20
PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS SEBELUM DAN SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (Studi Pada Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten Bintan Tahun 2013-2015) NASKAH PUBLIKASI Oleh SUCI NUANI NASUTION NIM. 120565201013 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS SEBELUM DAN

SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

(Studi Pada Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten Bintan Tahun 2013-2015)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

SUCI NUANI NASUTION

NIM. 120565201013

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa yang

disebut dibawah ini :

Nama : SUCI NUANI NASUTION

NIM : 120565201013

Jurusan/Prodi : Ilmu Pemerintahan

Alamat : Kelurahan Tanjung Riau RT/RW 006/001

Nomor TELP : 085264090237

Email : [email protected]

Judul Naskah : PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS

SEBELUM DAN SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM

DAERAH (Studi Pada Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten

Bintan Tahun 2013-2015)

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah

dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 9 Februari 2017

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Yudhanto Satyagraha Adiputra, M.A Nazaki, S.Sos.,M.Si

NIDN. 1015068301 NIP. 198311032012121001

Page 3: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

2

PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS SEBELUM DAN SESUDAH BADAN

LAYANAN UMUM DAERAH (Studi Pada Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten Bintan

Tahun 2013-2015)

Suci Nuani Nasution, [email protected]

ABSTRAK

Puskesmas merupakan institusi pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Semakin

tingginya tuntutan bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanannya sehingga permasalahan

yang muncul terkait dengan terbatasnya anggaran, alur birokrasi, aturan pengelolaan keuangan

dapat teratasi. Melalui penetapan Puskesmas Kawal sebagai Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) berdasarkan Peraturan Bupati Bintan Provinsi Kepulauan Riau Nomor 51 Tahun 2014.

Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya kepada

masyarakat secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas

pelayanan Puskesmas sebelum dan sesudah BLUD di Puskesmas Kawal Kabupaten Bintan

khususnya pasien rawat inap. Dalam hal ini diukur dengan lima dimensi yaitu ; tangibles,

reliability, responsiveness, assurance, empathy. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik Sampling yang digunakan adalah Sampling

Jenuh. Adapun responden adalah pasien yang mendapatkan/merasakan pelayanan pengobatan

rawat inap di Puskesmas Kawal sebelum berstatus BLUD dan sesudah berstatus BLUD. Untuk

memperoleh data yang akurat dan lengkap penulis melakukan observasi, dokumentasi, dan

kuisioner yang disebar kepada 41 responden. Data kemudian dianalisis menggunakan rumus

indeks yaitu hitung jumlah skor maksimal dan skor minimal, hitung rentang skor, kemudian

ditentukan tingkat kategori. Dari hasil analisa kualitas layanan Puskesmas Kawal saat sebelum

BLUD dan sesudah BLUD secara keseluruhan dapat dilihat dari masing-masing dimensi yaitu :

tangibles, sebelum BLUD cukup baik (skor 17 berada pada rentang skor 13–17) dan sesudah

BLUD baik (skor 20 berada pada rentang skor 17–21); reliability, sebelum dan sesudah BLUD

baik (skor 24 berada pada rentang skor 20,4–25,2); responsiveness, sebelum BLUD baik (skor 18

berada pada rentang skor 17–21) dan sesudah BLUD baik (skor 19 berada pada rentang skor 17–

21); assurance, sebelum dan sesudah BLUD baik (skor 22 berada pada rentang skor 20,4–25,5);

empathy, sebelum BLUD cukup baik (skor 13 berada pada rentang skor 10,4–13,6) dan sesudah

BLUD baik (skor 14 berada pada rentang skor 13,6–16,8). Berdasarkan rekapitulasi skor

keseluruhan saat sebelum BLUD baik (skor 3661 berada pada rentang skor 3624.4-4477.2) dan

sesudah BLUD baik (skor 4027 berada pada rentang skor 3624.4-4477.2). Berdasarkan variabel

diatas dapat disimpulkan penetapan status Puskesmas Kawal menjadi BLUD tidak memberikan

perubahan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan meskipun, tetap dikatakan baik. Masih ada

beberapa hal yang perlu ditingkatkan kembali agar kualitas pelayanan yang diberikan menjadi

semakin lebih baik.

Kata Kunci :Perbandingan, Pelayanan Puskesmas

Page 4: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

3

PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS SEBELUM DAN SESUDAH BADAN

LAYANAN UMUM DAERAH (Studi Pada Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten Bintan

Tahun 2013-2015)

Suci Nuani Nasution, [email protected]

ABSTRACT

Primary Health Care (Puskesmas) is the first level of health care institutions. The high

demand for Primary Health Care to increase its service creates problem about the limited

budget, flow of bureaucracy, financial rules management can be resolved. Through the

establishment of Kawal Primary Health Care, as a Public Service Agency

(BadanLayananUmum Daerah / BLUD) based on the Regulation of Bintan Regent Riau

Archipelago Province Number 51/2014. Primary Health Care is given the freedom and

required to improve its service to the community maximally. The purpose of this research

is to compare the service quality of Primary Health Care before and after BLUD at

Kawal Primary Health Care Bintan Regency especially for inpatients. In this case,

measured with five dimensions : tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

empathy. The research method use is descriptive with quantitative approach. Sampling

technic used is Saturated Sampling (Sampling Jenuh). Respondents was from the patient

who get the inpatients service at Kawal Primary Health Care before known as the BLUD

and after known as BLUD. To reach the accuracy and complete data, writer was done

through observation, documentation and questionnaire to the 41 respondents. Then data

was analyzed using index formula, that calculate with the total score maximum and

minimum score, calculate the range of score then determine the category level. Based on

analyzed of the service quality Kawal Primary Health Care before as the BLUD and after

as the BLUD overall it can be seen from each dimensions : tangibles, before BLUDs is

good enough (score 17 it is based on range of scores that are at 13–17) and after BLUD

is good (score 20 it is based on range of scores that are at 17–21); reliability, before and

after BLUD is good (score 24 it is based on range of scoresthat are at 20,4-25,2);

responsiveness, before BLUD is good (score 18 it is based on range of scores that are at

17–21) and after BLUD is good (score 19 it is based on range of scores that are at 17–

21); assurance, before and after BLUD is good (score 22 it is based on range of scores

that are at 20,4–25,5); empathy, before BLUD is good enough (score 13 it is based on

range of scores that are at 10,4–13,6) and after BLUD is good (score 14 it is based on

range of scores that are at 13,6–16,8). Based on recapitulation, overall score when

before BLUD is good (score 3661 it is based on range of scores that are at 3624.2-

4477.2), and after BLUD is good (score 4027 it is based on range of scores that are at

3624.2-4477.2). Based on variable above, it can be concluded that the establishment of

status of Primary Health Care become the BLUD has not bring the significant change to

the service quality, eventhough it still be said good. But there is something which can be

improve so that the service quality provided can become much better.

Keyword : Comparative, Service of Primary Health Care

Page 5: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

4

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu bentuk upaya

pemerintah dalam menyelenggarakan

kesehatan kepada masyarakat maka di setiap

kecamatan dibangun instansi pemerintah

sebagai unit penyelenggara pelayanan

kesehatan masyarakat, yakni Pusat

Kesehatan Masyarakat atau yang biasa

disebut Puskesmas.

Secara umum, pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh

Puskesmas meliputi pelayanan kuratif

(pengobatan), preventif (upaya pencegahan),

promotif (peningkatan kesehatan) dan

rehabilitasi (pemulihan kesehatan). Untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya melalui upaya kesehatan

seperti yang dicanangkan dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) perlu

adanya pelayanan kesehatan yang baik dan

berkualitas oleh penyelenggara kesehatan,

oleh sebab itu dituntut kinerja yang tinggi

dari penyelenggara kesehatan itu sendiri.

Badan Layanan Umum Daerah

atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di

lingkungan Pemerintah Daerah di

Indonesia yang dibentuk untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan, dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Dengan ditetapkannya Kebijakan

Pelayanan Puskesmas menjadi Badan

Layanan Umum Daerah oleh Pemerintah

Kabupaten Bintan diharapkan Puskesmas

dapat meningkatkan tanggung jawab seluruh

jajaran Puskesmas dalam

menyajikan layanan kesehatan yang

menjadi hak peserta Program Jaminan

Kesehatan. Sementara itu, Menteri/pimpinan

lembaga induk bertanggung jawab atas

kebijakan layanan yang hendak dihasilkan.

Perubahan ini penting dalam rangka proses

pembelajaran yang lebih rasional untuk

mempergunakan sumber daya yang dimiliki,

mengingat tingkat kebutuhan dana yang

semakin tinggi sementara sumber dana yang

tersedia tetap terbatas.

Berdasarkan Peraturan Bupati

Bintan No. 51 Tahun 2014 ada sebanyak 5

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di

wilayah Kabupaten Bintan telah

dipersiapkan. Kelima Puskesmas tersebut

adalah Puskesmas Teluk Sebong, Puskesmas

Tanjunguban, Puskesmas Kijang, Puskesmas

Kawal dan Puskesmas Teluk sasah. Dengan

status Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) memungkinkan Puskesmas untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat, baik pelayanan rawat jalan

maupun rawat inap. Hal ini dikarenakan

Puskesmas dengan status Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) dapat mengelola

keuangannya tanpa terbentur alur birokrasi

yang rumit.

Dengan ditetapkannya lima

Puskesmas tersebut, sebagai Badan Layanan

Umum Daerah, peneliti memilih Puskesmas

Page 6: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

5

Kawal sebagai Lokasi Penelitian

dikarenakan Puskesmas Kawal merupakan

salah satu Puskesmas Rawat Inap dimana

Puskesmas Rawat Inap memiliki Income

lebih besar dari pada Puskesmas Rawat

Jalan yang merupakan acuan untuk

mengetahui kualitas pelayanan yang ada

dipuskesmas, dan merupakan satu-satunya

Puskesmas yang telah mencapai akreditasi

sertifikat ISO 9001-2008, dengan adanya

akreditasi ISO memastikan bahwa instansi

tersebut menawarkan produk-produk yang

berkualitas sekaligus mendorong dan

bertindak atas permintaan pengguna jasa

pelayanan.

Puskesmas Kawal setelah

ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum,

diberikan kebebasan dan dituntut untuk

memberikan peningkatan pelayanannya

kepada masyarakat yang secara langsung

menggunakan barang/jasa layanan sehingga

dapat bertanggungjawab terhadap hasil yang

diberikan. Puskesmas tersebut akan

mengelola sendiri keuangannya, tanpa

memiliki ketergantungan kepada Pemerintah

Daerah seperti yang terjadi selama ini.

Perubahan status dinilai akan mempermudah

untuk mengembangkan Puskesmas

utamanya dalam melayani masyarakat

secara maksimal.

Berdasarkan pengamatan,

penelitian terhadap kualitas pelayanan

kesehatan Puskesmas di Puskesmas Kawal

perlu dilakukan, agar pelayanan yang kurang

optimal dapat diperbaiki dan pelayanan

dengan nilai mutu terbaik dapat

dipertahankan. Dengan memperhatikan

kondisi lapangan serta dukungan informasi

yang peneliti dapatkan, maka untuk

menyingkapi kenyataan tersebut peneliti

tertarik mengangkat permasalahan ini ke

dalam penelitian ilmiah. Adapun judul yang

diangkat adalah : Perbandingan Kualitas

Pelayanan Puskesmas Rawat Inap Kawal

Sebelum dan Sesudah menjadi Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD).

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah

Bagaimana Kualitas Pelayanan Puskesmas

Rawat Inap Kawal sebelum dan sesudah

menjadi Badan Layanan Umum Daerah ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan dari

penelitian ini adalah :

1. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang

telah dijelaskan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah Untuk mengetahui

Perbandingan Kualitas Pelayanan

Puskesmas Rawat Inap Kawal Sebelum dan

Sesudah menjadi Badan Layanan Umum

Daerah.

2. Kegunaan

a. Kegunaan Teoritis dari hasil penelitian

ini :

Sebagai sumbangan pemikiran dalam

pengembangan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

terutama Ilmu Pemerintahan, serta

pendalaman dan penerapan Studi Ilmu

Pemerintahan.

Page 7: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

6

b. Kegunaan praktis dari hasil penelitian

ini :

Sebagai bahan dan informasi bagi para

peneliti yang akan melakukan penelitian

masalah yang sama, serta sebagai bahan dan

informasi bagi masyarakat.

D. Konsep Teoritis

1. Studi Perbandingan

Studi perbandingan atau studi

komparatif umum dipergunakan oleh

peneliti sosial dalam menyusun penelitian

ilmiah dengan generalisasi penelitian yang

lintas batas dan tidak cenderung pada etnik

budaya sosial suatu masyarakat tertentu

(Bahry) dalam Kinanti (2013).

2. Pelayanan

Pelayanan Publik adalah berbagai

aktivitas yang bertujuan memenuhi

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa

(Napitupulu, 2007 : 165). Sedangkan

pengertian pelayanan publik yang lainnya

adalah pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang telah ditetapkan. (Kurniawan, 2005 :

4).

3. Kualitas Pelayanan

Surjadi (2009) menyatakan

bahwa:

“…Kualitas adalah sebuah kata

yang bagi penyedia jasa

merupakan sesuatu yang harus

dikerjakan dengan baik. Aplikasi

dari kualitas sebagai sifat dari

penampilan produk atau kinerja

merupakan bagian utama strategi

perusahaan dalam rangka meraih

keunggulan yang

berkesinambungan, baik sebagai

pemimpin pasar ataupun sebagai

strategi untuk terus tumbuh.

Keunggulan suatu produk layanan

adalah tergantung dari keunikan

serta kualitas yang diperlihatkan

oleh layanan tersebut, apakah

sudah sesuai dengan harapan dan

keinginan pelanggan, klien atau

kosumen pengguna layanan

tersebut….”

E. Konsep Operasional

Dalam mengkaji Kualitas

pelayanan ini penulis menggunakan teori

yang berpijak pada penelitian ini adalah

menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry

dalam Napitupulu (2007:172) menjelaskan :

“Terdapat lima dimensi utama yang disusun

sesuai urutan tingkatan kepentingan

relatifnya. Kelima dimensi karakteristik

kualitas pelayanan tersebut adalah :

1. Bukti Fisik / Langsung (Tangibles),

berkenaan dengan daya tarik fasilitas

fisik, perlengkapan, dan material yang

digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan. Kualitas Pelayanan berupa

fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi, ruang tunggu,

tempat informasi, yang dimaksud bahwa

penampilan fisik Puskesmas dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata

dan pelayanan yang diberikan. Hal ini

dapat dilihat dari pengukuran sebagai

berikut :

Page 8: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

7

a. Ketersediaan dan Penampilan Pegawai

Pegawai atau Sumber Daya Manusia

merupakan salah satu yang mempengaruhi

kelancaran kinerja pelayanan.

b. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana

merupakan daya tarik bagi pemakai /

pengguna Puskesmas, selain itu juga faktor

pendukung kelancaran kerja bagi para

pegawai sebagai pemberi pelayanan.

2. Kehandalan (Reliability), berkaitan

dengan kemampuan dan kehandalan

untuk memberikan layanan yang

terpercaya (pelayanan yang dijanjikan

dengan segera dan memuaskan).

Kemampuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat

dan terpercaya sejak pertama kali tanpa

membuat kesalahan apapun dan

menyampaikan jasanya sesuai dengan

waktu yang disepakati. Hal ini dapat

dilihat dari pengukuran sebagai berikut :

a. Kemudahan Prosedur Pelayanan

Merupakan salah satu komitmen dalam

menjalankan profesionalisme dan

meningkatkan pelayanan yang dijanjikan

Puskesmas kepada pengguna Puskesmas.

b. Jadwal Pelayanan

Puskesmas dapat memenuhi pelayanan

yang dijanjikan kepada masyarakat serta

Puskemas memberikan pelayanan yang

cepat dan tidak berbelit-belit dan Puskesmas

memberikan informasi pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat

3. Daya Tanggap (responssiveness),

berkenaan dengan kesediaan, keinginan

dan kemampuan para staf untuk

membantu para pelanggan/ masyarakat

dan merespon permintaan mereka, serta

menginformasikan kapan jasa akan

diberikan dan kemudian memberikan

jasa secara cepat. Hal ini dapat dilihat

dari pengukuran sebagai berikut :

a. Ketanggapan melayani dan memberi

informasi

Daya tanggap staf / pegawai dalam

melayani para pengguna Puskesmas

merupakan salah satu indikator kualitas

pelayanan pada suatu instansi.

b. Ketanggapan menghadapi komplain dan

masalah.

Keluhan dan masalah yang dihadapi para

pengguna Puskesmas merupakan salah satu

ungkapan penilaian akan kualitas yang

diperoleh pengguna jasa.

4. Jaminan (assurance), yakni perilaku

para karyawan mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan dan perusahaan bisa

menciptakan rasa aman bagi para

pelanggannya. Hal ini mencakup

kemampuan, keramahan, kesopanan dan

sifat dapat dipercaya yang dimiliki staf

atau karyawan, bebas dari bahaya,

resiko, atau keraguan.

a. Kompetensi Dokter dan Pegawai

Puskesmas

Dengan kompetensi yang dimiliki akan

menimbulkan rasa percaya dari setiap para

pengguna Puskesmas.

b. Keramahan dan Kesopanan Petugas

Page 9: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

8

Dalam memberikan jaminan atas

pelayanan kepada para pengguna

Puskesmas, hal yang tidak kalah penting

yaitu sikap petugas dalam memberikan

pelayanan sehingga memberi penilaian

terhadap suatu kualitas pelayanan itu sendiri.

5. Empati (emphaty), adalah sikap tegas

tapi penuh perhatian terhadap

konsumen/masyarakat sehingga

memudahkan hubungan komunikasi

yang baik dan memahami kebutuhan

masyarakat pengguna Puskesmas, Hal ini

dapat dilihat dari pengukuran sebagai

berikut :

a. Perhatian kepada pengguna Puskesmas

Masyarakat pengguna Puskesmas akan

merasa demikian apabila semua kepentingan

diutamakan dan kebutuhan terpenuhi,

misalnya dokter selalu ingat terhadap

permasalah/keluhan pasien sebelumnya,

dokter selalu menanyakan kabar dan

keadaan pasien, dokter dapat mengenal

setiap pasien yang datang berobat dan

memberikan kemudahan penanganan dan

pengobatan kepada pasien tanpa pilih-pilih.

b. Komunikasi kepada Pengguna

Puskesmas

Komunikasi merupakan hal yang penting

dalam suatu hubungan. Komunikasi ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi

terbaru jika terjadi perubahan dalam

pelayanan instansi tersebut, misalnya

Petugas pendaftaran Puskesmas selalu

menanyakan kabar dari setiap pasien yang

datang, Petugas puskesmas dapat mengenal

pasien dengan baik serta dokter dan perawat

bersedia menghibur dan memberikan

dorongan semangat kepada pasien.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis metode

yang digunakan penulis adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

artinya penelitian yang dilakukan adalah

menekankan analisanya pada data-data

numeric (angka). “Metode deskriptif adalah

metode yang digunakan untuk

menggambarkan menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas”

(Sugiyono,2005:21).

2. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah,

sasaran dan objek penelitian dan agar lebih

terarah dalam mengumpulkan data-data

penelitian maka peneliti menetapkan lokasi

penelitian ini adalah pada Puskesmas yang

ada di Kabupaten Bintan yaitu Puskesmas

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Kawal yang mana lokasi tersebut penulis

jadikan pertimbangan karena ingin melihat

perbandingan kualitas pelayanan Puskesmas

sebelum dan sesudah menjadi Badan

Layanan Umum Daerah.

3. Populasi dan Sampel

3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80)

“Populasi adalah wilayah yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Page 10: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

9

Sehingga yang menjadi populasi

adalah masyarakat yang melakukan

pengobatan rawat inap di Puskesmas BLUD

Kawal yaitu seluruh pasien rawat inap yang

ada sebanyak 808 pasien pada Puskesmas

Kawal pada periode tahun 2013-2015 yaitu

pada saat Puskesmas sebelum dan sesudah

menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:81),

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh

dari Puskesmas BLUD Kawal jumlah

kunjungan pasien rawat inap pertahun dari

Tahun 2013-2015 terdapat 880 orang pasien

yang berkunjung ke Puskesmas Kawal

dengan pengobatan rawat inap. Dari jumlah

pasien rawat inap tahun 2013-2015 didapat

populasi sebanyak 880 orang pasien, dengan

kondisi diatas dapat di ketahui bahwa 41

orang yang mendapatkan / merasakan

pelayanan pengobatan rawat inap dalam

kurun waktu 2013-2015 yaitu sebelum

Puskesmas berstatus Badan Layanan Umum

Daerah dan sesudah Puskesmas berstatus

Badan Layanan Umum Daerah (merasakan

Pelayanan Puskesmas pada kedua masa

tersebut). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Teknik Sampling Jenuh atau

Sensus, sehingga diambil secara keseluruhan

dari semua anggota populasi menjadi

responden dalam penelitian ini yaitu

sebanyak 41 responden.

4. Jenis dan Sumber Data

Data penelitian dikumpulkan baik

lewat instrumen pengumpulan data

observasi maupun lewat data dokumentasi.

Data yang diharus dikumpulkan berupa data

primer, data sekunder atau keduanya, yaitu

sebagai berikut (Wirartha,2006;245) :

a. Data Primer

Data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya melalui

prosedur dan teknik pengambilan data yang

dapat wawancara, penyebaran kuisioner,

observasi maupun penggunaan instrument

pengukuran yang khusus dirancang sesuai

tujuannya.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber

tidak langsung yang biasanya tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen dan arsip-

arsip resmi.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan Alat Pengumpulan

Data yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah :

5.1 Kuisioner

Kuisioner Sesuai dengan

pendapat Arikunto (2006:151) “kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Kuisioner akan diberi nilai sesuai dengan

bobot butir isian dalam kuisioner tersebut

dengan menggunakan Skala Likert.

Page 11: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

10

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan

pencatatan terhadap gejala-gejala yang

diteliti. Peneliti melakukan observasi untuk

melihat perbandingan kualitas pelayanan di

Puskesmas Rawat Inap Kawal sebelum dan

sesudah menjadi BLUD.

b. Dokumentasi

Dokumentasi Menurut Arikunto

(2006:231), dokumentasi adalah mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa literatur, catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda, dan sebagainya.

c. Alat Pengolahan Data

a. Mengedit Data (editing)

Dalam editing, yang dilakukan

adalah meneliti: lengkap atau tidaknya

kuesioner yang akan diisi, keterbacaan

tulisan, kejelasan makna jawaban,

kesesuaian atau keajekan antara pertanyaan

yang satu dengan pertanyaan yang lainnya,

relevansi jawaban, dan keseragaman

kesatuan data.

b. Mengkode Data (coding)

Proses coding ialah

mengklasifikasikan jawaban responden

menurut macam-macamnya, kemudian

untuk memperjelas melihat katagori atau

klasifikasi data tersebut, di buat tabel

frekuensinya.

c. Tabulasi Data

Proses Pengelompokan data

(jawaban-jawaban) yang serupa dan

menjumlahkan dengan cara yang teliti dan

teratur (pembuatan tabel-tabel yang

berguna).

d. Analisis Data

Kegiatan pembuatan analisis-

analisis sebagai dasar bagi penarikan

kesimpulan. Analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang peneliti

gunakan dilakukan secara deskritif

kuantitatif, Pengelolaan data menggunakan

cara mengedit dan mengkode data dengan

skala Likert yaitu skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang tentang suatu objek

atau fenomena tertentu (Sugiyono, 2014:93)

diberi skor 1,2,3,4,5 dengan bentuk

penilaian terdiri dari Sangat Tidak Baik

(STB), Tidak Baik (TB), Cukup Baik (CB),

Baik (B), Sangat Baik (SB).

2. LANDASAN TEORI

A. Kualitas

Menurut Tjiptono dan Fandy (2011:172)

hal yang berkaitan dengan kualitas yaitu :

“kualitas berkaitan erat dengan kepuasan

pelanggan. Kualitas memberikan dorongan

khusus bagi para pelanggan untuk menjalin

ikatan relasi yang saling menguntungkan

dalam jangka panjang dalam sebuah

perusahaan. Dimana ikatan semacam ini

memungkinkan perusahaan untuk

memahami dengan seksama apa yang

menjadi harapan dan kebutuhan spesifik

pelanggan”.

Page 12: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

11

B. Pelayanan

Pada dasarnya pelayanan adalah

suatu kegiatan untuk melayani, menyikapi,

mengurus dan membantu keperluan

kebutuhan seseorang atau sekelompok

orang. Dapat dikatakan bahwa pelayanan

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia.

Kurniawan (2005:6) berpendapat

bahwa : “pelayanan publik adalah pemberian

kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah di tetapkan”.

c. Kualitas Pelayanan

Pelayanan dapat dikatakan

berkualitas apabila pelayanan itu sendiri

telah sesuai dengan keinginan pemakainya

baik itu berupa barang atau jasa. Kualitas

jasa menurut Wyckof dalam Hardiati

(2010:10) adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Apabila jasa yang di terima

sesuai dengan yang diharapkan, maka

kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan.

3. GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas BLUD

Kawal

Luas Daerah Kecamatan Gunung

Kijang secara keseluruhan adalah 376 KM2

yang secara umum terdiri dari daerah

daratan dan sebagian besar desa terletak di

tepi pantai. Kecamatan Gunung Kijang

terbagi dalam 1 Kelurahan dan 3 Desa,

yaitu: Kelurahan Kawal yang terdiri dari 20

RT dan 5 RW, Desa Gunung Kijang terdiri

dari 10 RT dan 4 RW, Desa Teluk Bakau

berjumlah 4 RT dan 2 RW dan Desa Malang

Rapat terdiri dari 8 RT dan 3 RW.

UPTD Puskesmas Kawal

Kecamatan Gunung Kijang terletak di Jl.

Wisata Bahari KM. 26 Kelurahan Kawal

Kecamatan Gunung Kijang, dimana

letaknya yang strategis karena berdekatan

dengan instansi pemerintahan yaitu Kantor

Kecamatan Gunung Kijang, Kantor

Kepolisian Sektor Gunung Kijang dan juga

berdekatan dengan Unit Pelaksana Teknis

(UPTD) Pelayanan Administrasi Umum

Sekolah Kecamatan Gunung Kijang. UPTD

Puskesmas Kawal juga berdekatan dengan

pemukiman masyarakat sekitar.

Berdasarkan Standar Pelayanan

Minimal yang ditetapkan, Puskesmas Kawal

melayani masyarakat umum dalam

pelayanan rawat jalan dan rawat inap,

meliputi upaya kesehatan perorangan

dengan pendekatan pelayanan medis,

tindakan medis dan keperawatan, pelayanan

penunjang medik, dan pelayanan rujukan.

Adapun jenis pelayanan yang ada di

puskesmas Kawal adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Poli Umum

b. Pelayanan Poli Spesialis Anak

c. Pelayanan Poli KIA / KB

d. Pelayanan Gawat Darurat

e. Pelayanan Rawat Inap

Page 13: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

12

f. Pelayanan Poli Gigi

g. Pelayanan Laboratorium

h. Pelayanan Farmasi

i. Pelayanan Pojok TB

j. Pelayanan Kamar Bersalin

k. Pelayanan Pendaftaran / Rekam Medis

Kemudian setelah berstatus

Badan Layanan Umum Daerah mengalami

pemambahan jenis pelayanan di Puskesmas

Kawal yaitu :

1. Pelayanan IVA

2. Pelayanan Manajemen Terpadu Balita

Sakit

3. Pelayanan HIV untuk Calon Pengantin

B. Badan Layanan Umum (BLU)

Badan Layananan Umum /

Daerah mulai maksud ke ranah publik sejak

kelahiran Undang-Undang No.1 Tahun 2004

Tentang pembendaharaan Negara, terutama

pada Bab XII Pasal 68-69 Tentang

pengelolaan keuangan pada Badan Layanan

Umum. Sebagai tindak lanjut dalam

penerapan pengelolaan keuangan Badan

Layanan Umum bagi Satuan Kerja atau

Kantor Pemerintah Pusat dan Daerah,

Pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah No.23 Tahunn 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum. (Lukman, 2015:19). Berdasarkan

Peraturan Pemerintah tersebut Badan

Layanan Umum adalah instansi

dilingkungan pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang atau

jasa yang dijual tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip

efisiensi dan produktifitas.

1. Persyaratan untuk menjadi BLU/D

Untuk ditetapkan sebagai satker

BLU/D, instansi atau unit oraganisasi yang

mengelola PNBP sebelumnya harus

memenuhi persyaratan subtanfif, teknis dan

administratif. Dalam menjalankan aktivitas

pelayanan umum kepada masyarakat, BLUD

harus memperhatikan prinsip-prinsip tata

kelola yang mencerminkan beragam aspek.

BLUD dijalankan oleh pejabat pengelola

dengan berdasarkan pada kompetensi dan

kebutuhan praktik bisnis yang sehat. BLUD

diperkenankan untuk mempekerjakan tenaga

nonpegawai negeri yang berasal dari

professional dibidangnya sesuai kebutuhan

masing-masing BLUD. Dalam hal

pengangkatan dan pemberhentian pegawai

BLUD nonpegawai negeri harus dilakukan

dengan prinsip efisiensi, ekonomis, dan

produktif semata-mata hanya untuk

meningkatkan pelayanan BLUD. Diluar gaji

pokok sebagai pegawai negeri, pegawai

BLUD-SKPD atau BLUD-Unit Kerja juga

berhak mendapatkan remunerasi berupa

tambahan tunjangan tetap, honorarium,

insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/

atau pensiun. Besaran remunerasi

berdasarkan tingkat tanggungjawab dan

tuntutan profesionalisme.

Page 14: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

13

Berkenaan dengan pendapatan,

BLUD menerima pendapatan dari beberapa

sumber sebagai berikut :

a. Jasa Layanan, merupakan imbalan yang

diperoleh dari jasa layanan yang diberikan.

b. Hibah, baik dalam bentuk terikat ataupun

tidak terikat. Untuk hibah terikat tidak dapat

digunakan secara langsung oleh BLUD,

kecuali ditentukan lain oleh pemberi hibah

terikat.

c. Hasil kerja sama dengan pihak lain, yaitu

pendapatan yang diperoleh dari kerja sama

operasional, sewa menyewa, dan usaha

lainnya yang mendukung fungsi dan tugas

BLUD

d. APBD, yakni berupa pendapatan yang

berasal dari otorisasi kredit anggaran

pemerintah daerah yang bukan dari kegiatan

pembiayaan APBD

e. APBN, pendapatan yang diterima BLUD

dari pemerintah (Pusat) dalam rangka

pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas

pembantuan dan lain-lain.

f. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

seperti hasil penjualan kekayaan yang tidak

dipisahkan, hasil pemanfaatan kekayaan,

jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan

selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang

asing, komisi (potongan ataupun bentuk lain

sebagai akibat dari penjualan dan

penggandaan barang dan/atau jasa oleh

BLUD, dan hasil investasi.

4. PEMBAHASAN

A. PERBANDINGAN PELAYANAN

PUSKESMAS SEBELUM DAN

SESUDAH BADAN LAYANAN

UMUM DAERAH (Studi Pada

Puskesmas BLUD Kawal Kabupaten

Bintan Tahun 2013-2015)

Pada tahap ini dilakukan analisis

sebaran frekuensi persentase variabel

kualitas pelayanan, yang terdiri dari

Tangibles, Reliability, Responsiveness,

Assurance, dan Empathy. Untuk lebih

memperjelas deskriptif variabel penelitian

berdasarkan jawaban responden, dapat

dilihat pada :

1. Variabel Tangibles

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 41 responden maka diperoleh

distribusi jawaban responden berdasarkan

variabel tangibles yang terdiri atas lima item

pertanyaan didapat hasil menunjukkan skor

keseluruhan pada dimensi tangibles yang di

peroleh pada saat Puskesmas sebelum

BLUD adalah sejumlah 17 maka dapat

dikategorikan cukup baik karena berada

pada rentang skor 13–17 dan skor yang

diperoleh pada saat Puskesmas sesudah

BLUD adalah sejumlah 20 maka

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor yaitu 17–21 .

Berdasarkan data yang diperoleh

maka hal ini berarti bahwa terjadi perubahan

yang signifikan dari pendapat responden

terhadap dimensi tangibles yaitu mengalami

peningkatan dari cukup baik menjadi baik

pada saat puskesmas berstatus BLUD. Jadi

dengan adanya perubahan status BLUD pada

Puskesmas Kawal memberikan perubahan

yang signifikan mengenai dimensi tangibles.

2. Variabel Reliability

Page 15: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

14

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 41 responden maka diperoleh

distribusi jawaban responden berdasarkan

variabel Reliability yang terdiri dari enam

item pertanyaan menunjukkan skor

keseluruhan pada dimensi reliability yang

di peroleh pada saat Puskesmas sebelum

BLUD adalah sejumlah 24 maka dapat

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor 20,4–25,2 dan skor yang

diperoleh pada saat Puskesmas sesudah

BLUD adalah sejumlah 24 maka tetap

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor yang sama yaitu 20,4–25,2 .

Berdasarkan data yang diperoleh

maka hal ini berarti bahwa tidak terjadi

perubahan yang signifikan dari pendapat

responden terhadap dimensi reliability yaitu

tetap berada pada kategori baik pada saat

puskesmas berstatus BLUD. Jadi dengan

adanya perubahan status BLUD pada

Puskesmas Kawal tidak memberikan

perubahan yang signifikan mengenai

dimensi reliability.

3. Variabel Responsiveness

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 41 responden maka diperoleh

distribusi jawaban responden berdasarkan

variabel responsiveness yang terdiri dari

lima item pertanyaan menunjukkan skor

keseluruhan pada dimensi responsiveness

yang di peroleh pada saat Puskesmas

sebelum BLUD adalah sejumlah 18 maka

dapat dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor 17–21 dan skor yang diperoleh

pada saat Puskesmas sesudah BLUD adalah

sejumlah 19 maka dikategorikan baik karena

berada pada rentang skor yang sama yaitu

17–21.

Berdasarkan data yang diperoleh

maka hal ini berarti bahwa tidak terjadi

perubahan yang signifikan dari pendapat

responden terhadap dimensi responsiveness

yaitu tetap berada pada kategori baik pada

saat puskesmas berstatus BLUD. Jadi

dengan adanya perubahan status BLUD pada

Puskesmas Kawal tidak memberikan

perubahan yang signifikan mengenai

dimensi responsiveness.

4. Variabel Assurance

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 41 responden maka diperoleh

distribusi jawaban responden berdasarkan

variabel Assurance yang terdiri dari enam

item pertanyaan menunjukkan skor

keseluruhan pada dimensi Assurance yang

di peroleh pada saat Puskesmas sebelum

BLUD adalah sejumlah 22 maka dapat

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor 20,4–25,2 dan skor yang

diperoleh pada saat Puskesmas sesudah

BLUD adalah sejumlah 22 maka tetap

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor yang sama yaitu 20,4–25,2 .

Berdasarkan data yang diperoleh

maka hal ini berarti bahwa tidak terjadi

perubahan yang signifikan dari pendapat

responden terhadap dimensi Assurance yaitu

tetap berada pada kategori baik pada saat

puskesmas berstatus BLUD. Jadi dengan

adanya perubahan status BLUD pada

Puskesmas Kawal tidak memberikan

perubahan yang signifikan mengenai

dimensi assurance.

Page 16: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

15

5. Variabel Empathy

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 41 responden maka diperoleh

distribusi jawaban responden berdasarkan

variabel Empathy yang terdiri dari empat

item pertanyaan menunjukkan skor

keseluruhan pada dimensi reliability yang

di peroleh pada saat Puskesmas sebelum

BLUD adalah sejumlah 13 maka dapat

dikategorikan cukup baik karena berada

pada rentang skor 10,4–13,6 dan skor yang

diperoleh pada saat Puskesmas sesudah

BLUD adalah sejumlah 14 maka

dikategorikan baik karena berada pada

rentang skor yaitu 13,6–16,8.

Berdasarkan data yang diperoleh

maka hal ini berarti bahwa terjadi perubahan

dari pendapat responden terhadap dimensi

empathy yaitu pada saat sebelum dan

sesudah BLUD dari cukup baik menjadi

baik. Jadi dengan adanya perubahan status

BLUD pada Puskesmas Kawal sudah

menunjukan peningkatan pelayanan yang

baik berkenaan dengan dimensi empathy.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan maka didapat jawaban dari

responden tentang Pelayanan Puskesmas

saat sebelum berstatus BLUD (2013-2014)

dan Pelayanan Puskesmas saat sudah

berstatus BLUD (2014-2015). Maka peneliti

melakukan perhitungan rekapitulasi.

Berdasarkan tabel rekapitulasi didapatkan

jawaban hasil dari keseluruhan kuisioner

untuk mengukur Pelayanan Puskesmas saat

sebelum Badan Layanan Umum Daerah,

yaitu didapatkan jumlah skor sebesar 3661

untuk Pelayanan Puskesmas saat sebelum

berstatus BLUD dengan kategori baik

karena berada pada rentang skor 3624.4 –

4477.2.

Kemudian berdasarkan tabel

rekapitulasi didapatkan jawaban hasil dari

keseluruhan kuisioner untuk mengukur

Pelayanan Puskesmas saat sesudah Badan

Layanan Umum Daerah, yaitu didapatkan

jumlah skor sebesar 4027 untuk Pelayanan

Puskesmas saat sesudah berstatus BLUD

dengan kategori baik karena berada pada

rentang skor 3624.4 – 4477.2

Jadi, dengan adanya perubahan

status Puskesmas menjadi Badan Layanan

Umum Daerah pada Puskesmas Kawal dapat

dilihat bahwa tidak membawa perubahan

yang signifikan terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan Puskesmas kepada

pasien/masyarakat meskipun kualitas

pelayanan yang diberikan Puskesmas pada

saat sebelum berstatus Badan Layanan

Umum Daerah dan sesudah berstatus Badan

Layanan Umum Daerah sudah termasuk

pada kategori baik.

5. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa kualitas

layanan Puskesmas Kawal saat

sebelum BLUD dan sesudah BLUD

secara keseluruhan dapat dilihat dari

masing-masing dimensi yaitu :

Page 17: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

16

tangibles, sebelum BLUD

cukup baik (skor 17 berada pada

rentang skor 13–17) dan sesudah

BLUD baik (skor 20 berada pada

rentang skor 17–21); reliability,

sebelum dan sesudah BLUD baik

(skor 24 berada pada rentang skor

20,4–25,2); responsiveness, sebelum

BLUD baik (skor 18 berada pada

rentang skor 17–21) dan sesudah

BLUD baik (skor 19 berada pada

rentang skor 17–21); assurance,

sebelum dan sesudah BLUD baik

(skor 22 berada pada rentang skor

20,4–25,5); empathy, sebelum

BLUD cukup baik (skor 13 berada

pada rentang skor 10,4–13,6) dan

sesudah BLUD baik (skor 14 berada

pada rentang skor 13,6–16,8).

Berdasarkan rekapitulasi skor

keseluruhan saat sebelum BLUD

baik (skor 3661 berada pada rentang

skor 3624.4-4477.2) dan sesudah

BLUD baik (skor 4027 berada pada

rentang skor 3624.4-4477.2).

Berdasarkan variabel diatas dapat

disimpulkan penetapan status

Puskesmas Kawal menjadi BLUD

tidak memberikan perubahan yang

signifikan terhadap kualitas

pelayanan meskipun, tetap dikatakan

baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,

maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang kiranya dapat bermanfaat, yaitu :

1. Diharapkan Puskesmas terus

meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat pengguna puskesmas

dengan memenuhi jumlah fasilitas

sarana dan prasarana penunjang

kesehatan di puskesmas terutama

fasilitas-fasilitas untuk pasien rawat

inap di puskesmas.

2. Kepada dokter dan perawat di

puskesmas terus meningkatkan

kehandalan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat

pengguna layanan kesehatan

puskesmas sehingga Puskesmas

Kawal dapat mempertahankan

status penerapan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) yang

berkelanjutan serta meningkatkan

pelayanan menjadi lebih baik.

3. Diharapkan kepada pegawai

puskesmas khususnya petugas

apotek agar tetap mempertahankan

dan lebih meningkatkan daya

tanggap yang cepat dan baik dalam

hal pemberian pelayanan obat di

apotek serta memberikan informasi

tentang obat yang dibutuhkan

pasien.

Page 18: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

17

4. Disarankan kepada puskesmas agar

menyediakan pelayanan gizi yang

baik seperti penyediaan dapur gizi,

penyediaan makanan yang sesuai

dengan penyakit pasien serta

pemberian makanan yang di

konversikan dalam makanan diet

pasien ( pagi, siang, malam, dan

selingan) khususnya untuk pasien

rawat inap yang berada di

puskesmas.

5. Disarankan kepada pihak

puskesmas untuk lebih

meningkatkan kepedulian kepada

setiap pasien atau masyarakat

pengguna pelayanan puskesmas

dengan selalu berusaha bersikap

peduli kepada pasien misalnya

dengan memberikan salam dan

dokter atau perawat bisa mengenal

pasiennya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku.

Arikunto, Suharsimi, 2006. “Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik”, Jakarta:PT. Rineka

Cipta

Bagong, Suyanto,dkk. 2008. “Metode

Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan.

Jakarta:Kencana

Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, 2014.

“Profil Kesehatan Kabupaten

Bintan Tahun 2014”, Kabupaten

Bintan

Hendrayady, Agus, dkk, 2011, “Pedoman

Teknik Penulisan Usulan

Penelitian dan Skripsi serta Ujian

Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik”

TanjungPinang:Universitas

Maritim Raja Ali Haji

Husaini, Usman, 2009. “Manajemen Teori,

Praktik & Riset Pendidikan”,

Jakarta: Bumi Aksara

Kemendagri, 2011, Himpunan Produk

Hukum Standar Pelayanan

Minimal (SPM), Buku II, Jakarta

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi

Pelayanan Publik” Yogyakarta:

Pembaharuan

Lukman Sampera. 2003, Manajemen

Kualitas Pelayanan.

Jakarta:STIA-LAN pres

Lukman, Mediya 2015. Badan Layanan

Umum Dari Birokrasi Menuju

Korporasi, Jakarta : PT.Bumi

Aksara

Moenir, H.A.S. 2006, Manajemen

Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi

Aksara

. 2015, Manajemen

Pelayanan Umum di Indonesia,

Jakarta: Bumi Aksara

Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan Publik

dan Costomer Satisfaction.

Bandung:Alumni

Ratmiko, Atik Septi W, 2014. “Manajemen

Pelayanan” Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Sinambela, Lijin Poltak, 2011, Reformasi

Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi

Aksara

Sugiyono, 2005, “Metode Penelitian

Administrasi”. Bandung:ALFABETA

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:ALFABETA

Page 19: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

18

Surjadi, 2009, Pengembangan Kinerja

Pelayanan Publik. Bandung: PT.

Rafika Aditama.

Syafiie, Inu K, 2009. “Ilmu Administrasi

Publik” Jakarta: PT.Rineka Cipta

Tjiptono, Fandy, 2011. “Service, Quality &

Satisfaction (Edisi 3)”,

Yogyakarta: Andi Offset.

Wijaya, Tony.2011, “Manajemen Kualitas

Jasa”, Jakarta: PT. Indeks

Wirartha, I Made, 2006. “Metodologi

Penelitian Sosial Ekonomi”,

Yogyakarta: ANDI

Yunus, Hadi S, 2010. “Metodologi

Penelitian Wilayah

Kontemporer”, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 terkait Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik

Keputusan Menteri Kesehatan No. 128

Tahun 2004 Tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara (KEMENPAN) Nomor 25

Tahun 2004 Tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara (KEMENPAN) Nomor 16

Tahun 2014, tentang Pedoman

Survei Kepuasan Masyarakat

terhadap Penyelenggaraan

Pelayanan Publik.

Keputusan Menteri Kesehatan No 75 Tahun

2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat (PUSKESMAS)

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63 Tahun 2003

Tentang Standar Pelayanan

Publik

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61

Tahun 2007 Tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 75

Tahun 2014 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas).

Peraturan Bupati Kabupaten Bintan No 51

Tahun 2014 tentang Pola Tata

Kelola PPK-BLUD Puskesmas

Kabupaten Bintan.

Dokumen Puskesmas

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Kawal

Kecamatan Gunung Kijang Tahun

2013-2015

Data Pengunjung Rawat Inap UPTD

Puskesmas Kawal Kecamatan

Gunung Kijang Tahun 2013-2015

Profil Kabupaten Bintan 2015

Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas

Kawal Tahun 2014-2018

Jurnal

Jurnal Umrah, Muhammad Ariansyah

tentang Kualitas Pelayanan

Pengurusan Surat Perjalanan

Republik Indonesia (SPRI) atau

Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

TanjungPinang tahun 2015.

Skripsi Universitas Hasanudin, Musdalifah

tentang Analisis Perbandingan

Kualitas Pelayanan Berdasarkan

Persepsi Pasien JKN dan Pasien

Umum di Instalasi Rawat Inap

RSUD Prof. Dr. Anwar

Makkatutu Kabupaten Bantaeng

tahun 2015.

Page 20: PERBANDINGAN PELAYANAN PUSKESMAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Puskesmas diberikan kebebasan dan dituntut untuk meningkatkan pelayanannya

19

Skripsi Universitas Diponegoro, Hardiati

tentang Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Konsumen

menggunakan Jasa Penginapan

(Villa) Agrowisata Kebun Teh

Pangilaran Tahun 2010.

Tesis Universitas Gajah Mada, Betty

Andiyarti tentang Perbandingan

Kepuasan Mahasiswa Terhadap

Kinerja Pegawai Sebelum dan

Sesudah Penetapan Badan

Layanan Umum (BLU) Di

Poltekes Kemenkes Bengkulu

Tahun 2015.

Tesis Universitas Padjajaran, Kanaidi

tentang Pengaruh Kualitas

Pelayanan (service quality)

terhadap loyalitas pengguna jasa

express mail service di wilayah

pos Bandung raya dengan

pendekatan Quality Function

Deployment/QFD Tahun 2007.

Website

Kbbi.web.id/ diakses Pada 17 Januari 2017

http://bintankab.go.id/ diakses Pada Tanggal

12 Januari 2016

http://dinkes.pemalangkab.go.id/ diakses

Pada Tanggal 12 Januari 2016

http://fellinkinanti-fisip10.web.unair.ac.id/

diakses pada tanggal 12 Januari 2016

http://www.bankdata.depkes.go.id/ diakses

Pada 12 Januari 2016

http://www.wikiapbn.org/badan-layanan-

umum/ Kinanti. 2013. “Studi

Perbandingan”.