16
Modul ke: Fakultas Program Studi PEREKONOMIAN INDONESIA Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M EKONOMI BISNIS AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id

PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

  • Upload
    buikiet

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

PEREKONOMIAN INDONESIA

Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M

EKONOMI BISNIS

AKUNTANSIwww.mercubuana.ac.id

Page 2: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

SEJARAHPEREKONOMIAN INDONESIA

PeriodeOrde Baru

Page 3: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

-Sejarah Perekonomian Indonesia-

Orde Baru1966- 1998

Page 4: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

• Awal-awal pemerintahan orde baru dihadapkan pada kehancuran ekonomi secara total, hal ini tergambar dari Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang besar, serta nilai tukar rupiah tidak stabil

• Maka awal pemrintahan orde baru ini juga bisa dikatakan sebagai titik balik perekonomian Indonesia.

Page 5: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

• Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Segala macam upaya dilakukan mulai dari menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Hingga akhirnya dalam waktu 2 tahun Soeharto dapat menurunkan inflasi hingga dibawah 15%.

• Pada masa pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan

Page 6: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

• Pada awal kepemimpinannya Soeharto mengambil beberapa langkah drastis yang bersifat strategis. Mengubah sistem ekonomi komando menjadi sistem ekonomi pasar.

• Dikeluarkannya paket kebijakan Tap MPRS No.XXIII Tahun 1966 Tentang pembaharuan, landasan kebijakan ekonomi, keuangan, dna pembangunan. Salah satunya UU penanaman modal asing tahun 1967 dan UU penanaman modal dalam negeri tahun 1968

Page 7: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

• Sejak masa itu yaitu pada tahun 1969, Indonesia memulai menata kehidupan ekonomi secara lebih terarah dan fokus terhadap prioritas pembangunan. Sehingga dibentuklah Rencana Pembangunan Lima Tahun yang kita kenal pada saat itu sebgai REPELITA.

Page 8: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

1. Repelita I (1 April 1969 hingga 31 Maret 1974)Titik Berat Repelita I : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.Sasaran : Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

Page 9: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

2. Repelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979)Titik Berat Repelita II: Pada sektor pertanian mengolah bahan mentah menjadi bahan baku Sasaran : Tersedianya pangan, sandang, perumahan, dengan pembangunan di luar Jawa, Bali dan Madura, melalui transmigrasi.Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.

Page 10: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

3. Repelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984)Titik Berat Repelita III: Pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang selanjutnya. Menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.

4. Repelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989)Titik Berat Repelita IV: Pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin- mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalm repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yanag kuat bagi tahap selanjutnya.

Page 11: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

5. Repelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994)Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.Pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Page 12: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

6. Pelita VI (1 April 1994 – 31 Maret 1999) Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektorekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian sertapembangunan dan peningkatan kualitas sumber dayamanusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandangsebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode initerjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter danperistiwa politik dalam negeri yang menggangguperekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

Page 13: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

Keberhasilan masa orde baru dalam bidang ekonomi:1. Pertumbuhan ekonomi yang baik dari masa order

lama.2. Swasembada pangan

Kekurangan masa orde baru:1. Buruknya sektor perbankan2. Besarnya ketergantungan indonesia terhadapmodal asing, pinjaman, dan impor.3. Perbedaan ekonomi antar daerah yg tinggi4. Timbulnya KKN

Page 14: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Masa Orde Baru

• Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997. Membuat perekonomian Indonesia gagal menunjukan taringnya.Namun pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.

Page 15: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Referensi

• Santosa, Iwan.(2013). Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan Alternatif Solusi. Graha Ilmu.

• Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan analisis empiris. Ghalia Indonesia.

• Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.

• www.bps.co.id

Page 16: PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit

Terima KasihSuzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M