PERBANDINGAN IDEOLOGI

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kemajuan alam pikir manusia sebagai individu maupun kelompok telah melahirkan persamaan pemikiran dan pemahaman ke arah perbaikan nilai-nilai hidup manusia sendiri. Paham yang mendasar dan konseptual mengenai cita-cita hidup manusia merupakan hakikat Ideologi. Dijadikannya manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa di dunia ternyata membawa dampak kepada Ideologi yang berbeda-beda sesuai dengan pemikiran, budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan masyarakat tersebut. Indonesia terlahir melalui perjalanan yang sangat panjang mulai dari masa kerajaan Kutai sampai masa keemasan kerajaan Majapahit serta munculnya kerajaan-kerajaan Islam. Kemudian mengalami masa penjajahan Belanda dan Jepang. Kondisi ini telah menimbulkan semangat berbangsa yang satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Semangat ini akhirnya menjadi latar belakang pemimpin yang mewakili atas nama bangsa Indonesia memandang pentingnya dasar filsafat negara sebagai simbol nasionalisme. Setelah melalui suatu prosesyang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsaIndonesia menemukan jatidirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita d ir u mu sk a n d a la m su at u r u mu sa n ya ng sed er ha na na mu n me nd a la m y a n g meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila. Oleh karena itu,pada makalah ini akan dibahas mengenai Pancasila sebagai Ideologi negara dan perbandingannya terhadap Ideologi negara lain khususnya sila kelima.

1.2. Rumusan Masalah Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya: 1. Bagaimana Pancasila sebagai Ideologi? 2. Bagaimana penjabaran nilai sila kelima Pancasila? 3. Apa saja yang membedakan Pancasila sebagai Ideologi dengan Ideologi lain khususnya pada sila kelima?

1.3. Tujuan Yang Ingin Dicapai Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebagai Ideologi negara. 2. Penulis ingin mengetahui nilai dari sila kelima Pancasila.

1

3. Penulis dapat menjelaskan perbandingan Pancasila dengan Ideologi lainnya khususnya sila kelima. 1.4. Sistematika Penulisan Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan study

kepustakaan, yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan Pancasila dan kewarganegaraan serta mencari data-data di internet.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ideologi Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pendapat para tokoh tentang Ideologi antara lain : a. Nicollo Machiavelli , Ideologi adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya. b. Antoine Destut de Tracy, Ideologi adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide -ide, yaitu ide yang sehat adalah yang sesuai dengan realita dan sejalan dengan akal budi bukan khayalan atau gagasan palsu. c. Karl Marx, Ideologi adalah kesadaran palsu, sebab Ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir sesuai kepentingannya. d. Louis Althusser, Ideologi adalah pedoman hidup, sebab setiap orang membutuhkan pedoman hidup baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. e. A.S. Hornby, Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang. f. Gunawan Setiardja, Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita -cita hidup. g. Dr. Alfian, Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan. h. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni : y Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik. y i. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Encyclopedia Internastional , Ideologi adalah sistem gagasan, keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu. Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai- nilai dan tujuan- tujuan serta sarana- sarana pokok untuk mencapainya. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.

3

Jika diterapkan untuk negara, maka Ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasangagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial maupun dalam kehidupan bernegara.

2.2. Pancasila Sebagai Dasar Dan Ideologi Negara Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan hal-hal pokok kenegaraan di samping penyelenggaraan negara, semuanya harus sesuai dan dapat diatur berdasarkan Pancasila,di antaranya masalah politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pendidikan dan lain-lain,termasuk juga hubungan antara rakyat,kekuasaan serta penguasa. Juga segenap pengaturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia harus sejiwa dan dijiwai oleh Pancasila, sedangkan isi maupun materinya tidak boleh menyimpang dari hakikat Pancasila sebagai dasar negara. Selain itu, mengingat arti nilai-nilai kebenaran dan keadilan bagi Pancasila yang telah ada selama berabad-abad dalam kehidupan bangsa Indonesia maka Pancasila telah memberikan corak khas ataupun kepribadian pada bangsa indonesia yang pada dasarnya membedakan bangsa indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia ini.Pancasila merupakan suatu sosio budaya bangsa, memberikan dasar kehidupan bangsa dalam peran sebagai negara, maupun penyelenggara pemerintahan negara Repubik Indonesia. Oleh karena itu, segenap tindakan, langkah-langkah yang diambil, termasuk keputusan kenegaraan yang penting harus selalu memedomani serta mempertimbangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Fungsi Pokok Pancasila sebagai dasar Negara dan Ideologi Negara : a. Pancasila sebagai dasar Negara : 1. Sebagai dasar Negara, Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar atau norma fundamental (fundamental norm) Negara dengan demikian Pancasila menempat norma hukum tertinggi dalam Negara Ideologi Indonesia. Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum tertulis dan tidak tertulis ( konvensi ). 2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan kaidah Negara yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena itu Pancasila juga sebagai landasan ideal penyususnan aturan aturan di Indonesia. Oleh karena itu, semua peraturan perundangan baik yang dipusat maupun daerah tidak menyimpang dari nilai Pancasila atau harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila. 3. Sebagai Pandangan Hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh dan mengetahui arah dalam memecahkan masalah Ideologi, politik, ekonomi, soaial dan budaya serta pertahanan dan keamanan.

4

4. Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai Pancasila itu mencerminkan kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai budaya-bangsa Indonesia asli, bukan diambil dari bangsa lain. 5. Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, Pancasila lahir dari hasil musyawarah para pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagai para wakil bangsa, Pancasila yang dihasilkan itu dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sisio kulturil. Moral dalam arti tidak bertentangan dengan nilai agama yang berlaku di Indonesia, sosio kultural berarti cerminan dari nilai budaya bangsa Indonesia, karena itu Pancasila merangkul segenap lapisan masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara merupakan norma dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber dasar, landasan norma, serta memberi fungsi konstitutif dan regulative bagi penyusunan hukumhukum Negara.

b. Pancasila Sebagai Ideologi Negara : Dalam kehidupan sehari -hari istilah Ideologi umumnya digunakan sebagai pengertian pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini Ideologi dapat dibedakan mejadi dua pengertian yaitu Ideologi dalam arti luas dan Ideologi dalam arti sempit. Dalam arti luas Ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir dan bertindak atau sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam arti sempit, Ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai Ideologi Negara. Ideologi Negara adalah Ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi Negara merupakan Ideologi mayoritas waga Negara tentang nilai -nilai dasar Negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan Negara itu. Ideologi Negara sering disebut sebagai Ideologi politik karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah kehidupan politik. Pancasila adalah Ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan Ideologi milik Negara atau rezim tertentu. Sebagai Ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republik Indonesia, Pancasila berkedudukan juga sebagai Ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai Ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan seharihari bangsa Indonesia. Sebuah Ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari Ideologi itu. Alfian mengatakan bahwa

5

kekuatan Ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh Ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah Ideologi memiliki tiga dimensi tersebut: 1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada Ideologi itu yang mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana Ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar Ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya. 2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas Ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari. 3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan Ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri Ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung Ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari Ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman. Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai Ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara, yaitu : 1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. 2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan. 3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila. 4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.

2.3. Nilai Sila Kelima Pancasila : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Inti sila kelima yaitu keadilan yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun juga apa yang telah

6

menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan sosial adalah memenuhi hakikat adil. Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan sosial ini mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat manusia monodualis , yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Hal ini menyangkut realisasi keadilan dalam kaitannya dengan Negara Indonesia sendiri (dalam lingkup nasional) maupun dalam hubungan Negara Indonesia dengan Negara lain (lingkup internasional) Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga) yaitu: a. Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi haknya. b. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya. c. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara. Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis : (a) Keadilan restitutif, y a i t u k e a d i l a n y a n g b e r l a k u d a l a m p r o s e s l it ig a s i di p e ng ad i la n, d i ma na fo k us nya a da la h p ada pe la k u .

Bag a i ma na me ng huku m at au membebaskan pelaku. (b) Keadilan restoratif, ya it u kea d i la n ya ng ber la ku d a la m pr o se s

p e nye le sa ia nsengketa non litigasi (alternative dispute resolution), di mana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan victims (korban)

Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi seluruh unsur manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi bawaan hakikatnya hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan hidupnya baik yang ketubuhan maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam realisasi hubungan kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Arti susunan Pancasila terdiri atas 5 sila yang merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal bersifat organis. Pancasila terdiri atas lima bagian atau sila yang (a) tidak terpisahkan satu sama lain dalam hal kesatuannya (b) masing-masing bagian mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri, (c) berbeda namun tidak saling bertentangan, (d) antar bagian saling melengkapi, (e) tidak boleh dilepas pisahkan satu sama lain, (f) bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, dan keseluruhan membina bagian-bagian. Dalam kesatuan ini tidak boleh satu sila pun ditiadakan, merupakan satu kesatuan keseluruhan.

7

Dalam kesatuan Pancasila yang bersidat organis, sila-silanya merupakan bagian yang tidak saling bertentangan, semua sila bersama-sama menyusun kesatuan, dan tiap sila merupakan bagian yang mutlak. Jika dihilangkan satu sila hilanglah fungsi Pancasila itu. Sebaliknya jika salah satu sila dilepas dari kesatuannya tidak berhubungna dengan yang lainnya maka sila itu kehilangan kedudukan dan fungsinya karena tidak berarti jika tidak berada dalam satu kesatuan. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia. a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. d. Menghormati hak orang lain. e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. i. Suka bekerja keras. j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2.4. Makna Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka : Gagasan mengenai Pancasila sebagai Ideologi terbuka berkembang sejak tahun 1985, karena Pancasila berada di tengah-tengah berbagai Ideologi bangsa di dunia, maka Pancasila harus bersifat terbuka, luwes, fleksibel, dan tidak kaku sehingga tidak ketinggalan zaman.

8

Sebagai Ideologi terbuka Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Hal ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diganti dengan nlai dasar lain yang meniadakan jati diri bangsa Indonesia. Makna bahwa Pancasila sebagai Ideologi terbuka bahwa nlai -nilai dasar Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati diri ba ngsa Indonesia. Sebagai Ideologi terbuka, Pancasila harus memberikan orientasi ke depan yang mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu menyadari kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi era globalisasi dan keterbukaan. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dan dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai Ideologi terbuka menurut Moerdiono, adalah : 1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia amat cepat, tidak semua persoalan hidup dapat ditemukan jawabannya secara Ideologis dalam pemikiran Ideologi Ideologi sebelumnya. 2. Runtuhnya Ideologi tertutup seperti marxisme-Leninisme/Komunsme. Ideologi ini akan bertahan dengan tradisi lama yang tertutup atau menjadi Ideologi terbuka. 3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh Komunisme. Pancasila terancam menjadi dogma (dalil, ajaran) yang kaku. 4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila satu -satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai satu -satunya asas telah dicabut oleh MPR pada tahun 1999. Dengan memandang pengertian Ideologi sebagai sebuah idea atau gagasan, maka Franz Magnis Suseno, mengatakan bahwa Ideologi sebagai sebuah pemikiran dapat dibedakan menjadi Ideologi terbuka dan tertutup : a. Ideologi Tertutup adalah Ideologi yang nilainya bersifat mutlak, pemikiran tertutup. Ideologi ini memiliki ciri -ciri sebagai berikut : 1. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita cita yang hidup di masyarakat. 2. Dipaksakan kepada masyarakat. 3. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat. 4. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya, 5. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut. 6. Isi Ideologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total. b. Ideologi Terbuka adalah Ideologi yang nilainya tidak dimutlakkan, pemikiran terbuka.

9

Ciri-cirinya, adalah : 1. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat. 2. Tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dari budaya masyarakat. 3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya sesuai zaman dan norma yang berlaku. 4. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab. 5. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh berbagai latar belakang agama atau budaya. Pancasila memiliki watak terbuka: Bertolak dari ciri-ciri di atas maka Pancasila memenuhi syarat sebagai Ideologi terbuka, yaitu : 1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia. Nilai Pancasila bukan diambil dari bangsa di luar negeri, tapi dari kekayaan budaya masyarakat Indonesia. 2. Isi Pancasila tidak langsung operasional, yaitu hanya berisi lima dasar yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Karena hanya berisi nilai dasar maka perlu penafsiran bukan pematokan nilai seperti yang terjadi dimasa orde baru dengan buti-butir Pancasila atau P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). 3. Pancasila menghargai kebebasan bukan memperkosa kebebasan hal ini tercermin dalam makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab yang tidak saja mengakui kebebasan dan kesederajatan manusia Indonesia tetapi semua bangsa di dunia. 4. Pancasila bukan Ideologi totaliter yang mengurus semua kehidupan

masyarakat,melainkan Pancasila adalah Ideologi politik, pedoman hidup masyarakat, bangsa dan Negara. 5. Pancasila menghargai pluralitas yang tercermin salah satunya dalam perumusan Pancasila itu sendiri khususnya pada sila Ketuahan YME, sila ini mencerminkan semua agama yang ada di Indonesia. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa Pancasila itu adalah ( an sich) Ideologi terbuka, Pancasila memiliki watak sebagai Ideologi terbuka.

2.5. Ideologi Lainnya 1. LIBERALISME Ideology Liberal Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat

10

ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah. Paham Liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialism yang meletakkan materi sebagai nilai teritinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia), serta individualism yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakatbakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan. Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Ciri- ciri Liberalisme adalah sebagai berikut : Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan Mempunyai kepercayaan terhadap nalar manusiawi Bersedia menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondisi manusiawi Mendukung kebebasan individu Bersikap ambivalen terhadap sifat manusia o Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik o Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan o berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers. o Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri. o Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. o Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia. o Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun. o Sekuler

11

o Nasionalisme diabaikan o Keputusan melalui voting o Dominasi mayoritas o Ada oposisi o Ada perbedaan pendapat o Kepentingan mayoritas Kelemahannya : o Liberalisme buta terhadap kenyataan bahwa tidak semua orang kuat kedudukannnya o Dan tidak semua orang kuat cita- citanya. o Liberalisme melahirkan Binatang Ekonomi yaitu manusia yang hanya mementingkan keuntungan ekonomisnya sendiri. Neo-Liberalisme yang timbul setelah perang dunuia I berpegang pada persaingan bebas di bidang politik ekonomi dengan syarat memperhatikan/membantu negara-negara lemah/ berkembang. Dibandingkan dengan Ideologi Pancasila, apabila Ideologi Liberalisme lebih menekankan kepada kepentingan individu dan persaingan bebas, sedang Ideologi Pancasila mengutamakan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong-royongan. Demokrasi liberal lebih bersifat formalistis, demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. KOMUNISME Ideology Sosialisme Komunisme Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunismeme sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunismeme teori dengan komunismeme revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia. Ideology Komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah merupakan

12

sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas. Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan Kapitalisme yang pada gilirannya akan melakukan penindasan pada kaum proletar. Definisi komunisme atau paham komunisme. Paham komunisme adalah paham yang merupakan sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Berkembangnya paham individualisme liberalisme di barat berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme, mengakibatkan penderitaan rakyat. Komunsime muncul sebenarnya sebagai reaksi penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Berolak belakang dengan individualism kapitalisme, paham komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat kebabasan dan hak individu itu tidak ada. Paham komunisme dalam memandang hakikat hubungan Negara dengan agama meletakkan pada pandangan filosofisnya yaitu materialisme diakletis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut komunsime adalah materi. Adapun ciri negara Komunisme yaitu : o Ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunismeme menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia. o Kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi. o Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunismeme di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunismeme adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunismeme tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis. o Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunismeme. Maka, ada Partai Komunismeme Uni Soviet, Partai Komunismeme

13

Cina, PKI, dan Partai Komunismeme Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunismeme tidak ada partai oposisi. o Tidak menghormati HAM. o Berdasarkan ideologi Marxisme- Laninisme, artinya bersifat materialis, ateis dan kolektivistik. o Ekonomi komunismemee bersifat etatisme. o Ideologi komunisme bersifat absolutilasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat di negara komunismeme. Nasionalisme ditolak Keputusan di tangan pimpinan partai Tidak ada oposisi Tidak ada perbedaan pendapat Ideologi Komunisme bersifat absolutilasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat di negara Komunisme. Kelemahan ideologi Komunisme : 1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai nilai komunisme 2. 3. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain

14

Setelah membandingkan kedua ciri di atas dengan paham negara RI yaitu Pancasila, maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

15

BAB III KESIMPULAN

5.1 Perbandingan Ideologi Pada Sila Kelima Inti sila kelima yaitu keadilan yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Apabila dijabarkan : Sila ke-5 Pancasila Keseimbangan antara manusia sebagai Hakikat manusia makhluk individu dan sosial Hukum menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu serta masyarakat Adanya kebebasan dalam memeluk agama (hubungan antara individu dengan Tuhan) Agama harus ada dalam kehidupan berbangsa Individu diakui serta ada hubungan antara individu dengan masyarakat Negara ada untuk mengendalikan sistem ekonomi (tidak ada monopoli) Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat Pengambilan keputusan dengan musyawarah Adanya perlindungan Liberalisme Menitikberatkan pada individualism, di mana kebebasan individu diutamakan Tidak ada perlindungan terhadap kepentingan yang lain (kelompok), kecuali kepentingan individu Adanya kebebasan dalam memeluk agama (agama merupakan kebebasan individu) Bebas memilih untuk memeluk agama ataupun tidak Lebih dipentingkan individu (masyarakat diabdikan untuk individu) Persaingan bebas, peran negara tidak penting (lebih didominasi monopoli swasta) Dominasi mayoritas Keputusan melalui voting HAM diabaikan Komunisme Menerapkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga hak-hak pribadi diabaikan Hukum digunakan untuk melanggengkan komunis dan parpol yang berkuasa Agama harus dijauhkan dari masyarakat (selain atheis, tidak dibenarkan memeluk agama) Tidak diperbolehkan memeluk agama Kolektivitas (pemerintahan) lebih dipentingkan dibandingkan individu

Hukum

Agama

Hubungan individu dan masyarakat

Ekonomi

Monopoli oleh negara

Dominasi rakyat (pemerintahan) Mutlak berada di tangan negara HAM dijunjung tinggi

Keputusan HAM

16

HAM Sehingga dengan kata lain, untuk penerapan sila ke-5 Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam ideologi, Ideologi Pancasila lebih mengutamakan Keadilan dalam segala aspek, baik keadilan individu (hubungan manusia dengan Tuhan) maupun keadilan masyarakat (hubungan manusia dengan sesama). Sedangkan untuk Ideologi Komunis, lebih diutamakan kepentingan negara sedang hak-hak individu diabaikan. Dan untuk Ideologi Liberalis, kepentingan individu dijunjung tinggi, namun kepentingan masyarakat tidak diperhatikan sehingga adanya kesenjangan antara individu satu dengan lain.

17