19
G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 89, 2012 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN !ANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memotivasiPegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalammeningkatkan kinerjanya, perlu ditingkatkan kesej ahteraannya melaluipemberian tambahan penghasilan berdasarkan kinerja; b. bahwa pemberian tambahan penghasilan berdasarkan Peraturan ubernur Sumatera Barat Nomor !" #ahun $%!$ tentang Standar Biaya #unjangan &aerah, belum dapat memberikanhasil yang memuaskanterhadapkinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, untukituperluditinjaukembali; '. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru( a danhuru( b, perlu menetapkan Peraturan ubernur tentang #ambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di )ingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat; Mengingat : !. *ndang+*ndang Nomor "! #ahun ! - tentang Penetapan *ndang+*ndang &arurat Nomor ! #ahun ! -/ tentang Pembentukan &aerah+daerah Swatantra #ingkat 0 Sumatera Barat, 1ambi dan 2iau menjadi *ndang+*ndang 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun ! - Nomor !!$4, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor !"5"4; $. *ndang+*ndang Nomor #ahun ! /5 tentang Pokok+ Pokok 6epegawaian 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun ! /5 Nomor --, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 7%5!4, sebagaimana telah diubah dengan *ndang+*ndang Nomor 57 #ahun ! 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun ! Nomor !" , #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 7 %4; 7. *ndang+*ndang Nomor !/ #ahun $%%7 tentang 6euangan Negara 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun $%%7 Nomor 5/, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 5$ "4; 5. *ndang+*ndang Nomor ! #ahun $%%5 tentang Perbendaharaan Negara 3)embaranNegara 2epublik 0ndonesia #ahun $%%5 Nomor -, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 57--4; -. *ndang+*ndang Nomor !- #ahun $%%5 tentang Pemeriksaan Pengelolan dan #anggung 1awab 6euangan Negara 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor #ahun $%%5 Nomor "", #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 55%%4; ". *ndang+*ndang Nomor 7$ #ahun $%%5 tentang Pemerintahan &aerah, 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun $%%5 Nomor !$-, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 557/4, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan *ndang+*ndang Nomor !$ #ahun $%% 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun $%% Nomor -, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia Nomor 5 554; /. Peraturan Pemerintah Nomor - #ahun $%%- tentang Pengelolan 6euangan &aerah 3)embaran Negara 2epublik 0ndonesia #ahun $%%- Nomor !5%, #ambahan )embaran Negara 2epublik 0ndonesia /$" /$/

Pergub 89 Th.12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemerintahan

Citation preview

G U B E R N U R

SUMATERA BARATNo. Urut: 89, 2012

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR 89 TAHUN 2012TENTANG

TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT,Menimbang :a.bahwa dalam rangka memotivasiPegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalammeningkatkan kinerjanya, perlu ditingkatkan kesejahteraannya melaluipemberian tambahan penghasilan berdasarkan kinerja;

b. bahwa pemberian tambahan penghasilan berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2012 tentang Standar Biaya Tunjangan Daerah, belum dapat memberikanhasil yang memuaskanterhadapkinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, untukituperluditinjaukembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a danhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat;

Mengingat :1.Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 210);11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PERATURAN GUBERNUR TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat.

2. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat.

5. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat.

6. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat DPKD adalah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat.

7. Inspektorat adalah Inspektorat Provinsi Sumatera Barat.

8. Biro adalah Biro pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat.

9. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

10. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

11. Pegawai Negeri lainnya adalah anggota Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dipekerjakan di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

12. Pegawai Negeri Sipil Daerah yang selanjutnya disingkat PNSD adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Sumatera Barat.

13. Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah yang selanjutnya disingkat CPNSD adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Sumatera Barat.

14. Pegawai Negeri Sipil Diperbantukan yang selanjutnya disingkat PNS Dpb. adalah PNS selain PNSD yang bekerja pada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dimana gajinya dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

15. Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan yang selanjutnya disingkat PNS Dpk. adalah PNS selain PNSD yang bekerja pada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dimana gajinya dibayarkan oleh instansi asalnya.

16. Pegawai Negeri Sipil Daerah Diperbantukan yang selanjutnya disingkat PNSD Dpb. adalah PNSD yang bekerja di luar SKPD Provinsi Sumatera Barat dimana gajinya dibayarkan oleh instansi tempat PNSD bekerja.

17. Pegawai Negeri Sipil Daerah Dipekerjakan yang selanjutnya disingkat PNSD Dpk. adalah PNSD yang bekerja di luar SKPD Provinsi Sumatera Barat dimana gajinya dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

18. Tambahan Penghasilan adalah penghasilan tambahan yang diberikan setiap bulan kepada Pegawai Negeri berdasarkan hasil pengukuran kinerja.

19. Tambahan Penghasilan Dasar yang selanjutnya disingkat TPD adalah merupakan komponen tambahan penghasilan yang menjadi tambahan penghasilan minimal yang diperoleh setiap Pegawai Negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

20. Tambahan PenghasilanKinerja yang selanjutnya disingkat TPK adalah merupakan komponen tambahan penghasilan yang menjadi faktor penambah TPD yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil pengukuran kinerja.

21. Tambahan Penghasilan Pertimbangan Tertentu yang selanjutnya disingkatTPPT adalah merupakan komponen tidak terpisah dari TPK yang diberikan kepada Pegawai Negeri karena pertimbangan tempat bertugas.

22. Tambahan Penghasilan lain yang sejenis adalah tambahan penghasilan berdasarkan kinerja yang diberikan instansi selain Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kepada Pegawai Negeri.

23. Pengukuran Kinerja adalah pengukuran terhadap prestasi kerja dan perilaku kerja yang dilaksanakan secara periodik terhadap Pegawai Negeri oleh atasan langsung atas hasil pelaksanaan tugas pekerjaan dalam unit kerja.

24. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh Pegawai Negeri dari melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya pada suatu satuan organisasi.

25. Perilaku Kerja adalah perbuatan atau tindakan yang ditampilkan oleh Pegawai Negeri dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai jabatannya;26. Laporan Harian adalah jurnal kegiatan harian yang dilaksanakan Pegawai Negeri yang meliputi kegiatan tugas pokok dan tugas tambahan selama 1 (satu) bulan.

27. Tugas Pokok adalah tugas utama yang merupakan penjabaran langsung dari fungsi dan tugas organisasi sebagaimana dinyatakan dalam rincian tugas jabatan Pegawai Negeri yang bersangkutan.

28. Tugas Tambahan adalah tugas lain yang diberikan oleh atasan selain tugas pokok, tetapi berhubungan dan memberi nilai manfaat bagi kinerja unit kerja atau SKPD tempat Pegawai Negeri yang bersangkutan ditugaskan, atau melaksanakan tugas yang diperintah atasan di luar jam kerja.

29. Jam Kerja adalah jam kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur mengenai Disiplin dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

30. Hari Kerja adalah hari kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur mengenai Disiplin dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

31. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program.

32. Pejabat Penilai adalah atasan langsung pegawai yang dinilai dengan ketentuan serendah-rendahnya pejabat eselon IV atau pejabat lain yang ditentukan.

33. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung pejabat penilai.

34. Petugas Pemeriksa Hasil Pengukuran Kinerja SKPD adalah PNS yang diberi tugas untuk memeriksa dan memverifikasi hasil pengukuran kinerja Pegawai Negeri di lingkungan SKPD/Biro, yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

35. Realisasi Anggaran adalah sejumlah anggaran yang telah digunakan sampai dengan bulan berjalan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang tercantum dalam DPA kegiatan APBD yang dikelola oleh bagian/bidang/sekretariat/UPTD/SKPD khusus Rumah Sakit dan Inspektorat.

36. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan APBD dalam setiap periode.

37. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan olehGubernur untuk menampung seluruh penerimaan daerah danmembayar seluruh pengeluaran daerah.

38. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkatSPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

39. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkatSPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam mengukur kinerja dan menghitung besaran tambahan penghasilanyang akan diterima oleh masing-masing PNS.

Pasal 3Pemberian tambahan penghasilan bertujuan untuk memotivasi peningkatan kinerja PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah.

BAB III

TAMBAHAN PENGHASILAN

BagianKesatu

Pemberian

Pasal 4(1) PNS di lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan tambahan penghasilan;

(2) Pemberiantambahanpenghasilansebagaimanadimaksudpadaayat (1) dilakukanberdasarkankinerja.

Pasal 5KepadaPNSD, PNS Dpb., PNS Dpk., dan Pegawai Negeri lainnya yang bertugas di lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan tambahan penghasilan dalam bentuk TPD dan dapat ditambah dengan TPK dan/atau TPPT.

Pasal 6(1) PNSD Dpk. ke instansi lain di luar Pemerintah Daerah dapat diberikan tambahan penghasilan dalam bentuk TPD.

(2) PNSD Dpb. ke instansi lain di luar Pemerintah Daerah tidak diberikan tambahan penghasilan.

Pasal 7TambahanpenghasilantidakdiberikankepadaPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, apabila:

a. menjalani cuti besar;

b. menjalani cuti di luar tanggungan negara;

c. menjalani masa persiapan pensiun;

d. berhenti sebagai pegawai negeri;

e. diberhentikan sementara atau dinonaktifkan;

f. tidak mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada SKPD.

Pasal 8KepadaPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal5, hanya diberikan tambahan penghasilan dalam bentuk TPDapabila:

a. Tidak masuk kerja tanpa izin lebih dari 3 (tiga) hari berturut-turut;

b. Tidak membayar zakat, bagi PNS golongan III dan IV yang wajib zakat;

c. Menjalani cuti bersalin;

d. Menjalani cuti besar karena bersalin;

e. Menjalani cuti karena alasan penting, cuti sakit, atau cuti tahunan, yanglamanya lebih dari 15 (lima belas) hari kerja;

f. Pejabat Fungsional Tertentu yang diberhentikan sementara dari jabatan karena belum mencapai angka kredit dalam batas waktu yang ditentukan;

g. Telah mendapat tunjangan profesi guru.

Pasal 9(1) PNS yang melaksanakan tugas belajar diberikan TPD mulai bulan berikutnya, terhitung sejak keputusan mengenai tugas belajarnya ditetapkan.

(2) Pemberian TPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihentikan pada bulan ke-7 (ketujuh) sampai selesai melaksanakan tugas belajar.

Pasal 10PNS yang ditugaskan pada SKPD/UPTD yang terletak di luar wilayah Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dapat diberikan TPPT berdasarkan hasil pengukuran kinerja.

Pasal 11Pengukuran kinerja dalam rangka pemberian tambahan penghasilan dilakukan terhadap:

a. Kinerja individu bagi PNS yang menjabat sebagai Pejabat Fungsional Umum, Pejabat Fungsional Tertentu, Pejabat Fungsional Umum/Pejabat Fungsional Tertentu yang menjabat sebagai PPTK, Pejabat Eselon IV, Eselon III selain kepala SKPD, dan Staf Ahli Gubernur;

b. Rata-rata akumulasi hasil pengukuran kinerja pejabat struktural yang menjadi bawahan langsung bagi pejabat eselon I, eselon II selain Staf Ahli Gubernur, dan eselon III kepala SKPD.

Pasal 12Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 dilaksanakan berdasarkan:

a. Variabel perilaku kerja; dan/atau

b. Variabel prestasi kerja.

Pasal 13(1) Kinerja Sekretaris Daerah diukur dengan rata-rata akumulasi hasil pengukuran kinerja Asisten Sekretaris Daerah;

(2) Kinerja pejabat eselon II diukur dengan ketentuan sebagai berikut:a. Kinerja Asisten Sekretaris Daerah diukur dengan rata-rata akumulasi kinerja kepala biro di lingkungannya;

b. Kinerja Pejabat eselon II sebagai kepala SKPD diukur dengan rata-rata akumulasi kinerja pejabat eselon III di lingkungannya;

c. Kinerja Staf ahli gubernur diukur dengan menghitung jumlah rekomendasi kebijakan tertulis yang disampaikan kepada Gubernur.

d. Kinerja Kepala Biro diukur dengan rata-rata akumulasi kinerja pejabat eselon III di lingkungannya;

(3) Kinerja pejabat eselon III sebagai kepala SKPD diukur dengan rata-rata akumulasi kinerja pejabat struktural yang menjadi bawahan langsungnya.

Pasal 14(1) Besaran komponen tambahan penghasilan dalam bentuk TPK dan/atau TPPT yang diterima oleh PNS ditentukan berdasarkan kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya;

(2) Penamaan tambahan penghasilan sama dengan bulan tambahan penghasilan dibayarkan.

(3) Standar biaya TPD, TPK dan TPPT sebagaimana tercantum pada lampiran I dan lampiran II Peraturan Gubernur ini.

Pasal 15(1) Penghitungan besaran TPK yang akan diterima, dilaksanakan dengan menggunakan rumus:TPK = (2) Penghitungan besaran TPPT yang akan diterima, dilaksanakan dengan menggunakan rumus:TPPT = Bagian Kedua

Pembayaran

Pasal 16(1) PNS Dpb., PNS Dpk., dan Pegawai Negeri lainnya dapat diberikan tambahan penghasilan pada awal bulan berikutnya setelah mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada SKPD dan tidak dibayarkan tambahan penghasilan lain yang sejenis oleh instansi asal;

(2) Pembayarantambahan penghasilansebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan:

a. untuk 2 (dua) bulan pertama diberikan sebesar TPD;

b. untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya diberikan TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja.

Pasal 17(1) PNS yang dimutasikan menjadi PNSD karena atas permintaan sendiri, dapat diberikan tambahan penghasilan pada bulan ketujuh terhitung mulai aktif bekerja;

(2) PNS yang dimutasikan menjadi PNSD untuk menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, dapat diberikan tambahan penghasilan dengan ketentuan:

a. untuk 2 (dua) bulan pertama diberikan sebesar TPD;

b. untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya diberikan TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja.

Pasal 18(1) PNSD Dpk. atau PNSD Dpb. yang beralih status kembali menjadi PNSD dan mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah, dapat diberikan tambahan penghasilan mulai pada awal bulan berikutnya apabila telah dihentikan pembayaran berupa tambahan penghasilan lain yang sejenis oleh instansi tempat bekerja yang lama;

(2) Pembayarantambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan:

a. untuk 2 (dua) bulan pertama diberikan sebesar TPD;

b. untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya diberikan TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja.

Pasal 19(1) Tambahan penghasilan terhadap PNSD Dpk. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat dibayarkan apabila telah aktif bekerja pada instansi tempat dipekerjakan yang dibuktikan dengan daftar rekapitulasi kehadiran 1 (satu) bulan sebelumnya;

(2) Pembayaran tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihentikan apabila yang bersangkutan telah menerima tambahan penghasilan lain yang sejenis dari instansi tempat dipekerjakan.

Pasal 20(1) Pembayaran tambahan penghasilan terhadap PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dihentikan mulai pada bulan berikutnya terhitung sejak surat yang menerangkan mengenai statusnya tersebut diterbitkan/ditetapkan.

(2) PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar, menjalani cuti besar, cuti di luar tanggungan negara, atau telah diaktifkan kembali sebagai PNS setelah dinon-aktifkan atau pemberhentian sementara, dapat diberikan tambahan penghasilan pada awal bulan berikutnya setelah mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada SKPD;

(3) Pembayaran tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan ketentuan:

a. untuk 2 (dua) bulan pertama diberikan sebesar TPD;

b. untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya diberikan TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja.

Pasal 21(1) CPNSD dapat diberikan tambahan penghasilan pada awal bulan berikutnya terhitung mulai aktif bekerja, setelah mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada SKPD;

(2) Pembayaran tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan:

a. untuk 2 (dua) bulan pertama diberikan sebesar TPD;

b. untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya diberikan TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja.

(3) Besaran tambahan penghasilan yang diberikan kepada CPNSD adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari TPD dan dapat ditambah sebanyak 80% (delapan puluh persen) dari hasil TPK dan/atau TPPT yang dihitung berdasarkan hasil pengukuran kinerja.

Pasal 22Tambahan penghasilan terhadap PNS yang dijatuhi hukuman disiplin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut:

a. Hukuman disiplin ringan, tidak dibayarkan TPK dan TPPT selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditetapkannya hukuman disiplin;

b. Hukuman disiplin sedang, tidak dibayarkan TPK dan TPPT selama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya hukuman disiplin;

c. Hukuman disiplin berat, tidak dibayarkan tambahan penghasilanselama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya hukuman disiplin.

BAB IV

PENGUKURAN KINERJA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 23(1) Dalam rangka pengukuran kinerja, setiap PNS selain PNS sebagaimana tercantum dalam Pasal 13wajib membuat laporan harian terhitung mulai aktif bekerja;

(2) Setiap atasan wajib memeriksa dan memverifikasi laporan harian setiap bawahan atau PNS yang menjadi kewenangannya paling sedikit 3 (tiga) hari sekali;

(3) Apabila atasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja, maka pada hari pertama masuk kerja wajib memeriksa dan memverifikasi laporan harian setiap bawahan atau PNS yang menjadi kewenangannya dengan mencari informasi yang terkait pelaksanaan pekerjaan bawahannya kepada pihak-pihak yang terkait.

(4) Apabila atasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan lebih dari 7 (tujuh) hari kerja, maka PNS yang ditunjuk sebagai pelaksana harian/pelaksana tugas jabatan tersebut, wajib memeriksa dan memverifikasi laporan harian setiap bawahan atau PNS yang menjadi kewenangannya paling sedikit 3 (tiga) hari sekali.

Bagian Kedua

Variabel dan Indikator Kinerja

Pasal 24(1) Variabel perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 huruf a diukur dengan indikator:

a. Kehadiran terlambat tanpa izin;

b. Pulang lebih cepat tanpa izin;

c. Tidak masuk kantor tanpa izin;

d. Tidak melaksanakan tugas dan/atau perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan yang sah; dan

(2) Proporsi atau bobot untuk masing-masing indikator perilaku kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan (IPK PTP).

Pasal 25(1) Variabel prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b diukur dengan indikator:

a. Pejabat Fungsional Umum, meliputi:

1. pelaksanaan tugas pokok;

2. pelaksanaan tugas tambahan; dan

3. ketepatan waktu penyampaian laporan harian.

b. Pejabat Fungsional Tertentu, meliputi:

1. pencapaian bahan angka kredit setiap bulan;

2. pelaksanaan tugas tambahan; dan

3. ketepatan waktu penyampaian laporan harian.

c. Pejabat Struktural Eselon III dan Eselon IV, meliputi:

1. pelaksanaan tugas pokok;

2. pelaksanaan tugas tambahan;

3. persentase realisasi anggaransampai dengan bulan pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dengan bulan pengukuran kinerja, kegiatan yang dikelola oleh bagian/ bidang/ sekretariat/UPTD; dan

4. ketepatan waktu penyampaian laporan harian.

d. Pejabat struktural selain kepala SKPD yang bertugas diRumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Khusus Daerah, dan Inspektorat Provinsi, meliputi:

1. pelaksanaan tugas pokok;

2. pelaksanaan tugas tambahan;

3. persentase realisasi anggaran sampai dengan bulan pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dengan bulan pengukuran kinerja, kegiatan APBD yang dikelola oleh SKPD; dan

4. ketepatan waktu penyampaian laporan harian.

e. Pejabat Fungsional Umum atau Pejabat Fungsional Tertentu yang menjabat sebagai PPTK, selain indikator dari variabel prestasi kerja Pejabat Fungsional Umum atau Pejabat Fungsional Tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b, juga dilakukan pengukuran terhadap indikator persentase realisasi anggaransampai dengan bulan pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dengan bulan pengukuran kinerja,kegiatan yang dikelola oleh bagian/bidang/sekretariat/UPTD atau SKPD khusus untuk Rumah Sakit dan Inspektorat Provinsi;

f. Pejabat Struktural Eselon III dan Eselon IV pada DPKD, selain indikator dari variabel prestasi kerja pejabat eselon III dan eselon IV sebagaimana dimaksud pada huruf c, juga dihitung indikator pencapaian target pendapatan triwulan sebelumnya;

(2) Proporsi atau bobot untuk masing-masing indikator prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan (IPK PTP).

Bagian Ketiga

Indikator yang dikecualikan

Pasal 26(1) Realisasi anggaransuatu kegiatan yang tidak sesuai dengan anggaran kas yang disebabkan faktor lain diluar kemampuan pelaksana kegiatan, penilaian terhadap indikator terkait kegiatan tersebut dikecualikan atau kegiatan tersebut dikeluarkan dari mekanisme pengukuran prestasi kerja.

(2) Realisasi anggaransuatu kegiatan yang tidak sesuai dengan anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dijelaskan secara lugas sebab-sebab terjadinya permasalahan tersebut dalam suatu surat keterangan bermaterai yang ditandatangani oleh kepala SKPD/Biro.

Bagian Keempat

Pengaturan Izin, Pelaksanaan Tugas Pokok dan Tugas Tambahan

Pasal 27Pengaturan terhadap izin dalam rangka pengukuran variabel perilaku kerja, dilakukan sebagai berikut:

a. Maksimal izin hadir terlambat, dihitung dari akumulasi waktu keterlambatan selama 8 jam dalam 1 (satu) bulan;

b. Maksimal izin pulang lebih cepat, dihitung dari akumulasi waktu pulang lebih cepat selama 8 jam dalam 1 (satu) bulan;

c. Izin tidak masuk kerja untuk kepentingan pribadi atau keluarga, diberikan paling lama 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) bulan;

d. Apabila PNS yang izin tidak masuk kerja melebihi 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) bulan, maka pada hari keempat dan seterusnya dikategorikan tidak masuk kerja, kecuali yang bersangkutan mengambil hak cuti tahunan;

e. Izin hadir terlambat, izin pulang lebih cepat, dan izin tidak masuk kerja harus disampaikan oleh PNS yang bersangkutan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan izin secara tertulis.

Pasal 28Penghitungan pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan dalam rangka pengukuran variabel prestasi kerja, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pelaksanaan tugas pokok dalam 1 (satu) hari minimal 5 (lima) jam dan maksimal 7 (tujuh) jam;

b. dalam hal akumulasi pelaksanaan tugas pokok kurang dari 5 (lima) jam dalam 1 (satu) hari, maka PNS yang bersangkutan dinilai tidak melaksanakan tugas pokok pada hari tersebut, kecuali melaksanakan tugas tambahan yang diperintahkan atasan, sehingga secara akumulasi mencapai jumlah jam kerja minimal 5 (lima) jam, dan minimal 3 (tiga) jam kelebihan durasi pelaksanaan tugas tambahantersebut dapat dimasukkan sebagai 1 (satu) tugas tambahan;

c. dalam hal pelaksanaan tugas pokok lebih dari 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari, maka kelebihan jam kerja yang mencapai 3 (tiga) jam atau lebih, dapat dimasukkan sebagai 1 (satu) tugas tambahan;

d. pelaksanaan tugas pokok dilaksanakan pada hari kerja dan tidak bisa digantikan di luar hari kerja, kecuali diperintahkan oleh pimpinan dengan ketentuan pelaksanaannya minimal 5 (lima) jam setiap hari;

e. pelaksanaan apel pagi/apel sore tidak termasuk tugas pokok maupun tugas tambahan;

f. mengikuti upacara bendera gabungan yang diperintahkan oleh atasan, setiap kalinya dapat dihitung sebagai 1 (satu) tugas tambahan.

g. mengikuti kegiatan pembinaan fisik dan mental yang dilaksanakan oleh SKPD setiap 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan, dapat dihitung sebagai 1 (satu) tugas tambahan, dan berlaku untuk kelipatannya;

h. melaksanakan tugas tambahan yang ditugaskan oleh atasan setelah melaksanakan tugas pokok minimal 5 (lima) jam dan maksimal 7 (tujuh) jam, dapat dihitung telah melaksanakan 1 (satu) tugas tambahan apabila telah mencapai jam kerja tugas tambahan minimal 2 (dua) jam setiap hari;

i. melaksanakan perjalanan dinas yang ditugaskan oleh atasan, setiap 1 (satu) hari dapat dihitung sebagai 1 (satu) tugas pokok;

j. penetapan tugas pokok dan rincian tugas Pejabat Fungsional Umum ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD;

Pasal 29PNS yang ditugaskan mengikuti pendidikan dan pelatihanteknis, pendidikan dan pelatihan fungsional, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan,pendidikan dan pelatihan prajabatan, workshop, bimbingan teknis, sosialisasi, atau pendidikan dan pelatihansejenis, setiap 1 (satu) hari pelaksanaannya dihitung telah melaksanakan tugas pokok, dan setiap 2 (dua) hari pelaksanaannya dihitung telah melaksanakan tugas tambahan.

Bagian Kelima

Instrumen

Pasal 30(1) Untuk menghitung skor kinerja dan tambahan penghasilan yang diterima PNS, menggunakan instrumen sebagaimana tercantum dalam lampiran III sampai dengan lampiran XIII yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan gubernur ini

(2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. Laporan Harian, untuk mencatat pekerjaan hariansetiap PNS;

b. Daftar Rekapitulasi Pengukuran Kinerja dan Besaran Tambahan Penghasilan, untuk merekap total skor kinerja dan besaran tambahan penghasilan yang diterima PNS pada suatu SKPD;

c. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan1(IPK PTP 1), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Fungsional Umum;

d. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 1.1(IPK PTP 1.1), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Fungsional Umum yang menjabat sebagai PPTK;

e. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 2(IPK PTP2), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Fungsional tertentu;

f. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan2.1 (IPK PTP 2.1), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Fungsional Tertentu yang menjabat sebagai PPTK;

g. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 3(IPK PTP3), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Struktural Eselon III dan Eselon IV;

h. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 3.1(IPK PTP3.1), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Pejabat Struktural Eselon III dan Eselon IV pada DPKD;

i. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 4(IPK PTP4), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Sekretaris Daerah, Asisten Sekretaris Daerah, Kepala SKPD dan Kepala Biro;

j. Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan 5(IPK PTP5), untuk mengukur kinerja dan menghitung tambahan penghasilan Staf Ahli Gubernur;

Bagian Keenam

Pejabat Penilai

Pasal 31(1) Pengukuran kinerja Sekretaris Daerah dan Staf Ahli Gubernur dihimpun dan diakumulasikan oleh BKD dan disahkan oleh Gubernur;

(2) Pengukuran kinerja Asisten Sekretaris Daerah dan Kepala SKPD dihimpun dan diakumulasikan oleh BKD dan disahkan oleh Sekretaris Daerah;

(3) Pengukuran kinerja Kepala Biro pada Sekretariat Daerah, dihimpun dan diakumulasikan oleh BKD dan disahkan oleh Asisten Sekretaris Daerah yang menjadi atasan langsung;

(4) Pengukuran Kinerja Pejabat Struktural Eselon III selain kepala SKPD dilaksanakan oleh atasan langsung;

(5) Pengukuran Kinerja Pejabat Struktural Eselon IV, dilaksanakan oleh Pejabat Struktural Eselon III sebagai Atasan langsung;

(6) Pengukuran kinerja Pejabat Fungsional Umum dilaksanakan oleh Pejabat Struktural Eselon IV sebagai Atasan Langsung.

(7) Pengukuran kinerja Pejabat Fungsional Tertentu, dilaksanakan oleh Kepala SKPD, dan dapat didelegasikan kepada Pejabat Struktural yang melaksanakan fungsi kepegawaian;

(8) Hasil pelaksanaan pengukuran kinerja Pejabat Fungsional Tertentu yang didelegasikan kepada Pejabat Struktural yang melaksanakan fungsi kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (7), diketahui oleh Ketua Tim Penilai Angka Kredit atau Koordinator Pejabat Fungsional Tertentu yang ada pada SKPD yang bersangkutan;

Bagian Ketujuh

Tata Cara Pengukuran Kinerja

Pasal 32(1) Pejabat Penilai wajib melakukan pengukuran kinerja PNS di lingkungan unit kerja masing-masing selama 1 (satu) bulan, dengan menggunakan instrumen pengukuran kinerja dan perhitungan tambahan penghasilanyang telah ditetapkan.

(2) Formulir pengukuran kinerja diisi oleh pejabat penilai berdasarkan analisis terhadap:

a. Laporan kegiatan harian;

b. Laporan realisasi anggaran terhadap anggaran kas;

c. Laporan realisasi penerimaan pajak dan retribusi;

d. Rekomendasi kebijakan tertulis yang disampaikan kepada Gubernur;

e. Bukti kerja untuk menghitung angka kredit;

f. Laporan rekapitulasi absensi bulanan; dan/atau

g. Catatan harian pejabat penilai.

(3) Pejabat Penilai dan PNS yang dinilai wajib menandatangani formulir pengukuran kinerja yang telah diisi setiap bulannya.

Pasal 33(1) Setiap PNS selain PNS yang tersebut dalam Pasal 11 wajib menyampaikan laporan hariannya setiap tanggal 1 (satu) bulan berikutnya kepada atasan langsung atau pejabat yang ditunjuk;

(2) Pejabat Fungsional Tertentu wajib menyampaikan laporan kegiatan hariannya dan menunjukkan bukti-bukti kerja untuk menghitung bahan angka kredit kepada Ketua Tim Penilai Angka Kredit atau Koordinator Jabatan Fungsional setiap tanggal 1 (satu) bulan berikutnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala SKPD/Sekretaris/Kepala UPTD pada setiap tanggal 3 (tiga);

(3) PNS yang ditugaskan melaksanakan suatu kegiatan yang bersifat tidak terus menerus, berlokasi jauh dari kantor, dan jadwal selesai pelaksanaannya pada tanggal 1 (satu) atau setelahnya, wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya terkait dengan pengukuran kinerja pada 1 (satu) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan;

(4) PNS yang mengambil hak cuti yang jadwal mulai masuk kerjanya setelah tanggal 1 (satu), wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya terkait dengan pengukuran kinerja pada 1 (satu) hari kerja sebelum pelaksanaan cuti dilakukan;

(5) Setiap atasan atau pejabat yang ditunjuk wajib mengisi Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan PenghasilanPNS yang menjadi kewenangannya dan menyampaikannya kepada pejabat struktural yang melaksanakan fungsi kepegawaian pada SKPD setiap tanggal 5 (lima) bulan berikutnya;

(6) Pejabat Struktural yang melaksanakan fungsi kepegawaian pada SKPD wajib mengumpulkan dan mengarsipkan formulir Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan seluruh PNS di lingkungannya, sekaligus membuat daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD;

(7) Pejabat yang melaksanakan fungsi ketatausahaan pada Biro wajib mengumpulkan, merekapitulasi, dan mengarsipkan Instrumen Pengukuran Kinerja dan Perhitungan Tambahan Penghasilan seluruh PNS di lingkungan Biro dan menyampaikannya kepada Biro Organisasi paling lambat tanggal 10 (sepuluh) untuk direkap;

(8) Staf Ahli Gubernur wajib menyampaikan rekomendasi kebijakan tertulis kepada Gubernur melalui Kepala BKD setiap tanggal 1 (satu) bulan berikutnya;

Bagian Kedelapan

Petugas Pemeriksa Hasil Pengukuran Kinerja SKPD

Pasal 34(1) Dalam rangka objektivitas pengukuran kinerja masing-masing SKPD, ditunjuk Petugas Pemeriksa Hasil Pengukuran Kinerja SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(2) Petugas Pemeriksa Hasil Pengukuran Kinerja SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas memeriksa dan memverifikasi hasil pengukuran kinerja PNS di lingkungan SKPD setiap bulan.

Bagian Kesembilan

Tim Monitoring dan Evaluasi

Pasal 35(1) Dalam rangka pelaksanaan verifikasi terhadap hasil pengukuran kinerja dan menangani pengaduan dari PNS yang dinilai maupun pejabat penilai, dibentuk tim monitoring dan evaluasi yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

(2) Keanggotaan Tim Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur:

a. BKD;

b. Inspektorat Provinsi;

c. DPKD;

(3) Tim Monitoring dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala BKD;

(4) Untuk membantu kelancaran pekerjaan Tim Monitoring dan Evaluasi, dibentuk sekretariat tim yang dipimpin oleh kepala bidang terkait pada BKD;(5) Tim Monitoring dan Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatannya secara administratif dikoordinasikan oleh BKD.

BAB V

MEKANISME PEMBAYARAN

Bagian Kesatu

Prosedur Pencairan Dana Tambahan Penghasilan

Pasal 36(1) Daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD selanjutnya diperiksa dan diverifikasi oleh Petugas Pemeriksa Hasil Pengukuran Kinerja SKPD, dan disampaikan kepada BKD paling lambat tanggal 12 (dua belas) setiap bulannya;

(2) Daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD yang disampaikan kepada BKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya diverifikasi dan direkapitulasi oleh sekretariat tim monitoring dan evaluasi;

(3) Daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD yang telah diverifikasi oleh sekretariat tim disampaikan kembali kepada masing-masing SKPD paling lambat tanggal 25 (dua puluh lima) setiap bulannya;

(4) Berdasarkan daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD yang telah diverifikasi oleh sekretariat tim, masing-masing SKPD mengajukan SPP dan SPM pembayaran tambahan penghasilandengan melampirkan daftar rekapitulasi pengukuran kinerja dan besaran tambahan penghasilan SKPD yang telah diverifikasi oleh sekretariat tim,paling lambat tanggal 1 (satu) setiap bulannya;

(5) Pembayaran tambahan penghasilan berdasarkan kinerja kepada Pegawai Negeri, dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya.

Bagian Kedua

Pembayaran Tambahan Penghasilan

Bagi Yang Mengalami Perubahan Jabatan

Pasal 37Pejabat Struktural Eselon II yang ditugaskan menjadi Penjabat Bupati/Walikota, tetap diberikan tambahan penghasilan sebesar TPD, sesuai dengan jabatan terakhir sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi Penjabat Bupati/Walikota.

Pasal 38(1) PNS selain pejabat struktural yang dimutasikan antar SKPD/Biro, pembayaran tambahan penghasilannya untuk 1 (satu) bulan pertama tetap dilaksanakan oleh SKPD/Biro yang lama dan untuk bulan berikutnya dilaksanakan oleh SKPD/Biro yang baru;

(2) PNS yang mendapat promosi dalam jabatan struktural atau mendapat jabatan struktural yang lebih tinggi antar SKPD/ Biro, pembayaran tambahan penghasilan ditentukan sebagai berikut:

a. Apabila pelantikan dilakukan sampai tanggal 10 (sepuluh), maka untuk bulan pertama dan seterusnya dilaksanakan oleh SKPD/Biro yang baru dengan standar biaya jabatan baru yang besarannya berdasarkan hasil pengukuran kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya;

b. Apabila pelantikan dilakukan setelah tanggal 10 (sepuluh), maka untuk bulan pertama dilaksanakan oleh SKPD/Biro yang lama dengan standar biaya jabatan lama yang besarannya berdasarkan hasil capaian kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya, dan untuk bulan selanjutnya dilaksanakan oleh SKPD/Biro yang baru dengan standar biaya jabatan baru berdasarkan hasil capaian kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya pada SKPD/Biro yang lama dan/atau SKPD/Biro yang baru.

(3) PNS yang mendapat promosi dalam jabatan struktural atau mendapat jabatan struktural yang lebih tinggi dalam satu SKPD/Biro, pembayaran tambahan penghasilan ditentukan sebagai berikut:

a. Apabila pelantikan dilakukan sampai tanggal 10 (sepuluh), maka untuk bulan pertama dan seterusnya dibayarkan dengan standar biaya jabatan baru yang besarannya berdasarkan hasil pengukuran kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya;b. Apabila pelantikan dilakukan setelah tanggal 10 (sepuluh), maka untuk bulan pertama dibayarkan dengan standar biaya jabatan lama yang besarannya berdasarkan hasil capaian kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya, dan untuk bulan selanjutnya dibayarkan dengan standar biaya jabatan baru berdasarkan hasil capaian kinerja 2 (dua) bulan sebelumnya.

Pasal 39(1) PNS yang diberhentikan dari Jabatan Struktural akibat penataan SKPD dan/atau pertimbangan selain hukuman disiplin, dapat diberikan tambahan penghasilan dengan ketentuan sebagai berikut:a. Untuk 2 (dua) bulan pertama, diberikan sebesar TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja dengan standar biaya sesuai dengan jabatan struktural terakhir;

b. Untuk bulan ke-3 (ketiga) dan seterusnya, diberikan sebesar TPD dan dapat ditambahkan TPK dan/atau TPPT berdasarkan kinerja dengan standar biaya jabatan yang baru;

(2) PNS yang diberhentikan sementara dari Jabatan Struktural karena sedang dalam proses hukum selain yang terkait dengan pelanggaran disiplin, dapat diberikan tambahan penghasilan sampai ditetapkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum mengikat (in kracht van gewijde) sebesar TPDdengan standar biaya Jabatan Fungsional Umum lainnya;

Bagian Ketiga

Penghentian dan Pembayaran Kembali Tambahan Penghasilan

Pasal 40(1) Upaya administratif yang diajukan PNS terhadap hukuman disiplin yang diterimanya, tidak mengesampingkan pelaksanaan ketentuan Pasal 22;

(2) Apabila keputusan pejabat yang berwenang menghukum dibatalkan atau PNS yang bersangkutan terbukti tidak bersalah, maka terhitung sejak mulai dihentikan, tambahan penghasilannya dibayarkan kembali sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Tambahan Penghasilan Tidak Terserap

Pasal 41Dana tambahan penghasilan yang tidak terserap, disetorkan ke Kas Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

KEBERATAN ATAS HASIL PENGUKURAN KINERJA

Pasal 42(1) PNS yang dinilai, dapat mengajukan keberatan atas hasil pengukurankinerja yang telah dilakukan;

(2) Keberatan atas hasil pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas dan diselesaikan oleh Atasan Pejabat Penilai secara berjenjang sampai kepada Kepala SKPD/Biro;

(3) Dalam hal Kepala SKPD/Biro tidak dapat menyelesaikan keberatan terhadap hasil pengukuran kinerja, maka Kepala SKPD/Biro melaporkan kepada Tim Monitoring dan Evaluasi;

(4) Tim Monitoring dan Evaluasi menindaklanjuti hasil pengkuran kinerja dengan membahas dan memutuskan bersama-sama Kepala SKPD/Biro yang bersangkutan, berdasarkan bukti-bukti pendukung yang ditunjukan oleh pihak yang bersengketa;

(5) Pejabat Penilai dan PNS yang dinilai wajib, menandatangani Formulir Pengukuran Kinerja dengan hasil pengukuran yang diputuskan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi bersama dengan Kepala SKPD/Biro yang bersangkutan;

(6) Hasil Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) selanjutnya dijadikan dasar penghitungan pemberian besaran TPK dan/atau TPPT.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 43Apabila jadwal yang terkait dengan pengukuran kinerja dan pembayaran tambahan penghasilan jatuh pada hari libur, maka jadwal tersebut digeser sampai pada hari pertama masuk kerja setelah hari libur.

BAB VIII

SANKSI

Pasal 44(1) Pejabat penilai yang berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Monitoring dan Evaluasi terbukti memberikan pengukuran kinerja yang tidak sesuai dengan bukti kinerja, diberikan sanksi berupa pemotongan tambahan penghasilan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari total tambahan penghasilan pada bulan berikutnya;

(2) Pejabat penilai yang terbukti tidak melakukan pengukuran kinerja kepada bawahannya, diberikan sanksi berupa pemotongan tambahan penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari total tambahan penghasilan pada bulan berikutnya.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 45Tambahan penghasilan bulan Januari dan Februari 2013 untuk PNSD, PNS Dpb., PNS Dpk., dan Pegawai Negeri lainnya yang secara aktif bertugas pada SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah, selain yang diatur dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 17, Pasal 21, dan Pasal 22, dilaksanakan pembayarannya secara penuh yaitu sejumlah TPD ditambah TPK dan/atau TPPT, dan untuk bulan berikutnya dilakukan berdasarkan kinerja.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46Pada saat Peraturan Gubernur inimulai berlaku, maka Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2012 tentang Standar Biaya Tunjangan Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 47PeraturanGubernurinimulaiberlakusejaktanggal 1 Januari 2013.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini denganpenempatannyadalamBerita Daerah ProvinsiSumatera Barat.

Ditetapkan di Padang

Pada tanggal 17 Desember 2012GUBERNUR SUMATERA BARAT dtoIRWAN PRAYITNODiundangkan di Padang

Pada tanggal 17 Desember 2012SEKRETARIS DAERAH PROVINSI

SUMATERA BARAT dto ALI ASMARBERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012 NOMOR : 89Lampiran I :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

STANDAR BIAYA TAMBAHAN PENGHASILANNOKLASIFIKASI JABATANNAMA JABATAN/ESELONTAMBAHAN PENGHASILAN DASARTAMBAHAN PENGHASILAN KINERJAJUMLAH

GOLONGANGOLONGANGOLONGAN

IVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII

123456789101112131415

IJABATAN STRUKTURAL1Eselon I.b5.600.0003.248.0008.848.000

2Eselon II.a4.880.0002.830.4007.710.400

3Eselon II.b4.400.0002.552.0006.952.000

4Eselon II.b sebagai Ajudan/Sekretaris Pribadi4.832.0002.802.5607.634.560

5Eselon III.a Pimpinan SKPD3.040.0003.010.0001.763.2001.234.1004.803.2004.244.100

6Eselon III.a2.290.0002.260.0001.328.200926.6003.618.2003.186.600

7Eselon III.a sebagai Ajudan/Sekretaris Pribadi2.722.0002.683.0001.578.7601.100.0304.300.7603.783.030

8Eselon III.b1.996.0001.969.0001.157.680807.2903.153.6802.776.290

9Eselon IV.a1.178.2001.158.200683.356474.8621.861.5561.633.062

10

Eselon IV.a sebagai Ajudan/Sekretaris Pribadi1.610.200

1.581.200

933.916

648.292

2.544.116

2.229.492

II

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU1Fungsional Ahli1.164.0001.146.000675.120469.8601.839.1201.615.860

2Fungsional Terampil617.000611.500252.970195.680869.970807.180

III

JABATAN FUNGSIONAL UMUM1Sespri gubernur/Sespri Wakil Gubernur964.000946.000937.000932.500559.120387.860299.840279.7501.523.1201.333.8601.236.8401.212.250

2Ajudan Gubernur/Ajudan Wakil Gubernur/Ajudan Ketua DPRD868.000852.000844.000840.000503.440349.320270.080252.0001.371.4401.201.3201.114.0801.092.000

3Pramu Administrasi Pimpinan772.000758.000751.000747.500447.760310.780240.320224.2501.219.7601.068.780991.320971.750

4Sopir Pimpinan820.000805.000797.500793.750475.600330.050255.200238.1251.295.6001.135.0501.052.7001.031.875

5Bendaharawan Pengeluaran/Bendahara Penerima628.000617.000611.500608.750364.240252.970195.680182.625992.240869.970807.180791.375

6Jabatan Fungsional Umum lainnya580.000570.000565.000562.500336.400233.700180.800168.750916.400803.700745.800731.250

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNOLampiran II :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

STANDAR BIAYA TAMBAHAN PENGHASILAN PERTIMBANGAN TERTENTU

NONAMA DAERAH/NAMA JABATANGOLONGAN

IVIIIIII

123456

1Kabupaten Agam308.000274.120260.414260.414

2Kabupaten Dhamasraya500.000445.000422.750422.750

3Kabupaten Kepulauan Mentawai1.000.000890.000845.500845.500

4Kabupaten Lima Puluh Kota378.000336.420319.599319.599

5Kabupaten Padang Pariaman122.000108.580103.151103.151

6Kabupaten Pasaman454.000404.060383.857383.857

7Kabupaten Pasaman Barat481.000428.090406.686406.686

8Kabupaten Pesisir Selatan208.000185.120175.864175.864

9Kabupaten Sijunjung343.000305.270290.007290.007

10Kabupaten Solok151.000134.390127.671127.671

11Kabupaten Solok Selatan459.000408.510388.085388.085

12Kabupaten Tanah Datar276.000245.640233.358233.358

13Kota Bukittnggi246.000218.940207.993207.993

14Kota Padang Panjang195.000173.550164.873164.873

15Kota Pariaman151.000134.390127.671127.671

16Kota Payakumbuh335.000298.150283.243283.243

17Kota Sawahlunto257.000228.730217.294217.294

18Kota Solok173.000153.970146.272146.272

19Kepala Kantor Penghubung2.250.0002.002.500--

20Kepala UPTD Anjungan TMII1.500.0001.335.000--

21Kasi/Kasubag/JFU/JFT pada Kantor Penghubung/UPTD Anjungan TMII1.000.000890.000845.500845.500

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran III :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN HARIAN

JFU, JFU SEBAGAI PPTK, CPNS DAN PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAN III NON KEPALA SKPD

Bulan : .................................., Tahun : ..........................NAMA/NIP:RINCIAN TUGAS :

PANGKAT (GOL.RUANG):

JABATAN:

UNIT KERJA:

SKPD/INSTANSI:

NOHARI/ TANGGALWAKTUKEGIATANHASIL KERJADURASIPERHITUNGANVALIDASIKET

DARI PUKULS.D. PUKULVOLUNITTUGAS POKOKTUGAS TAMBAHANTUGAS POKOKTUGAS TAMBAHAN

12345678910111213

JUMLAH

Mengetahui:

ATASAN LANGSUNG

PEMBUAT LAPORAN

NAMA

NAMA

NIP

NIP

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNOLampiran IV :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN HARIAN

JFU, JFU SEBAGAI PPTK, CPNS DAN PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAN III NON KEPALA SKPD

Bulan : .................................., Tahun : ..........................A. PERKIRAAN ANGKA KREDITNOURAIAN KEGIATANTANGGALSATUAN HASILJUMLAH VOLUME KEGIATANPERKIRAAN ANGKA KREDITJUMLAH PERKIRAAN AKKETERANGAN/ BUKTI FISIK

12345678

JUMLAH

B. TUGAS TAMBAHANNOHARI/ TANGGALWAKTUKEGIATANHASIL KERJADURASIPERHITUNGANVALIDASIKET

DARI PUKULS.D. PUKULVOLUNITTUGAS POKOKTUGAS TAMBAHANTUGAS POKOKTUGAS TAMBAHAN

12345678910111213

JUMLAH

Mengetahui:

ATASAN LANGSUNG

PEMBUAT LAPORAN

NAMA

NAMA

NIP

NIP

GUBERNUR SUMATERA BARATdtoIRWAN PRAYITNO Lampiran V :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DAFTAR REKAPITULASI PENGUKURAN KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGHASILANBULAN KINERJA:DASAR PEMBAYARAN TAMBAHAN PENGHASILAN BULAN

SKPD/INSTANSI:

NONAMANIPGOL. RUANGJABATANESELONTOTAL SKOR KINERJATPDTPKTPPTJUMLAH TP DITERIMA

1234567891011

Padang,.............................................

KEPALA SKPD

NAMA

NIP

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNOLampiran VI :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEJABAT FUNGSIONAL UMUM

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

A. PERILAKU KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)NILAI KINERJA

1.Hadir terlambat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi 0 (nol) jam 10,00Akumulasi kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi dari 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi lebih dari 4 (empat) jam - 8 (delapan) jam 2,00Akumulasi lebih dari 8 (delapan) jam 0

2.Pulang lebih cepat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi pulang lebih cepat 0 (nol) jam 10,00Akumulasi pulang lebih cepat kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi pulang lebih cepat 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 4 (empat) jam - 7 (tujuh) jam 30 menit 2,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 7 (tujuh) jam 30 menit 0

3.Tidak masuk kantor tanpa ijin dalam 1 (satu) bulan0 hari 20,001 (satu) hari 12,002 (dua) hari 8,00Diatas 2 (dua) hari 0

4.Tidak melaksanakan tugas/perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan dalam 1 (satu) bulan0 kali 10,001 (satu) kali 6,002 (dua) kali 4,003 (tiga) kali 2,00Di atas 3 (tiga) kali 0

JUMLAH NILAI ASPEK PERILAKU KERJA0

B. PRESTASI KERJA

1.Pelaksanaan Tugas Pokok dalam 1 (satu) bulanSebanyak 21 hari atau lebih *40,00Sebanyak 20 hari *24,00Sebanyak 19 hari *16,00Sebanyak 18 hari *8,00Sebanyak 17 hari atau kurang *0

2.Pelaksanaan Tugas Tambahan dalam 1 (satu) bulanSebanyak 8 (delapan) kegiatan atau lebih 5,00Sebanyak 7 (tujuh) kegiatan 3,00Sebanyak 6 (enam) kegiatan 2,00Sebanyak 5 (lima) kegiatan 1,00Sebanyak 4 (empat) atau kurang kegiatan 0

3.Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan HarianPada tanggal 1 pada bulan berikutnya5,00Pada tanggal 2 pada bulan berikutnya3,00Pada tanggal 3 pada bulan berikutnya2,00Pada tanggal 4 pada bulan berikutnya1,00Pada tanggal 5 pada bulan berikutnya0

JUMLAH NILAI ASPEK PRESTASI KERJA1000

* 1 (satu) hari Libur Nasional/cuti bersama dihitung sebagai 1 aktifitas kegiatan tugas pokok.

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNOLampiran VII :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEJABAT FUNGSIONAL UMUM YANG MENJABAT SEBAGAI PPTKBulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

A. PERILAKU KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)NILAI KINERJA

1.Hadir terlambat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi 0 (nol) jam 10,00Akumulasi kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi dari 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi lebih dari 4 (empat) jam - 8 (delapan) jam 2,00Akumulasi lebih dari 8 (delapan) jam 0

2.Pulang lebih cepat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi pulang lebih cepat 0 (nol) jam 10,00Akumulasi pulang lebih cepat kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi pulang lebih cepat 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 4 (empat) jam - 7 (tujuh) jam 30 menit 2,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 7 (tujuh) jam 30 menit 0

3.Tidak masuk kerja tanpa ijin dalam 1 (satu) bulan0 hari 15,001 (satu) hari 9,002 (dua) hari 6,00Diatas 2 (dua) hari 0

4.Tidak melaksanakan tugas/perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan dalam 1 (satu) bulan0 kali 10,001 (satu) kali 6,002 (dua) kali 4,003 (tiga) kali 2,00Di atas 3 (tiga) kali 0

JUMLAH NILAI ASPEK PERILAKU KERJA0

B. PRESTASI KERJA

1.Pelaksanaan Tugas Pokok dlm 1 (satu) blnSebanyak 21 hari atau lebih *35,00Sebanyak 20 hari *21,00Sebanyak 19 hari *14,00Sebanyak 18 hari *7,00Sebanyak 17 hari atau kurang *0

2.Pelaksanaan Tugas Tambahan dalam 1 (satu) bulanSebanyak 8 (delapan) kegiatan atau lebih 5,00Sebanyak 7 (tujuh) kegiatan 3,00Sebanyak 6 (enam) kegiatan 2,00Sebanyak 5 (lima) kegiatan 1,00Sebanyak 4 (empat) atau kurang kegiatan 0

3.Persentase realisasi anggaran sampai dgn bln pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dengan bulan pengukuran kinerja, kegiatan yang dikelola oleh bagian/bidang/ sekretariat/UPTD atau SKPD khusus untuk Rumah Sakit dan Inspektorat ProvinsiMencapai 95% atau lebih10,00Mencapai 90% s.d. 94%6,00Mencapai 85% s.d. 89%4,00Mencapai 85% s.d. 89%2,00Mencapai kurang dari 85% 0

4.Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan HarianPada tanggal 1 pada bulan berikutnya5,00Pada tanggal 2 pada bulan berikutnya3,00Pada tanggal 3 pada bulan berikutnya2,00Pada tanggal 4 pada bulan berikutnya1,00Pada tanggal 5 pada bulan berikutnya0

JUMLAH NILAI ASPEK PRESTASI KERJA1000

* 1 (satu) hari Libur Nasional/cuti bersama dihitung sebagai 1 aktifitas kegiatan tugas pokok.

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran VIII :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEJABAT FUNGSIONAL TERTENTU

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

A. PERILAKU KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)NILAI KINERJA

1.Hadir terlambat tanpa ijin dalam 1 (satu) blnAkumulasi 0 (nol) jam 10,00Akumulasi kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi dari 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi lebih dari 4 (empat) jam - 8 (delapan) jam 2,00Akumulasi lebih dari 8 (delapan) jam 0

2.Pulang lebih cepat tanpa ijin dlm 1 (satu) bulanAkumulasi pulang lebih cepat 0 (nol) jam 10,00Akumulasi pulang lebih cepat kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi pulang lebih cepat 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 4 (empat) jam - 7 (tujuh) jam 30 menit 2,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 7 (tujuh) jam 30 menit 0

3.Tidak masuk kerja tan-pa ijin dlm 1 (satu) bln0 hari 20,001 (satu) hari 12,002 (dua) hari 8,00Diatas 2 (dua) hari 0

4.Tidak melaksanakan tugas/perintah kedina-san dari atasan tanpa alasan dlm 1 (satu) bln0 kali 10,001 (satu) kali 6,002 (dua) kali 4,003 (tiga) kali 2,00Di atas 3 (tiga) kali 0

JUMLAH NILAI ASPEK PERILAKU KERJA0

B. PRESTASI KERJA

1Pencapaian Bahan Angka Kredit setiap bulanMencapai bahan angka kredit sesuai atau di atas target bahan angka kredit bulanan40,00Mencapai 75% - 99% dari bahan angka kredit target bulanan24,00Mencapai 60% - 74% dari bahan angka kredit target bulanan16,00Mencapai 50% - 59% dari bahan angka kredit target bulanan8,00Mencapai kurang dari 50% dari bahan angka kredit target bulanan0

2Pelaksanaan Tugas TambahanSebanyak 4 kegiatan atau lebih dlm 1 (satu) bulan5,00Sebanyak 3 kegiatan atau lebih dlm 1 (satu) bulan3,00Sebanyak 2 kegiatan atau lebih dlm 1 (satu) bulan2,00Sebanyak 1 kegiatan atau lebih dlm 1 (satu) bulan1,00Tidak melaksanakan tugas tambahan 0

3Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan HarianPada tanggal 1 pada bulan berikutnya5,00Pada tanggal 2 pada bulan berikutnya3,00Pada tanggal 3 pada bulan berikutnya2,00Pada tanggal 4 pada bulan berikutnya1,00Pada tanggal 5 pada bulan berikutnya0

JUMLAH NILAI ASPEK PRESTASI KERJA1000

Bahan Angka Kredit yang tercapai= Mengetahui

Target bulanan bahan Angka Kredit=Ketua Tim Angka Kredit/

Koordinator Jafung*Cara mengetahui target bulanan bahan angka kredit:

Angka Kredit yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat (dalam 4 tahun)48NAMA

NIP

Keterangan :

48 = 12 Bulan x 4 tahun

Koordinator Jafung adalah Pejabat Fungsional/Kepala Balai/Kasubag Kepegawaian dan Umum yang ditunjuk oleh Kepala OPD sebagai Koordinator Jafung

1 (satu) hari Libur Nasional/cuti bersama dihitung sebagai 1 aktifitas kegiatan tugas pokok.

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran IX :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEJABAT FUNGSIONAL TERTENTU YANG MENJABAT SEBAGAI PPTK

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

A. PERILAKU KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)NILAI KINERJA

1.Hadir terlambat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi 0 (nol) jam 10,00Akumulasi kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi dari 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi lebih dari 4 (empat) jam - 8 (delapan) jam 2,00Akumulasi lebih dari 8 (delapan) jam 0

2.Pulang lebih cepat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi pulang lebih cepat 0 (nol) jam 10,00Akumulasi pulang lebih cepat kurang dari 2 (dua) jam 6,00Akumulasi pulang lebih cepat 2 (dua) 4 (empat) jam 4,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 4 (empat) jam - 7 (tujuh) jam 30 menit 2,00Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 7 (tujuh) jam 30 menit 0

3.Tdk masuk kerja tanpa ijin dlm 1 (satu) bulan0 hari 10,001 (satu) hari 6,002 (dua) hari 4,00Diatas 2 (dua) hari 0

4.Tidak melaksanakan tugas/perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan dlm 1 (satu) bln0 kali 10,001 (satu) kali 6,002 (dua) kali 4,003 (tiga) kali 2,00Di atas 3 (tiga) kali 0

JUMLAH NILAI ASPEK PERILAKU KERJA -

B. PRESTASI KERJA

1.Pencapaian Bahan Angka Kredit setiap bulanMencapai bahan angka kredit sesuai atau di atas target bahan angka kredit bulanan40,00Mencapai 75% - 99% dari bahan angka kredit target bulanan24,00Mencapai 60% - 74% dari bahan angka kredit target bulanan16,00Mencapai 50% - 59% dari bahan angka kredit target bulanan8,00Mencapai kurang dari 50% dari bahan angka kredit target bulanan0

2.Pelaksanaan Tugas TambahanSebanyak 4 kegiat-an atau lebih dlm 1 (satu) bulan5,00Sebanyak 3 kegiat-an atau lebih dlm 1 (satu) bulan3,00Sebanyak 2 kegiat-an atau lebih dlm 1 (satu) bulan2,00Sebanyak 1 kegiat-an atau lebih dlm 1 (satu) bulan1,00Tidak melaksanakan tugas tambahan 0

3.Persentase realisasi anggaran sampai dgn bulan pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dgn bulan pengukuran kinerja, kegiatan yang dikelola oleh bagian/ bidang/ sekretariat/ UPTD atau SKPD khu-sus utk Rumah Sakit dan Inspektorat ProvinsiMencapai 95% atau lebih10,00Mencapai 90% s.d. 94%6,00Mencapai 85% s.d. 89%4,00Mencapai 85% s.d. 89%2,00Mencapai kurang dari 85% 0

4.Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan HarianPada tanggal 1 pada bulan berikutnya5,00Pada tanggal 2 pada bulan berikutnya3,00Pada tanggal 3 pada bulan berikutnya2,00Pada tanggal 4 pada bulan berikutnya1,00Pada tanggal 5 pada bulan berikutnya0

JUMLAH NILAI ASPEK PRESTASI KERJA100 -

Bahan Angka Kredit yang tercapai= Mengetahui

Target bulanan bahan Angka Kredit=Ketua Tim Angka Kredit/

Koordinator Jafung*Cara mengetahui target bulanan bahan angka kredit:

Angka Kredit yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat (dalam 4 tahun)48NAMA

NIP

Keterangan :

48 = 12 Bulan x 4 tahun

Koordinator Jafung adalah Pejabat Fungsional/Kepala Balai/Kasubag Kepegawaian dan Umum yang ditunjuk oleh Kepala OPD sebagai Koordinator Jafung

1 (satu) hari Libur Nasional/cuti bersama dihitung sebagai 1 aktifitas kegiatan tugas pokok.

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran XI :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAN ESELON IV

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

A. PERILAKU KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)NILAI KINERJA

1.Hadir terlambat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi 0 (nol) jam 7,50 Akumulasi kurang dari 2 (dua) jam 4,50 Akumulasi dari 2 (dua) 4 (empat) jam 3,00 Akumulasi lebih dari 4 (empat) jam - 8 (delapan) jam 1,50 Akumulasi lebih dari 8 (delapan) jam 0

2.Pulang lebih cepat tanpa ijin dalam 1 (satu) bulanAkumulasi pulang lebih cepat 0 (nol) jam 7,50 Akumulasi pulang lebih cepat kurang dari 2 (dua) jam 4,50 Akumulasi pulang lebih cepat 2 (dua) 4 (empat) jam 3,00 Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 4 (empat) jam - 7 (tujuh) jam 30 menit 1,50 Akumulasi pulang lebih cepat lebih dari 7 (tujuh) jam 30 menit 0

3.Tidak masuk kerja tanpa ijin dalam 1 (satu) bulan0 hari 15,00 1 (satu) hari 9,00 2 (dua) hari 6,00 Diatas 2 (dua) hari 0

4.Tidak melaksanakan tugas/perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan dalam 1 (satu) bulan0 kali 10,00 1 (satu) kali 6,00 2 (dua) kali 4,00 3 (tiga) kali 2,00 Di atas 3 (tiga) kali 0

JUMLAH NILAI ASPEK PERILAKU KERJA0

B. PRESTASI KERJA

1Pelaksanaan Tugas Pokok dalam 1 (satu) bulanSebanyak 21 hari atau lebih * 40,00 Sebanyak 20 hari * 24,00 Sebanyak 19 hari * 16,00 Sebanyak 18 hari * 8,00 Sebanyak 17 hari atau kurang *0

2Pelaksanaan Tugas Tambahan dalam 1 (satu) bulanSebanyak10 (sepuluh) kegiatan atau lebih 5,00 Sebanyak 9 (sembilan) kegiatan 3,00 Sebanyak8 (delapan) kegiatan 2,00 Sebanyak 7 (tujuh) kegiatan 1,00 Sebanyak 6 (enam) kegiatan atau kurang 0

3Persentase realisasi anggaran sampai dengan bulan pengukuran kinerja terhadap anggaran kas sampai dengan bulan pengukuran kinerja, kegiatan yang dikelola oleh bagian/bidang/ sekretariat/UPTD atau SKPD khusus untuk Rumah Sakit dan Inspektorat ProvinsiMencapai 95% atau lebih 10,00 Mencapai 90% s.d. 94% 6,00 Mencapai 85% s.d. 89% 4,00 Mencapai 85% s.d. 89% 2,00 Mencapai kurang dari 85% 0

4Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan HarianPada tanggal 1 pada bulan berikutnya 5,00 Pada tanggal 2 pada bulan berikutnya 3,00 Pada tanggal 3 pada bulan berikutnya 2,00 Pada tanggal 4 pada bulan berikutnya 1,00 Pada tanggal 5 pada bulan berikutnya0

JUMLAH NILAI ASPEK PRESTASI KERJA100 0

* 1 (satu) hari Libur Nasional/cuti bersama dihitung sebagai 1 aktifitas kegiatan tugas pokok.

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran XII :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILANSEKRETARIS DAERAH, ASISTEN SEKRETARIS DAERAH,KEPALA SKPD DAN KEPALA BIRO SEKRETARIAT DAERAH

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

NAMA PEJABAT YANG MENJADI BAWAHAN LANGSUNG.....................................................................................

Total Skor Kinerja

NAMA PEJABAT YANG MENJADI BAWAHAN LANGSUNG.....................................................................................

Total Skor Kinerja

NAMA PEJABAT YANG MENJADI BAWAHAN LANGSUNG..................................................................................... DST

Total Skor Kinerja

PERHITUNGAN SKOR KINERJA DAN BESARAN TAMBAHAN PENGASILAN DIBAYARKAN

NOASPEKJUMLAH SKOR KINERJATPDTPKTPPTBESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN

1.Perilaku Kerja0 - - - -

2.Prestasi Kerja0

TOTAL0

Tanda tangan pejabat yang menilai :

Tanda tangan pejabat yang dinilai :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Lampiran XIII :PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR:89 Tahun 2012

TANGGAL: 17 Desember 2012

TENTANG: TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA DAN PERHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILANSTAF AHLI GUBERNUR

Bulan:

Tahun:

Instansi:

NOPEJABAT YANG MENILAIPEJABAT YANG DINILAI

1.Nama : Nama :

2.NIP :NIP :

3.Pangkat/Gol. Ruang :Pangkat/Gol. Ruang :

4.Jabatan:Jabatan:

5.Unit Kerja:Unit Kerja:

Tugas Pokok Pejabat yang dinilai :

PRESTASI KERJA

NOINDIKATORPROPORSI ATAU BOBOT INDIKATOR (%)

1Jumlah hasil rekomendasi kebijakan tertulis yang disampaikan kepada GubernurMenghasilkan 4 (empat) rekomendasi kebijakan dalam 1 (satu) bulan 100 Menghasilkan 3 (tiga) rekomendasi kebijakan dalam 1 (satu) bulan 60 Menghasilkan 2 (dua) rekomendasi kebijakan dalam 1 (satu) bulan 40 Menghasilkan 1 (satu) rekomendasi kebijakan dalam 1 (satu) bulan 20 Tidak Menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam 1 (satu) bulan 0

Tanda tangan pejabat yang menghitung:Tanda tangan pejabat yang menilai/mensahkan :

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

726

727

IPK PTP 1

IPK PTP 1.1

IPK PTP 2

IPK PTP 2.1

IPK PTP 3

IPK PTP 4

IPK PTP 5