Upload
lunamarinaazizah
View
34
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gizi
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Merak Batin
1. Letak geografis
Desa Merak Batin merupakan desa yang berada di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan. Luas wilayah desa Merak Batin yaitu 2072
Ha dengan jumlah wilayah efektif yang digunakan yaitu
persawahan/perkebunan seluas 988 Ha, pertokoan/perkantoran 189 Ha, dan
perumahan 895 Ha. Dari luas desa rentang kendali jarak desa ke pusat
pemerintahan kecamatan yaitu 0.79 Km dan perkiraan waktu tempuh desa
ke pusat pemerintahan pusat yaitu 0.5 jam.
2. Demografi/Kependudukan
Desa Merak Batin memiliki 45 RT terdiri dari 7 dusun yaitu Induk Merak
Batin, Srikaton, Pasar Lama, Citerep, Tanjung Senang, Tanjung Sari, dan
Banjarejo. Terdiri dari 830 kepala keluarga (KK). Berdasarkan profil Desa
Merak Batin jumlah penduduk di Desa Merak Batin adalah 14630 jiwa.
38
Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penggolongan Usia
Di Desa Merak Batin Tahun 2014
Golongan Usia (tahun) Jumlah (orang)
0-5 1150
6-12 1343
13-15 1247
16-18 4630
19-50 3260
>51 3000
Total 14630
Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014
3. Aktifitas Perekonomian
Aktifitas perekonomian desa Merak Batin adalah 8 unit bank, 2 unit lembaga
keuangan bukan bank, 35 unit kelompok pertokoan.
4. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan desa Merak Batin terdapat 6 SD/sderajat, 6
SLTP/sederajat, dan 2 SLTA/sederajat
39
Tabel 2
Sarana Pendidikan di Desa Merak Batin Tahun 2014
Sarana Pendidikan Jumlah
SD/sederajat 2
SLTP/sederajat 6
SLTA/sederajat 2
Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014
5. Sarana Transportasi
Bidang sarana transportasi yang tersedia di desa Merak Batin yaitu jumlah
kendaraan bermotor sebanyak 2572 unit dan mobil 155 unit. Adapun jumlah
jalan yang terdapat di desa Merak Batin yaitu 1 unit jalan hotmix dengan
panjang jalan 1000 m, 5 unit jalan aspal dengan panjang jalan 10000 m, 3
unit jalan onderlagh dengan panjang jalan 5000 m, dan 7 unit jalan tanah
dengan panjang jalan 7000 m.
6. Sarana Ibadah
Sarana ibadah di desa Merak Batin terdapat 10 unit.
7. Sarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan desa Merak Batin terdapat 7 unit Puskesmas,
4 dokter, dan 4 bidan.
40
Tabel 3
Sarana dan Prasarana Kesehatan
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Sarana dan Prasarana Kesehatan
Jumlah
Posyandu 7
Dokter 4
Bidan 4
Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014
8. Sarana Desa
Sarana desa Merak Batin terdapat 1 unit lapangan dan 1 unit balai
pertemuan.
B. Hasil Analisis Univariat
1). Status gizi Batita
a. Status Gizi (Indeks TB/U) Balita
Tabel 4
Distribusi Status Gizi (Indeks TB/U) Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tinggi 1 2,8
Normal 24 68,6
Pendek 5 14,3
Sangat pendek 5 14,3
Total 35 100
41
Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut
indeks TB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:
Tinggi sebesar 2,8%, normal 68,6%, pendek 14,3%, dan sangat pendek
14,3%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata responden di desa Merak
Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan indeks TB/U telah mencapai
angka diatas 50% yaitu 68,6%.
b. Status Gizi (Indeks BB/U) Batita
Tabel 5
Distribusi Status Gizi (Indeks BB/U) Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Berat badan lebih 1 2,8
Normal 26 74,3
Berat Badan Kurang 8 22,9
Berat Badan Sangat Kurang 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut
indeks BB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut: berat
badan lebih sebesar 2,8%, normal 74,3%, berat badan kurang 22,9%, dan
berat badan sangat kurang 0%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata dari
responden di desa Merak Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan
indeks BB/U telah mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 74,3%.
42
c. Status Gizi (Indeks BB/TB) Batita
Tabel 6
Distribusi Status Gizi (Indeks BB/TB) atau (indeks BB/PB) Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Gemuk 2 5,7
Normal 29 82,9
Kurus 4 11,4
Sangat kurus 0 0,0
Total 35 100
Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut
indeks BB/TB dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:
batita dengan status gizi gemuk sebesar 5,7%, normal 82,9%, kurus 11,4%,
dan sangat kurang 0%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata balita di desa
Merak Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan indeks BB/TB telah
mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 82,9%.
43
d. Status Gizi (Indeks IMT/U) Batita
Tabel 7
Distribusi Status Gizi (Indeks IMT/U) Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Gemuk 3 8,6
Normal 29 82,8
Kurus 3 8,6
Sangat kurus 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut
indeks BB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:
gemuk 8,6%, normal 82,8%, berat badan kurus 8,6 %, dan berat badan
sangat kurus 0%,Sehingga dapat disimpulkan rata-rata dari responden di
desa Merak Batin yang berstatus gizi baik berdasarkan indeks IMT/U
telah mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 82,8%.
44
2) Asupan Zat Gizi
a. Asupan Energi
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak cukup 16 45,7
Cukup 19 54,3
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui hasil sebagai berikut: asupan energi rata-rata usia 1-3 tahun
menurut AKG 2012 adalah 1126 kkal, sebesar 45,7% batita di desa
Merak Batin asupan energinnya tidak cukup dan sebanyak 54,3% batita
di desa Merak Batin asupan energinnya cukup. Jadi dapat disimpulakan
bahwa rata-rata asupan energi batita di desa Merak Batin mencukupi
AKG 2012.
45
b. Asupan Protein
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Protein
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak cukup 5 14,3
Cukup 30 85,7
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui hasil sebagai berikut: asupan protein rata-rata usia 1-3 tahun
menurut AKG 2012 adalah 26 gram, sebesar 14,3% batita di desa
Merak batin asupan proteinnya tidak cukup dan sebanyak 85,7% batita
di desa Merak Batin asupan proteinnya cukup. Jadi dapat disimpulakan
bahwa rata-rata asupan protein batita di desa Merak Batin mencukupi
AKG 2012.
c. Asupan Lemak
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Lemak
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Cukup 16 45,7
Cukup 19 54,3
Total 35 100.0
46
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui hasil sebagai berikut: asupan lemak rata-rata usia 1-3 tahun
menurut AKG 2012 adalah 44 gram, sebesar 45,7% batita di desa Merak
Batin asupan lemaknya tidak cukup dan sebesar 54,3% batita di desa
Merak Batin asupan lemaknya cukup. Jadi dapat disimpulakan bahwa
rata-rata asupan lemak batita di desa Merak Batin mencukupi AKG 2012.
3) Riwayat Penyakit
a) ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan di Desa Merak Batin
Tahun 2014
ISPA/Influenza/radang
tenggorokanN %
Tidak pernah 3 8,6
Pernah 32 91,4
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
proporsi responden yang tidak pernah mengalami riwayat penyakit infeksi
yaitu ISPA/Influenza/radang tenggorokan (8,6%) lebih sedikit
dibandingkan dengan responden yang pernah mengalami riwayat
penyakit ISPA/Influenza/radang tenggorokan (91,4%).
47
b) Pneumonia/radang paru
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Pneumonia/Radang Paru di Desa Merak Batin Tahun 2014
Radang Paru n %
Tidak pernah 35 100
Pernah 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu
pneumonia/radang paru (100%) lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru
(0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak
pernah mengalami riwayat penyakit radang paru.
c) Diare
Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Diare
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Diare/Mencret n %
Tidak Pernah 19 54,3
Pernah 16 45,7
Total 35 100
48
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
proporsi responden yang tidak pernah mengalami diare (54,3%) lebih
besar dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengalami diare
(45,7 %).
d) TB Paru
Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit TB Paru
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Riwayat penyakit TB Paru n %
Tidak Pernah 35 100
Pernah 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu
TB Paru (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah
mengalami riwayat penyakit TB paru.
49
e) Kecacingan
Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kecacingan
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Riwayat Penyakit
Kecacingann %
Tidak Pernah 35 100
Pernah 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu
kecacingan (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah
mengalami riwayat kecacingan.
50
f) Hepatitis
Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Hepatitis
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Riwayat Penyakit Hepatitis n %
Tidak Pernah 35 100
Pernah 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa responden
dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu hepatitis
(100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang pernah
mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah mengalami riwayat
hepatitis.
g) Tetanus
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Tetanus
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Riwayat Penyakit Tetanus
n %
Tidak Pernah 35 100
Pernah 0 0Total 35 100
51
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu
tetanus (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah
mengalami riwayat tetanus.
4) Pola Asuh
Tabel 18
Distribusi berdasarkan Pola asuh Ibu Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak baik 28 80
Sehat 7 20
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden ibu batita di Desa Merak batin
diketahui bahwa pola asuh batita dengan kategori tidak baik sebanyak 28
responden (80%), dan pola asuh baik sebanyak 7 responden (20%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh batita di desa Merak Batin
tidak baik.
52
5) Sanitas Keluarga Batita
a) Sanitasi Rumah
Tabel 19
Distribusi Sanitasi Rumah
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak sehat 21 60
Sehat 14 40
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan sanitasi rumah sehat (40%) lebih
sedikit dibandingkan responden dengan sanitasi rumah tidak sehat (60
%).
b) Penggunaan Air Bersih
Tabel 20
Distribusi Berdasarkan Penggunaan Air Bersih
dalam Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Bersih 33 94,3
Bersih 2 5,7
Total 35 100
53
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan penggunaan air bersih (5,7%)
lebih sedikit dibandingkan responden dengan penggunaaan air tidak
bersih (94,3%).
c) Keadaan Lingkungan Rumah Tangga
Tabel 21
Distribusi Berdasarkan Keadaaan Lingkungan
Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak baik 16 45,7
Baik 19 54,3
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan keadaan lingkungan rumah
tangga baik (54,3%) lebih banyak dibandingkan responden dengan
keadaan lingkungan rumah tangga tidak baik (45,7%).
54
6) Ketersediaan Pangan
a. Rata-rata Konsumsi Energi
Tabel 22
Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi Energi
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Cukup 22 62,9
Cukup 13 37,1Total 35 100
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui rata-rata konsumsi untuk batita menurut angka kecukupan
energi perkapita yaitu 2400 kkal, rata-rata konsumsi energi batita yang
mencukupi yaitu sebesar 37,1%, sedangkan rata-rata konsumsi yang
tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar 62,9 %
b. Rata-rata Konsumsi Protein
Tabel 23
Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi
Protein di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Cukup 13 37,1
Cukup 22 62,9
Total 35 100
55
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui rata-rata konsumsi untuk batita menurut angka kecukupan
protein perkapita yaitu 63 gram, rata-rata konsumsi protein batita yang
mencukupi yaitu sebesar 62,9 %, sedangkan rata-rata konsumsi yang
tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar 37,1%.
7) Sosial Ekonomi
a. Pendidikan Bapak
Tabel 24
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Bapak
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Sekolah 0 0.0
SD 3 8.6
SLTP/sederajat 11 31.4
SLTA/Sederajat 19 54.3
Perguruan Tinggi 2 5.7
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden di
desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden kepala rumah
tangga adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar 0%, SD 8,6%,
SLTP/ sederajat 34,4 %, SLTA/ sederajat 54,3%, dan perguruan tinggi
sebesar 5,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pendidikan kepala rumah tangga yaitu SLTA/ sederajat yaitu 19 orang.
56
b. Pendidikan Ibu
Tabel 25
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Sekolah 1 2.9
SD 4 11.4
SLTP/sederajat 12 34.3
SLTA/Sederajat 14 40.0
Perguruan Tinggi 4 11.4
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden di
desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden ibu adalah
sebagai berikut: tidak sekolah sebesar 2,9%, SD 11,4%, SLTP/ sederajat
34,3 %, SLTA/ sederajat 40%, dan dengan perguruan tinggi sebesar 11,
4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendidikan
responden yaitu SLTA/ sederajat yaitu 14 orang.
57
c. Tingkat Pendapatan
Tabel 26
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Total Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Rendah 3 8,6
Tinggi 32 91,4
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan pendapatan rendah (8,6 %) lebih
kecil dibandingkan dengan responden dengan pendapatan tinggi (91,5 %).
d. Status Pekerjaan
1. Status pekerjaan Bapak
Tabel 27
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Bapak
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak bekerja 1 2.9
Buruh/petani garap 19 54.3
wiraswasta/wirausaha 10 28.6
PNS 1 2.9
Pegawai BUMN 4 11.4
Total 35 100.0
58
Berdasarkan data di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
kepala rumah tangga adalah sebagai berikut: tdak bekerja sebesar 2,9
%, buruh/petani penggarap 54,9 % , wiraswasta/wirausaha 28,6 %, PNS
2,9 % , dan pegawai BUMN 11.4 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari 35 responden rata-rata pekerjaan kepala rumah
tangga adalah buruh/petani penggarap.
2. Status Pekerjaan ibu
Tabel 28
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak bekerja 25 71,4
Buruh/petani garap 3 8,6
wiraswasta/wirausaha 7 20
PNS 0 0
Pegawai BUMN 0 0
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
kategori pekerjaan ibu sebagai berikut: tidak bekerja sebesar 71,4%,
buruh/petani penggarap 8,6 % dan wiraswasta 20 %. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden sebagian besar ibu tidak
bekerja.
59
8) Tingakat Pengetahuan Ibu Batita
Tabel 29
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Kurang 0 0
Cukup 4 11,4
baik 31 88,6
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
pengetahuan ibu batita dengan kategori cukup sebanyak 4 responden
(11,4%), dan baik sebanyak 31 responden (%).
9) ASI Eksklusif
Tabel 30
Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak ASI Eksklusif 22 62,9
ASI Eksklusif 13 37,1
Total 35 100
60
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distibusi responden dengan pemberian asi eksklusif (13%) lebih kecil
dibandingkan responden dengan tidak asi eksklusif (62,9).
10) Penimbangan
Tabel 31
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penimbangan
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak rutin 9 25,7
Rutin 26 74,3
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi penimbangan batita yang rutin (74,3%) lebih besar
dibandingkan dengan frekuensi penimbangan yang tidak rutin (25,7%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata batita di desa
Merak Batin rutin mengikuti penimbanagan.
61
11) Pemberian Vitamin A
Tabel 32
Distribusi Responden Berdasarkan Pemberiaan Vitamin A Batita
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Sesuai 1 2,9
Sesuai 34 97,1
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi pemberian vitamin A pada batita yang sesuai (97,1%) lebih
besar daripada frekuensi pemberian vitamin A yang tidak sesuai (2.9%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata batita di desa Merak
Batin telah menerima kapsul vitamin A sesuai dengan umurnya.
12) Keberagaman Pangan
Tabel 33
Distribusi Responden Berdasarkan Keberagaman Pangan
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak beragam 29 82,9
Bergam 6 17,1
Total 35 100
62
Berdasrakan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi responden dengan konsumsi makanan beragam (17,1%) lebih
kecil dibandingkan dengan responden dengan konsumsi makanan yang
tidak beragam (82,9%).
13) Garam beryodium
Tabel 34
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Garam
Beryodium dalam Rumah Tangga di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Kategori n %
Tidak beryodium 0 0
Yodium 35 100
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa
distribusi penggunaan garam beryodium (100%) lebih besar daripada
penggunaan garam yang tidak beryodium (0%).
63
14) KADARZI
Tabel 35
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Kadarzi
Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak KADARZI 31 88,6
KADARZI 4 11,4
Total 35 100
Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa distribusi
responden dengan perilaku kadar gizi (11.4%) lebih kecil dibandingkan
dengan perilaku responden yang tidak kadar gizi (88,6%).
II. IBU HAMIL
1. Status gizi
Tabel 36
Status Gizi Bumil berdasarkan LILA
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Berisiko 10 100
Berisiko 0 0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa status
gizi ibu hamil dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu tidak
berisiko (100%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang
berisiko (0%).
64
2. Status AnemiaTabel 37
Status Anemia Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Anemia 5 50.0
Anemia 5 50.0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian anemia pada ibu
hamil (50%) sama dengan responden yang tidak anemia (50%).
3. Asupan Zat Gizi Ibu Hamil
a). Asupan Energi
Tabel.38
Distribusi Frekuensi Asupan Energi Ibu Hamil
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Cukup 9 90
Cukup 1 10
Total 10 100.0
Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden ibu hamil di desa Merak
Batin dapat diketahui hasil sebagai berikut: asupan energi yang tidak
cukup sebesar 90% dan asupan energi yang mencukupi adalah sebasar
65
85,7%. Jadi dapat disimpulakan bahwa rata-rata asupan energi ibu hamil
di desa Merak Batin tidak mencapai AKG 2012.
b) Asupan Protein
Tabel 39
Asupan Protein Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak cukup 9 90.0
Cukup 1 10.0
Total 10 100.0
Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui hasil sebagai berikut: asupan protein yang tidak cukup sebesar
90% dan asupan protein yang cukup adalah sebasar 10%. Jadi dapat
disimpulakan bahwa rata-rata asupan protein ibu hamil di desa Merak
Batin tidak mencapai AKG 2012.
c) Asupan Lemak
Tabel 40
Asupan Lemak Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Cukup9 90.0
Cukup1 10.0
Total10 100.0
66
Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden ibu hamil di desa Merak
Batin dapat diketahui hasil sebagai berikut: asupan lemak yang tidak
mencukupi sebesar 90% dan asupan lemak yang cukup adalah sebasar
10%. Jadi dapat disimpulakan bahwa rata-rata asupan protein ibu hamil di
desa Merak Batin tidak mencapai AKG 2012.
3. Riwayat Penyakit
a. Anemia
Tabel. 42
Distribusi Frekuensi berdasarkan kategori Riwayat Anemia
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Anemia 5 50.0
Anemia 5 50.0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian anemia pada ibu
hamil (50%) sama dengan responden yang tidak anemia (50%).
67
b. Hipertensi
Tabel 43
Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Hipertensi 8 80.0
Hipertensi 2 20.0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian hipertensi
pada ibu hamil (20%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang
tidak hipertensi (80%).
c. Diabetes Mellitus
Tabel 44
Kejadian Diabetes Mellitus Ibu Hamil di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Diabetes mellitus 10 100
Diabetes mellitus 0 0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian tidak diabetes
Mellitus pada ibu hamil (100%) lebih besar dibandingkan dengan
responden yang diabetes mellitus (0%).
68
4. Sanitasi
a. Sanitasi rumah
Tabel 45
Distribusi Responden Sanitasi Rumah di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Kategori N %
Tidak sehat 7 70.0
Sehat 3 30.0
Total 10 100.0
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan sanitasi rumah sehat (30%) lebih
sedikit dibandingkan responden dengan sanitasi rumah tidak sehat (70
%).
b. Penggunaaan air bersih
Tabel 46
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Air Bersih
dalam Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Bersih 10 100.0
Bersih 0 0
Total 10 100
69
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan penggunaan air bersih (0%) lebih
sedikit dibandingkan responden dengan penggunaan air tidak bersih
(100 %).
c. Keadaan Lingkungan Rumah Tangga
Tabel 47
Distribusi Responden Berdasarkan Keadaaan Lingkungan
Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak bersih 4 40.0
Bersih 6 60.0
Total 10 100.0
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan keadaan lingkungan rumah
tangga bersih (60%) lebih besar dibandingkan responden dengan
keadaan lingkungan rumah tangga tidak bersih(40 %).
70
5. Ketersediaan Pangan
a. Rata-rata Konsumsi Energi
Tabel 48
Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi
Energi Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak cukup 6 60
Cukup 4 40
Total 10 100
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui rata-rata konsumsi untuk ibu hamil menurut angka
kecukupan energi perkapita yaitu 2400 kkal, sedangkan rata-rata
konsumsi energi yang mencukupi yaitu sebesar 40%, sedangkan rata-
rata konsumsi energi yang tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar
60%
b. Rata-rata Konsumsi Protein
Tabel 49
Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata
Konsumsi Energi Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak cukup 2 80
Cukup 8 20
Total 10 100
71
Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat
diketahui rata-rata konsumsi untuk ibu hamil menurut angka
kecukupan protein perkapita yaitu 63 gram, sedangkan rata-rata
konsumsi protein yang mencukupi yaitu sebesar 80%, sedangkan rata-
rata konsumsi protein yang tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar
20%.
6. Sosial Ekonomi
a. Tingkat pendapatan
Tabel 50
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Total Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Rendah 0 0
Tinggi 10 100
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi frekuensi responden dengan pendapatan keluarga rendah (0%)
lebih kecil dibandingkan dengan responden dengan pendapatan tinggi
(100 %).
72
b. Pendidikan Bapak
Tabel 51
Frekuensi Berdasarkan di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Sekolah 0 0
SD 1 10
SLTP 4 40
SLTA 5 50
Perguruan Tinggi` 0 0
Total 10 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden ibu
hamil di desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden bapak
adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar %, kategori SD sebanyak 1
orang sebesar 10%, SLTP/sederajat sebanyak 4 orang atau sebesar 40%,
SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau sebesar 50%, dan dengan
perguruan tinggi sebesar 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
rata-rata pendidikan bapak yaitu SLTA/ sederajat yaitu 50% dari seluruh
responden.
73
c. Pendidikan Ibu
Tabel 52
Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Sekolah 0 0
SD 0 0
SLTP/Sederajat 4 40
SLTA/Sederajat 5 50
Perguruan Tinggi 1 10
Total 10 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden ibu
hamil di desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden bapak
adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar %, kategori SD sebanyak 1
orang sebesar 10%, SLTP/sederajat sebanyak 4 orang atau sebesar
40%, SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau sebesar 50%, dan dengan
perguruan tinggi sebesar 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa rata-rata pendidikan bapak yaitu SLTA/ sederajat yaitu 50% dari
seluruh responden.
d. Pekerjaan Bapak
74
Tabel 53
Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Bapak
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak Bekerja 0 0
Buruh/Petani Penggarap 4 40
Wiraswasta/wirausaha 4 40
PNS 1 10
Pegawai BUMN 1 10
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui distribusi frekuensi pekerjaan
bapak adalah sbagai berikut: buruh/ petani penggrap sebesar 40%,
wiraswasta/wirausaha 40%, PNS 10%, dan pegawai BUMN 10%.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan bapak dari 10 responden
adalah buruh dan wiraswasta/wirausaha.
e. Pekerjaan Ibu
75
Tabel 54Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Bapak
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Bekerja 7 70.0
Buruh/Petani Penggarap 1 10.0
Wiraswasta/wirausaha 2 20.0
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dapat bahwa diketahui distribusi frekuensi
pekerjaan ibu adalah sbagai berikut: tidak bekerja 70%, buruh/petani
penggarap 10%, wiraswasta/wirausaha 20%. Dapat disimpulkan bahwa
rata-rata ibu dari 10 responden tidak bekerja.
7. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil
76
Tabel 55
Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pengetahuan Ibu Hamil
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Kurang 3 30
Cukup 2 20
Baik 5 50
Total 10 50
Berdasarkan data di atsa dapat diketahui bahwa distribusi tingkat
penegetahuan ibu dengan kategori kurang sebanyak 3 responden (30%),
sebanyak 2 responden (20%) cukup dan sebanyak 5 responden ibu hamil
(50%) berpengetahuan baik.
8. Keberagaman Pangan
Tabel 56
Distribusi Responden Berdasarkan Keberagaman Makanan
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak beragam 7 70.0
Bergam 3 30.0
Total 10 100.0
77
Berdasrakan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi responden dengan konsumsi makanan beragam (30%) lebih
kecil dibandingkan responden dengan konsumsi makanan yang tidak
beragam (70%).
9. Garam beryodium
Tabel 57
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Garam
Beryodium dalam Rumah Tangga di DesaMerak Batin
Tahun 2014
Kategori n %
Tidak beryodium 0 0
Yodium 10 100
Total 10 100
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi penggunaan garam beryodium (100%) lebih besar dibandingkan
responden dengan penggunaan garam yang tidak beryodium (0%).
10. Konsumsi tablet Fe
Tabel 58
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe
di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori n %
Tidak Rutin 4 40.0
Rutin 6 60.0
Total 10 100.0
78
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi responden dengan konsumsi tablet Fe (60%) lebih besar
dibandingkan dengan perilaku responden yang tidak mengkonsumsi tablet
Fe (40%).
11. KADARZI
Tabel 59
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Kadarzi
Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014
Kategori N %
Tidak KADARZI 9 90.0
KADARZI 1 10.0
Total 10 100.0
Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa
distribusi responden dengan perilaku kadar gizi (10%) lebih kecil
dibandingkan dengan perilaku responden yang tidak kadar gizi (90%).
C. Pembahasan
1. Distribusi Status Gizi Batita berdasarkan WHO-Antro di Desa Merak
Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun 2014
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik
dan lebih (Almatsier, 2009). Penilaian status gizi seseorang dapat diatau
kelompok ada beberapa metode yang digunakan seperti antropometri, biokimia,
klinis, dan penilaian konsumsi makanan. (Gibson, 2005). Soekirman (2000)
79
pengukuran status gizi yang relatif sederhana dan banyak dilakukan adalah
dengan penilaian antropometri. Status gizi batita di Desa Merak Batin diukur
menggunakan indikator BB│U, TB│U, BB│TB, dan IMT│U.
Penilaian status gizi menurut indikator BB│U. Berat Badan menurut umur
mencerminkan masa tubuh relatif berdasarkan umur kronologis (Gibson, 2005).
Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan2 yang mendadak, misalnya
karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya
jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri
yang sangat labil, maka BB│U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat
ini (Supariasa, 2001)
Berdasarkan hasil analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa
Merak Batin memiliki cakupan status gizi yang normal. Hal ini dapat dilihat dari
persentase distribusi batita yang berat badan kurang di desa Merak Batin 22,8%,
sedangkan batita yang memiliki berat badan lebih 2,8%. Sedangkan hasil
Riskesdas tahun 2013 angka gizi kurang dan gizi lebih Lampung adalah 11.9%
dan 7,6%. Berdasarkan data diatas dapat diketahu angka gizi kurang dengan
indikator BB│U di Desa Merak Batin masih tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan angka angka nasional 2013 yaitu 19,6%. Sebagian besar batita di des
Merak Batin memiliki status gizi baik.
Peniliaan status gizi menurut indikator TB│U. Menurut Supariasa (2001),
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan pertumbuhan
skeletan. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti pertumbuhan berat badan,
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendenk.
80
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan anak nampak dalam waktu
yang relatif lama. Indikator ini baik untuk menilai status gizi masa lampau,
pelaksanaannya murah dan mudah dibawa (Gibson,2005).
Berdasarkan analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa Merak
Batin memiliki cakupan status tinggi normal. Berdasarkan hasil yang didapat
dapat diketahui bahwa persentase status gizi batita normal mencapai 68,8%,
sedangkan tinggi 2,8%, pendek 14,3% dan sangat pendek 14,3%. Jika
dibandingkan dengan persentasi provinsi nasional tahun 2013 adalah 37,2%,
terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek. Persentase hasil jika
dibandingkan dengan angka provinsi dan nasional masih tergolong rendah.
Penilaian status gizi menurut indokator BB│TB. Supariasa (2001) berat badan
memiliki hubungan linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal,
perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu. Indikator BB│TB merupakan indikator status gizi
saat ini. Penilaian ini tidak membutuhkan data umur responden, namun
penugukuran relati lama.
Berdasarkan analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa Merak
Batin memiliki cakupan gizi yang normal. Dilihat dari hasil dapat diketahui
persentase status gizi normal 82,9%, kurus 11,4% dan gemuk 5,7%. Berdasarkan
hasil Riskesdas tahun 2013 angka nasional dan provinsi adalah 6,2%, jika
dibandingkan dengan hasl analisis data makan batita desa Merak Batin maih
tergolong dalam kategori tinggi terlihat dari prevalensi kurus melebihi nasional
81
dan provinsi yaitu 11,4 %. Sebagian besar batita desa Mreak Batin berstatus gizi
normal.
Penilaian status gizi menurut indokator IMT│U. Menurut WHO (2007)
indikarot IMT│U merupakan indikator yang paling baik untuk mnegukur
keadaan status gizi yang menggambarkan keadaan status gizi masa lalu dan
masa kini karena berat badan memiliki hubungan linear dengan tinggi badan.
Berat badan searah dengan pertumbuhan tinggi babdan dengan kecepatan
tertentu. Indek ini tidak menimbulkan underestimate pada anak yang overweight,
obesitas, serta kesan kelebihan pada anak gizi kurang.
Berdasarkan penilaian status gizi berdasarkan indikator IMT│U desa merak
Batin memiliki cakupan status gizi baik. Hal ini dilihat dari persentase data batita
yang kurus di desa Merak Batinn 8,6% dan gemuk 8,6% dan lainnya adalah
normal 82,8%.
2. Distribusi Asupan Zat Gizi Batita di Desa Merak Batin Kecamatan Natar
Lampung Selatan
Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh
sehingga dapat menjaga atau menentukan keseharan tubuh. Tubuh manusia
melakukan pemeliharaan kesehatan dengan mengganti jaringan yang rusak
unutuk memepertahankan hidupnya. Asupan setiap individu berbeda-beda.
Asupan dilihat dari jumlah kecukupan gizi yang diperlukan seseorang atau
kelompok sesuai dengan angka yang dianjurkan untuk dapat hidup sehat (Ratna
dalam Rosary, 2009).
82
Berdasarkan hasil analisa data di desa Merak Batin diketahui bahwa asupan
energi batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak cukup sebesar 45,7% dan
energi cukup sebesar 54,3%. Kebutuhan energi golongan usia 1-3 tahun menurut
AKG 2012 adalah 1126 kkal. Hasil analisa data asupan tersebut berada diatas
dari rata-rata asupan persentase asupan energi kurang di Indonesia yaitu 40,7%
(Riskesdas ,2010). Hal ini menunjukan bahwa batita di desa Merak Batin masih
berada di atas angka nasional kurang mencukupi. Asupan energi minimal orang
Indonesia. Asupan energi minimal orang Indonesia adalah <70%
Berdasarkan analisa asupan protein batita di desa Merak Batin dengan
membandingkan AKG 2012 diketahui persentase asupan protein yang tidak
cukup sebesar 14,3% dan energi cukup sebesar 85,7%. Kebutuhan energi
golongan usia 1-3 tahun menurut AKG 2012 adalah 26 gram. Hasil analisa data
asupan tersebut berada dibawah rata-rata asupan minimal asupan protein orang
Indonesia yaitu 37% (Riskesdas, 2010).
Hasil analisa asupan lemak batita di desa Merak Batin diketahui asupan lemak
tidak cukup sebesar 45,7% dan asupan lemak cukup sebesar 54,3%. Kebutuhan
batita dengan membandingkan pada AKG 2012 kebutuhan lemak usia 1-3 tahun
adalah 44 gram. Hal ini dapat menunjukan asupan energi batita di desa Merak
Batin memiliki konsumsi kebutuhan lemak cukup sebanyak 19 responden dengan
persentase 54,3%.
83
3. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit ISPA/influenza/Radang
Tenggorokan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014
Menurut Riskesdas (2007) Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan
penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat.
Prevalensi kejadian ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan batita di Indonesia
berdasarkan Riskesdas (2013) adalah sebesar 25,8%, prevalensi kejadian
ISPA/Influenza/Radang tenggorokan batita di Lampung sebesar 12%.
Berdasarkan data hasil analisa kejadian ISPA pada batita di desa Merak Batin
diketahui yang tidak pernah mengalami kejadian ISPA/Influenza dalam waktu 3
bualan terakhir sebesar 8,6%, dan sebesar 91,4% batita mengalami kejadian
ISPA/influenza dalam 3 bulan terakhir. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar batita di desa merak batinn dalam t3 bulan terakhir pernah mengalami
kejadian ISPA/Influenza.
4. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Pneumonia/Radang Paru
Batita di desa Merak Batin Tahun 2014
Menurut Riskesdas (2007) Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab
kematian utama, terutama pada balita. Berdasarkan angka nasional Riskesdan
2013 Indonesia prevalensi kejadian pneumonia adalah sebesar o,2% dan angka
kejadian di Lampung sebesar 0,1%.
Hasil analisa data batita desa merak batin 100% tidak pernah mengalami
kajadian pneumonia. Berdasarkan data tersebut maka prevalensi Pneumonia di
desa Merak Batin berada di bawah rata-rata nasional dan rata-rata provinsi.
84
5. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Diare di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Diare menurut Riskesdas (2007) adalah keadaan dimana kondisi buang air
besar lebih dari 3 kali sehari dengan kotoran lembik/ cair. berdasarkan data
Riskesdas (2013) prevalensi kejadian diare nasional sebesar 5,2% dan prevalensi
di provinsi Lampung hanya sebesar 3,5%.
Hasil analisa data kejadian diare batita di desa Merak Batin sebanyak 54,3%
batita tidak pernah mengalami diare selama 3 bulan terakhir, dan sebanyak
45,7% batita desa Merak Batin pernah mengalami diare selama 3 bulan
terakhir.hal tersebut dapat diketahui bahwa kejadian diare di desa merak batin
masih berada di atas prevalensi nasional Indonesai ddan Provinsi.
6. Distribusi Berdasarkan Riwayat penyakit TB Paru
Menurut Riskesdas (2007) Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit
menular kronis yang menjadi isuglobal. Di Indonesia penyakit ini termasuk salah
satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak
luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi,serta sering mengakibatkan kematian.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2007) prevalensi TB Paru secara nasional adalah
sebesar 0,99%.
Hasil analisa data dapat diketahui bahwa desa Merak batin berada
dibawahprevalemsi nasional ditunjukan dengan 100% batita desa Merak Batin
tidak pernah mengalami kejadian Tb Paru.
85
7. Distribusi Berdasarkan Riwayat Kecacingan Batita di desa Merak Batin
Tahun 2014
Kecacingan merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang
anak-anak. Berdasarkan hasil analisa batita desa Merak Batin dapat diketahui
100% batita tidak pernah mengamali atau didiagnosa menderita kecacingan oleh
tenaga kesehatan.
8. Distribusi Berdasarkan Riwayat Hepatitis Batita di desa Merak Batin
Tahun 2014
Menurut Riskesdas (2007), hepatitis merupakan penyakit menulat yang
ditandai dengan menderita mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri perut sebelah
kanan atas, kencing warna air teh, serta kulit dan mata berwarna kuning.
Prevelensi kejadian hepatitis nasional menurut Riskesdas (2013) pada golongan
umur 1-4 tahun adalah sebesar 0,2%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
batita di desa Merak Batin selama 3 bulan terakhir tidak ada yang mengalami
hepatitis atau oleh tenaga kesehatan dinyatakan menderi penyakit hepatitis.
9. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Tetenus Batita di desa Merak
Batin Tahun 2014
Prevalensi kejadian tetanus batita di desa Merak Batin berdasarkan analisa
data dapat diketahu bahwa dalam 3 bualan terakhir batita tidak pernah
mengalami atau dinyatakan menderita tetanus oleh petugas kesehatan. Hal ini
ditunjukan dengan 100% batita tidak pernah mengalami kejadian tetanus.
86
10. Distribusi Berdasarkan Pola Asuh Batita di desa Merak Batin Tahun
2014
Menurut Edward (2006), Pola asuh meupakan interaksi anak dan orang tua
mendidik, membimbing,dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk
mencapai kedewasaan. Masa anak usia 6-59 bulan merupakan masa anak-anak
yang masih tergantung pada perawatan dan pengasuhan oramh tuannya sehingga
pola asuh makanan dan kesehatan sangat penting. (Santoso,2005).
Berdasarkan hasil analisa data desa dapat diketahui bahwa batita di desa
Merak Batin 80% batita pola asuhnya tidak baik, dan pola asuh baik hanya 20%.
Rendahnya pola asuh batita di desa Merak Batin dapat disebebkan oleh faktor
seperti pendidikan orang tua, keadaan sosial ekonomi, kebudayaan dan lain
sebagiannya (Prasetya, 2003).
11. Distribusi Berdasarkan Sanitasi Keluarga Batita di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Sanitasi lingkungan rumah adalah kondisi lingkungan dan tempat tinggal
rumah yang diukur dari score pencahayaan, lubang ventilasi, kebersihan ruang
tidur, WC dan halaman serta tempat penampungan air minum. Penilaian sanitati
keluarga batita memalui tiga penilaian yaitu sanitasi rumah, sanitasi air bersih,
dan sanitasi lingkungan rumah tangga.
Bredasarkan hasil analisa sanitasi rumah batita dinilai dengan melihat kondisi
fisik keadaan rumah, sebanyak 60% rumah batita tidak sehat dan sebesar 40%
rumah batita sehat. Hal ini menunjukan bahwa keadaan rumah batitta sebagian
besar tidak sehat.
87
Berdasarkan hasli analisa penggunaan air bersih dalam keluarga batita,
sebanyak 94,3% tidak bersih dan sebanyak 5,7% bersih. Rendahnya penggunaan
air bersih di desa Merak Batin dapat disebabkan oleh faktor cemaran yang berada
di sekirar sumber air minum.
Hasil analisa lingkungan rumah batita dapat diketahui sebanyak 45,7%
lingkungan rumah tidak baik dan sebesar 54,3% lingungan rumah batita baersih.
Kebersihan dari lingkungan dinilai dengan mempertimbangkan cemaran melalui
ternak.
12. Distribusi Ketersediaan Pangan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014
Ketersediaan pangan merupakan ktersediannya pangan yang cukup dalam
rumah tangga ketersdiaan pangan dipengaruhi oleh tingkat pendapatn, harga
pangan dan non pangan, tingat pengetahuan, tabu serta jumlah anggota keluarga.
Ketersediaan ini digunakann untuk mengetahu rata-rata konsumsi zat gizi dalam
keluarga. Ketersediaan yang digunakan menggambarkan distribusi konsumsi
rata-rata energi dan protein keluarga batita. Rata-rata konsumsi energi orang
Indonesai adalah 2400 kkal, dengan angka konsumsi terendah adalah <70%.
Berdasarkan hasil analisa data rata-rata konsumsi energi batita di desa Merah
Batin sebanyak 62,9% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi energi, sedangkan
energi yang mencukupi sebesar 37,1%. Hal ini menunjukan bahwa masih
rendahnnya rata-rata konsumsi energi pada batita di desa Merak Batin jika
dibandingkan dengan angka rata-rata konsumsi energi orang Indonesia.
Rata-rata konsumsi protein orang indonesia adalah 56 gram dengan angka
konsumsi rendah adalah <80% kebutuhan. Berdasarkan hasil analisa data
88
diketahui rata-rata konsumsi protein batita cukup sebesar 62,9% dan tidak
mencukupi konsumsi rata-rata sebesar 37,1%. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar keluarga batita sudah mencapai rata-rata konsumsi protein dalam
keluarga dengan membandingkan dengan rata-rata konsumsi protein orang
Indonesia
13. Distribusi Pendidikan Ibu dan Bapak Batiita di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Menurut Atmarita & Fallah (2004), tingkat pendidikan yang tinggi akan
memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hisup sehari-hari. semakin tinggi
pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan maka semakin baik tingkat
penerapan kesehatan dalah kehidupan (DepKes Ri, 2004).
Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir ibu batita 2,9%
tidak ssekolah, tamat SD 11,4%, tamat SLTP/Sederajat 34,3%, tamat
SLTA/Sederajat 40%, dan ibu batita dengan pendidikan tinggi 11,4%.
Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir bapak batita
tamat s\SD 8,6%, SLTP/Sederajat 31,4%, SLTA/Sederajat 54,3%, dan bapak
batita mencapai perguruaan tinggi 5,7%. Hai ini menunjukan bahwa sebagian
besar pendidikan pendidikan orang tua batita adalah berpendidikan menengah.
14. Distribusi Pekerjaan Orangtua Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014
Berdasarkan data pekerjaan ibui batita diketahui bahwa 71,4% atau sebagian
besar ibu batita tidak bekerja atau ibu rumah tangga, 8,6% bekerja sebagai
buruh/petani penggarap dan 20% ibu bekerja wiraswasta/wirausaha. Hal ini
89
menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu batita adalah tidak bekerja atau
sebagi ibu rumah tangga.
Berdasarkan data pekerjaan bapak batita diketahui 2.9% tidak bekerja,
54,3% bekerja sebagai buruh/peetani penggarap, 28,6% bekerja
wiraswasta/wirausaha, 2,9% bekerja sebagai PNS, dan 11,4% bekerja sebagai
pegawai BUMN. Data tersebut menunjukan bahwa pekerjaan bapak batita
sebagian besar adalah sebagai buruh/ petani penggarap.
15. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Batita di Desa Merak Batin Tahun
2014
Menurut Notoatmojo (2003), Pengetahuan menrupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu batita
dengan kategori cukup sebesar 11,4% dan baik sebesar 88,6%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar ibu batita di desa Merak Batin memiliki
tingkat pengetahuan baik.
16. Distribusi ASI Ekslusif Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014
ASI atau air susu ibu merupakan cairan yang diberikan kepada bayi, sejak
lahir sampai dengan usia 6 bulan tanpa pemberian makanan atau minuman lain
selain ASI. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi sehingga
mengurangi risiko berbagai kekurangan zat gizi (Dinkes,2002),
90
Berdasakan hasil analisa data sebagian besar batita di desa Merak Batin tidak
diberika ASI ekslusif sebesar 62,9%, sedangkan yang diberi ASI ekslusif sebesar
37,1%. Cakupan ASI ekslusif menurut WHO adalah sebesar 50%, sedangkan
secara masional Indonesia hanya sebesar 42% masih berada dibawah target
cakupan. Data hasil penelitian menunjukan bahwa pembeian ASI ekslusif di desa
Merak Batin masih rendah dibandingkan dengan target WHO.
17. Distribusi Penimbangan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014
Menurut Depkes (2004), penimbangan merupakan penggambaran untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan dari waktu ke waktu
mencegah memburuknya keadaan gizi batita.berdasarka Riskesdas (2013)
prevalensi penimbangan Indonesia adalah 44,6% sedangkan prevalensi
penimbangan di Lampung adalah 22,1% dan target nasional untuk penimbangan
adalah 80%.
Berdasarkan data penimbangan dapat diketahui bahwa 25,7% batita di desa
Merak batin tidak rutin melakukan penimbangan dan sebesar 74,3% batita desa
Merak Batin rutin melakukan penimbangan. Hal ini masih menunjukan bahwa
batita di desa merak Batin masih berada dibawah angka yang ditargetkan secara
nasional.
18. Distribusi Pemberian Vitamin A pada Batita di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian vitamin A di
Indonesia sebesar 75,5%, cakupan di Lampung adalah 73,6%. Pemberian vitamin
A dilakukan untuk necegah terjadinnya defisiensi vitamin A pada batita. Vitamin
91
A diberika 2 kali yaitu pada usia 6-11 bulan dan yang kedua diberika pada usia
12-59 bulan.
Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui pemberian vitamin A pada batita
di desa Merak Batin sebesar 97,1% diberikan vitamin A sesuai kebutuhan,
sedangkan yang tidak diberi vitamin A sebesar 2,9%. Hal ini menunjukan bahwa
pemberian vitamin A di desa Merak Batin berada di atas cakupan secara nasional
dan provinsi.
19. Distribusi Keberagaman Pangan di Desa Merak Batin Tahun 2014
Menurut Depkes (2004), beraneka ragam pangan merupakan pangan yang
dikonsumsi memenuhi tiga kegunaan yaitu makanan sebagai sumber tenaga
(karbohidrat, lemak), sumber pembangun (protein), dan sumber zat pengatur
(vitamin dan mineral). Keberagaman pangan dapat mengindari dari kekurangan
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebesar 82,9% batita di desa Merak
Batin dalam mengonsumsi pangan tidak beragam, sedangkan hanya sebesar
17,1% batita konsumsi makanan yang beragam. Hal ini menunjukan bahwa batita
di Desa Merak Batin masih rendah dalam mengonsumsi makanan yang beraneka
ragam.
20. Distribusi Penggunaan Garam Beryodium di Desa Merak Batin Tahun
2014
Menurut Depkes (2005), garam yodium baik adalah garam yang mempunya
kandungan yodium >30 ppm kalium yodat. Garam beryodium sangat oerlu
dikonsumsi oleh keluarga karena zay yodium diperlukan oleh tubuh untuk
92
mengcegah terjadinnya kekurang yodium yang menyebabkan gannguan
kecerdasan pada anak, gannguan kelenjar gondok. Garam yodium dinyatakan
cukup (>30 ppm KIO3) menurut Riskesdas (2007), jika garam hasil tes garam
menggunakan iodine tes berwarna biru/ungu. Berdasarkan hasil analisa data
penggunaan garam yodium dikeluarga batita di desa Merak batin diketahui 100%
keluarga batita menggunakan garam beryodium.
21. Distribusi Perilaku KADARZI Rumah Tangga di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Menurut Depkes (2004), KADARZI adalah keluarga yang berperilaku gizi
seimbang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarga. Ada lima indikator unruk mengukur perilaku KADARZI dalam
keluarga yaitu menimbang barat badan, mengonsumsi makanan yang beragam,
menggunakan garam beryodium, memberikan ASI ekslusif, dan pemberian
suplemen berupa vitamin A untuk batita.
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kelurga
batita yangg melakukan praktik KADARZI hanya 11,4%, sedangkan keluarga
yang tidak KADARZI adalah sebesar 88,6%. Hal ini menunjukan masih
rendahnya kesadaran keluarga batita di desa Merak Batin akan perilaku
KADARZI.
93
22. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Status LILA di Desa
Merak Batin Tahun 2014
Menurut Lubis (2003) status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan
ibu selama hamil dan saat melahirkan, kualitas bayi yang dilahirkan bergantung
dari keadaan gizi ibu saat hamil. Ambang batas LILA WUS menurut Supariasa
(2002) risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm., jika ukuran LILA dibawah 23,5
cm artinya wanita tersebut beresiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan bayi
lahir rendah.
Berdasarkan hasil analisa data dapat diketahui bahwa 100% responden ibu
hamil di desa Mreak Batin tidak beresiko mengalami KEK ini ditunjukan dengan
pengukuran LILA berada di atas angka 23,5 cm.
23. Distribusi Status Anemia Ibu hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Menurut Mansjoer (2001), anemia adalah kondisi dimana kadar Hb dan/
hitungan eritrosit lebih rendah dari harga normal. Ibu hamil dikatakan anemia
jika kadar Hb <11 g/dl. Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh ibu hamil
yang berstatus amenia atau kadar Hb berada di bawah 11 g/dl sebesar 50% dan
berstatus tidak anemia adalah 50%.
24. Distribusi Asupan Energi dan Protein Ibu Hamil di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Menurut Prasetyono (2009), kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar bila
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil
yang utama meliputi energi, protein dan lemak. Acuan kevukupan yang
digunakan dalam analisa asupan ibu hamil adalah AKG 2012.
94
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh di desa Merak Batin diketahui
persentae asupan energi ibu hamil dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata Ibu
hamil menurut AKG 2012 90% ibu hamil mengalami asupan energi yang tidak
cukup sedangkan 10% mengalami asupan energi cukup. Berdasarkan data
Riskesdas 2010 persentase nasional, masalah asupan energi pada ibu hamil
secara umum di Indonesia yang mengonsumsi energi <70% angka kecukupan
mencapai 44,2%. Prevalensi asupan energi nasional diatas minimal adalah 80%,
hal ini menunjukan bahwa asupan energi ibu hami di desa Merak Batin masih
berada dibawah prevalensi nasional. Asupan makanan diketahui dengan cmetode
recall.
Asupan protein ibu hamil diukur dengan melakukan wawancara recall,
diketahui persentase hasil asupan protein ibu hamil di desa Merak batin yang
memiliki asupan protein tidak cukup adalah 90% dan cukup hanya 10%. Hal ini
ditunjukan dengan jumlah asupan protein ibu hamil <80% asupan protein
minimal dengan angka rata-rata protein 56 gram AKG sebagai acuan.
Asupan lemak ibu hamil di desa merak batin berdasarkan hasil analisa data
dapat diketahui bahwa asupan lemak ibu hamil yang tidak cukup adalah sebesar
90%, sedangkan asupan lemak yang cukup ahanya 10% . Analisa didapat dengan
acuan AKG 2012 sebesar 67 gram, dengan angka minimal asupan terendah
<70%.
95
25. Distribusi Riwayat Penyakit Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Distribusi penyakit yang ada pada usia dewasa adalah berupa penyakit tidak
menular seperti hipertensi, diabetes mellitus. Penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mmHg. Atau
tekanan diastolik lebih dari 95 mmHg (Nasrin,2003). Berdasarkan hasil data
yang diperoleh dapat diketahui bahwa 100% ibu hamil tidak mengalami
hipertensi dan tidak pernah didiagnosa oleh tenaga kesehatan menderita
hipertensi. Prevalensi kejadian hipertensi secara nasional adalah 25,8% ,
prevalensi di Provinsi Lampung adalah 24,7% (Riskesdas, 2007).
Berdasarkan hasil analisa data diabetes mellitus ibu hamil di desa Merak
Batin yang diperoleh dapat diketahui bahwa 100% ibu hamil di desa Merak batin
tidak menderita/ didiagnosa menderita diabetes mellitus oleh tenaga kesehata.
Prevalensi kejadian diabetes mellitus pada usia dia atas 18 tahun wanita secara
nasional adalah 1,7%. (Riskesdas, 2013).
26. Distribusi Sanitasi Keluarga Ibu Hamil
Sanitasi lingkungan rumah adalah kondisi lingkungan dan tempat tinggal
rumah yang diukur dari score pencahayaan, lubang ventilasi, kebersihan ruang
tidur, WC dan halaman serta tempat penampungan air minum. Penilaian sanitati
keluarga batita memalui tiga penilaian yaitu sanitasi rumah, sanitasi air bersih,
dan sanitasi lingkungan rumah tangga.
Bredasarkan hasil analisa sanitasi rumah batita dinilai dengan melihat kondisi
fisik keadaan rumah, sebanyak 70% rumah ibu hamil tidak sehat dan sebesar
96
30% rumah batita sehat. Hal ini menunjukan bahwa keadaan rumah batitta
sebagian besar tidak sehat.
Berdasarkan hasli analisa penggunaan air bersih dalam keluarga ibu hamil
100% tidak bersih. Rendahnya penggunaan air bersih di desa Merak Batin dapat
disebabkan oleh faktor cemaran yang berada di sekirar sumber air minum.
Hasil analisa lingkungan rumah batita dapat diketahui sebanyak 40%
lingkungan rumah tidak baik dan sebesar 60% lingungan rumah batita bersih.
Kebersihan dari lingkungan dinilai dengan mempertimbangkan cemaran melalui
ternak dan letak kamar mandi.
27. Distribusi Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan merupakan ktersediannya pangan yang cukup dalam
rumah tangga ketersdiaan pangan dipengaruhi oleh tingkat pendapatn, harga
pangan dan non pangan, tingat pengetahuan, tabu serta jumlah anggota keluarga.
Ketersediaan ini digunakann untuk mengetahu rata-rata konsumsi zat gizi dalam
keluarga. Ketersediaan yang digunakan menggambarkan distribusi konsumsi
rata-rata energi dan protein keluarga batita. Rata-rata konsumsi energi orang
Indonesai adalah 2400 kkal, dengan angka konsumsi minimal terendah adalah
<70%.
Berdasarkan hasil analisa data rata-rata konsumsi energi ibu hamil di desa
Merah Batin sebanyak 60% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi energi,
sedangkan energi yang mencukupi sebesar 40%. Hal ini menunjukan bahwa
masih rendahnnya rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil di desa Merak Batin
jika dibandingkan dengan angka rata-rata konsumsi energi orang Indonesia.
97
Berdasarkan hasil analisa data rata-rata protein ibu hamil di desa Merah Batin
sebanyak 80% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi protein, sedangkan protein
yang mencukupi sebesar 20%. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnnya
rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil di desa Merak Batin jika dibandingkan
dengan angka rata-rata konsumsi protein orang Indonesia yaitu 56 gram, dengan
angka asupan minimal teresndah protein 80% kebutuhan.
28. Distribusi Tingkat Pendapatan Keluarga Ibu Hamil di Desa Merak
Batin Tahun 2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pendapatan keluarga ibu hamil
digolongkan dalam kelompok berpendapatan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan
100% pendapatan keluarga ibu hamil berada di atas pendapatan minimal UMR.
29. Distribusi Pendidikan Bapak (Suami) Ibu Hamil di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahu bahwa pendidikan
terakhir bapak adalah 10% SD, 40% SLTP, dan 50% SLTA. Hal ini menunjukan
bahwa rata-rata pendidikan bapak adalah berpendidikan menengah.
30. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahu bahwa pendidikan
terakhir ibu hamil adalah 40% SLTP, 50% SLTA, dan 10% Perguruan tinggi.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pendidikan ibu hamil adalah berpendidikan
menengah.
98
31. Distribusi Pekerjaan Bapak (Suami) Ibu Hamil di Desa Merak Batin
Tahun 2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang pekerjaan bapak dapat
diketahui bahwa 40% bekerja sebagai buruh/petani penggarap, 40% bekerja
wiraswasta/ wirausaha, dan 10% bekerja sebagai pegawai BUMN.
32. Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil di Desa Merak batin Tahun 2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang pekerjaan ibu hamil dapat
diketahui bahwa 70% tidak bekerja, 10% bekerja sebagai buruh/petani
penggarap, dan 20% bekerja wiraswasta/wirausaha. Hal ini dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu hamil tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.
33. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil
Menurut Notoatmojo (2003), Pengetahuan menrupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu hamil
dengan kategori kurang sebesar 30% dan cukup sebesar 20%, dan baik sebanyak
50%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu batita di desa Merak Batin
memiliki tingkat pengetahuan baik.
34.Distribusi Keragaman Pangan Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun
2014
Menurut Depkes (2004), beraneka ragam pangan merupakan pangan yang
dikonsumsi memenuhi tiga kegunaan yaitu makanan sebagai sumber tenaga
99
(karbohidrat, lemak), sumber pembangun (protein), dan sumber zat pengatur
(vitamin dan mineral). Keberagaman pangan dapat mengindari dari kekurangan
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berdasarkan hasiil pengumpulan data dapat diketahui ibu hamil dengan
konsumsi makanan beragam sebesar 30%, dan ibu hamil tidak mengonsumsi
makanan beragam sebesar 70%. Hal ini menunjukan bahwa ibu hamil dalam
menngonsumsi makanan tidak menegakkan prinsip makan makanan yang
berimbang dalam keluarga.
35. Distribusi Penggunaan Garam Beryodium di Desa Merak batin Tahun
2014
Menurut Depkes (2005) garam beryosium baik adalah garam yang
mempunyai kandungan kadar iyodium cukup yaitu >30 ppm kalium yodat.
Garam dikatakan mengandung kadar yodium cukup jika hasil tes menggunakan
iodine tes dihasilkan warna biru/ungu.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa garam yang digunakan
oleh ibu hamil 100% menggunakan garam yang mengandung yodium cukup (30
ppm) dalam rumah tangganya.
36. Distribusi Konsumsi Tablet Fe Ibu Hamil di Desa Merak batin Tahun
2014
Berdasarkan hasil pengumpulan data ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe
ibu hamil dapat diketahui 60% ibu hamil mengonsumsi ruti tablet fe, sedangkan
ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet Fe secara rutin sebanyak 40%. Hal ini
100
menunjukan masih rendahnnya kesadaran ibu hamil tentang pentinnya konsumsi
tablet Fe saat periode kehamilan.
37. Distribusi Perilaku KADARZI Keluarga Ibu Hamil di Desa Merak Batin
Tahun 2014.
Menurut Depkes (2004), KADARZI adalah keluarga yang berperilaku gizi
seimbang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarga. Ada lima indikator unruk mengukur perilaku KADARZI dalam
keluarga yaitu menimbang barat badan, mengonsumsi makanan yang beragam,
menggunakan garam beryodium, memberikan ASI ekslusif, dan pemberian
suplemen. Perilaku KADARZI keluarga ibu hamil meliputi makan beragam,
menggunakan garam beryodium, dan konsumsi suplemen.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahui bahwa keluarga ibu
hamil yang menerapkan perilaku KADARZI sebesar 10% dan keluarga yang
tidak menerapkan KADARZI sebanyak 90%. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar keluarga ibu hamil belum menerapkan perilaku KADARZI.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui
bahwa status gizi batita menurut indeks BB/U yang berkategori BB Lebih
sebanyak 1 orang (2,8%), normal sebanyak 26 orang (74,3%), dan kategori
BB kurang sebanyak 8 orang (22,9%).
2. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui
bahwa status gizi batita menurut indeks BB/TB yang berkategori gemuk
sebanyak 2 orang (5,7%), Normal sebanyak 29 orang (82,9%) dan kategori
kurus sebanyak 4 orang (11,4%).
3. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui
bahwa status gizi batita menurut indeks TB/U yang berkategori tinggi
sebanyak 1 orang ( 2,8%), normal sebanyak 24 orang (68,6%) , pendek
sebesar 14,3%, dan kategori sangat pendek 14,3%.
4. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui
bahwa status gizi batita menurut indeks IMT/U yang berkategori gemuk
sebanyak 3 orang (8,6%), normal sebanyak 29 orang (82,8%), dan kategori
kurus sebanyak 3 orang (8,6%).
5. Balita di desa Merak Batin dari 35 balita yang menjadi sampel diketahui
bahwa asupan energi yang berkategori tidak cukup sebanyak 16 orang
102
(45,7%) dan berkategori cukup sebanyak 19 orang (54,3%).
6. Balita di desa Merak Batin dari 35 balita yang menjadi sampel diketahui
bahwa asupan protein yang berkategori tidak cukup sebanyak 5 orang
(14,3%) dan berkategori cukup sebanyak 30 orang (85,7%).
7. Balita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa asupan lemak yang berkategori tidak cukup sebanyak 16 orang
(45,7%) dan berkategori cukup sebanyak 19 orang (54,3%).
8. Batita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa batita yang tidak pernah ISPA/Influenza/radang tenggorokan sebanyak
3 orang (8,6%) dan batita penah ISPA/Influenza/radang tanggorokan
sebanyak 32 orang (91,4%).
9. Riwayat penyakit pneumonia dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa 100% batita tidak pernah menderita pneumonia atau radang paru
selama 3 bulan terakhir.
10. Batita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa batita yang tidak pernah mengalami diare sebanyak 19 orang (54,3%)
dan batita penah penderita diare sebanyak 16 orang (45,7%).
11. Riwayat penyakit TB Paru dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa 100% batita tidak pernah menderita TB paru.
12. Riwayat penyakit kecacingan, dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa 100% batita tidak pernah menderita kecacingan.
13. Riwayat penyakit hepatitis dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui
bahwa 100% batita tidak pernah menderita hepatitis dalam 3 bulan terakhir.
103
14. Riwayat penyakit tetanus dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui bahwa
100% batita tidak pernah menderita tetanus dalam 3 bulan terakhir.
15. Pola asuh dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui bahwa 28 batita
(80%) tidak baik, dan 7 batita (20%) berpola asuh baik.
16. Sanitasi rumah batita yang menjadi sampel di desa Merak Batin untuk
kategori rumah tidak sehat sebanyak 21 rumah responden (60 %), dan rumah
sehat sebanyak 14 rumah responden (40%).
17. Penggunaan air bersih dalam keluarga di rumah batita yang menjadi sampel di
desa Merak Batin untuk kategori tidak bersih sebanyak 33 responden
(91,3%), dan bersih sebanyak 3 responden (5,7%)
18. Sanitasi lingkungan disekitar rumah batita yang menjadi sampel di desa
Merak Batin untuk kategori tidak baik sebanyak 16 rumah (45,7%), dan baik
sebanyak 19 rumah (54,3%).
19. Rata-rata konsumsi energi keluarga batita yang menjadi sampel di desa Merak
Batin untuk kategori tidak cukup sebanyak 22 responden (62,9%), dan cukup
sebanyak 13 responden (37,1%).
20. Rata-rata konsumsi protein keluarga batita yang menjadi sampel di desa
Merak Batin untuk kategori tidak cukup sebanyak 13 responden (37,1%) dan
cukup sebanyak 22 responden (62,9%).
21. Pendidikan bapak batita di desa Merak Batin yang menjadi sampel kategori
SD sebanyak 3 orang (8,6%), SLTP/Sederajat sebanyak 11 orang (31,4%),
SLTA/Sederajat sebanyak 19 orang (54,3%), dan kategori Perguruan Tinggi
sebanyak 2 orang (5,7%).
104
22. Pendidikan ibu batita di desa Merak Batin yang menjadi sampel kategori tidak
sekolah sebanyak 1orang (2,9%), SD sebanyak 4 orang (11,4%),
SLTP/Sederajat sebanyak 12 orang (34,3%), SLTA/Sederajat sebanyak 14
orang (40%), dan kategori Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (11,4%).
23. Pendapatan keluarga batita dikategorikan menurut UMR di daerah Lampung
Selatan dengan kategori rendah sebanyak 3 responden (8,6%) dan tinggi
sebesar 32 responden (91,4%)
24. Pekerjaan bapak batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja
sebanyak 1 orang (2,9%), buruh/petani penggarap sebanyak 19 orang
(54,3%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 10 orang (28,6%), PNS sebanyak 1
orang (2,9%) dan BUMN sebanyak 4 orang (11,4%).
25. Pekerjaan ibu batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja
sebanyak 25 orang (71,4%), buruh/petani penggarap sebanyak 3 orang
(8,6%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 7 orang (20%).
26. Tingkat pengetahuan ibu batita di desa Merak Batin dengan kategori cukup
sebanyak 4 ibu batita (11,4%), dan 31 ibu batita (88,6%) berpengetahuan baik.
27. Pemberian ASI ekslusif dengan kategori tidak ASI ekslusif sebanyak 22
responden (62,9%), dan ekslusif sebanyak 13 responden (37,1%).
28. Frekuensi penimbangan batita di desa merak batin dengan kategori tidak rutin
sebanyak 9 responden (25,7%), dan rutin sebanyak 26 responden (74,3%)
29. Pemberian vitamin A batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak sesuai
sebanyak 1 responden (2,9%) dan sesuai sebanyak 34 responden (97,1%)
30. Keberagaman pangan keluarga batita di desa Merak Batin dengan kategori
105
tidak beragam sebanyak 29 responden (82,9%) dan beragam sebanyak 6
responden (17,1%).
31. Pengunaan garam beryodium didalam Rumah tangga di desa Merak Batin
100% menggunakan garam beryodium.
32. Perilaku KADARZI dalam Rumah Tangga dengan kategori KADARZI
sebanyak 31 responden (88,6%) dan KADARZI sebanyak 4 responden
(11,4%).
33. Status gizi ibu hamil di Desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadii
responden diketahui bahwa status gizi ibu hamil menurut LILA yang
berkategori tidak beresiko KEK sebanyak 9 ibu hamil (90%) dan yang
beresiko KEK sebanyak 1 ibu hamil (10%).
34. Status anemia ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi
responden diketahui bahwa status amenia ibu hamil dengan kategori tidak
anemia 5 responden (50%), dan anemia 5 responden (50%).
35. Asupan energi ibu hamil di desa Merak Batin 10 ibu hamil yang menjadi
responden diketahui asupan energi dengan kategori tidak cukup sebanyak 9
reponden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).
36. Asupan protein ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi
responden diketahui asupan protein ibu hamil dengan kategori tidak cukup
sebnayk 9 responden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).
37. Asupan lemak ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi
responden diketahui asupan lemak ibu hamil dengan kategori tidak cukup
sebanyak 9 responden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).
106
38. Riwayat penyakit anemia ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil
yang menjadi responden dengan kategori anemia sebanyak 5 responden
(50%) tidak anemia, dan 5 responden (50%) anemia.
39. Riwayat penyakit hipertensi ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil
yang menjadi responden dengan kategori hipertensi sebanyak 2 responden
(20%), dan tidak hipertensi sebanyak 8 responden (80%).
40. Riwayat menyakit diabetes mellitus ibu hamil di desa Merak Batin dari 10
responden 100% tidak ada mengalami diabetes mellitus.
41. Sanitasi rumah dari 10 responden ibu hamil di desa Merak batin dengan
kategori tidak sehat sebanyak 7 responden (70%) dan bersi sebanyak 3
responden (30%).
42. Penggunaan air bersih dari 10 responden ibu hamil di desa Merak Batin 100%
tidak memenuhi syarat penggunaan air bersih.
43. Keadaan lingkungan rumah tangga dari 10 responden ibu hamil di desa Merak
Batin dengan kategori tidak bersih sebanyak 4 responden (40%) dan bersih
sebanyak 6 responden (60%).
44. Rata-rata konsumsi energi dari 10 responden yang menjadi sampel di desa
Merak batin dengan kategori tidak cukup sebanyak 6 responden (60%) dan
cukup 4 responden (40%).
45. Rata-rata konsumsi protein dari 10 responden yang menjadi sampel di desa
Merak Batin dengan kategori tidak cukup sebanyak 2 responden (20%) dan
cukup 8 responden (80%).
46. Pendapatan keluarga ibu hamil dikategorikan menurut UMR di daerah
107
Lampung Selatan 100% pendapatan responden diatas rata-rata UMR
47. Pendidikan suami ibu hamil di desa Merak Batin yang menjadi responden
kategori SD sebanyak 1 orang (10%), SLTP/Sederajat sebanyak 4 orang
(40%), SLTA/Sederajat sebanyak 5 orang (50%), dan kategori Perguruan
Tinggi sebanyak 2 orang (5,7%).
48. Pendidikan ibu hamil di desa Merak Batin yang menjadi responden kategori
SLTP/Sederajat sebanyak 4 orang (40%), SLTA/Sederajat sebanyak 5 orang
(50%), dan kategori Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (10%).
49. Pekerjaan suami ibu hamil di desa Merak Batin dengan kategori buruh/petani
penggarap sebanyak 4 orang (40%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 4 orang
(40%), PNS sebanyak 1 orang (10%) dan BUMN sebanyak 1 orang (10%).
50. Pekerjaan ibu hamil di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja 7
responden (70%), buruh/petani penggarap sebanyak 1 orang (10%) dan ,
wirausaha/ wiraswasta sebanyak 1 orang (10%)
51. Pengetahuan ibu hamil di desa merak batin dari 10 responden yang menjadi
sampel sebanyak 3 ibu hamil (30%) berpengetahuan kurang, sebanyak 2 ibu
hamil (20%) cukup, dan sebanyak 5 ibu hamil berpengetahuan baik.
52. Keberagaman makanan ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 responden yang
menjadi sampel diketahui dengan kategori tidak beragam sebanyak 7
responden (70%), dan tidak beragam sebanyak 3 responden (30%).
53. Penggunaan garam yodium dari 10 responden ibu hami di desa merak Batin
100% ibu hamil menggunakan garam beryodium.
54. Konsumsi tablet Fe dari 10 responden ibu hamil dengan kategori tidak rutin
108
mengonsumsi Fe sebanyak 4 responden (40%) dan rutin sebanyak 6
responden (60%)
55. Perilaku KADARZI rumah tangga 10 responden dengan kategori tidak
KADARZI sebanyak 9 responden (90%) dan KADARZI sebanyak 1
responden (10%).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala
yang ditemui selama penelitian, dituangkan dalam saran sebagai berikut:
1. Pemerintah desa dan tenaga kesehatan bekerja sama meningkatkan
derajat kesehatan warganya melalui poster, dan penyuluhan.
2. Pelatihan kader posyandu desa perlu ditingkatkan untuk membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat.
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program penimbangan yang
dilakukan oleh aparatur desa
4. peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya pemberian ASI
ekslusif bagi batita.
5. Peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya konsumsi makanan
yang beragam dan berimbang untuk setiap individu
6. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat.
7. Peningkatan kesadaran warga tentang penerapan perilaku KADARZI
disetiap rumah tangga.
109
LAMPIRAN
110
111