Upload
ryan-farried-ramadhan
View
15
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perforasi faster
Citation preview
Nama Peserta : / dr. Ryan Farried Ramadhan
Nama Wahana: / RSUD Kota Dumai
Topik: Peritonitis diffuse ec. Suspek Perforasi Gaster
Tanggal (kasus) : 23 Januari 2015
Nama Pasien : Tn. F No. RM : 30 12 13
Tanggal presentasi : Februari 2015 Pendamping: dr. Asmawati, dr. Rita N
Tempat presentasi: RSUD Kota Dumai
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Laki-laki umur 64 tahun da t ang dengan ke luhan nye r i s e lu ruh pe ru t
mendadak yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
diawali oleh muntah yang kemudian nyeri perut dirasakan terus, memberat dan meluas seta
bertambah berat dengan pergerakan, pasien mengaku perutnya sering kembung dalam 1
minggu terakhir dan tidak bisa kentut & BAB 2 hari terakhir, nafsu makan berkurang, dan
mual. selain itu pasien juga mengeluhkan perutnya terasa kaku karena menahan sakit, terkadang
keluar keringat dingin, sesak nafas, badan meriang dan nyeri kepala. BAK : lancar. Riw.
Perut sering kembung (+), riw. Berobat (+) os sering membeli obat penghilang nyeri
di lutut di apotik sudah dilakukan 1 tahun terakhir ini (meloxicam). riw. Diurut
daerah perut(-). Riwayat sering sakit perut (+). Riwayat demam (-). Riwayat nyeri
menjalar ke punggung (-). Riwayat batuk (+) sudah 2 bulan ini.
Tanda vital : KU: tampak sakit sedang-berat Kesadaran: GCS15 Tekanan Darah: 150/100
mmHg, nadi 90x/i, pernafasan 36x/i, suhu 37,20C
Mata: konjungtiva anemis (+), sklera ikhterik (-). Isokor, reflek cahaya +/+.
Colli: tidak ada pemesaran KGB
Thorax: paru: simetris kiri=kanan, sonor, vesikuler, ronkhi +/+ terutama apeks, wheezing -/-
Jantung: S1S2 reguler, bising (-)
Pem. Fisis Abdomen :
I n s p e k s i : D i s t e n s i ( + ) , s i m e t r i s , t i d a k t a m p a k j e j a s , w a r n a k u l i t s a m a
d e n g a n sekitar, darm kontour dan darm steifung tidak nampak
1
Auskultasi: bising usus (-)
Palpasi : Tidak teraba massa, di dapatkan defans muskuler dan nyeri tekan seluruh lapang
perut. Nyeri lepas (+)
Perkusi : Hipertimpani , pekak hepar menghilang.
Tujuan: Peritonitis diffuse e.c susp. Perforasi gaster
Bahan
bahasan:
Tinjauan
pustaka
Riset Kasus Audit
Cara
membahas:
Diskusi Presentasi dan
diskusi
E-mail Pos
Data Pasien: Nama: Tn. F No.Registrasi: 30 12 13
Nama RS RSUD Kota Dumai
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis
ke luhan nye r i s e lu ruh pe ru t mendadak . mun tah , nyeri perut dirasakan terus,
memberat dan meluas seta bertambah berat dengan pergerakan. Perut sering kembung dalam
1 minggu terakhir dan tidak bisa kentut & BAB 2 hari terakhir, nafsu makan berkurang, dan
mual. Perutnya terasa kaku karena menahan sakit, terkadang keluar keringat dingin, sesak nafas,
badan meriang dan nyeri kepala. BAK : lancar. Riw. Perut sering kembung (+), riw.
Berobat (+) os sering membeli obat penghilang nyeri di lutut di apotik sudah
dilakukan 1 tahun terakhir ini (meloxicam). riw. Urut(-). Riwayat sering sakit perut
(+). Riwayat demam (-). Riwayat nyeri menjalar ke punggung (-).
2. Pada pemeriksaan fisis :
Tanda vital : KU: tampak sakit sedang-berat Kesadaran: GCS15 Tekanan Darah: 150/100
mmHg, nadi 90x/i, pernafasan 36x/i, suhu 37,20C
Mata: konjungtiva anemis (+), sklera ikhterik (-). Isokor, reflek cahaya +/+.
Colli: tidak ada pemesaran KGB
Thorax: paru: simetris kiri=kanan, sonor, vesikuler, ronkhi +/+ terutama apeks,
wheezing -/-
2
Jantung: S1S2 reguler, bising (-)
Abdomen :
- I n s p e k s i : D i s t e n s i ( + ) , s i m e t r i s , t i d a k t a m p a k j e j a s , w a r n a k u l i t s a m a
d e n g a n sekitar, darm kontour dan darm steifung tidak nampak.
- Auskultasi: bising usus (-)
- Palpasi : Tidak teraba massa, di dapatkan defans muskuler dan nyeri tekan seluruh
lapang perut. Nyeri lepas (+)
- Perkusi : Hipertimpani, pekak hepar menghilang.
3. Pemeriksaan Lab :
Darah rutin : WBC : 10.100, trombosit: 250.000, Hb: 10,5 , HCT : 30%.
Daftar Pustaka:
a. Mansjoer, A., dkk. Perforasi gaster. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000:
Hasil pembelajaran:
1. Definisi perforasi gaster?
2. Etiologi perforasi gaster?
3. Manifestasi klinis perforasi gaster?
4. Diagnosis perforasi gaster?
5. Penatalaksanaan perforasi gaster?
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Deskripsi: Laki-laki umur 64 tahun da t ang dengan ke luhan nye r i s e lu ruh
pe ru t mendadak yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan diawali oleh muntah yang kemudian nyeri perut dirasakan terus, memberat
dan meluas seta bertambah berat dengan pergerakan, pasien mengaku perutnya sering
kembung dalam 1 minggu terakhir dan tidak bisa kentut & BAB 2 hari terakhir,
nafsu makan berkurang, dan mual. selain itu pasien juga mengeluhkan perutnya terasa
kaku karena menahan sakit, terkadang keluar keringat dingin, sesak nafas, badan
3
meriang dan nyeri kepala. BAK : lancar. Riw. Perut sering kembung (+), riw.
Berobat (+) os sering membeli obat penghilang nyeri lutut di apotik sudah
dilakukan 1 tahun terakhir ini (meloxicam). riw. urut daerah perut(-).Riwayat
sering sakit perut (+). Riwayat demam (-). Riwayat nyeri menjalar ke
punggung (-).
2. Obyektif:
Tanda vital : KU: tampak sakit sedang-berat Kesadaran: GCS15 Tekanan Darah:
150/100 mmHg, nadi 90x/i, pernafasan 36x/i, suhu 37,20C
Mata: konjungtiva anemis (+), sklera ikhterik (-). Isokor, reflek cahaya +/+.
Colli: tidak ada pemesaran KGB
Thorax: paru: simetris kiri=kanan, sonor, vesikuler, ronkhi +/+ terutama apeks,
wheezing -/-
Jantung: S1S2 reguler, bising (-)
Abdomen :
- I n s p e k s i : D i s t e n s i ( + ) , s i m e t r i s , t i d a k n a m p a k j e j a s , w a r n a k u l i t s a m a
d e n g a n sekitar, darm kontour dan darm steifung tidak nampak.
- Auskultasi: bising usus (-)
- Palpasi : Tidak teraba massa, di dapatkan defans muskuler dan nyeri tekan seluruh
lapang perut, nyeri lepas (+).
- Perkusi : Hipertimpani, pekak hepar menghilang.
Darah rutin : WBC : 10.100, trombosit: 250.000, Hb: 10,5 , HCT : 30%.
Pemeriksaan Radiologi abdomen 2 posisi
Tidak tampak gambar air fluid level. Tampak gambar free air massif.
Kesan: Gbr. Pneumoperitoneum / Perforasi
3. Assesment:
Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan,
perforasi atau obstruksi padaalat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan
alat pencernaan seperti pada appendisitis atau sekunder melalui suatu pencemaran
peritoneum ka rena pe r fo r a s i t ukak l ambung , pe r fo r a s i da r i Payer's pa t ch ,
pada t yphus abdominalis atau perforasi akibat trauma.
Pe r fo r a s i ga s t ro in t e s t i na l me rupakan sua tu ben tuk pene t r a s i yang
4
komplek dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus
ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial
untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut ( keadaan ini dikenal dengan
istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia
yang disebabkan karena kebocoran asam lambung kedalamrongga perut.
Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu
kasus kegawatan bedah.
Etiologi
a )Cede ra t embus yang mengena i dada bag i an bawah atau perut (contoh:
trauma tertusuk pisau)
b )T rauma tumpu l pe ru t yang mengena i l ambung . Leb ih sering ditemukan
pada anak-anak dibandingkan orangdewasa.
c )Oba t a sp i r i n , NSAID, s t e ro id . Se r i ng d i t emukan pada orang dewasa
d ) Kondisi yang mempredisposisi : appendicitis akuta, divertikulosis akut, dan
divertikulum Meckel yang terinflamasi, ulkus peptikum.
e ) Infeksi bakteri : Infeksi bakteri (demam tifoid) mempunyai komplikasi
menjadi perforasi usus padasekitar 5 % pasien. Komplikasi perforasi pada pasien ini
sering tidak terduga terjadi pada saat kondisi pasien mulai membaik.
f ) Benda asing (tusuk gigi) dapat menyebabkan perforasi oesophagus, gaster, atau usus
kecil denganinfeksi intra abdomen, peritonitis,dan sepsis.
G e j a l a K l i n i s
Nyeri perut hebat saat bergeerak disertai nausea, vomitus, pada keadaan lanjut disertai
demam dan mengigil.
P e m e r i k s a a n f i s i k
m e l i h a t d a r i p e m e r i k s a a n g e n e r a l i s a t a d i t e m u k a n k o n j u n g t i v a a n e m i s .Pemeriksaan pada area perut: periksa apakah ada tanda-tanda eksternal seperti
luka, abrasi, dan atau ekimosis. Amati pasien: lihat pola pernafasan dan pergerakan
perut saat bernafas, periksa adanya distensi dan perubahan warna kulit abdomen.
Pada p e r f o r a s i u l k u s p e p t i k u m p a s i e n t i d a k m a u bergerak,
biasanya dengan posisi flexi pada lutut,dan abdomen seperti papan.
Pada ausku l t a s i : b i l a t i dak d i t emukan b i s i ng u sus mengindikasikan suatu
5
peritonitis difusa.
Nyeri perkusi mengindikasikan adanya peradangan peritoneum
P a l p a s i d e n g a n h a l u s , p e r h a t i k a n a d a t i d a k n y a massa atau nyeri
tekan. Bila ditemukan tachycardi, febris dan nyeri tekan di seluruh abdomen
mengindikasikan adanya suatu peritonitis. Rasa kembung dan konsistensi seperti adonan
roti mengindikasikan terdapat perdarahan intra abdomen.
P e m e r i k s a a n r e k t a l d a n b i m a n u a l v a g i n a d a n pelvis :
pemeriksaan ini dapat membantu menilai kondisi seperti appendicitis acuta,
abscess tubaovarian yang ruptur dan divertikulitis acuta yang perforasi.
Diagnosis banding
Ulkus peptikum, gastritis, pankreatitis akut, App. Perforata, n cholecystitis
Penatalaksanaan
Penatalaksaan tergantung penyakit yang mendasarinya. Intervensi bedah hampir selalu
dibutuhkan dalam bentuk laparotomi explorasi dan penutupan perforasi dan
pencucian pada rongga peritoneum (evacuasimedis). Terapi konservatif di
indikasikan pada kasus pasien yang nontoxic dan secara klinis keadaan umumnya
stabil dan biasanya diberikan cairan intravena, antibiotik, aspirasi NGT, dan dipuasakan
pasiennya
Prognosis
Prognos i s un tuk pe r i t on i t i s gene ra l yang d i s ebabkan o l eh perforasi
gaster adalah mematikan akibat organisme virulen. Prognosis ini bergantung kepada
Lamanya peritonitis;
a )< 24 j am = 90% pende r i t a s e l ama t ;
b )24 -48 j am = 60% pende r i t a s e l ama t ;
c )48 j am = 20% pende r i t a s e l ama t .
d )Adanya penyak i t penye r t a ;
e ) D a y a t a h a n t u b u h ;
f)Usia Makin tua usia penderita, makin buruk prognosisnya
skor boey : 2
4. Diagnosis:
Anamnesis
6
Pada anamnnesis didapatkan adanya keluhan nye r i pe ru t yang mendadak t e l ah
dirasakan sejak 1 hari SMRS, keluhan diawali oleh muntah yang kemudian
nyeri perut dirasakan terus memberat dan meluas seeta bertambah sakit dengan
pergerakan. mengaku perutnya sering kembung dalam 1 minggu terakhir dan
tidak bisa kentut & BAB 2 hari terakhir, perutnya terasa kaku karena menahan sakit,
terkadang keluar keringat dingin, riw. Berobat (+) os sering membeli obat
penghilang nyeri di lutut di apotik sudah dilakukan 1 tahun terakhir ini.
Pemeriksaaan fisik
Tanda vital : Tekanan Darah: 150/100 mmHg, nadi 90x/i, pernafasan 36x/i, suhu 37,20C
Mata: konjungtiva anemis (+), sklera ikhterik (-). Isokor, reflek cahaya +/+.
Colli: tidak ada pemesaran KGB
Thorax: paru: simetris kiri=kanan, sonor, vesikuler, ronkhi +/+ terutama apeks,
wheezing -/-
Jantung: S1S2 reguler, bising (-)
Abdomen :
- I n s p e k s i : D i s t e n s i ( + ) , s i m e t r i s , t i d a k n a m p a k h e m a t o m , w a r n a k u l i t
s a m a d e n g a n sekitar, darm kontour dan darm steifung tidak nampak.
- Auskultasi: bising usus(-)
- Palpasi : Tidak teraba massa, di dapatkan defans muskuler dan nyeri tekan seluruh
lapang perut, hepar dan lien sulit diraba, ballotemen ginjal tidak teraba.
- Perkusi : Hipertimpani. Pekak hepar(-)
Penatalaksanaan:
- R/ IVFD RL 2500cc/6 jam
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12j/iv
- Inj. Metronidazole / 8j/iv
- Inj. Omeprazol /12j/iv
- Tramadol drip
Tujuan penatalaksanaan
- Tindakan operatif
7
Penatalaksaan tergantung penyakit yang mendasarinya. Intervensi bedah hampir selalu
dibutuhkan dalam bentuk laparotomi explorasi dan penutupan perforasi dan pencucian
pada rongga peritoneum (evacuasimedis).
Terapi konservatif di indikasikan pada kasus pasien yang non toxic dan secara klinis
keadaan umumnya stabil dan biasanya diberikan cairan intravena, antibiotik, aspirasi NGT, dan
dipuasakan pasiennya
Pendidikan:
Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta pentingya dukungan dari keluarga buat
kesembuhan pasien
Konsultasi:
Setelah dilakukan penanganan awal pasien ini, kami menyimpulkan pasien mengalami
peritonitis diffuse e.c suspek perforasi gaster, penanganan yang bersifat operatif
dikonsultasikan ke dokter ahli bedah.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi keluhan serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Follow up pasien
Tanggal Perjalanan penyakit Terapi
8
24/01/2015
POD I
TD 130/80
mmHg
nadi 86x/i
suhu 37,20C
25/01/2015
Pasien kesadaran penuh
Nyeri bekas OP (+)
Demam (-)
Mual (+), muntah (+)
Abd: distensi (-)
Bising usus (-)
Perban daerah drain basah, drain +/-
100cc
Urin: 300/6 jam
Check albumin: 1,9 mg/dl
A: Post laparotomy explorasi
Kesadaran penuh, nyeri bekas op (+),
demam (-)
Abd: distensi (-)
Bising usus (+) lemah
Drain +/- 130cc
Urin: cukup
Albumin post transfusi: 2,7mg/dl
A: Post laparotomy explorasi
Puasa
Mobilisasi segera
Pertahankan NGT +
alirkan
Awasi drain
Awasi balance cairan
IVFD aminofluid : RL =
2 :1
Inj. Cefotaxime 1 gr/12j/iv
Inj. Metronidazol 3x1 iv
Inj. Omeprazol 2x1 amp/
iv
Inj. Ketorolac 2x1 iv
Tramadol drip
Transfusi albumin 1 vial
Lasic 1 amp
Masih puasa, basah-basah
bibir
Mobilisasi
Pertahankan NGT
Awasi drain
Awasi balance cairan
Infus dan terapi
dilanjutkan
9
26/01/2015
29/01/2015
30/01/2015
31/01/2015
POD VII
3/02/2015
Kesadaran penuh, nyeri bekas op (+),
demam (-)
Abd: distensi (-)
Bising usus (+) lemah
A: Post laparotomy explorasi
Pindah irna bedah
Demam (-) kembung (-)
Mobilisasi kurang
Abd: distensi (-) , BU(+) N
Drain (-)
A: Post laparotomy explorasi
Mobilisasi sudah mulai dilakukan
Demam(-)
Abd: distensi (-), BU (+)
Drain (-)
A: Post laparotomy explorasi
Sesak, mobilisasi (-)
Makan kurang/tidak habis
Luka operasi baik
Abd; distensi (-), BU(+)
Terapi lanjut
Diet air putih 1 sdm/jam
Terapi lanjut
Diet MC 8x200cc
Air putih bebas
Ivfd aminofluid 2 kolf/24
jam
Terapi lanjut
Aff drain
Aff kateter
Ganti perban
Diet MS
Terapi lanjut
Rontgen thorax
Mobilisasi
Diet MS
Terapi dilanjutkan
10
04/02/2015
Hasil rontgen thorax:
-efusi pleura pulmo dextra minimal
-infiltrat diseluruh lapangan paru
terutama bagian apeks + Kavitas
>> suspek TB Pulmonal aktif
hasil konsul Sp.P :
Pneumonia (HAP) + suspek TB paru
dd/ atelektasis ec. Mucus plug
efusi plura minimal
sepsis
A: Post laparotomy explorasi +
Pneumonia (HAP) + suspek TB paru
Sesak(+) batuk(+)
Nyeri bekas op(+) berkurang
Abd: distensi (-) BU(+)
Nyeri sekitar bekas OP (+)
Lab:
Leukosit 19.200
Albumin 1,6 mg/dl
Konsul Sp.P
O2 3-4 l/mnt
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Gentamisin 80mg/12j
Inj.Metilprednisolon
125mg/ 8 jam
Ambroxol syr 3x1C
Nebule ventolin+2,5cc
NaCl 0,9%/8 jam
Vit Bcom 2x1
Analisa sputum BTA 3X
Check lab, faal ginjal, faal
hati, albumin, Na, K Cl
Terapi bedah dilanutkan
Terapi dari Sp.P:
Inj. Meropenem 1gr/8jam
Substitusi albumin 3 flc
11
05/02/2015
6/02/2015
11/02/2015
Nanah (+)
Demam (+)
A: Post laparotomy explorasi + sepsis
ec. HAP + suspek TB paru
dd/ sepsis ec. Peritonitis
lab:
ureum: 301
kreatinin: 11,6
hasil konsul: CKD stage IV
nanah (+) berkurang
nanah (+) berkurang
demam (+)
sesak (+) berkurang
batuk (+)
A: surgical site infection post op
laparotomy explorasi + graham patch a.i
perforasi gaster
Terapi lanjut
Aff hecting
Kompres betadine banjir
pagi dan sore
Konsul Sp.PD
Pro Hemodialias dengan
perbaikan KU
Diet ML
mobilisasi
Terapi lanjut
Diet MS
Redressing kompres
betadine pagi dan sore
Omeprazole 2x1
Ketorolac 2x1
Terapi lain lanjut
12
13