11
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH PADA DAERAH ONCORAN SDMJ 571 KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN SISTEM LOOPING TERBUKA (PROGRAM EPANET 2.0) JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : Mona Shinta Safitri NIM. 105060403111004 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri

Citation preview

Page 1: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH

PADA DAERAH ONCORAN SDMJ 571 KABUPATEN MOJOKERTO

DENGAN SISTEM LOOPING TERBUKA (PROGRAM EPANET 2.0)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

Mona Shinta Safitri

NIM. 105060403111004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2014

Page 2: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH

PADA DAERAH ONCORAN SDMJ 571 KABUPATEN MOJOKERTO

DENGAN SISTEM LOOPING TERBUKA (PROGRAM EPANET 2.0)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

Mona Shinta Safitri

NIM. 105060403111004

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I

Hari Siswoyo, ST, MT

NIP. 19751212 200012 1 001

Pembimbing II

Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS

NIP. 19600907 198603 2 002

Page 3: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH PADA DAERAH

ONCORAN SDMJ 571 KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

SISTEM LOOPING TERBUKA (PROGRAM EPANET 2.0)

Planning of Groundwater Irrigation Network in SDMJ 571 Mojokerto

Regency with Open Looping System Using Program EPANET 2.0

Mona Shinta Safitri1)

Hari Siswoyo,ST.,MT.2)

Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS.3)

1Mahasiswa Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Pemenuhan air irigasi untuk areal sawah seluas 33 ha. Areal sawah tersebut

menggunakan dua kali pola tata tanam yaitu padi dan palawija. P2AT membuat sumur

produksi yang berkapasitas 30,14 liter/detik dan diharapkan dengan adanya sumur tersebut

dapat mengaliri sawah tersebut .

Studi ini akan mengkaji tentang perencanaan sistem irigasi airtanah dengan

mengambil daerah lokasi studi SDMJ 571. Perencanaan jaringan irigasi airtanah

menggunakan metode sistem looping terbuka dan analisis sistem jaringan perpipaan

menggunakan paket program EPANET 2.0. Pada studi ini pula penulis menghitung

kebutuhan air irigasi, dimensi jaringan, RAB, dan pembagian air irigasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi sebesar 1,792 liter/detik/ha pada bulan

November periode III. Jaringan irigasi airtanah seluas 33 ha pada daerah oncoran SDMJ

571 terdiri dari 7 blok dan 7 outlet dengan panjang pipa PVC 1370 meter, berdiameter 6”,

menggunakan pompa submersible. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jaringan

irigasi tersebut sebesar Rp. 330.481.700,00. Sistem pembagian air diberikan secara bergilir

dengan pola jam-jaman 10 jam, 15 jam dan maksimal 18 jam dalam 1 hari.

Kata kunci : Jaringan, Irigasi, Airtanah

ABSRTRACT

Irrigation water supply for 33 ha field. That field was using 2times pattern of

planting, namely rice and pulses. P2AT was making production wells with a capacity 30,14

litre/seconds and hopfully with these well can to irrigate that field.

This study will learn about planning of groundwater irrigation network that

choosen in SDMJ 571. Planning of groundwater irrigation network using open looping

system and pipe network analysis with the help of program EPANET 2.0. In this study

writer also calculate the irrigation water requirement, network dimension, budget plan,

and distribution of irrigation water. The result showed that the water demand for

irrigation is 1,792 litre/second/ha in third period of November. Groundwater irrigation

network covering area 33 ha on SDMJ 571 with 7 bloks and 7 water outlets and length of

PVC pipe 1370 m with diameter 6 inches and using a submersible pump. The budget

required for construction of irrigation was Rp. 330.481.700,00. The distribution of water

irrigation system is given in rotation with hourly 10 hours, 15 hours, and maximum 18

hours in 1 day.

Key words : Network, irrigation, groundwater

Page 4: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan irigasi sumur pompa

adalah cara dan teknik penanganan sumur

pompa agar dapat meningkatkan hasil

produksi pertanian serta dapat menjaga

kelestarian mesin dan pompa. Sasaran

utama di bidang pengelolaan antara lain

meningkatkan produksi pertanian dan

menjaga kelestarian mesin pompa beserta

perlengkapannya. Sumur pompa

dititikberatkan pada pada daerah – daerah

yang tidak memperoleh atau kekurangan

irigasi permukaan terutaman pada musim

kemarau atau daerah yang masih

mengandalkan sumber air tadah hujan

walaupun jumlah ketersediaan air sangat

banyak.

Areal sawah seluas 33 Ha yang

membutuhkan air irigasi. Dan selama ini

menggunakan dua kali pola tata tanam

yaitu padi dan palawija dan hasil yang

diperoleh pun tidak optimal. Palawija

yang ditanam merupakan palawija yang

tidak memerlukan banyak air yaitu

kacang tanah atau jagung. Dengan adanya

masalah tersebut maka P2AT membuat

sumur produksi dengan melakukan

pengeboran di daerah Desa Wonodadi

Kecamatan Kutorejo yang berkapasitas

30,14 liter/detik dan diharapkan dengan

adanya sumur tersebut dapat mengaliri

daerah oncoran seluas 33 Ha. Namun di

daerah tersebut belum tersedia jaringan

irigasi untuk mendistribusikan air

irigasinya.

Pada penelitian ini yang akan

dibahas antara lain :

- Berapakah kebutuhan air tanaman di

daerah oncoran SDMJ 571?

- Bagaimana perencanaan jaringan

irigasi airtanah jaringan perpipaan

dengan sistem looping terbuka di

daerah oncoran SDMJ 571?

- Berapakan biaya yang dibutuhkan

untuk pembuatan jaringan irigasi

perpipaan di daerah oncoran SDMJ

571?

- Bagaimana sistem pembagian air pada

irigasi airtanah di SDMJ 571?

2. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Mengetahui kebutuhan air tanaman

pada daerah studi.

Merencanakan jaringan irigasi

airtanah.

Menghitung biaya pembangunannya.

Merencanakan pembagian air irigasi

pada jaringan irigasi air tanah yang

telah direncanakan.

3. TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi pada tanah

pertanian untuk satu unit luasan

dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

NFR = Cu + Pd + P + PLA – Re

Dengan :

NFR = Kebutuhan air bersih tanaman

(mm)

Cu = Penggunaan konsumtif tanaman

(mm)

P = Kehilangan akibat perkolasi

(mm/hari)

Pd = Kebutuhan air untuk

pengolahan tanah (mm)

PLA = Kebutuhan air untuk pergantian

lapisan air (mm)

Re = curah hujan efektif (mm)

Dengan :

IRpadi = Kebutuhan air irigasi

untuk tanaman padi

IRpalawija = Kebutuhan air irigasi

untuk tanaman palawija

A = Luas lahan (ha)

NFR = Kebutuhan air bersih

CT = Kebutuhan air untuk

tanaman (mm/hari)

Reff = curah hujan efektif

(mm/hari)

Jaringan Irigasi Air Tanah

Menggunakan Sistem Jaringan

Perpipaan

Page 5: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Pipe Materials CHW

Asbestos Cement 140

Brass 130 – 140

Brick sewer 100

Cast – iron

New unlimited

10 year old

20 year old

30 year old

40 year old

130

107 – 113

89 – 100

75 – 90

64 – 83

Concrete or concrete lined

Steel forms

Wooden forms

Centrifugally spun

140

120

135

Copper 130 – 140

Galvanized iron 120

Glass 140

Lead 130 – 140

Plastic 140 – 150

Steel

Coal-tarenamel lined

New unlined

Riveted

145 – 150

140 – 150

110

Tin 130

Vitrified clay (good condition) 110 – 140

Wood stave (average condition) 120

Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

adalah sistem jaringan yang direncanakan

untuk memanfaatkan air tanah dalam

Cekungan Air Tanah (CAT) melalui

sumur bor untuk keperluan air baku

sehari hari dan pertanian/usahatani.

Secara umum barngunan Jaringan Irigasi

Air Tanah terdari dari sumur bor, mesin

pompa, rumah pompa, saluran

pembawa/saluran distribusi, dan

bangunan pelengkap lainnya.

Keterlibatan ahli irigasi/pengairan dalam

perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah

(JIAT) adalah pada saat studi awal

bersama sama dengan bidang lain,

Hidrogeologi, pertanian, dan Sosial

Ekonomi untuk menentukan layak atau

tidaknya wilayah tersebut untuk

pengembangan airtanah dan pada akhir

saat pelaksanaan pemboran dan telah

mendapat rekomendasi dari hasil

pengeboran untuk mengerjakan detail

desain. Sistem detail desain diarahkan

pada bentuk tipikal untuk masing –

masing sumur bor. (Emmawan dkk, 2009

: V-1).

Pada irigasi pompa daerah yang

dialiri disebut dengan daerah oncoran.

Yang dimaksud daerah oncoran adalah

wilayah persawahan yang dapat dioncori

(dialiri) air irigasi sumur pompa.

Penentuan luas oncoran daerah oncoran

sangat bergantung dari berbagai faktor

antara lain :

Kapasitas pemompaan (debit air

pompa)

Jenis tanah

Jenis tanaman

Kondisi topografi

Aliran melalui Pipa

Hidraulika aliran melalui pipa

selalu didasarkan pada kondisi pengaliran

penuh pada suatu tampang melintang

yang dipengaruhi oleh “pressure

gradient”. Untuk memperoleh debit pada

setiap tampang pipa ditentukan

berdasarkan tampang melintang,

ketinggian pipa, tekanan aliran di dalam

pipa, kecepatan aliran di dalam pipa.

Ketinggian h pada suatu tampang

tertentu di dalam pipa selalu diukur dari

garis horizontal (datum line) misalnya

terhadap muka air laut rerata (MSL).

Tekanan di dalam pipa mempunyai

keragaman di setiap titik, tetapi umumnya

dianggap mempunyai nilai rerata. Teknik

komputasi kecepatan rerata V (m/detik)

pada suatu tampang ditentukan

berdasarkan debit aliran Q (m3/detik) di

setiap luas penampang A (m2) yang

dinyatakan dalam persamaan berikut

(Triatmodjo, 1993 : 33) :

Dalam persamaan kontinuitas

dinyatakan bahwa banyaknya cairan yang

mengalir tiap detik pada tiap penampang

adalah sama. Pernyataan tersebut

dinyatakan dengan persamaan

(Triadmodjo, 1993 : 74) :

Q1 = Q2 = Q3

A1.V1 = A2.V2 = A3.V3

Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)

- Mayor Head Loss

Persamaan empirik yang sering

digunakan untuk merencanakan sistem

perpipaan adalah persamaan Hazen-

Williams. Persamaannya adalah :

Dengan :

v = Kecepatan rerata aliran (m/s)

S = hf / L = Garis kemiringan energi

EGL (m/m)

R = Jari – jari hidraulik

( )

P = Keliling basah

D = Diameter pipa

CHW = Koefisien Hazen – Williams

Tabel 1. Koefisien Hazen – Williams

Page 6: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Pipa Koefisien kehilangan

energi minor

Pipa Koefisien kehilangan

energi minor

Awal masuk kepipa Bell

Melengkung

Membelok tajam

Projecting

Kontraksi tiba-tiba D2/D1=0,8

D2/D1=0,5

D2/D1=0,2

Kontraksi konis D2/D1=0,8

D2/D1=0,5

D2/D1=0,2

Ekspansi tiba-tiba

D2/D1=0,8

D2/D1=0,5

D2/D1=0,2

Ekspansi konis

D2/D1=0,8

D2/D1=0,5

D2/D1=0,2

0,03-0,05

0,12-0,25

0,5

0,8

0,18

0,37

0,49

0,05

0,07

0,08

0,16

0,57

0,92

0,03

0,08

0,13

Belokan halus

Radius belokan/D=4

Radius belokan/D=2

Radius belokan/D=1

Belokan tiba-tiba

ϴ = 15°

ϴ = 30°

ϴ = 45°

ϴ = 60°

ϴ = 90°

Te (tee)

Aliran searah

Aliran bercabang

Persilangan

Aliran searah

Aliran bercabang

45°Wye

Aliran searah

Aliran bercabang

0,16-0,18

0,19-0,25

0,35-0,40

0,05

0,1

0,2

0,35

0,8

0,3-0,4

0,75

0,5

0,75

0,3

0,5

- Minor Head Loss

Kehilangan tinggi minor yang terjadi

pada suatu sistem perpipaan yang penting

untuk diketahui diantaranya adalah :

Kehilangan tinggi akibat pengecilan

Kehilangan tinggi akibat pembesaran

Kehilangan tinggi akibat pembelokan

Kehilangan tinggi pada katup

Kehilangan Energi ditempat-tempet

tersebut disebut sebagai kehilangan

energi minor. Tidak menutup

kemungkinan kehilangan energi minor

dapat berpengaruh lebih besar daripada

mayor. Dengan demikian kehilangan

energi minor juga harus diperhatikan dan

dapat ditulis sebagai berikut (Triatmodjo,

1993 :109)

Atau

Dengan :

hf = kehilangan energi minor (m)

v = kecepatan aliran (m/detik)

g = percepatan gravitasi (m/detik2)

k = koefisien kehilangan energi minor

Koefisien k sangan bervariasi

tergantung dari bentuk fisik saluran, bisa

dikarenakan belokan, pengecilan, katup,

dan sebagainya. Oleh karena itu

Triadmojo (1993:110) sudah memberikan

range dari setiap parameter k itu tentu

saja angka yang ditunjukkan masih

berupa pendekatan dikarenakan harga k

masih bergantung juga dari bahan, umur,

pembuatan fitting, dan faktor manusia.

Tabel 2. Koefisien Kehilangan Energi

Minor pada Fitting

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana adalah himpunan

planning, termasuk detail atau penjelas

dan tata cara pelaksanaan pembuatan

sebuah bangunan atau proyek. Anggaran

adalah perkiraan atau perhitungan biaya

suatu bangunan. Biaya adalah besar

pengeluaran yang berhubungan dengan

borongan yang tercantum dalam

persyaratan yang terlampir.

Jadi Rencana Anggaran Biaya adalah :

Merencanakan bentuk

bangunan yang memenuhi

syarat

Menentukan biaya

Menyusun tata cara

pelaksanaan teknis dan

administrasi

Tujuan pembuatan Rencana

Anggaran Biaya (RAB) adalah untuk

memberikan gambaran yang pasti

mengenai bentuk atau konstruksi, besar

biaya dan pelaksanaan serta

penyelesaiannya. Dimana Anggaran

Biaya merupakan bagian terpenting

dalam penyelenggaraan proyek.

Anggaran Biaya harus direncanakan

terlebih dahulu supaya proyek tersebut

dapat berjalan dengan lancar.

Sistem Pembagian Air Irigasi Airtanah

Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pembagian air irigasi air

tanah, yaitu :

1. Debit yang dikeluarkan oleh sumur

produksi

2. Kebutuhan air irigasi

3. Kehilangan air

4. Pola tata tanam

4. METODE PENELITIAN

1. Menghitung kebutuhan air

menggunakan pola tata tanam PU

rangkap.

2. Perencanaan jaringan pipa

- Menentukan titik outlet

- Perencanaan jaringan perpiaan

menggunakan program bantu

EPANET 2.0

3. Rencana Anggaran Biaya

4. Pembagian Air irigasi di lokasi studi

Page 7: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan Air Tanaman

Perhitungan curah hujan efektif

tahunan sebagai awal untuk

menghitung pola tata tanam.

Perhitungan curah hujan 10 tahunan

menggunakan metode Basic Month.

Tabel 3. Curah Hujan Efektif untuk

Padi dan Palawija

Tabel 4. Tabel Evapotranspirasi

menggunakan Metode Blanney Cridle

Tabel 5. Tabel Kebutuhan Air untuk

Penyiapan Lahan

Tabel 6. Tabel Pola Tata Tanam

Metode PU rangkap

Luas daerah oncoran ditentukan

agar dapat ditentukan luas daerah

oncoran yang dapat terairi dengan debit

yang dikeluarkan sesuai dengan kapasitas

sumur pompa dan kebutuhan air tanaman.

Kebutuhan air irigasi maksimum padi :

1,792 liter/detik/ha

Kebutuhan air irigasi maksimum

palawija: 0,965 liter/detik/ha

Luas daerah oncoran yang direncanakan

oleh Desa Wonodadi adalah 33 ha. Luas

daerah oncoran untuk tanaman padi

adalah 16,819 ha, sedangkan luas daerah

oncoran untuk palawija adalah 31,233 ha.

Luas daerah oncoran tersebut masih

memungkinkan untuk ditingkatkan

menggunakan sistem pembagian air

giliran.

Perencanaan Jaringan Perpipaan

Gambar 1. Gambar Perletakan Pipa,

Outlet dan Pompa.

Bulan Periode Curah

Hujan

Curah Hujan

Efektif

Palawija Padi

Januari

I 51 26 36

II 15 8 11

III 51 26 36

Februari

I 74 37 52

II 38 19 27

III 56 28 39

Maret

I 61 31 43

II 40 20 28

III 0 0 0

April

I 21 11 15

II 10 5 7

III 0 0 0

Mei

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

Juni

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

Juli

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

Agustus

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

September

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

Oktober

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

November

I 0 0 0

II 0 0 0

III 9 5 6

Desember

I 31 16 22

II 20 10 14

III 47 24 33

Eto Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1995

3,9723 3,9118 3,9982 4,0894 4,6260 4,7796 4,6362 4,7912

1996 4,7382 4,8512 4,3561 4,0836 3,9032 3,9032 3,8600 4,1635 4,6055 4,6055 4,6772 4,7700

1997 4,7382 4,5748 4,3945 4,0836 3,9205 3,8600 3,7650 4,0617 4,7898 4,4622 4,8103 4,8866

1998 4,8866 4,6772 4,3945 4,1732 4,0241 3,8946 3,8773 4,2190 4,6362 4,6772 4,6977 4,8124

1999 4,7170 4,6055 4,2793 4,0478 3,8341 3,8773 3,7304 4,0617 4,5953 4,5748 4,6567 4,6322

2000 4,5686 4,4110 4,2025 3,9492 3,7650 3,7477 3,8427 3,9506 4,3087 4,4110 4,5339 4,6534

2001 4,6004 4,4315 4,1449 3,8955 3,7304 3,7823 3,7304 4,0709 4,6260 4,7693 4,6158 4,5368

2002 4,8230

4,4041 4,1194 3,9377 3,8859 3,8255 4,1172 4,6362 4,7181 4,8614 4,9184

2003 4,8442 4,7181 4,4041 4,1284 3,9464 3,9291 3,8427 4,0339 4,5646 4,6465 4,8205 4,9078

2004 4,9184 4,6772 4,3849 4,1194 3,9377 3,9982 3,9205 4,1727 4,6055 4,6260 4,7284 4,8124

Jumlah 42,8347 36,9466 38,9647 36,6000 38,9714 38,7901 38,3927 40,9407 45,9939 46,2703 47,0380 47,7213

Rata2 4,7594 4,6183 4,3294 4,0667 3,8971 3,8790 3,8393 4,0941 4,5994 4,6270 4,7038 4,7721

T 30

Hari Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nov Des

P 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

Eto 4,759 4,618 4,329 4,067 3,897 3,879 3,839 4,094 4,599 4,627 4,704 4,772

Eo+P 6,959 6,818 6,529 6,267 6,097 6,079 6,039 6,294 6,799 6,827 6,904 6,972

300 mm 13,876 13,791 13,618 13,460 13,358 13,347 13,324 13,476 13,780 13,796 13,842 13,883

250 mm 12,276 12,191 12,018 11,860 11,758 11,747 11,724 11,876 12,180 12,196 12,242 12,283

Bulan

Periode I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 0,120 0,233 0,340 0,440 0,523 0,590 0,640 0,627 0,567 1,05 1,110 1,187

1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 0,120 0,233 0,340 0,440 0,523 0,590 0,640 0,627 0,567 1,050 1,110

1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 0,120 0,233 0,340 0,440 0,523 0,590 0,640 0,627 0,567 1,050

1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127

1,127 1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233

1,233 1,127 1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350 1,233 1,127 1,030 0,930 0,830 0,200 0,323 0,470 0,640 0,783 0,873 0,910 0,827 0,723 1,050 1,110 1,187 1,280 1,353 1,377 1,350

Rerata Koefisien Tanaman I 1,192 1,273 1,337 1,360 1,320 1,237 1,130 1,029 0,930 0,653 0,451 0,331 0,478 0,631 0,766 0,856 0,870 0,820 0,775 0,723 0,000 0,120 0,177 0,231 0,338 0,434 0,518 0,584 0,619 0,611 0,597 0,567 0,000 1,050 1,080 1,116

Rerata Koefisien Tanaman II 1,180 1,127 0,000 1,050 1,080 1,116 1,192 1,273 1,337 1,360 1,320 1,237 1,130 1,029 0,930 0,653 0,451 0,331 0,478 0,631 0,766 0,856 0,870 0,820 0,775 0,723 0,000 1,050 1,080 1,116 1,192 1,273 1,337 1,360 1,320 1,237

4 Evaporasi Potensial mm/hr 4,759 4,759 4,759 4,618 4,618 4,618 4,329 4,329 4,329 4,067 4,067 4,067 3,897 3,897 3,897 3,879 3,879 3,879 3,839 3,839 3,839 4,094 4,094 4,094 4,599 4,599 4,599 4,627 4,627 4,627 4,704 4,704 4,704 4,772 4,772 4,772

Penggunaan Air Konsumtif (PAK) I mm/hr 5,674 6,060 6,362 6,281 6,096 5,711 4,892 4,454 4,026 2,657 1,835 1,347 1,862 2,460 2,983 3,319 3,375 3,181 2,975 2,777 0,000 0,491 0,723 0,946 1,554 1,998 2,381 2,704 2,864 2,828 2,807 2,665 0,000 5,011 5,154 5,324

Penggunaan Air Konsumtif (PAK) II mm/hr 5,616 5,362 0,000 4,849 4,988 5,152 5,162 5,513 5,787 5,531 5,368 5,029 4,404 4,010 3,624 2,534 1,750 1,284 1,834 2,423 2,939 3,503 3,562 3,357 3,565 3,327 0,000 4,858 4,997 5,162 5,608 5,990 6,287 6,490 6,299 5,902

Rasio Luas PAK I 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,417 0,250 0,000 0,083 0,250 0,417 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417

Rasio Luas PAK II 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500

Rasio Luas PAK Total 0,917 0,750 0,583 0,583 0,750 0,917 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,917 0,750 0,500 0,583 0,750 0,917 0,917 0,750 0,583 0,583 0,750 0,917 0,917 0,750 0,583 0,583 0,750 0,917

7 Perkolasi mm/hr 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000

PAK I + Perkolasi mm/hr 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,417 2,250 2,083 2,083 2,250 2,417

PAK II + Perkolasi mm/hr 2,417 2,250 2,083 2,083 2,250 2,417 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,417 2,250 2,083 2,083 2,250 2,417 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500

PAK dengan Rasio Luas I mm/hr 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,007 0,563 0,174 0,174 0,563 1,007

PAK dengan Rasio Luas II mm/hr 1,007 0,563 0,174 0,174 0,563 1,007 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,007 0,563 0,174 0,174 0,563 1,007 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250 1,250

10 Penyiapan Lahan mm/hr 12,276 12,276 12,276 12,191 12,191 12,191 12,180 12,180 12,180 12,196 12,196 12,196 12,242 12,242 12,242 12,283 12,283 12,283

11 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0,083 0,250 0,417 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417 0,417 0,250 0,083

12 Penyiapan Lahan dengan Rasio Luas mm/hr 1,023 3,069 5,115 5,080 3,048 1,016 1,015 3,045 5,075 5,082 3,049 1,016 1,020 3,061 5,101 5,118 3,071 1,024

13 Rasio Luas Total mm/hr 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,917 0,750 0,500 0,583 0,750 0,917 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

WLR I mm/hr 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667

WLR II 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667 1,667

Rasio Luas WLR I 0,083 0,250 0,417 0,500 0,417 0,250 0,083

Rasio Luas WLR II 0,083 0,250 0,417 0,500 0,417 0,250 0,083 0,083 0,250 0,417 0,417 0,250 0,083

WLR I*Rasio Luas 0,139 0,417 0,694 0,833 0,694 0,417 0,139

WLR II*Rasio Luas mm/hr 0,139 0,417 0,694 0,833 0,694 0,417 0,139 0,139 0,417 0,694 0,694 0,417 0,139

WLR Total 0,139 0,417 0,694 0,833 0,694 0,417 0,278 0,417 0,694 0,833 0,694 0,417 0,139 0,139 0,417 0,694 0,694 0,417 0,139

Kebutuhan Air Kotor I mm/hr 3,662 5,986 8,309 8,413 6,242 3,933 2,639 2,500 2,500 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,015 3,045 5,075 5,082 3,049 1,016 3,437 5,311 7,184 7,201 5,321 3,440

Kebutuhan Air Kotor II mm/hr 3,440 5,319 7,198 7,163 5,298 3,433 2,639 2,917 3,194 3,333 3,194 2,917 2,639 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 0,000 0,000 0,000 2,500 2,500 2,500 3,432 5,295 7,158 7,165 5,299 3,433 3,659 5,977 8,295 8,312 5,987 3,662

Kebutuhan Air Kotor Total mm/hr 7,101 11,304 15,507 15,576 11,540 7,365 5,278 5,417 5,694 3,333 3,194 2,917 2,639 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 0,000 0,000 0,000 2,500 2,500 2,500 4,447 8,340 12,233 12,247 8,348 4,449 7,096 11,288 15,480 15,514 11,308 7,103

Curah Hujan Efektif Metode PU I mm/hr 35,700 10,500 35,700 51,800 26,600 39,200 42,700 28,000 0,000 10,500 5,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 21,700 14,000 32,900

Curah Hujan Efektif Metode PU II mm/hr 35,700 10,500 35,700 51,800 26,600 39,200 42,700 28,000 0,000 14,700 7,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 21,700 14,000 32,900

Curah Hujan Efektif Metode PU Total mm/hr 71,400 21,000 71,400 103,600 53,200 78,400 85,400 56,000 0,000 25,200 12,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 43,400 28,000 65,800

Kebutuhan Air Bersih di Sawah mm/hr -64,299 -9,696 -55,893 -88,024 -41,660 -71,035 -80,122 -50,583 5,694 -21,867 -8,806 2,917 2,639 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 0,000 0,000 0,000 2,500 2,500 2,500 4,447 8,340 12,233 12,247 8,348 4,449 7,096 11,288 15,480 -27,886 -16,692 -58,697

Kebutuhan Air Bersih di Sawah l/dt/ha 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,338 0,305 0,289 0,289 0,289 0,289 0,289 0,000 0,000 0,000 0,289 0,289 0,289 0,515 0,965 1,416 1,417 0,966 0,515 0,821 1,306 1,792 0,000 0,000 0,000

20 Efisiensi Irigasi % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Keb. Air Irigasi l/dt/ha 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,338 0,305 0,289 0,289 0,289 0,289 0,289 0,000 0,000 0,000 0,289 0,289 0,289 0,515 0,965 1,416 1,417 0,966 0,515 0,821 1,306 1,792 0,000 0,000 0,000

Keb. Air Irigasi m3/dt 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,011 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,000 0,000 0,000 0,010 0,010 0,010 0,017 0,032 0,047 0,047 0,032 0,017 0,027 0,043 0,059 0,000 0,000 0,000

Koefisien Tanaman I

18

5

6

8

9

14

15

16

17

DesemberJanuari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

19

21

September Oktober November

1

Pola Tata Tanam II

Pola Tata Tanam I

No Satuan

Koefisien Tanaman II

2

3

PADI 120 HARI

WLR Jagung 90 HARI PADI 120 HARI Kacang Tanah 90 HARIBERO PL

PADI 120 HARIWLR Jagung 90 HARI PL PADI 120 HARI

Padi 90 HARI WLRPL

Page 8: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

1 3

A RUMAH POMPA

I PEKERJAAN TANAH 3.238.380,00

II PEKERJAAN BETON BERTULANG 10.380.518,00

III PEKERJAAN PASANGAN 16.067.318,00

IV PEKERJAAN KAYU 4.461.500,00

V PEKERJAAN KUNCI DAN KACA 237.700,00

VI PEKERJAAN PENGECATAN 3.895.520,00

VII PEKERJAAN BESI 9.590.014,00

B PAGAR DAN PINTU PAGAR

I PEKERJAAN TANAH 552.089,00

II PEKERJAAN PASANGAN 1.173.376,00

III PEKERJAAN BETON BERTULANG 1.428.700,00

IV PEKERJAAN BESI 3.370.235,00

V PEKERJAAN PENGECATAN 154.114,00

C JARINGAN IRIGASI 245.888.394,60

Jumlah Harga 300.437.858,60

PPn 10 % 30.043.785,86

Total Harga 330.481.644,46

Total Harga (dibulatkan) 330.481.700,00

Terbilang : Tiga Ratus Tiga Puluh Juta Empat Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Rupiah

Sumber : Hasil Perhitungan

2

Tabel 4.18 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

HARGANOMOR URAIAN PEKERJAAN

Tabel 7. Data dan Luasan Blok

Gambar 2. Gambar Hasil Running

EPANET 2.0

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Tabel 8. Rekapitulasi Rencana Anggaran

Biaya

Pembagian Air Irigasi Airtanah

Dengan debit 30,14 liter/detik luas

daerah oncoran untuk tanaman padi

sebesar 16,819 ha, sedangkan untuk

tanaman palawija adalah 31,233 ha.

Dapat dilihat bahwa pada waktu

penanaman palawija dan padi debit 30,14

liter/detik dapat mengairi lebih dari 33

ha. Sistem giliran dapat menjaga kualitas

pompa dan umur pompa dapat bertahan

lama. Pada sistem giliran ini daerah

oncorn dibagi menjadi 7 blok dengan

masing-masing luas berkisar antara 2-7

ha dan pemberian airnya bergilir sesuai

dengan urutan bloknya, diharapkan

dengan sistem demikian maka produksi

tanaman dapat mencapai titik optimum.

Untuk menghemat air irigasi serta guna

menjaga pemerataan dan pembagian air

yang adil, sebaiknya blok persawahan

yang diairi yang pertama adalah blok

persawahan paling hilir dan bertahap

hingga yang dekat dengan pompa (hulu).

Sesuai dengan pompa maka pada

musim kemarau pengoperasiannya

memerlukan 7-18 jam selama 1 hari.

Sedangkan untuk musim hujan

pengoperasiannya jika sewaktu-waktu

diperlukan seperti tanaman memang

memerlukan air atau untuk pemanasan

mesin.

Air yang seharusnya tersedia di

sawah (padi) : 1,792 liter/detik/ha (dari

perhitungan tabel 4.9). Jadwal waktu

yang digunakan adalah 7 hari, dalam 1

hari lama pengoperasian pompa 18 jam,

sehingga lama waktu yang digunakan

adalah 7 x 18 = 126 jam.

Pengaturan pengoperasian sebagai

berikut :

Banyaknya air yang dibutuhkan dalam

tiap blok untuk tanaman padi :

Maka jumlah air yang dibutuhkan dalam

seluruh blok adalah 18,4 liter/detik.

Untuk menentukan pembagian air secara

jam-jaman dalam 7 hari :

Nama Elevasi Beda tinggi (m) Luas Daerah (ha)

OL 1 73,83

5,4

OL 2 74,28 0,45 7,8

OL 3 71,00 3,28 4,1

OL 4 71,48 0,48 2,3

OL 5 71,36 0,12 71,36

OL 6 69,22 2,14 69,22

OL 7 68,76 0,46 68,76

Page 9: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Tabel 9. Pembagian air selama 18 jam 1

hari

Tabel 10. Pembagian Air Selama 15 Jam

1 hari

Tabel 11. Pembagian Air Selama 10 Jam

1 Hari

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kebutuhan air tanaman untuk daerah

oncoran SDMJ 571 adalah sebesar

1,792 liter/detik/ha pada bulan

November periode III.

2. Jaringan irigasi airtanah di daerah

oncoran SDMJ 571 direncanakan

dengan luas baku sawah 33 ha yang

terdiri dari 7 blok, 7 outlet dengan

sisitem looping terbuka. Pipa tersebut

menggunakan pipa PVC dengan

rincian sebagai berikut :

Panjang total : 1370 meter

Diameter : 6”

Jenis pipa : PVC

Head tertinggi : 88,89 m

Tekanan tertinggi : 17,89 m

kolom air

Terletak pada : OL 3

Kebutuhan air : 7,346

liter/detik

Elevasi OL 3 : +71,00

Spesikasi pompa yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Merk : Grounfos Tipe SP – 7

inch Submersible Pump

Model : SP 95 – 8

Kapasitas : 95 m3/hari = 26,39

lt/detik

Max Head : 93 m

Spesifikasi penggerak yang digunakan

adalah :

Merk : IWATA

No. Blok 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan Luas Lahan 5,4 7,8 4,1 2,3 5,3 4,3 3,8

Lama Pemberian air 21 30 15 9 20 17 14

Hari

Jam

Pemberian

Air

Mengairi pada pukul

Senin

04.00-13.00 3 4 2

Blok 3 mulai pukul 04.00-07.00

Blok 4 mulai pukul 07.00-11.00

Blok 6 mulai pukul 11.00-13.00

13.00-22.00 5 4 Blok 1 mulai pukul 13.00-18.00

Blok 2 mulai pukul 18.00-22.00

Selasa

04.00-13.00 2 2 5

Blok 3 mulai pukul 04.00-06.00

Blok 4 mulai pukul 06.00-08.00

Blok 5 mulai pukul 08.00-13.00

13.00-22.00

5

4

Blok 1 mulai pukul 13.00-18.00

Blok 2 mulai pukul 18.00-22.00

Rabu

04.00-13.00 5 4 Blok 6 mulai pukul 04.00-09.00

Blok 7 mulai pukul 09.00-13.00

13.00-22.00

4

5

Blok 1 mulai pukul 13.00-17.00

Blok 2 mulai pukul 17.00-22.00

Kamis

04.00-13.00 4 3 2

Blok 3 mulai pukul 04.00-08.00

Blok 4 mulai pukul 08.00-11.00

Blok 6 mulai pukul 11.00-13.00

13.00-22.00 4 5 Blok 1 mulai pukul 13.00-17.00

Blok 2 mulai pukul 17.00-22.00

Jumat

04.00-13.00 4 5 Blok 2 mulai pukul 04.00-08.00

Blok 5 mulai pukul 08.00-13.00

13.00-22.00

3

6

Blok 1 mulai pukul 13.00-16.00

Blok 2 mulai pukul 16.00-22.00

Sabtu

04.00-13.00 4 5 Blok 2 mulai pukul 04.00-08.00

Blok 5 mulai pukul 08.00-13.00

13.00-22.00

5

4

Blok 6 mulai pukul 13.00-18.00

Blok 7 mulai pukul 18.00-22.00

Minggu

04.00-13.00 4 5 Blok 2 mulai pukul 04.00-09.00

Blok 5 mulai pukul 09.00-13.00

13.00-22.00 3 6 Blok 6 mulai pukul 13.00-16.00

Blok 7 mulai pukul 16.00-22.00

No. Blok 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan Luas Lahan 5,4 7,8 4,1 2,3 5,3 4,3 3,8

Lama Pemberian air 17 25 13 7 17 14 12

Hari Jam Pemberian

Air

Mengairi pada pukul

Senin

05.00-12.00 4 3 Blok 3 mulai pukul 05.00-09.00

Blok 4 mulai pukul 09.00-12.00

12.00-20.00 4 4 Blok 1 mulai pukul 12.00-16.00

Blok 2 mulai pukul 16.00-20.00

Selasa

05.00-12.00 4 3 Blok 5 mulai pukul 05.00-09.00

Blok 7 mulai pukul 09.00-12.00

12.00-20.00 4 4 Blok 1 mulai pukul 12.00-16.00

Blok 2 mulai pukul 16.00-20.00

Rabu

05.00-12.00 4 3 Blok 6 mulai pukul 05.00-09.00

Blok 7 mulai pukul 09.00-12.00

12.00-20.00 4 4 Blok 1 mulai pukul 12.00-16.00

Blok 2 mulai pukul 16.00-20.00

Kamis

05.00-12.00 3 4 Blok 3 mulai pukul 05.00-08.00

Blok 4 mulai pukul 08.00-12.00

12.00-20.00 3 5 Blok 1 mulai pukul 12.00-15.00

Blok 2 mulai pukul 15.00-20.00

Jumat

05.00-12.00 3 4 Blok 2 mulai pukul 05.00-08.00

Blok 5 mulai pukul 08.00-12.00

12.00-20.00 2 6 Blok 1 mulai pukul 12.00-14.00

Blok 3 mulai pukul 14.00-20.00

Sabtu

05.00-12.00 2 5 Blok 2 mulai pukul 05.00-07.00

Blok 5 mulai pukul 07.00-12.00

12.00-20.00 5 3 Blok 6 mulai pukul 12.00-17.00

Blok 7 mulai pukul 17.00-20.00

Minggu

05.00-12.00 3 4 Blok 2 mulai pukul 05.00-08.00

Blok 5 mulai pukul 08.00-12.00

12.00-20.00 5 3 Blok 6 mulai pukul 12.00-17.00

Blok 7 mulai pukul 17.00-20.00

No. Blok 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan Luas Lahan 5,4 7,8 4,1 2,3 5,3 4,3 3,8

Lama Pemberian air 11 17 9 5 11 9 8

Hari Jam Pemberian

Air

Mengairi pada pukul

Senin

05.00-10.00 5 Blok 5 mulai pukul 05.00-10.00

10.00-15.00 4 1 Blok 1 mulai pukul 10.00-11.00

Blok 3 mulai pukul 11.00-15.00

Selasa 05.00-10.00 5 Blok 6 mulai pukul 05.00-10.00

10.00-15.00 5 Blok 2 mulai pukul 10.00-15.00

Rabu 05.00-10.00 2 3

Blok 4 mulai pukul 05.00-07.00

Blok 5 mulai pukul 07.00-10.00

10.00-15.00 5 Blok 7 mulai pukul 10.00-15.00

Kamis

05.00-10.00 5 Blok 2 mulai pukul 05.00-10.00

10.00-15.00 4 1 Blok 1 mulai pukul 10.00-14.00

Blok 3 mulai pukul 14.00-15.00

Jumat 05.00-10.00 4 1

Blok 6 mulai pukul 05.00-09.00

Blok 7 mulai pukul 09.00-10.00

10.00-15.00 5 Blok 3 mulai pukul 10.00-15.00

Sabtu

05.00-10.00 3 2 Blok 5 mulai pukul 05.00-08.00

Blok 7 mulai pukul 08.00-10.00

10.00-15.00 3 2 Blok 1 mulai pukul 10.00-13.00

Blok 2 mulai pukul 13.00-15.00

Minggu 05.00-10.00 2 3

Blok 3 mulai pukul 05.00-07.00

Blok 4 mulai pukul 07.00-10.00

10.00-15.00 5 Blok 2 mulai pukul 10.00-15.00

Page 10: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Model : SDG-C30

Frekuensi : 50 Hz

Kapasitas : 30 kW / 37,5 Kva

Voltase : 400 Volt

Berat : 95 kg

Dimensi : 2100 mm x 940 mm x

1310 mm (P x Lx T)

Bahan bakar : Solar

Konsumsi B. Bakar : 7,9 lt/jam

Konsumsi Oli : 0,07 lt/jam

3. Biaya pembangunan jaringan irigasi

airtanah di daerah tersebut sebesar Rp.

330.481.700,00 (Tiga Ratus Tiga

Puluh Juta Empat Ratus Delapan

Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Rupiah).

4. Sistem pembagian air irigasi untuk

tanaman padi dilakukan dengan sistem

bergilir dengan pola jam – jaman 10

jam, 15 jam dan maksimal 18 jam

dalam 1 hari, sedangkan untuk

tanaman palawija menggunakan

sistem terus menerus karena

kebutuhan air yang diperlukan

palawija tidak sebesar yang

dibutuhkan oleh padi.

Saran

1. Bagi petani setempat diharapkan hasil

studi terkait dengan pola tata tanam

dijadikan pertimbangan agar dapat

menghasilkan hasil pertanian yang

optimum.

2. Dalam menentukan kebijakan, instansi

terkait dapat menjadikan hasil

perencanaan irigasi diperoleh dari

studi sebagai bahan pertimbangan.

3. Dalam menentukan kebijakan, instansi

terkait dapat menjadikan hasil

perhitungan biaya yang diperoleh dari

studi sebagai bahan pertimbangan.

4. Bagi HIPPA setempat diharapkan

hasil studi yang terkait dengan

pembagian air untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam menggunakan

sistem irigasi airtanah di wilayah

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Kriteria Perencanaan

Irigasi Bagian Jaringan Irigasi

(KP01). Bandung: Galang Persada.

Anonim. 2012. Pemanfaatan Pompa

Irigasi Sederhana.

http://www.google.co.id/sumbarpro

v.go.id/Pemanfaatan+Pompa+Irigas

i+sederhana/ diakses pada 28 Juli

2013.

Anonim. www.mojokertokota.go.id

diakses pada 28 Juli 2013.

Anonim . 2008. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 43 Tahun

2008.

Anonim. 1995. EPANET User Manual.

Anonim. 2013. Rencana Anggaran Biaya

(RAB) Pekerjaan Pembuatan

Rumah Pompa. Surabaya : UPT

Pengelolaan Sumberdaya Air

Wilayah Sungai Butung Peketingan

Bisri, M. 1991. Aliran Airtanah. Malang :

UPT. Penerbit Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Djennoedin, S. 1982. Diktat Hidrolika I

& Hidrolika II. Surabaya : Teknik

Sipil ITS.

Emmawan H, D. Santoso, H. Sumarni,

dan H. Istanto. 2009. Kriteria

Pengembangan & Pengelolaan

Irigasi Air Tanah. Jakarta :

Departemen Pekerjaan Umum

Direktorat Jendral Sumber Daya

Air Direktorat Irigasi.

Kodoatie, R.J. 2001. Hidrolika Terapan

Aliran pada Saluran Terbuka dan

Pipa Edisi Revisi. Semarang :

ANDI.

Pabundu, M. 1990. Pengelolaan Irigasi

Sumur Pompa. Jakarta : Yayasan

Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Priantoro D. 1991. Hidraulika Saluran

Tertutup. Malang : Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Sayekti, R.W. 2011. Modul IV Bahan

Ajar Teknik Irigasi Lanjut. Malang

: Program Magister Teknik

Pengairan Sistem Modular

Universitas Brawijaya.

Page 11: Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004

Sosrodarsono, dan S. K. Takeda. 1980.

Hirologi untuk Pengairan. Jakarta :

Pradnya Pramitha.

Suharyadi. 1984. Geohidrologi.

Yogyakarta : Fakultas Teknik

Universitas Gajah Mada.

Triatmodjo, B. 1993. Hidraulika II.

Yogyakarta : Beta offset.

Wiratama & Associates, PT. 2010.

Laporan Akhir Inventarisasi

Potensi Air Tanah di Wilayah

Sungai Brantas. Surabaya.