52
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA TUMBUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang tersebut dalam penyelenggaraan kegiatan karantina tumbuhan, perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Karantina Tumbuhan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Ketiga Undang-UndangDasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KARANTINA TUMBUHAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2002

TENTANG

KARANTINA TUMBUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat

bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan,

telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang

Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang

tersebut dalam penyelenggaraan kegiatan karantina

tumbuhan, perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang

Karantina Tumbuhan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana

telah diubah dengan Perubahan Ketiga Undang-UndangDasar

1945;

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3478);

3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3482);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KARANTINA TUMBUHAN.

Page 2: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati dalam keadaan hidup

atau mati, baik belum diolah maupun telah diolah;

2. Karantina Tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan

tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu

Area ke Area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara

Republik Indonesia;

3. Area adalah meliputi daerah dalam suatu pulau, atau pulau, atau kelompok

pulau di dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang dikaitkan dengan

pencegahan penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan;

4. Instalasi Karantina Tumbuhan yang selanjutnya disebut Instalasi Karantina

adalah tempat beserta segala sarana yang ada padanya yang digunakan untuk

melaksanakan tindakan Karantina Tumbuhan;

5. Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah semua organisme yang dapat

merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan;

6. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina adalah semua Organisme

Penganggu Tumbuhan yang ditetapkan oleh Menteri untuk dicegah masuknya ke

dalam dan tersebarnya di dalam wilayah Negara Republik Indonesia;

7. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I adalah Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina yang tidak dapat dibebaskan dari Media

Pembawanya dengan cara perlakuan;

8. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II adalah semua

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang dapat dibebaskan dari Media

Pembawanya dengan cara perlakuan;

9. Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting adalah Organisme Pengganggu

Tumbuhan selain Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, yang

keberadaannya pada benih tanaman yang dilalulintaskan dapat menimbulkan

pengaruh yang merugikan secara ekonomis terhadap tujuan penggunaan benih

tanaman tersebut dan ditetapkan oleh Menteri untuk dikenai tindakan Karantina

Tumbuhan;

10. Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disebut

Media Pembawa adalah tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain

yang dapat membawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

11. Analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah suatu proses untuk

menetapkan bahwa suatu Organisme Pengganggu Tumbuhan merupakan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina atau Organisme Penganggu

Tumbuhan Penting, serta menentukan syarat-syarat dan tindakan Karantina

Page 3: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Tumbuhanyang sesuai untuk mencegah masuk dan tersebarnya Organisme

Pengganggu Tumbuhan tersebut;

12. Alat angkut Media Pembawa adalah semua alat transportasi darat, air, maupun

udara yang dipergunakan untuk melalulintaskan Media Pembawa;

13. Pemilik Media Pembawa yang selanjutnya disebut Pemilik adalah orang atau

badan hukum yang memiliki Media Pembawa dan/atau yang bertanggung jawab

atas pemasukan, pengeluaran atau transit Media Pembawa;

14. Penanggung jawab alat angkut adalah orang atau badan hukum yang

bertanggung jawab atas kedatangan, keberangkatan, atau transit alat angkut;

15. Transit Media Pembawa, peralatan, atau pembungkus adalah singgah sementara

dan diturunkannya dari alat angkut Media Pembawa, peralatan, atau

pembungkus di dalam wilayah Negara Republik Indonesia sebelum Media

Pembawa, peralatan, atau pembungkus tersebut sampai di negara atau Area

tujuan;

16. Transit alat angkut adalah singgah sementara alat angkut di dalam wilayah

Negara Republik Indonesia atau di suatu Area di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia, sebelum alat angkut tersebut sampai ke negara atau Area tujuan;

17. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan adalah surat keterangan yang dibuat oleh

pejabat yang berwenang di negara atau Area asal/pengirim/transit yang

menyatakan bahwa tumbuhan atau bagian-bagian tumbuhan yang tercantum di

dalamnya bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina, Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan

I, Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, dan/atau Organisme

Pengganggu Tumbuhan Penting serta telah memenuhi persyaratan Karantina

Tumbuhan yang ditetapkan dan/atau menyatakan keterangan lain yang

diperlukan;

18. Wabah atau eksplosi adalah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang

sifatnya mendadak, populasinya berkembang sangat cepat, dan menyebar luas

dengan cepat;

19. Negara atau Area asal yang mempunyai resiko tinggi adalah negara atau Area

asal yang mempunyai potensi kuat sebagai tempat yang menjadi sumber

penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan;

20. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang Karantina

Tumbuhan.

BAB II

PERSYARATAN KARANTINA TUMBUHAN

Pasal 2

Setiap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia,

wajib :

Page 4: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

a. dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara transit

bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong

benda lain;

b. melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan;

c. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di

tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.

Pasal 3

(1) Setiap Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area ke Area lain di

dalam wilayah Negara Republik Indonesia, wajib :

a. dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari Area asal bagi tumbuhan

dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong benda

lain;

b. melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah

ditetapkan;

c. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan

Karantina Tumbuhan.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan terhadap setiap

Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area yang tidak bebas ke

Area lain yang bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

(3) Penetapan Area sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan oleh Menteri

berdasarkan hasil survei dan pemantauan daerah sebar serta dengan

mempertimbangkan hasil analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina.

Pasal 4

Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam wilayah Negara Republik

Indonesia, apabila disyaratkan oleh negara tujuan wajib :

a. dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi

tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong benda

lain;

b. melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan;

c. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di

tempat-tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.

Pasal 5

(1) Selain persyaratan yang diwajibkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal

3, dan Pasal 4, dalam hal tertentu Menteri dapat menetapkan kewajiban

Page 5: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

tambahan.

(2) Kewajiban tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa persyaratan

teknis dan/atau kelengkapan dokumen yang ditetapkan berdasarkan analisis

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang kewajiban tambahan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) diatur dengan KeputusanMenteri.

BAB III

TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 6

(1) Setiap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan.

(2) Setiap Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area yang tidak

bebas ke Area lain yang bebas di dalam wilayah Negara Republik Indonesia

dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan.

(3) Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik

Indonesia dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan apabila disyaratkan oleh

negara tujuan.

Pasal 7

Tindakan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan oleh

petugas Karantina Tumbuhan berupa pemeriksaan,pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan,pemusnahan dan pembebasan.

Pasal 8

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 meliputi:

a. pemeriksaan administratif untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi,

dan keabsahan dokumen persyaratan; dan

b. pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya

Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina.

(2) Pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dapat

dilakukan secara visual dan/atau laboratoris.

(3) Pemilik membantu kelancaran pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud

Page 6: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

dalam ayat (1) huruf b.

Pasal 9

(1) Pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 dimaksudkan

untuk mendeteksi kemungkinan adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan

dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang karena sifatnya

memerlukan waktu lama, sarana khusus dan kondisi khusus.

(2) Pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

di suatu tempat yang terisolasi selama waktu tertentu sesuai dengan masa

inkubasi Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina yang bersangkutan.

Pasal 10

(1) Perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan untuk

membebaskanMedia Pembawa, orang, alat angkut, peralatan, danpembungkus

dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina Golongan II.

(2) Perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),dapat dilakukan secara

fisikmaupun kimiawi.

Pasal 11

Penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dimaksudkan untuk mengamankan

Media Pembawa dengan cara menempatkannya di bawah penguasaan dan pengawasan

petugas Karantina Tumbuhan dalam waktu tertentu karena persyaratan karantina

belum sepenuhnya dipenuhi.

Pasal 12

(1) Penolakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dimaksudkan agar Media

Pembawa yang bersangkutan segera dibawa ke negara atau Area asal atau Area

lain untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyebaran Organisme

Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

dari Media Pembawa tersebut ke lingkungan sekitarnya.

(2) Pengiriman Media Pembawa yang dikenai tindakan penolakan ke negara atau

Area asal atau Area lain dilakukan oleh Pemilik di bawah pengawasan petugas

Karantina Tumbuhan.

Page 7: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 13

(1) Pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan dengan cara

membakar, menghancurkan, mengubur, dan cara-cara pemusnahan lainnya yang

sesuai sehingga Media Pembawa tidak mungkin lagi menjadi sumber

penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

(2) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi

tanggung jawab Pemilik dan dilakukan di bawah pengawasan petugas Karantina

Tumbuhan.

(3) Dalam hal Media Pembawa yang bersangkutan tertular Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina atau tidak dikirim kembali ke negara atau Area asal atau

Area lain oleh Pemiliknya setelah ditolak pemasukan atau pengeluarannya,

pemusnahannya dilakukan terhadap seluruh partai kiriman Media Pembawa.

(4) Dalam hal Media Pembawa yang bersangkutan berada dalam keadaan busuk

atau rusak, pemusnahannya dilakukan hanya terhadap Media Pembawa yang

busuk atau rusak.

(5) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat

(3) dan ayat (4) dinyatakan dalam suatu berita acara.

Pasal 14

Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan apabila Media Pembawa

yang bersangkutan :

a. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau organisme Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina; dan

b. semua persyaratan yang ditetapkan bagi pemasukan atau pengeluaran Media

Pembawa tersebut telah dipenuhi.

Bagian Kedua

Pemasukan Media Pembawa dari Luar Negeri

ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

Pasal 15

Pelaporan dan penyerahan Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf

c dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk barang muatan yang pemasukannya dikenakan tindakan pengasingan dan

pengamatan, laporan pemasukan dilakukan oleh Pemilik paling lambat 5 (lima)

hari sebelum Media Pembawa tersebut tiba di tempat pemasukan dan

penyerahannya dilakukan pada saat tiba di tempat pemasukan;

b. Untuk barang muatan yang tidak dikenakan pengasingan dan pengamatan atau

barang bawaan, laporan pemasukan dan penyerahan mediapembawa tersebut

Page 8: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

dilakukan oleh Pemilik pada saat Media Pembawa tersebut tiba di tempat

pemasukan;

c. Untuk kiriman pos, penyerahan Media Pembawa tersebut dilakukan oleh petugas

pos kepada petugas Karantina Tumbuhan pada saat Media Pembawa tersebut

tiba di tempat pemasukan, sedangkan laporan pemasukannya dilakukan oleh

Pemilik paling lambat 3 (tiga) hari setelah yang bersangkutan menerima

pemberitahuan dari petugas pos.

Pasal 16

(1) Apabila Pemilik tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15, maka setibanya Media Pembawa di tempat pemasukan terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan penahanan paling lama 14 (empat belas) hari.

(2) Selama Media Pembawa berada dalam penahanan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), Pemilik harus melaporkan pemasukan Media Pembawa tersebut kepada

petugas Karantina Tumbuhan setempat.

(3) Apabila setelah jangka waktu penahanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

Pemilik tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan.

Pasal 17

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 15, dan Pasal 16 ayat

(2) dapat dipenuhi, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

Pasal 18

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 terhadap Media Pembawa dapat

dilakukan:

a. setelah Media Pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut; dan/atau

b. di atas alat angkut.

Pasal 19

(1) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf a, ternyata Media Pembawa tersebut :

a. merupakan Media Pembawa yang pemasukannya dikenakan tindakan

pengasingan dan pengamatan, maka terhadap Media Pembawa tersebut

dilakukan pengasingan dan pengamatan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

Page 9: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

c. tidak dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan kewajiban tambahan berupa

dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (2), maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan penahanan paling lama 14 (empat

belas) hari, dan selama Media Pembawa tersebut dalam penahanan,

Pemilik harus dapat melengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dan

dokumen lain yang disyaratkan;

d. tidak melalui tempat pemasukan yang telah ditetapkan dan/atau tidak

memenuhi ketentuan teknis yang disyaratkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ayat (1), maka terhadap Media Pembawa tersebut

dilakukan penolakan;

e. merupakan jenis-jenis Media Pembawa yang tidak diperboleh-kan untuk

dimasukkan melalui tempat pemasukan yang bersangkutan, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan;

f. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I,

busuk, rusak atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pemusnahan;

g. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

(2) Apabila setelah lewat jangka waktu penahanan Pemilik tidak dapat melengkapi

Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dan/atau dokumen lain yang disyaratkan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan penolakan.

Pasal 20

(1) Jangka waktu pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

19 ayat (1) huruf a, disesuaikan dengan masa inkubasi Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina yang akan dideteksi.

(2) Apabila setelah dilakukan pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1),Media Pembawa tersebut ternyata :

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I,

busuk atau rusak, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

pemusnahan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

c. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 21

Apabila setelah dilakukan perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)

Page 10: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

huruf b atau Pasal20 ayat (2) huruf b, ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pemusnahan;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 22

Pemeriksaan terhadap Media Pembawa di atas alat angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 hurufb dilakukan apabila:

a. Media Pembawa tersebut berasal dari negara atau transit di negara atau Area

yang tertular wabah;

b. alat angkut Media Pembawa tersebut berasal dari negara atau transit di negara

atau Area yang tertular wabah;

c. Media Pembawa tersebut berasal dari negara atau transit di negara atau Area

yang mempunyai resiko tinggi; atau

d. berdasarkan pertimbangan petugas Karantina Tumbuhan, pemeriksaan terhadap

Media Pembawa tersebut perlu dilakukan di atas alat angkut.

Pasal 23

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,

ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan di atas alat angkut;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I, busuk,

rusak atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan dan dilarang diturunkan dari alat

angkut yang membawanya;

c. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka Media Pembawa

tersebut dapat diturunkan dari alat angkut yang membawanya dengan tetap

memberlakukan ketentuan yang diatur dalam Pasal 18 sampai dengan Pasal 21.

Pasal 24

(1) Apabila setelah diberi perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 huruf a,

ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan dan

dilarang diturunkan dari alat angkut yang membawanya;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

Media Pembawa tersebut dapat diturunkan dari alat angkut yang

Page 11: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

membawanya dengan tetap memberlakukan ketentuan yang diatur dalam

Pasal 18 sampai dengan Pasal 21.

(2) Apabila tanpa persetujuan petugas Karantina Tumbuhan, Media Pembawa

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau Pasal 23 huruf b diturunkan

dari alat angkut yang membawanya,maka terhadap Media Pembawa tersebut

dilakukan pemusnahan.

Pasal 25

Dalam hal perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a tidak mungkin

dilaksanakan di atas alat angkut, terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

penolakan dan Media Pembawa tersebut dilarang diturunkan dari alat angkut yang

membawanya.

Pasal 26

(1) Setiap Media Pembawa yang ditolak pemasukannya ke dalam wilayah Negara

Republik Indonesia, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak

diterimanya surat penolakan oleh Pemilik, harus sudah dibawa keluar dari

wilayah Negara Republik Indonesia oleh Pemiliknya.

(2) Apabila setelah jangka waktu tersebut yang dimaksud dalam ayat (1) Media

Pembawa tersebut tidak/belum dibawa keluar dari wilayah Negara Republik

Indonesia oleh Pemiliknya, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

pemusnahan.

Pasal 27

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan

terhadap pemasukan Media Pembawa ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia

ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian Ketiga

Pengeluaran dan Pemasukan Media Pembawa

dari Suatu Area ke Area Lain di Dalam Wilayah

Negara Republik Indonesia

Pasal 28

Pelaporan dan penyerahan Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(1) huruf c dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. di tempat pengeluaran, pelaporan dan penyerahan MediaPembawa tersebut

dilakukan oleh Pemilik kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat

Page 12: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

pengeluaran sebelum Media Pembawa tersebut dimuat ke atas alat angkut yang

akan memberangkatkannya

b. di tempat pemasukan untuk barang muatan atau barang bawaan, pelaporan

pemasukan dilakukan oleh Pemilik paling lambat pada saat Media Pembawa

tersebut tiba di tempat pemasukan dan penyerahannya dilakukan pada saat tiba

di tempat pemasukan;

c. di tempat pemasukan untuk kiriman pos, penyerahan Media Pembawa tersebut

kepada petugas Karantina Tumbuhan dilakukan oleh petugas pos pada saat

Media Pembawa tersebut tiba di tempat pemasukan, sedangkan laporan

pemasukannya dilakukan oleh Pemilik selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah

yang bersangkutan menerima pemberitahuan dari kantor pos.

Pasal 29

(1) Apabila Pemilik tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

28 huruf b dan c, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penahanan

paling lama 14 (empat belas) hari.

(2) Selama Media Pembawa berada dalam penahanan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), Pemilik harus melaporkan pemasukan Media Pembawa tersebut kepada

petugas Karantina Tumbuhan setempat.

(3) Apabila setelah lewat jangka waktu penahanan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) Pemilik tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2), maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan.

(4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a dapat

dipenuhi, maka terhadap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari suatu Area

ke Area lain tersebut dilakukan pemeriksaan.

(5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 5 ayat (1), Pasal

28 huruf b dan huruf c dapat dipenuhi, maka terhadap Media Pembawa yang

akan dimasukkan dari suatu Area ke Area lain tersebut dilakukan pembebasan.

(6) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a tidak

dapat dipenuhi, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

pemeriksaan kesehatan.

Pasal 30

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4)

dan ayat (6), ternyata Media Pembawa tersebut:

a. merupakan Media Pembawa yang pemasukan dan pengeluarannya dikenakan

tindakan pengasingan dan pengamatan, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan pengasingan dan pengamatan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

Page 13: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

c. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I, busuk

atau rusak dan/atau merupakan jenis-jenis Media Pembawa yang pemasukan

dan pengeluarannya tidak diperbolehkan melalui tempat pemasukan dan

pengeluaran bersangkutan atau dikeluarkan dari Area bersangkutan atau

dimasukkan ke Area tujuan dan/atautidak memenuhi persyaratan administrasi

dan/ataupersyaratan teknis yang diatur dalam Pasal 5, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan penolakan;

d. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal31

(1) Jangka waktu pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 huruf a, disesuaikan dengan masa inkubasi Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina yang akan dideteksi.

(2) Apabila selama dalam pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30 huruf a, ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I,

busuk atau rusak, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

penolakan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

c. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 32

Apabila setelah dilakukan perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b

atau Pasal 31 ayat (2) huruf b, ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 33

Pemeriksaan terhadap Media Pembawa yang dimasukkan dari suatu Area ke Area lain

di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dapat dilakukan di atas alat

angkut,apabila :

a. Media Pembawa dimaksud berasal dari Area atau transit di Area yang tertular

wabah;

b. alat angkut Media Pembawa dimaksud berasal dari Area atau transit di Area

Page 14: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

yang tertular wabah;

c. Media Pembawa dimaksud berasal dari Area atau transit di Area yang

mempunyai resiko tinggi; atau

d. berdasarkan pertimbangan petugas Karantina Tumbuhan, pemeriksaan terhadap

Media Pembawa tersebut perlu dilakukan di atas alat angkut.

Pasal 34

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,

ternyata Media Pembawa tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan perlakuan di atas alat angkut;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I, busuk,

rusak atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan dan dilarang diturunkan dari alat

angkut yang membawanya;

c. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka Media Pembawa

tersebut dapat diturunkan dari alat angkut yang membawanya dengan tetap

memberlakukan ketentuan yang diatur dalam Pasal 28 sampai dengan Pasal 32.

Pasal 35

(1) Apabila setelah diberi perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a,

ternyata Media Pembawa tersebut :

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan dan

dilarang diturunkan dari alat angkut yang membawanya;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II,

dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Pasal 28

sampai dengan Pasal 32, maka terhadap Media Pembawa tersebut dapat

diturunkan dari alat angkut yang membawanya.

(2) Apabila setelah 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat penolakan oleh

Pemiliknya ternyata Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf a atau Pasal 34 huruf b tidak/belum dibawa keluar dari tempat

pemasukan atau Area bersangkutan oleh Pemiliknya, maka Media Pembawa

tersebut diturunkan dari alat angkut yang membawanya untuk dimusnahkan.

(3) Apabila tanpa persetujuan petugas Karantina Tumbuhan, Media Pembawa

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau Pasal 34 huruf b oleh suatu

sebab yang bukan berdasarkan pertimbangan teknis petugas Karantina

Tumbuhan diturunkan dari alat angkut yang membawanya, maka terhadap

Media Pembawa tersebut dilakukan pemusnahan.

Page 15: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 36

Dalam hal perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a tidak mungkin

dilaksanakan di atas alat angkut, terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

penolakan dan Media Pembawa tersebut dilarang diturunkan dari alat angkut yang

membawanya.

Pasal 37

(1) Setiap Media Pembawa yang ditolak pemasukan atau pengeluarannya dari suatu

Area ke Area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, paling lambat

dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat penolakan oleh

Pemilik, harus sudah dibawa keluar oleh Pemiliknya dari tempat pemasukan

atau pengeluaran.

(2) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Media

Pembawa tersebut tidak/belum dibawa keluar dari tempat pemasukan atau

pengeluaran yang bersangkutan oleh Pemiliknya, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan pemusnahan.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan

terhadap pemasukan dan pengeluaran Media Pembawa dari suatu Area ke Area lain

dalam wilayah Negara Republik Indonesia ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian Keempat

Pengeluaran dari Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

Pasal 39

Pelaporan Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan

oleh Pemilik kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat pengeluaran sebelum

Media Pembawa tersebut dimuat di atas alat angkut yang akan memberangkatkannya.

Pasal 40

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dapat dipenuhi, maka

terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8.

Pasal 41

Page 16: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,

ternyata Media Pembawa tersebut:

a. merupakan Media Pembawa yang pengeluarannya dikenakan tindakan

pengasingan dan pengamatan, maka terhadap Media Pembawa tersebut

dilakukan pengasingan dan pengamatan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

c. busuk atau rusak dan/atau merupakan jenis-jenis Media Pembawa yang

pengeluarannya tidak diperbolehkan melalui tempat pengeluaran yang

bersangkutan atau dikeluarkan dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia

atau dimasukkan ke negara tujuan, dan/atau tidak memenuhi persyaratan

administrasi dan/atau persyaratan teknis yang diatur dalam Pasal 5 ayat (1),

maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan penolakan.

d. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 42

Apabila selama dalam pengasingan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 41 huruf a, ternyata Media Pembawa tersebut:

a. busuk, atau rusak, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan

penolakan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan perlakuan;

c. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 43

Apabila setelah dilakukan perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b

atau Pasal 42 huruf b, ternyata Media Pembawa tersebut :

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media

Pembawa tersebut dilakukan penolakan;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan pembebasan.

Pasal 44

(1) Setiap Media Pembawa yang ditolak pengeluarannya dari dalam wilayah Negara

Republik Indonesia, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak

diterimanya surat penolakan oleh Pemilik, harus sudah dibawa keluar oleh

Pemiliknya dari tempat pengeluaran.

Page 17: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

(2) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Media

Pembawa tersebut belum dibawa keluar oleh Pemiliknya dari tempat

pengeluaran, maka terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pemusnahan.

Pasal 45

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan

terhadap pengeluaran Media Pembawa dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia

ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian Kelima

Instalasi Karantina

Pasal 46

(1) Untuk keperluan pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan, Pemerintah

membangun Instalasi Karantina di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran

atau tempat-tempat lain.

(2) Instalasi Karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan

sarana pemeriksaan, sarana pengasingan, sarana pengamatan, sarana perlakuan,

sarana penahanan, sarana pemusnahan, dan sarana pendukungnya.

Pasal 47

(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk olehnya dapat menetapkan tempat milik

perorangan atau badan hukum sebagai Instalasi Karantina atas permintaan

Pemilik tempat bersangkutan.

(2) Instalasi Karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi

kelayakan teknis untuk pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan sesuai

dengan peruntukannya.

(3) Menteri dapat mencabut kembali penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) atas permintaan Pemilik tempat yang bersangkutan atau apabila dari hasil

evaluasi yang dilakukan, dikemudian hari ternyata Instalasi Karantina tersebut

dianggap tidak lagi memenuhi kelayakan teknis sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2).

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Instalasi Karantina milik perorangan atau

badan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan Menteri.

Page 18: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Bagian Keenam

Tindakan Karantina Tumbuhan

di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Pasal 48

(1) Pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan dapat dilakukan di luar tempat

pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar Instalasi

Karantina.

(2) Berdasarkan analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan, pelaksanaan

tindakan Karantina Tumbuhan dapat dilakukan di negara asal.

(3) Semua fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan Karantina

Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung

jawab Pemilik.

Pasal 49

Dalam melaksanakan tindakan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48 ayat (1), setiap Media Pembawa, Media Pembawa lain, peralatan, atau

pembungkus yang akan dikenai tindakan Karantina Tumbuhan setelah diterima oleh

petugas Karantina Tumbuhan dari Pemiliknya atau pejabat bea dan cukai atau petugas

pos, diangkut langsung ke Instalasi Karantina atau tempat lain di luar Instalasi

Karantina di bawah pengawasan petugas Karantina Tumbuhan.

Pasal 50

(1) Dalam hal tindakan Karantina Tumbuhan tersebut sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48 ayat (1), dilaksanakan di tempat lain di luar Instalasi Karantina,

tempat tersebut harus memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tempat

pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan di

luar tempat pemasukan dan pengeluaran ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian Ketujuh

Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Orang, Alat Angkut,

Peralatan, dan Pembungkus

Pasal 51

Terhadap orang, alat angkut, peralatan, atau pembungkus yang diketahui atau diduga

membawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dapat dikenakan tindakan

Karantina Tumbuhan.

Pasal 52

Page 19: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Setiap alat angkut yang akan tiba di tempat pemasukan harus dilaporkan

kedatangannya oleh penanggung jawab alat angkut tersebut kepada petugas Karantina

Tumbuhan setempat.

Pasal 53

(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dilaksanakan dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. untuk kapal atau pesawat udara, laporan kedatangannya dilakukan di

tempat pemasukan, sebelum kedatangan kapal atau pesawat udara

tersebut;

b. untuk alat angkut darat yang tiba dari suatu Area di dalam wilayah

Negara Republik Indonesia dan yang secara khusus digunakan mengangkut

Media Pembawa atau yang berasal/melalui daerah wabah, laporan

kedatangannya dilakukan di tempat pemasukan;

c. untuk alat angkut darat sebagaimana dimaksud pada huruf b yang datang

dari luar negeri, laporan kedatangannya dilakukan di tempat pemasukan

pada saat kedatangan alat angkut tersebut.

(2) Setibanya alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat

pemasukan, Pemilik alat angkut wajib menyampaikan daftar/keterangan

tentang muatan alat angkut serta dokumen/keterangan lain yang dipandang

perlu kepada petugas Karantina Tumbuhan setempat.

Pasal 54

Pada saat alat angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 tiba di tempat

pemasukan, terhadap alat angkut tersebut dilakukan pemeriksaan oleh petugas

Karantina Tumbuhan setelah berkoordinasi dengan petugas instansi terkait dengan

ketentuan :

a. untuk kapal, pemeriksaan dilakukan sebelum atau pada saat kapal merapat di

dermaga;

b. untuk pesawat udara, pemeriksaan dilakukan pada saat kedatangan pesawat

udara tersebut;

c. untuk alat angkut darat, pemeriksaan dilakukan pada saat kedatangan alat

angkut darat tersebut.

Pasal 55

(1) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

ditemukan atau terdapat petunjuk adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan

karantina, maka terhadap alat angkut tersebut dilakukan perlakuan dan/atau

tindakan Karantina Tumbuhan lainnya.

(2) Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,

Page 20: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36, muatan kecuali orang,yang terdapat

di atas alat angkut sebagaimana dimaksud dalam (1) hanya diperbolehkan untuk

diturunkan dari alat angkut tersebut setelah terlebih dahulu dilakukan

perlakuan dan/atautindakan Karantina Tumbuhan lainnya.

(3) Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap orang sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) berupa perlakuan dan dapat dilakukan di atas alat angkut atau setelah

orang tersebut turun dari alat angkut.

Pasal 56

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, juga diberlakukan apabila alat

angkut :

a. datang dari, atau selama dalam perjalanan menuju ke wilayah Negara Republik

Indonesia atau Area tujuan, transit di negara atau Area yang mempunyai resiko

tinggi atau sedang terjangkit wabah; atau

b. mengangkut Media Pembawa yang berasal dari negara atau Area yang

mempunyai resiko tinggi atau sedang terjangkit wabah.

Pasal 57

Setiap peralatan atau pembungkus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 yang

dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau dari suatu Area ke Area

lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib dilaporkan dan diserahkan

kepada petugas Karantina Tumbuhan pada saat peralatan atau pembungkus tersebut

tiba di tempat pemasukan untuk dilakukan pemeriksaan dan/atautindakan Karantina

Tumbuhan lainnya.

Pasal 58

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ternyata

peralatan dan pembungkus tersebut:

a. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I dan

peralatan atau pembungkus tersebut masih berada di atas alat angkut, maka

terhadap peralatan atau pembungkus tersebut dilakukan penolakan;

b. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka

terhadap peralatan atau pembungkus tersebut, dilakukan perlakuan;

c. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I dan

peralatan atau pembungkus tersebut telah diturunkan dari alat angkut, maka

terhadap peralatan atau pembungkus tersebut dilakukan penolakan atau

pemusnahan;

d. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka terhadap

peralatan atau pembungkus tersebut dilakukan pembebasan.

Page 21: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 59

(1) Apabila setelah diberi perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b

danperalatan atau pembungkus tersebut masih berada di atas alat angkut,

ternyata :

a. peralatan atau pembungkus tersebut tidak bebas dari Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka terhadap peralatan

atau pembungkus tersebut dilakukan penolakan dan dilarang diturunkan

dari alat angkut yang membawanya;

b. peralatan atau pembungkus tersebut bebas dari Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina Golongan II, maka terhadap peralatan atau

pembungkus tersebut dilakukan pembebasan.

(2) Apabila setelah diberi perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b

dan peralatan atau pembungkus tersebut telah diturunkan dari alat angkut yang

membawanya, ternyata:

a. peralatan atau pembungkus tersebut tidak bebas dari Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, maka terhadap peralatan

atau pembungkus tersebut dilakukan penolakan atau pemusnahan;

b. peralatan atau pembungkus tersebut bebas dari Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina Golongan II, maka terhadap peralatan atau

pembungkus tersebut dilakukan pembebasan.

(3) Terhadap peralatan atau pembungkus yang ditolak pemasukannya, paling

lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat penolakan

oleh Pemiliknya, harus sudah dikeluarkan dari wilayah Negara Republik

Indonesia atau dikirim kembali ke Area asal oleh Pemiliknya.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) peralatan

atau pembungkus tersebut tidak atau belum dibawa keluar dari wilayah

Negara Republik Indonesia atau dikirim kembali ke Area asal oleh Pemiliknya,

maka terhadap peralatan atau pembungkus dilakukan pemusnahan.

(5) Apabila tanpa persetujuan petugas Karantina Tumbuhan, peralatan atau

pembungkus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a ternyata telah

diturunkan dari alat angkut yang membawanya, maka terhadap peralatan atau

pembungkus tersebut dilakukan pemusnahan.

Pasal 60

Terhadap benda yang dibungkus dengan pembungkus sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 huruf b dilakukan tindakan Karantina Tumbuhan sebagai berikut :

a. diberi perlakuan, dan setelah diberi perlakuan, terhadap benda tersebut

dilakukan pembebasan;

b. apabila perlakuan sebagaimana dimaksud dalam huruf atidak mungkin untuk

Page 22: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

dilakukan, maka terhadap benda tersebut dilakukan penolakan atau

pemusnahan.

Pasal 61

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan

terhadap orang, alat angkut, peralatan dan pembungkus ditetapkan dengan Keputusan

Menteri.

Bagian Kedelapan

Transit Media Pembawa

Pasal 62

Transit Media Pembawa hanya diperbolehkan apabila melalui tempat pemasukan dan

pengeluaran yang ditetapkan.

Pasal 63

Pada saat kedatangan Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Pemilik

wajib melaporkan dan menyerahkan Media Pembawa tersebut kepada petugas

Karantina Tumbuhan setempat.

Pasal 64

(1) Selama transit, Media Pembawa tersebut harus berada di bawah pengawasan

petugas Karantina Tumbuhan.

(2) Apabila disyaratkan oleh negara atau Area tujuan atau atas pertimbangan

petugas Karantina Tumbuhan, maka terhadap Media Pembawa sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pemeriksaan.

Pasal 65

(1) Apabila dari hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2)

ternyata Media Pembawa tersebut tidak bebas dari Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina dan tidak dapat dibebaskan dengan cara perlakuan, atau

berada dalam keadaan busuk atau rusak, atau merupakan jenis-jenis Media

Pembawa yang dilarang pemasukannya ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia atau Area yang bersangkutan, maka terhadap Media Pembawa

tersebut dilakukan penolakan dan harus segera dibawa keluar dari dalam

wilayah Negara Republik Indonesia atau Area transit yang bersangkutan.

(2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat

penolakan oleh Pemilik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dibawa

Page 23: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia atau Area transit yang

bersangkutan oleh Pemiliknya, maka terhadap Media Pembawa tersebut

dilakukan pemusnahan.

Pasal 66

(1) Terhadap Media Pembawa yang sedang transit, dapat diberikan Sertifikat

Kesehatan Tumbuhan oleh petugas Karantina Tumbuhan di tempat transit,

apabila :

a. diminta oleh Pemilik Media Pembawa yang bersangkutan atau disyaratkan

oleh negara tujuan atau negara atau Area transit berikutnya, bagi Media

Pembawa yang akan dikirim ke luar negeri; atau

b. disyaratkan sebagai kewajiban tambahan, bagi Media Pembawa yang

dimaksudkan untuk dikirim ke Area lain di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia.

(2) Sertifikat Kesehatan Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut

diberikan apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Media Pembawa

tersebut :

a. disertai dengan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara/Area

asal/pengirim atau negara/Area transit sebelumnya;

b. bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina; dan

c. tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina, akan tetapi setelah diberi perlakuan

dapat dibebaskan dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Bagian Kesembilan

Transit Alat Angkut

Pasal 67

Transit alat angkut yang membawa Media Pembawa di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia hanya boleh dilakukan di tempat-tempat pemasukandan pengeluaran.

Pasal 68

Penanggung jawab alat angkut wajib melaporkan kedatangan alat angkut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 67 kepada petugas Karantina Tumbuhan setempat sebelum

kedatangan alat angkut tersebut.

Pasal 69

Page 24: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Penanggung jawab alat angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dilarang

menurunkan Media Pembawa dari alat angkut yang sedang transit.

Bagian Kesepuluh

Tindakan Karantina Tumbuhan

Dalam Keadaan Darurat

Pasal 70

(1) Jika kapal atau pesawat udara yang memuat Media Pembawa karena keadaan

darurat merapat atau mendarat bukan di tempat tujuan, penanggung jawab

alat angkut yang bersangkutan harus segera melaporkan hal tersebut kepada

petugas Karantina Tumbuhan terdekat.

(2) Kecuali karena alasan-alasan yang memaksa, Media Pembawa, peralatan, serta

Media Pembawa lain yang terdapat dalam kapal atau pesawat udara tersebut

dan yang berhubungan langsung dengan Media Pembawa di atas, dilarang

dibongkar atau diturunkan dari alat angkut sebelum diperiksa dan diizinkan oleh

petugas Karantina Tumbuhan.

(3) Dalam hal kapal atau pesawat udara yang merapat atau mendarat darurat tidak

dapat meneruskan perjalanannya, terhadap Media Pembawa yang diangkutnya

diberlakukan ketentuan-ketentuan tentang pemasukan sebagaimana diatur pada

Bagian Kedua atau Bagian Ketiga Bab ini.

(4) Apabila kapal atau pesawat udara yang merapat darurat dapat meneruskan

perjalanannya, terhadap Media Pembawa yang diangkutnya diberlakukan

ketentuan-ketentuan tentang transit sebagaimana diatur pada Bagian

Kedelapan dan/atau Bagian Kesembilan Bab ini.

Bagian Kesebelas

Tindakan Karantina Tumbuhan

terhadap Barang Diplomatik

Pasal 71

Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini juga berlaku bagi pemasukan,

pengeluaran dan transit Media Pembawa yang dibawa atau dikirim sebagai barang

diplomatik.

Bagian Keduabelas

Page 25: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Tindakan Karantina Tumbuhan

oleh Pihak Ketiga

Pasal 72

(1) Tindakan Karantina Tumbuhan dapat dilakukan oleh pihak ketiga di bawah

pengawasan petugas Karantina Tumbuhan.

(2) Tindakan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalamayat (1), yaitu

pemeriksaan fisik,pengasingan,pengamatan,perlakuan dan/atau pemusnahan.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan tata cara pelaksanaan tindakan

Karantina Tumbuhan oleh pihak ketiga ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bagian Ketigabelas

Media Pembawa Dalam Penguasaan Instansi Lain

Pasal 73

Terhadap Media Pembawa yang statusnya dalam penguasaan instansi lain yang

berwenang, dapat dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan sebagaimana diatur dalam

Bab ini.

Bagian Keempatbelas

Pemasukan Media Pembawa yang Ditolak

Negara atau Area Tujuan

Pasal 74

(1) Pemasukan kembali Media Pembawa yang ditolak negara atau Area tujuan

dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan, kecuali tindakan penolakan.

(2) Pemasukan kembali Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

harus disertai dengan surat keterangan penolakan dari negara atau Area tujuan.

(3) Sertifikat Kesehatan Tumbuhan yang menyertai Media Pembawa tersebut

padawaktu pengeluaran dapat diberlakukan sebagai persyaratan Karantina

Tumbuhan.

BagianKelimabelas

Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa

Page 26: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting

Pasal 75

(1) Terhadap Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting yang

dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau diangkut dari

suatu Area ke Area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dikenakan

tindakan Karantina Tumbuhan.

(2) Tindakan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalamayat (1)

dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang sertifikasi benih.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media

Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting ditetapkan dengan

Keputusan Menteri.

Bagian Keenambelas

Dokumen Tindakan Karantina Tumbuhan

Pasal 76

(1) Untuk setiap tindakan Karantina Tumbuhan diterbitkan dokumen tindakan

Karantina Tumbuhan oleh petugas Karantina Tumbuhan.

(2) Dokumen tindakanKarantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

wajib segera disampaikan kepada Pemilik dan/atau pihak lain yang

berkepentingan.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang jenis, bentuk, dan tata cara penerbitan

dokumen tindakan Karantina Tumbuhan ditetapkandengan Keputusan Menteri.

BAB IV

PUNGUTANJASAKARANTINA TUMBUHAN

Pasal 77

(1) Setiap Pemilik yang memanfaatkan jasa atau sarana pemerintah dalam

pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan, dikenakan pungutan jasa Karantina

Tumbuhan.

(2) Pungutan jasa Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

terdiri dari biaya penggunaan sarana pada Instalasi Karantina milik Pemerintah

dan biaya jasa pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan yang dilakukan oleh

petugas Karantina Tumbuhan.

Pasal 78

Page 27: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

(1) Semua penerimaan yang berasal dari pungutan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 77 merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan harus disetor ke Kas

Negara.

(2) Tata cara dan besarnya pungutan jasa Karantina Tumbuhan akan ditetapkan

lebih lanjut dalam peraturan tersendiri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

BAB V

KAWASAN KARANTINA TUMBUHAN

Pasal 79

(1) Dalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinya serangan suatu

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di suatu kawasan yang semula

diketahui bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tersebut,

Menteri dapat menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasan Karantina

Tumbuhan.

(2) Penetapan kawasan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksut dalam ayat (1)

dilakukan oleh Menteri berdasarkan pengkajian atas luas serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan tersebut dan setelah memperhatikan pertimbangan

Kepala Daerah setempat.

(3) Sambil menunggu penetapan kawasan Karantina Tumbuhan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), Kepala Daerah setempat dapat mengambil langkah

dan tindakan yang diperlukan untuk mencegah tersebarnya dan/atau

mengeradikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang menjadi dasar

penetapan kawasan Karantina Tumbuhan tersebut.

Pasal 80

Dalam hal suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan Karantina Tumbuhan, maka:

a. pencegahan penyebaran dari dan pemberantasan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina di kawasan Karantina Tumbuhan tersebut, menjadi

wewenang dan tanggung jawab Menteri;

b. Gubernur setempat mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sebagaimana

dimaksud dalam huruf a.

Pasal 81

(1) Penetapan kawasan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79

bersifat sementara dan akan dicabut kembali apabila Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina yang menjadi dasar penetapan tersebut telah dapat

dieradikasi atau tidak dapat dieradikasi.

Page 28: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

(2) Pencabutan status kawasan Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dilakukan oleh Menteri setelah mempertimbangkan pendapat Kepala

Daerah setempat.

Pasal 82

Ketentuan lebih lanjut tentang syarat-syarat dan tata cara penetapan serta

pencabutan kawasan Karantina Tumbuhan ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

BAB VI

JENIS ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

DAN MEDIA PEMBAWANYA

Pasal 83

Menteri menetapkan jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan

I, Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II, Organisme Pengganggu

Tumbuhan Penting serta Media Pembawanya berdasarkan hasil analisis resiko

Organisme Pengganggu Tumbuhan dan daerah sebarnya.

Pasal 84

Menteri menetapkan jenis-jenis Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83, yang dilarang untuk:

a. dimasukkan ke atau dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia;

b. dikeluarkan dari atau dimasukkan ke suatu Area ke Area lain di dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

Pasal 85

(1) Untuk mengetahui keberadaan dan/atau penyebaran Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dilakukan

kegiatan pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan karantina.

(2) Kegiatan pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh petugas Karantina Tumbuhan dengan

melibatkan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan kegiatan perlindungan

tanaman.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang pemantauan Organisme Peengganggu Tumbuhan

Karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan

Menteri

BAB VII

MEDIA PEMBAWA LAIN

Page 29: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 86

Media Pembawa lain yang diturunkan dari alat angkut di tempat pemasukan, harus

dimusnahkan oleh penanggung jawab alat angkut bersangkutan di bawah pengawasan

petugas Karantina Tumbuhan.

Pasal 87

Penanggung jawab tempat pemasukan wajib menyediakan sarana penampungan

dan/atau pemusnahan bagi Media Pembawa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal

86.

BAB VIII

TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN

Pasal 88

(1) Dengan mempertimbangkan resiko masuk dan tersebarnya Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina serta kelancaran dan perkembangan

transportasi, perdagangan, dan pembangunan nasional, Menteri menetapkan

tempat-tempat pemasukan Media Pembawa.

(2) Dalam menetapkan tempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran Media

Pembawa sebagaimana dimaksud dalamayat (1), Menteri berkoordinasi dengan

menteri terkait.

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 89

(1) Menteri melakukan pembinaan untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta

masyarakat dalam bidang perkarantinaan tumbuhan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan melalui

kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan penyebarluasan informasi

secara terencana dan berkelanjutan.

(3) Dalam menyelenggarakan kegiatan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), Menteri dapat mengikutsertakan organisasi-organisasi profesi atau

lembaga-lembaga lainnya.

BAB X

Kerjasama Antar Negara Di Bidang

Page 30: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Karantina Tumbuhan

Pasal 90

(1) Menteri dapat melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara

lain di bidang Karantina Tumbuhan.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk

kerjasama bilateral, regional, dan/atau multilateral.

BAB XI

PETUGAS KARANTINA TUMBUHAN

Pasal91

(1) Pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan dilakukan oleh petugas Karantina

Tumbuhan.

(2) Petugas Karantina Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang bekerja

pada instansi Karantina Tumbuhan.

Pasal 92

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, petugas Karantina Tumbuhan berwenang untuk

:

a. memasuki dan memeriksa alat angkut, gudang, kade, apron, ruang

keberangkatan atau kedatangan penumpang, atau tempat-tempat lain di

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran untuk mengetahui ada atau

tidaknya Media Pembawa yang akan dilalulintaskan;

b. mengambil contoh Media Pembawayang akan dilalulintaskan;

c. membuka atau memerintahkan orang lain untuk membuka pembungkus,

kemasan, atau paket Media Pembawa, peti kemas atau bagasi, palka

untuk mengetahui ada atau tidaknya Media Pembawa yang akan atau

sedang dilalulintaskan;

d. melarang orang yang tidak berkepentingan untuk memasuki Instalasi

Karantina, alat angkut atau tempat-tempat lain dimana sedang dilakukan

tindakan Karantina Tumbuhan;

e. melarang diturunkannya dari alat angkut atau dipindah-tempatkannya

Media Pembawa yang sedang dalam pengawasan petugas Karantina

Tumbuhan;

f. memasuki tempat-tempat penyimpanan/penampungan Media Pembawa

untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa

tersebut dalam hal tindakan Karantina Tumbuhan dilakukan di luar

Page 31: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran; dan/atau

g. menetapkan cara perawatan dan pemeliharaan Media Pembawa yang

sedang dikenai tindakan Karantina Tumbuhan.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), petugas Karantina Tumbuhan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Pasal 93

Penyidikan tindak pidana di bidang Karantina Tumbuhan dapat dilakukan oleh petugas

Karantina Tumbuhan yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik pegawai negeri

sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 94

Semua peraturan pelaksanaan di bawah Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan

Karantina Tumbuhan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Pemerintah ini.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 95

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Pemerintah ini dengan penempatannya pada Lembaran Negara Republik Indonesia.

Page 32: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 April 2002

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 April 2002

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 35.

PENJELASAN

ATAS

Page 33: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2002

TENTANG

KARANTINA TUMBUHAN

UMUM

Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan tanggal 8 Juni 1992, penyelenggaraan kegiatan karantina

hewan, ikan, dan tumbuhan di Indonesia telah memperoleh landasan hukum baru yang

lengkap dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan. Sebagaimana umumnya suatu

Undang-undang, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 memuat ketentuan-ketentuan

yang bersifat umum yang perlu dijabarkan lebih lanjut dalam ketentuan-ketentuan

yang lebih operasional sifatnya dalam suatu Peraturan Pemerintah maupun

peraturan-peraturan lainnya yang lebih rendah tingkatannya.

Ada dua masalah dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 yang secara tegas

diamanatkan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah yaitu masalah

pungutan jasa karantina dan masalah transit alat angkut yang mengangkut Media

Pembawa. Namun demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mengatur lebih

lanjut masalah-masalah lain di luar kedua masalah tersebut dalam suatu Peraturan

Pemerintah, mengingat masalah yang akan diatur mempunyai implikasi yang luas

terhadap kepentingan umum atau menyangkut kompetensi dari berbagai departemen

sehingga pelaksanaannya memerlukan koordinasi antar departemen. Selain itu,

beberapa dari masalah tersebut ada yang merupakan materi baru atau yang tidak

secara jelas diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 sehingga perlu

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah untuk menjaga keutuhan sistem

sekaligus melengkapi ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Undang-undang

tersebut. Pengaturan lebih lanjut masalah-masalah tersebut dalam suatu Peraturan

Pemerintah juga dilakukan karena mengingat hierarkhi (tata urutan) peraturan

perundang-undangan di Indonesia sehingga dipandang perlu untuk terlebih dahulu

menuangkan materi pengaturan masalah-masalah tersebut dalam Peraturan

Pemerintah sebelum mengaturnya lebih lanjut dalam peraturan-peraturan lain yang

lebih rendah tingkatannya.

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, selain masalah

pungutan jasa karantina dan transit alat angkut, dalam Peraturan Pemerintah ini

diatur lebih lanjut masalah tindakan Karantina Tumbuhan, kawasan Karantina

Tumbuhan, mekanisme penetapan tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran,

Instalasi Karantina, pengembangan peranserta masyarakat, petugas Karantina

Tumbuhan serta masalah lain yang dipandang perlu.

PASAL DEMI PASAL

Page 34: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 1

Angka 1

Dalam pengertian tumbuhan, termasuk :

1. Benih atau bibit tumbuhan, yaitu tumbuhan atau

bagian-bagiannya, dalam keadaan dan bentuk apapun juga, yang dimaksudkan

untuk ditumbuhkan dan/atau mengembangbiakan tumbuhan.

Contoh dari benih tumbuhan ini antara lain adalah tanaman

hidup dalam keadaan utuh/lengkap seperti tanaman pot dan bonsai, stek, biji,

umbi, akar, rimpang dan serbuk sari.

Hasil tumbuhan hidup, yaitu tumbuhan dan bagian-bagiannya

dalam keadaan hidup, akan tetapi tidak dimaksudkan atau tidak lagi dapat

ditumbuhkan atau dipergunakan untuk mengembangbiakan tumbuhan.

Contohnya antara lain adalah buah dan sayuran segar, umbi-umbian, bunga

potong, biji-bijian (serealea) dan daun-daunan.

2. Hasil tumbuhan mati yang belum diolah, yaitu tumbuhan dan

bagian-bagiannya dalam keadaan mati akan tetapi belum mengalami proses

pengolahan yang mengubah bentuk atau sifat aslinya. Contohnya antara lain

adalah kayu gelondongan (log), jerami, buah, sayuran, atau bunga kering,

rotan, dan kapas.

3. Hasil tanaman mati yang sudah diolah, yaitu tumbuhan dan

bagian-bagiannya dalam keadaan mati dan telah mengalami proses pengolahan

yang mengakibatkan perubahan bentuk atau sifat aslinya sepanjang masih

mungkin menjadi Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan. Termasuk

dalam pengertian ini adalah hasil tumbuhan setengah olahan (semi-proccessed

products). Contohnya antara lain bungkil, beras, dedak, kayu lapis (plywood),

papan, pulp, tepung terigu, karung goni, sekam dan gaplek.

Termasuk juga dalam pengertian tumbuhan diatas adalah

tumbuhan yang dilindungi, contohnya anggrek alam, bunga bangkai dan kaktus.

Angka 2

Cukup jelas

Angka 3

Cukup jelas

Angka 4

Cukup jelas

Angka 5

Cukup jelas

Angka 6

Cukup jelas

Angka 7

Page 35: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Tidak dapat dibebaskan berarti bahwa Organisme Pengganggu Tumbuhan

tersebut karena sifatnya memang tidak dapat dibebaskan, atau belum diketahui

cara untuk membebaskannya, atau cara untuk membebaskannya belum dapat

dilakukan di Indonesia. Contoh Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

Golongan I adalah beberapa jenis virus, mikoplasma, dan bacterium like

organism (BLO) penyebab penyakit tanaman.

Angka 8

Cukup jelas

Angka 9

Pengertian Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting meliputi Organisme

Pengganggu Tumbuhan yang telah ada, baik di area-area tertentu maupun telah

tersebar luas di Indonesia dan tidak memiliki potensi untuk menimbulkan

kerugian ekonomi secara nasional, karena itu tidak termasuk dalam kategori

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Akan tetapi, keberadaannya pada

benih tanaman dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan pada tujuan

pemanfaatan benih tersebut, contohnya penyakit rebah kecambah (Phytium

sp.).

Angka 10

Termasuk pengertian benda lain diantaranya adalah sarana pengendalian

hayati, biakan organisme, tanah, kompos atau media pertumbuhan tumbuhan

lainnya, dan vektor.

Angka 11

Cukup jelas

Angka 12

Cukup jelas

Angka 13

Cukup jelas

Angka 14

Selain Pemilik alat angkut atau agen, termasuk dalam pengertian

penanggung jawab alat angkut adalah pilot, nakhoda kapal, atau pengemudi

kendaraan darat.

Angka 15

Cukup jelas

Angka 16

Cukup jelas

Angka 17

Sertifikat Kesehatan Tumbuhan untuk pemasukan dan pengeluaran ke

dan dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia dibuat sesuai dengan contoh

yang terlampir pada Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional

(International Plant Protection Convention).

Angka 18

Cukup jelas

Page 36: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Angka 19

Cukup jelas

Angka 20

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a

Terhadap Media Pembawa yang tergolong benda lain, walaupun

dikecualikan dari kewajiban melengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan, namun

tidak dibebaskan dari ketentuan-ketentuan Karantina Tumbuhan lain yang

berlaku baginya.

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Huruf a

Lihat penjelasan Pasal 2 huruf a.

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Ayat (2)

Dengan ketentuan ini maka berarti kewajiban sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) hanya dikenakan terhadap setiap Media Pembawa yang dibawa

atau dikirim dari suatu area yang tidak bebas ke area lain yang bebas dari

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Sedangkan Media Pembawa yang

dibawa dari suatu area yang bebas ke area lain yang bebas, dari suatu area yang

tidak bebas ke area lain yang tidak bebas, dan dari suatu area yang bebas ke

area lain yang tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di

dalam wilayah Negara Republik Indonesia tidak dikenakan kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Ayat (3)

Survei dan pemantauan daerah sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan

dimaksudkan untuk mengetahui keberadaaan suatu Organisme Pengganggu

Tumbuhan di suatu area, sedang analisis resiko Organisme Pengganggu

Tumbuhan dimaksudkan untuk menetapkan apakah suatu Organisme

Pengganggu Tumbuhan dapat dikategorikan sebagai Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina serta syarat-syarat dan tindakan karantina yang sesuai

untuk mencegah penyebarannya. Dalam melakukan analisis resiko Organisme

Page 37: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pengganggu Tumbuhan, faktor-faktor yang perlu dikaji, antara lain meliputi :

a. Kemungkinan terjadinya penyebaran Organisme Pengganggu

Tumbuhan tersebut secara alamiah;

b. Dampak dari syarat-syarat dan tindakan karantina yang akan

diterapkan untuk mencegah penyebarannya terhadap kelancaran perdagangan

serta lalulintas orang dan barang;

c. Besarnya biaya yang diperlukan serta manfaat yang diperoleh dari

upaya yang akan dilakukan (cost benefit analysis);

d. Kemampuan Pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan

penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan tersebut.

Berdasarkan hasil survei dan pemantauan serta analisis resiko

tersebut, Menteri akan menetapkan apakah daerah sebar suatu Organisme

Pengganggu Tumbuhan masih terbatas pada bagian tertentu dari suatu pulau,

seluruh bagian pulau, atau kelompok pulau.

Pasal 4

Huruf a

Lihat penjelasan Pasal 2 huruf a.

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan dalam hal tertentu adalah suatu keadaan yang

berdasarkan hasil analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan dinilai

memiliki potensi yang besar untuk mengakibatkan terjadinya penyebaran

Organisme Pengganggu Tumbuhan melalui lalulintas Media Pembawa, sehingga

untuk menanggulanginya diperlukan persyaratan tambahan selain persyaratan

yang telah diatur dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4.

Ayat (2)

Contoh dari persyaratan tekhnis adalah syarat bahwa Media Pembawa

tersebut harus berasal dari area yang bebas dari Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina tertentu atau pemberian perlakuan tertentu di Negara asal

sebelum Media Pembawa tersebut dikirim ke Negara tujuan.

Sedangkan contoh dari persyaratan kelengkapan dokumen adalah

keharusan untuk menyertakan sertifikat fumigasi, atau surat keterangan asal.

Ayat (3)

Cukup jelas

Page 38: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Dengan ketentuan ini maka berarti tindakan Karantina Tumbuhan hanya

dikenakan terhadap setiap Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu

area yang tidak bebas ke area lain yang bebas dari Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina. Sedangkan Media Pembawa yang dibawa dari suatu area

yang bebas ke area lain yang bebas, dari suatu area yang tidak bebas ke area

lain yang tidak bebas, dan dari suatu area yang bebas ke area lain yang tidak

bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di dalam wilayah Negara

Republik Indonesia tidak dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pemeriksaan secara visual dilakukan dengan menggunakan mata

telanjang atau dengan menggunakan alat bantu sederhana seperti loupe (kaca

pembesar). Sedangkan pemeriksaan laboratoris dilakukan di laboratorium

dengan menggunakan peralatan laboratorium seperti mikroskop, centrifuge,

incubation room, atau autoclave.

Ayat (3)

Pengertian Pemilik membantu termasuk menyediakan alat dan bahan

yang tidak dapat disediakan oleh Pemerintah.

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Contoh perlakuan secara fisik adalah pencelupan dalam air panas,

perlakuan uap panas, dan pendinginan. Sedangkan contoh perlakuan secara

kimiawi adalah fumigasi dengan menggunakan fumigan tertentu, perendaman

dalam larutan pestisida dan penyemprotan dengan pestisida.

Page 39: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pengawasan oleh petugas Karantina Tumbuhan dilakukan pada saat Media

Pembawa dinaikkan kembali ke dalam alat angkut.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Tanggung jawab Pemilik dalam pelaksanaan pemusnahan meliputi segala

proses kegiatan yang dilakukan dari sejak persiapan sampai dengan selesainya

tindakan pemusnahan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Huruf a

Diperlukan waktu melapor selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum

Media Pembawa yang dikenakan pengasingan dan pengamatan tiba di tempat

pemasukan, dimaksudkan agar petugas Karantina Tumbuhan memiliki waktu

yang cukup untuk menyiapkan Instalasi Karantina sehubungan dengan akan

dilaksanakannya tindakan pengasingan dan pengamatan tersebut.

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 40: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Ketentuan ini dimaksudkan agar Media Pembawa tersebut tidak terlalu

lama tertahan di tempat pemasukan karena dapat menjadi sumber penyebaran

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Pemeriksaan di atas alat angkut dilakukan apabila alat angkut yang

bersangkutan hanya memuat Media Pembawa tersebut dan/atau Media

Pembawa tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi untuk menyebarkan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Pasal 19

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Ketentuan ini pada dasarnya sama dengan ketentuan huruf d

tetapi bersifat lebih khusus yaitu hanya diberlakukan terhadap jenis-jenis Media

Pembawa tertentu. Media Pembawa tersebut hanya dapat dimasukkan di

tempat-tempat pemasukan yang telah ditunjuk/ ditetapkan, dan tidak

berlaku bagi tempat-tempat pemasukan lainnya. Pengkhususan ini dilakukan

dengan pertimbangan yang bersifat teknis, misalnya tidak tersedianya sarana

untuk mendeteksi Organisme Pengganggu Tumbuhan tertentu.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 41: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Berdasarkan pertimbangan petugas Karantina Tumbuhan, misalnya kapal

tidak dapat segera merapat di dermaga.

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Hal-hal yang menyebabkan tidak memungkinkan dilaksanakannya perlakuan di

atas alat angkut tersebut sepenuhnya ditentukan oleh pertimbangan teknis

petugas Karantina Tumbuhan, contohnya antara lain :

1. Media Pembawa berada dekat dengan barang-barang lain yang peka

terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan untuk perlakuan; atau

2. Alat angkut yang membawa Media Pembawa tersebut berada dalam

kondisi sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan dilaksanakannya

perlakuan.

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Page 42: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Ketentuan ini dimaksudkan agar Media Pembawa tersebut tidak terlalu

lama tertahan di tempat pemasukan karena dapat menjadi sumber penyebaran

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Terhadap Media Pembawa tersebut dilakukan pembebasan karena telah

dilakukan tindakan Karantina Tumbuhan di area asal atau area transit dan telah

memenuhi persyaratan Karantina Tumbuhan di tempat pemasukan.

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Berdasarkan pertimbangan petugas Karantina Tumbuhan diantaranya

kapal tidak dapat segera merapat di dermaga.

Pasal 34

Cukup jelas

Page 43: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Lihat penjelasan Pasal 25.

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Mengingat sangat beragamnya jangka waktu yang diperlukan untuk

pelaporan Media Pembawa tersebut sesuai dengan jenis Media Pembawa serta

cara atau metode tindakan Karantina Tumbuhan yang akan dilaksanakan, maka

penetapan secara definitif jangka waktu pelaporan tersebut lebih baik dimuat

dalam suatu aturan yang lebih teknis sifatnya, yaitu Surat Keputusan Menteri.

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Ayat (1)

Pembangunan Instalasi Karantina di tempat lain, antara lain karena tidak

tersedianya lahan di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran.

Ayat (2)

Page 44: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Pasal 47

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Kelayakan teknis meliputi aspek prasarana, sarana, pemeliharaan,

keamanan, tenaga, dan penatausahaan/pencatatan kegiatan dari Instalasi

Karantina tersebut.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 48

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pengertian fasilitas antara lain akomodasi, konsumsi, dan sarana

transportasi yang diperlukan untuk menuju lokasi.

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Alat angkut yang bersangkutan dimungkinkan menjadi media penyebaran

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Page 45: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 55

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Perlakuan dimaksud misalnya orang bersangkutan diharuskan mandi

dengan memakai sabun, dan pakaiannya harus segera dicuci.

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Yang dimaksud dengan peralatan adalah semua peralatan baik yang terbuat dari

tumbuhan atau bukan tumbuhan yang dapat membawa Organisme Pengganggu

Tumbuhan, karena kontaminasi. Contohnya antara lain alat rumah tangga,

barang kerajinan dan alat-alat pertanian yang sudah dipakai.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembungkus adalah tumbuhan yang terdapat

bersama dengan atau menyertai barang lain yang dipergunakan sebagai

pembungkus, pengisi, pengikat, pelapis, penutup, dan penahan kelembaban.

Contohnya jerami, sekam, pallet, sabut, pelepah, goni, papan, dan serbuk

gergaji.

Pasal 58

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Penolakan dilakukan terhadap peralatan yang tidak mungkin

dimusnahkan. Contohnya antara lain kendaraan dan mesin.

Huruf d

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Page 46: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Pasal 62

Cukup jelas

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas

Pasal 70

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Alasan-alasan yang memaksa antara lain Media Pembawa tersebut

merupakan Media Pembawa yang cepat rusak sehingga perlu segera diturunkan

dari alat angkut, kapal yang membawanya mengalami kerusakan berat sehingga

dikhawatirkan akan tenggelam, atau keamanan Media Pembawa tersebut tidak

terjamin apabila berada pada alat angkut.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 71

Page 47: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Pasal 72

Ayat (1)

Yang dimaksud pihak ketiga antara lain lembaga penelitian, perguruan

tinggi dan fumigator.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 73

Cukup jelas

Pasal 74

Ayat (1)

Tindakan penolakan tidak tepat diterapkan dalam kasus ini karena Media

Pembawa tersebut berasal dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 75

Ayat (1)

Sesuai dengan ketentuan internasional yang berlaku, yang dimaksud

sebagai Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting adalah benih

atau bibit tumbuhan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan di bidang

sertifikasi benih adalah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

pengawasan standar mutu benih yang diedarkan/diperdagangkan. Ketentuan

peraturan perundang-undangan tersebut meliputi juga aspek kesehatan dari

benih yang diedarkan, yaitu ketentuan yang mengatur bahwa benih harus bebas

dari Organisme Pengganggu Tumbuhan tertentu atau hanya boleh

terkontaminasi/terinfestasi dalam batas yang ditetapkan (maximum pest limit).

Ketentuan tentang aspek kesehatan benih inilah yang juga perlu diperhatikan

dalam pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan terhadap benih.

Pemberlakuan ketentuan di bidang sertifikasi benih terhadap benih yang

dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau yang diangkut

antar area di wilayah Negara Republik Indonesia, tidak mengurangi

berlakunya ketentuan-ketentuan di bidang Karantina Tumbuhan pada umumnya,

Page 48: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

khususnya yang diatur dalam BAB III Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Peraturan

Pemerintah ini, karena selain sebagai Media Pembawa Organisme Pengganggu

Tumbuhan Penting, benih juga merupakan Media Pembawa Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 76

Ayat (1)

Dokumen tindakan Karantina Tumbuhan adalah dokumen yang

diterbitkan oleh petugas Karantina Tumbuhan sebagai akibat dilakukannya

tindakan Karantina Tumbuhan.

Ayat (2)

Dokumen tindakan Karantina Tumbuhan yang wajib segera disampaikan

kepada Pemilik dan/atau pihak lain yang berkepentingan antara lain :

1. Surat Keterangan Masuk Karantina ;

2. Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar Negeri;

3. Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Domestik;

4. Sertifikat Karantina Tumbuhan Domestik;

5. Phytosanitary Certificate;

6. Phytosanitary Certificate for Re-Export;

7. Fumigation Certificate;

8. Berita Acara Pemusnahan;

9. Surat Penahanan;

10. Surat Penolakan;

11. Laporan Pemeriksaan Kapal;

12. Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 77

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Biaya penggunaan sarana yang dapat dikenakan terhadap Pemilik Media

Pembawa, antara lain biaya sewa gudang, rumah kaca dan incenerator.

Pasal 78

Cukup jelas

Pasal 79

Ayat (1)

Page 49: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Cukup jelas

Ayat (2)

Dalam hal kawasan Karantina Tumbuhan tersebut berada dalam wilayah

suatu Kabupaten/Kota, maka pertimbangan untuk penetapan kawasan Karantina

Tumbuhan, diberikan oleh Bupati/Walikota setempat. Akan tetapi apabila

kawasan Karantina Tumbuhan tersebut terletak dalam 2 (dua) atau lebih

wilayah Kabupaten/Kota, maka pertimbangan tersebut diberikan oleh

Gubernur.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan Kepala Daerah adalah sejalan dengan penjelasan

ayat (2).

Pasal 80

Cukup jelas

Pasal 81

Cukup jelas

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Cukup jelas

Pasal 84

Cukup jelas

Pasal 85

Cukup jelas

Pasal 86

Termasuk dalam pengertian Media Pembawa lain adalah sampah, antara lain

sisa-sisa makanan yang mengandung bahan asal tumbuhan.

Pasal 87

Penanggung jawab tempat pemasukan adalah instansi yang bertanggung jawab

terhadap pengelolaan tempat pemasukan, contohnya PT Pelindo, PT Angkasa

Pura dan PT Pos dan Giro.

Pasal 88

Cukup jelas

Page 50: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 89

Cukup jelas

Pasal 90

Cukup jelas

Pasal 91

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Penjabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan juga

ada yang bekerja pada instansi lain seperti instansi perlindungan tanaman

pangan, perkebunan atau holtikultura, baik sebagai aparat Pemerintah Pusat

maupun Daerah. Namun mereka bukan merupakan petugas Karantina

Tumbuhan.

Pasal 92

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Petugas Karantina Tumbuhan berwenang memeriksa seluruh partai

Media Pembawa dan pengambilan contoh dilakukan untuk pemeriksaan lebih

lanjut di laboratorium.

Huruf c

Untuk pembukaan bagasi, paket, pembungkus dan lain sebagainya

harus dilakukan dengan disaksikan Pemiliknya atau kuasanya.

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 93

Cukup jelas

Page 51: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Pasal 94

Cukup jelas

Pasal 95

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4196.

Page 52: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA bagi ...bagi penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undangNomor 16Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,