155
PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Fahrudin Mualim NIM 1110013000035 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA

MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA

RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Fahrudin Mualim

NIM 1110013000035

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 3: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 4: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fahrudin Mualim

NIM : 1110013000035

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Perbandingan Gaya Bahasa Pada Puisi Ibu Karya Mustofa

Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama Serta

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia

Dosen Penguji : 1. Djamal D. Rahman, M. Hum.

2. Dr.Darsita Suparno, M. Hum.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil

karya sendiri. Apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya,

maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 23 Desember 2014

Fahrudin Mualim

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-LABF-

211

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

i

ABSTRAK

FAHRUDIN MUALIM. NIM: 1110013000035. Skripsi. Perbandingan

Gaya Bahasa Pada Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu

Keramat Karya Rhoma Irama serta Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen pembimbing: Rosida

Erowati, M. Hum.

Puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya

Rhoma ini sama-sama berbicara tentang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk

menguraikan perbandingan mengenai gaya bahasa dari puisi Ibu dan lirik

lagu Keramat, serta implikasi kedua karya tersebut dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Metode yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu peneliti dilibatkan dalam situasi

dan fenomena yang sedang dipelajari.

Peneliti menemukan adanya keterkaitan antara puisi Ibu dengan lirik

lagu Keramat, yaitu lirik lagu Keramat merupakan bentuk penguatan

penggambaran objek lirik yang dibicarakan oleh A. Mustofa Bisri dalam

puisi Ibu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya persamaan dan

perbedaan gaya bahasa pada puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dan lirik lagu

Keramat karya Rhoma Irama. Hal tersebut dapat dilihat dari gaya bahasa

pada tiap pilihan katanya, keduanya sama-sama banyak menggunakan

istilah alam. Perbedaannya terletak pada fungsi dari istilah alam yang

digunakan. Jika Gus Mus menggunakan istilah alam untuk menggambarkan

pengorbanan seorang ibu atau sebagai gambaran kekaguman akan

keagungan seorang ibu, sedangkan Bang Haji memposisikan istilah alam

yang ia gunakan sebagai bentuk penolakan atau kritikannya kepada perilaku

masyarakat yang keliru. Penelitian ini juga menjelaskan struktur yang

membangun puisi Ibu dan lirik lagu Keramat serta bagaimana analisis puisi

Ibu dan lirik lagu Keramat ini dapat memenuhi kompetensi pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia, yaitu sikap spiritual, sosial, dan tanggung

jawab. Melalui kegiatan menganalisis puisi juga dapat menambah

pemahaman siswa terhadap makna puisi, meningkatkan keterampilan

berbahasa, serta menumbuhkan sikap kritis siswa.

Kata kunci: Gaya Bahasa, puisi, lirik lagu, pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia

Page 6: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

ii

ABSTRACT

Fahrudin Mualim, 1110013000035, Comparation of Language Style

on Poetry ―Ibu― by Mustafa Bisri and Song Lyrics ―Keramat‖ by Rhoma

Irama, and Their Implication in Indonesian Language and Literature

Learning. Department Indonesian Language and Literature of Education,

Faculty of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University of Syarif

Hidayatullah Jakarta. Advisor: Rosida Erowati, M. Hum.

A Poem by A. Mustafa Bisri and lyrics of this Keramat talking about

mother. This study aims to describe the comparison of the poetry‘s language

style from Poetry ―Ibu‖ and song lyrics ―Keramat‖, and the implications of

both these arts in learning Indonesian language and literature at school. The

method used by the writer in this study is qualitative; it means that the

writer involved in the situations and phenomena is being studied by the

writer.

This study finds a relationship between Poetry ―Ibu‖ and song lyrics

―Keramat‖; song lyrics ―Keramat‖ is as strengthening lyrics objects

description which is discussed by A. Mustafa Bisri in poetry ―Ibu‖. The

result of this study shows the similarities and differences in language style

on poetry ―Ibu‖ by A. Mustafa Bisri and song lyrics ―Keramat‖ by Rhoma

Irama. It can be seen from the style of each words selection which use the

term of nature. The difference lies on the function of the term of nature that

is used. If Gus Mus uses the term of nature to describe a mother‘s sacrifice

or as a description of admiration for a mother‘s greatness, while Bang Haji

places the term of nature that he use as a form of rejection or criticism of the

wrong behavior of people. The study also describes the structure of the

poetry ―Ibu‖ and song lyrics ―Keramat‖, and how analysis of poetry ―Ibu‖

and song lyrics ―Keramat‖ can fulfill the competency in learning Indonesian

language and literature, especially in the attitude of the spiritual, social, and

responsibility. Analyzing poetry can also increase students‘ understanding

of the meaning of poetry, improve language skills and students‘ critical

attitude.

Keywords: Language style, poetry, song lyrics, learning Indonesian

language and literature

Page 7: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

iii

KATA PENGANTAR

Seraya mengucap puja dan puji serta syukur ke hadirat Ilahi Robbi

yang selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga saya mampu

menyelesaikan skripsi ini, yang memang sedikit terlambat alias tidak tepat

waktu. Pemilihan tema skripsi ini terinspirasi dari obrolan santai bersama

seorang dosen sekitar satu setengah tahun silam di salah satu mata kuliah.

Berawal dari obrolan santai, kemudian berakhir dengan penelitian serius.

Alhasil, tersusunlah karya tulis ini untuk menjelma menjadi

pertanggungjawaban akademik sebagai Sarjana Pendidikan FITK-UIN

Jakarta.

Saya haturkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memimpin FITK

dengan jiwa profesionalismenya sehingga kinerja FITK lebih baik dan

profesional. Rasa terimakasih juga saya sematkan kepada Ketua Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memimpin dengan penuh perhatian dan kesabaran demi

kemajuan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sebagai mahasiswa yang belajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia FITK-UIN Jakarta, saya haturkan rasa terimakasih kepada

‗mas, mbak, pak, ibu‘ dosen-dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

yang selama sembilan semester masa studi tidak bosan-bosannya mengajar,

menasihati, dan mengingatkan saya. Wabil khusus kepada pembimbing

saya, Rosida Erowati, M.Hum. Berkat pengarahan, catatan, hingga coretan

beliau pada skripsi saya telah membantu meluruskan jalan penyusunan

skripsi ini. Di sini saya memahami bahwa beliau itu seperti sungai, mengalir

dan bercabang menjadi anak-anak sungai. Semoga saya menjadi anak

sungai yang mampu mengalirkan air pengetahuan ini.

Page 8: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

iv

Terimakasih kepada Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Segala

nasihat-nasihatnya membuka mata hati saya bahwa tingginya suatu ilmu

justru karena ditopang oleh kerendah-hatian. Kepada Dra. Hindun, M.Pd,

yang mengajari betapa pentingnya komitmen dalam menjalankan tugas.

Kepada Jamal D. Rahman, penyair ulung yang mengenalkan saya tentang

dunia puisi dan hakikatnya yang kental dengan dulce et utile. Kepada

Ahmad Bahtiar, M.Hum, dosen yang menginspirasi saya untuk terus

membaca, sekalipun dalam kesempatan waktu yang sedikit. Kepada Novi

Diah Haryanti, M.Hum, dengan gayanya yang bersahabat, dosen yang

sangat menginspirasi sekaligus membuka semangat saya untuk terus

menulis. Kepada Makyun Subuki, M.Hum, dosen nyentrik yang juga

menginspirasi saya dengan keahliannya di bidang bahasa dan musik.

Sungguh tiada yang lebih berharga yang bisa saya berikan kecuali ucapan

terimakasih.

Terimakasih kepada para punguji saya, Jamal D. Rahman, M.Hum

atas segala perbaikannya, yang membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Sungguh tak terpikirkan sebelumya jika skripsi ini akan diuji langsung oleh

salah seorang sastrawan. Kemudian kepada penguji kedua, Dr. Darsita

Suparno, M.Hum atas segala masukkannya, khususnya mengenai metode

penelitian yang saya lakukan, sehingga lebih memahami apa sebenarnya

hakikat metode penelitian serta peranannya yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Hal ini juga tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya

bahwa skripsi ini akan diuji langsung oleh ahli bahasa.

Saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang-perorang

yang telah membantu dan membuka kemudahan pada masa pencarian

sumber. Kepada bang Sulaiman Yudha Harahap, peneliti sejarah sekaligus

ketua Studio Sejarah. Berkat petunjuk, masukan, dan pemberian sumber dari

beliau skripsi ini terbantu. Kepada ‗kak Ria Fidiyanti, penulis lantunkan

terimakasih atas ketersediaan waktunya untuk membantu dari awal

penulisan skripsi ini

Page 9: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

v

Terimakasih kepada orang-orang di keluarga saya, seperti ibu

(Latipah) dengan nasihat-nasihatnya dan pertanyaan-pertanyaannya seputar

skripsi saya, ―kapan skripsi?‖, ―kapan sidang?‖, ―skripsinya sudah?‖,

―wisudanya ikut bulan apa?‖. Bapak (Didi Suryadi) dengan kesabarannya

yang ditandai dengan sedikit bertanya tentang kuliah saya kepada ibu,

namun tetap terkesan memperhatikan dengan cara ‗unik‘, yang sulit

dijabarkan namun saya mengerti. Begitu juga dengan saudara-saudara saya,

kakak (Diana Eka Sari, Indah Purnama Sari, Fahril Husein, Dwiyono,

Suhendra) dan adik (Teguh Prasetyo, Ahmad Sholahudin), mereka menjadi

pelengkap dari keluarga saya yang telah memberi segala perhatian yang

tidak terbayarkan.

Kepada teman dan sahabat masa kuliah angkatan 2010, terimakasih

atas hari-hari penuh canda dan sedikit dukanya (Ahmad Fahrudin, Ahmad

Samsudin, Amalia Utami, Anggraeni, Anisah Utari, Astuti Nurasani, Ayu

Rizki, Churin In Nabila, Dessy Husnul Qotimah, Dimas Albiyan, Dina

Sakinah, Edah Ajizah, Ema Fitriyani, Habibah Ramadhan, Herlina Wahyu,

Indra Dwi Permana, Jayanti Puspita Dewi, Lintang Akhlakulkharomah, Liza

Amalia, Meizar Fatkhul Izza, Muhamad Alfinur, Muhamad Zainal, Nur

Afianti, Nur Amalina, Nur Rafiqah, Papat Fathiyah, Puguh Apria Rantau,

Ratna Agustina, Rifka Fitrotuzzakia, Riza Hernita, Septiara Lianasari, Sri

Wahyuningsih, Vera Aditya, Wilda Istiana, dan Yanti Nuryana).

Ucapan terimakasih tidak kurang saya sematkan pula kepada teman

dan sahabat di beragam komunitas dan universitas (Arif Maulana, Eko Mei

Sandi, Firmansyah, Gunawan, Pandu Soedibyo, Surtanto Adi Wicaksono,

Syaiful Bahri, dan Washil Arham). Semoga kita semakin produktif

menciptakan hal-hal yang baru. Perjuangan kita belum usai kawan, belum

apa-apa!

Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna,

karena manusia bukanlah malaikat. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Bila ditemukan kekurangan dan kesalahan dalam

Page 10: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

vi

karya tulis ini, harap disampaikan kepada saya, ini demi pengembangan

ilmu pengetahuan dan pembelajaran individual. Akhir kalam, atas segala

perhatian, dukungan, dan bantuan dari semuanya saya haturkan terimakasih.

Semoga karya ini dapat berfaedah bagi ilmu pengetahuan.

Ciputat, November 2014

Fahrudin Mualim

Page 11: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

G. Metode Penelitian ........................................................................................ 8

BAB II: KAJIAN TEORETIS

A. Gaya Bahasa .............................................................................................. 17

B. Puisi ............................................................................................................ 28

C. Musik dan Lirik Lagu ................................................................................ 38

D. Hakikat Pembelajaran Sastra ..................................................................... 43

E. Penelitian Relevan ...................................................................................... 46

Page 12: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

viii

BAB III: BIOGRAFI TOKOH

A. Ahmad Mustofa Bisri................................................................................. 50

B. Rhoma Irama .............................................................................................. 59

C. Ikhtisar Puisi Ibu dan Lirik Lagu Keramat ................................................ 74

BAB IV: PEMBAHASAN

A. Analisis Struktur Puisi Ibu dan Lirik Lagu Keramat ................................. 76

B. Analisis Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu Karya Mustofa

Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama .......................... 101

C. Analisis Fungsi Gaya Bahasa Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan

Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama ............................................... 113

D. Implikasi Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu karya Mustofa

Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................. 115

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 119

B. Saran......................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFERENSI

PROFIL PENULIS

Page 13: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I: Kata konkret dalam puisi Ibu .............................................................. 83

Tabel II: Kata Abstrak dalam puisi Ibu ............................................................ 85

Tabel III: Imaji dalam puisi Ibu ......................................................................... 86

Tabel IV: Kata konkret dalam lirik lagu Keramat ............................................ 96

Tabel V: Kata Abstrak dalam lirik lagu Keramat ............................................. 97

Tabel VI: Imaji dalam lirik lagu Keramat ......................................................... 98

Page 14: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari, gaya memainkan peran yang

penting. Gaya merupakan keseluruhan cara yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, atau

dalam bentuk lisan maupun tulisan, seperti penggunaan gaya bahasa. Dapat

dikatakan, tidak akan ada suatu kegiatan tanpa menggunakan gaya. Hal

yang membedakan hanya terletak pada kualitas dari gaya yang digunakan.

Baik gaya secara umum maupun gaya bahasa berkaitan dengan

aspek keindahan. Perbedaannya terletak pada penggunaan gaya itu sendiri.

Jika dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam aktivitas yang tidak

berkaitan dengan seni, gaya hanya menduduki posisi sebagai sekunder.

Berbeda dengan gaya dalam aktivitas karya sastra dan karya seni yang pada

umumnya suatu keindahan, gaya menduduki posisi yang dominan, sebab

karya seni merupakan keindahan itu sendiri.

Proses penciptaan gaya bahasa jelas disadari oleh penelitinya. Di

dalam penelitian, gaya bahasa menjadi sangat penting dalam rangka

memperoleh aspek keindahan secara maksimal, misalnya hanya untuk

menemukan satu kata atau sekelompok kata yang dianggap tepat, peneliti

harus melakukannya secara berulang-ulang. Dalam sebuah karya seni atau

karya sastra, gaya bahasa merupakan aspek yang sangat penting, terlebih

dalam karya berbentuk puisi yang memang harus menggunakan bahasa yang

singkat dari bentuk karya sastra lainnya, namun tetap harus tersampaikan

isinya.

Setiap penyair memiliki gaya bahasa masing-masing, misalnya gaya

bahasa dalam puisi Sapardi Djoko Damono yang liris dengan puisi W. S.

Rendra yang lugas. Pemilihan gaya bahasa seperti itu disesuaikan dengan

tujuan yang ingin disampaikan melalui puisi yang ditulisnya. Misalnya, W.

Page 15: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

2

S. Rendra banyak menyampaikan kritik sosial dalam puisinya menggunakan

bahasa yang lugas agar kritikannya dapat tersampaikan secara tegas. Contoh

lain dapat dilihat pada gaya bahasa yang ada pada puisi-puisi Mustofa Bisri.

Umumnya puisi-puisi Mustofa Bisri banyak berbicara tentang masalah

religiusitas dan kritik sosial. Mustofa Bisri juga menggunakan gaya bahasa

yang lugas dan sederhana dalam puisi-puisinya agar gagasan-gagasannya

yang relatif rumit dapat dipahami lebih mudah bagi pembacanya.

Penggunaan gaya bahasa menjadi sangat penting pada setiap karya

seni atau karya sastra. Penggunaan gaya bahasa berkaitan dengan

bagaimana pembaca memahami apa yang disampaikan melalui karya itu.

Karya seni pada dasarnya merupakan media untuk menyampaikan gagasan

penciptanya. Semua karya seni, entah seni sastra, seni tari, seni musik,

maupun jenis seni lainnya merupakan media yang mengantarkan gagasan

pengarangnya kepada khalayak umum.

Berkaitan dengan karya seni yang juga merupakan sebuah ―bahasa‖,

dengan demikian musik dapat disebut juga sebagai ―bahasa‖. Pada

hakikatnya musik merupakan bahasa atau media si pencipta untuk

menyampaikan gagasannya dengan medium nada-nada. Di dalam musik,

terdapat unsur-unsur seperti melodi, irama, birama, harmoni, tangga nada,

tempo, dinamika, dan timbre. Akan tetapi, ada juga jenis musik yang

dikemas dengan tambahan unsur lirik. Biasanya jenis musik yang populer

adalah musik yang disertai unsur lirik lagu. Lirik lagu pada dasarnya dapat

membantu seorang pencipta dalam menyampaikan sesuatu, sebab seorang

pencipta lagu tidak hanya dapat menyampaikannya melalui nada-nada tetapi

juga kata-kata yang terdapat dalam lirik lagu.

Lirik lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan

gagasan yang dikombinasikan dengan estetika dan irama pelantunnya.

Gagasan yang disampaikan dalam lirik lagu memiliki fungsi yang hampir

sama dengan puisi. Hal tersebut dikarenakan lirik lagu memiliki beragam

Page 16: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

3

fungsi di dalamnya, seperti sebagai ungkapan emosi, ungkapan rasa estetik,

serta fungsi hiburan.

Seorang pencipta lagu dalam menulis lirik lagu juga mementingkan

faktor linguistik untuk mewujudkan hasil karyanya, seperti pilihan kata

(diksi) dan gaya bahasa. Faktor diksi dalam lirik lagu merupakan faktor

penting karena pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan musik

merupakan daya tarik dari sebuah lagu. Demikian juga dengan gaya bahasa,

merupakan faktor yang membentuk suatu keindahan lagu. Sehubungan

dengan pemilihan kata, kesesuaian kata meliputi bentuk dan arti. Bentuk

merupakan wujud ujaran yang diucapkan manusia, sedangkan arti mengacu

pada pesan yang disampaikan. Arti memiliki tipe-tipe sesuai dengan

kedudukan pemakai bahasa dalam suatu kalimat. Pemilihan kata yang tepat,

suatu karya akan memberi kesan kepada para pembaca atau pendengar.

Seorang pencipta ketika meciptakan lirik lagu harus bisa

menimbulkan efek keindahan, sehingga lirik tersebut mampu memberikan

kenikmatan tersendiri, terutama bagi pendengarnya. Kenikmatan suatu lirik

akan terlihat ketika pendengarnya ikut terbawa suasana yang diciptakan oleh

pencipta lagu tersebut. Misalnya jika lagu yang dibuat mengandung unsur

keindahan berupa rasa semangat, maka orang yang mendengarkannya pun

akan terbawa oleh perasaan semangat. Begitu pula jika dalam lagu

menggambarkan suasana kesedihan, kemudian orang yang mendengarkan

ikut merasakan kesedihan, bahkan membuat pendengarnya meneteskan air

mata. Secara tidak langsung seorang pencipta berhasil menimbulkan efek

keindahan lewat lirik lagu yang ia ciptakan.

Menimbulkan efek keindahan dalam membuat lirik lagu merupakan

sesuatu yang tidak mudah. Keindahan bukan hanya terlihat dari efek yang

ditimbulkan lagu kepada pendengarnya saja, namun suatu keindahan juga

dituntut dari gaya bahasa pada lirik lagu itu sendiri. Hal tersebut membuat

seorang pencipta lagu harus cermat dalam memilih kata yang tepat,

memiliki keselarasan nada maupun irama, serta memperhatikan nilai rasa.

Page 17: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

4

Berdasarkan hal ini peneliti melihat adanya beberapa persamaan antara lirik

lagu dengan puisi.

Puisi dan lirik lagu, keduanya memiliki persamaan, yaitu sebuah

media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang. Baik dalam

puisi maupun lirik lagu, pemilihan kata harus dilakukan secara cermat

dalam hal rima, irama, maupun harmonisasinya. Hanya saja dalam

penelitian lirik lagu, penciptanya harus patuh terhadap rangkaian nada-nada

pada lagu tersebut. Sampai sejauh ini, peneliti melihat perbedaan antara

puisi dengan lirik lagu hanya pada hal tersebut. Selebihnya, dalam hal

penyesuaian rima, irama, maupun harmonisasi tidak ada perbedaaan.

Menjadi hal yang menarik apabila puisi dengan lirik lagu

dibandingkan dari segi persamaan maupun perbedaannya. Sudah dijelaskan

sebelumnya, semua karya seni termasuk puisi dan lirik lagu merupakan

media untuk menyampaikan ungkapan perasaan dan pikiran penciptanya.

Peneliti puisi maupun peneliti lirik lagu mempunyai maksud dan tujuan

tertentu yang ingin disampaikan melalui karyanya. Maksud dan tujuan yang

disampaikan oleh peneliti lagu maupun penyair rupanya memengaruhi gaya

bahasa yang digunakannya. Contohnya dapat dilihat pada Rhoma Irama

yang banyak menyampaikan kritik sosial maupun pandangannya tentang

agama melalui lagu-lagu yang ditulisnya. Dalam lagu-lagunya, Rhoma

Irama memilih gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, walaupun

sebenarnya isi yang disampaikannya itu kompleks, misalnya lagu Hak

Asasi Manusia, Judi, dan Qur’an dan Koran. Lagu-lagu tersebut sebenarnya

mengungkapkan sesuatu yang kompleks. Akan tetapi, Rhoma Irama

menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana, sehingga permasalahan

kompleks yang dibicarakan di dalam lirik lagunya menjadi mudah

dimengerti oleh para pendengarnya, sehingga karya-karya Rhoma Irama

digemari oleh berbagai kalangan, khususnya masyarakat menengah ke

bawah.

Page 18: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

5

Melihat hal tersebut, peneliti tertarik kepada lirik lagu yang terdapat

dalam lagu Rhoma Irama. Bersama grup musik dangdut Soneta Grup,

Rhoma memang telah menunjukkan kelasnya sendiri. Jika dari sisi syair,

lirik-lirik lagu Rhoma Irama memiliki kekuatan yang khas dan sangat

bervariasi, mulai dari lirik-lirik yang berkisah tentang cinta, kritik sosial,

pesan moral (keagamaan), serta nasionalisme. Lirik-lirik lagu Rhoma Irama

juga kaya akan idiom-idiom baru, seperti yang terdapat pada judul lagu

Mirasantika. Selain itu, melalui lagu-lagunya, Rhoma Irama juga

mempopulerkan istilah-istilah baru, seperti yang terdapat pada judul lagu

Begadang, dan Santai.

Apa yang dilakukan oleh Rhoma Irama melalui lirik lagunya,

peneliti melihat adanya persamaan dengan apa yang dilakukan Mustofa

Bisri melalui puisinya. Sama halnya dengan Rhoma Irama, Mustofa Bisri

juga memilih menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah

dipahami untuk menyampaikan isi yang bersifat kompleks, seperti puisi-

puisi Mustofa Bisri yang berjudul Sujud, Bagimu, dan Kaum Beragama

Negri Ini. Begitupun dengan tema, Mustofa Bisri juga banyak menampilkan

tema yang bervariasi mulai dari religiusitas, maupun kritik sosial.

Melihat adanya persamaan seperti itu, peneliti tertarik untuk

melakukan perbandingan. Perbandingan yang ingin peneliti teliti meliputi

penggunaan gaya bahasa serta fungsinya, yang juga meliputi apa saja

persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam lirik lagu Rhoma Irama

dengan puisi Mustofa Bisri serta faktor yang menyebabkan adanya

persamaan dan perbedaan gaya bahasa tersebut. Adapun judul dari

penelitian ini adalah PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI

IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT

KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.

Page 19: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

6

B. Identifikasi Masalah

1. Masih banyaknya anggapan, khususnya di kalangan siswa bahwa

puisi dengan lirik lagu adalah sama.

2. Minat siswa terhadap pembelajaran puisi masih sangat kurang.

3. Puisi-puisi karya Mustofa Bisri serta lagu-lagu Rhoma Irama kurang

populer di kalangan siswa.

4. Kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran gaya bahasa di

sekolah.

5. Kurangnya variasi pembelajaran sastra di sekolah dalam

memanfaatkan media yang telah tersedia.

C. Pembatasan Masalah

1. Perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya

Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

2. Fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri

dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu

karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama?

2. Bagaimana fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya

Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama?

3. Bagaimana implikasi perbandingan gaya bahasa dan lirik lagu dalam

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu

karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

2. Mengetahui fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya

Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

Page 20: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

7

3. Mengetahui implikasi perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada

puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma

Irama dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak,

baik secara teoretis maupun secara praktis, di antaranya sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

upaya meningkatkan pembelajaran penggunaan gaya bahasa yang lebih

kreatif dan memberikan sumbangan pemikiran sebagai perkembangan

dunia sastra Indonesia khususnya pada tataran pembelajaran apresiasi

sastra.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:

a. Siswa

Memperoleh pembelajaran penggunaan gaya bahasa dalam puisi dan

lirik lagu, serta dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-

karya sastra, seperti puisi.

b. Guru

Khususnya guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai

informasi pentingnya menerapkan penggunaan gaya bahasa yang

bisa diterapkan pada bidang apa saja, seperti puisi maupun lirik lagu,

dan upaya peningkatan kreativitas siswa dalam penggunaan gaya

bahasa.

c. Penyusun

Memberikan pengalaman berpikir ilmiah melalui penyusunan dan

penelitian skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan,

pengalaman, dan menambah wawasan dalam bidang pendidikan

khususnya bahasa dan sastra Indonesia.

Page 21: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

8

d. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi penelitian

lebih lanjut yang berhubungan dengan gaya bahasa yang terdapat

pada puisi dan lirik lagu.

G. Metode Penelitian

Suatu penelitian tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Maka dari

itu, untuk mempermudah tujuan yang diinginkan, dibutuhkan suatu

pendekatan yang tepat. Pendekatan yang digunakan oleh seorang peneliti

akan menuntunnya dalam menggunakan metode yang harus digunakan.

Akan tetapi, seorang peneliti tidak bisa sembarangan dalam memilih metode

yang akan digunakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

seorang peneliti dalam memilih metode yang digunakan, seperti jenis data

yang akan diteliti, serta kerangka berpikir yang menyertainya, sehingga apa

yang menjadi tujuan peneliti dapat tercapai.

Sebelum membahas mengenai metode penelitian, peneliti terlebih

dahulu menjelaskan tahapan pelaksanaan penelitian. Penelitian yang

dilakukan peneliti tergolong ke dalam penelitian bahasa, sehingga tahapan

yang dilakukan oleh peneliti merujuk kepada yang dikemukakan oleh

Mahsun, di mana ia membagi tahapan penelitian menjadi tiga tahap, yaitu

prapenelitian, pelaksanaan penelitian, dan penelitian laporan penelitian.1

Tahapan prapenelitian dimaksudkan sebagai tahapan yang menuntun

peneliti untuk berusaha merumuskan secara jelas tentang masalah yang

hendak dipecahkan melalui penelitian, termasuk hipotesis dari peneliti.

Peneliti terlebih dahulu membuat ancangan atau hipotesis mengenai objek

yang akan diteliti. Hal tersebut dilakukan setelah peneliti merumuskan

masalah yang akan diteliti. Langkah peneliti selanjutnya adalah mulai

memperkirakan hasil-hasil yang dapat dicapai melalui penelitian ini.

1 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2011), h. 31.

Page 22: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

9

Dengan kata lain, peneliti mulai membuat rumusan jawaban yang sifatnya

sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti.

Setelah tahapan prapenelitian, peneliti melanjutkan ke tahapan

pelaksanaan penelitian. Pada tahapan ini, Mahsun menjabarkannya dalam

tiga tahapan pokok, yaitu penyedian data, analisis data, dan membuat hasil

rumusan analisis yang diwujudkan dalam bentuk kaidah-kaidah.2 Ketiga

tahapan tersebut merupakan inti dari kegiatan penelitian (bahasa), di mana

ketiga tahapan tersebut masing-masing ditandai oleh kegiatan menyediakan

dan tersedianya data, analisis data, dan ditemukannya kaidah-kaidah tertentu

serta tersajinya kaidah-kaidah tersebut dalam rumusan-rumusan tertentu.3

Adapun tahapan penelitian laporan penelitian merupakan tahapan di

mana peneliti membuat laporan dari penelitian yang dilakukan, yaitu dalam

bentuk skripsi. Oleh karena itu, tahap ini ditandai oleh kegiatan membuat

dan terwujudnya sebuah laporan penelitian.

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tahapan penelitian ini dimulai

dari tahap prapenelitian, yaitu pada tahap ini peneliti terlebih dahulu

membuat ancangan atau hipotesis mengenai objek yang akan diteliti.

Berdasarkan hal tersebut, Mahsun mengungkapkan bahwa ada beberapa

cara pengungkapan hubungan antarvariabel, yaitu pengungkapan sebab-

akibat, pengungkapan hubungan korelasional, dan pengungkapan hubungan

pengukuran perbedaan.4 Sehubungan dengan pernyataan yang dikemukakan

oleh Mahsun, hipotesis yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini

berkaitan dengan linguistik atau kemampuan berbahasa (pengajaran

bahasa). Peneliti memiliki pandangan bahwa penelitian ini dimungkinkan

untuk dilakukan jika ditemukan kenyataan bahwa gaya bahasa dan kosakata

mempunyai hubungan erat dan hubungan timbal balik, yaitu kian kaya

kosakata seseorang, kian beragam pula gaya bahasa yang dipakainya. Dari

2 Ibid., h. 32.

3 Ibid.

4 Ibid., h. 14.

Page 23: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

10

kenyataan tersebut, peneliti membuat hipotesis melalui ketiga cara

pengungkapan antarvariabel yang dikemukakan oleh Mahsun. Pertama,

peneliti beranggapan bahwa pengajaran gaya bahasa pada siswa dapat

mengembangkan kosakata siswa. Kedua, peneliti berasumsi bahwa kian

kaya kosakata siswa ada korelasinya dengan pengajaran gaya bahasa.

Ketiga, peneliti berasumsi bahwa terdapat perbedaan terhadap pemahaman

gaya bahasa antara siswa yang mendapat pengajaran gaya bahasa secara

tepat dengan siswa yang mendapat pengajaran gaya bahasa secara kurang

tepat. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dilakukan peneliti sebagai

jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian ini

tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan (awal) terhadap objek

penelitian, melainkan juga didasarkaan pada hasil kajian terhadap

kepustakaan yang relevan.

1. Metode Penelitian

Secara umum, ada dua jenis metode penelitian yang digunakan oleh

para peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan

penelitan kuantitatif. Selanjutnya, dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada beberapa

pendapat para ahli mengenai metode kualitatif. Moleong berpendapat bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.5 Sementara itu,

Mahsun memiliki pandangan bahwa metode yang bersifat kualitatif adalah

salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengelompokkan bahasa,

yaitu metode kesamaan ciri-ciri linguistik (shared of linguistic features).6

Lebih lanjut, Mahsun menjelaskan bahwa pada prinsipnya metode kualitatif

selain dapat digunakan untuk kajian pengelompokkan bahasa-bahasa

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 6.

6 Mahsun, op.cit., h. 219.

Page 24: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

11

berkerabat dalam kajian linguistik historis komparatif, juga dapat digunakan

untuk pengelompokkan beberapa daerah pakai isolek ke dalam daerah

pemakai bahasa atau dialek yang sama atau berbeda, serta penentuan

kekerabatan antardialek atau subdialek dalam kajian dialektologi diakronis.7

Telah disebutkan sebelumnya bahwa metode yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif ini

berusaha mengungkapkan dan menjelaskan kenyataan adanya makna yang

menyeluruh dibalik objek yang diteliti, yang terbentuk dari keterhubungan

berbagai nilai-nilai kehidupan dan kepercayaan, bukan dari ekstraksi atau

turunan dari konteks pengertiannya yang menyeluruh.8 Melalui metode ini

pula, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari.

Analisis kualitatif ini memfokuskan pada penunjukan makna, deskripsi,

penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan

sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam bentuk

angka-angka. Dalam menganalisis data, peneliti memperkaya infomasi,

mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data

aslinya (tidak ditransformasikan dalam bentuk angka). Hasil analisis data

berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam

bentuk uraian naratif.9

Dalam mencari definisi yang lebih mendalam tentang penelitian

kualitatif, Bondan dan Taylor dalam Moleong mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.10

Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa pendekatan ini

diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistik (utuh),

sehingga dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi

7 Ibid., h. 218.

8 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 86.

9 Ibid., h. 87.

10

Lexy J. Moleong, op.cit., h. 4.

Page 25: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

12

ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian

dari suatu keutuhan.11

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa sebuah

pendekatan penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif merupakan tempat

untuk melakukan suatu penelitian dalam berbagai bidang ilmu. Tak

terkecuali dalam penelitian bahasa. Oleh karena itu, penerapan pendekatan

metode kualitatif pada penelitian ini menurut peneliti sudah tepat. Akan

tetapi, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan

penelitian ini tidak begitu saja bisa diterapkan, melainkan harus diiringi

dengan penggunaan metode-metode penelitian yang sesuai agar tujuan yang

diinginkan tercapai.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer merupakan data langsung yang berkaitan

dengan karya yang dikaji, dalam hal ini buku kumpulan puisi Pahlawan dan

Tikus (yang memuat puisi Ibu) yang diterbitkan oleh Pustaka Firadus

Jakarta, Cetakan I: 1995, dengan tebal 108 halaman. Sementara itu, data

primer kedua berupa lagu Keramat terdapat di dalam album Santai (Volume

VII) tahun 1977 yang diproduksi oleh Yukawi. Sedangkan data sekunder

merupakan data tambahan atau pelengkap yang memiliki hubungan dengan

objek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah metode simak kemudian diikuti dengan teknik lanjutan yaitu teknik

mencatat. Mahsun menjelaskan alasan metode tersebut diberi nama simak,

karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara

menyimak penggunaan bahasa, istilah menyimak di sini tidak hanya

11 Ibid.

Page 26: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

13

berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan tetapi juga penggunaan bahasa

secara tertulis.12

Lenih lanjut, Mahsun menjelaskan bahwa metode ini

memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap.13

Hal tersebut dilakukan

karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan.

Artinya, dalam hal ini peneliti berupaya mendapatkan data dilakukan

dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang

menjadi informan. Perlu diketahui bahwa menyadap penggunaan bahasa

yang dimaksudkan menyangkut penggunaan bahasa baik secara lisan

maupun tertulis. Dalam hal ini peneliti hanya melakukan penyadapan

penggunaan bahasa secara tertulis. Hal tersebut karena peneliti dihadapkan

dengan penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara,

tetapi berupa bahasa tulis, yaitu teks puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik

lagu Keramat karya Rhoma Irama.

Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik

lanjutan berupa teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan

teknik rekam. Adapun peneliti memilih teknik simak bebas libat cakap.

Maksudnya, dalam hal ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat

penggunaan bahasa oleh para informannya. Peneliti tidak terlibat dalam

peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti. Hal tersebut karena

peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, yaitu puisi

Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama,

sehingga dalam penyadapan peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat

sebagai gandengan teknik bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk

yang relevan bagi penelitian dan penggunaan bahasa secara tertulis.

Teknik simak dan teknik catat digunakan dalam penelitian sesuai

dengan masalah dan tujuan pengkajian karya yang akan diteliti. Dalam hal

ini sumber-sumber tertulis yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan

analisis struktur yang membangun serta perbandingan gaya bahasa yang

12 Mahsun, op.cit., h. 92.

13

Ibid.

Page 27: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

14

terdapat dalam puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat

karya Rhoma Irama. Peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan secara

cermat terhadap sumber data primer, yaitu teks puisi Ibu dan lirik lagu

Keramat untuk memperoleh data yang diperlukan. Pada penelitian ini

sumber datanya berupa gaya bahasa dalam Puisi Ibu karya Mustofa Bisri

dan dalam lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama, maka proses menyimak

dilakukan dengan cara membaca cermat puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan

mendengarkan lagu Keramat karya Rhoma Irama. Selanjutnya, peneliti

memperjelas hasil simakan dengan membaca teks lirik lagu, setelah itu

peneliti mencatatnya. Peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan secara

cermat terhadap sumber primer, yaitu teks puisi Ibu dan lirik lagu Keramat

untuk memperoleh data yang diperlukan. Hasil pencatatan tersebut

kemudian digunakan sebagai sumber data primer yang akan digunakan

dalam penyusunan hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang penelitian

yang akan dicapai.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dengan metode simak yang diiringi dengan

teknik catat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka, data

penelitian pun diklasifikasikan menurut jenisnya untuk kemudian dianalisis.

Hal tersebut dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, analisis isi

ditekankan pada keajekan isi komunikasi secara kualitatif, di mana peneliti

memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi

interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi.14

Pada penelitian ini jenis data yang menjadi objek penelitian berupa

struktur gaya bahasa yang tergolong sebagai data kualitatif atau bukan

dengan angka, maka metode analisis yang digunakan adalah analisis data

kualitatif dengan teknik analisis deskriptif.

14 H. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 156.

Page 28: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

15

Langkah awal dalam menganalisis puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan

lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama adalah dengan membaca secara

heuristik kemudian dilanjutkan dengan membaca secara hermeneutik. Hal

ini dimaksudkan untuk memberi makna puisi dan lirik lagu secara struktural

semiotik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur

kebahasaannya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem

semiotik tingkat pertama.15

Dalam pembacaan heuristik ini, puisi dan lirik

lagu dibaca berdasarkan struktur kebahasaannya. Selanjutnya, untuk

memperjelas arti bilamana perlu diberi sisipan kata atau sinonim kata-

katanya ditaruhkan dalam tanda kurung. Begitu juga struktur kalimatnya

disesuaikan dengan kalimat baku (berdasarkan tata bahasa normatif), atau

bila perlu susunannya dibalik untuk memperjelas arti. Membaca dengan

heuristik ini bertujuan untuk mengetahui makna tersurat secara keseluruhan

dari puisi Ibu dan lirik lagu Keramat. Setelah itu, peneliti melanjutkan

membaca dengan cara hermeneutik. Pembacaan hermeneutik adalah

pembacaan ulang sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan tafsiran

berdasarkan konvensi sastranya.16

Dalam pembacaan hermeneutik ini puisi

dan lirik lagu dibaca berdasarkan konvensi-konvensi sastra menurut sistem

semiotik tingkat kedua. Konvensi sastra yang dimaksud berdasarkan

pendapat yang dikemukakan Riffaterre dalam buku Metodologi Penelitian

Sastra adalah konvensi sastra yang memberikan makna itu di antaranya

konvensi ketaklangsungan ucapan (ekspresi) sajak (puisi).17

Sehingga,

pembacaan hermeneutik ini bertujuan untuk menafsirkan teks puisi Ibu dan

lirik lagu Keramat.

Setelah menganalisis puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu

Keramat karya Rhoma Irama dengan membaca secara heuristik kemudian

15 Rachmat Djoko Pradopo, Dewa Telah Mati: Kajian Strukturalisme-Semiotik dalam

Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Hanindita Graha Widya, 2003), h. 96.

16

Ibid.

17

Ibid., h. 97.

Page 29: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

16

dilanjutkan dengan membaca secara hermeneutik. Analisis data dilanjutkan

dengan menggunakan metode padan ekstralingual, yaitu menghubungkan

masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa. Teknik dasar metode

ini adalah teknik hubung banding yang bersifat ekstralingual. Pemilihan

metode ini diperkuat dengan pendapat Mahsun yang mengatakan bahwa

metode padan selalu mengaitkan bahasa sebagai sistem holistis, yang

terdiri atas bagian-bagian yang membentuk kesatuaan. Adanya

bagian tertentu tidak bisa dilepaskan dengan adanya bagian tertentu

tidak bisa dilepaskan dengan adanya bagian lain yang membentuk

sistem holistis tersebut. Dalam pada itu, identitas bagian tertentu

ditentukan keberadaannya oleh identitas yang lain. Oleh karena itu,

teknik hubung banding sangat menentukan.18

Berdasarkan hal tersebut, analisis dilakukan untuk mengetahui struktur yang

membangun puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya

Rhoma Irama kemudian dilihat perbandingan gaya bahasa yang terdapat di

dalamnya. Setelah menganalisis struktur dan perbandingan gaya bahasa

dalam puisi Ibu dan lirik lagu Keramat, kemudian dalam kedua karya

tersebut diimplikasikan ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

di sekolah.

18 Mahsun, op. cit., h. 121.

Page 30: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

17

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Gaya Bahasa

1. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya merupakan keseluruhan cara yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, atau dalam bentuk

lisan maupun tulisan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu kegiatan tanpa

menggunakan gaya. Begitu pula dalam karya sastra, gaya merupakan cara

pengarang dalam memaparkan gagasan yang ingin disampaikan sesuai

dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam proses penulisan

karya sastra, efek tersebut berkaitan dengan upaya memperkaya makna,

penggambaran objek dan peristiwa secara imajinatif, maupun efek tertentu

bagi pembacanya.

Hal yang pertama perlu dipahami bahwa gaya bahasa bukan semata-

mata menggayakan suatu bahasa.

Nini Ibrahim mengatakan, bahwa gaya bahasa disebut juga majas,

yaitu penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk

mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya

bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra

atau dalam berbicara. Setiap orang atau pengarang memiliki cara

tersendiri dalam memilih dan menggunakan gaya bahasa.19

Lamuddin memiliki istilah lain bahwa gaya bahasa disebut juga dengan

langgam bahasa dan sering juga disebut majas, yaitu cara penutur

mengungkapkan maksudnya.20

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa gaya

bahasa berkaitan dengan cara penutur dalam menyampaikan maksudnya,

sehingga petutur dapat menerima dengan mudah maksud yang disampaikan

oleh penutur. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nini

19 Nini Ibrahim, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: UHAMKA Press,

2009), h. 74.

20

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

Bahasa, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, cet 16, 2009), h. 135.

Page 31: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

18

Ibrahim mengenai gaya bahasa untuk menimbulkan efek keindahan.

Sementara itu, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa

memberikan batasan mengenai pengertian gaya bahasa, yaitu cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan

jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).21

Berdasarkan pengertian

dari beberapa ahli, dapat disimpulkan mengenai pengertian gaya bahasa,

yaitu cara yang digunakan penutur dalam memaparkan gagasan yang ingin

disampaikan untuk mengungkap pikiran dan perasaan dengan maksud

tertentu melalui bahasa secara khas.

Pada dasarnya dalam karya sastra, baik gaya maupun gaya bahasa

memegang peranan penting. Gaya bahasa berkaitan dengan masalah

penulisan, penyajian, komposisi, struktur penceritaan, termasuk penampilan

huruf, cover, dan ukuran buku.22

Sehingga, pada saat menganalisis sebuah

karya sastra, tidak terhitung jenis gaya bahasa yang timbul, seperti panjang

pendeknya kalimat, tingkatan bahasa tinggi dan rendah, penggunaan kata-

kata serapan, penggunaan kosakata daerah, dan sebagainya.

Gaya bahasa juga meliputi cara-cara penyusunan struktur intrinsik

secara keseluruhan, seperti plot, tokoh, kejadian, dan sudut pandang.23

Mulai dari pemahaman gaya yang paling sederhana, seperti padanan kata

dengan lawan kata hingga puisi konkret yang di dalamnya kata-kata harus

diciptakan kembali sebab kata-kata yang sudah ada dianggap tidak mampu

untuk mewakili makna gaya bahasa itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa yang paling berperan di dalam karya sastra

adalah gaya bahasanya. Melalui gaya bahasa, cara-cara penggunaan medium

bahasa secara khas sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal

21 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010),

h. 113.

22

Nyoman Kutha Ratna, Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.163.

23

Ibid., h. 165.

Page 32: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

19

2. Fungsi dan Kedudukan Gaya Bahasa dalam Struktur Karya Sastra

Di dalam karya sastra terdapat tiga genre utama, yaitu puisi, prosa,

dan drama. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gaya bahasa paling

dominan terdapat di dalam puisi. Gaya dengan demikian mendominasi

struktur puisi. Artinya, puisi seolah-olah merupakan struktur dari gaya

bahasa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari susunan puisi itu sendiri, yaitu

melalui medium terbatas dengan bahasa yang singkat dan padat mampu

menyampaikan perasaan yang ingin diungkapkan oleh penyair. Melalui

gaya bahasa pula, baik intensitas pemakaian maupun fungsi dan

kedudukannya dalam struktur totalitas karya, membedakan genre sastra

yang satu dengan genre sastra yang lain. Sejalan dengan hal tersebut, Ratna

memiliki pandangan bahwa dominasi gaya bahasa terkandung dalam puisi

dengan pertimbangan keterbatasan medium penampilannya, sehingga unsur

yang ditonjolkan adalah bahasa itu sendiri yang sekaligus merupakan alat

dan tujuan.24

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa medium utama karya sastra

adalah bahasa. Akan tetapi, sistem sastra tidak seketat sistem bahasa yang

terikat dengan tata bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis. Begitu

juga dengan sistem ejaan, yaitu penggunaan huruf, penulisan huruf,

penulisan kata, penulisan unsur serapan, penggunaan tanda-tanda baca, dan

sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat penggunaannya, misalnya ada bahasa

baku, bahasa ilmiah, bahasa dengan makna yang relatif sama pada setiap

orang, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, baik antara

pengirim dengan penerima. Sebaliknya, di dalam karya sastra, penafsiran

berbeda justru merupakan ciri-ciri kualitas estetis. Oleh karena itu, penulis

dimungkinkan untuk memanipulasi sistem bahasa, menyembunyikan makna

sesungguhnya, bahkan menciptakan segala sesuatu yang sebelumnya belum

pernah ada.

24 Ibid., h. 62.

Page 33: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

20

Tujuan utama gaya bahasa adalah menghasilkan keindahan.25

Tujuan

ini terjadi baik dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa dalam ruang

lingkup linguistik, maupun dalam ruang lingkup kreativitas sastra. Akan

tetapi, Wellek dan Warren memiliki pandangan bahwa kualitas estetis

menjadi pokok permasalahan dalam tataran ruang lingkup kreativitas sastra,

yaitu melalui metode dan teknik diungkapkan secara rinci ciri-ciri bahasa

yang disebut indah.26

Lebih lanjut, Wellek dan Warren menjelaskan bahwa

ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memahami timbulnya aspek-

aspek, yaitu pertama melalui analisis sistematis sistem linguistik karya

sastra, dilanjutkan dengan makna total, kedua, dengan cara meneliti ciri-ciri

estetis karya sastra secara langsung sekaligus membedakannya dengan

pemakaian bahasa biasa.27

Jika menggunakan salah satu cara yang dijelaskan Wellek dan

Warren, yaitu melalui analisis sistemis sistem linguistik karya sastra dan

dilanjutkan dengan makna total. Maka, hasil yang didapat adalah sistem

linguistik yang khas karya tertentu, karya sastra seorang pengarang, atau

sekelompok karya dalam satu periode. Dari situlah akan terlihat bahwa gaya

lahir secara bersistem. Tidak ada gaya yang lahir secara tiba-tiba. Meskipun

karya sastra adalah hasil imajinasi, tetapi imajinasi tidak lahir dari

kekosongan, melainkan memiliki akar tempatnya berpijak, dan asal usulnya

dapat dicari.28

Perubahan gaya bahasa memicu perkembangan genre yang

selanjutnya menjadi indikator terhadap penyerapan sistem sosial ke dalam

karya seni. Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa dan genre membantu

efektivitas pemahaman terhadap masyarakat yang terungkap di dalam karya.

Hal tersebut ditunjukkan dengan kekhasan dari seorang pengarang atau

karya dalam suatu periode.

25 Ibid., h. 67.

26

Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, Terj. Melani Budianta,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 226.

27

Ibid.

28

Kutha Ratna, op. cit., h. 69.

Page 34: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

21

3. Jenis-jenis Gaya Bahasa

Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandangan.

Oleh karena itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu pembagian

yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak. Tarigan

menyebutkan, bahwa ada sekitar 60 gaya bahasa dan digolongkan menjadi

empat kelompok, yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa

pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan.29

Berbeda dengan yang dikemukakan Widyamartaya, yaitu dengan

mengistilahkan pembagian jenis gaya bahasa dengan gaya umum.

Maksudnya, gaya umum itu dapat ditambah, diperbesar dengan salah satu

cara. Lebih lanjut ia membagi menjadi lima kelompok cara agar gaya umum

dapat diperbesar daya tenaganya, yaitu mengadakan perbandingan,

pertentangan, pertukaran, perulangan, dan mengadakan perurutan yang

bertujuan.30

Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sulit diperoleh kata sepakat

mengenai suatu pembagian gaya bahasa yang bersifat menyeluruh dan dapat

diterima oleh semua pihak. Sudah disebutkan pula, pembagian jenis-jenis

gaya bahasa dari berbagai ahli. Akan tetapi, dalam hal ini penulis lebih

merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh Gorys Keraf mengenai

pembagian jenis-jenis gaya bahasa. Di dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa,

Gorys keraf membagi jenis-jenis gaya bahasa menjadi dua, kemudian jenis-

jenis tersebut dibagi lagi menjadi subjenis lain. Pertama, dilihat dari segi

nonbahasa, dan kedua dilihat dari segi bahasanya sendiri.31

Alasan penulis merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh

Gorys Keraf, karena pembahasan gaya bahasa terutama dalam pembagian

jenis-jenis gaya bahasa, Gorys Keraf terlihat lebih luas dan mendalam.

29 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 6.

30

A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat: Bagaimana Mengembangkan,

Mengefektifkan dan mencitarasakan kalimat, (Yogyakarta: Kasinius, 1990), h. 53.

31

Gorys Keraf, op. cit., h. 115.

Page 35: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

22

Melalui buku Diksi dan Gaya Bahasa, dapat dilihat alasan Gorys Keraf

menulis pembahasan tentang diksi dan gaya bahasa. Gorys berpandangan

bahwa untuk dapat menulis sebuah karangan, baik fiksi maupun ilmiah

tentulah dibutuhkan persyaratan tertentu. Persyaratan yang dimaksud Gorys

antara lain seorang pengarang harus mampu memilih kata-kata yang tepat,

harus luas kosa katanya, harus mampu menggunakan kamus yang ada. Di

samping itu, ia juga berpandangan bahwa seorang penulis harus pula

mampu mengungkapkan maksud dengan gaya bahasa yang cocok dan tepat.

Persyaratan tersebut yang menjadi titik berat pembahasan buku Diksi dan

Gaya Bahasa ini. Gorys menguraikan secara sistematis dengan bahasa yang

mudah dipahami, dan disertai dengan contoh-contoh konkret.32

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa Gorys Keraf membagi jenis-

jenis gaya bahasa menjadi dua, kemudian dari kedua jenis gaya bahasa

tersebut diuraikan kembali menjadi subjenis yang lain. Berikut ini akan

dijelaskan jenis-jenis gaya bahasa yang dimaksud oleh Gorys Keraf.

a. Segi Nonbahasa

Dari segi nonbahasa, gaya bahasa dapat dibagi atas tujuh pokok,

yaitu sebagai berikut.

1) Berdasarkan pengarang, artinya gaya yang disebut sesuai dengan nama

pengarang dikenal berdasarkan ciri pengenal yang digunakan pengarang

atau penulis dalam karangannya. Pengarang yang kuat dapat

mempengaruhi orang-orang sejamannya, atau pengikut-pengikutnya,

32 Buku Diksi dan Gaya Bahasa karya Gorys Keraf ini juga merupakan satu rangkaian

dengan buku-bukunya yang lain, seperti Komposisi, Eksposisi, Deskripsi, Argumentasi, dan

Narasi. Lebih lanjut, buku Diksi dan Gaya Bahasa ini merupakan lanjutan dari buku

Komposisi. Buku Komposisi dimaksudkan terutama untuk meletakkan dasar-dasar karang-

mengarang bagi mahasiswa atau siapa saja yang ingin menggarap karangan secara baik dan

teratur. Sementara itu, buku Diksi dan Gaya Bahasa mencoba memperkenalkan komposisi

dilihat dari segi retorika. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat konsentrasi Gorys Keraf

dalam membahas permasalahan karang-mengarang.

Page 36: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

23

sehingga dapat membentuk sebuah aliran, misalnya gaya Chairil atau

gaya Sutardji.33

2) Berdasarkan Masa, artinya gaya bahasa yang didasarkan pada masa

dikenal karena ciri-ciri tertentu yang berlangsung dalam suatu kurun

waktu tertentu. Misalnya ada gaya lama, gaya klasik, gaya sastra

modern, dan sebagainya.34

3) Berdasarkan Medium, maksudnya adalah medium merupakan bahasa

dalam arti alat komunikasi. Tiap bahasa, karena struktur dan situasi

sosial pemakainya, dapat memiliki corak tersendiri.35

4) Berdasarkan Subyek, artinya subyek yang menjadi pokok pembicaraan

dalam sebuah karangan dapat mempengaruhi pula gaya bahasa sebuah

karangan.36

5) Berdasarkan Tempat, artinya bahwa gaya mendapat nama dari lokasi

geografisnya, karena ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan

ekspresi bahasanya.37

6) Berdasarkan Hadirin, artinya hampir sama dengan subyek, bahwa

hadirin atau jenis pembaca juga mempengaruhi gaya yang dipergunakan

seorang pengarang.38

7) Berdasarkan Tujuan, artinya gaya ini memperoleh nama dari maksud

yang ingin disampaikan oleh pengarang, dimana pengarang ingin

mencurahkan gejolak emotifnya. Ada gaya sentimental, gaya sarkatik,

gaya diplomatis, gaya agung, ada pula gaya humor.39

33 Gorys Keraf, loc. cit.

34

Ibid., h. 116.

35

Ibid.

36

Ibid.

37

Ibid.

38

Ibid.

39

Ibid.

Page 37: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

24

b. Segi Bahasa

Dilihat dari sudut bahasa atau unsur-unsur bahasa yang digunakan,

maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa

yang dipergunakan, sebagai berikut.

1) Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata40

Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana

yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta

tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa

dalam masyarakat. Dapat dikatakan, gaya bahasa mempersoalkan ketepatan

dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.

Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapat dibedakan menjadi tiga

jenis gaya bahasa. Pertama, gaya bahasa resmi, yaitu gaya dalam bentuknya

yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan

resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan

mempergunakannya dengan baik dan terpelihara.41

Kedua, gaya bahasa tak

resmi, biasanya gaya bahasa ini dipergunakan dalam karya-karya tulis,

buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik,

dalam perkuliahan, editorial, kolumnis, dan sebagainya. Singkatnya, gaya

bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum

pelajar.42

Ketiga, gaya bahasa percakapan, yaitu gaya bahasa dalam

percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata

percakapan. Namun, di sini harus ditambahkan segi-segi morfologis dan

sintaksis yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan.

Biasanya segi-segi sintaksis tidak terlalu diperhatikan, demikian pula segi-

segi morfologis yang biasa diabaikan sering dihilangkan.43

40 Ibid., h. 117.

41

Ibid.

42

Ibid., h. 118.

43

Ibid., h. 120.

Page 38: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

25

2) Gaya Bahasa Berdasarkan Nada

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang

dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana.

Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau diikuti dengan sugesti suara

pembicara, bila sajian yang dihadapi adalah bahasa lisan.44

Nada pertama-tama lahir dari sugesti yang dipancarkan oleh

rangkaian kata-kata. Sementara itu, rangkaian kata-kata tunduk pada kaidah-

kaidah sintaksis yang berlaku, maka nada, pilihan kata, dan struktur kalimat

sebenarnya berjalan sejajar, dimana yang satu akan mempengaruhi yang

lain.

Berdasarkan nada, gaya bahasa terbagi tiga, yaitu gaya sederhana,

gaya mulia dan bertenaga, dan gaya menengah. Akan tetapi, dalam hal ini

hanya dijelaskan mengenai gaya mulia dan bertenaga. Hal ini karena di

dalam analisis puisi Ibu karya Gus Mus dan lirik lagu Keramat karya Bang

Haji, berdasarkan nadanya penulis menemukan adanya persamaan, yaitu

sama-sama menggunakan gaya mulia dan bertenaga. Sesuai dengan

namanya, gaya mulia dan bertenaga ini penuh dengan vitalitas dan energi,

dan biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Menggerakkan

sesuatu tidak saja dengan mempergunakan tenaga dan vitalitas pembicara,

tetapi juga dapat mempergunakan nada keagungan dan kemulian. Nada

yang agung dan mulia akan sanggup pula menggerakkan emosi setiap

pendengar.45

3) Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan

gaya bahasa. Ada kalimat yang periodik, bila bagian yang terpenting atau

gagasan yang mendapat penekanan ditempatkan pada akhir kalimat. Ada

kalimat yang kendur, yaitu bila bagian kalimat yang mendapat penekanan

ditempatkan pada awal kalimat. Jenis ketiga adalah kalimat berimbang,

44 Ibid., h. 121.

45

Ibid., h. 122.

Page 39: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

26

yaitu kalimat yang mengandung dua bagian kalimat atau lebih yang

kedudukannya sama tinggi atau sederajat.46

Berdasarkan ketiga macam

struktur kalimat yang telah disebutkan, maka dapat diperoleh gaya-gaya

bahasa, seperti klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi.

Di dalam gaya bahasa berdasarkan struktur kalimatnya penulis

hanya menjelaskan gaya bahasa repetisi. Hal ini karena di dalam analisis

puisi Ibu karya Gus Mus dan lirik lagu Keramat karya Bang Haji,

berdasarkan struktur kalimatnya, penulis menemukan adanya persamaan,

yaitu sama-sama menggunakan gaya bahasa repetisi. Pengertian gaya

bahasa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat

yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang

sesuai. 47

4) Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya

makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna

denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu

masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos.

Akan tetapi, bila sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif

atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu

dianggap sudah memiliki gaya sebagai yang dimaksud di sini.48

Gaya bahasa dalam uraian ini dibagi atas dua kelompok. Pertama,

gaya bahasa retoris, yaitu semata-mata merupakan penyimpangan dari

konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Gaya bahasa retoris meliputi,

aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof, asindeton,

polisindeton, kiasmus, elipsis, eufimismus, litotes, histeron proteron,

pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, erotesis atau

46 Ibid., h. 124.

47

Ibid., h. 127.

48

Ibid., h. 129.

Page 40: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

27

pernyataan retoris, silepsis dan zeugma, koreksi atau epanortosis, hiperbol,

paradoks, dan oksimoron. Kedua, gaya bahasa kiasan yang merupakan

penyimpangan lebih jauh, khususnya dalam bidang makna. Gaya bahasa

kiasan meliputi, persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, fabel,

personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke,

metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo,

antifrasis, dan pun atau paronomasia.

Pembahasan mengenai gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya

makna, baik yang meliputi gaya bahasa retoris maupun yang meliputi gaya

bahasa kiasan, penulis hanya menjelaskan jenis gaya bahasa simile atau

persamaan dan gaya bahasa ironi. Hal ini karena di dalam analisis puisi Ibu

karya Gus Mus dan lirik lagu Keramat karya Bang Haji, penulis

menemukan adanya perbedaan, yaitu Gus Mus lebih cenderung banyak

menggunakan gaya bahasa simile, sementara Bang Haji cenderung banyak

menggunakan gaya bahasa ironi.

Gaya bahasa persamaan atau Simile adalah gaya bahasa

perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu

sama dengan yang lain. Oleh karena itu, ia memerlukan upaya yang secara

eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai,

bagaikan, laksana, dan sebagainya.49

Sedangkan gaya bahasa ironi atau

sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna

atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-

katanya.50

Ironi merupakan suatu upaya literer yang efektif karena ia

menyampaikan impresi yang mengandung pengekangan yang besar. Entah

dengan sengaja atau tidak, rangkaian kata-kata yang dipergunakan itu

mengingkari maksud yang sebenarnya. Oleh sebab itu, ironi akan berhasil

jika pendengar juga sadar akan maksud yang disembunyikan di balik

rangkaian kata-katanya.

49 Ibid. h. 138.

50

Ibid., h. 143.

Page 41: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

28

B. Puisi

1. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu genre sastra. Banyak ahli yang masih

memperdebatkan apa itu puisi. Begitu banyak definisi yang menjelaskan

tentang puisi, namun masih ada sebagian orang yang merasa tidak puas

dengan definisi yang telah diberikan.

Secara mendasar, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi

diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra,

rima, serta penyusunan larik dan baik; gubahan dalam bahasa yang

bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam

kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus

lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.51

Kosasih berpandangan,

puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan

kaya akan makna, di mana keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,

majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.52

Lebih

lanjut, Kosasih menambahkan bahwa kekayaan makna yang terkandung

dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa, di mana

bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-

hari, yaitu menggunakan bahasa yang diringkas, namun maknanya sangat

kaya.53

Sementara itu, Waluyo mengemukakan bahwa puisi adalah bentuk

karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara

imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa

dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.54

Definisi-

definisi yang sudah disebutkan tidaklah salah. Akan tetapi, Wahyudi

Siswanto dalam bukunya Pengantar Teori Sastra mengingatkan, hakikat

51 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1112.

52

E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h.

97.

53

Ibid.

54

Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 25.

Page 42: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

29

puisi harus ditinjau dari segi pengarang dan pembaca. Artinya, puisi

merupakan karya yang dimaksudkan oleh pengarang sebagai puisi dan

diterima dengan sama oleh pembaca.55

Sedangkan Goenawan Muhamad

(GM), penyair besar Indonesia, memiliki pandangan tersendiri mengenai

hakikat puisi. Goenawan berpendapat bahwa puisi bukanlah rangkaian kata-

kata elok, bukan rumusan-rumusan petuah dan kearifan. Puisi adalah

persentuhan antara kita dan dunia luar, antara kita dan kegaiban yang besar,

antara kita dan kita—sebuah kotak yang, dalam kata-kata seorang penyair,

―sederhana, seperti nyanyi‖.56

Sejalan dengan yang dikemukakan Goenawan

Muhamad, dalam buku The Norton Reader An Anthology of Expository

prose dikatakan bahwa the work of the poet comes to meet the spiritual need

of the society in which he live, and for this reason his work means more to

him than his personal fate, whether he is a aware of this or not,57

artinya,

bahwa karya penyair datang untuk memenuhi kebutuhan spiritual dari

masyarakat di mana ia hidup, dan untuk alasan ini karyanya berarti lebih

baginya daripada nasib pribadinya, apakah ia menyadari hal ini atau tidak.

Berdasarkan definisi yang sudah disebutkan dari beberapa ahli, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan puisi adalah ragam sastra berupa

luapan jiwa yang tersusun secara baik dengan bahasa yang terikat oleh

irama, matra, rima, penyusunan larik dan bait yang memberikan keindahan

serta di dalamnya mengungkapkan perasaan penyair dengan tetap

berkonsentrasi pada struktur fisik dan struktur batinnya.

2. Struktur Puisi

Keberadaan suatu karya sastra merupakan hasil cipta dari beberapa

struktur. Struktur tersebut menjadi pembangun yang penting sebagai

55 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 108.

56

Abdul Rozak Zaidan, Goenawan Muhamad, Berpuisi dengan Ironi, (Jakarta:

Bukupop, 2009), h. 26.

57

Arthur M. Eastman (ed), The Norton Reader An Anthology of Expository

prose, (London: W. W. Norton & Company, 1984), h. 596.

Page 43: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

30

pondasi kuat penyangga karya sastra. Begitu pula dalam puisi, tentunya

terdiri dari beberapa struktur yang membangunnya. Waluyo membagi

struktur puisi ke dalam dua macam, yaitu struktur fisik dan struktur batin.

Sejalan dengan pernyataan Waluyo, Aswinarko dan Ahmad Bahtiar

mengatakan, bahwa struktur fisik secara tradisional disebut elemen bahasa,

sedangkan struktur batin secara tradisional disebut makna puisi.58

Bentuk

fisik puisi mencakup penampilannya di atas kertas dalam bentuk nada dan

larik puisi, termasuk ke dalamnya perwajahan puisi (tipografi), diksi,

pengimajian, kata konkret, majas atau bahasa figuratif, dan versifikasi.

Sementara yang mencakup struktur batin adalah tema, perasaan, nada dan

suasana, serta amanat.

Berikut ini penjelasan mengenai struktur fisik dan batin puisi yang

dikemukakan Waluyo, dan nantinya dijadikan rujukan penulis dalam

menganalisis karya yang akan diteliti.

a) Perwajahan (tipografi)

Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait dalam

puisi. Siswanto juga menjelaskan bahwa pada puisi konvensional, kata-

kata yang digunakan diatur dalam deret yang disebut larik atau baris, di

mana larik atau baris dalam puisi tidak selalu dimulai dengan huruf

kapital dan diakhiri tanda titik.59

Lebih lanjut, Waluyo menjelaskan

bahwa tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan

prosa maupun drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet

yang disebut paragraf, namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula

dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan

dari halaman yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan. Ciri-ciri

demikian menunjukkan eksistensi sebuah puisi.60

Berdasarkan hal

58 Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi Teori dan Praktik, (Jakarta: Unindra

Press, 2013), h. 49.

59

Siswanto, op. cit., h. 113.

60

Waluyo, op. cit., h. 97.

Page 44: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

31

tersebut, dapat dipahami bahwa pengaturan tipografi dalam puisi sangat

berpengaruh terhadap pemaknaan puisi.

b) Versifikasi

Versifikasi dalam puisi terdiri atas rima, ritma, dan metrum. Rima

adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas

atau orkestrasi. Melalui pengulangan bunyi, puisi menjadi merdu jika

dibaca. Penyair juga mempertimbangkan lambang-lambang bunyi agar

pemilihan bunyi-bunyi tersebut mendukung perasaan dan suasana

puisi.61

Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan

dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Slamet Muljana

dalam Waluyo menyatakan bahwa ritma merupakan pertentangan bunyi:

tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemah, yang mengalun dengan

teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan.62

Ritma

puisi berbeda dari metrum (matra), di mana metrum berupa pengulangan

tekanan kata yang tetap, dan sifatnya statis.

c) Diksi

Siswanto menyatakan bahwa diksi adalah pemilihan kata-kata yang

dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Lebih lanjut ia menyatakan

bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang dengan sedikit kata-kata

dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat

mungkin. Sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Siswanto,

Waluyo juga menyatakan bahwa penyair tidak hanya cermat dalam

memilih kata-kata, sebab kata-kata yang tulis harus dipertimbangkan

maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu

di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan

puisi itu.63

Oleh karena itu, di samping memilih kata yang tepat, penyair

61 Waluyo, op. cit., h. 90.

62

Ibid., h. 94.

63

Ibid., h. 72.

Page 45: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

32

juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis

dari kata-kata tersebut.

Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata yang

berlambang. Kata berkonotasi adalah kata yang bermakna tidak

sebenarnya. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai kiasan atau

perbandingan. Sementara itu, kata berlambang adalah suatu gambar,

tanda, atau kata yang menyatakan maksud tertentu. Penggunaan kata

berlambang berfungsi untuk menambah keestetikaan puisi.

Pemilahan kata juga berhubungan erat dengan latar belakang penyair.

Semakin luas wawasan penyair, semakin kaya dan berbobot kata-kata

yang digunakannya. Kata dalam puisi tidak hanya sekedar kata-kata

yang dihafalkan, tetapi sudah mengandung pandangan penyair.

Di dalam puisi sering sekali terdapat penyimpangan-penyimpangan.

Geoffry dalam Siswanto menyebutkan ada sembilan jenis penyimpangan

yang sering dijumpai dalam puisi, yaitu (1) penyimpangan leksikal, (2)

penyimpangan semantis, (3) penyimpangan fonologis, (4)

penyimpangan morfologis, (5) penyimpangan sintaksis, (6) penggunaan

dialek, (7) penggunaan register, (8) penyimpangan historis, dan (9)

penyimpangan grafologis.64

d) Kata Konkret dan Kata Abstrak

Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra.65

Suatu kata harus diperkonkret untuk membangkitkan imaji (daya

bayang) pembaca. maksudnya adalah, bahwa kata-kata itu dapat

menyaran kepada arti yang menyeluruh. Sama halnya dengan

pengimajian, kata yang diperkonkret erat hubungannya dengan

penggunaan kiasan atau lambang. Jika penyair mahir memperkonkret

kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa

apa yang dilukiskan oleh penyair, sehingga pembaca terlibat penuh

64 Siswanto, op. cit., h. 116.

65

Ibid., h. 119.

Page 46: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

33

secara batin ke dalam puisinya. Sementara itu, kata abstrak adalah

berupa gambar, tanda, atau kata yang menyatakan maksud tertentu,

sehingga kata abstrak lebih berfungsi untuk menambah keestetikaan

puisi.

e) Imaji atau Pencitraan

Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman inderawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

Waluyo menyatakan, bahwa pengimajian dapat dibatasi dengan

pengertian kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.66

f) Bahasa figuratif (majas)

Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura

sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi

menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan

makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk

mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak

langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias

atau makna lambang. Pembahasan mengenai bahasa figuratif sudah

dijelaskan secara lebih mendalam di bagian awal bab ini. Hal tersebut

dikarenakan penelitian utama ini menganalisis tentang gaya bahasa,

sehingga analisis bahasa figuratif (majas) tidak ada di bagian struktur

fisik dari karya yang dianalisis, melainkan di bagian analisis utama.

Setelah dijabarkan mengenai struktur fisik puisi, berikut ini penulis

akan menjabarkan mengenai struktur batin yang membangun puisi, di mana

menurut Waluyo struktur batin puisi adalah hakikat puisi itu sendiri.

66 Waluyo, op. cit., h.78.

Page 47: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

34

a) Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan

oleh penyair.67

Sementara itu, dalam buku The Norton Introduction to

Literature dikatakan, bahwa some refer to the central idea, the thesis, or

even the message of the story, and that is roughly what we mean by

theme,68

artinya, bahwa beberapa tema mengacu pada ide sentral, tesis,

atau bahkan pesan dari cerita. Dapat dikatakan, bahwa pokok pikiran

atau pokok persoalan begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,

sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Melalui latar

belakang yang sama, penafsir-penafsir puisi akan memberikan tafsiran

tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tema yang bersifat lugas,

obyektif, dan khusus. Tema puisi harus dihubungkan dengan

penyairnya, serta dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh

karena itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi obyektif (bagi semua

penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).

b) Rasa

Rasa dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan

yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa berkaitan

dengan latar belakang sosial dan psikologis penyair, seperti latar

belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan

dalam masyaraakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta

pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam

menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair

memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi itu saja, tetapi

lebih bergantung kepada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan

67 Ibid., h. 106.

68 Peter Simon (ed), The Norton Introduction to Literature, (London: W. W. Norton &

Company, 2002), h. 214.

Page 48: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

35

kepribadiaan yang berbentuk oleh latar belakang sosiologis dan

psikologisnya.69

c) Nada

Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga

berhubungan dengan tema dan rasa. Ada penyair ketika menyampaikan

tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca

untuk memecah masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada

pembaca, ada juga dengan nada sombong atau menganggap rendah dan

bodoh pembaca.70

d) Amanat (pesan)

Amanat yang hendak sampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah

memahami tema, rasa, dan nada dari puisi itu sendiri. Tujuan atau

amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan

puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga

berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak

disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran

penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang

diberikan.71

3. Jenis-jenis puisi

Melengkapi pengertian tentang puisi, perlu kiranya dibahas juga

mengenai jenis-jenis puisi. Dalam hal ini penulis merujuk kepada pendapat

yang dikemukakan Waluyo mengenai pembagian puisi.

a) Puisi Naratif, Lirik, dan Deskriptif

Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Ada

puisi naratif sederhana, sugestif, dan ada yang kompleks. Puisi-puisi naratif

misalnya, epik, romansa, balada, dan syair (berisi cerita). Sementara dalam

puisi lirik, penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia

69 Siswanto., op.cit, h. 125.

70

Ibid.

71

Waluyo., op.cit, h. 130.

Page 49: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

36

tidak bercerita. Contoh puisi ini adalah elegi, ode, dan serenada. Sedangkan

dalam puisi deskriptif, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap

keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik

perhatiaan penyair, misalnya puisi satire, kritik sosial, dan puisi-puisi

impresionistik.

b) Puisi Kamar dan Puisi Auditorium

Istilah puisi kamar dan puisi auditorium dapat dijumpai dalam

kumpulan puisi Hukla karya Leon Agusta. Puisi-puisi auditorium disebut

juga Puisi Hukla (puisi yang mementingkan suara atau serangkaian suara).

Puisi kamar adalah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu

sampai dua orang pendengar saja di dalam kamar. Sementara itu, puisi

auditorium adalah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium atau di

mimbar yang jumlah pendengarnya dapat ratusan orang.

c) Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisik

Puisi fisikal bersifat realistis, menggambarkan kenyataan apa

adanya. Artinya, bahwa yang dilukiskan adalah kenyataan, bukan gagasan.

Sementara itu, puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal

yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Sedangkan puisi metafisikal adalah

puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan

dan merenungkan tuhan.

d) Puisi Subyektif dan Puisi Obyektif

Puisi subyektif disebut juga puisi personal, yakni puisi yang

mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair

sendiri. Sedangkan puisi obyektif berarti puisi yang mengungkapkan hal-hal

di luar diri penyair itu sendiri.

e) Puisi Konkret

Puisi konkret adalah puisi yang bersifat visual, dan dapat dihayati

keindahan bentuk dari sudut penglihatan (poems for the eye).

Page 50: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

37

f) Puisi Diafran, Gelap, dan Prismatis

Puisi diafran atau puisi polos adalah puisi yang kurang dalam

menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figuratif, sehingga

puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi yang demikian akan sangat

mudah dihayati maknanya. Sedangkan, jika puisi terlalu banyak majas,

maka puisi itu menjadi gelap dan sukar ditafsirkan. Sementara itu, dalam

puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan

majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa, sehingga

pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak

terlalu gelap.

g) Puisi Parnasian dan Puisi Inspiratif

Puisi parnasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau

pengetahuan, dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam

jiwa penyair. Sedangkan puisi inspiratif diciptakan berdasaran mood atau

passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak

dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat ke dalam puisi itu.

h) Stansa

Stansa artinya puisi yang terdiri atas 8 baris. Stansa berbeda dengan

okaf, karena oktaf dapat terdiri atas 16 atau 24 baris. Aturan pembarisan

dalam oktaf adalah 8 baris untuk tiap bait, sedangkan dalam stansa seluruh

puisi itu hanya terdiri atas 8 baris.

i) Puisi Demonstrasi dan Pamflet

Puisi demonstrasi adalah puisi yag melukiskan perasaan kelompok,

bukan perasaan individu. Puisi demonstrasi adalah endapan dari pengalaman

fisik, mental, dan emosional para penyair. Gaya paradoks dan ironi banyak

dijumpai dalam puisi ini. Sedangkan puisi pamflet juga mengungkapkan

protes sosial. Disebut puisi pamflet karena bahasanya adalah bahasa

pamflet. Kata-katanya mengungkapkan rasa tidak puas kepada keadaan.

Page 51: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

38

j) Alegori

Puisi alegori adalah puisi yang sering mengungkapkaan cerita yang

isinya dimaksudkan untuk memberikan nasihat tentang budi pekerti dan

agama.

C. Musik dan Lirik Lagu

1. Pengertian Musik

Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan

manusia.72

Berbicara mengenai musik, maka berbicara tentang seni, sebab

musik merupakan bagian dari seni. Indonesia kaya akan beraneka ragam

kesenian, hal tersebut merupakan sebuah gambaran bahwa sejak zaman

dahulu masyarakat Indonesia telah mengerti akan kesenian. Bahkan mereka

memfungsikan suatu kesenian khususnya seni musik untuk kepentingan

dalam kehidupan sehari-hari, baik itu sebagai ritual keagamaan, pendidikan,

atau hanya sebagai hiburan semata.

Rhoma Irama lewat lagunya yang berjudul Seni mengatakan, bahwa

―seni adalah bahasa, pemersatu alat bangsa, seni indah, mulia, suci, murni,

tiada dosa‖. Selanjutnya, Dieter Mack dalam Teguh menyatakan, bahwa

hakikat kesenian adalah ekspresi manusia.73

Sementara itu, Nanang dan

Sugeng memiliki pandangan:

Seni sebagai salah satu unsur dari budaya merupakan salah satu

sistem nilai yang dijadikan oleh manusia untuk berproses dalam

memanusiakan manusia. Manusia melalui tahapan atau fase

perkembangannya mengalami proses penerimaan informasi dari

lingkungannya baik itu disengaja maupun tidak informasi dimaksud

akan terekam dalam memori (laci-laci), selanjutnya dari pengalaman

tersebut akan membentuk suatu konsep atau sewaktu-waktu secara

sadar dan terencana dapat dikoordinasikan dan diungkapkan melalui

simbol-simbol.74

72 Djohan, Respons Emosi Musikal, (Bandung: CV. Lubuk Agung, 2010), h. 1.

73

Teguh Esha., dkk, Ismail Marzuki: musik, tanah air, dan cinta, (Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia, 2005), h. XX.

74

Nanang Supriatna dan Sugeng Syukur, Pendidikan Seni Musik, (Bandung, UPI Press,

2006), h. 1.

Page 52: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

39

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa seni tidak terlepas dari

manusia. Hal tersebut karena tanpa adanya unsur manusia, maka seni tidak

akan tercipta. Begitupun ketika seni diciptakan, maka yang menikmati seni

tersebut adalah manusia. Dari sinilah manusia memiliki nilai atau selera

masing-masing dalam memandang suatu kesenian.

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang

sangat banyak dengan berbagai macam suku dan budaya. Nanang dan

Sugeng berpendapat, bahwa banyaknya jenis musik yang ada ditentukan

oleh jumlah suku bangsa Indonesia yang cukup banyak.75

Dapat dikatakan,

bahwa berbagai macam suku dan budaya yang ada di Indonesia turut

mempengaruhi pertumbuhan musik di Indonesia. Mulai dari musik yang

sederhana, musik tradisional, hingga musik yang tergolong modern. Salah

satu yang tergolong musik modern di sini adalah musik dangdut yang

merupakan salah satu jenis musik asli Indonesia.

Pada awal paragraf sempat disinggung bahwa musik merupakan

bagian dari seni. Oleh karena itu, sebagaimana halnya dengan karya seni

lain musik memiliki sifat menghibur, meskipun tidak semua musik dapat

dikatakan memiliki sifat menghibur, seperti musik-musik yang digunakan

dalam upacara adat atau keagamaan. Selalu terkandung nilai lebih yang ada

di dalam pemaknaan secara tersirat yang terkandung pada musik. Dapat

dipahami bahwa musik bukan hanya sekedar nada dan irama yang enak

untuk didengar, tetapi dapat dilihat latar belakang sejarah terciptanya musik,

karena dengan melihat latar belakang sejarah terciptanya musik, akan lebih

dipahami seluruh substansi yang terkandung di dalam latar musik tersebut.

Akan tetapi, meskipun ada hal yang lebih kompleks dari pemahaman

seseorang terhadap musik, tetap saja kesan yang paling pertama muncul

ketika seseorang mendengarkan musik adalah sebagai media untuk hiburan.

Padahal, musik bukan hanya masalah auditif yang didengarkan melalui

75 Ibid., h. 13.

Page 53: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

40

kedua belah telinga, tetapi menyangkut banyak aspek yang jauh lebih

mendasar dan mendalam.76

Rhoma Irama dalam lagunya yang berjudul Musik mengatakan

―dengan adanya musik dunia ramai jadi berisik, tapi kalau tak ada musik,

dunia sepi kurang asik‖. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami

bahwa musik merupakan bunyi yang dapat diterima oleh individu, meskipun

musik membuat kehidupan menjadi hingar-bingar, tetapi akan sangat terasa

sepi jika dunia tanpa alunan-alunan musik. Jika dicermati lagi, belum

pernah ada kasus orang jatuh sakit, terluka (harfiah) atau meninggal karena

mendengarkan musik. Kecuali jika ada kasus bunuh diri karena

mendengarkan sebuah lagu, secara psikologis tentu saja banyak alasan yang

melatarbelakangi, bukan semata-mata karena musik. Musik bisa dianggap

berbahaya ketika ada nilai atau ide dipenetrasikan ke dalam struktur lagu.

Individu atau kelompok sosial memasukkan nilai atau ide lewat musikalisasi

kata-kata (puisi).77

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa musik

tidak pernah mengancam eksistensi manusia. Justru yang dianggap

mengancam adalah kata-kata yang terdapat dalam syair atau lirik sebuah

lagu. Artinya, syair atau lirik memainkan peran sentral dalam komposisi

lagu. Selain itu, gaya (style) dapat memunculkan strukturalisasi dalam

musik.

Pernyataan cukup menarik dilontarkan Alexander Pope yang

mengatakan:

Musik menyerupai sastra; dalam setiap perilakunya banyak bergaya

Scotlandia. Artinya, musik tidak hanya diracik secara alamiah oleh

semesta raya, tetapi juga dikonstruksi manusia dengan meniru suara-

suara alam. Tiruan itu menimbulkan karakter akibat tipologi

geografis dan kultur masyarakat. karakter berbeda-beda ini

kemudian mampu menghadirkan nuansa nan khas ketika musik

76 Djohan, op. cit., h. 7.

77

Utan Parlindungan S., Musik dan Politik: Genjer – Genjer, Kuasa dan Kontestasi

Makna, (Yogyakarta: Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, 2007), h. 153.

Page 54: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

41

diciptakan. Nuansa itulah yang kemudian memberi warna (colour),

gaya (style), atau aliran (genre). Kemudian suara-suara itu

diejawantahkan menjadi nada-nada yang harmonis dan

dikombinasikan dengan kata-kata (syair) yang mengandung makna.

Kata-kata inilah yang dimaksudkan musik menyerupai sastra.78

2. Pengertian Lirik Lagu

Berbicara tentang musik, maka di dalamnya akan terdapat istilah

lagu yang merupakan bagian dari musik. Meskipun tidak semua musik di

dalamnya terdapat lirik lagu, seperti musik intrumen. Akan tetapi, tidak

sedikit juga musik yang di dalamnya terdapat lirik lagu. Di dalam lagu

terdapat lirik yang merupakan salah satu bagian di dalam sebuah lagu yang

fungsinya untuk mengungkapkan perasaan si pencipta. Meskipun hanya

dengan suara musik sudah bisa mengungkapkan perasaan si pencipta, peran

lirik pada sebuah lagu tetap sangat penting.

Lirik dapat juga diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, karena itu

ia disusun dalam susunan yang sederhana dan mengungkapkan sesuatu yang

sederhana pula. Ragam bahasa lagu atau lirik lagu termasuk dalam kategori

ragam bahasa tidak resmi atau disebut juga ragam non formal atau tidak

baku. Ragam bahasa ini merupakan ragam santai dan akrab. Di dalam

penulisan lagu, seorang pencipta lagu tidak terlalu mempersoalkan tentang

kebakuan bahasa yang dipakainya. Pemakaian bahasa yang ditulis bersifat

longgar seperti bahasa yang digunakan dalam situasi santai namun tentu

tidak terlepas dari proses kreatif, seleksi kata dan bahasa.

Utan Parlindungan menyatakan, bahwa makna yang dominan dalam

sebuah lirik lagu akan sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya

dan dengan cara seperti apa ia digunakan. Lebih lanjut ia menegaskan

bahwa kunci pokok dalam proses tersebut adalah infusi bahasa ke dalam

musik lewat apa yang dikenal sebagai lirik.79

Berdasarkan hal tersebut,

seorang pencipta ketika membuat lirik lagu harus bisa menimbulkan efek

78 Ibid., h. 35.

79

Ibid., h. xvii.

Page 55: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

42

keindahan serta harmonisasi yang tepat dengan aransemen musik, sehingga

lirik tersebut mampu memberikan kenikmatan tersendiri, terutama bagi

pendengarnya. Kenikmatan suatu lirik akan terlihat ketika pendengarnya

ikut terbawa suasana yang diciptakan oleh pencipta lagu. Berdasarkan hal

tersebut, dapat dilihat hegemoni yang nyata dari sebuah musik, bahwa tanpa

disadari atau tidak musik berpengaruh dan dapat membuat seseorang

tenang, agresif, gembira, mengingat suatu hal atau kejadian, serta dapat pula

membuat sedih bahkan menangis.80

Pengaruh musik sangat bergantung sekali pada fungsi (ragam)

bahasa dan panca indera (khususnya fungsi telinga dan fungsi otak kanan

manusia). Selain itu, lingkungan tempat dan asal bunyi didengarkan dan

diekspresikan dapat membentuk karakter suara musik tertentu. Kecocokan

lagu dengan suasana hati dapat meningkatkan emosi, dan pada gilirannya

akan memberikan pengaruh-pengaruh tertentu.81

Menimbulkan efek

keindahan lirik lagu tidaklah mudah. Sebab, keindahan bukan hanya terlihat

dari efek yang ditimbulkan lagu kepada pendengarnya saja. Akan tetapi,

suatu keindahan juga dituntut dari bahasa pada lirik lagu sendiri. Hal

tersebut membuat seorang pencipta lagu harus cermat dalam memilih kata

yang tepat, memiliki keselarasan nada maupun irama, serta memperhatikan

nilai rasa. Dari sinilah akan terlihat ciri-ciri khusus pada lirik lagu yang

membedakan antara pencipta yang satu dengan pencipta yang lain.

Seorang pencipta lagu dalam menulis lirik lagu mementingkan

faktor linguistik untuk mewujudkan hasil karyanya, di antaranya pilhan kata

dan gaya bahasa. Faktor diksi (pilihan kata) dalam lirik lagu merupakan

faktor penting, karena pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan musik

merupakan daya tarik dari suatu lagu. Demikian juga dengan gaya bahasa,

merupakan faktor yang membentuk suatu keindahan lagu. Sehubungan

dengan pemilihan kata, kesesuaian kata meliputi bentuk dan arti. Bentuk

80 Ibid., h. 155.

81

Ibid., h. 21.

Page 56: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

43

merupakan wujud ujaran yang diucapkan manusia, sedangkan arti mengacu

pada pesan yang ingin disampaikan. Arti memiliki tipe-tipe sesuai dengan

kedudukan pemakai bahasa dalam suatu kalimat. Pemilihan kata yang tepat,

suatu karya akan memberi kesan kepada para pembaca atau pendengar.

D. Hakikat Pembelajaran Sastra

1. Kurikulum dan Pembelajaran

Sebelum dibahas mengenai hakikat pembelajaran sastra, perlu

kiranya dipahami terlebih dahulu mengenai kurikulum dan pembelajaran, di

mana keduanya tercakup di dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan

menjadi satu-satunya jendela yang mampu mendidik bangsa menuju

kemajuan, baik dalam hal intelektualitas, moralitas, maupun ilmiah.82

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Sementara itu, pembelajaran

merupakan bagian dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik dan tepat

akan mewujudkan cita-cita pendidikan yang luhur sebagaimana yang

tertuang dalam Bab II, pasal 3 UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.83

82 Mukhlis PaEni (ed), Sejarah Kebudayaan Indonesia: Bahasa, Sastra, dan Aksara,

(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), h. 257.

83

A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 141.

Page 57: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

44

Di dalam pendidikan, selain ada proses pembelajaran tentunya

terdapat kurikulum. Sebagaimana diungkapkan Wina Sanjaya di dalam buku

Kurikulum dan Pembelajaran adalah sebagai berikut.

Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak

terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan

tujuan pendidikan; serta isi yang harus dipelajari; sedangkan

pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan

mengajar antara guru dan siswa. Dengan demikian, tanpa kurikulum

sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau penagajaran tidak

akan efektif; demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran

sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan

memiliki arti apa-apa.84

Berdasarkan penjelasan pada paragraf sebelumnya, dapat dikatakan

bahwa kurikulum merupakan pedoman dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, sebagai sebuah pedoman, kurikulum ideal memegang peran yang

sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dapat dilakukan oleh

guru dan siswa. Sebab, melalui pedoman tersebut guru minimal dapat

menentukan hal-hal sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh

siswa. Dapat dibayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai

rambu-rambu, maka guru akan kesulitan menetukan dan

merencanakan program pembelajaran;

2. Menentukan isi atau materi pembelajaran yang harus dikuasai

untuk mencapai tujuan atau penguasaan kompetensi;

3. Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai

upaya pencapaian tujuan.

4. Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi.85

2. Hakikat Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang mencoba untuk

mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra, dan proses

84 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

cet ke-4, 2008), kata pengantar.

85

Ibid., h. 22.

Page 58: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

45

kreatif sastra. Kompetensi apresiasi yang diasah dalam pendidikan ini

adalah kemampuan menikmati dan menghargai karya sastra. Melalui

pendidikan semacam ini, peserta didik diajak untuk langsung membaca,

memahami, menganalisis, dan menikmati karya sastra secara langsung.

Mereka berkenalan dengan sastra tidak melalui hapalan nama-nama judul

karya sastra atau sinopsisnya saja, tetapi langsung berhadapan dengan karya

sastranya.86

Dapat dikatakan, melalui pendidikan sastra, peserta didik tidak

hanya diajak untuk memahami dan menganalisis berdasarkan bukti nyata

yang ada di dalam karya sastra dan kenyataan yang ada di luar sastra, tetapi

juga diajak untuk mengembangkan sikap positif terhadap karya sastra.

Pendidikan semacam ini akan membiasakan diri peserta didik untuk berpikir

kritis, terbuka, dan bersikap jujur.

Masalah yang muncul saat ini adalah kurangnya minat baca di

sekolah membuat karya-karya sastra kurang diminati oleh siswa. Hal

tersebut dapat dilihat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sedikit sekali

pembahasan mengenai sastra dibahas. Akibatnya, banyak siswa yang tidak

mengerti tentang sastra. Dari situlah muncul pandangan bahwa karya sastra

dianggap tidak bermanfaat. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka sastra

sudah tidak bisa lagi digunakan sebagai bahan untuk memahami masalah-

masalah yang terjadi di dunia. Akan tetapi, Rahmanto memiliki pandangan,

jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran

sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan

masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam

masyarakat.87

Masalah lain yang terjadi dalam pendidikan adalah bagaimana

pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk

pendidikan secara utuh. Berdasarkan hal tersebut, Rahmanto memiliki

pandangan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara

86 Siswanto, op. cit., h. 168.

87

B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kasinius, 2000), h. 15.

Page 59: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

46

utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,

mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.88

Selain itu, salah satu unsur yang terdapat dalam sebuah karya sastra adalah

penggunaan gaya bahasanya. Penggunaan gaya bahasa juga turut

memperkaya kosakata siswa. Hal tersebut sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Tarigan dalam buku Pengajaran Gaya Bahasa adalah

sebagai berikut.

Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan

timbal balik. Kian kaya kosakata seseorang, kian beragam pulalah

gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan pemakaian gaya bahasa

jelas turut memperkaya kosakata pemakainya. Itulah sebabnya maka

dalam pengajaran bahasa, pengajaran gaya bahasa merupakan suatu

teknik penting untuk mengembangkan kosakata para siswa.89

Berdasarkan pendapat di atas, betapa pentingnya pengajaran sastra di

sekolah. Selain mencakup empat manfaat yang telah diungkapkan oleh

Rahmanto, pembelajaran sastra juga dapat memperkaya kosakata siswa.

E. Penelitian Relevan

Menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada skripsi ini

dengan skripsi lain, penulis menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan

atau memiliki kesamaan. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan menjadi

acuan penulis untuk tidak mengangkat metodologi yang sama, sehingga

diharapkan kajian ini tidak terkesan plagiat dari kajian yang telah ada.

Berdasarkan hasil penelusuran, penulis menemukan adanya skripsi

yang membahas tentang lirik lagu Rhoma Irama, yaitu Analisis Nilai-Nilai

Pendidikan dalam Syair Lagu-Lagu H. Rhoma Irama oleh Lulu Ria Sari

(2815001926), Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Jakarta (2007). Skripsi tersebut membahas tentang nilai-nilai

pendidikan, seperti logika, etika, estetika, dan religi yang terkandung dalam

88 Ibid., h. 16.

89

Tarigan, op. cit., h. 5.

Page 60: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

47

syair lagu-lagu Rhoma Irama. Skripsi lain yang membahas Rhoma Irama,

yaitu The Voice of Moslem: Dangdut Dakwah Rhoma Irama Bersama

Soneta 1972-2000 oleh Sulaiman Yudha Harahap (NPM: 070404044Y),

program studi Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Indonesia (2010). Skripsi tersebut membahas tentang perjalanan dangdut

dakwah Rhoma Irama bersama Soneta pada kurun waktu 1972-2000. Selain

memaparkan sejarah dan hibridasi musik melayu, penelitian ini juga

menunjukkan bagaimana dangdut dakwah Rhoma Irama bersama Soneta

dapat bertahan dan sukses di industri musik nasional, bahkan menjadi salah

satu ikon musik populer Indonesia. Penelitian tersebut juga mengutarakan

bahwa kekuatan dakwah dalam dangdut Rhoma Irama terletak pada lirik-

lirik lagunya yang argumentatif, komunikatif, dan inspiratif. Sementara itu,

penelitian mengenai Mustofa Bisri, penulis temukan di skripsi yang berjudul

Tema-tema Profetik Islam dalam Tadarus: Antologi Puisi Karya A. Mustofa

Bisri oleh Erika Prettyza (NPM. 0790010119), jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Indonesia (1996). Skripsi tersebut hanya

dibatasi pada 22 dari 50 sajak yang ada dalam Tadarus. Tujuan penelitian

tersebut adalah untuk mengungkapkan tema-tema profetik Islam dalam

antologi puisi Tadarus. Skripsi lain yang membahas A. Mustofa Bisri, yaitu

Kritik Sosial dalam Puisi “Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat” dan “

Saling” Karya A. Mustofa Bisri serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran

Sastra Di Sekolah oleh Ria Fidiyanti (109013000014), program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

tersebut hanya dibatasi pada 2 puisi karya A. Mustofa Bisri. Tujuan

penelitian tersebut adalah untuk menguraikan struktur dan kritik sosial

dalam puisi ―Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat‖ dan ―Saling‖, serta

implikasi kedua puisi tersebut dalam pembelajaran sastra Indonesia di

sekolah.

Page 61: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

48

Berdasarkan hasil penelusuran di atas, penulis menemukan

perbedaan mengenai pembahasan yang dilakukan, di mana penulis meneliti

Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu Karya A. Mustofa Bisri dengan

Lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama serta Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Perbedaan mengenai

pembahasan dengan empat skripsi yang telah ditemukan adalah pada skripsi

pertama, meskipun objek penelitiannya sama (Rhoma Irama), tetapi fokus

pembahasannya berbeda, yaitu nilai-nilai pendidikan yang terkandung

dalam syair lagu Rhoma Irama, serta lagu-lagu yang dipilih untuk dianalisis

pun berbeda. Selanjutnya perbedaan dengan skripsi yang kedua terletak

pada fokus pembahasannya, di mana pada penelitian kedua fokus

pembahasannya tentang sejarah dan hibridasi musik melayu serta kekuatan

dakwah dalam dangdut Rhoma Irama yang terletak pada lirik-lirik lagunya.

Kemudian, perbedaan dengan skripsi yang ketiga terletak pada fokus

pembahasannya. Pada penelitian ketiga objek penelitiannya adalah

kumpulan puisi karya A. Mustofa Bisri yang termuat di dalam Antologi

Puisi Tadarus. Sementara itu, perbedaan dengan skripsi yang keempat juga

terletak pada fokus pembahasannya. Pada penelitian keempat objek

penelitiannya hanya pada 2 karya A. Mustofa Bisri, yaitu puisi ―Kalau

Sibuk Kapan Kau Sempat‖ dan ―Saling‖. Selain itu, fokus penelitiannya

berbeda, yaitu mengenai kritik sosial yang terdapat dalam dua puisi tersebut.

Berdasarkan perbedaan keempat penelitian yang relevan di atas,

peneliti terinspirasi untuk menjadikan A. Mustofa Bisri dan Rhoma Irama

sebagai objek penelitian. Meskipun objek penelitian ini serupa dengan

keempat penelitian yang sudah dijelaskan, tetapi skripsi ini memiliki

perbedaan yang menjadi nilai tersendiri, yakni dengan membandingkan

karya dari kedua objek penelitian. Dikatakan berbeda karena dari keempat

penelitian yang sudah dijelaskan di atas, penelitian-penelitian tersebut hanya

menjadikan satu tokoh sebagai objek penelitiannya, yaitu dengan memilih

Rhoma Irama atau A. Mustofa Bisri. Sedangkan penulis memilih untuk

Page 62: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

49

menjadikan kedua tokoh tersebut sebagai objek penelitian, di mana nantinya

dari karya kedua tokoh tersebut akan dibandingkan pada aspek gaya

bahasanya. Selain itu, pada penelitian ini, penulis juga mengaitkan kedua

karya dari kedua tokoh tersebut dengan implikasinya terhadap pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Tujuan menggabungkan antara

perbandingan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu dengan gaya

bahasa yang terdapat dalam puisi dan implikasinya dengan pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia adalah untuk melihat hubungan yang baik dan

positif dalam pembelajaran. Hal ini akan terlihat dampaknya jika para siswa

tidak hanya paham pelajaran atau materi secara teoretis, tetapi juga cakap

dalam mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Page 63: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

50

BAB III

BIOGRAFI TOKOH

A. Ahmad Mustofa Bisri

1. Biografi A. Mustofa Bisri

K.H. A. Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, lahir di

Rembang Jawa Tengah, 10 Agustus 1994, dari keluarga santri. Kakeknya,

Kiai Mustofa Bisri adalah seorang ulama. Begitu pula dengan ayahnya, K.H

Bisri Mustofa merupakan seorang ulama kharismatik tersohor yang juga

sebagai pendiri Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa

Tengah.90

Gus Mus sejak kecil dididik orangtuanya dengan keras, terutama

menyangkut prinsip-prinsip agama. Pendidikan dasar dan menengahnya pun

terbilang kacau. Setamat sekolah dasar tahun 1956, ia melanjutkan ke

sekolah tsanawiyah (setingkat dengan jenjang SMP). Baru setahun di

tsanawiyah, ia keluar, kemudian masuk Pesantren Lirboyo, Kediri selama

dua tahun. Setelah dua tahun di Pesantren Lirboyo, ia pindah lagi ke

Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Selama di Yogyakarta, ia diasuh oleh K. H.

Ali Maksum selama hampir tiga tahun, kemudian ia kembali ke Rembang

untuk mengaji langsung di bawah asuhan ayahnya.91

K. H. Ali Maksum dan

K.H. Bisri Mustofa merupakan guru yang paling banyak memengaruhi

perjalanan hidupnya. Kedua kiai tersebut memberikan kebebasan kepada

para santri untuk mengembangkan bakat seni. Pada tahun 1964, Gus Mus

dikirim ke Kairo, Mesir, untuk belajar di Universitas Al-Azhar, mengambil

90

Anonim, Biografi Achmad Mustofa Bisri diakses dari

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedia/achmad-mustofa-bisri/biografi/indexs.html

diakses pada 20 Maret 2014

91

Ibid

Page 64: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

51

jurusan studi keislaman dan bahasa Arab, hingga tamat tahun 1970. Ia satu

angkatan dengan K.H. Abdurrahman Wahid (Almarhum).92

Gus Mus merupakan kiai pembelajar bagi para para ulama dan umat.

Kiai yang sekarang mengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin

(menggantikan ayahnya) ini enggan (menolak) dicalonkan menjadi Ketua

Umum PB Nahdlatul Ulama dalam Muktamar NU ke 31 28/11-2/12-2004 di

Boyolali, Jawa Tengah. Ia mempunyai prinsip harus bisa mengukur diri.

Setiap hendak memasuki lembaga apapun, ia selalu terlebih dahulu

mengukur diri. Itulah yang dilakoninya ketika Gus Dur mencalonkannya

dalam pemilihan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama pada Muktamar NU

ke-31 itu.

Gus Mus menikah dengan Siti Fatimah. Ia dikarunia tujuh orang

anak, enam di antaranya perempuan. Anak lelaki satu-satunya adalah si

bungsu, Mochamad Bisri Mustofa. Anak laki-lakinya lebih memilih tinggal

di Madura dan menjadi santri di sana.93

Kakek dari empat cucu ini sehari-

hari tinggal di lingkungan pondok hanya bersama istri dan anak keenamnya,

Almas. Setelah kakaknya, K. H. Cholil Bisri, meninggal dunia, ia sendiri

yang memimpin dan mengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin,

didampingi putra Cholil Bisri. Pondok yang terletak di Desa Leteh,

Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, 115

kilometer arah timur Kota Semarang itu sudah berdiri sejak tahun 1941.

Keluarga Mustofa Bisri menempati sebuah rumah kuno wakaf yang tampak

sederhana tapi asri, terletak di kawasan pondok. Ia biasa menerima tamu di

ruang seluas 5 x 12 meter berkarpet hijau dan berisi satu set kursi tamu

rotan yang usang dan sofa cokelat. Ruangan tamu ini sering pula menjadi

tempat mengajar santrinya. Pintu ruang depan rumah terbuka selama 24 jam

bagi siapa saja. Para tamu yang datang ke rumah lewat tengah malam bisa

langsung tidur-tiduran di karpet, tanpa harus membangunkan penghuninya,

92 Ibid

93

Ibid

Page 65: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

52

dan bila subuh tiba, keluarga Gus Mus akan menyapa mereka dengan

ramah. Sebagai rumah wakaf, Gus Mus yang rambutnya sudah memutih

berprinsip, siapapun boleh tinggal disana. Di luar kegiatan rutin sebagai

ulama, Gus Mus juga seorang budayawan, pelukis, dan penulis. Gus Mus

telah menulis belasan buku fiksi dan nonfiksi. Justru melalui karya

budayanyalah, Gus Mus sering kali menunjukkan sikap kritisnya terhadap

budaya yang sedang berkembang dalam masyarakat. Tahun 2003, ketika

goyang ngebor pedangdut Inul Daratista menimbulkan pro dan kontra dalam

masyarakat, Gus Mus justru memarkan lukisannya yang berjudul ―Berdzikir

Bersama Inul‖.94

Begitulah cara Gus Mus mendorong perbaikan budaya

yang berkembang saat itu.95

Bakat lukis Gus Mus terasah sejak masa remaja, saat mondok di

Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Ia sering keluyuran ke rumah-rumah

pelukis. Salah satunya, Gus Mus pernah bertandang ke rumah sang maestro

seni lukis Indonesia, Affandi. Ia seringkali menyaksikan langsung

bagaimana Affandi melukis, sehingga setiap kali ada waktu luang, dalam

batinnya sering muncul dorongan untuk menggambar. Pada akhir tahun

1998, Gus Mus pernah memamerkan sebanyak 99 lukisan amplop, ditambah

10 lukisan bebas, dan 15 kaligrafi di gelar di Gedung Pameran Seni Rupa,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Kurator seni rupa Jim

Supangkat, menyebutkan kekuatan ekspresi Mustofa Bisri terapat pada garis

grafis. Kesannya ritmik menuju zikir membuat lukisannya beda dengan

kaligrafi. ―sebagian besar kaligrafi yang ada terkesan tulisan yang dindah-

indahkan‖, kata Jim Supangkat, memberi apresiasi kepada Gus Mus yang

pernah beberapa kali melakukan pameran lukisan.96

Gus Mus mulai akrab dengan dunia puisi saat belajar di Kairo,

Mesir. Ketika itu Perhimpunan Pelajar Indonesia di Mesir membuat

94 Ibid

95

Ibid

96

Ibid

Page 66: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

53

majalah. Salah satu pengasuh majalah adalah Gus Dur. Setiap kali ada

halaman kosong, Gus Mus diminta mengisi dengan puisi-puisi karyanya.

Akan tetapi, ketika Gus Dur tahu, bahwa Gus Mus bisa melukis. Maka, ia

diminta membuat lukisan sehingga jadilah coret-coretan, kartun, atau apa

saja, yang penting ada gambar pengisi halaman kosong.97

Sejak saat itu, Gus

Mus hanya menyimpan puisi karyanya di rak buku. Namun, Gus Dur pula

yang ‗mengembalikan‘ Gus Mus ke habitat perpuisian. Pada tahun 1987,

ketika menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Gus Dur membuat acara

―Malam Palestina‖. Salah satu mata acara adalah pembacaan puisi karya

para penyair Timur Tengah. Selain pembacaan puisi terjemahan, juga

dilakukan puisi aslinya. Gus Mus yang fasih berbahasa Arab dan Inggris,

mendapat tugas membaca karya penyair Timur Tengah dalam bahasa

aslinya. Sejak itulah Gus Mus mulai bergaul dengan para penyair. Sejak Gus

Mus tampil di Taman Ismail Marzuki Jakarta, kepenyairannya mulai

diperhitungkan di kancah perpuisian nasional. Undangan membaca puisi

mengalir dari berbagai kota, bahkan ia juga diundang ke Malaysia, Irak,

Mesir, dan beberapa negara Arab lainnya untuk berdiskusi masalah kesenian

dan membaca puisi. Kiai bertubuh kurus berkacamata minus ini telah

melahirkan ratusan sajak yang dihimpun dalam kumpulan puisi, seperti

Ohoi: Kumpulan Puisi balsem (1991), Tadarus (1993), Pahlawan dan Tikus

(1995), Rubaiyat Angin dan Rumput (1995), Wek-Wek: Sajak-sajak Bumi-

langit (1996), Sajak-sajak Cinta Gandrung (2000), Negeri Daging adalah

antologi puisi Gus Mus yang terbaru (masuk dalam Seri Pustaka Puisi,

Bentang Budaya, 2002).98

Kekuatan dan mumtaz puisi-puisi Gus Mus

terletak pada tematiknya, yang merambah wilayah sosio-religi. Meskipun

sesekali menyentuh ranah politik, bahkan menyentil kebekuan dunia

birokrasi. Kritiknya pedas, juga tidak menusuk ulu hati, tetapi meledakkan

97 Ibid

98

Arief Fauzi Marzuki, Gus Mus Pada Sebuah Negeri Daging, Republika, edisi 9

Februari 2003, h. 8.

Page 67: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

54

rasa kemanusiaan kita yang terkadang terkesan lucu, kocak, dan penuh

banyolan.99

Gaya pengucapan puisi Mustofa tidak berbunga-bunga, sajak-

sajaknya tidak berupaya bercantik-cantik dalam pengucapan, tetapi lewat

kewajaran dan kesederhanaan berucap atau berbahasa, yang tumbuh dari

ketidakinginan untuk mengada-ada. Bahasanya langsung, gamblang, tetapi

tidak menjadikan puisinya tawar atau klise. Hal tersebut diungkapkan oleh

―Presiden Penyair Indonesia‖, yaitu Sutardji Calzoum Bachri yang menilai

tentang kepenyairan Gus Mus.

Kesederhanaan Gus Mus telah memberi warna baru pada peta

perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. Ia pernah didorong oleh

Gus Dur dan kawan-kawan dari kelompok NU kultural agar mau

mencalonkan diri sebagai calon ketua umum PBNU pada Muktamar NU ke-

31 tahun 2004, di Boyolali, Jawa Tengah. Tujuannya untuk menandingi dan

menghentikan langkah maju K. H. Hasyim Muzadi dari kelompok NU

struktural. Kawan karib Gus Dur selama belajar di Kairo, Mesir, ini

dianggap sebagai salah satu ulama yang berpotensi menghentikan laju ketua

umum yang lama. Akan tetapi, Gus Mus justru bersikukuh menolak.

Alhasil, Hasyim Muzadi, mantan calon wakil presiden yang ketika itu

berpasangan dengan calon presiden Megawati Soekarno Putri dari PDI

Perjuangan pada Pemilu Presiden 2004 itu terpilih kembali sebagai Dewan

Tahfiidzah ‗berpasangan‘ dengan K. H. Ahmad Sahal Makhfud sebagai Rois

Aam Dewan Syuriah PBNU. Muktamar tersebut meninggalkan catatan

tersendiri bagi Gus Mus, yakni ia berhasil menolak keinginan kuat Gus Dur.

Ternyata langkah seperti itu bukan kali pertama dilakukannya. Jika tidak

merasa cocok berada di suatu lembaga, dia dengan elegan menarik diri.

Contohnya adalah kendati pernah tercatat sebagai anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, tahun 1987-1992

99 Ibid

Page 68: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

55

mewakili PPP dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),

mantan Rois Syuriah PBNU periode 1994-1999 dan 1999-2004 ini tidak

pernah mau dicalonkan untuk menjabat kembali di kedua lembaga tersebut.

Selanjutnya, ketika NU ramai-ramai mendirikan partai PKB, ia tetap tak

mau turun ke gelanggang politik, apalagi terlibat aktif di dalamnya.

Sosok Gus Mus begitu lentur, produktif, aktif, dan supel. Hal ini

mengantarkannya memperoleh banyak apresiasi dari berbagai pihak,

terutama dari kalangan cendekiawan, sastrawan, seniman, dan budayawan.

Sejumlah sastrawan, seperti Taufik Ismail, Goenawan Muhamad, Emha

Ainun Nadjib, Sutarji Calzoum Bahri, Syu‘ba Asa, dan Slamet Effendi

Yusuf telah mengurai kepiawaian Gus Mus dalam buku berjudul Gus Mus

Satu Rumah Seribu Pintu, yang diterbitkan LkiS bekerjasama dengan

Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.

2. Pemikiran Mustofa Bisri tentang sastra

Sebelum mengkaji puisi Ibu lebih jauh yang nantinya akan

dibandingkan mengenai gaya bahasanya dengan lirik lagu Rhoma Irama

yang berjudul Keramat, berikut ini pemaparan singkat mengenai pemikiran

Mustofa Bisri tentang sastra. Hal tersebut sangat penting, sebab jika

berbicara karya sastra, maka tidak lepas dari pengarangnya. Selain itu karya

sastra tidak terlepas dari cerminan hidup pengarangnya. Sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Wahyudi Siswanto, bahwa karya sastra adalah anak

kehidupan kreatif seorang penulis dan pengungkapan pribadi pengarang.100

Terlahir di lingkungan keluarga yang taat beragama, A. Mustofa

Bisri selain dikenal sebagai pengarang, juga sebagai seorang kiai dan tokoh

di Jajaran Rais PBNU. Kegemarannya menulis, membuat Gus Mus disebut

sebagai kiai yang nyeleneh. Sementara, ia sendiri berpendapat, bahwa

bersastra sudah menjadi tradisi para ulama sejak dulu, karena sastra itu

diajarkan di pesantren. Ia juga menambahkan, bahwa setiap malam Jumat

100 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 68.

Page 69: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

56

paling tidak membaca puisi, Burdah, dan Barzanzi. Hal tersebut

menurutnya, bahwa puisi, Burdah, dan Barzanzi merupakan karya sastra

yang agung, sedangkan Al-Quran sendiri merupakan maha karya sastra

yang paling agung.101

Berdasarkan pernyataan tersebut, semakin jelaslah

kecintaan A. Mustofa Bisri pada dunia sastra.

Melihat pandangan hidup Mustofa Bisri, dapat dilihat dari dua sisi

latar belakangnya, yaitu seorang ulama dan juga seorang penyair. Ia

memandang dunia dengan mata batin seorang ulama sekaligus mata batin

seorang penyair. Hal tersebut diungkapkan oleh Jamal D. Rahman yang

mengatakan, bahwa pandangan dunianya adalah pandangan dunia ulama

sekaligus seorang penyair.

Seorang ulama memandang dunia dari sudut agama; pandangan

dunianya mereflesikan kesadaran religiusnya. Sementara, seorang

penyair memandang dunia ini intuisi kepenyairannya; pandangan

dunianya mereflesikan bangunan intuitifnya. Keduanya bertemu

pada satu titik: baik ulama maupun penyair berbicara tentang hal-hal

yang sangat pribadi dan personal, yang sepintas tak ada

hubungannya dengan apapun selain dirinya sendiri; pada saat yang

sama keduanya berbicara tentang masalah sosial. Pada tingkat

praktis, seorang ulama teguh melakukan ibadah yang sangat personal

dan individual, dan pada saat yang sama melakukan layanan sosial

keagamaan; sejurus dengan itu, seorang penyair menulis puisi sunyi,

pada saat yang sama menulis juga puisi sosial yang hiruk pikuk.102

Pada awalnya, menjadi penyair atau sastrawan bukanlah cita-cita

Gus Mus. Hal inilah yang membuatnya tidak pernah berlindung di balik

kata-kata. Gus Mus mengatakan, ―Barangsiapa membaca puisi-puisi saya

yang terkumpul dalam sebuah buku yang berjudul Sajak-sajak Balsem, ia

tidak perlu mengerutkan jidatnya lebih dulu buat memahaminya. Seperti

halnya Balsem, sajak-sajak saya langsung pada tujuannya, lugas dan tegas.

101 Anonim, Komunitas Mata Air-Mustofa Bisri, Kiai, Penyair dan Pelukis-dalam

http://www.gusmus.net/page.php?mod=statis&id=1,

102

Jamal D. Rahman, A. Mustofa Bisri, Seorang Ulama-Penyair, dalam Labibah Zain

dan Lathiful Khuluq (eds), Gus Mus Satu Rumah Seribu Pintu, (Yogyakarta: LkiS, 2009),

h. 29.

Page 70: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

57

Layaknya orang yang diolesi balsem, kelompok orang yang saya singgung

dalam puisi saya juga akan merasa panas, tapi hanya sebentar. Setelah itu, ia

bisa saja malah membenarkan apa yang ingin saya coba sampaikan sajak-

sajak tersebut‖.103

Kemunculan Gus Mus dalam blantika sastra Indonesia dianggap

telah memberikan angin segar, tidak saja bagi puisi Indonesia, melainkan

juga bagi masyarakat Indonesia secara umum. Hal tersebut diperkuat oleh

pendapat Jamal D. Rahman yang mengatakan bahwa

puisi-puisi Gus Mus adalah suara kritis dari pedalaman pesantren,

terdengar nyaring, keras, religius, namun juga jenaka. Di tahun

1980-an, kebanyakan puisi protes sosial bernada marah, seakan

diucapkan dengan tangan mengepal dan mata mendelik. Sedangkan,

Mustofa Bisri muncul dengan puisi protes sosial yang amat keras,

namun dengan wajah tersenyum. Puisi-puisinya membuat kita

geram, namun juga tersenyum. Senyum pahit, tentu saja.‖104

Di dalam proses kreatifnya, Gus Mus mengaku hanya menulis,

karena menurutnya, dirinya hanya menulis dan tidak bisa menilai, bahkan

sekedar mengomentari tulisannya sendiri. Pengakuan tersebut bisa saja

sebagai bentuk kerendahatian atau strategi literer bahwa karya sastra yang ia

tulis menjadi sah untuk diterima, apapun bentuk dan isi pemikirannya.

Meskipun Sapardi Djoko Damono memberikan cap bahwa dari segi stalistik

maupun tematik puisi Gus Mus menggunakan taktik yang sama dengan

puisi mbeling, namun pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Hal ini

dikarenakan puisi Gus Mus tidak memiliki ideologi literer maupun

ideologisme sebagaimana puisi mbeling yang dimotori oleh Remy Sylado.

Selain itu, puisi Gus Mus juga menyimpang dari kebiasaan gaya ungkap

103 Ruly Baharudin, Hidup dalam Sehari Kiai Haji Ahmad ‗Penyair Balsem‘ Mustofa

Bisri, Republika, edisi 23 Mei 1993, h. 4.

104

Labibah Zain dan Lathiful Khuluq (eds), op.cit., h. 30.

Page 71: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

58

puisi yang dipakai oleh penyair mapan, seperti Taufik Ismail, Goenawan

Muhamad, dan WS. Rendra.105

Gus Mus juga pernah menuturkan, bahwa ―saya tidak peduli orang

mau mengatakan puisi saya itu apa. Tetapi, yang penting saya menulis puisi.

Tidak menjadi soal mau digolongkan puisi mbeling, kontemporer atau apa

lagi. Urusan saya kan menuangkan apa yang ingin saya tuangkan ke dalam

puisi. Penggolongan itu urusan kritikus sastra‖.106

Gus Mus juga

menanggapi komentar Sapardi Djoko Damono dengan dengan jujur. Ia

menuturkan, bahwa ―kepada merekalah sedikit banyak saya belajar menulis

puisi. Justru mereka yang cermat meneliti karya-karya saya, insya Allah

saya akan dapat merasakan adanya berbagai pengaruh dari banyak penulis

atau penyair lain di dalamnya. Ada puisi saya yang ‗berbau ka‘ab‘, ‗berbau

Ma‘arry‘. ‗berbau Khayyam‘, ‗berbau Busheiry‘, ‗berbau Iqbal‘, ‗‘berbau

Ibn Shabaq‘, ‗berbau Sauqi‘, ‗berbau Goenawan‘, ‗berbau Emha‘, ‗berbau

Danarto‘, ‗berbau Taufiq‘, ‗berbau Sapardi‘, ‗berbau Zawawi‘, ‗berbau

Yudistira‘...‖107

Ciri khas dari puisi Gus Mus dapat dilihat pada pengungkapan

masalah sosial dan spritual dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan

pengucapan yang lugas. Bahasa yang digunakan Gus Mus cukup wajar dan

sederhana, namun di balik kesederhanaan tersebut terdapat makna yang

lebih. Sajak-sajak Gus Mus juga banyak menggunakan diksi-diksi religi

untuk mengekspresikan masalah-masalah sosial, sehingga seolah sajak

tersebut bertemakan religi, padahal hakikatnya menyuarakan protes.

Menyimak Gus Mus dan karya-karyanya, setidaknya terdapat

beberapa bentuk pembebasan yang cukup menarik. Arif Fauzi Marzuki,

dalam harian Republika, mengungkapkan ada tiga bentuk pembebasan yang

105 Abdul Wachid B.S., K. H. A. Mustofa Bisri dan Puisi, Pikiran Rakyat, edisi 23

Oktober 2005, h. 26.

106

Tri Agus Kristanto, ―K.H.A. Mustofa Bisri dan Puisi Balsem‖, dalam Harian

Kompas, edisi 31 Januari 1994, h. 20.

107

Abdul Wachid B.S., loc. cit.

Page 72: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

59

dilakukan oleh Gus Mus, yaitu pembebasan terhadap tradisi keulamaan,

pembebasan pemakaian bahasa, pembebasan teori sastra yang baku.108

Pembebasan Gus Mus terhadap tradisi keulamaan dapat dilihat dari

posisinya sebagai seorang ulama, namun muncul di tengah masyarakat

sambil membacakan puisi secara nakal, sarat banyolan, dan kritik. Sesuatu

yang tidak lazim dilakukan oleh seorang ulama. Selanjutnya, pembebasan

yang dilakukan Gus Mus terhadap pemakaian bahasa dapat dilihat dari

penggunaan bahasa pada setiap karya-karyanya. Ia tidak hanya

menggunakan diksi-diksi atau metafor-metafor yang puitis dan penuh imaji,

melainkan menggunakan bahasa keseharian yang akrab di telinga

masyarakat. Hal itulah yang membuat jarak antara penyair dan penikmat

sastra menjadi lenyap. Selain itu, dapat dilihat dari ketiadaan konsistensi

pengucapan dan bentuk-bentuk dalam puisi-puisi Gus Mus, sehingga dapat

dikatakan bahwa Gus Mus telah melakukan pembebasan teori sastra yang

baku.

Mengenai bentuk pengucapan yang dilakukan oleh Gus Mus dalam

setiap puisi-puisinya, Dami N Toda mengungkapkan:

Pengucapan puisi K. H. A Mustofa Bisri tuntas mengungkapkan

kenyataan demi kenyataan yang merundung sejarah Tanah Air,

terikut realistis lokasi tempat kejadian, objek penderita, dan nama-

nama tokoh lakon yang terlibat menindihnya berupa referensi tak

putus untuk hikmah inti permenungan kemanusian hakiki universal

tanpa rasialis kulit luar membedakan suku, agama, partai/golongan

keyakinan, Walaupun penyair masih tetap reservir referensi

apologis, namun di dalam harmoni unsur-unsur referen itu, puisi-

puisinya justru semakin terukur rasa santun, jujur, luhur budi, tetapi

rendah hati, universal bergema di dalam kalbu dan mengendap.109

108 Arief Fauzi Marzuki., loc. cit.

109

Dami N. Toda, ―Baca Puisi Gus Mus di Universitas Hamburg‖, dalam Harian

Kompas, edisi 16 Januari 2000, h. 5.

Page 73: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

60

B. Rhoma Irama

1. Biografi Rhoma Irama

Rhoma Irama lahir dengan nama Raden Irama, Rabu 11 Desember

1946 di Tasikmalaya sebagai anak keluarga ningrat yang terbiasa dipanggil

―Den‖ (raden). Rhoma merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara,

delapan laki-laki dan enam perempuan (delapan saudara kandung, empat

saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya). Nama Raden

Irama merupakan pemberian sang ayah, Raden Burdah Anggrawirja,

Komandan Batalion Garuda Putih yang bertugas di daerah Tasikmalaya,

Jawa Barat. Nama ―Irama‖ diambil dari simpati Raden Burdah pada grup

―Irama Baru‖ yang menimbulkan inspirasi pada dirinya untuk memberi

nama anaknya dengan nama ―Irama‖, tanpa disertai harapan agar si anak

kelak menjadi pemusik atau penyanyi. Justru Raden Burdah ingin anaknya

kelak menjadi dokter, tidak lebih dari itu. Ibu Rhoma masih memiliki jalur

sedarah dengan Pangeran Jayakarta, sedangkan ayahnya masih tergolong

ningrat Sumedang. Semasa kecil ia biasa dipanggil Oma, panggilan sayang

ibunya.110

Masa kecil Rhoma adalah masa-masa yang sangat istimewa. Sejak

kelas nol, Rhoma sudah menyukai lagu dari berbagai penyanyi dan

menyanyikannya. Sewaktu masih bersekolah di Tasikmalaya, satu kelas

menjadi kosong karena pindah ke kelas lain untuk menyaksikan Rhoma

menyanyi. Bakat musiknya sedikit banyak merupakan warisan dari ayahnya

yang mahir bermain suling dan menyaksikan lagu-lagu Cianjuran. Di

samping itu, pamannya, Arifin Ganda, juga turut andil dalam memupuk

110 Moh. Shofan, Rhoma Irama Politik Dakwah dalam Nada, (Depok: Imania, 2014), h.

4.

Page 74: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

61

bakat alamiah Rhoma dalam bermusik dengan memperkenalkan lagu-lagu

Jepang saat Rhoma masih kecil.111

Kecintaan Rhoma kecil pada dunia musik bukan berarti tak

mendapat hambatan. Ia merasa bahwa pada masa kecil, lingkungan

keluarganya tidak bersikap akrab terhadap bakat musiknya. Ayah dan

ibunya adalah pasangan berdarah ningrat. Meski mereka menyukai musik,

namun dunia musik bagi mereka bukan sesuatu yang patut dibanggakan,

bahkan dianggap kurang terhormat. Kenyataan tersebut membuat bakat

musik Rhoma justru semakin berkembang di luar rumah karena di rumah ia

kurang mendapat dukungan.112

Kecintaan Rhoma terhadap musik menjadi kendala utama dalam

belajar. Kegemarannya dalam bermain musik membuat sekolahnya

terbengkalai. Kelas 3 SMP pernah dijalaninya di Medan, Sumatera Utara

ketika ia dititipkan di rumah pamannya. Hal tersebut tak berapa lama,

Rhoma pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta. Dunia Rhoma tidak hanya

sebatas pada musik. Lingkungan pergaulannya pun ketika itu tergolong

keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng, dan satu

geng dengan geng lainnya saling bermusuhan, atau setidaknya saling

bersaing untuk menjadi yang terkuat di antara geng-geng yang ada, sehingga

perkelahian antar geng sering tak terhindarkan. Kegandrungannya pada

musik dan berkelahi di dalam dan di luar sekolah membuatnya sering keluar

masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah

tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, SMA St. Joseph di Solo.113

Awal cerita Rhoma bisa sekolah di Solo sebenarnya karena ia

berniat belajar di Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur. Namun,

karena tidak membeli tiket kereta, Rhoma, Benny (kakaknya), dan tiga

111 Lambertus Hurek, Bertemu Rhoma Irama Sang Superstar-dalam

http://hurek.blogspot.com/2008/10/bertemu-rhoma-irama-sang-superstar.html, diakses pada

17 Maret 2014, pukul 08.00 WIB.

112

Moh. Shofan, op. cit., h. 6.

113

Ibid., h. 10-11.

Page 75: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

62

orang temannya, yaitu Daeng, Umar, dan Haris akhirnya diturunkan oleh

kondektur dari kereta api, di Solo. Ketika di Solo, Rhoma melanjutkan

sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolahnya diperoleh dari hasil

mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari

Jakarta.114

Di Solo, Rhoma tidak lulus sekolah, hal tersebut membuatnya

harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus Tebet,

Jakarta, sampai akhirnya lulus tahun 1964. Setelah lulus SMA, Rhoma pun

melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik, Universitas 17 Agustus.

Namun, Rhoma hanya bertahan satu tahun saja. Ia lebih memilih keluar dari

Universitas gara-gara saat Mapram (Masa Pra Mahasiswa) diminta

menggunting rambut gondrongnya. Rhoma menolak bentuk pemaksaan

seperti itu. Di sisi lain, ketertarikannya pada dunia musik yang begitu besar

membuatnya tak betah kuliah.115

2. Perjalanan Karir Rhoma Irama

Awal 1960-an, Rhoma membentuk band Gayhand, Tornado, dan

Varia Irama Melody. Bersama band-band tersebut, Rhoma menyanyikan

lagu-lagu pop milik Golden Singer, Tom Jones, Pat Boone, dan Elvis

Presley. Pergaulan Rhoma dengan musik pop dan rock pula yang

mempertemukannya dengan pimpinan band perempuan Beach Girls yang

bernama Veronica Agustina Tumbelang, yang di kemudian hari menjadi

istrinya.116

Di tahun yang sama (1960-an), Rhoma juga bergabung dengan

berbagai musik Melayu. Kesempatan pertama merekam suaranya baru

diperoleh pada 1960 bersama Orkes Melayu (OM) Chandraleka pimpinan

Umar Alatas. Namun, rekaman itu tidak berhasil mencuatkan namanya. Ia

pun pindah ke Orkes Melayu Purnama pimpinan Awab Haris. Di OM

Purnama, Rhoma berduet dengan penyanyi Elvi Sukaesih, yang belakangan

114 Floriberta Aning, 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia, (Jakarta: NARASI, 2007),

h. 170.

115

Moh. Shofan, op. cit., h. 14

116

Ibid., h. 31.

Page 76: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

63

mendapat julukan ―Ratu Dangdut‖. Belum puas, ia pun pindah ke OM

Pancaran Muda pimpinan Zakaria. Sampai awal dekade 1970-an namanya

masih tetap belum dikenal masyarakat.117

Rhoma pun merambah zona musik pop. Di sini, Rhoma yang banyak

terpengaruh Paul Anka berduet dengan Inneke Kusumawati.118

Musik pop

dan rock adalah langkah pertama Rhoma sebagai pemusik dan penyanyi.

Pada 1970-an, Rhoma tengah menggodok sebuah ―kelahiran baru‖ bagi

jenis musik Melayu yang dikenal dengan dangdut. Proyek pembaruan dalam

musik dan materi lirik dangdut terus dilakukannya pada situasi dan kondisi

dalam negeri yang tengah berubah, dari Orde Lama yang radikal kiri dan

kontra Barat menjadi Orde Baru yang pragmatis kanan dan pro Barat.119

Pada masa inilah, sebuah revolusi musik Melayu berlangsung. Rhoma

melakukan berbagai terobosan yang menjadi bagian dari eksperimen

musiknya.120

Awal pemunculannya, Rhoma menolak istilah ―dangdut‖ yang saat

itu mulai banyak digunakan. Ia bersikeras menyebut orkesnya ―Melayu‖. Ia

juga tidak pernah memimpikan untuk bisa menjadi ―Raja Dangdut‖ seperti

sekarang ini. Pada tahun 1967, perusahaan rekaman Dimita pernah memberi

kesempatan pertama kalinya kepada Rhoma untuk rekaman lagu dangdut

dengan iringan Orkes Chandraleka, namun Rhoma menolak. Benny selaku

kakak Rhoma Irama mencoba mendesak dan membujuk Rhoma agar

memanfaatkan kesempatan tersebut. Rhoma pun akhirnya mengalah, dan

menerima tawaran yang diajukan Dimita.

117 Ibid., h. 32.

118

Moh. Shofan. loc. cit.

119

Sulaiman Harahap, Rhoma Irama: Sang Penghulu Mempelai Dangdut dan Dakwah-

dalam http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/04/16/m2kji3-rhoma-irama-

sang-penghulu-mempelai-dangdut-dan-dakwah, diakses pada 17 Maret 2014 jam 08.00

wib.

120

Moh. Shofan., op. cit., h. 34.

Page 77: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

64

Setelah jatuh bangun akhirnya Rhoma membentuk OM Soneta pada

11 Desember 1970, di Gang Seno, Tebet Barat, Jakarta Selatan, tepat di hari

ulang tahunnya yang ke-23. Semua anggota Soneta yang terdiri dari Oma

Irama (gitar/vokal), Herman (bass), Kadir (gendang), Ayub (tamborin),

Riswan (organ), Hadi (suling), Nasir (mandolin), dan Wempy (Gitar)

berikrar dan bersumpah untuk bersama-sama membangun Soneta demi

mencapai kejayaan, sejajar dengan grup musik lain yang sudah tenar saat

itu. Rhoma sendiri memilih nama Soneta untuk grup musik dangdut yang

dipimpinnya. Soneta adalah salah satu bentuk puisi yang dia sukai. Soneta,

terdiri dari sampiran 3-3. Isi 4-4, empat belas baris. Rhoma Irama memilih

nama tersebut karena di waktu Sekolah Menengah Atas (SMA) ia sangat

suka dengan bentuk syair Soneta, kemudian ia terapkan dalam syair lagu-

lagunya.121

Munculnya Rhoma dengan Orkes Soneta begitu menyedot perhatian

masyarakat Indonesia. Bersama dengan Elvy Sukaesih, Rhoma Irama

merekam banyak lagu-lagu yang sangat populer dan abadi. Di bawah

payung Remaco selaku produser rekaman terbesar saat itu, semua album

tersebut meledak luar biasa, bahkan menganugerahkan Golden Record bagi

Rhoma Irama dan Soneta.122

Tak kalah dahsyatnya, pada tahun 1975, bersama Yukawi, Rhoma

dan Soneta merilis album Begadang yang melesat cepat. Lagu Begadang

begitu familiar sampai sekarang. Begadang juga masuk ke dalam 150 lagu

Indonesia terbaik majalah Rolling Stone Indonesia dalam urutan ke-24.

121 Moh. Shofan., op. cit., h. 44 – 47.

122

Anonim, Suara Soneta-38 Tahun The Sound of Moeslem Musik Lintas Generasi-

dalam

http://www.sonetamania.com/index.php?option=com_content&view=article&id=298:38-

tahun-the-sound-of-moeslem&catid=58:artikel-rhoma-a-soneta&Itemid=116, diakses

Senin, 17 Maret 2014 pukul 08.00 WIB

Page 78: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

65

Begadang juga merupakan lagu dangdut pertama yang dianggap terbaik

sepanjang masa oleh majalah Franchise asal Amerika Serikat.123

Setelah album Begadang sukses merajai tangga lagu seantero

Indonesia, Rhoma pada Desember 1975 sebelum merilis album Soneta

volume 3 (Rupiah) mengumumkan rencana kepergiannya untuk menunaikan

ibadah haji ke Mekkah. Sepulang dari Tanah Suci, Rhoma juga merevolusi

penampilannya. Ia membabat habis rambut gondrongnya dengan

menyisakan sedikit jenggot pada dagunya. Pakaiannya pun tidak kemeja

ketat dan celana cutbray, tetapi kemeja longgar dan kerap menyelipkan

surban di bahunya. Bicaranya pun tidak lagi meledak-meledak, tetapi lebih

lembut dan pelan penuh kesabaran. Saat itu, banyak orang meramalkan

bahwa Rhoma Irama dan Soneta akan hancur dengan pilihannya

menunaikan ibadah haji, karena predikat haji sangat ditabukan bagi seorang

artis panggung.124

Ia juga melengkapi namanya menjadi Rhoma, yang

awalnya Oma. RH di depan nama Oma adalah singkatan dari Raden dan

haji. Alasan Rhoma menyingkat kata Raden dan Haji karena menurutnya

sepulang naik haji, orang-orang memanggil namanya dengan sebutan haji.

Rhoma merasa resah dengan panggilan haji ini. Hal yang sama juga ketika

dipanggil ―raden‖, karena Rhoma tidak menyukai feodalisme.125

Perlu diketahui, bahwa Rhoma dan Soneta hadir saat demam rock

melanda dunia. Rolling Stones, Led Zeppelin, dan Deep Purple menjadi

idola. Wabah rock ini membuat genre musik lain nyaris mati. Rhoma pun

bersiasat agar orkes Melayu bisa bertahan. Ia memasukkan nafas hard rock

ke dalam komposisi lagu Melayu. Rhoma mengaku bahwa unsur rock yang

identik dengan Barat, sangat mewarnai musik dangdut yang dibawakannya.

Rhoma sendiri mengelak jika hal itu dianggap sebagai sebuah tiruan.

123 Islahudin, Begadang Lagu Terbaik Rhoma Irama Sepanjang Masa-dalam

http://www.merdeka.com/peristiwa/begadang-lagu-terbaik-rhoma-irama-sepanjang-

masa.html

124

Anonim., loc. cit.

125

Moh. Shofan., op. cit., h. 49.

Page 79: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

66

Dangdut bagi Rhoma bisa dijadikan alternatif dari dominasi musik Barat

yang menjadi kiblat musik dunia. Belakangan Rhoma mencopot orkes

Melayu di depan nama Soneta, seraya menambahkan kata Group di

belakangnya, mengikuti perusahaan-perusahaan multinasional yang ramai

bermunculan saat itu.126

Konsistensi Rhoma di jalur musik dangdut tak pernah berubah. Ia

tak peduli dengan segala cacian dan hinaan, bahkan dalam lirik lagu Musik,

Rhoma mengajak penggemar musik untuk bisa saling belajar dan

menghargai satu sama lain. Sastrawan Sapardi Djoko Damono pun ikut

menengarai adanya perubahan besar pada musik dangdut. Lirik dangdut

yang dulu sangat sederhana, kini sudah disusun dengan puitis. Selanjutnya

ia juga menunjukkan, bahwa dalam dangdut itu sendiri terkandung

intelektualitas.127

Pada ASEAN Cultural Meeting di Filipina, Desember 1984,

diputuskan bahwa dangdut adalah musik khas negara-negara ASEAN. Di

sisi lain, Jepang, misalnya pernah merilis 200-an lagu karya Rhoma Irama,

bahkan baru-baru ini, Rhoma diundang oleh sebuah universitas terkemuka

di Pittsburgh, Amerika Serikat. Ia didaulat untuk menceritakan tentang lirik-

lirik lagu yang diciptakannya serta hubungan dengan agama dan kehidupan

sosial. Profesor Andrew Wientraub dari University of Pittsburgh, Amerika

Serikat, memberi surat kepada Rhoma yang isinya mengundang dalam

sebuah acara Konferensi Islam Internasional. Rhoma diminta untuk

berbicara di depan umum. Konteksnya adalah tentang lagu-lagunya yang

selama ini dibahas di ratusan universitas di 70 negara baik di Eropa maupun

Amerika. Rhoma menyiapkan sebuah makalah yang isinya mengenai

kondisi umat muslim di Indonesia dan menjelaskan bagaimana dirinya

126 Ibid., h. 61-62.

127

Ibid., h.75.

Page 80: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

67

membuat lirik lagu yang cocok untuk didengarkan oleh seluruh masyarakat

dunia.128

Rhoma menyampaikan makalah berjudul ―Dangdut: Musik, Media,

Dakwah” pada acara Interdisciplinary Conference on Islam and Popular

Culture in Indonesia and Malaysia di University of Pittsburgh. Rhoma juga

menjadi narasumber dalam sebuah seminar tentang ―Islam, Terorisme, dan

Kebudayaan Pop” dengan menghadirkan para pakar dari Bowling Green

University, Ohio University, Arizona State University, New York

University, dan masih banyak lagi, termasuk sejumlah pakar televisi dari

Indonesia.129

Saat berada di Amerika, selain menjadi narasumber, Rhoma

bersama Soneta juga menyanyikan sekitar 20 lagu, di antaranya Darah

Muda, Begadang, Judi, Gali Lobang Tutup Lobang.

Karya-karya Rhoma telah banyak diteliti oleh para ilmuwan.

Beberapa buku dan literatur karya ilmuwan yang di dalamnya mengupas

lirik-lirik karya Rhoma, di antaranya, 1) Broughton, Simon, dan Mark

Ellingham (2000) Rough Guide to World Music; volume 2: Latin and North

America the Carribean, Asia, and the Pasific (London: Rough Guide); 2)

Capwell, Charles (2004) The Music of Indonesia; 3) Manuel, Peter (1988)

Popular Musics of the Non-Western World (New York: Oxford); 4) Sutten,

R. Anderson (2002) Asia/Indonesia in World Music, edited by JT Titon

(Belmont, CA: Schirmer, Thomson Learning); 5) Sweeney, Philip (1991)

The Virgin Directory of World Music (New York: Henry Holt and

Company); dan 6) Taylor, Timothy (1997) Global Pop: World Music,

World Markets (New York: Routledge).130

Di mata Andrew, lirik-lirik Soneta perlu didengar oleh seluruh

dunia, karena lagu-lagu Rhoma memberi inspirasi, solusi, dan bimbingan

128 Ibid., h. 86.

129

Ibid

130

Tahta Aidila, Lagu-lagunya Rhoma dipelajari Sejumlah Negara-dalam

http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/13/11/22/mwniet-lagulagunya-rhoma-

irama-dipelajari-sejumlah-negara, 17 Maret 2014 pukul 08.30 WIB

Page 81: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

68

kepada umat manusia, bukan hanya kepada umat Islam saja, juga bukan

hanya kepada bangsa Indonesia, tetapi dunia juga perlu mendengar lirik-

lirik Soneta. Andrew pun menambahkan, bahwa sejumlah buku dan literatur

yang telah meneliti lirik-lirik karya Rhoma, dijadikan buku wajib sekaligus

kurikulum musik dunia dan sangat sering dipakai di ratusan universitas di

dunia.131

Musik dangdut telah lama sekali dikenal publik Amerika, bahkan

musik Soneta yang didirikan Rhoma ini sudah ada di museum di

Washington DC. Itu indikasi bahwa dangdut diperhitungkan dan dihargai di

dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Di Jepang, buku musik dangdut telah

terbit dengan judul Road to Dangdut Music, di Washington berjudul Rhoma

Irama and The Dangdut Style, dan Prof. Andrew Weintraub dari University

of Pittsburgh menulis buku Dangdut Stories. Rhoma juga melakukan

kesepakatan dengan seorang pengusaha Jepang yang berminat merekam dan

mengedarkan 200 lagu Soneta Grup di luar negeri.132

3. Rhoma Irama: Dakwah, Kritik, dan Pesan Sosial

Kebulatan tekad Rhoma menjadikan musik sebagai media dakwah

bukan karena faktor kebetulan, tetapi karena panggilan agama, dan juga

kegelisahannya melihat kehidupan masyarakat pada saat itu, khususnya para

pemuda yang banyak terpengaruh budaya Barat. Rhoma sepertinya sadar

bahwa musik (dan film) bisa menjadi sarana dakwah yang efektif. Hal ini

juga menandai bahwa dakwah Rhoma bukanlah dakwah kaum salaf

melainkan dakwah populer. Menurut Rhoma, bermusik merupakan sebuah

tanggung jawab kepada Tuhan, dan tanggung jawab kepada manusia, karena

dengan musik manusia bisa dipengaruhi untuk jadi baik, dan menjadi tidak

baik.133

131 Moh. Shofan., op. cit., h. 88.

132

Ibid., h. 91-93.

133

Ibid., h. 103.

Page 82: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

69

Ijtihad Rhoma berdakwah melalui musik berbuah ancaman,

kecaman, olok-olokan, dan berbagai macam bentuk penolakan masyarakat

muslim. Namun, itu semua tidak mengendurkan kebulatan tekadnya. Rhoma

mengakui, betapa sulitnya untuk memasukkan unsur-unsur dakwah ke

dalam sebuah lagu. Sejak pertama kali Rhoma dan Soneta melakukan

dakwah lewat dangdut, Rhoma mengucapkan salam di panggung. Padahal,

mengucapkan salam di panggung pada saat itu dianggap tabu dan bukan

pada tempatnya. Atas keberaniannya, dalam suatu pertunjukan musik,

Rhoma dilempari batu, lumpur, dan sandal. Peristiwa tersebut terjadi di

Ancol sekitar 1979. Masyarakat menilai Rhoma telah melakukan penodaan

terhadap agama dengan membawa ayat-ayat Al-quran dalam sebuah

lagu.134

Bagi Rhoma, berdakwah melalui musik itu non akademik, tidak ada

ilmu dan rumusnya. Menurut Rhoma, semuanya bersifat intuitif, ilham dari

Allah. Lagu dakwah, menurutnya bukan lirik dakwah kemudian diiringi

musik. Lagu dakwah adalah lagu yang harus bisa berdakwah dan bisa

memotivasi, mengubah, atau paling tidak menyentuh pendengar. Bukan

sebagai lagu semata, juga bukan nasihat dikasih musik.135

Rhoma menyadari bahwa suara merdu, kemampuan bermusik, serta

kemahirannya dalam menciptakan lagu-lagu dangdut bertema keislaman

adalah karunia besar dari Tuhan, sehingga mesti dioptimalkan dalam

kebaikan. Baginya, memilih jenis musik dangdut sebagai sarana dakwah,

bukannya tanpa alasan. Alasan yang dimaksud adalah karena setiap insan

memiliki sense of art, tidak terkecuali orang Islam, bahkan ulama sekalipun.

Perjuangan menjadikan musik dangdut sebagai media dakwah,

sempat menuai kritik dari Gus Dur. Menurut Gus Dur, tidak ada pintu

dakwah untuk musik, karena musik itu otonom. Rhoma tak mengelak apa

yang dikatakan Gus Dur, karena pintu itu memang tidak ada. Namun,

134 Ibid., h. 106.

135

Ibid., h. 107

Page 83: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

70

sebagai seniman, Rhoma melihat ada celah meski celah itu kecil. Rhoma

tidak menyangkal bahwa secara umum musik identik dengan kemaksiatan,

drug, minuman keras, meninggalkan shalat, dan pergaulan bebas. Di situlah

selalu ada celah untuk berdakwah. Menurut Rhoma, saat itu ada jurang

pemisah antara agama dan musik. Akan tetapi, Rhoma tidak berhenti untuk

terus berdakwah. Ia semakin mantap melebarkan musiknya ke zona religi.136

Pada Desember 1983, kiai Syukri Gozali dari MUI, menyatakan

bahwa menyanyikan Al-quran hukumnya haram. Pernyataan itu tentu saja

menampar Rhoma yang baru saja meluncurkan album La Illaha Illalah.

Sebuah diskusi lantas digelar. Rhoma diundang ke Masjid Al-Azhar untuk

dimintai pertanggungjawaban oleh MUI mengenai lafaz surah Al-Ikhlas

pada awal lagu tersebut. Di dalam ruang sidang, Rhoma memperdengarkan

lagu La Illaha Illalah di depan para ulama MUI dan para wartawan.

Keputusan sidang saat itu, MUI tidak melarang, malah Soneta diminta

memperbanyak lagu bernafaskan Islam.137

Meskipun MUI mengizinkan lagu itu, tetapi tantangan tak berhenti

sampai di situ. Suatu waktu Soneta tampil di FFI Medan, Rhoma

membawakan lagu La Illaha Illalah. Begitu selesai, ada sepuluh anggota

DPRD Sumut mendatangi Rhoma di sebuah hotel. Rhoma dan Soneta

diintimidasi. Mereka meminta Rhoma agar tidak lagi mendendangkan lagu

tersebut dengan alasan bisa memecah belah bangsa. Rhoma pun dengan

tegas menjawab bahwa jika dirinya dilarang mendendangkan lagu tersebut,

berarti sama saja dengan melarang Al-quran, karena lagu tersebut

merupakan terjemahan Al-quran.138

Sandungan terhadap Rhoma tidak sampai di situ. Dalam album

soundtrack Cinta Segi Tiga pun sempat bermasalah dikarenakan Rhoma

telah mengucapkan hadis terbalik pada intro lagu Lima. Hal ini

136 Ibid., h. 108.

137

Ibid., h. 109.

138

Ibid.

Page 84: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

71

mengakibatkan Naviri selaku label harus menarik album yang sudah

terlanjur beredar dan menggantinya dengan album yang telah direvisi pada

kesalahan pengucapan tersebut.139

Rhoma tidak hanya berhadapan dengan ulama. Keberanian Rhoma

melakukan sejumlah kritik terhadap negara, melalui beberapa syair-syair

lagunya juga membuat pihak pemerintah kebakaran jenggot dan melakukan

pencekalan. Tahun 1997, pihak pemerintah mengeluarkan pelarangan

terhadap lagu Rupiah, karena rupiah adalah mata uang resmi RI, sehingga

tidak boleh dianggap sebagai ungkapan penyebab pertikaian serta

perpecahan.140

Rhoma juga memiliki pengalaman tampil di berbagai kampanye

Pemilu. Pada Pemilu 1977 dan 1982, Rhoma sudah menjadi pengumpul

suara (vote getter) yang sangat efektif bagi Partai Persatuan Pembangunan

(PPP).141

Kecenderungan politik Rhoma pada pemilu 1977 dan 1982 ke

Partai Persatuan Pembangunan yang berasas Islam membuatnya sempat

diinterogasi pihak militer di era Orde Baru, dan dicekal tampil di TVRI

selama sebelas tahun lamanya (1977-1988). Meskipun dengan ongkos yang

sangat mahal, Rhoma pun tak gentar menghadapi tekanan dari pemerintah

Orde Baru, hingga akhirnya Rhoma kembali bisa tampil di TVRI setelah

PPP mengganti asasnya menjadi Pancasila.142

Ketenaran Rhoma dalam berdakwah pun memasuki dunia film. Ada

sekitar 28 judul film dibintanginya. Beberapa film di antaranya, seperti

Penasaran (1976), Gitar Tua (1977), Begadang (1978), Raja Dangdut

(1978), Berkelana I (1978), Berkelana II (1978), Cinta Segitiga (1979),

Camelia (1979), Perjuangan dan Doa (1980), Melodi Cinta (1980), Badai

di Awal Bahagia (1981), Satria Bergitar (1984), Cinta Kembar (1984),

139 Ibid., h. 112.

140

Ibid., h. 125.

141

Ibid., h. 129.

142

Ibid., h. 132.

Page 85: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

72

Pengabdian (1985), Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985), Menggapai

Matahari I (1986), Menggapai Matahari II (1986), Nada-nada Rindu

(1987), Bunga Desa (1988), Jaka Swara (1990), Nada dan Dakwah (1991),

Tabir Biru (1994), Dawai 2 Asmara (2010), dan Sajadah Ka’bah (2011).143

Rhoma telah menciptakan lebih dari 700 lagu, baik yang

dinyanyikan sendiri, maupun oleh penyanyi-penyanyi lain. Karya-karyanya

begitu fenomenal dan legendaris. Kepiawaiannya dalam bermain musik

mendapat beberapa gelar, baik lokal maupun internasional. Atas kegigihan

Rhoma dalam mengangkat citra musik dangdut, majalah Asia Week dalam

artikel Superstar with a Message (edisi 16 Agustus 1985) menyebut Rhoma

sebagai South East Asia Superstar. Tahun 1992, Rhoma mendapat

pengakuan dari dunia musik Amerika, saat majalah entertainment edisi

Februari mencantumkannya sebagai Indonesian Rocker. Pada 16 November

2007, Rhoma menerima penghargaan sebagai The South East Asia

Superstar Legend di Singapura. Selanjutnya pada 23 Desember 2007,

Rhoma menerima Lifetime Achievement Award pada penyelenggaraan

perdana Anugerah Musik Indonesia (AMI) Dangdut Awards, yang

dilangsungkan di Teater Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Bahkan, nama Rhoma sendiri diabadikan sebagai nama piala untuk 6

kategori permainan instrumen musik dangdut di acara tersebut. Sementara

di dalam negeri, salah satu penghargaan terhadap Rhoma diberikan

Anugerah Dangdut TPI tahun 1997 yang berlangsung di Istora Senayan,

dengan kategori ―Penyanyi Dangdut Legenda‖. Konsistensi Rhoma di

bidang musik dangdut juga berbuah anugerah sertifikat dari Museum Rekor

Indonesia (MURI) sebagai artis yang paling lama berkiprah di musik

dangdut. Baru-baru ini, tahun 2011, Rhoma berhasil meraih penghargaan

prestesius dalam ajang SCTV Award.144

Kiprah dan dedikasi Sang Legenda

juga diakui dunia, terbukti dengan gelar Profesor Honoris Causa dalam

143 Ibid., h. 195.

144

Ibid., h. 175.

Page 86: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

73

bidang musik yang diterimanya dari dua universitas yang berbeda, yaitu dari

Northern California Global University dan dari American University of

Hawai.145

Kepedulian Rhoma terhadap nasib sesama musisi, terutama mereka

yang berkecimpung dalam dunia dangdut, mendorongnya untuk mendirikan

PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia) dan menjabat

sebagai ketua umum. Rhoma juga memimpin pendirian AHDCI (Asosiasi

Hak Cipta Musik Dangdut Indonesia) untuk memperjuangkan hak atas

pembagian royalti yang lebih baik untuk para pencipta musik dangdut.146

Selain di dunia musik dan film, Rhoma juga dikenal sebagai seorang

dai. Ia pun tak jarang bertemu dengan tokoh-tokoh Islam lintas ormas,

seperti K. H. Hasyim Muzadi dari NU, Dien Syamsuddin dari

Muhammadiyah, K.H. Zainuddin MZ, Tarmidzi Taher (mantan Menteri

Agama era Orde Baru), dan K. H. Manarul Hidayah (pengasuh Ponpes Al-

Mahbubiyah). Bersama mereka, Rhoma mendirikan organisasi Fahmi

Tamami (Forum Silahturahmi Takmir Masjid dan Mushala) pada 22

September 2007 bertepatan dengan 10 Ramadhan 1428 H. Saat ini, Fahmi

Tamami berdiri di 28 Provinsi di Indonesia.147

Rhoma Irama telah membuat kejutan politik dalam negeri dengan

keinginannya menjadi presiden 2014. Rhoma mengaku didaulat sebagai

presiden di Indonesia oleh ulama dan habaib yang bergabung dalam

Wasilah Silahturahmi Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama). Tak

hanya itu, organisasi yang tergabung dalam Fans of Rhoma and Soneta

(FORSA) pun juga mengusung Rhoma menuju RI-1. Alasan lain, ulama

memilih Rhoma sebagai Capres lantaran dianggap memiliki jiwa

145 Lambertus Hurek., op. cit.

146

Ibid

147

Moh Shofan ., op. cit., h. 204.

Page 87: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

74

kepemimpinan yang tangguh. Hal itu tercermin dengan kepemimpinannya

di Soneta.148

PKB secara resmi mengusung Rhoma Irama sebagai calon presiden

dari PKB. Peresmian pencalonan Rhoma diutarakan oleh Muhaimin di

kantor DPP PKB, 16 April 2013. Pengesahan Rhoma sebagai Capres resmi

PKB telah disepakati dalam klausal kontrak yang telah ditandatangani oleh

Rhoma Irama dan Muhaimin pada 2 April 2013. Meskipun baru wacana,

berita ini telah mengundang banyak pro dan kontra. Ada yang mengecam,

karena Rhoma dinilai belum pantas untuk memimpin Indonesia. Sebaliknya,

tak sedikit pula yang mendukung pencalonannya, karena Rhoma dianggap

representatif mewakili umat Islam.

C. Ikhtisar Puisi “Ibu” dan Lirik Lagu “Keramat”

Ikhtisar merupakan ringkasan suatu puisi. Fungsi dari ikhtisar ini

adalah memberikan gambaran umum tentang isi suatu karya, dalam hal ini

puisi dan lirik lagu. Berikut ini ikhtisar dari puisi ―Ibu‖ karya A. Mustofa

Bisri dan lirik lagu ―Keramat‖ karya Rhoma Irama.

1. Ikhtisar Puisi “Ibu”

Puisi yang berjudul ―Ibu‖ ini ditulis oleh penyair sekaligus seorang

ulama, yaitu K. H. Achmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus pada

tahun 1414 H/1995 M. Puisi ini diterbitkan pada tahun 1995 dalam buku

kumpulan puisi Pahlawan dan Tikus. Puisi yang terdiri atas tiga bait dan 29

larik ini menggambarkan keagungan seorang anak kepada ibunya.

Melalui puisi ―ibu‖, Gus Mus ingin menyampaikan keagungan sosok

ibu dalam pandangan aku-lirik. Sosok ibu ini di sini banyak diibaratkan oleh

istilah-istilah alam. Hal tersebut untuk menggambarkan bentuk-bentuk

keagungan sosok ibu. Dalam puisi ―Ibu‖ ini juga Gus Mus ingin

menyampaikan betapa lemahnya seorang anak di hadapan seorang ibu. Hal

148 Ibid., h. 221.

Page 88: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

75

tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini, Kaulah bumi/yang tergelar

lembut bagiku/melepas lelah dan nestapa. Berdasarkan kutipan tersebut,

Gus Mus ingin menunjukkan kelemahan seorang anak di hadapan ibunya,

selain itu Gus Mus juga ingin menunjukkan sosok ibu dengan segala

kerendah-hatian selalu menerima anaknya. Selain mengagungkan sosok ibu,

melalui puisi ―Ibu‖ ini Gus Mus tak lupa mendoakan ibunya.

2. Ikhtisar Lirik Lagu “Keramat”

Lagu Keramat karya Rhoma Irama ini terdapat di dalam album

Santai (Volume VII) tahun 1977 yang diproduksi oleh Yukawi. Lirik lagu

Keramat yang diciptakan Rhoma Irama ini bercerita tentang ketinggian

derajat seorang wanita, yang merupakan ibu dari manusia. Dalam ajaran

agama Islam, kedudukan ibu sangatlah tinggi, bahkan dalam sebuah hadis

رة رض هللا عنه قال جاء رجل الى رسول هللا صلى هللا عله وسلم فقال ا رسول هللا عن اب هر

ل قال: ثم ل قال: ثم من؟ قال :ثم ام ل قال: ثم من؟ قال: ثم ام من احق الناس بحسن صحابت؟ قال: ام

من؟ قال : ثم ابوك )اخرجه البخاري(

Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: ― Suatu saat ada seorang laki-laki

datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: ―Wahai Rasulullah, siapakah

yang berhak aku pergauli dengan baik?‖ Rasulullah menjawab: ―Ibumu!‖,

lalu siapa? Rasulullah menjawab: ―Ibumu!‖, lalu siapa? Rasulullah

menjawab: ―Ibumu!‖. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa?

Rasulullah menjawab: ― Bapakmu!‖ (H.R.Bukhari).149

Dari hadis tersebut, kita telah melihat sendiri bahwa Nabi

Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda bahwa kita harus

berbakti kepada Ibu kita itu 3 kali lebih tinggi daripada ayah. Jika kita lihat,

kenapa kita harus berbakti kepada Ibu 3 kali lebih besar, lebih tinggi dari

pada ayah. Ternyata itu semua dikarenakan bahwa ibu telah menjaga kita

selama kehamilan, terus melahirkan serta menyusui dan merawat kita, yang

dimana ketiga hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh seorang ibu saja.

149 Sumber: Sahih Bukhari, juz 5, h. 2227, hadis ke-5626.

Page 89: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

76

Rupanya Rhoma Irama terilhami dari hadis tersebut dalam membuat

lagu Keramat. Melalui lagu Keramat, Rhoma Irama mengingatkan kepada

kita semua untuk harus menghormati ibu, karena ibu adalah orang yang

mengandung dengan susah payah selama sembilan bulan. Ibu juga bertaruh

nyawa ketika melahirkan, kemudian menyusui, hingga mengasuh dan

merawat dengan penuh kasih sayang. terkadang kita lupa, bahwa kita

mempunyai suatu ‗keramat‘ di rumah kita yang doanya dikabulkan oleh

Tuhan, yaitu doa ibu. Banyak orang memilih pergi ke dukun atau tempat-

tempat keramat, seperti gunung, kuburan atau yang lainnya hanya untuk

meminta doa agar tujuannya tercapai. Padahal, itu semua sangat

bertentangan dengan ajaran-ajaran agama. Lewat lagu Keramat inilah,

Rhoma berusaha mengingatkan kepada semua orang agar tidak bosan-

bosannya untuk meminta doa kepada ibu.

Page 90: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

77

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Struktur Puisi Ibu dan Lirik Lagu Keramat

Langkah awal untuk memahami inti dari suatu karya adalah dengan

cara menganalisis dan memahami struktur yang membangun karya. Hal ini

sangat penting, karena di dalam struktur tersebut terdapat unsur-unsur yang

saling berhubungan dalam rangka mencapai keutuhan tunggal. Begitu juga

ketika ingin memahami inti dari puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dan lirik

lagu Keramat karya Rhoma Irama, maka hal pertama yang harus dilakukan

adalah mengkaji atau menganalisis struktur lahir dan batin dari kedua karya

tersebut.

Berikut ini hasil analisis struktur puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri

dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

1. Analisis Struktur Fisik Puisi Ibu

a. Tipografi atau perwajahan

Puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri ini merupakan puisi bebas yang

terdiri atas 3 (tiga) bait dan 29 (dua puluh sembilan) larik. Bait pertama,

puisi Ibu ini terdiri atas lima belas larik. Sementara bait kedua, terdiri atas

enam larik, dan di bait ketiga terdiri atas delapan larik. Tipografi dalam

puisi ini tergolong puisi konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari

sistematika penulisan bait dan larik yang telah dijabarkan.

Di bait pertama dan kedua, Aku-lirik seolah berbicara kepada ibunya.

Sementara itu, di bait ketiga, Aku-lirik seolah berbicara kepada Tuhan. Hal

tersebut menunjukkan, bahwa Aku-lirik sedang berdoa. Hal yang

menunjukkan bahwa pada bait ketiga Aku lirik sedang berdoa adalah

dengan penggunaan tanda kurung.

Page 91: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

78

b. Versifikasi

Dalam menganalisis struktur versifikasi dalam puisi Ibu ini penulis

merujuk kepada pendapat Herman J. Waluyo, yaitu versifikasi terdiri atas

rima, ritme, dan metrum, yang di dalam penjelasan selanjutnya Waluyo

berpendapat, bahwa pengertian ritme dan metrum disamakan.

Jika merujuk pada tipografi puisi Ibu yang tergolong ke dalam puisi

bebas, maka pola rimanya pun tidak terpengaruh oleh puisi-puisi lama yang

cenderung terikat, baik dari segi bait maupun baris. Selain itu, mengacu

pendapat Waluyo yang mengatakan bahwa rima merupakan persamaan

bunyi di awal, tengah, maupun akhir di dalam puisi Ibu ini tidak ditemukan.

Hal tersebut kembali melihat pandangan penyair yang tidak bermanis-manis

kata.

Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa puisi Ibu karya Gus Mus ini

menggambarkan keagungan seorang ibu dalam pandangan Aku-lirik,

sehingga ritme yang ditangkap penulis ketika puisi ini dibaca adalah dengan

nada tinggi dan penuh penekanan, namun tinggi di sini bukan menunjukkan

suatu kemarahan, tetapi untuk menciptakan efek keagungan. Selain itu, di

larik-larik tertentu, ritme yang diucapkan ada yang menurun. Hal ini untuk

menciptakan efek kelembutan atau kasih sayang seorang ibu yang ingin

disampaikan penyair.

c. Diksi

Diksi yang digunakan oleh Gus Mus dalam puisi Ibu ini cenderung

sederhana dan padat makna. Hal ini tidak lepas dari filosofi penyair itu

sendiri, yaitu tidak bermanis-manis kata. Tujuannya agar pembaca lebih

mudah dalam memahami pesan yang ingin disampaikan baik tersurat

maupun tersirat.

Jika dilihat dari penggunaan diksi yang dipakai oleh Gus Mus,

terdapat beberapa bentuk diksi yang digunakan Gus Mus terpengaruh oleh

bahasa daerah. Pertama, penggunaan kata brenti yang terdapat pada bait

Page 92: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

79

pertama larik ke-12 (dua belas). Kata brenti seharusnya berhenti, yang

merupakan hasil dari penambahan imbuhan (afiksasi) be + henti. Akan

tetapi, Gus Mus memilih menggunakannya dengan bahasa percakapan yakni

brenti.

Kedua, kata sorga yang terdapat pada bait ke-2 (dua) larik ke-20

(dua puluh). Pemilihan kata sorga yang Gus Mus lakukan juga merupakan

pengaruh terhadap bahasa daerah. Kata sorga yang digunakan Gus Mus

menggunakan vokal /o/. Jika merujuk kepada standar buku Bahasa

Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Bahasa kata surga ditulis dengan

sorga kurang tepat karena tidak sesuai dengan penulisan yang baku.

Ketiga, penyimpangan pada penggunaan frasa kasihsayangMu yang

terdapat pada bait ke-3 (tiga) larik ke-25 (dua puluh lima). Penyimpangan

pada frasa kasihsayangMu ini juga tergolong bentuk penyimpangan

morfologis. Frasa kasihsayangMu ditulis oleh Gus Mus dengan cara

digabung tanpa diberi jarak (spasi). Seharusnya penulisan yang tepat adalah

dipisah, seperti kasih sayang-Mu.

Puisi Ibu karya Gus Mus ini juga banyak menggunakan istilah-istilah

alam untuk menggambarkan sosok ibu dalam pandangan Aku-lirik. Hal ini

menunjukkan, bahwa kontruksi diksi yang diciptakan oleh Gus Mus dalam

setiap karyanya tidak terlalu mementingkan kerapihan stilistik ataupun

organisasi larik. Hal tersebut menjadikan puisi Gus Mus ini terlihat ramah,

menghilangkan jarak formalitas puisi, sehingga terkesan ingin menyerahkan

langsung ke pembaca.

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa adanya kontruksi bangunan

diksi yang sederhana pada puisi Ibu, yaitu dapat dilihat dari banyaknya

penggunaan istilah alam yang diciptakan Gus Mus untuk menggambarkan

sosok ibu dalam pandangan Aku-lirik. Hal tersebut dikatakan sederhana,

karena alam merupakan bentuk kekuasaan Allah yang dapat dilihat secara

langsung. Selanjutnya, alam juga menunjukkan sesuatu yang berkuasa.

Selain itu, alam merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan manusia

Page 93: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

80

(pembaca), sehingga pembaca tidak terlalu mengalami kesulitan untuk

menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh Gus Mus.

Bait pertama pada puisi Ibu, sosok ibu digambarkan oleh Aku-lirik

seperti sebuah gua, sebagai tempat untuk bertapa. Hal tersebut terdapat pada

larik ke-2 dan ke-3

Kaulah gua teduh

tempatku bertapa bersamamu

Pemilihan kata gua memang sangat lekat dengan kata bertapa, karena gua

kebanyakan dijadikan tempat untuk bertapa atau mencari ilham, bahkan

Nabi Muhamad Saw pun ketika mencari ilham dan mendapatkan wahyu

pertamanya ada di sebuah gua (Gua Hira). Selanjutnya Gus Mus

menyandingkan kata gua dengan kata teduh. Kata teduh, dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tenang atau aman150

. Berdasarkan hal

tersebut, pemilihan frasa gua teduh untuk mengibaratkan sosok ibu dalam

pandangan Aku-lirik menurut penulis adalah untuk menggambarkan sebuah

rahim. Rahim merupakan tempat pertama, di mana seorang manusia

mendapat kasih sayang dari seorang ibu, bahkan rahim pula menjadi tempat

pertama seseorang mendapat pendidikan sebelum seorang anak dilahirkan.

Alasan penulis, bahwa gua teduh merupakan penggambaran sebuah rahim,

dapat dilihat dari pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kata

gua menunjukkan sebuah tempat, selanjutnya kata teduh memiliki sifat

tenang, damai, dan aman, kemudian penggunaan kata bertapa yang

memiliki sifat mengasingkan diri. Selain itu, alasan yang menujukkan

bahwa gua teduh merupakan gambaran rahim seorang ibu, diperkuat pada

bait pertama larik ke-4 (empat), yaitu penggunaan frasa sekian lama. Frasa

sekian lama ini menunjukkan waktu yang ada batasnya. Hal tersebut sesuai

150

Departemen Pendidikaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi keempat,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1417.

Page 94: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

81

dengan kenyataan, bahwa seorang bayi ada batasnya berada di dalam rahim

seorang ibu sampai akhirnya dilahirkan.

Pada bait pertama larik ke-7 (tujuh), sosok ibu dalam pandangan

Aku-lirik diibaratkan bumi. Kemudian dilanjutkan pada larik ke-8 dan ke-9

mengenai penjelasan alasan ibu diibaratkan sebagai bumi. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

Kaulah bumi

yang tergelar lembut bagiku

melepas lelah dan nestapa

Kata bumi identik sebagai tempat kembali (orang yang telah meninggal).

Selain itu, bumi juga dapat dikatakan sesuatu yang rendah. Korelasinya

dengan larik selanjutnya, yaitu yang tergelar lembut bagiku/melepas lelah

dan nestapa adalah menunjukkan kelemahan seorang anak di hadapan

ibunya. Artinya, pemilihan istilah bumi di sini cukup tepat untuk

menggambarkan sosok ibu dalam pandangan Aku-lirik yang merupakan

tempat mengadu (kembali) seorang anak. Hal ini tidak lepas pada

kenyataan, bahwa seorang anak ketika mengalami kesenangan maupun

kesedihan, orang yang pertama kali diceritakan adalah ibu. Selanjutnya

makna dari bumi yang identik dengan sesuatu yang digunakan sebagai

tempat berpijak, menunjukkan kerendah-hatian seorang ibu yang selalu siap

menerima anaknya.

Pada bait pertama larik ke-10 (sepuluh) dan ke-11 (sebelas), sosok

ibu dalam pandangan Aku-lirik diibaratkan sebuah gunung. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

Pemilihan kata gunung yang dipilih oleh Gus Mus juga cukup tepat.

Gunung merupakan sesuatu yang kokoh. Hal tersebut menggambarkan

sosok ibu yang perkasa. Selain itu, gunung juga merupakan penyeimbang

bumi, hal tersebut menunjukkan sosok ibu yang bisa dijadikan penyeimbang

Page 95: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

82

atau pemberi masukan dalam menjaga cita-cita seorang anak (mimpiku).

Selanjutnya kata siang dan malam, menunjukkan waktu, yaitu setiap saat.

Pada bait pertama larik ke-12 (dua belas) dan ke-13 (tiga belas),

sosok ibu dalam pandangan Aku-lirik diibaratkan seperti sebuah mata air.

Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

mata air yang tak brenti mengalir

membasahi dahagaku

Jika merujuk pada kenyataan, air (mata air) merupakan sumber kehidupan,

sementara kata dahaga identik dengan rasa lelah. Pemilihan kata tersebut

cukup tepat untuk menggambarkan sosok ibu sebagai penyemangat ketika

seorang anak merasa lelah menjalani kehidupan.

Bait pertama larik ke-14 dan ke-15, sosok ibu dalam pandangan Aku-

lirik diibaratkan seperti sebuah telaga. Hal tersebut dapat dilihat pada

kutipan berikut ini:

telaga tempatku bermain

berenang dan menyelam

Kata telaga identik dengan ruang, sementara bermain identik dengan

belajar, sehingga maksud dari kata telaga dan bermain adalah untuk

menggambarkan sosok ibu sebagai ruang untuk anaknya belajar.

Selanjutnya, pemilihan kata berenang dan menyelam adalah ibu sebagai

tempat anak dalam menyelami kehidupan.

Pada bait kedua larik pertama, sosok ibu dalam pandangan Aku-lirik

diibaratkan seperti laut dan langit. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut ini:

Kaulah, ibu, laut dan langit.

............................................

Jika diambil makna tiap kata, laut identik dengan luas dan dalam, sedangkan

langit identik dengan tinggi. Akan tetapi, jika dimaknakan secara

keseluruhan, yaitu laut dan langit, maka makna yang muncul adalah

segalanya. Kemudian di larik berikutnya (larik ke-2), terdapat kutipan /yang

Page 96: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

83

menjaga lurus horisonku/. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

horison berarti langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan

bumi atau laut; kaki langit; cakrawala151

, sehingga horison identik dengan

jauh (mimpi) atau perjalanan mencari hal. Penulis berpendapat, pemilihan

kata menjaga, lurus, dan horison, menggambarkan sosok ibu dalam

pandangan Aku-lirik sebagai seseorang yang menjaga mimpi (cita-cita)

seorang anak agar tetap lurus dengan mimpi awalnya.

Pada bait kedua larik ke-3 (tiga), sosok ibu dalam pandangan Aku-

lirik diibaratkan seperti mentari dan rembulan. Hal tersebut terdapat pada

kutipan berikut ini:

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

....................................................

Kata mentari dan rembulan identik dengan cahaya. Selain itu kata mentari

dan rembulan menunjukkan keterangan waktu. Korelasinya dengan larik

berikutnya, yaitu /yang mengawal perjalananku/, menunjukkan bahwa

ibulah yang mengarahkan anaknya di setiap perjalanan hidup seorang anak.

Selanjutnya, perjalanan hidup yang dikemukakan Aku-lirik adalah

perjalanan untuk mencapai surga. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan

larik berikutnya (larik ke-5), mencari jejak sorga.

Di bait kedua, tepatnya larik ke-5 dan ke-6, penyair mengutip sebuah

hadis. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan berikut:

mencari jejak sorga

di telapak kakimu.152

151 Ibid, h. 507.

152

Dari Mu‘wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui

Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang

kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: ―Apakah engkau masih mempunyai

ibu?‖ Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: ―Hendaklah engkau tetap berbakti

kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.‖

Syaikh al-Albani berkomentar: ―Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, jilid 2, hlm. 54, dan yang

Page 97: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

84

Penggunaan hadis tersebut, tidak lepas dari latar belakang penyair itu sendiri

yang merupakan seorang ulama.

d. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Penggunaan kata konkret dalam puisi bertujuan agar pembaca

seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilakukan atau

dirasakan oleh penyair. Berikut ini merupakan kata-kata konkret yang

terdapat dalam puisi Ibu:

Tabel I

Kata Konkret Puisi Ibu

Bait Larik Kata Konkret

I

1 Ibu

2 kawah, gua

3 Bertapa

5 kaulah, kawah

6 Aku

7 kaulah, bumi

10 Gunung

11 siang, malam

12 mata air

14 Telaga

II

1 kaulah, ibu, laut, langit

3 kaulah, ibu, mentari, rembulan

6 telapak kakimu

III 2 Aku

3 Ibuku

lainnya seperti ath-Thabrani jilid 1, hlm. 225, no. 2. Sanadnya Hasan insyaAllah. Dan telah

dishahihkan oleh al-Hakim, jilid 4, hlm. 151, dan disetujui oleh adz-Dzahabi dan juga oleh

al-Mundziri, jilid 3, hlm. 214.‖ (as-Silsilah adh-Dha‘ifah wa al-Maudhu‘ah, pada

penjelasan hadits no. 593)[3]

Page 98: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

85

5 Ibuku

6 Kau

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kata konkret yang

paling banyak digunakan penyair adalah istilah alam, seperti gua, kawah,

bumi, gunung, mata air, telaga, laut, mentari, dan rembulan. Pemunculan

istilah-istilah alam ini paling banyak terdapat di bait pertama dan kedua. Hal

tersebut tidak lepas dari gambaran yang dimunculkan oleh penyair ketika

puisi tersebut dibacakan, yaitu seolah-olah Aku-lirik sedang berbicara

kepada ibu. Selanjutnya pemunculan istilah-istilah alam ini difungsikan

untuk mengungkapkan bentuk kekaguman akan keagungan seorang ibu atau

dapat dikatakan bahwa ibu sebagai ejawantah dari alam ciptaan Tuhan.

Selain itu, penggunaan istilah-istilah alam ini juga memudahkan dan

mendekatkan pembaca dalam melihat, merasakan, dan memahami imaji

yang dimunculkan oleh penyair.

Hampir di tiap larik, Aku-lirik mengagungkan sosok ibu dengan

mengibaratkan alam sebagai ungkapan kekagumannya. Melalui ungkapan-

ungkapan tersebut, Aku-lirik berusaha menumbuhkan kesadaran akan apa

yang telah dilakukan seorang ibu selama ini. Akan tetapi, ungkapan-

ungkapan kekaguman tersebut bukan hanya sebagai ucapan manis seorang

anak terhadap ibunya, karena doa dari Aku-lirik sebagai ungkapan terima

kasihnya membuat puisi Ibu ini mencapai klimaksnya. Aku-lirik mengakhiri

kekagumannya dengan berdoa kepada yang Maha Agung (Tuhan) sebagai

penutup pada bait ketiga, yaitu

(Tuhan

aku bersaksi

ibuku telah melaksanakan amanatMu

menyampaikan kasihsayangMu

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

kekasih-kekasihmu

Amin).

Page 99: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

86

Berbeda dengan kata konkret, kata abstrak berfungsi sebagai

penambah estetika yang terdapat dalam puisi. Berikut ini merupakan kata-

kata abstrak yang terdapat dalam puisi Ibu:

Tabel II

Kata Abstrak dalam Puisi Ibu

Bait Larik Kata Abstrak

I

2 Teduh

4 sekian lama

6 meluncur, perkasa

8 tergelar, lembut

9 lelah, nestapa

10 menjaga, mimpiku

12 Mengalir

13 Membasahi

14 Bermain

15 berenang, menyelam

II

2 Menjaga, lurus, horisonku

4 Mengawal, perjalananku

5 Mencari, jejak, sorga

III

2 Bersaksi

3 Melaksanakan

4 Menyampaikan, kasihsayangMu

5 Kasihilah

6 Mengasihi

8 Kekasih-kekasihmu

Berdasarkan data di atas, kata abstrak yang terdapat dalam puisi Ibu

dominan memiliki kedudukan sebagai predikat (P). Hal tersebut

menandakan bahwa Aku-lirik cenderung memahami hakikat dan aktivitas

Page 100: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

87

yang dilakukan oleh objek lirik, sehingga membuat kesimpulan bahwa apa

yang dilakukan oleh seorang ibu mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap kehidupan Aku-lirik. Contohnya dapat dilihat pada bait kedua yang

berbunyi /Kaulah, ibu, laut dan langit / yang menjaga lurus horisonku/.

Maksud dari kata abstrak dalam larik tersebut, bahwa seorang ibu selalu

menjaga serta mengarahkan mimpi atau cita-cita anak-anaknya. Pengawasan

seorang ibu dalam menjaga lurus horison anaknya membuat mimpi atau

cita-cita anaknya dapat tercapai. Kita ketahui bersama, bahwa dalam

menggapai cita-cita, banyak sekali tantangannya, bahkan tidak

memungkinkan apa yang dicapai seorang anak berbanding terbalik dengan

apa yang menjadi cita-cita awalnya.

e. Imaji atau Pencitraan

Puisi Ibu didominasi oleh imaji penglihatan (visual). Hal tersebut

dikarenakan penggunaan istilah alam yang berkorelasi dengan visual di

setiap gambaran yang dimunculkan penyair. Dominannya penggunaan

istilah alam dan imaji visual dapat diasumsikan bahwa alam merupakan

gambaran keagungan seorang ibu, karena alam menunjukkan sesuatu yang

berkuasa.

Tabel III

Tabel Imaji dalam Puisi Ibu

Bait Imaji Banyak keterangan

I Penglihatan 17

Ibu, gua, bertapa,

kawah, meluncur,

perkasa, bumi,

gunung, menjaga,

siang, malam, mata

air, mengalir, telaga,

bermain, berenang,

menyelam

Page 101: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

88

Perabaan 2 teduh, lembut

II Penglihatan 9

ibu, laut, langit,

menjaga, horisonku,

mentari, rembulan,

mengawal,

mencari

III Penglihatan 2

bersaksi,

melaksanakan,

menyampaikan

Puisi Ibu dimulai pada larik pertama dengan menampilkan imaji

penglihatan, yaitu Ibu. Hal tersebut dilakukan penyair untuk memberikan

efek visual pertama supaya pembaca seolah-olah benar-benar melihat sosok

ibu. Selanjutnya, pada larik-larik berikutnya, secara terus-menerus penyair

menggunakan istilah-istilah alam. Hal tersebut juga memberikan efek visual

supaya pembaca seolah-seolah melihat kebesaran seorang ibu serta melihat

sikap dan perilaku seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anaknya.

Penyajian imaji visual ini juga diperkuat dengan imaji perabaan. Hal

tersebut dilakukan penyair untuk memberikan efek supaya pembaca bukan

hanya seolah-olah benar-benar melihat, tetapi juga pembaca seolah-olah ikut

merasakan atas apa yang dilakukan seorang ibu.

2. Analisis Unsur Batin Puisi Ibu

a. Tema

Tema yang diangkat dalam puisi Ibu karya Gus Mus ini adalah

keagungan ibu. Hal tersebut bisa dilihat dari permainan kata yang digunakan

oleh Aku-lirik dalam memandang sosok ibu. Keagungan seorang ibu dalam

pandangan Aku-lirik disampaikan dengan menggunakan istilah-istilah alam.

Berikut ini merupakan contoh kutipan penggalan larik yang menunjukkan

keagungan ibu dalam pandangan Aku-lirik:

Page 102: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

89

Kaulah bumi

yang tergelar lembut bagiku

..............................................

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

...............................................

Penggunaan istilah-istilah alam di sini bukan tanpa alasan. Alam merupakan

bentuk kekuasaan Allah yang dapat dilihat secara langsung. Selain itu, alam

menunjukkan sesuatu yang berkuasa.

b. Rasa

Rasa yang ingin diungkapkan oleh penyair dalam puisi Ibu ini

adalah kekaguman seorang anak akan keagungan ibu. Sudah dijelaskan

sebelumnya bahwa keagungan sosok ibu dalam puisi Ibu ini adalah dengan

penggunaan istilah-istilah alam, yaitu merupakan sesuatu yang sangat dekat

dengan manusia (pembaca). Pengungkapan rasa pada puisi Ibu erat

kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologis Gus Mus, di mana

Gus Mus bukan hanya dikenal sebagai penyair, tetapi juga sebagai

budayawan maupun ulama. Selain itu, Gus Mus sejak kecil tumbuh dalam

lingkungan pesantren. Hal ini menunjukkan sikap seorang Gus Mus

terhadap ibunya dalam puisi Ibu ini. Dia tidak hanya kagum akan

keagungan serta pengorbanan seorang ibu. Akan tetapi, kekaguman

terhadap sosok ibu ini juga dibuktikan dengan mendoakan ibu. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan larik berikut ini:

........................................................

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

kekasih-kekasihMu

Amin).

Berdasarkan penggalan puisi di atas, jika merujuk kepada Al-quran, perintah

untuk mendoakan orangtua (ibu) sebetulnya memang diperintahkan di

dalam diperintahkan dalam Al-quran dalam surat Al-Isra ayat 24 yang

berbunyi ―Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

Page 103: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

90

penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Dengan demikian, kekaguman Gus Mus pada sosok ibu selaras dengan

perintah Allah.

c. Nada

Berbicara tentang nada, maka tidak lepas dengan tema dan rasa.

Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tema puisi Ibu ini adalah keagungan

ibu. Melalui tema yang diangkat, maka nada yang muncul adalah Gus Mus

berusaha mengajak pembaca untuk melihat keagungan seorang ibu.

Memanfaatkan istilah-istilah alam, Gus Mus mengajak kepada pembaca

untuk melihat betapa besar dan agung pengorbanan seorang ibu dalam

membesarkan anaknya.

d. Amanat

Amanat yang terkandung dalam puisi Ibu, bahwa di balik sikapnya

yang lemah dan lembut, ibu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.

Kekuatan itulah membuat seorang ibu terlihat agung. Dalam hal ini penyair

ingin menyampaikan kepada pembaca untuk mengetahui keagungan yang

ada di dalam diri seorang ibu, seperti dalam merawat, menjaga, dan

membesarkan anaknya. Pesan lain yang ingin disampaikan oleh penyair

lewat puisi Ibu ini adalah, bahwa kita tidak bisa membalas semua kebaikan

yang telah diberikan ibu terhadap kita, sehingga yang bisa kita lakukan

hanyalah mendoakan ibu kita.

3. Analisis Unsur Fisik Lirik Lagu Keramat

a. Versifikasi (Rima, Ritme, dan Metrum)

Di dalam lirik lagu, unsur rima menjadi sangat penting, sebab bukan

hanya untuk menimbulkan unsur ritmis dalam lirik lagu, namun juga agar

lirik lagu tersebut enak untuk didengar ketika dinyanyikan. Pada lirik lagu

Page 104: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

91

Keramat ini, Rhoma Irama (Bang Haji) sangat memperhatikan unsur

rimanya.

Rima awal yang digunakan dalam lirik lagu Keramat ini

dideskripsikan secara rapi oleh Bang Haji. Hal tersebut dapat dilihat

persamaan kata pada kutipan lirik lagu berikut ini:

Bukannya gunung ....

Bukan lautan ....

Bukan pula dukun ....

Bukan kuburan ....

Pada kutipan lirik lagu di atas, kerapihan rima awal yang digunakan Bang

Haji terlihat kata bukan. Pengulangan kata bukan di awal larik tersebut jelas

bukan hanya memberikan efek ritmis ketika lagu tersebut dinyanyikan,

namun juga untuk mempertegas dan memperjelas bentuk penolakan yang

ingin Bang Haji sampaikan.

Kerapihan rima awal yang digunakan Bang Haji pada lirik lagu

Keramat bukan hanya terletak pada pengulangan kata, namun juga pada

pengulangan frasa. Hal tersebut dapat dilihat pada persamaan frasa dalam

kutipan lirik lagu berikut ini:

Bila kau sayang ....

Lebih sayanglah ....

Bila kau patuh ....

Lebih patuhlah ....

Pada kutipan lirik lagu di atas, kerapihan rima awal terlihat pada

pengulangan frasa bila kau. Begitu juga dengan frasa lebih sayang dan frasa

lebih patuh, keduanya dapat dikatakan pengulangan frasa, karena kata

sayang dan patuh di sini mengikuti larik sebelumnya, sehingga efek ritmis

tetap muncul.

Kerapihan rima yang digunakan Bang Haji dalam lirik lagu Keramat

ini tidak hanya terletak pada bentuk pengulangan rima awal. Persamaan

bunyi tengah (rima tengah) yang dideskripsikan Bang Haji pada lirik lagu

Keramat ini juga cukup rapi, yaitu dapat kita lihat dalam bentuk

Page 105: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

92

pengulangan atau persamaan bunyi konsonan (aliterasi) dan bunyi vokal

(asonansi). Bentuk asonansi yang digunakan Bang Haji dapat dilihat pada

kutipan lirik lagu berikut ini.

Ridha Ilahi karena ridhanya

Murka Ilahi karena murkanya

Berdasarkan kutipan lirik lagu di atas, dapat dilihat bunyi vokal /a/ cukup

dominan. Bunyi yang ditimbulkan oleh vokal tersebut (/a/) mampu

menciptakan suasana yang mistis, yaitu mempertegas kekeramatan yang

dibicarakan Bang Haji.

Selanjutnya, rima tengah yang Bang Haji gunakan dalam lirik lagu

Keramat ini juga terdapat bentuk pengulangan bunyi konsonan (aliterasi).

Bentuk aliterasi yang digunakan Bang Haji dapat dilihat pada kutipan lirik

lagu berikut ini.

Hai manusia hormati ibumu

Yang melahirkan dan membesarkanmu

Berdasarkan kutipan lirik lagu di atas, dapat kita lihat bunyi konsonan /m/

cukup dominan. Pengulangan bunyi konsonan /m/ ini memberikan efek

adanya dengungan yang memberikan kesan sinis. Kesan sinis ini ditujukan

kepada manusia-manusia yang tidak menghormati ibunya. Padahal, ibu

adalah orang yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Selanjutnya, kerapihan rima yang Bang Haji lakukan juga terdapat di

rima akhir. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan lirik lagu berikut ini:

Darah dagingmu dari air susunya

Jiwa ragamu dari kasih sayangnya

Dialah manusia satu-satunya

Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Page 106: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

93

Berdasarkan kutipan lirik lagu di atas, dapat dilihat persamaan bunyi akhir

yang terdapat pada kata -nya. Pengulangan kata -nya tersebut merujuk

kepada sosok ibu, artinya bahwa segala sesuatu yang diperoleh atau

didapatkan selama ini, salah satunya karena jasa dari seorang ibu. Selain itu,

persamaan rima akhir yang digunakan Bang Haji juga bukan semata-mata

hanya untuk mengejar unsur ritmisnya saja. Akan tetapi, melalui

pengulangan bunyi pada rima akhir yang Bang Haji gunakan, semakin

memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

b. Diksi

Dalam menciptakan lirik-lirik lagu, pilihan kata yang Bang Haji

gunakan tidak hanya mementingkan keselarasan bunyi ketika lirik lagu

dinyanyikan, namun juga pilihan kata yang digunakan Bang Haji memiliki

ketepatan makna. Pilihan kata yang digunakan pada lirik lagu Keramat ini

nampaknya terinspirasi dari hadis nabi. Ini tidak lepas dari jargon yang

diusung Rhoma Irama dan Soneta Grup dalam bermusik, yaitu The Voice of

Moslem. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan lirik lagu Keramat berikut

ini:

...........................................

Ridha Ilahi karena ridhanya

Murka Ilahi karena murkanya153

Berdasarkan kutipan lirik lagu Keramat di atas, terlihat bahwa Bang Haji

mengutip sebuah hadis, yaitu “ridha Allah tergantung ridha orangtua, dan

murka Allah tergantung murkanya orangtua”. Di sini, Rhoma sedikit

mengkhususkan orangtua kepada sosok ibu. Pemilihan diksi tersebut juga

menerangkan betapa tingginya posisi atau derajat seorang ibu di mata Allah.

153 “Dari Abdullah Ibnu Amar al-‘Ash Radliyallaahu ‗anhu bahwa Nabi Shallallaahu

‗alaihi wa Sallam bersabda: ―Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan

kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.‖ Riwayat Tirmidzi. Hadits

shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.‖ Sumber: Ibnu Hajar al-Asqolani, Terjemahan

lengkap Bulughul Maram, ( Jakarta: Akbar,cet 2,2009),hlm.671

Page 107: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

94

Selain itu, penggunaan larik di atas sebagai penekanan dari larik

sebelumnya. Pemilihan kata ridha di sini untuk menjelaskan bahwa yang

paling diharapkan seorang hamba atau makhluk dari Tuhannya adalah ridha-

Nya, dan ridha tersebut tergantung dari ridha seorang ibu, sehingga dengan

kata lain, ridha Ilahi adalah kunci untuk mendapatkan kebahagian dunia dan

akhirat yang hakiki.

Pendeskripsian Bang Haji mengenai sosok ibu di dalam lirik lagu

Keramat ini sangatlah kuat. Hal tersebut terdapat pada kutipan lirik lagu

berikut ini:

Bila kau sayang pada kekasih

Lebih sayanglah pada ibumu

Bila kau patuh pada rajamu

Lebih patuhlah pada ibumu

Pilihan kata sayang dan patuh di sini jelas untuk menunjukkan bahwa ibu

adalah seseorang yang harus disayangi dan dipatuhi. Hal ini menjadi

menarik mengenai alasan Bang Haji lebih memilih kata sayangi

dibandingkan kasih atau cinta. Jika merujuk pada KBBI, kata cinta berarti 1

suka sekali; sayang benar: 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan

perempuan): 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: 4 kl susah hati

(khawatir); risau.154

Merujuk pada pengertian kedua, kata cinta adalah

perasaan sayang, namun lebih ke antara lawan jenis. Sementara kata kasih

berarti perasaan sayang (cinta, suka kpd); menanggung rindu (cinta berahi);

beri, memberi.155

Ini berarti bahwa kata kasih masih rancu antara ‖kasih‖

sebagai perasaaan atau ―kasih‖ sebagai perbuatan. Sementara itu, kata

sayang menurut KBBI berarti kasih sayang (kpd); cinta (kpd); kasih (kpd); 2

v sayang akan (kpd); amat suka akan (kpd); mengasihi; mencintai.156

Ini

154 Departemen Pendidikaan Nasional., op. cit., h. 268.

155

Ibid, h. 631.

156

Ibid, h. 1234.

Page 108: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

95

berarti bahwa kata sayang menunjukkan perasaan yang lebih tinggi,

sehingga pemilihan kata sayang yang digunakan Bang Haji cukup tepat.

Selanjutnya, hal yang menarik dari kutipan lirik lagu Keramat di atas

adalah penggunaan kata raja atau orang kedudukannya tinggi. Kenapa Bang

Haji tidak menggunakan kata presiden, penguasa, atau pemimpin. Jika

kembali merujuk pada KBBI, kata presiden berarti 1 kepala (lembaga,

perusahaan, dsb); 2 kepala negara (bagi negara yg berbentuk republik).157

Ini berarti bahwa presiden hanya mencakup pada suatu lembaga, khususnya

negara. Sementara, kata penguasa berarti sekelompok kecil orang dl

masyarakat yg melakukan semua fungsi politik, monopoli kekuasaan, dan

memperoleh hak-hak istimewa.158

Ini berarti kata penguasa lebih merujuk

pada lebih dari satu orang atau kelompok. Selanjutnya kata pemimpin berarti

orang yang memimpin.159

Ini menunjukkan kepada panggilan orang

berdasarkan tugasnya (sebagai pemimpin). Hal ini berbeda dengan kata raja

yang memiliki arti yang cukup luas.

Dalam KBBI ―raja‖ berarti 1 penguasa tertinggi pd suatu kerajaan

(biasanya diperoleh sbg warisan); orang yg mengepalai dan

memerintah suatu bangsa atau negara; 2 kepala daerah istimewa;

kepala suku; sultan; 3 sebutan untuk penguasa tertinggi dr suatu

kerajaan; 4 orang yg besar kekuasaannya (pengaruhnya) dl suatu

lingkungan (perusahaan); 5 orang yg mempunyai keistimewaan

khusus (spt sifat, kepandaian, kelicikan); 6 binatang (jin dsb) yg

dianggap berkuasa thd sesamanya; 7 buah catur yg terpenting; 8

kartu (truf) yg bergambar raja. 160

Jika merujuk kepada semua pengertian KBBI, kata raja lebih menunjukkan

suatu kekuasaan atau pengaruh yang sangat besar dibandingkan kata

presiden, penguasa, atau pemimpin. Maka kata raja sudah tepat.

157 Ibid, h. 1101.

158

Ibid, h. 746.

159

Ibid, h. 1075.

160

Ibid, h. 1133.

Page 109: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

96

Di dalam lirik lagu Keramat ini, Bang Haji juga banyak

menggunakan istilah-istilah alam. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan

lirik lagu berikut ini.

Bukannya gunung tempat kau meminta

Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba

Bukan kuburan tempat memohon doa

Pada kutipan di atas, terlihat Bang Haji menggunakan istilah-istilah sosial,

seperti gunung, laut, dukun, kuburan untuk menyampaikan kritikannya.

Selain itu, penggunaan istilah-istilah tersebut dapat dikaitkan dengan judul

lagu ini, yaitu Keramat. Selama ini banyak orang menganggap gunung, laut,

dukun, maupun sebagai tempat keramat atau sesuatu yang dianggap suci dan

dapat memberikan apa yang diinginkan. Padahal, menurut Bang Haji, hal

yang paling keramat di muka bumi ini adalah ibu, yaitu dengan doa dan

ridhanya dapat memberikan apa yang diinginkan anaknya.

c. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Di dalam menganalisis unsur fisik lirik lagu Keramat ini, penulis

tidak menganalisis unsur tipografinya. Hal tersebut karena lagu merupakan

karya seni audio yang diperdengarkan. Meskipun di dalam sebuah lagu

terdapat lirik lagu, namun tetap tidak bisa dijadikan acuan sebagai tipologi

asli dari penciptanya, sehingga penulis hanya mendasarkan pada jeda dan

ritme lagu. Berdasarkan hal tersebut, dalam menganalisis kata konkret,

penulis tidak bisa menyebutkan posisi kata konkret yang ditemukan. Akan

tetapi, penulis akan menyebutkan frekuensi kata konkret yang muncul dari

lirik lagu tersebut.

Page 110: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

97

Tabel IV

Kata konkret dalam Lirik Lagu Keramat

Kata Konkret Banyaknya

Manusia 2

Ibumu 5

Darah dagingmu 1

Air susunya 2

Dialah 1

Kau 5

Kekasih 1

Rajamu 1

Gunung 1

Lautan 1

Dukun 1

Kuburan 1

Dunia 1

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kata konkret yang paling

banyak digunakan Bang Haji adalah ibumu, kau, dan penggunaan istilah-

istilah alam (gunung, lautan, dan dunia), serta istilah-istilah sosial (dukun,

kuburan). Pemunculan kata Ibumu dan kau relatif seimbang, yaitu 5 kali.

Hal tersebut tidak lepas dari nada yang ingin disampaikan Bang Haji, yaitu

berupa nasihat yang ditujukan kepada semua orang, tanpa melihat batas

usia. Perlu diketahui, Bang Haji juga menggunakan kata manusia yang

muncul sebanyak 2 kali. Kata manusia di awal lirik merujuk kepada

pendengar. Sementara itu, kata manusia yang muncul kedua lebih ditujukan

kepada sosok ibu. Hal ini menjadi menarik, sebab dari banyaknya kata

konkret yang relatif seimbang membuat lirik lagu ini seolah-olah mengajak

berbicara pendengar untuk menyadari yang sesungguhnya harus ditakuti

Page 111: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

98

kekeramatannya, yaitu dengan menggunakan istilah alam sebagai bentuk

gambaran penolakan serta kata ibumu sebagai bahan nasihatnya yang

banyaknya juga sama dengan kata kau. Akan tetapi, dengan menggunakan

istilah-istilah alam, lirik lagu Keramat ini terkesan tidak menggurui,

sehingga mudah diterima oleh pendengarnya.

Sama halnya dalam menganalisis kata konkret, dalam menganalisis

kata abstrak, penulis juga tidak bisa menyebutkan posisi kata abstrak yang

ditemukan. Akan tetapi, penulis hanya menyebutkan frekuensi kata abstrak

yang muncul dari lirik lagu tersebut.

Tabel V

Kata Abstrak dalam Lirik Lagu Keramat

Kata Abstrak Banyaknya

Hormati 1

Melahirkan 1

Membesarkan 1

Kasih sayangnya 1

Menyayangimu 1

Doa 1

Dikabulkan 1

Tuhan 1

Kutukannya 1

Kenyataan 1

Ilahi 1

Sayang 1

Sayanglah 1

Patuh 1

Patuhlah 1

Meminta 1

Page 112: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

99

Memuja 1

Menghiba 1

Memohon 1

Keramat 1

Kata-kata abstrak dalam lirik lagu Keramat kedudukannya sebagai predikat

(P). Kata-kata tersebut semakin menggambarkan secara nyata bahwa

fenomena yang digambarkan Bang Haji benar-benar terjadi di masyarakat.

Pemilihan kata meminta, memuja, menghiba, dan memohon merupakan

bentuk sindiran halus Bang Haji. Melalui kata-kata itu pula, Bang Haji

memberikan pandangannya menolak tahayul-tahayul yang masih ada dan

diterapkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, seperti

meminta kepada gunung, memuja laut, serta datang ke dukun, kuburan, atau

tempat-tempat lain yang dianggap keramat.

d. Imaji atau Pencitraan

Sama halnya ketika menganalisis kata konkret maupun kata abstrak,

dalam menganalisis imaji atau pencitraan, penulis tidak bisa menyebutkan

posisi imaji yang ditemukan. Akan tetapi, penulis hanya menyebutkan jenis

imaji dan kutipannya.

Tabel VI

Tabel Imaji dalam Lirik Lagu Keramat

Imaji Banyak Keterangan

Pendengaran 4 Hai manusia, Hormati

ibumu, Sayanglah,

Patuhlah

Penglihatan 16 Melahirkan,

melahirkan,

membesarkanmu,

Page 113: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

100

manusia, kekasih,

patuh, rajamu,

gunung, meminta,

lautan, memuja,

dukun, menghiba,

kuburan, memohon,

dunia

Lirik lagu Keramat ini didominasi oleh imaji penglihatan (visual).

Dominannya penggunaan imaji visual ini diasumsikan sebagai bentuk

penolakan terhadap perilaku-perilaku yang selama ini dianggap Bang Haji

salah. Penyajian imaji visual ini dilakukan Bang Haji supaya pendengar

seolah-olah melihat bahwa perilaku yang selama ini dikerjakan adalah salah,

yaitu bertahayul dengan menjadikan gunung dan laut sebagai tempat

pemujaan atau pergi ke dukun, kuburan, serta tempat-tempat yang

diangggap keramat hanya untuk berdoa. Bang Haji juga memperkuat imaji

visualnya dengan memberikan efek seolah-olah pendengar melihat bahwa

sesungguhnya ibulah manusia yang memiliki kekeramatan itu, bukan

gunung, laut, dukun, maupun kuburan.

4. Analisis Unsur Batin Lirik Lagu Keramat

a. Tema

Tema yang diangkat dalam lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama

adalah tentang kekeramatan seorang ibu. Jika melihat pengertian dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata keramat dapat diartikan

sesuatu yang suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan

psikologis kepada pihak lain. Melalui lirik lagu tersebut, Bang Haji ingin

menggambarkan bentuk keramat yang ada di dalam diri seorang ibu. Hal

tersebut dapat dilihat pada kutipan lirik lagu berikut ini:

Page 114: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

101

Doa ibumu dikabulkan Tuhan

Dan kutukannya jadi kenyataan

................................................

Selain itu, melalui lirik lagu ini pula, Bang Haji ingin mengkritik

kepada orang-orang melupakan tuah seorang ibu, yaitu orang-orang yang

lebih memilih pergi ke dukun atau tempat-tempat yang dianggap keramat

dibandingkan meminta doa atau restu kepada ibunya sendiri. Hal tersebut

terdapat pada penggalan lirik lagu berikut ini:

Bukan pula dukun tempat kau menghibah

Bukan kuburan tempat memohon doa

.......................................................

b. Rasa

Rasa atau sikap Bang Haji terhadap pokok permasalahan yang

terdapat di dalam lirik lagu Keramat ini adalah ironi atau bentuk

keprihatinannya terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

masyarakat. Keperihatinan Bang Haji banyak ditunjukkan dengan

penggunaan istilah alam, seperti gunung, laut, dukun, serta kuburan yang

sekaligus menjadi bentuk penolakannya atas perilaku menyimpang.

Sama halnya dengan Gus Mus, pengungkapan rasa atau sikap pada

lirik lagu Keramat ini juga erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan

psikologis Bang Haji. Sudah ketahui bersama, bahwa jargon Bang Haji

dalam bermusik adalah The Voice of Moslem. Bang Haji ingin menjadikan

lagu-lagunya bukan hanya sebatas media hiburan, tetapi juga Bang Haji

ingin menjadikan lagu-lagunya sebagai alat untuk dirinya berdakwah. Dari

hal tersebut, dapat dilihat sikap seorang Bang Haji terhadap perilaku-

perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat. Bang Haji tidak hanya

sebatas perihatin atas perilaku menyimpang yang dilakukan masyarakat.

Akan tetapi, keprihatinannya diperkuat dengan solusi yang ia berikan, yaitu

dengan menunjukkan sosok ibu sebagai seseorang yang seharusnya

dianggap keramat.

Page 115: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

102

c. Nada

Nada yang diungkapkan oleh pencipta dalam lirik lagu Keramat ini

adalah berupa nasihat yang ingin disampaikan kepada semua orang, tanpa

melihat batas usia. Hal tersebut ditunjukkan dengan kata manusia di awal

lirik lagu. Bentuk nasihat yang digunakan oleh pencipta bukan hanya berupa

perintah, melainkan juga dalam bentuk peringatan. Bentuk peringatan Bang

Haji banyak menggunakan istilah-istilah yang sederhana, sehingga lirik

lagunya tidak terkesan menggurui, namun tetap mengena ke hati

pendengarnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan lirik lagu berikut ini:

Hai manusia, hormati ibumu!

Yang melahirkan dan membesarkanmu

Darah dagingmmu dari air susunya

Jiwa ragamu dari kasih sayangnya

d. Amanat

Amanat yang terkandung dalam lirik lagu Keramat ini adalah berupa

sikap hormat kepada seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan

anaknya dengan segala kasih sayang, sehingga seorang anak bisa tumbuh

dan berkembang. Selain itu, lewat lirik lagu Keramat ini, Bang Haji

mengingatkan kepada kita semua akan kekeramatan seorang ibu. Maka dari

itu, jangan pernah membuat ibu marah apalagi sedih, karena ridha dan

murkanya Allah tergantung kepada ridha dan murkanya ibu.

B. Analisis Perbandingan Gaya Bahasa Pada Puisi Ibu Karya Mustofa

Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama

Perbandingan gaya bahasa yang terdapat di dalam puisi Ibu karya

Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama dapat dilihat

dari analisis struktur yang membangun serta nilai yang terdapat di

dalamnya. Analisis struktur tersebut memiliki peran yang sangat penting

sebagai acuan memahami perbandingan gaya bahasa yang terdapat di dalam

kedua karya tersebut.

Page 116: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

103

Berdasarkan hasil analisis, puisi Ibu memiliki keterkaitan yang

cukup erat dengan lirik lagu Keramat. Meskipun kedua karya tersebut

jenisnya berbeda, yaitu puisi dan lirik lagu, serta diciptakan oleh orang yang

berbeda. Hal tersebut tidak membatasi keterkaitan antara keduanya,

sehingga menarik untuk dianalisis. Keterkaitan yang ditangkap penulis pada

dua karya tersebut adalah lirik lagu Keramat karya Bang Haji merupakan

bentuk penguatan dari penggambaran objek lirik (ibu) sebagaimana yang

dibicarakan oleh Gus Mus dalam puisi Ibu.

Sudah dijelaskan pada kajian teori, bahwa dalam menganalisis

perbandingan gaya bahasa antara puisi Ibu dengan lirik lagu Keramat,

penulis merujuk kepada pendapat Gorys Keraf, yaitu gaya bahasa dapat

dibedakan berdasarkan pilihan kata, nada, struktur kalimat, serta langsung

tidaknya makna. Berikut ini akan dijelaskan perbandingan gaya bahasa

antara puisi Ibu dengan lirik lagu Keramat.

1. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata

Pada puisi Ibu, jika dilihat gaya bahasa berdasarkan pilihan katanya,

Gus Mus cukup tepat memilih kata mana yang sesuai untuk posisi-posisi

tertentu dalam puisi tersebut untuk menggambarkan hal yang ingin ia

sampaikan. Ketepatan pilihan kata yang digunakan Gus Mus, serta

kesesuaiannya menempatkan posisi kata yang dipilih dapat dilihat pada bait

pertama puisi ini.

Pada bait pertama baris kedua, Gus Mus memilih kata gua untuk

menggambarkan rahim seorang ibu. Hal tersebut dikatakan tepat, sebab gua

dapat diartikan seperti sebuah tempat. Ketepatan pemilihan kata gua

diperkuat ketika kata tersebut disandingkan dengan kata teduh yang memilki

arti tenang atau aman. Kedua kata inilah yang membentuk frasa gua teduh

yang menurut penulis merupakan gambaran rahim seorang ibu. Hal tersebut

membuktikan, bahwa gua teduh merupakan gambaran rahim seorang ibu.

Apalagi jika kita menghubungkan dengan baris selanjutnya (baris ketiga),

Page 117: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

104

yaitu terdapat kata bertapa, dalam hal ini sangat lekat dengan kata gua serta

memiliki sifat mengasingkan diri.

Setelah menggunakan frasa gua teduh untuk menggambarkan rahim

seorang ibu atau menggambarkan pengorbanan ibu ketika mengandung

anaknya, Gus Mus selanjutnya memilih menggunakan kata kawah untuk

mengambarkan pengorbanan seorang ibu dalam melahirkan anaknya.

Gambaran pengorbanan seorang ibu melahirkan anaknya diperkuat dengan

penggunaan kata meluncur dan perkasa yang menggambarkan bahwa ibu

melahirkan anak-anaknya dengan sempurna, sehat, dan kuat. Selanjutnya

Gus Mus menggunakan kata bumi untuk menggambarkan sosok ibu sebagai

tempat untuk mengadu. Hal tersebut dapat dibuktikan pada kutipan

selanjutnya, yaitu yang tergelar lembut bagiku/melepas lelah dan nestapa

menunjukkan kelemahan seorang anak di hadapan ibunya. Berdasarkan hal

tersebut, Gus Mus cukup tepat memilih kata bumi. Selain karena alasan

yang telah disebutkan sebelumnya, kata bumi identik dengan sesuatu yang

rendah menunjukkan kerendahatian seorang ibu yang selalu siap menerima

anaknya.

Setelah Gus Mus menggunakan kata bumi untuk menggambarkan

sosok ibu sebagai tempat mengadu (kembali), selanjutnya Gus Mus

menggunakan kata gunung untuk menggambarkan posisi seorang ibu

sebagai penyeimbang atau pemberi masukan dalam menjaga cita-cita

(mimpi) seorang anak. Hal tersebut tidak lepas dari makna, bahwa gunung

merupakan sesuatu yang kokoh atau sebagai penyeimbang bumi.

Selanjutnya, Gus Mus menggunakan frasa mata air untuk menggambarkan

sosok ibu sebagai seseorang yang selalu menjadi penyemangat untuk anak-

anaknya. Hal tersebut tidak lepas dari korelasi yang diciptakan Gus Mus

pada frasa mata air dengan kata dahaga. Jika kita merujuk pada kenyataan,

air (mata air) merupakan sumber kehidupan, sementara kata dahaga identik

dengan rasa lelah. Hal tersebut membuktikan, bahwa pilihan kata yang Gus

Mus lakukan sudah cukup tepat. Selanjutnya, bait pertama pada puisi Ibu ini

Page 118: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

105

ditutup dengan penggunaan kata telaga untuk menggambarkan sosok ibu

sebagai ruang untuk belajar. Hal tersebut dapat dilihat pada korelasi yang

diciptakan Gus Mus pada bait pertama larik ke-14, yaitu pada kata telaga

dan bermain. Kata telaga identik dengan ruang, sementara bermain identik

dengan belajar.

Berdasarkan analisis bait pertama yang sudah dijelaskan, dapat

ditarik kesimpulan, bahwa pilihan kata pada gaya bahasa yang digunakan

Gus Mus sudah cukup tepat, yaitu secara konsisten menggunakan istilah

alam untuk menggambarkan sosok ibu. Selain cukup tepat dalam

menggunakan pilihan kata yang ia gunakan, Gus Mus juga cermat

memposisikan tiap kata yang ia gunakan. Kecermatan Gus Mus dalam

memposisikan pilihan kata yang ia gunakan terlihat dari urutan gambaran

pengorbanan seorang ibu, mulai dari mengandung, melahirkan, dan

membesarkan anak-anaknya. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis yang

sudah dipaparkan sebelumnya, yaitu menggunakan kata gua yang

melambangkan rahim seorang ibu. Sudah diketahui bersama, bahwa rahim

merupakan tempat dimana seorang anak pertama dibentuk menjadi manusia

utuh. Selanjutnya, Gus Mus menggunakan kata kawah untuk

menggambarkan pengorbanan seorang ibu dalam melahirkan anaknya,

bahkan pada proses ini, ibu harus berjuang antara hidup dan mati. Setelah

menggambarkan pengorbanan seorang ibu dalam mengandung dan

melahirkan, seorang ibu juga harus merawat dan menjaga anak-anaknya

menjadi anak yang sehat dan cerdas, menjadi tempat mengadu bagi anak-

anaknya, membantu mewujudkan cita-cita anak, menjadi penyemangat,

serta menjadi tempat untuk anaknya agar terus belajar. Semua gambaran-

gambaran pengorbanan seorang ibu tersebut diposisikan secara cermat oleh

Gus Mus, tentunya dengan pemilihan kata yang tepat pula.

Kecermatan Gus Mus dalam memposisikan pilihan kata yang ia

gunakan tidak hanya di bait pertama. Hal tersebut dapat dilihat pada bait

selanjutnya (bait kedua). Jika di bait pertama Gus Mus memposisikan tiap

Page 119: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

106

kata yang ia gunakan untuk menggambarkan tiap aspek pengorbanan

seorang ibu, di bait kedua Gus Mus memposisikan tiap kata yang ia gunakan

untuk menggambarkan pengorbanan seorang ibu secara menyeluruh. Hal

tersebut dapat dilihat pada baris pertama bait kedua. Gaya bahasa yang Gus

Mus pilih masih tentang alam, yaitu kata laut dan langit. Jika kita melihat

makna tiap kata, laut identik dengan luas dan dalam, sedangkan langit

identik dengan tinggi. Akan tetapi, jika dimaknakan secara keseluruhan,

yaitu laut dan langit, maka makna yang muncul adalah segalanya.

Kemudian di baris selanjutnya (baris ketiga), Gus Mus memilih

menggunakan kata mentari dan rembulan untuk menggambarkan sosok ibu

sebagai penerang bagi perjalanan hidup anaknya, yaitu perjalanan mencapai

surganya Allah. Gaya bahasa yang digunakan Gus Mus yang dijelaskan

sebelumnya juga sangat cermat diposisikan oleh Gus Mus. Apalagi di akhir

bait kedua ini, Gus Mus menggunakan sebuah hadis yang merangkum isi di

bait kedua tersebut.

Terakhir, gaya bahasa yang digunakan Gus Mus ditutup dengan

sebait doa (bait ketiga) untuk seorang ibu. Hal tersebut membuktikan bahwa

Gus Mus cukup tepat dalam memilih tiap kata yang dijadikan gaya

bahasanya serta memposisikan pilihan kata yang ia gunakan. Di bait ketiga

ini pula, Gus Mus seolah memberikan penekanan, bahwa atas semua bentuk

pengorbanan yang dilakukan seorang ibu, sudah seharusnya kita mendoakan

ibu, karena tidak ada apapun yang bisa membalas semua pengorbanan yang

ibu lakukan, selain hanya doa dari anaknya.

Jika tadi dilihat ketepatan dan kecermatan seorang Gus Mus dalam

memilih gaya bahasa yang ia gunakan serta memposisikannya secara cermat

dalam puisi Ibu, lalu bagaimana dengan Rhoma Irama dalam lirik lagu

Keramat. Di dalam lirik lagu Keramat ini, ternyata gaya bahasa yang Bang

Haji gunakan bukan hanya untuk mengejar unsur ritmis semata. Sudah

diketahui bersama, bahwa lirik lagu bukan hanya menuntut kata-katanya

saja, tetapi lirik lagu juga dituntut pas untuk didengar ketika dinyanyikan.

Page 120: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

107

Ada hal yang menarik jika kita membandingkan puisi Ibu karya Gus

Mus dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama, yaitu keduanya sama-

sama banyak menggunakan istilah-istilah alam pada tiap karya. Akan tetapi,

istilah alam yang digunakan Gus Mus dalam puisi Ibu lebih kaya

dibandingkan istilah alam yang digunakan Bang Haji dalam lirik lagu

Keramat. Hal tersebut tidak lepas dari fungsi yang ingin dicapai. Jika Gus

Mus menggunakan istilah alam untuk menggambarkan pengorbanan

seorang ibu kepada anaknya serta sebagai bentuk kekagumannya akan

keagungan seorang ibu. Sementara itu, Bang Haji memposisikan istilah

alam sebagai bentuk penolakannya terhadap perilaku-perilaku yang terjadi

di masyarakat. Hal tersebut karena banyak masyarakat yang berpikiran

keliru, yaitu menganggap gunung, laut, dukun, dan kuburan sebagai tempat

yang suci dan dapat memberikan apapun yang diminta. Padahal ada tempat

atau perantara yang sebetulnya lebih tepat, yaitu seorang ibu. Melalui cinta,

kasih, dan doanya, mengabulkan apa yang diinginkan anaknya.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan

perbandingan gaya bahasa pada puisi Ibu karya Gus Mus dan lirik lagu

Keramat karya Rhoma Irama dengan melihat gaya bahasa pada tiap pilihan

katanya. Ternyata terdapat persamaan dan perbedaannya. Persamaannya,

dapat dilihat pada banyaknya penggunaan istilah alam yang digunakan.

Sementara itu, perbedaannya adalah fungsi dari istilah alam digunakan. Jika

Gus Mus menggunakan istilah alam untuk menggambarkan pengorbanan

seorang ibu atau sebagai gambaran kekaguman akan keagungan seorang

ibu, sedangkan Bang Haji memposisikan istilah alam yang ia gunakan

sebagai bentuk penolakan atau kritikannya kepada perilaku masyarakat yang

keliru.

2. Gaya Bahasa Berdasarkan Nada

Berdasarkan nadanya, gaya bahasa didasarkan pada pengaruh dari

rangkaian kata-kata yang telah dipilih pada sebuah wacana. Seringkali

Page 121: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

108

pengaruh ini akan terlihat jika diikuti dengan pengaruh suara ketika wacana

tersebut dibacakan. Di dalam puisi Ibu ini, jika puisi tersebut dibacakan,

maka nada yang muncul adalah ajakan kepada pembaca untuk melihat

keagungan seorang ibu. Bukan hanya mengajak untuk mengagumi sosok

ibu, Gus Mus juga mengajak pembaca untuk selalu mendoakan ibu.

Merujuk kepada pendapatnya Gorys Keraf, gaya bahasa yang digunakan

Gus Mus berdasarkan nadanya, maka tergolong gaya mulia dan bertenaga.

Hal tersebut tidak lepas dari pilihan kata yang digunakan Gus Mus mampu

menggerakkan emosi baik pembaca maupun pendengarnya ketika puisi

tersebut dibacakan.

Sama halnya dengan nada yang muncul dari puisi Ibu, pada lirik

lagu Keramat, berdasarkan nadanya tergolong ke dalam jenis gaya bahasa

mulia dan bertenaga. Hal tersebut terlihat dari maksud lirik lagu Keramat

ini, yaitu berupa nasihat. Akan tetapi, bentuk nasihat yang digunakan Bang

Haji bukan hanya berupa perintah, melainkan juga bentuk peringatan.

Bentuk peringatan yang dilakukan Bang Haji banyak menggunakan istilah-

istilah yang sederhana. Hal inilah yang membuat lirik lagu ini tidak terkesan

menggurui, namun tetap mampu menggerakkan emosi pendengarnya.

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan

perbandingan gaya bahasa pada puisi Ibu karya Gus Mus dengan lirik lagu

Keramat karya Bang Haji dengan melihat berdasarkan nadanya, maka sama-

sama tergolong ke dalam jenis gaya bahasa mulia dan bertenaga.

Perbedaannya hanya terletak pada tujuannya. Jika Gus Mus menggunakan

gaya bahasa mulia dan bertenaga untuk mengajak kepada pembacanya,

sedangkan Bang Haji menggunakan gaya bahasa tersebut sebagai bentuk

nasihat serta peringatan kepada pendengarnya.

3. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

Berdasarkan struktur kalimatnya, gaya bahasa dalam puisi Ibu karya

Gus Mus ini cenderung menggunakan gaya bahasa repetisi. Pengulangan

Page 122: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

109

bunyi dalam puisi Ibu ini membentuk musikalitas, sehingga dengan

pengulangan bunyi tersebut, puisi menjadi lebih merdu jika dibaca.

Contohnya pada larik /Kaulah gua teduh/ tempatku bertapa bersamamu/

sekian lama/ Kaulah kawah/ darimana aku meluncur dengan perkasa/

kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku/. Berdasarkan kutipan tersebut,

Gus Mus menggunakan pengulangan pada frasa kaulah. Pengulangan frasa

kaulah ini bukan hanya mengejar agar puisi tersebut merdu untuk dibaca.

Akan tetapi, Gus Mus juga menggunakan lambang bunyi. Jika merujuk

kepada kutipan yang telah disebutkan sebelumnya, lambang bunyi yang

dipilih Gus Mus adalah istilah alam. Penulis berpendapat, bahwa pemilihan

bunyi-bunyi yang digunakan Gus Mus dengan memanfaatkan istilah alam

sudah cukup tepat untuk mendukung perasaan atau suasana puisi. Sudah

diketahui bersama, bahwa puisi Ibu ini menggambarkan tentang kekaguman

akan keagungan seorang ibu, sehingga dengan menggunakan pengulangan

pada frasa kaulah, kemudian didukung dengan lambang bunyi, yaitu berupa

istilah alam semakin memperkuat unsur kekaguman akan keagungan yang

ditunjukkan Aku-lirik kepada objek-lirik (ibu).

Begitu juga dengan Bang Haji dalam lirik lagu Keramat.

Berdasarkan struktur kalimatnya, gaya bahasa yang Bang Haji gunakan juga

banyak menggunakan repetisi (pengulangan). Sama halnya dengan yang

dilakukan Gus Mus, penggunaan repetisi yang dilakukan Bang Haji pun

bukan hanya untuk mengejar unsur musikalitas pada lirik lagunya atau

membuat lirik lagu menjadi semakin merdu jika dinyanyikan. Akan tetapi,

ada maksud lain yang ingin dilakukan Bang Haji dengan menggunakan

bentuk pengulangan, yaitu untuk memberikan penegasan atas kritik yang

disampaikan.

Ada hal yang menarik jika membandingkan gaya bahasa yang

digunakan Gus Mus pada puisi Ibu dengan gaya bahasa yang digunakan

Bang Haji dalam lirik lagu Keramat dengan melihat struktur kalimatnya,

yaitu keduanya sama-sama cenderung menggunakan bentuk pengulangan.

Page 123: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

110

Persamaan penggunaan pengulangan yang dilakukan Gus Mus dengan Bang

Haji juga dapat dilihat dari lambang bunyi yang digunakan untuk

mendukung repetisi tersebut. Jika Gus Mus memilih menggunakan lambang

bunyi, yaitu berupa istilah alam untuk mendukung perasaan dan suasana

puisinya, serta memperkuat unsur kekaguman akan keagungan Aku-lirik

kepada objek-lirik (ibu). Sementara itu, Bang Haji menggunakan lambang

bunyi yang juga berupa istilah alam untuk mendukung perasaan dan suasana

lirik lagunya. Contohnya terdapat pada lirik /bukannya gunung tempat kau

meminta/ bukan lautan tempat kau memuja/ bukan dukun tempat kau

meminta/ bukan kuburan tempat memohon doa/. Berdasarkan kutipan lirik

lagu tersebut, bentuk repetisi yang dilakukan Bang Haji terdapat pada

pengulangan kata bukan kemudian disandingkan dengan penggunaan

lambang bunyi yang cukup tepat, yaitu berupa istilah alam. Sudah diketahui,

bahwa lirik lagu Keramat karya Bang Haji ini menggambarkan tentang

kritikannya kepada masyarakat akan kekeliruannya yang telah menjadikan

gunung, laut, dukun, serta kuburan sebagai tempat yang suci atau memiliki

kekeramatan. Melalui pengulangan kata bukan inilah, Rhoma ingin

mempertegas kritikannya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

mengenai perbandingan gaya bahasa antara puisi Ibu karya Gus Mus

dengan lirik lagu Keramat karya Bang Haji dengan melihat struktur

kalimatnya. Keduanya sama-sama banyak menggunakan repetisi

(pengulangan) yang disandingkan dengan pemilihan istilah-istilah alam

yang cukup tepat. Sementara itu, jika melihat fungsi dari bentuk repetisi

yang digunakan, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Jika Gus Mus

menggunakan repetisi untuk memperkuat kekaguman akan keagungan Aku-

lirik kepada sosok ibu, sedangkan Bang Haji menggunakan repetisi untuk

memperkuat kritikan-kritikannya.

4. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Page 124: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

111

Jika melihat gaya bahasa pada puisi Ibu berdasarkan makna dengan

mengukur langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai

masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan

makna, maka gaya bahasa yang digunakan Gus Mus banyak mengalami

perubahan makna atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya.

Hal tersebut tidak lepas dari cara Gus Mus banyak menggunakan bahasa

kiasan di dalam puisi Ibu ini. Melalui bahasa kiasan inilah Gus Mus seakan

menggunakan bahasa yang ia gunakan untuk menyatakan sesuatu dengan

cara yang tidak biasa, yaitu secara tidak langsung mengungkapkan makna

dari puisi Ibu. Hal tersebut membuat puisi Ibu ini menjadi memiliki banyak

makna atau kaya akan makna.

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa berdasarkan langsung tidaknya

makna, gaya bahasa yang telah digunakan Gus Mus banyak menggunakan

pengiasan, sehingga menimbulkan makna kias dari puisi Ibu. Hal tersebut

membuat pembaca harus bisa menafsirkan kiasan yang dibuat Gus Mus.

Bentuk kiasan yang digunakan Gus Mus sendiri tergolong bentuk kiasan

langsung atau disebut juga gaya bahasa metafora. Hal tersebut tidak lepas

dari benda yang dikiaskan kedua-duanya ada bersama pengiasnya. Penyair

mengiaskan ibu yang ia kagumi dengan istilah-istilah alam. Hal tersebut

dapat dilihat dari cara Gus Mus menghadirkan benda yang ia kiaskan, di

mana sosok ibu ada bersama pengiasnya, yaitu berupa istilah alam.

Meskipun sosok ibu sebagai benda yang dikiaskan hanya muncul sekali,

tepatnya di awal baris pada bait pertama. Akan tetapi, hal tersebut tidak

mengurangi eksistensi sosok ibu sebagai benda yang dikiaskan.

Istilah-istilah alam yang digunakan Gus Mus bukan hanya sebagai

pengias. Akan tetapi, istilah-istilah alam yang Gus Mus gunakan juga

sebagai bentuk perlambangan yang digunakan untuk memperjelas makna

dan membuat nada dan suasana puisi menjadi lebih jelas, sehingga dapat

menggugah hati pembacanya. Di dalam puisi Ibu ini, Gus Mus sangat

memperhatikan lambang yang ia gunakan. Hal tersebut menjadi sangat

Page 125: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

112

penting, sebab kata-kata dari kehidupan sehari-hari saja belum cukup untuk

mengungkapkan makna yang hendak disampaikan kepada pembaca. Oleh

sebab itu, diperlukan pergantian dengan benda lain atau simbolisasi, sebab

dengan simbolisasi makna akan menjadi lebih hidup, jelas, dan mudah

dibayangkan oleh pembacanya. Gus Mus telah memilih istilah alam sebagai

bentuk perlambangan atau simbolisasinya dalam menggambarkan

keagungan seorang ibu. Hal tersebut membuat puisi Ibu menjadi semakin

hidup, jelas, dan mudah dibayangkan pembacanya.

Macam-macam lambang yang telah Gus Mus pilih pastinya sudah

dipertimbangkan sebelumnya, termasuk dengan melihat keadaan atau

peristiwa yang ingin Gus Mus gambarkan untuk mengganti keadaan atau

peristiwa. Puisi Ibu memperlihatkan keadaan kekaguman akan keagungan

sosok ibu cukup tepat. Ketepatan pemilihan lambang yang Gus Mus lakukan

dengan memilih istilah alam karena alam merupakan bentuk kekuasaan

Allah yang dapat dilihat secara langsung. Selanjutnya, alam juga

menunjukkan sesuatu yang berkuasa. Selain itu, alam juga merupakan

sesuatu yang dekat dengan manusia (pembaca). Hal tersebut semakin

memudahkan pembaca membayangkan puisi Ibu ini, serta pembaca tidak

terlalu mengalami kesulitan untuk menangkap maksud yang ingin

disampaikan Gus Mus dalam puisi Ibu ini.

Jika tadi dilihat gaya bahasa pada puisi Ibu berdasarkan makna

dengan mengukur langsung tidaknya makna, dimana Gus Mus banyak

menggunakan bahasa kiasan serta perlambangan, yaitu berupa istilah alam,

sehingga membuat puisi Ibu menjadi kaya akan makna. Berbeda dengan

yang dilakukan Bang Haji. Memang di dalam lirik lagu Keramat, Bang Haji

juga cukup banyak menggunakan istilah alam sebagai bentuk perlambangan.

Akan tetapi, istilah-istilah alam yang Bang Haji pilih masih

mempertahankan makna denotatifnya, sehingga pemilihan istilah alam yang

Bang Haji gunakan tidak dapat dikatakan untuk memperkaya makna, tetapi

hanya sebatas memperkaya kata yang ada di dalam lirik lagu tersebut.

Page 126: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

113

Selain itu, tujuan yang ingin Bang Haji capai dengan menggunakan istilah

alam adalah untuk mempertegas kritikannya. Hal tersebut semakin

memperkuat, bahwa makna yang ada pada lirik lagu Keramat tetap mengacu

kepada makna sebenarnya.

Lirik lagu Keramat ini juga merupakan gambaran kritikan Bang Haji

atas perilaku menyimpang yang dilakukan masyarakat. Hal tersebut

membuat Bang Haji banyak menggunakan gaya bahasa ironi untuk

mendukung kritik yang ingin ia sampaikan. Contohnya pada kutipan lirik

/bila kau sayang pada kekasih/ lebih sayanglah pada ibumu/ bila kau patuh

pada rajamu/ lebih patuhlah pada ibumu/. Berdasarkan kutipan tersebut,

sangat terlihat ironi yang ditunjukkan Bang Haji, yaitu banyak orang yang

ketika jatuh cinta menjadi lupa diri, bahkan rasa sayangnya pun melebihi

rasa sayang kepada ibunya sendiri. Selain itu, Bang Haji juga menunjukkan

ironinya, yaitu banyak orang lebih takut kepada raja atau atasan

dibandingkan dengan ibunya sendiri, sehingga kepentingan ibu sering

dinomorduakan dibandingkan kepentingan atasan.

Bang Haji bisa saja menyampaikan kritikannya dalam bentuk

sinisme atau sarkasme. Memang dengan menggunakan bentuk sinisme atau

sarkasme, kritikan yang Bang Haji sampaikan langsung mengena kepada

pendengarnya. Akan tetapi, keestetisan lirik lagu tersebut menjadi sedikit

memudar, bahkan respon yang diterima pendengarnya pun menjadi

berkurang. Hal tersebut dikarenakan jika menggunakan sinisme atau

sarkasme, lirik lagu tersebut menjadi terkesan terlalu menggurui. Berbeda

jika Bang Haji menyampaikan kritikannya dalam bentuk ironi, maka

meskipun lirik tersebut berupa kritikan, namun lirik lagu tersebut tidak

terkesan menggurui, sehingga lirik lagu tersebut menjadi mudah diterima

pendengarnya.

Perlu diketahui, berdasarkan langsung tidaknya makna, lirik lagu

Keramat ini juga terdapat jenis gaya jenis gaya bahasa sinekdoke, yaitu pars

pro toto. Contohnya terdapat pada kutipan lirik lagu /darah dagingmu dari

Page 127: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

114

air susunya/ jiwa ragamu dari kasih sayangnya/. Berdasarkan kutipan

tersebut, terdapat frasa yang menunjukkan sebagian untuk menyatakan

keseluruhan, yaitu pada darah dagingmu dan jiwa ragamu. Keduanya

dikatakan digolongkan ke dalam jenis gaya bahasa pars pro toto karena pada

frasa darah daging menunjukkan hubungan anak dengan ibu berdasarkan

lahiriah (darah daging), sementara jiwa ragamu menujukkan hubungan

batiniyah seorang anak dengan ibunya (kasih sayang).

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan, maka terdapat perbedaan

gaya bahasa antara puisi Ibu dengan lirik lagu Keramat berdasarkan

langsung tidaknya makna. Jika Gus Mus cenderung banyak menggunakan

gaya bahasa simile dengan memanfaatkan istilah alam untuk

menggambarkan keagungan seorang ibu. Sementara itu, Bang Haji

cenderung banyak menggunakan gaya bahasa ironi yang juga dengan

memanfaatkan istilah alam. Selain itu, fungsi dari gaya bahasa yang

digunakan Gus Mus dengan gaya bahasa yang digunakan Bang Haji juga

memiliki perbedaan. Jika Gus Mus banyak menggunakan gaya bahasa

simile dengan banyak menciptakan kiasan untuk menciptakan efek

kekayaan makna, sehingga lebih efektif untuk ditangkap pembaca, serta

membuat bahasa puisi menjadi lebih sugestif. Sementara, Bang Haji

cenderung banyak menggunakan gaya bahasa ironi, bertujuan untuk

mempertegas tujuan yang ingin disampaikan, yaitu berupa nasihat. Selain

itu, dengan menggunakan gaya bahasa ironi, lirik lagu Keramat menjadi

tidak terkesan menggurui, sehingga dapat diterima oleh pendengarnya.

C. Analisis Fungsi Gaya Bahasa Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan

Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, baik dari struktur yang

membangun maupun analisis perbandingan gaya bahasa antara puisi Ibu

karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama, ternyata

memiliki fungsi yang berbeda. Jika Gus Mus memfungsikan puisi Ibu

Page 128: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

115

sebagai bentuk penggambaran keagungan sosok ibu, sementara Bang Haji

memfungsikan lirik lagu Keramat sebagai alat untuk melakukan kritik

sosial. Berikut ini analisis fungsi gaya bahasa yang terdapat dalam puisi Ibu

dan lirik lagu Keramat.

1. Berdasarkan gaya bahasa yang digunakan, tepatnya dari pilihan kata

yang digunakan, Gus Mus mengajak pembaca untuk melihat keagungan

seorang ibu yang telah berkorban dalam merawat dan membesarkan

anaknya. Penggunaan istilah alam yang tepat serta kecermatan dalam

memposisikannya semakin menegaskan penggambaran yang

ditunjukkan Aku-lirik yang selalu kagum akan keagungan seorang ibu.

Berbeda dengan yang Bang Haji lakukan. Berdasarkan pilihan kata dari

gaya bahasa yang digunakan, Bang Haji menyindir atau mengkritik

kepada orang-orang yang menurut Bang Haji keliru. Penggunaan istiilah

alam, seperti gunung, laut, dukun, serta kuburan semakin menegaskan

sindiran keras yang ditujukan kepada orang-orang yang dianggapnya

keliru. Keliru dalam memahami hakikat yang kekeramatan yang ada di

dunia.

2. Berdasarkan nadanya, Gus Mus memfungsikan gaya bahasa yang

digunakan untuk mengajak kepada pembaca. Bentuk ajakan yang Gus

Mus lakukan adalah untuk melihat keagungan seorang ibu. Gus mus

juga mengajak pembaca untuk selalu mendoakan ibu. Sementara itu, jika

dilihat berdasarkan nadanya, Bang Haji memfungsikan gaya bahasanya

sebagai alat untuk menyampaikan nasihat. Akan tetapi, ketepatan Bang

Haji menggunakan gaya bahasa yang sederhana, membuat lirik lagu

Keramat ini tidak terkesan seperti menggurui, sehingga mudah diterima

pendengarnya.

3. Gaya bahasa yang digunakan Gus Mus berdasarkan struktur kalimatnya

difungsikan untuk memperkuat gambaran akan kekaguman Aku-lirik

kepada sosok ibu. Penggunaan repetisi yang disandingkan dengaan

pemilihan istilah-istilah alam yang cukup tepat, semakin menegaskan

Page 129: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

116

gambaran yang dilakukan Gus Mus. Sementara itu, jika dilihat

berdasarkan struktur kalimatnya, Bang Haji memfungsikan gaya bahasa

yang digunakan untuk mengkritik orang-orang yang dianggap Bang Haji

keliru. Penggunaan repetisi yang disandingkan dengan pemilihan istilah-

istilah alam yang cukup tepat pula semakin menegaskan sindiran atau

kritikan yang Bang Haji lakukan.

4. Jika dilihat berdasarkan langsung tidaknya makna, Gus Mus yang

cenderung menggunakan gaya bahasa metafora dengan banyak

menggunakan kiasan, yaitu memanfaatkan istilah alam, difungsikan

untuk menciptakan efek kekayaan makna, sehingga lebih efektif untuk

ditangkap pembaca, serta membuat bahasa puisi menjadi lebih sugestif.

Sementara itu, lirik lagu Bang Haji yang cenderung banyak

menggunakan gaya bahasa ironi, difungsikan untuk mempertegas tujuan

yang ingin disampaikan, yaitu berupa nasihat.

D. Implikasi Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu Karya

Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama

Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) atau sederajat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tidak hanya dipandang dan menitikberatkan pada aspek

pengetahuan saja. Akan tetapi, juga memperhatikan dan menekankan pada

aspek penerapan nilai-nilai atau yang terdapat dalam pengetahuan. Jika

merujuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembahasan

puisi Ibu ini diimplikasikan ke dalam pokok bahasan sastra yang terdapat

dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yakni kelas X semester I

(ganjil). Sementara kompetensi dasar (KD) yang dipilih dalam pokok

bahasan sastra tersebut adalah mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu

puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.

Page 130: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

117

Puisi Ibu ini menggambarkan kekaguman akan keagungan Aku-lirik

kepada seorang ibu. Bentuk kekaguman kepada ibu ini diungkapkan dengan

memanfaatkan istilah-istilah alam. Hampir di tiap larik, Aku-lirik

mengungkapkan sosok ibu dengan mengibaratkan alam sebagai ungkapan

kekagumannya. Dapat dikatakan bahwa ibu sebagai ejawantahan dari alam

ciptaan Tuhan.

Melalui pembahasan puisi Ibu ini diharapkan dapat menumbuhkan

kesadaran kepada diri siswa akan apa yang telah dilakukan seorang ibu

selama ini bahwa di dalam sikapnya yang lemah dan lembut, ibu memiliki

kekuatan yang luar biasa. Kekuatan itulah yang membuat seorang ibu

terlihat agung. Setelah siswa menyadari akan hal tersebut, diharapkan

tumbuh kesalehan sosial dalam diri mereka. Kesalehan sosial tercermin

ketika para siswa memahami peran ibu yang diungkapkan secara tersirat

dalam puisi ini. Selanjutnya, kesalehan sosial juga tercermin ketika para

siswa memahami akan derajat seorang ibu. Bahkan, sampai ada hadis yang

mengatakan bahwa ―surga di telapak kaki ibu‖, sehingga menimbulkan

kesadaran siswa untuk selalu hormat kepada seorang ibu. Hal tersebut dapat

dilihat dalam penggalan puisi ibu berikut ini.

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

yang mengawal perjalananku

mencari jejak sorga

di telapak kakimu

Melalui puisi Ibu ini tidak hanya menumbuhkan kesalehan sosial,

tetapi juga diharapkan tumbuh kesalehan spiritual dalam diri siswa.

Kesalehan spiritual akan tercermin ketika para siswa memahami pesan

tersirat dalam puisi Ibu berikut ini.

(Tuhan,

aku bersaksi

ibuku telah melaksanakan amanatMu

menyampaikan kasihsayangMu

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

Page 131: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

118

kekasih-kekasihMu

Amin).

Penggalan puisi di atas, mengajak para siswa agar sadar bahwa sebagai

seorang anak, harus mendoakan kedua orang tuanya. Hal tersebut juga

diperintahkan di dalam Al-quran surat dalam surat Al-Isra ayat 24 yang

berbunyi ―Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".”

Jika para siswa menyadari akan keagungan seorang ibu, tentu mereka akan

menjadi pribadi yang selalu mawas diri serta berbuat dan memberi yang

terbaik bagi kedua orang tuanya. Setelah para siswa memahami pesan

tersirat dari penggalan puisi di atas, maka diharapkan tidak akan ada lagi

realita anak yang durhaka kepada orang tua.

Alasan penulis memfokuskan pada siswa, yaitu karena siswa

merupakan generasi penerus bangsa. Di pundak siswalah (pemuda) amanah

besar bangsa ini dibebankan. Jika para siswa mampu menerjemahkan pesan-

pesan yang terdapat dalam karya sastra, tentu mereka akan menjadi pribadi

yang lebih bijak dalam berucap dan bersikap. Selain itu, di tengah krisis

moral yang terjadi, diharapkan melalui pembahasan ini para siswa tumbuh

menjadi pribadi-pribadi intelektual yang menjunjung tinggi etika moral,

sehingga mereka jika mereka menjadi kaum intelektual tidak lupa untuk

tetap menghormati orang tua.

Pembahasan mengenai perbandingan gaya bahasa yang terdapat

dalam puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya

Rhoma Irama ini berkaitan dengan analisis terhadap struktur yang

membangun puisi, baik lahir maupun batin, baik lisan maupun tulisan.

Pembahasan mengenai keterkaitan antar unsur puisi dengan realita realita

sosial dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada siswa untuk

menganalisis lebih seksama. Melalui analisis ini jugalah para siswa

Page 132: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

119

diarahkan untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga dengan sikap

kritis tersebut para siswa mampu menarik benang merah di antara kedua

karya yang dikaji dengan realita sosial secara sistematis dan dapat diterima

oleh akal.

Dalam kegiatan menganalisis struktur puisi, siswa akan

mempraktikkan empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, membaca,

menulis, dan berbicara. Sebelum menganalisis struktur puisi, siswa

menyimak penjelasan dari guru terkait cara dan langkah-langkah dalam

menganalisis struktur puisi. Setelah para siswa selesai menyimak penjelasan

guru mengenai cara dan langkah-langkah menganalisis puisi, mereka

ditugaskan membaca puisi yang akan dikaji. Kemudian siswa

mengidentifikasi unsur-unsur dalam struktur puisi. Setelah semua unsur

selesai diidentifikasi, para siswa menyampaikan hasil analisis melalui

bahasa tulis (menulis) dan bahasa lisan. Adapun lirik lagu Keramat

digunakan sebagai media untuk membuat proses pembelajaran menjadi

lebih menarik, sehingga sikap kritis siswa akan muncul, di antaranya dengan

membandingkan gaya bahasa yang terdapat di dalam puisi Ibu dengan gaya

bahasa yang terdapat di dalam lirik lagu Keramat.

Page 133: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

120

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis terhadap puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri

dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama serta implikasinya terhadap

pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah, maka dapat disimpulkan sebagi

berikut:

1. Gaya bahasa pada puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri (Gus Mus) dan lirik

lagu Keramat karya Rhoma Irama (Bang Haji) dapat terlihat persamaan

dan perbedaannya. Jika melihat gaya bahasa pada tiap pilihan katanya,

keduanya sama-sama banyak menggunakan istilah alam. Perbedaannya

terletak pada fungsi dari istilah alam yang digunakan. Jika Gus Mus

menggunakan istilah alam untuk menggambarkan pengorbanan seorang

ibu atau sebagai gambaran kekaguman akan keagungan seorang ibu,

sedangkan Bang Haji memposisikan istilah alam yang ia gunakan

sebagai bentuk penolakan atau kritikannya kepada perilaku masyarakat

yang keliru. Selanjutnya, Jika melihat struktur kalimatnya, keduanya

sama-sama banyak menggunakan bentuk repetisi (pengulangan) yang

disandingkan dengan pemilihan istilah-istilah alam yang cukup tepat.

Perbedaannya terletak pada fungsi dari bentuk repetisi yang digunakan.

Jika Gus Mus menggunakan repetisi untuk memperkuat kekaguman

akan keagungan Aku-lirik kepada sosok ibu, sedangkan Bang Haji

menggunakan repetisi untuk memperkuat kritikan-kritikannya.

Kemudian, jika berdasarkan langsung tidaknya makna dapat dilihat

perbedaan penggunaan gaya bahasa. Jika Gus Mus cenderung banyak

menggunakan gaya bahasa metafora dengan memanfaatkan istilah alam

untuk menggambarkan keagungan seorang ibu. Sementara itu, Bang

Haji cenderung banyak menggunakan gaya bahasa ironi yang juga

Page 134: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

121

dengan memanfaatkan istilah alam. Selain itu, fungsi dari gaya bahasa

yang digunakan Gus Mus dengan gaya bahasa yang digunakan Bang

Haji juga memiliki perbedaan. Jika Gus Mus banyak menggunakan gaya

bahasa metafora dengan banyak menciptakan kiasan untuk menciptakan

efek kekayaan makna, sehingga lebih efektif untuk ditangkap pembaca,

serta membuat bahasa puisi menjadi lebih sugestif. Sementara, Bang

Haji cenderung banyak menggunakan gaya bahasa ironi, bertujuan untuk

mempertegas tujuan yang ingin disampaikan, yaitu berupa nasihat.

2. Pembahasan puisi Ibu dapat memenuhi Kompetensi Dasar (KD) yang

berkaitan dengan sikap spiritual, kritis, bertanggungjawab, dan sosial

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KD yang

berkaitan dengan materi pokok bahasan sastra, yaitu memahami struktur

pembangun dan nilai-nilai dalam puisi yang terdapat pada kelas XII

SMA semester II (genap). Kegiatan menganalisis struktur dan nilai-nilai

yang terdapat dalam puisi dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap teori analisis puisi, menumbuhkan sikap dan minat membaca,

menumbuhkan kepekaan terhadap realita sosial, serta membuka

pandangan tentang kondisi sosial manusia dan bangsa Indonesia.

Selanjutnya, dalam kegiatan menganalisis struktur puisi, siswa akan

mempraktikkan empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, membaca,

menulis, dan berbicara.

B. Saran

1. Puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dapat dijadikan referensi dalam

pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah. Hal ini dikarenakan di dalam

puisi tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang dapat dipelajari oleh peserta

didik.

2. Lirik lagu Keramat dapat digunakan sebagai media untuk membuat

proses pembelajaran puisi menjadi lebih menarik, sehingga sikap kritis

siswa akan muncul, di antaranya dengan membandingkan gaya bahasa

Page 135: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

122

yang terdapat di dalam puisi Ibu dengan gaya bahasa yang terdapat di

dalam lirik lagu Keramat.

Page 136: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

123

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Jakarta: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Aning, Floriberta. 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia. Jakarta: NARASI,

2007.

Aswinarko dan Bahtiar, Ahmad. Kajian Puisi Teori dan Praktik. Jakarta:

Unindra Press, 2013.

Bungin, H. M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Djohan. Respons Emosi Musikal. Bandung: CV. Lubuk Agung, 2010.

Eastman, Arthur M. (ed). The Norton Reader An Anthology of

Expository prose. London: W. W. Norton & Company, 1984.

Esha, Teguh., dkk. Ismail Marzuki: musik, tanah air, dan cinta. Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia, 2005.

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa

Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia, cet 16, 2009.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara, 2013.

Ibrahim, Nini. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

UHAMKA Press, 2009.

Jabrohim (ed). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha

Widya, 2003.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2010.

Kosasih, E. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya,

2012.

Page 137: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

124

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi). Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2011.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

PaEni, Mukhlis (ed). Sejarah Kebudayaan Indonesia: Bahasa, Sastra, dan

Aksara. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009.

Parlindungan S, Utan. Musik dan Politik: Genjer – Genjer, Kuasa dan

Kontestasi Makna. Yogyakarta: Laboratorium Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Gadjah Mada, 2007.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kasinius, 2000.

Ratna, Nyoman Kutha. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan

Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet ke-4, 2008.

Shofan, Moh. Rhoma Irama Politik Dakwah dalam Nada. Depok: Imania,

2014.

Simon, Peter (ed), The Norton Introduction to Literature. London: W. W.

Norton & Company, 2002.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo, 2008.

Supriatna, Nanang dan Sugeng Syukur. Pendidikan Seni Musik. Bandung: U

PI Press, 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa,

1985.

Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga, 1987.

Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat: Bagaimana

Mengembangkan, Mengefektifkan dan mencitarasakan kalimat.

Yogyakarta: Kasinius, 1990.

Page 138: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

125

Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan, Terj. Melani

Budianta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Zaidan, Abdul Rozak. Goenawan Muhamad, Berpuisi dengan Ironi. Jakarta:

Bukupop, 2009.

Zain, Labibah. Gus Mus Satu Rumah Seribu Pintu. Yogyakarta: LkiS,

2009.

Surat Kabar

Abdul Wachid B.S. K. H. A. Mustofa Bisri dan Puisi. Pikiran Rakyat. 23

Oktober 2005.

Baharudin, Ruly. Hidup dalam Sehari Kiai Haji Ahmad ‗Penyair Balsem‘

Mustofa Bisri. Republika, 23 Mei 1993.

Kristanto, Tri Agus. ―K.H.A. Mustofa Bisri dan Puisi Balsem‖. Kompas. 31

Januari 1994.

Marzuki, Arief Fauzi. ―Gus Mus Pada Sebuah Negeri Daging‖.

Republika. 9 Februari 2003.

Toda, Dami N. Baca Puisi Gus Mus di Universitas Hamburg. Kompas, 16

Januari 2000.

Artikel Maya

Aidila, Tahta. ―Lagu-lagunya Rhoma dipelajari Sejumlah Negara‖,

http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/13/11/22/mwniet-

lagulagunya-rhoma-irama-dipelajari-sejumlah-negara.

17 Maret 2014, pukul 08.30 WIB.

Anonim. ―Biografi Achmad Mustofa Bisri‖,

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedia/achmad-mustofa

bisri/biografi/indexs.html.

_______, Komunitas Mata Air. ―Mustofa Bisri, Kiai, Penyair dan Pelukis‖,

http://www.gusmus.net/page.php?mod=statis&id=1.

Page 139: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

126

_______, ―Suara Soneta-38 Tahun The Sound of Moeslem Musik Lintas

Generasi‖,

http://www.sonetamania.com/index.php?option=com_content&view

=article&id=298:38-tahun-the-sound-of-

moeslem&catid=58:artikel-rhoma-a- soneta&Itemid=116, diakses

Senin, 17 Maret 2014 pukul 08.00 WIB.

Harahap, Sulaiman. ―Rhoma Irama: Sang Penghulu Mempelai Dangdut dan

Dakwah‖,

http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/04/16/m2kji3-

rhoma- irama-sang-penghulu-mempelai-dangdut-dan-dakwah,

diakses pada 17 Maret 2014 jam 08.00 wib.

Hurek, Lambertus. ―Bertemu Rhoma Irama Sang Superstar‖,

http://hurek.blogspot.com/2008/10/bertemu-rhoma-irama-sang-

superstar.html, diakses pada 17 Maret 2014, pukul 08.00 WIB.

Islahudin, ―Begadang Lagu Terbaik Rhoma Irama Sepanjang Masa‖,

http://www.merdeka.com/peristiwa/begadang-lagu-terbaik-rhoma-

irama-sepanjang-masa.html

Page 140: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

Lampiran 1

IBU

Ibu

Kaulah gua teduh

tempatku bertapa bersamamu

sekian lama

Kaulah kawah

dari mana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi

yang tergelar lembut bagiku

melepas lelah dan nestapa

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

mata air yang tak brenti mengalir

membasahi dahagaku

telaga tempatku bermain

berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit

yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

yang mengawal perjalananku

mencari jejak sorga

di telapak kakimu

Page 141: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

(Tuhan,

aku bersaksi

ibuku telah melaksanakan amanatMu

menyampaikan kasihsayangMu

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

kekasih-kekasihMu

Amin).

Page 142: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

Lampiran 2

Keramat

Hei manusia hormati ibumu

Yang melahirkan dan membesarkanmu

Darah dagingmu dari air susunya

Jiwa ragamu dari kasih sayangnya

Dialah manusia satu-satunya

Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan Tuhan

Dan kutukannya jadi kenyataan

Ridha Ilahi karena ridhanya

Murka Ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih

Lebih sayanglah pada ibumu

Bila kau patuh pada rajamu

Lebih patuhlah pada ibumu

Page 143: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

Bukannya gunung tempat kau meminta

Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau meminta

Bukan kuburan tempat memohon doa

Tiada keramat yang ampuh di dunia

Selain dari doa ibumu juga

Page 144: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X (Sepuluh)

Semester : 1 (Satu)

Alokasi waktu : 4 x 40 menit

A. Standar kompetensi

Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak

langsung

B. Kompetensi dasar

Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi (majas, rima, kata-kata berkonotasi dan bermakna

lambang)

2. Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

3. Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

D. Tujuan pembelajaran

1. Mengidentifikasi majas/gaya bahasa yang dipergunakan oleh penyair.

2. Mengidentifikasi rima atau persajakan akhir.

3. Mengidentifikasi kata-kata berkonotasi dan bermakna lambang.

4. Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

5. Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

Page 145: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

E. Materi pembelajaran

Rekaman puisi atau pembacaan langsung:

a. majas,

b. irama

c. kata-kata konotasi

d. kata-kata bermakna

e. lambang

F. Metode pembelajaran

1. penugasan

2. diskusi

3. tanya Jawab

4. ceramah

5. demonstrasi

G. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Unsur-unsur bentuk

suatu puisi yang

disampaikan secara

langsung ataupun melalui

rekaman

Contoh rekaman puisi

atau pembacaan langsung

Siswa mengidentifikasi

(majas, rima, kata-kata

berkonotasi dan bermakna

lambang).

H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :

No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan

Karakter Bangsa

1. Kegiatan Awal :

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari

ini.

Bersahabat/

komunikatif

Page 146: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

2. Kegiatan Inti :

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

Mendengarkan pembacaan puisi ―Ibu‖ karya

A. Mustofa Bisri.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi,

Mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi

tersebut.

Melaporkan hasil diskusi.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui

Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui.

Tanggung jawab

3. Kegiatan Akhir :

Refleksi

Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Penugasan

Bersahabat/

komunikatif

I. Sumber/alat/bahan belajar :

1. Buku paket Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X semester I

2. Kumpulan puisi Pahlawan dan Tikus, A. Mustofa Bisri.

3. Tuturan/Pembacaan langsung

J. PENILAIAN :

Penilaian dilakukan selama proses dan sesudah pembelajaran

Page 147: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

Soal Instrumen

1. Catatlah pokok-pokok materi yang telah disampaikan!

2. Buatlah analisa unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik berdasarkan

puisi yang telah dibuat!

3. Buatlah analisa mengenai manfaat dan fungsi puisi dalam

kehidupan sehari-hari!

Soal penugasan

1. Sebutkan dan jelaskan struktur yang membangun puisi, abik lahir

maupun batin!

2. Bacalah puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri! Kemudian analisa majas,

irama, kata-kata konotasi, kata-kata bermakna, dan lambang.

Mengetahui, Ciputat, Juni 2014

Kepala Sekolah Guru Mapel Bahasa Indonesia

_______________ ________________________

Page 148: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 149: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 150: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 151: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 152: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 153: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA
Page 154: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

BIODATA PENULIS

Fahrudin Mualim, dilahirkan pada hari

minggu tanggal dua puluh tiga bulan Agustus

tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh

dua dari Ibu Latipah, merupakan anak

keempat dari enam bersaudara. Nama

Fahrudin Mualim adalah pemberian sang ayah

(Didi Suryadi) yang mengambil dari tataran

bahasa Arab, disertai harapan agar si anak kelak menjadi manusia yang

memiliki pendirian tegas. Sejak balita, belia, hingga dewasa ia mengembang

dan membesar di Kebalen, kalau melihat di peta Bekasi daerah ini termasuk

kelurahan dan Kecamatan Babelan, Bekasi Utara.

Jenjang pendidikan dimulai dengan mengeyam pendidikan tingkat dasar di

sekolah milik swasta, yakni MI. Attaqwa 06 Kebalen (1998-2004),

kemudian melanjutkan ke sekolah milik pemerintah alias negeri, yakni

SMPN 1 Babelan (2004-2007), dan SMAN 1 Babelan (2007-2010).

Pendidikan tiga jenjang tersebut dilanjutkannya di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 dan meluluskan

dirinya di tahun kelima, semester sembilan, 2014.

Semasa kuliah, ia sempat bergelut di beberapa kelompok, badan, dan

organisasi legal kampus dan terlebih sering di institusi legal di luar kampus,

bahkan di kelompok-kelompok independen yang dibangun bersama teman-

teman seperjuangan. Organisasi legal kampus yang dinaunginya adalah

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia (PBSI). Di luar badan resmi kampus, ia sempat menjadi kader

Front Mahasiswa Islam. Sedangkan untuk kelompok di kampus dengan

label ilegal, ia bersama teman-teman seangkatan mendirikan dan bergiat

Page 155: PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA …€¦ · PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA

diskusi, meneliti, serta menulis di Komunitas Tinta Perak. Bersama teman-

teman di Komunitas Tinta Perak, ia berhasil menerbitkan Antologi Puisi

Gemuruh Cinta untuk Dunia.