Perhitungan Rugi Daya Tegangan Menengah 20kv Bab 5

Embed Size (px)

Citation preview

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    Laporan Kerja Praktek

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan mengenai perhitungan rugi-rugi

    tegangan dan rugi-rugi daya pada atau saluran distribusi tegangan 20 KV di Gardu

    Induk Keramasan dapat diambil kesimpulan antara lain, yaitu :

    5.1 Kesimpulan 1. Penyebab terjadinya kerugian tegangan adalah letak pusat distribusi yang

    jauh dari pusat beban, arus beban puncak yang mengalir pada saluran.

    2. Dari hasil perhitungan rugi-rugi tegangan pada tiap-tiap penyulang atau

    feeder 20 KV di Gardu Induk Keramasan, dimana kerugian tegangan

    terbesar terjadi pada penyulang atau feeder Sulawesi, yaitu untuk siang

    hari sebesar 11,5 % dan untuk malam hari sebesar 10,19 %. Sedangkan

    rugi-rugi tegangan yang terkecil terjadi pada penyulang atau feeder

    Kalimantan, yaitu untuk siang hari sebesar 3,6 % dan untuk malam hari

    sebesar 2,96 %.

    3. Kerugian daya yang terbesar terdapat pada penyulang atau feeder

    Sulawesi, untuk siang hari sebesar 9,0 % dan untuk malam hari sebesar

    8,45 %. Sedangkan kerugian daya yang terkecil terdapat pada penyulang

    atau feeder Kalimantan, yaitu untuk siang hari 1,83 % dan untuk malam

    hari sebesar 1,47 %.

    4. Pada penyulang Sulawesi sudah tidak efisien, karena rugi daya pada

    penyulang tersebut sudah melewati batas toleransi yang diizinkan

    sebesar 5%.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    Laporan Kerja Praktek

    5.2 Saran 1. Untuk penyulang yang memiliki tingkat kerugian daya dan kerugian

    tegangan yang telah melewati batas toleransi, sebaiknya dilakukan

    pengurangan beban dengan melakukan sosialisasi kepada konsumen

    dengan tidak memakai beban yang berlebihan sehingga kemungkinan

    terjadinya rugi tegangan dan rugi daya sangat kecil.

    2. Memilih kapasitas daya untuk penghantar standar yang dipakai pada

    distribusi tengangan menengah, dengan demikian membatasi panjang

    saluran catu primer.

    3. Mengadakan perawatan yang sesuai dengan jadwal untuk melihat

    kondisi dari peralatan agar proses jalannya distribusi menjadi baik dan

    agar dilakukan penambahan gardu distribusi sisipan.