Upload
trishna-indra
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
11
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur besi (Fe) dalam suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke dalam
golongan VIII. Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji besi
biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%, serta sedikit
senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula dimagnetkan.
Senyawa ferro yang paling penting adalah garam besi (II) sulfat, lazim disebut
garam ferro sulfat bentuk yang umum dari garam ini adalah vitriol hijau, FeSO4.7H2O
yang mengkristal dalam bentuk monoklin. Garam ini isomorf dengan garam Epson
atau garam inggris MgSO4.7H2O. Garam besi (II) sulfat ini dapat diperoleh dengan
cara melarutkan serbuk besi atau besi (II) sulfida dalam asam sulfat encer. Setelah
larutan disaring dan diuapkan maka akan mengkristal FeSO4.7H2O yang berwarna
hijau. Dalam skala besar garam ini dibuat dengan cara mengoksidasi perlahan garam
FeS2 oleh udara yang mengandung air. Garam besi (II) sulfat dan garam sulfat yang
berasal dari logam alkali, dapat bergabung membentuk garam rangkap. Contoh
senyawanya adalah (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O senyawa ini disebut dengan garam mohr.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan garam mohr adalah bagaimana cara
membuat garam mohr dari serbuk besi atau potongan paku ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan garam mohr adalah untuk mengetahui cara membuat
garam mohr dari serbuk besi atau potongan paku.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan garam mohr adalah dapat mengetahui cara membuat
garam mohr dari serbuk besi atau potongan paku.
II. KAJIAN TEORI
Garam Kristal stabil dari ion-ion NH4+ tetrahedral kebanyakan larut dalam
air. Garam ammonium umumnya mirip dengan garam-garam kalium dan rubidium
dalam hal kelarutan dan struktur karena ketiga ion tersebut jari-jarinya sebanding =
1,48 A. garam dari asam kuatnya terionisasi seluruhnya dan kelarutannya sedikit
(Cotton dan Willkinson, 1989).
Garam-garam besi (III) (atau feri) diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3
mereka lebih stabil dari pada garam besi (II). Dalam larutannya terdapat kation-kation
Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna menjadi
semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II) (Vogel,
1985).
Besi seperti juga kobalt dan nikel yang merupakan golongan VII, dengan
berat atom 55,85 berta jenis 7,86 dan mempunyai titik lebur 2450°C. Di alam biasa
terdapat dalam biji besi hematite, magnetite, limotite dan pyrite (FeS), sedangkan
dalam air umumnya dalam bentuk senyawa garam ferri atau garam ferro (valensi 2).
Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO, FeSO4.7H2O, FeSO4,
FeCO3, FeCl3, Fe(OH)3 dan lainnya (Said, 2015).
besi merupakan zat yang sangat diperlukan dalam perkembangan sistem saraf
karena besi sangat dibutuhkan dalam proses sintesis di dalamnya.7 Selain itu, besi
adalah salah satu zat yang sangat penting sebagai sistem transmiter elektron pada
mitokondria sehingga kekurangan zat besi akan menyebabkan menurunnya sitokrom
dalam mitokondria yang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, bahkan
abnormalitas pertumbuhan termasuk di dalamnya adalah kecerdasan intelektual pada
anak-anak yang menderita defisiensi zat besi (Kusmiati dkk., 2013).
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 November 2015
pukul 07.30 – 10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia, batang
pengaduk, corong, erlenmeyer dan hot plate.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah serbuk besi atau
potongan paku, sam sulfat 10% dan ammonia..
C. Prosedur Kerja
Ditimbang 10 gramDilarutkan dengan 10 mL H2SO4 10%DipanaskanDisaring
Ditambahkan asam sulfatDipanaskan secara perlahan hingga terbentuk Kristal lapiran permukaan larutan
Diuapkan sampaiTerbentuk larutan jenuh
Dicampur dalam keadaan panas Didinginkan Diamati pembentukan Kristal berwarna hijau mudaSetelah Kristal terbentuk, dipisahkan dari cairannyaUntuk mendapatkan garam mohr yang lebih baik, dilakukan rekristalisasiDitimbang
Hasil Pengamatan
Serbuk besi atau potongan paku
Filtrat Residu
Larutan A Larutan B (150 mL H2SO4 10% dan ammonia
HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
No
. Penambahan
pH
1. pH awal 4
2. pH awal (1) + 2 mL NaOH 5
3. pH (2) + 2 mL NaOH 5
4. pH (3) + 2 mL NaOH 6
5. pH (4) + 2 mL NaOH 7
6. pH (5) + 2 mL NaOH 10
7. pH (6) + 2 mL NaOH 11
8. pH (7) + 2 mL NaOH 12
9. pH (8) + 2 mL NaOH 12
2. Analisis Data
1. Perhitungan
Diketahui :
[NaOH] : 0,52 M
[CH3COOH] : 0,88 M
a. Kekuatan ion larutan ()
CH3COOH CH3COO- + H+
Penyelesaian :
μ=12∑i
M i Zi2
Penentuan [H+] dan [OH-]
Untuk penambahan NaOH = 0 mL, pH = 4
Log [ H+ ]=(−pH+0,5 Z1Z2√ μ
1+√ μ−0 ,10 μ)
[ H+ ]=inv×log [ H+ ]
[OH− ]=10−14
[ H+ ]
Untuk penambahan NaOH = 2 mL, pH = 5
Log [ H+ ]=(−pH+0,5 Z1Z2√ μ
1+√ μ−0 ,10 μ)
[ H+ ]=inv×log [ H+ ]
[OH− ]=10−14
[ H+ ]
b. Penentuan Ka
Ka pada penambahan 0 mL NaOH, pH = 4
pKa=pH +0,5 Z1 Z2 √μ
1+√μ−0,1 μ+ log
C A+CB+( [ H+ ]−[OH− ] )CB+( [H+ ]−[OH− ])
=pH+0,5 Z1 Z2√μ
1+√μ−0 ,10 μ+ log
C A+CB
C B
pKa = - log Ka
Ka = Inv . log –pKa
= Inv . log –4,58
= 2,05 . 10-5
Ka pada penambahan 2 mL NaOH, pH = 5
pKa=pH +0,5 Z1 Z2 √μ
1+√μ−0,1 μ+ log
C A+CB+( [ H+ ]−[OH− ] )CB+( [H+ ]−[OH− ])
=pH+0,5 Z1 Z2√μ
1+√μ−0 ,10 μ+ log
C A+CB
C B
pKa = - log Ka
Ka = Inv . log –pKa
= Inv . log –5,58
= 3,02 . 10-5
B. Pembahasan
Menurut Arrhenius asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air terionisasi
menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Sedangkan basa adalah zat yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. Asam dapat digolongkan menjadi
dua berdasarkan sifat ionisasinya. Asam yang terionisasi secara sempurna saat
dilarutkan di dalam air digolongkan sebagai asam kuat sedangkan asam yang tidak
terionisasi secara sempurna di dalam air digolongkan sebagai asam lemah. Kekuatan
asam lemah sangat beragam tergantung pada derajat ionisasinya. Terbatasnya ionisasi
asam lemah berkaitan dengan konstanta kesetimbangan ionisasi.
Kekuatan asam basa berguna untuk mempertimbangkan reaksi asam-basa
sebagai suatu kompetisi terhadap proton. Dari sudut pandang ini dapat disusun asam
dan basa berdasarkan kekuatan relatifnya. Asam yang lebih kuat adalah asam yang
melepaskan protonnya lebih mudah daripada asam lainnya. Hal ini serupa, basa kuat
adalah basa yang dapat menarik proton lebih kuat dari yang lainnya. Suatu asam atau
basa dikatakan kuat apabila terionisasi sempurna di dalam air. kekuatan asam
bergantung pada bagaimana proton H+ secara mudah terlepas dari ikatan H--X dalam
spesi asam.
Percobaan ini bertujuan utuk mengetahui kekuatan asam. Kekuatan suatu
asam didefinisikan sebagai kemampuan asam itu untuk menghasilkan ion H+,
kekuatan asam akan makin besar bila kemampuan asam itu untuk menghasilkan ion
H+ makin besar. Dalam percobaan ini, kekuatan asam dari asam asetat akan diukur
dengan mengukur pH-nya dengan mengetahui konsentrasi masing-masing larutan.
Asam yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam asetat yang merupakan asam
lemah. Asam lemah bila dilarutkan dalam air tidak akan terionisasi secara sempurna,
asam lemah hanya terionisasi sebagian. Posisi kesetimbangan reaksi antara asam dan
air bervariasi antara asam lemah yang satu dengan asam lemah yang lainnya. \
Larutan KNO3 yang digunakan dalam percobaan ini berfungsi untuk menjaga
kekuatan ion dalam larutan agar dapat terdeteksi pH-meter. KNO3 merupakan
elektrolit kuat yang dalam larutan (air) akan terdisosiasi menjadi K+ dan NO3-. Ion K+
lebih elektropositif dari pada H+ sehingga ion K+ akan bereaksi dengan anion (jika
ada) terlebih dahulu dari pada ion H+. Akibatnya konsentrasi ion H+ dalam larutan
akan lebih stabil/ terjaga.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa seiring bertambahnya
NaOH, pH nya pun semakin bertambah. Dari analisis data diperoleh kekuatan ion
larutan CH3COOH (µ) sebesar 0,88 mol/L, [H+] sebesar 1,4385 X 10-4 dan [OH-]
sebesar 6,95168 X 10-8. Nilai pKa yang diperoleh adalah 2,4158. Nilai pKa
merupakan Konstanta kesetimbangan disosiasi (Ka) disebut juga konstanta elektrolit
atau konstanta disosiasi asam. Kekuatan asam didefinisikan oleh konstanta disosiasi
asamnya. Semakin besar konstanta disosiasi asamnya maka makin kuat asam
tersebut.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi CH3COOH adalah 0,88 M. Nilai kekuatan asam dari senyawa CH3COOH
adalah sebesar 0,88 molL
dengan nilai [H+] sebesar 1,4385 X 10-4, [OH-] sebesar
6,95168 X 10-8 dan nilai pKa sebesar 2,4158.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F., A., dan Willkinson, G., 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia, Jakarta.
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Kalman Media Pustaka, Jakarta.