Upload
mizannurhaq
View
54
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fikes
Citation preview
PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Membahas olahraga di pendidikan tidak lepas dari pendidikan jasmani dan kesehatan yang
digunakan di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa olahraga dan pendidikan jasmani
merupakan dua istilah yang mempunyai satu pengertian yang sama, apabila ada perbedaan
hanya pada intensitasnya. Pendapat lain mengatakan berbeda
Menurut UNESCO lewat ICSPE Pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani, dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan
dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan
watak
Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat
berupa permainan. Tujuannya tidak sama akan tetapi dalam bagian
tertentu menunjukan kaitan satu sama lain
Berdasarkan dokumen yang resmi, Pendidikan Jasmani (physical education) digunakan
untuk kalangan pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan
Olahraga (Sport) untuk kegiatan di luar pendidikan yang berorientasi pada peningkatan
prestasi melalui pertandingan dan perlombaan
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pendidikan Jasmani OlahragaPemahaman gerak
Berpacu pada satuan kurikulum
Subyeknya pelajar
Child Centered
Pribadi anak seluruhnya
Prestasi
Bebas
Subyeknya atlet
Subject centered
Kinerja motorik
Entry Behavior
Pengaturan disesuaikan
Gerak kehidupan sehari-hari
Perhatian ekstra pada anak lamban
Tidak mesti bertanding
Wajib
Talent Scouting
Aturan Baku
Gerak fungsional cabang
Ditinggalkan
Selalu bertanding
Bebas
Untuk dapat membahas tentang pengertian olahraga dan pendidikan jasmani perlu ditelusuri
tentang kapan istilah olahraga dan pendidikan jasmani dipakai di Indonesia.
Beberapa istilah yang pernah digunakan dalam pendidikan jasmani di sekolah
Gerak Badan tahun 1945 –1950
Pendidikan Jasmani Tahun 1950 – 1961
Olahraga Tahun 1962 – 1967
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Tahun 1967 – 1982
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1982 – 2003
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2003- sekarang
Era Gerak Badan 1945 –1950
Digunakannya istilah Gerak badan adalah untuk menyatakan bahwa pelakunya menggerak-
gerakan badan berarti tidak diam.
Gerak Badan sudah masuk dalam bagian pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah
dengan materi pelajaran atletik, senam dan latihan militer. Pada pelaksanaannya anak laki-
laki dan perempuan di pisahkan dan perlu adanya nasihat dokter (Harsono 1990; Subroto
1989)
Diberikan di sekolah dengan maksud sebagai kompensasi atau untuk mengimbangi kegiatan
anak didik yang harus duduk dengan sikap kaku terus menerus ketika mendengarkan
penjelasan guru untuk semua mata pelajaran yang disajikan di dalam kelas.
Era Pendidkan Jasmani (1950 – 1961)
Didasari oleh Undang-undang No. 4/1950, kemudian menjadi Undang-undang Nomor
12/1954 yang sebagian isinya berbunyi; Bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir bathin. Oleh
karena itu pendidikan jasmani berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan
badan terutama dalam arti proventif dan juga secara correctief.
Untuk mengawasi jalannya pendidikan jasmani pemerintah membentuk Infeksi Pendidikan
Jasmani (IPJ) dan untuk memenuhi kebutuhan guru didirikan Sekolah Guru Pendidikan
Jasmani (SGPD), Akademi Pendidikan Jasmani (APD), Kursus B-I, B-2.
Era Olahraga Tahun 1962 – 1967
Istilah Olahraga secara resmi digunakan sejak tahun 1963 yang dengan segera digunakan
merata di seluruh lapisan masyarakat hanya kalangan Angkatan Bersenjata yang tetap
memakai Pendidikan Jasmani.
Pada era Olahraga ini Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD) digantikan dengan nama
Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA), Akademi Pendidikan Jasmani diganti dengan
Sekolah Tinggi Olahraga (STO)
Era Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Tahun 1967 – 1982
Pada era ini Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA) diganti dengan SGO (Sekolah Guru
Olahraga), dan Sekolah Tinggi Olahraga(STO) menjadi Fakultas Keguruan Ilmu
Keolahragaan (FKIK) dan akhirnya diganti lagi menjadi Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan (FPOK) di bawah naungan IKIP
Pelaksanaan pendidikan olahraga dan kesehatan di sekolah pada umumnya hanya
mengajarkan kemampuan gerak dan keterampilan dasar kegiatan olahraga yang kemudian
dikembangkan oleh setiap individu atau anak didik. Kemampuan dan keterampilan tersebut
mengarah prestasi optimal. Namun kenyataannya siswa kurang mantap melakukan latihan
karena beberapa faktor seperti ; kurangnya sarana olahraga di sekolah, Jumlah jam pelajaran
setiap minggu hanya 2 jam pelajaran (2 x 45 menit), kurangnya guru olahraga di sekolah
dasar
Era Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (1982 – sekarang)
Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI no. 0413/U/1987 tanggal 4
Juli 1987 dinyatakan adanya perubahan dari istilah pendidikan olahraga dan kesehatan
menjadi pendidikan jasmani.
Dalam surat keputusan tersebut di atas dijelaskan pula tujuan dari pendidikan jasmani yaitu ;
Mengembangkan individu atau anak didik secara organis, , Neuromuskuler, Intelektual serta
Emosional
1. Pengembangan Individu secara organis (mahluk Hidup)
Yaitu pengembangan fisiologis anak didik sebagai hasil mengikuti kegiatan pendidikan
jasmani secara teratur, tertib, dan terprogram. Melalui kegiatan tersebut organ tubuh yang
merupakan mesin kehidupan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebagai contoh :
Jantung, paru-paru, ginjal serta kelenjar keringat dapat berfungsi dengan baik dalam
memperlancar peredaran darah serta mengangkut sisa-sisa pembakaran dari sel-sel otot ke
alat ekskresi
2. Pengembangan Individu secara Neuromuskuler
Anak didik yang mengikuti kegiatan pendidikan jasmani secara teratur di sekolah akan
mengalami pertumbuhan fisik yang berkaitan dengan posturnya sehingga otot-ototnya
menjadi kuat dan besar, kecepatan reaksi dan koordinasi gerak anak didik menjadi semakin
baik, cepat dan tepat sesuai dengan yang kehendanya. Setiap gerak yang dilakukan menjadi
efisien dan efektif tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Sistem Neuromuskuler anak didik
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan usianya.
3. Pengembangan Individu Secara Intelektual
Kegiatan pendidikan jasmani, secara langsung atau tidak langsung, ikut mengembangkan
daya intelektual atau kemampuan berpikir anak didik. Dalam kegiatan olahraga permainan
misalnya, untuk maengalahkan lawan bermain perlu taktik/siasat.
4. Pengembangan Individu secara Emosional
Dalam kegiatan olahraga yang diprogram dalam pelajaran pendidikan jasmani emosi perlu
mendapat perhatian yang besar. Bila upaya pengendalian emosi kurang baik, timbulah
perkelahian antar pemain. Demikian juga jika tim menderita kekalahan, pemain akan larut
dalam kesedihan yang berkepanjangan. Akan tetapi, bila emosi dapat dikendalikan, mereka
akan segera kembali berlatih untuk memperbaiki kekurangan. Emosi dapat terungkap dalam
bentuk kegembiraan, kesedihan, atau kemarahan.