Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN
6 LANTAI +1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA
PEMIKUL MOMEN MENENGAH DI WILAYAH SOLO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh :
Maschun Afif
D 100 140 291
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 6 LANTAI
+1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN
MENENGAH DI WILAYAH SOLO
Abstrak
Kota Solo merupakan salah satu kota pendidikan yang ada di Indonesia yang
mana terdapat instansi-instansi pendidikan seperti kampus dll. Untuk membangun
gedung perkuliahan di pusat kota solo tidaklah mudah karena lahan yang minim.
Tujuan tugas akhir ini adalah merencanakan struktur gedung perkuliahan 6 lantai
+1 basement dengan sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM) di
wilayah Solo dan dihitung berdasarkan SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, SNI
2847-2013. Alat / Software yang digunakan dalam perencanaan ini meliputi
SAP2000, AutoCad, Ms. Word, Ms. Excel dan SketchUp. Ada 2 jenis perhitungan
utama yaitu perhitungan struktur atas diantaranya perhitungan atap gable frame,
portal, pelat, tangga dan struktur bawah diantaranya perhitungan pondasi tiang
pancang, sloof, dan basement. Struktur gedung direncanakan tahan gempa
menggunakan analisa gempa dinamis berdasarkan peta spektrum wilayah Solo
yang didapat dari situs resmi pemerintah yaitu puskim.go.id. Pada perhitungan
pondasi digunakan mutu beton 30 MPa dan perhitungan struktur yang lain yaitu
25 MPa. Perhitungan atap gable frame menggunakan profil IWF 150x150 mm
untuk rafter dan profil channel 100x50 mm untuk gording. Hasil perhitungan
portal didapatkan dimensi kolom lantai basement 700x700 mm, lantai 1 650x650
mm, lantai 2-6 600x600 mm dan dimensi balok 400x600 mm untuk semua lantai.
Dimensi daripada pondasi tiang pancang didapatkan ukuran 400x400 mm dan
untuk sloof 300x500 mm.
Kata Kunci : Atap Gable Frame, Gempa Dinamis, Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah.
Abstract
Solo City is one of the cities of education in Indonesia where there are educational
institutions such as campuses etc. Building a college building in the center of a
solo city is not easy because the land is minimal. The purpose of this final project
is to plan the structure of 6 floors +1 basement lecture building with a
Intermediete Moment Resisting Frame (IMRF) in the Solo region and calculated
based on the SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, SNI 2847-2013. The tools /
software used in this plan include SAP2000, AutoCad, Ms. Word, Ms. Excel and
SketchUp. There are 2 main types of calculations, namely the calculation of the
upper structure including the calculation of gable frames, portals, plates, stairs and
lower structures including calculation of pile, sloof, and basement foundations.
The planned earthquake resistant building structure uses dynamic earthquake
analysis based on a spectrum map of the Solo region obtained from the official
2
government website, puskim.go.id. In the calculation of the foundation used 30
MPa concrete quality and the calculation of other structures is 25 MPa.
Calculation of gable frame roof using IWF profile 150x150 mm for rafter and
channel profile 100x50 mm for recording. Portals calculation results obtained
column dimensions of 700x700 mm basement floor, 1st floor 650x650 mm, floors
2-6 600x600 mm and beam dimensions 400x600 mm for all floors. Dimensions of
pile foundations are 400x400 mm in size and for 300 x 500 mm sloof.
Keywords: Dynamic Earthquake, Gable Frame of Roof, Intermediate Moment
Resisting Frame.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang. Salah satu ciri negara
berkembang yaitu masih mengandalkan sumber daya alam untuk menciptakan
produk-produk yang dihasilkan. Sedangkan sumber daya manusianya kaya
akan tetapi kemampuan yang masih terbatas. Untuk meminimalisir
kemampuan sumber daya manusia yang terbatas maka kualitas pendidikan
harus ditingkatkan. Solo termasuk kota pendidikan yang mana terdapat
instansi-instansi pendidikan yang cukup tinggi. Ada beberapa perguruan tinggi
yang terdapat di daerah Solo dan perguruan tinggi tersebut rata-rata memiliki
gedung bertingkat. Gedung-gedung tersebut memiliki fungsi yang bermacam-
macam diantaranya gedung rektorat, gedung perpustakaan, gedung ruang
kelas dan lain-lain. Lahan kosong yang luas di kota Solo saat ini sulit untuk
didapatkan karena banyak bangunan yang berdiri seperti hotel dan ruko.
Untuk membangun gedung perkuliahan di pusat kota Solo tidaklah mudah.
Dari permasalahan yang sudah disebutkan diatas, akan dirancang struktur
gedung perkuliahan 6 lantai +1 basement dengan sistem rangka pemikul
moment menengah (SRPMM) di kota Solo.
2. METODE PERENCANAAN
Data yang digunakan untuk perencanaan gedung perkuliahan adalah sebagai
berikut:
3
1). Gedung perkuliahan 6 lantai +1 basement di wilayah Solo dengan sistem
rangka pemikul momen menengah (SRPMM).
2). Tebal pelat lantai 12 cm.
3). Tebal pelat atap 9 cm.
4). Mutu beton f’c = 25 MPa, baja tulangan fy = 410 MPa dan fyt = 240 MPa.
5). Berat beton γc = 25 kN/m3
6). Dimensi awal balok dan kolom sebagai berikut:
a). Dimensi balok 400/600 mm.
b). Dimensi balok anak 300/400 mm.
c). Dimensi kolom 600/600 mm.
Dimensi kolom dan balok di atas hanyalah perencanaan awal sebagai
acuan untuk menghitung dimensi kolom dan balok yang paling optimal.
7). Digunakan fondasi tiang pancang dengan kedalaman 18 m
Tahapan penelitian dibagi menjadi empat tahap tujuh tahap, antara lain :
Tahap I : Pengumpulan data
Tahap II : Perencanaan atap
Tahap III : Perencanaan pelat dan tangga
Tahap IV : Perencanaan balok dan kolom
Tahap V : Perencanaan fondasi
Tahap VI : Pembuatan gambar detail
Tahap VII : Selesai
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Atap Gable
Hasil dari perhitungan perencanaan atap, didapatkan atap gable dengan beserta
komponen-komponen diantaranya digunakan profil channel 100x50x20x1,6
mm untuk gording dengan jarak antar gording 1,2 m, profil IWF
150x150x7x10 mm digunakan untuk batang rafter dan kolom yang keduanya
dengan jarak antar gable frame 3 m. Penutup atap pada gedung ini
menggunakan penutup atap berupa genting tanah liat. Atap gable frame
terdapat sambungan yang direncanakan menggunakan baut yang terdapat 3
4
titik buhul diantaranya buhul B,C, dan D yang mana sambungan buhul B sama
dengan D dengan hasil perhitungan menggunakan 8 baut berdiameter 7 mm
dan jarak antar baut 50 mm. Buhul C didapatkan menggunakan 6 baut dengan
diameter 6 mm. Pada sambungan plat kopel yang menyatukan antara kolom
gable frame dengan tumpuan dibawahnya yang bersifat sendi, didapatkan hasil
sambungan dengan tebal plat kopel 4 mm, diameter angkur 10 mm, 2 baut
untuk sambungan dengan diameter 6 mm. Analisa beban yang dimasukkan
kedalam perhitungan SAP2000 yaitu beban hidup, beban mati dan beban
angin. Hasil dari analisa SAP2000 untuk atap gable didapatkan nilai RAV,
RBV dengan masing masing nilai untuk beban hidup 6,5 kN dan beban mati
9,2081 kN yang kemudian masing masing beban dikombinasikan
menggunakan rumus beban kombiasi 1,4D+1,6L dan didapatkan nilai sebesar
21,4 kN. Gambar atap gable frame dapat diihat pada gambar 1.
Gambar 1. Atap gable frame
3.2. Pelat dan Tangga
3.2.1. Pelat
Perhitungan pelat terdiri dari perhitungan pelat atap, pelat lantai dan pelat
basement dengan ketebalan pelat masing masing 9 cm, 12 cm, dan 25 cm.
Balok 400 x 600
342
,12
00
1200
600600
5
Diameter tulangan longitudinal yang didapatkan dari hasil perhitungan yaitu
D10 dan tulangan geser D8 untuk semua tipe plat.
3.2.2. Tangga
Terdapat 2 jenis tangga dalam perencanaan dtruktur gedung ini yang
pertamaa tangga tipe 1 degan tinggi lantai 4 m dan sudut kemiringan tangga
sebesar 28° yaitu terdapat pada lantai basement, lantai 2-6. Tipe 2 dengan
tinggi lantai 5 m dan sudut kemiringan tangga sebesar 34° yang terdapat
pada lantai 1. Hasil perhitungan penulangan tangga dapat dilihat pada tabel
1 dan tabel 2.
Tabel 1. Tulangan tangga tipe 1
Batang Daerah
batang
Momen perlu
(kN.m)
Momen
desain
(kN.m)
Tul. pokok
terhitung
(mm)
Tul. pokok
terpasang
(mm)
Tul. bagi
terhitung
(mm)
Tul. bagi
terpasang
(mm)
Tangga
bawah
Kiri Mu(-)
= 23,66 26,76 D15 – 126 D15 – 125 D8 - 179 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 11,95 26,76 D15 – 262 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 15,21 26,76 D15 - 205 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Bordes
Kiri Mu(-)
= 15,21 26,76 D15 – 203 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 1,45 26,76 D15 – 341 D15 – 125 D8 – 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 0,000 26,76 D15 – 341 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Tangga
atas
Kiri Mu(-)
= 23,66 26,76 D15 – 126 D15 – 125 D8 - 179 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 11,95 26,76 D15 – 262 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 15,21 26,76 D15 - 205 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
(Sumber : hasil hitungan)
6
Tabel 2. Tulangan tangga tipe 2
Batang Daerah
batang
Momen perlu
(kN.m)
Momen
desain
(kN.m)
Tul. pokok
terhitung
(mm)
Tul. pokok
terpasang
(mm)
Tul. bagi
terhitung
(mm)
Tul. bagi
terpasang
(mm)
Tangga
bawah
Kiri Mu(-)
= 22,33 26,76 D15 – 134 D15 – 125 D8 - 191 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 18,31 26,76 D15 – 166 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 14,29 26,76 D15 – 216 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Bordes
Kiri Mu(-)
= 14,29 26,76 D15 – 217 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 7,14 26,76 D15 – 341 D15 – 125 D8 – 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 0,00 26,76 D15 – 341 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Tangga
atas
Kiri Mu(-)
= 22,33 26,76 D15 – 134 D15 – 125 D8 - 191 D8 – 175
Lapangan Mu(+)
= 18,31 26,76 D15 – 166 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Kanan Mu(-)
= 14,29 26,76 D15 – 216 D15 – 125 D8 - 209 D8 – 175
Gambar penulangan plat tipe 1 dan 2 masing masing dapat dilihat pada
gambar 2 dan gambar 3.
Gambar 2. Tangga tipe 1
(Sumber : hasil hitungan)
D8-175
D15-125D8-175
Pas. bata15
D15-125D8-175
D8-175D15-125
D15-125D8-175
D15-125D8-175
Pas. bata 15
D15-125D8-175
D8-175D15-125
575200 375
200
2005010050
200
420
105
105
30
2005010050
420
575
105
105
200 375
28°
30
D15-125
7
Gambar 3. Tangga tipe 2
3.3. Perencanaan Struktur Utama
Perencanaan struktur utama terdiri dari perancangan tulangan dan dimensi
kolom maupun balok yang sebelumnya telah dicari momennya menggunakan
bantuan SAP2000. Hasil dari output SAP2000 diambil momen dan gaya geser
terbesar yang nantinya akan di analisis untuk mencari tulangan dan dimensi
struktur portal. Momen dan gaya geser terbesar yang didapatkan para
perencanaan struktur ini terdapat pada as-4 untuk arah x dan as-C untuk arah
y.
3.3.1. Perencanaan Balok
Perencanaan balok terdiri dari perencanaan balok induk dan balok anak.
Perhitungan tulangan balok terbagi menjadi 2 jenis yaitu perhitungan
tulangan memanjang atau tulangan longitudinal dan perhitungan tulangan
geser atau tulangan begel.
1. Balok Induk
Pada perencanaan balok ini diambil contoh perhitungan balok 48
dengan notasi B-48 dikarenakan momen perlu dan gaya geser perlu
terbesar diterima oleh balok tersebut. Dimensi balok awal direncanakan
10D22
7D22
3D22
3D22
10D22
7D22
1/4L = 1500 mm 1/4L = 1500 mm
h =
600
mm
h =
600
mm
2h = 1200 mm
2D13
L = 6000 mm
2?D10-1202?D10-250
I
I
II
II
III
III
2h = 1200 mm
600
400
10D22
7D22
85
61
2?D10
2?D10-120
2D13
POTONGAN I-I POTONGAN II-II POTONGAN III-III
600
400
3D22
3D22
85
61
2?D10
2D13 600
400
10D22
7D22
85
61
2?D10
D15-125
D8-175
D15-125
D8-175
19
Pas. bata
26
D15-125
D8-175
D8-175D15-125
575200 375
34°
440
110
110
250
575200 375
2005010050
440
110
110
2005010050
250
D15-125
D8-175
D15-125
D8-175
19
Pas. bata
26
D15-125
D8-175
D8-175D15-125
8
300x600 mm dan didapatkan dimensi akhir yaitu 400x600 mm. Hasil
perhitungan tulangan logitudinal yaitu 10D22 pada daerah tumpuan
bagian atas, 7D22 pada bagian bawah dan 3D22 pada daerah lapangan
bagian atas maupun bawah. Hitungan tulangan geser balok 48
didapatkan 2D10 dengan jarak 120 mm di area 2h (tumpuan) dan 2D10
dengan jarak 250 mm di luar daerah 2h (lapangan). Penulangan B-48
dapat dilihat pada gambar 4.
2. Balok Anak
Perencanaan balok anak didapatkan dimensi akhir 300x400 mm dan
tulangan longitudilan bagian atas dan bawah 2D22 untuk area tumpuan
maupun lapangan. Hasil perhitungan tulangan geser balok anak sama
dengan tulangan geser balok induk.
3.3.2. Perencanaan Kolom
Pada perencanaan ini diambil contoh perhitungan kolom 20 dengan notasi
K-20. Perhitungan dimensi dan tulangan kolom menggunakan metode
diagram desain kolom seperti pada gambar 5.
Gambar 4. Penulangan balok B-48.
10D22
7D22
3D22
3D22
10D22
7D22
1/4L = 1500 mm 1/4L = 1500 mm
h =
600 m
m
h =
600 m
m
2h = 1200 mm
2D13
L = 6000 mm
2?D10-1202?D10-250
I
I
II
II
III
III
2h = 1200 mm
600
400
10D22
7D22
85
61
2?D10
2?D10-120
2D13
POTONGAN I-I POTONGAN II-II POTONGAN III-III
600
400
3D22
3D22
85
61
2?D10
2D13 600
400
10D22
7D22
85
61
2?D10
9
Gambar 5. Diagram desain kolom
Dari perhitungan diagram desain kolom didapatkan dimensi kolom lantai
basement 700x700 mm dengan diameter tulangan longitudinal 20D25 dan
tulangan geser 2D10 dengan jarak 170 mm. Pada kolom lantai 1 didapatkan
dimensi 650x650 mm dengan diameter tulangan longitudinal dan tulangan
geser sama dengan kolom lantai basement dan pada kolom 2-6 didapatkan
dimensi sebesar 600x600 mm dengan diameter tulangan longitudinal 16D25
dan tulangan geser juga sama dengan tulangan geser kolom basement yaitu
sebesar 2D10 dengan jarak 170 mm. Penulangan kolom K1 dapat dilihan
pada gambar 6.
10
Gambar 6. Penulangan kolom K-20
3.3.3. Perencanaan Pondasi
Perencanaan pondasi terdiri dari perencanaan pondasi tiang pancang,
perencanaan poer dan perencanaan sloof.
1. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
Pada struktur ini digunakan pondasi tiang pancang pabrikasi dari produsen
WIKA Beton dengan diameter 40x40 cm. Spesifikasi yang didapatkan dari
hasil perhitungan yaitu jumlah kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban
yang diterima dari kolom K-20 yaitu 4 buah dengan jarak antar tiang 2 m.
Gambar penenmpatan posisi tiang pancang dapat dilihat pada gambar 7.
2?10-150
h =
600 m
m
l = 608 mmo
2?10-150
2?10-150
I I
II II
POTONGAN I-I dan II-II
20D25
63
637700
700
l = 608 mmo
11
Gambar 7. Penempatan tiang pancang untuk kolom K20
2. Perencanaan Poer
Dari perhitungan yang dihasilkan, poer aman terhadap tinjauan geser 1
maupun 2 arah dan didapatkan diameter tulangan longitudinal arah x dan y
yaitu D25 dengan jarak antar tulangan 130 mm. Diameter tulangan bagi
yang didapatkan yaitu D22 dengan jarak antar tulangan sama dengan jarak
tulangan longitudinal yaitu 130 mm. Gambar penulangan pondasi tiang
pancang dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Penulangan pondasi tiang pancang kolom K20
Y
X
1 2
3 4
0.5 2.00 (m)0.5
0.5
2.0
00
.5
700
3000
3000
D22-130
D25-130
D22
-130
D25
-130
2000
2000
40
40
II 1100
18000
400
2000
3000
TAMPAK ATAS POTONGAN I-I
D25-130
D25-130
D22-130D22-130
12
3.3.4 Perencanaan Sloof
Perencanaan sloof ini diambil contoh perhitungan sloof S1 as-4 dan
dihasilkan dimensi akhir sloof 300x500 mm. Diameter tulangan
longidtudinal/tulangan pokok 2D19 di bagian tumpuan maupun lapangan
dan diameter tulangan geser yang didapatkan yaitu 2D10 dengan jarak antar
tulangan geser di area sendi plastis sebesar 100 mm dan diluar sendi plastis
210 mm. Tabel hasil perhitungan tulangan longitudinal dan tulangan geser
masing masing dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Tulangan longitudinal sloof S1 portal As-4
Balok Posisi
Momen perlu
(Mu)
Tulangan
terpasang
Momen rencana
(Mr)
Mu(-)
Mu(+)
Atas Bawah Mr(-)
Mr(+)
kNm kNm n.Dx n.Dx kNm kNm
S1
Kiri 54.315 55.073 2 D19 2 D19
Tengah 34.556 31.293 2 D19 2 D19
Kanan 54.315 55.073 2 D19 2 D19
(Sumber : hasil hitungan)
Tablel 4. Tulangan geser sloof S1 portal As-4
Balok Posisi
Vu,perlu Tulangan begel
Vu,1 Vu,2 Vu,d Vu,2h
Daerah
sendi
plastis
Luar
sendi
plastis
S1
Kiri 42.966 46.044 34.456 25.708 2Ø10-100
Lapangan 2Ø10-210
kanan 42.966 46.044 32.153 23.989 2Ø10-100
(Sumber : hasil hitungan
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1). Perencanaan struktur rangka atap (Gable Frame)
Menurut analisa hasil hitungan, diperoleh rencana struktur rangka atap
gable frame sebagai berikut :
a). Penutup atap menggunakan genting tanah liat.
b). Profil gording yang dipakai adalah C 100x50x20x1,6 mm dengan
mutu baja Bj 41, jarak antar gording terpasang 1,20 m.
13
c). Kontruksi batang rafter dan kolom menggunakan baja profil IWF
dengan mutu Bj 41. Profil batang rafter menggunakan IWF 150x150
dan kolom menggunakan IWF 150x150. dengan panjang batang
rafter 6,91 m, tinggi kolom 2,0 m dan jarak antar gable frame
terpasang 3,00 m.
d). Sambungan joint gable frame di buhul C menggunakn Dbaut 6 mm
dengan fubaut
410 MPa memerlukan sebanyak 6 baut. Buhul B dan D
menggunakan Dbaut 7 mm dengan fubaut
410 MPa memerlukan
sebanyak 8 baut.
e). Sambungan di plat dasar kolom yang di rencanakan dengan perletakan
sendi menggunakan plat berukuran 300 x 300 mm dengan tebal 5 mm.
Diameter angkur menggunakan 10 mm dan plat siku menggunkan
tebal 4 mm dengan baut diamer 6 mm.
2). Perencanaan struktur plat beton betulang
a). Pelat lantai gedung
Pada perencanaan plat lantai gedung dihasilkan diameter tulangan
longitudinal D10 dan diameter tulangan geser D8
b). Plat tangga
Pada perencanaan plat lantai gedung dihasilkan diameter tulangan
longitudinal D15 dan diameter tulangan geser D8
3). Perencanaan struktur utama gedung dengan SRPMM
Pada perencanaan portal gedung digunakan mutu beton f’c = 25 Mpa dan
mutu baja fy = 410 Mpa serta fyt = 240 Mpa.
a). Balok
Hasil perhitungan balok induk didapatkan dimensi balok akhir
400x600 mm dengan diameter longitudinal D22 dan tulangan geser
D10 dan balok anak didapatkan dimensi akhir 300x400 dengan
diameter tulangan sama dengan tulangan balok induk
14
b). Kolom
Hasil perhitungan kolom didapatkan dimensi kolom akhir lantai
basement 700x700 mm, lantai 1 650x650 mm dan lantai 2-6 600x600
mm dengan diameter longitudinal D25 dan tulangan geser D10.
4). Perencanaan struktur bawah
Struktur bawah terdiri dari fondasi dan sloof.
a). Fondasi menggunakan tiang pancang precast dari produsen WIKA
Beton dengan penampang persegi 400/400 mm dan panjang per tiang
6 m. kedalaman tiang pancang hingga tanah keras adalah 18 m
b). Fondasi pada semua kolom di basement menggunakan poer dengan
ukuran 3000 x 3000 x 1100 mm dengan 4 buah tiang pancang.
c). Sloof pada As-4 dan As-C berukuran 300/500 mm dengan tulangan
longitudinal D19 serta tulangan begel 2Ø10.
4.2 Saran
1. Referensi yang digunakan dalam mengerjakan laporan tugas akhir
mempunyai syarat/pedoman berdasarkan standar yang berlaku.
2. Penulis menguasai alat/software yang digunakan untuk membantu
menyelesaikan laporan tugas akhir seperti SAP2000, AUTOCAD dll.
3. Dalam merencanakan dimensi portal awal, sangat disarankan si
penulis membaca banyak referensi agar saat perhitungan kontrol
dimensi tidak berulang kali mengganti dimensi portal.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2017. Teori dan Desain Balok Pelat Beton Bertulang Berdasarkan
SNI 2847-2013, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Asroni, A., 2018. Teori dan Desain Kolom Fondasi dan Balok “T” Beton
Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013, Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
15
Asroni, A., 2015. Rumus Hitungan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI
2847-2013, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Asroni, A., 2015. Struktur Beton Lanjut Sesuai SNI 2847-2013, Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
BSN, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung, SNI 1726-2012. ICS 91.120.25;91.080.01,
Jakarta.
BSN, 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI
2847-2013. ICS 91.080.40, Jakarta.
https://dokumen.tips/education/sistem-rangka-pemikul-momen.html diakses pada
tanggal (2 April)
Naim, M. 2019. Perencanaan Struktur Gedung Kuliah Lima Lantai + (1
basement) Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) di
Sukoharjo. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Nawanggalam P., Setyarno I., dan Pratomo R. 2015. Belajar SAP2000 Analisis
Gempa. Yogyakarta: Zamil Publishing.
Purwanjary, R., 2018. Perencanaan Struktur Gedung Kampus 6 Lantai (+1
Basement) Di Sukoharjo Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah (SRPMM). Skripsi. Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Sumadi, D., 2017. Perencanaan Struktur Gedung Kampus 6 Lantai (+1Basement)
Di Sukoharjo Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
Skripsi. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.