Upload
giska-t-putri
View
147
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Perforasi Usus / PneumoperitoneumChyntia Giska A.
BAB IPENDAHULUAN
Perforasi
Usus
•keadaan kegawatan bedah dimana terjadinya ruptur dinding intestinal•perforasi ulkus duodenum terjadi 2-3 kali lipat dari perforasi ulkus gaster•appendicitis yang didiagnosis terlambat mengalami perforasi sebanyak 71%5
BAB II
ISI
Definisi
Perforasi intestinal terjadi ketika dinding gaster, usus kecil dan usus besar menjadi berlubang sehingga menyebabkan isinya masuk kedalam cavitas abdomen.
Perforasi intestinal dapat dibagi menjadi: •Perforasi non trauma, misalnya pada ulkus
peptik, tifoid dan apendisitis.•Perforasi oleh trauma (tajam dan tumpul)2.
Etiologi• Trauma abdomen• Trauma tembus• Trauma tumpul• Aspirin, NSAID, dan steroid
Faktor predisposisi: • ulkus peptic, appendicitis akut, diverticulitis akut, dan inflamasi
divertikulum meckel• Appendisitis akut• Cedera usus yang berhubungan dengan endoskopi: cedera dapat
terjadi dengan ERCP dan kolonoskopi. • Infeksi bakteri (misalnya typhoid)• Penyakit inflamasi usus• Sekunder akibat ischemia intestinal• Benda asing
DiagnosisAnamnesis
Dalam anamnesis bisa ditemukan:• Riwayat trauma tumpul atau tembus dada bagian
bawah atau abdomen• Riwayat minum aspirin, NSAID, steroid, terutama pada
orang tua• Nyeri abdomen• Pada orang tua, dapat disebabkan oleh perforasi
diverticulitis atau rupture appendicitis akut jika lokasi nyeri berda di abdomen bawah. Kurang lebih 30-40% pasien orang tua dengan nyeri abdomen setelah 48 jam berkembang appendicitis akut.
• Pada orang muda, nyeri di abdomen kuadran bawah kemungkinn perforasi appendicitis
Pemeriksaan fisik• Tanda vital: menilai tanda vital untuk mengetahui
perubahan hemodinamik. • Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: memeriksa dinding abdomen adakah tanda-tanda cedera, abrasi atau ekimosis.
Auskultasi: suara usus biasanya hilang pada peritonitis umum
Perkusi: Mengecil atau menghilangnya pekak hati yang merupakan tanda klinis pneumoperitoneum, merupakan gejala patognomonik pada perforasi intestinal.
Palpasi: Palpasi dengan hati-hati, adakah massa atau nyeri tekan.
Pemeriksaan rectum: adanya darah menunjukkan adanya kelainan pada kolon.
Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium• Leukositosis, mengindikasikan terjadi infeksi• Kultur darah untuk organisme aerob dan
anaerob
b. Radiologi• Posisi tegak abdomen adalah langkah tepat
mendiagnosis pasien dengan riwayat dan gejala klinis perforasi usus. Tetapi, pada 30% pasien tidak ditemukan udara bebas.
• Posisi terlentang dan tegak abdomen merupakan langkah awal untuk mendiagnosis pasien dengan riwayat dan gejala klinis mengarah ke perforasi usus.
Hal-hal yang dapat ditemukan:•Udara bebas subdiafragma. Jika jumlah
udaranya banyak dapat ditunjukkan dengan poto abdomen terlentang dan permukaan dalam dan luar dari permukaan dinding abdomen dapat dengan jelas dibedakan.
•Udara bebas dibawah diafragma
•Ligamentum falciparum tampak: ligamentum tampak sebagai struktur obliq dari kuadran kanan atas sampai dengan umbilicus, terutama ketika gas banyak terdapat pada sisi lain ligamentum.
•Air-fluid level (udara bebas): mengindikasikan terjadinya hydropneumoperitoneum atau pyopneumoperitoneum pada posisi tegak abdomen.
•Air fluid level
Ultrasonography
•Udara terlokalisaki yang berhubungan dengan perforsi usus dapat dideteksi, terutama jika berhubungan dengan abnormalitas sonography.
•Lokasi perforasi usus dapat dideteksi•USG abdomen dapat mengevaluasi hepar,
spleen, pancreas, ginjal, ovarium, adrenal dan uterus.
•USG perforasi usus
•USG pada perforasi apendix
•tampak udara bebas pada kavum abdomen
CT Scan Abdomen
•CT scan dapat memberikan bukti perforasi misalnya perforasi ulkus duodenal dengan kebocoran pada kandung kemih dan panggul kanan dengan atau tanpa udara bebas nyata. 10
•Menunujukkan perubahan inflamasi pada jaringan lunak dan abses fokal divertikulosis10
•CT-Scan terdapat udara bebas pada kavum abdomen
Diagnosa banding• Ulkus peptic• Gastritis• Pankreatitis akut• Kholesistitis• Gastroenteritis akut• Endometriosis• Torsi ovari• Pelvic Inflamantory Disease• Salpingitis aku• Appendisitis akut• Diverticulum meckel• Demam typhoid• Kolitis ischemic• Chron disease• Inflamantory bowel disease• Kolitis• Konstipasi
Penatalaksanaan
Terapi utama perforasi adalah pembedahan. Untuk perawatan medis darurat mencakup:
•Pemasangan pipa lambung untuk dekompresi dan pengisapan cairan lambung, mencegah kontaminasi lebih lanjut rongga peritoneum oleh cairan lambung.
•Akses intravena dan terapi cairan kristaloid pada pasien dengan dehidrasi dan septicemia
•Pemberian antibiotic intravena pada pasien dengan gejala septicemia.
Terapi pembedahan: Tujuan dari terapi pembedahan adalah•Memperbaiki masalah dasar anatomi10•Memperbaiki penyebab peritonitis10•Mengeluarkan benda asing dikavitas
peritoneum yang menghambat sel darah putih dan memacu pertumbuhan bakteri.
Komplikasi• Infeksi luka• Luka gagal menutup• Abses abdominal• Kegagalan multiorgan dan shock septik• Gagal ginjal dan ketidakseimbangan cairan,
elektrolit dan pH• Perdarahan mukosa gastrointestinal• Obstruksi intestinal
PrognosisPrognosis tergantung pada proses penyakit dan lamanya terjadi perforasi, biasanya berhasil diperbaiki dengan pembedahan. 10
Terima kasih