perhitungan ulang drainase

  • Upload
    budiman

  • View
    54

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

edit

Citation preview

  • PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SALURAN RUNGKUT MEDOKAN Ir. FX. Didik Harijanto. CES

    Jurusan DIII Teknik Sipil, Fakultas Teknologi Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Surabaya Indonesia 60111

    Abstrack - Normalisasi saluran drainase Rungkut Medokan

    dimaksudkan untuk mengatasi banjir yang sering melanda

    wilayah Rungkut Medokan. Di saat musim penghujan

    wilayah Rungkut Medokan sering terjadi genangan air hujan

    yang mencapai ketinggian 30 cm, sehingga membuat

    aktivitas masyarakat terganggu.

    Dalam perencanaan ini akan dilakukan normalisasi pada

    saluran yang bermasalah. Adapun normalisasi yang akan

    dilakukan sesuai dengan analisa perhitungan curah hujan

    rencana yang menggunakan Metode Distribusi Person Type III

    dan Log Person Type III. Kemudian metode tersebut diuji

    menggunakan Metode Chi Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov.

    Dari perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua saluran sekunder dapat menampung debit rencana,

    perlu normalisasi pada saluran yang kapasitasnya tidak sesuai

    dengan rencana. Saluran Rungkut Asri dinormalisasi dengan

    lebar 7 m dan ketinggian 1,5 m. Saluran Rungkut Asri Timur

    dinormalisasi dengan lebar 2,3 m dan ketinggian 2,3 m..

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang Saluran Rungkut Medokan adalah salah satu saluran

    sekunder yang ada di Surabaya. Ada 6 saluran sekunder yaitu

    Rungkut Asri, Rungkut Asri Utara, Rungkut Medokan,

    Rungkut Asri Timur, Medokan Asri Selatan, dan Medokan

    Asri. Saluran tersebut sering terjadi banjir pada musim hujan.

    Dengan genangan air yang ada akan mengganggu aktivitas

    masyarakat sekitar. Ada banyak faktor yang mempengaruhi

    banjir di daerah sekitar tersebut. Faktor-faktor yang

    menyebabkan banjir antara lain curah hujan tinggi, dataran

    saluran tersebut cenderung rendah dan perubahan tata guna

    lahan.

    Penulisan proyek akhir ini adalah salah satu upaya

    memberikan solusi dalam penanggulangan banjir dikawasan

    tersebut. Dengan perencanaan berkala banjir diharapkan tidak

    terjadi lagi.

    B. Perumusan Masalah Adapun beberapa macam permasalahan, adalah :

    1. Dengan sudah direncanakannya saluran tersier dan

    diasumsikan saluran tersier mampu menampung semua air,

    apakah saluran sekunder dapat menampung air dari saluran

    tersier dan dari debit rencana ?

    2. Berapakah debit rencana saluran sekunder apabila saluran

    sekunder tidak mampu menampung debit air dari debit

    rencana ?

    C. Tujuan Tujuan utama dari pekerjaan proyek akhir ini adalah :

    1. Merencanakan sistem drainase di kawasan Saluran Rungkut

    Medokan agar tidak terjadi genangan di area Rungkut

    Medokan.

    2. Meninjau kembali kondisi eksisting saluran sekunder pada

    pematusan Saluran Rungkut Medokan dengan segala

    perubahan tata guna lahan di wilayah tersebut.

    3. Menormalisasi Saluran Sekunder dengan harapan tidak terjadi

    lagi genangan di kawasan Rungkut Medokan.

    D. Manfaat Dengan adanya pembahasan ini diharapkan dapat dibuat

    bahan pertimbangan untuk perencanaan kembali pada

    saluran-saluran yang mengalami banjir.

    E. Batasan Masalah Pokok bahasan dalam penulisan ini adalah melakukan

    perencanaan pada jaringan drainase Saluran Rungkut

    Medokan Surabaya.

    Pembahasan ini dibatasi pada :

    1. Saluran drainase sekunder.

    2. Tidak membahas debit air buangan.

    F. Lokasi Wilayah

    Gambar 1.1 Peta Rungkut Medokan

    II. Dasar Teori A. Pembahasan Umum

    Drainase berasal dari bahasa inggris, drainase

    mempunyai arti menguras, membuang. Dalam bidang teknik

    sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu

    tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang

    berasal dari air hujan maupun rembesan, sehingga fungsi

    kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat

    diartikan sebagai sanitasi. Jadi, drainase tidak hanya

    menyangkut air tanah. Secara umum sistem drainase dapat

    didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi

  • untuk mengurangi atau membuang kelebihan air

    dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat

    difungsikan secara optimal ( Suripin, 2003:7-8 ). Darainase merupakan suatu sistem pembuangan air

    menggenang pada suatu daerah yang berfungsi untuk

    mengalirkan kelebihan air hujan menuju ke badan air

    menerima dengan aman, sehingga dapat mengalihkan

    terjadinya banjir ( Masduki, 1998:1-1 ).

    B. Peran drainase Sistem Drainase diperlukan unutk melakukan tindakan

    teknis dalam mengendalikan :

    a. Kelebihan Air. Sistem drainase dapat mengendalikan terhadap

    kemungkinan adanya banjir, genangan air pada lahan produktif,

    erosi tanah serta kerusakan dan gangguan fisik, kimia dan

    biologi pada tanah produktif.

    b. Elevasi Badan Air Permukaan. Adanya arus limpasan air hujan menuju badan air

    penerima maka akan timbul kemungkinan naiknya elevasi

    badan air permukaan. Selain itu, dampak lain yang dapat

    mengganguadalah kemungkinan terjadinya air balik ( back water ) dan kerusakan terhadap badan air permukaan yang disebabkan oleh melimpahnya air permukaan.

    c. Elevasi Permukaan Air Tanah Pada Lahan Produktif. Bila ada air hujan tanpa adanya saluran drainase, maka

    yang akan terjadi adalah menggenangnya jalan tanah dan lain

    sebagainya tanpa terkendali.

    Jadi kegunaan drainase secara umum adalah sebagai alat

    pematusan daerah dari kelebihan air permukaan dan air tanah.

    Apabila tidak adanya pematusan atau pengendali dan

    pengontrol, maka kiriman air hujan akan masuk secara tidak

    terkendali ke dalam badan penerima. Selain fungsi utama dari

    drainase adalah sebagai pemelihara dan pengendali sumber air

    yaitu untuk memelihara elevasi air baik air tanah maupun air

    permukaan.

    C. Analisa Hidrologi Analisa hidrologi merupakan analisa awal dalam

    perencanaan konstruksi bangunan air yaitu untuk mengetahui

    besarnya debit yang akan disalurkan sehingga dapat ditentukan

    dimensi bangunan air tersebut secara ekonomis. Besar debit

    yang dipakai sebagai dasar dasar perencanaan adalah debit

    hujan rencana tidak boleh terlalu besar untuk menghindari

    ukuran bangunan yang terlalu besar dan tidak ekonomis.

    Penetapan besarnya banjir rencana memang merupakan

    masalah pertimbangan hidro ekonomis. Untuk memperkirakan

    besarnya banjir rencana yang sesuai, Pengetahuan analisa

    hidrologi mempunyai peranan penting. Dalam perhitungan

    dapat digunakan data suatu sungai atau saluran atau curah

    hujan yang nantinya akan diolah menjadi debit rencana.

    1. Analisa Curah Hujan Maksimum Harian Rata-rata Data hujan dari 3 ( tiga ) stasiun curah hujan besarnya

    mungkin tidak sama dan untuk kawasan yang luas, salah satu

    data belum menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam

    hali ini diperlukan hujan kawasan yang dari harga rata-rata

    curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan disekitar

    kawasan tersebut. Mengingat data hujan yang didapat dari 3

    ( tiga ) stasiun hujan yang berbeda maka cara mencari hujan

    maksimum harian rata-rata adalah menggunakan langkah

    sebagai berikut ( Suripin, 2003:60 ). a. Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu disalah

    satu pos hujan.

    b. Cari besarnya curah hujan pada tanggal bulan tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.

    c. Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilh. d. Tentukan hujan maksimum harian ( seperti langkah 1 ) pada

    tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.

    e. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun. Dari hasil data yang diperoleh ( sesuai dengan jumlah pos

    hujan ) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang

    terpilih setiap yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang

    terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS

    untuk yang bersangkutan.

    =

    =n

    iX

    nX

    1

    1 .............................................. ( 2.1 )

    Dimana :

    = Hujan rata-rata ( mm ) n = Jumlah data

    X = Hujan yang diamati ( mm )

    2. Analisa Curah Hujan Maksimum Harian Rencana Data hujan dari 3 ( tiga ) stasiun curah hujan besarnya

    mungkin tidak sama dan untuk kawasan yang luas, salah satu

    data belum menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam

    hali ini diperlukan hujan kawasan yang dari harga rata-rata

    curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan disekitar

    kawasan tersebut. Mengingat data hujan yang didapat dari 3

    ( tiga ) stasiun hujan yang berbeda maka cara mencari hujan

    maksimum harian rata-rata adalah menggunakan langkah

    sebagai berikut ( Suripin, 2003:60 ). a. Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu disalah

    satu pos hujan.

    b. Cari besarnya curah hujan pada tanggal bulan tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.

    c. Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilh. d. Tentukan hujan maksimum harian ( seperti langkah 1 ) pada

    tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.

    e. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun. Dari hasil data yang diperoleh ( sesuai dengan jumlah pos

    hujan ) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang

    terpilih setiap yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang

  • terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS

    untuk yang bersangkutan.

    3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang

    dengan peluang tertentu mungkin terjadi di suatu daerah.

    Untuk menghitung curah hujan rencana dapat

    menggunakan beberapa metode tergantung luasan area dan

    kondisi kawasan tersebut.

    1. Metode Distribusi Pearson Type III Paremeterparameter yang diperlukan dalam

    perhitungan Distribusi Pearson Type III adalah :

    Harga Rata-rata Standard Deviasi Koefisien Kemencengan

    Lagkah kerja perhitungan adalah dengan

    mengurutkan data curah hujan ( R ) mulai dari harga terbesar

    smpai harga yang terkecil, kemudian dihitung :

    Nilai ratarata ( Mean )

    NX

    X = ................................................... ( 2.2 )

    Standard Deviasi ( Deviation of Standard )

    1)( 2

    =

    NXX

    Sd .................................. ( 2.3 )

    Koefisien kemencengan ( Skewness of Coefficient )

    3

    3

    )2)(1()(

    SdNNNXX

    Cs

    = ......................... ( 2.4 )

    Persamaan Metode Pearson Type III

    SdKXXt *+= ....................................... ( 2.5 ) Dimana :

    = Hujan rata-rata ( mm ) X = Hujan yang terjadi ( mm )

    N = Jumlah data

    Sd = Standard Deviasi

    Cs = Koefisien kemencengan

    K = Faktor dari sifat Distribusi Pearson Type III, yang

    didapat dari tabel Fungsi Cs dan Probabilitas

    kejadian

    2. Metode Distribusi Log Pearson Type III Metode Log Pearson III didasarkan pada perubahan

    data yang ada dalam bentuk logaritma ( Supirin, 2003:41). Langkahlangkah untuk menghitung besarnya probabilitas

    hujan rencana dengan periode ulang t ( tahun ) dengan Metode

    Log Pearson Type III sebagai berikut :

    Nilai ratarata ( Mean )

    NLogX

    LogX = ..................................... ( 2.6 )

    Standard Deviasi ( Deviation Of Standard )

    1)( 2

    =

    NLogXLogX

    SdLogX .......... ( 2.7 )

    Koefisien Variasi ( Variation of Coefficient )

    LogXSdLogXCv = ........................................... ( 2.8 )

    Koefisien kemencengan ( Skewness of Coefficient )

    3

    3

    ))(2)(1()(

    SdLogXNNNLogXLogX

    Cs

    = .............. ( 2.9 )

    Persamaan Metode Pearson Type III

    SdLogXKLogXLogX *+= .................... ( 2.10 )

    Dimana :

    = Hujan rata-rata ( mm )

    X = Hujan yang terjadi ( mm )

    N = Jumlah data

    Sd = Standard Deviasi

    Cv = Koefisien variasi

    Cs = Koefisien kemencengan

    K = Faktor Distribusi

    3. Metode Distribusi Normal Distribusi Normal banyak digunakan dalam analisis

    hidrologi, misal dalam Analisis Frekuensi Curah Hujan,

    Analisis Statistik dari Distribusi Rata-rata Curah Hujan Tahun,

    Debit Rata-rata Tahun dan sebagainya.

    Distribusi Normal atau Kurva Normal disebut pula

    distribusi Gauss. Fungsi densitas peluang normal dari variabel

    acak kontinyu X dapat ditulis sebagai berikut : 2

    21

    21)(

    =

    x

    eXP ....................... ( 2.11 )

    Dimana :

    P(X) = Fungsi densitas peluang normal ( ordinat kurva

    normal )

    = 3,14

    e = 2,718

    X = Variabel acak kontinyu

    = Rata-rata nilai X

    = Deviasi Standard Nilai X

    4. Metode Distribusi Gumbel Aplikasi Distribusi Gumbel Type I Distribusi Type I Gumbel atau disebut juga dengan

    distribusi ekstrim tipe I umumnya digunkan untuk analisis

    frekuensi banjir. Peluang komulatif dari Distribusi Gumbel

    adalah:

    yeexXP

    == )( ............................... ( 2.12 )

    Dengan - < X <

    Dimana : )( xXP = = Fungsi densitas peluang Tipe I Gumbel

    X = Variabel Acak Kontinyu

    e = 2,71828

    Y = Faktor Reduksi Gumbel

    Persamaan garis lurus model matematik Distribusi

    Gumbel Type I yang ditentukan dengan menggunakan Metode

  • Momen adalah :

    Y = a ( X - X0 ).. ( 2.13 )

    = 1,283

    ................................................ ( 2.14 )

    0 = 0,577 , atau X = - 0,445 ... ( 2.15 )

    Dimana :

    = 3,14

    X = Variabel acak kontinyu

    = Rata-rata nilai X

    = Deviasi Standard Nilai X

    Distribusi Tipe I Gumbel, mempunyai Koefisien

    Kemencengan Cs = 1,139, Nilai Y, factor Reduksi Gumbel

    merupakan fungsi dari besarnya peluang atau Periode Ulang

    Tertentu.

    4. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari

    contoh terhadap fungsi peluang yang diperkirakan dapat

    menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut

    diperlukan pengujian parameter.

    Uji ChiKuadrat Uji ChiKuadrat digunakan untuk menentukan

    apakah persamaan peluang ( metode yang digunakan untuk

    mencari hujan rencana ), dapat mewakili distribusi sampel data

    yang analisis.

    Parameter yang digunakan untuk pengambilan

    keputusan uji ini adlah X2, sehingga disebut Uji ChiKuadrat.

    Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus:

    i

    ii

    EEn

    hX =2

    2 )0( .................................( 2.16 )

    Dimana:

    X2h = Parameter Chi-Kuadrat terhitung

    G = Jumlah Sub Kelompok

    Oi = Jumlah nilai pengamatan pada Sub Kelompok Ke-1

    Ei = Jumlah Nilai teoritis pada Sub Kelompok Ke-1

    Paramater X2h merupakan Variabel acak.

    Peluang untuk mencapai X2h sama atau lebih besar

    daripada nilai Chi-Kuadrat yang sebenarnya X2

    Prosedur Uji Chi-Kuadrat adalah:

    1. Urutkan data pengamatan ( dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya ).

    2. Kelompokkan data menjadi G sub grup, tiap-tiap sub grup minimal empat data pengamatan.

    3. Jumlah data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub grup. 4. Jumlah data pengamatan sebesar distribusi yang digunakan

    sebesar =

    subOi

    Ei

    5. Tiap-tiap sub grup hitung nilai: ( Oi Ei ) dan E

    EO ii2)(

    6. Jumlahkan seluruh G sub grup nilai E

    EO ii2)(

    7. Tentukan derajat kebebasan dk = G [ P + 1 ] ( dengan nilai P = 2 untuk distribusi normal dan binominal,

    dan nilai P = 1 untuk distribusi Poisson ).

    Uji SmirnovKolmogorov Uji SmirnovKolmogorov sering juga disebut uji

    kecocokan non parametik ( non parametric test ). Karena

    pengujian tidak menggunak fungsi distribusi tertentu.

    Prosedur Uji SmirnovKolmogorov adalah :

    1. Urutkan data pengamatan ( dari data terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya ) dan tentukan besarnya peluang

    masing-masing data tersebut.

    X1 = P(X1)

    X2 = P(X2)

    Xm = P(Xm)

    Xn = P(Xn) () =

    +1 dan P(Xm) = 1 P(Xi). ( 2.17 ) Dimana :

    P(X) = Peluang

    m = Nomor urut kejadian

    n = Jumlah data

    2. Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis dan hasil penggambaran data ( persamaan distribusi ).

    X1 = P(X1)

    X2 = P(X2)

    Xm = P(Xm)

    Xn = P(Xn)

    () =

    dan P(Xi) = 1 P(Xm). ( 2.18 )

    Dimana :

    P(Xm) = Peluang teoritis yang terjadi pada nomor ke-m yang

    didapat dari tabel

    X = Curah hujan harian

    = Curah hujan rata-rata F(t) = Distribusi normal standard

    3. Tentukan selisih terbesar dari peluang peluang pengamatan dengan peluang teoritis dari kedua nilai peluang tersebut.

    Dmaks = [P(Xm) P(Xm)].. ( 2.19 )

    4. Tentukan harga Do berdasarkan tabel nilai kritis SmirnovKolmogorov.

    5. Perhitungan Hujan Rencana Hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang

    dengan peluang tertentu mungkin terjadi di suatu daerah. Dari

    hasil ujidistribusi yang digunakan, maka untuk menghitung

    curah hujan rencana akan menggunakan metode log pearson

    type III prosedur penghitungannya telah dilakukan

    sebelumnya.

  • 6. Perhitungan Debit Banjir Rencana Dalam merencanakan bangunan air seperti misalnya

    bendungan, spillway, flood control, drainase, dan lain

    sebagainya. Perlu memperirakan debit terbesar yang mungkin

    terjadi dalam suatu periode tertantu dari aliran sungai atau

    saluran yang bisa disebut dengan debit rencana. Periode ulang

    adalah periode tertentu dimana kemungkinan banjir rencana

    terulang. Perhitungan debit banjir rencana unutk saluran

    drainase kota dilakukan berdasarkan hujan harian maksimum

    yang terjadi pada periode ulang tertentu. Berdasarkan aliran

    sungai ditentukan dari besarnya hujan turun atau tertentu

    identitas hujan, luas area hujan, lama waktu hujan, dan luas

    sungai, juga ciri-ciri daerah alirannya.

    Metode rasional yang digunakan untuk menghitung debit

    banjir rencana, apabila data hujan yang digunakan untuk data

    aliran sungai tidak mencukupi.

    AICQ ..6,3

    1= ............................................. ( 2.20 )

    Dimana :

    Q = Debit puncak banjir ( m2/detik )

    C = Koefisien pengaliran

    I = Intensitas curah hujan ( km/jam )

    A = Luas Daerah pengaliran ( ha )

    7. Koefisien Pengaliran Koefisien Pengaliran adalah perbandinganantara jumlah

    air yang mengalir dipermukaan akibat hujan pada suatu daerah

    dengan jumlah hujan yang turun di daerah tersebut. Besarnya

    koefisien pengaliran dipengaruhi oleh :

    1. Kemiringan Daerah Aliran. 2. Struktur Geologi Tanah. 3. Jeis Permukaan Tanah. 4. Klimatologi.

    Untuk menentukan harga koefisien pengaliran dihitung dengan

    rumus berikut ( Subarka, 1980:51 ).

    =

    == n

    i

    n

    i

    A

    CACm

    1

    111

    ...............................................( 2.21 )

    Dimana :

    Cm = Koefisien pengaliran rata-rata

    Ai = Luas masing-masing tata guna lahan

    Ci = Koefisien pengaliran masing-masing tata guna lahan

    n = banyaknya jenis pengguna tanah dalam pengaliran

    8. Intesitas Curah Hujan Intesitas curah hujan adalah tinggi curah hujan yang terjadi

    per satuan waktu. Untuk perhitungan intesitas curah hujan

    harian dari stasiun curah hujan digunkan perumusan Dr.

    Mononobe.

    32

    24 2424

    =

    ctRI ... ( 2.22 )

    Dimana :

    I = Intesitas Hujan dalam t jam ( mm/jam )

    R24 = Curah hujan efektif dalam 1 hari

    tc = Waktu Konsentrasi ( jam )

    Lamanya hujan pada perumusan diatas dinyatakan

    sama dengan waktu konsentrasi ( tc ), yaitu waktu yang

    diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik terjauh.

    Dengan memperhitungkan kemiringan daerah aliran

    dan kemiringan sungai, maka :

    tc = t0 + tf . ( 2.23 )

    Dimana :

    tc = Waktu Konsentrasi ( jam )

    t0 = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di

    permukaan hingga mencapai intake ( jam )

    tf = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir disepanjang

    channel flowting ( jam ) Untuk mencari harga t0 dan tf dipakai rumus:

    Rumus Kirpich

    0 = 0,0195 00,77... ( 2.24 )

    Rumus Kerby

    0 = 1,44 00,467 untuk L0 400 m ( 2.25 )

    Dimana :

    t0 = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di

    permukaan hingga mencapai intake ( jam )

    L0 = Jarak titik terjauh dengan saluran ( m )

    S =Kemiringan daerah aliran. Dimana kemiringan

    adalah perbandingan antara selisih tinggi dengan

    panjang saluran =

    H = Selisih tinggi ( m )

    L = Panjang saluran ( m )

    Rumus Dr. Rizha

    = dengan = 72 0.6... ( 2.26 )

    Dimana :

    tf = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir

    disepanjang channel flowting ( jam ) H = Selisih tinggi ( m )

    L = Panjang saluran ( m )

    D. Analisa Hidrolika Analisa hidrolika diperlukan untuk merencanakan

    dimensi saluran drainase yang dapat menampung limpasan

    baik ditinjau hidrolis maupun dari elevasi lapangan. Tinjauan

    hidrolis dimaksudkan untuk melakukan evaluasi kapasitas

    tampungan saluran dengan debit banjir periode tertentu.

    Evaluasi lapangan adalah pengamatan langsung di

    lapanganyang bertujuan untuk melihat kondisi saluran secara

  • langsung.

    Apabila dalam pengamatan di lapangan terjadi

    genangan, maka normalisasi menjadi salah satu solusi.tetapi

    bila kondisi lapangan sebaliknya, maka perlu dikaji kembali

    apakah masih relevan dipertahankan sampai tahun proyeksi.

    Dari hasil identifikasi maka perencanaan saluran drainase

    menggunakan batasan :

    Dalam aliran, luas penampang lintang aliran, kecepatan aliran serta debit selalu tetap setiap penampang melintang.

    Garis energi dan dasar saluran selalu sejajar. Bentuk penampang saluran drainase dapat berupa saluran

    terbuka autau tertutup.

    Rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan

    rata-rata pada perhitungan dimensi saluran adalah Rumus

    Manning. Rumus Manning digunakan karena mempunyai

    bentuk sederhana. Rumus Manning :

    21

    32

    ..1 IRn

    V = ........................................................... ( 2.27 )

    VAQ .= ...................................................................( 2.28 )

    hhmbA ).( += .........................................................( 2.29 ) 212 mhbP ++= ................................................... ( 2.30 )

    PAR = .................................................................... ( 2.31 )

    Gambar 2.1 Dimensi Eksisting Saluran

    Dimana :

    Q = Debit saluran ( m3/det )

    V = Kecapatan aliran ( m/det )

    A = Luas basah saluran ( m2 )

    P = Keliling basah saluran ( m )

    R = Jari-jari hidrolis ( m )

    n = Koefisien kekasaran Manning

    I = Kemiringan dasar saluran ( mm/jam )

    h = Tinggi air dalam saluran ( m )

    b = Lebar dasar saluran ( m )

    m = Kemiringan dinding saluran

    III. Metodelogi A. Persiapan

    Tahap persiapan sangat penting karena pada tahap ini akan

    dirancang tahapan-tahapan berikutnya. Pada tahapan ini kami

    menyusun proyek akhir dan mengurus surat-surat sebagai

    kelengkapan administasi demi kelengkapan proyek akhir ini.

    B. Studi Literatur

    Mempelajari berbagai literatur yang berkaian dengan

    permasalahan-permasalahan, buku yang dipakai antara lain :

    Hidrologi Aplikasi Statistik untuk Analisa Data. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Modul Kuliah Drainase.

    C. Survey Lapangan Tahapan ini merupakan peninjauan secara langsung ke

    lapangan. Ini dilakukan untuk mengetahui keadaan eksisting

    saluran yang nantinya akan dilakukan perhitungan.

    1. Dimensi Saluran. Peninjauan dimensi saluran secara langsung ke

    lapangan dimaksudkan untuk perhitungan full bank capacity. Dalam survey lapangan haruslah dilakukan dengan teliti agar

    hasil perhitungan valid.

    2. Mencari informasi dari saluran. Informasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk

    mengetahui waktu dan ketinggian banjir yang terjadi

    a. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk membantu jalannya

    studi, data yang dikumpulkan meliputi data primer dan

    sekunder, data primer diambil langsung dari studi lapangan

    yaitu dimensi dan elevasi saluran.

    Data sekunder diambil dari data instansi terkait, literature

    dan laporan dan topik sejenis sebagai berikut:

    Peta Umum Kota Surabaya. Data Curah Hujan.

    b. Analisa Data dan Perhitungan Perhitungan analisa hidrologi Perhitungan hujan pada setiap stasiun hujan. Perhitungan hujan rencana. Perhitungan debit banjir rencana. Analisa hidrolika Skema jaringan drainase Saluran Rungkut Medokan. Perhitungan saluran drainase Saluran Rungkut

    Medokan.

    Gambar 3.1 Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

    D. Pengolahan Data Data yang terhimpun kemudian diklasifikasikan ke dalam

    suatu susunan berupa tabel, grafik, dan gambar. Data berupa

    angka dipindahkan ke dalam tabel kerja untuk memudahkan

    analisa, kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan

    dalam tahapan analisa. Analisis yang dilakukan dalam kajian

    ini meliputi analisa hidrologi dan analisa hidrolika.

    Area DAS

    Saluran Tersier

    Saluran Sekunder

    Saluran Primer

    Legenda

    x b

    t

    w

    h m

  • E. Sistematika Penyelesaian Masalah Penyusunan penyelesaian masalah berdasarkan

    perencanaan sistem pengendalian banjir, yaitu meliputi:

    Kajian Hidrologi 1. Perhitungan Curah Hujan Rata-rata

    Perhitungan hujan rata-rata dilakukan dengan

    pengolahan data yang sudah didapat dari masing-masing

    stasiun penangkaran hujan.

    2. Menentukan Curah Hujan Harian Maksimum Rencana Dari data curah hujan maksimum yang diambil dari

    beberapa stasiun penangkar hujan, kita dapat memperkirakan

    hujan rencana untuk masing-masing periode waktu, metode

    yang digunakan adalah Log Normal dan Log Pearson Type III.

    3. Uji Kesesuaian Distribusi Pengujian ini dipakai untuk mengetahui apakah suatu

    data jenis sebaran yang dipilih setelah penggambarannya pada

    kertas probalitas, perlu pengujian lebih lanjut pengujian itu

    dengan 2 cara yaitu :

    Uji SmirnovKolmogorov Pengujian ini dilakukan dengan menggambarkan

    probalitas untuk setiap data distribusi teoritis dan empiris.

    Uji ChiKuadrat Pengujian ini dilakukan unutk menguji apakah

    distribusi pengamatan dapat disamai dengan baik oleh

    distribusi teoritis.

    4. Perhitungan Debit Rencana Perhitungan ini dipakai untuk mengetahui sebagai

    dasar untuk merencanakan tingkat bahaya banjir pada suatu

    kawasan dengan penerapan angka-angka kemungkinan

    terjadinya banjir karena metode ini pengembangannya sangat

    sederhana dan memasukkan parameter DAS sebagai unsur

    pokok selain sifat-sifat hujan masukan, jenis dan sifat-sifat

    hujan masukan, jenis dan sifat parameter DAS tidak terperinci

    satu persatu akan tetapi pengaruh secarah keseluruhan

    ditampilkan sebagai Koefisien limpasan.

    5. Perhitungan Full Bank Capacity Tujuan perhitungan ini adalah unutk mengetahui

    apakah penampang palung sungai existing mampu

    mengalirkan debit yang ada dengan aman atau meluber.

    6. Perbandingan Q Full Bank Capacity dengan kapasitas rencana.

    Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui

    manakah metode yang akan digunakan untuk mencari

    kapasitas rencana dengan metode rasional yang mempunyai

    kapasitas rancana lebih efektif dari Q Full Bank Capacity, sehingga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan.

    7. Desain Saluran. Tujuan pembuatan desain saluran untuk

    memperbaharui saluran eksisting di saluran eksisting di

    Saluran Rungkut Medokan.

    8. Kesimpulan dan Saran. Pada bagian kesimpulan dan saran ini berisikan

    jawaban isi permasalahan dan menjaditujuan dari proyek akhir

    ini.

    Urutan perencanaan dalam pengerjaan proposal ini akan

    dijelaskan dalam gambar 3.2

    IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Analisa Hidrologi Analisa hidrologi mempunyai peranan penting dalam hal

    yang berkaitan air, khususnya dalam pengendalian banjir.

    Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya

    debit banjir yang terjadi.

    1. Analisa Frekuensi Analisa frekuensi adalah analisa untuk mengetahui

    pengulangan suatu kejadian untuk mengetahui besarnya hujan

    atau debit periode ulang tertentu dengan menggunakan metode

    perhitungan statistik. Periode ulang diartikan sebagai waktu

    yang diduga dimana hujan atau debit dengan besaran tertentu

    akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu

    tersebut.

    2. Uji Parameter Statistik Sebelum dilakukan perhitungan distribusi probabilitas

    dari data yang tersedia, dilakukan terlebih dahulu uji parameter

    Luber

    Tidak

    Mulai

    Selesai

    Persiapan

    Pengumpulan Data : 1. Data eksisting saluran 2. Data hujan 3. Peta DAS

    Pengolahan Data : 1. Perhitungan

    debit rencana 2. Perhitungan

    debit eksisting

    A

    Analisa kapasitas

    Perncanaan dimensi saluran

    Penghitungan trial and error

    Tidak luber / aman

    A

    Selesai

    Gambar 3.2 Skema Pengerjaan Tugas Akhir

  • statistic terhadap data yang ada sebab masing-masing

    distribusi yang disebutkan memiliki sifat-sifat yang khas

    sehingga data hidrologi harus diuji kesesuaiannya dengan sifat

    statistik masimg-masing. Pemilihan distribusi yang tidak tepat

    dapat menyebabkan kesalahan perkiraan yang cukup besar

    baik over estimate maupun under estimate yang keduanya tidak diinginkan.

    Tabel 4.1 Hasil perhitungan parameter statistik

    3. Uji Distribusi Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Distribusi Pearson Type III

    4. Uji Kesesuaian Distribusi

    Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari

    contoh terhadap fungsi peluang yang diperkirakan dapat

    menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut

    diperlukan pengujian parameter yang dalam hal ini

    menggunakan :

    1. Uji Chi-Kuadrat 2. Uji Smirnov-Kolmogorov

    Umumnya pengujian dilaksanakan dengan cara

    menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan

    apakah data tersebut merupakan garis lurus, atau dengan

    membandingkan kurva frekuensi teoritisnya.

    Apabila dalam pengujian fungsi distribusi yang dipilih

    memenuhi ketentuan persyaratan kedua uji tersebut diatas,

    maka perumusan distribusi yang dipilih dapat diterima dan jika

    tidak akan ditolak.

    Uji Chi-Kuadrat Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah

    persamaan distribusi yang telah dipilih dapat mewakili dari

    statistik sampel data yang dianalisis.

    Uji Smirnov-Kolgomorov Uji SmirnovKolmogorov sering juga disebut uji

    kecocokan non parametik ( non parametric test ). Karena

    pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.

    5. Perhitungan Hujan Rencana Hujan Rencana adalah hujan tahunan terbesar dengan

    peluang tertentu yang mungkin terjadi disuatu daerah. Dari

    hasil uji distribusi yang digunakan, maka untuk menghitung

    curah hujan rencana akan menggunakan Metode Log Person

    Type III, prosedur perhitungannya telah dilakukan

    sebelumnya.

    6. Perhitungan Debit Banjir Perhitungan debit banjir rencana untuk saluran

    sekunder pada sistem drainase saluran Rungkut Medokan

    dilakukan berdasarkan hujan harian maksimum yang terjadi

    pada suatu periode ulang tertentu. Hal ini mengingat adanya

    hubungan antara hujan dan aliran sungai dimana besarnya

    aliran dalam sungai ditentukan dari besarnya hujan, intesitas

    hujan, luas daerah hujan, lama waktu hujan, luas daerah aliran

    sungai dan ciri-ciri daerah alirannya.

    Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir

    rencana yaitu :

    Metode Rasional Metode ini dipakai apabila data aliran sungai tidak

    mencukupi sehingga digunakan data hujan serta debit aliran

    perkotaan. Persamaan yang dipakai adalah persamaan 2.37,

    dalam persamaan ini terdapat intesitas cura hujan yaitu

    ketinggian curah hujan yang terjadi persatuan waktu.

    Sedangkan untuk menghitung intesitas curah hujan

    menggunakan persamaan 2.39. Pada persamaan ini terdapat

    waktu konsentrasi (tc) dan nilainya dapat dicari menggunakan

    persamaan 2.41.

    Contoh perhitungan debit air dengan metode rasional

    pada saluran Sekunder Rungkut Asri Utara dengan hujan

    rencana periode ulang 5 tahun adalah sebagai berikut :

    Untuk menghitung to dipakai rumus :

    0 = 0,0195 0

    0,77

    = 0,0195 434,50,00020,77 = 0,93 jam

    Untuk menghitung tf dipaki rumus :

    = dengan = 72 0.6 = 1,5872 1,580.6 = 3,64 jam Untuk menghitung tc dipakai rumus :

    tc = t0 + tf = 0,93 + 3,64

    = 4,56 jam

    Untuk menghitung I dipakai rumus :

    X Total 1953,5 Standard Deviasi 19,80

    Cs 1,64 Cv 0,20 Ck 6,80

    Periode Ulang

    Curah Hujan

    Rata-rata

    Standard Deviasi

    Faktor Distribusi

    Curah Hujan

    Maksimum T X Sd K Xt 2 97.68 19.80 -0.254 92.65 5 97.68 19.80 0.675 111.04 10 97.68 19.80 1.329 123.98 25 97.68 19.80 2.163 140.49

    No I Jumlah Data Oi - Ei ( )2

    Oi Ei 1 R 92.65 11 4 7 12.25 2 92.65 R 111.04 4 4 0 0 3 111.04 R 123.98 2 4 -2 1 4 123.98 R 140.49 2 4 -2 1 5 R 140.49 1 4 -3 2.25

    Jumlah 20 20 16.50

  • 32

    56,424

    2465,92

    =I

    = 11,67 mm/jam

    Untuk menghitung Q Rencana dipakai rumus :

    = 13,6. . = 13,6 0,9.11,67.1,81 = 5,28 m3/det B. Analisa Hidrolika

    Analisa hidrolika dimaksudkan untuk melakukan

    evaluasi kapasitas tampungan saluran dengan debit banjir

    periode ulang 5 tahun saluran sekunder, sedangkan evaluasi

    kondisi dilapangan adalah didasarkan pengamatan secara

    langsung dilapangan apakah saluran yang ada mampu atau

    tidak mampu mengalirkan pada saat hujan. Apabila dari hasil

    pengamatan dilapangan kondisi saluran yang ada tidak mampu

    lagi menampung air hujan, maka alternatif yang akan diambil

    adalah dilakukan normalisasi tetapi apabila kondisi lapangan

    yang terjadi adalah sebaliknya maka saluran yang ada perlu

    dikaji kembali apakah masih relevan dipertahankan sampai

    tahun proyeksi.

    1. Full Bank Capacity Existing Full Bank Capacity Existing adalah besarnya debit

    tampungan pada saluran sesuai dengan keadaan dilapangan.

    Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar

    kemampuan penampang saluran untuk menampung limpasan

    air hujan.

    2. Kapasitas Saluran Eksisting Kapasitas saluran eksisting adalah batas maksimum

    suatu saluran untuk menampung debit air yang akan

    ditampungmya. Saluran memiliki karakteristik yang berbeda

    satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan dimensi, bahan

    dasar saluran dan kemiringan saluran setiap saluran berbeda.

    Oleh sebab itu untuk merencanakan kapasitas saluran

    faktor-faktor di atas harus di perhatikan dan dihitung dengan

    teliti.

    3. Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit Rencana Perbandingan kapasitas saluran eksisting dengan debit

    rencana adalah cara membandingkan kapsitas saluran dengan

    debit rencana. Apabila kapsitas saluran lebih besar daripada

    debit rencana, maka saluran tersebut dapat dikatakan aman.

    Tetapi, apabila debit rencana lebih besar dari pada kapasitas

    saluran maka saluran tersebut luber.

    4. Analisis Kapasitas Rencana Saluran Sekunder Analisis Kapasitas rencana saluran sekunder adalah

    merencanakan dimensi saluran pada saluran yang luber.

    Dimensi saluran yang dirubah adalah tinggi saluran dan

    kemiringan saluran. Kemiringan saluran berubah karena tinggi

    saluran berubah.

    Cara yang dilakukan untuk mendapatkan tinggi

    rencana dan kemiringan saluran rencana menggunakan metode

    Trial and Error. Cara ini dilakukan karena mudah dan hasilnya akurat.

    Contoh perhitungan analisis kapasitas rencana saluran

    sekunder dengan metode Trial and Error pada saluran Rungkut Asri Utara ( km 2,28 2,29 ). Q = A.V

    =

    = 1

    .2 3 . 1 2 ( + .) = 1 ( + .) + 21 + 22 3 1 2

    Setelah dicoba trial dan error, diperoleh h = 0.58 8,76(7,0 + 0,5.1,5)1,5= 10.02 (7,0 + 0,5.1,5)1,57,0 + 21,51 + 0,522 3 0,00021 2 0,44 = 0,44

    5. Perhitungan Long Section dan Cross Section Long section adalah potongan memanjang. Cross

    section adalah potongan melintang. Long section dan cross section digunakan untuk mengetahui elevasi, bentuk dan kemiringan pada potongan memanjang dan melintang.

    Perhitungan long section dan cross section dilakukan untuk mempermudah dalam penggambaran.setiap elevasi dasar

    saluran, elevasi tanggul, elevasi dasar rencana dan elevasi

    muka air banjir ditambahkan dengan ketinggian muka air laut

    pada elevasi-elevasi tersebut.

    V. Kesimpulan A. Kesimpulan

    Dari perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa

    tidak semua saluran sekunder dapat menampung debit rencana.

    Perlu normalisasi padasaluran yang kapasitasnya tidak sesuai

    rencana.

    Saluran Rungkut Asri dinormalisasi dengan lebar 7

    m dan ketinggian 1,5 m. Saluran Rungkut Asri Timur

    dinormalisasi dengan lebar 3,9 m dan ketinggian 1,3 m.

    B. Saran Untuk Mengantisipasi dan mengurangi genangan air

    pada saluran sekunder yang terjadi, maka saran yang kami

    sampaikan antara lain :

    1. Pemeliharaan rutin dengan jangka waktu tertentu meliputi pengerukan dan pembersihan sampah yang

  • dapat mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan

    aliran air.

    2. Perlu dipikirkan lagi penggunaan plat beton yang menutupi saluran karena mengakibatkan kesulitan dalam

    pembersihan saluran.

    VI. Daftar Pustaka Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Jilid

    1.Bandung. Penerbit Nova.

    Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Jilid

    2.Bandung. Penerbit Nova.

    SDMP ( Surabaya Drainage Master Plan ).

    Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.

    Semarang. Megister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana

    Universitas Diponegoro.

    Madsuki, H. S. 1998. Drainase Pemukiman ( Hand Book ).

    Bandung. Institut Teknologi Bandung.

    Biodata Penulis: Nama : Dimas Adi Wibisono

    Angger Andrianto Putra

    TTL : Surabaya, 13 Juni 1989

    Surabaya, 17 Nopember 1988

    Alamat 1 : Jl. Semampir Selatan 1A/12 Surabaya

    2 : JL. Karang Poh 4/9 Surabaya

    Riwayat Pendidikan: I : SDN Rungkut Menanggal II Surabaya 1995 - 2001

    SMPN 35 Surabaya 2001 - 2004

    SMA Trimurti Surabaya 2004 - 2007

    DIII Teknik Sipil ITS 2007 Skg

    II : SDN Tandes Lor I Surabaya 1994 - 2000

    SMPN 2 Surabaya 2000 - 2003

    SMAN 11 Surabaya 2003 - 2006

    DIII Teknik Sipil ITS 2007 Skg

    Kapasitas Saluran EksistingPerbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit RencanaAnalisis Kapasitas Rencana Saluran SekunderPerhitungan Long Section dan Cross SectionLong section adalah potongan memanjang. Cross section adalah potongan melintang. Long section dan cross section digunakan untuk mengetahui elevasi, bentuk dan kemiringan pada potongan memanjang dan melintang. Perhitungan long section dan cross section...