Upload
muhammad-rahmat-al-fatih
View
67
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PERCOBAAN SISTEM GERAK OTOT
Citation preview
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Gerak dan Sistem Otot”. Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kerja otot dan respon otot terhadap aktivitas yang dilakukan dengan memakai beban.Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18November 2013, pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, beban 2 kg, meteran kain, mistar, dan timbangan. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah praktikan itu sendiri. Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah Tabel hasil pengukuran nilai kerja otot (KO) dari masing-masing kelompok dimana kelompok 1 memiliki nilai kerja otot tertinggi pada laki-laki yaitu 267.601,875 sedangkan pada perempuan yang tertinggi yaitu kelompok empat dengan nilai kerja otot sebesar 105.337,5. Kesimplan yang didapat adalah semakin panjang lengan seorang praktikan maka nilai kerja ototnya akan semakin besar dan pada umnya nilai kerja otot laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, didapatkan \hasil sebagai berikut :
1. Tabel hasil pengukuran nilai kerja otot (KO) dari masing-masing kelompok
Kelompok Nilai Keja Otot (Kg.cm)
Laki – Laki perempuan
1. 267.601,875 39.703,125
2. 201.025 18.750
3. 144.000 84.672
4. 109.350 105.337,5
5. 93.025 49.220,5
6. 291.600 62.208
7. 74.112,5 15.309
8. 138.765 43.940
9. 90.872 30.982,5
10. 111.537 28.037
Perhitungan kelompok 2:
A. Rahmat Pratama (laki-laki)
Dik
B = 2 Kg Panjang Lengan = 50 cm
r = 25 Cm
Dit = KO...?
KO = Stot x B
= Jumlah Angkatan x ½ r2 x B
= 231 x ½ (29,5)2 x 2 Kg
= 201.025 Kg. Cm
B. Evita Susanti (Perempuan)
Dik
B = 2 Kg Panjang Lengan = 50 cm
r = 25 Cm
Dit = Ko...?
KO = Stot x B
= Jumlah Angkatan x ½ r2 x B
= 30 x ½ (25)2 x 2 Kg
= 18.750 Kg. Cm
2. Kurva Hubungan nilai Kerja otot dengan panjang lengan
50 Cm 59 Cm0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
4.2.Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan, kontraksi otot laki-laki jauh lebih besar
pada wanita, itu menunjukkan bahwa besarnya kontraksi otot ditentukan oleh jenis
kelamin. Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena memendek maka
tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Menurut
Sudjino (2003: 11) menyatakan bahwa, kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula,
otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula.
Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja
otot pertama.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis. otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang
berlawanan arah. Menurut Purnomo (2001: 45)menyatakan bahwa, jika otot pertama
berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan tulang tertarik
atau terangkat dan sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan terjadinya gerak sinergis,
yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama.
Antagonis merupakan dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertamaberkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik
atau terangkat. Sebaliknya,jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi
akan menyebabkan tulang kembali ke posisisemula. Contoh otot antagonis adalah otot
bisep dan trisep. Menurut Trijoko (1990: 12) menyatakan bahwa, otot bisep adalah otot
yang memiliki duaujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan
atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga tendon) yang
melekat pada tulang, terletak di lengan atasbagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.Untuk menurunkan lengan
bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Sinergis juga merupakan otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronatorteres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak
tangan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang
bekerja bersama sama dengan tujuan yang sama. Jadi,otot-otot itu berkontraksi bersama
dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot-otot antar tulang rusukyang bekerja bersama
ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkantelapak
tangan menengadah atau menelungkup. Menurut Sudjino (2003: 12) menyatakan
bahwa, gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi.
Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga
tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut
tendon. Di antara dua tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian
ini memiliki kemampuan berkontraksi. Menurut Purnomo (2001: 42) menyatakan
bahwa, ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo
dan insersio.Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap
atau sedikit bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.Ujung otot (tendon) yang
melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat otot berkontraksi
disebut insersio.
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu
sama lain. Akibatnya zona H dan pita I memendek, sehingga sarkomer pun juga
memendek. Menurut Trijoko (1990: 12) menyatakan bahwa, dalam otot terdapat zat
yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan
aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada
tulang bergerak. Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval
waktu yang cukup, otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika
jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan akan berkontraksi maksimum
atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi, disebut tetanus.
Pada percobaan yang telah dilakukan, rata-rata saat berkontraksi, otot
membutuhkan energi dan oksigen. Menurut Sudjino (2003: 12) menyatakan bahwa,
oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP
(adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (Adenosin Difosfat) +
Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (Adenosin Monofosfat) + Energi.
Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi jumlah nilai kerja otot adalah jenis kelamin dan seringnya
aktifitas.
2. Nilai kerja otot laki-laki lebih besar daripada nilai kerja otot pada perempuan.
3. Semakin panjang lengan seseorang maka semakin besar nilai kerja ototnya.
4. Kemampuan tangan kanan dan tangan kiri seseorang berbeda nilai kerja ototnya.
5. Umumnya tangan kiri memiliki nilai kerja otot lebih kecil dari tangan kanan.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor. 1996. Buku Teks Histologi Veteriner I. UI Press: Jakarta. III+ 342 hlm.
Hadisusanto. 1987. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: IKAPI.IV+ 176 hlm.
Moekti. 1997. Sistem Kerangka Otot Manusia. Dwi Dipasena:Semarang.
Purnomo. 2001.Anatomi dan Fisiologi Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. VII+ 324 hlm.
Sudjino.2003. Fisiologi Kedokteran ECG. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
Suwarni. 1990. Pengantar Ilmu Praktikum Fisiologi Hewan Universitas Terbuka. Universitas Terbuka Press: Jakarta.
Trijoko. 1990. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta. III+ 72 hlm.
Utami. 2010. Bank Soal Biologi. Widya media: Bandung.
Lampiran
Gambar. Pengukuran panjang lengan
Gambar. Mengangkat beban untuk melihat nilai kerja otot