25
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 16 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3992); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3993); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUT-AN ZAT RADIOAKTIF.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2002

TENTANG

KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 16 Undang-undang Nomor 10

Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran dipandang perlu

menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan

Pengangkutan Zat Radioaktif;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana

telah diubah dengan Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar

1945;

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3676);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi

Pengion (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3992);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 tentang

Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3993);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN

PENGANGKUT-AN ZAT RADIOAKTIF.

Page 2: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Pengangkutan zat radioaktif adalah pemindahan zat radioaktif dari suatu

tempat ke tempat lain melalui jaringan lalu lintas umum, dengan menggunakan

sarana angkutan darat, air atau udara.

2. Pengangkut adalah orang atau badan yang melakukan pengangkutan zat

radioaktif.

3. Pembungkus adalah perangkat komponen yang diperlukan untuk mengungkung

zat radioaktif sepenuhnya, dapat terdiri dari satu wadah atau lebih, bahan

penyerap, kerangka, penahan radiasi, peralatan untuk mengisi dan

mengosongkan, pengatur ventilasi dan tekanan, dan peralatan untuk

pendinginan, peredam goncangan, untuk pengangkutan dan pengokohan, untuk

penahan panas, dan peralatan.

4. Bungkusan adalah pembungkus dengan isi zat radioaktif di dalamnya, yang

disiapkan untuk diangkut.

5. Pengirim adalah orang atau badan yang menyiapkan pengiriman untuk

pengangkutan zat radioaktif dan dinyatakan dalam dokumen pengangkutan.

6. Penerima adalah orang atau badan yang menerima zat radioaktif dari Pengirim

dan dinyatakan dalam dokumen pengangkutan.

7. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan

operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang

menjurus timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi, dan atau

kontaminasi yang melampaui batas keselamatan.

8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta

tangki atau wadah dengan kapasitas tidak kurang dari 450 (empat ratus

limapuluh) liter untuk cairan, bubuk, butiran, bubur atau padatan yang semula

dimuat sebagai gas atau cairan, dan kemudian menjadi padat, tidak kurang dari

1000 (seribu) liter untuk gas yang dimuat dan dikosongkan tanpa perlu

dibongkar, mempunyai stabilisator dan pengokoh pada bagian luarnya, dan

tetap dapat diangkat walaupun terisi penuh.

9. Badan Pengawas adalah badan yang bertugas melaksanakan pengawasan

terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.

Page 3: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

BAB II

RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang keselamatan pengangkutan zat

radioaktif yang meliputi perizinan, kewajiban dan tanggung jawab,

pembungkusan, program proteksi radiasi, pelatihan, program jaminan kualitas,

jenis dan batas aktivitas zat radioaktif, zat radioaktif dengan sifat bahaya lain,

dan penanggulangan keadaan darurat.

(2) Peraturan Pemerintah ini berlaku juga untuk pengangkutan bahan nuklir.

Pasal 3

(1) Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku untuk:

a. pemindahan zat radioaktif di dalam suatu instalasi;

b. zat radioaktif yang dipasang atau dimasukkan ke dalam tubuh manusia

atau binatang hidup untuk diagnosa dan atau terapi;

c. zat radioaktif yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sarana

angkutan;

d. zat radioaktif dalam bentuk barang atau produk konsumen; dan

e. zat radioaktif yang berasal dari alam dalam ukuran tertentu.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 4

Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk menjamin keselamatan, keamanan,

ketentraman, dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat, serta

perlindungan terhadap harta benda dan lingkungan hidup selama pengangkutan

zat radioaktif.

Pasal 5

(1) Untuk mencapai tujuan keselamatan pengangkutan zat radioaktif, Pengirim dan

Penerima harus menerapkan prinsip :

a. zat radioaktif tidak keluar dari wadahnya baik dalam kondisi

pengangkutan normal maupun dalam kondisi kecelakaan;

b. paparan radiasi di luar bungkusan dalam batas aman;

c. bahan nuklir dalam pengangkutan harus tetap dalam kondisi subkritis;

dan

d. panas yang ditimbulkan oleh zat radioaktif dapat dilepaskan secara

Page 4: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

sempurna.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

BAB III

PERIZINAN

Pasal 6

(1) Pengangkutan zat radioaktif hanya dapat dilakukan bila Pengirim dan Penerima

zat radioaktif telah memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir dari Badan

Pengawas.

(2) Selain izin pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sebelum

pengangkutan dilaksanakan, Pengirim harus terlebih dahulu mendapat

persetujuan pengiriman dari Badan Pengawas.

(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

BAB IV

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 7

(1) Sebelum pelaksanaan pengangkutan Pengirim wajib:

a. memberikan informasi yang lengkap dan benar secara tertulis kepada

Pengangkut tentang bungkusan, bahaya radiasi dan sifat bahaya lain yang

mungkin terjadi, dan cara penanggulangannya;

b. memberikan tanda, label, dan atau plakat pada kendaraan angkutan

jalan dan jalan rel;

c. memberikan petunjuk secara tertulis kepada Pengangkut apabila tidak

mungkin menyerahkan bungkusan kepada Penerima; dan

d. menyiapkan proteksi fisik selama pengangkutan bahan nuklir.

(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c sekurang-kurangnya

meliputi :

a. pemberitahuan kepada Pengirim dan Badan Pengawas;

b. penyimpanan bungkusan di tempat yang aman; dan

c. pengembalian bungkusan kepada Pengirim.

Pasal 8

Pengirim bertanggung jawab atas semua kerugian yang diderita Pengangkut dan

atau pihak lain sebagai akibat dari tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana

Page 5: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a.

Pasal 9

Pengirim wajib memberikan kesempatan kepada Badan Pengawas untuk

melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengangkutan.

Pasal 10

Pengirim wajib segera memberitahukan kepada Penerima mengenai saat

datangnya bungkusan di tempat tujuan.

Pasal 11

(1) Pengangkut bertanggung jawab atas keselamatan bungkusan yang diangkut

sejak menerima dari Pengirim sampai saat penyerahan kepada Penerima,

kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian pengangkutan.

(2) Apabila terjadi kerusakan selama pengangkutan, Pengangkut harus

memberitahukan kepada Badan Pengawas dan Pengirim, dan mengawasi akses

ke bungkusan.

(3) Dalam hal terjadi penyitaan oleh yang berwajib atau bungkusan hilang,

Pengangkut harus melaporkan kepada Badan Pengawas dan Pengirim.

Pasal 12

(1) Pada saat menerima bungkusan dari Pengangkut, Penerima harus memeriksa

bungkusan dari kemungkinan terjadinya kerusakan atau kebocoran.

(2) Dalam hal terjadi kerusakan dan atau kebocoran bungkusan, Penerima harus

langsung melakukan pengukuran tingkat radiasi dan atau kontaminasi.

(3) Hasil pengukuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus dilaporkan

kepada Badan Pengawas dan Pengirim paling lama 5 (lima) hari sesudah

dilakukan pengukuran.

(4) Dalam hal kerusakan dan atau kebocoran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

dapat menyebabkan bahaya radiasi dan atau kontaminasi, Penerima wajib

melakukan tindakan pengamanan sesuai dengan cara penanggulangan yang

tercantum dalam dokumen pengangkutan.

(5) Tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) harus dilaporkan

kepada Badan Pengawas dan Pengirim paling lama 5 (lima) hari setelah

dilakukan tindakan pengamanan.

(6) Ketentuan sebagaimana tercantum dalam ayat (2) sampai dengan ayat (5)

diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Page 6: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Pasal 13

(1) Badan Pengawas wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 ayat (3) dan ayat (5).

(2) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa petunjuk

yang perlu dilaksanakan Penerima dan atau pengarahan langsung di lapangan.

(3) Dalam melaksanakan tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Badan

Pengawas dapat meminta bantuan Badan Pelaksana dan atau instansi terkait

lainnya.

BAB V

PEMBUNGKUSAN

Pasal 14

(1) Pengirim harus melakukan pembungkusan sesuai dengan tipe dan kategori

bungkusan.

(2) Tipe bungkusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi

persyaratan pengujian bungkusan.

(3) Pengujian bungkusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus dilakukan

oleh laboratorium yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas.

(4) Bungkusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) yang telah lolos uji diberikan

sertifikat lolos uji.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur

lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 15

Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 tidak dilakukan terhadap

bungkusan yang dikecualikan.

Pasal 16

(1) Setiap bungkusan yang masuk ke wilayah Republik Indonesia harus disertai

dengan sertifikat bungkusan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang pada

negara asal bungkusan.

(2) Badan Pengawas dapat melakukan validasi atas sertifikat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1).

(3) Ketentuan mengenai validasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih

lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Page 7: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Pasal 17

Setiap bungkusan tidak boleh berisi barang-barang lain, kecuali dokumen yang

diperlukan dalam pengangkutan dan peralatan untuk penanganan zat radioaktif.

Pasal 18

Pembungkusan zat radioaktif yang mempunyai sifat bahaya lain harus

memperhatikan semua sifat bahan tersebut.

Pasal 19

(1) Setiap bungkusan yang akan diangkut harus disertai dengan dokumen

pengangkutan dan diberi tanda, label, dan atau plakat yang jelas.

(2) Dokumen pengangkutan harus diletakkan di bagian luar bungkusan dan menjadi

satu kesatuan dengan bungkusan.

(3) Dokumen pengangkutan, tanda, label, dan atau plakat pada bungkusan yang

diangkut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 20

Setiap bungkusan yang akan diangkut tidak boleh terkontaminasi melebihi

tingkat yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.

BAB VI

PROGRAM PROTEKSI RADIASI

Pasal 21

Setiap pengangkutan zat radioaktif harus memenuhi Asas Proteksi Radiasi.

Pasal 22

(1) Pengirim dalam melakukan pengangkutan bahan nuklir harus memenuhi

persyaratan proteksi fisik.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 23

Page 8: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

(1) Pengangkut harus menempatkan bungkusan secara terpisah pada jarak aman

dari petugas yang melaksanakan, tempat para pekerja dan anggota masyarakat,

film fotografi yang belum diproses, dan atau bahan berbahaya dan beracun

lainnya, selama pengangkutan, penyimpanan selama transit, dan penyimpanan

sementara sebelum dan sesudah pengangkutan.

(2) Jarak aman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 24

(1) Pemantauan dosis radiasi terhadap petugas pengangkut harus dilakukan sesuai

dengan kondisi pengangkutan.

(2) Ketentuan pemantauan dosis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

Pasal 25

(1) Tangki yang telah digunakan untuk mengangkut zat radioaktif tidak boleh

digunakan untuk menyimpan atau mengangkut barang lainnya, sebelum

dinyatakan aman atau bebas kontaminasi.

(2) Kendaraan pengangkut dan peralatan yang digunakan secara terus menerus

untuk mengangkut zat radioaktif harus dipantau secara berkala untuk

menentukan tingkat kontaminasi.

Pasal 26

(1) Pemeriksaan isi bungkusan selama pengangkutan oleh instansi yang berwenang

hanya boleh dilakukan dengan peralatan tertentu dan dihadiri oleh atau atas

petunjuk Petugas Proteksi Radiasi.

(2) Bungkusan yang diperiksa oleh instansi yang berwenang sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) harus dikembalikan pada keadaan semula, sebelum diteruskan

kepada Penerima.

BAB VII

Page 9: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

PELATIHAN

Pasal 27

(1) Pekerja yang secara rutin terlibat langsung dalam pengangkutan zat radioaktif

harus mendapatkan pelatihan mengenai pengangkutan zat radioaktif .

(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah tanggung jawab

Pengangkut.

(3) Ketentuan tentang pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

BAB VIII

PROGRAM JAMINAN KUALITAS

Pasal 28

(1) Pengirim dalam pengangkutan zat radioaktif dan bahan nuklir harus menyusun

Program Jaminan Kualitas.

(2) Program Jaminan Kualitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan

kepada Badan Pengawas untuk disetujui.

(3) Program Jaminan Kualitas yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) dilaksanakan oleh :

a. Pengirim, selama tahap persiapan pengiriman sebelum diserahkan kepada

Pengangkut; dan

b. Pengangkut, selama pengangkutan, penyimpanan selama transit, dan

penyimpanan sementara sebelum dan sesudah pengangkutan, sebelum

diserahkan kepada Penerima.

(4) Program Jaminan Kualitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

BAB IX

JENIS DAN BATAS AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF

Pasal 29

(1) Jenis dan aktivitas zat radioaktif dalam suatu bungkusan tidak boleh melebihi

batas yang ditentukan untuk tipe bungkusan.

(2) Jenis dan aktivitas zat radioaktif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

BAB X

Page 10: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

ZAT RADIOAKTIF

DENGAN SIFAT BAHAYA LAIN

Pasal 30

Pengangkutan zat radioaktif yang mempunyai sifat bahaya lain harus memenuhi

ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan pengangkutan bahan

berbahaya dan beracun (B3).

BAB XI

PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

Pasal 31

Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, Pengangkut wajib melaporkan kepada

Badan Pengawas, Pengirim, pejabat yang berkepentingan, dan Penerima.

Pasal 32

(1) Apabila selama pengangkutan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan

bungkusan pecah, bocor atau rusak, petugas pengangkut harus mengisolasi

tempat kejadian dengan pemagaran dan memberi tanda-tanda yang jelas.

(2) Pengangkut wajib melaporkan terjadinya kecelakaan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) kepada Badan Pengawas, Pengirim, dan atau Penerima.

(3) Pengirim atau Penerima wajib mengirimkan Petugas Proteksi Radiasi sesegera

mungkin setelah terjadi kecelakaan radiasi untuk memeriksa dan memimpin

tindakan penanggulangan serta menyatakan bahwa daerah tersebut telah bebas

dari bahaya radiasi.

(4) Bungkusan dengan tingkat kebocoran sebagai akibat dari kecelakaan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang melebihi nilai batas yang ditetapkan

oleh Badan Pengawas tidak boleh diteruskan pengirimannya sebelum diperbaiki

dan didekonta-minasi.

Pasal 33

Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 32 ayat

(2), apabila diperlukan Badan Pengawas dapat mengoordinasikan atau

memimpin tindakan penanggulangan.

BAB XII

Page 11: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 34

(1) Badan Pengawas memberikan peringatan tertulis kepada Pemegang Izin

pemanfaatan tenaga nuklir yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (2), Pasal 7,

Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12 ayat (1) sampai dengan ayat (5), Pasal 14 ayat (1)

sampai dengan ayat (3), Pasal 16 ayat (1), Pasal 17, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20,

Pasal 22, Pasal 25, Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) huruf a, Pasal 29 ayat (1),

Pasal 30, dan Pasal 32 ayat (3) dan ayat (4) dalam Peraturan Pemerintah ini.

(2) Jangka waktu peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

14 (empatbelas) hari sejak dikeluarkan peringatan.

(3) Apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dipatuhi

diberikan peringatan terakhir selama 14 (empatbelas) hari sejak peringatan

pertama berakhir.

(4) Apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tetap tidak

dipatuhi, Badan Pengawas dapat membekukan izin selama 30 (tigapuluh) hari

sejak perintah pembekuan dikeluarkan.

(5) Apabila Pemegang izin tetap tidak mematuhi peringatan pembekuan izin

sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), izin dapat dicabut oleh Badan

Pengawas.

Pasal 35

(1) Badan Pengawas dapat langsung membekukan izin pemanfaatan tenaga nuklir

apabila selama proses pengangkutan zat radioaktif terjadi pelanggaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 12 ayat (1), ayat (2), dan

ayat (4), Pasal 14 ayat (1) sampai dengan ayat (3), Pasal 17, Pasal 20, Pasal 29

ayat (1), Pasal 30, Pasal 32 ayat (3) dan ayat (4) yang menyebabkan bahaya

radiasi bagi keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup.

(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari sejak pembekuan

izin, Pemegang Izin tetap tidak memenuhi ketentuan yang menjadi alasan

pembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Badan Pengawas dapat

mencabut izinnya.

BAB XIII

Page 12: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

KETENTUAN PIDANA

Pasal 36

Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (1) dipidana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997

tentang Ketenaganukliran.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, segala peraturan pelaksanaan

yang lebih rendah dari Peraturan Pemerintah ini yang mengatur mengenai

keselamatan pengangkutan zat radioaktif dinyatakan tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan baru berdasarkan

Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 38

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 1975 (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 17, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3053), dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 39

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan

Page 13: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Mei 2002

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 13 Mei 2002

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 51

PENJELASAN

Page 14: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

ATAS

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2002

TENTANG

KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

UMUM

Zat radioaktif dan bahan nuklir disamping dapat memberikan manfaat yang

sangat besar bagi manusia dan lingkungan hidup, juga dapat mempunyai potensi

bahaya radiasi terhadap manusia, harta benda, dan lingkungan hidup. Oleh

karenanya perlu dibuatkan pengaturan dalam pelaksanaan pemanfaatannya

khususnya dalam pelaksanaan pengangkutan zat radioaktif.

Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif ini

merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997

tentang Ketenaganukliran yang dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan

dalam pelaksanaan pengangkutan zat radioaktif sesuai dengan perkembangan

teknologi nuklir.

Untuk membantu dan memudahkan pengawasan terhadap pengangkutan zat

radioaktif kepada Pengirim dan Penerima yang akan melakukan kegiatan

pengangkutan zat radioaktif dibebankan kewajiban untuk terlebih dahulu

memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir. Kewajiban tersebut dilatarbelakangi

oleh adanya kebijakan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang

menegaskan bahwa setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir, termauk

pengangkutan zat radioaktif wajib mendapat izin dari Badan Pengawas.

Sebaliknya, kepada Pengangkut zat radioaktif tidak dibebani kewajiban untuk

memiliki izin pemanfaatan zat radioaktif karena dalam praktek Pengangkut

tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi persyaratan izin pemanfaatan

zat radioaktif.

Pengertian pengangkutan dalam Peraturan Pemerintah ini termasuk juga

hal-hal mengenai desain, pembuatan, penyiapan, pengiriman, pemeliharaan

dan perbaikan pembungkus, pemuatan, serta penyimpanan selama transit,

penyimpanan sebelum dan sesudah pengangkutan, pembongkaran, dan

penerimaan bungkusan.

Agar Pengangkut dapat melakukan pengangkutan zat radioaktif dengan aman,

maka ada kewajiban bagi Pengirim untuk memberikan keterangan mengenai

bungkusan, petunjuk teknis dan bahaya yang mungkin timbul. Dengan demikian

keterangan yang diberikan kepada Pengangkut tersebut adalah menjadi

pedoman bagi pengangkut dan petunjuk bila terjadi sesuatu. Adapun akibat

Page 15: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

kesalahan pemberitahuan atau keterangan yang tidak lengkap sehingga

mengakibatkan kerugian, maka hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab

pengirim.

Mengingat potensi bahaya radiasi yang ditimbulkan, maka pengangkutan zat

radioaktif dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jaringan

lalu lintas umum, baik melalui darat, air maupun udara, dilakukan dengan

memenuhi ketentuan keselamatan. Oleh karena itu terhadap zat radioaktif

tersebut sebelum diangkut, ketentuan pembungkusan menjadi perhatian utama

sehingga selama pengangkutan, zat radioaktif tidak akan lepas atau keluar dari

pembungkus dan radiasi yang mungkin keluar atau bocor dari pembungkus tidak

melampaui paparan radiasi yang telah ditetapkan. Selain pembungkusan, perlu

diperhatikan juga prosedur pengangkutan mulai dari penanganan awal

pengiriman hingga diserahkan kepada penerima.

Pengangkutan zat radioaktif supaya benar-benar aman, tidak menimbulkan efek

baik langsung maupun tidak langsung kepada manusia, tidak merugikan

terhadap harta benda dan juga tidak mencemari lingkungan hidup maka perlu

menerapkan asas proteksi radiasi, program jaminan kualitas dan

memperhatikan sifat bahaya lain.

Dalam hal terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pecahnya bungkusan zat

radioaktif, maka keselamatan manusia diutamakan. Diupayakan juga

pencegahan meluasnya bahaya radiasi disekitar daerah atau tempat kecelakaan

dengan cara Pengangkut (petugas pengangkut) mengisolasi daerah/tempat

terjadinya kecelakaan, yaitu dengan pemagaran atau memberi tanda-tanda

yang jelas dan melarang setiap orang untuk memasuki atau berada di dalam

daerah atau tempat terjadinya kecelakaan, sebelum dinyatakan aman oleh

Petugas Proteksi Radiasi atau orang yang ditunjuk.

Pengertian pengangkutan dalam Peraturan Pemerintah ini tidak termasuk :

a. pengangkutan di dalam instalasi nuklir tempat zat radioaktif diproduksi,

digunakan atau disimpan yang dalam hal ini berlaku peraturan

keselamatan yang lain;

b. zat radioaktif yang dipasang atau dimasukkan ke dalam tubuh manusia

atau binatang hidup untuk diagnosis dan atau terapi;

c. zat radioaktif yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sarana

angkutan seperti tanda-tanda luminisen pada pesawat terbang; dan

d. zat radioaktif dalam bentuk barang atau produk konsumen yang telah

mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk dijual dan atau digunakan,

seperti pada jam tangan, detektor asap (smoke detector), kaos lampu.

Untuk pengangkutan zat radioaktif selain Peraturan Pemerintah ini, berlaku

Page 16: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

pula peraturan pengangkutan barang pada umumnya, termasuk peraturan

mengenai barang yang mempunyai sifat bahaya lain.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Bahan nuklir yang dimaksud merupakan zat radioaktif dengan sifat

khusus.

Pasal 3

Ayat (1)

Pengecualian pengaturan tersebut dikarenakan ada zat radioaktif yang

tidak membahayakan bagi pekerja, anggota masyarakat dan atau lingkungan

hidup.

Huruf a

Untuk pemindahan zat radioaktif di dalam suatu instalasi tetap

berlaku ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi.

Huruf b

Contoh zat radioaktif yang dipasang atau dimasukan dalam tubuh

manusia atau binatang antara lain alat pacu jantung pada manusia.

Huruf c

Contoh zat radioaktif yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

sarana angkutan antara lain tanda-tanda luminisen pada pesawat terbang.

Huruf d

Contoh zat radioaktif dalam bentuk barang atau produk langsung

antara lain jam tangan, detektor asap (smoke detector), kaos lampu.

Huruf e

Contoh zat radioaktif yang berasal dari alam antara lain batu-batu

yang mengandung uranium, monasit.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Page 17: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Kondisi subkritis adalah kondisi bahan nuklir dimana tidak terjadi

reaksi pembelahan inti berantai.

Huruf d

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Persetujuan dari Badan Pengawas yang diperoleh sebelum melakukan

pengangkutan dimaksudkan agar Badan Pengawas dapat melakukan penilaian

terhadap persyaratan yang harus ditaati oleh Pengirim seperti persyaratan

untuk zat radioaktif, bungkusan dan pembungkus, dan kelengkapan dokumen

pengangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap keselamatan, jika tidak

dipatuhi oleh Pengirim.

Pengamanan pengangkutan bahan nuklir dikoordinasikan dengan pihak

Kepolisian Negara Republik Indonesia dan instansi terkait lainnya, setelah

Pengirim mendapat persetujuan dari Badan Pengawas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Informasi yang lengkap dan benar, antara lain, adalah cara

pengangkutan, rute pengangkutan, jumlah, jenis, dan aktivitas zat radioaktif,

persyaratan pemuatan dan pembongkaran sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku.

Huruf b

Pengertian dari jalan adalah sesuai dengan Undang-undang Nomor

13 Tahun 1980 tentang Jalan, yaitu prasarana perhubungan darat dalam bentuk

apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.

Page 18: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Sedangkan jalan rel yang dimaksud adalah sesuai dengan

Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian, yaitu satu

kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi lain yang

terletak dipermukaan, di bawah dan di atas tanah atau bergantung, beserta

perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api.

Pemberian atau pemasangan tanda, label atau plakat dalam

ketentuan ini tidak berlaku untuk angkutan udara dan air.

Cara pemasangan, bentuk dan jenis tanda, label atau plakat pada

setiap kendaraan berbeda-beda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Huruf c

Pengangkut tidak mungkin menyerahkan bungkusan kepada

Penerima apabila disebabkan oleh, antara lain, Penerima tidak datang, menolak

menerima bungkusan, atau menolak untuk membayar apa yang harus dibayar

olehnya.

Huruf d

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Apabila dipandang perlu Inspektur Keselamatan Nuklir Badan Pengawas dapat

memeriksa secara langsung persiapan pengangkutan mulai dari dokumen sampai

persyaratan lainnya. Dalam hal data di lapangan tidak sesuai dengan dokumen

yang diajukan kepada Badan Pengawas, maka Inspektur Keselamatan Nuklir

Badan Pengawas dapat menunda bahkan membatalkan pengangkutan zat

radioaktif tersebut.

Pasal 10

Tujuan pemberitahuan dari Pengirim kepada Penerima segera setelah

pengangkutan dilaksanakan adalah agar Penerima dapat mengetahui saat

datangnya bungkusan dan melakukan persiapan yang diperlukan.

Pasal 11

Ayat (1)

Merupakan tanggung jawab dari Pengangkut untuk menjaga agar

keselamatan bungkusan tetap terjamin, sehingga tidak membahayakan

Page 19: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

masyarakat.

Ayat (2)

Pemberitahuan yang disampaikan kepada Pengirim disertai dengan

permintaan petunjuk mengenai langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Kebocoran yang dimaksud adalah zat radioaktif keluar dari bungkusan

dan paparan radiasi yang dipancarkan melampaui nilai yang ditentukan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Tipe bungkusan adalah bungkusan dibuat dan dirancang berdasarkan daya

tahan bungkusan.

Kategori bungkusan adalah bungkusan dibuat dan dirancang berdasarkan

laju paparan radiasi pada permukaan bungkusan dan pada jarak 1 (satu) meter

dari permukaan bungkusan.

Pembungkusan zat radioaktif merupakan persyaratan dalam pengiriman

zat radioaktif. Persyaratan pembungkusan dimaksudkan agar isi bungkusan

dapat terlindung dengan aman selama pengangkutan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Untuk menjamin keselamatan bungkusan zat radioaktif diperlukan

pengujian yang dilakukan oleh laboratorium uji bungkusan yang memenuhi

Page 20: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

persyaratan dan kualitas teknis dan administrasi. Pemenuhan terhadap

persyaratan dan kualifikasi tersebut dibuktikan dengan adanya:

a. akreditasi oleh lembaga atau instansi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku; dan

b. penunjukan berdasarkan kelayakan dan kriteria yang ditentukan

oleh Badan Pengawas.

Ayat (4)

Sertifikat lolos uji dikeluarkan atau diberikan oleh laboratorium uji

bungkusan.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 15

Bungkusan yang dikecualikan adalah bungkusan dengan pembungkus zat

radioaktif yang mempunyai aktivitas sangat rendah sehingga paparan radiasi

yang ditimbulkan dalam batas aman, contohnya smoke detector, jam tangan.

Pasal 16

Validasi atas sertifikat bungkusan yang dapat dilakukan oleh Badan Pengawas

adalah validasi terhadap sertifikat yang menurut ketentuan internasional harus

divalidasi.

Pasal 17

Ketentuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi interaksi antara barang lain

tersebut dengan pembungkus yang dapat mengurangi keselamatan bungkusan.

Peralatan untuk penanganan zat radioaktif antara lain alat pembuka bungkusan,

penyerap panas, alat pemantau radiasi, atau tang panjang.

Pasal 18

Sifat bahaya lain, antara lain, adalah mudah meledak, mudah terbakar,

beracun, piroforik, atau korosif.

Pasal 19

Ayat (1)

Dokumen pengangkutan merupakan kelengkapan dalam pengangkutan

barang pada umumnya. Dokumen pengangkutan antara lain memuat tanda

pengenal bungkusan dari Badan Pengawas, keterangan singkat mengenai

bungkusan termasuk bahan konstruksi, berat kotor, ukuran luar, tampak luar,

termasuk tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan selama

pengangkutan.

Ayat (2)

Dokumen pengangkutan diletakkan pada sisi terluar dari bungkusan zat

Page 21: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

radioaktif dan berada diantara bungkusan dengan wadahnya, dimana kondisi

dokumen tersebut diusahakan agar tetap aman dan tidak basah.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Asas Proteksi Radiasi meliputi :

a. Asas justifikasi yaitu bahwa setiap kegiatan yang memanfaatkan

radioaktif atau sumber radiasi lainnya hanya boleh dilakukan apabila

menghasilkan keuntungan yang lebih besar kepada seseorang yang terkena

penyinaran radiasi atau bagi masyarakat, dibandingkan dengan kerugian

radiasi yang mungkin diakibatkannya, dengan memperhatikan faktor sosial,

faktor ekonomi, dan faktor lain yang sesuai. Dalam melakukan pengkajian perlu

diperhitungkan pula estimasi kerugian yang berasal dari penyinaran potensial,

yaitu terjadinya penyinaran yang tidak dapat diramalkan sebelumnya.

b. Asas limitasi yaitu bahwa penerimaan dosis oleh seseorang tidak boleh

melampaui nilai batas dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas. Yang

dimaksud nilai batas dosis disini adalah dosis radiasi yang diterima dari

penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu) tahun dan tidak bergantung

pada laju dosis. Penetapan nilai batas dosis ini tidak memperhitungkan

penerimaan dosis untuk tujuan medik dan yang berasal dari radiasi alam.

c. Asas optimisasi yaitu bahwa proteksi dan keselamatan terhadap

penyinaran yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan diusahakan

sedemikian rupa sehingga besarnya dosis yang diterima seseorang dan jumlah

orang yang tersinari sekecil mungkin dengan memperhatikan faktor sosial dan

ekonomi. Terhadap dosis perorangan yang berasal dari sumber radiasi

diberlakukan pembatasan dosis yang besarnya di bawah nilai batas dosis.

Pasal 22

Ayat (1)

Persyaratan adanya proteksi fisik ini dimaksudkan agar bahan nuklir

tersebut tidak dicuri, disabotase atau digunakan untuk tujuan pemanfaatan

yang menyimpang.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 23

Untuk mencegah paparan radiasi pada manusia dan barang, perlu ada jarak

yang aman antara bungkusan yang merupakan sumber radiasi dengan orang

Page 22: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

maupun barang lainnya misalnya dengan film fotografi yang belum diproses.

Paparan radiasi pada film fotografi dapat menghitamkan film tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan jarak yang aman adalah laju

dosis (dose rate) dan dosis total (total dose).

Pasal 24

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pengirim

bertanggung jawab terhadap pemantauan dosis radiasi petugas pengangkut.

Dosis radiasi yang boleh diterima oleh petugas pengangkut selama

pengangkutan adalah dosis radiasi yang diterima tidak menimbulkan

kelainan-kelainan genetik atau somatik yang berarti. Badan Pengawas akan

menetapkan nilai batas dosis radiasi yang boleh diterima oleh petugas

pengangkut selama pengangkutan yang sewaktu-waktu dapat diubah sesuai

dengan tingkat perkembangan pengetahuan.

Pasal 25

Ayat (1)

Ketentuan ayat ini dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi pada

barang lainnya yang nonradioaktif. Pernyataan aman atau bebas kontaminasi

diberikan oleh Petugas Proteksi Radiasi.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Instansi yang berwenang adalah instansi yang karena tugasnya

memandang perlu untuk mengadakan pemeriksaan terhadap isi bungkusan,

seperti Bea dan Cukai, Kepolisian, dan sebagainya.

Petugas Proteksi Radiasi yang menghadiri atau memberi petunjuk pada

saat dilakukan pemeriksaan isi bungkusan selama pengangkutan dapat berasal

dari pihak Pengirim atau Penerima tergantung pada kesepakatan kedua belah

pihak.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Page 23: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Pasal 28

Program Jaminan Kualitas diperlukan selama tahap desain, fabrikasi, pengujian,

dokumentasi, pemakaian, perawatan dan inspeksi untuk zat radioaktif bentuk

khusus, zat radioaktif yang mudah menyebar dan semua jenis bungkusan, dan

selama pengangkutan, penyimpanan selama transit, dan penyimpanan

sementara sebelum dan sesudah pengangkutan.

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Termasuk pengertian pejabat yang berkepentingan antara lain polisi, pejabat

pamongpraja (seperti Bupati, Camat), pejabat perhubungan pada daerah atau

tempat terjadinya kecelakaan.

Pasal 32

Ayat (1)

Tindakan mengisolasi oleh petugas pengangkut dimaksudkan untuk

mencegah semakin meluasnya bahaya radiasi dan kontaminasi dan masuknya

orang yang tidak berkepentingan ke dalam daerah atau tempat terjadinya

kecelakaan.

Adanya zat-zat radioaktif dalam daerah tersebut tidak boleh merupakan

penghalang bagi tindakan penyelamatan atau pemadaman kebakaran, asal

dilakukan oleh orang-orang yang ahli.

Ayat (2)

Petugas Proteksi Radiasi yang terlebih dahulu datang untuk menangani

kecelakaan tersebut dapat berasal dari pihak Pengirim maupun Penerima atau

kedua-duanya, tergantung pada siapa yang terdekat dengan lokasi kejadian.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Page 24: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4201

Page 25: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. 8. Tangki adalah kontener tangki, tangki portabel, kendaraan tangki, kereta tangki atau wadah