13
PERBANDINGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA DAN AMERIKA I. SISTEM KEPOLISIAN AMERIKA SERIKAT Amerika Serikat adalah negara federal yang berbentuk republik. Negara bagian memegang kunci penting karena kekuasaan federal merupakan penyerahan sebagian kekuasaan negara bagian yang semula sebagai pembentuk negara federal. Undang-undang dasar yang pertama ada adalah UUD negara bagian. Dalam hal pembagian kekuasaan antara Pemerintah Federal dengan Pemerintah Negara Bagian State mendelegasikan kekuasaan kepada Federal Government dalam undang-undang dasar terhadap 18 jenis urusan yaitu : 1. Menarik pajak. 2. Meminjam dan mencetak uang. 3. Mendirikan kantor pos dan jalan-jalan/ jaringan pos. 4. Mengatur perdagangan antar negara dan luar negeri. 5. Membentuk badan-badan peradilan. 6. Menyatakan perang. 7. Membentuk dan memelihara Angkatan Darat /Army. 8. Membentuk dan memelihara Angkatan Laut/ Navy. 9. Menyelenggarakan milisi. 10. Menyelenggarakan hubungan luar negeri. Kekuasaan yang tetap berada pada State (Reserved Powers, Exclusive State Powers) antara lain urusan : 1. Mengatur perdagangan dalam state. 2. Membentuk pemerintahan daerah (Local Government). 3. Melindungi kesehatan, keselamatan dan kesusilaan.

Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kepolisian

Citation preview

Page 1: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

PERBANDINGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA DAN AMERIKA

I. SISTEM KEPOLISIAN AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat adalah negara federal yang berbentuk republik. Negara bagian

memegang kunci penting karena kekuasaan federal merupakan penyerahan sebagian

kekuasaan negara bagian yang semula sebagai pembentuk negara federal. Undang-undang

dasar yang pertama ada adalah UUD negara bagian. Dalam hal pembagian kekuasaan antara

Pemerintah Federal dengan Pemerintah Negara Bagian State mendelegasikan kekuasaan

kepada Federal Government dalam undang-undang dasar terhadap 18 jenis urusan yaitu :

1. Menarik pajak.

2. Meminjam dan mencetak uang.

3. Mendirikan kantor pos dan jalan-jalan/ jaringan pos.

4. Mengatur perdagangan antar negara dan luar negeri.

5. Membentuk badan-badan peradilan.

6. Menyatakan perang.

7. Membentuk dan memelihara Angkatan Darat /Army.

8. Membentuk dan memelihara Angkatan Laut/ Navy.

9. Menyelenggarakan milisi.

10. Menyelenggarakan hubungan luar negeri.

Kekuasaan yang tetap berada pada State (Reserved Powers, Exclusive State Powers)

antara lain urusan :

1. Mengatur perdagangan dalam state.

2. Membentuk pemerintahan daerah (Local Government).

3. Melindungi kesehatan, keselamatan dan kesusilaan.

4. Melindungi jiwa dan harta benda serta memelihara ketertiban.

Di samping itu terdapat kekuasaan yang dimiliki secara bersama-sama antara federal

dan state (Concurrent Powers) . Urusan tersebut antara lain :

1. Memungut pajak.

2. Meminjam uang.

3. Membentuk badan-badan peradilan.

4. Membentuk dan menegakkan undang-undang.

Page 2: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

Pemerintah federal dapat memperluas kekuasaan dengan berpatokan pada Teory

Implied Powers. Teori ini menyebutkan bahwa United State Congres diberi wewenang untuk

membuat undang-undang yang dianggap perlu dan sesuai (necessary and power).

Kewenangan yang sama juga diberikan kepada pemerintah/departemen. Di samping implied

powers di atas pemerintah federal dapat memperluas kewenangan melalui interpretasi dari

Mahkamah Agung Federal, amandemen konstitusional. Pemerintah federal juga dapat

memberikan bantuan kepada pemerintah negara bagian.

Sistem Pemerintahan

Pembagian kekuasaan di Amerika Serikat menganut azas Trias Politica di mana

kekuasaan eksekutif berada di tangan Presiden, kekuasaan legislative ada pada Kongres

(terdiri dari Senat dan House of Representatives), kekuasaan yudikatif pada Supreme of

Court/ Mahkamah Agung. Amerika Serikat juga menganut azas “keseimbangan” (Check &

Balance) di mana Presiden mempunyai hak veto tetapi tidak mempunyai kewenangan untuk

membubarkan Kongres. Presiden dalam mengangkat jabatan- jabatan penting harus mendapat

persetujuan dari Kongres (senat) misalnya : Duta Besar, Direktur CIA, dan lain-lain.

Rancangan undang-undang APBN yang dibuat {Presiden juga harus mendapat persetujuan

Kongres. Mahkamah Agung juga dapat menyatakan Presiden melanggar UUD padahal

Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden. Selain menganut azas Trias Politica dan azas

keseimbangan Amerika Serikat juga menganut azas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan

otonomi daerah. Presiden adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Untuk masalah

keamanan dalam negeri dipisahkan dari masalah pertahanan. Masalah keamanan dalam

negeri merupaka tanggung jawab masing-masing pemerintah mulai pemerintah federal,

pemerintah negara bagian, pemerintah county, pemerintah kota/rural, dan Urban Municipality

(pemerintah desa). Gubernur negara bagian bukan merupakan bawahan Presiden tetapi

otonom penuh sebagai Kepala Negara Bagian. Desentralisasi juga terlihat dalam penyerahan

urusan pemerintah menjadi urusan rumah tangga sendiri. Penyelenggaraan pemerintahan

daerah secara penuh tanpa campur tangan dari pemerintah pusat/ federal. Dekonsentrasi

terlihat dalam pelimpahan wewenang. Untuk masalah tertentu seperti : penegakan undang-

undang (Narkotika, Keamanan Negara).

Negara Federasi Amerika Serikat mempersatukan 50 negara bagian seperti : New

York, Oklahoma, Hawaii, Florida, Washington DC, Guam, Puerto Rico, dan lain-lain (teritori

khusus). Sistem cabinet di Amerika Serikat adalah kabinet presidensil dengan Presiden

sebagai kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat yang

2

Page 3: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh sejumlah Menteri. Menteri ini dipilih oleh

Presiden. Presiden dalam pelaksanaan tugasnya tidak bertanggung jawab kepada kongres.

Pemerintahan terendah dalam negara bagian adalah Pemerintahan County/Kabupaten

dan Pemerintahan Municipality/Town/Kota. Dalam pemerintahan ini tidak ada badan

legislative, yang ada Dewan Pemerintah Kota/Kabupaten.Dewan Kota ini dipilih langsung

oleh rakyat. Terdapat 3 sistem antara lain : sistem Walikota-Dewan Kota, sistem Komisaris-

Commissioner dan sistem Manager Kota- City Council. Di sini Kepala Polisi bertanggung

jawab kepada Dewan Kota. Commissioner atau City Council sesuai dengan sistem

pemerintahannya.

Dalam Pemerintahan negara bagian terdapat juga pembagian kekuasaan. Eksekutif

dipegang oleh Gubernur, legislative dipegang oleh DPR yang terdiri dari 2 kamar, yudikatif

dipegang oleh Mahkamah Agung negara bagian. Gunernur bertanggung jawab atas keamanan

dalam negeri. Kepala State Police dipilih oleh Gubernur, namun ada juga yang diangkat oleh

Board yang anggotanya dipilih oleh rakyat. Sementara Kepala Polsus diangkat oleh Kepala

Departemen Pemerintah Negara Bagian yang bersangkutan. Gubernur berwenang

menggunakan National Guard untuk memulihkan keamanan dan ketertiban umum yang

terganggu.

Di pemerintahan federal terdapat menteri-menteri pemerintahan federal seperti :

Menteri Pertanian, Menterin Perdagangan, Menteri Keuangan, menteri Pertahanan, Menteri

Luar Negeri, Menteri Energy, Menteri Kesehatan, Menteri Perumahan, Menteri Dalam

Negeri, Menteri Buruh, Menteri Transportasi dan Menteri Negara. Setiap menteri ini

mempunyai badan-badan kepolisian yang bertanggung jawab kepada Presiden. Gubernur

tidak bertanggung jawab kepada Presiden, demikian juga dengan Pemerintah Kota dan

Pemerintah County tidak bertanggung jawab kepada Gubernur. Menurut Bruce Smith di

Amerika Serikat yang ada adalah sistem-sistem kepolisian, tidak ada sistem kepolisian

Amerika Serikat. Tanggung jawab keamanan dalam negeri ada pada masing-masing

pemerintahan atau tanggung jawab bersama.

Tipe Pemerintahan

Di Amerika Serikat terdapat 1 Pemerintahan Nasional Amerika Serikat, 50

Pemerintah Negara Bagian dan 80.120 Pemerintah Lokal. Pemerintah lokal ini terdiri dari

3.042 Counties/provinsi, 18.856 Municipalities/kabupaten, 16.822 Townships/kodya dan

41.400 Distrik.

3

Page 4: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

Sistem Kepolisian di Amerika Serikat

Untuk sistem Kepolisiannya sendiri, Amerika Serika Menggunakan paradigma

Fragmented System of Policing yaitu sebuah sistem kepolisian yang terpisah dan berdiri

sendiri, atau disebut juga dengan sistem desentralisasi yang ekstrim atau tanpa sistem. Oleh

karena bersistem seperti itu, maka timbul sebuah kekawatiran yang cukup besar terhadap

penyalah gunaan dari suatu organisasi polisi yang otonom. Sehingga dalam penerapan

Fragmanted System ini selalu diikuti dengan pembatasan kewenangan kepolisian.

Sistem kepolidian dengan pola di atas memiliki ciri antara lain yaitu:

Kewenangan yang dimiliki oleh lembaga kepolisian bersifat terbatas, yaitu hanya

sebatas pada daerah di mana suatu badan kepolisian berada. Hal ini dikarenakan secara umum

lembaga kepolisian di setiap daerah di as, baik di tingkat negara bagian sampai dengan

tingkat propinsi maupun kabupaten, memang dibentuk oleh pemerintah daerah setempat dan

diatur dengan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dimana

tempatnya berada, sehingga kewenangan tugas hanya sebatas daerah hukum itu saja.

Sehingga untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan beberapa negara bagian atau dalam

bahasa hukum melibatkan beberapa yuridiksi maupun yang masuk dalam kategori

transnational crime, as membentuk badan-badan kepolisian federal dengan wewenang yang

meliputi seluruh daerah di as, strukturnya bisa kita lihat sebagai berikut:

a. Untuk tingkat pusat tidak ada lembaga kepolisian yang melaksanakan

fungsi kepolisian secara penuh, antara lain: Dinas Imigrasi dan

Naturalisasi atau Border Patrol, FBI, Dinas Hubungan Internasional, DEA,

US Marshal Service, US Secret Service, Dinas Satuan Intel dari Biro

Pajak, Divisi Bea dan Cukai, dan Divisi dari Kantor Pos.

b. Untuk kepolisian tingkat Negara Bagian ada beberapa dinas, yaitu: State

Police, State Constabulary, State Highway Police, State Trooper, State

Ranger, Biro Identifikasi dan Penyidikan Kriminal, Polisi-polisi khusus di

lingkup Deaprtemen, National Guard, dan Railway Police.

c. Badan Kepolisian County yang biasanya dipimpin oleh seorang Sheriff.

Selain itu pemerintah county juga mempunya beberapa polisi khusus,

antara lain: Parkway Police, Boulevard Police, Penyelidik Kejaksaan, dan

satuan pengamanan yang tidak memiliki wewenang kepolisian.

4

Page 5: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

d. Badan Kepolisian Tingkat Kota yang dikepalai oleh seorang Chief of

Police.

e. Kepolisian Kota yang banyak diemban oleh Departemen Kepolisian,

seperti, Los Angeles Police Departement (LAPD), NYPD, dan lain-lain.

f. Untuk kepolisian di tingkat desa/dusun biasanya diemban oleh one men

police yang disebut constable atau marshal. Ini kemungkinan bisa seperti

Babinkamtibmas yang ada di kepolisian Indonesia.

1. Pengawasan terhadap lembaga kepolisian sifatnya lokal, artinya pengawasan

yang dilakukan terhadap tugas-tugas serta wewenang lembaga kepolisian

dilakukan oleh tiap-tiap struktur lokal yang ditentukan dalam suatu lembaga

kepolisian, termasuk dalam hal ini pengawasan terutama dilakukan secara

melekat oleh publik daerah setempat dimana suatu lembaga kepolisian

tersebut berada. Hal ini memang cenderung dipengaruhi oleh basic model

penerapan hukum yang dianut oleh as yaitu model anglo saxon atau common

law yang mana memang dalam sistem tersebut lemba kepolisian tumbuh dari

adanya kepentingan dalam masyarakat sendiri sehingga representasi polisi

dalam model ini dapat dikatakan sebagai representasi dari masyarakat itu

sendiri. Atau dengan kata lain bahwa polisi adalah milik masyarakat karena

munculnya lembaga kepolisian pada awalnya bukan dikarenakan adanya

kepentingan negara, melainkan karena adanya kepentingan masyarakat

sebagaima filosofi yang dikemukakan oleh Sir Robert Peel, yaitu “The police

are the public and the public ar the police; the police being only members of

the public who are paid to give full time attention to duties which are

incumbent on every citizen in the interest of community welfare and

existance”

2. Penegakkan hukum dilaksanakan secara terpisah atau berdiri sendiri,

maksudnya yaitu bahwa dalam pelaksanaan penegakkan hukum tersebut, suatu

lembaga kepolisian pada daerah tertentu tidak bisa memasuki wilayah hukum

daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap lembaga kepolisian di as

diatur dengan suatu peraturan perundang-undangan tersendiri yang ditentukan

oleh pemerintah daerah setempat, termasuk di dalamnya mengenai hal tekhnis

pelaksanaan penegakkan hukumnya.

II. SISTEM KEPOLISIAN INDONESIA

5

Page 6: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

Setiap negara di dunia memiliki sistem Kepolisian sendiri. Sebagaimana diketahui

secara universal hingga kini di dalam negara-negara demokratis terdapat tiga sistem

kepolisian yang digunakan, yaitu Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of

Policing), Sistem Kepolisian Terpusat (Centralized System of Policing) dan Sistem

Kepolisian Terpadu (Integrated System of Policing). Ketiga sistem tersebut sangat

dipengaruhi dua model besar penerapan hukum di dunia, yaitu model eropa kontinental atau

civil law sebagaimana yang digunakan di Perancis, Belanda dan Jerman, dan model anglo

saxon atau common law sebagaimana yang digunakan di Inggris, Amerika Serikat dan

Australia

System Kepolisian di suatu negara tidak bisa dipaksakan berlaku untuk negara lain

karena tergantung pada sejarah, budaya masyarakat, sistem pemerintahan, politik dan kontrol

sosial yang diterapkan. Seperti halnya Amerika Serikat menerapkan local police system di

Filipina namun menimbulkan banyak masalah ditingkat pemerintahan daerah, sehingga

Filipina mengubahnya menjadi Integrated National Police dan akhirnya menjadi the Philipine

National Police. Kita perlu mempelajari system Kepolisian negara lain untk membandingkan

dengan tujuan agar dapat diambil suatu manfaat dari suatu sistem kepolisian negara tertentu

bagi negara lainnya, antara lain berupa penataan dan pengembangan organisasi

(organizational development) serta pengembangan potensi kerjasama kerjasama antar

lembaga kepolisian beberapa negara.

System Kepolisian di Indonesia.

System Kepolisian yang dianut oleh Indonesia saat ini adalah system Centralized

System of Policing, yaitu suatu sistem kepolisian yang terpusat/ sentralisasi di mana sistem

kepolisian berada di bawah kendali atau pengawasan langsung oleh pemerintah pusat. Secara

resmi Polri menjadi national police pada tanggal 1 Juni 1946, dengan ketetapan Presiden

Soekarno bersama Mentri Dalam Negeri Soedarsono. Pada era saat ini, system ini dikuatkan

sesuai dengan Undang-Undang no 2 tahun 2002 pasal 5 (2) Kepolisian Negara Republik

Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan

peran sebagai dimaksud dalam ayat (1). Ini juga disesuaikan dengan bentuk negara Indonesia

yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara-negara yang menganut sistem kepolisian

ini selain Indonesia, antara lain : Perancis, Italia, Finlandia, Israel, Thailand, Taiwan, Irlandia,

Denmark dan Swedia.

Kelebihan dari ciri-ciri system Centralized System of Policing ini antara lain:

6

Page 7: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

Menggunakan sistem komando secara terpusat. Sistem kepolisian terpusat terdapat

wewenang yang dimiliki oleh struktur teratas untuk melakukan pengendalian maupun

komando tertentu terhadap seluruh kesatuan di bawahnya, sebagaimana di dalam tubuh Polri,

maka Mabes Polri memiliki wewenang untuk memberikan komando maupun melaksanakan

pengawasan terhadap setiap lapis struktur kesatuan di bawahnya (Polda, Polwil, Polres dan

Polsek).

Terdapat standarisasi profesionalisme, efisiensi dan efektivitas baik dalam bidang

administrasi maupun operasional. Hal ini sangat dimungkinkan dilaksanakan dalam suatu

lembaga kepolisian dengan sistem kepolisian terpusat mengingat seluruh lembaga kepolisian

berada dalam satu wadah lembaga kepolisian nasional yang diatur berdasarkan satu peraturan

perundang-undangan, sebagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur Polri yaitu

UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri.

Wilayah kewenangan hukumnya lebih luas karena kewenangan tersebut bersifat

nasional, sehingga tidak terdapat hambatan terkait dengan hal-hal yurisdiksional terutama

terkait dengan pelaksanaan penegakan hukum. Ruang lingkup pengawasan dalam sistem ini

sifatnya luas karena pengawasan tidak hanya pada tataran lokal tapi secara berjenjang sampai

dengan level nasional.

Penegakan hukum bersifat nasional. Jadi setiap level kepolisian dari pusat sampai

daerah dapat menangani perkara karena aturan dan ketentuan hukum yang ada bersifat

nasional. Namun harus disesuaikan dengan yuridiksi dan locus delicty perkara.

System Centralized System of Polizing birokrasinya cenderung terlalu panjang, mulai

dari level paling bawah hingga paling atas terletak dalam satu rangkaian sistem birokrasi. Hal

ini memang masalah yang selalu melekat pada setiap organisasi dengan rantai birokrasi yang

terlalu panjang, sebagaimana yang terjadi di dalam tubuh Polri karena banyaknya lapis

birokrasi secara berjenjang dari mulai tingkat Polsek hingga Mabes Polri yang berakibat pada

terjadinya ketidakefektifan maupun ketidakefisienan kinerja Polri, terutama yang berada di

level Polres dan Polsek. Untuk itu perlu adanya kolaborasi system pendelegasian wewenang

birokrasi yang dimiliki pusat dan daerah (Mabes Polri sampai Polsek). Misalnya wewenang

dalam pembinaan personil, rekruitmen anggota, penggunaan anggaran, jenis sarana dan

prasarana alut dan alsus kepolisian. Kolaborasi pendelegasian wewenang ini perlu

dilaksanakan selain untuk memotong birokrasi juga untuk menyesuaikan bentuk penerapan

fungsi kepolisian dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia. Seperti kita ketahui Indonesia

7

Page 8: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

merupakan negara Bhineka Tunggal Ika yang penuh dengan keragaman dari segi budaya,

sosial dan keyakinan. Untuk system yang diterapkan perlu disesuaikan dengan daerah

masing-masing.

Penerapan systen sentralisasi ini juga mengakibatkan cenderung dijauhi / kurang

didukung masyarakat karena cenderung lebih memihak kepada penguasa. Hal ini dikarenakan

lembaga kepolisian dalam negara dengan sistem kepolisian terpusat muncul dari adanya

kepentingan negara tersebut akan perlunya suatu lembaga kepolisian sehingga terjadi

kecenderungan dimana lembaga kepolisian akan menjadi alat kekuasaan daripada menjadi

pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Berbeda halnya dengan negara dengan sistem

kepolisian terpisah dimana lembaga kepolisian muncul dari adanya kepentingan masyarakat

sehingga lembaga kepolisian yang demikian akan lebih peka terhadap situasi dan kondisi di

dalam masyarakat yang pada akhirnya tugas pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat

akan dapat terlaksana secara optimal tercapai ketentraman di dalam masyarakat. Untuk itu

perlu adanya suatu pola pendekatan masyarakat untuk meraih dukungan dalam hal

pelaksanaan tuga Kepolisian kepada masyarakat yang sifatnya disesuaikan dengan budaya

pemolisian di masing-masing daerah. Anggota Polisi yang mengawaki/melaksanakan system

pun harus polisi local (local boy for local job), namun level pelaksana (bintara). Pola

pemolisian yang diterapkan adalah Community Policing, namun inipun tidak bisa diterapkan

sepenuhnya seperti Community Policing seperti di Jepang karena seperti kita ketahui Jepang

adalah negara yang homogen tidak seperti Indonesia yang lebih heterogen. Jadi community

policing yang diterapkan pun disesuaikan dengan daerah masing-masing sebagaimana filosofi

yang dikemukakan oleh Sir Robert Peel, yaitu The police are the public and the public are the

police; the police being only members of the public who are paid to give full time attention to

duties which are incumbent on every citizen in the interests of community welfare and

existence.

8

Page 9: Perbandingan Sistem Kepolisian Indonesia Dan Amerika

9