Upload
nguyencong
View
305
Download
32
Embed Size (px)
Citation preview
KONSULTAN PERENCANA:
Perkantoran Pulo Mas Satu Gedung II Lantai 3
Jl. Jend. A. Yani No. 2 Jakarta 13210Telp. (6221) 4754910, 4754913, 4755015/ Fax. (6221) 4755169
PEMBERI KERJA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHANJl. Kawaluyaan Indah No. 4 BandungTlp. 7319762 – 7319712 Fax. 7313675
Focussed Group Discussion - 231 Oktober 2016
PENYUSUNAN
PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN KOTA PENDIDIKAN JATINANGOR PROVINSI JAWA BARAT
Tahun Anggaran 2016
2
TUJUAN FGD-2
Kawasan perkotaan Jatinangor ditetapkan sebagai bagian KS
Nasional dan menjadi KS Provinsi Jawa Barat dengan arahan
sebagai kawasan pendidikan tinggi
Dalam kawasan perkotaan Jatinangor akan dikembangkan pusat
ristek untuk mendukung kegiatan pendidikan tinggi
Perkembangan kawasan perkotaan Jatinangor hingga kini
berlangsung pesat, sehingga menghadapi permasalahan ketidak
teraturan tatanan ruang
Menghimpun masukan pemangku kepentingan dalam rangka
Perencanaan Kawasan Perkotaan Kota Pendidikan
Jatinangor :
Konfirmasi wilayah studi dan wilayah perencanaan
Evaluasi potensi dan permasalahan di wilayah studi dan sekitarnya
Perspektif pengembangan kawasan perkotaan Jatinangor
Konsep penataan kawasan perkotaan Jatinangor
Rencana penataan kawasan perkotaan Jatinangor
3
FGD-1
Masukan dari institusi bidang pendidikan tinggi, bidang penelitian dan
pengembangan sektoral, institusi pemerintahan, dan masyarakat :
PENGEMBANGAN PUSAT RISET :
Rencana pusat riset di Jatinangor mendapat tanggapan positif dari institusi penelitian dan
pengembangan sektoral, seperti Badan Litbang Pertanian, Badan Geologi, LAPAN, dan
lainnya
Diskursus tentang pengembangan pusat riset bersama atau peningkatan pusat riset pada
masing-masing perguruan tinggi
Pembangunan pusat riset bersama membutuhkan komitmen Pemerintah provinsi Jawa
Barat dan Kabupaten Sumedang
PENATAAN KAWASAN PERKOTAAN :
Memprioritaskan penataan permukiman dan perumahan
Mempertimbangkan masalah banjir, penyediaan air bersih, persampahan, dan kemacetan
lalu-lintas
Menyediakan kawasan pusat pemerintahan
Integrasi rencana pengembangan moda transportasi : ring road, ramp jalan tol Cisumdawu,
reaktivasi jalur kereta api, kereta api cepat Jakarta – Bandung, dan LRT
4
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN KAWASAN JATINANGOR
5
Konstelasi Kawasan Jatinangor
Merupakan bagian Kawasan
Strategis Nasional (KSN)
Cekungan Bandung
Terkait dengan fungsi
Perguruan Tinggi dan
Teknologi
Sistem pusat kegiatan KSN
Cekungan Bandung meliputi
kota inti dan kota satelit
Kawasan Jatinangor
merupakan kota satelit dengan
fungsi utama pengembangan
pendidikan tinggi dan
perumahan
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016
6
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
Kawasan prioritas
diantaranya :
o Kawasan Gede
Bage – Tegalluar
o Kawasan
Pendidikan Tinggi
Jatinangor
o TOD Jatinangor
Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016
7
Rencana Pengembangan
Kawasan Cekungan Bandung
Konsep penanganan kawasan prioritas Kawasan
Pendidikan Tinggi Jatinangor :
Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek - Jatinangor -
Tanjungsari
Pembangunan dan penataan kawasan pendukung
intermoda
Pemukiman kembali hunian eks kawasan stasiun TOD
Pengurangan beban koridor jalan raya Jatinangor
melalui peningkatan akses jalan alternatif : Jalan
Sayang, Jalan Caringin, dan Jalan Sukawening
Peningkatan prasarana dan sarana air bersih melalui
pembangunan embung
Penyediaan kawasan hunian untuk mahasiswa melalui
program pembangunanrumah susun
Peningkatan kualitas permukiman
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016
8
RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019-2029
T PERDA Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010
tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 Kawasan Jatinangor
ditetapkan sebagai KSP
Pendidikan dengan
arahan :
Pengembangan
kawasan pendidikan
tinggi, melalui
revitalisasi kawasan,
penataan lingkungan
sekitar, peningkatan
aksesibilitas menuju
kawasan dalam
mendukung
peningkatan fungsi
kawasan sebagai
kawasan pendidikan
Pembangunan
vertikal
Reaktivasi jalur KA
Rancaekek-Jatinangor-
Tanjungsari - Cirebon
9
PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA
PERDA Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan
di Jawa Barat
Kecamatan Jatinangor termasuk dalam Wilayah Metropolitan Bandung Raya
Pengembangan Metropolitan Bandung Raya diarahkan sebagai metropolitan
modern berbasis wisata perkotaan, industri kreatif, dan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS) :
Perguruan tinggi di Metropolitan Bandung Raya dikembangkan sebagai
pusat pengembangan IPTEKS
Pengembangan pusat-pusat kegiatan riset dan inovasi teknologi di
Jatinangor
Pengembangan Bandung Raya Innovation Valley (BRIV) di Jatinangor
sebagai pusat kegiatan apresiasi seni dan budaya
Karakteristik pembangunan dan pengembangan IPTEKS : Research
cluster, WIFI city integration, intelligent transport system, smart healthcare,
smart education, smart society, smart economy, innovation valley, and
higher education
10
RTRW KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 - 2031
PERDA Kabupaten Sumedang No. 2 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten SumedangTahun 2011-2031
Kawasan
Jatinangor
diarahkan menjadi
kawasan
permukiman,
termasuk
pendidikan tinggi
yang mendukung
pemantapan
kawasan
Metropolitan
Bandung Raya
Pengembangan
cyber area dan
IPTEK
Pengembangan
permukiman vertikal
dan intensitas
pemanfaatan ruang
menengah hingga
tinggi
11
RTBL
Jatinangor
2013
Luas kawasan
perencanaan 956,59 Ha
Konsep perancangan
struktur tata bangunan
di kawasan jalan raya
Jatinangor adalah
University Avenue
Konsep perencanaan
KSP Pendidikan
Jatinangor adalah
kampus terpadu, loop
system, tata ruang hijau,
jembatan, jalan tembus
loop dengan jalan tol
Sumber :
Peraturan Bupati Sumedang No. 12/2013 tentang
RTBL Kawasan Strategis Provinsi Pendidikan
Jatinangor
RTBL KSP PENDIDIKAN JATINANGOR
2013TERKAIT
12
RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN RISET DAN TEKNOLOGI JATINANGOR
KETERANGAN :
Riset dan Pendidikan
Permukiman dan Pondokan
Ruang Terbuka Hijau
Perkotaan
Jalan Tol Cisuwundawu
Jalan Regional/Lingkar Luar
Jalan Primer
Jalan Sekunder
Sumber : Dinas Permukiman dan Perumahan Pem Prov Jawa Barat, 2014
Konsep pengembangan kawasanriset dan teknologi Jatinangoradalah menata pendidikan, risetdan budaya dalam satu kawasanbeserta kegiatan pendukungtransportasi, fasum dan fasos
Pengembangan kawasan riset dan teknologi Jatinangor merupakan satu kesatuan dengan kawasan perguruan tinggi Jatinangor
13
Sumber : Dinas Permukiman dan PerumahanProvinsi Jawa Barat, 2014
RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN RISET DAN TEKNOLOGI JATINANGOR
DELINEASI KSP PENDIDIKAN JATINANGOR
Kriteria Delineasi KSP
Radius wilayah : jarak tempuh yang efesien
menuju tempat pendidikan, dengan radius 5
Km atau waktu tempuh sekitar 5 menit
Kebijakan : penyediaan kelengkapan fasilitas
Area Inti (Core Area)
Merupakan area untuk kegiatan pendidikan dan peneitian
yang ramah lingkungan didukung kegiatan lain yang
bersifat pasif, seperti pengajaran dan pelatihan.
Mencakup seluruh wilayah Kecamatan Jatinangor ,
Kabupaten Sumedang dan Desa Cileunyi Wetan,
Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Zona Penyangga (Buffer Zone)
Kawasan yang mengelilingi atau berbatasan dengan
area inti dan berfungsi untuk menunjang aktivitas
zona inti, meliputi :
1. Kec. Sukasari (Kab. Sumedang)
2. Kec. Tanjungsari (Kab. Sumedang)
3. Kec. Cimanggung (Kab. Sumedang)
4. Kec. Cilengkrang (Kab. Bandung)
5. Kec. Cileunyi (Kab. Bandung)
6. Kec. Rancaekek (Kab. Bandung)
7. Kec. Cibiru (Kota Bandung)
5 km5 km
5 km
5 km
15
Kawasan pusat riset atau TBIT
dimaksudkan sebagai prasarana dan
fasilitas bagi perguruan tinggi di Provinsi
Jawa Barat untuk menginformasikan hasil
penelitian dan inovasi kepada masyarakat
Kawasan pusat riset bukan merupakan
kumpulan laboratorium penelitian dari
perguruan tinggi, namun lebih berfungsi
untuk menyajikan hasil karya perguruan
tinggi di bidang sains, teknologi, dan seni
Kawasan pusat riset ini membutuhkan
lahan sekitar 50 Ha
Dalam kawasan pusat riset dapat dibentuk
clusters
Laboratorium dan prasarana penelitian
perguruan tinggi
Masukan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
KONSEP TAMAN IPTEK
WILAYAH PERENCANAAN DAN WILAYAH STUDI
7
17
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT IPTEK
Kawasan Jatinangor telah berkembang sebagai kawasan perkotaan
yang dicirikan oleh kegiatan pendidikan sebagai kegiatan utama
Dalam masa mendatang seluruh kebijakan yang ada merencanakan
kawasan Jatinangor menjadi pusat kegiatan pendidikan tinggi
Berbagai kebijakan juga merencanakan dikembangkannya pusat IPTEK
dengan pengertian, tujuan, dan fungsi yang berbeda
Alternatif yang menunjukkan kecenderungan utama adalah
pembangunan pusat IPTEK sebagai suatu pusat (center) tempat
berhimpunnya informasi hasil riset dan inovasi perguruan tinggi untuk
disosialisasikan kepada masyarakat
Dalam kaitan tersebut diusulkan penggunaan nomenklatur Taman IPTEK
yang merupakan pusat bersama yang dimanfaatkan oleh Perguruan
Tinggi di Jawa Barat untuk memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai kinerja penelitian dan inovasi yang dikembangkan pada
masing-masing Perguruan Tinggi
Taman IPTEK direncanakan pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
Perguruan Tinggi dan masyarakat, baik dari segi jarak maupun
aksesibilitas
18
PENATAAN KAWASAN JATINANGOR MEMPERTIMBANGKAN RENCANA REAKTIVASI JALUR KERETA API
RENCANA REAKTIVASI KERETA API RANCAEKEK – JATINANGOR – TANJUNG SARI
Sumber : BPIW, Kementerian PUPR, Mei 2016
Program reaktivasi jalur kereta api - Jatinangor -
Tanjungsari berdasarkan Perjanjian Kerjasama
antara Kementerian Perhubungan dan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta
Api Indonesia
Reaktivasi dilaksanakan untuk mewujudkan
pengembangan perkerat apian di Jawa Barat dan
meningkatkan pelayanan transportasi bagi
masyarakat
Relokasi penghuni yang mendiami tanah milik PT
KAI dilaksanakan melalui penyediaaan prasrana
pemondokan siap huni dan pembangunan rumah
susun
Rencana relokasi di Kecamatan Rancaekek,
Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, dan Pamulihan
Rencana panjang jalur kereta api 11,9 Km yang
melintasi 5 (lima) kecamatan dengan luas lahan
553.590 m2 dan jumlah bangunan 1.158 unit
bangunan
19
RENCANA TOD JATINANGOR : Reaktivasi KA Rancaekek - Tanjungsari
Program PenataanKawasan TOD Jatinangor
Sumber :
BPIW, Kementerian PUPR, Mei 2016
20
RENCANA PEMBANGUNAN KERETA API CEPAT JAKARTA - BANDUNG
Rencana panjang jalur kereta api
cepat Jakarta-Bandung : 150 Km
Menghubungkan Halim
Perdanakusuma di Provinsi DKI
Jakarta dengan Tegalluar di
Kabupaten Bandung
Melintasi empat stasiun, yaitu Halim,
Karawang, Walini, dan Tegalluar
Kawasan KSP Pendidikan Jatinangor
terhubung oleh rencana jaringan
kereta api cepat Jakarta-Bandung
melalui rencana jaringan LRT
Bandung Raya sebagai feeder yang
menghubungkan Walini dengan
Jatinangor
21
RENCANA PEMBANGUNAN LRT BANDUNG RAYA
26
22
RANCANGAN PERENCANAAN
23
KONSEP PENATAAN RUANG
Wilayah perencanaan
diidentifikasi dalam
dua satuan ruang
perencanaan :
Secara keseluruhan
wilayah perencanaan
merepresentasikan
kawasan perkotaan
yang ditata melalui
instrumen rencana
tata ruang statutory,
yakni Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR)
dan Peraturan
Zonasi (PZ)
Secara khusus
kawasan taman
IPTEK dirancang
melalui pengaturan
tata letak
24
RANCANGAN RDTR DAN PZ
25
RANCANGAN RENCANA JARINGAN JALAN
26
RANCANGAN PEMBAGIAN BLOK
Kabupaten Kecamatan Desa Blok
Bandung Cileunyi Cileunyi Wetan 01-11
Sumedang Jatinangor
Cibeusi 01-04
Cikeruh 01-04
Cilayung 01-05
Cileles 01-07
Cinta Mulya 01-04
Cipacing 01-04
Cisempur 01-03
Hegarmanah 01-08
Jatimukti 01-03
Jatiroke 01-02
Mekargalih 01-04
Sayang 01-05
TOTAL 64
27
RANCANGAN RENCANA POLA RUANG
28
RANCANGAN ZONASI
29
CONTOH APLIKASI RANCANGAN BLOK PADA RANCANGAN ZONASI
30
JALAN KOLEKTOR
JALAN ALTERNATIF GOR PEMDA
KONSEP TATA BANGUNAN : Potongan Jalan
RANCANGAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
31
Zona Kode Sub Zona Kode KDB KLB KB KDH KTB TIPE
Zona Hutan Lindung HL Sub Zona Hutan Lindung HL 10 1,2 2 - - TZona Resapan Air RA Sub Zona Resapan Air RA 10 1,2 2 - - T
Zona Perlindungan Setempat PSSub Zona Sempadan Sungai PS.1 0 0 0 0 0 -Sub Zona Sempadan Waduk/Situ/Embung PS.2 0 0 0 0 0 -Sub Zona Sempadan Kereta Api PS.3 0 0 0 0 0 -
Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) H
Sub Zona Hutan Kota H.1 0 0 0 0 0 -Sub Zona Taman Kota/Lingkungan H.2 0 0 0 0 0 -Sub Zona Hijau Rekreasi H.3 5 0,1 2 0 0 TSub Zona Jalur Hijau H.4 0 0 0 0 0 -Sub Zona Pemakaman H.5 0 0 0 0 0 -
Zona Ruang Terbuka Biru B Sub Zona Ruang Terbuka Biru B 0 0 0 0 0 -Zona Pertanian Pangan PP Sub Zona Pertanian Lahan Basah PP.1 5 1,2 0 0 0 -
Zona Perumahan Horizontal RHSub Zona Perumahan KDB Tinggi RH.1 60 1,2 2 20 - DSub Zona Perumahan KDB Sedang RH.2 60 1,2 2 20 - D
Zona Perumahan Vertikal RV Sub Zona Perumahan Vertikal RV 55 3 8 35 50 T
Zona Pelayanan Umum dan Sosial S
Sub Zona Sarana Pendidikan S.1 50 1 2 30 55 TSub Zona Sarana Ibadah S.2 40 0,8 2 30 55 TSub Zona Sarana Kesehatan S.3 55 3 8 30 55 TSub Zona Sarana Sosial Budaya S.4 40 0,8 2 30 55 TSub Zona Sarana Rekreasi dan Olah Raga S.5 50 1 2 30 55 TSub Zona Pelayanan Umum S.6 50 2 4 30 55 TSub Zona Sarana Terminal S.7 40 1,6 4 30 55 T
Zona Pemerintahan PSub Zona Pemerintahan Nasional P.1 40 1,6 4 30 55 TSub Zona Pemerintahan Daerah P.2 40 1,6 4 30 55 T
Zona Industri dan Pergudangan I Sub Zona Industri dan Pergudangan I 50 2 4 30 55 T
Zona Perdagangan dan Jasa KSub Zona Perdagangan dan Jasa K.1 60 1,2 2 30 55 DSub Zona Perdagangan dan Jasa KDB Sedang K.2 30 3 16 45 40 T
Kode Ketentuan Kegiatan
I Diijinkan Taman kota, hutan kota, jalur hijau pengaman jalan, jalur hijau pengaman tiang listrik tegangan
tinggi, jalur hijau pengaman rel kereta api, bangunan tiang listrik
T Terbatas Perkantoran pemerintah daerah, bangunan penelitian, pertanian hortikultura, kebun pembibitan,
bangunan reklame, taman perkemahan
B Bersyarat Puskesmas, balai pengobatan, apotek, bangunan kepentingan pertahanan
TB Terbatas Bersyarat Rumah ibadah, SPBU, hunian KDB sedang
X Dilarang Selain yang diijinkan, bersyarat, terbatas, dan terbatas bersyarat
TABEL KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG (Contoh)
32
KAWASAN LINDUNGZONA RESAPAN AIR, SUB ZONA RESAPAN AIR (RA)
ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT, SUB ZONA SEMPADAN SUNGAI (PS.1)
Kode Ketentuan Kegiatan
I Diijinkan Jalur hijau pengaman sungai, jalur hijau pengaman tiing listrik tegangan tinggi, bangunan tiang
listrik
B Bersyarat Jembatan penyeberangan, fasilitas pemanfaatan air baku air minum, bangunan reklame, kebun
pembibitan
X Dilarang Selain yang diijinkan dan bersyarat
TABEL KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG (Contoh)
33
Kode Ketentuan Kegiatan
I Diijinkan Hunian kecil, rumah dinas, masjid, mushola, penitipan anak, tempat bermain lingkungan, taman rekreasi,
lapangan olahraga, perkantoran pemerintah nasional, perkantoran pemerintah daerah, perkantoran
perwakilan negara asing, parkir sepeda, parkir kendaraan bermotor, reklame, pos keamanan lingkungan
(poskamling), hutan kota, jalur hijau pengaman jalan, taman kota, jalur hijau pengaman tegangan tinggi,
jalur hijau pengaman rel kereta api, kolam retensi, kegiatan kepentingan pertahanan
T Terbatas Hunian sangat kecil, hunian sedang, hunian besar, panti asuhan, praktek dokter, praktek bidan, apotik,
toko, minimarket, jasa telekomunikasi dan internet, warung dan kios makanan dan minuman, pangkas
rambut, salon, pusat ATM, penjahit, sanggar seni, gedung pertemuan lingkungan, gedung lembaga sosial
dan organisasi kemasyarakatan
B Bersyarat Asrama, rumah kost, guest house, gereja, pura, kelenteng; vihara, pkl, penitipan hewan, pool taksi, pool
kendaraan penumpang umum, kelompok bermain, PAUD, TK, fasilitas pendidikan dasar, fasilitas
pendidikan menengah, fasilitas pendidikan atas, pengobatan alternatif, rumah bersalin, klinik dan poliklinik,
TPS-TPS-3R,
TB Terbatas Bersyarat Jasa binatu, jasa fotokopi, penitipan hewan
X Dilarang Selain yang diijinkan, terbatas, bersyarat, dan terbatas bersyarat
ZONA PERUMAHAN HORIZONTAL, SUB ZONA PERUMAHAN KDB TINGGI – RH.1
Kode Ketentuan Kegiatan
I Diijinkan Mushola, SPBU dan SPBG, biro perjalanan, jasa pengiriman
barang, perkantoran pemerintah, parkir kendaraan bermotor,
klinik, bangunan reklame, TPS, kios makanan dan minuman, WC
umum
2 Terbatas Toko, restauran, pangkas rambut, salon
3 Bersyarat Jasa bengkel
4 Dilarang Selain yang diijinkan, terbatas, dan bersyarat
34
ILUSTRASI PERATURAN ZONASI
Kabupaten Kecamatan Desa BlokKod
eZona Sub Zona
Bandung CileunyiCileunyi
Wetan07 S.7
Pelayanan
Umum dan
Sosial
Sarana
Terminal
Sub Zona KDB KLB KB KDH KTB Tipe
Sarana Terminal 40 1.6 4 30 55 Tunggal
Intensitas Ruang
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (ITBX)
Identitas
35
Teknik Pengaturan Zonasi adalah rentang fleksibilitas yang mungkin diterapkan dalam
rangka penerapan zonasi dan Peraturan Zonasi pada zona tertentu berdasarkan kondisi
perkembangan mutakhir dan karakteristik tertentu wilayah perencanaan, serta adanya
ketentuan khusus
TPZ yang mungkin diterapkan di Kawasan Jatinangor meliputi :
a. Zona Bonus : pemberian bonus berupa peningkatan luas lantai atau KLB pada zona tertentu
untuk mendorong perwujudan tatanan ruang, seperti pada kawasan TOD atau lokasi
perpindahan sarana transportasi massal
b. Pengalihan Hak Membangun atau Transfer of Development Right (TDR) : pengalihan hak
membangun pada persil/sub-zona ke persil/sub-zona lain sesuai kesepakatan bersama. Dapat
diterapkan padakawasan TOD dan pusat kegiatan perkotaan lainnya
c. Permufakatan : pengadaan lahan untuk infrastruktur bersama di antara pengguna/ pemanfaat
ruang dan lahan. Dapat diterapkan pada kegiatan komersial dan jasa di sepanjang jalur jalan
utama dalam pengadaan areal parkir bersama dengan akses bersama, sehingga mengurangi
tingkat kemacetan oleh kendaraan yang menuju dan berasal dari kegiatan tersebut
d. Pengendalian Pertumbuhan : zona yang dikendalikan pertumbuhannya karena karakteristik
zona yang tidak sesuai dengan daya dukung kawasan setempat. Dapat diterapkan untuk
pengendalian pertumbuhan di kawasan rentan banjir
e. Pertampalan Peraturan : zona yang terkena lebih dari satu peraturan yang memberikan
pengaruh terhadap perwujudan tatanan ruang dalam zona bersangkutan. Kawasan Jatinangor
memiliki beberapa kebijakan pengaturan tata ruang
TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)
36
ILUSTRASI TEKNIK PENGATURAN ZONASI (Pertampalan Peraturan)
Kaw
asan
deng
anar
sir
mer
upak
anZ
ona
Per
tam
pala
nP
erat
uran
dala
mha
lper
enca
naan
TO
D d
i kaw
asan
stas
iun
Jatin
ango
r
deng
anpe
rker
eta-
apia
n
37
Penataan rumah tinggal kavling besar dan komersial deret
berukuran 20 m x 20 m dan 20 m x 30 m.
4.5
3.0
Rumaja 24 m
KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR
38
Kapling rumah besar dengan ukuran 20 X 20 meter
KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR
39
Kapling Pertokoan dengan parkir basement sebanyak 40 lots untuk 12 unit toko
dengan akses ramp.
1
2
3
4 6
5 7
8 10
119
12
60 m60 m
KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR
40
KAWASAN TAMAN IPTEK : LAHAN IPDN
• Luas lahan 54,6 Ha
• Lahan milik
Kementerian Dalam
Negeri (IPDN)
41
KONSEP KAWASAN TAMAN IPTEK
Taman IPTEK
UNPADGOLF
Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau
Pertanian Terasering
42
ALTERNATIF LOKASI TAMAN IPTEK
• Luas lahan Bumi Perkemahan
Kiara Payung ± 62 Ha
• Lahan yang telah digunakan
seluas 44 Ha
• Lahan awalnya dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
selanjutnya pengelolaan lahan
diserahkan kepada Kwarda Jawa
Barat
43
KAWASAN TAMAN IPTEK : KIARA PAYUNG
KecamatanSukasari
KecamatanJatinangor
TERIMA KASIH