91
PERAYAAN HARI LAHIR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Yusuf Maulana NIM : 105260014315 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

PERAYAAN HARI LAHIR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM · 2020. 8. 12. · ii FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERAYAAN HARI LAHIR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh GelarSarjana Hukum (SH) pada Program Studi Ahwal SyakhshiyahFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh :Yusuf Maulana

    NIM : 105260014315

    FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1441 H / 2020 M

  • ii

    FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

    PERNYATAN KEASLIAN

    Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Yusuf Maulana

    Nim : 105260014315

    Fakultas : Agama Islam

    Program studi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyah)

    Judul : Perayaan Hari Lahir Dalam Perspektif Hukum Islam

    Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwaskripsi ini benar adalah karya penulis sendiri. Jika kemudian hari terbuktibahwa skripsi ini merupakan duplikat,tiruan, plagiat, dibuat seluruh atausebagiannya oleh orang lain, maka skripsi dan gelar kesarjanaan yangdiperoleh karenanya batal demi hukum.

    Makassar, 15 Februari 2020

    Penyusun

    Yusuf MaulanaNIM: 105260014315

  • ii

    أصالة البحث

    :املوقع أدناه

    يوسف موالنا: اإلسم

    ١٠٥٢٦٠٠١٢٧١٥: رقم القيد

    : الدراسات اإلسالميةالكلية

    : األحوال الشخصيةالقسم

    هذا البحث من بذل جهده يف كتابته، و إن عرف يف يوم من األيام أن يبني أن هذا البحث ليس من كتابته، أو كان من السرقة العلمية كله أو نصفه، يبطل عندئذ

    صحة البحث و اللقب التخرجي.

    ه١٤٤١مجادى األخرة٢١،مكسر

    م ٢٠٢٠فرياير١٥

    الباحث

    يوسف موالنا

  • v

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Subhanahu

    wata’ala. Atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis

    bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

    tercurahkan kepada junjungan alam Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam.

    juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita

    sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera

    kehidupan ini hingga akhir.

    Skripsi ini berjudul “Perayaan Hari Lahir Dalam Perspektif Hukum

    Islam” yang di jadikan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum

    pada Program Studi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun sistimatika penulisan. Oleh

    karena itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

    senantiasa menerima kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan

    skripsi ini.

    Sejak penyusunan skripsi ini penulis menemui banyak hambatan.

    Namun akhirnya dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

    Karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

  • v

    1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim SE,MM, Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makasar Sulawesi Selatan.

    2. Syaikh Dr.(HC) Muhammad Muhammad Thayyib Khoory Donatur

    AMCF beserta jajarannya yang berada di Jakarta.

    3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. H. Lukman Abd Shamad, Lc. Mudir Ma’had Al-Birr Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    5. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc, MA., Ketua Prodi Ahwal Syakhsiyah

    Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai pembimbing I

    6. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., MA. dan Dr. H. Fatkhul Ulum, Lc., MA

    selaku pembimbing pertama dan kedua yang senantiasa sabar dalam

    mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini.

    7. Para dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas

    segala bimbingan dan ilmu yang diajarkan kepada penulis selama di

    bangku perkuliahan, semoga menjadi amal jariyah yang diterima Allah

    Subhanahu wata’ala SWT.

    8. Kepada seluruh teman-teman di Mahad Al-Birr khususnya di jurusan

    Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam terkhusus teman-teman

    angkatan 2015 dan segenap pengurus Himaprodi Ahwal Syakhshiyah

  • v

    periode 2017-2018 yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan

    dengan suka dan duka.

    9. Teman-teman sepermainan dan seperjuangan yang sesama perantau

    terutama para rekan remaja masjid Al Ikhlas Griya Fajar Mas yang

    telah banyak membantu serta menghibur di kala susah maupun

    senang, semoga Allah Subhanahu wata’ala memberkahi mereka.

    10.Segenap keluarga yang telah membantu baik dalam doa maupun

    materi dalam menuntut Ilmu dan penyelesaian skripsi ini, dan lebih

    terlebih khusus kepada istri tercinta Mahmudah binti Saifudin yang

    telah bersedia mendampingi perjuangan kami sejak Setahun

    pernikahan kami yang telah mengandung, menyusui dan merawat

    putri pertama kami Shofia Ainun Mardhiyah dengan penuh kesabaran

    semoga membalasnya dengan pahala yang berlipat atas kehadiranmu

    menemaniku dan menjadi penyemangat jiwaku.

    Teristimewa penulis haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-

    sebesarnya kepada ibundaku tercinta Siti Khodijah berkat doamu yang selalu

    kau panjatkan dalam sujud-sujudmu di sepertiga malam terakhir serta

    kesabaranmu menahan Rindu dalam rangka merelakan Anak yang di

    cintainya untuk menuntut Ilmu di perantauan dalam waktu yang tidak

    sebentar semoga Allah Subhanahu wata’ala menjaga dan memberikan umur

    yang berkah serta kemuliaan dunia dan akhirat. Amin dan ayahanda kami

  • v

    M.Thoha Nurdin Rohimahullah yang telah mendahului penulis menemui sang

    Pencipta, Penulis belajar banyak tentang banyak hal semasa hidup beliau

    dari sosok ayah yang penuh rasa tanggung jawab memimpin keluarga

    bahagia kami semoga menjadi amal jariyah pemberat timbangan kebaikan

    baginya di alam akhirat. Amin.serta saudara-saudara dan seluruh anggota

    keluarga besar atas segala kesabaran dan ketabahan dalam mendidik, serta

    memotivasi, iringan doa dan pengorbanannya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    adanya baik terhadap penulis, para pembaca, Agama, Bangsa dan Negara.

    Makassar, 1 Dzuhijjah 1440 H2 Agustus 2019 H

    Penulis

    Yusuf Maulana

  • vi

    ABSTRAK

    Yusuf Maulana. NIM : 105260014315. Perayaan hari Lahir dalamPerspektif Hukum Islam (Di bimbing oleh M. Ilham Muchtar dan FatkhulUlum)

    Penelitian ini membahas tentang bagaimana hukum perayaan harilahir dalam Islam, adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah : 1)Bentuk perayaan hari lahir pada masyarakat. 2) Hukum perayaan harilahir dalam Islam.

    Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode penelitian pustaka yaitu penelitian dengan cara mengkaji danmenelaah data yang di peroleh dari sumber kepustakaan seperti buku-buku, makalah-makalah, artikel, dan lain sebagainya yang menyangkuttentang hukum perayaan hari lahir dari pendapat ulama, sehingga akanmendapatkan data yang tepat dan jelas yang kemudian data-data tersebutdisalin dan disusun dalam penyusunan skripsi setelah melalui penelitiansecara saksama.

    Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa; 1) Bentuk-bentukperayaan hari lahir pada masyarakat terbagi menjadi 3 macam, yaitumengadakan pesta dan tiup lilin kemudian mengadakan Tasyakuran danmakan bersama 2) ulama berbeda pendapat dalam hukum perayaan harilahir. Diantara mereka ada yang mengharamkan secara mutlaq dan adayang membolehkan dengan beberapa persyaratan. Ulama berbedapendapat pada hukum perayaan hari lahir yang dibolehkan dan yangdiharamkan, kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari keduapendapat tersebut adalah Boleh merayakan hari lahir dengan dengansyarat dan tidak berlebih-lebihan dalam rangka mensyukuri ni’mat danrizki Kemudian implikasi dari hasil penelitian ini adalah di harapkanmasyarakat memahami bagaimana hukum perayaan hari lahir dalamislam, sehingga masyarakat akan lebih berhati-hati dalam mengerjakansuatu kegiatan atau amalan serta mengedukasi kepada anggota keluargamasyarakat agar masyarakat paham dan mengetahui hukum perayaanhari kelahiran bukan hanya sekedar ikut budaya.

    Kata kunci : Perayaan, Hari Lahir, Hukum, Islam.

  • vi

    تجريد البحث

    االحتقال بعيد امليالد يف الفقه ١٠٥٢٦٠٠١٤٣١٥. رقم القيد : يوسف موالنا)فتح العلوميشرف عليه حممد إهلام خمتار (االسالمي

    ، أما لب االحتقال بعيد امليالد يف االسالمهذا البحث يتحدث عن حكم االحتقال بعيد ) آراء العلماء يف ١املوضوع الذي سريكز فيه الباحث يف هذا البحث:

    .يالداالحتقال بعيد امل) حكم ٢، امليالد

    ي طريقة تعلم وحتليلأاملكتبية هي الدراسةريقة يف كتابة هذا البحث أما الطاالحتقال كمحبتعلق يمماية كالكتب، املقاالت، وغريها املوجودة من مصادر املكتباملواد

    جتمع مث عتربة واملعتمدةلماء حىت حتصل على املواد املعند العبعيد امليالد يف االسالم هذا البحث.يفتكتب وترتبو

    ؛ االحتقال بعيد امليالديف حكم العلماءاختلف)١هي:وخالصة هذا البحث) العلماء ٢فمنهم من ذهب إىل حترميه مطلقا، واجلمهور إىل جوازه مقيدا بالشروط.

    ، منها ما جيوز، ومنها ما ال جيوز شرعا. االحتقال بعيد امليالدخيتلفون أيضا يف حكم لألسالني اجلائزة هم: الشيخ الدكتور قيس مبارك والعلماء من النهضة العلماء قالوا

    هو اشيخ العثيمن والشيخ فمن ذهب إىل حترميه مطلقا، االحتقال بعيد امليالدباجازة ، تحرميه مطلقاباصاحل بن عبد العزيز ال شيخ والشيخ عبد احملسن اعباد البدر قالو

    .املباح دون االسرافوالراجح القول

    يف الفقه االسالمي، بعيد امليالد، االحتقالالكلمة األساسية :

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN DEPAN

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………….……………………….i

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN…………………………..…………...ii

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………..……..iii

    LEMBAR BERITA ACARA MUNAQASYAH…………………………...…..iv

    KATA PENGANTAR…………………………………………………………..v

    ABSTRAK……………………………………………………………………...vi

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………....vii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah…………………………………….………………1

    B. Rumusan Masalah………………....................................................….....5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………….....5

    D. Definisi Operasional………………………………………………………...6

    E. Tinjuan Pustaka………………………………………………………..…....7

    F. Sistematika Penulisan……….…….....………………………………….....8

    BAB II : TINJAUAN UMUM PERAYAAN HARI LAHIR

    A. Pengertian Hari Lahir.....…………………………………………………...10

    C. Sejarah Hari Lahir …………………………...…………………………….13

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian…………………………………………………………….17

    B. Pendekatan Penelitian …………………………………………………….18

  • vii

    C. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………... 19

    D. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ………………………………...20

    BAB IV : PERAYAAN HARI LAHIR DALAM PERSPEKTIF HUKUM

    ISLAM

    A. Bagaimana Perayaan Hari Lahir Pada Masyarakat ?

    1. Mengadakan Pesta dan Tiup Lilin……………………..………………....23

    2. Mengadakan Tasyakkuran dan Potong Tumpeng dan makan

    bersama.....................................................................................................24

    3. Berdo’a Tanpa Mengadakan Kegiatan Apapun…………………………24

    B. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap Perayakan hari lahir

    dalam perspektif hukum Islam ?

    a. Polemik perayaan hari lahir………...……………………………………...25

    1. Ulama Yang Membolehkan Perayaan hari lahir ………………...….......26

    2. Ulama Yang Mengharamkan Perayaan hari lahir …………...……........32

    3. Pandangan Penulis Terkait Perayaan hari lahir ………………………..58

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan…………………………………………….......……………….64

    B. Saran-saran……………………………………………………….........…..65

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................66

    RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang Masalah

    Islam adalah agama yang sempurna dan diridhai Allah Subhanahu

    wata’ala. Keberadaannya menjadi rahmat bagi seluruh alam dan

    kebahagiaan bagi para penganutnya. Sebagaimana firman Allah

    Subhanahu wata’ala berfirman :

    .

    Terjemahnya : Sesungguhnya agama disisi Allah ialah islam. Tidaklahberselisih orang-orang yang diberi kitab kecuali setelah merekamemperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapayang ingkar terhadap ayat-ayat Allah. Maka sungguh, Allah sangat cepatperhitungan-Nya”.1

    Maka sudah sepatutnya setiap muslim untuk mengetahui

    bahwasanya Islam adalah agama yang agung. Allah menurunkannya

    kedunia ini agar menjadi rahmat bagi seluruh alam serta menjadi rahmat

    bagi seluruh kaum muslimin dan seluruh makhuk Allah, Dan tidaklah islam

    diturunkan kemuka bumi ini hanya untuk mengatur masalah ibadah atau

    hanya mengingatkan tentang perkara akhirat saja akan tetapi di

    turunkanya Islam adalah dalam rangka mengatur segala aspek kehidupan

    1 . QS Ali Imran ayat 19

  • 2

    manusia baik perkara dunia dan akhirat, sebuah kesalahan besar apabila

    ada sekelompok orang yang menganggap bahwa Islam diturunkan hanya

    untuk mengatur perkara ibadah saja, tanpa mengatur perkara dunia,

    Justru syariat Islam meliputi segala aspek kehidupan manusia meliputi

    perkara ibadah, muamalah, pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan

    sebagainya.

    Dan apabila ditadabburi tentang pembahasan hukum dan syariat

    Islam maka akan didapatkan faidah-faidah, hukum-hukum serta manfaat

    yang banyak dari pensyari’atannya yang tidak ada di agama-agama lain.

    Allah telah sempurnakan Islam dengan izin-Nya menjadi agama

    yang sempurna serta di ridhai Allah Subhanahu wata’ala. Sebagaimana

    Allah berfirman :

    Terjemahnya : Pada hari ini telah aku sempurnkan agamamu untukmudan telah aku cukupkan nikmat-ku bagimu, dan telah aku ridhai Islamsebagai Agamamu.2

    Maka sungguh Allah telah menyempurnakan agama Islam ini syari’at-

    syari’at meliputi perintah-perintah, larangan-larangan dan ibadah-ibadah

    dan semua aspek kehidupan ummat islam, Masyarakat tidak

    membutuhkan amalan-amalan baru buatan sekelompok manusia yang

    tidak bisa di pertanggung jawabkan kesahihannya, karena itu akan

    tertolak.

    2 QS Al-Maidah ayat 3

  • 3

    Dari ‘Aisyah RA berkata, yang terjemahnya : Bahwasannya

    Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAW bersabda, Barang siapa

    melakukan suatu amalan bukan dari kami maka ia tertolak.3

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa merayakan hari lahir setiap

    tahunnya sudah menjadi budaya meluas ditengah masyarakat baik

    kalangan muslim maupun non muslim baik hanya sekedar ikut-ikutan

    maupun tradisi yang sudah turun temurun.

    Penulis memandang dengan melihat sejarah, hari lahir (ultah) menjadi

    hal yang lumrah untuk dikenang, diperingati dan dirayakan. Dalam

    pelaksanaannya, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda.

    Sebagian orang merayakannya dengan berpuasa, tasyakkuran, tahlil dan

    pengajian. Sebagian orang merayakannya dengan cara pesta,

    mengundang kerabat-kerabatnya, tiup lilin, makan-makan dan lain-lain.

    Sebagian orang tidak merayakannya, cukup hanya berdo’a dan

    mengevaluasi diri sendiri.

    Seiring berkembangnya zaman di era informasi digital ini perayaan

    hari lahir ini semakin ramai di rayakan baik dengan mengucapkan

    selamat, memberikan hadiah atau kado, mendoakan baik secara langsung

    maupun melalui pesan di media sosial.

    Kemudahan layanan di era digital ini mulai membawa perubahan baik

    pada bentuk seremonial acara perayaan hari lahir maupun pada pengaruh

    terhadap prilaku generasi muda saat ini. Dibeberapa kasus terjadi pada

    3 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab Al Aqdhiyah Bab Batalnya Hukum-hukum yang batilldan menolak perkara-perkara baru Hal 46 Hadits ke-18 Tahun 1343-1344 H

  • 4

    perayaan hari lahir pada pelajar mahasiswa bahkan masyarakat secara

    umum yang mulai mencoba hal unik yang baru pada hari lahir temannya

    dengan memberikan kejutan secara beramai-ramai yaitu mengikat korban

    di tiang listrik kemudian menyiramya dengan air di sertai lemparan telur

    sambil mengucapkan selamat hari lahir dan masih banyak lagi kasus

    lain,yang menjadi masalah perbuatan ini mengakibatkan cedera fisik,

    kejiwaan terganggu bahkan berujung pada kematian.

    Tidak dipungkiri tradisi merayakan hari lahir dengan contoh-contoh

    tersebut diatas tentunya membawa pengaruh kebaikan maupun

    keburukan baik bagi yang bersangkutan maupun lingkungan sekitar.

    Selanjutnya apakah perayaan hari lahir ini adalah ajaran Islam yang

    dicontohkan oleh Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya

    RA?. Bagaimana hukum Islam memandang masalah ini ?

    Berdasarkan fakta dan pengalaman tersebut diatas penulis merasa

    penting memilih judul ini untuk dapat di kaji secara ilmiah, sehingga

    menghasilkan sebuah skripsi yang bermanfaat dan dapat di jadikan

    rujukan bagi kaum muslimin yang membacanya Dan sudah sepatutnya

    setiap muslim untuk senantiasa mentadabburi dan mengkaji pembahasan

    ini dalam rangka menjalankan kehidupan berislam yang lebih baik.

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana bentuk-bentuk perayaan hari lahir dalam kehidupan

    masyarakat?

    2. Bagaimana Hukum Merayakan hari lahir dalam perspektif Islam ?

    Inilah beberapa rumusan masalah yang akan menjadi inti

    pembahasan, Penulis akan memfokuskan pembahasan dengan

    pembahasan yang mendalam agar menjadi pembelajaran yang jelas serta

    bermanfaat untuk siapa saja yang membaca tulisan ini dan supaya tidak

    melebar maka penulis akan membatasi pembahasan sebagaimana yang

    tercantum dalam rumusan masalah.

    C. Tujuan dan kegunaan penelitian

    Tujuan

    a. Dalam rangka menjelaskan makna perayaan hari lahir dalam

    perspektif hukum islam kepada masyarakat kaum muslimin

    b. Untuk menjelaskan hukum merayakan hari lahir dalam perspektif

    islam

    c. Untuk menjelaskan pandangan-pandangan ulama tentang

    perayaan hari lahir dalam perspektif Islam

    d. Untuk menjelaskan hukum menghadiri perayaan hari lahir dalam

    perspektif Islam

  • 6

    kegunaan

    a. Pembaca dapat mengetahui posisi Ulama dalam menyikapi

    perayaan hari lahir

    b. Penulis mengedepankan rujukan dan refrensi bagi para pembaca

    yang ingin menelaah tentang judul ini

    c. Menambah wawasan serta informasi terutama untuk penulis dan

    pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan perayaan hari

    lahir.

    d. Membentengi masyarakat islam dari perbuatan bid’ah.

    e. Menjadi Rujukan dalam menjelaskan hukum perayaan hari lahir

    dalam perspektif hukum Islam.

    D. Definisi Operasional

    Dalam definisi operasional ini perlu dipaparkan makna dari konsep

    penelitian untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca

    terhadap variabel penelitian sehingga dapat dijadikan acuan dalam

    menelusuri variabel penelitian.

    Adapun definisi operasional ini adalah sebagai berikut :

    Perayaan : Pesta (keramaian dan sebagainya) untuk merayakan

    suatu peristiwa4.

    Hari Lahir : Ulang tahun, Milad (Hari ketika dilahirkan ke dunia)5.

    4. Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa,Kemendikbud RI. KBBI Edisi V5. Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa,Kemendikbud RI. KBBI Edisi V

  • 7

    Hari lahir atau biasa disebut milad secara bahasa berasal dari kata walada

    yang berarti memperlahirkan ataupun memperanakan yang dimaksud

    ialah kelahiran yang dimana ini merupakan awal pertama seseorang lahir

    kemuka bumi.6

    Perpektif : Pandangan, Sudut pandang.7

    Hukum Islam : Pendapat-pendapat dan daya upaya para fuqaha

    dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan

    kebutuhan masyarakat.8

    E. Tinjauan Pustaka

    Penulis menganggap bahwa karya tulis ini bukanlah yang pertama

    kalinya yang ditulis dengan judul perayaan hari lahir dalam perayaan hari

    lahir dalam perspektif Hukum Islam.

    Berikut beberapa karya tulis ilmiah yang penulis dapatkan dengan

    pembahasan yang serupa dengan judul penulis, diantaranya :

    a. Hukum merayakan hari ulang tahun dan bantahan terhadap yang

    membolehkannya karya Syaik Muhammad bin ibrahim al syaikh

    Rahimahullah tahun 1383 H

    b. Hukum merayakan hari lahir (ulang tahun) seseorang karya syaikh

    Muhammad sholih Al-Munajid tahun 1434 H/2013 M

    6 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, surabaya, cetakan 14, h.1580, 19977. Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa,Kemendikbud RI. KBBI Edisi V8. TM. Hasbi Ash-Shiddiqi, Falsafah Hukum Islam, h.44

  • 8

    c. Hukum Perayaan hari kelahiran-kelahiran karya Syaik Dr. ‘Ilmi

    Syarif Rahimahullah tahun 1994 M

    Adapun perbedaan antara karya tulis kami dan karya tulis diatas

    tentang perayaan hari lahir dalam perspektif hukum islam adalah kami

    menggunakan ungkapan dan istilah-istilah yang mudah dimengerti oleh

    para pembaca guna mendapat faidah yang lebih banyak yang sebaliknya

    karya tulis diatas di tulis dalam bahasa arab yang tidak semua pembaca

    dapat membaca dan memahaminya dengan baik.

    F. Sistematika Penulisan

    Skripsi ini terdiri dari 5 Bab dan setiap bab terdapat pasal-pasal Untuk

    mendapatkan sebuah hasil yang utuh dan sistematis, pembahasan materi

    dalam skripsi ini dibagi dengan rincian sebagai berikut:

    Bab pertama akan menjelaskan Pendahuluan dengan beberapa pasal

    berikut

    A. Latar belakang masalah

    B. Rumusan masalah

    C. Tujuan dan kegunaan penulisan

    D. Deskripsi Operasional

    E. Tinjauan Pustaka

    F. Sistematika penulisan

    Bab kedua akan memaparkan pembahasan Tinjauan umum perayaan

    Hari Lahir dengan beberapa pasal sebagai berikut :

  • 9

    A. Pengertian Hari Lahir

    B. Sejarah Hari Lahir

    Bab Ketiga akan menjelaskan Metodologi penelitian dengan beberapa

    pasal sebagai berikut :

    A. Jenis Penelitian

    B. Pendekatan Penelitian

    C. Metode Pengumpulan Data

    D. Metode Pengolahan Dan Analisis Data

    Bab Keempat akan menjelaskan inti pembahasan skripsi yang

    tercantum dalam rumusan masalah sebagai berikut :

    A. Bagaimana bentuk-bentuk perayaan hari lahir dalam kehidupan

    masyarakat ?

    B. Bagaimana hukum perayaan hari lahir dalam perspektif Islam?

    Sementara bab kelima penulis akan menyimpulkan dari seluruh

    pembahasan dan masalah yang terdapat dalam skripsi ini dan saran-

    saran, disertai dengan daftar pustaka yang menjadi sumber referensi.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN UMUM PERAYAAN HARI LAHIR

    A. Pengertian Hari Lahir

    Hari lahir atau biasa disebut milad secara bahasa berasal dari kata

    walada yang berarti memperlahirkan ataupun memperanakan yang

    dimaksud ialah kelahiran yang dimana ini merupakan awal pertama

    seseorang lahir kemuka bumi.9

    Pengertian hari lahir secara istilah adalah merupakan sebuah

    peristiwa penting terjadi dan merupakan peringatan hari lahir seseorang

    serta berdirinya suatu perkumpulan atau kelompok. 10 Sama halnya

    dengan Maulid Nabi yang mana kata ini berasal dari kata yang sama yakni

    walada. secara etimologi Maulid Nabi bermakna hari tempat atau waktu

    kelahiran nabi yakni peringatan hari kelahiran nabi Muhammad SAW.

    Hari lahir adalah yang dirasa spesial bagi kebanyakan orang. Hari

    yang mengajak untuk melempar jauh ingatan ke belakang, ketika saat ia

    dilahirkan ke muka bumi, atau ketika masih dalam buaian dan saat-saat

    masih bermain dengan ceria menikmati masa kecil. Ketika hari itu datang,

    manusia pun kembali mengangkat jemarinya, untuk menghitung kembali

    tahun-tahun yang telah dilaluinya di dunia. Allah Subhanahu wata’ala

    9 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, surabaya, cetakan 14, h.1580, 199710 departemen pendidikan nasional, kbbi, gramedia pustaka utama, jakarta, 2012, h, 1521

  • 11

    Berfirman yang terjemahnya :“Perhatikan masa lampaumu untuk hari

    esokmu” 11

    Dengan merayakan hari lahir dapat kita mengevaluasi apa-apa saja

    yang telah kita kerjakan sampai hari ini dan berbuat lebih baik untuk

    kemudian hari. Peringatan hari kelahiran biasanya diisi dengan syukuran

    atau makan bersama mengundang tetangga, teman atau rekan kerja

    untuk meneguhkan tali silaturrahim dan menebarkan salam diantara

    sesama saudara muslim.12

    Pengertian Hari lahir dalam pandangan budaya dan agama

    Hari lahir adalah hari kelahiran seseorang, manandai hari

    dimulainya kehidupan diluar rahim. Dalam beberapa kebudayaan

    merayakan hari lahir seseorang biasanya dengan keluarga atau teman.

    Hadiah sering diberikan pada orang yang merayakan hari lahir yang

    merupakan kebiasaan untuk memperlakukan seseorang secara istimewa

    pada hari lahirnya.

    Hari lahir dalam budaya romawi kuno, bangsa romawi merayakan

    hari lahir secara penuh antusias dengan pesta yang hedonsitik dan hadiah

    yang berlimpah. 13 Adapun hari lahir dalam agama yahudi masih

    diperdebatkan oleh berbagai rabbi.14 Dalam Al kitab ibrani satu-satunya isi

    11 QS al Hasyr ayat 1812 Makna hari ulang tahun menurut ajaran Islam kemenag NTB 201813 Souhail Karam (2008-08-31). "Birthday parties against Islam says top Saudi cleric".Reuters. Diakses tanggal 2011-07-06.14 Mona H. Faragallah, Walter R. Schumm and Farrell J. Webb (1997). "Acculturation of Arab-American Immigrants: An Exploratory Study". Journal of Comparative Family Studies. 28 (3):182.

  • 12

    yang menyebutkan perayaan untuk memperingati hari kelahiran

    seseorang adalah mengenai hari lahir Fir’aun di Mesir yang terekam

    dalam kejadian 40:20.15 Rabbi Moshe Feinstein adalah salah satu Rabbi

    yang memahami ada nilai positif dari perayaan hari lahir ini. 16 Rabbi

    Lubavitcher Rebbe mendorong banyak orang untuk merayakan hari lahir

    mereka dengan berkumpul bersama kerabat membuat nilai positif dan

    melalui berbagai kegiatan keagamaan. 17 Sedangkan menurut Rabbi

    Yissocher Farnd hari lahir seseorang merupakan hari khusus karena doa

    seseorang pada hari itu dapat terkabulkan.

    Adapun hari lahir menurut agama Kristen pada abad pertama

    origen berpendapat bahwa umat kristiani tidak hanya harus menahan diri

    dari merayakan hari lahir mereka tetapi harus memandangnya dengan

    jijik.18 Kemudian pada abad pertengahan masyarakat umum merayakan

    hari santo mereka, tetapi para bangsawan merayakan hari lahir mereka,

    dan yang terakhir pada abad modern bahwa beberapa kelompok

    menjauhkan diri dari perayaan hari lahir. Mereka percaya bahwa perayaan

    hari lahir digambarkan dalam cahaya yang negatif yang memiliki

    hubungan sejarah dengan sihir, takhayul, dan paganisme.

    Perayaan hari lahir dalam agama islam, terbagi menjadi dua

    pendapat sebagian ulama mengaggap merayakan hari lahir adalah

    15 Imam Jalaluddin al-Suyuti (radi Allahu anhu) Celebrating Eid-e-Milad-un-Nabi. (PDF).Nooremadinah.net. Retrieved on 2013-01-01.16 Salman Mohammed (2011-02-06) Milad un Nabi or Prophet Birthday: Celebrate or Not?.Systemoflife.com Article. Retrieved on 2013-01-01.17 Sarah J. Horton (2007) Living Buddhist statues in early medieval and modern Japan,Palgrave Macmillan ISBN 1403964203 p. 2418 Ju Seongha (2011-12-30)北김정은시대北 12월 17일 사라진다. news.donga.com

  • 13

    perbuatan dosa karena dianggap sebagai suatu inovasi dalam beragama,

    sedangkan sebagian ulama yang lain membolehkan perayaan tersebut.

    Perayaan hari lahir dalam agama hindu dirayakan setiap tahun ketika hari

    yang sesuai dengan bulan lunar atau bulan matahari (sistem tanda

    matahari)

    Perayaan hari lahir dalam agama buddha biasanya dalam bentuk ritual

    yang sangat formal.

    B. Sejarah Hari Lahir

    Sejarah hari lahir dalam Islam identik dengan perayaan maulid Nabi

    Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam, Karena perayaan maulid

    hakikatnya adalah sebuah peringatan atau perayaan, ini merupakan

    ekspresi kegembiraan dan penghormatan kita kepada baginda nabi

    Muhammad SAW dengan cara bersahalawat, mengenang kehidupan

    beliau, dan memuliakan serta mengikuti perilaku-perilaku terpuji dari

    Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam.19

    Sebagai seorang muslim, mencintai Rasulullah Shallahu ‘alaihi

    wasallam adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar. Hal ini

    merupakan konsekuensi dari kesaksian kita akan kerasulan

    beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. melalui beliau manusia terbebas dari

    segudang warisan jahiliyah yang telah mengakar begitu lama. karena

    hidayah Allah subhanahu wata’ala, kemudian karena pengorbanan beliau

    19 Hizbut Tahrir Indonesia, Peringatan Maulid Nabi SAW, Agar Tidak Menjadi Tradisi danSeremoni Belaka, Bulletin al-islam, hlm 1, Edisi 348/Tahun XIV, tahun 2007.

  • 14

    dalam mendakwahkan Islam, niscaya sampai hari ini kita masih terjerat

    dalam belenggu syirik dan jahiliyah.

    Tujuan yang paling urgen sebenarnya dari perayaan ini adalah

    bagaimana kehidupan pribadi Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam kita

    dapat meneladani dan mengikutinya secara istiqomah bukan hanya

    sebatas kegiatan seremonial belaka.

    Akan tetapi seluruh ulama sepakat bahwa maulid nabi tidak pernah

    diperingati pada masa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam. Ketika

    beliau masih hidup baik di Makkah maupun di Madinah, dan tidak juga di

    peringati pada masa khulafaurrasyidin. Al-Maqrizi (seorang ahli sejarah

    Islam), dalam bukunya al’Khuttath menjelaskan bahwa peringatan hari

    kelahiran Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam, mulai diperingati pada abad IV

    Hiriyah oleh dinasti Fatimiyun di Mesir, dinasti Fatimiyun mulai menguasai

    Mesir pada tahun 362 H. Dengan raja pertamanya Al-Muiz Lidinillah, di

    awal tahun menaklukkan Mesir dia membuat Enam perayaan hari lahir

    sekaligus; hari lahir (maulid) Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir

    Fatimah, hari lahir Hasan, Hari lahir Husein dan hari lahir raja yang

    berkuasa.

    Kemudian pada tahun 480 H. Pada masa pemerintahan Al-Afdal

    peringatan hari lahir tersebut dihapuskan dan tidak diperingati, Raja ini

    meninggal pada tahun 515 H. Pada tahun tersebut dilantik raja yang baru

    bergelar Al-Amir liahkamillah, dia menghidupkan kembali peringatan

    Enam Maulid tersebut, begitulah seterusnya peringan maulid Nabi

  • 15

    Shallahu ‘alaihi wasallam. Yang jatuh pada bulan Rabiul Awal diperingati

    dari tahun ke tahun hingga zaman sekarang dan meluas hampir keseluruh

    dunia.20 Dari uraian diatas sangat jelas sejarah bagaiamana peringatan

    maulid Nabi dirayakan atau dengan bahasa sekarang perayaan hari lahir.

    Sedangkan perayaan hari lahir pertama kali diadakan di Eropa, dimulai

    dengan ketakukan dengan adanya roh jahat yang akan datang pada saat

    seseorang berulang tahun, untuk menjaga hal-hal yang jahat teman-

    teman dan keluarga diundang datang saat seseorang berhari lahir untuk

    memberikan doa serta pengharapan yang baik bagi yang berhari lahir.

    Memberikan kado juga dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi

    orang yang berulang tahun sehingga dapat mengusir roh-roh jahat

    tersebut.21

    Perayaaan hari lahir merupakan sejarah lama. Orang orang zaman

    dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka. Karena

    waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan

    musim. Sejalan dengan peradaban manusia. Diciptakan kalender-

    kalender memudahakan manusia untuk mengingat dan merayakan hal hal

    penting setiap tahunnya.dan hari lahir merupakan salah satunya.

    Perayaan hari lahir pertama kalinya diadakan karena orang menduga

    akan adanya roh jahat yang mengganggu mereka. Jadi mereka

    mengundang teman dan kerabat untuk menghadiri perayaan hari lahir

    20 Nasir Moh. Al Hanin, Sejarah Peringatan Maulid Nabi SAW. ( Maktabah Dakwah danBimbingan Jaliyat Rabuwah, Islam House.Com) Edisi 1428-2017 h. 121 Fathurrahman, jurnal Perayaan Ulang tahun Dalam Perspektif Islam, Universitas negeri Malang,hal. 30

  • 16

    mereka sehingga roh-roh jahat tidak jadi mengganggu yang merayakan

    hari lahir. Dalam perayaan selanjutnya banyak dari keluarga dan teman

    yang membawa kado atau bunga untuk yang berhari lahir. Saat ini

    kebanyakan perayaan hari lahir diadakan untuk bersenang senang. Jika

    orang yang di undang tidak bisa menghadiri perayan hari lahir. Biasanya

    mereka akan mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun. Tradisi

    mengirimkan kartu ucapan dimulai di inggris sekitar seratus tahun yang

    lalu pada awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan hari lahirnya

    mungkin disini perayaan hari lahir bermula. Seiring waktu berlalu anak

    anak diikut sertakan dalam perayaan hari lahir. perayaan hari lahir untuk

    anak pertama kali terjadi di jerman dan dinamakan “ kinderfeste” tetapi

    saat ini perayaan hari lahir bisa diadakan oleh siapa saja terutama yang

    punya uang.22

    22 Banny Adam Wibowo, jurnal Acamedia perayaan ulang tahun MC Donald’s sebagaiperilaku konsumtif orang tua, (malang, Universitas Brawijaya), h.3

  • 17

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Dari segi tempat atau lokasi penelitian yaitu di Pusat Bahasa Arab

    dan studi Islam Universitas Negeri Makassar, Perpustakaan Umum dan

    Ahwal Syakshiyah Unismuh Makassar. Maka jenis penelitian ini yang

    dilakukan di perpustakaan (library research). Yaitu penelitian yang

    dilakukan melalui riset berbagai buku atau literatur yang berkaitan dengan

    masalah penelitian. Literatur yang diteliti meliputi buku yang berkaitan

    dengan Masail Fiqhiyah, Fatwa lajnah daimah ulama timur tengah, Fatwa

    Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dari literatur tersebut dapat ditemukan

    berbagai pendapat yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab

    permasalahan penelitian.

    Berdasarkan jenis data, penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

    Karakteristik penelitian kualitatif antara lain:

    Pertama, lebih bersifat deskriktif.

    Kedua, data yang terkumpul membentuk kata kata atau gambar, sehingga

    tidak menekankan pada angka.

    Ketiga, penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada

    produk atau outcome.

  • 18

    Keempat, lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).23

    B. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang dimaksud adalah sebuah cara atau metode yang

    menjelaskan presfektif yang digunakan dalam membahas obyek penelitian

    atau pengumpulan pola pikir yang digunakan untuk membahas obyek

    penelitian.24

    Penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

    Pertama, penelitian kualitatif dalam paradigma kuantitatif (positivisme).

    Penelitian kualitatif jenis pertama ini menggunakan paradigma positivisme.

    Kriteria kebenaran menggunakan ukuran frekuensi tinggi. Data yang

    terkumpul bersifat kuantitatif kemudian dibuat kategorisasi baik dalam

    bentuk tabel, diagram maupun grafik. Hasil kategorisasi tersebut

    kemudian dideskripsikan, ditafsirkan berbagai aspek, baik dari segi latar

    belakang, karakteristik dan sebagainya. Dengan kata lain data yang

    bersifat kuantitatif ditafsirkan dan dimaknai lebih lanjut secara kualitatif.

    Beberapa peneliti menyebut dengan istilah penelitian deskrptif kualitatif.

    Kedua, penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. (dan sastra)

    menggunakan paradigma post positipisme. Penelitian kualitatif jenis kedua

    ini berusaha mencari makna, baik makna di balik kata, kalimat maupun

    karya sastra. Dalam penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan

    23 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 15. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta:Kencana, 2008), h. 65-70.24 Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis dan Desertasi (Makassar: UIN Alauddin 2008), h. 11-12.

  • 19

    rasionalistik. Pendekatan rasionalistik adalah pendekatan yang

    menekankan pemaknaan empirik, pemahaman intelektual dan

    kemampuan berargumentasi secara logik.25

    C. Metode Pengumpulan Data

    Penelitian ini terpokus pada penelitian perpustakaan (library reserch)

    yang berarti semua sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis

    berupa ide, pikiran dan gagasan yang dalam istilah penelitian adalah data

    kualitatif berkaitan dengan topik yang dibahas, masalah-masalah yang

    dibahas oleh penulis dalam hal ini :

    a. Kutipan langsung, yaitu penulisan langsung mengutip dari

    sumber dengan tidak mengalami perubahan.

    b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan dari hasil bacaan yang

    diuraikan dalam bentuk ikhtiar dari konsep aslinya, namun tidak

    mengurangi makna dan tujuannya.

    Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah:

    dokumentasi dan wawancara , yaitu mencari data-data mengenai hal-hal

    yang berupa catatan atau arsip-arsip sebagai sumber data kemudian

    wawancara kepada dokter ahli atau pasien yang mengalami hal tersebut

    dan sebagainya yang berhubungan dengan objek penelitian.26

    25 Neong Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992), h.8326 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 134

  • 20

    Kitab suci Al-Qur’an merupakan sumber data pokok, sedangkan

    kitab-kitab klasik baik yang beraliran assyafiiyyah, hanafiyyah dan yang

    lainnya, dapat dijadikan data instrumen, juga data yang bersumber dari

    kitab-kitab kebahasaan dan teori-teori pengetahuan lainnya.

    Kemudian dalam hadits atau As-sunnah yang terdapat di

    dalamnya,berupa hadits yang shohih sesuai dengan ijma’ para ulama.

    D. Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Mengingat karena penelitian ini bercorak kepustakaan, tata kerja

    ilmiah bercorak deskripsi dan bersifat kualitatif, 27 serta dengan

    menggunakan teknik analisis isi (content analysis), yaitu teknik yang

    digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan

    karakteristik pesan, dan dilakukan secara obyektif dan sistematis.28

    Tahapan pengumpulan data sebagai langkah awal dari pengelolahan

    dan analisis data, selanjutnya metode pengelolahan data yang digunakan

    dalam penulisan ini adalah metode kualitatif, data-data yang dikumpulkan

    melalui studi kepustakaan (library research) diolah dan dianalisis secara

    kualitatif dan disimpulkan secara kualitatif pula dengan menggunakan

    analisis isi (content analysis) karena metode ini menghendaki teknik-teknik

    analisis data, dipilihlah metode analisis dengan tahapan tahapan berikut:

    27 Koenijaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Cet. XI; Jakarta: PT,Gremedia Pustaka Utama, 1991), h.328 Lexx J.Koleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Cet. XIII; Bandung: PT.Renajayakarya, 2000), h. 163.

  • 21

    a) Data yang telah terkumpul diedit dan diseleksi sesuai dengan

    ragam pengumpulan data, ragam sumber, dan pendekatan yang

    digunakan maka terjadi reduksi data sehingga diperoleh data

    halus/pilihan.

    b) Berdasarkan hasil kerja tahap 1, dilakukan melalui klasifikasi

    data, kelas data, dan sub kelas data. Hal ini untuk merujuk

    kepada pertanyaan penelitian dan unsur-unsur yang terkandung

    dalam fokus penelitian.

    c) Data yang telah diklasifikasi dan disusun, lalu dihubungkan.

    Hubungan antar data tersebut divisualisasikan dalam bentuk

    deskripsi hasil penelitian.

    d) Melakukan penafsiran data berdasarkan metode pendekatan

    terpakai.

    Berdasarkan hasil kerja pada tahapan ke 4 dapat diperoleh jawaban

    atas pertanyaan penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan internal,

    yang didalamnya terkandung data baru atau temuan penelitian, lalu

    dilakukan konfirmasi dengan sumber data dan sumber lainnya.

  • 22

    BAB IV

    PERAYAAN HARI LAHIR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

    A. Bagaimana bentuk-bentuk Perayaan hari lahir pada Masyarakat?

    Pesta atau perayaan tentang hari lahir erat hubungannya dengan

    anak-anak. Suatu perayaan yang biasanya dilakukan oleh orang tua untuk

    merayakan hari lahir anak mereka. Menjelang hari hari lahir merupakan

    hari yang ditunggu-tunggu oleh anak. Seperti halnya pernak-pernik pesta

    hari lahir, kue tar lengkap dengan lilinnya, balon-balon, serta hiasan-

    hiasan kecil yang meriah. Menurut Seto Muliadi, pakar psikologi anak

    dalam artikelnya “ Arti hari lahir” sejak usia tiga tahun, anak mulai mengerti

    arti hari lahir. Anak-anak mulai memahami bahwa perayaan hari lahir

    adalah sesuatu yang istimewa, dan sesuatu yang khusus diperuntukkan

    bagi dirinya. Diumur tiga tahun, anak mulai mengembangkan konsep

    bahwa mereka mempunyai identitas. Pada usia ini anak juga harus

    mengembangkan konsep Initetative, dengan ide-ide baru, dan

    pertanyaan-pertanyaan yang menuju ke diri anak itu sendiri. Setiap anak

    harus mengembangkan identitas dirinya, mulai dari siapa namanya, siapa

    orang tuanya, alamat rumahnya, tanggal lahirnya dan jenis kelaminnya

    dan lain sebagainya.29

    29 Seto Mulyadi, Artikel Peringatan dan Perayaan Ulang Tahun,thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2012-2-01620-DS%20Bab1001.pdf. diakses hari senin 1 mei2017.

  • 23

    Kegiatan Perayaan hari lahir tujuannya membuat gembira dan

    senang seorang anak hal ini merupakan tindakan yang harus ada dalam

    jiwa setiap manusia,maka wajar saja untuk mewujudkan hal itu banyak

    orang tua yang rela melakukan apa saja. Perayaan hari lahir merupakan

    salah satu sumber yang bisa membuat seorang anak merasa bahagia,

    meskipun orang tua harus mengeluarkan pengeluaran yang sangat besar

    untuk mewujudkan hal itu, dikatakan dalam Hadis Nabi Shallahu ‘alaihi

    wasallam yang menyatakan tentang membuat bahagia orang itu pahala

    yakni:

    Terjemahnya : “Amal yang paling dicintai Allah yaitu rasa senangyang engkau masukkan ke dalam hati seorang muslim, atau engkauhilangkan rasa laparnya, atau engkau lunaskan hutang-hutangnya, atauengkau hilangkan kesulitannya. Sungguh, aku menemani saudaraku untukmemenuhi kebutuhannya lebih aku sukai dari pada i’tikaf di masjid nabawiselama sebulan.” (HR. at-Thabrani).30

    1. Mengadakan Pesta dan Tiup Lilin

    Merayakan hari lahir dengan mengadakan pesta perayaan hari lahir

    dengan mengundang keluarga, tetangga, sahabat dan kolega serta

    masyarakat umum. Pada umumnya perayaan ini dilangsungkan dengan

    meriah lengkap dengan kue hari lahir dengan lilin, topi kerucut serta

    terompet dan tamu undangan yang hadir menyanyikan secara bersama-

    bersama lagu selamat ulang tahun, kemudian shohibul hajah memotong

    kue pesta tersebut dan memberikannya kepada orang yang paling

    disayangi dan menyampaikan harapan dan cita-cita untuk tahun

    30 Abul Qoshim Sulaiman bin Ahmad Al-Lakhmiy At-Thabrani,Mu’jam Al-kabir,(Jakarta,Pustaka Azzam,2010), Juz 1, h.196.

  • 24

    berikutnya dan orang tua, keluarga dan semua tamu undangan

    memberikan kado hadiah hari lahir kepada shohibul hajah.

    2. Mengadakan Tasyakuran dan makan bersama

    Merayakan hari lahir dengan mengadakan syukuran atau selamatan

    berupa acara makan bersama dengan memotong tumpeng (dalam adat

    jawa) dan seremonial serupa dalam adat daerah lain atas hari lahir

    seseorang dengan mengundang keluarga, tetangga, sahabat, rekan kerja

    dan berdoa bersama untuk kesehatan, kesuksesan pendidikan, karir dan

    bisnis.

    Merayakan hari lahir dengan acara sederhana bersama keluarga dan

    orang terdekat dan memohon doa untuk kesehatan, kesuksesan

    pendidikan, karir dan bisnis dan pada sebagian masyarakat memberikan

    kejutan dan hadiah unik tanpa di minta yang sedang berhari lahir.

    3. Berdo’a Tanpa Mengadakan Kegiatan Apapun

    Tidak merayakan hari lahir, karena meyakini bahwa hari lahir bukan

    dari ajaran Islam. Mereka meyakini bahwa ketika hari lahir tiba waktunya

    maka itu adalah tanda bahwa sisa umur berkurang satu tahun begitu

    seterusnya setiap tahun, sehungga bagi mereka cukup hanya berdo’a dan

    mengevaluasi diri sendiri atas bagaimana dan apa saja amalan ibadah

    apa saja yang telah dilakukan sebagai bekal untuk kematian.

  • 25

    Seiring berkembangnya zaman di era informasi digital ini perayaan

    hari lahir ini semakin ramai di rayakan baik dengan mengucapkan

    selamat, memberikan hadiah atau kado, mendoakan baik secara langsung

    maupun melalui pesan di media sosial.

    Kemudahan layanan di era digital ini mulai membawa perubahan baik

    pada bentuk seremonial acara perayaan hari lahir maupun pada pengaruh

    terhadap prilaku generasi muda saat ini. Dibeberapa kasus terjadi pada

    perayaan hari lahir pada pelajar mahasiswa bahkan masyarakat secara

    umum yang mulai mencoba hal unik yang baru pada hari lahir temannya

    dengan memberikan kejutan secara beramai-ramai yaitu mengikat korban

    di tiang listrik kemudian menyiramya dengan air di sertai lemparan telur

    sambil mengucapkan selamat hari lahir dan masih banyak lagi kasus

    lain,yang menjadi masalah perbuatan ini mengakibatkan cedera fisik,

    kejiwaan terganggu bahkan berujung pada kematian.

    Tidak dipungkiri tradisi merayakan hari lahir dengan contoh-contoh

    tersebut diatas tentunya membawa pengaruh kebaikan maupun

    keburukan baik bagi yang bersangkutan maupun lingkungan sekitar.

    B. Bagaimana Hukum perayaan Hari Lahir dalam Islam ?

    1. Polemik perayaan hari lahir

    Perayaan hari lahir tentunya tidak pernah diperintahkan oleh Nabi

    Shallahu ‘alaihi wasallam., tidak pula disinggung secara langsung dalam

    dalil-dalil syar‘i dan tidak ada pula ayat-ayat al-qur’an atau hadits nabawi

  • 26

    yang memerintahkan kita untuk merayakan ulang tahun. Sebaliknya, tidak

    ada pula larangan yang bersifat langsung untuk melarang perayaan ulang

    tahun tersebut.31

    a) Ulama yang membolehkan perayaan hari lahir

    Melihat sejarah, hari lahir menjadi hal yang lumrah untuk dikenang,

    diperingati dan dirayakan. Dalam pelaksanaannya, setiap orang memiliki

    cara yang berbeda-beda. Sebagian orang merayakannya dengan

    berpuasa, tasyakkuran, tahlil dan pengajian. Sebagian orang

    merayakannya dengan cara pesta, mengundang kerabat-kerabatnya, tiup

    lilin, makan-makan dan lain-lain. Sebagian orang tidak merayakannya,

    cukup hanya berdo’a dan mengevaluasi diri sendiri.Hal ini tidak lepas dari

    teks yang dipahami tentang ulang tahun tersebut dan keharusan untuk

    menghujjahinya, sehingga berimplikasi pada pembudayaan secara masif

    dari generasi kegenerasi.

    Perayaan hari lahir melahirkan perbedaan pendapat dikalangan para

    ulama. Sebagian ulama ada yang memperbolehkannya dan sebagian pula

    ada yang melarangnya. Adapun ulama yang memperbolehkannya adalah

    Ulama Senior Kerajaan Saudi Arabia yang bernama Syaikh Dr. Qais al-

    Mubarak mengeluarkan fatwa bahwa tidak ada masalah bagi umat Islam

    untuk mengadakan perkumpulan memperingati suatu peristiwa yang

    dipandang boleh di dalam agama dengan syarat bahwa kegiatan itu tidak

    31 Fathurrahman, jurnal Repository Perayaan Ulang tahun Dalam Perspektif Islam,

    Universitas negeri Malang, hal. 5

  • 27

    diyakini sebagai bagian dari syiar Islam. Al-Mubarak mengatakan bahwa

    selama ini masyarakat selalu mengadakan acara terkait dengan peristiwa

    kesuksesan seseorang atau keberhasilan salah seorang anak meraih

    gelar sarjana (menyelesaikan pendidikan), atau berkaitan dengan ulang

    tahun atau peristiwa lainnya, Patokan yang digunakan bahwa

    perkumpulan seperti itu dibolehkan adalah tidak meyakini bahwa

    keterkaitan itu adalah bagian dari sunnah yang dianjurkan atau termasuk

    ke dalam syiar Islam. Selaras dengan beberapa alasan lain yakni

    pendapatnya Fakhruddin Nur Syam, Pertama Dalam Islam hanya ada dua

    hari raya, Idul Adha dan Idul Fitri. Jika ada yang merayakan hari lain

    berarti telah membuat bid’ah. Kedua : Perayaan hari lahir tradisi orang

    kafir, sedangkan menyerupai orang kafir itu hukumnya haram. Ketiga :

    Pemborosan yang tidak ada manfaatnya sedangkan Islam melarang

    pemborosan yang tidak ada manfaatnya32, hal ini berdasarkan argumen-

    argumen yang menguatkannya. Perayaan hari lahir dibolehkan karena

    tidak adanya nash yang secara langsung melarangnya. Selama dalam

    perayaan tersebut tidak ada perilaku yang bertentangan dengan aturan

    Islam, maka hal ini diperbolehkan sebagai tanda syukur kita atas nikmat

    Allah SWT.33

    32 Fakhuddin Nur Syam, Hukum Mengucapkan Selamat Ulang Tahun, (MajalahHadila,Diakses hari Senin Tanggal 16 Juli 2012), Yayasan Solo Peduli Umat.33 Gayanti,http://Bahan/Ultah/makalah/agama/tentang/perayaan/ulang/tahun.htm,diakses padahari Rabu tanggal 10 Agustus 2012.

  • 28

    Ada beberapa ulama maupun pakar ilmuan yang cenderung

    membolehkan merayakan hari lahir dengan landasan yang kuat.

    Diantaranya :

    Perayaan hari lahir bukanlah ibadah ritual sehingga selama tidak

    ada larangannya yang secara langsung disebutkan di dalam nash al-

    Qur`an atau sunnah, maka hukum asalnya adalah boleh. Ini sesuai

    dengan kaidah ushul fiqih “ الصل في المعاملة االباحة حتى یدل الدلیل على تحریمھاا ”

    Hukum asal dalam sebuah bentuk muammalah boleh dilakukan kecuali

    ada dalil yang mengharamkan. 34 Kemudian ulama Ahulussunnah

    berpendapat bahwasannya boleh menampakan kegembiraan dan

    membagi-bagikan makanan dalam rangka merayakan kelahiran Nabi

    Muhammad SAW.35

    i. Hadis yang membolehkan perayaan hari lahir36

    Ahlussunnah Wal Jama’ah (NU) hukum merayakan hari Lahir

    adalah mubah, bahkan sebagian ulama mengatakan hukumnya sunnah.

    Ini tentu dengan tidak ada perbuatan mungkar seperti menyalakan lilin,

    memasang gambar atau foto patung (walaupun berukuran kecil) ditengah

    kue yang dihidangkan atau alat permainan musik yang diharamkan.

    34 Abu Abdillah Ahmad bin Amr bin Musa’id Al-Khadzimi, Syrah Li Al-Qawaidi Al-Ushul wa

    Ma’aqid Al-fushul, juz 1, Bab Anasir Al-Dars, h.1435 Lembaga Kajia Islam Ahulussunnah Wal jama’ah,Hujjah Ahlussunnah Wal Jama’ahAtas Penyimpangan Kaum Wahabiyah Pengikut Ibn Taimiyah dan Muhammad Ibn AbdulWahab, (Tangsel,pustaka Asyari,2011),h.436 https://www.webislami.com/2018/09/hukum-merayakan-ulang-tahun.html

  • 29

    Karena hal yang demikian itu termasuk syiar kaum kafir ini berdasarkan

    keterangan berikut :37

    ْهِنَئِة بِاْلِعْيِد َوْاَألْعَواِم َوْاَألْشُهِر َكَما يـَْفَعُلُه قَاَل اْلَقُمْوِلْي: َلْم َأَر َألَحٍد ِمْن َأْصَحابَِنا َكَالًما ِفي التـََّلِكْن نـََقَل اْلَحاِفُظ اْلُمْنِذِريُّ َعِن اْلَحاِفِظ اْلُمَقدَِّسيِّ َأنَُّه َأَجاَب َعْن َذِلَك بَِأنَّ النَّاَس َلْم النَّاُس،

    ٍر بـَْعَد ُن َحجَ يـََزاُلْوا ُمْخَتِلِفْيَن ِفْيِه َوالَِّذْي َأرَاُه َأنَُّه ُمَباٌح َال ُسنٌَّة ِفْيِه َوَال ِبْدَعٌة َوَأَجاَب الشَِّهاُب ابْ َهِقيَّ َعقََّد ِلَذِلَك بَابًا فـََقاَل: بَابُ َما ُرِوَي اطَِّالِعِه َعَلى َذِلَك بِأَنـََّها َمْشُرْوَعٌة َواْحَتجَّ َلُه بَِأنَّ اْلبَـيـْ

    ْن َأْخَباٍر َوآثَاٍر ِفْي قـَْوِل النَّاِس بـَْعِضِهْم لِبَـْعٍض ِفي اْلِعْيِد تـََقبََّل اُهللا ِمنَّا َوِمْنَك، َوَساَق َما ذُِكَر مِ َفٍة َلِكْن َمْجُمْوُعَها ُيْحَتجُّ بِِه ِفْي ِمْثِل َذِلَك ثُمَّ قَاَل َوُيْحَتجُّ ِلُعُمْوِم التـَّْهِنَئِة ِبَما َيحْ ُدُث ِمْن َضِعيـْ

    ا ِفي الصَِّحْيَحْيِن َعْن َكْعِب ْبِن نِْعَمٍة َأْو يـَْنَدِفُع ِمْن نِْقَمٍة ِبَمْشُرْوِعيَِّة ُسُجْوِد الشُّْكِر َوالتـَّْعزِيَِة َوِبمَ ِإَلى النَِّبيِّ َماِلٍك ِفْي ِقصَِّة تـَْوبَِتِه َلمَّا َتَخلََّف َعْن َغْزَوِة تـَبـُْوَك َأنَُّه َلمَّا ُبشُِّر ِبَقبـُْوِل تـَْوبَِتِه َوَمَضى

    .فـََهنََّأهُ َصلَّى اهللاُ َعَلْيِه َوَسلََّم فـََقاَم ِإلَْيِه طَْلَحُة ْبُن ُعبَـْيِد اهللاِ Terjemahnya :Berkata Imam Qommuli : kami belum pernah mengatahuipembicaraan dari salah seorang ulama kita terkait ucapan selamat hariraya, ucapan selamat hari lahir teretntu atau bulan tertentu, sebagaimanayang sudah dilakukan oleh banyak orang akan tetapi berkata al-hafidz al-Mundziri dengan memberi jawaban tentang masalah yang demikian itu,memang selama ini para ulama berselisih pendapat seputar hukummerayakan hari lahir, menurut pendapat kami tahni’ah itu mubah, tidaksunnah dan bukanlah perbuatan bid’ah, Imam Ibu Hajar setelah menelaahmasalah itu mengatakan bahwa tahni’ah itu di syariatkan dalilnya adalahbahwa Imam Baihaqi membuat satu bab khusus untuk hal itu dan diaberkata : “Maa ruwiya fii qaulin nas” dan seterusnya, kemudianmeriwayatkan beberapa hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAWdan atsar yang dha’if-dha’if. Namun secara kolektif, riwayat yang demikianitu bisa digunakan sebagai sebuah dalil hukum Islam tentang tahni’ah.Dalam Islam secara umum, dalil tahni’ah bisa diambil dari anjuran sujudsyukur dan kata ucapan yang isinya menghibur sehubungan dengankedatangan suatu nikmat atau terhindar dari suatu marabahaya dan jugahadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa sahabat Ka’ab Bin Maliksewaktu ketinggalan atau tidak mengikuti perang tabuk, dia bertaubat,

    37 Syaikh syamsuddin Muhammad bin ahmad assyarbini al khotib, kitab al-iqna’ juz 1 hal 1.

  • 30

    ketika menerima kabar gembira bahwa taubatnya diterimah, diamenghadap kepada nabi Muhammad SAW. Maka sahabat Tholhah BinUbaidillah berdiri untuk mengucapkan ucapan selamat kepadanya”.

    Dalam hukum merayakan hari lahir itu ulama yang berpendapat

    bahwa pesta hari lahir itu haram dan termasuk salah satu sikap orang kafir

    yang suka berpesta, maka selayaknya sebagai ummat Islam tidak boleh

    meneladani sikap para kaum kafir ini. Sedangkan ulama yang

    membolehkan perayaan hari lahir berpendapat bahwa itu merupakan

    salah satu wujud syukur terhadap Allah Subhanahu wata’ala atas nikmat

    karunianya berupa anak dan kenikmatan sehat serta panjang umur yang

    dirasakan sampai saat ini. Merayakan hari lahir boleh saja, asalkan jangan

    terlalu berlebihan dan niatkan untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu

    wata’ala.

    Islam tidak mengajarkan Ummatnya untuk berfoya-foya dengan

    melakukan pesta hari lahir yang berlebihan. Jika ingin memang

    merayakan hari lahir , sebaiknya rayakan dengan sederhana dan tidak

    berlebihan. Hal yang terpenting dalam merayakan hari lahir adalah

    mengucapkan doa hari lahir. Berdoa memohon ampunan Allah

    Subhanahu wata’ala dan bersyukur atas nikmat Allah yang selama ini

    diberikan adalah cara terbaik untuk merayakan hari lahir . Islam

    mengajarkan untuk selalu berdoa baik dalam keadaan suka maupun duka,

    dengan berdo’a hati akan menjadi tenang dan sesuatu yang diinginkan

    bisa terlaksana.

  • 31

    Kesimpulan terkait merayakan hari lahir dalam islam menurut Ulama

    Ahlussunnah wal Jamaah itu boleh.

    Hadist lain yang serupa menjelaskan kebolehan merayakan hari

    lahir sebagai berikut yang terjemahnya :

    Dari Abu Qotadah al-Anshory r.a bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihiwasallam saw. pernahditanya mengenai puasa hari ’Arafah, lalu beliaumenjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang."Beliau juga ditanya tentang puasa hari ’Asyura, lalu beliau menjawab: "Iamenghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang puasahari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutusdan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR.Muslim).38

    Hadis diatas merupakan salah satu rujukan bagi orang untuk

    melaksanakan ibadah puasa, dimana hal tersebut juga dianggap bagian

    dari pelegalan atas kegiatan hari lahir.

    ii. Ucapan doa “ Barakallah fii umrik”

    Barakallah fii umrik artinya mendapat berkah dari Allah dalam

    usiamu, Ucapan ini biasanya digunakan ketika mendapati seseorang

    sedang berada pada hari lahirnya, dan berbeda dengan arti barakallahu

    fiikum yang artinya "Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu" .

    Ketika umur seseorang bertambah, Islam tidak mengajarkan

    Ummatnya untuk bersenang-senang bahkan mengadakan pesta Akan

    tetapi Islam menganjurkan Ummatnya untuk bermuhasabah. Pada

    38 Imam Abi Dzakariya bin Yahya, Shahih Muslim, Bab Puasa h, 520.

  • 32

    hakikatnya, umur tidaklah bertambah saat hari lahir tiba, melainkan jatah

    usia hidup semakin berkurang.

    Ketika ada anggota keluarga, saudara, teman, sahabat, rekan kerja

    yang sedang millad, ucapan selamat hari lahir untuk anak sebaiknya

    ucapkan doa ‘Barakallah fii umrik’ bukan sekadar ucapan selamat.

    Sepatutnya mendoakannya dengan doa ‘semoga mendapat keberkahan

    dari Allah’ atau ‘Semoga diberkahi Allah’. Dan doa untuk hari lahir.

    Adapun Maksud dari Ucapan ‘Barakallah fii umrik’ yang artinya

    “semoga mendapatkan berkah dari Allah dalam usiamu” atau “semoga

    diberkahi Allah di usiamu saat ini” pada orang yang sedang berhari lahir.

    39

    b. Ulama yang mengharamkan perayaan hari lahir

    Dibeberapa tulisan masih ada perbedaan diantara para ulama sendiri,

    salah satunya adalah alasan mengapa kegiatan tersebut dilarang, acara

    perayaan hari lahir merupakan kebiasaan orang barat yang suka berfoya-

    foya tentunya yang bukan beragama Islam. Orang muslim dilarang untuk

    mengikutinya karena dapat mengurangi kadar keimanannya Kiranya para

    ulama itu memandang bahwa perayaan hari lahir itu identik dengan

    perilaku orang-orang kafir. Sehingga mereka mengharamkan umat Islam

    untuk merayakannya secara ikut-ikutan. Selain itu, oleh sebagian ulama,

    seringkali acara hari lahir disertai dengan banyak kemaksiatan. Seperti

    39 https://www.wajibbaca.com/2018/05/ucapan-ultah-islami.html?m=1

  • 33

    minuman keras, pesta musik, joget, dansa, campur baur laki-laki dan

    wanita. Bahkan banyak yang sampai meninggalkan shalat dan kewajiban

    lainnya. Seringkali juga pesta-pesta itu sampai melupakan niat utama,

    tergantikan dengan semangat ingin pamer dan menonjolkan kekayaan.

    Sehingga menimbulkan sifat riya’ dan sum’ah pada penyelenggaranya.40

    Sebagaimana dalam Hadis Rasullah shallahu ‘alaihi wasallam :

    Terjemahnya: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia

    termasuk dari golongan mereka."(HR. ahmad dan Abu Daud)41

    Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan hari lahir yang

    diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang

    kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan hari lahir

    adalah itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama

    Islam sebagai bentuk adaptasi terhadap pengaruh westernisasi 42 .

    Mengadakan pesta hari lahir dengan cara sebagaimana dilakukan oleh

    orang non mulim seperti menyalakan lilin, musik, dan lain-lain semua itu

    tidak ada dalam ajaran islam.

    Hal tersebut dikuatkan oleh dalil yang melarang umat Islam meniru-

    niru perbuatan orang-orang kafir.Nabi shallallahu alaihi wasallam telah

    bersabda dalam hadits Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma:

    40 Thifal Izzah Ramdhani, Ulang Tahun Asalnya Adalah Pengganggu Terhadap DewiArtemi,http://almanhaj.or.id/content/1584/slash/0 html. Diakses pada hari selasa tanggal 9 Juli2011.41 Al-hafidz Abi Daud Sulaiman astajistani, Sunan Abu Daun, (Libanon: Dar al-Fikr, 2003 M/1424H), juz 2, hal. 261. Dan Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibnu Hambal. (bayrut:al-Maktabah al-Islami, 1978 M/1398 H, juz 2, hal.5042 Proses dimana masyarakat berada dibawah atas pengadopsin budaya barat

  • 34

    ُهمْ فـَُهوَ بَِقْومٍ َتَشبَّهَ َمنْ سلموعليهاهللاصلىاهللارسولقالقالعمرابنعن ِمنـْ

    Terjemahnya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka diatermasuk dari mereka”.43

    Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Katsir dalam kitabnya, sama

    sekali tidak bisa dijadikan landasan perintah untuk melakukan seremonial

    khusus dihari itu. Sebab ibnu katsir hanya memuji malam hari dimana nabi

    Muhammad SAW lahir, namun tidak sampai memerintahkan

    penyelenggaraan seremonial. Demikian juga dengan alasan bahwa

    Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam berpuasa dihari senin, karena hal itu

    merupakan hari kelahirannya. Hujjah ini tidak bisa dipakai, karena yang

    saat dilakukan bukan berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktifitas

    setahun sekali.44

    Jika hari lahir dihadapi dengan melakukan perayaan, baik berupa

    acara pesta, atau makan besar, atau syukuran, dan semacamnya maka

    dibagi dalam dua kemungkinan.

    Kemungkinan pertama, perayaan tersebut dimaksudkan dalam

    rangka ibadah. Misalnya dimaksudkan sebagai ritualisasi rasa syukur,

    atau misalnya dengan acara tertentu yang di dalam ada doa-doa atau

    bacaan dzikir-dzikir tertentu. Atau juga dengan ritual seperti mandi

    43 Al-hafidz Abi Daud Sulaiman astajistani, Sunan Abu Daun, (Libanon: Dar al-Fikr, 2003

    M/1424 H), juz 2, hal. 261. Dan Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibnu

    Hambal. (bayrut: al-Maktabah al-Islami, 1978 M/1398 H, juz 2, hal.5044 Hammad Abu Muawiyah as-Shalafi, Studi Kritis Perayaan maulid Nabi, al-Maktabah al-Atsariyah Ma’had Tanwir as-Sunnah, PKG Goa-Sulawesi Selatan, 2007, hal. 201

  • 35

    kembang 7 rupa ataupun mandi dengan air biasa namun dengan

    keyakinan hal tersebut sebagai pembersih dosa-dosa yang telah lalu. Jika

    demikian maka perayaan ini masuk dalam pembicaraan masalah bid’ah.

    Karena syukur, doa, dzikir, istighfar (pembersihan dosa), adalah bentuk-

    bentuk ibadah dan ibadah tidak boleh dibuat-buat sendiri bentuk ritualnya

    karena merupakan hak paten Allah dan Rasul-Nya. Sehingga

    kemungkinan pertama ini merupakan bentuk yang dilarang dalam agama,

    karena Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAW bersabda

    َمْن َعِمَل َعَمالً لَْيَس َعَلْيِه َأْمُرنَا فـَُهَو َردٌّ

    Terjemahnya : Orang yang melakukan ritual amal ibadah yang bukanberasal dari kami, maka amalnya tersebut tertolak” [HR. Bukhari-Muslim]

    Perlu diketahui juga, bahwa orang yang membuat-buat ritual ibadah

    baru, bukan hanya tertolak amalannya, namun ia juga mendapat dosa,

    karena perbuatan tersebut dicela oleh Allah. Sebagaimana hadits,

    ُت ألُنَاِوَلُهُم اْخُتِلُجوا ُدونِى َأنَا فـََرُطُكْم َعَلى اْلَحْوِض ، لَيـُْرفـََعنَّ ِإَلىَّ رَِجاٌل ِمْنُكْم َحتَّى ِإَذا َأْهَويْ فََأُقوُل َأْى َربِّ َأْصَحاِبى . يـَُقوُل الَ َتْدِرى َما َأْحَدثُوا بـَْعَدكَ

    Terjemahnya: Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga).Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika akuakan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, merekadijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yangmereka buat sesudahmu.’45

    45 HR. Bukhari no. 7049

  • 36

    “Kemungkinan kedua, perayaan ulang tahun ini dimaksudkan tidak

    dalam rangka ibadah, melainkan hanya tradisi, kebiasaan, adat atau

    mungkin sekedar have fun. Bila demikian, sebelumnya perlu diketahui

    bahwa dalam Islam, hari yang dirayakan secara berulang disebut Ied,

    misalnya Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat merupakan hari Ied dalam

    Islam. Dan perlu diketahui juga bahwa setiap kaum memiliki Ied masing-

    masing. Maka Islam pun memiliki Ied sendiri. Rasulullah Shallahu ‘alaihi

    wasallam bersabda :

    إن لكل قوم عيدا وهذا عيدنا

    “Setiap kaum memiliki Ied, dan hari ini (Iedul Fitri) adalah Ied kita (kaumMuslimin)” 46

    Kemudian, Ied milik kaum muslimin telah ditetapkan oleh Allah dan

    Rasul-Nya hanya ada 3 saja, yaitu Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat.

    Nah, jika kita mengadakan hari perayaan tahunan yang tidak termasuk

    dalam 3 macam tersebut, maka Ied milik kaum manakah yang kita

    rayakan tersebut? Yang pasti bukan milik kaum muslimin.

    Padahal Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAW bersabda,

    Terjemahnya : Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagiandari kaum tersebut” 47

    Maka orang yang merayakan Ied yang selain Ied milik kaum

    Muslimin seolah ia bukan bagian dari kaum Muslimin. Namun hadits ini

    tentunya bukan berarti orang yang berbuat demikian pasti keluar dari

    46 [HR. Bukhari-Muslim]47 HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban

  • 37

    statusnya sebagai Muslim, namun minimal mengurangi kadar keislaman

    pada dirinya. Allah Ta’ala menyebutkan ciri hamba Allah Subhanahu

    wata’ala yang sejati (Ibaadurrahman) salah satunya,

    والذين ال يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما

    Terjemahnya : “Yaitu orang yang tidak ikut menyaksikan Az Zuur dan bilamelewatinya ia berjalan dengan wibawa” 48

    Rabi’ bin Anas dan Mujahid menafsirkan Az Zuur pada ayat di atasadalah perayaan milik kaum musyrikin. Sedangkan Ikrimah menafsirkanAz Zuur dengan permainan-permainan yang dilakukan adakan di masaJahiliyah.

    Seorang muslim yang yakin bahwa hanya Allah lah sesembahan

    yang berhak disembah, sepatutnya ia membenci setiap penyembahan

    kepada selain Allah dan penganutnya. Salah satu yang wajib dibenci

    adalah kebiasaan dan tradisi kaum musyrikin, ini tercakup dalam ayat,

    َال َتِجُد قـَْوًما يـُْؤِمُنوَن بِاللَِّه َواْليَـْوِم اْآلِخِر يـَُوادُّوَن َمْن َحادَّ اللََّه َوَرُسوَلهُ

    “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allahdan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yangmenentang Allah dan Rasul-Nya” 49

    Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin –

    rahimahullah– menjelaskan : “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu

    berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah

    dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya

    48 QS. Al Furqan: 7249 QS. Al Mujadalah: 22

  • 38

    dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah manusia

    yang panjang umurnya dan buruk amalannya.

    Sebagian ulama tidak menyukai do’a agar dikaruniakan umur

    panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan :

    “Semoga Allah memanjangkan umurmu” kecuali dengan keterangan

    “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa.

    Alasannya umur panjang kadang kala tidak baik bagi yang bersangkutan,

    karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan yang buruk -

    semoga Allah menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa keburukan

    baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka” 50

    Sikap yang Islami dalam menghadapi hari lahir adalah: tidak

    mengadakan perayaan khusus, biasa-biasa saja dan berwibawa dalam

    menghindari perayaan semacam itu. Mensyukuri nikmat Allah berupa

    kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya dilakukan setiap

    saat bukan setiap tahun. Dan tidak perlu dilakukan dengan ritual atau

    acara khusus, Allah Maha Mengetahui yang nampak dan yang

    tersembunyi di dalam dada, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang

    perlu ditingkatkan dari diri masing-masing selayaknya menjadi renungan

    harian setiap muslim, bukan renungan tahunan.

    50 [Dinukil dari terjemah Fatawa Manarul Islam 1/43, di almanhaj.or.id].

  • 39

    a. Perayaan hari lahir merujuk kepada perayaan Maulid sebagai cinta

    kepada Nabi Muhammad SAW.51

    Sebagai seorang muslim mencintai Rasulullah Shallahu ‘alaihi

    wasallam SAW adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar. Hal

    ini merupakan konsekuensi dari kesaksian akan kerasulan beliau SAW.

    melalui beliau manusia terbebas dari segudang warisan jahiliyah yang

    telah mengakar begitu lama. Kalau tidak karena hidayah Allah, kemudian

    karena pengorbanan beliau dalam mendakwahkan Islam, niscaya

    manusia sampai hari ini masih terjerat dalam belenggu syirik dan jahiliyah.

    Cinta Rasul kebanyakan hanyalah slogan yang sulit dicari

    wujudnya di lapangan. Cinta Rasul sering kali diidentikkan dengan

    shalawatan, perayaan maulid, isra’ mi’raj, dan yang sejenisnya.

    Orang yang dianggap cinta Rasul ialah mereka yang

    mengagungkan beliau dengan bertawassul kepadanya dalam do’a. Atau

    mereka yang mengirimkan Al FatIhah kepada beliau, atau mereka yang

    menggelari beliau dengan gelar yang bermacam-macam: seperti

    Sayyidina, Habibina, dan lain-lain.

    Sebagian kelompok meyakini bahwa yang dilakukan adalah fadilah

    yang namanya sunnah. Cinta Rasul kini telah berubah menjadi klaim yang

    51 Ustadz Sufyan bin Fuad Baswedan, Lc. (Mahasiswa Pasca Sarjana, Fakultas Hadits &Dirosah Islamiyyah, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)Artikel www.muslim.or.id

  • 40

    diperebutkan setiap golongan. Cinta Rasul yang dahulu diwujudkan

    dengan ittiba’ kepadanya, kini semakin luas maknanya hingga mencakup

    bid’ah segala. Menurut mereka, perayaan maulid, isra’ mi’raj, shalawatan

    bid’ah, dan yang sejenisnya merupakan perwujudan nyata akan kecintaan

    seseorang kepada Nabinya. Sehingga otomatis bila ada orang yang

    mengingkari hal-hal semacam itu, serta merta dituduh sebagai orang yang

    tidak cinta Rasul, atau wahhabi, dan lain sebagainya.

    Mereka berusaha meyakinkan bahwa apa yang mereka lakukan

    selama ini tidaklah bertentangan dengan sunnah Nabi Shallahu ‘alaihi

    wasallam.

    Pada sebagian kelompok meyakini bahwa perwujudan cinta Rasul

    bukan pada perayaan seremonial acara peringatan seperti maulid Nabi,

    Isra mi’raj dan sebagainya akan tetapi lebih kepada implementasi dari

    Sunnah-sunnah yang diamalkan dan diajarkan oleh Nabi dalam Hadits-

    haditsnya dan menganggap bahwa mengadakan perayaan hari lahir yang

    merujuk pada peringatan atau perayaan maulid Nabi adalah sesuatu hal

    yang baru dilaksanakan jauh setelah Nabi dan para sahabat wafat,

    sebagaimana tertulis dalam sejarah bahwa Nabi dan para Sahabat tidak

    pernah merayakan hari lahir mereka kecuali dalam sebuah riwayat nabi

    hanya berpuasa pada hari lahirnya dan tidak pernah mengadakan

    perayaan apapun.

  • 41

    Pendapat kelompok ini adalah bentuk kehati-hatian dan menjaga

    diri dan keluarga dari pegamalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi

    dan para sahabat serta Tabi’uttabi’in yang meraka telah mendapat

    jaminan dari Rasul dalam haditsnya sebagai sebaik-baik manusia yaitu

    pada zaman Nabi, Khulafaurrosyidin dan yang mengikutinya.

    b. Hukum Mengistimewakan Hari Lahir dengan Perayaan hari lahir

    Sebagai umat Nabi Shallahu 'alaihi wasallam, hendaklah

    menjadikan petunjuk beliau sebagai sebaik-baik petunjuk yang berusaha

    diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan perayaan hari

    lahir perayaan tersebut tidak terlepas dari dua kemungkinan berikut ini,

    yang apa pun bentuknya, sama-sama terlarang bagi kita untuk

    melakukannya.

    Kondisi pertama: Menganggap perayaan hari lahir sebagai bentuk

    ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu

    wata’ala.

    kemungkinan pertama adalah merayakan hari lahir dengan

    melakukan ibadah secara khusus, misalnya dengan bersedekah

    mengundang anak yatim, mentraktir makan, berdoa secara khusus di

    hari hari lahir dengan mengundang orang yang dianggap shalih,

    berdzikir, memohon ampun (istighfar), atau bentuk-bentuk ibadah lainnya

  • 42

    yang secara khusus lebih semangat dikerjakan di hari hari lahir,

    dibandingkan hari-hari biasa lainnya.

    Jika demikian kondisinya, perayaan semacam ini termasuk dalam

    kategori bid’ah, karena berarti mengada-adakan ibadah yang tidak

    pernah diajarkan oleh Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Shallahu

    ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tidak pernah mengajarkan dan

    mencontohkan untuk mengkhusukan ibadah apa pun dalam rangka

    memuliakan, memperingati dan mengagungkan hari lahir.

    Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata: 52

    Sesungguhnya hal itu (perayaan hari lahir, tahun baru, dan sebagainya)

    adalah bid’ah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah

    dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam

    perayaan (‘id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang

    dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-

    adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan

    dan meridhainya (tanpa ada dalil dari syariat, pen.). 53 ” Rasulullah

    Shallahu ‘alaihi wasallam SAW bersabda :

    َعَلْيِه َأْمُرنَا فـَُهَو َردٌّ َمْن َعِمَل َعَمًال لَْيَس

    52 https://muslim.or.id/40915-hukum-mengistimewakan-hari-lahir-dengan-perayaan-ulang-tahun.html53 Al-Minzhaar, hal. 19

  • 43

    Terjemahnya : Barangsiapa yang melakukan amal (ibadah) yang bukanberasal dari (ajaran) kami, maka amal tersebut tertolak.” 54

    Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAW

    bersabda :

    َأْمرِنَا َهَذا َما لَْيَس ِمْنُه فـَُهَو َردٌّ َمْن َأْحَدَث ِفى Terjemahnya : “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara barudalam urusan (agama) kami, yang tidak ada asal usulnya, maka perkaratersebut tertolak.” 55

    Berbuat kebid’ahan bukanlah perkara yang remeh dan ringan,

    karena Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam :

    ــاُب اللَّــِه، ِديِث ِكَت َدَق اْلَحــ اِدَي لَــُه، ِإنَّ َأْصــ ِلْلُه فَــَال َهــ لَّ لَــُه، َوَمــْن ُيْضــ ِدِه اللَّــُه فَــَال ُمِضــ َمــْن يـَْهـــٍة ِبْدَعـٌة وَُكـلُّ ِبْدَعـٍة َضـَالَلٌة، َوَأْحَسَن اْلَهْدِي َهْدُي ُمَحمٍَّد، َوَشرُّ اْألُُموِر ُمْحَدثَاتـَُها، وَُكلُّ ُمْحَدَث

    وَُكلُّ َضَالَلٍة ِفي النَّارِ

    Terjemahnya : “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak adayang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan olehAllah, tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Sesungguhnyasebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjukadalah petunjuk Muhammad SAW. Sedangkan sejelek-jelek perkaraadalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama)yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dansetiap kesesatan tempatnya di neraka.” 56

    Syariat Islam telah menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari ‘id,

    yaitu hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah), hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari

    tasyrik (11, 12 dan 13 Dzulhijjah), hari raya ‘Idul Fithri (1 Syawwal), dan

    54 HR. Muslim no. 171855 HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)56 (HR. An-Nasa’i no. 1578, shahih)

  • 44

    hari Jum’at (untuk setiap pekan). Hari ‘id adalah hari tertentu yang

    dirayakan secara berulang dengan menampakkan kegembiraan dan

    sejenisnya.

    Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu,, Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam

    bersabda,

    ْسَالِم، َوِهَي َأيَّاُم َأْكٍل َوُشْربٍ ِإنَّ يـَْوَم َعَرَفَة َويـَْوَم النَّْحِر َوَأيَّاَم التَّْشرِيِق ِعيُدنَا َأْهَل اْإلِ

    Terjemahnya : Sesungguhnya hari ‘Arafah, hari Nahr (hari raya IdulAdha, 10 Dzulhijjah), dan hari tasyriq adalah hari ‘id kita, umat Islam,yaitu hari makan dan minum.” 57

    Dalam hadits yang lain, Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada

    Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu,

    يَا َأبَا َبْكٍر، ِإنَّ ِلُكلِّ قـَْوٍم ِعيًدا َوَهَذا ِعيُدنَاTerjemahnya : “Wahai Abu Bakr, sesungguhnya setiap kaum memilikihari ‘id, dan inilah ‘id kita (yaitu umat Islam, pen.).” 58

    Berkaitan dengan hadits di atas, Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu

    Syaikh berkata yang Terjemahnya :

    “Disandarkannya ‘id (dengan Islam) adalah dalil tentang dikhususkannya

    ‘id sebagai bagian dari agama (Islam).” 59Artinya, perayaan selainnya

    yang tidak ditetapkan oleh syariat Islam, tidak termasuk dari Islam.

    57 HR. Abu Dawud no. 2419, Tirmidzi no. 773 dan An-Nasa’i no. 3004, hadits shahih58 HR. Bukhari no. 952 dan Muslim no. 89259 Shalih bin Abdul Aziz bi Muhammad alu syaikh dalam penejelasan kesalahan-kesalahan yang meluas Al-Minzhaar,Darul ‘ashimah hal. 19

  • 45

    Mengkhususkan hari lahir sebagai ‘id (perayaan yang berulang

    setiap tahunnya) jelas-jelas bukan termasuk dalam bagian agama Islam,

    alias bid’ah dalam bentuk semacam ini.

    Kondisi kedua: Menganggap perayaan hari lahir sebagai bentuk

    adat kebiasaan semata, hanya sebagai sarana untuk senang-senang

    dan tidak dalam rangka ibadah

    Bentuk (kemungkinan) ke dua, yaitu menjadikan perayaan hari

    lahir hanya sebagai bentuk senang-senang semata, dan tidak

    menyandarkannya sebagai bagian dari agama atau tidak menjadikannya

    sebagai ibadah.

    Sebagian orang menyangka bahwa jika perayaan hari lahir itu

    tidak dimaksudkan untuk ibadah, maka diperbolehkan. Ini adalah

    anggapan yang salah dan keliru. Karena meskipun perayaan hari lahir

    tidak dimaksudkan untuk ibadah, perayaan tersebut tetap terlarang. Hal

    ini berdasarkan riwayat dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

    beliau mengatakan,

    ا َقِدَم النَِّبيُّ َصلَّى اللَُّه َعَلْيِه وَ َسلََّم ِألَْهِل اْلَجاِهِليَِّة يـَْوَماِن ِفي ُكلِّ َسَنٍة يـَْلَعُبوَن ِفيِهَما فـََلمَّ

    ُهَما يـَْوَم اْلِفْطِر اْلَمِديَنَة َقاَل َكاَن ًرا ِمنـْ َلُكْم يـَْوَماِن تـَْلَعُبوَن ِفيِهَما َوَقْد َأْبَدَلُكْم اللَُّه ِبِهَما َخيـْ

    َويـَْوَم اْألَْضَحى

  • 46

    Terjemahnya : “Dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua hari di setiaptahun, dimana mereka biasa bersenang-senang ketika itu. KetikaNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliaubersabda, “Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang, Allah telah menggantikan untuk kaliandengan dua hari besar yang lebih baik, yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha.”60

    Berdasarkan hadits di atas, Nabi Shallahu ‘alaihi

    wasallam melarang penduduk Madinah untuk menjadikan dua hari

    khusus setiap tahunnya untuk sekedar bergembira dan bersenang-

    senang. Para ulama menjelaskan bahwa sebab adanya larangan untuk

    menjadikan hari tertentu sebagai ‘id adalah,

    قصد تعظيم زمن معين

    Terjemahnya : “Bermaksud untuk mengagungkan (memuliakan danmengistimewakan) suatu hari tertentu.”

    TIdak boleh mengistimewakan, mengagungkan dan memuliakan

    hari tertentu, baik dengan menampakkan kegembiraan (senang-senang)

    atau melakukan ritual ibadah khusus, kecuali ada dalil penetapannya dari

    syariat.

    Ketika menjelaskan kesalahan sebagian orang yang

    mengkhususkan hari tertentu untuk beribadah padahal tidak ada asal-

    usulnya sama sekali dari syariat, semacam hari Kamis pertama setiap

    bulan Rajab, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu Ta’ala berkata

    60 (HR. Abu Dawud no. 1134 dan An-Nasa’i no. 1556)

  • 47

    بالصوم، وعن ي عليه المحققون من أهل العلم: النهي عن إفراد هذا اليوم والصواب الذ

    هذه الصالة المحدثة، وعن كل ما فيه تعظيم لهذا اليوم ن صنعة األطعمة، وإظهار الزينة،

    ونحو ذلك حتى يكون هذا اليوم بمنزلة غيره من األيام، وحتى ال يكون له مزية أصًال

    Terjemahnya : “Pendapat yang benar sebagaimana yang dipegang olehpara ulama peneliti, adanya larangan mengkhususkan hari tersebutdengan berpuasa, dengan shalat yang diada-adakan (yaitu shalat yangdisebut dengan shalat raghaib), dan segala bentuk pengagunganterhadap hari tersebut, baik berupa membuat makanan, menampakkanperhiasan (pakaian istimewa yang tidak biasa dipakai di hari lainnya),dan semacamnya, sampai hari tersebut memiliki kedudukan yang samadengan hari-hari lainnya, dan sampai hari tersebut tidak memilikikeistimewaan tertentu bagi dirinya sama sekali.” 61

    Alasan lain terlarangnya perayaan hari lahir adalah terdapat unsur

    menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang menjadi ciri khas mereka,

    yaitu membuat-buat berbagai macam ‘id yang tidak pernah disyariatkan.

    Sedangkan syariat kita yang mulia, telah melarang untuk menyerupai

    (tasyabbuh) dengan orang kafir.

    Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam SAW bersabda

    ُهمْ َمْن َتَشبََّه ِبَقْوٍم فـَُهَو ِمنـْ

    Terjemahnya : ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka diatermasuk bagian dari mereka. 62

    61 Syaikul islam ahmad bin abdul halim bin abdul salam bin taimiyah Al-Iqtidha’, 2:121-12262 HR. Abu Dawud no. 1134 dan An-Nasa’i no. 1556

  • 48

    Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata, Terjemahnya :

    “Sesungguhnya perayaan tersebut (hari lahir, tahun baru, dan

    semacamnya) adalah bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, yaitu

    dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan selainnya yang gemar

    membuat-buat berbagai macam perayaan (‘id) yang tidak disyariatkan.

    Dan tidak diragukan lagi, bahwa kaum muslimin diperintahkan untuk

    meninggalkan tasyabbuh terhadap orang kafir dan memutus berbagai

    bentukkaitan tasyabbuh dengan mereka.” 63

    Perayaan hari lahir adalah tradisi orang-orang kafir, dan bukan

    bagian dari perayaan kaum muslimin sebagaimana hadits-hadits yang

    telah disebutkan di atas.

    Di antara bukti bahwa perbuatan membuat-buat perayaan (‘id)

    adalah karakter khas orang Yahudi adalah sebuah hadits yang

    diriwayatkan dari Thariq bin Shihab, beliau berkata, “Seorang Yahudi

    berkata kepada ‘Umar

    َنا نـََزَلْت، َمْعَشَر اْليَـُهوِد، َالتََّخْذنَا َذِلَك يَا َأِميَر اْلُمْؤِمِنيَن آيٌَة ِفي ِكَتاِبُكْم تـَْقَرُءونـََها، َلْو َعَليـْ

    اْليَـْوَم ِعيًدا

    Terjemahnya : ‘Wahai amirul mukminin! Kalian membaca suatu ayatdalam kitab kalian, yang seandainya ayat tersebut turun kepada kami,

    63 Shalih bin Abdul Aziz bi Muhammad alu syaikh dalam penejelasan kesalahan-kesalahan yang meluas Al-Minzhaar,Darul ‘ashimah hal. 19

  • 49

    orang-orang Yahudi, maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebutsebagai ‘id.’”

    Umar berkata, “Ayat apakah itu?” Orang Yahudi tersebut mengatakan,

    ْسَالَم ِديًنااْليَـْوَم َأْكَمْلُت َلُكْم ِديَنُكْم َوَأْتَمْمُت َعَلْيُكْم نِْعَمِتي َوَرِضيُت َلُكُم اْإلِ

    Terjemahnya : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islamsebagai agama bagimu.” 64

    Kemudian ‘Umar berkata,

    نِّي َألَْعَلُم اْليَـْوَم الَِّذي نـََزَلْت ِفيِه، َواْلَمَكاَن الَِّذي نـََزَلْت ِفيِه، نـََزَلْت