unit Eselon I yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ini ditetapkan.
KELIMA : Pimpinan Unit Eselon I wajib menyampaikan laporan hasil
penilaian kinerja di lingkungan unit masing-masing kepada Sekretaris Jenderal c.q Kepala Biro Perencanaan.
KEENAM : Pimpinan Unit Eselon I wajib menyelenggarakan diseminasi Keputusan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan ini pada masing-masing unit.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
SUSI PUDJIASTUTI
Diundangkan di Jakarta pada tanggal
- 4 -
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ....
Lembar Pengesahan
No. Pejabat Paraf
1. Sekretaris Jenderal
2. Kepala Biro Perencanaan
3. Karo Hukum dan Organisasi
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 1
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi khususnya Program ke-7 yakni Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan upaya membangun sistem manajemen kinerja yang lebih baik. Pada era demokratisasi dan globalisasi, mengukur kinerja suatu organisasi sangat diperlukan. Untuk itu, diperlukan suatu manajemen kinerja yang modern yang dapat memberikan transparansi terhadap akuntabilitas kinerja. Manajemen kinerja merupakan proses yang dilakukan untuk membangun pemahaman bersama tentang (1) Apa yang akan dicapai, (2) Bagaimana cara mencapainya, dan (3) Pendekatan yang digunakan dalam meningkatkan kemungkinan untuk mencapai keberhasilan. Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2013 telah mulai menerapkan manajemen kinerja organisasi dengan pendekatan metoda Balance Scorecard (BSC). Konsep Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P . Norton dari Havard Bussiness School pada tahun 1992. Awalnya konsep ini hanya diterapkan dalam pengukuran kinerja perusahaan, tetapi mulai tahun 1993 di Amerika diterapkan sebagai inti basis dari model manajeman strategis. Bahkan saat ini, beberapa instansi pemerintah di Indonesia telah menggunakan metode tersebut, seperti Kementerian Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan beberapa Kementerian/Lembaga lainnya.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan metode urutan pertama yang banyak digunakan dari 15 alat manajemen yang digunakan di dunia (Bain & Company, 2011). Balanced Scorecard adalah sekumpulan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif stakeholders, perspektif customer, perspektif internal process dan perspektif learning and growth. Kata balance berarti bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan dan keempat perspektif dalam Balanced Scorecard ada keterkaitan antara satu dengan yang lain. Melalui penerapan metode ini, kita dituntut dari “berpikir normatif” menjadi “berfikir definitif”, yakni spesifik, terukur, dan jelas waktunya, sehingga tidak ada lagi multi-tafsir. Manfaat penggunaan metoda Balanced Scorecard antara lain adalah (1) Strategi organisasi akan diterjemahkan ke dalam rencana operasional dengan baik (put strategy into action) di semua tingkat jabatan di dalam organisasi, (2) Manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi organisasi (strategy and performance management alignment) di semua tingkat jabatan di dalam organisasi, dan (3) Akuntabilitas yang terjaga, karena jelas siapa mengerjakan apa, serta apa indikator keberhasilannya di semua tingkat jabatan di dalam organisasi.
salah satu program Reformasi Birokrasi yang dilakukan KKP
adalah membangun sistem manajemen
kinerja dengan pendekatan Balanced
Scorecard
Balanced Scorecard menuntut elemen
organisasi untuk merubah mindset dari
berfikir normatif menjadi berfikir
definitif
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 2
Strategic Management Office
Isu terakhir berkaitan dengan balanced scorecard adalah bagaimana mengelola implementasinya dengan baik sehingga memberikan manfaat untuk organisasi. Manajemen implementasi yang baik dikenal dengan istilah execution premium. Salah satu komponennya adalah membentuk Strategy Management Office (SMO), sebagaimana tertuang dalam buku Executive Premium yang ditulis Robert S. Kaplan dan David P. Norton.
Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam kaitan ini telah membentuk Tim Penyusun Balanced Scorecard, yang terdiri dari pegawai yang ditunjuk sesuai dengan kriteria sebuah SMO. Tim telah bekerja sejak akhir tahun 2012 dan telah dapat menyelesaikan penyusunan peta strategi dan indikator kinerja mulai dari level 0 (tingkat Menteri), level 1 (tingkat Eselon I), level 2 (tingkat Eselon II pusat dan UPT), level 3 (tingkat Eselon III pusat dan UPT), dan level 4 (tingkat Eselon IV pusat dan UPT), bahkan sampai level individu (pusat dan UPT). Hasil kerja Tim telah menjadi bahan penetapan pimpinan KKP dan diresmikan pada Penandatanganan Kontrak Kinerja Tahun 2013 pertama kali dilakukan pada 1 Juli 2013. Untuk Kontrak Kinerja Tahun 2014 telah dilaksanakan pada 28 Januari 2014 bersamaan dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014. Selanjutnya untuk pengelolaan kinerja tahun 2014, telah dibentuk Tim Pengelola Manajemen Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/KEPMENKP/2014, yang pelaksananya terdiri dari pejabat yang ditunjuk sesuai dengan tugas fungsinya, yakni sub Tim Perencanaan Kinerja yang membidangi perencanaan program dan sub Tim Pengukuran Kinerja yang membidangi monitoring dan evaluasi. Dan tahun 2015 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/KEPMEN-KP/SJ/2015, telah ditunjuk
KKP memiliki Strategic Management Office
melalui pembentukan Tim Pengelola
Manajemen Kinerja
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 3
tim SMO yang terdiri dari sub Tim Perencanaan Kinerja dan sub Tim Pengukuran Kinerja.
Langkah-langkah pada tahapan perencanaan kinerja
(1) Menyusun peta strategi Penyusunan peta strategi menggunakan pendekatan Balanced Scorecard akan dibagi dalam 4 perspektif, dengan memperhatikan atau mengacu pada visi dan misi organisasi. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan Sasaran Strategis pada setiap perspektif. Untuk perspektif stakeholders, lakukan terlebih dahulu identifikasi siapa stakeholders organisasi pemilik peta strategi ini. Untuk level 0, stakeholders yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, ditentukan Sasaran Strategis apa yang diharapkan oleh negara dengan dibentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setelah disepakati Sasaran Strategis pada perspektif staheholders, dilakukan identifikasi Sasaran Strategis untuk perspektif customer. Yang dimaksud customer adalah pelanggan dari organisasi pemilik peta strategi ini. Pelanggan untuk tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dimaksud adalah masyarakat kelautan dan perikanan. Setelah menentukan siapa pelanggannya, maka ditentukan Sasaran Strategis para perspektif customer. Sasaran Strategis yang disusun harus memiliki sebab akibat dengan Sasaran Strategis pada perspektif stakeholders, karena nantinya akan berhubungan dengan pencapaian Sasaran Strategis pada perspektif stakeholders. Setelah selesai menentukan Sasaran Strategis pada perspektif customer, maka susun Sasaran Strategis pada perspektif internal process. Sebelum menentukan Sasaran Strategis agar diidentifikasi terlebih dahulu bagaimana internal proses yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya mencapai Sasaran Strategis pada perspektif customer. Setelah ditentukan internal prosesnya, baru ditetapkan Sasaran Strategisnya untuk setiap proses. Sasaran Strategis yang disusun harus memiliki hubungan sebab akibat dengan Sasaran Strategis yang telah ditetapkan pada perspektif customer. Setelah selesai menetapkan Sasaran Strategis pada perspektif internal process, langkah berikutnya adalah menentukan Sasaran Strategis pada perspektif learn and growth, yang merupakan modal suatu organisasi untuk menjalankan tugas fungsinya. Pada perspektif ini, akan dibagi menjadi modal Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, organisasi, dan keuangan. Sasaran Strategis yang ditetapkan harus memilki hubungan sebab akibat dengan Sasaran Strategis pada perspektif internal process. Setelah lengkap penetapan Sasaran Strategis pada 4 perspektif, dilakukan pengecekan ulang hubungan sebab akibat. Pengecekan ulang bisa menggunakan cara membaca dari bawah, yakni "apa yang harus dimiliki KKP" tercermin dari perspektif learn and growth, "apa yang harus dilakukan KKP" tercermin dari perspektif internal process, "apa yg akan dihasilkan KKP untuk masyarakat kelautan dan perikanan" akan tercermin pada perspektif customer, dan "apa yang diharapkan negara dengan
Peta Strategi dalam 4 perspektif
menggambarkan Sasaran Strategis yang
akan dicapai yang saling berhubungan
antar perspektif
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 4
adanya KKP" akan tercermin pada perspektif stakeholders. Jumah Sasaran Strategis tidak dibatasi, namun berdasarkan pengalaman instansi pemerintah yang telah menggunakan Balanced Sorecard, Sasaran Strategis maksimal yang dapat dikelola dengan baik adalah 25 buah. (2) Menyusun Indikator Kinerja Utama Setelah selesai menetapkan Sasaran Strategis dan melakukan pengecekan ulang, disusun Indikator Kinerja Utama untuk setiap Sasaran Strategis. Indikator Kinerja Utama harus bersifat SMART (Spesific, Measurable, Achiveable, Reliable, and Time bound) dan harus memiliki manual Indikator Kinerja Utama atau Informasi Indikator Kinerja yang jelas. Indikator Kinerja Utama tidak perlu semua harus diukur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, apabila datanya sudah tersedia di Badan Pusat Statistik atau instansi lain yang berwenang dengan data dimaksud, maka hal tersebut dapat juga digunakan menjadi Indikator Kinerja Utama. Pada saat menentukan Indikator Kinerja Utama, agar ditentukan juga besaran targetnya untuk tahun yang bersangkutan. Dalam penetapan Indikator Kinerja Utama dan target agar dihindari adanya "Key Performance Indicator (KPI) gaming". Penetapan Indikator Kinerja Utama akan lebih baik apabila bersifat "lag outcome". Setelah selesai menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk setiap Sasaran Strategis, maka dikuatkan dengan aspek legal yakni melalui penetapan Indikator Kinerja Utama dengan Keputusan Menteri. (3) Menyusun Inisiatif Strategis Setiap Indikator Kinerja Utama pada perspektif Internal Process dan perpektif Learn and Growth yang disusun harus memiliki Inisiatif Strategis untuk mencapai target dan berapa biaya yang dibutuhkan. Inisiatif strategis merupakan upaya yang bersifat terobosan, bukan hal yang bersifat reguler. Kegiatan yang merupakan Inisiatif Strategis akan menjadi komponen kegiatan utama yang pembiayaannya akan menjadi prioritas. (4) Menyusun Cascading Setelah selesai menetapkan peta strategi yang didalamnya terdiri dari Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama serta Inisiatif Strategis, tahap selanjutnya adalah melakukan cascading Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama serta Inisiatif Strategis. Cascading dimaksudkan untuk menetapkan unit organisasi di bawahnya yang akan turut bertanggung jawab atas pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama tersebut. Cascading dimulai dari Sasaran Strategis ke-1 sampai terakhir. Selanjutnya Indikator Kinerja Utama dan Inisiatif Strategis pada setiap Sasaran Strategis juga dilakukan cascading ke unit organisasi di bawahnya. Pada saat melakukan cascading Indikator Kinerja Utama, agar diidentifikasi terlebih dahulu sifat Indikator Kinerja Utama tersebut. Terdapat 3 sifat Indikator Kinerja Utama yang dilakukan cascading, yakni "adopsi langsung" artinya nilai Indikator Kinerja Utama tersebut sama untuk level di bawahnya, "komponen pembentuk" artinya nilai Indikator Kinerja Utama tersebut dibentuk oleh beberapa unit di level bawahnya, dan "lingkup dipersempit" artinya nilai Indikator Kinerja Utama tersebut
Keberhasilan pencapaian setiap
Sasaran Strategis akan ditandai dengan
capaian target setiap Indikator Kinerja
Utama
Inisiatif Strategis bersifat upaya
terobosan untuk pencapaian target
kinerja yang ditetapkan
Target kinerja diturunkan ke unit
kerja bawahnya secara terstruktur dan
terukur
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 5
ruang lingkupnya adalah hanya unit kerja di bawahnya. Untuk Inisiatif Strategis, cascading dilakukan dengan cara yang sama, sehingga terlihat jelas unit kerja di bawahnya yang akan melakukannya. Setelah selesai melakukan cascading pada level 0, setiap unit kerja eselon I dapat menyusun peta strategi Level 1 mengacu pada Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang di-cascading dari level 0. Khusus untuk Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal, hanya membuat 3 perspektif saja tanpa perspektif stakehloders mengingat yang dilayani adalah unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan saja. Untuk Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal, yang menjadi perspektif learn and growth pada level 0 akan menjadi perspektif customer. Untuk peta strategi level 1, apabila ada tugas fungsi yang belum dapat diwakili atau tercermin pada Sasaran Strategis yang di-cascading dari level 0, maka dapat ditambahkan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama baru. Demikian seterusnya cascading dilakukan sampai level 4. (5) Menyusun manual Indikator Kinerja Utama Setelah Indikator Kinerja Utama ditetapkan, maka perlu ditetapkan Manual Indikator Kinerja Utama atau informasi indikator kinerja agar semua yang membaca paham yang dimaksud dengan Indikator Kinerja Utama tersebut. Manual Indikator Kinerja Utama sekurang-kurangnya berisi : nama Indikator Kinerja Utama, penanggung jawab Indikator Kinerja Utama, definisi Indikator Kinerja Utama, cara mengukur (bisa dengan rumus), periode waktu pengukuran, unit organisasi penerima cascading, dan lokasi data Indikator Kinerja Utama. (6) Menyusun Perjanjian Kinerja Setelah selesai menetapkan peta strategi (Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, dan target), melakukan cascading, dan menetapkan manual Indikator Kinerja Utama, maka dilakukan penandatanganan Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja ditandatangani antara atasan dan bawahannya paling lambat akhir bulan Januari setiap tahunnya. Perjanjian Kinerja berisikan pernyataan kesanggupan pencapaian kinerja, peta strategi, Indikator Kinerja Utama, dan target tahun yang bersangkutan. Perjanjian Kinerja tersebut akan menjadi dasar penilaian kinerja oleh atasannya. Perjanjian Kinerja ini juga disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB setiap bulan Maret setiap tahunnya. Apabila ada perubahan kinerja akibat dari perubahan kebijakan atau perubahan asumsi makro pembangunan, maka dapat dilakukan perubahan Perjanjian Kinerja. Perubahan Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud dapat dilakukan setiap akhir triwulanan. Apabila terjadi pergantian pejabat, maka perubahan Perjanjian Kinerja dilakukan pada saat serah terima jabatan. (7) Menyusun Rencana Aksi Triwulanan Setiap Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang telah disepakati disusun rencana aksi triwulanan untk mencapai target. Rencana aksi diambil dari Inisiatif Strategis yang telah disusun sebelumnya. Rencana aksi dimasukkan dalam tabel Rencana Aksi
Indikator Kinerja Utama yang disepakati
dituangkan dalam Manual yang jelas
informasinya
Perjanjian Kinerja disepakati dan menjadi dasar
penilaian kinerja
Perjanjian Kinerja disepakati dan menjadi dasar
penilaian kinerja
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 6
Pencapaian Kinerja, termasuk biaya yang diperlukan. Rencana Aksi diutamakan disusun pada perspektif internal process dan perspektif learn and growth. (8) Menentukan Kriteria Penilaian Kinerja Sebelum melakukan penilaian kinerja setiap triwulanan, harus ditentukan kriteria penilaian kinerja. Kriteria penilaian kinerja ditetapkan dalam Keputusan Menteri. Kriteria yang dimaksud adalah tentang (1) bobot validasi Indikator Kinerja Utama, (2) persentase Nilai Sasaran Strategis untuk setiap perspektif, (3) persentase Nilai Kinerja Perspektif, (4) nilai maksimum pencapaian, (5) batas toleransi pencapaian, (6) klasifikasi pewarnaan berdasarkan status kinerja. (9) Memasukkan data dalam program aplikasi terintegrasi Untuk membantu pengelolaan kinerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah dibangun sistem IT yang dapat digunakan oleh sub Tim Perencanaan Kinerja dan sub Tim Pengukuran Kinerja. Program aplikasi yang telah dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan alamat kinerjaku.kkp.go.id berisikan tampilan data terdiri dari peta strategi, dashboard target dan capaian serta tampilan warna capaian, data Indikator Kinerja Utama, jumlah unit kerja, data cascading, dan manual Indikator Kinerja Utama serta rencana aksi bulanan. Sistem bekerja secara on-line, dan akan memfasilitasi entry data perencanaan dan data pencapaian. Sistem juga akan memfasilitasi penghitungan sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Setiap sub Tim mendapatkan user id dan password untuk pengisian data. Seluruh data perencanaan, yakni Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, Target, Inisiatif Strategis, Manual IKU dan rencana aksi di-entry pada aplikasi kinerjaku.kkp.go.id oleh sub Tim Perencanaan Kinerja. Entry data dilakukan pada awal tahun paling lambat akhir Januari setiap tahun, selanjutnya setiap awal triwulanan dilakukan entry data target triwulanan untuk setiap Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama. Entry data dilakukan untuk semua level (level 0 sampai 4). Setiap unit kerja eselon I membentuk Tim Pengelola Kinerja di lingkungannya, dan bertugas untuk melakukan entry data perencanaan dan pencapaian.
Langkah-langkah pada tahapan pengukuran kinerja
(1) Mengukur kinerja Setiap triwulanan dilakukan pengukuran kinerja oleh sub Tim Pengukuran Kinerja, yakni membandingkan antara target yang telah ditetapkan dengan data pencapaian kinerja. Cara pengukuran mengacu pada Manual Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah keatas, yakni mulai dari level 4 ke atas. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja harus diverifikasi oleh sub Tim Pengelola Kinerja di tingkat Eselon I dan di tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat. Pengukuran indikator kinerja yang baik adalah dapat memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga data yang disajikan harus (1) valid, yakni diukur menggunakan alat ukur yang
Kriteria penilaian kinerja disepakati dan
ditetapkan oleh pimpinan
Sistem aplikasi dibangun untuk
memudahkan proses penilaian kinerja dan
menjamin transparansi
Pengukuran kinerja triwulanan dimulai dari level 4 dengan
data yang valid, reliable, dan obyektif
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 7
tepat yakni sesuai dengan manual IKU, (2) reliable, yakni meskipun diukur berulang-ulang hasilnya tetap konsisten, dan (3) obyektif, yakni bebas dari intervensi/kepentingan. (2) Menganalisis capaian kinerja Mengukur kinerja tidak saja melakukan entry data capaian, namun juga dilakukan analisis terhadap pencapaian kinerja. Komponen kegiatan dalam Inisiatif Strategis yang tertuang dalam Rencana Aksi Triwulanan juga dilakukan penilaian atas progres pelaksanaannya. Dengan melakukan analisis kinerja, informasi mengenai kinerja dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja dapat diketahui dan akan berpengaruh terhadap ketepatan penyusunan strategi peningkatan kinerja pada triwulan berikutnya. (3) Melaporkan capaian kinerja Capaian kinerja triwulanan dilaporkan pada Rapat Pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Capaian kinerja dapat dilihat pada sistem aplikasi kinerjaku.kkkp.go.id secara on-line oleh pimpinan. Laporan pada pimpinan disiapkan oleh sub Tim Pengukuran Kinerja, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Kumpulan laporan kinerja triwulanan tersebut dapat digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP).
Penerapan manajemen kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard pada Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memberikan perubahan cara pandang para pegawai terhadap kinerja organisasi. Strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan dari level 0 (tingkat Menteri) telah dapat terkomunikasikan ke level yang lebih rendah, setiap unit telah memiliki Indikator Kinerja yang lebih terukur, dan telah tumbuhnya budaya untuk dilakukan pengukuran kinerja oleh atasannya. Hal tersebut tidak lepas dari adanya komitmen pimpinan yang tinggi untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja organisasi. Sangat disadari bahwa penerapan manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard pada Kementerian Kelautan dan Perikanan masih dalam tahap penyempurnaan secara terus menerus, sehingga masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Sampai dengan saat ini, telah terdapat lebih dari 13.000 Indikator Kinerja Utama yang harus dikelola setiap triwulan. Untuk itu, sistem aplikasi yang telah dibangun akan terus dilakukan penyempurnaan sehingga seluruh data kinerja mulai dari level 4 dari seluruh unit kerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan pusat dan daerah dapat terfasilitasi dengan baik secara on-line. Kepala Biro Perencanaan, selaku Ketua Tim Pengelola Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Ir. Ishartini
Analisis capaian kinerja digunakan
untuk perbaikan kinerja triwulan
berikutnya
Capaian kinerja dilaporkan pada Rapat
Pimpinan setiap triwulanan
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 8
PETA STRATEGI LEVEL 0 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
VISI: Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional
LAMPIRAN 1
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 9
INDIKATOR KINERJA UTAMA BERDASARKAN SASARA STRATEGIS LEVEL 0
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
SS 1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP
1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP
40,5 42 45 47,5 51
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
7,00 8,00 9,50 11,00 12,00
CUSTOMERS PERSPECTIVE
SS 2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP
3
Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)
70% 73% 76% 81% 87%
4. Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri
5 10 15 25 31
SS 3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
5 Nilai Pengelolaan wilayah KP yang berkelanjutan
0,20 0,29 0,39 0,57 0,65
6 Nilai peningkatan ekonomi KP 0,59 0,69 0,79 0,90 1,00
7 Produksi perikanan (juta ton) 24,12 26,04 30,29 32,93 39,97
8 Produksi garam rakyat (juta ton)
3,3 3,6 3,8 4,1 4,5
9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)
5,86 6,82 7,62 8,53 9,54
10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40,9 43,88 47,12 50,65 54,49
11 Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%)
5 7,5 10 12,5 15
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
SS 4. Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif
12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah
6 6,5 7 7,5 8
SS5. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan
70% 76% 82% 89% 95%
LAMPIRAN 2
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 10
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
berkelanjutan
SS 6. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP yang profesional dan partisipatif
14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%)
56,6% 65,9% 71,2% 81,36% 83,36%
15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%)
70% 73% 76%% 81% 87%
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
SS 7. Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
16 Indeks kompetensi dan integritas
65 77 75 80 85
SS 8. Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses
17
Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
40% 50% 60% 70% 100%
SS 9. Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP
BB BB A A AA
SS 10. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel
19 Nilai kinerja anggaran KKP Baik (80-90)
Baik
(80-90)
Baik
(80-90)
Sangat Baik
(>90)
Sangat Baik
(>90)
20 Opini atas Laporan Keuangan KKP
WTP WTP WTP WTP WTP
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 11
CASCADING SS DAN IKU LEVEL 0 KE LEVEL DIBAWAHNYA
CONTOH MANUAL IKU LEVEL 0
LAMPIRAN 3
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
LAMPIRAN 4
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 15
CONTOH PERJANJIAN KINERJA LEVEL 1 TAHUN 2014
LAMPIRAN 6
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 18
CONTOH PERJANJIAN KINERJA LEVEL 2 TAHUN 2014
LAMPIRAN 7
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 22
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 DASHBOARD APLIKASI KINERJAKU LEVEL 0
LAMPIRAN 8
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 23
NO.
IKU
TARGET
REALISASI
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Nilai Tukar Nelayan 104 106,38
2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 102 101.69
3 Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (Rp juta/ KK/bulan)
2,0 2,7
4 Rata-rata pendapatan petambak garam (Rp juta/KK/bulan) 2,0 2,9
5 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00% 6.48
CUSTOMER PERSPECTIVE
6 Jumlah produksi perikanan tangkap (Jt Ton) 4.4 6.20
7 Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt Ton) 9.74 14.52
8 Jumlah produk olahan hasil perikanan (Jt Ton) 2.7 5.21
9 Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton) 1.75 2.50
10
Nilai produk KP non konsumsi pada tingkat pedagang
besar (Rp triliun) 1.5 2.89
11 Nilai ekspor produk perikanan (USD miliar) 3.60 4.60
12 Konsumsi ikan per kapita (kg/kapita/tahun) 37,8 37.89
13
Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan /JTB ( %) 97,91 97.91
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 24
NO.
IKU
TARGET
REALISASI
14 Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan 15 Jenis 15
15
Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang
dikelola 20 30
16
Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara
berkelanjutan (juta ha) 4,5 juta ha 7.8
17 Jumlah tenaga kerja baru di sektor KP (orang) 125.602
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
18
Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap
total kajian yang dihasilkan (%) 33% 33.33
19
Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan
KKP (dalam skala likert 1-5) 3 4
20 Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat (unit) 310 378.00
21
Jumlah unit pembudidayaan ikan tersertifikasi dan
memenuhi standar (unit) 7.750 10112.00
22
Rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik
laut, laik tangkap, dan laik simpan (%) - 47.76
23
Rasio pelabuhan perikanan yang memenuhi standar
operasional (%) 71.11 75.00
24 Utilitas UPI (%) 75 60.09
25
Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara
mitra (kasus) < 10 4
26
Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi
(KP1) dibandingkan total produksi (%) 40% : 60%
31,04%:68,96%
27
Rasio jumlah peserta yang dididik, dilatih, dan disuluh yang
kompeten di bidang KP terhadap total peserta (%) 54.22 96.22
28 Jumlah hasil litbang yang inovatif 80 94
29
Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak
SDKP (%) 36.27 37.34
30
Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (%) - 95.92
31 Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi (%) 78 84.77
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
32
Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III
(data sampling) (%) 50% 13,73 (PSDKP)
33 Service Level Agreement (%) 75% 99 (bpsdmkp)
34 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 4,25 4,44 (P2HP)
35 Opini BPK atas LK KKP WTP WTP
36 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja KKP 75 A (79,…)
37 Nilai integritas KKP 6,75 7,46
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 25
NO.
IKU
TARGET
REALISASI
38 Nilai Inisiatif anti korupsi (rata-rata dari nilai Es I) 7.75 8,56
39
Nilai Penerapan RB KKP 80 (setara level 4) 84,….
40 Persentase penyerapan DIPA (%) >95% /91,25 (sistem 249
kemenkeu)
CONTOH PERJANJIAN KINERJA LEVEL 1 TAHUN 2015
LAMPIRAN 9
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 28
CONTOH PERJANJIAN KINERJA LEVEL 2 TAHUN 2015
LAMPIRAN 10
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 31
PENANGGUNG JAWAB DATA IKU
INDIKATOR KINERJA UNIT PENANGGUNGJAWAB
LAMPIRAN 11
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 32
IK 1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP PT, PB, P2HP, KP3K, BPSDMKP
IK 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) PT, PB, P2HP
IK 3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)
PSDKP, BKIPM
IK 4 Jumlah Pulau-pulau kecil yang Mandiri KP3K, PT, PB, P2HP, PSDKP, BPSDMKP
IK 5 Nilai Pengelolaan wilayah KP yang berkelanjutan (%)
PT, KP3K, LITBANG
IK 6 Nilai peningkatan ekonomi KP PT, PB, P2HP, BPSDMKP
IK 7 Produksi perikanan (juta ton) PT, PB
IK 8 Produksi garam rakyat (juta ton) P2HP
IK 9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) P2HP, BKIPM
IK 10 Konsumsi Ikan (kg/kapita) P2HP, PT, PB
IK 11 Peningkatan PNBP dari sektor KP (Rp. triliun) PT
IK 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah SEMUA ES 1
IK 13 Efektivitas Tata Kelola SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan (%)
PT, PB, P2HP, KP3K, LITBANG, BKIPM
IK 14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%)
PSDKP, BKIPM
IK 15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%)
PSDKP, BKIPM
IK 16 Indeks kompetensi, profesionalitas dan integritas
SEMUA ES 1
IK 17 Jumlah unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
SEMUA ES 1
IK 18 Peningkatan Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP
SEMUA ES 1
IK 19 Nilai kinerja anggaran KKP (%) SEMUA ES 1
IK 20 Opini atas Laporan Keuangan KKP SEMUA ES 1
JADUAL PERENCANAAN DAN PENILAIAN SERTA PELAPORAN
NO
KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
1
Pengisian data Perencanaan
setiap awal tahun, tanggal 1- 25 Januari
LAMPIRAN 12
Penerapan Manajemen Kinerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan 33
2
Verifikasi data oleh Tim Pengelola Kinerja KKP
(dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal)
26 – 28 Januari
3
Perbaikan data Perencanaan
28-31 Januari
4
Pengisian Data Pencapaian Triwulan,
Verifikasi, Validasi serta Rakor hasil
pengukuran kinerja oleh Tim Pengelola
Kinerja pada setiap Eselon I
Mulai tanggal 28 bulan sebelumnya dan
final paling lambat tanggal 10 bulan April,
Juli, Oktober dan Januari
5
Rakor hasil pengukuran kinerja tingkat KKP
10-14 April, Juli, Oktober, dan Januari
tahun berikutnya
6
Rapat Pimpinan (RAPIM) KKP membahas
pencapaian kinerja
15 April, Juli, Oktober, dan Januari