Upload
others
View
4
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN RAWA
Hal2 yg terkait dgn Putusan MK 18 Feb 2015 Pembatalan UU 7/2004 ttg SDA
1. Pada tgl 18 Febr 2015 MK mengeluarkan keputusan ttg pembatalan UU 7/2004 ttg Sumber Daya Air dan memberlakukan kembali UU 11/1974 ttg Pengairan.
2. Sebelumnya berdasarkan putusan pengujian oleh MK 19 Juli 2005 atas UU 7/2004 ttg SDA, bersifat conditionally constitutional (konstitusional bersyarat). Artinya, UU SDA dlm pelaksanaannya harus menjamin terwujudnya amanat konstitusi ttg hak menguasai oleh negara atas air. Yaitu negara yg diberi mandat utk membuat kebijakan, masih memegang kendali dalam fungsi pengurusan, fungsi pengaturan, fungsi pengelolaan dan fungsi pengawasan.
Fungsi-fungsi
Fungsi Pengurusan :
Mengeluarkan dan mencabut perizinan, lisensi dan konsesi
Fungsi Pengaturan :
Kewenangan legislasi dan regulasi
Fungsi Pengelolaan :
Melalui mekanisme pemilikan saham dan/atau keterlibatan langsung dlm manajemen BUMN atau BHMN
Fungsi Pengawasan :
Mengawasi dan mengendalikan cabang produksi yg penting dan/atau menguasai hajat hidup orang banyak
6 Syarat Pembatasan dlm Pengusahaan Air
1. Setiap pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, apalagi meniadakan hak rakyat atas air ;
2. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air, karena akses terhadap air adalah salah satu hak azasi manusia ;
3. Kelestarian lingkungan hidup adalah salah satu hak azasi manusia ;
4. Pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya mutlak ;
5. Prioritas utama untuk pengusahaan atas air diberikan kepada BUMN atau BUMD ;
6. Apabila pembatasan tsb diatas sudah terpenuhi dan ternyata masih ada ketersediaan air, Pemerintah masih dimungkinkan utk memberi izin kepada usaha swasta utk melakukan pengusahaan atas air.
PERATURAN PEMERINTAHNomor 73 Tahun 2013
Tentang RAWA(Permen PU&PR No 29/PRT/M/2015 tentang RAWA)
PENGERTIAN RAWA(Pasal 1 butir 2)
Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air
yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan mineral atau gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu ekosistem.
Catatan :
Dlm PP27/1991 ttg Rawa, Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai
ciri-ciri khusus secara phisik, kimiawi, dan biologis.
PETA INDIKATIF SEBARAN RAWA NASIONAL
PENGELOLAAN RAWA(Pasal 3)
Pengelolaan rawa dilakukan secaramenyeluruh, terpadu dan berwawasanlingkungan dengan tujuan untukmewujudkan kemanfaatan fungsi rawayang berkelanjutan dan mewujudkankesejahteraan masyarakat
“POTENSI” RAWA
• Indonesia ,luas lahan sekitar 190 jt Ha : 17.6% lahan rawa 82.4% lahan kering
• Lahan rawa tersebar disepanjang pantai P. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua 33,393 juta ha (angka ini masih perlu diupdate)
60% (20,096 juta ha) lahan rawa pasang surut 40% (13,296 juta ha) lahan rawa lebak
POTENSI RAWA
MILESTONE (TONGGAK PERJALANAN...)
1970-1980s 1997 20071920 2013
Pengembangan rawa secara spontan (2.4 juta ha)
Pihak swasta mulai berinvestasi di lahan rawa
Kayu, Kertas, kelapa sawit, bio-fuel, tambak udang, dll.
Titik balik:
COP-13 (Bali)
Dialog Kebijakan Strategi Rawa
Februari 2013:
REDD+ project yang pertama
Maret 2013:
Rencana Aksi Bersama untuk memperbaiki tata kelola hutan
Program reklamasi rawa oleh pemerintah dengan program transmigrasi dan produksi tanaman pangan
(1.3 juta ha)
Titik balik:
-PLG 1 Juta Ha Kalteng
-Krismon 1997/98
-Reformasi, desentralisasi
Dukungan politik hilang
‘Decade of neglect’
Ekspansi sektor swasta
2009
Komitmen untuk 26%penurunan GRK pada tahun 2020
87% dari tujuan akhir ini ditempuh dengan mengurangi emisi dari penebangan hutan dan konversi lahan gambut
(29% thn 2030)
2011-2013
Moratorium
PP 27/91 ttg RAWA
MILESTONE... (TONGGAK PERJALANAN...)
20152008 2012 201420132008
National Lowland Development
Strategy
(NLDS)
Masterplan Ex-Mega Rice Project
(ERMP) WACLIMAD QANS
• perumusan roadmap untuk daerah rawa di Indonesia
• pedoman teknis dan lainnya untuk rehabilitasi dan pembangunan berkelanjutan
• pendekatan spasial, menggunakan lanskapeko-hidrologi sebagaidasar dan makro-zonasi sertamanajemen unit untuk perencanaantindakan selanjutnya
• Mengumpulkan dan mengembangkan data rawa pada daerah di mana data WACLIMAD masih menunjukkan kekurangan, atau pada area yang masih belum lengkap dan pada daerah yang masih terhambat dengan penerapan kebijakan yang berkelanjutan
• Fokus pada propinsi Riau dan Kalimantan Barat dan beberapa isu penting, seperti tingkat keakuratan peta gambut, identifikasi mata pencaharian yang cocok untuk zona adaptif, penilaian daerah pertanian yang kinerjanya masih rendah, identifikasi ketidakkonsistenan dan celah pada perundang-undangan
• PP No 73/2013 ttg RAWA
PP 71/2014 ttg Gambut
Pembatalan UU 7/2004 ttg SDA18 Febr 2015 0leh MK
MASALAH2 PENTING
KONSERVASI (Masalah Lingkungan) : Ancaman terhadap keanekaragaman hayati
Perubahan iklim global (climate change)
Emisi CO2 terkait dengan degradasi lahan gambut dankebakaran hutan/lahan gambut
Polusi udara/asap pada musim kemarau
PENGEMBANGAN : Tuntutan pengembangan ekonomi daerah
Dukungan ketahanan pangan
Peningkatan kinerja pengembangan rawa utk pertanian
Konversi lahan sawah ke kebun sawit
Ancaman thd lahan gambut dan rawa
Tanah gambut terancam kelestariannya,
menyumbangkan emisi karbon, kebakaran dan asap,
Nilai bio-diversity hutan rawa, termasuk kawasan lindung
mengalami degradasi secara cepat. Fungsi sabuk
mangrove utk perlindungan pantai terancam
kelestariannya
Meningkatnya pengembangan pertanian, khususnya utk
kelapa sawit dan HTI,
Perubahan iklim dan kenaikan muka air laut akan mengancam ekosistem rawa pantai.
MASALAH PENTING
PERAN LAHAN GAMBUT TERKAIT DENGAN EMISI CO2 :1. Lahan rawa gambut adalah gudang
penyimpan karbon C yang berperan dalamperubahan iklim.
2. Hutan diatas lahan gambut berperan sebagaimesin penangkap C yang diubah menjadibiomasa tumbuhan dan disimpan “digudang”dalam bentuk tegakan vegetasi, tumpukanserasah yang melapuk dalam rendaman air berupa akumulasi material gambut.
Masalah Lingkungan
MUATAN PERMEN 29/2015 TTG RAWA
PP ttg Rawa memuat 9 Bab dan 71 Pasal :1. Ketentuan Umum (3 pasal)2. Penetapan Rawa (10 pasal)3. Pengelolaan Rawa (35 pasal)4. Sistem informasi Rawa (5 pasal)5. Perizinan dan Pengawasan (9 pasal)6. Pemberdayaan Masyarakat ( 4 pasal)7. Ketentuan Lain-Lain (1pasal)8. Ketentuan Peralihan (2 pasal)9. Ketentuan Penutup (2 pasal)
PENETAPAN RAWA (Bab II, Pasal 4-Pasal 13)
Rawa
Lebak
Pasang Surut
rawa yang masihalami
rawa yang sudahdikembangkan
rawa yang masihalami
rawa yang sudahdikembangkan
Kriteria Rawa Pasut Kriteria Rawa Lebak
• terletak di tepi pantai, dekatpantai, muara sungai, atau dekatmuara sungai; dan
• tergenangi air yang dipengaruhipasang surut air laut.
• terletak jauh dari pantai; dan• tergenangi air akibat luapan arus
sungai dan hujan yang tergenangsecara periodik atau menerus.
Penetapan rawa dilakukan melalui inventarisasi rawa
FungsiLindung
FungsiBudidaya
Penetapan FungsiRawa
PETA INDIKATIF SEBARAN RAWA NASIONAL(Lampiran PP Rawa)
PETA RAWA, memuat informasi:(Pasal 9)
a. batas wilayah administrasi pemerintahan;
b. batas wilayah sungai;
c. sebaran dan luas rawa pasang surut alami dengan berbagai karakteristiknya;
d. sebaran dan luas kawasan yg telah dibudidayakan pada rawa pasang surut dengan berbagai karakteristiknya;
e. sebaran dan luas rawa lebak alami dengan berbagai karakteristiknya; dan
f. sebaran dan luas kawasan yg telah dibudidayakan pada rawa lebak dengan berbagai karakteristiknya
Penetapan : Rawa fungsi lindung Rawa fungsi budidaya
Kriteria Rawa Fungsi Lindung dan Rawa
Fungsi Budidya
KRITERIA RAWA FUNGSI LINDUNG dan RAWA FUNGSI BUDIDAYA (Pasal 10)
Rawa Fungsi Lindung :
Terdapat gambut dengan kriteria yg ditentukan dalam per-UU-an dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Berada dihutan konservasi dan/atau hutan lindung, dan/atau
Terdapat spesies atau plasma nutfah endemik yg dilindungi
Rawa Fungsi Budidaya :
Yang tidak memenuhi kriteria tsb diatas
Pasal 12 : Perubahan fungsi rawa, dari rawa fungsi lindung menjadi rawa fungsi budidaya , ditetapkan oleh Menteri, apabila :a. Kriteria fungsi lindung tsb diatas tidak terpenuhib. Terjadi perubahan RTRWc. Terjadi perubahan pola dan rencana pengelolaan SDA wilayah
sungai
KRITERIA KAWASAN LINDUNG EKOSISTEM
GAMBUT (PP 71/2014 ttg GAMBUT)
• Paling sedikit 30 % dari seluruh luas Kesatuan Hidrologis Gambut dan terletak pada puncak kubah gambut dan sekitarnya
• Dalam hal di luar 30 % dari seluruh luas Kesatuan Hidrologis Gambut masih terdapat :– gambut dengan ketebalan 3 (tiga) meter atau lebih dan terletak di
hulu sungai atau rawa; dan/atau– plasma nutfah spesifik dan/atau endemik,– spesies yg dilindungi sesuai peraturan per-uu-an– ekosistem gambut yg berada dikawasan lindung sesuai RTRW,
kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasiwajib ditetapkan sebagai kawasan lindung
Catatan : Kesatuan Hidrologis Gambut adalah ekosistem gambut yang letaknya berada di antara 2 (dua) sungai, di antara sungai dan laut, dan/atau pada rawa atau genangan air
KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA EKOSISTEM GAMBUT
Batas Kesatuan HidrologiGambut (KHG)
Sungai
Spesies & plasma nutfah endemik
30 % KHG
Gambut>3m
Kawasan Lindung Ekosistem Gambut
Kawasan Budidaya
PENETAPAN RAWA (PASAL 11)
RAWA BERGAMBUT DILUAR KAWASAN
HUTAN
RAWA DALAM KAWASAN HUTAN
RAWA BERGAMBUT DALAM KAWASAN
HUTAN
RAWA DILUAR KAWASAN HUTAN
(Penetapan oleh Menteri)
(Penetapan oleh Menteri dgn rekomendasi
menteri LH&K)
(Penetapan oleh Menteri dgn rekomendasi
menteri LH&K)
(Penetapan oleh Menteri dgn rekomendasi
menteri LH&K)
PENETAPAN
* Hasil penetapan dicantumkan dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dankabupaten/kota yang bersangkutan.
* Jangka waktu penetapan paling lama 5 tahun setelah PP Rawa ditetapkan presiden.
TATA CARA PENETAPAN RAWA DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
PENGELOLAAN RAWA (Bab III, Pasal 14-Pasal 48)
Pola pengelolaan sumber daya air merupakan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumberdaya air,pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air .
Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan rencana induk konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terkoordinasi berbasis wilayah sungai.
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
UU no 7/2004
Konservasi RawaPengembangan Rawa
Pengendalian Daya Rusak Air pada Rawa
Perencanaan
PelaksanaanPemantauan &
Evaluasi
Konservasi rawa dilakukan melalui: a. pelindungan dan pelestarian rawa; b. pengawetan air pada rawa; dan c. pencegahan pencemaran air pada
rawa.
KONSERVASI RAWA (Pasal 16 – Pasal 31)
Pelindungan dan pelestarian rawa :a. pemeliharaan kelangsungan fungsi
rawa sebagai resapan air dan daerah tangkapan air;
b. pengendalian pemanfaatan rawa dengan fungsi budidaya
c. pengaturan sempadan rawa.
rawa dengan fungsi lindung
Menterigubernur
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
a. penetapan sempadan rawa; danb. pengendalian pemanfaatan
sempadan rawa :> pelarangan pemanfaatan> pemantauan & pengawasan
Sempadan Rawa berfungsi sebagai penyangga :a. antara rawa fungsi lindung dengan rawa fungsi
budi daya;b. antara rawa fungsi lindung dengan sungai
dan/atau dengan wilayah pesisir dan/ataudengan ekosistem darat; dan/atau
c. antara rawa fungsi budi daya dengan sungaidan/atau dengan wilayah pesisir dan/ataudengan ekosistem darat.
Dalam hal kawasan hutan dan/atau terdapat gambut : rekomendasi dari menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang kehutanan dan/atau menteri dibidang perlindungan dan pengelolaan LH
Rawa bergambut dan tidak bergambut
• Pengaturan muka air• Pengaturan sirkulasi
air
Kebutuhan peruntukan pemanfaatan rawa dan karakteristik hidrotopografi.
Tata cara diatur dgn Permen
Rawa lebak
Pengaturan muka air Pengaturan sirkulasiair.
Dilakukan sesuai dgn :a. Kebutuhan peruntukan
pemanfaatan lahanb. Karaktristik
hidrotopografi
Untuk mengurangitingkat kemasaman air
& salinitas
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RAWA
Rawa pasang surut yangbergambut & tdk bergambut
Pemantauan danpengawasan
Menteri, Gubernur
Bupati/walikota
PERMEN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RAWAFUNGSI BUDIDAYA (Pasal 19 - Pasal 24)
PENGENDALIAN PEMANFAATAN SEMPADAN RAWA (Pasal 26-Pasal 27)
Dilakukan melalui :
a. Pelarangan pemanfaatan sempadan rawa kecuali utk kegiatan tertentu atau bangunan utilitas, dan
b. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan pemanfaatan sempadan rawa
Kegiatan tertentu pada butir a. meliputi :
a. Kegiatan penelitian
b. Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, dan/atau
c. Upaya utk mempertahankan fungsi sempadan
Kegiatan tertentu dapat dilakukan setelah memperoleh izin dari Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai kewenangannya
Tata cara penetapan sempadan rawa diatur dengan Permen
Konservasi rawa dilakukan melalui: a. pelindungan dan pelestarian rawa; b. pengawetan air pada rawa; dan c. pencegahan pencemaran air pada
rawa.
KONSERVASI RAWA melalui Pengawetan air pada Rawa dan Pencegahan Pencemaran Air (Pasal 28-Pasal 31 )
Pengawetan air pada rawa
Rawa fungsi lindungPerlindungan dan pengamanan kuantitas
sumber daya air beserta ekosistemnya
Pembuatan prasarana yang berfungsisebagai tampungan air
Penghematan penggunaan air
Pengendalian muka air
Pencegahan kehilangan air
Rawa fungsi budidaya :masih alamitelah dikembangkan
PERMEN
Pencegahan pencemaran air pada rawa
Pemantauan kualitas air pada rawa
Identifikasi dan inventarisasi sumber air limbah yang masuk rawa
Pelarangan pembuangan sampah ke rawa
Pengaturan tata air
Pengawasan air limbah yang masuk ke rawa
Tata cara diatur lebih lanjut dengan Permen
C
b
PENGEMBANGAN RAWA (Pasal 32 – Pasal 36)
tidak berbasissumber daya air
a. mempertimbangkan karakteristik rawa; b. mempertimbangkan kearifan lokal; danc. memperhatikan aspirasi masyarakat setempat
Pada rawa dengan fungsibudidaya
PengembanganRawa
Bagian dari pengembangan sumber daya air
Pada rawadengan fungsi
lindung
Tidak dapat dilakukan pengembangankecuali untuk kegiatan:a. penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan; dan/ataub. ekowisata.
Melalui pengaturan tata air untuk kegiatan pertanian dan non pertanian
berbasis sumberdaya air
a. menyediakan prasarana pengaturan tata air;
b. melaksanakan operasi danpemeliharaan prasarana pengaturan tata air;
c. melaksanakan rehabilitasi prasarana pengaturan tata air; dan
Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan setiap orang, wajib :
Setelah memperoleh persetujuan audit kesiapan O&P dari Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya.
Tata cara audit kesiapan O&P diatur
dgn Permen
PENGEMBANGAN RAWA BERBASIS SDA UNTUK KEGIATAN PERTANIAN (Pasal35)
Dilakukan melalui Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Rawa, meliputi : a. Pengembangan jaringan irigasi rawa
b. Pengelolaan jaringan irigasi rawa
c. Pengelolaan air irigasi rawa
d. Partisipasi masyarakat petani
e. Pemberdayaan
f. Pengelolaan aset irigasi rawa
g. Kelembagaan pengelolaan irigasi rawa
h. Koordinasi pengelolaan sistem irigasi rawa
i. Wewenang dan tanggung jawab; dan
j. Pengawasan
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR PADA RAWA (Pasal 37 – Pasal 39)
Pengendalian daya rusak air
Dalam hal daya rusak air mengakibatkan terjadinyakerusakan kualitas tanah, penanggulangan kerusakan
kualitas tanah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang pertanian
pengawasan danpemantauan rawa
Rawa yang masih alamiRawa yang telah dikembangkan
pencegahan dayarusak air
a. pengaturantata air; dan
b. sosialisasikepadamasyarakat.
pemulihan akibat daya rusakair
penanggulangandaya rusak airr
kegiatan yang dapat mengurangikerugian ataukerusakan yang lebih besar.
a. penghentian sumberkerusakan dan pembersihanunsur perusak
b. restorasi; dan/atauc. cara lain yang sesuai dengan
perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.
PERENCANAAN PENGELOLAAN RAWA (Pasal 40-Pasal 44)
a.Rencana kegiatan untukPengelolaan Rawa Lebak
b.Rencana kegiatan untukPengelolaan Rawa Pasang Surut
a.Manfaat dan dampak jangka panjangb.Kebutuhan hidup bagi masyarakatc.Penggunaan teknologi yang ramah lingkungand.Biaya operasi dan pemeliharaan yang rendahe.Ketahanan terhadap perubahan kondisi alamf. Keberlanjutan fungsi rawa
Studi Kelayakan untuk masing-masing fungsi yg tercantum padaRencana Pengelolaan SDA
Program 5 tahunan
Rencana Pengelolaan SDA wilayah sungai
Disusun dan ditetapkan oleh Menteri,gubernur,bupati/walikota sesuai kewenangannya
Pada Rawa gambut dan/atau yang berada dikawasan hutan, program disusun dan ditetapkan setelah berkoordinasi dgn instansi dibidang LH dan/atau kehutanan
Dalam hal Rencana Pengelolaan SDA WS Belum Ditetapkan .......(Pasal 43-Pasal 44)
• Kegiatan pengelolaan Rawa Pasang surut :
didasarkan Rencana Pengelolaan Rawa Pasang Surut yg disusun oleh Menteri berdasarkan KHRPS (Kesatuan Hidrologi Rawa Pasang Surut)
penyusunannya mengikutsertakan gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya
Rencana pengelolaan Rawa pasang surut menjadi masukan bagi penyusunan dan/atau perubahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air WS yang bersangkutan.
• Kegiatan pengelolaan Rawa Lebak :
didasarkan rencana kegiatan interim
rencana kegiatan interim utk pengelolaan Rawa lebak tidak termasuk untuk kegiatan penyediaan prasarana pengaturan tata air
Ditetapkan Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya setelah memperoleh pertimbangan dari wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air
RAWA LEBAKRAWA PASANG SURUT
rencanapengelolaanrawa pasangsurut, yang
disusunberdasarkan
kesatuanhidrologi rawapasang surut
Masukan
PENGELOLAAN RAWA (Pasal 43 – Pasal 44)
Pengelolaan Rawa
Konservasi PengembanganPengendalian
Daya Rusak Air
pola dan rencana pengelolaansumberdaya air pada wilayah sungai.
Pengelolaan Rawa dilakukan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya , mengacu Pasal 14 ayat (1)
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut(Penjelasan Pasal 43 ayat (2)
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasang Surut adalah tata airRawa Pasang Surut yang bersifat mandiri tidakdipengaruhi oleh tata air sumber air lainnya(independent), dan secara fisik dibatasi oleh sungai,anak sungai, laut , dan/atau pemisah topografis.
(Pengertian seperti ini perlu secara eksplisit ditegaskan untuk
menunjukkan bahwa gangguan atau kerusakan lingkungandalam satu bagian dari Kesatuan Hidrologi akan secaralangsung berpengaruh terhadap bagian lain dalam satuKesatuan Hidrologi Rawa pasut tersebut).
DASWatershed
management
LANSKAP RAWA
DELTARiver-to-rivermanagement
Dikawasan rawa pasut berlaku KHRPS, tidak terkait dgn batasan DAS.KHRPS : Kesatuan Hidrologi Rawa Pasang Surut
Delta, dari sungai ke sungai
Dataran banjir, dari sungai ke batas DAS
Kesatuan hidrologi
UPLANDS
Rawa dekat pantai
Rawa Pantai
Batas tegasBatas gradualBatas DAS
Tipe Kesatuan Hydrologi Rawa (pasut)tergantung kondisi batas hidrologi di sungai
Kesatuan Hidrologi Rawa (pasut)Batas DAS tdk nampak di rawa yg lahannya datar. Disini, sungai utama menjadi pembatas hidrologi yg menentukan syarat intervensi hidrolik dirawa. Diantara dua sungai kondisi hydrologi saling terhubung melaluikeberadaan muka air tanah yg tinggi dan permeabiitas tanah yg tinggi. Intervensi disatu tempat secara potensial berpengaruh thd kawasan yg lebih luas dibandingkan bila kasus itu terjadi dikawasan upland.
Kesatuan Hidrologi didefinisikan sbg kawasan diantara dua batas hidrologis yg tetap (sungai, pantai, batas upland) yg merupakan unit independen dari unit yg berbatasan. Konsep ini sama dgn Kesatuan Hidrologi Gambut(Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG)
COASTAL
ZONE
ADAPTIVE
MANAGEMENT
ZONE
ADAPTIVE
MANAGEMENT
ZONEDEVELOPMENT ZONE
LEGAL
CONSERVATION
ZONE
PEAT > 3.0 M
(MACRO)-HYDROLOGICAL
UNIT: ‘CONSERVATION’
(MACRO)-HYDROLOGICAL
UNIT: ‘DEVELOPMENT’
SEA MAIN RIVER
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut KalSel
NEXT
MACRO ZONING RAWA PASANG SURUT PROP. KALSEL
NEXT
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut Kalteng
NEXT
MACRO ZONING RAWA PASANG SURUT PROP. KALTENG
NEXT
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut Sumsel
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut Jambi
Kesatuan Hidrologi Rawa Pasut Riau
SISTEM INFORMASI RAWA(Bab IV /Pasal 49 - Pasal 53)
Meliputi informasi tentang :
Rawa
Prasarana dan Sarana
Institusi Pengelola
a. Peta Rawab. Rencana tata ruangc. Hidrometri dan hidrogeologid. Tata guna lahane. Hidrologi dan kualitas airf. Satuan hidrologi Rawa
Pasang Surutg. Ketersediaan dan kondisi
sarana dan prasaranah. Keanekaragaman hayati dan
ekosistemnyai. Kebijakanj. Kelembagaank. Kegiatan sosial, ekonomi
dan budaya
Menteri, gubernur, bupati/walikota menyelenggarakan sistem informasi
rawa sesuai kewenangannya
a. Prasarana pengaturan tata airb. Prasarana transportasi airc. Peralatan sistem informasi
PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI RAWA(Pasal 53)
Penyelenggaraan SistemInformasi
Rawa
Perencanaan
Pelaksanaan
PengoperasianPemeliharaan
Evaluasi
Ketentuan lebih lanjut ttg penyelenggaranSistem informasidiatur dgn Permen
PERIZINAN dan PENGAWASAN
(Bab V / Pasal 54 – Pasal 62)
a. pengembangan rawa;
b. pelaksanaan konstruksi untuk utilitasumum pada rawa;
c. pemanfaatan air rawa selain untukkebutuhan pokok sehari-hari dan pertanianrakyat dalam sistem irigasi;
d. pemanfaatan rawa sebagai sumber air;
e. pemanfaatan air rawa dikawasan hutan;
f. pembuangan air limbah ke rawa;
g. pengambilan komoditas tambang di rawa; dan
h. pemanfaatan prasarana pengaturan tata air untuk transportasi.
Setiap orang dan instansi pemerintah yang melakukan kegiatan pada rawa wajib memperoleh izin.
Izin prinsip untukmelakukan studi kelayakan,dan perencanaan teknis prasarana pengaturan tata air;
Izin pelaksanaan konstruksi prasarana pengaturan tataair; dan
Izin pemanfaatan prasarana pengaturan tata air.
Izin prinsip diberikan oleh : Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota(sesuai kewenangan)
Rencana Pengelolaan SDA
Apabila rawa berada dikawasan hutan, diperlukan rekomendasi teknis dari kementerian kehutanan
Utk Rawa dikawasan hutan, perlu izin penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan.
IZIN PENGEMBANGAN RAWA(Pasal 54 s/d Pasal 59)
STUDI KELAYAKAN DAN PERENCANAAN TEKNIS UNTUK RAWA LEBAK : Harus mendapatkan persetujuan Menteri,
gubernur, dan bupati/walikota sesuai dgn kewenangannya,
UNTUK RAWA PASANG SURUT : Persetujuan diberikan oleh Menteri
IZIN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PRASARANA TATA AIR Persetujuan diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
kewenangannya, berdasarkan rekomendasi teknis dari pengelola sumberdaya air
IZIN PEMANFAATAN PRASARANA PENGATURAN TATA AIR
Persetujuan diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya, berdasarkan rekomendasi teknis dari pengelola sumberdaya air
Kewajiban Pemegang Izin(Pasal 61)
a. Melindungi dan memelihara fungsi rawa sebagai sumber daya air
b. Meminimalkan dampak negatif
c. Mencegah, menanggulangi, dan memulihkan fungsi rawa dari pencemaran
d. Mencegah gejolak sosial yang timbul berkaitan dengan kegiatan pada rawa
e. Memberikan akses terhadap pelaksanaan pemantauan, evaluasi, pengawasan, dan pemerikasaan
(Ketentuan lebih lanjut ttg tata cara pemberian izin diatur dengan Permen )
KEWENANGAN PERIZINAN (Pasal 62)
(1) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumberdaya air, gubernur, dan/atau bupati/walikota sesuai dengankewenangannya menyelenggarakan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi tentang perizinan .
(2) Tata cara pengawasan, pemantauan, dan evaluasi tentangperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukansesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT(Bab VI/Pasal 63 – Pasal 66)
PemberdayaanMasyarakat
Sosialisasi Konsultasi Publik Partisipasi Masyarakat
MenteriGubernurBupati/
Walikota
PusatInformasi
Pengenalan lingkungan rawa
Kunjungan lapangan Identifikasi masalah Pendampingan &
pelatihan
Utk mendapatkan masukan pada tahap studi kelayakan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, O&P
Dilakukan melalui pembentukan kelompok kerja & kerjasama pengelolaan rawa
PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN RAWA
TURUNAN PERMEN
PERMEN 29/2015 tentang RAWA
PERMENTata cara penetapan rawa
(Pasal 13)
PERMENTata cara penetapansempadan rawa dan
pengendalian pemanfaatan sempadan rawa
(Pasal 27)
PERMENTata cara pengawetan air pada rawa dengan fungsi budi daya
(Pasal 31)
PERMENTata cara audit kesiapan operasi
dan pemeliharaan(Pasal 34)
PERMENTata cara operasi dan
pemeliharaan prasaranapengaturan tata air rawa
(Pasal 487)
PERMENPengawasan, pemantauan,
dan evaluasi perizinan(Pasal 62)
PEDOMANPenyelenggaraan sistem
informasi rawa(Pasal 53)
PERMENTata cara pengenaan sanksi
administratif(Pasal 70)
TURUNAN PP RAWA (KEPMEN)
PP NO. 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA
KEPMENPenyelenggaraan sistem
Informasi Rawa(Pasal 53)
KEPMENPenetapan Rawa
(Pasal 11)
KEPMENPerubahan Fungsi Rawa
(Pasal 12)
KEPMENPenetapan Sempadan Rawa
(Pasal 25 )
KEPMENPenyusunan dan penetapan
program untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (Pasal 40 )
KEPMENPenetapan rencana kegiatan interim untuk pengelolaan
rawa lebak (Pasal 44)
KEPMENPerubahan fungsi rawa
(Pasal 12)
KEPMENPenyusunan rencana
pengelolaan rawa pasang surut (Pasal 43 )
Terima Kasih