5
1 PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA Alvin Hidayat, Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected]; [email protected] Abstrak Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting bagi PT. Unilever Indonesia. Salah satu cara meningkatkan produktivitas adalah dengan melakukan efisiensi. Efisiensi dapat dilakukan di bagian manapun yang dianggap kurang efisien. Pada kenyataan dilapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Namun, untuk melakukan efisiensi diperlukan sebuah dasar acuan yang kuat. Maka, penelitian ini diperlukan sebagai acuan peninjauan kontrak cleaning dengan pihak ketiga. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan beban tugas per jabatan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/7/2004 untuk perhitungan beban kerja. Perhitungan beban tugas tersebut membutuhkan nilai waktu penyelesaian tugas yang dapat diperoleh menggunakan metode stopwatch time study. Setelah diketahui hasil beban kerja cleaning seluruh area pabrik, maka dilakukan efisiensi menggunakan ECRS. Hasil dari efisiensi adalah alternatif penggabungan beban kerja. Hasil alternatif penggabungan yang pertama adalah dengan menggabungkan area packing line, lorong-locker, toilet-NST, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 2 karyawan. Alternatif penggabungan kedua adalah dengan menggabungkan area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan ketiga adalah dengan menggabungkan area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan keempat adalah dengan menggabungkan area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan kelima adalah dengan menggabungkan area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Kata Kunci : Stopwatch Time Study, Efisiensi ECRS, Beban Kerja Per Area, NASA-TLX, Jumlah Optimal Karyawan. 1. Pendahuluan Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Profit perusahaan yang menurun tentu akan menjadi ancaman bagi perusahaan tersebut. Upaya untuk melakukan peningkatan profit dapat dilakukan melalui salah satu faktornya yaitu peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting untuk PT. Unilever Indonesia. Efisiensi adalah salah satu cara meningkatkan produktivitas. Efisiensi dapat dilakukan dibagian yang dianggap kurang efisien dalam menggunakan sumberdaya. Pada kenyataan di lapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Karena sudah terjadi kesepakatan dalam kontrak, maka hanya bisa dilakukan perubahan pada kontrak selanjutnya. Namun, peninjauan terhadap kontrak perlu dilakukan lebih awal. Kesepakatan dalam kontrak tersebut tercantum besaran biaya kontrak cleaning, dan jumlah pekerja dalam kontrak. Dalam kenyataan, cleaning pabrik personal wash dilakukan oleh 22 orang karyawan PT.ISS pada shift pertama. Jumlah karyawan tersebut membersihkan area pabrik personal wash seluas 1.154.351,43 meter persegi. PT. Unilever Indonesia ingin melakukan efisiensi melalui pengurangan karyawan PT. ISS di pabrik personal wash, akan tetapi PT. Unilever Indonesia belum memiliki perhitungan jumlah pekerja optimal untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pembaruan kontrak sebelumnya akan dilakukan PT. Unilever Indonesia dengan

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG ... pembersihan kurang optimal, titik-titik kotor terus bertambah, probabilitas kecelakaan kerja meningkat, stress karyawan meningkat. Akibat fatal

Embed Size (px)

Citation preview

1

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK

PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA

Alvin Hidayat, Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected]; [email protected]

Abstrak Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan

produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting bagi PT. Unilever Indonesia. Salah satu cara meningkatkan produktivitas adalah dengan melakukan efisiensi. Efisiensi dapat dilakukan di bagian manapun yang dianggap kurang efisien. Pada kenyataan dilapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Namun, untuk melakukan efisiensi diperlukan sebuah dasar acuan yang kuat. Maka, penelitian ini diperlukan sebagai acuan peninjauan kontrak cleaning dengan pihak ketiga.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan beban tugas per jabatan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/7/2004 untuk perhitungan beban kerja. Perhitungan beban tugas tersebut membutuhkan nilai waktu penyelesaian tugas yang dapat diperoleh menggunakan metode stopwatch time study. Setelah diketahui hasil beban kerja cleaning seluruh area pabrik, maka dilakukan efisiensi menggunakan ECRS. Hasil dari efisiensi adalah alternatif penggabungan beban kerja. Hasil alternatif penggabungan yang pertama adalah dengan menggabungkan area packing line, lorong-locker, toilet-NST, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 2 karyawan. Alternatif penggabungan kedua adalah dengan menggabungkan area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan ketiga adalah dengan menggabungkan area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan keempat adalah dengan menggabungkan area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan kelima adalah dengan menggabungkan area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Kata Kunci : Stopwatch Time Study, Efisiensi ECRS, Beban Kerja Per Area, NASA-TLX, Jumlah Optimal Karyawan.

1. Pendahuluan Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi

semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Profit perusahaan yang menurun tentu akan menjadi ancaman bagi perusahaan tersebut. Upaya untuk melakukan peningkatan profit dapat dilakukan melalui salah satu faktornya yaitu peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting untuk PT. Unilever Indonesia.

Efisiensi adalah salah satu cara meningkatkan produktivitas. Efisiensi dapat dilakukan dibagian yang dianggap kurang efisien dalam menggunakan sumberdaya. Pada kenyataan di lapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja

para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Karena sudah terjadi kesepakatan dalam kontrak, maka hanya bisa dilakukan perubahan pada kontrak selanjutnya. Namun, peninjauan terhadap kontrak perlu dilakukan lebih awal.

Kesepakatan dalam kontrak tersebut tercantum besaran biaya kontrak cleaning, dan jumlah pekerja dalam kontrak. Dalam kenyataan, cleaning pabrik personal wash dilakukan oleh 22 orang karyawan PT.ISS pada shift pertama. Jumlah karyawan tersebut membersihkan area pabrik personal wash seluas 1.154.351,43 meter persegi. PT. Unilever Indonesia ingin melakukan efisiensi melalui pengurangan karyawan PT. ISS di pabrik personal wash, akan tetapi PT. Unilever Indonesia belum memiliki perhitungan jumlah pekerja optimal untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pembaruan kontrak sebelumnya akan dilakukan PT. Unilever Indonesia dengan

2

menghitung jumlah karyawan yang optimal sebagai bahan dasar penentuan nilai kontrak.

Jumlah karyawan optimal untuk cleaning sangat penting nilainya bagi PT. Unilever Indonesia. Apabila karyawan yang ada melebihi jumlah optimal, maka terjadi pemborosan input selama kontrak berlangsung. Besarnya nilai pemborosan tersebut bergantung pada selisih jumlah karyawan dan lama kontrak. Apabila karyawan yang ada kurang dari jumlah optimal, maka telah terjadi pembebanan pekerjaan yang melebihi kapasitas pekerja. Akibat yang mungkin terjadi adalah pembersihan kurang optimal, titik-titik kotor terus bertambah, probabilitas kecelakaan kerja meningkat, stress karyawan meningkat. Akibat fatal yang mungkin terjadi adalah demo karyawan yang salah arah, seperti yang terjadi di daerah bekasi, karyawan pihak ketiga menuntut kepada perusahaan yang memberikan kontrak.

Jonder sihotang (2012) menuliskan di berita SH News tentang demonstrasi salah arah tersebut. Akibatnya kebijakan pemerintah membatasi karyawan outsourcing di beberapa bagian tertentu. Menurut keputusan pemerintah hanya ada lima jenis pekerjaan yang boleh menggunakan pihak ketiga yaitu cleaning service, keamanan, transportasi, katering dan pemborongan pertambangan. Hal tersebut tercantum dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republik indonesia nomor 19 tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain Bab 3, bagian kesatu, pasal 17 nomor 3. PT. Unilever Indonesia mengalami perubahan yaitu pengurangan karyawan outsourcing pada gudang dan penambahan jumlah karyawan tetap. Hal tersebut membuat PT. Unilever Indonesia melakukan penambahan anggaran. Bukan hal yang tidak mungkin jika terjadi kericuhan kembali akan mengarahkan kebijakan pemerintah untuk mengurangi bagian yang boleh diserahkan kepada pihak ketiga atau kemungkinan terburuk pemerintah dapat melarang penggunaan karyawan outsourcing secara keseluruhan.

2. Data dan Metodologi Penelitian

Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari empat tahapan utama. Tahapan-tahapan ini tersusun secara berurutan dimulai dari tahap identifikasi, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi dan yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan dan saran. 1. Pada tahap identifikasi akan dilakukan penentuan perumusan masalah yang ada pada PT. Unilever Indonesia dan tujuan penelitian.Tujuan dari penelitian ini adalah Menghitung workload karyawan cleaning pabrik personal wash dan menentukan jumlah optimal karyawan cleaning pabrik personal wash. 2. Pada langkah pengumpulan data, akan dilakukan pengambilan data primer dan data sekunder.Data primer disini merupakan data pengukuran waktu kerja karyawan. Data pengukuran waktu kerja didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara.Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan tidak langsung yang diperoleh dari pihak objek penelitian PT.Unilever Indonesia yaitu data profil perusahaan, data jumlah karyawan, data alur pekerjaan dan peta area pabrik personal wash.

3. Pada tahap pengolahan data, terdapat tiga tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perhitungan waktu standar menggunakan Stopwatch time study, tahap perhitungan beban kerja area sesuai KEP/75/M.PAN/7/2004 dan tahap efisiensi jumlah karyawan menggunakan metode ECRS. Dari tahapan ini diperoleh alternatif efisiensi yang dimungkinkan pelaksanaannya. 4. Tahap analisis dan interpretasi akan diberikan penjelasan mengenai hasil pengolahan data. Penjelasan berupa penerjemahan hasil dan korelasinya dengan tujuan penelitian. 5. Tahap yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari dilakukannya penelitian ini.

3. Metode Stopwatch Time Study

Stopwatch time study adalah pengukuran waktu kerja secara langsung yang dilakukan dengan alat ukur waktu stopwatch. Menurut Sritomo (2008) penelitian dengan stopwatch time study memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berikut ini adalah urutan langkah dalam stopwatch time study. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur

waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.

Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain

Bagi operasi kerja dalam elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya

Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut

Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak ? Tes pula keseragaman data yang diperoleh

Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%).

Pada uji kecukupan data menggunakan rumus sebagai berikut.

Dengan N’ = Jumlah sampel yang dibutuhkan N = Jumlah data yang diambil X = Data waktu yang dibaca oleh stopwatch untuk tiap-tiap individu pengamatan Pada Uji Keseragaman data menggunakan Rumus berikut.

3

Dengan BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah Xbar = Rata-rata data q = Standar deviasi data P = performance rating Xi = data ke-i n = jumlah data Pada Perhitungan waktu normal digunakan rumus sebagai berikut. Waktu Normal = Total Waktu Aktual x Performace Rating Pada perhitungan waktu standar digunakan rumus sebagai berikut. 𝑊𝑊𝑊𝑊 = 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑊𝑊𝑁𝑁 𝑥𝑥 (1 + 𝑊𝑊𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑎𝑎𝑊𝑊𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎) Berikut ini adalah hasil perhitungan waktu standar menggunakan Stopwatch time study.

Tabel 3.1 Perhitungan Waktu Standar Menyapu

Tabel 4.46 Perhitungan Waktu Standar Moping

Tabel 4.47 Perhitungan Waktu Standar Dusting

Tabel 4.48 Perhitungan Waktu Standar Toilet

4. Metode Pengukuran Beban Kerja berdasarkan KEP/75/M.PAN/2004

Beban kerja dapat diperoleh dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai dengan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor KEP/75/M.PAN/7/2004. Metode ini tepat digunakan untuk pekerjaan dengan hasil yang beragam. Pekerjaan cleaning memiliki keberagaman, antara lain menyapu, mengepel, dan mengelap (dusting).Sehingga, sangat cocok dilakukan pengukuran workload dengan metode ini.

Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor KEP/75/M.PAN/7/2004 terdapat beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu agar dapat dilakukan perhitungan dengan metode ini. Berikut ini adalah informasi yang diperlukan. Uraian tugas beserta jumlah beban setiap tugas Waktu penyelesaian tugas Jumlah waktu per hari rata-rata

Setelah diketahui informasi diatas, langkah selanjutnya adalah menghitung dengan rumus yang sudah ditetapkan. Berikut ini adalah rumus penentuan jumlah tenaga kerja.

𝐽𝐽𝑊𝑊𝑁𝑁𝑁𝑁𝑊𝑊ℎ 𝐾𝐾𝑊𝑊𝑁𝑁𝐾𝐾𝑊𝑊𝑎𝑎𝑊𝑊𝑎𝑎 =𝛴𝛴𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝛴𝛴𝑎𝑎𝑎𝑎𝐾𝐾𝑎𝑎𝑁𝑁𝑎𝑎𝑊𝑊𝑊𝑊𝛴𝛴𝑊𝑊𝑎𝑎𝛴𝛴𝑊𝑊𝛴𝛴𝑊𝑊𝑊𝑊 (𝑊𝑊𝛴𝛴𝛴𝛴)

𝛴𝛴𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝐾𝐾𝑎𝑎𝑁𝑁𝛴𝛴𝑊𝑊𝛴𝛴𝛴𝛴𝑎𝑎𝑊𝑊𝑊𝑊𝛴𝛴𝛴𝛴 (𝑊𝑊𝐾𝐾𝛴𝛴)

Waktu penyelesaian tugas diperoleh dari waktu standar penyelesaian kerja. Sedangkan Waktu kerja efektif diperoleh dari total waktu kerja yang disediakan perusahaan dalam satu hari. Sehingga dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Jumlah Karyawan =𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑠𝑠𝑊𝑊𝑁𝑁

𝛴𝛴𝑁𝑁𝑊𝑊𝑊𝑊𝑁𝑁 𝑎𝑎𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑎𝑎𝑁𝑁𝛴𝛴𝑊𝑊

Berikut ini adalah rekap hasil perhitungan beban kerja area

5. Konsep ECRS Konsep ECRS adalah suatu metode untuk melakukan

improvement pada suatu proses tertentuk. ECRS merupakan kepanjangan dari Eliminte, Combine, Rearrange, dan Simplify. Eliminate adalah pengurangan terhadap sesuatu yang tidak diperlukan. Combine adalah mengkombinasikan dua hal atau lebih agar lebih efisien. Rearrange adalah penataan kembali terhadap beberapa proses agar lebih efisien dan efektif. Simplify adalah penyederhanaan suatu proses sehingga lebih efisien. Berikut ini adalah hasil kombinasi beban kerja area.

Sweeping (sapu biasa) 2,25426 1,083 2,44212 16% 2,83285931Mengambil hasil menyapu 17,7656 1,083 19,24609 16% 22,3254688Menyapu dengan kapi 17,8132 1,167 20,78202 16% 24,1071404

Waktu Standart

Elemen KerjaRata-rata

Rating Waktu Normal

RA (%)

Mempersiapkan alat dan air 67,652 1 67,652 12% 75,77024Pel Basah 4,489 1 4,489 16% 5,20724mengumpulkan air 7,634074 1 7,6340741 16% 8,855525926mengeruk air 4,391739 1 4,3917391 16% 5,094417391pel kering 7,095294 1 7,0952941 16% 8,230541176Pembersihan alat 43,1925 1 43,1925 16% 50,1033peras pel 16,40372 1 16,403721 16% 19,02831628poles 43,1925 1 43,1925 18% 50,96715

Elemen KerjaRata-rata

Rating Waktu Normal

RA (%) Waktu Standart

Menyiapkan alat 22,70933333 1,083333333 24,60177778 22% 30,01416889Mengelap 9,894210526 1,083333333 10,71872807 12% 12,00497544membersihkan alat 11,97842105 1,083333333 12,97662281 22% 15,83147982

Waktu StandartElemen Kerja Rata-rata Rating Waktu Normal RA

Mengambil sampah 15,0804 1,1667 17,5938 16% 20,408808membuang kumpulan sa 32,65947 1,1667 38,10272 16% 44,1991544membersihkan kloset 82,47875 1,1667 96,22521 16% 111,621242menggosok lantai 50,00964 1,1667 58,34458 16% 67,6797167menyiram 57,43308 1,1667 67,00526 16% 77,7260974siram pendahuluan 32,09848 1,1667 37,44823 16% 43,4399495wastafel 14,24333 1,1667 16,61722 16% 19,2759778handsoap 40,78278 1,1667 47,57991 16% 55,1926926cermin 11,14708 1,1667 13,00493 16% 15,0857194urinoir 87,986 1,1667 102,6503 11% 113,94187alat lap cermin 14,51238 1,1667 16,93111 16% 19,6400889

Rata-rata Rating Waktu Normal

RA (%) Waktu Standart

Elemen Kerja

Area Waktu (Menit) Beban KerjaPackline 1-13 2241,853591 534%Lorong-Locker 44,20082486 11%

Toilet-NST 101,4176767 24%GHJ PW 154,2543851 37%

Engineering 148,7041822 35%Drier 6 71,62151245 17%

CMS/Proses 510,2943903 121%BDM 243,7978093 58%

Boiler 80,07880522 19%Substore 479,0706745 114%RMS PW 278,2430921 66%

MILL 384,6522202 92%Office PW 363,9229355 87%

Drier 371,1872895 88%

4

Tabel 4.65 Hasil Kombinasi Area Menggunakan ECRS

Tabel 4.66 Alternatif Kombinasi Untuk Penggabungan Cleaning Area Boiler Dan RMS

6. Analisis Alternatif Kombinasi

Efisiensi dengan ECRS ini diperoleh menggunakan kombinasi beban kerja area yang memungkinkan untuk digabungkan. Kombinasi yang dicoba dilakukan ada 4 kombinasi yaitu C1, C2, C3, C4, dan C4.1. kombinasi dilakukan dengan berbagai pertimbangan selain besaran beban kerja, seperti faktor jarak, kesamaan elemen kerja, dan sebagainya.

Kombinasi C1 menggabungkan packing line dengan lorong-locker, toilet-NST, dan GHJ. Penggabungan 4 area tersebut dapat mengurangi jumlah tenaga kerja hingga 2 orang. Kombinasi ini dilakukan karena faktor kedekatan jarak area. Empat area tersebut dilantai yang sama, dan tidak ada pintu yang membatasi antar area. Sehingga, dimungkinkan dilakukan penggabungan beban kerja dengan kombinasi C1.

Kombinasi C2 menggabungkan area engineering dan drier 6. Penggabungan C2 dapat mengurangi jumlah tenaga kerja 1 orang. Kombinasi ini dilakukan dengan pertimbangan beban kerja dan karakteristik area yang sama, sehingga banyak elemen kerja yang sama.

Kombinasi C3 menggabungkan CMS dan BDM. Penggabungan C3 dapat mengurangi jumlah tenaga kerja sebanyak 1 orang. Kombinasi ini dilakukan karena faktor kedekatan area, dan kondisi yang hampir sama yaitu suhu di kedua area ini lebih tinggi dibandingkan dengan area lainnya. Kondisi tersebut berlaku juga untuk jenis lantai yang sama disebabkan antisipasi suhu yang tinggi. Kombinasi ini sangat mungkin dilakukan dengan pertimbangan tersebut.

Kombinasi C4 menggabungkan area boiler dengan substore. Penggabungan 2 area pada C4 dapat mengurangi jumlah karyawan sebanyak 1 orang. Kombinasi ini hanya didasarkan pada besarnya beban kerja. Perbedaan yang signifikan adalah kondisia area boiler diluar pabrik sehingga terbuka tanpa dinding, sedangkan substore berada di lantai 3 dalam pabrik. Sehingga perlu dilakukan perhitungan movement boiler-substore. Setelah dilakukan perhitungan beban kerja movement dan dijumlahkan, hasilnya masih bisa dilakukan kombinasi 2 area ini.

Kombinasi C4.1 adalah alternatif lain penggabungan boiler, namun dengan RMS. Kombinasi C4.1 dilakukan

dengan alasan yang sama dengan kombinasi C4 yaitu peleburan beban area boiler. Jadi, hasil antara C4.1 dan C4 hanya satu yang dapat dilaksanakan.

Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan penelitian ini, yaitu antara lain : 1. Berdasarkan metode pengukuran beban kerja sesuai

KEP/75/M.PAN/7/2004 diperoleh beban kerja eksisting untuk masing-masing area. Pada area packing line workload area sebesar 534%, area lorong-locker workload area sebesar 11%, area toilet-NST workload area sebesar 24%, area GHJ workload area sebesar 37%, area engineering workload area sebesar 35%, area drier 6 workload area sebesar 17%, area CMS/Proses workload area sebesar 121%, area BDM workload area sebesar 58%, area boiler workload area sebesar 19%, area substore workload area sebesar 114%, area RMS workload area sebesar 66%, area mill workload area sebesar 92%, area office PW workload area sebesar 87%, area drier workload area sebesar 88%.

2. Jumlah optimal karyawan yang diperoleh menggunakan metode ECRS dengan mengkombinasikan area yang beban kerjanya kurang optimal. Hasil alternatif penggabungan yang pertama adalah dengan menggabungkan area packing line, lorong-locker, toilet-NST, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 2 karyawan. Alternatif penggabungan kedua adalah dengan menggabungkan area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan ketiga adalah dengan menggabungkan area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan keempat adalah dengan menggabungkan area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif penggabungan kelima adalah dengan menggabungkan area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Jadi total karyawan optimal untuk pekerjaan cleaning pabrik personal wash adalah 17 karyawan.

Daftar Pustaka Arumsari, Rahadiani. (2009). Perhitungan Kebutuhan Jumlah

Karyawan berdasarkan Analisis Beban Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Asri, Raras Mayang. (2012). Analisa Beban Kerja dan Job Analysis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Karyawan Berdasar pada Karakteristik dan Kemampuan Kerja. Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Depnakertrans. (2012). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2012. [Online] Available at :

Area Eksisting Waktu Workload Perhitungan ECRS Hasil ManningPackline 1-13 4 2241,854 534% 6Lorong-Locker 44,20082 11% 1

Toilet-NST 1 101,4177 24% 1GHJ PW 1 154,2544 37% 1

Engineering 1 148,7042 35% 1Drier 6 1 71,62151 17% 1

CMS/Proses 2 510,2944 121% 2BDM 1 243,7978 58% 1

Boiler 1 80,07881 19% 1Substore 2 479,0707 114% 2RMS PW 1 278,2431 66% 1 ------------- 66% 1

MILL 1 384,6522 92% 1 ------------- 92% 1Office PW 2 363,9229 87% 1 ------------- 87% 1

Drier 2 371,1873 88% 1 ------------- 88% 1Team Leader/

Supervisor2 ----------- ------------ 1 ------------- ------ 1

Total 22 22 17

C4 134% 2

Kombinasi

C1

C2

C3 180%

52%

605% 7

1

2

Boiler 1 80,07881 19% 1RMS PW 1 278,2431 66% 1

187%C4.1

5

http://www.depnakertrans.go.id/uploads/doc/perundangan/194328070350ab0fa438f1a.pdf [Accessed 15 September 2013]

Didomenico, A dan Nussbaum, A.M. (2008). “Interactive effects of physical and mental workload on subjective workload assessment”, Science Direct, Vol.38, hal. 977–983

MENPAN. (2004). Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004, Jakarta

Meyers, E.F . (1992). “Motion Study and Time Study”. New Jersey : Prentice Hall

Nawawi, Hadari. (2000). Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Pratama, Hanif Galih. (2013). Penentuan Alokasi Jumlah Pekerja Melalui Study Kerja dan Simulasi pada Proses Canner (Study Kasus : PT Great Giant Pineapple, Lampung) . Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sihotang, Jonder. (2012). Nasib Buruh Kontrak Menyedihkan. [Online] Available at: www.shnews.co/detile-8887-nasib-buruh-kontrak-yang-menyedihkan-.html [Accessed 7 September 2013]

Sophiana, Tiffany. (2006). Perancangan standar waktu kerja dan perhitungan jumlah tenaga kerja optimal pada bagian medical equipment.Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Wignjosoebroto, Sritomo. (2008). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Guna Widya