Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SYARIAH
ANTARA SHARIA CONFORMITY AND PROFITABILITY
(SCNP) DAN SHARIA MAQASHID INDEX (SMI) PADA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Dewi Fitriani
NIM. 11140850000072
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
ii
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SYARIAH
ANTARA SHARIA CONFORMITY AND PROFITABILITY
(SCNP) DAN SHARIA MAQASHID INDEX (SMI) PADA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dewi Fitriani
NIM. 11140850000072
Dibawah Bimbingan
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDATARULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dewi Fitriani
NIM : 11140850000072
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid
Index (SMI) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2011-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses uji komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan dan Bisnis Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Februari 2018
1. Umiyati, SEI., M.SI
NUPN. 9920100301
2. Cut Erika Ananda Fatimah, MBA
NIP.19741018 201411 2 001
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa 24 April 2018 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
Nama : Dewi Fitriani
Nim : 11140850000072
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul : Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid
Index (SMI) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2011-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses uji skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan dan Bisnis
Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 April 2018
1. Fitri Damayanti, SE, M.Si
NIP. 19810731 200604 2 003
2. Dr. Herni Ali HT, SE, MM
NIDN. 0422125902
3. Dr. Herni Ali HT, SE, MM
NIDN. 0422125902
4. Santi Yustini, SE, M.Ak
NIDN. 2021078701
5. Yuke Rahmawati, S.Ag, MA
NIP. 19750903 200701 2 023
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dewi Fitriani
NIM : 11140850000072
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PERBANDINGAN
KINERJA KEUANGAN SYARIAH ANTARA SHARIA CONFORMITY AND
PROFITABILITY (SCNP) DAN SHARIA MAQASHID INDEX (SMI) PADA
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016 adalah benar
merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyususnannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi
ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 13 Maret 2018
Yang Menyatakan
(Dewi Fitriani)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dewi Fitriani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 21 Februari 1996
3. Alamat : Komplek Inkopad Blok G 3 No 7
Rt 04 Rw 06 Desa Sasakpanjang
Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten
Bogor 16320
4. Email : [email protected]
2. PENDIDIKAN
1. TK Dian Kartika Tahun 2001-2002
2. SDN Kartika Sejahtera Tahun 2002-2008
3. SMPN 1 Bojonggede Tahun 2008-2011
4. SMAN 1 Parung Tahun 2011-2014
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2018
3. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Departement Sosial dan Agama Himpunan Mahasiswa
Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2015-2016)
2. Anggota Karateka Nasional Inkanas Dojo 17 (2013-2014)
3. Anggota Karya Ilmiah Remaja (2013-2014)
vii
ABSTRACT
The performance of Islamic Banking can be measured from various aspects of this
study measuring the performance of Islamic Banking in Indonesia based on syariah
aspects which consist of syariah financial performance and performance of
maqashid syariah.This research aims to analyze the performance of Islamic
Banking in Indonesia during the six years period 2011 to 2016 measured from the
aspect of Islamic finance using Sharia conformity and Profitability (SCNP) and the
performance of maqashid syariah as measured by Sharia Maqashid Index (SMI).
The results of this study show the comparison between the performance of Islamic
finance and the performance of maqashid syariah, which based on cartesian and
ranking diagram shows the results of comparison of SCNP and SMI during the
period 2011-2016 Syariah Banks in Indonesia are in three quadrants namely URQ,
ULQ and LRQ sharia which are in URQ or Upper Right Quadrant quadrants of
three BUSs namely Bank Muamalat Indonesia (BMI), Panin Bank Syariah (PBS)
and Bank Central Asia Syariah (BCAS) and each ranked one to three. Quadrant
LRQ or Lower Right Quadrant amounted to two BUS namely Bank Rakyat
Indonesia Syariah (BRIS) and Bank Bukopin Syariah (BSB), each of which is
ranked fourth and five. The quadrant of ULQ or Upper Left Quadrant amounts to
three BUS namely Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS), Bank Syariah Mandiri
(BSM) and Bank Mega Syariah (BMS) and each is ranked six to eight for SMI
calculations.
Keywords: Islamic Banking, Sharia conformity and Profitability (SCnP), Sharia
Maqashid Index (SMI)
viii
ABSTRAK
Kinerja perbankan syariah dapat diukur dari berbagai aspek penelitian ini mengukur
kinerja bank umum syariah di Indonesia berdasarkan aspek syariah yang terdiri dari
kinerja keuangan syariah dan kinerja maqashid syariah.Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa kinerja perbankan syariah khususnya bank umum syariah di
Indonesia selama enam tahun periode 2011 sampai 2016 yang diukur dari aspek
keuangan syariah dengan menggunakan Sharia conformity and Profitability (SCnP)
dan Sharia Maqashid Index (SMI). Objek penelitian yang digunakan adalah 8 Bank
Umum Syariah di Indonesia yang terdiri dari: Bank Muamalat Indonesia (BMI),
Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS),
Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS), Panin Bank Syariah
(PBS), Bank Syariah Bukopin (BSB), dan Bank Central Asia Syariah (BCAS).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbandingan antara kinerja keuangan
syariah dan kinerja maqashid syariah, dimana berdasarkan diagram kartesius dan
pemeringkatan memperlihatkan hasil perbandingan SCnP dan SMI selama periode
2011-2016 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada tiga kuadran yaitu URQ,
ULQ dan LRQ bank umum syariah yang berada pada kuadran URQ atau Upper
Right Quadrant berjumlah tiga BUS yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Panin
Bank Syariah (PBS) dan Bank Central Asia Syariah (BCAS) dan masing-masing
berada pada peringkat satu sampai tiga. Kuadran LRQ atau Lower Right Quadrant
berjumlah dua BUS yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan Bank
Bukopin Syariah (BSB) yang masing-masing berada pada peringkat empat dan
lima. Kuadran ULQ atau Upper Left Quadrant berjumlah tiga BUS yaitu Bank
Negara Indonesia Syariah (BNIS), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega
Syariah (BMS) dan masing-masing berada pada peringkat enam sampai delapan
untuk perhitungan SMI.
Kata kunci: Bank Umum Syariah, Sharia Conformity and Profitability (SCnP),
Sharia Maqashid Index (SMI)
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin, segala puji hanya milik Allah swt yang
berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perbandingan
Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia conformity and Profitability (SCnP) dan
Sharia Maqashid Index (SMI) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2011-2016 ”. Shalawat teriring salam selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW.
Tujuan penyususanan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan yang
disebabkan keterbatasan yang penulis miliki. Penulis juga menyadari bahwa skripsi
ini jauh dari sempurna, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemampuan pendidikan di masa yang akan datang.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
penulis sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf dan jajarannya.
2. Cut Erika Ananda, SE, MBA dan Fitri Damayanti, SE, M.Si selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf dan jajarannya.
3. Adhitya Ginanjar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama masa studi.
4. Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Santi Yustini, SE,
M.Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, ilmu serta
arahan, masukan, dan nasihat kepada penulis selama penulisan hingga
penyusunan skrispsi ini.
x
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan kepada
penulis selama masa studi.
6. Lukman Hakim dan Faritun selaku orang tua penulis yang senantiasa
memberikan yang terbaik dalam hal apapun.
7. Seluruh mas dan mba serta ketujuh ponakan penulis yang selalu memberikan
doa, motivasi dan dorongan untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Lavena, Luthfia, Arinda dan Qisthi yang selama empat tahun ini telah menjadi
teman yang baik dan terandalkan.
9. Seluruh member “balajaer” thank’s for all the gosips and the laughs.
10. Teman-teman Perbankan Syariah tahun 2014 khusunya kelas b yang telah sama-
sama berjuang melawati masa-masa kuliah.
11. Muhammad Abdul Mugni, thank you for all the support.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penyusunan
skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Semoga pihak-pihak yang telah
membantu memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 13 Maret 2018
Dewi Fitriani
xi
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...............................iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................iv
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................vi
ABSTRACT ........................................................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................19
C. Batasan Masalah .....................................................................................19
D. Rumusan Masalah ...................................................................................20
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................20
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................................22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................................27
1. Perbankan Syariah .............................................................................27
a. Definisi Perbankan Syariah ........................................................27
b. Fungsi dan Peran Bank Syariah ..................................................28
2. Kinerja ...............................................................................................29
a. Definisi Kinerja dan Indikator Kinerja ......................................29
3. Kinerja Keuangan Syariah ................................................................30
xii
a. Definisi kinerja keuangan ...........................................................30
b. Laporan Keuangan .....................................................................31
c. Rasio Keuangan .........................................................................32
d. Sharia conformity and Profitability (SCnP) ...............................33
4. Kinerja Maqashid Syariah .................................................................37
a. Maqashid Syariah .......................................................................37
b. Sharia Maqashid Index (SMI) ....................................................39
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................41
C. Hipotesis ..................................................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sample ..............................................................................48
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................50
C. Sumber Data ...........................................................................................50
D. Instrumen Penelitian................................................................................50
1. Metode Sharia conformity and Profitability ....................................50
2. Indeks Maqashid Syariah ................................................................52
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................58
F. Teknik Pengolahan Data ........................................................................59
1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan SCnP............................................60
2. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI) ....64
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia Conformity
and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI) ...........72
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................73
1. Sejarah Singkat Perusahaan ..............................................................73
2. Perkembangan Usaha ........................................................................77
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan .......................................................79
xiii
1. Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Syariah Berdasarkan
SCnP ..................................................................................................79
2. Analisis Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah Berdasarkan
Sharia Maqashid Index (SMI) ..........................................................93
3. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP dan Sharia Maqashid
Index (SMI) .......................................................................................112
BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................115
B. Saran ........................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................118
LAMPIRAN .......................................................................................................122
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Indikator Utama Perbankan Nasional ..........................................................2
1.2 Jaringan Kantor Bank Syariah di Indonesia .................................................4
1.3 Perbandingan Rasio Keuangan Bank Syariah Pada Tahun 2015-2016 .......11
1.4 Tinjauan Kajian Terdahulu .........................................................................22
3.1 Proses Pengambilan Sample ........................................................................49
3.2 Sample Penelitian .........................................................................................49
3.3 Definisi Operasional Variabel SCnP ............................................................61
3.4 Model Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah ............................................66
3.5 Bobot Rata-rata Tujuan dan Elemen Pengukuran Maqashid Syariah ..........67
3.6 Contoh Tabel Perbandingan Kinerja Antara SCnP dan SMI .......................72
4.1 Rata-rata Rasio Sharia Conformity and Profitability Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016 .......................................................................................80
4.2 Kinerja Bank Umum Syariah Berdasarkan Sharia Conformity and
Profitability Tahun 2011-2016.....................................................................82
4.3 Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Pertama Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016 ..........................................................................94
4.4 Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Kedua Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016 ..........................................................................96
4.5 Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Ketiga Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016 ..........................................................................97
4.6 Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Pertama Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016 ..........................................................................99
xv
4.7 Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Kedua Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016 .......................................................................................100
4.8 Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Ketiga Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016 ......................................................................................101
4.9 Sharia Maqashid Index (SMI) BUS Periode 2011-2016 ............................102
4.10 Contoh Tabel Perbandingan Indeks Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI) Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2016 ...............................112
xvi
DAFTAR GAMBAR
1.1 Pertumbuhan Aset, PYD, dan DPK Perbankan Syariah di Indonesia..........8
2.1 Metode Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah ..........................................39
2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................................41
3.1 Model Sharia Conformity and Profitability .................................................63
4.1 Rata-rata Laba Bersih Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2011-2016 ....................................................................................................77
4.2 Rata-rata Total Pembiayaan BUS di Indonesia Periode 2011-2016 .............78
4.3 Grafik SCnP Tahun 2011-2016 .....................................................................83
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Elemen Rasio Kinerja Keuangan Syariah Berdasarkan Sharia
Conformity and Profitability ...................................................................122
2. Rasio Kinerja Keuangan Syariah Berdasarkan Sharia conformity and
Profitability .............................................................................................128
3. Elemen Rasio Sharia Maqashid Index (SMI) .........................................132
4. Rasio Kinerja Maqashid Syariah Berdasarkan Sharia Maqashid
Index (SMI) .............................................................................................140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi tantangan masa depan di era globalisasi ini perlu
dilakukan perubahan hampir disegala bidang. Restrukturisasi sektor bisnis
menjadi salah satu unsur penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
restrukturisasi kinerja Perbankan Indonesia menjadi sarana utama bagi
Indonesia untuk pemulihan keadaan ekonomi disektor perbankan menuju
perubahan yang lebih baik.
Industri perbankan nasional tahun 2016 mengalami pertumbuhan
yang ditunjukkan dengan perbaikan indikator kinerja perbankan antara lain
peningkatan nilai aset, dana pihak ketiga, dan kredit yang disalurkan
perbankan nasional. Di akhir tahun 2016, aset perbankan nasional tercatat
sebesar Rp 6.843 triliun atau tumbuh sebesar 10,41%, angka pertumbuhan
ini lebih baik dibandingkan pertumbuhan aset tahun 2015 yang hanya
sebesar 8,64%. Peningkatan aset perbankan nasional ditopang dengan
perbaikan permodalan perbankan nasional yang ditunjukkan dengan rasio
CAR yang meningkat sebesar 1,54% dari 21,39% di tahun 2015 menjadi
22,93% pada tahun 2016. Rasio kecukupan modal perbankan nasional ini
merupakan nilai tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Sementara dana pihak
ketiga yang dikelola oleh perbankan nasional tumbuh sebesar 9,59%
menjadi Rp 4.836 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 9,3%. Di sisi lain, kredit perbankan nasional juga masih
2
mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,87% atau meningkat sebesar Rp319
triliun menjadi Rp4.377 triliun di posisi akhir tahun, walaupun perbankan
nasional cenderung berhati-hati dalam penyaluran kredit mengingat tingkat
risiko kredit yang ditunjukkan dengan angka Non-performing Loan (NPL)
cenderung meningkat, namun tetap terjaga di angka 2,93%.
Tabel 1.1
Indikator Utama Perbankan Nasional
Sumber : Ojk, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2016
Seiring dengan pesatnya perkembangan industri perbankan nasional,
kegiatan usaha berbasis syariah juga semakin berkembang mulai dari
perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi
berbasis syariah. Namun perkembangan paling pesat terjadi pada perbankan
syariah. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya jumlah jaringan
kantor perbankan syariah di Indonesia. Di tahun 2016, jumlah pelaku usaha
perbankan syariah tercatat sebanyak 13 Bank Umum Syariah, 21 Unit Usaha
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016
Total aset (Rp Triliun) 4,330 5,032 5,705 6,198 6,843
Pertumbuhan Aset (yoy) 16,7% 16.2% 13.4% 8.64% 10.41%
Total Kredit (Rp Triliun) 2,708 3,293 3,674 4,058 4,377
Total DPK (Rp Triliun) 3,225 3,664 4,114 4,413 4,836
CAR 17.43% 18.13% 19.57% 21.39% 22.93%
ROA 3.11% 3.08% 2.85% 2.32% 2.23%
LDR 83.85% 89.70% 89 % 92.11% 90.70%
BOPO 74.10% 74.08% 76.29% 81.49% 82.22%
NPL 1.87% 1.77% 2.16% 2.49% 2.93%
NIM 5.49% 4.89% 4.23% 5.39% 5.63%
3
Syariah dan 166 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sementara itu jumlah
jaringan kantor BUS dan UUS di tahun 2016 berjumlah 2201 kantor, terdiri
dari 1869 jaringan kantor BUS dan 332 jaringan kantor UUS. Selama tahun
2016 beberapa BUS dan UUS masih melakukan konsolidasi internal dan
pemanfaatan jaringan kantor bank induk dalam bentuk Layanan Syariah
Bank (LSB) dan Layanan Syariah (LS) dalam rangka penerapan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 2/POJK.03/2016 tentang
pengembangan jaringan kantor perbankan syariah dalam rangka stimulus
perekonomian nasional bagi bank.
POJK tersebut merupakan salah satu kebijakan pemberian insentif
oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) kepada bank induk yang mendukung
pengembangan bank syariah dengan membuka Layanan Syariah Bank di
kantor bank konvensional. Pada tahun 2016, terdapat penambahan sebanyak
480 LSB sehingga layanan BUS di kantor bank konvensional menjadi 2.655
LSB. Sedangkan layanan syariah Unit Usaha Syariah (UUS) di kantor bank
induk meningkat 558 LS menjadi 2.567 LS. Pada tahun 2016 terdapat
penambahan 5 BPRS baru dan 2 BPRS yang ditutup oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sehingga jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) pada tahun 2016 menjadi 166 BPRS. Jumlah jaringan kantor BPRS
meningkat sebanyak 7 kantor menjadi 453 kantor dibandingkan tahun 2015
yang berjumlah 446 kantor. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 mengenai
perkembangan jaringan kantor bank syariah di Indonesia berdasarkan data
OJK pada Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2016.
4
Tabel 1.2
Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah di Indonesia
Sumber: Ojk, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2016
Kinerja perbankan syariah yang relatif baik selama krisis ekonomi
tahun 1997 menjadikan pemerintah dan otoritas moneter semakin
mendukung berkembangnya perbankan syariah di Indonesia.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya
Bank Muamalat Indonesia tahun 1991. Sistem perbankan syariah juga diatur
dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan syariah yang
telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dan diperkuat
dengan Undang-Undang No. 21 tahun 2008.
Fenomena perbankan syariah merupakan fenomena yang hangat
dibicarakan dalam perkembangan industri perbankan belakangan ini, tidak
hanya di Indonesia namun juga di dunia. Sebagaimana yang dilakukan oleh
International Monetary Fund (IMF) atas kegiatan perbankan syariah
sebagai alternatif sistem keuangan internasional. Kegiatan tersebut
dilakukan sebagai upaya perbaikan sistem keuangan internasional yang
Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016
Bank Umum Syariah 11 11 12 12 13
Jumlah Kantor BUS 1.745 1.998 2.151 1.990 1.869
Layanan Syariah Bank (LSB) 1.794 2.092 2.160 2.175 2.655
Unit Usaha Syariah 24 23 22 22 21
Jumlah Kantor UUS 5.17 590 320 311 332
Layanan Syariah (LS) 1.277 1.267 1.787 2.009 2.567
BPRS 158 163 163 163 166
Jumlah Kantor BPRS 401 402 439 446 453
Jumlah Kantor BUS, UUS, & BPRS
2.663 2.990 2.910 2.747 2.654
5
belakangan ini banyak sekali mengalami ketidakstabilan yang di akibatkan
oleh dominannya sektor financial di bandingkan sektor riil dalam hubungan
ekonomi dunia. Berbeda dengan perbankan syariah, dimana setiap transaksi
keuangan harus ada transaksi riil yang mendasarinya, sehingga mampu
memperkuat pertumbuhan ekonominya. (Noor, 2009:17).
Sebagai suatu lembaga keuangan di Indonesia, bank syariah
memiliki suatu karakteristik pada sistem yang dijalankan. Bank Syariah
adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Hal ini
terdapat dalam visi dan misi bank syariah. Berdasarkan Pasal 4 Undang-
Undang No. 21 tahun 2008 menyebutkan bahwa bank syariah wajib
menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, bank
syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitulmal.
Berdasarkan publikasi Islamic Financial Services Industry Stability
Report 2016, disebutkan perbankan syariah Indonesia saat ini menjadi salah
satu kontributor perkembangan perbankan syariah global yang di estimasi
memiliki total aset sebesar $1,9 triliun di akhir tahun 2016 dengan
kontribusi sebesar 2,5% dari total aset keuangan syariah global. Sementara
dalam laporan Asian Development Bank tahun 2016 disebutkan bahwa
Indonesia berkontribusi sebesar 13,4% dari seluruh aset perbankan syariah
di Asia yang mencapai sebesar $209,3 miliar. Global Islamic Finance
Report 2016 juga menyebutkan Indonesia bersama Uni Emirat Arab (UEA),
Kuwait, Bahrain, dan Qatar dikelompokkan menjadi emerging leaders
6
sebagai negara yang berpotensi untuk memiliki pengaruh pada keuangan
syariah global. Pertumbuhan positif menandai perkembangan perbankan
syariah tahun 2016 setelah 3 tahun terakhir mengalami perlambatan
pertumbuhan. Pada akhir tahun 2016, perbankan syariah Indonesia yang
terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencatatkan pertumbuhan aset,
Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri
perbankan syariah nasional tahun 2016 tumbuh signifikan masing-masing
sebesar 20,28%, 16,41% dan 20,84%. Total aset, PYD dan DPK industri
perbankan syariah nasional pada tahun 2016 masing-masing mencapai
Rp365,6 triliun, Rp254,7 triliun dan Rp285,2 triliun.
Komposisi aset perbankan syariah nasional terdiri atas aset BUS
sebesar 69,52% atau sebesar Rp254,2 triliun, UUS sebesar 27,98% atau
sebesar Rp102,3 triliun dan BPRS sebesar 2,5% atau sebesar Rp9,1 triliun.
Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh
adanya konversi BPD Aceh menjadi pada bulan September 2016. Dalam
periode tahun 2016, aset BUS mengalami peningkatan sebesar Rp40,7 triliun
atau tumbuh 19,10%, sementara aset UUS meningkat sebesar Rp19,48
triliun atau tumbuh 23,51%, sedangkan aset BPRS meningkat sebesar
Rp1,48 triliun atau tumbuh 19,12%. Dari sisi pengelolaan Dana Pihak
Ketiga (DPK), sepanjang tahun 2016 DPK yang dihimpun oleh BUS, UUS,
dan BPRS tumbuh sebesar 20,84% atau meningkat sebesar Rp49,2 triliun
menjadi Rp285,2 triliun dari sebelumnya sebesar Rp236,0 triliun di tahun
7
2015. Pertumbuhan DPK signifikan terjadi pada UUS yang tumbuh 29,58%
atau meningkat sebesar Rp16,6 triliun. Sementara, DPK BUS meningkat
sebesar Rp31,5 triliun atau tumbuh 18,02%, sedangkan DPK BPRS
meningkat sebesar Rp1 triliun atau tumbuh 21,28%. Secara umum,
peningkatan DPK disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan dana
masyarakat baik dari giro, tabungan, maupun deposito.
Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) oleh BUS, UUS dan BPRS
sepanjang tahun 2016 mengalami peningkatan walaupun lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan DPK. PYD perbankan syariah tercatat
meningkat 16,41% atau sebesar Rp35,9 triliun menjadi Rp254,6 triliun
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp218,7 triliun.
Peningkatan pembiayaan perbankan syariah utamanya disebabkan
meningkatnya pembiayaan di sektor rumah tangga, konstruksi, dan
perdagangan besar dan eceran. Sebagaimana peningkatan aset dan DPK,
peningkatan PYD UUS pada tahun 2016 juga lebih baik dibandingkan PYD
BUS dan BPRS. PYD UUS tumbuh sebesar 19,48% atau meningkat sebesar
Rp11,5 triliun, sementara PYD BUS tumbuh sebesar 15,27% atau
meningkat sebesar Rp23,5 triliun. Sedangkan PYD BPRS tumbuh sebesar
15,57% atau meningkat sebesar Rp897 miliar. Berdasarkan uraian diatas,
maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik dibawah ini:
8
Gambar 1.1
Pertumbuhan Aset, PYD, dan DPK Perbankan Syariah Indonesia
Sumber : Ojk, Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan Syariah 2016
Kegiatan pengukuran kinerja, di maksudkan untuk mengetahui atau
memperoleh informasi penting yang nantinya dapat berguna sebagai
masukan. Kinerja juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengukur tingkat
keberhasilan perusahaan, di samping juga dimaksudkan sebagai alat
pengukuran tingkat kemampuan seseorang atau perusahaan. Pengukuran
kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat deviasi antara progres
yang direncanakan dengan kenyataan. Apabila terdapat deviasi berupa
progres yang lebih rendah daripada rencana, perlu dilakukan langkah-
langkah untuk memacu kegiatan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai.
Seberapa jauh tujuan tersebut dapat dicapai mencerminkan hasil kerja, atau
prestasi kerja dan sering kali dinyatakan sebagai kinerja organisasi dan
50
9
menunjukkan performa organisasi. Terhadap hasil kerja organisasi,
dilakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh hasil kerja yang dicapai
dengan tujuan yang diinginkan. Hasil kerja organisasi dapat sama dengan
tujuan yang ditetapkan, namun dapat pula lebih besar atau bahkan lebih
kecil dari harapan.
Pengukuran suatu kinerja untuk melihat tingkat keberhasilannya
merupakan suatu aktivitas yang tidak bisa ditawar lagi dalam upaya menuju
kepada suatu perusahaan yang sehat. Evaluasi kinerja merupakan aktivitas
dalam manajemen proses kebijakan yang dilakukan pada tahap pemantauan
pelaksanaan, pengawasan ataupun pertanggungjawaban. Setiap tahapan
berisikan kegiatan pengumpulan dan analisis data dan informasi serta
pelaporan mengenai tingkat perkembangan capaian hasil kegiatan
pelaksanaan, ketetapan sistem dan proses pelaksanaan, dan ketetapan
kebijakan serta akuntabilitas kelembagaan secara keseluruhan
(Mustopadidjaja, 2003:45).
Kinerja perbankan tidak terlepas dari pengukuran kinerja keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian
mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa
rasio keuangan perusahaan (Munawir, 2010:30). Rasio keuangan
merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang
dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu
periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang
10
diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba
rugi (Irawati, 2005:22).
Perbandingan rasio keuangan yang terdiri dari ROA, ROE dan NPM
antara Bank Umum Syariah yang menjadi sample dalam penelitian ini
selama dua tahun terakhir 2015-2016 menunjukkan bahwa Bank Negara
Indonesia Syariah (BNIS) berhasil memperoleh nilai tertinggi untuk Return
On Asset (ROA) yaitu kemampuan bank dalam memperoleh laba bagi
perusahaan sebesar 1.43% ditahun 2015, kemudian pada tahun 2016 Bank
Mega Syariah (BMS) berhasil memperoleh ROA tertinggi yaitu sebesar
2.63%. Tingkat Return On Equity (ROE) atau kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bagi para pemegang saham dengan pencapian tertinggi
adalah Bank Syariah Bukopin ditahun 2015 dan sebesar 5.35% dan
mengalami penurunan sebesar 0.2% pada tahun 2016 dan ditahun 2016
Bank Mega Syariah (BMS) menempati posisi tertinggi sebesar 11.97%
apabila dibandingkan dengan bank lain yang menjadi sample dalam
penelitian. Pada rasio Net Profit margin (NPM) Bank Central Asia Syariah
(BCAS) memperoleh nilai tertinggi untuk kategori kemampuan bank dalam
menghasilkan profit margin yaitu sebesar 19.55% di tahun 2015 dan 24.12%
di tahun 2016.
11
Tabel 1.3
Perbandingan Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Pada
Tahun 2015-2016
Bank 2015 2016
ROA
(%)
ROE
(%)
NPM
(%)
ROA
(%)
ROE
(%)
NPM
(%)
BMI 0.20 2.78 2.20 0.22 3.00 3.06
BRIS 0.77 0.95 6.97 0.95 7.40 9.06
BNIS 1.43 4.94 8.18 1.44 1.76 11.40
BSM 0.56 5.92 5.56 0.59 5.81 6.08
BMS 0.30 1.61 1.45 2.63 11.97 16.01
PBS 1.14 4.94 10.59 0.37 1.76 4.11
BSB 0.79 5.35 7.18 0.76 5.15 7.12
BCAS 1.0 3.1 19.55 1.1 3.5 24.12
Sumber: Data diolah 2018
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh
tingkat kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia. Menurut UU Nomor
21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank wajib memelihara tingkat
kesehatannya. Kesehatan bank harus dipelihara dan ditingkatkan agar
kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat tetap terjaga. Selain itu,
tingkat kesehatan bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam
melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank
serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau
permasalahan bank, baik berupa corrective action oleh bank maupun
supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Sampai saat ini pengukuran kinerja bank syariah khususnya Bank
Umum Syariah di Indonesia biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
ukur bank konvensional, di antara alat ukur tersebut adalah metode FRA
(Financial Ratio Analysis), metode EVA (Economic Value Added), analisis
CAMELS (Capital, Assets, Management, Equity, Liability, Sensitivity),
12
metode DEA (Data Envelope Analysis), dan lain sebagainya (Antonio,
Sanrego, & Taufiq, 2012). Padahal pengukuran kinerja perbankan syariah
menggunakan metode-metode konvensional menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan dan menunjukkan kesan bahwa kinerja perbankan
syariah masih jauh tertinggal dibandingkan bank konvensional
(Kuppusamy, Saleh, & Samudhram, 2010). Hal ini turut dibuktikan oleh
banyak penelitian lain yang menunjukkan hasil serupa, beberapa
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosly dan Abu Bakar
(2003), Moin (2008), Badreldin (2009), Majid, et.al (2013), dan Erol et.al
(2014).
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pengukuran tingkat
kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia dapat dilihat dari awal mula di
bentuknya Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 dan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tentang penilaian tingkat kesehatan
bank umum, mencakup penilaian terhadap faktor-faktor Permodalan
(capital), Kualitas aset (asset quality), Manajemen (management),
Rentabilitas (earning), Likuiditas (liquidity) dan Sensitivitas terhadap risiko
pasar (sensitivity to market risk). Kemudian pada tahun 2007 Bank
Indonesia Nomer 9/1/PBI/2007 perihal sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Semenjak tahun 2011 penilaian tingkat kesehatan bank
disempurnakan menjadi Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
dimana bank umum memiliki aturan baru mengenai penilaian tingkat
13
kesehatan. Cakupan penilaiannya menggunakan pendekatan risiko dengan
faktor-faktor yang dinilai antara lain Risk profile (Profil Risiko), Good
Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), Capital
(Permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank ini dikenal dengan metode
RGEC, namun berdasarkan peraturan tersebut, metode ini hanya digunakan
untuk bank umum konvensional. Sedangkan bank syariah hingga tahun
2013 masih menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity).
Setelah diterbitkan POJK Nomor 8/03/2014 bank syariah memiliki
pedoman baru dalam penilaian tingkat kesehatannya yaitu dengan
menggunakan metode RGEC, karena isi dari POJK Nomor 8/03/2014
hampir sama dengan PBI No.13/1/PBI/2011 yang menjelaskan bahwa
penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan pendekatan risiko
RBBR (Riskbased Bank Rating) dengan menggunakan faktor RGEC (Risk
profile, GCG, Earnings, Capital).
Apabila perbankan syariah hanya menggunakan pengukuran yang
sama dengan perbankan konvensional untuk mengukur kinerjanya, akan
terdapat nilai yang tidak sebanding dari penggunaan indikator kinerja
perbankan konvensional dengan objek yang lebih luas yang terdapat pada
perbankan syariah (Mohammed,dkk 2008:11).
Menurut Badreldin selama ini pengukuran kinerja bank syariah
dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan yang mengadopsi dari
14
pengukuran kinerja bank konvensional. Pengukuran-pengukuran kinerja
yang dilihat dari sektor finansial masih memiliki kelemahan. Pertama,
bahwa masih sulit dalam membedakan karakteristik antara bank syariah
dengan bank konvensional (Zaman dan Movassaghi, 2002:11). Perbedaan
ini terjadi akibat adanya perbedaan pandangan tentang keuangan Islam yang
mempengaruhi fungsinya sebagai perantara serta kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan dan peraturan lokal (Hawary, Grais, dan
Iqbal, 2004:3). Kedua, banyak dari hasil penelitian yang menyebutkan
bahwa dalam mengukur kinerja bank syariah tentu tidak sama dengan
mengukur bank konvensional, karena keduanya benar-benar berbeda dalam
fungsi inti dan karakteristik operasionalnya (Bedoui, 2012:7). Ketiga,
kondisi ini juga mengindikasikan bahwa tujuan dasar adanya perbankan
syariah itu sendiri belum ditangani secara serius, sehingga dalam mengukur
kinerja perbankan syariah masih menggunakan alat ukur konvensional yang
hanya memfokuskan pada pengukuran finansial.
Selain itu, bahwa perbedaan-perbedaan tersebut merupakan yang
paling mendasar sehingga berimplikasi pada perbedaan penciptaan produk
kedua model perbankan, termasuk evaluasi kinerja masing-masing
perbankan. Umer Chapra menyimpulkan bahwa perbedaan sistem ekonomi
Islam dengan ekonomi yang lain terletak pada tiga hal utama: 1) Islamic
Wolrdview (pandangan dunia Islam), 2) Tujuan, dan 3) Strategi atau
kebijakan (Chapra, 2000:4). Dalam hal ini, pandangan dunia yang berbeda
akan berdampak pada perumusan tujuan bank syariah yang berbeda.
15
Perumusan tujuan yang berbeda akan berdampak pula pada proses
perumusan strategi atau model evaluasi yang berbeda pula.
Nilai-nilai tersebut tidak hanya diimplementasikan dalam bentuk
legalitas fiqh sebuah produk tertentu, akan tetapi harus lebih memiliki
dampak yang luas pada aspek ekonomi dan sosial sebagai konsekuensi dari
upaya pencapaian maqashid syariah.
Sejatinya, penelitian mengenai alat ukur yang telah disesuaikan
dengan karakteristik perbakan syariah telah ada. Beberapa peneliti telah
berupaya untuk membuat alat ukur atau framework yang telah disesuaikan
dengan konsep dan praktik perbankan syariah. Shahul Hameed et al. pada
2004 memperkenalkan Islamicity Performance Index, selanjutnya
Mohammed, Djulzastri, dan Taib pada 2008 dengan Maqasid Index, dan
Kuppusamy et.al pada 2010 dengan metode Sharia Conformity and
Profitability (SCnP). Seluruh hasil penelitian yang menggunakan alat ukur
tersebut menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan
mengukur menggunakan metode konvesional. Oleh sebab itu, penelitian ini
akan mengukur kinerja perbankan syariah menggunakan metode yang telah
disesuaikan dengan perbankan syariah, yakni metode maqashid indeks dan
model SCnP.
Pada uraian diatas penelitian ini berusaha untuk memberikan
alternatif mengenai pengukuran kinerja yang menjunjung tinggi prinsip-
prinsip syariah pada bank umum syariah yang berdampak pada penilaian
tingkat kesehatan bank umum syariah itu sendiri. Kinerja keuangan yang
16
diukur agar sesuai dengan tujuan syariah maka perlu dilakukan analisis
pengukuran kinerja keuangan yang sesuai dengan syariah. Penelitian yang
dilakukan oleh Kuppusamy,dkk 2010 berupa analisis untuk mengukur
kinerja keuangan bank syariah dan berhasil menciptakan suatu model
pengukuran kinerja keuangan yang berbasis syariah yaitu Model Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dapat dijadikan alternatif pengukuran
kinerja bank umum syariah.
Model SCnP yaitu analisis yang mengklarifikasikan bank-bank
syariah ke dalam empat kuadran yang terdiri dari Upper Right Quadrant
(URQ) yang mengindikasikan bank syariah memiliki kesesuaian prinsip
syariah dan profitabilitas yang tinggi. Lower Right Quadrant (LRQ)yang
mengindikasikan bank syariah memiliki kesesuaian prinsip syariah tinggi,
namun profitabilitas yang rendah. Upper Left Quadrant (ULQ) yang
mengindikasikan bank syariah memiliki kesesuaian prinsip syariah yang
rendah, namun profitabilitas yang tinggi. Lower Left Quadrant (LLQ) yang
mengindikasikan bank syariah memiliki kesesuaian prinsip syariah dan
profitabilitas yang rendah (Ratnaputri, 2013:223).
Berdasarkan pada hal tersebut, perlu dilakukan suatu pendekatan
tambahan dalam mengukur kinerja perbankan syariah selain pengukuran
kinerja dari aspek keuangan, yang sesuai dengan tujuan dari bank syariah
itu sendiri. Usaha-usaha untuk mengembangkan evaluasi kinerja yang
sejalan dengan konsep maqashid syariah pernah dilakukan oleh
Mohammed, Dzuljastri, dan Taib (2008), Afrinaldi (2013), Ali Rama dan
17
Herni Ali (2016). Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa praktek
pengukuran kinerja dengan pendekatan maqashid syariah merupakan solusi
atas permasalahan yang ada mengenai pengukuran kinerja bagi bank
syariah.
Pengukuran kinerja bank syariah berdasarkan konsep maqashid
syariah ini juga memiliki beberapa kelebihan. Pertama, konsep maqashid
syariah ini menyediakan jawaban yang menghasilkan pengukuran kinerja
berdasarkan nilai-nilai Islam sebagai alat ukurnya (Bedoui, 2012:2). Kedua,
hasil pengukuran kinerja bank syariah dapat dilakukan sebagai pendekatan
alternatif strategis yang dapat memberikan gambaran kinerja perbankan
syariah dengan lebih universal dan dapat diimplementasikan dalam bentuk
strategi dan kebijakan yang komprehensif. Ketiga, dengan adanya
pengukuran kinerja dengan pendekatan maqashid syariah juga menjawab
pertanyaan bahwa dalam mengukur kinerja, bank syariah memiliki alat ukur
yang berbeda dengan bank konvensional (Mohammed, Razak, dan Taib,
2008:3).
Pengukuran kinerja perbankan syariah dalam bentuk Sharia
Maqashid Index (SMI). SMI dikembangkan oleh Mustafa Omar
Mohammed dkk, tersebut dikembangkan dari konsep maqashid syariah
yang dijelaskan oleh Prof. Muhammad Abu Zahrah. Beliau menjelaskan
konsep maqashid syariah dengan membaginya kedalam tiga tujuan utama
yaitu tahzib al-fard (mendidik manusia), iqamah al-adl (menegakkan
keadilan), dan jalb al-mashlahah (kepentingan publik). Konsep tersebut
18
oleh Mustafa Omar Muhammed, dkk kemudian dioperasionalkan menjadi
metode operasionalisasi sekaran sehingga menjadi parameter yang dapat
diukur.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menggabungkan dua metode pengukuran kinerja
keuangan syariah melalui pendekatan Sharia conformity and Profitability
(SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI), sehingga penelitian ini
mengambil judul “Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI)
Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2016“. Penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Afrinaldi
(2013) yang menganalisis kinerja perbankan syariah yang menggunakan
pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI) dan Profitabilitas bank syariah.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah :
1. Pada metode yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan,
penelitian afrinaldi menggunakan Sharia Maqashid Index (SMI) dan
rasio profitabilitas sedangkan pada penelitian ini menggunakan Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI)
2. Penelitian Afrinaldi juga menggunakan 5 Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2009-2011, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan objek penelitian 8 Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2011-2016.
19
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengukuran kinerja yang dilakukan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia harus diukur sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Pengukuran kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia tidak hanya
berasal dari indikator rasio keuangan saja, melainkan adanya kebutuhan
untuk mengukur kinerja berdasarkan tujuan bank syariah itu sendiri.
3. Indikator kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia harus
memperhatikan kemaslahatan umat yaitu dengan memahami tujuan-
tujuan syariah.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah maka perlu adanya
batasan penelitian yang meliputi:
1. Pengukuran kinerja perbankan syariah terfokus pada Bank Umum
Syariah di Indonesia yang sesuai dengan kriteria penelitian.
2. Pengukuran kinerja keuangan syariah hanya menggunakan alat analisis
dengan metode Sharia conformity and Profitability (SCnP) dan kinerja
maqashid syariah dengan menggunakan metode Sharia Maqashid
Index (SMI).
3. Laporan keuangan yang digunakan sebagai sumber data dalam
penelitian ini berada pada periode 2011 – 2016.
20
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja keuangan syariah berdasarkan Sharia conformity
and Profitability (SCnP) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011-2016 ?
2. Bagaimana kinerja maqashid syariah berdasarkan pada Sharia
Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011-2016 ?
3. Bagaimana hasil perbandingan antara kinerja keuangan syariah
berdasarkan Sharia conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia
Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011-2016 ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pencapaian kinerja keuangan syariah berdasarkan
Sharia Conformity and Profitability (SCnP) pada Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2011-2016.
2. Untuk mengetahui pencapaian kinerja pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-2016 yang diukur berdasarkan Sharia
Maqashid Index (SIM).
3. Untuk mengetahui perbandingan pencapaian kinerja keuangan syariah
berdasarkan Sharia conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia
21
Maqashid Index (SIM) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011-2016.
Berdasarkan tujuan-tujuan diatas maka penulis berharap dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan :
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan perusahaan yang
bergerak di bidang perbankan dalam melakukan penilaian kinerja yang
tidak hanya berorientasi pada kinerja keuangan semata namun juga
dapat berkembang pada penilaian kinerja yang sesuai dengan maqashid
syariah.
2. Bagi Kalangan Akademisi :
Penelitian ini dapat dijadikan referensi pengetahuan dikalangan
akademisi yang berkaitan dengan alternatif pengukuran atau penilaian
kinerja perbankan syariah yang ditinjau dari maqashid syariah dan
profitabilitas.
3. Bagi Peneliti :
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
perbankan syariah khususnya dalam hal pengukuran kinerja perbankan
syariah.
22
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang
terkait dengan judul, antara lain:
Tabel 1.4
Tinjauan Kajian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Kesamaan Perbedaan
1 Mustafa
Omar
Mohammed
, dkk
(2008)
The
Performance
Measure of
Islamic
Banking
Based on the
Maqashid
Frame work
Menggunakan
penilaian
kinerja
maqashid
syariah pada
perbankan
syariah dengan
menggunakan
Sharia
Maqashid
Index(SMI)
Penelitian ini
mengukur
kinerja
keuangan bank
umum syariah
melalui Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP)
Hasil dari
penelitian
tersebut
menciptakan
sebuah metode
pengukuran
kinerja yang
sesuai dengan
tujuan-tujuan
syariah
melalui SMI
2
Kuppusamy
, Saleh dan
Samudhram
(2010)
Measurement
of Islamic
Banks
Performance
using a
Sharia
conformity
and
Profitability
(SCnP)
Menggunakan
Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP) untuk
mengukur
kinerja
keuangan
perbankan
syariah
Penelitian ini
menambahkan
kinerja
maqashid
syariah untuk
diukur pada
bank umum
syariah di
Indonesia
dengan Sharia
Maqashid
Index (SMI)
Hasil
penelitian
adalah
terciptanya
suatu model
pengukuran
kinerja
keuangan
syariah untuk
perbankan
syariah yaitu
SCnP
Berlanjut ke halaman selanjutnya
23
Tabel 1.4 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Kesamaan Perbedaan
3 Antonio,
Sanrego and
Taufik
(2012)
An Analysis
The Islamic
Banking
Performance:
Maqashid
Index
Implementati
on in
Indonesia
and
Jordania
Menggunakan
Sharia
Maqashid
Index sebagai
metode
pengukuran
kinerja bank
syariah
berdasarkan
aspek
maqashid
syariah
Penelitian ini
menambah
model Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP) yang
digunakan
untuk
mengukur
kinerja
keuangan Bank
Umum Syariah
di Indonesia
Melalui
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
berdasarkan
penelitian
tersebut
membuktikan
bahwa Bank
Indonesia
menempati
peringkat
pertama
dibanding
bank syariah
Jordania
4
Afrinaldi
(2013)
Analisis
Kinerja
Perbankan
Syariah
ditinjau dari
maqashid
syariah:
Pendekatan
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
dan
Profitabilitas
Bank Syariah
Menggunakan
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
untuk
mengukur
kinerja
maqashid
syariah
Penelitian ini
menggunakan
model Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP) untuk
mengukur
kinerja Bank
Umum Syariah
sedangkan
Afrinaldi
menggunakan
Comparative
Performance
Index (CPI)
Penelitian ini
menunjukkan
kinerja dengan
aspek
profitabilitas
menjadikan
Bank Mandiri
Syariah
diurutkan
pertama
sedangkan
penilaian
kinerja dengan
aspek
maqashid
syariah
menjadikan
Bank
Muamalat
Indonesia
diurutkan
pertama.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
24
Tabel 1.4 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Kesamaan Perbedaan
5 Widiya
Ratnaputri
(2013)
The Analysis
of Islamic
Bank
Financial
Performance
By Using
Camel,
Sharia
conformity
and
Profitability
(SCnP)
Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP)
digunakan
untuk menilai
kinerja
perbankan
syariah di
Indonesia
Penelitian ini
tidak
menggunakan
rasio Camel
dalam
melakukan
pengukuran
kinerja
keuangan Bank
Umum Syariah
di Indonesia.
Terdapat
rasio-rasio
CAR,ROR,
dan FDR
sudah sesuai
dengan
standar BI
yaitu namun
ada juga yang
belum yaitu
NPM dan
ROA. Pada
pengukuran
SCnP
menetapkan
Bank Syariah
Mandiri
sebagai
sasaran
investasi
6 Muhammad
Al- Ghifari,
Luqman
Hakim
Handoko,
dan Endang
Ahmad
Yani (2015)
Analisis
Kinerja
Perbankan
Syariah di
Indonesia dan
Malaysia
Menggunakan
metode Sharia
Maqashid
Index (SMI)
Objek yang
diteliti pada
penelitian Al
ghifari dkk
adalah
Perbankan
Indonesia dan
Malaysia,
sedangkan
pada penelitian
ini hanya
terfokus pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Hasil
menunjukkan
bahwa Bank
Muamalat
Indonesia
memiliki
kinerja terbaik
dengan dari
segi maqashid
syariah di
bandingkan
dengan
Perbankan
Syariah
Malaysia
Berlanjut ke halaman selanjutnya
25
Tabel 1.4 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Kesamaan Perbedaan
7 Lia
Anggraeni
dan
Lukman
Hakim
Handoko
(2016)
Pengukuran
Kinerja Bank
Umum
Syariah
Dengan
Maqashid
Index dan
Sharia
conformity
and
Profitability
(SCnP)
Menggunakan
Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP) dan
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
Dalam
pengukuran
kinerja Bank
Umum Syariah
Penelitian ini
menggunakan
metode
perbandingan
kinerja dengan
objek
penelitian
berjumlah 9
BUS dengan
periode
penelitian
tahun 2011-
2016
Hasil
menunjukkan
bahwa Bank
Muamalat
Indonesia
konsisten
selama lima
tahun periode
penelitian
2010-2014
menempati
posisi pertama
untuk kinerja
yang diukur
dengan
maqashid
syariah indeks
dan SCnP
8
Sukardi,
Taufiq dan
Marita
(2016)
Inklusivme
Maqashid
Syariah
Menuju
Pembangunan
Berkelanjutan
Bank Syariah
di Indonesia
Menggunakan
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
untuk proses
pengukuran
kinerja
maqashid
Penelitian ini
terfokus pada
bank umum
syariah yang
memenuhi
kriteria
penelitian dan
menggunakan
Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP) untuk
mengukur
kinerja
keuangan bank
umum syariah
periode 2011-
2016
Hasil ini
menunjukkan
urutan kinerja
bank devisa
sesuai dengan
aspek
maqashid
syariah yaitu :
Bank
Muamalat,
Bank Syariah
Mandiri, Bank
Negara
Indonesia
Syariah, dan
Bank Mega
Syariah
Berlanjut ke halaman selanjutnya
26
Tabel 1.4 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Kesamaan Perbedaan
9 Muhammad
Said dan
Herni Ali
(2016)
An Analysis
On The
Factor
Affecting
Profitability
Level of
Sharia
Banking In
Indonesia
Menggunakan
rasio
profitabilitas
untuk
mengukur
kinerja
perbankan
syariah
Penelitian ini
tidak
menggunakan
metode regresi
linear berganda
untuk
membuktikan
tingkat
profitabilitas
perbankan
syariah
Indonesia
Rasio GDP
dan Inflasi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
perbankan
syariah
sedangkan
TPF,OCOI
berpengaruh
negatif
signifikan, dan
CAR,NPF,FD
R dan NOM
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
perbankan
syariah
10 Herni Ali
dan Ali
Rama
(2016)
The Rangking
Performance
On Sharia
Financial
Institution
Based On
Maqashid Al-
Shari’ah
Menggunakan
Sharia
Maqashid
Index (SMI)
sebagai
pengukuran
kinerja sesuai
dengan tujuan
syariah
Penelitian ini
menggunakan
Sharia
conformity and
Profitability
sebagai
perbandingan
antara kinerja
keuangan dan
maqashid
syariah
Bank Syariah
Mandiri
dengan aset
yang jauh
lebih tinggi
memiliki
kinerja yang
rendah apabila
diukur dengan
Sharia
Maqashid
Index
dibandingkan
dengan
Maybank dan
Panin Syariah
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terkait dengan Variabel Penelitian
1. Perbankan Syariah
a. Definisi Perbankan Syariah
Kata Bank berasal dari kata Banque dalam Bahasa Prancis
dan Banco dalam Bahasa Italia, yang berarti peti, lemari atau
bangku. Kata peti atau bangku menyiratkan fungsi sebagai tempat
menyimpan benda-benda berharga seperti peti emas, peti berlian,
peti uang, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri perbankan dibagi
menjadi 2 yaitu Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional.
Menurut Undang-undang No 21 Tahun 2008 Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah
dan bank pembiayaan rakyat syariah. Sementara unit usaha syariah
menurut undang-undang No 21 tahun 2008 adalah unit kerja dari
kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang
dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
28
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau
unit usaha syariah.
b. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum
dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution), sebagai berikut:
1) Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan
kepadanya.
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank
syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana mestinya.
4) Melaksanakan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada
entitas keuangan syariah, bank syariah memiliki kewajiban
untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasi, dan mendistribusikan) zakat, serta dana-dana
sosialnya.
5) Bank Syariah memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah :
Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat
secara islami, khususnya muamalat yang berhubungan dengan
29
perbankan agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-
jenis usaha atau perdagangan lain yang mengandung unsur
gharar, dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam
Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap
kehidupan ekonomi rakyat.
2. Kinerja
a. Definisi Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang
memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau
prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang
lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana
proses kerja berlangsung. Menurut Armstrong dan Baron kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
b. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja-IK (Performance Indicator atau PI) adalah
menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan atau keberhasilan tersebut. Jenis-Jenis Indikator Kinerja
terdiri dari:
1) Indikator Kualitatif, indikator ini menggantikan angka dengan
menggunakan bentuk kualitatif. Nilai yang diberikan berupa
30
suatu kelompok derajat kualitatif yang berurutan dalam bentuk
rentang skala.
2) Indikator Kuantitas Absolut, indikator ini cenderung selalu
menggunakan angka absolut yaitu angka bilangan positif nol,
dan negatif. Termasuk dalam bentuk pecahan desimal.
3) Indikator Persentase, indikator ini menggunakan perbandingan
atau proporsi angka absolut dari suatu yang akan diukur dengan
total populasinya.
4) Indikator Rasio, indikator ini menggunakan perbandingan
absolut dan suatu yang akan diukur dengan angka absolut
lainnya yang terkait.
5) Indikator Rata-rata, indikator ini biasanya menggunakan bentuk
rata-rata angka dari sejumlah kejadian atau populasi. Angka
rata-rata ini berarti membagi total angka untuk sejumlah
kejadian atau suatu populasi kemudian dibagi dengan jumlah
kejadiannya atau jumlah populasinya.
6) Indikator Indeks, indikator ini menggunakan gabungan angka-
angka indikator lainnya yang dihimpun melalui formula
maupun pembobotan pada masing-masing variabel nya.
3. Kinerja Keuangan Bank Syariah
a. Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
31
dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara baik dan benar
(Fahmi 2012:2). Pengertian lain mengenai kinerja keuangan juga
dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu kinerja
keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Semakin baik
kinerja keuangan suatu bank maka perkembangan suatu bank akan
semakin baik.
Kinerja keuangan bank dapat digambarkan melalui aspek (1)
Permodalan (Capital Adequacy Ratio, aset tetap terhadap modal),
(2) Aset Produktif (aset produktif bermasalah, Non Performing
Loan atau Non Performing Financing , penyisihan penghapusan aset
produktif terhadap aset produktif, pemenuhan penyisihan
penghapusan aset produktif), (3) Rentabilitas (Return on Assets,
Return on Equity, Net Interest Margin atau Net Operating Margin,
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), (4)
Likuiditas (Loan to Deposit Ratio), dan (5) Kepatuhan (persentase
pelanggaran BMPK atau Batas Maksimum Pemberian Kredit,
persentase perlampuan BMPK, Giro Wajib Minimum rupiah, Posisi
Devisa Neto) (Taswan , 2010:164).
b. Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan
perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
32
menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban, dan
ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode
tertentu dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan
ekuitas perusahaan (Munawir, 2010:5).
c. Rasio Keuangan
Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,
2011:297). Rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi
lima kelompok (Rahardjo,2007 : 104), yaitu :
1) Rasio Likuiditas (liquidity ratio), yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek.
2) Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratio), yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Rasio Aktivitas (activity ratio), yang menunjukkan tingkat
efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
33
4) Rasio Profitabilitas (profitability ratio), yang menunjukkan
tingkat imbalan atau keuntungan dibanding penjualan atau
aktiva.
5) Rasio Investasi (investment ratio), yang menunjukkan rasio
investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan
obligasi.
d. Sharia conformity and Profitability (SCnP)
Sharia conformity and Profitability (SCnP) merupakan salah
satu model penilaian kinerja keuangan pada perbankan, khususnya
pada perbankan syariah. Model SCnP yang akan digunakan
merupakan model penelitian penilaian kinerja keuangan perbankan
syariah yang telah dilakukan oleh Kuppusamy, Saleh dan
Samudhram pada tahun 2010. Model ini menggabungkan
orientasinya pada indikator profitabilitas yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan konvensional dengan orientasi indeks
kesesuaian terhadap sistem syariah untuk menilai sosio-ekonomi
kewajiban bank syariah (Kuppusamy, Saleh dan Samudhram, 2010:
35-48).
Model dalam penelitian ini menggunakan dua indikator,
yaitu Sharia conformity and Profitability. Sharia conformity atau
kesesuaian syariah akan mengukur seberapa besar bank mampu
memenuhi kesesuaiannya dengan sistem syariah baik investasi,
pendapatan maupun bagi hasilnya menggunakan sistem syariah,
34
sedangkan Profitability atau profitabilitas akan mengukur seberapa
besar bank syariah mampu menghasilkan keuntungan selama
periode tertentu dengan mengelola usahanya (Ratna, 2013:222).
Sharia conformity yaitu kinerja keuangan bank syariah dapat diukur
dengan menggunakan indikator keuangan baik konvensional
maupun syariah. Kuppusamy, dkk (2010) dalam Ratnaputri (2013)
menjelaskan bahwa Sharia conformity dapat diukur dengan
menggunakan indikator berikut:
1. Investasi syariah ( Islamic Investment )
Berdasarkan hukum Islam, Investasi syariah adalah aktivitas
penempatan dana yang tidak mengandung perbuatan maysir,
gharar dan riba pada satu aset atau lebih. Dalam perbankan
syariah di Indonesia tidak bisa di pungkiri bahwa asal usul dari
suatu bank syariah adalah rata-rata berasal dari bank
konvensional. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa
modal ataupun investasi yang dilakukan bank syariah juga
ditempatkan pada bank konvensional sebagai bentuk kelancaran
operasional kerja bank yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Akun
pada laporan keuangan bank syariah yang mengatur hal tersebut
berada pada akun Penempatan pada bank lain atau Giro pada
bank lain. Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana
dalam bentuk “Interbank call money, tabungan, deposito
berjangka atau bentuk lain yang sejenis, yang dimaksudkan
35
untuk memperoleh penghasilan. Penempatan pada bank lain
juga dapat diartikan sebagai penempatan atau simpanan milik
bank dalam rupiah dan atau valuta asing pada bank lain, baik
yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun luar
Indonesia baik untuk menunjang kelancaran transaksi antar
bank maupun sebagai secondary reverse dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan. Adapun untuk menghitung Investasi
Syariah pada perbankan syariah adalah dengan membandingkan
Islamic Investment dengan Islamic Investment ditambah dengan
Non-Islamic Investment.
2. Pendapatan Syariah ( Islamic Income )
Pendapatan syariah adalah pendapatan bagi hasil yang diperoleh
bank dengan pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan
bank syariah yang diharapkan dapat memperoleh hasil. Dalam
laporan keuangan bank syariah terdapat akun dana non halal
atau pendapatan non halal yang berasal dari sumber dana
kebajikan. Menurut Wahyudi dana non halal adalah sumber
dana kebajikan yang berasal dari transaksi bank syariah dengan
pihak lain yang tidak menggunakan sistem syariah. Hal ini
terjadi untuk keperluan lalu lintas keuangan dimana bank
syariah memiliki rekening di bank konvensional, baik yang ada
di dalam maupun di luar negeri. Adanya bunga bank dari bank
mitra merupakan suatu yang tidak dapat dihindari. Dalam hal
36
ini bunga yang diterima tersebut tidak diperbolehkan untuk
menambah pendapatan syariah, tetapi dimasukkan sebagai dana
kebajikan. Adapun untuk mengetahui seberapa besar
pendapatan syariah pada perbankan syariah maka digunakan
Islamic Income dengan membandingkan Islamic Income
dengan Islamic Income digabung dengan Non-Islamic Income
atau pendapatan non halal.
3. Rasio Bagi Hasil ( Profit sharing )
Yaitu membandingkan kegiatan mudharabah dan musyarakah
dengan total pembiayaan yang dilakukan.
4. Profitability dalam Model SCnP pengukuran terhadap kinerja
keuangan diukur dengan salah satu indikator keuangan yaitu
profitabilitas (profitability). Kuppusamy dkk, (2010) dalam
Ratnaputri (2013), menjelaskan bahwa profitabilitas dapat
diukur dengan menggunakan indikator berikut:
a. Return on Asset (ROA), yaitu membandingkan pendapatan
bersih dengan rata-rata total aset untuk mengukur sejauh
mana asset perusahaan bisa menghasilkan laba perusahaan.
b. Return on Equity (ROE), yaitu membandingkan pendapatan
bersih dengan modal investor untuk mengukur sejauh mana
modal perusahaan bisa menghasilkan laba perusahaan.
c. Profit margin, yaitu dengan membandingkan pendapatan
bersih dengan pendapatan yang diterima untuk mengetahui
37
seberapa besar pendapatan riil yang diterima oleh
perusahaan.
4. Kinerja Maqashid Syariah
Kinerja bank syariah lebih banyak berfokus pada kinerja
keuangan yang berbasis profit oriented. Sehingga, beberapa pakar
perbankan syariah internasional telah melakukan penelitian untuk
mengukur kinerja bank syariah dengan lebih komprehensif (Yuliani,
2012:16). Oleh sebab itu, dalam mengukur kinerja perbankan syariah
tidak hanya berasal dari dari indikator rasio keuangan saja, melainkan
adanya kebutuhan untuk mengukur kinerja berdasarkan tujuan bank
syariah itu sendiri. Indikator kinerja perbankan syariah harus
memperhatikan kemaslahatan umat, dimana Islam telah mengatur
bahwa kegiatan muamalat harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip
syariah, yaitu dengan memahami tujuan-tujuan syariah (maqashid
syariah) (Mohammed, Razak, & Taib, 2008:4).
a. Maqashid Syariah
Menurut Al Syatibi dalam Fazlulrrahman, secara bahasa
maqashid al-syari’ah terdiri dari dua kata, yakni maqashid dan al-
syari’ah. Maqashid berarti kesengajaan atau tujuan sedangkan al-
syariah berarti jalan menuju sumber air, dapat pula dikatakan
sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan. Secara terminologi,
hukum atau undang-undang yang ditentukan Allah SWT untuk
38
hamba-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan diterangkan oleh
Rasulullah SAW dalam bentuk sunnahnya (Ismail, 2011:4).
Menurut Abu Zahrah menjelaskan tujuan syariah (maqashid
syariah) adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dengan tujuan untuk kemaslahatan manusia secara keseluruhan,
yaitu untuk menjaga eksistensi, mengembangkan baik kualitas
maupun kuantitas, baik material maupun spiritual nya. Selanjutnya,
Abu Zahrah yang membagi maqashid syariah menjadi tiga bagian,
yaitu penyucian jiwa atau pendidikan, keadilan dan kemaslahatan
(Zahrah, 2011: 543-548):
1. Penyucian jiwa, agar setiap Muslim bisa menjadi sumber
kebaikan bukan sumber keburukan bagi masyarakat
lingkungannya. Hal ini ditempuh dari berbagai ragam ibadah
yang di syari’atkan, yang semuanya dimaksudkan untuk
membersihkan jiwa.
2. Keadilan, dalam masyarakat Islam adil baik urusan sesama
kaum Muslim maupun dalam berhubungan dengan pihak lain
(non-muslim). Tujuan ditegakkannya keadilan dalam Islam
amatlah luhur. Dalam hal ini, Islam memandang bahwa setiap
orang mempunyai hak-hak yang sama, karena Islam mengacu
kepada keadilan sosial itu adil.
3. Kemaslahatan, ini merupakan tujuan puncak yang hendak
dicapai yang harus terdapat dalam hukum Islam. Tidak sekali-
39
kali suatu perkara di syari’atkan oleh Islam melalui Al-Qur’an
dan As-Sunnah melainkan terkandung maslahat yang hakiki.
Maslahat hakiki ini menyangkut semua kepentingan umum,
bukan kepentingan pihak tertentu.
b. Sharia Maqashid Index (SIM)
Metode pengukuran maqashid syariah yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah model pengukuran maqashid syariah
yang dibuat dan digunakan oleh Mustafa Omar dan Dzulastri Abdul
Rozak (2008 dan 2010) dalam mengukur kinerja perbankan syariah
dalam bentuk Sharia Maqashid Index (SMI), yang bersumber dari
konsep maqashid syariah yang dijelaskan oleh Imam Abu Zahrah.
Gambar 2.1 Metode Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah
Tujuan 1
Tujuan 2
Tujuan 3
Dimensi 1
Dimensi 2
Dimensi 3
Dimensi 4
Dimensi 5
Dimensi 6
Dimensi 7
Dimensi 8
Dimensi 9
Elemen 1
Elemen 2
Elemen 3
Elemen 4
Elemen 5
Elemen 6
Elemen 7
Elemen 8
Elemen 9
Elemen 10
Rasio 2
Rasio 1
Rasio 4
Rasio 3
Rasio 5
Rasio 6
Rasio 7
Rasio 8
Rasio 9
Rasio 10
40
Berdasarkan table diatas evaluasi kinerja untuk perbankan
syariah berdasarkan maqashid indeks yang merujuk pada konsep
maqashid syariah Abu Zahrah. Sharia Maqashid Indeks ini terbagi
menjadi 3 variabel yaitu Pendidikan Individu (Tahdzib al-Fard),
Menegakkan Keadilan (Iqamah Al-Adl), dan meningkatkan
kesejahteraan (Jalb Al Mashlahah). Kemudian, dari tiga variabel
tersebut ditransformasikan menjadi sepuluh rasio kinerja
(Mohammed, dkk 2008:16). Rasio-rasio tersebut terdiri dari:
a) Tujuan 1 Pendidikan Individu (Tahdzib al-Fard):
1. Hibah pendidikan
2. Penelitian
3. Pelatihan
4. Publisitas
b) Tujuan 2 Menegakkan keadilan (Iqamah Al-Adl) :
5. Pengembalian yang adil
6. Fungsi Distribusi
7. Produk Non Bunga
c) Tujuan 3 Meningkatkan Kesejahteraan (Jalb Al Mashlahah) :
8. Laba Kembali
9. Transfer Pendapatan Pribadi
10. Rasio Investasi pada sektor riil
41
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini mengukur kinerja keuangan syariah dengan
menggunakan Sharia Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia
Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011-2016, maka disusunlah kerangka berpikir yang sesuai dengan
penelitian diatas melalui gambar berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Pengukuran Kinerja
berdasarkan Aspek
Keuangan Syariah
Pengukuran Kinerja
berdasarkan Aspek
Maqashid Syariah
Perbandingan hasil kinerja keuangan
syariah berdasarkan Sharia conformity and
Profitability (SCnP dan Sharia Maqashid
Index (SMI) pada BUS di Indonesia
Periode 2011-2016
Laporan Tahunan Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2011-
2016
Perhitungan Kinerja
Maqashid Syariah dengan
Metode Sharia Maqashid
Index (SMI)
Hasil dan interpretasi penelitian
Kesimpulan dan rekomendasi penelitian
Indikator pengukuran kinerja
maqashid syariah : Tahdzib
al-Fard, Iqamah Al-Adl, dan
Jalb al Maslahah
Perhitungan Kinerja
Keuangan Syariah dengan
metode Sharia conformity
and Profitability (SCnP)
Model
Indikator Pengukuran kinerja
keuangan syariah : islamic
investment, islamic income,
ROA,ROE dan profit margin
42
Penelitian ini berusaha untuk mengukur kinerja perbankan syariah
dengan menggunakan model Sharia conformity and Profitability melalui
indikator-indikator terukur. Data yang digunakan merupakan data sekunder,
yaitu laporan tahunan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode
2011-2016. Hasil dari model Sharia conformity and Profitability kemudian
di peringkatkan kedalam empat kuadran yang terdiri dari URQ (Upper Right
Quadrant), LRQ (Lower Right Quadrant), ULQ (Upper Left Quadrant),
dan LLQ (Lower Left Quadrant).
Selanjutnya dilakukan perhitungan kinerja berdasarkan indeks
maqashid syariah yang kemudian diperingkat menggunakan metode Simple
Additive Weighting (SAW). Kemudian dilakukan perbandingan antara
kinerja berdasarkan indeks maqashid syariah dan kinerja keuangan syariah
melalui Sharia conformity and Profitability.
Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif
atas nilai indeks masing-masing bank umum syariah. Analisis deskriptif
dilakukan pada hasil perhitungan kinerja keuangan dan kinerja berdasarkan
indeks maqashid syariah serta hasil perbandingan dari kedua aspek tersebut.
Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan dari penelitian ini
yang akan menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
43
C. Hipotesis
1. Tingkat kinerja keuangan syariah dengan menggunakan Sharia
conformity and Profitability (SCnP).
Sharia conformity and Profitability (SCnP) dalam penelitian ini,
menggunakan dua indikator, yaitu Sharia conformity dan Profitability.
Sharia conformity atau kesesuaian syariah akan mengukur seberapa besar
bank mampu memenuhi kesesuaiannya dengan sistem syariah mulai dari
investasi, pendapatan maupun bagi hasilnya sedangkan Profitability atau
profitabilitas akan mengukur seberapa besar bank syariah mampu
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu, dengan mengelola
usahanya dalam periode tersebut (Ratnaputri, 2013: 220-232).
Widya Ratnaputri 2013 dalam penelitiannya yang berjudul The
Analysis Of Islamic Bank Financial Performance By Using Camel and
Sharia conformity and Profitability (SCnP) menjelaskan bahwa rasio
CAR, RORA, dan FDR telah memenuhi standar yang ditentukan oleh BI,
sedangkan rasio NPM dan ROA belum memenuhi standar. Analisis pada
hasil SCnP yaitu, bank syariah tersebar dalam empat kuadran (ULQ,
LLQ, URQ, dan LRQ) dan merekomendasikan Bank Syariah Mandiri
sebagai sasaran investasi karena mampu bertahan pada kuadran kanan
atas (URQ) selama periode 2009-2012.
Asrori 2014 dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi
Islamic Corporate Governance dan Implikasinya Terhadap Kinerja
Bank Syariah. Hasil penelitian menyatakan implementasi Islamic
44
corporate governance pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah (DPS) berpengaruh positif terhadap kinerja bank
syariah yang diukur menggunakan rasio-rasio keuangan syari’ah
conformity pembiayaan bagi hasil dan zakat, akan tetapi tidak
berpengaruh positif jika diukur menggunakan rasio pendapatan Islami.
Implementasi Islamic corporate governance kepatuhan syariah
berpengaruh positif terhadap kinerja bank syariah yang diukur
menggunakan rasio-rasio keuangan syari’ah conformity pembiayaan
bagi hasil, pendapatan Islami dan zakat. Sedangkan implementasi Isamic
corporate governance pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS dan
kepatuhan syariah tidak berpengaruh positif terhadap kinerja bank
syariah diukur menggunakan rasio-rasio keuangan profitability return
on invesment,return on equity dan profit margin. Berdasarkan uraian
diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Tingkat kinerja keuangan syariah yang diukur menggunakan
metode Sharia conformity and Profitability (SCnP) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2011-2016 rata-rata memiliki tingkat
kinerja yang cukup baik.
2. Tingkat kinerja berdasarkan maqashid syariah
Analisis Sharia Maqashid Index (SMI) merupakan metode
pengukuran kinerja perbankan syariah yang dikembangkan oleh Mustafa
Omar Mohammed, Dzuljastri Abdul Razak, dan Fauziah Md Taib. Variabel
atau indikator yang digunakan terdiri dari mencakup mendidik individu
45
(Tahdzib al-Fard), menegakkan keadilan (Iqamah al-Adl) dan
kesejahteraan (Jalb al Mashlahah). Melalui Konsep Sekaran, ketiga tujuan
tersebut di terjemahkan kedalam dimensi lalu diklasifikasikan menjadi
beberapa 10 elemen. Kesepuluh elemen kemudian di transformasikan ke
dalam rasio kinerja.
Herni Ali dan Ali Rama 2016 dalam penelitiannya yang berjudul
The Rangking Performance on Sharia Financial Institution Based on
Maqashid Al-Shari’ah. Penelitian ini menunjukkan bahwa suatu bank
syariah yang memiliki aset yang besar tidak menjadi jaminan akan memiliki
nilai skor indeks dalam pencapaian tujuan syariah yang tinggi pula.
Penelitian ini menempatkan Bank Mandiri Syariah sebagai bank syariah
dengan aset terbesar di Indonesia sebesar Rp67 triliun menempati posisi
kedua terbawah dalam hal peringkat kinerja pencapaian tujuan syariah.
Sementara Maybank Syariah dengan jumlah aset Rp2,4 triliun menempati
ranking pertama. Secara keseluruhan, posisi-posisi teratas dalam skor
indeks maqashid syariah secara umum ditempati oleh bank umum syariah
yang kepemilikan asetnya relatif lebih rendah.
Sukardi, Taufiq dan Marita 2016 dalam penelitiannya yang berjudul
Inklusivme Maqashid Syariah Menuju Pembangunan Berkelanjutan Bank
Syariah di Indonesia. Dalam penelitian menempatkan Bank Negara
Indonesia Syariah dengan capaian tertinggi dari seluruh indikator kinerja
sharia maqashid index pada tahun 2012-2014. Penelitian ini juga
menyatakan bahwa kontribusi inklusif maqashid syariah terhadap
46
pembangunan berkelanjutan Bank Umum Syariah di Indonesia adalah
berupaya mereduksi minimnya akses jasa keuangan, yaitu pemberian akses
kepada masyarakat dan fokus terhadap risk sharing dan retribution of
wealth. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Tingkat kinerja maqashid syariah yang diukur dengan
menggunakan metode Sharia Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2011-2016 rata-rata memiliki tingkat
kinerja yang baik.
3. Perbandingan tingkat kinerja keuangan syariah berdasarkan Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI)
Afriani Rifda 2016 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Kinerja Keuangan dengan Model Risk Based Bank Ranking dan Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) Model di Indonesia. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan keuangan Bank Umum
Syariah selama periode 2013-2015 berada pada kondisi stabil yang
dikategorikan sangat baik menurut model Risk Based Bank Rating dengan
rata- rata presentase sebesar 67,29% sedangkan kinerja kesesuaian syariah
pada periode akhir penelitian diperoleh BRI Syariah, BCA Syariah, Bank
Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin dan Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah memiliki tingkat kesesuaian syariah dan profitabilitas
yang tinggi. Sedangkan bank syariah lainnya membuktikan bahwa kinerja
47
keuangan yang baik belum tentu memiliki kinerja kesesuaian syariah yang
baik pula.
LA Prasetyowati dan LH Handoko 2016 dalam penelitiannya yang
berjudul Pengukuran Kinerja Bank Umum Syariah Dengan Maqashid Index
dan Sharia conformity and Profitability (SCnP) menjelaskan bahwa
pengukuran kinerja Bank Umum Syariah di tahun 2010-2014 dengan
menggunakan metode maqashid index menunjukkan hasil yang bervariasi
dan mayoritas Bank Umum Syariah di Indonesia menunjukkan kinerja yang
fluktuatif dengan rentang index antara 0,16901- 0,34297 sedangkan dengan
menggunakan pendekatan Sharia conformity and Profitability (SCnP)
selama kurun waktu lima tahun menunjukkan persebaran kedalam empat
kuadran yang berbeda-beda tiap tahunnya. Pengukuran kinerja Bank Umum
Syariah di tahun 2010-2014 pada penelitian ini juga memperoleh hasil
bahwa bank syariah yang memiliki nilai maqashid indeks tertinggi tidak
selalu berada pada URQ .Terbukti dari hasil penelitian bahwa bank syariah
yang mempunyai nilai maqashid indeks tertinggi pertama, tiga kali berada
pada URQ, dan dua kali berada pada LRQ. Berdasarkan uraian diatas maka
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: Tingkat kinerja maqashid syariah yang baik pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2016 belum tentu
menunjukkan tingkat kinerja keuangan dengan model Sharia
conformity and Profitability (SCnP) yang baik pula.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sample
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, peristiwa atau
hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009:241). Tujuan dari adanya
populasi adalah agar dapat menentukan besarnya anggota sample yang
diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank
Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
periode 2011-2016.
Sample adalah subset atau sub kelompok populasi (Sekaran,
2009:244). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam
pengambilan sample penelitian. Menurut Indriantoro metode purposive
sampling adalah tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu, yang pada
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Kriteria-
kriteria sampel yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan periode 2011-2016.
2. Bank Umum Syariah (BUS) yang telah beroperasi pada tahun
2011-2016.
49
3. Bank yang telah mempublikasikan laporan tahunannya secara
berturut-turut dari tahun 2011-2016 pada website resminya.
4. Bank Umum Syariah yang memiliki kelengkapan data untuk
semua variabel pada model Sharia conformity and Profitability
(SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI).
Berdasarkan kriteria diatas maka sample yang digunakan dalam
penelitian ini adalah delapan BUS. Keterangan mengenai proses
pengambilan sample disajikan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sample
Keterangan
Jumlah
Bank
Perbankan Syariah yang telah berbentuk Bank Umum
Syariah periode tahun 2011-2016
13
Bank Umum Syariah yang tidak memenuhi kriteria
sample
5
Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria sample
8
Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria sample dapat
dilihat pada tabel 3.2:
Tabel 3.2
Sample Penelitian
No Nama Bank Kode
1 Bank Muamalat Indonesia
(BMI)
2 Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS)
3 Bank Negara Indonesia Syariah
(BNIS)
4 Bank Syariah Mandiri
(BSM)
50
5 Bank Mega Syariah
(BMS)
6 Panin Bank Syariah
(PBS)
7 Bank Syariah Bukopin
(BSB)
8 Bank Central Asia Syariah
(BCAS)
Sumber: Data diolah (2018)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan media website khususnya pada laman
Laporan Keuangan dari masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2011-2016 yang dijadikan sample dalam penelitian ini sebagai
tempat penelitian.
Waktu penelitian pada karya ilmiah ini berada pada rentang waktu
November 2017 sampai dengan Maret 2018.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah laporan
keuangan yang telah dipublikasi melalui website masing-masing bank
umum syariah yang dijadikan sample dalam penelitian ini selama periode
2011-2016.
D. Instrumen Penelitian
1. Metode Sharia conformity and Profitability (SCnP)
Variabel indikator yang digunakan pada model SCnP
sebagaimana yang diteliti oleh Ratnaputri (2013) :
a) Indikator Sharia conformity:
51
1) Investasi Syariah
Menunjukkan presentase dari investasi yang dilakukan bank
pada produk halal. Investasi syariah dapat dihitung dengan
rumus :
Islamic Investment = Islamic Investment
Islamic Investment + non islamic investment
2) Pendapatan Syariah
Indikator yang menunjukkan presentase dari seberapa
banyak pendapatan halal yang didapatkan dibandingkan
dengan total pendapatan yang diperoleh bank. Pendapatan
syariah dapat dihitung dengan rumus :
Islamic Income = Islamic Income
Islamic income + non islamic income
3) Rasio Bagi Hasil
Indikator yang menunjukkan seberapa jauh bank syariah
dapat membagi hasil keuntungannya kepada para investor.
Rasio bagi hasil dapat dihitung dengan rumus :
Profit sharing Ratio = Mudharabah + Musyarakah
Total Financing
b) Indikator Profitability:
1) Return On Asset (ROA)
Indikator yang umum digunakan untuk mengukur kinerja
dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara rata-rata
52
total asset dan pendapatan sebelum pajak, dihitung dengan
rumus :
ROA = EBIT
Total Asset
2) Return On Equity (ROE)
Indikator yang membagi pendapatan bersih dengan modal
pemegang saham yang ada, dihitung dengan rumus :
ROE = EAT
Stockholder Equity
3) Profit margin
Indikator yang dihitung dengan membagi keuntungan
dengan total pendapatan operasional yang ditunjukan dalam
presentase dari total operasional, dihitung dengan rumus :
Profit margin Ratio = EAT
Total Operating Revenue
2. Indeks Maqashid Syariah
Penjelasan dari variabel-variabel Sharia Maqashid Index (SMI)
menurut Mohammed, et al. (2008) pada tahel 3.1 diatas sebagai berikut :
a) Tahzib al-Fard (Mendidik Individu)
1) (D1) Advancement Knowledge
Bank syariah dituntut untuk ikut berperan serta dalam
mengembangkan pengetahuan tidak hanya pegawainya tetapi
53
juga masyarakat banyak. Peran ini dapat diukur melalui elemen
seberapa besar bank syariah memberikan beasiswa pendidikan
(E1. Education Grant) dan melakukan penelitian dan
pengembangan (E2. Research).
Rasio pengukurannya dapat diukur melalui seberapa besar dana
beasiswa terhadap total pendapatannya (R1. Education Grant/
Total Expense) dan rasio biaya penelitian terhadap total
biayanya (R2. Research Expense/Total expense). Semakin besar
dana beasiswa dan biaya penelitian yang dikeluakan bank
syariah, menunjukkan bahwa bank syariah peduli terhadap
peningkatan pengetahuan masyarakat.
2) (D2) Instilling New Skill and Improvement
Bank syariah memiliki kewajiban untuk meningkatkan skill dan
pengetahuan pegawainya, hal ini ditunjukkan dengan seberapa
besar perhatian bank syariah terhadap pelatihan dan pendidikan
bagi pegawainya (E3. Training).
Rasio pengukurannya dapat diukur melalui seberapa besar biaya
pelatihan terhadap total biayanya (R3. Training Expense/Total
expense). Semakin besar rasio biaya training dikeluarkan bank
mengandung arti semakin besar kepedulian bank dalam
mendidik pegawainya.
54
3) (D3) Creating Awareness of Islamic Banking
Peran bank syariah dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat khususnya tentang perbankan syariah adalah dengan
melakukan sosialisasi dan publisitas perbankan syariah dalam
bentuk informasi produk bank syariah, operasional dan sistem
ekonomi syariah (E4. Publicity)
Hal ini dapat diukur melalui seberapa besar biaya publisitas atau
promosi yang dikeluarkan bank terhadap total biaya yang
dikeluarkannya (R4. Publicity Expense / Total expense).
Semakin besar promosi dan publisitas yang dilakukan bank
syariah akan berdampak pada peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap perbankan syariah.
b) Iqamah al Adl (Menegakan Keadilan), dimensinya antara lain:
4) (D4) Fair Returns
Bank syariah dituntut untuk dapat melakukan transaksi secara
adil yang tidak merugikan nasabahnya. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan hasil yang adil dan setara
(fair return). Ukuran yang digunakan adalah rasio Profit
Equalization Reserve (PER) bank syariah. Untuk kasus bank
syariah di Indonesia, PER belum diterapkan secara penuh dan
belum ada bank syariah yang melaporkan tingkat PER dalam
laporan tahunannya. Hal ini tentunya berbeda dengan perbankan
syariah di Malaysia yang telah menggunakan PER tersebut. oleh
55
karena itu, rasio PER (R5. Profit Equalization Reserves (PER)/
Net or Investment income) tidak dapat digunakan karena belum
adanya data terkait dengan hal tersebut.
5) (D5) Cheap Products and Services
Elemen pengukuran yang dilakukan adalah E6. Functional
Distribution dengan rasio kinerja pengukuran (R6. Mudharabah
or Musyarakah Modes / Total Investment Mode), berapa besar
pembiayaan dengan skim bagi hasil mudharabah dan
musyarakah terhadap seluruh model pembiayaan yang diberikan
bank syariah. Semakin tinggi model pembiayaan bank syariah
menggunakan mudharabah dan musyarakah menunjukkan
bahwa Bank syariah meningkatkan fungsinya untuk
mewujudkan keadilan sosio ekonomi melalui transaksi bagi
hasil.
6) (D6) Elimination of Injustices
Riba (suku bunga) merupakan salah satu instrumen yang
dilarang dalam sistem perbankan dan keuangan syariah. Hal ini
disebabkan riba memberikan dampak buruk terhadap
perekonomian dan menyebabkan ketidakadilan dalam transaksi
ekonomi. Riba memberikan kesempatan yang luas kepada
golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin. Bank
syariah dituntut untuk menjalankan aktivitas perbankan
khususnya investasi yang dilakukan terbebas dari riba. Semakin
56
tinggi rasio investasi yang bebas riba terhadap total
investasinya, akan berdampak positif terhadap berkurangnya
kesenjangan pendapatan dan kekayaan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini dapat diukur melalui rasio Interest free
income terhadap total income.
c) Maslahah (Public Interest), dimensi pengukurannya antara lain:
7) (D7) Profitability of Bank
Semakin besar keuntungan yang diperoleh bank syariah maka
akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan tidak hanya
pemilik dan pegawai bank syariah tetapi dapat berdampak pada
semua stakeholder perbankan syariah. Hal ini dapat terlihat dari
rasio profitabilitas bank syariah dan dapat diukur melalui
seberapa besar Net profit terhadap total asset bank syariah.
8) (D8) Redistribution of Income & Wealth
Salah satu peran penting keberadaan bank syariah adalah untuk
mendistribusikan kekayaan pada semua golongan. Peran ini
dapat dilakukan bank syariah melalui pendistribusian dana zakat
yang dikeluarkan oleh bank syariah. Peran ini dapat diukur
melalui seberapa besar rasio zakat yang dibayar bank syariah
terhadap net income bank syariah tersebut.
9) (D9) Investment in Real Sector
Keberadaan bank syariah diharapkan mampu mendorong
pertumbuhan sektor riil yang selama ini tidak seimbang dengan
57
sektor keuangan. Prinsip dan akad-akad bank syariah dinilai
lebih sesuai dalam pengembangan sektor rill, sehinggga tingkat
pembiayaan bank syariah diharapkan lebih banyak pada sektor
riil seperti sektor pertanian, pertambangan, konstruksi,
manufaktur dan usaha mikro. Salah satu cara pengukuran yang
dilakukan untuk melihat seberapa besar pembiayaan bank
syariah terhadap sektor-sektor riil dibandingkan dengan total
pembiayaan bank tersebut (R10. Investment in Real Economic
Sectors / total Investment).
Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan ke sektor riil yang
dilakukan syariah akan mendorong terjadinya pengembangan
ekonomi sektor riil yang akan memberikan kemaslahatan
kepada seluruh lapisan masyarakat. Pembiayaan mudharabah
dan musyarakah dijadikan sebagai rasio untuk mengukur tingkat
pembiayaan bank syariah terhadap sektor riil.
Mohammed, et al. (2008) memilih kesepuluh rasio ini sebagai
rasio dalam Sharia Maqashid Index (SMI) berdasarkan kriteria-kriteria
di bawah ini:
a. Diskusi mengenai tujuan-tujuan perbankan syariah, dimensi-
dimensi, serta elemen-elemen diidentifikasikan dari tujuan-tujuan
tersebut.
58
b. Penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis menggunakan rasio-
rasio yang sama untuk mengukur kinerja perbankan syariah dan
perbankan konvensional.
c. Kemudahan dalam mendapatkan data, yaitu dari laporan keuangan
dan kemudahan metode riset.
d. Pengukuran implementasi konsep maqashid syari’ah lebih akurat
dengan menggunakan rasio-rasio ini.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data sekunder
yang bersifat time series. Data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang
lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan
menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan
diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan
penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari
internet (Sugiyono, 2005: 62).
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data sekunder adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh konsep dan
landasan teori dengan mempelajari berbagai literatur, buku,
referensi, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek
pembahasan sebagai bahan analisis yang dicari pada perpustakaan.
59
Mengumpulkan, memilih, memahami dengan cara membaca
penelitian terdahulu yaitu Jurnal, Skripsi, Tesis dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik ini merupakan cara untuk memperoleh data langsung
di tempat penelitian yang diperoleh melalui buku-buku, peraturan-
peraturan, laporan relevan yang ada pada objek penelitian. Data
yang diperoleh biasanya berupa data sekunder. Dalam hal ini,
peneliti tinggal mengambil data yang telah diolah oleh pihak lain.
Atau dilakukan dengan menyalin data atau dokumen yang
dihasilkan oleh pihak lain. Data yang diperoleh dengan teknik ini
terdapat dalam laporan tahunan yang telah diaudit dari bank yang
menjadi objek penelitian selama periode 2011- 2016. Laporan
tahunan tersebut diperoleh peneliti melalui website masing-masing
bank yang menjadi objek penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data
Dalam menganalisis data untuk mengukur kinerja Bank Umum
Syariah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan mengolah
data-data perhitungan pada laporan tahunan yang selanjutnya di
presentasikan dengan analisis Sharia conformity and Profitability (SCnP)
untuk mengukur kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan mengukur
kinerja maqashid syariah melalui Sharia Maqashid Index (SMI).
60
1. Pengukuran Kinerja Keuangan dengan Sharia conformity and
Profitability (SCnP)
Model pengukuran kinerja yang diformulasikan oleh
Kuppusamy, Saleh, dan Samudhram ini mengukur kinerja perbankan
syariah melalui dua variabel, yakni variabel sharia conformity
(kesesuaian syariah) dan variabel profitabilitas. Kuppusamy,dkk
berpendapat bahwa pengukuran kinerja perbankan syariah haruslah
menggunakan alat ukur yang menunjukkan sisi kesyariahan suatu bank
syariah namun tidak mengabaikan sisi konvensional dalam hal ini
profitabilitas, hal ini dikarenakan bank syariah juga merupakan sebuah
lembaga bisnis yang salah satu tujuan didirikannya adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Pada model SCnP, variabel syariah diukur
dengan menghitung nilai rata-rata rasio kesesuaian syariah, sedangkan
variabel konvensional diukur dengan menghitung rata-rata rasio
profitabilitas. Variabel kesesuaian syariah, diukur dengan tiga rasio,
yakni islamic investment ratio, islamic income ratio, dan profit sharing
ratio. Sedangkan dari sudut pandang konvensional, juga diukur dengan
tiga rasio, yakni ROA, ROE, dan NPM.
Masing-masing dari rasio kesesuaian syariah dan rasio
profitabilitas akan dirata-ratakan dan hasilnya akan dibentuk grafik
empat kuadran dimana setiap kuadran dipisahkan dengan rata-rata rasio
seluruh bank.
61
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel SCnP
Sharia conformity and Profitability
(SCnP)
Variabel Konsep Indikator Skala
Islamic
Investment
Menunjukkan persentase dari
investasi yang dilakukan bank
pada produk halal.
Total Islamic
investment of
bank
investment
Rasio
Islamic
Income
Menunjukkan persentase dari
seberapa banyak pendapatan
halal yang didapatkan
dibandingkan dengan total
pendapatan yang diperoleh
bank.
Total Islamic
income of
bank income
Rasio
Profit
sharing
Ratio
Menunjukkan seberapa jauh
bank syariah dapat membagi
hasil keuntungannya kepada
para investor.
Total profit
sharing of
total
financing
Rasio
ROA Digunakan untuk menilai
solvabilitas perusahaan, yaitu
kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka
panjang atau mengukur
kemampuan permodalan
perusahaan dalam menanggung
seluruh beban utangnya.
Net Profit to
Total
Assets
Rasio
ROE Digunakan untuk menilai
kemampuan bank dalam
menghasilkan laba selama
periode tertentu atas modal
investasi.
Net Profit to
Total
Equity
Rasio
Profit
margin
Menunjukkan keuntungan yang
didapat dari total pendapatan
operasional
Net Income
to
Total
Operating
Revenue
Rasio
Sumber : Kuppusamy, (2010)
Pengukuran kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS)
berdasarkan model SCnP yang dijabarkan dalam tahap-tahap berikut:
1. Menghitung rasio-rasio yang terdapat dalam variabel SCnP (lihat
table 3.3).
62
2. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan rumus sebagai
berikut:
X SC = R1 + R2 + R3
3
Dan
X P = R1 + R2 + R3
3
Dimana:
X SC: Rata-rata rasio variabel sharia conformity
X p: Rata-rata rasio 1, 2, dan 3 dari variabel profitability
R1: Rasio pertama dari variabel Sharia conformity atau Profitability
R2: Rasio kedua dari variabel Sharia conformity atau Profitability
R3: Rasio ketiga dari variabel Sharia conformity atau Profitability
Rata-rata XSC akan dijadikan sebagai titik pada koordinat X (Sharia
conformity) dan rata-rata Xp akan dijadikan sebagai titik pada
koordinat Y (profitability).
3. Membuat Grafik SCnP dan mengintepretasi sesuai teori.
4. Membandingkan peringkat maqashid indeks dengan kuadran posisi
grafik SCnP.
63
Gambar 3.1
Model Sharia conformity and Profitability (SCnP)
Ketentuan dalam menempatkan posisi bank sampel pada analisis
hasil penelitian SCnP Model ditentukan sebagai berikut:
a. Jika hasil analisis Sharia conformity and Profitability
menunjukkan hasil yang positif (>0), maka terletak pada
kuadran URQ (Upper Right Quadrant) yang menunjukkan
bahwa bank sampel memiliki tingkat kesesuaian syariah dan
profitabilitas yang tinggi.
Upper Left
Quadran Bank
Tingkat kesesuaian
syariah rendah dan
profitabilitas tinggi
Lower Right
Quadrant Banks
Lower Left
Quadran Banks
Tingkat kesesuaian
syariah dan
profitabilitas rendah
Upper Right
Quadran Banks
Tingkat kesesuaian
syariah dan
profitabilitas tinggi
Profitabilitas
Tinggi
Profitabilitas
Rendah
Tingkat kesesuaian
syariah tinggi dan
profitabilitas rendah
Tingkat
kesesuaian
syariah
tinggi
Tingkat
kesesuaian
syariah
rendah
64
b. Jika hasil analisis Sharia conformity tinggi (>0) dan
Profitability rendah (<0), maka terletak pada kuadran LRQ
(Lower Right Quadrant) yang menunjukkan bahwa bank sampel
memiliki tingkat kesesuaian syariah yang tinggi namun
profitabilitas yang rendah.
c. Jika hasil analisis Sharia conformity rendah (<0) dan
Profitability tinggi (>0), maka terletak pada kuadran ULQ
(Upper Left Quadrant) yang menunjukkan bahwa bank sampel
memiliki tingkat kesesuaian yang rendah namun profitabilitas
yang tinggi.
d. Jika hasil analisis Sharia conformity and Profitability
menunjukkan hasil yang negative (<0), maka terletak pada
kuadran LLQ (Lower Left Quadrant) yang menunjukkan bahwa
bank sampel memiliki tingkat kesesuaian syariah dan
profitabilitas yang rendah.
2. Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah
Metode pengukuran Kinerja Maqashid Syariah yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode yang dilakukan atau
digunakan oleh Mustofa Omar dan Dzulastri Abul Razak (2008) dalam
bentuk Sharia Maqashid Index (SMI), yang bersumber dari Abu Zahra
dalam konsep Maqashid syariah.
a. Metode dengan Konsep Sekaran
Metode operasionalisasi Sekaran dapat digunakan untuk
65
mengukur sebuah konsep dengan membuat dimensi pengukuran
dan elemen-elemen yang akan dapat mengukur dari konsep
tersebut. Berdasarkan Metode Sekaran, karakteristik perilaku-
perilaku yang akan diukur diturunkan ke dalam suatu konsep, yang
dinotasikan sebagai (C). Konsep akan diturunkan lagi ke dalam
beberapa dimensi yang akan lebih mudah diamati dan terukur, yang
dinotasikan dengan (D). Dimensi akan diturunkan kembali ke
dalam beberapa unsur yang lebih jelas pengukurannya, yang
dinotasikan dengan (E). Sebagaimana yang dipaparkan Mustofa
Ali (2008) mengenai contoh Metode Sakaran yaitu dengan
menggambarkan perilaku haus yang dialami seseorang.
Perilaku haus adalah konsep (C) dalam metode ini. Agar
dapat diukur, perilaku haus dapat diamati melalui seberapa sering
seseorang meminum cairan, yang dalam hal ini disebut dimensi
(D). Dimensi agar lebih jelas pengukurannya, maka diturunkan lagi
pada unsur-unsur yang lebih terukur, misalnya mengukur berapa
gelas cairan yang telah dihabiskan oleh orang tersebut untuk
menghilangkan hausnya. Inilah yang dimaksud dengan
pengukuran perilaku berdasarkan karakter atau kriteria tertentu
dalam Metode Sakaran yang dapat diilustrasikan melalui gambar
di bawah ini, dimana D untuk dimensi dan E untuk elemen (unsur).
66
b. Model Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah
Tabel 3.4
Model Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah
Konsep
Dimensi Elemen Rasio Kinerja Sumber
Pendidikan
Individu
D1. Meningkatkan
Pegetahuan
E1. Hibah
Pendidikan
R1. Hibah
Pendidikan/Total
Biaya
Laporan
Tahunan
D2. Menambah
dan Meningkatkan
pengetahuan baru
E2. Penelitian R2.Biaya
Penelitian /Total
Biaya
Laporan
Tahunan
E3.Pelatihan R3. Biaya
Pelatihan/Total
Biaya
Laporan
Tahunan
D3. Menciptakan
kesadaran
masyarakat akan
keberadaan bank
syariah
E4. Publisitas R4. Biaya
Publisitas/ Total
Biaya
Laporan
Tahunan
Menciptakan
Keadilan
D4. Kontrak yang
adil
E5.
Pengembalian
yang adil
R5. Profit
Equalization
Reserve(PER) /
Net or
Investment
Income
Laporan
Tahunan
D5. Produk dan
Layanan
Terjangkau
E6. Fungsi
distribusi
R6. Mudharabah
dan Muyarakah/
Total
Pembiayaan
Laporan
Tahunan
D6.Penghapusan
Ketidakadilan
E7. Produk
Non Bunga
R7.Pendapatan
Non Bunga /
Total Pendapatan
Laporan
Tahunan
Kepentingan
Umum
D7. Profitabilitas E8. Rasio
Laba
R8.Laba Bersih/
Total Aset
Laporan
Tahunan
D8.Pendistribusian
Kekayaan dan
Laba
E9.
Pendapatan
Personal
R9. Zakat/ Net
Aset
Laporan
Tahunan
67
D9. Investasi pada
sektor riil yang
vital
E.10 Rasio
Investasi Pada
Sektor Riil
R.10 Penyaluran
Investasi pada
sektor riil / Total
Penyaluran
Investasi
Laporan
Tahunan
Sumber: Mohammed, et al. (2008)
c. Verifikasi dan Pembobotan Model Pengkuran Kinerja Maqashid Syariah
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pengukuran diatas, maka
dilakukan verifikasi dari model dan pembobotan pada setiap konsep dan
elemen pengukuran melalui wawancara dengan 16 pakar syariah di Asia dan
Timur Tengah (pembobotan berdasarkan hasil penelitian dari Mustafa
Omar, 2008) sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Bobot Rata-rata Tujuan dan Elemen Pengukuran Maqashid Syariah
Sumber: Mohammed, et al. (2008)
Tujuan
Rata-rata Elemen
(E)
Rata-rata
Pembobotan Pembobotan
100% 100 %
01.
Pendidikan
30 E1. Hibah Pendidikan/donasi 24
E2. Penelitian 27
E3. Pelatihan 26
E4. Publisitas 23
Total 100
02.
Keadilan
41 E5. Pengembalian yang Adil 30
E6. Harga produk Terjangkau 32
E7. Produk Non Bunga 38
Total 100
03.
Kesejahteraan
29 E8. Rasio Laba Bank
33
E9. Transfer Pendapatan 30
E10. Rasio Investasi ke Sektor
Rill
37
Total 100 Total 100
68
1. Tahapan Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah
Ada tiga tahap yang akan dilakukan untuk mengukur kinerja maqashid
syariah bank syariah, yaitu:
a. Menilai setiap rasio kinerja maqashid syariah yang terdiri dari 10 rasio
kinerja yaitu:
b. Education Grant/Total Expense (R1.1)
c. Research expense/Total Expense (R2.1)
d. Training expense/Total Expense (R3.1)
e. Publicity expense/ Total Expense (R4.1)
f. Profit Equalization Reserves (PER) / Net or Investment Income
(R1.2)
g. Mudharabah and Musyarakah Modes/ Total Investment Mode
(R2.2)
h. Interest Free Income/Total Income (R3.2)
i. Net Income/ Total Asset (R1.3)
j. Zakah paid / Net Asset (R2.3)
k. Investment in Real Economic Sectors / Total Investment (R3.3)
b. Menentukan peringkat dari bank syariah berdasarkan Indikator Kinerja
(IK)
Proses menentukan peringkat dari setiap bank syariah dilakukan melalui
Indikator Kinerja (IK) setiap bank syariah. Proses tersebut menggunakan
Simple Additive Weighting Method (SAW) (Hwang and Yoon, 1981)
dengan cara pembobotan, agregat dan proses menentukan peringkat
69
(weighting, aggregating and ranking processes) (Omar, 2008). SAW
merupakan metode Multiple Attribute Decision Making (MADM) yang
dilakukan sebagai berikut:
Pengambil keputusan (Decision Maker) mengidentifikasi setiap nilai
atribut dan nilai intra-atribut. Dalam penelitian ini yang menjadi atribut
adalah tiga tujuan maqashid syariah dan intra-atribut adalah 10 elemen
dan 10 indikator kinerja (rasio) sebagaimana pada tabel sebelumnya
(tabel 3.4).
Para decision maker menentukan bobot setiap atribut dan intra–atribut.
Bobot dari 3 tujuan maqashid syariah dan 10 elemen (intra-atribut) telah
diberikan bobot oleh pakar syariah sebagaimana pada tabel 3.5 diatas.
Evaluasi dari 10 rasio kinerja diperoleh dari laporan tahunan 5 bank
umum syariah yang menjadi objek penelitian periode 2011-2016.
Kemudian akan diperoleh skor total untuk setiap bank dengan cara
mengalikan rasio skala ke setiap atribut. Secara matematis, proses
menentukan Indikator Kinerja dan tingkat indeks maqashid syariah
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahzib al-Fard (Mendidik Individu) = Tujuan 1 (T1)
Indikator Kinerja (IK) untuk Tujuan 1 sebagai berikut:
IK (T1) = W1.1 x E1.1 x R1.1 + W1.1 x E2.1 x R2.1 + W1.1 x E3.1 x R3.1 +
W1.1 x E4.1 x R4.1
T1 = Tujuan pertama dari Maqashid Syariah (Tahzib al Fard)
Atau; W1.1 (E1.1 x R1.1 + E2.1 x R2.1 + E3.1 x R3.1 + E4.1 x R4.1) (1)
Keterangan :
70
W1.1 = Bobot rata-rata untuk tujuan pertama (Tahzib al Fardi)
E1.1 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan 1
(E1.Education Grant)
E2.1 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan 1 (E2.Research)
E3.1 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan 1 (E3.Training)
E4.1 = Bobot rata-rata untuk elemen ke empat tujuan 1
(E4.Publicity)
R1.1 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan 1
R2.1 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan 1
R3.1 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan 1
R4.1 = Rasio kinerja untuk elemen ke empat tujuan 1
b. Iqamah Al-adl (Menegakkan keadilan) = Tujuan 2 (T2) indikator
kinerja (IK) untuk tujuan 2 sebagai berikut :
IK (T2) = W2.2 x E1.2 x R1.2 + W2.2 x E2.2 x R2.2 + W2.2 x E3.2 x R3.2
R3.2 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan kedua
Sehingga, IK (T1) = IK1.1 + IK2.1 + IK3.1 + IK4.1 (2)
IK1.1 = W1.1 x E1.1 x R1.1 (3)
IK2.1 = W1.1 x E2.1 x R2.1 (4)
IK3.1 = W1.1 x E3.1 x R3.1 (5)
IK4.1 = W1.1 x E4.1 x R4.1 (6)
Keterangan :
T2 = Tujuan maqashid syariah kedua
W2.2 = Bobot rata-rata untuk tujuan kedua
E1.2 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan kedua
E2.2 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan kedua
E3.2 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan ketiga
R1.2 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan kedua
R2.2 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan kedua
atau; W2.2 ( E1.2 x R1.2 + E2.2 x R3.2 + E3.2 x R3.2) (7)
71
c. Jalb al Maslahah (Meningkatkan Kesejahteraan) = Tujuan 3 (T3)
Indikator Kinerja (IK) untuk tujuan 3 sebagai berikut:
IK (T3) = W3.3 x E1.3 x R1.3 + W3.3 x E2.3 x R2.3 + W3.3 x E3.3 x R3.3
c. Menentukan Sharia Maqashid Index (SMI) setiap bank syariah
Sharia Maqashid Index (SMI) untuk setiap bank syariah merupakan
total semua kinerja indikator dari 3 tujuan maqashid syariah. Sehingga
SMI setiap bank syariah dapat dirumuskan sebagai berikut:
SMI = IK(T1) + IK(T2) + IK(T3) (17)
Sehingga, IK (T2) = IK1.2 + IK2.2 + IK3.2 (8)
IK1.2 = W2.2 x E1.2 x R1.2 (9)
IK2.2 = W2.2 x E2.2 x R3.2 (10)
IK3.2 = W2.2 x E3.2 x R3.2 (11)
atau; W3.3 ( E1.3 x R1.3 + E2.3 x R2.3 + E3.3 x R3.3) (12)
Keterangan :
T3 = Tujuan maqashid syariah ketiga
W3.3 = Bobot rata-rata untuk tujuan ketiga
E1.3 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan ketiga
E2.3 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan ketiga
E3.3 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan ketiga
R1.3 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan ketiga
R2.3 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan ketiga
R3.3 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan ketiga
Sehingga, IK (T2) = IK1.3 + IK2.3 + IK3.3 (13)
IK1.3 = W3.3 x E1.3 x R1.3 (14)
IK2.3 = W3.3 x E2.3 x R 2.3 (15)
IK3.3 = W3.3 x E3.3 x R3.3 (16)
72
d. Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dengan Sharia Maqashid Index
(SMI)
Setelah memperoleh hasil dari perhitungan indeks maqashid
syariah dan rasio keuangan setiap bank umum syariah, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan dari kedua aspek tersebut (Afrinaldi, 2013).
Tabel 3.6
Contoh Tabel Perbandingan Antara Sharia Conformity and
Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum
Syariah
Bank Indeks Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP)
Posisi
Kuadran
Sharia
Maqashid
Index
(SMI)
Peringkat
SC P
BMI
BRIS
BNIS
BSM
BMS
PBS
BSB
BCAS
73
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
a. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat Indonesia)
memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di
Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia di gagas oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1994, Bank
Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank Devisa.
(www.bankmuamalat.co.id).
b. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
PT Bank BRISyariah berawal dari akuisisi PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember
2007. Bank secara resmi beroperasi setelah mendapatkan izin usaha
dari Bank Indonesia melalui Surat No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008
pada 16 Oktober 2008. Dengan demikian, pada 17 November 2008,
PT Bank BRISyariah resmi beroperasi dan tidak pernah berganti
nama sejak saat itu. BRISyariah pun menjejakkan langkahnya
semakin jauh sejak ditandatanganinya akta pemisahan Unit Usaha
74
Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk melebur ke
dalam PT Bank BRISyariah pada 19 Desember 2008.
(www.brisyariah.co.id).
c. Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
BNI Syariah berawal dari dibentuknya Unit Usaha Syariah (UUS)
oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 29 April 2000
dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Berawal dari lima kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin, selanjutnya UUS BNI
berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu, Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 menetapkan bahwa
status UUS hanya bersifat temporer dan oleh karena itu akan
dilakukan spin off pada 2009. Rencana spin off terlaksana pada 19
Juni 2010 dengan didirikannya PT Bank BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010.
(www.bnisyariah.co.id).
d. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Dalam menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah
mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4
(empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu Bank yang
kokoh dengan nama PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk. pada tanggal
75
31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT
Bank Mandiri (Perseroan) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank
Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan salah satu Bank
konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai
(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Kegiatan
usaha BSB bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri (www.syariahmandiri.co.id).
e. Bank Mega Syariah (BMS)
Pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu),
yaitu bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian di
akuisisi oleh PT CT Corpora (d/h Para Group) melalui PT Mega
Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan
Investama pada 2001. Akuisisi ini diikuti dengan perubahan
kegiatan usaha pada tanggal 27 Juli 2004 yang semula bank umum
konvensional menjadi bank umum syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mega Indonesia (BSMI) serta dilakukan perubahan logo
untuk meningkatkan citranya di masyarakat sebagai lembaga
keuangan yang dapat dipercaya. (www.megasyariah.co.id)
f. Panin Bank Syariah (PBS)
Panin Dubai Syariah Bank didirikan berdasarkan Akta Perseroan
Terbatas No. 12 tanggal 8 Januari 1972, yang dibuat oleh Moeslim
Dalidd, Notaris di Malang dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara
76
Djaja. Panin Dubai Syariah Bank telah beberapa kali melakukan
perubahan nama, berturut-turut menjadi PT Bank Bersaudara Djaja,
berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 25 tanggal 8 Januari 1990,
yang dibuat oleh Indrawati Setiabudhi, S.H., Notaris di Malang.
Kemudian menjadi PT Bank Harfa berdasarkan Akta Berita Acara
No. 27 tanggal 27 Maret 1997 yang dibuat oleh Alfian Yahya, S.H.,
Notaris di Surabaya. Kemudian menjadi PT Bank Panin Syariah
yang kegiatan usaha perbankan syariah dengan prinsip bagi hasil
berdasarkan syariat Islam (www.paninbanksyariah.co.id).
g. Bank Syariah Bukopin (BSB)
Pendirian PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan)
sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah bermula
dengan masuknya PT Bank Bukopin, Tbk. yang mengakuisisi PT
Bank Persyarikatan Indonesia, yakni sebuah bank konvensional.
Sebelumnya, PT Bank Persyarikatan Indonesia bernama PT Bank
Swansarindo Internasional yang didirikan di Samarinda, Kalimantan
Timur berdasarkan akta nomor 102 tanggal 29 Juli 1990. PT Bank
Swansarindo Internasional merupakan bank umum yang
memperoleh surat keputusan Menteri Keuangan nomor
1659/KMK.013/1990. (www.syariah Bukopin.co.id).
h. Bank Central Asia Syariah (BCAS)
Berdasarkan Akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat
di hadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., PT Bank
77
Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama
Internasional Bank (Bank UIB). Selanjutnya, Bank UIB berubah
nama menjadi PT Bank BCA Syariah berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49
yang dibuat di hadapan Notaris Pudji Redjeki Irawati, S.H., tanggal
16 Desember 2009, tentang Perubahan Kegiatan Usaha dan
Perubahan Nama Dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA
Syariah. (www.bcasyariah.co.id).
2. Perkembangan Usaha Bank Umum Syariah
a. Perolehan Rata-rata Laba Bersih BUS 2011-2016
Gambar 4.1
Rata-rata Laba Bersih Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2011-2016
Sumber: Data Diolah (2018)
Pada akhir tahun 2011 sampai 2016 total keseluruhan
laba bersih Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdiri dari
Bank Muamalat Indonesia, Bank Rakyat Indonesia Syariah,
Bank Negara Indonesia Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah, Panin Bank Syariah, Bank Bukopin Syariah dan
311.92
126.13
217.95
600.93
119.5148.45 27.95 22.55
BMI BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS
78
Bank Central Asia Syariah sebesar Rp. 1,475.4 triliun.
Berdasarkan grafik diatas Bank Syariah Mandiri memiliki
perolehan laba bersih tertinggi dari tahun 2011-2016 sebesar
Rp600.93 miliar dan Bank Muamalat Indonesia menempati
posisi kedua dengan perolehan laba bersih sebesar Rp311.92
miliar, posisi ketiga ditempati oleh Bank Negara Indonesia
Syariah dengan nilai sebesar Rp217.95 miliar, posisi keempat
adalah BRIS dengan nilai sebesar Rp126.13 miliar, posisi kelima
adalah BMS sebesar Rp119.51 dan posisi tiga terendah adalah
PBS,BSB dan BCAS dengan nilai sebesar Rp48.45 miliar,
Rp27.95 miliar dan Rp22.55 miliar.
b. Perolehan Rata-rata Pembiayaan BUS 2011- 2016
Gambar 4.2
Rata-rata Total Pembiayaan BUS di Indonesia
Periode 2011-2016
Sumber: Data Diolah (2018)
Total rata-rata pembiayaan yang disalurkan pada tahun
2011 sampai 2016 pada Bank Umum Syariah (BUS) di
36.6
14.14 12.91
48.12
5.27 3.6 3.44 1.99
BMI BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS
79
Indonesia yang menjadi objek penelitian ini adalah Rp97.37
triliun. Bank Umum Syariah yang melakukan penyaluran
pembiayaan paling besar selama periode enam tahun berturut-
turut adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar Rp48.12
triliun kemudian disusul oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI)
sebesar Rp36.6 triliun, kemudian Bank Rakyat Indonesia
Syariah(BRIS), Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan
nilai sebesar Rp14.14 triliun, Rp12.91 triliun dan bank umum
syariah yang menyalurkan pembiayaan dengan posisi empat
terkecil selama periode enam tahun yaitu 2011-2016 adalah
Bank Mega Syariah (BMS), Panin Bank Syariah (PBS), Bank
Syariah Bukopin (BSB) dan Bank Central Asia Syariah (BCAS)
sebesar Rp5.27 triliun, Rp3.6 triliun,Rp3.44 triliun dan Rp1.99
triliun.
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
1. Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Metode
Sharia conformity and Profitability (SCnP)
Pengukuran kinerja berdasarkan aspek Sharia conformity and
Profitability (SCnP) dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, menghitung
rasio-rasio yang terdapat pada variabel SCnP. Kedua, menghitung rata-
rata dari setiap variabel sharia conformity dan variabel profitability.
Ketiga, membuat grafik SCnP dan menginterpretasikan sesuai dengan
teori.
80
a. Rasio Sharia conformity and Profitability
Berikut adalah rata-rata rasio dari variabel Sharia conformity
and Profitability pada Bank Umum Syariah periode 2011-2016:
Tabel 4.1
Rata-rata Rasio Sharia conformity and Profitability
Bank Umum Syariah periode 2011-2016
Bank
Islamic
Investment
Islamic
Income
Profit
Sharing
ROA
ROE
Profit
margin
BMI 1.0000 0.9727 0.4654 0.0069 0.1156 0.0928
BRIS 1.0000 0.9999 0.2914 0.0067 0.0556 0.0650
BNIS 1.0000 0.9998 0.1793 0.0130 0.0704 0.1662
BSM 1.0000 0.9897 0.2612 0.0114 0.1257 0.1077
BMS 1.0000 0.9999 0.0203 0.0182 0.1953 0.1035
PBS 1.0000 1.0000 0.6803 0.0163 0.0403 0.1566
BSB 1.0000 0.9998 0.3957 0.0060 0.0567 0.0642
BCAS 1.0000 0.9999 0.4426 0.0093 0.0315 0.1815
Sumber: Data diolah (2018)
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan
berdasarkan aspek sharia conformity and profitability dibagi
menjadi dua variabel yaitu variabel sharia conformity dan variabel
profitability. Variabel sharia conformity terdiri dari rasio Islamic
investment, Islamic income dan profit sharing, sedangkan pada
variabel profitability terdiri dari rasio ROA, ROE dan profit margin.
Pada tabel diatas objek penelitian berupa bank umum syariah di
Indonesia tahun 2011-2016 rata-rata memiliki kinerja yang baik. Hal
81
tersebut dapat dilihat pada rasio islamic investment seluruh bank
memperoleh pencapaian yang sama yaitu 1 atau 100%, sedangkan
pada rasio islamic income dan profit sharing Panin Bank Syariah
memperoleh pencapaian tertinggi yaitu 1 atau 100% dan 0.6803 atau
68,03%. Pada aspek profitability yang diukur dari rasio ROA, ROE,
dan profit margin diperoleh hasil Bank Mega Syariah memiliki nilai
rata-rata Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
tertinggi selama periode 2011-2016 yaitu sebesar 0.0182 atau
1.82%, 0.1953 atau 19.53% yang artinya kinerja Bank Mega Syariah
dalam menghasilkan laba dengan aset yang dimiliki serta mampu
menghasilkan laba untuk para pemegang saham lebih baik
dibanding bank umum syariah lainnya. Nilai profit margin tertinggi
diperoleh oleh Bank Central Asia Syariah sebesar 0.1815 atau
18.15%. Kemampuan Bank Central Asia Syariah dalam
menghasilkan keuntungan bersih yang tinggi selama periode 2011-
2016 merupakan indikator kinerja yang baik dalam pencapaian
profitabilitas perusahaan.
b. Penggambaran Grafik Kinerja Keuangan Syariah Berdasarkan
Sharia conformity and Profitability (SCnP)
Berdasarkan perhitungan rata-rata rasio Sharia conformity
and Profitability bank umum syariah periode 2011-2016 pada tabel
4.1, tahap selanjutnya adalah menghitung rasio Sharia conformity
dan Profitability pada tahun 2011-2016 kemudian digambarkan
82
dalam bentuk grafik kuadran. Berikut hasil kinerja keuangan bank
umum syariah berdasarkan aspek Sharia conformity and
Profitability (SCnP):
Tabel 4.2
Kinerja Bank Umum Syariah Berdasarkan Sharia conformity
and Profitability Tahun 2011-2016
Sumber: Data diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk
menentukan pemeringkatan tingkat Sharia conformity and
Profitability berdasarkan kuadran grafik maka dapat disajikan grafik
kinerja keuangan syariah berdasarkan Sharia conformity and
Profitability pada Bank Umum Syariah periode 2011-2016 dimana
x = sharia conformity dan y = profitability sebagai berikut:
Bank Sharia
conformity
(SC)
Profitability
(P)
Quadrant
(Q)
BMI 0.8127 0.0718 URQ
BRIS 0.7638 0.0424 LRQ
BNIS 0.7264 0.0832 ULQ
BSM 0.7503 0.0816 ULQ
BMS 0.6734 0.1057 ULQ
PBS 0.8934 0.0711 URQ
BSB 0.7985 0.0423 LRQ
BCAS 0.8142 0.0741 URQ
83
Gambar 4.3
Grafik SCnP Tahun 2011-2016
Sumber: Data diolah (2018)
Secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.3 Grafik SCnP
tahun 2011-2016 bahwa kondisi rata-rata bank umum syariah yang
dijadikan sample dalam penelitian ini selama enam tahun sebagian
besar terletak pada ULQ, URQ dan LRQ . Hal ini dibuktikan dengan
perhitungan rata-rata dari total delapan bank umum syariah selama
enam tahun yaitu 2011-2016 memperoleh hasil ULQ 3 titik, URQ 3
titik dan LRQ 2 titik. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
mayoritas bank umum syariah di Indonesia memiliki kondisi nilai
kesesuaian syariah tinggi dan dengan profitabilitas rendah, atau nilai
kesesuaian syariah dan tingkat profitabilitas tinggi atau tingkat
kesesuaian syariah rendah dan profitabilitas tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bank umum syariah di
Indonesia yang menjadi objek dalam penelitian ini yang memiliki
pendapatan atau tingkat profitabilitas tinggi adalah bank umum
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
60% 65% 70% 75% 80% 85% 90%
Grafik Sharia Conformity and Profitability
Sharia Conformity
BMS
BNISBSM
BRISBSB
BCASBMI
PBS
84
syariah dengan rasio profit sharing yang tinggi, sedangkan bank
umum syariah yang memiliki tingkat profitabilitas rendah
cenderung memiliki nilai rasio profit sharing yang rendah. Hal
tersebut diakibatkan karena bank umum syariah yang lebih banyak
menyalurkan pembiayaan dengan sistem bagi hasil, pendapatannya
menjadi lebih tinggi. Apabila di telusuri lebih mendalam pendapatan
yang diperoleh dengan sistem bagi hasil akan lebih besar dibanding
dengan pendapatan yang diperoleh dari hasil jual beli atau akad
lainnya, meskipun dengan risiko yang cukup tinggi. Hal tersebut
sesuai dengan aksioma manajemen keuangan high risk high return.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Widya Ratnaputri (2013) yang berjudul The Analysis of Islamic
Bank Financial Performance By Using Camel, Sharia conformity
and Profitability (SCnP) dengan hasil pengukuran SCnP
menetapkan Bank Syariah Mandiri sebagai sasaran investasi dengan
pencapaian kinerja keuangan syariah yang sangat baik. Penelitian
yang selanjutnya dilakukan oleh Lia Anggraeni dan Lukman Hakim
Handoko (2016) yang berjudul Pengukuran Kinerja Bank Umum
Syariah dengan Maqashid Index dan Sharia conformity and
Profitability (SCnP) dengan hasil bahwa Bank Muamalat Indonesia
konsisten selama lima tahun periode penelitian 2010-2014
menempati posisi pertama untuk kinerja yang diukur dengan
maqashid syariah indeks dan SCnP.
85
Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 dan 4.2 maka dapat di
lakukan analisis dan interpretasi berdasarkan aspek keuangan
syariah sebagai berikut:
a. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
BMI berada pada kuadran Upper Right Quadrant (URQ)
untuk kinerja keuangan syariah yang artinya BMI memiliki
kesesuaian syariah (sharia conformity) dan profitabilitas tinggi.
Berdasarkan perhitungan menggunakan SCnP, Bank
Muamalat Indonesia berada pada kuadran URQ yang artinya adalah
kinerja keuangan syariah yang dinilai dari sharia conformity sebesar
0.8127 atau 81,27% lebih tinggi dibandingkan bank umum syariah
lainnya. Rasio islamic investment berada pada nilai 1.0000 atau
100% dimana investasi BMI 100% berada pada sektor halal, islamic
income BMI berada pada nilai 0.9727 hal ini disebabkan karena BMI
masih memiliki pendapatan non halal selama periode 2011-2016.
Pada rasio profit sharing BMI berada pada posisi kedua tertinggi
setelah PBS yaitu sebesar 0.4654.
Pada tingkat profitability BMI memiliki nilai rata-rata ROA
selama periode 2011-2016 sebesar 0.0069 atau 0.69% yang artinya
BMI mampu menghasilkan 0.69% laba dari total aset yang
dimilikinya, Pada rasio ROE nilai yang diperoleh BMI selama
periode 2011-2016 adalah sebesar 0.1156 atau 11.56% yang artinya
BMI mampu menghasilkan 11,56% laba dari penggunaan total
86
ekuitas nya, lebih tinggi 0.1015 dari rata-rata bank umum syariah
lainnya. Rasio profit margin BMI berada pada nilai 0.0928 atau
9.28% artinya BMI mampu menghasilkan laba atau keuntungan
bersih dari total pendapatan operasional. Secara keseluruhan kinerja
keuangan syariah Bank Muamalat Indonesia (BMI) berdasarkan
pengukuran SCnP berada pada posisi yang baik atas pencapaian nilai
sharia conformity dan profitability tinggi.
b. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
BRIS berada pada kuadran Lower Right Quadrant (LRQ)
yang artinya kesesuaian syariah tinggi dan profitabilitas rendah
untuk kinerja keuangan.
BRIS berada pada posisi kuadran kanan LRQ dengan tingkat
sharia conformity yang tinggi sebesar 0.7638 sama dengan nilai
rata-rata bank umum syariah lainnya sebesar 0.7671. Hal ini
disebabkan karena BRIS melakukan Investasi pada sektor halal,
pendapatan halal dan penyaluran pembiayaan bagi hasil yang cukup
baik. Pada tingkat profitability BRIS berhasil mencapai nilai 0.0424
atau 4.24% lebih rendah dari rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.0849 atau 8.49%. Artinya BRIS berhasil
memperoleh 4.24% keuntungan bagi perusahaan berdasarkan
pengukuran rasio-rasio ROA sebesar 0.0067 atau 0.67% BRIS
mampu memperoleh laba dari total asetnya, rasio ROE sebesar
0.0556 atau 5.56% BRIS mampu memperoleh laba dari total ekuitas
87
yang dimilikinya dan rasio profit margin sebesar 0.0650 atau 6.50%
BRIS mampu memperoleh laba bersih dari total pendapatan
operasionalnya. Pencapaian pada rasio-rasio tersebut belum cukup
baik untuk peningkatan kinerja SCnP dari variabel profitability.
c. Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
BNIS berada pada posisi Upper Left Quadrant (ULQ) yang
artinya BNIS memiliki tingkat kesesuaian syariah rendah dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi pada kinerja keuangan syariah.
BNIS berada pada kinerja keuangan syariah yang cukup baik
pada perolehan islamic investment, islamic income dan profit
sharing. BNIS tingkat kesesuaian syariah rendah yang memiliki
nilai sebesar 0.7264 lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata
kesesuaian syariah bank umum syariah yang menjadi objek dalam
penelitian ini selama periode 2011-2016 yaitu sebesar 0.7671. Pada
tingkat profitabilitas BNIS berhasil memperoleh kinerja yang cukup
baik hal ini dibuktikan dengan pencapaian nilai profitability BNIS
yaitu sebesar 0.2396 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata bank
umum syariah lainnya yang sebesar 0.0849. Rasio ROA sebesar
0.0130 atau 1.30% perolehan laba perusahaan dari total aset yang
dimiliki. Rata-rata rasio ROE sebesar 0.0704 atau 7.04% dan profit
margin sebesar 0.1662 atau 16.62 % kemampuan BNIS memperoleh
laba bersih dari total pendapatan operasionalnya.
88
d. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Bank Syariah Mandiri berada pada posisi kuadran Upper
Left Quadrant (ULQ) yang artinya BSM memiliki tingkat
kesesuaian syariah (sharia conformity) rendah dan profitability
tinggi untuk kinerja keuangan syariah.
BSM memiliki kinerja keuangan syariah yang cukup baik
dengan tingkat sharia conformity yang rendah dan diimbangi
dengan tingkat profitability yang tinggi. Nilai Sharia conformity
(kesesuaian syariah) BSM mencapai 0.7503 lebih rendah dari rata-
rata bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.7671. BSM selama
periode 2011-2016 mencapai nilai untuk tingkat profitability sebesar
0.0816 setara dengan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.0849. Nilai rata-rata ROA BSM selama periode
2011-2016 yaitu sebesar 0.0011 atau 0.11% yang artinya BSM
mampu menghasilkan laba sebesar 0.11% dari penggunaan total
asetnya. Nilai ROE yang dicapai oleh BSM adalah 0.1257 atau
12.57% artinya BSM mampu menghasilkan laba sebesar 12.57%
dari penggunaanya total ekuitas-nya. Pada rasio profit margin BSM
berhasil memperoleh nilai sebesar 0.1077 atau 10.77% artinya BSM
mampu menghasilkan laba 10.77% dari total pendapatan
operasionalnya.
89
e. Bank Mega Syariah (BMS)
Bank Mega Syariah berada pada posisi kuadran Upper Left
Quadrant (ULQ) yang artinya BMS memiliki kesesuaian syariah
(sharia conformity) rendah dengan profitability tinggi.
BMS berada pada posisi dengan tingkat sharia conformity
yang rendah dengan nilai sebesar 0.6734 lebih rendah dari rata-rata
bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.7671. Rendahnya tingkat
kesesuaian syariah pada perhitungan SCnP disebabkan karena masih
sangat kecilnya pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan oleh
BMS selama periode 2011-2016. Pada tingkat profitability BMS
memperoleh nilai sebesar 0.1057 lebih tinggi dibandingkan rata-rata
bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.0849. Nilai rata-rata
ROA selama periode 2011-2016 sebesar 0.0182 atau 1.82% artinya
BMS mampu menghasilkan laba terhadap total aset yang
dimilikinya sebesar 1.82%. Nilai rata-rata ROE sebesar 0.1953 atau
19.53% nilai ini merupakan nilai rata-rata ROE tertinggi artinya
19.53% BMS berhasil memperoleh laba dari total ekuitasnya. Pada
rata-rata rasio profit margin BMS berhasil memperoleh nilai sebesar
0.1035% atau 10.35% artinya BMS mampu memperoleh laba bersih
dari total pendapatan operasionalnya yaitu sebesar 10.35%.
90
f. Panin Bank Syariah (PBS)
Panin Bank Syariah berada pada posisi Upper Right
Quadrant (LRQ) yang artinya PBS memiliki tingkat kesesuaian
syariah tinggi dan profitability tinggi pada kinerja keuangan syariah.
PBS berdasarkan Sharia conformity and Profitability berada
pada tingkat kesesuaian syariah yang tinggi sebesar 0.8943 nilai ini
merupakan nilai tertinggi dibandingkan nilai rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.7671. Tingginya kesesuaian syariah
pada PBS disebabkan karena tingginya rata-rata nilai islamic income
1.0000 atau 100% dari total pendapatan merupakan pendapatan halal
dan profit sharing 0.6803 atau 68.03% dari total pembiayaan
disalurkan untuk pembiayaan berbasis bagi hasil.
Pada tingkat profitability PBS memperoleh nilai ROA
sebesar 0.0163 atau 1.63% artinya PBS mampu menghasilkan laba
dari total aset yang dimilikinya sebesar 1.63% lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya yang
sebesar 0.0131 atau 1.31%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-
rata ROE PBS sebesar 0.0403 atau 4.03% yang artinya PBS mampu
menghasilkan rata-rata laba bersih 4.03% dari total ekuitas-nya.
Pada rasio profit margin PBS memperoleh nilai sebesar 0.1566 atau
15.66% lebih tinggi dari rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu
sebesar 0.1400 atau 14%. PBS mampu menghasilkan 15.66% laba
dari total pendapatan operasionalnya.
91
g. Bank Syariah Bukopin (BSB)
Pada kinerja keuangan syariah berdasarkan Sharia
conformity and Profitability (SCnP) BSB berada pada posisi Lower
Right Quadrant (LRQ) yang artinya BSB memiliki tingkat
kesesuaian syariah yang tinggi dan profitabilitas rendah selama
periode 2011-2016.
Berdasarkan model SCnP untuk aspek keuangan syariah
BSB dengan tingkat kesesuaian syariah (sharia conformity) sebesar
0.7985 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.7671. Pada tingkat profitability BSB
berhasil memperoleh nilai sebesar 0.0423 lebih rendah apabila
dibandingkan dengan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.0849. Nilai ROA yang diperoleh BSB selama
periode 2011-2016 sebesar 0.0060 atau 0.60% artinya BSB mampu
menghasilkan laba sebesar 0.60% dari total aset yang dimilikinya,
nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ROA bank
umum syariah lainnya sebesar 0.0131. Rata-rata ROE BSB sebesar
0.0567 atau 5.67% setiap tahunnya. Pencapaian tersebut masih di
bawah rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.1015
atau 10.15%. Nilai rata-rata profit margin yang diperoleh BSB
selama periode 2011-2016 adalah sebesar 0.0642 atau 6.42% artinya
BSB mampu menghasilkan laba sebesar 6.42% dari total pendapatan
operasionalnya selama 2011-2016. Nilai rata-rata BSB ini lebih
92
rendah dibandingkan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.1400 atau 14%.
h. Bank Central Asia Syariah (BCAS)
BCAS beradasarkan kinerja keuangan syariah berada pada
posisi Upper Right Quadrant (LRQ) yang artinya BSB memiliki
tingkat kesesuaian syariah dan profitabilitas yang tinggi selama
periode 2011-2016.
Berdasarkan perhitungan dengan model SCnP, BCAS
memiliki tingkat kesesuaian syariah (sharia conformity) dan tingkat
profitabilitas tinggi . Nilai rata-rata kesesuaian syariah selama
periode 2011-2016 sebesar 0.8142, nilai ini lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.7671. Nilai rata-rata rasio Islamic investment,
Islamic income dan Profit sharing yang tinggi menjadikan BCAS
memiliki tingkat kesesuaian syariah kedua tertinggi setelah PBS.
Pada pencapaian tingkat profitabilitas BCAS memperoleh nilai
sebesar 0.0741 dimana BCAS memiliki rata-rata ROA sebesar
0.0093 atau 0.93% artinya BCAS mampu menghasilkan 0.93% laba
bersih dari total asetnya. Nilai rata-rata ROE yang mampu diraih
oleh BCAS selama periode 2011-2016 adalah sebesar 0.0315 lebih
rendah dari nilai rata-rata ROE dibandingkan bank umum syariah
lainnya yaitu sebesar 0.1015. Perhitungan rasio profit margin yang
diperoleh BCAS sebesar 0.1815 lebih tinggi dibandingkan rata-rata
93
profit margin bank umum syariah lainnya yang dijadikan objek
dalam penelitian ini.
2. Analisis Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah Berdasarkan Sharia
Maqashid Index (SMI)
Pengukuran kinerja berdasarkan aspek maqashid syariah
dilakukan melalui 3 tahapan. Pertama, menghitung rasio kinerja dari
seluruh bank umum syariah. Kedua, menghitung indikator kinerja
berdasarkan hasil perhitungan rasio kinerja. Ketiga, menentukan
peringkat berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI) yang merupakan
total semua indikator.
a. Rasio Kinerja Maqashid Syariah Bank Umum Syariah
Rasio Kinerja maqashid syariah pada bank umum syariah
yang dijadikan sample dalam penelitian ini berfungsi untuk
menentukan bagaimana bank tersebut melaksanakan setiap tujuan-
tujuan syariah yang telah ditentukan. Rasio kinerja maqashid syariah
dibagi menjadi tiga tujuan, diantaranya: Tahdzib Al-Fard (mendidik
individu), Iqamah Al-Adl (menegakkan keadilan), dan Jalb Al-
Mashlahah (mendorong kesejahteraan).
Berikut adalah hasil perhitungan rasio kinerja maqashid
syariah pada 8 bank umum syariah yang dijadikan sample dalam
penelitian ini periode 2011-2016:
94
1) Tujuan Pertama: Tahdzib Al-Fard (mendidik individu)
Pada tujuan pertama ini terdapat empat rasio kinerja yang
diukur untuk menentukan sejauh mana bank umum syariah dapat
memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk para
stakeholder. Rasio tersebut terdiri dari: Education Grant (R1.1),
Research (R2.1), Training (R1.3) dan Publicity (R1.4). Berikut
adalah tabel hasil perhitungan rasio kinerja untuk tujuan pertama:
Tabel 4.3
Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Pertama Bank
Umum Syariah Periode 2011-2016
Bank Rasio Kinerja Tujuan 1
R1.1 R2.1 R3.1 R4.1
BMI 0.00387 0.00223 0.01273 0.00335
BRIS 0.03085 0.00000 0.01808 0.02571
BNIS 0.00736 0.00000 0.02798 0.06422
BSM 0.02671 0.00085 0.01303 0.02444
BMS 0.00426 0.00000 0.00847 0.00000
PBS 0.00965 0.00000 0.01133 0.01439
BSB 0.00000 0.00006 0.01192 0.02892
BCAS 0.00000 0.00000 0.01442 0.01062
Sumber: Data diolah (2018)
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada rasio pertama
tujuan pertama (R1.1) yaitu education grant Bank Rakyat Indonesia
Syariah (BRIS) memiliki nilai tertinggi sebesar 0.03085 atau 3.08%
artinya 3.08% dari total beban ditujukan untuk bantuan pendidikan.
Pada rasio kedua tujuan pertama (R2.1) yaitu research Bank
Muamalat Indonesia (BMI) yang memperoleh pencapaian nilai
95
tertinggi sebesar 0.00223 atau 0.223% artinya 0.223% dari total
beban digunakan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.
Pada rasio ketiga tujuan pertama (R3.1) yaitu training, dimana Bank
Negara Indonesia Syariah (BNIS) memperoleh nilai tertinggi
sebesar 0.02798 atau 2.798% artinya 2.798% dari total beban
digunakan untuk pelatihan karyawan. Pada rasio keempat tujuan
pertama (R4.1) yaitu publicity Bank Negara Indonesia Syariah
(BNIS) berada pada nilai tertinggi sebesar 0.06422 atau 6.422%
artinya 6.422% dari total beban digunakan untuk promosi atau
publikasi.
2) Tujuan Kedua: Iqamah al ’Adl (menegakkan keadilan)
Pada tujuan kedua ini terdapat tiga rasio yang diukur untuk
mengetahui sejauh mana komitmen bank syariah untuk menegakkan
keadilan agar terciptanya hubungan yang saling menguntungkan
antara bank syariah dan masyarakat. Rasio yang digunakan untuk
mengukur Iqamah al-Adl terdiri dari Fair return (R1.2), Fungsional
distribution (R2.2), dan Interest free income (R3.2). Berikut adalah
tabel rasio kinerja maqashid syariah untuk tujuan kedua:
96
Tabel 4.4
Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Kedua Bank
Umum Syariah Periode 2011-2016
Bank Rasio Kinerja Tujuan 2
R1.2 R2.2 R3.2
BMI 0.00000 0.49124 1.00000
BRIS 0.00000 0.29533 1.00000
BNIS 0.00000 0.17961 1.00000
BSM 0.00000 0.25174 1.00000
BMS 0.00000 0.02055 1.00000
PBS 0.00000 0.68065 1.00000
BSB 0.00000 0.38519 1.00000
BCAS 0.00000 0.43394 1.00000
Sumber: Data diolah (2018)
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa untuk rasio pertama
tujuan kedua (R1.2) yaitu fair return yang diukur menggunakan PER
(Profit Equalization Reserve) dimana berdasarkan tabel diatas
bahwa tidak terdapat bank umum syariah di Indonesia yang
melaporkan alokasi dana untuk PER pada laporan keuangannya.
Menurut Agustianto PER tidak pernah ada dalam praktik fiqih
muamalat, sehingga ketika bank umum syariah menetapkan
sebagian pendapatannya untuk PER maka bank tersebut dianggap
memungkiri hak deposan atas keuntungannya, hal ini merupakan
bentuk ketidakadilan. Maka rasio PER yang tinggi menunjukkan
ketidakadilan bank umum syariah sedangkan rasio PER yang sangat
rendah yaitu mendekati 1 atau bahkan tidak terdapat cadangan PER
maka bank tersebut ber komitmen untuk menegakkan keadilan. Pada
97
rasio kedua tujuan kedua (R2.2) yaitu fungsional distribution nilai
tertinggi dicapai oleh Panin Bank Syariah (PBS) sebesar 0.68065
atau 68.065% yang artinya bahwa Panin Bank Syariah
mendistribusikan sebesar 68.065% pembiayaan berbasis bagi hasil
dari seluruh total pembiayaan. Pada rasio ketiga tujuan kedua,
Interest Free Income dapat diukur melalui pendapatan bebas bunga
dari total pendapatan menunjukkan nilai 1 atau 100% yang artinya
bahwa bank umum syariah yang menjadi sample penelitian
memperoleh pendapatan bersih dari bunga atau transaksi yang tidak
sesuai syariah.
3) Tujuan Ketiga: Jalb al-Mashlahah (mendorong kesejahteraan)
Pada tujuan ketiga, terdapat tiga rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana bank syariah mampu melaksanakan tujuan
untuk mendorong kesejahteraan. Rasio yang digunakan untuk
mengukur Jalb al-Mashlahah terdiri dari: Profit ratio (R1.3),
Personal income (R2.3), dan Investment in real sector (R3.3). Berikut
adalah tabel rasio kinerja maqashid syariah untuk tujuan ketiga:
Tabel 4.5
Rata-rata Rasio Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Ketiga
Bank Umum Syariah Periode 2011-2016
Bank Rasio Kinerja Tujuan 3
R1.3 R2.3 R3.3
BMI 0.00677 0.00707 0.66714
BRIS 0.00633 0.00034 0.77179
BNIS 0.02806 0.00038 0.46905
Berlanjut ke halaman berikutnya
98
Tabel 4.5 (lanjutan)
BSM 0.01024 0.00031 0.56809
BMS 0.01613 0.00052 0.53745
PBS 0.01197 0.00011 0.77429
BSB 0.00579 0.00000 0.70792
BCAS 0.00757 0.00000 0.83040
Sumber: Data diolah (2018)
Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rasio pertama tujuan
ketiga (R1.3) yaitu profit ratio dengan pencapaian tertinggi terdapat
pada Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) yaitu sebesar 0.02806
atau 2.806% artinya dengan profit ratio yang tinggi
mengindikasikan kemampuan BNIS dalam memperoleh laba yang
tinggi melalui pengelolaan aset yang baik dan bijaksana. Rasio
kedua tujuan ketiga yaitu personal income pada tabel diatas
menunjukkan Bank Muamalat Indonesia (BMI) memperoleh nilai
tertinggi sebesar 0.00707 atau 0.707% artinya Bank Muamalat
Indonesia mampu menyalurkan dana zakat dari total aset bersihnya
dengan baik. Pada rasio ketiga tujuan ketiga, yaitu rasio investment
in real sector menempatkan Bank Central Asia Syariah (BCAS)
pada posisi pencapaian tertinggi dengan nilai 0.83040 atau 83.04%
yang artinya bahwa BCAS menyalurkan investasi nya pada sektor
riil dan sisanya pada sektor keuangan. Aktivitas sektor riil yang
disalurkan bank umum syariah di Indonesia diyakini mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat dibandingkan dengan
investasi di sektor keuangan.
99
b. Indikator Kinerja Bank Umum Syariah
Tahap kedua untuk mengukur kinerja maqashid syariah
menggunakan Sharia Maqashid Index (SMI) adalah menghitung
Indikator Kinerja (IK) maqashid syariah. Metode yang digunakan
adalah SAW (Simple Additive Weighting) dengan cara pembobotan,
agregat dan proses penentuan yang peringkat yang dilakukan dengan
mengidentifikasi setiap nilai atribut dan nilai intra atribut seperti yang
telah disajikan di bab sebelumnya. Berikut adalah Indikator Kinerja (IK)
Maqashid Syariah pada Bank Umum Syariah untuk setiap tujuannya:
1) Tujuan Pertama: Tahdzib Al-Fard (mendidik individu)
Tabel 4.6
Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Pertama Bank
Umum Syariah Periode 2011-2016
Bank Indikator Kinerja Tujuan 1 (IK-T1) Total
IK 1.1 IK1.2 IK1.3 IK1.4
BMI 0.00028 0.00018 0.00099 0.00023 0.00168
BRIS 0.00222 0.00000 0.00141 0.00177 0.00540
BNIS 0.00053 0.00000 0.00218 0.00443 0.00714
BSM 0.00192 0.00007 0.00102 0.00169 0.00470
BMS 0.00031 0.00000 0.00066 0.00000 0.00097
PBS 0.00069 0.00000 0.00088 0.00099 0.00256
BSB 0.00000 0.00001 0.00093 0.00199 0.00293
BCAS 0.00000 0.00000 0.00112 0.00073 0.00185
Sumber: Data diolah (2018)
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa BRIS memperoleh
indikator kinerja yang lebih baik selama periode 2011-2016 dalam
menyalurkan bantuan biaya pendidikan bagi masyarakat. Untuk
100
indikator kinerja dalam hal penelitian BMI lebih baik dibandingkan
bank-bank umum syariah lain yang dijadikan objek dalam penelitian ini.
Indikator kinerja dalam hal pelatihan karyawan serta publikasi BNIS
menjadi yang terbaik. Secara keseluruhan, indikator kinerja pada tujuan
pertama dengan pencapaian nilai tertinggi atau kinerja terbaik diperoleh
BNIS. Hal tersebut membuktikan bahwa BNIS merupakan bank umum
syariah terbaik dibandingkan bank umum syariah lain yang menjadi
sample dalam penelitian ini pada pencapaian maqashid syariah pada
tujuan pertama.
2) Tujuan Kedua: Iqamah al ‘Adl (menegakkan keadilan)
Tabel 4.7
Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Kedua Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016
Bank Indikator Kinerja Tujuan 2 (IK-T2) Total
IK 1.2 IK2.2 IK3.2
BMI 0.00000 0.06445 0.15580 0.22025
BRIS 0.00000 0.03875 0.15580 0.19455
BNIS 0.00000 0.02356 0.15580 0.17936
BSM 0.00000 0.03303 0.15580 0.18883
BMS 0.00000 0.00270 0.15580 0.15850
PBS 0.00000 0.08930 0.15580 0.24510
BSB 0.00000 0.05054 0.15580 0.20634
BCAS 0.00000 0.05693 0.15580 0.21273
Sumber: Data diolah (2018)
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan untuk
indikator kinerja pada rasio fair return menunjukkan nilai 0 yang berarti
bahwa bank umum syariah yang menjadi sample dalam penelitian ini
101
komitmen untuk menegakkan keadilan dengan tidak memanipulasi
keuntungan para deposan. Indikator kinerja tertinggi untuk penyaluran
pembiayaan pada skim bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah dan
musyarakah diperoleh PBS. Secara keseluruhan Indikator kinerja pada
tujuan kedua yaitu menegakkan keadilan dengan pencapaian tertinggi
atau kinerja maqashid syariah pada tujuan kedua terbaik adalah Panin
Bank Syariah selama periode 2011-2016.
3) Tujuan Ketiga: Jalb al-Mashlahah (mendorong kesejahteraan)
Tabel 4.8
Indikator Kinerja Maqashid Syariah Tujuan Ketiga Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016
Bank Indikator Kinerja Tujuan 3 (IK-T3) Total
IK 1.3 IK2.3 IK3.3
BMI 0.00065 0.00062 0.07158 0.07285
BRIS 0.00061 0.00003 0.08281 0.08345
BNIS 0.00269 0.00003 0.05033 0.05305
BSM 0.00098 0.00003 0.06096 0.06197
BMS 0.00154 0.00005 0.05767 0.05926
PBS 0.00114 0.00001 0.08167 0.08282
BSB 0.00055 0.00000 0.07596 0.07651
BCAS 0.00072 0.00000 0.08910 0.08982
Sumber: Data diolah (2018)
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa BNIS mampu memperoleh
nilai tertinggi pada indikator kinerja terkait dengan perolehan
keuntungan atau profitabilitas. BMI lebih baik dalam penyaluran dana
zakat. Indikator kinerja terkait investasi pada riil sektor menempatkan
BCAS sebagai bank umum syariah dengan nilai pencapaian tertinggi.
102
Secara keseluruhan BCAS memperoleh nilai indikator kinerja yang
lebih baik dibandingkan dengan bank umum syariah lainnya yang
menjadi objek dalam penelitian ini dalam pencapaian maqashid syariah
untuk tujuan ketiga selama periode 2011-2016.
4) Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah di Indonesia
Proses perhitungan pada tahap selanjutnya adalah penentuan
peringkat berdasarkan Sharia Maqashid Index dengan cara
menjumlahkan indikator kinerja maqashid syariah dari tujuan pertama
sampai dengan tujuan ketiga. Berikut adalah tabel Sharia Maqashid
Index (SMI) beserta peringkat dari bank umum syariah yang dijadikan
sample dalam penelitian ini pada periode 2011-2016.
Tabel 4.9
Sharia Maqashid Index (SMI) BUS Periode 2011-2016
Bank IK(T1) IK (T2) IK(T3) SMI Peringkat
BMI 0.00168 0.22025 0.07285 0.29478 3
BRIS 0.00540 0.19455 0.08345 0.28340 5
BNIS 0.00714 0.17936 0.05305 0.23955 7
BSM 0.00470 0.18883 0.06197
0.25550 6
BMS 0.00097 0.15850
0.05926
0.21873 8
PBS 0.00256 0.24510 0.08282
0.33048
1
BSB 0.00293 0.20634
0.07651 0.28578
4
BCAS 0.00185
0.21273 0.08982
0.30440
2
Sumber: Data diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.9 Bank Negara Indonesia Syariah
(BNIS) menjadi yang terbaik dalam pelaksanaan tujuan pertama
103
(Tahdzib Al-Fard) selama periode 2011-2016 dibandingkan dengan
bank umum syariah lainnya yang menjadi sample dalam penelitian
ini. Pada pelaksanaan tujuan kedua (Iqamah al ‘Adl) Panin Bank
Syariah menjadi yang terbaik dan Bank Central Asia Syariah
(BCAS) menjadi yang terbaik dalam pelaksanaan tujuan ketiga (Jalb
al-Mashlahah) selama periode 2011-2016. Secara keseluruhan
kinerja maqashid syariah bank umum syariah yang berada di
peringkat pertama atau dengan kategori terbaik yang mampu
memenuhi tujuan-tujuan syariah yang telah ditetapkan dalam Sharia
Maqashid Index adalah Panin Bank Syariah.
Bank umum syariah yang memperoleh penilaian paling
rendah dalam pemenuhan tujuan-tujuan syariah adalah Bank Mega
Syariah. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian terdahulu dari
Sukardi, Taufiq dan Maria (2016) yang berjudul Inklusivme
Maqashid Syariah Menuju Pembangunan Berkelanjutan Bank
Syariah yang menunjukkan hasil bahwa Bank Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank
Mega Syariah sebagai bank devisa yang memiliki tingkat kinerja
maqashid syariah berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI) dari
yang tertinggi menuju paling rendah. Pada penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh Ali Rama dan Herni Ali (2016) yang berjudul
The Rangking Performance On Sharia Financial Institution Based
On Maqashid Al Sharia’ah menunjukkan Panin Bank Syariah dan
104
Maybank Syariah sebagai bank umum syariah dengan pencapaian
nilai Sharia Maqashid Index tertinggi dibandingkan Bank Syariah
Mandiri (BSM) yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi namun
SMI rendah.
Berikut adalah hasil analisis dan interpretasi mengenai
kinerja pada aspek Sharia Maqashid Index (SMI) berdasarkan pada
data diatas:
a. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Bank Muamalat Indonesia berada pada peringkat tiga
untuk pengukuran kinerja maqashid syariah berdasarkan Sharia
Maqashid Index (SMI) sebesar 0.29478.
BMI sangat memperhatikan kinerja operasionalnya agar
sesuai dengan tujuan-tujuan syariah (maqashid syariah) hal ini
terbukti dalam pencapaian tujuan pertama (tahdzib al fard)
dimana BMI secara konsisten dari tahun 2011-2016 telah
menyalurkan biaya untuk bantuan pendidikan, penelitian dan
pengembangan, pelatihan karyawan serta kegiatan promosi.
Hasil perhitungan rata-rata pencapaian nilai tujuan pertama BMI
sebesar 0.00168 lebih rendah 0.00319 dari rata-rata bank umum
syariah lainnya, namun BMI tetap memenuhi unsur penyaluran
biaya-biaya yang ada pada tujuan pertama. Pencapaian tujuan
kedua (iqamah al-adl) BMI sebesar 0.22025 diatas rata-rata
bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.19594, penyaluran
105
pembiayaan bagi hasil yang besar dan pendapatan yang bersih
dari bunga berperan penting dalam pencapaian tujuan kedua.
Pada pencapaian tujuan ketiga (jalb-al mashlahah), BMI
memperoleh nilai sebesar 0.07285 nilai ini sama besar dengan
nilai rata-rata bank umum syariah lainnya sebesar 0.07297, hal
ini disebabkan karena pembayaran zakat dan investasi pada
sektor riil yang dilakukan sudah cukup baik.
b. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Bank Rakyat Indonesia syariah berada pada peringkat
lima berdasarkan kinerja maqashid syariah dengan nilai Sharia
Maqashid Index sebesar 0.28340.
Kinerja BRIS pada aspek maqashid syariah yang diukur
dengan Sharia Maqashid Index (SMI) berada pada peringkat
ketiga. Pencapaian tujuan pertama (tahdzib al fard) sebesar
0.00540 lebih besar dari rata-rata bank umum syariah lainnya
sebesar 0.00319. Walaupun BRIS pada tahun 2011 belum
melaporkan adanya biaya yang dikeluarkan untuk bantuan
pendidikan dan baru konsisten pada tahun 2012-2016, BRIS
juga belum melaporkan adanya biaya yang dikeluarkan untuk
pelatihan dan pengembangan namun BRIS telah melaporkan
adanya biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan karyawan dan
biaya promosi yang tinggi selama periode 2011-2016 hal
tersebut menyebabkan masyarakat memiliki pengetahuan yang
106
lebih tentang BRIS dan produk-produk yang ditawarkan.
Pencapaian tujuan kedua (iqamah al-adl) nilai BRIS sebesar
0.19455 lebih rendah dari rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.19594 hal ini disebabkan karena pembiayaan
bagi hasil yang disalurkan BRIS masih cenderung rendah. Pada
pencapaian tujuan ketiga (jalb-al mashlahah) berhasil
memperoleh nilai sebesar 0.08345 lebih besar dari rata-rata bank
umum syariah yaitu sebesar 0.07297. Pencapaian tersebut
disebabkan oleh secara konsistennya BRIS dalam melakukan
pembayaran zakat dan peningkatan investasi di sektor riil setiap
tahunnya yang baik.
c. Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Pada kinerja maqashid syariah BNIS berada pada
peringkat ketujuh dengan nilai pencapaian Sharia Maqashid
Index (SMI) sebesar 0.23955.
BNIS berada pada peringkat ketujuh dalam pencapaian
kinerja yang sesuai dengan tujuan-tujuan syariah berdasarkan
Sharia Maqashid Index. BNIS menempati peringkat pertama
pada pencapaian tujuan pertama (tahdzib al fard) yaitu sebesar
0.00714 atau lebih besar 0.00319.dibandingkan bank umum
syariah lainnya, hal tersebut disebabkan karena BNIS secara
konsisten melakukan penyaluran biaya pendidikan, pelatihan
dan pengembangan serta kegiatan promosi. Pencapaian tujuan
107
kedua (iqamah al-adl) BNIS memperoleh nilai sebesar 0.17936
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bank umum syariah
lainnya yaitu sebesar 0.19594.
Penyaluran pembiayaan berbasis bagi hasil dan pendapatan
bebas bunga yang masih cenderung rendah nilainya menjadi
penyebab rendahnya pencapaian tujuan kedua. Pada tujuan
ketiga (jalb-al mashlahah) BNIS memperoleh nilai sebesar
0.05305 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.07297 dan nilai tersebut
merupakan yang paling kecil, hal tersebut disebabkan karena
penyaluran dana zakat dan investasi pada sektor riil masih sangat
kecil.
d. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Pada kinerja maqashid syariah berdasarkan Sharia
Maqashid Index (SMI) Bank Syariah Mandiri berada pada
peringkat keenam dengan nilai pencapaian sebesar 0.25550.
BSM berada pada peringkat keenam dalam pencapaian
kinerja berdasarkan aspek maqashid syariah. Pencapaian tujuan
syariah (tahdzib al fard) pada Bank Mandiri Syariah
memperoleh nilai sebesar 0.00470 lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu sebesar
0.00319. Pada BSM selama periode 2011-2016 secara konsisten
tujuan pertama dilakukan dengan sangat baik hal tersebut
108
terbukti bahwa BSM melakukan penyaluran untuk biaya
pendidikan, penelitian, pelatihan dan pengembangan serta
promosi. BSM berhasil memperoleh nilai untuk pencapaian
tujuan kedua (iqamah al-adl) sebesar 0.18883 lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu
sebesar 0.19594. Pembiayan berbasis bagi hasil yang disalurkan
oleh BSM masih kecil dibandingkan bank umum syariah lainnya
menyebabkan nilai pencapaian tujuan kedua pada BSM rendah.
Pada pencapaian tujuan ketiga (jalb-al mashlahah) nilai BSM
sebesar 0.0609 lebih rendah dibandingkan rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.07297.
e. Bank Mega Syariah (BMS)
Pada Sharia Maqashid Index BMS berada pada
peringkat sembilan untuk pencapaian kinerja berdasarkan
tujuan-tujuan syariah dengan nilai sebesar 0.21873.
BMS berada pada peringkat sembilan atau peringkat
terakhir dari total sembilan bank umum syariah yang dijadikan
objek dalam penelitian ini. Hasil BMS yang menunjukkan
peringkat terakhir pada SMI membuktikan bahwa BMS kurang
baik dalam pencapaian kinerja yang sesuai dengan maqashid
syariah atau tujuan-tujuan syariah. Pencapaian tujuan pertama
(tahdzib al fard) pada BMS memperoleh nilai sebesar 0.00097
lebih rendah dibandingkan rata-rata bank umum syariah lainnya
109
yaitu sebesar 0.00319. Rendahnya pencapaian tujuan pertama
pada BMS disebabkan karena secara konsisten BMS selama
periode 2011-2016 tidak melaporkan adanya biaya yang
disalurkan untuk penelitian dan kegiatan promosi. Pencapaian
tujuan kedua (iqamah al-adl) pada BMS memperoleh nilai
sebesar 0.15850 lebih rendah dari rata-rata bank umum syariah
lainnya yaitu sebesar 0.19594. Rendahnya pencapaian tujuan
kedua BMS disebabkan karena kecilnya pembiayaan berbasis
bagi hasil yang disalurkan oleh BMS selama periode 2011-2016.
Tujuan ketiga (jalb-al mashlahah) BMS dicapai dengan nilai
sebesar 0.05926 lebih rendah dari nilai rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.07297, nilai yang rendah ini
disebabkan karena kecilnya investasi pada sektor riil yang di
salurkan oleh BMS selama periode 2011-2016.
f. Panin Bank Syariah (PBS)
Pada tingkat kinerja maqashid syariah berdasarkan
Sharia Maqashid Index (SMI) PBS berada pada peringkat
pertama dengan nilai sebesar 0.33048.
Pada perhitungan SMI PBS berada pada peringkat
pertama, hal tersebut menunjukkan bahwa PBS sangat baik
dalam pencapaian kinerja maqashid syariah. Pencapaian tujuan
pertama (tahdzib al fard) PBS memperoleh nilai sebesar 0.00256
lebih rendah dari nilai rata-rata bank umum syariah yaitu sebesar
110
0.00319 selama periode 2011-2016, rendahnya pencapaian
tujuan pertama disebabkan karena PBS tidak melaporkan adanya
biaya untuk pelatihan dan pengembangan. Pencapaian tujuan
kedua (iqamah al-adl) PBS memperoleh nilai 0.24510, PBS
merupakan bank umum syariah terbaik dalam pencapaian tujuan
kedua. Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.19594. Hal ini disebabkan karena
PBS memberikan pembiayaan berbasih bagi hasil lebih tinggi
dari bank umum syariah lainnya. Pada tujuan ketiga (jalb-al
mashlahah) PBS memperoleh nilai 0.08282 lebih tinggi dari
nilai rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu sebesar 0.07297.
Tinggi pencapaian tujuan ketiga PBS karena selama tahun 2011-
2016 PBS sebesar 0.08282 lebih tinggi dari rata-rata bank umum
syariah lainnya yaitu sebesar 0.07297.
g. Bank Syariah Bukopin (BSB)
Pada tingkat kinerja maqashid syariah berdasarkan
Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Syariah Bukopin berada
pada peringkat keempat dengan nilai sebesar 0.28578.
BSB menempati peringkat keempat pada aspek
maqashid syariah dengan nilai SMI sebesar 0.28578. Pencapaian
tujuan pertama (tahdzib al fard) BSB sebesar 0.00293 lebih
rendah dari nilai rata-rata bank umum syariah lainnya yaitu
sebesar 0.00319. Rendahnya nilai rata-rata BSB pada
111
pencapaian tujuan pertama disebabkan karena BSB tidak
melaporkan adanya biaya pendidikan selama periode 2011-
2016. Pada pencapaian tujuan kedua (iqamah al-adl) dan tujuan
ketiga (jalb-al mashlahah) memperoleh nilai sebesar 0.20634
dan 0.07651. Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata tertinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya
yaitu sebesar 0.19594 dan 0.07297. Pencapaian yang tinggi pada
pencapaian tujuan kedua dan ketiga disebabkan karena tingginya
skema pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan sebesar
0.05054 serta investasi di sektor riil sebesar 0.07596.
h. Bank Central Asia Syariah (BCAS)
Pada tingkat kinerja maqashid syariah berdasarkan
Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Central Asia Syariah berada
pada peringkat kedua yaitu sebesar 0.30440.
Kinerja BCAS dari segi pencapaian maqashid syariah
sangat baik dimana BCAS menempati posisi kedua. BCAS
menjadi yang terbaik dalam pencapaian tujuan ketiga (jalb-al
mashlahah) yaitu sebesar 0.08982, pencapaian tersebut
disebabkan karena BCAS mampu menyalurkan pembiayaan di
sektor riil lebih baik dibandingkan bank umum syariah lainnya.
Pencapaian tujuan kedua (iqamah al-adl) sudah sangat baik
dapat dilihat dari pembiayaan dengan skema bagi hasil yang
disalurkan dan perolehan pendapatan bebas bunga. Nilai yang
112
diperoleh pada tujuan kedua sebesar 0.21273 lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata bank umum syariah lainnya. BCAS
selama periode 2011-2016 tidak melaporkan adanya biaya
bantuan pendidikan dan penelitian sehingga BCAS memperoleh
nilai untuk tujuan pertama yaitu sebesar 0.00185 lebih rendah
dibandingkan nilai rata-rata tujuan pertama bank umum syariah
lainnya sebesar 0.07297.
3. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index (SMI)
Perbandingan kinerja keuangan syariah dengan kinerja
maqashid syariah dilakukan berdasarkan perhitungan sebelumnya.
Kinerja keuangan syariah diukur dengan menggunakan Indeks Sharia
conformity and Profitability (SCnP) dan kinerja maqashid syariah
diukur dengan menggunakan Sharia Maqashid Index (SMI), maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.10
Perbandingan Kinerja Keuangan Syariah Antara Sharia
Conformity and Profitability (SCnP) dan Sharia Maqashid Index
(SMI) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2016
Bank Indeks Sharia
conformity and
Profitability
(SCnP)
Posisi
Kuadran
Sharia
Maqashid
Index
(SMI)
Peringkat
SC P
BMI 0.8127 0.0718 URQ 0.29478 3
Berlanjut ke halaman berikutnya
113
Tabel 4.10 lanjutan
BRIS 0.7638 0.0424 LRQ 0.28340 5
BNIS 0.7264 0.0832 ULQ 0.23955 7
BSM 0.7503 0.0816 ULQ 0.25550 6
BMS 0.6734 0.1057 ULQ 0.21873 8
PBS 0.8934 0.0711 URQ 0.33048 1
BSB 0.7985 0.0423 LRQ 0.28578 4
BCAS 0.8142 0.0741 URQ 0.30440 2
Sumber: Data diolah (2018)
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bagaimana perbandingan kinerja
keuangan syariah dan kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2016.
Hasil perbandingan Bank Umum Syariah di Indonesia selama
periode 2011-2016 menunjukkan bahwa kinerja BUS berdasarkan
Sharia Maqashid Index yang berada pada peringkat pertama sampai
ketiga yaitu Panin Bank Syariah (PBS), Bank Central Asia Syariah
(BCAS), Bank Muamalat Indonesia (BMI) menunjukkan hasil quadran
grafik URQ (Upper Right Quadrant) yang artinya tingkat sharia
conformity dan profitability tinggi.
Bank Syariah Bukopin (BSB) dan Bank Rakyat Indonesia
Syariah (BRIS) berada pada peringkat empat dan lima menunjukkan
hasil kuadran grafik yang berada pada posisi Low Right Quadrant
(LRQ) yang artinya adalah memiliki tingkat kesesuaian syariah (sharia
conformity) yang tinggi, tingginya tingkat sharia conformity disebabkan
114
pencapaian nilai islamic income, islamic investment dan profit sharing
dengan profitabilitas rendah pada kinerja keuangan syariah dan
profitabilitas rendah karena nilai ROA, ROE dan NPM yang rendah.
Pada peringkat enam sampai delapan kinerja maqashid syariah
ditempati oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Negara Syariah
Indonesia Syariah (BNIS), dan Bank Mega Syariah (BMS) dan berada
pada posisi Under Left Quadrant (ULQ) dengan tingkat kesesuaian
syariah rendah dan tingkat profitabilitas tinggi.
115
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengukuran kinerja keuangan syariah Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia pada periode 2011-2016 yang ditinjau dari aspek Sharia
conformity and Profitability (SCnP) menghasilkan nilai rata-rata untuk
variabel sharia conformity sebesar 0.7791 dan nilai rata-rata untuk
variabel profitability sebesar 0.0715. BUS yang memperoleh nilai
tertinggi untuk pencapaian sharia conformity atau kesesuaian syariah
adalah Panin Bank Syariah (PBS) dan BUS yang memperoleh nilai
tertinggi pada variabel profitability Bank Mega Syariah (BMS). Posisi
pencapaian sharia conformity terendah adalah Bank Mega Syariah
(BMS) sedangkan pencapaian profitability terendah berada pada Bank
Syariah Bukopin.
2. Pengukuran kinerja maqashid syariah Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia pada periode 2011-2016 yang ditinjau dari aspek Sharia
Maqashid Index (SMI), menghasilkan nilai rata-rata SMI sebesar
0.24663. BUS yang memperoleh nilai tertinggi untuk pencapaian SMI
adalah Panin Bank Syariah (PBS) dengan nilai sebesar 0.33048,
sedangkan BUS yang memperoleh nilai terendah pada pencapaian SMI
116
adalah Bank Mega Syariah (BMS) dengan pencapaian nilai sebesar
0.21873.
3. Perbandingan kinerja keuangan syariah berdasarkan Sharia conformity
and Profitability (SCnP) dan kinerja maqashid syariah berdasarkan
Sharia Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
selama periode 2011-2016. Berdasarkan diagram kartesius dan
pemeringkatan memperlihatkan hasil perbandingan SCnP dan SMI
selama periode 2011-2016 Bank Umum Syariah di Indonesia berada
pada tiga kuadran yaitu URQ, ULQ dan LRQ bank umum syariah yang
berada pada kuadran URQ atau Upper Right Quadrant berjumlah tiga
BUS yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Panin Bank Syariah (PBS)
dan Bank Central Asia Syariah (BCAS) dan masing-masing berada pada
peringkat satu sampai tiga. Kuadran LRQ atau Lower Right Quadrant
berjumlah dua BUS yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan
Bank Bukopin Syariah (BSB) yang masing-masing berada pada
peringkat empat dan lima. Kuadran ULQ atau Upper Left Quadrant
berjumlah tiga BUS yaitu Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS), Bank
Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS) dan masing-
masing berada pada peringkat enam sampai delapan untuk perhitungan
SMI. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bank umum syariah
yang memiliki peringkat SMI tinggi berada pada posisi URQ dan berada
pada peringkat tengah berada pada posisi LRQ dan bank umum syariah
dengan peringkat terendah berada pada ULQ.
117
B. Saran
Setelah melakukan proses pengolahan data dan mendapatkan
kesimpulan dari penelitian ini maka peneliti memberikan rekomendasi
berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Dewan Pengawas Syariah (DPS) diharapkan mampu memberikan andil
dalam melakukan pengawasan untuk memastikan perbankan syariah
melakukan kinerja yang sesuai dengan prinsip syariah. Peran DPS untuk
memastikan operasional bank umum syariah yang sesuai dengan prinsip
syariah
2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai suatu lembaga yang memegang
peranan penting dalam sistem keuangan di Indonesia khususnya sistem
perbankan syariah diharapkan OJK mampu mengawasi penyajian
laporan keuangan BUS yang sesuai dengan perhitungan syariah. OJK
juga diharapkan dapat membuat suatu sistem perhitungan penyajian
laporan keuangan yang dikhususkan bagi bank umum syariah di
Indonesia.
3. Bank Umum Syariah (BUS) diharapkan mampu mentaati kaidah syariah
dalam operasionalnya, serta memberikan kemaslahatan bagi
shareholder maupun stakeholder.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian,
kinerja yang diukur tidak terbatas pada kinerja keuangan syariah.
Sehingga hasil yang di dapatkan lebih lengkap dan dapat dijadikan
sebagai sumber referensi tambahan bagi pihak yang membutuhkan.
118
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zahrah, Muhammad. 2011. Ushul Al-Fiqih. Jakarta: Pustaka Firdaus
Afrinaldi. 2013. Analisis Kinerja perbankan syariah Indonesia Ditinjau dari
Maqashid Syariah: Pendekatan Sharia Maqasid Index (SMI) dan
Profitabilitas Bank Syariah. Jakarta : Prosiding Paper 24 Finalis Forum
Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah
Afriani, Rifda. 2016. Analisis Kinerja Keuangan dengan Model Risk Based Bank
Ranking dan Sharia conformity and Profitability (SCnP). Repository
Hasanudin University
Al- Arif, M. Nur Rianto. 2011.Dasar-dasar Ekonomi Islam. Surakarta: PT. Era
Intermedia
Ali, Herni. 2015. Mengukur Kinerja Perbankan Syariah Berdasarkan Kerangka
Maqashid Syariah. Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian &
Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ali, Herni HT dan Rama, Ali. 2016. “The Ranking Performance On Sharia Finance
Institutions Based On Al-Shari’ah”. Jurnal Dialog, Vol 39 No 2, 2016
Amstrong dan Baron. 2004. “Managing Performance: Performance Management
in Action. London: CIPD, Pilbeam
Anton Sudrajat, Amirus Sodiq. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Bank Syariah
Berdasarkan Indeks Maqasid Shariah (Studi Kasus pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2015). Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam Vol
4 No 1 STAIN Kudus 179-200
Antonio, Yulizar D. Sanrego, Muhammad Taufiq. 2012. “An Analysis of Islamic
Banking Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and
Jordania”, Journal of Islamic Finance, Vol. 1 No. 1. Malaysia: Institute of
Islamic Banking and Finance
AR. Mustopadidjaya. 2007. Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,
Implementasi dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN
Asrori. 2014. Implementasi Islamic Corporate Governance dan Implikasinya
Terhadap Kinerja Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntasi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Vol 6, No 1
Any, Noor. 2009. Management Event. Bandung: Alfabeta
119
Badreldin, Ahmed Mohammed. 2009. Measuring The Performance of Islamic
Banks by Adapting Conventional Ratios, Working Paper Series 16. German
University in Cairo: Faculty of Management Technology
Bank Central Asia Syariah. “Sejarah” artikel diakses 10 januari 2018 dari
http://www.bcasyariah.co.id/profil.korporasi/sejarah
Bank Mega Syariah. Sekilas Bank Mega Syariah artikel diakses 10 Januari 2018,
dari http://www.megasyariah.co.id/about-us/about-mega-syariah/
Bank Muamalat Indonesia. Profil Bank Muamalat artikel diakses 10 Januari 2018,
dari http://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat
Bank Negara Indonesia Syariah. Sejarah BNI Syariah artiket diakses 10 Januari
2018, dari http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah/
Bank Rakyat Indonesia Syariah. Sejarah artikel diakses 10 Januari 2018, dari
http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah/
Bank Syariah Bukopin. Profil Perusahaan artikel diakses 10 Januari 2018, dari
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan
Bank Syariah Mandiri. Sejarah artikel diakses 10 Januari 2018, dari
http://www.syariahmandiri.co.id/id/category/info-perusahaan/profil-
perusahaan
Bayu, Eka. 2017. “Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Dengan Menggunakan
Indeks Maqashid Syariah dan Rasio Profitabilitas Pada Bank Umum
Syariah Periode 2010-2015”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uin
Syarif Hidayatullah Jakarta
Bedoui. 2012. Sharia-based Ethical Performance Measurement. Univestise Paris:
Chair For Ethic and Financial Norm
Budi Sukardi, Taufiq Wijaya, Maria Kusuma, Wardani. 2016. Inklusivime Maqasid
Syariah Menuju Pembangunan Berkelanjutan Bank Syariah di Indonesia.
Tsaqafah Jurnal Peradaban Islam, Vol 12 No 1. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta 209-230, 2016
Chapra, Umer. 2011. Visi Islam dalam Pembangunan Ekonomi: Menurut Maqosid
Asy-Syariah Penerjemah: Ikhwan Abidin Basri. Solo: Al – Hambra
Chapra, Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insasi Press & Tazkia
Press.
120
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2012
Harahap, SofyanSayfri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Hawary, Grais, dan Iqbal. 2004. Regulating Islamic Financial Institutions: The
natureof thr regulated. Washington D.C: World Bank Research 3227
Irawati,S. 2005. Manajemen Keuangan. Bandung: Penerbit Pustaka
Ismail. 2011. Manajemen Perbankan Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana
Karim, Adiwarman.A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Kirom, Bahrul. 2015. Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
(Service Performance and Customer Satisfaction Measurement. Bandung:
Pustaka Reka Cipta
Marimin dan Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press
Moleong, Lexy.J. 2005 Moral Insani Pembentuk Budaya Kerja Perbankan.
Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2005
Mudiarasan Kuppusamy, Ali Salman Saleha, dan Ananda Samudhram. 2010.
“Measurement of Islamic Banks Performance Using a Sharia conformity
and Profitability Model”, Review of Islamic Economics, Vol. 13, No. 2.
(Leicester: Kube Publishing Ltd Islamic Foundation, 35-48
Munawir. 2010. Analisa Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty,
Mohammed, M. O & Razak, A., D. 2010. The Performance of Islamic Banking
Based on The Maqasid Syariah. Malaysia: Internasional Islamic University
Malaysia Journal
Omar dan Taib. 2010.“Developing Islamic Banking Performance Measures Based
on Maqasid Al-Shariah Framework : Cases of 24 selected banks”. 9th
Australian Society of Heterodox Economists Conference, UNSW, Sydney,
Australia
Omar, et.al. 2008.“The Performance Measures of Islamic Banking Based on the
Maqashid Framework,” 4th International Islamic University Malaysia
(IIUM), International Accounting Conference INTAC
121
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Indonesia diakses 5 Januari 2018
melalui www.ojk.go.id
Rahardjo, E. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi. Fokus Ekonomi
Ratnaputri. 2013. “The Analysis of Islamic Bank Financial Performance By Using
Camel, Sharia conformity and Profitability (SCnP). Fakultas Ekonomi
Negeri Semarang: Jurnal Dinamika Manajemen Vol 4 No 2, 2013
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 94. Sekretariat Negara
Jakarta
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Panin Bank Syariah. Profil Perusahaan diakses 10 Januari 2018, dari
http://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami
Sekaran, Uma. 2006. “Research Methods for Business (Meode penelitian untuk
bisnis) Buku 2 Edisi 4”. Jakarta: Salemba Empat, 2006
Soemitra, Andri. 2014 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Prenamedia
Group
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Edisi I. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Umiyati, Queen. 2015. Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode RGEC.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol 2 No 2
Wahyu, Muhammad. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan dan Maqashid Syariah
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014”. Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Yunia Ika dan Abdul. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-
Syariah. Jakarta: Prenamedia Group
122
Lampiran 1 : Elemen Rasio Kinerja Keuangan Syariah
Berdasarkan Sharia conformity and Profitability
BMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
1.223,127,397,000 2,678,227,837,000 3,613,762,476,000 3,583,926,697,000 4,504,593,754,000 3,831,311,720,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
1,162,998,625,000 1,522,000,000,000 2,171,000,000,000 1,863,000,000,000 2,095,000,000,000 1,499,000,000,000
Pendapatan
Operasional
Utama
2,319,732,908,000 2,980,143,546,000 4,352,254,733,000 5,214,863,052,000 4,949,359,579,000 3,801,050,983,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
354,796,740,000 402,691,668,000 441,960,363,000 313,514,925,000 311,893,892,000 324,813,140,000
Pendapatan Non
Operasional
20,911,454,000 19,160,000,000 14,470,000,000 10,138,280,000 5,351,293,000 58,261,540,000
Pendapatan Non
Halal
2,083,798,831 954,894,717 1,048,513,000 1,637,005,000 1,460,868,000 1,258,508,000
Pembiayaan
Bagi Hasil
9.914,868,816,000 15,045,617,250,000 19,240,407,222,000 22,066,320,364,000 21,955,269,296,000 20,919,488,923,000
Total
Pembiayaan
22,585,416,129,000 32,931,814,201,000 40,043,504,385,000 43,274,908,654,000 40,782,391,915,000 40,010,469,069,000
Laba Bersih
371,670,266,000 521,841,321,000 653,620,388,000 99,044,264,000 108,909,838,000 116,459,114,000
ROA
1,52% 1,54% 0,50% 0,17% 0,20% 0,22%
ROE
20,79% 29,16% 11,41% 2,20% 2,78% 3,00%
123
BRIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
243,919,000,000 169,631,000,000 170,067,000,000 667,851,000,000 2,181,054,000,000 4,706,065,000,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
584,157,000,000 810,806,000,000 972,921,000,000 1,061,778,000,000 1,397,310,000,000 1,598,700,000,000
Pendapatan
Operasional
Utama
1,046,062,000,000 1,338,401,000,000 1,737,511,000,000 2,056,602,000,000 2,424,752,000,000 2,634,201,000,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
95,708,000,000 169,071,000,000 138,109,000,000 83,450,000,000 130,460,000,000 127,967,000,000
Pendapatan Non
Operasional
11,630,000,000 7,017,000,000 4,202,000,000 5,499,000,000 10,090,000,000 -624,000,000
Pendapatan Non
Halal
27,000,000 47,000,000 337,000,000 161,000,000 166,000,000 129,000,000
Pembiayaan
Bagi Hasil
1,760,141,000,000 2,663,262,000,000 4,050,478,000,000 4,976,589,000,000 6,204,430,000,000 6,665,412,000,000
Total
Pembiayaan
9,175,657,000,000 11,429,433,000,000 14,167,362,000,000 15,607,348,000,000 16,533,130,000,000 17,911,153,000,000
Laba Bersih
16,701,000,000 138,052,000,000 183,942,000,000 10,378,000,000 169,069,000,000 238,609,000,000
ROA
0,20% 0,88% 1,15% 0,08% 0,77% 0,95%
ROE
1,19% 7,81% 10,20% 0,44% 6,33% 7,40%
124
BNIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
764,628,000,000 1,115,972,000,000 1,992,725,000,000 1,882,557,000,000 2,299,101,000,000 3,924,065,000,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
252,413,000,000 645,350,000,000 914,913,000,000 1,334,664,000,000 1,583,174,000,00 1,896,543,000,000
Pendapatan
Operasional
Utama
754,442,000,000 729,000,000,000 1,062,000,000,000 1,435,000,000,000 1,702,000,000,000 1,998,000,000,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
222,911,000,000 84,000,000,000 147,000,000,000 100,000,000,000 119,000,000,000 102,000,000,000
Pendapatan Non
Operasional
-6,794,000,000 -3,483,000,000 -12,100,000,000 -2,190,000,000 20,169,000,000 5,536,000,000
Pendapatan Non
Halal
317,996,281 254,000,000 121,000,000 1,000,000 274,000,000 30,000,000
Pembiayaan
Bagi Hasil
1,009,346,000,000 1,253,595,000,000 1,768,300,000,000 2,471,853,000,000 3,359,000,000,000 4,089,000,000
Total
Pembiayaan
5,310,291,000,000 7,632,000,000,000 11,242,000,000,000 15,044,000,000,000 17,765,000,000,000 20,494,000,000,000
Laba Bersih
89,256,000,000 137,744,000,000 179,616,000,000 220,133,000,000 307,768,000,000 373,197,000,000
ROA
1,29% 1,48% 1,37% 0,79% 1,43% 1,44%
ROE
6,63% 10,18% 11,73% 7,01% 4,94% 1,76%
125
BSM 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
1,620,344,108,655 1,896,000,000,000 1,374,000,000,000 1,722,000,000,000 7,726,930,000,000 6,586,550,000,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
3,714,216,460,000 2,771,000,000,000 3,356,910,000,000 3,095,259,000,000 3,521,790,000,000 4,128,180,000,000
Pendapatan
Operasional
Utama
3,771,000,000,000 5,824,000,000,000 6,631,000,000,000 6,489,000,000,000 6,899,000,000,000 7,328,000,000,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
9,843,676,567 1,139,000,000,000 1,193,419,000,000 1,002,553,000,000 938,860,000,000 860,070,000,000
Pendapatan Non
Operasional
1,231,210,000,000 6,000,000,000 9,000,000,000 14,000,000,000 16,795,574,959 6,991,286,020
Pendapatan Non
Halal
610,212,906 453,611,371 191,243,336 442,000,000 427,346,466 428,227,952
Pembiayaan
Bagi Hasil
10,099,340,895,617 10,610,528,889,508 11,246,889,397,382 10,809,667,369,576 13,479,642,950,358 16,489,863,415,250
Total
Pembiayaan
36,864,332,918,209 44,938,586,760,033 50,649,433,695,808 49,356,905,194,760 51,328,993,501,902 55,580,000,000,000
Laba Bersih
767,112,045,165 1,125,264,249,060 906,498,894,169 -22,862,984,137 383,719,283,949 445,850,545,553
ROA
1,95% 2,25% 1,53% -0,04% 0,56% 0,59%
ROE
24,24% 25,05% 15,34% -0,94% 5,92% 5,81%
126
BMS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
536,527,250 21,448,809,000 20,452,879,000 33,385,971,000 391,878,000,000 343,826,000,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
730,424,493,000 964,707,000,000 1,022,929,000,000 783,177,000,000 539,453,000,000 416,769,000,000
Pendapatan
Operasional
Utama
889,900,865,000 889,900,865,000 1,355,754,354,000 1,195,321,911,000 1,154,817,000,000 919,748,000,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
92,705,609,000 150,098,000,000 318,088,000,000 185,054,000,000 615,364,000,000 502,978,000,000
Pendapatan Non
Operasional
- - 18,292,000,000 753,000,000 10,396,000,000 13,249,000,000
Pendapatan Non
Halal
77,000,000 52,531,000 128,909,000 166,072,000 374,718,000 159,215,000
Pembiayaan
Bagi Hasil
72,540,654,000 33,275,695,000 41,907,203,000 39,552,528,000 57,592,900,000 340,217,996,000
Total
Pembiayaan
4,094,796,842,000 6,213,570,000,000 7,185,390,000,000 5,455,672,000,000 4,211,473,000,000 4,714,812,000,000
Laba Bersih
73,904,672,000 253,053,922,000 204,858,856,000 21,269,552,000 16,727,372,000 147,247,753,000
ROA
1,58% 3,81% 2,33% 0,29% 0,30% 2,63%
ROE
16,89% 57,98% 26,23% 2,50 % 1,61% 11,97%
127
PBS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penempatan
Surat Berharga
58,773,000,000 138,573,758,000 137,457,316,000 151,524,098,000 333,380,156,000 1 ,060,246,795,000
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
- 89,422,289,000 122,989,137,000 215,776,967,000 286,302,076,000 282,195,703,000
Pendapatan
Operasional
Utama
74,894,000,000 146,346,178,000 273,812,379,000 526,519,793,000 711,211,000,000 693,130,000,000
Pendapatan
Operasional
Lainnya
4,633,000,000 5,760,000,000 9,947,000,000 79,623,000,000 23,030,660,000 23,528,000,000
Pendapatan Non
Operasional
121,000,000 133,001,000 86,928,000 676,399,000 (621,312,000) 967,768,000
Pendapatan Non
Halal
- - - - - -
Pembiayaan
Bagi Hasil
321,131,315,000 754,772,590,000 1,363,443,925,000 4,107,127,350 5,092,751,133, 5,242,569,000,
Total
Pembiayaan
703,442,345,000 1,525,739,073,000 2,605,918,001,000 4,793,905,359,000 5,716,720,579,000 6,263,352,000,000
Laba Bersih
12,410,724,000 49,571,981,000 29,161,500,000 95,728,849,000 75,372,666,000 28,462,800,000
ROA
1,75% 3,48% 1,03% 1,99% 1,14% 0,37%
ROE
2,80% 3,20% 4,44% 7,01% 4,94% 1,76%
128
Lampiran 2 : Rasio Kinerja Keuangan Syariah
Berdasarkan Sharia conformity and Profitability
BMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0.9995 0.8375 0.9998 0.9998 0.9998 0.9998 0.9727
Profit sharing 0.4389
0.2604 0.4982 0.5121 0.5394 0.5431 0.4654
ROA
0.0152 0.0154 0.0050 0.0017 0.0020 0.0022 0.0069
ROE
0.2079 0.2916 0.1141 0.0220 0.0278 0.0300 0.1156
Profit margin 0.1602 0.1751 0.1502 0.0189 0.0220 0.0306 0.0928
BRIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999
Profit sharing 0.1918
0.2278 0.2802 0.3111 0.3679 0.3696 0.2914
ROA
0.0020 0.0088 0.0115 0.0008 0.0077 0.0095 0.0067
ROE
0.0119 0.0781 0.1020 0.0044 0.0633 0.0740 0.0556
Profit margin 0.0160
0.1031 0.1058 0.0051 0.0697 0.0906 0.0650
129
BNIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0,9997 0,9998 0,9999 0,9999 0,9999 0,9999 0.9998
Profit sharing 0.1901 0.1643 0.1572 0.1643 0.1941 0.2055 0.1793
ROA
0.0129 0.0148 0.0137 0.0079 0.0143 0.0144 0.0130
ROE
0.0663 0.1018 0.1173 0.0701 0.0494 0.0176 0.0704
Profit margin 0.1183 0.1890 0.1691 0.1543 0.1808 0.1868 0.1662
BSM 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0.9999 0.9555 0.9832 0.9999 0.9999 0.9999 0.9897
Profit sharing 0.2740 0.2371 0.2461 0.2508
0.2647 0.2943 0.2612
ROA
0.0195 0.0225 0.0153 -0.0004 0.0056 0.0059 0.0114
ROE
0.2424 0.2505 0.1534 -0.0094 0.0592 0.0581 0.1257
Profit margin 0.2034
0.1932 0.1367 -0.0035 0.0556 0.0680 0.1077
130
BMS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9999 0.9999
Profit sharing 0.0177 0.0054 0.0058 0.0072 0.0137 0.0722 0.0203
ROA
0.0158 0.0381 0.0233 0.0029 0.0030 0.0263 0.0182
ROE
0.1689 0.5798 0.2623 0.0250 0.0161 0.1197 0.1953
Profit margin 0.0831 0.1943 0.1511 0.0177 0.0145 0.1601 0.1035
PBS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Profit sharing 0.4565 0.4925 0.5228 0.8671 0.9060 0.8370 0.6803
ROA
0.0175 0.0348 0.0103 0.0199 0.0114 0.0037 0.0163
ROE
0.0280 0.0320 0.0444 0.0701 0.0494 0.0176 0.0403
Profit margin 0.1657 0.3387 0.1065 0.1818 0.1059 0.0411 0.1566
131
BSB 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 0.9999 0.9998 0.9999 0.9997 0.9997 0.9996 0.9998
Profit sharing
0.3297 0.3291 0.3147 0.3940 0.4809 0.5256 0.3957
ROA
0.0052 0.0055 0.0069 0.0027 0.0079 0.0076 0.0060
ROE
0.0619 0.0732 0.0763 0.0239 0.0535 0.0515 0.0567
Profit margin 0.0709 0.0783 0.0679 0.0249 0.0718 0.0712 0.0642
BCAS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Islamic Investment 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Islamic Income 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999
Profit sharing 0.2841
0.4608 0.5166 0.4688 0.4995 0.4259 0.4426
ROA
0.0090 0,0080 0.0100 0.0080 0.0100 0.0110 0.0093
ROE
0.0230 0.0280 0.0430 0.0290 0.0310 0.0350 0.0315
Profit margin 0.0946 0.1645 0.2079 0.1852 0.1955 0.2412 0.1815
132
Lampiran 3 : Elemen Rasio Sharia Maqashid Index (SMI)
BMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 15,363,230,552 2,100,000,000 581,880,000 5,415,971,500 4,659,661,999 150,000,000
Research Expense 4,418,982,000 2,350,801,000 2,868,674,000 3,519,767,000 4,175,175,000 12,278,172,000
Training Expense 17,481,331,000 15,271,747,000 45,043,604,000 14,535,262,000 39,919,950,000 14,171,653,000
Publicity Expense 47,291,447,000 59,548,341,000 75,227,442,000 70,810,982,000 97,083,732,000 18,125,590,000
Total Expense 1,167,036,553,000 1,422,213,230,000 1,970,790,705,000 2,068,024,369,000 2,328,176,827,000 4,130,624,672,000
PER 0 0 0 0 0 0
Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 9,914,868,816,000 15,045,617,250,000 19,240,407,222,000 22,066,320,364,000 21,955,269,296,000
20,919,488,923,000
Total Investment Modes 22,585,416,129,000 32,931,814,201,000 40,043,504,385,000 43,274,908,654,000 40,782,391,915,000
40,010,469,069,000
Interest Free Income 1,538,679,819,000 3,401,994,776,000 4,808,415,211,000 5,538,766,757,000 5,266,604,764,000
4,125,864,123,000
Total Income 1,538,679,819,000 3,401,994,776,000 4,808,415,211,000 5,538,766,757,000 5,266,604,764,000 4,125,864,123,000
Net Income 371,670,266,000 521,841,321,000 653,620,388,000 99,044,264,000 108,909,838,000 116,459,114,000
Total Asset 32,473,506,528,000 44,854,413,084,000 53,723,978,628,000 62,413,310,135,000 57,172,587,967,000 55,786,397,505,000
Zakah Paid 4,406,259,791 6,840,540,000 9,735,361,000 11,896,166,000 1,429,334,000 1,862,305,000
Net Asset 28,206,080,330,000 36,738,925,482,000 44,818,858,542,000 52,854,626,896,000 48,220,490,781,000 46,309,641,487,000
Investment in real economic sector 15,179,220,072,000 23,411,234,792,000 28,533,049,100,000 32,881,802,661,000 26,560,691,258,000
38,370,896,244,000
Total Investment 23,856,551,337,000 35,885,529,716,000 43,657,266,860,000 48,202,133,819,000 45,291,985,669,000 48,449,439,290,000
133
BRIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 0 158,000,000 303,750,000 250,000,000 251,800,000, 577,790,000 Research Expense 0 0 0 0 0 0 Training Expense 19,840,000,000 6,262,000,000 15,821,000,000 11,862,000,000 5,597,000,000 5,858,000,000 Publicity Expense 26,923,000,000 12,399,000,000 27,614,000,000 29,333,000,000 40,015,000,000 20,977,000,000 Total Expense 657,098,000,000 848,842,000,000 931,290,000,000 1,140,353,000,000 1,368,791,000,000 1,487,435,000,000 PER 0 0 0 0 0 0 Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 1,760,141,000,000 2,663,262,000,000 4,050,478,000,000 4,976,589,000,000 6,204,430,000,000
6,665,412,000,000 Total Investment Modes 9,175,657,000,000 11,429,433,000,000 14,167,362,000,000 15,607,348,000,000 16,533,130,000,000
17,911,153,000,000
Interest Free Income 1,141,770,000,000 1,507,472,000,000 1,875,620,000,000 2,140,056,000,000 2,555,212,000,000
2,762,168,000,000
Total Income 1,141,770,000,000 1,507,472,000,000 1,875,620,000,000 2,140,056,000,000 2,555,212,000,000 2,762,168,000,000 Net Income 16,701,000,000 138,052,000,000 183,942,000,000 10,378,000,000 169,069,000,000 238,609,000,000 Total Asset 11,200,823,000,000 14,088,914,000,000 17,400,914,000,000 20,341,033,000,000 24,230,247,000,000 27,687,188,000,000 Zakah Paid 1,982,000,000 2,965,000,000 5,541,000,000 6,934,000,000 4,001,000,000 7,228,000,000 Net Asset 8,970,533,000,000 10,657,175,000,000 12,896,399,000,000 14,741,306,000,000 17,808,710,000,000 18,222,760,000,000 Investment in real economic sector 7,097,689,000,000 9,689,051,000,000 10,259,279,000,000 14,229,631,000,000 15,282,260,000,000
16,463,361,000,000
Total Investment 9,421,086,000,000 11,599,064,000,000 14,411,011,000,000 16,359,288,000,000 18,795,061,000,000
25,436,995,000,000
134
BNIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 6,265,723,883 1,811,126,000 108,418,000 1,209,578,000 1,819,942,026 82,005,000 Research Expense 0 0 0 0 0 0
Training Expense 7,816,000,000 30,630,000,000 29,779,000,000 27,349,000,000 25,538,000,000 29,536,000,000 Publicity Expense 30,706,000,000 50,420,000,000 46,928,000,000 59,685,000,000 76,357,000,000 79,459,000,000 Total Expense 388,918,000,000 673,953,000,000 878,405,000,000 1,119,482,000,000 1,193,136,000,000 1,306,363,000,000 PER 0 0 0 0 0 0 Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 1,009,346,000,000 1,271,224,000,000 1,832,532,000,000 2,471,835,000,000 3,448,754,000,000
4,089,070,000,000 Total Investment Modes 5,310,291,000,000 7,631,994,000,000 11,242,241,000,000 15,040,920,000,000 17,763,240,000,000
20,494,000,000,000
Interest Free Income 845,962,000,000 1,020,515,000,000 1,480,209,000,000 2,126,495,000,000 2,548,057,000,000
2,903,293,000,000
Total Income 845,962,000,000 1,020,515,000,000 1,480,209,000,000 2,126,495,000,000 2,548,057,000,000 2,903,293,000,000 Net Income 89,256,000,000 137,744,000,000 179,616,000,000 220,133,000,000 307,768,000,000 373,197,000,000 Total Asset 8,466,887,000,000 10,645,313,000,000 14,708,504,000,000 19,492,112,000,000 23,017,667,000,000 28,314,175,000,000 Zakah Paid 2,579,000,000 3,169,000,000 4,538,000,000 5,524,000,000 7,701,000,000 9,329,000,000 Net Asset 7,164,904,000,000 8,459,655,000,000 10,869,832,000,000 16,407,565,000,000 19,707,162,000,000 23,629,417,000,000
Investment in real
economic sector 2,199,755,000,000 3,529,368,000,000 5,560,404,000,000 7,583,815,000,000 8,624,645,000,000
19,816,886,000,000
Total Investment 5,792,578,000,000 8,751,124,000,000 13,237,743,000,000 16,925,133,000,000 20,064,927,000,000 27,024,319,000,000
135
BSM 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 14,431,909,932 9,249,674,228 9,450,000,000 1,240,000,000 766,850,000 671,000,000
Research Expense 2,952,455,926 5,785,385,761 1,997,192,605 2,407,737,118 1,860,228,863 649,446,730
Training Expense 56,504,361,296 49,210,515,570 42,886,901,378 27,761,037,604 49,187,727,452 25,099,974,716
Publicity Expense 108,094,367,845 107,456,048,129 81,184,744,703 55,512,477,284 56,187,179,229 53,708,966,499
Total Expense 2,312,114,845,976 2,792,163,660,403 3,653,577,317,116 4,076,440,747,652 4,093,727,267,767 4,545,260,932,052
PER 0 0 0 0 0 0 Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 10,099,340,895,617 10,610,528,889,508 11,246,889,397,382 10,809,667,369,576 13,479,642,950,358
16,489,863,415,250 Total Investment Modes 36,864,332,918,209 44,938,586,760,033 50,649,433,695,808 49,356,905,194,760 51,328,993,501,902
55,580,000,000,000
Interest Free Income 4,859,777,304,512 5,830,994,402,207 6,641,017,937,110 6,504,879,631,224 6,915,670,721,771
8,188,070,000,000
Total Income 4,859,777,304,512 5,830,994,402,207 6,641,017,937,110 6,504,879,631,224 6,915,670,721,771 8,188,070,000,000
Net Income 767,112,045,165 1,125,264,249,060 906,498,894,169 -22,862,984,137 383,719,283,949 445,850,545,553
Total Asset 48,671,950,025,861 54,229,395,784,522 63,965,361,177,789 66,955,670,630,245 70,369,708,944,091 78,831,721,590,271
Zakah Paid 19,177,801,129 28,131,606,226 22,662,472,354 2,815,220,867 9,592,982,099 11,146,263,269
Net Asset 41,630,810,592,346 45,060,764,638,668 52,935,675,977,223 58,286,496,432,623 60,486,601,897,257 67,598,925,105,725 Investment in real economic sector 20,990,675,430,997 25,368,445,862,195 28,819,728,102,628 28,080,750,034,821 30,390,396,704,749
53,240,650,712,970
Total Investment 39,054,195,160,439 46,834,205,164,112 52,166,403,541,307 51,224,403,964,534 59,055,919,013,545 74,548,496,166,707
136
BMS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 45,000,000 75,000,000 1,705,000,000 1,250,000,000 240,100,000 11,350,000 Research Expense 0 0 0 0 0 0 Training Expense 5,369,362,000 4,526,372,000 2,865,868,000 4,271,087,000 2,302,201,000 3,058,199,000 Publicity Expense 0 0 0 0 0 0 Total Expense 749,225,429,000 253,860,840,000 186,567,715,000 947,116,659,000 1,148,056,819,000 781,972,882,000
PER 0 0 0 0 0 0
Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 72,540,654,000 36,351,644,000 43,592,813,000 39,552,528,000 57,610,900,000
340,217,996,000 Total Investment Modes 4,094,796,842,000 6,213,570,262,000 7,185,390,218,000 5,301,184,028,000 4,099,578,915,000
4,714,812,000,000
Interest Free Income 982,606,474,000 1,302,341,564,000 1,673,842,811,000 1,380,376,188,000 1,420,692,005,000
1,422,496,000,000
Total Income 982,606,474,000 1,302,341,564,000 1,673,842,811,000 1,380,376,188,000 1,420,692,005,000 1,422,496,000,000 Net Income 73,904,672,000 253,053,922,000 204,858,856,000 21,269,552,000 16,727,372,000 147,247,753,000 Total Asset 5,564,662,066,000 8,163,668,180,000 9,121,575,543,000 7,044,587,889,000 5,559,819,466,000 6,135,241,922,000 Zakah Paid 1,847,617,000 6,326,348,000 5,121,471,000 597,939,000 428,907,000 3,775,583,000 Net Asset 3,745,393,468,000 6,046,617,000,000 7,216,233,555,000 5,743,839,544,000 4,625,295,223,000 5,481,264,313,000 Investment in real economic sector 3,013,928,689,000 3,106,349,327,000 3,233,584,695,000 2,868,533,353,000 1,644,367,985,000
4,670,113,689,000
Total Investment 4,631,324,092,000 6,751,339,262,000 7,654,922,518,000 5,760,843,528,000 4,545,218,415,000 5,615,403,705,000
137
PBS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Education Grant 0 0 8,500,000 53,720,500 445,430,000 25,000,000
Research Expense 0 0 0 0 0 0
Training Expense 711,886,000 480,999,000 1,018,779,000 2,462,038,000 784,731,000 1,122,680,000 Publicity Expense 254,889,000 330,796,000 1,187,588,000 4,097,513,000 4,814,524,000 4,751,005,000 Total Expense 30,654,732,000 40,381,847,000 83,441,296,000 166,684,233,000 235,060,879,000 449,952,481,000 PER 0 0 0 0 0 0 Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 321,131,315,000 754,772,590,000 1,363,443,925,000 4,155,867,855,000 5,176,920,410,000
5,242,569,907,000
Total Investment Modes 703,442,345,000 1,525,739,073,000 2,605,918,001,000 4,793,905,359,000 5,716,720,579,000
6,263,352,000,000
Interest Free Income 74,894,059,000 152,238,875,000 283,846,081,000 559,788,716,000 734,236,201,000
716,658,000,000
Total Income 74,894,059,000 152,238,875,000 283,846,081,000 559,788,716,000 734,236,201,000 716,658,000,000 Net Income 12,410,724,000 49,571,981,000 29,161,500,000 95,728,849,000 75,372,666,000 28,462,800,000 Total Asset 1,016,878,719,000 2,140,482,104,000 4,052,700,692,000 6,206,504,337,000 7,134,234,975,000 8,757,963, 600,000 Zakah Paid 0 0 0 0 2,454,654,000 1 ,932,632,000 Net Asset 988,442,103,000 1,931,239,343,000 3,650,091,335,000 5,319,454,424,000 6,292,887,151,000 7,738,831,350,000 Investment in real economic sector 703,442,345,000 1,262,232,286,000 1,361,196,280,000 4,396,974,070,000 5,560,023,404,000
6,263,402,937,000
Total Investment 837,215,727,000 1,664,362,834,000 2,743,425,319,000 4,945,479,459,000 6,050,150,737,000 8,431,469,790,000
138
BSB 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 0 0 0 0 0 0 Research Expense 25,080,715 26,382,736 55,490,990 0 0 0 Training Expense 1,865,687,796 2,393,335,274 2,839,491,912 2,503,611,472 2,902,683,176 3,468,050,509 Publicity Expense 1,708,916,830 3,169,108,727 4,820,709,776 4,181,842,055 3,280,457,017 7,074,877,079 Total Expense 230,238,800,687 285,058,189,923 370,555,823,215 155,037,331,140 169,974,989,646 245,095,327,451 PER 0 0 0 0 0 0 Net or Investment Income 0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 631,199,705,384 831,262,602,860 896,751,362,691 1,461,971,543,421 2,071,513,646,274
2,477,450,954,561 Total Investment Modes 1,914,358,066,902 2,622,023,402,995 3,281,655,239,065 3,710,719,774,228 4,307,136,790,489
4,799,486,000,000
Interest Free Income 245,291,959,145 311,220,062,756 401,502,992,154 502,834,102,523 557,956,955,566
768,573,000,000
Total Income 245,305,959,145 311,220,062,756 401,502,992,154 502,834,102,523 557,956,955,566 768,573,000,000 Net Income 15,021,719,308 24,354,096,259 27,244,911,129 12,552,023,065 40,665,677,424 47,833,776,081 Total Asset 2,730,026,909,823 3,616,107,512,472 4,343,069,056,830 5,160,516,781,681 5,827,153,527,325 7,019,598,576,013 Zakah Paid 0 0 0 0 0 0 Net Asset 2,237,640,977,124 2,710,510,361,934 3,139,014,808,610 4,333,972,024,294 4,950,914,948,170 5,705,284,305,870 Investment in real economic sector 1,545,690,676,633 1,862,310,022,284 2,038,101,075,615 2,539,435,441,719 3,363,841,714,255
5,042,652,612,112
Total Investment 1,922,830,341,902 2,671,122,902,995 3,406,345,564,529 3,834,369,810,458 4,430,846,459,158 6,939,666,691,785
139
BCAS 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Education Grant 0 0 0 0 0 0
Research Expense 0 0 0 0 0 0
Training Expense 1,170,040,000 1,046,841,376 937,378,214 1,034,421,984 2,207,269,870 2,011,917,739
Publicity Expense 805,817,495 1,203,261,557 649,262,293 1,064,416,556 1,252,508,149 602,588,838
Total Expense 54,572,907,938 70,164,704,953 79,476,154,469 95,222,966,744 141,225,142,088 169,269,525,719
PER 0 0 0 0 0 0
Net or Investment Income
0 0 0 0 0
0
Mudharabah & Musyarakah Modes 207,798,311,042 467,852,687,436 740,941,590,450 1,007,345,021,195 1,348,175,115,288
1,630,189,323,289 Total Investment Modes 731,374,639,594 1,069,991,128,680 1,459,667,551,289 2,183,085,945,305 3,047,072,593,540
3,462,825,962,806
Interest Free Income 63,235,044,973 81,125,482,968 96,237,055,530 112,720,675,375 173,117,274,944
217,700,000,000
Total Income 63,523,386,948 81,125,482,968 96,237,055,530 112,720,675,375 173,117,274,944 217,700,000,000
Net Income 8,950,479,010 10,960,778,015 16,760,901,061 17,497,708,631 31,892,132,856 49,241,137,711
Total Asset 1,217,097,137,461 1,602,180,989,705 2,041,418,847,273 2,994,449,136,265 4,349,580,046,527 4,995,606,338,455
Zakah Paid 0 0 0 0 0 0
Net Asset 1,026,881,556,639 1,345,387,112,314 1,766,418,844,902 2,670,032,278,769 3,985,957,416,642 1,099,066,354,462
Investment in real economic sector 661,475,662,974 1,002,107,016,039 1,402,586,219,588 2,034,069,635,163 3,038,421,785,816 3,126,253,860,495
Total Investment 958,975,560,840 1,276,877,598,038 1,566,730,806,575 2,239,600,158,138 3,105,072,593,540 4,307,301,667,007
140
Lampiran 4: Rasio Kinerja Maqashid Syariah Berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI)
BMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.01316 0.00148 0.00030 0.00262 0.00200 0.00363 0.00387
Research 0.00379 0.00165 0.00146 0.00170 0.00179 0.00297 0.00223
Training 0.01518 0.01074 0.02286 0.00703 0.01715 0.00343 0.01273
Publicity 0.04052 0.04187 0.03817 0.03424 0.04170 0.00439 0.00335
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.43899 0.45687 0.48049 0.50991 0.53835 0.52285 0.49124
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.01145 0.01163 0.01195 0.00159 0.00190 0.00208 0.00677
Personal Income 0.00156 0.00019 0.00022 0.00023 0.00003 0.04021 0.00707
Investment in Real Sector 0.63627 0.65239 0.65357 0.68216 0.58643 0.79200 0.66714
BRIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00000 0.00019 0.00033 0.00022 0.18396 0.00040 0.03085
Research 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training 0.03019 0.00738 0.01699 0.01040 0.00409 0.03940 0.01808
Publicity 0.04097 0.01461 0.02965 0.02572 0.02923 0.01410 0.02571
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.19183 0.23302 0.28442 0.31715 0.37345 0.37214 0.29533
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.00149 0.00980 0.01057 0.00051 0.00698 0.00862 0.00633
Personal Income 0.00022 0.00028 0.00043 0.00047 0.00022 0.00040 0.00034
Investment in Real Sector 0.75338 0.83533 0.71191 0.86982 0.81310 0.64722 0.77179
141
BNIS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.01611 0.00269 0.00012 0.00108 0.00153 0.02261 0.00736
Research 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training 0.02009 0.04545 0.03390 0.02443 0.02140 0.02261 0.02798
Publicity 0.07895 0.07481 0.05342 0.05331 0.06399 0.06082 0.06422
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.19007 0.16657 0.16300 0.16434 0.19415 0.19953 0.17961
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.10542 0.01293 0.01221 0.01129 0.01337 0.01318 0.02806
Personal Income 0.00036 0.00037 0.00042 0.00034 0.00039 0.00039 0.00038
Investment in Real Sector 0.37975 0.40330 0.42004 0.44808 0.42984 0.73329 0.46905
BSM 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00624 0.00331 0.00259 0.00030 0.00019 0.14763 0.02671
Research 0.00128 0.00207 0.00055 0.00059 0.00045 0.00014 0.00085
Training 0.02444 0.01762 0.01174 0.00681 0.01202 0.00552 0.01303
Publicity 0.04675 0.03848 0.02222 0.01362 0.01373 0.01182 0.02444
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.27396 0.23611 0.22205 0.21901 0.26261 0.29669 0.25174
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.01576 0.02075 0.01417 -0.00034 0.00545 0.00566 0.01024
Personal Income 0.00046 0.00062 0.00043 0.00005 0.00016 0.00016 0.00031
Investment in Real Sector 0.53748 0.54166 0.55246 0.54819 0.51460 0.71417 0.56809
142
BMS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00006 0.00030 0.00914 0.00132 0.00021 0.01451 0.00426
Research 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training 0.00717 0.01783 0.01536 0.00451 0.00201 0.00391 0.00847
Publicity 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.01772 0.00585 0.00607 0.00746 0.01405 0.07216 0.02055
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.01328 0.03100 0.02246 0.00302 0.00301 0.02400 0.01613
Personal Income 0.00049 0.00105 0.00071 0.00010 0.00009 0.00070 0.00052
Investment in Real Sector 0.65077 0.46011 0.42242 0.49794 0.36178 0.83166 0.53745
PBS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00000 0.00000 0.00010 0.00032 0.00189 0.05556 0.00965
Research 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training 0.02322 0.01191 0.01221 0.01477 0.00334 0.00250 0.01133
Publicity 0.00831 0.00819 0.01423 0.02458 0.02048 0.01056 0.01439
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.45651 0.49469 0.52321 0.86691 0.90558 0.83702 0.68065
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.01221 0.02316 0.00720 0.01542 0.01056 0.00325 0.01197
Personal Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00039 0.00025 0.00011
Investment in Real Sector 0.84022 0.75839 0.49617 0.88909 0.91899 0.74286 0.77429
143
BSB 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Research 0.00011 0.00009 0.00015 0.00000 0.00000 0.00000 0.00006
Training 0.00810 0.00840 0.00766 0.01615 0.01708 0.01415 0.01192
Publicity 0.07422 0.01112 0.01301 0.02697 0.01930 0.02889 0.02892
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.32971 0.31703 0.27326 0.39399 0.48095 0.51620 0.38519
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.00550 0.00673 0.00627 0.00243 0.00698 0.00681 0.00579
Personal Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment in Real Sector 0.80386 0.69720 0.59832 0.66228 0.75919 0.72664 0.70792
BCAS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Education Grant 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Research 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training 0.02144 0.01492 0.01179 0.01086 0.01563 0.01189 0.01442
Publicity 0.01477 0.01715 0.00817 0.01118 0.00887 0.00356 0.01062
Fair Returns 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Functional Distribution 0.28412 0.43725 0.50761 0.46143 0.44245 0.47077 0.43394
Interest Free Product 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Profit Ratio 0.00735 0.00684 0.00821 0.00584 0.00733 0.00986 0.00757
Personal Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment in Real Sector 0.68977 0.78481 0.89523 0.90823 0.97853 0.72580 0.83040