97
1 PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE 1990-2016 STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sejarah Oleh: Herpan Rico Sigalingging NIM : 114314009 PROGRAM STUDI SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

1

PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA

PADA PERIODE 1990-2016

STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Sejarah

Oleh:

Herpan Rico Sigalingging

NIM : 114314009

PROGRAM STUDI SEJARAH

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

4

MOTTO

Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat

selesai

Orang yang tidak pernah membuat kekeliuan adalah orang

yang tidak pernah melakukan apapun

(Theodre Roosevelt)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya.

2. Bapak B. Sigalingging dan Ibu S. Situngkir yang tak pernah lelah berjuang

dan memberi dorongan moral maupun materiil sampai saat ini dengan penuh

cinta kasih.

3. Abangku Hendra Sigalingging, S, S. M. Hum, Sri Murtini, S.pd, Kopderani

Situngkir, dan kakakku Hasferika Sigalingging, S. Kep. yang selalu memberi

semangat dan doa.

4. Semua yang membaca skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

9

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Pergeseran Nilai Ulos Batak Toba Pada Periode 1990-

2016 Studi Kasus Pernikahan DI Yogyakarta ini bertujuan untuk menjawab

tiga permasalahan. Pertama, sejarah perpindahan masyarakat Batak Toba di

Yogyakarta. Kedua, peran Ulos dalam upacara adat masyarakat Batak Toba.

Ketiga, bagaimana pergeseran nilai Ulos dalam pernikahan adat masyarakat Batak

Toba di Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dan studi lapangan. Studi ini

menggunakan pendekatan antropologi untuk memahami bagaimana pergeseran

nilai Ulos masyarakat Batak Toba di Yogyakarta studi kasus pernikahan. Konsep

teori yang digunakan modernisasi dan migrasi untuk menggambarkan proses

masuknya masyarakat Batak Toba di Yogyakarta dan perubahan fungsi Ulos

dalam acara adat Batak Toba di perantauan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan Ulos terjadi akibat dan

modernisasi lingkungan yaitu secara pemakaian, waktu, tempat, dan banyak yang

tidak memahami arti dan fungsi Ulos dalam acara adat pernikahan Batak Toba

yang dilakukan di Yogyakarta.

Kata kunci: Ulos, Batak Toba, Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

10

Abstract

Thesis that titled Displacement Value Of Ulos Batak Toba In The Period

1990-2016 case study of marriage in yogyakarta aims to answer three problems.

First, the history of displacement the Toba community was in Yogyakarta. Second

,the role of ulos in traditional ceremonies on the toba community. Third, the

displacement of ulos value in marriage the community adat Batak Toba in

Yogyakarta.

This research is literature’s research and field studies. Literature research

to know the history of Ulos and history of Batak Toba in Yogyakarta. Field

research was carried out with using interviews to related of displacemnet value

Ulos Batak Toba. This study used anthropology approach to understand how far

displacement the value of Ulos in Yogyakarta the study cases of marriages. The

concept of the theory used of modernization and migration to illustrate how the

process of the entry of the Batak Toba community in Yogyakarta and alteration of

the function Ulos in a proper ceremony Batak Toba in foreign area.

The results of this research show that Displacement Ulos were caused by

modernization, including, discharging, time, place, while others are no understand

the meaning of Ulos function in a proper ceremony the one of them a marriage

performed in Yogyakarta.

Keywords: Ulos, was Batak Toba, Marriage

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Pergeseran Nilai Ulos Batak Toba Pada Periode 1990-2016 Studi

Kasus Pernikahan Di Yogyakarta ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan

dalam Kurikulum Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata

Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skirpsi ini guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Sejarah.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi

ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus dan

Bunda Maria yang telah memberikan berkatnya kepada saya selama masa

perkuliahan sampai penulisan skripsi.

2. Ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya Amang dohot Inang

yang selalu mendukung dan mendoakan, serta perjuangan dan dorongan

dari mereka yang tidak kenal lelah. Tanpa mereka skripsi ini akan menjadi

lebih berat.

3. Untuk abang saya Hendra Sigalinging dan kakak Hasferika Sigalingging

terima kasih atas dukungan dan celotehannya “Cepat Selesai, Dek”.

4. Untuk Kopderani Situngkir dan Sri Murtini Situngkir yang selalu tidak

bosan untuk mengingatkan mengerjakan skripsi.

5. Dr. Hieronymus Purwanta, M.A, sebagai dosen pembimbing, terima kasih

atas segala bimbingan dan masukkan kepada saya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

6. Untuk para dosen jurusan Ilmu Sejarah Pak Rio, Pak Heri, Bu Ning, Pak

Sandiwan, Pak Yerry, dan Mas Hery yang senantiasa memberikan

pelajaran dan ilmu-ilmu Humaniora selama masa perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERSETUJUAN AKADEMIS ................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 10

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 12

D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 13

E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 13

F. Tinjaun Pustaka ................................................................................... 13

G. Landasan Teori ................................................................................... 15

H. Metode Penelitian ............................................................................... 24

I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 26

BAB II SEJARAH BATAK DI YOGYAKARTA

A. Migrasi Batak Toba Di Yogyakarta .................................................. 25

B. Perkembangan Batak Di Yogyakarta ................................................ 29

B.1 Jejak Batak Di Yogyakarta .................................................... 32

B. 2 Adaptasi Batak Di Yogyakarta ............................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

14

BAB III ULOS BATAK

A. Ulos Sebagai Identitas Budaya Batak ................................................ 41

B. Ragam Ulos Pernikahan Batak .......................................................... 45

B.1 Ulos Pansamot ..................................................... 45

B.2 Ulos Hela ............................................................. 46

B.3 Ulos Pamarai (Sijalo Bara) ................................. 46

B.4 Ulos Todoan ......................................................... 47

B.5 Ulos Sihunti Ampang ............................................ 48

BAB IV PERGESERAN ULOS DI YOGYAKARTA

A. Pergeseran Konsep Pernikahan Batak Toba....................................... 50

B. Perubahan Ulos Dalam Penikahan Batak Toba di Yogyakarta ....... 53

B.1. Perubahan Konteks Pemakaian Ulos ................................ 53

B.2. Perubahan Fungsi Ulos ...................................................... 58

B.3. Pergeseran Nilai Ulos ......................................................... 60

BAB V PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................ 64

Saran ....................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang perjalanan

sejarahnya terentang jauh sebelum terbentuknya provinsi ini. Sumatera Utara pun

dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam

suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola, suku Batak Karo, suku

Batak Mandailing, suku Batak Pakpak, dan suku Batak Simalungun.

Setiap sub-suku mempunyai dialek sendiri. Seluruh dialek itu dapat dibagi atas

dua dialek: Toba (termasuk dalamnya Angkola, Mandailing), dan Dairi atau

Pakpak (termasuk dalam Karo). Dialek Simalungun berdiri antara Toba dan Karo,

tapi lebih dekat pada Toba. Suku Batak di Sumatera adalah satu golongan etnis.

Suku Batak adalah bagian dari satu golongan ras yang besar.

Dalam kehidupan masyarakat Batak ada beberapa hal yang dianggap sakral

dalam ritual. Hal pertama berkaitan dengan kelahiran, hal kedua berkaitan dengan

pernikahan, dan hal terakhir adalah kematian. Ketiga hal ini dipakai dalam

upacara adat yang tidak bisa dilupakan atau diremehkan. Oleh karenanya, ketiga

upacara ini termasuk paling penting. Salah satu hal yang paling penting adalah

pernikahan.

Pernikahan pada masyarakat Batak bermakna sebagai penyatuan dua marga

(klan) yang terlibat melalui pelaksanaan upacara adat. Masyarakat Batak percaya

upacara adat dapat mempererat hubungan antarkeluarga yang bersangkutan

sampai ke generasi selanjutnya. Pada suku Batak Toba, jika seorang laki-laki akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

16

menikah, dianjurkan agar calon istrinya berasal dari marga yang sama dengan

sang Ibu (dikenal dengan istilah pariban) agar semakin mendukung hubungan

kekerabatan dengan keluarga sang Ibu (Hula-hula).1

Upacara pernikahan masyarakat Batak:

1. Acara sebelum pernikahan

a. Marhusip

Marhusip maksudnya masing-masing utusan dari kedua belah pihak, yakni

pihak parboru (pihak si perempuan) dan pihak paranak (pihak si laki-laki)

bertemu untuk merundingkan ancar-ancar (kesepakatan) jumlah mas kawin yang

diserahkan pihak paranak kepada pihak parboru, dan sebaliknya berupa Ulos

yang akan diserahkan kepada pihak paranak. Hasil mufakat sewaktu marhusip ini

dicatat oleh masing-masing utusan yang tidak menjadi bahan penting untuk

pelaksanaan pada acara marhata sinamot (membicarakan mas kawin dan Ulos).

Tempat marhusip dilaksanakan di rumah pihak parboru dan biasanya

dilaksanakan pada malam hari.

b. Marhata Sinamot/ Martupol

Pada acara marhata sinamot/ martupol, pihak paranak (pihak laki-laki) beserta

dongan sabutuha (teman sekampung) dan anak borunya datang ke rumah parboru

(pihak perempuan). Pihak paranak menyediakan lauk anak lomok-lomok (babi)

dan tuak na tonggi (nira), sedang pihak parboru menyediakan nasi dan dekke

sitio-tio (Ikan mas).

1 Dalam Yuli Vonny Sinaga. 2012. Ruang Dan Ritual Adat pernikahan Suku

Batak Toba. Universitas Indonesia: Jakarta, hlm. 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

17

Hal-hal yang dibicarakan pada acara marhata sinamot ini ialah sesuai dengan

yang di musyawarahkan pada acara marhusip yaitu: pesta pernikahan sudah

ditentukan kepada siapa yang membuat acara, kepastian jumlah mas kawin, panjar

mas kawin, lauk pesta, jumlah Ulos yang diserahkan pihak parboru kepada pihak

paranak, waktu dan tanggal pesta pernikahan, dan seterusnya. Pada akhirnya

acara ini kedua belah pihak menyerahkan uang ingot-ingot (uang ingat-ingat)

dengan ketentuan dari pihak paranak dua dan dari pihak parboru satu yang akan

diserahkan kepada dongan sabutuha.

2. Acara Pelaksanaan Pernikahan Batak

Pada umumnya upacara pelaksanaan pernikahan pada masyarakat Batak

dilaksanakan di tempat orang tua perempuan, tapi tergantung keputusan

musyawarah kedua belah pihak pesta pernikahan. Urutan acara pada upacara

pelaksanaan pernikahan yaitu:

a. Makanan Pendahuluan (Mambahen Sibuha-buha I)

Pada pesta pernikahan yang telah ditentukan ketika marhata sinamot, pagi-pagi

pihak paranak beserta rombongan keluarga datang ke rumah parboru sambil

membawa makanan sibuha-buha i (biasanya isi dalam makanan tersebut daging

babi dan nasi) dan pihak parboru menyediakan ikan mas. Biaya pesta pernikahan

ini ditanggung oleh pihak parboru dan paranak dengan ketentuannya: suhut

parboru menanggung beras (nasi) dan dekke (ikan) dan suhut paranak

menanggung daging (babi atau kerbau) dan tuak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

18

b. Saling Memberi Bunga (Masilehon Bunga)

Setelah selesai makan sibuha-buhai, pengantin laki-laki dan perempuan

dipertemukan dan saling memberi bunga yang didampingi oleh pandongani (yang

menemani) dari pengantin laki-laki dan perempuan.

c. Acara Pemberkatan di Gereja (Pemasu-masuan)

Setelah selesai acara masilehonan bunga, penganti bersama rombongan pihak

parboru dan paranak berangkat ke Gereja untuk acara pamasu-masuon

(pemberkatan) oleh pendeta. Setelah pemberkatan, maka rombongan yang

mengikuti acara pemberkatan dipersilahkan menyalami pengantin dan orang tua

masing-masing dan seterusnya kembali ke halaman rumah parboru untuk acara

makan.

d. Makan Dihalaman (Acara Mangan di Alaman)

Setelah dari Gereja, diadakanlah makan bersama di halaman rumah parboru

setelah terlebih dahulu parhobas (pekerja) membagikan nasi dan daging serta teh.

Dalam acara makan bersama pihak parboru dan paranak tidak duduk bersama

dan mempunyai tempat tersendiri.

e. Menyampaikan ikan pihak perempuan (Pasahathon Dekke Parboru)

Setelah acara makan dimulai, maka pihak orang tua pengantin perempuan

beserta famili terdekat menyampaikan dekke (ikan) kepada pihak paranak. Dekke

(ikan) ini sebagian diberikan kepada pengantin dan famili terdekat dari pihak

paranak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

19

Selesai pihak parboru memberikan dekke kepada pengantin dan famili segera

pihak paranak menyampaikan tudu-tuduan ni sipanganon/namar goar

(pembagian makanan) kepada pihak parboru. Tetapi pembagian Jambar (daging)

atau namar goar ini dilaksanakan setelah habis acara makan bersama. Hanya

pembagian leher dan hati (bila dipotong adalah babi) dapat dibagikan kepada

keluarga parboru yang terdekat, pada saat makan.

f. Menerima Sumbangan Laki-laki (Manjalo Tumpak Paranak).

Sehabis makan bersama protokol dari pihak paranak memanggil semua

undangan paranak, karena pihak paranak segera akan mengadakan acara papungu

tumpak (mengumpul sumbangan). Semua undangan yang menyampaikan tumpak

(sumbangan) meletakkan sumbangannya pada sebuah baskom besar yang terletak

di muka pengantin dan pihak paranak. Setelah meletakkan tumpaknya, pihak

pengantin dan paranak disalami dan pada saat itulah pihak paranak mengenal

para penyumbang sambil menyampaikan ucapan terima kasih yang penuh kasing

sayang.

g. Membagi Perjambaran (Membagi Parjabaran).

Setelah pihak paranak dan parboru duduk berhadap-hadapan di halaman

rumah parboru, diangkatlah namar goar ke tengah-tengah mereka masing-masing

diadakanlah musyawarah bagaimana jambar itu untuk pihak parboru dan

paranak. Sesudah musyawarah selesai dibagikanlah namar goar itu kepada orang-

orang yang berhak menerimanya.2

2 Ibid., h. 41- 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

20

Pembagian jambar ini adalah didasarkan pada tempat dan siapa yang berpesta,

sebab pada beberapa tempat terdapat parjambaran-parjambaran yang umum,

antara lain:

1. Kepala bagian atas sebelah kiri (namarngingi parhambirang) diserahkan

kepada boru pihak parboru.

2. Kepala bagian atas sebelah kanan (namarngingi parsiamun) diserahkan kepada

boru pihak paranak.

3. Dagu (osang) kepada tulang (paman) dari pengantin perempuan.

4. Terdiri dari rusuk (somba-somba) disampaikan kepada bona-niari yaitu hula-

hula pertama dari pihak parboru.

5. Ekor (ihur-ihur) untuk suhut parboru dan dongan tubuinya(keluarga).

6. Bagian atas antara leher dengan punggung (panamboli) untuk dongan tubu

pihak paranak.

7. Tulang Paha (soit) untuk unsur dalihan na tolu, dongan sahuta (tetangga),

pangula ni huria (utusan Gereja), ale-ale (teman akrab) dan untuk utusan

pemerintah setempat.

8. Membicarakan mas kawin yang tinggal (Masisisean di Alaman).

Selesai membagi namar goar atau tudu-tudu nisipanganon (inti makan), masuk

lah ke acara masisisean (bertanya-jawab) atau mengkatai (membicarakan mas

kawin yang tinggal). Dalam pembicaraan ini pihak parboru dan paranak masing-

masing mempunyai raja parhata (protokol). Protokol inilah yang langsung

bertanya-jawab, tetapi bila ada hal-hal yang sulit baru ditanyakan kepada pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

21

parboru dan paranak. Inti dari acara ini pihak paranak menyampaikan jambar

hepeng (uang) kepada pihak parboru.3

9. Memberikan Ulos Parboru (Mangalehon Ulos Parboru).

Selesai paranak memberikan jambar hepeng kepada pihak parboru, maka

pihak parboru mempunyai kewajiban memberikan Ulos dan Ulos-ulos (berupa

uang) kepada pihak paranak. Setelah Ulos disediakan parbou, maka protokol

pihak paranak menyebut satu per satu siapa yang di Ulosi, yang telah tertentu

urutannya. Untuk pihak parboru langsung berdiri mangulosi (menguloskan)

dengan cara dari kiri ke kanan pangulosi (yang memberikan Ulos).

Urutan Ulos yang wajib diberikan sesuai ada ruhut ni adat (menurut adat):

a. Ulos hela untuk pengantin.

b. Ulos pargonggom untuk ibu pengantin laki-laki.

c. Ulos pansamot untuk ayah pengantin laki-laki.

d. Ulos paramanan untuk seorang saudara ayah pengantin laki-laki.

e. Ulos tutup ni ampang, untuk salah seorang boru (perempuan) paranak yang

menjinjing ampang (bakul) tempat nasi atau sibuha-buha i.

Selain Ulos hela yang diterima pengantin, maka famili terdekat dari pihak

parboru juga menyampaikan Ulos kepada pengantin sehingga kadang-kadang

pengantin menerima Ulos sampai lima puluh lembar Ulos Batak atau lebih.

Sesudah penyerahan Ulos tersebut pihak parboru memberikan Ulos lagi

kepada sanak famili paranak. Ulos ini adalah berupa uang dan biasanya disebut

Ulos tinotun sadari (ditenun sehari). Adapun yang berhak menerima ialah:

3 Ibid., h. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

22

1. Ompu martinodohon (nenek bersaudara).

2. Ama martinodohon (bapak saudara).

3. Namboru (anak perempuan dari nenek bersaudara).

4. Pariban (bersaudara karena istri).

5. Pariban ni suhut (bersaudara karena istri suhut).

6. Mar ompu-ompu (semarga).

7. Hula-hula pihak paranak.

8. Ale-ale pihak paranak.

9. Si ungkap Hombung (bona ni ari ni paranak).

10. Olop-olop, yang diterima oleh pengetua dari kampung parboru.

Kemudian paranak meminta lagi Ulos naso ra buruk (Ulos yang tidak rusak)

sering disebut pauseang yakni sawah atau ladang. Ulos naso ra buruk ini bisa saja

tidak dikabulkan, sebab hal itu bergantung kepada besarnya mas kawin dan

keadaan parboru.

11. Menjemput Ketua Adat (Mangolophon Raja Huta) dan acara penutupan dari

utusan Gereja.

Selesai mangulosi, parboru dan paranak memberi upah domu-domu (uang jasa

perantara) kepada orang yang berjasa mempertemukan kedua pengantin. Sebagai

penutup, para tamu mrngucapkan HORAS tiga kali, maka selesailah pesta unjuk

(pesta peresmian perkawinan) itu, akhirnya acara ditutup dengan nyanyian dan

doa berkat Gereja.4

4 Ibid., h. 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

23

Dalam kehidupan berbudaya, masyarakat Batak mengenal pakaian adat dan

segala ornamennya. Salah satu elemen penting dalam dalam pakaian adat Batak

adalah Ulos. Ulos merupakan sebuah selendang yang terbuat dari kain tenun. Ulos

ini digunakan dalam acara adat istiadat suku Batak. Setiap acara adat yang

dilakukan oleh masyarakat Batak selalu menggunakan ulos, secara khusus dalam

adat pernikahan. Ulos juga memiliki sifat sakral dalam suku Batak karena ulos

tersebut sudah digunakan dari jaman nenek moyang suku Batak.

Ulos merupakan salah satu benda simbolik yang melambangkan kekuatan dan

lambang perdamaian. Dalam adat suku Batak khususnya upacara pernikahan

terdapat dua pemberian ulos kepada pihak yang menikah yaitu Ulos na so buruh

(sawah atau lading) kepada ayahnya, Ulos ragi iduplah yang diberikan kepada

pihak yang menikah. Maksud dari pemberian ini yaitu agar pihak yang menikah

hidup bahagia dan memperoleh anak laki-laki dan perempuan, Ulos inilah sebagai

selimutnya.

Ulos juga menjadi simbol pasu-pasu atau pemberkatan sewaktu acara adat.

Dalam hidup seorang laki-laki warga Batak, dia akan menerima paling sedikit tiga

buah ulos adat, yaitu diwaktu lahir berupa Ulos Parompa (penggendong), pada

saat perkawinan menerima Ulos Hela (Ulos Menantu), dan pada saat dia

meninggal dunia yang disebut Ulos Saput (pembalut). Bagi wanita akan menerima

satu ulos yang dinamai Ulos tondi pada waktu hendak melahirkan Buha Bajunya

(anak sulung). Semua ulos yang difungsikan sebagai “Ulos adat” disebut Ulos

marhadohoan, yang bermakna spiritual menjadi barang pusaka, barang homitan

yang disimpan secara baik-baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

24

Dalam tata cara adat Batak, pernikahan tidak dapat dipisahkan dengan sistem

kekerabatannya. Pertalian antar kerabat dengan berlandaskan Dalihan Na Tolu

telah mengikat satu pihak dengan pihak lainnya dalam hubungan saling hormat

menghormati. Hubungan periparan menjadi suatu hubungan saling sungkan serta

satu sama lain mempunyai fungsinya masing-masing.

Dalam keluarga terikat dalam prinsip Dalihan Na Tolu, sehingga di satu pihak

ia menjadi boru, di pihak lain ia menjadi hula-hula. Ini dapat diartikan bahwa satu

pihak ia lebih rendah derajatnya dan oleh karenanya harus bekerja dalam setiap

pesta adat. Akan tetapi di lain pihak ia lebih tinggi derajatnya oleh karena itu

dilayani dalam pesta adat.

B. Identifikasi Masalah

Perubahan Modernisasi mempengaruhi kehidupan masyarakat Toba di

perantauan salah satunya masyarakat Batak yang berada di Yogyakarta.

Perubahan ini secara tidak langsung tanpa disadari masyarakat Batak itu sendiri.

Perubahan ini meliputi: perilaku kehidupan orang Batak di Yogyakarta, adat

istiadat Batak yang berada di Yogyakarta, minatnya mengenal budaya Batak di

Yogyakarta, budaya yang keras mempengaruhi kehidupan Batak dan pernikahan

adat yang dilaksanakan di Yogyakarta misalkan pemberian Ulos dalam

pernikahan adat Batak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

25

Masyarakat Batak mengenal pakaian adat dan segala ornamennya. Salah satu

elemen penting dalam pakaian adat Batak adalah Ulos. Ulos merupakan sebuah

selendang yang terbuat dari kain tenun. Ulos ini digunakan dalam acara adat

istiadat suku Batak. Setiap acara adat yang dilakukan oleh masyarakat Batak,

selalu menggunakan Ulos, secara khusus dalam adat pernikahan. Ulos juga

memiliki sifat sakral dalam suku Batak karena Ulos tersebut sudah digunakan dari

jaman nenek moyang suku Batak.

Dalam pernikahan adat Batak yang dilaksanakan di Yogyakarta ini juga

mengalami perubahan secara tidak langsung, hal ini disebabkan dari modernisasi

yang dialami masyarakat Batak di Yogyakarta. Misalkan biasanya kalau acara

adat pernikahan Batak di Bona Pasogit (kampung halaman) seminggu

dilaksanakan sedangkan kalau di Yogyakarta hanya sehari melaksanakan dan cara

pemakaian Ulos juga mengalami perubahan.

Banyaknya tata cara adat yang dihilangkan ketika Masyarakat Batak

mengadakan acara adat tersebut dengan beralasan untuk mempersingkat waktu

dalam pelaksanaan tersebut. Kemudian pemberian dan pemakaian Ulos juga

mengalami perubahan. Banyaknya perubahan ini juga memiliki beberapa faktor

salah satunya tempat yang dihuni atau tinggal karena masyarakat Batak harus

mengikuti tatacara dan budaya adat yang ada di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

26

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

permasalahan dalam upaya memudahkan peneliti membatasi masalah. Dalam

penelitian ini membatasi masalah Pergeseran Nilai kain Ulos Batak Toba Pada

Periode 1990-2016 Di Yogyakarta studi kasusnya dalam pernikahan adat Batak

Toba diperantauan.

Pembatasan masalah ini dimaksud sebagai upaya pembatasan data penelitian.

Pembatasan inilah yang difokuskan dengan menggunakan periodeisasi sehingga

peneliti dapat mengetahui secara terperinci masalah yang akan diteliti, dan tidak

akan menjadi sedemikian luas, tapi menjadi lebih jelas dan spesifik dan akan

membantu mengarahkan sasaran diteliti.

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar terarah

dan juga terlalu luas. Dengan demikian, pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah tentang “Pergeseran Nilai Kain Ulos Batak Toba Pada Periode 1990-2016

Di Yogyakarta”.

C. Rumusan Masalah

Dari data yang dikumpulkan, dan kemudian dilakukan pembacaan satu persatu,

maka muncul beberapa rumusan masalah, yaitu;

1. Bagaimana perpindahan Batak Toba di Yogyakarta?

2. Bagaimana fungsi Ulos dalam masyarakat Batak Toba?

3. Bagaimana pergeseran nilai Ulos dalam adat pernikahan Batak Toba di

Yogyakarta ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

27

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan perpindahan masyarakat Batak Toba di Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan fungsi Ulos dalam masyarakat Batak Toba.

3. Mendeskripsikan pergeseran nilai Ulos dalam pernikahan Batak Toba di

Yogyakarta.

E. Manfaat Penulisan

Melalui skripsi ini diharapkan dapat memperkaya ataupun menambah referensi

tentang Sejarah Ulos Batak. Selain itu melalui skripsi ini juga, dapat menambah

jumlah dari karya tulis sejarah yang menerapkan pendekatan teori-teori

Antropologi Budaya.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam buku, 1978. Adat dan Upacara Perkawinan daerah Sumatera Utara

yang dituliskan oleh Departemen pendidikan dan kebudayaan. Dalam karyanya

buku ini menjelaskan secara keseluruhan masyarakat Sumatera Utara lebih

khususnya adat dan upacara perkawinan masyarakat Sumatera Utara mulai dari

adat sebelum perkawinan, upacara perkawinan dan sesudah perkawinan. Buku

tersebut dapat membantu penelitian untuk mengetahui pernikahan adat mulai dari

awal hingga akhir.

Dalam karya Tito Adonis dkk 1993 Perkawinan Adat Batak DI Kota Besar.

Sistem perkawinan adat Batak Toba di Jakarta mengalami perubahan secara

budaya adat istiadat masyarakat Batak, dapat dilihat dalam karya tersebut ada dua

pandangan antara hak, kewajiban atau mempertahankan identitas. Hak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

28

kewajiban disini menyebutkan penggunaan busana adat, kesenian, dan

peralatannya memang mengalami perubahan secara adat, namun mempertahakan

identitas orang Jakarta.

Dengan demikian luntur atau tidaknya adat Batak di Kota, melalui kasus

perkawinan adat Batak dapat disimpulkan juga tergantung bagaimana membatasi

pengertian adat tersebut. Pembatasan pengertian itu amat penting untuk

mengklasifikasikan apa yang berubah dan tidak berubah pada masyarakat adat

Batak di Jakarta. Dalam karya tersebut membantu penelitian dan menunjukkan

bukti bahwa perubahan terjadi di Jakarta oleh karena itu bisa dijadikan

pembanding untuk penelitian ini.

Untuk melengkapi penelitian ini buku yang berjudul, 2013. Ulos Batak ;

Tempo Dulu – Masa Kini yang ditulis oleh St.R.H.P. Sitompul,B.Sc.

Pembahasannya lebih memusatkan penjelasan Ulos yang dari tempo dulu hingga

sekarang. Dalam penulisan buku tersebut menjelaskan secara terperinci tentang

pengertian Ulos Batak dan berbagai macam jenis Ulos. Buku tersebut ingin

menjelaskan bahwa pentingnya Ulos Batak untuk masa sekarang agar generasi

muda bisa mengerti pentingnya Ulos dalam adat Batak.

Dalam buku tersebut dapat membantu melengkapi penulisan yang diteliti bisa

dilihat dari proses, pelaksanaan, pemantapan suatu perkawinan baik dalam bentuk

aturan-aturan maupun upacara-upacara yang dilaksanakan. Oleh karena itu dalam

buku ini ingin melihat baik yang bersifat nilai-nilai, norma-norma, ataupun

kebudayaan material yang sehubungan dengan perkawinan di Sumatera Utara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

29

G. Landasan Teori

1. Unsur-Unsur Budaya

Dalam rangka penelitian ini, digunakan teori yang digunakan untuk

menganalisis hasil penelitian. Teori yang digunakan ada empat. Keempatnya

dipakai untuk melengkapi analisis data yang ada, yaitu konsep 7 Unsur budaya,

Migrasi, Perubahan Budaya, dan Modernitas.

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Buddhayah, ialah bentuk

jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikian kebudayaan itu dapat

diartikan, hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Ada lain-lain sarjana yang

mengupas kata budaya itu sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi-daya,

yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari

kebudayaan. Budaya itu adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa

itu. Dalam kata antropologi budaya tak diadakan perbedaan arti antara budaya

dengan kebudayaan. Disini kata budaya hanya dipakai untuk singkatannya saja,

untuk menyingkat kata panjang antropologi kebudayaan.5

Unsur budaya terbagi atas 7 (tujuh) yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia misalkan pakaian, perumahan, alat

rumah tangga, senjata, alat produksi, transport.(Teknologi)

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi yaitu pertanian,

peternakan, sistem produksi, sistem distribusi. (Ekonomi)

3. Sistem kemasyarakatan yaitu sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem

hukum, sistem perkawinan. (Organisasi)

5 Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi, Cetakan ke Lima. 1974. Aksara

Baru: Jakarta. hlm. 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

30

4. Bahasa (lisan maupun tulisan).

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak).

6. Sistem pengetahuan.

7. Religi.6

Dalam 7 (tujuh) unsur di atas dapat digunakan teori peralatan dan perlengkapan

hidup manusia karena bisa membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang

diteliti dan juga bisa memakai teori ini.

2. Konsep Perubahan Budaya

Menurut Nurhalimah salah satu sifat kebudayaan adalah dinamis yang selalu

mengalami perubahan yang berkelanjutan. Setiap kebudayaan mengalami

perubahan atau perkembangan. Dengan demikian dalam mempelajari kebudayaan

selalu harus diperhatikan hubungan antar unsur yang stabil dengan unsur yang

mengalami perubahan.7

Masyarakat dan kebudayaan manusia adalah salah satu hal dalam alam besar

ini, dan masyarakat dan kebudayaan manusia itupun selalu berubah tak putus-

putusnya. Orang-orang bukan ahli sering mengatakan bahwa masyarakat dan

kebudayaan lokal, atau masyarakat dan kebudayaan yang hidup di desa-desa di

luar gerak-gerik kesibukan kota dan di luar gerak-gerik lalu lintas internasional,

tak berubah, atau statis. Pandangan ini pernah dianut oleh ahli-ahli dalam

antropologi dan dalam ilmu-ilmu sosial lain yang amat menekan kepada paham

6 Ibid., h.82

7 Nurhalimah. 2015. Upaya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Dalam Menyelenggarakan Kegiatan Bidang Kebudayaan Di

Kabupaten Nunukan. Universitas Mulawarman. Kalimantan Timur. hlm. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

31

statis ini, dengan memberi kepada masyarakat-masyarakat semacam itu etika,

terbelakang, atau primitif, atau purba, atau sederhana.

Pandangan yang tak sesuai dengan kenyataan ini bisa masuk ke dalam

kalangan ilmiah, karena dalam pandangan yang kuno, ilmu antropologi ingin

mencari bentuk-bentuk masyarakat manusia dari zaman dahulu, dan dengan

demikian mencoba melihat masyarakat-masyarakat kecil dan lokal di luar kota-

kota besar itu sebagai sisa-sisa dari masyarakat zaman dahulu itu, dan sebagai

masyarakat-masyarakat yang belum pernah berubah sejak zaman itu. Sekarang

para ahli antropologi telah mencapai pengertian baru, bahwa masyarakat dan

kebudayaan manusia itu selalu berubah tiap detik dalam hidupnya, dan bahwa

masyarakat dan kebudayaan yang statis tak berubah itu tidak ada.

Sudah tentu proses-proses perubahan masyarakat dan kebudayaan atau culture

change itu, bisa berlaku amat lambat sehingga hanya dapat dilihat dengan mata

orang-orang ahli, tetapi bisa juga berlaku amat cepat sehingga dapat pula dilihat

dengan mata orang-orang bukan ahli. Hal itu serupa dengan proses-proses

perubahan gunung, ada yang lambat, seperti erosi yang hanya dapat dilihat dengan

mata para ahli geologi, tetapi ada pula yang cepat seperti tanah gugur, yang bisa

dilihat dengan mata siapapun juga. Proses culture change yang hanya dapat

tampak dalam jangka waktu panjang, ialah beribu-ribu tahun lamanya, biasanya

terjadi oleh sebab-sebab yang asal dari dalam masyarakat dan kebudayaan-

kebudayaan yang bersangkutan.

Proses-proses perubahan ini adalah perubahan-perubahan yang oleh banyak

pengarang lazim disebut cultural evolution. Proses-proses culture change yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

32

dapat tampak dalam jangka waktu pendek ialah hanya beberapa puluh tahun saja,

bisa juga terjadi oleh sebab-sebab yang asal dari dalam masyarakat dan

kebudayaan yang bersangkutan, seperti misalnya penemuan-penemuan baru, atau

innovation, tetapi sebagian besar dari proses-proses culture change serupa itu

terjadi oleh sebab-sebab yang asal dari luar, ialah biasanya pengaruh dari lain

kebudayaan. Nama umum untuk proses-proses semacam ini tidak ada dalam ilmu

antropologi, yang ada hanya istilah-istilah khusus untuk tiap-tiap proses yang

khusus, ialah misalnya innovation dari itu, kemudian juga istilah-istilah seperti

assimilation, acculturation, dsb.8

Dalam konsep perubahan budaya ini pula akan berhubungan dengan konsep

difusi di dalamnya. Konsep ini setidaknya bisa menjawab perubahan yang ada

berlangsung dalam daerah apa. Difusi adalah proses persebaran dari unsur-unsur

kebudayaan dari satu individu ke individu yang lain, dan dari satu masyarakat ke

masyarakat lain. Proses yang tersebut pertama ialah persebaran dari individu ke

individu di dalam batas satu masyarakat, disebut difusi intra-masyarakat atau

inter-society diffusion, dan proses yang kedua ialah persebaran dari masyarakat ke

masyarakat, disebut difusi inter-masyarakat, atau inter-society.

Difusi Intra-Masyarakat. Proses difusi ini biasanya dimulai pada waktu ada

suatu penemuan baru itu akan merupakan suatu unsur kebudayaan baru yang

sebelum dipakai oleh semua orang dalam masyarakat, tentu harus diperkenalkan

dan disebarkan dahulu dalam masyarakat dari individu ke individu. Suatu

pengertian yang mendalam tentang jalannya proses-proses difusi intra-masyarakat

8 Ibid., h. 132-134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

33

itu, penting antara lain untuk ahli-ahli propaganda yang bertugas menyiarkan

penemuan-penemuan baru, konsepsi-konsepsi baru, atau barang-barang dagangan

yang baru, konsepsi-konsepsi baru, atau barang-barang dagangan yang baru,

seluas-luasnya dalam suatu masyarakat, dan tidak usah kita perhatikan lebih lanjut

dalam buku antropologi ini. Di sini kalau dibicarakan tentang hal difusi, maka

selalu dimaksud difusi intra-masyarakat.

Bentuk-bentuk difusi. Salah satu bentuk difusi adalah persebaran unsur-unsur

kebudayaan dari suatu tempat ketempat lain dimuka bumi, yang dibawa oleh

kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi. Terutama dalam zaman prehistori,

puluhan ribu tahun yang lalu, waktu kelompok-kelompok manusia yang hidup

dari berburu berpindah dari suatu tempat ketempat yang lain sampai jauh sekali,

maka unsur-unsur kebudayaan yang dibawa oleh kelompok-kelompok itu juga

didifusikan sampai jauh sekali bekas-bekas dari difusi-difusi itu sekarang menjadi

salah satu obyek penelitian dari ilmu prehistori.

Bentuk difusi yang lain lagi, dan yang terutama mendapat perhatian dari ilmu

antropologi adalah persebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan

pertemuan-pertemuan antara individu-individu kelompok-kelompok tetangga.

Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok semacam itu bisa berlangsung

dengan berbagai cara.

Cara yang pertama adalah hubungan di mana bentuk dari masing-masing

kebudayaan itu hampir tidak berubah. Hubungan ini yang disebut hubungan

simbiotik, dapat kita lihat contohnya di daerah pedalaman negara-negara Kongo,

Togo dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat. Di daerah pedalaman negara-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

34

negara tersebut berbagai suku bangsa Afrika hidup dari bercocok tanam diladang.

Mereka seringkali mempunyai tetangga kelompok-kelompok kecil dari suku-suku

bangsa Negrito yang hidup dari berburu dan pengumpulan hasil-hasil hutan.

Hasil-hasil berburu dan hasil-hasil hutan tersebut dibarterkan kepada suku-suku

bangsa Afrika petani tadi untuk ditukarkan dengan hasil-hasil pertanian.

Hubungan semacam ini telah berlangsung sejak lama sekali, mungkin sudah sejak

berabad-abad lamanya, kedua pihak sudah saling butuh-membutuhkan, tetapi

hubungan hanya berhenti pada barter barang-barang itu saja. Proses pengaruh-

mempengaruhi lebih jauh dari itu tidak ada. Kebudayaan suku-suku bangsa Afrika

tidak berubah dan kebudayaan kelompok-kelompok Negrito juga tidak pada

hubungan symbiotic itu.

Cara yang lain adalah bentuk hubungan yang salah satunya karena

perdagangan, tetapi dengan akibat yang lebih jauh daripada pada hubungan

symbiotic. Unsur-unsur dari kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan

dipaksa. Hubungan ini dengan mengambil istilah dari ilmu sejarah, sering disebut

penetration pacifique, artinya pemasukan secara damai.9

3. Nilai Budaya

Penelitian ini, memfokuskan kajian ada pegesean nilai. Oleh karenanya

dibutuhkan konsep nilai budaya untuk mengkaji pergeseran nilai Ulos Batak Toba

di Yogyakarta. Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepi-konsepsi yang hidup

dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang

harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup, karena itu suatu sistem nilai

9 Ibid., h. 145-147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

35

budaya biasanya befungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Sistem-sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti

aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman

kepada sistem nilai budaya itu (Koentjaraningrat, 1994: 25)

Sebagai bagian dari adat istiadat dan wujud ideal dari kebudayaan, sistem nilai

budaya seolah-olah berada di luar dan di atas diri para individu yang menjadi

warga masyarakat yang bersangkutan. Para individu itu sejak kecil telah diresapi

dengan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakatnya sehingga konsepsi-

konsepsi itu sejak lama telah berakar dalam alam jiwa mereka. Itulah sebabnya

nilai-nilai budaya tadi sukar diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam waktu

singkat. 10

Karena merupakan bagian dari adat, suatu sistem nilai budaya biasanya dianut

oleh suatu persentase yang besar dari warga suatu masyaakat. Sebaliknya, karena

berada dalam jiwa indivindu suatu sikap sering hanya ada pada individu-individu

tertentu dalam masyarakat. sungguhpun demikian, toh ada juga sikap-sikap

tertentu yang karena terpengaruh oleh sistem nilai budaya, bisa didapatkan secara

lebih meluas pada banyak individu dalam masyarakat.

Contoh-contoh dari sistem nilai budaya yaitu contoh dari suatu sikap yang

biasanya hanya ada pada individu-individu tertentu saja, misalnya sikap congkak

dalam hal menghadapi orang lain yang berkedudukan sebagai bawahan, atau

orang yang bersifat lebih kurang dan lemah secara fisik, mental, dan material.

10

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

36

Contoh dari suatu sikap yang bisa didapatkan secara lebih meluas pada banyak

individu dalam masyarakat karena terpengaruh oleh sistem nilai budaya adalah

sikap segan terhadap pekerjaan yang bersifat memberi pelayanan pada orang lain.

dasarnya adalah mungkin sikap congkak seperti diatas, tetapi sikap ini kemudian

terpengaruh oleh nilai budaya yang menganggap bahwa mencapai kedudukan

tinggi di mana orang dapat dilayani orang lain, tetapi tidak usah melayani orang

lain, menjadi tujuan utama yang memberi arti kepada segala usaha dari karya

manusia dalam hidupnya (Koentjaraningrat. 1994: 26).

H. Metode Penelitian

Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah bahwa

penelitian sejarah mempunyai lima tahapan. Dalam tahapan tersebut yaitu (1)

pemilihan toopik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi (kritik sumber), (4)

interprestasi (analisis dan sintesis), dan (5) penulisan.11

Sesuai dengan tahapan sejarah yang dimaksud oleh Kuntowijoyo, maka hal

yang pertama yang dilakukan adalah penentuan topik. Topik dalam penelitian ini

adalah Pergeseran Nilai Ulos Batak Toba pada periode 1990-2016, Studi Kasus

Pernikahan Batak di Yogyakarta. Setelah melewati tahap ini, selanjutnya

dilakukan pengumpulan sumber data. Sumber data primer penelitian ini adalah

data-data yang diperoleh dari studi pustaka. Lalu, sumber ini ditambahkan dengan

data sekunder yang diperoleh melalui metode wawancara kepada naasumber.

Tahapan sejarah yang ketiga yaitu Verifikasi data (kritik sumber) dilakukan

11 Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah Edisi Baru Cetakan Ke-I.

Yogyakarta : Pt. Tiara Wacana Yogya. Hlm. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

37

dengan cara pembacaan menyeluruh terhadap sumber-sumber yang berhasil

dikumpulkan. Hasil dari sumber yang dikumpulkan akan diperbandingkan satu

sama lain. dari perbandingan tersebut akan didapatkan data yang valid dan saling

mendukung.

Setelah verifikasi dilakukan maka tahapan selanjutnya yaitu interprestasi.

Tahapan interprestasi terbagi dua yaitu analisis dan sintesis.12

Dalam fase analisis,

data hasil verifikasi sumber diuraikan satu per satu. Dari uraian yang dilakukan

akan didapatkan fakta. Data dan fakta yang terkumpul kemudian dipersatukan

dalam fase sintesis. Rangkaian interprestasi (analisis dan sintesis) tersebut

dilakukan untuk mendapatkan konsep umum dari data dan fakta yanng terkumpul.

Tahapan penelitian sejarah yang kelima yaitu penulisan sejarah. Dalam

penulisan sejarah, aspek kronologis menjadi konten yang sangat penting. Hal ini

guna memperlihatkan perbedaan dari penjelasan sejarah yang diakronis

(menekankan proses) dengan penjelasan ilmu sosial yang sinkronis (menekankan

struktur). 13

12

Ibid., h. 78-80 13

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah edisi Ke-2. Tiara Wacana:

Yogyakarta. Hlm. 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

38

I. Sistematika Penulisan

Penelitian mengenai Pergeseran Nilai Ulos ini akan disusun dalam lima bab,

dengan urutan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari; Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Landasan Teori, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Bab II perpindahan masyarakat Batak Toba di Yogyakarta. Dalam bab ini akan

mendeskripsikan bagaimana masyarakat Batak Toba datang ke Yogyakarta.

Bab III Ulos dalam masyarakat Batak Toba. Dalam bab ini mendeskripsikan

Ulos dalam masyarakat Batak Toba.

Bab IV mendeskripsikan Ulos yang berada di Yogyakarta.

Bab V Dalam bab terakhir ini akan dipapar mengenai kesimpulan dari

penelitian yang dilakukan atas topik Perubahan Nilai Kain Ulos Pada Masyarakat

Batak Toba di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

39

BAB II

SEJARAH BATAK DI YOGYAKARTA

A. Migrasi Batak Toba Di Yogyakarta

Sebelum penjelasan terkait migrasi Batak, maka akan dijelaskan terlebih

dahulu secara umum tentang Etnis Batak Toba. Indonesia adalah sebuah negara

yang kaya akan suku. Salah satu dari suku yang banyak itu ialah suku Batak yang

menurut sejarah pada mulanya berdiam di pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara,

Indonesia. Suku Batak dalam konteks Indonesia Raya adalah sebagian dari bangsa

Indonesia. Suku ini dikenal memiliki sejumlah kebudayaan yang sejajar dengan

kebudayaan suku bangsa yang lain.

Marsden (1811: 301) mengakui bahwa orang Batak sesungguhnya telah

memiliki peradaban yang telah berkembang tinggi dengan itu disebutkan bahwa

meskipun secara relatif terpisah dari kebudayaan dan agama yang berpengaruh di

Asia Tenggara, namun orang Batak telah memperkembangkan sistem-sistem yang

kompleks di bidang sosial, hukum, dan agama (Perdesen, 1975: 15).

Dari semua unsur kebudayaan yang memiliki suku bangsa Batak,

menampakkan ciri kebudayaan yang khas jika dibandingkan dengan kebudayaan

suku bangsa lain di Indonesia. Ia memiliki sistem kekerabatan, adat, hukum,

kesenian, dan sistem kepercayaan keagamaan yang berbeda dengan suku bangsa

lain. Kebudayaan Batak dalam proses awal perkembangannya telah banyak

dipengaruhi oleh budaya-budaya asing. Menurut Perdesen (1975: 17) pada suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

40

ketika dahulu tepatnya sesudah 2000 tahun sebelum Masehi dan sebelum tahun

1500 sesudah Masehi, kebudayaan Batak di pengaruhi oleh suatu peradaban

Hindu-Buddha di daerah-daerah sebelah selatan dan pesisir Sumatera Utara.

Kolonisasi asing mungkin secara langsung datang dari India atau mungkin dari

Jawa, tetapi yang paling besar kemungkinannya ialah dari orang Melayu-

Minangkabau di Sumatera Barat. Berkaitan dengan hal ini, Loeb (1972: 21) juga

mengatakan bahwa sifat dan ciri-ciri budaya Hindu yang terpenting masuk ke

dalam budaya Batak adalah tentang budaya mengolah padi basah, kuda, bajak,

bentuk rumah yang khas, catur, kapas, mesin pemintal, daftar kosakata Hindu,

cara menulis, dan idea keagamaan (Gultom, 2010: 2).

Suku Batak merupakan suku yang identik dengan budaya merantau karena

ingin mempunyai kehidupan yang lebih layak dari sebelumnya. Banyak yang

berpendapat bahwa suku Batak memiliki jiwa merantau. Salah satunya, menurut

ahli budaya Batak, Bungaran Antonius Simanjuntak menyebutkan migrasi suku

Batak keluar dari bona pasogit (kampung halaman) didorong oleh padangan

Hagabeon (sukses berketurunan), Hasangapon (kehormatan), dan Hamoraon

(kekayaan)14

. Ketiga konsep tersebut menjadi konsep dasar secara budaya ketika

suku Batak merantau. Keadaan daerah perantauan yang dianggap dapat

mewujudkan ketiga konsep di atas menjadi motivasi tersendiri bagi suku Batak

untuk merantau ke daerah lain.

14

Bungaran, A, Simanjutak, Struktur Sosial dan Politik Batak Toba hingga

1946: Suatu pendekatan Atropologi Budaya dan Politik, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

41

Hagabeon menuntut orang Batak untuk bergenerasi. Karena corak budaya yang

patrilineal, kehadiran anak, terlebih anak Pria menjadi vital. Berbeda dengan

konsep keturunan, konsep hamoraon menuntut adanya upaya keras atau kerja

keras manusia Batak untuk mencapai suatu kesuksesan. Kesuksesan ini bisa

dilihat dalam bidang materi ataupun jabatan. Terakhir adalah salah satu tujuan

hidup akhir manusia Batak, yaitu hasangapon. Pencapaian hagabeon dan

hamoraoni akan menghasilkan apa yang disebut hasangapon (kehormatan). Hal

ini bisa berupa derajat ataupun kemuliaan yang diterima oleh seorang masyarakat

Batak.

Hal ini juga diperkuat menurut yulia vonny sinaga dalam skripsinya

menyatakan konsep orang Batak toba mengenal 3 H yaitu yang pertama,

Hamoraon (nilai kekayaaan) yang bertujuan mencari banyak rezeki untuk hidup

dengan bekerja keras, kekayaan yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk materi

tetapi juga jumlah anak atau keturunan. Kedua Hagabeon (nilai keturunan)

bertujuan untuk meneruskan garis keturunan dalam silsilah keluarga, biasanya

anak laki-laki diutamakan karena mereka akan meneruskan marga sampai

keturunan berikutnya. Ketiga Hasangapon (nilai kedudukan atau jabatan)

bertujuan apabila mereka memiliki kedudukan atau jabatan pada setiap pekerjaan,

bila tercapai oleh yang bersangkutan, kesuksesan sang anak juga dapat menjadi

pertimbangan15

.

Dengan kata lain, filosofi merantau masyarakat Batak identik dengan konsep 3

H yang dijujung tinggi. Ketiga konsep ini terus dipegang dan dihidupi oleh

15

Skripsi. Yulia Vonny Sinaga. Ruang dan Ritual Adat Pernikahan Suku

Batak Toba, Jakarta: UI (Universitas Indonesia).2012 Hlm. 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

42

masyarakat Batak dimana pun mereka berada. Ketiga konsep inilah yang menjadi

awal dan tujuan akhir hidup masyarakat Batak. Banyak upaya yang dilakukan

untuk mendapatkannya. Salah satunya adalah dengan perpindahan atau migrasi.

Menurut Togarma Naibaho, pada umumnya suku Batak melakukan aktivitas

merantau untuk bersekolah dan bekerja. Bagi orangtua masyarakat Batak,

pendidikan anak menjadi ukuran keberhasilan. Untuk meraih pendidikan anaknya,

orangtua dalam masyarakat Batak rela menjual harta benda miliknya. Hal inilah

yang membuat masyarakat Batak sebagai salah satu suku yang mempunyai tingkat

pendidikan yang cukup tinggi.16

Bisa disimpulkan bahwa rasa ketertarikan suku Batak Toba terhadap

pendidikan menjadi salah satu faktor pendorong aktivitas merantau anak muda

suku Batak ke daerah yang jauh sekalipun. Setelah menempuh pendidikan di

daerah perantau suku Batak Toba biasanya tidak langsung pulang ke kampung

halaman atau tanah Batak tetapi tetap merantau dan mencari pekerjaan di daerah

yang membutuhkan banyak tenaga kerja seperti daerah perkotaan. Hal ini juga

menyebabkan tingginya tingkat persebaran suku Batak di Indonesia. Faktor

geografis di daerah asal suku Batak yang kurang subur di sekitaran pulau Samosir

membuat masyarakat Batak Toba lebih memilih merantau meninggalkan

kampung halaman.

16

Togarma Naibaho, “Ada Budaya Batak Dalam Lapo. Hasil wawancara

saudara Arby Sumandoyo yang dimuat pada tirto.id, diakses dari

https://tirto.id/ada-budaya-batak-dalam-lapo-chuE.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

43

Selain kondisi alam aktivitas merantau suku Batak juga didorong oleh adanya

motif ekonomi untuk mencari penghidupan lebih baik di tempat lain. Apalagi di

tengah masyarakat berkembang berbagai cerita tentang keberhasilan sejumlah

perantau. Faktor lain yang cukup penting adalah pendidikan.17

Masyarakat Batak

memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, sehingga mereka rela meninggalkan

kampung halaman dalam waktu yang cukup lama.

Batak dikenal sebagai etnis yang dapat beradaptasi dengan budaya-budaya lain.

Di setiap tempat mereka tinggal suku Batak mudan menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru. Akibatnya, suku ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Di hampir setiap daerah terdapat suku Batak yang tinggal sebagai penduduk tetap.

Salah satu kota yang menjadi tujuan migrasi masyarakat Batak adalah

Yogyakarta. Pertimbangan utama adalah karena Yogyakarta merupakan kota

pendidikan. Daerah Istimewa Yogyakarta sudah lama dikenal memiliki banyak

perguruan tinggi berkualitas, sehingga menarik bagi masyarakat Batak yang

peduli pendidikan sebagai tempat ideal untuk menempuh pendidikan. Selain untuk

menempuh pendidikan, para perantau suku Batak juga datang untuk sebagai

pekerja maupun buka usaha di kota rantau.

B. Perkembangan Batak di Yogyakarta

Pembahasan tentang migrasi masyarakat Batak tidak dapat terlepas dari sejarah

keberadaan orang Batak di Yogyakarta. Siapa orang Batak pertama di

Yogyakarta, kapan pertama kali mendatangi yogyakarta dan apa motivasi migrasi,

menjadi sejumlah pertanyaan yang terkait sejarah Batak di Yogyakarta.

17

Sulistyowati Irianto, Perempuan DI Antara Berbagai Pilihan Hukum,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Hlm. 91-92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

44

Menurut Bungaran, pada tahun 1915 awal orang Batak merantau salah satu

tujuannya daerah Jakarta. orang Batak merantau disebabkan oleh program yang

dibuat orang Belanda untuk memperbaiki pendidikan yang dikenal dengan

pendidikan zending. Awal pendidikan sending hanyalah sebatas anak-anak

pengereja (anak pendeta) gereja. Tetapi lama kelamaan siapa saja boleh ikut, dan

bahkan semuanya menjadi antusias mengikuti pendidikan. Hasil pendidikan tahap

pertama yaitu mereka yang menjadi perantau orang Batak Kristiani yang merintis

“perantau adalah warga orang Batak yang berhasil”.18

Mayoritas perantau yaitu

anak-anak majelis gereja sebagai hasil dari pendidikan sekolah zending.

Orang Batak memanfaatkan kesempatan memasuki jalur pendidikan, yang

semula sekolah zending, kemudian dilanjutkan dengan dibukanya sekolah negeri

dan disemarakkan oleh sekolah swasta. Melihat pola perpindahan atau gelombang

perantau dari Tapanuli ke Jakarta dikenal dengan lima gelombang yang memiliki

landasan yaitu:

Periode Alasan ke Jakarta Keterangan

1915-1950 Telah terbuka kesempatan untuk

meningkatkan kedudukan sosial dengan

menyelesaikan pendidikan zending,

memiliki ilmu seadanya dan dianggap bisa

duduk sama tinggi dengan penyelenggara

pendidikan zending, yaitu bangsa Belanda

Masih sangat terbatas

jumlahnya karena yang

berpendidikan belum

merata.

18

Bungaran, A, Simajuntak, Karakter Batak: Masa Lalu, Kini, dan Masa

Depan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2015. Hlm. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

45

1951-1965 Dorongan untuk melanjutkan pendidikan,

terutama Jakarta, Bandung dan

Yogyakarta, juga sudah memulai ada

mutasi penugasan, dorongan untuk

meningkatkan kehidupan dengan mencari

pekerjaan di Pulau Jawa, terutama Jakarta.

Sudah semakin banyak

jumlahnya, karena di

Jakarta sudah ada

saudara dan pendidikan

negeri sudah merata

1966-1980 Keadaan kawasan Tapanuli yang

berkekurangan untuk menopang

kehidupan, mendorong orang Batak

Kristiani untuk mencari pekerjaan di

Jakarta, sejalan dengan lahirnya Order

Baru yang memberikan kesempatan bagi

orang yang berpendidikan dan

berkemauan.

Pendidikan sekolah

menengah atas (SMA)

sudah menembus desa-

desa, disana tidak ada

lowongan, maka harus ke

kota terutama ke Jakarta

1981-1995 Melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi, mencari lowongan kerja melalui

kenalan atau saudara, mencoba

peruntungan karena di Jakarta tersedia

berbagai bidang pekerjaan yang halal, asal

rajin, tekun, jujur dan loyal, mereka yakin

akan memperoleh uang demi penghidupan

yang lebih baik dan kalau bisa yang

meningkatkan gengsi, kekayaan dan

Jumlah lulusan sekolah

menengah atas sudah

semakin meningkat,

dorongan melanjut

keperguruan tinggi sudah

merata, kalau tidak

beruntung melanjutkan

pendidikan, dapat

mencari kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

46

kehormatan (Hagabeon, Hamoraon, dan

Hasangapon)

1996-

sekarang

Demi pendidikan, pekerjaan, usaha,

organisasi, dan mutasi pekerjaan serta

tahap lanjutan dari semuanya yang telah

disebut diatas.

Beragam dan bervariasi

antara kebutuhan dan

peningkatan level

kehidupan.

Pada tabel diatas19

menunjukkan orang Batak yang merantau ke Yogyakarta

antara tahun 1951-1965 yang berawal menjalankan misi untuk menyebar kasih

dan sekarang menjadi tempat untuk pendidikan dana lapangan kerja hingga

menjadi tempat menghabiskan masa pensiunan. Tabel ini juga membuktikan

bahwa awal terbentuknya pendidikan zending yang dibuat oleh Belanda tersebut

sehingga orang Batak memiliki ciri merantau hingga sekarang.

1. Jejak Batak Di Yogyakarta

Salah satu jejak penting sejarah migrasi suku Batak di Yogyakarta adalah

gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Gereja itu menandakan bahwa

masyarakat Batak di Yogyakarta sudah banyak, sehingga membutuhkan bangunan

suci untuk melaksanakan peribadatan sesuai agama Kristen Batak. Gereja HKBP

diresmikan pada tanggal 6 April 1946 di daerah yang sekarang terkenal sebagai Jl.

I Dewa Nyoman Oka No.20, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

19

Ibid,. H. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

47

Meskipun menggunakan nama Batak, pada praktiknya tidak semua etnis Batak

bergabung di dalam gereja HKBP. Mayoritas jemaat HKBP didominasi oleh

Batak Toba karena HKBP selalu identik dengan Batak Toba saja.

Selain Gereja HKBP, keberadaan masyarakat Batak ditinjau dari sejarah _ias

dilihat atau diketahui dari persatuan atau komunitas Batak Toba. Pada awal

1970’an terbentuk lah organisasi PARBOPAS (Parsadaan Bona Pasogit).

Organisasi ini merupakan Punguan (paguyuban) marga yang bertujuan sebagai

tempat mengumpulkan orang Batak di Yogyakarta baik yang menempuh

pendidikan, kerja dan sudah berkeluarga. PARBOPAS memiliki event tahunan

yaitu pertandingan Sepak Bola dan Voli yang bertujuan untuk mengumpulkan dan

menjalin silahturahmi antara sesama marga (klan) maupun beda marga.

Komunitas ini dapat dikatakan sebagai tempat untuk mempererat tali

persaudaraan sesama orang Batak rantau.

PARBOPAS menjadi perkembangan jumlah orang Batak, hal ini dikarenakan

PARBOPAS memfasilitasi marga (klan) di Yogyakarta. Selain komunitas ini,

perkembangan kumpulan orang Batak mulai berkembang yaitu terbentuknya

Punguan (Paguyuban) marga, Parsahutaon (perkumpulan teman sekampung) dan

komunitas Batak yang beredar di kalangan perguruan tinggi.

a. Punguan Marga (Panguyuban atau Perkumpulan Klan)

Punguan (paguyuban) marga atau sering disebut dengan Parsadaan marga

adalah perkumpulan orang Batak yang didasarkan atas kesamaan marga. Tujuan

dibentuknya perkumpulan marga di kota yaitu agar dapat saling membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

48

sesama orang Batak dalam berbagai masalah, terutama masalah ekonomi. Selain

itu, upacara-upacara adat dan keagamaan yang berkaitan dengan kelahiran,

perkawinan, dan kematian seseorang juga diselenggarakan dengan melibatkan

orang-orang dalam lingkungan perkumpulan marga. Di Yogyakarta, setiap marga

suku Batak di Yogyakarta memiliki punguan (panguyuban) marga sendiri. Setiap

punguan memiliki acara sendiri seperti arisan yang dilaksanakan setiap sebulan

sekali, acara natal, dan acara perayaan Tahun Baru.

Pada dasarnya fungsi punguan yang paling penting adalah sebagai pengganti

orang tua di daerah perantauan. Punguan marga berperan dalam membantu

anggota menyelesaikan berbagai masalah. Dalam punguan dibuat aturan dan cara-

cara untuk dapat saling membantu satu sama lain, misalnya dalam hal

menanggulangi kemalangan, pengadaan upacara-upacara adat dan acara ke

agamaan. Dalam punguan marga dibentuk struktur pengurus yang terdiri dari

ketua dan bendahara dan struktur lain-lainnya.

b. PARBOPAS ( Parsadaan Bona Pasogit)

PARBOPAS merupakan singkatan dari Parsadaan Bona Pasogit atau dalam

bahasa Indonesianya adalah persatuan satu kampung. PARBOPAS bertujuan

sebagai tempat berkumpulnya orang Batak dalam berbagai acara dan kegiatan.

Acara yang sering dilakukan dan menjadi even tahunan adalah kompetisi olahraga

seperti sepak bola dan voli yang diperlombakan antar induk marga dan marga dari

semua marga Batak Toba di Yogyakarta. PARBOPAS juga dikatakan sebagai

tempat untuk mempererat tali persaudaraan sesama orang Batak rantau hingga

sekarang acara PARBOPAS ini masih diselenggarakan. Dalam wawancara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

49

Damanik mengatakan bahwa kedatangannya di awal tahun 1987 telah mendapati

punguan marga Batak di Yogyakarta. Oleh karena itu, ia menafsirkan jika

keberadaan punguan Batak ini telah dimulai awal tahun 1970’an. Setidaknya ada

4 ( empat) punguan yang beliau ikuti, yaitu Punguan Parna, Toga Semarga,

Purba, dan Parhusataon

c. PARSAHUTAON (perkumpulan teman sekampung)

Parsahutaon pada dasarnya hampir sama dengan punguan marga, begitu juga

dengan kegiatannya. Parsahutaon merupak perkumpulan orang Batak yang

berasal dari daerah yang sama di kampung halaman dan daerah tempat tinggal

orang Batak lainnya. Kegiatan Parsahutaon pada dasarnya hampir sama dengan

punguan marga seperti arisan dan kegiatan pertemuan rutin lainnya, yang

membedakan punguan dan parsahutaon marga adalah terbentuknya rasa

persaudaraab yang tidak didasarkan atas hubungan gen (keturunan) akan tetapi

atas rasa kepemilikan akan kampung halaman.

Hal lain juga memperkuat orang Batak mengalami peningkatan sebagai bukti

yaitu warung Lapo Tuak Bang Jimmy Silalahi yang berada di desa Wedomartani

kecamatan Ngemplak Maguwoharjo. Warung ini selalu didatangi oleh orang

Batak baik mahasiswa, pekerja, sudah berkeluarga, bahkan kakek-kakek pun juga

ada disana. Bang Jimy juga mengatakan warung ini salah satu tempat

berkumpulnya orang Batak yang berada di Yogyakarta. Warung ini menyediakan

makanan dan minuman khas Batak yaitu, Saksang, Babi panggang, ikan mas nai

niura, Tuak, dan lain-lain. Pemilik warung mengatakan tidak tahu persis berapa

orang yang singgah ke warung dia, namun Bang Jimmy mengatakan bahwa setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

50

hari banyak yang _ias_l membeli kesana serta mengalami kenaikan dalam jumlah

orang dan diperkuat juga ada beberapa warung Lapok Tuak buka di daerah

sekitar.

Tidak hanya Lapo Tuak, masakan khas kuliner Batak juga sudah mulai

berkembang yang tersebar diberbagai daerah Yogyakarta misalkan BPK denokan,

warung Bang Ucok condong Catur, warung Binsar di maguwo, dan lain-lain.

Walaupun tidak semua orang Batak yang kuliner disana Orang Batak, namun

tempat kuliner juga merupakan salah satu tempat berkumpulnya masyarakat orang

Batak.

Dari beberapa bukti diatas menjadi indikasi bahwa masyarakat secara jumlah

menunjukkan peningkatan populasi orang Batak di Yogyakarta. Baik dari

paguyuban juga kuliner memperkuat bahwa setiap tahun orang Batak di

Yogyakarta mengalami peningkatan populasi penduduk. Salah satu kesejarahan

Batak ditandai dengan berdirinya Gereja Kristen Batak Protestan. Dengan kata

lain, berbicara soal sejarah masyarakat Batak di DIY, akan menyentuh aspek

bergereja jemaat Batak di HKBP Yogyakarta.

Jumlah Masyarakat Batak Toba di Yogyakarta pada tahun 2016 berkisar 1.275

jiwa. Sampai saat ini tidak terdapat data yang pasti. Data sensus penduduk di

Yogyakarta tidak mencantumkan jumlah penduduk berdasar etnik. Satu-satunya

sumber yang berhasil diperoleh adalah dari hasil pencatatan pengurus Gereja

HKBP. Pada tahun 2016 jumlah anggota jemaat HKBP di Yogyakarta

dikelompokkan menjadi 6 sektor. Sektor timur berjumlah 370 jiwa, sektor tengah

berjumlah 111 jiwa, sektor selatan berjumlah 313 jiwa, sektor barat 220 jiwa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

51

sektor utara berjumlah 161 jiwa, dan sektor parserahan berjumlah 100 jiwa. Jika

ditotalkan secara menyeluruh masyarakat Batak di Yogyakarta berjumlah 1.275

jiwa.

2. Adaptasi Batak Di Yogyakarta

Jonson Sigalingging menjelaskan bahwa kehidupan masyarakat Batak di

Yogyakarta masih relatif kuat dalam menjaga nilai-nilai adat Batak. Meskipun

demikian tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi pergeseran yang cukup berarti

akibat dari perkembangan zama dan pergantian generasi. Dalam pandangan

Jonson Sigalingging generasi baru suku Batak yang tinggal di Yogyakarta

memiliki perbedaan yang lebar dengan generasinya. Generasi baru kurang

mengenal adat istiadat Batak, sehingga tidak kuat dalam mengimplementasi tata

nilai Batak pada kehidupan sehari-hari.20

Salah satu dampak perkembangan zaman yang paling tampak mengubah

generasi baru Batak adalah perubahan pola pikir. K. Kudadiri menjelaskan bahwa

pendidikan mengakibatkan semakin mendalamnya pengaruh rasionalisme

sehingga generasi baru Batak mulai meninggalkan berbagai aspek dari adat

istiadat yang tidak sesuai21

.

Perubahan sikap generasi baru Batak di Yogyakarta terhadap tradisi dan adat

istiadat terlihat jelas apabila dibandingkan dengan generasi lama. Generasi lama

menurut Jonson Sigalingging memiliki sikap yang peduli pada adat Batak

misalkan prosesi adat pernikahan Batak Toba dilaksanakan secara terperinci yang

20

Wawancara dengan Jhonson Sigalingging pada tanggal 14 september

2016. di Jl. Karanglo RT 02 RW 02 Nomor 20 Purwomartani Kabupaten Sleman. 21

Wawancara dengan K.kudadiri (Naibaho) pada tanggal 28 september

2016 di Jl. Dusun duwet rt 5 rw 33 sendangadi Mlati Kabupaten Sleman. 106B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

52

memakan waktu selama seminggu dalam acara tersebut, acara pernikahan masih

menggunakan halaman rumah, musiknya masih menggunakan alat musik

tradisional dan peduli akan adat masyarakat Batak Toba masih dimiliki.

Menurut K.Kudadiri (Naibaho) mengatakan bahwa generasi lama memiliki

perbedaan pola pikir yang mengakibatkan acara adat memakan waktu sangat lama

walaupun budayanya masih kental dimiliki masyarakat Batak Toba generasi lama.

Beliau juga mengatakan bahwa ada perbedaan antara orang Batak Yogyakarta

dan orang Batak Tobasa yaitu Orang Batak di Yogyakarta lebih maju

dibandingkan dengan orang Batak Tobasa (orang Batak kampung) karena rasa

ingin tahu orang Batak di Yogyakarta lebih maju sedangkan orang Batak Tobasa

berkurang rasa ingin tahu akibat dari perkembangan zaman dan tempat tinggal,

banyak yang mengalami perubahan ini dalam konteks mengenal adat istiadat

Batak. Dalam hal ini, masyarakat Batak memiliki rasa ingin tahu yang kuat

dibandingkan Tobasa itu sendiri.22

Untuk menanggulangi kemerosotan perhatian generasi baru terhadap istiadat,

dicoba mengaktifkan berbagai komunitas Batak yang ada di Yogyakata yaitu

pembentukan komunitas kampus salah satunya komunitas Sada Pardomuan (SP)

yang berada di Universitas Sanata Dharma.

Menurut Dandi Kristian Tarigan selaku ketua SP mengatakan bahwa

komunitas ini dibentuk bertujuan untuk menjalin silahturahmi sesama suku Batak

dan mengumpulkan mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di Universitas Sanata

Dharma agar mempererat kekeluargaan Batak di Yogyakarta. SP terbentuk pada

22

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

53

tahun 1997 hingga sekarang anggota panitia intinya 8 orang dan jumlah total

keseluruhan 100 yang terdata. Dihitung sejak tahun 2013 berjumlah 20 orang,

tahun 2014 berjumlah 35 orang, tahun 2015 berjumlah 60 orang dan terakhir 2016

berjumlah 100 orang yang terdata dalam komunitas tersebut. Komunitas SP

memiliki beberapa aktivitas tahunan di antaranya mengadakan bakti sosial setiap

dua bulan sekali, usaha dagang yang bertujuan untuk pengumpulan dana untuk

menyelenggarakan seminar budaya, mempromosikan komunitas SP kepada

mahasiswa baru, mengadakan acara makrab dalam tahun ini.23

Selanjutnya komunitas Batak yang berada di Universitas Atma Jaya

Yogyakarta yaitu Persatuan Mahasiswa Batak (PERMABA). Menurut Daniel

Rimbang Simbolon selaku Ketua pada periode 2017/2018 PERMABA berdiri

sejak tahun 1997 yang bertujuan untuk wadah atau ajang buat mahasiswa Batak

dalam mengembangkan kreatifitas mahasiswa Batak dan mempererat

kekeluargaan dan kekebatan mahasiswa Batak di Atma Jaya Yogyakarta.

PERMABA memiliki kegiatan rutin tahunan yaitu mengadakan rapat atau

pertemuan, menyambut hari perayaan misalkan Paskah, Natal, Tahun Baru,

mengadakan BAKSOS (bakti sosial) setiap setahun sekali dan menggalang dana

misalkan berjualan makanan khas Batak, mengadakan kompetisi futsal dan

sebagainya.

Komunitas PERMABA terdiri dari 20 orang pengurus inti dan berjumlah 80

orang anggota yang terdata dalam komunitas ini. Daniel juga mengatakan bahwa

peningkatan jumlah mahasiswa Batak di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

23

Wawancara dengan Dandi Kristian Tarigan pada tanggal 18 Juli 2017 di

Amunasa Regency II blok C.6 wedomartani Ngemplak Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

54

mengalami peningkatan tapi tidak signifikan hal ini dibuktikan melalui data yang

dimiliki komunitas PERMABA yaitu dihitung sejak tahun 2013 berjumlah 25

orang, 2014 berjumlah 30 orang, 2015 berjumlah 35 orang dan terakhir 2016

berjumlah 80 orang yang terdata.24

Dari kedua data yang dimiliki komunitas Batak di Yogyakarta khususnya

dalam Universitas memberikan salah satu bukti bahwa masyarakat Batak setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan ini berdasarkan dari bukti

wawancara yang telah disebutkan diatas.

Komunitas Batak yang ada di Yogyakarta sudah mulai dikembangkan mulai

dari lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, maupun dunia kerja.

Komunitas PARBOSA (Parsadaon Bona Pasogit) merupakan salah satu

komunitas yang diduga pertama di Yogyakarta.

Komunitas PARBOSA memiliki tujuan untuk mengumpulkan orang Batak di

Yogyakarta mulai dari yang satu marga maupun beda marga untuk menjalin

hubungan bersilahturahmmi antar sesama Batak yang ada di Yogyakarta.

Berawal dari komunitas ini berkembang kemudian di berbagai kalangan mulai

dari sekolah, perguruan tinggi, maupun dunia kerja sehingga terbentuknya

komunitas-komunitas lainnya salah satunya di perguruan Tinggi.

24

Wawancara dengan Daniel Rimbang Simbolon pada tanggal 20 juli 2017

di Universitas Atma Jaya gedung hukum Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

55

BAB III

ULOS BATAK

A. Ulos Sebagai Indentitas Budaya Batak

Untuk mengawali bab ini, akan dibahas tentang sejarah Ulos. Ulos sangat

terkait dengan kehidupan masyarakat baik secara simbolis ataupun secara fisik

manusia Batak. Dalam pandangan suku masyarakat Batak ada tiga unsur yang

mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu darah, nafas, dan panas. Dua unsur

darah dan nafas adalah pemberian Tuhan sedangkan unsur ketiga panas diberikan

matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin di pemukiman suku Batak.

Menurut pandangan masyarakat Batak, ada tiga sumber yang memberi panas

kepada manusia yaitu matahari, api dan ulos. Ulos berfungsi memberi panas atau

hangat yang menyehatkan tubuh dan menenangkan pikiran.

Ulos tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas mangulosi. Mangulosi atau proses

pemberian ulos akan disesuaikan dengan fungsi ulos atau ritual adat apa yang

menjadi latar belakang pemberian Ulos. Mangulosi merupakan suatu kegiatan

adat yang sangat penting bagi orang Batak. Dalam setiap kegiatan seperti upacara

pernikahan, kelahiran dan duka cita Ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu

di ikut sertakan.

Ulos kelahiran dalam konteks masyarakat Batak menjadi salah satu penting.

Kelahiran merupakan momen yang menjadi salah satu momen awal bagi manusia

Batak. Oleh karena itu, dapat dikatakan jika kelahiran menjadi tonggak awal

kehidupan. Proses inilah yang mengawali proses adat manusia Batak seterusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

56

Namun, untuk saat zaman sekarang kegiatan ini sangat jarang dilakukan terlebih

lagi masyarakat Batak Toba yang merantau. Kebanyakan dari orang rantau

beranggapan Ulos kelahiran yang jarang ditemukan dan faktor lingkungan yaitu

tidak mau ribet.

Sumber: suryadisarminson.blogspot.co.id

Ulos pernikahan ini akan dilalui Orang batak ketika masuk ke fase

hasangapon. Fase ini menjadi sangat penting karena tidak hanya melibatkan

individu saja, melainkan dua keluarga yang digabungkan dalam ikatan

pernikahan. Dengan kata lain, pernikahan menjadi proses sakral yang

membutuhkan keseriusan adat di dalamnya, termasuk mangulosi.

Dalam pernikahan ada beberapa yang harus dijalankan untuk pernikahan adat

yaitu Mangaririt, manjalo, dan marhusip, acara ini biasanya tidak menggunakan

Ulos karena hanya merupakan simbol seperti manjalo tanda acara ini biasanya

memberikan sarung sebagai tanda keseriusan pihak laki-laki untuk meminang

pihak perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

57

Pada pernikahan adat Batak acara yang memberikan Ulos ketika proses acara

marunjuk, yaitu proses dimana pemberian Ulos orang tua yang dilakukan pihak

perempuan untuk pihak laki-laki. Khusus yang memberikan kedua orang tua

pengantin perempuan kepada menantunya.

Sumber: suryadisarminson.blogspot.co.id

Ulos Kematian , selain acara pernikahan, acara atau ritual kematian menjadi

hal yang paling penting. Ritual ini menjadi aspek terakhir Orang Batak sehingga

nilai sakralnya tidak bisa dibantah lagi. Proses ini melibatkan serangkaian acara

yang tetap melibatkan Ulos sebagai elemen penting di dalamnya.

Sumber: suryadisarminson.blogspot.co.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

58

Ulos peneriman tamu. Proses penerimaan tamu biasanya dilakukan dalam

rangka kedatangan tamu yang bersifat kenegaraan atau bersifat politik. Dalam

masyarakat Batak juga dilakukan pemberian ulos dalam menerima tamu yang

dianggap penting. Dalam praktiknya, penerimaan tamu dalam masyarakat Batak

biasanya diiringi dengan kepentingan politik.

Ulos juga digunakan dalam kegiatan politik. Beberapa pimpinan ditingkat desa,

kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi, bahkan Indonesia selalu dikenakan Ulos

ketika berkunjung ke satu daerah etnik Batak di Sumatera Utara. Kegiatan-

kegiatan politik ini misalnya kunjungan pejabat ke daerah, kampanye politik

untuk, kampanye pemilihan presiden, dan lain-lainnya.

Sumber: batakgaul.com

Dalam foto diatas merupakan bukti Ulos penerima tamu, dimana presiden

Jokowi menghadiri acara dalam rangka Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau

Toba di Balige pada tahun 2016. Biasanya Ulos yang diberikan Ulos Ragidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

59

yang menyimbolkan penghargaan atau tanda penghormatan kepada pribadi yang

diterima dengan baik dan diakui sebagai bagian dari masyarakat pemberi Ulos.

B. Ragam Ulos pernikahan Batak

Dalam sub bab ini, penjelasan akan difokuskan pada penggunaan Ulos dalam

pernikahan Batak Toba. Ulos memiliki peranan penting dalam tata cara

pernikahan adat Batak yaitu:

1. Ulos Panssamot

Ulos Pansamot adalah Ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin

perempuan kepada orang tua pengantin laki-laki dan jenis Ulosnya Ragi Hotang,

Ragi Sibolang, Ragi Idup dan Ulos lain yang sesuai. Ulos ini bermakna untuk

memberikan berkat kepada kedua pengantin dan menandakan pihak keluarga

pengantin perempuan sudah mempunyai hubungan keluarga dengan pihak laki-

laki.

Sumber: gobatak.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

60

2. Ulos Hela.

Ulos hela yang diberikan orang tua pihak perempuan kepada kedua pengantin.

Ulos ini berfungsi untuk nasehat dan berkat diberikan kepada pengantin dalam

bahasa Batak dan bahasa Indonesia.

Sumber: Ulos-hela.flick.com

3. Ulos Pamarai (Sijalo Bara)

Bara berasal dari bahasa Batak yang artinya “lobu” atau kandang ternak. Toru

bara atau tombara yaitu kolong rumah yang biasanya tempat atau kandang ternak

peliharaan. Dalam bahasa Batak “suhi ni ampang na opat” ada unsur kedua (suhut

bolon paidua yaitu abang atau adik kandung suhut bolon).

Ulos pamarai yang diberikan oleh Ulos Sijalo Bara dari pihak boru

(perempuan), yaitu bapak tua atau uda namuli (perempuan pengantin) dan kepada

pamarai dari anak yaitu bapak tua/uda (saudara pihak laki-laki). Jenis Ulos yang

diberikan : Ulos Ragi Sibolang, Ulos Ragi Hotang, dan Ulos lain yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

61

Sumber: batakada.blogspot.com

4. Ulos Todoan

Ulos Todoan yang diberikan Ulos Sijalo Bara, atau setara dengan itu dari pihak

parboru (pihak perempuan) dan yang diberikan kepada Amang martinodohon

dohot hasuton Bapak kakak atau beradik dengan hasuhuton Bolon. Jenis ulos

yaitu Ulos Ragi Sibolang, Ulos Ragi Hotang, dan Ulos lain yang menyesuaikan.

Unsur atau jabatan Todoan, mungkin hanya berlaku pada daerah Pahae-Silindung.

Ada motivasi tersendiri dari pemilihan Todoan pada urutan ini. Pasahathon Ulos

Todoan lebih kurang sama dengan Ulos Pamarai.

Sumber: berandabatak.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

62

5. Ulos Sihunti Ampang

Ulos Sihunti Ampang yang diberikan oleh namboru pihak perempuan dan yang

diberikan kepada Iboto/namboru pihak laki-laki dan. Jenis ulos terdiri dari Ulos

Ragi Hotang, Ulos Ragi Sibolang, Ulos Sadum, dan Ulos yang sesuai. Yang

menjabat Sihunti Ampang ialah ito kandung yang sudah menikah dalam adat. Jika

belum mempunyai ito yang pantas untuk Sihunti Ampang, boleh dari namboru

kandung (pihak laki-laki).

Ketika berangkat menuju rumah parboru (pihak perempuan) dialah yang

mengunti ampang yang berisi makanan adat untuk keperluan acara sibuha-buha i.

Urutan acara ini ialah manuruhon sibuha-buhai, pamasu-masuon, dialaman, lalu

marhata. Dari seluruh acara ini, yang perlu disoroti hanyalah acara marhata, yang

merupakan acara penyelesaian hak yang harus diterima dan menuaikan semua

yang harus diterima dan menunaikan semua yang harus diberikan oleh kedua

belah pihak.

Sumber: gethastag.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

63

Dalam pembahasan, dapat disimpulkan jika ada tahapan-tahapan yang

digunakan dalam memberi Ulos dalam konteks pernikahan. Hal ini tentu telah

menjadi norma dalam mangulosi dalam pernikahan. Tradisi ini telah muncul sejak

dulu sehingga secara keseluruhan mangulosi idealnya mengikuti yang sudah ada.

Jenis-jenis Ulos yang telah dideskripsikan secara tidak langsung menjadi

panduan aturan mangulosi dalam pernikahan Batak. Hal ini dimulai dengan Ulos

yang pertama diberikan hingga ulos terakhir. Tentu saja hal ini terikat dengan

makna-makna atau simbol yang ditujukan dalam suatu acara pernikahan dalam

masyarakat Batak Toba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

64

BAB IV

Pergeseran Nilai Ulos di Yogyakarta

A. Pergeseran Konsep Pernikahan Batak Toba

Perubahan pernikahan secara adat pada masyarakat Batak di Yogyakarta

mengalami perubahan ruang dan waktu misalnya yang dulunya membuat acara

adat di halaman rumah tapi sekarang hanya menggunakan gedung saja.

Penggunaan halaman rumah tempat pernikahan merupakan hal yang utama karena

acara diadakan langsung di rumah pengantin. Hal ini memudahkan untuk

mengundang tamu-tamu yang berada di sekita lingkungan rumah.

Perkembangan yang berjalan kemudian menuntut adanya perubahan tempat

pernikahan. Sigalingging dan Naibaho mengatakan bahwa hal ini dikarenakan

ruang halaman rumah masyarakat Batak tidak sama seperti yang dulu sehingga

tidak memiliki ruang yang cukup untuk lahan parkir, tempat tamu undangan, dan

tempat gondang. Hal inilah yang akhirnya membuat masyarakat Batak di

Yogyakarta memindahkan tempat menikah di gedung dekat gereja atau dikenal

dengan sopo godang.

Gedung Sopo Godang berfungsi sebagai gedung serba guna untuk

melaksanakan acara gereja mulai dari koor, latihan musik gereja, pernikahan, dan

lain-lain. Gedung ini menjadi salah satu bagian penting dalam gereja HKBP. Ini

dikarenakan efektivitas acara pernikahan Batak di gereja lalu dilanjutkan di

gedung ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

65

Sesuai perkembangan zaman, Sopo Godang tidak lagi selalu difungsikan untuk

acara pernikahan. Saat ini acara adat Batak termasuk pernikahan juga

dilaksanakan di gedung-gedung yang berada di Yogyakarta, misalkan gedung

Wanitatama, Auditorium Universitas Gajah Mada, hotel plaza Ambarukmo, dan

lain-lain.25

Dalam wawancara yang dilakukan kepada Naibaho, Sigalingging, dan

Sidamanik, saat ini ada perubahan trend penggunaan Sopo Godang sebagai tempat

penyelenggaraan acara adat. Menurut penuturan mereka kebanyakan orang Batak

di Yogyakarta sejauh acara-acara pernikahan yang mereka ikuti diadakan di

gedung-gedung yang berada di luar lingkungan gereja.

Dari pemaparan di atas, maka dapat digambarkan perubahan tempat pernikahan

dalam tradisi Batak. Awalnya penggunaan pekarangan atau halaman rumah lazim

digunakan. Lalu terjadi perubahan yang mana Sopo Godang menjadi acuan

tempat pernikahan. Hal ini memudahkan resepsi pernikahan setelah acara

pemberkatan. Perubahan ini saat ini mengutamakan gedung-gedung selain Sopo

Godang yang berada di luar gereja.

Jika merujuk pada teori yang ada, proses culture change yang terdapat pada

pelaksanaan pernikahan adat pada masyarakat Batak di Yogyakarta dapat

dikategorikan sebagai difusi intra-masyarakat atau inter-society diffusion

(Schrool, 1980).

25

Wawancara dengan K.kudadiri (Naibaho) pada tanggal 28 September

2016 di Jl. Dusun duwet rt 5 rw 33 sendangadi Mlati Kabupaten Sleman. 106B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

66

Penggunaan Gedung besar dalam acara pernikahan Batak Toba di Yogyakarta

dapat dilihat sebagai difusi intra masyarakat. Penggunaan Gedung yang pertama

kali digunakan sejak pendirian HKBP menjadi pedoman pertama jika pernikahan

tidak hanya biasa dilakukan di rumah saja, melainkan bisa di Gedung Sopo

Godang lalu berubah menjadi gedung-gedung selain Sopo Godang. Hal inilah

yang lambat laun menyebabkan perubahan tempat pernikahan masyarakat Batak

Toba di Yogyakarta.

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id.

Pergeseran lain yang terjadi pada upacara pernikahan adat Batak di Yogyakarta

adalah durasi. Dahulu acara adat Batak Toba dilaksanakan selama 7 hari bahkan

lebih, namun sekarang hanya dilangsung sehari jadi dan dibatasi sampai jam 6

sore harus sudah selesai.

Sigalingging menuturkan jika durasi pernikahan Batak di Yogyakarta

mengalami perubahan terkait durasi. Hal ini sebagai upaya meringkaskan atau

efisiensi acara pernikahan. Oleh karenanya, dibutuhkan adaptasi durasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

67

pernikahan Batak yang memang terkenal berlangsung dengan durasi yang lama.

Selain itu, masih menurut Sigalingging, perubahan ini terkait karena kesibukan

masyarakat atas tuntutan pekerjaan dan ekonomi. Hal ini turut menyebabkan

terjadinya efisiensi durasi pernikahan.

B. Perubahan Ulos dalam pernikahan Batak Toba Di Yogyakarta

Perubahan pernikahan Batak yang sebelumnya telah dibahas pada akhirnya

menyebabkan beberapa perubahan dalam pernikahan adat Batak itu sendiri. Hal

ini juga terjadi pada Ulos. Penggunaan Ulos di masyarakat Batak pun mengalami

beberapa perubahan. Selain itu, menurut Sigalingging, perubahan ini terkait

karena kesibukan masyarakat atas tuntutan pekerjaan dan ekonomi. Hal ini

menyebabkan terjadinya efisiensi durasi pernikahan.

1. Perubahan Konteks Pemakaian Ulos

Secara adat, pernikahan Batak telah menuntut beberapa hal mulai dari tata cara,

peralatan, makanan, dan pakaian. Terkait pakaian ini, penggunaan Ulos dalam

pernikahan dituntut sesuai dengan yang selama ini telah disepakati. Salah

pemakaian dalam subjudul ini bukan difokuskan pada cara memakai secara badan

atau fisik, melainkan perubahan pemahaman terkait pemakaian Ulos dalam suatu

acara pernikahan. Sebagai contoh, Baju Koko yang sebaiknya digunakan saat

ibadah atau perayaan Hari Besar, dipakai untuk berenang. Analisis Ulos di sini

pun terkait hal tersebut.

Culture change yang telah dibahas di atas pun terjadi dalam perubahan

pemakaian Ulos dalam acara pernikahan masyarakat Batak di Yogyakarta.

Perubahan pemakaian di sini bukan perubahan yang misalnya dulu digunakan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

68

badan saat ini digunakan di kepala. Perubahan ini meupakan perubahan konteks

pemakaian ulos. Sebagai contoh pemakaian Ulos di bawah ini.

a. Ulos aha ni hela

Sumber: Dokumentasi

Pemakaian Ulos ini idealnya dipakai saat acara pernikahan khususnya secara

pesta adat pernikahan. Pemakaian ini mengalami perubahan karena

ketidakpahaman pemakai terkait pemakaian Ulos yang tepat. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Naibaho, menurut penuturan Beliau kurang pahamnya

pemakai mengetahui akan Ulos. Kejadian ini pernah terjadi ketika acara pesta adat

Marga Naibaho khususnya pernikahan, misalkan satu contoh saudara dari

pengantin pria memberikan Ulos ini kepada pengantin laki-laki. Pemberi Ulos ini

idealnya sudah menikah. Tidak hanya memenuhi kriteria penikahan, pemberi Ulos

ini sudah melakukan proses mangadati pernikahan. Jika pemberi Ulos ini belum

memenuhi kriteria ini, tidak diperkenankan dalam pemberian Ulos Hela.

Dalam konteks di atas, kesalahan konteks pemakaian terlihat karena Ulos ini

hanya boleh diberikan atau dipakaikan ketika pasangan tersebut sudah melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

69

upacara pernikahan secara adat (mangadati). Karena hela dalam bahasa Indonesia

merupakan menantu, maka saat ini dipahami jika semua menantu boleh

memakainya. Padahal ini keliru. Kejadian tersebut bisa ditafsirkan sebagai

perubahan konteks pemakaian Ulos akibat kurangnya pengetahuan tentang Ulos.

Naibaho mengatakan, “Menurut saya karena kurangnya pengetahuan tentang

pemakaian, fungsi dan nilai Ulos tersebut sehingga mengalami perubahan”.

Damanik juga berpendapat jika perubahan karena kesalahpahaman yang

terjadi ini sangat sulit didokumentasikan. Ini sering terjadi di Yogyakarta. Akan

tetapi, untuk mendokumentasikan menjadi hal yang kurang pas karena akan

dianggap menganggu acara utama pernikahan. Selain itu, kebanyakan bagi para

ahli atau paham tentang Ulos menemukan kejadian tersebut dan para ahli tidak

berani menegur karena akan menimbulkan konflik pada acara tersebut dan

alasanya lainnya para ahli sudah memberi tahu namun pemakai atau pemberi tidak

meresponnya.26

b. Ulos Pamarai

Pemakaian Ulos ini idealnya dipakai saat acara pernikahan khususnya secara

pemberian Ulos antara pihak pengantin laki-laki dan perempuan pada acara adat

tersebut. Konteks pemakaian yang benar adalah Ulos ini diberikan oleh paman

dari pihak pengantin perempuan memberikannya kepada paman dari pengantin

pria. Marpaung mengatakan pemberian dan pemakian Ulos ini sering salah di

Yogyakarta karena terjadi kebalikannya. Hal inilah yang keliru. Pemakaian ini

26

Wawancara dengan Asan Damanik pada tanggal 19 Juli 2017 di

Universitas Sanata Dharma kampus III paingan Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

70

mengalami perubahan karena ketidakpahaman pemakai terkait pemakaian Ulos

yang tepat.

Sumber: dokumentasi

Marpaung menambahkan, “si pengguna Ulos tidak mengerti akan makna dan

nilai pemberian Ulos pada acara tersebut karena acara ini menggunakan adat

sehingga pemberian Ulos tersebut tidak akan tersampaikan makna dan nilai Ulos

itu”. Penuturan Marsinton Marpaung menandakan adanya perubahan konteks

pemakaian yang dilakukan pengguna Ulos karena kurang pahamnya arti dari

sebuah makna dan nilai Ulos. Kejadian ini pernah terjadi dibeberapa tempat yang

selama ini diikuti oleh Marpaung di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

71

c. Ulos Si Hunti Ampang

Sumber: Dokumentasi

Pemakaian Ulos ini idealnya dipakai saat acara pernikahan khususnya ketika

mau memasuki gedung acara yang berisi ampang yang terbuat dari rotan dan

memiliki bentuk persegi empat yang berisi daging atau ikan dan Ulos. Menurut

pernyataan Damanik adanya perubahan Sihunti ampang ini terjadi pada

ampangnya, menurut penuturan tersebut akibat dari lingkungan yang tidak

memadai misalkan ampang. Ampang terbuat dari rotan dan memiliki empat

persegi sedangkan ampang di Yogyakarta biasanya menggunakan bakul karena

ampang yang sebenarnya tidak ada di Yogyakarta. Damanik mengatakan

“Menurut saya, ketika memberikan Ulos pada acara pesta adat tidak

mengalami perubahan secara faktor internal (kesakralan makna dan nilai

Ulos) tapi kalau faktor ekternalnya ada karena itu disebabkan oleh

lingkungan dan biasanya itu dibuat keputusan bersama dan Jadi secara

keseluruhan dapat disimpulkan kalau perubahan secara internal tidak ada

tapi kalau secara ekternal itu ada akibat dari lingkungan yang kita

bertempat tinggal” (Damanik, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

72

Naibaho menambahkan jika beberapa proses pemberian Ulos ini keliru. Ulos

ini diberikan oleh Bibi dari pihak pengantin perempuan kepada Bibi pihak

pengantin pria. Beberapa acara adat pernikahan yang disaksikan beliau terjadi

perubahan konteks pemakaian. Ulos ini akhirnya disalahpahami pemakaiannya

karena ketidaktahuan si pemberi Ulos atau penyelenggara pernikahan.

2. Perubahan Fungsi Ulos

Perubahan Ulos ini tidak hanya berhubungan dengan pemakaian, melainkan

juga fungsi Ulos. Dalam pernikahan Batak, Ulos memang difokuskan fungsinya

sesuai dengan siapa pihak pemberi Ulos dan peran atau posisi mereka dalam acara

pernikahan tesebut.

Seperti yang sudah dituliskaan sebelumnya jika fungsi Ulos disesuaikan

dengan pihak pemberi Ulos dan penerima Ulos. Jika hal ini tidak sesuai maka

inilah yang dikategorikan sebagai perubahan fungsi Ulos. Perubahan fungsi Ulos

memang tidak sering terjadi di Yogyakarta. Perubahan fungsi Ulos yang paling

terlihat adalah penggantian Ulos dengan amplop atau Uang. Hal ini dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

Sumber: Dokumentasi Sitorus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

73

Pergeseran pernikahan adat Batak menurut narasumber juga mengatakan ada

yang berubah dalam pernikahan Batak di Yogyakarta. Menurut narasumber

wawancara Sigalingging mengatakan jika tidak ada perubahan pernikahan secara

konsep akan tetapi secara waktu, tempat dan juga pemakaiannya. Dalam hal ini

bisa disimpulkan di Yogyakarta tidak berubah karena masih menjunjung tinggi

nilai-nilai adat Batak di Yogyakarta akan tetapi adanya amplop dalam pernikahan

tidak menutup kemungkinan bahwa adanya pergeseran dalam Ulos.

Ulos yang digunakan sebagai fungsi sosial yaitu pemberian simbolis

kehormatan antara pihak perempuan kepada pihak pengantin pria berubah fungsi

menjadi simbol kado yang bisa diganti dengan uang (amplop). Marpaung

mengatakan, memang tidak banyak kejadian penggantian Ulos di Yogyakarta,

akan tetapi praktik penggantian Ulos pernah dialaminya. Penggantian Ulos inilah

yang dikategorikan sebagai perubahan fungsi Ulos.

Hal yang sama juga dialami oleh Sitorus (2017). Penggunaan amplop sebagai

peganti Ulos pernah dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan Ulos ataupun

karena agar acara tersebut ringkas dan cepat. Hal ini dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

74

Sumber : Dokumentasi Sitorus

Penggunaan amplop sebagai pengganti amplop memang hanya terjadi di

beberapa pernikahan saja. Akan tetapi, perubahan fungsi Ulos yang sifatnya pada

kebudayaan berubah menjadi sebatas uang atau amplop saja. Keberadaan inilah

yang juga menurut Naibaho, Damanik, dan Sigalingging terjadi karena

ketidaktahuan pemberi dan percepatan proses pernikahan saja.

3. Pergeseran Nilai Ulos.

Perubahan nilai Ulos mengalami beberapa perubahan, baik dari konteks

maupun fungsi. Perubahan ini sendiri memberitahu bahwa terjadi juga pergeseran

nilai Ulos. Pergeseran ini disebabkan ada perubahan baik dalam masyarakat itu

sendiri maupun dari tuntutan kehidupan di perantauan atau di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

75

Hal ini pun ditambahkan Narasumber Marpaung. Beliau menambahkan bahwa

Ulos di Yogyakarta juga mengalami perubahan karena salah menerapkan

penggunaan Ulos dan hanya ikut-ikutan saja. Kasus ini banyak terjadi pada

pernikahan adat Batak di Yogyakarta sehingga perubahan tersebut berulang-ulang

terjadi di setiap pernikahan adat Batak.

Damanik menuturkan, untuk generasi sekarang banyak tidak mengetahui

perubahan nilai Ulos itu terjadi karena ketidakpedulian akan budaya Batak yang

sudah dari dulu dimilik oleh masyarakat. Lingkungan dan zaman yang

mempengaruhi perubahan itu terjadi untuk saat ini sehingga generasi sekarang

kurang meminati untuk mempelajari adat budaya Batak.

Contoh lainnya dijelaskan oleh Naibaho. Naibaho sebagai salah satu orang

yang dituakan di punguan (paguyuban) marga Naibaho mencontohkan perubahan

Ulos Batak. Salah satu contohnya adalah nama Ulos awalnya Ulos ragi idup yang

sekarang berganti nama menjadi Ulos Pansamot kemudian Ulos Ragi Hotang

sekarang menjadi Ulos pamarai Ulos todoan dan terakhir Ulos Sadum yang

berasal dari simanlugun dan karo namun saat ini masyarakat Batak toba

memasuki Ulos sadum dalam acara adat pernikahan.

Hal ini juga memperkuat perubahan itu terjadi menurut pernyataan Naibaho,

faktor perubahan ini terjadi akibat dari pengaruh jaman. Masuknya teknologi juga

mempengaruhi perubahan Ulos itu sendiri karena Ulos sekarang kebanyakan yang

beredar saat ini terbuat dari mesin bukan dari tenun, seandainya adapun dari tenun

itu hanya beberapa bagian. Ulos yang terbuat dari mesin mempengaruhi beberapa

faktor yaitu faktor dari tahan lamanya Ulos, harga terjangkau dan kualitas Ulos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

76

yang dibuat dari mesin biasanya dipakai terasa panas dan yang terpenting Ulos

yang dibuat oleh mesin tidak mempunyai nilai dan makna ke sakralan Ulos. Hal

ini juga memperkuat bahwa nilai Ulos mengalami perubahan akibat dari berbagai

faktor yaitu masuknya teknologi, beragamnya warna Ulos dll.

Naibaho mengatakan “Perubahan itu disebabkan adanya keinginan bersama

karena untuk mendapatkan persetujuan tersebut terlebih dahulu dimusyawarahkan

bersama-sama sehingga hasil keputusan tersebut diambil secara bersama-sama

dan perubahan tersebut disepakati bersama-sama. Hal lain yang menyebabkan

perubahan itu munculnya teknogi (Ulos mesin) dan beragamnya warna Ulos yang

berkembang saat ini. Ulos yang dahulu memiliki tiga warna sekarang sudah lebih

dari tiga warna dengan alasanya munculnya beragam warna Ulos ingin membuat

Ulos tersebut semakin indah di lihat.”

Naibaho menambahkan “Menurut saya ada karena ada beberapa kejadian di

acara adat orang salah pemakaian Ulos sehingga kalau dipakai sudah tidak

memiliki makna dan nilai atau sudah beda makna Ulos bagi si pengguna Ulos.

Nilai juga ada karena nilai ke sakralan Ulos sudah mulai memudar akibat dari

Ulos yang terbuat dari mesin bukan tenunan.”

Hasil wawancara dari Naibaho di atas merupakan salah satu perubahan budaya

culture change yang ada dalam masyarakat Batak di Yogyakarta. Jika merujuk

pada teori, maka ini disebut Difusi Intra-Masyarakat. Schrool menjelaskan bahwa

Proses difusi ini biasanya dimulai pada waktu ada suatu penemuan baru itu akan

merupakan suatu unsur kebudayaan baru yang sebelum dipakai oleh semua orang

dalam masyarakat, tentu harus diperkenalkan dan disebarkan dahulu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

77

masyarakat dari individu ke individu. Suatu pengertian yang mendalam tentang

jalannya proses-proses difusi intra-masyarakat itu, penting antara lain untuk ahli-

ahli propaganda yang bertugas menyiarkan penemuan-penemuan baru, konsepsi-

konsepsi baru, atau barang-barang dagangan yang baru, konsepsi-konsepsi baru,

atau barang-barang dagangan yang baru, seluas-luasnya.

Dari konsep di atas, maka dapat dlihat ada perubahan konsep baru di beberapa

data tentang Ulos. Konsep-konsep baru inilah yang bukan membawa Ulos pada

pemaknaan nilai yang baru dan baik melainkan hal-hal ekonomi membuat Ulos

kehilangan nilainya. Para narasumber telah menggarisbawahi jika konsep dan

nilai baru Ulos yang hanya dipandang sebagai objek tanpa nilai dan fungsi

membuat kesalahapahaman yang terjadi terus diperlihara. Oleh karennya secara

sadar dan tidak sadar, terjadi difusi intra masyarakat Batak yang berujung pada

efiensi, ekonomi, dan ringkasnya suatu adat. Dengan perlahan inilah yang

membuat nilai Ulos bergeser.

Keterlibatan ekonomi, jika melihat teori modernisasi disebabkan oleh faktor

daya tarik ekonomi kota. Hal ini tidak heran mengingat masyarakat Batak Toba

yang berasal dari daerah lalu dituntut dengan kehidupan perkotaan di Yogyakarta.

Oleh karenanya, Nilai Ulos yang bersifat simbol nilai kehidupan masyarakat

Batak bergeser menjadi Ulos yang memenuhi industri teksil saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

78

BAB V

PENUTUP

Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera, yang

perjalanan sejarahnya terentang jauh sebelum terbentuknya provinsi ini. Suku

Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba,

suku Batak Angkola, suku Batak Karo, suku Batak Mandailing, suku Batak

Pakpak, dan suku Batak Simalungun.

Suku Batak Toba merupakan suku yang terkenal dengan aktivitas

merantauanya. Adanya konsep Hagabeon (kesejahteraan), Hasangapon

(kehormartan), dan Hamoraon (kekayaan) dalam budaya Batak menjadi dasar

utama suku Batak (terutama Batak Toba) untuk merantau keluar dari kampung

halaman. Faktor geografis di daerah asal suku Batak yang kurang subur di

sekitaran pulau Samosir membuat masyarakat Batak Toba lebih memilih

merantau meninggalkan kampung halaman.

Sejarah Batak Toba di Yogyakarta dapat dilihat dari sejarah gereja HKBP

Yogykarta dan keberadaan beberapa komunitas Batak di Yogyakarta. Gereja

HKBP Yogyakarta berdiri sejak 6 April 1946 dan tetap bertahan hingga sekarang.

Dalam hal ini, salah satu bukti orang Batak sudah berada di yogyakarta didirikan

gereja HKBP. Dapat disimpulkan orang Batak masuk ke Yogyakarta sebelum

berdirinya gereja HKBP. Pendirian gereja HKBP menjadi momentum akan

pengakuan keberadaan masyarakat Batak Toba di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

79

Selain Gereja HKBP, keberadaan masyarakat Batak Toba dapat dilihat dari

keberadaan kelompok marga di Yogyakarta. Kelompok marga Batak ini sudah

ada sejak tahun 1970’an. Hal ini dituturkan oleh narasumber. Selain kelompok

marga, terdapat juga komunitas mahasiswa Batak Yogyakarta yang ada di

Kampus-kampus. Komunitas mahasiswa Batak Toba ada di Universitas Sanata

Dharma yang dikenal dengan Sada Pardomuan didirikan sejak 1997. Universitas

Atmajaya Yogyakarta juga memiliki komunitas mahasiswa Batak yang bernama

Permaba yang didirikan sejak 1997.

Dalam konteks budaya etnik Batak, pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk

menghangatkan badan, tetapi kini Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal

lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Ulos tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan orang Batak. Setiap Ulos mempunyai sifat, keadaan, fungsi dan

hubungan dengan hal atau benda tertentu.

Dalam pandangan suku Batak da tiga unsur yang mendasarkan dalam

kehidupan manusia yaitu: darah, nafas, dan panas. Dua unsur terdahulu adalah

pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian. Panas yang

diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin dipemukiman

suku Batak, terutama di waktu malam.

Dalam upacara adat, konsep adat memiliki peranan penting, dalam bentuk

ritual dan sarana adat. Sebagai contoh penggunaan kain Ulos sebagai sarana adat

dalam upacara pernikahan. Ulos tidak hanya digunakan sebagai sarana adat tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

80

memiliki makna sebagai bentuk perwujudan dari hubungan kekerabatan baru

antara dua keluarga yang berbentuk dari ikatan pernikahan.

Dalam upacara pernikahan, Ulos tidak hanya digunakan sebagai busana

tradisional namun juga sebagai sarana ritual. Dengan kata lain, Ulos digunakan

sebagai identifikasi identitas etnis Batak. Kain Ulos menunjukkan harapan

keberuntungan dan kebahagiaan pasangan yang baru menikah serta membentuk

hubungan kekerabatan kedua keluarga. Pemberian kain Ulos merupakan momen

utama dalam pernikahan karena menjadi sarana keluarga untuk memberi doa dan

harapan bagi pasangan baru.

Prosesi pemberian kain Ulos tidak diberikan begitu saja. Ulos diberikan dengan

cara diselimutkan ke pasangan pengantin untuk menyatukan mereka. biasanya

prosesi pemberian Ulos juga disertai dengan doa restu (Pasu-pasu). Kain Ulos

merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Batak Toba.

Fungsi Ulos pada masa kini dapat lebih bersifat multifungsional. Artinya

penggunaa Ulos tidak hanya terbatas pada satu aspek saja, namun meliputi

beberapa aspek fungsional lainnya. Sebagai contoh, Ulos tidak hanya dipakai

dalam upacara adat Batak Toba saja, namun bisa dipakai dalam segi ekonomi,

seperti jual beli, fashion, sampai aspek religi yang dihubungkan dengan

kepercayaan kepada yang Kuasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

81

Ulos mengalami banyak perubahan tempat, perkembangan manusia, dan

tuntutan zaman. Salah satu contoh yaitu Yogyakarta, orang Batak di Yogyakarta,

Ulos untuk saat ini tidak lagi identik dengan 3 unsur dasar warna Ulos batak

(merah, putih, hitam) akibat dari perubahan zaman sekarang terlalu banyak warna

yang dibuat misalkan warna ungu, emas, biru dan lain-lain karena untuk saat ini

Ulos yang dibuat memiliki banyak warna sehingga yang membeli Ulos lebih

kelihatan bagus dengan warna yang diminta. Ulos yang memiliki banyak warna

ini menjadikan pebisnis Ulos menjadi lebih banyak.

Di Yogyakarta terjadi perubahan Ulos. Perubahan ini dapat dilihat dari

perubahan konteks pemakaian Ulos dan perubahan fungsi Ulos. Kedua hal inilah

yang menyebabkan pergeseran nilai Ulos Batak. Pergeseran inilah yang terjadi di

acara pernikahan Batak di Yogyakarta.

Saran

Penelitian ini bisa diteliti dengan pendekatan lain, pembahasan terkait Ulos

dapat dilihat secara desain. Hal ini disebabkan desain dan pewarnaan Ulos yang

cukup bervariatif. Selain itu terkait dengan pergeseran nilai Ulos bisa diteliti

dalam masyarakat Batak Toba di daerah rantau khususnya di desa-desa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

82

DAFTAR PUSTAKA

Adonis,T dkk. 1993. Perkawinan Adat Batak Di Kota Besar. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1978. Adat dan

Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Utara. Departemen

pendidikan dan kebudayaan: Jakarta.

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak. Bumi Aksara: Jakarta.

Hutagaol, Ronald. 2013. “Penerapan Tradisi Batak Toba Di Yogyakarta: Studi

Deskriptif Penerapan Tradisi Martarombo dalam Komunikasi

Anak Muda Perantauan Suku Batak Toba di Yogyakarta”.

Skripsi. Universitas Gajah Mada (UGM): Yogyakarta.

Irianto, S. 2005. Perempuan DI Antara Berbagai Pilihan Hukum, Yayasan Obor

Indonesia: Jakarta.

Koentjaraningrat. 1974. Pengantar Antropologi. Aksara Baru: Jakarta.

______________ 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru: Jakarta.

Kuntowijoto. 2003. Pengantar Ilmu Sejarah Edisi ke-2. Tiara Wacana:

Yogyakarta.

___________ 2013. Pengantar Ilmu Sejarah Edisi Baru Cetakan Ke-I.

Yogyakarta : Pt. Tiara Wacana Yogya

Muhammad. Takari. 2009. “Ulos dan Sejenisnya dalam Budaya Batak di

Sumatera Utara: Makna, Fungsi, dan Teknologi”. Universitas

Sumatera Utara (USU): Medan.

Nurhalimah. 2015. “Upaya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Dalam Menyelenggarakan Kegiatan Bidang Kebudayaan Di

Kabupaten Nunukan”. Universitas Mulawarman. Kalimantan

Timur.

Pardede,B.T, dkk. 1981. Bahasa Tutur Perhataan dalam Upacara Adat Batak

Toba. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Pardosi, J. 2008. “Makna Simbolik Umpasa, Snamot, dan Ulos pada Adat

Perkawinan Batak Toba”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra:

USU.

Schrool, J.W. 1980. Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-

negara Sedang Berkembang. Gremedia: Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

83

Simanjuntak, B.A 2010. Orang-Orang Yang Dipaksa Kalah: Penguasa dan

Aparat Keamanan Milik Siapa?. 2010. Obor Indonesia:

Jakarta.

________________ 2006. Struktur Sosial dan Politik Batak Toba hingga 1946:

Suatu pendekatan Atropologi Budaya dan Politik, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Sitompul,R.H.P. 2013. Ulos Batak ; Tempo Dulu – Masa Kini. KERABAT:

Jakarta.

Situmorang, S. 2004. Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-

XX, Jakarta: Komunitas Bambu.

Vergouwen, J. C. 1985. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Pustaka

Azet:Jakarta.

Website:

M, Simandalahi. 2016. Kamus Batak. Dilansir dari www.kamusbatak.com diakses

pada tanggal 15 Desember 2016, pukul 14.43 Wib.

Wawancara

Jhonson Sigalingging. Bertempat tinggal di Jl. Karanglo RT 02 RW 02 Nomor 20

Purwomartani Kabupaten Sleman. Diwawancarai pada tanggal 14 september

2016, pada pukul 14.00 Wib

Marsinton Marpaung. Bertempat tinggal di Jl. Ngampilan No.1/64, Rt 03 Rw 01.

Diwawancarai pada tanggal 16 September 2016, pada pukul jam 18.00 Wib

K. Kudadiri (Naibaho). Bertempat tinggal di Jl. Dusun duwet rt 5 rw 33

sendangadi Mlati Kabupaten Sleman. 106B. Diwawancarai pada tanggal 28

september 2016, pada pukul 16.00 Wib

Dandi Kristian Tarigan. Bertempat tinggal di Amunasa Regency II blok C.6

wedomartani Ngemplak Yogyakarta. Diwawancarai pada tanggal 18 Juli 2017,

pada pukul 15.00 Wib

Prof. Asan Damanik. Bertempat tinggal di Jl. Perumahan Kopri UPN, Sambiroto

Purwomartani, Kalasan, blok f.40. diwawancarai pada tanggal 19 Juli 2017, pada

pukul 15.00 Wib

Daniel Rimbang Simbolon bertempat tinggal di Jl. Arjuna rt 06 rw 10 no. 58

Pugeran. Diwawancarai pada tanggal 20 juli 2017, pada pukul 13.00 Wib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

84

LAMPIRAN

Lampiran Hasil Wawancara

I. Identitas Narasumber

A. Nama : Jonson Sigalingging, S.E

B. Usia : 48 Tahun

C. Agama : Kristen Protestan

D. Pekerjaan : Majelis HKBP (Sintua)

E. Status Punguan : 2 kali periode Ketua Parna, Sekretaris Naimarata

(Pasaribu, Lubis, Limbong, Sagala, Malau, Manik, Ambarita, dll), Wakil

Ketua Raja Sitepang (Sitanggang, Sigalingging, Manihuruk, Sidauruk),

ketua dewan kononia (Gereja), persekutuan yaitu daerah Kalasan,

Purwomartani dan Maguwoharjo, sekretaris Parna 2 periode.

F. Alamat : Jl. Karanglo RT 02 RW 02 Nomor 20 Purwomartani

Kabupaten Sleman.

G. Cp : 0812 1598 071

Pertanyaan

A. Pewawancara : Sejak Kapan Pindah Ke Yogyakarta?

Narasumber : Januari 1996.

B. Pewawancara : Alasan pindah ke Yogyakarta?

Narasumber : Mencari pekerjaan dan mempunyai saudara di

Yogyakarta.

C. Pewawancara : Selama sekian tahun, pernah pindah ke luar Yogyakarta?

Narasumber : Tidak pernah.

D. Pewawancara :Bagaimana kehidupan masyarakat Batak dulu di

Yogyakarta (punguan)?

Narasumber : Harmonis, masih menjaga nilai-nilai sosial adat Batak

dalam adat istiadat

E. Pewawancara : Menurut Bapak, semakin banyak tidak masyarakat Batak

di Yogyakarta?

Narasumber : Masyarakat Batak di Yogyakarta semakin banyak datang

dari luar Yogyakarta kurang lebih 1000 KK.

F. Pewawancara : Mengapa semakin banyak?

Narasumber : Karena disamping pekerjaan, pernah sekolah di

Yogyakarta, mencari penghidupan lebih layak, dapat jodoh di Yogyakarta.

G. Pewawancara : Apa yang membedakan orang Batak di Yogyakarta dulu

dengan yang sekarang?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

85

Narasumber : Masyarakat Batak dulu adat Batak masih kental budaya

dan kalau Masyarakat Batak sekarang berkurang daya tarik masyarakat

Batak untuk mengenal adat Batak , semakin menurun : bahasa, kurangnya

pendidikan dan pergaulan.

H. Pewawancara : Apa yang membedakan masyarakat Batak di Yogyakarta

dengan masyarakat Batak Toba (Tobasa)?

Narasumber : Kemajuan zaman mempengaruhi perbedaan masyarakat

Batak di Yogyakarta dengan di Tobasa (Toba), misalkan kota cenderug

sifatnya akademis sedangkan di Tobasa (Toba) cenderung kental budaya

dan logat bahasa.

I. Pewawancara : Apakah perubahan atau pergeseran Batak di Yogyakarta

terjadi dalam acara pernikahan?

Narasumber : Secara pernikahan : waktu (penghematan waktu), jumlah

undangan dan acara pernikahan (di Yogyakarta ada resepsi selanjutnya

pernikahan adat sedangkan di Tobasa tidak ada resepsi langsung adat

pernikahan), juru bicara atau raja parhata (juru bicaranya tidak ribet di

Yogyakarta sedangkan di Toba masih cenderung berubah karena dianggap

ribet mulai dari acara hingga selesai acara hingga memakan waktu yang

panjang)

J. Pewawancara : Mengapa ada perubahan, alasan perubahan?

Narasumber : Masalah waktu Tobasa bisa memakan waktu panjang

yaitu sampai jam 10 malam selesai acara adatnya kalau di Yogyakarta

sekitar jam 6 malam sudah selesai, pemberian Ulos juru bicara atau raja

parhata di Tobasa lebih dari satu juru bicara jadi memakan waktu yang

panjang kalau di Yogyakarta hanya satu orang juru bicaranya jadi tidak

memakan waktu panjang, masalah panjambar atau pemberi jambar (ikan

atau daging babi) di Tobasa harus di beritahu satu per satu keluarga yang

mendapatkan, kalau di Yogyakarta diberikan ke pihak boru (pihak wanita)

dan lebih dipersempit atau diperwakilkan pemberian jambar tidak

memakan waktu lama,pemberian tuppak atau sinamot (pemberian

sumbangan berupa uang) di Tobasa harus mengikuti tata cara misalkan

pemberian tuppak atau sinamot dulu baru jambar sedangkan kalau di

yogyakarta bisa bersamaan sehingga praktis atau lebih cepat, masalah

pangandaion (pihak laki-laki lebih mengenal pihak wanita) di Tobasa

pemberian pihak laki-laki ke wanita harus di beritahu satu persatu mulai

dari tulang ito namboru amanguda sedangkan di Yogyakarta langsung

diwakilkan tanpa memberitahu satu persatu.

K. Pewawancara : Hal-hal yang menyebabkan perubahan?

Narasumber : Hal-hal yang menyebabkan perubahan tersebut masalah

waktu, dimana waktu untuk saat ini penting bagi masyarakat yang bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

86

sehingga untuk mempersingkat waktu agar tidak memakan waktu lama

maka perubahan tersebut diberlakukan dalam konteks teknis pernikahan

adat Batak di Yogyakarta ini.

L. Pewawancara : Apa dampak perubahan dalam acara adat Batak?

Narasumber : Ada perubahan tapi secara prinsip tidak ada perubahan.

Secara prinsip sama nilainya, namun manfaat waktu dipersingkat tetapi

makna adat dan nilain budayanya tersampaikan. Dan tidak menganggu

waktu pada saat pesta misalkan tamu undangan. Secara kesimpulan nilai

tradisi tidak boleh hilang namun secara teknis waktu memang

dipersingkat. Paulak une dan tingkir tangga di huta pelaksanaan dilain

waktu atau yang akan datang sedangkan di Yogyakarta menjadi satu hari

dalam acara pernikahan adat tersebut. Sibubuhai, greja, resepsi, adat, adat

naggok, paulak une, dan tingkir tangga (acara adat pernikahan adat Batak).

Untuk saat ini perubahan dalam konteks waktu semakin baik karena tidak

menganggu waktu bekerja.

M. Pewawancara : Dalam kaitan dengan Ulos, adakah perubahan aturan?

Narasumber : Dalam kaitan Ulos di Yogyakarta pemberian Ulos masih

menggunakan Ulos sendiri sedangkan di Jakarta ada beberapa orang

memberi Ulos dengan uang,biasanya memberi Ulos yaitu: Hula-hula

Tulang bona tulang tulang robot baik dari laki-laki maupun perempuan.

Tidak ada perubahan pemberian Ulos pada acara pernikahan.

Selama 20 tahun di Yogyakarta, pada tahun 2000 mulai mengikuti acara

pernikahan adat batak, namun menurut saya untuk saat ini ada perubahan

lebih baik dalam acara adat karena dulu misalkan protokol pembicara adat

lebih dari satu sedangkan sekarang cukup satu saja sudah cukup dan

biasanya teks protocol diambil dari luar Yogyakarta karena sekarang lebih

banyak memahami adat batak. Makna pemberian Ulos, panjang umur,

renda-rendan (banyak anak dan rejeki), memberikan kehangatan dalam

berumah tangga. Ulos merupakan Ulos. Sebelum memberikan Ulos harus

memberi nasehat-nasehat dan pepatah.

Pewawancara : Ada pernah lihat di pernikahan Ulos diganti dengan

amplop?

Narasumber : Pernah. Ya, mungkin supaya ringkas dan cepat saja.

N. Pewawancara : Dalam kaitannya dengan ulos, adakah perubahan makna

atau nilai?

Narasumber : Menurut saya, untuk perubahan makna dan nilai tidak ada,

namun secara teknis ada perubahan misalkan waktu dan tempat.

O. Pewawancara : Mengapa nilai ulos berubah?

Narasumber : Di Yogyakarta tidak ada bergeser nilai Ulos tersebut

namun secara teknis kegiatan yang berubah sedangkan di Jakarta mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

87

ada perubahan karena hanya orang terdekat memberikan Ulos sedangkan

yang tidak dekat memberikan Uang, alasanya perubahan tersebut karena

kalau semua memberikan Ulos akan memakan waktu yang lama.

II. Identitas Narasumber

A. Nama : Marsinton Marpaung.

B. Usia : 51 Tahun.

C. Agama : Kristen Protestan.

D. Pekerjaan : Wiraswasta.

E. Status Punguan : Anggota dan koordinasi Wilayah.

F. Alamat : Ngampilan No.1/64, Rt 03 Rw 01

G. CP : 081 392 191 220

Pertanyaan

A. Pewawancara : Sejak kapan pindah ke Yogyakarta?

Narasumber : Dari tahun 1991 hingga sekarang

B. Pewawancara : Alasan Pindah ke Yogyakarta?

Narasumber : Karena Pekerjaan

C. Pewawancara : Selama sekian tahun, pernah pindah ke luar Yogyakarta?

Narasumber : Tidak Pernah

D. Pewawancara : Bagaimana kehidupan masyarakat Batak dulu di

Yogyakarta (punguan)?

Narasumber : Kehidupan punguan keharmonisannya baik, karena

punguan itu yang menyatukan keharmonisan keluarga Batak yang berada

di Yogyakata.

E. Pewawancara : Menurut Bapak, semakin banyak tidak masyarakat Batak

di Yogyakarta?

Narasumber : Menurut saya semakin banyak orang batak kurang lebih

400an kk yang berada di Yogyakarta.

F. Pewawancara : Mengapa semakin banyak?

Narasumber : Karena pensiun, pendidikan, kehidupan lebih nyaman,

ekonomi buat kehidupan lebih murah dibandingkan di Batak Toba

G. Pewawancara : Apa yang membedakan orang Batak di Yogyakarta dulu

dengan yang sekarang?

Narasumber : Menurut saya, tidak ada beda dan semua sama saja.

H. Pewawancara :Apa yang membedakan masyarakat Batak di Yogyakarta

dengan masyarakat Batak Toba (Tobasa)?

Narasumber : Menurut saya sama saja tidak ada perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

88

I. Pewawancara : Apakah perubahan atau pergeseran Batak di Yogyakarta

terjadi dalam acara pernikahan?

Narasumber : Menurut saya Pergeseran adat tidak ada, kalau salah

menerapkan ada.

J. Pewawancara : Mengapa ada perubahan, alasan perubahan?

Narasumber : Menurut saya kalau berkaitan dengan salah menerapkan

karena si pengguna Ulos tidak mengerti makanya terjadi salah penerapan

pemakaian Ulos.

K. Pewawancara : Hal-hal yang menyebabkan perubahan?

Narasumber : Kurangnya pengetahuan akan nilai Ulos dan tidak berani

bertanya terhadap orang yang ahli dalam adat.

L. Pewawancara : Apa dampak perubahan dalam acara adat Batak?

Narasumber : Tidak ada dampak perubahan dalam acara adat.

M. Pewawancara : Dalam kaitan dengan Ulos, adakah perubahan aturan?

Narasumber : Menurut saya, ada tapi tergantung orang yang

mengadakan acara adat tersebut misalkan jumlah Ulos dikurangi.

Dijakarta dipatok (diberikan saat pesta adat ada 17 ulos yang diberikan)

kalau diyogya sudah ada beberapa menerapkan tersebut tapi tergantung

pihak keluarga. Tapi kalau di Yogyakarta masih menggunakan sistem

ganjil yaitu mulai dari 7 hingga seterusnya.

N. Pewawancara : Dalam kaitannya dengan ulos, adakah perubahan makna

atau nilai?

Narasumber : Menurut saya, kalau dibilang perubahan tidak ada maupun

bergeser yang ada hanya salah menerapkan saja sehingga dapat dikatakan

kuantitas yang bergeser bukan kualitas yang bergeser.

O. Pewawancara : Mengapa nilai ulos berubah?

Narasumber : Tidak ada berubah.

III. Identitas Narasumber

A. Nama : K. Kudadiri (Naibaho).

B. Usia : 65 Tahun.

C. Agama : Khatolik.

D. Pekerjaan : Pensiunan PNS.

E. Status Punguan :Punguan Raja Holoan, Parna, Naimarata,

Silahisabungan, dan Raja si Teppang.

F. Alamat : Jl. Dusun duwet rt 5 rw 33 sendangadi melati

sleman. 106B

G. CP : 0817 266 842

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

89

Pertanyaan.

A. Pewawancara : Sejak kapan pindah ke Yogyakarta?

Narasumber : Awalnya merantau di Jakarta pada tahun 1976-

1986, namun kalau di Yogyakarta pada tahun 1986 sampai

sekarang.

B. Pewawancara : Alasan Pindah ke Yogyakarta?

Narasumber : Dapat kerja di Yogyakarta sebagai PNS sampai

sekarang menikmati masa pensiunan.

C. Pewawancara : Selama sekian tahun, pernah pindah ke luar

Yogyakarta?

Narasumber : Pernah yaitu di Jakarta pada tahun 1976-1986.

D. Pewawancara : Bagaimana kehidupan masyarakat Batak dulu di

Yogyakarta (punguan)?

Narasumber : Sudah banyak perubahan tentang pola berpikir

terutama dalam hal adat istiadat dan banyak orang batak yang

merantau ke Yogyakarta yang sebelumnya mengerti budaya batak

setelah di Yogyakarta banyak mengerti budaya adat batak (bahasa).

Dasarnya Batak dalihan na tolu (hula-hula, anak, boru). Dalihan na

tolu (UDD batak) tidak bisa berubah.

E. Pewawancara : Menurut Bapak, semakin banyak tidak masyarakat

Batak di Yogyakarta?

Narasumber : Menurut saya, kira-kira ratusan KK orang Batak

bertempat tinggal di Yogyakarta.

F. Pewawancara : Mengapa semakin banyak?

Narasumber : Di Yogyakarta bagi orang batak kota bertempat

tinggal semasa pensiunan. Relatif murah kehidupannya dan

nyaman lingkungannya. Alasanya faktor pekerjaan, pendidikan,

dan kehidupan lebih layak.

G. Pewawancara : Apa yang membedakan orang Batak di Yogyakarta

dulu dengan yang sekarang?

Narasumber : Perubahan dulu-sekarang, orang batak identik

dengan merantau karena dasarnya menuntut ilmu, terkenal dengan

merantau, kemiskinan. Menuntut diri lebih maju bukan di kampung

tidak akan maju, ikut-ikutan.”Mangolu na mate berangkat

(Nekat)”.

H. Pewawancara : Apa yang membedakan masyarakat Batak di

Yogyakarta dengan masyarakat Batak Toba (Tobasa)?

Narasumber : Batak Yogyakarta dan Batak Toba, pola pikir yang

berbeda tapi tujuan hidup sama. Pola pikir dalam acara lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

90

singkat dan menyampai nilai dan makna ulos tersampaikan kalau

toba lebih lama dan menyampaikan nilai dan makna ulos

tersampaikan juga. Tujuannya sama.

I. Pewawancara : Apakah perubahan atau pergeseran Batak di

Yogyakarta terjadi dalam acara pernikahan?

Narasumber : Kesimpulannya tidak ada perubahan dalam

pergeseran nilai Ulos dalam pernikahan adat batak, namun secara

teknis ada karena bertujuan untuk mepersingkat waktu dan acara.

“Ommputa marjolo, martukot sialagundi

Adat na pinukka na parjolo, di ihutton na parpudi”.

Menurut saya Ulos pada zaman dulu fungsi Ulos merupakan untuk

menghangatkan tubuh, semakin berkembang dan hingga sakral

dalam adat batak. Ulos Batak itu ada 7 ulos yaituUlos pansamot

(ulos dari bapak laki-laki), Ulos hela, Ulos pamarai (kalau bapatua

tidak ada amangudanya boleh), dan Ulos sihutiappang naopat:

sebelum (4 yang menerima/ pokok : pangarai (bapatua atau

amanguda, sihutiappang (boru hasuhuton atau namboru), aha ni

hela, namboru. Kalau di Yogyakarta memberi ulos selalu ganjil (7,

9, 11, dll) sedangkan di medan ada beberapa tempat memberi ulos

genap, mulai dari 6,8,10, dll.

Pewawancara : Di Yogyakarta pernah ada yang memberikan Ulos

dengan menggantinya dengan amplop?

Narasumber : Adalah beberapa kali.

J. Pewawancara : Mengapa ada perubahan, alasan perubahan?

Narasumber : Perubahan itu disebabkan adanya keinginan

bersama karena untuk mendapatkan persetujuan tersebut terlebih

dahulu dimusyawarahkan bersama-sama sehingga hasil keputusan

tersebut diambil secara bersama-sama dan perubahan tersebut

disepakati bersama-sama.

K. Pewawancara : Hal-hal yang menyebabkan perubahan?

Narasumber :Kekerabatan dan kebersamaan lebih menonjol

L. Pewawancara : Apa dampak perubahan dalam acara adat Batak?

Narasumber : Dampak perubahan secra teknis dan ikut-ikutan

M. Pewawancara : Dalam kaitan dengan Ulos, adakah perubahan

aturan?

Narasumber : Menurut saya, tidak ada perubahan kalau dibilang

ke sakralannya sudah mulai memudar nilai ke sakralannya.

N. Pewawancara : Dalam kaitannya dengan ulos, adakah perubahan

makna atau nilai?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

91

Narasumber : Menurut saya, ada karena ada beberapa kejadian

di acara adat orang salah pemakaian Ulos sehingga kalau dipakai

sudah tidak memiliki makna dan nilai atau sudah beda makna Ulos

bagi si pengguna Ulos. Nilai juga ada karena nilai ke sakralan Ulos

sudah mulai memudar akibat dari Ulos yang terbuat dari mesin

bukan tenunan.

O. Pewawancara : Mengapa nilai ulos berubah?

Narasumber : Menurut saya karena kurangnya pengetahuan

tentang makna dan nilai Ulos tersebut sehingga mengalami

perubahan.

IV. Identitas Narasumber

A. Nama : Dandi Kristian Tarigan

B. Usia : 19 tahun

C. Jabatan : Ketua komunitas Sada Pardomuan Sanata dharma tahun

2017/2018

D. Profesi : Mahasiswa

E. Alamat : Perumahan Amunas Regency II blok C no 6

F. CP : 082 339 165 457

G. Email : [email protected]

Pertanyaan

A. Pewawancara : Sejak Kapan Anda di Yogyakarta?

Narasumber : Ketika saya pertama kali kuliah tahun 2016

B. Pewawancara : Dalam rangka apa datang ke Yogyakarta?

Narasumber : kuliah

C. Pewawancara :Ikut Punguan atau Komunitas Batak di

Yogyakarta?

Narasumber : Saya mengikuti dua komunitas di Yogyakarta

yaitu Sada Pardomuan di Sanata Dharma dan komunitas Batak Karo di

Yogyakarta.

D. Pewawancara : Kapan Punguan itu berdiri?

Narasumber : Dibentuk sejak 1997 punguan Sada Pardomuan

Sadhar

E. Pewawancara : Menurut anda, apa tujuan terbentuknya punguan

tersebut?

Narasumber : Menurut saya, tujuan yang utama untuk

mengumpulkan mahasiswa Batak yang berada di Universitas Sanata

Dharma dan menjalin silahturahmi sesama Batak, kekerabatan dan

kekeluargaan. Saling mengingatkan akan budaya Batak yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

92

selalu ditanam dalam dirinya sendiri, dan saling membantu sesama

mahasiswa Batak yang mengalami kekurangan materi.

F. Pewawancara : Berapa Jumlah anggota dalam punguan atau

komunitas?

Narasumber : Untuk saat ini pengurus inti ada 8 orang tapi kalau

di totalkan 100 orang Batak yang ada di Sanata Dharma.

G. Pewawancara : Apakah mahasiswa Batak setiap tahunnya

mengalami peningkatan?

Narasumber : Menurut saya, mahasiswa Batak yang di terdata

dalam komunitas ini mengalami penikatan setiap tahunnya. Sebagai

contoh mulai dari tahun pengurusan 2013 berjumlah 20 orang, tahun

2014 bertambah menjadi 50an orang, tahun 2015 semakin bertambah

sekitar 80an hingga tahun 2016 sampe memasukin tahun ajaran 2017

berjumlah 100an yang terdata.

H. Pewawancara : Apa saja kegiatan komunitas itu?

Narasumber : Kalau untuk ajaran baru ini lagi dibentuk acara apa

yang akan dilakukan, tapi kalau kegiatan rutinitasnnya mengadakan

pertemuan sekali seminggu di kantin ataupun panggung realino,

mengadakan BAKSOS atau USDA (usaha pengumpulan dana) setahun

sekali, menyambut Natal, Tahun Baru atau Paskah. Kegiatan ini selalu

dilakukan setiap tahunnya.

I. Pewawancara : Apakah ada relasi hubungan komunitas dengan di

Toba?

Narasumber : Kalau relasi di Toba tidak ada tapi kalau relasi

untuk alumni yang pernah ikut komunitas masih ada hingga saat ini.

J. Pewawancara : Alamat basecamp komunitas?

Narasumber : Kalau ruangan tidak ada tapi biasanya

memanfaatkan sekitaran kampus yaitu Panggung Realino dan Kantin

Realino.

V. Identitas Narasumber

A. Nama : Prof. Asan Damanik

B. Usia : 53 Tahun

C. Jabatan : Dosen

D. Pekerjaan : Dosen

E. Alamat : Perumahan Kopri UPN, Sambiroto Purwomartani,

Kalasan, blok f.40

F. CP : 081 227 990 479

G. Alamat Email : [email protected]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

93

Pertanyaan

A. Pewawancara : Kapan pertama kali datang ke Yogyakarta?

Narasumber : Sejak Tahun 1987

B. Pewawancara : Dalam rangka apa datang ke Yogyakarta?

Narasumber : Sekolah dan pekerjaan

C. Pewawancara : Menurut Bapak, apakah setiap tahun masyarakat Batak

mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya di Yogyakarta?

Narasumber : Kalau menurut saya, secara pendidikan atau orang yang

kuliah di Yogyakarta mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya

tapi kalau bertempat tinggal atau berkeluarga atau kerja di Yogyakarta

tidak mengalami peningkatan signifikan karena yang mendominasi

peningkatan tersebut disebabkan pendidikan misalkan orang yang

berkuliah, setelah selesai mereka biasanya langsung pulang kampung dan

sebagainya.

D. Pewawancara : Ikut Punguan apa di Yogyakarta?

Narasumber : Saya mengikuti Punguan Parna, Toga Semarga, Purba,

dan Parhusataon

E. Pewawancara : Kapan punguan tersebut berdiri?

Wawancara : Kalau menurut tahun berdirinya kurang paham, tapi

semenjak saya berada di Yogyakarta dari tahun 1987 punguan tersebut

berdiri. Menurut saya kira-kira 1970an berdirinya.

F. Pewawancara : Apa tujuan pembentukan punguan tersebut?

Narasumber : Menurut saya,tujuan utamanya punguan ini dibentuk

sebagai wadah tempat berkumpulnya masyarakat Batak yang berada di

Yogyakarta misalkan yang satu marga ataupun berbeda-beda marga dan

menjalin hubungan kekerabatan masyarakat Batak yang berada di rantau.

G. Pewawancara : Berapa jumlah anggota punguan?

Narasumber : Kira-kira kalau dihitung semua punguan yang saya ikutin

berkisar lebih dari 100 kk.

H. Pewawancara : Apa saja kegiatan tahunan punguan?

Narasumberr : Banyak, salah satunya mengadakan acara buka tahun

hingga tutup tahun, arisan, parsahutaon, dan lain-lain.

I. Pewawancara : Ada relasi hubungan antar punguan di Yogyakarta dengan

di Batak Toba?

Narasumber : Tidak ada, karena punguan ini berdiri akibat dari

masyarakat Batak yang merantau di Yogyakarta, kebanyakan punguan

berdiri disebabkan itu jadi kalau di singgungkan dengan relasi tidak ada.

J. Pewawancara : Alamat basecamp?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

94

Narasumber : Berpindah-pindah tidak menetap karena tergantung siapa

yang mengadakan acara atau rapat misalkan arisan atau rapat tahunan.

K. Pewawancara : Apa saja aktivitas punguan tersebut?

Narasumber : Seperti yang dikatakan pertanyaan sebelumnya aktivitas

yang dilakukan mengadakan rapat tahunan, arisan, paskah, natal dan

sebagainya.

L. Pewawancara : Apakah punguan pernah jadi penyelenggara pesta, kalau

pernah punguan ikut terlibat dalam acara pesta?

Narasumber : Ada ketika acara pesta adat punguan saya memberikan

Ulos atau sering disebut dengan Mangulosi.

M. Pewawancara : Pernah menemui acara pernikahan yang Ulosnya diganti

amplop?

Narasumber : Pernahlah beberapa kali. Ya, mungkin karena sdah modern

mereka.

N. Pewawancara : Menurut bapak, ketika memberikan Ulos tersebut dalam

acara pesta pernikahan adat di Yogyakarta mengalami perubahan

nilai,fungsi ataupun makna Ulos?

Narasumber : Menurut saya, ketika memberikan Ulos pada acara pesta

adat tidak mengalami perubahan secara faktor internal (kesakralan makna

dan nilai Ulos) tapi kalau faktor ekternalnya ada karena itu disebabkan

oleh lingkungan dan biasanya itu dibuat keputusan bersama, misalkan

gedung pernikahan yang tidak lagi menggunakan halaman, waktu yang

dipersingkat sehingga bisa sehari selesai dalam acara adat tersebut dan

sebagainya. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan kalau perubahan

secara internal tidak ada tapi kalau secara ekternal itu ada akibat dari

lingkungan yang kita bertempat tinggal.

VI. Identitas Narasumber

A. Nama : Daniel Rimbang Simbolon

B. Usia : 20 Tahun

C. Jabatan : Ketua komunitas Permaba 2017/2018 (Hukum)

D. Profesi : Mahasiswa

E. Alamat : Jl. Arjuna rt 06 rw 10 no. 58 Pugeran

F. CP : 081 286 810 117

G. Email : [email protected]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

95

Pertanyaan

A. Pewawancara : Sejak kapan berada di Yogyakarta?

Narasumber : 2015 awal

B. Pewawancara : Dalam rangka apa datang ke Yogyakarta?

Narasumber : Kuliah

C. Pewawancara : Ikut komunitas Batak di Yogyakarta?

Narasumber : Kalau komunitas saya mengikuti Permaba yang berada di

Adma Jaya

D. Pewawancara : Kapan komunitas itu berdiri?

Narasumber : Tahun berdirinya 1997.

E. Pewawancara : Apa tujuan pembentukan komunitas tersebut?

Narasumber :Menurut saya, tujuan dibentuknya komunitas ini sebagai

salah satu wadah atau ajang buat mahasiswa Batak dalam

mengembangkan kreatifitas mahasiswa Batak dan mempererat sistem

kekeluargaan dan kekebatan sesama mahasiswa Batak di Adma Jaya

Yogyakarta.

F. Pewawancara : Berapa jumlah anggota komunitas saat ini?

Narasumber : Kalau pengurus intinya ada 20 orang tapi kalau total

anggota yang didata berkisar 80 orang tahun 2016/2017

G. Pewawancara : Menurut anda, apakah komunitas mahasiswa Batak

mengalami peningkatan setiap tahunnya?

Narasumber : Kalau menurut saya, iya mengalami kemajuan tapi tidak

signifikan, kalau dilihat dari laporan data yang sudah dikasih oleh

pengurus lama pada tahun 2013/14 berjumlah 25 orang terdata, tahun

2014/15 berjumlah 30 orang, tahun 2015/2016 berjumlah 35 orang dan

2016/2017 berjumlah 80 orang yang terdata jadi kalau ditotalkan berkisar

170 orang anggota yang mengikuti komunitas hingga saat ini.

H. Pewawancara : Apa saja kegiatan tahunan komunitas?

Narasumber : Tahun lalu komunitas ini mengadakan Makrab, Baksos,

menggalang dana dengan cara mengadakan kompetisi Futsal di adma Jaya,

mengadakan pertemuan setiap sekali seminggu, paskah, natal dan tahun

baru.

I. Pewawancara : Program kerja?

Narasumber : Program kerja untuk saat ini belum di buat tapi kalau

tahun lalu hanya mengadakan pertemuan setiap minggu, paskah, natal,

tahun baru.

J. Pewawancara : Apakah ada relasi hubungan antar komunitas Yogyakarta

dengan komunitas di Toba?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

96

Narasumber : Kalau relasi tidak ada karena komunitas ini terbentuk di

Universitas ini maka dari itu tidak ada relasi tapi kalau relasi antar alumni

dengan mahasiswa yang masih aktif masih ada relasinya.

K. Pewawanacara : Alamat basecamp komunitas?

Narasumber : Kalau basecamp untuk komunitas tidak ada tapi biasanya

kalau mengadakan pertemuan di kontrakan anggota itu sendiri dan

sekitaran kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE … · dikenal dengan Suku Batak. Suku Batak di Sumatera Utara terbagi menjadi enam suku Batak yaitu suku Batak Toba, suku Batak Angkola,

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI