Upload
budiman
View
54
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
edit
Citation preview
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SALURAN RUNGKUT MEDOKAN Ir. FX. Didik Harijanto. CES
Jurusan DIII Teknik Sipil, Fakultas Teknologi Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya Indonesia 60111
Abstrack - Normalisasi saluran drainase Rungkut Medokan
dimaksudkan untuk mengatasi banjir yang sering melanda
wilayah Rungkut Medokan. Di saat musim penghujan
wilayah Rungkut Medokan sering terjadi genangan air hujan
yang mencapai ketinggian 30 cm, sehingga membuat
aktivitas masyarakat terganggu.
Dalam perencanaan ini akan dilakukan normalisasi pada
saluran yang bermasalah. Adapun normalisasi yang akan
dilakukan sesuai dengan analisa perhitungan curah hujan
rencana yang menggunakan Metode Distribusi Person Type III
dan Log Person Type III. Kemudian metode tersebut diuji
menggunakan Metode Chi Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov.
Dari perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua saluran sekunder dapat menampung debit rencana,
perlu normalisasi pada saluran yang kapasitasnya tidak sesuai
dengan rencana. Saluran Rungkut Asri dinormalisasi dengan
lebar 7 m dan ketinggian 1,5 m. Saluran Rungkut Asri Timur
dinormalisasi dengan lebar 2,3 m dan ketinggian 2,3 m..
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Saluran Rungkut Medokan adalah salah satu saluran
sekunder yang ada di Surabaya. Ada 6 saluran sekunder yaitu
Rungkut Asri, Rungkut Asri Utara, Rungkut Medokan,
Rungkut Asri Timur, Medokan Asri Selatan, dan Medokan
Asri. Saluran tersebut sering terjadi banjir pada musim hujan.
Dengan genangan air yang ada akan mengganggu aktivitas
masyarakat sekitar. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
banjir di daerah sekitar tersebut. Faktor-faktor yang
menyebabkan banjir antara lain curah hujan tinggi, dataran
saluran tersebut cenderung rendah dan perubahan tata guna
lahan.
Penulisan proyek akhir ini adalah salah satu upaya
memberikan solusi dalam penanggulangan banjir dikawasan
tersebut. Dengan perencanaan berkala banjir diharapkan tidak
terjadi lagi.
B. Perumusan Masalah Adapun beberapa macam permasalahan, adalah :
1. Dengan sudah direncanakannya saluran tersier dan
diasumsikan saluran tersier mampu menampung semua air,
apakah saluran sekunder dapat menampung air dari saluran
tersier dan dari debit rencana ?
2. Berapakah debit rencana saluran sekunder apabila saluran
sekunder tidak mampu menampung debit air dari debit
rencana ?
C. Tujuan Tujuan utama dari pekerjaan proyek akhir ini adalah :
1. Merencanakan sistem drainase di kawasan Saluran Rungkut
Medokan agar tidak terjadi genangan di area Rungkut
Medokan.
2. Meninjau kembali kondisi eksisting saluran sekunder pada
pematusan Saluran Rungkut Medokan dengan segala
perubahan tata guna lahan di wilayah tersebut.
3. Menormalisasi Saluran Sekunder dengan harapan tidak terjadi
lagi genangan di kawasan Rungkut Medokan.
D. Manfaat Dengan adanya pembahasan ini diharapkan dapat dibuat
bahan pertimbangan untuk perencanaan kembali pada
saluran-saluran yang mengalami banjir.
E. Batasan Masalah Pokok bahasan dalam penulisan ini adalah melakukan
perencanaan pada jaringan drainase Saluran Rungkut
Medokan Surabaya.
Pembahasan ini dibatasi pada :
1. Saluran drainase sekunder.
2. Tidak membahas debit air buangan.
F. Lokasi Wilayah
Gambar 1.1 Peta Rungkut Medokan
II. Dasar Teori A. Pembahasan Umum
Drainase berasal dari bahasa inggris, drainase
mempunyai arti menguras, membuang. Dalam bidang teknik
sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang
berasal dari air hujan maupun rembesan, sehingga fungsi
kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat
diartikan sebagai sanitasi. Jadi, drainase tidak hanya
menyangkut air tanah. Secara umum sistem drainase dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal ( Suripin, 2003:7-8 ). Darainase merupakan suatu sistem pembuangan air
menggenang pada suatu daerah yang berfungsi untuk
mengalirkan kelebihan air hujan menuju ke badan air
menerima dengan aman, sehingga dapat mengalihkan
terjadinya banjir ( Masduki, 1998:1-1 ).
B. Peran drainase Sistem Drainase diperlukan unutk melakukan tindakan
teknis dalam mengendalikan :
a. Kelebihan Air. Sistem drainase dapat mengendalikan terhadap
kemungkinan adanya banjir, genangan air pada lahan produktif,
erosi tanah serta kerusakan dan gangguan fisik, kimia dan
biologi pada tanah produktif.
b. Elevasi Badan Air Permukaan. Adanya arus limpasan air hujan menuju badan air
penerima maka akan timbul kemungkinan naiknya elevasi
badan air permukaan. Selain itu, dampak lain yang dapat
mengganguadalah kemungkinan terjadinya air balik ( back water ) dan kerusakan terhadap badan air permukaan yang disebabkan oleh melimpahnya air permukaan.
c. Elevasi Permukaan Air Tanah Pada Lahan Produktif. Bila ada air hujan tanpa adanya saluran drainase, maka
yang akan terjadi adalah menggenangnya jalan tanah dan lain
sebagainya tanpa terkendali.
Jadi kegunaan drainase secara umum adalah sebagai alat
pematusan daerah dari kelebihan air permukaan dan air tanah.
Apabila tidak adanya pematusan atau pengendali dan
pengontrol, maka kiriman air hujan akan masuk secara tidak
terkendali ke dalam badan penerima. Selain fungsi utama dari
drainase adalah sebagai pemelihara dan pengendali sumber air
yaitu untuk memelihara elevasi air baik air tanah maupun air
permukaan.
C. Analisa Hidrologi Analisa hidrologi merupakan analisa awal dalam
perencanaan konstruksi bangunan air yaitu untuk mengetahui
besarnya debit yang akan disalurkan sehingga dapat ditentukan
dimensi bangunan air tersebut secara ekonomis. Besar debit
yang dipakai sebagai dasar dasar perencanaan adalah debit
hujan rencana tidak boleh terlalu besar untuk menghindari
ukuran bangunan yang terlalu besar dan tidak ekonomis.
Penetapan besarnya banjir rencana memang merupakan
masalah pertimbangan hidro ekonomis. Untuk memperkirakan
besarnya banjir rencana yang sesuai, Pengetahuan analisa
hidrologi mempunyai peranan penting. Dalam perhitungan
dapat digunakan data suatu sungai atau saluran atau curah
hujan yang nantinya akan diolah menjadi debit rencana.
1. Analisa Curah Hujan Maksimum Harian Rata-rata Data hujan dari 3 ( tiga ) stasiun curah hujan besarnya
mungkin tidak sama dan untuk kawasan yang luas, salah satu
data belum menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam
hali ini diperlukan hujan kawasan yang dari harga rata-rata
curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan disekitar
kawasan tersebut. Mengingat data hujan yang didapat dari 3
( tiga ) stasiun hujan yang berbeda maka cara mencari hujan
maksimum harian rata-rata adalah menggunakan langkah
sebagai berikut ( Suripin, 2003:60 ). a. Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu disalah
satu pos hujan.
b. Cari besarnya curah hujan pada tanggal bulan tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.
c. Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilh. d. Tentukan hujan maksimum harian ( seperti langkah 1 ) pada
tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.
e. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun. Dari hasil data yang diperoleh ( sesuai dengan jumlah pos
hujan ) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang
terpilih setiap yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang
terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS
untuk yang bersangkutan.
=
=n
iX
nX
1
1 .............................................. ( 2.1 )
Dimana :
= Hujan rata-rata ( mm ) n = Jumlah data
X = Hujan yang diamati ( mm )
2. Analisa Curah Hujan Maksimum Harian Rencana Data hujan dari 3 ( tiga ) stasiun curah hujan besarnya
mungkin tidak sama dan untuk kawasan yang luas, salah satu
data belum menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam
hali ini diperlukan hujan kawasan yang dari harga rata-rata
curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan disekitar
kawasan tersebut. Mengingat data hujan yang didapat dari 3
( tiga ) stasiun hujan yang berbeda maka cara mencari hujan
maksimum harian rata-rata adalah menggunakan langkah
sebagai berikut ( Suripin, 2003:60 ). a. Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu disalah
satu pos hujan.
b. Cari besarnya curah hujan pada tanggal bulan tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.
c. Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilh. d. Tentukan hujan maksimum harian ( seperti langkah 1 ) pada
tahun yang sama untuk pos hujan yang lain.
e. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun. Dari hasil data yang diperoleh ( sesuai dengan jumlah pos
hujan ) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang
terpilih setiap yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang
terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS
untuk yang bersangkutan.
3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang
dengan peluang tertentu mungkin terjadi di suatu daerah.
Untuk menghitung curah hujan rencana dapat
menggunakan beberapa metode tergantung luasan area dan
kondisi kawasan tersebut.
1. Metode Distribusi Pearson Type III Paremeterparameter yang diperlukan dalam
perhitungan Distribusi Pearson Type III adalah :
Harga Rata-rata Standard Deviasi Koefisien Kemencengan
Lagkah kerja perhitungan adalah dengan
mengurutkan data curah hujan ( R ) mulai dari harga terbesar
smpai harga yang terkecil, kemudian dihitung :
Nilai ratarata ( Mean )
NX
X = ................................................... ( 2.2 )
Standard Deviasi ( Deviation of Standard )
1)( 2
=
NXX
Sd .................................. ( 2.3 )
Koefisien kemencengan ( Skewness of Coefficient )
3
3
)2)(1()(
SdNNNXX
Cs
= ......................... ( 2.4 )
Persamaan Metode Pearson Type III
SdKXXt *+= ....................................... ( 2.5 ) Dimana :
= Hujan rata-rata ( mm ) X = Hujan yang terjadi ( mm )
N = Jumlah data
Sd = Standard Deviasi
Cs = Koefisien kemencengan
K = Faktor dari sifat Distribusi Pearson Type III, yang
didapat dari tabel Fungsi Cs dan Probabilitas
kejadian
2. Metode Distribusi Log Pearson Type III Metode Log Pearson III didasarkan pada perubahan
data yang ada dalam bentuk logaritma ( Supirin, 2003:41). Langkahlangkah untuk menghitung besarnya probabilitas
hujan rencana dengan periode ulang t ( tahun ) dengan Metode
Log Pearson Type III sebagai berikut :
Nilai ratarata ( Mean )
NLogX
LogX = ..................................... ( 2.6 )
Standard Deviasi ( Deviation Of Standard )
1)( 2
=
NLogXLogX
SdLogX .......... ( 2.7 )
Koefisien Variasi ( Variation of Coefficient )
LogXSdLogXCv = ........................................... ( 2.8 )
Koefisien kemencengan ( Skewness of Coefficient )
3
3
))(2)(1()(
SdLogXNNNLogXLogX
Cs
= .............. ( 2.9 )
Persamaan Metode Pearson Type III
SdLogXKLogXLogX *+= .................... ( 2.10 )
Dimana :
= Hujan rata-rata ( mm )
X = Hujan yang terjadi ( mm )
N = Jumlah data
Sd = Standard Deviasi
Cv = Koefisien variasi
Cs = Koefisien kemencengan
K = Faktor Distribusi
3. Metode Distribusi Normal Distribusi Normal banyak digunakan dalam analisis
hidrologi, misal dalam Analisis Frekuensi Curah Hujan,
Analisis Statistik dari Distribusi Rata-rata Curah Hujan Tahun,
Debit Rata-rata Tahun dan sebagainya.
Distribusi Normal atau Kurva Normal disebut pula
distribusi Gauss. Fungsi densitas peluang normal dari variabel
acak kontinyu X dapat ditulis sebagai berikut : 2
21
21)(
=
x
eXP ....................... ( 2.11 )
Dimana :
P(X) = Fungsi densitas peluang normal ( ordinat kurva
normal )
= 3,14
e = 2,718
X = Variabel acak kontinyu
= Rata-rata nilai X
= Deviasi Standard Nilai X
4. Metode Distribusi Gumbel Aplikasi Distribusi Gumbel Type I Distribusi Type I Gumbel atau disebut juga dengan
distribusi ekstrim tipe I umumnya digunkan untuk analisis
frekuensi banjir. Peluang komulatif dari Distribusi Gumbel
adalah:
yeexXP
== )( ............................... ( 2.12 )
Dengan - < X <
Dimana : )( xXP = = Fungsi densitas peluang Tipe I Gumbel
X = Variabel Acak Kontinyu
e = 2,71828
Y = Faktor Reduksi Gumbel
Persamaan garis lurus model matematik Distribusi
Gumbel Type I yang ditentukan dengan menggunakan Metode
Momen adalah :
Y = a ( X - X0 ).. ( 2.13 )
= 1,283
................................................ ( 2.14 )
0 = 0,577 , atau X = - 0,445 ... ( 2.15 )
Dimana :
= 3,14
X = Variabel acak kontinyu
= Rata-rata nilai X
= Deviasi Standard Nilai X
Distribusi Tipe I Gumbel, mempunyai Koefisien
Kemencengan Cs = 1,139, Nilai Y, factor Reduksi Gumbel
merupakan fungsi dari besarnya peluang atau Periode Ulang
Tertentu.
4. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari
contoh terhadap fungsi peluang yang diperkirakan dapat
menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut
diperlukan pengujian parameter.
Uji ChiKuadrat Uji ChiKuadrat digunakan untuk menentukan
apakah persamaan peluang ( metode yang digunakan untuk
mencari hujan rencana ), dapat mewakili distribusi sampel data
yang analisis.
Parameter yang digunakan untuk pengambilan
keputusan uji ini adlah X2, sehingga disebut Uji ChiKuadrat.
Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus:
i
ii
EEn
hX =2
2 )0( .................................( 2.16 )
Dimana:
X2h = Parameter Chi-Kuadrat terhitung
G = Jumlah Sub Kelompok
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada Sub Kelompok Ke-1
Ei = Jumlah Nilai teoritis pada Sub Kelompok Ke-1
Paramater X2h merupakan Variabel acak.
Peluang untuk mencapai X2h sama atau lebih besar
daripada nilai Chi-Kuadrat yang sebenarnya X2
Prosedur Uji Chi-Kuadrat adalah:
1. Urutkan data pengamatan ( dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya ).
2. Kelompokkan data menjadi G sub grup, tiap-tiap sub grup minimal empat data pengamatan.
3. Jumlah data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub grup. 4. Jumlah data pengamatan sebesar distribusi yang digunakan
sebesar =
subOi
Ei
5. Tiap-tiap sub grup hitung nilai: ( Oi Ei ) dan E
EO ii2)(
6. Jumlahkan seluruh G sub grup nilai E
EO ii2)(
7. Tentukan derajat kebebasan dk = G [ P + 1 ] ( dengan nilai P = 2 untuk distribusi normal dan binominal,
dan nilai P = 1 untuk distribusi Poisson ).
Uji SmirnovKolmogorov Uji SmirnovKolmogorov sering juga disebut uji
kecocokan non parametik ( non parametric test ). Karena
pengujian tidak menggunak fungsi distribusi tertentu.
Prosedur Uji SmirnovKolmogorov adalah :
1. Urutkan data pengamatan ( dari data terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya ) dan tentukan besarnya peluang
masing-masing data tersebut.
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
Xm = P(Xm)
Xn = P(Xn) () =
+1 dan P(Xm) = 1 P(Xi). ( 2.17 ) Dimana :
P(X) = Peluang
m = Nomor urut kejadian
n = Jumlah data
2. Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis dan hasil penggambaran data ( persamaan distribusi ).
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
Xm = P(Xm)
Xn = P(Xn)
() =
dan P(Xi) = 1 P(Xm). ( 2.18 )
Dimana :
P(Xm) = Peluang teoritis yang terjadi pada nomor ke-m yang
didapat dari tabel
X = Curah hujan harian
= Curah hujan rata-rata F(t) = Distribusi normal standard
3. Tentukan selisih terbesar dari peluang peluang pengamatan dengan peluang teoritis dari kedua nilai peluang tersebut.
Dmaks = [P(Xm) P(Xm)].. ( 2.19 )
4. Tentukan harga Do berdasarkan tabel nilai kritis SmirnovKolmogorov.
5. Perhitungan Hujan Rencana Hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang
dengan peluang tertentu mungkin terjadi di suatu daerah. Dari
hasil ujidistribusi yang digunakan, maka untuk menghitung
curah hujan rencana akan menggunakan metode log pearson
type III prosedur penghitungannya telah dilakukan
sebelumnya.
6. Perhitungan Debit Banjir Rencana Dalam merencanakan bangunan air seperti misalnya
bendungan, spillway, flood control, drainase, dan lain
sebagainya. Perlu memperirakan debit terbesar yang mungkin
terjadi dalam suatu periode tertantu dari aliran sungai atau
saluran yang bisa disebut dengan debit rencana. Periode ulang
adalah periode tertentu dimana kemungkinan banjir rencana
terulang. Perhitungan debit banjir rencana unutk saluran
drainase kota dilakukan berdasarkan hujan harian maksimum
yang terjadi pada periode ulang tertentu. Berdasarkan aliran
sungai ditentukan dari besarnya hujan turun atau tertentu
identitas hujan, luas area hujan, lama waktu hujan, dan luas
sungai, juga ciri-ciri daerah alirannya.
Metode rasional yang digunakan untuk menghitung debit
banjir rencana, apabila data hujan yang digunakan untuk data
aliran sungai tidak mencukupi.
AICQ ..6,3
1= ............................................. ( 2.20 )
Dimana :
Q = Debit puncak banjir ( m2/detik )
C = Koefisien pengaliran
I = Intensitas curah hujan ( km/jam )
A = Luas Daerah pengaliran ( ha )
7. Koefisien Pengaliran Koefisien Pengaliran adalah perbandinganantara jumlah
air yang mengalir dipermukaan akibat hujan pada suatu daerah
dengan jumlah hujan yang turun di daerah tersebut. Besarnya
koefisien pengaliran dipengaruhi oleh :
1. Kemiringan Daerah Aliran. 2. Struktur Geologi Tanah. 3. Jeis Permukaan Tanah. 4. Klimatologi.
Untuk menentukan harga koefisien pengaliran dihitung dengan
rumus berikut ( Subarka, 1980:51 ).
=
== n
i
n
i
A
CACm
1
111
...............................................( 2.21 )
Dimana :
Cm = Koefisien pengaliran rata-rata
Ai = Luas masing-masing tata guna lahan
Ci = Koefisien pengaliran masing-masing tata guna lahan
n = banyaknya jenis pengguna tanah dalam pengaliran
8. Intesitas Curah Hujan Intesitas curah hujan adalah tinggi curah hujan yang terjadi
per satuan waktu. Untuk perhitungan intesitas curah hujan
harian dari stasiun curah hujan digunkan perumusan Dr.
Mononobe.
32
24 2424
=
ctRI ... ( 2.22 )
Dimana :
I = Intesitas Hujan dalam t jam ( mm/jam )
R24 = Curah hujan efektif dalam 1 hari
tc = Waktu Konsentrasi ( jam )
Lamanya hujan pada perumusan diatas dinyatakan
sama dengan waktu konsentrasi ( tc ), yaitu waktu yang
diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik terjauh.
Dengan memperhitungkan kemiringan daerah aliran
dan kemiringan sungai, maka :
tc = t0 + tf . ( 2.23 )
Dimana :
tc = Waktu Konsentrasi ( jam )
t0 = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di
permukaan hingga mencapai intake ( jam )
tf = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir disepanjang
channel flowting ( jam ) Untuk mencari harga t0 dan tf dipakai rumus:
Rumus Kirpich
0 = 0,0195 00,77... ( 2.24 )
Rumus Kerby
0 = 1,44 00,467 untuk L0 400 m ( 2.25 )
Dimana :
t0 = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di
permukaan hingga mencapai intake ( jam )
L0 = Jarak titik terjauh dengan saluran ( m )
S =Kemiringan daerah aliran. Dimana kemiringan
adalah perbandingan antara selisih tinggi dengan
panjang saluran =
H = Selisih tinggi ( m )
L = Panjang saluran ( m )
Rumus Dr. Rizha
= dengan = 72 0.6... ( 2.26 )
Dimana :
tf = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir
disepanjang channel flowting ( jam ) H = Selisih tinggi ( m )
L = Panjang saluran ( m )
D. Analisa Hidrolika Analisa hidrolika diperlukan untuk merencanakan
dimensi saluran drainase yang dapat menampung limpasan
baik ditinjau hidrolis maupun dari elevasi lapangan. Tinjauan
hidrolis dimaksudkan untuk melakukan evaluasi kapasitas
tampungan saluran dengan debit banjir periode tertentu.
Evaluasi lapangan adalah pengamatan langsung di
lapanganyang bertujuan untuk melihat kondisi saluran secara
langsung.
Apabila dalam pengamatan di lapangan terjadi
genangan, maka normalisasi menjadi salah satu solusi.tetapi
bila kondisi lapangan sebaliknya, maka perlu dikaji kembali
apakah masih relevan dipertahankan sampai tahun proyeksi.
Dari hasil identifikasi maka perencanaan saluran drainase
menggunakan batasan :
Dalam aliran, luas penampang lintang aliran, kecepatan aliran serta debit selalu tetap setiap penampang melintang.
Garis energi dan dasar saluran selalu sejajar. Bentuk penampang saluran drainase dapat berupa saluran
terbuka autau tertutup.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan
rata-rata pada perhitungan dimensi saluran adalah Rumus
Manning. Rumus Manning digunakan karena mempunyai
bentuk sederhana. Rumus Manning :
21
32
..1 IRn
V = ........................................................... ( 2.27 )
VAQ .= ...................................................................( 2.28 )
hhmbA ).( += .........................................................( 2.29 ) 212 mhbP ++= ................................................... ( 2.30 )
PAR = .................................................................... ( 2.31 )
Gambar 2.1 Dimensi Eksisting Saluran
Dimana :
Q = Debit saluran ( m3/det )
V = Kecapatan aliran ( m/det )
A = Luas basah saluran ( m2 )
P = Keliling basah saluran ( m )
R = Jari-jari hidrolis ( m )
n = Koefisien kekasaran Manning
I = Kemiringan dasar saluran ( mm/jam )
h = Tinggi air dalam saluran ( m )
b = Lebar dasar saluran ( m )
m = Kemiringan dinding saluran
III. Metodelogi A. Persiapan
Tahap persiapan sangat penting karena pada tahap ini akan
dirancang tahapan-tahapan berikutnya. Pada tahapan ini kami
menyusun proyek akhir dan mengurus surat-surat sebagai
kelengkapan administasi demi kelengkapan proyek akhir ini.
B. Studi Literatur
Mempelajari berbagai literatur yang berkaian dengan
permasalahan-permasalahan, buku yang dipakai antara lain :
Hidrologi Aplikasi Statistik untuk Analisa Data. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Modul Kuliah Drainase.
C. Survey Lapangan Tahapan ini merupakan peninjauan secara langsung ke
lapangan. Ini dilakukan untuk mengetahui keadaan eksisting
saluran yang nantinya akan dilakukan perhitungan.
1. Dimensi Saluran. Peninjauan dimensi saluran secara langsung ke
lapangan dimaksudkan untuk perhitungan full bank capacity. Dalam survey lapangan haruslah dilakukan dengan teliti agar
hasil perhitungan valid.
2. Mencari informasi dari saluran. Informasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk
mengetahui waktu dan ketinggian banjir yang terjadi
a. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk membantu jalannya
studi, data yang dikumpulkan meliputi data primer dan
sekunder, data primer diambil langsung dari studi lapangan
yaitu dimensi dan elevasi saluran.
Data sekunder diambil dari data instansi terkait, literature
dan laporan dan topik sejenis sebagai berikut:
Peta Umum Kota Surabaya. Data Curah Hujan.
b. Analisa Data dan Perhitungan Perhitungan analisa hidrologi Perhitungan hujan pada setiap stasiun hujan. Perhitungan hujan rencana. Perhitungan debit banjir rencana. Analisa hidrolika Skema jaringan drainase Saluran Rungkut Medokan. Perhitungan saluran drainase Saluran Rungkut
Medokan.
Gambar 3.1 Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan
D. Pengolahan Data Data yang terhimpun kemudian diklasifikasikan ke dalam
suatu susunan berupa tabel, grafik, dan gambar. Data berupa
angka dipindahkan ke dalam tabel kerja untuk memudahkan
analisa, kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan
dalam tahapan analisa. Analisis yang dilakukan dalam kajian
ini meliputi analisa hidrologi dan analisa hidrolika.
Area DAS
Saluran Tersier
Saluran Sekunder
Saluran Primer
Legenda
x b
t
w
h m
E. Sistematika Penyelesaian Masalah Penyusunan penyelesaian masalah berdasarkan
perencanaan sistem pengendalian banjir, yaitu meliputi:
Kajian Hidrologi 1. Perhitungan Curah Hujan Rata-rata
Perhitungan hujan rata-rata dilakukan dengan
pengolahan data yang sudah didapat dari masing-masing
stasiun penangkaran hujan.
2. Menentukan Curah Hujan Harian Maksimum Rencana Dari data curah hujan maksimum yang diambil dari
beberapa stasiun penangkar hujan, kita dapat memperkirakan
hujan rencana untuk masing-masing periode waktu, metode
yang digunakan adalah Log Normal dan Log Pearson Type III.
3. Uji Kesesuaian Distribusi Pengujian ini dipakai untuk mengetahui apakah suatu
data jenis sebaran yang dipilih setelah penggambarannya pada
kertas probalitas, perlu pengujian lebih lanjut pengujian itu
dengan 2 cara yaitu :
Uji SmirnovKolmogorov Pengujian ini dilakukan dengan menggambarkan
probalitas untuk setiap data distribusi teoritis dan empiris.
Uji ChiKuadrat Pengujian ini dilakukan unutk menguji apakah
distribusi pengamatan dapat disamai dengan baik oleh
distribusi teoritis.
4. Perhitungan Debit Rencana Perhitungan ini dipakai untuk mengetahui sebagai
dasar untuk merencanakan tingkat bahaya banjir pada suatu
kawasan dengan penerapan angka-angka kemungkinan
terjadinya banjir karena metode ini pengembangannya sangat
sederhana dan memasukkan parameter DAS sebagai unsur
pokok selain sifat-sifat hujan masukan, jenis dan sifat-sifat
hujan masukan, jenis dan sifat parameter DAS tidak terperinci
satu persatu akan tetapi pengaruh secarah keseluruhan
ditampilkan sebagai Koefisien limpasan.
5. Perhitungan Full Bank Capacity Tujuan perhitungan ini adalah unutk mengetahui
apakah penampang palung sungai existing mampu
mengalirkan debit yang ada dengan aman atau meluber.
6. Perbandingan Q Full Bank Capacity dengan kapasitas rencana.
Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui
manakah metode yang akan digunakan untuk mencari
kapasitas rencana dengan metode rasional yang mempunyai
kapasitas rancana lebih efektif dari Q Full Bank Capacity, sehingga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan.
7. Desain Saluran. Tujuan pembuatan desain saluran untuk
memperbaharui saluran eksisting di saluran eksisting di
Saluran Rungkut Medokan.
8. Kesimpulan dan Saran. Pada bagian kesimpulan dan saran ini berisikan
jawaban isi permasalahan dan menjaditujuan dari proyek akhir
ini.
Urutan perencanaan dalam pengerjaan proposal ini akan
dijelaskan dalam gambar 3.2
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Analisa Hidrologi Analisa hidrologi mempunyai peranan penting dalam hal
yang berkaitan air, khususnya dalam pengendalian banjir.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya
debit banjir yang terjadi.
1. Analisa Frekuensi Analisa frekuensi adalah analisa untuk mengetahui
pengulangan suatu kejadian untuk mengetahui besarnya hujan
atau debit periode ulang tertentu dengan menggunakan metode
perhitungan statistik. Periode ulang diartikan sebagai waktu
yang diduga dimana hujan atau debit dengan besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu
tersebut.
2. Uji Parameter Statistik Sebelum dilakukan perhitungan distribusi probabilitas
dari data yang tersedia, dilakukan terlebih dahulu uji parameter
Luber
Tidak
Mulai
Selesai
Persiapan
Pengumpulan Data : 1. Data eksisting saluran 2. Data hujan 3. Peta DAS
Pengolahan Data : 1. Perhitungan
debit rencana 2. Perhitungan
debit eksisting
A
Analisa kapasitas
Perncanaan dimensi saluran
Penghitungan trial and error
Tidak luber / aman
A
Selesai
Gambar 3.2 Skema Pengerjaan Tugas Akhir
statistic terhadap data yang ada sebab masing-masing
distribusi yang disebutkan memiliki sifat-sifat yang khas
sehingga data hidrologi harus diuji kesesuaiannya dengan sifat
statistik masimg-masing. Pemilihan distribusi yang tidak tepat
dapat menyebabkan kesalahan perkiraan yang cukup besar
baik over estimate maupun under estimate yang keduanya tidak diinginkan.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan parameter statistik
3. Uji Distribusi Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Distribusi Pearson Type III
4. Uji Kesesuaian Distribusi
Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari
contoh terhadap fungsi peluang yang diperkirakan dapat
menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut
diperlukan pengujian parameter yang dalam hal ini
menggunakan :
1. Uji Chi-Kuadrat 2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Umumnya pengujian dilaksanakan dengan cara
menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan
apakah data tersebut merupakan garis lurus, atau dengan
membandingkan kurva frekuensi teoritisnya.
Apabila dalam pengujian fungsi distribusi yang dipilih
memenuhi ketentuan persyaratan kedua uji tersebut diatas,
maka perumusan distribusi yang dipilih dapat diterima dan jika
tidak akan ditolak.
Uji Chi-Kuadrat Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah
persamaan distribusi yang telah dipilih dapat mewakili dari
statistik sampel data yang dianalisis.
Uji Smirnov-Kolgomorov Uji SmirnovKolmogorov sering juga disebut uji
kecocokan non parametik ( non parametric test ). Karena
pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.
5. Perhitungan Hujan Rencana Hujan Rencana adalah hujan tahunan terbesar dengan
peluang tertentu yang mungkin terjadi disuatu daerah. Dari
hasil uji distribusi yang digunakan, maka untuk menghitung
curah hujan rencana akan menggunakan Metode Log Person
Type III, prosedur perhitungannya telah dilakukan
sebelumnya.
6. Perhitungan Debit Banjir Perhitungan debit banjir rencana untuk saluran
sekunder pada sistem drainase saluran Rungkut Medokan
dilakukan berdasarkan hujan harian maksimum yang terjadi
pada suatu periode ulang tertentu. Hal ini mengingat adanya
hubungan antara hujan dan aliran sungai dimana besarnya
aliran dalam sungai ditentukan dari besarnya hujan, intesitas
hujan, luas daerah hujan, lama waktu hujan, luas daerah aliran
sungai dan ciri-ciri daerah alirannya.
Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir
rencana yaitu :
Metode Rasional Metode ini dipakai apabila data aliran sungai tidak
mencukupi sehingga digunakan data hujan serta debit aliran
perkotaan. Persamaan yang dipakai adalah persamaan 2.37,
dalam persamaan ini terdapat intesitas cura hujan yaitu
ketinggian curah hujan yang terjadi persatuan waktu.
Sedangkan untuk menghitung intesitas curah hujan
menggunakan persamaan 2.39. Pada persamaan ini terdapat
waktu konsentrasi (tc) dan nilainya dapat dicari menggunakan
persamaan 2.41.
Contoh perhitungan debit air dengan metode rasional
pada saluran Sekunder Rungkut Asri Utara dengan hujan
rencana periode ulang 5 tahun adalah sebagai berikut :
Untuk menghitung to dipakai rumus :
0 = 0,0195 0
0,77
= 0,0195 434,50,00020,77 = 0,93 jam
Untuk menghitung tf dipaki rumus :
= dengan = 72 0.6 = 1,5872 1,580.6 = 3,64 jam Untuk menghitung tc dipakai rumus :
tc = t0 + tf = 0,93 + 3,64
= 4,56 jam
Untuk menghitung I dipakai rumus :
X Total 1953,5 Standard Deviasi 19,80
Cs 1,64 Cv 0,20 Ck 6,80
Periode Ulang
Curah Hujan
Rata-rata
Standard Deviasi
Faktor Distribusi
Curah Hujan
Maksimum T X Sd K Xt 2 97.68 19.80 -0.254 92.65 5 97.68 19.80 0.675 111.04 10 97.68 19.80 1.329 123.98 25 97.68 19.80 2.163 140.49
No I Jumlah Data Oi - Ei ( )2
Oi Ei 1 R 92.65 11 4 7 12.25 2 92.65 R 111.04 4 4 0 0 3 111.04 R 123.98 2 4 -2 1 4 123.98 R 140.49 2 4 -2 1 5 R 140.49 1 4 -3 2.25
Jumlah 20 20 16.50
32
56,424
2465,92
=I
= 11,67 mm/jam
Untuk menghitung Q Rencana dipakai rumus :
= 13,6. . = 13,6 0,9.11,67.1,81 = 5,28 m3/det B. Analisa Hidrolika
Analisa hidrolika dimaksudkan untuk melakukan
evaluasi kapasitas tampungan saluran dengan debit banjir
periode ulang 5 tahun saluran sekunder, sedangkan evaluasi
kondisi dilapangan adalah didasarkan pengamatan secara
langsung dilapangan apakah saluran yang ada mampu atau
tidak mampu mengalirkan pada saat hujan. Apabila dari hasil
pengamatan dilapangan kondisi saluran yang ada tidak mampu
lagi menampung air hujan, maka alternatif yang akan diambil
adalah dilakukan normalisasi tetapi apabila kondisi lapangan
yang terjadi adalah sebaliknya maka saluran yang ada perlu
dikaji kembali apakah masih relevan dipertahankan sampai
tahun proyeksi.
1. Full Bank Capacity Existing Full Bank Capacity Existing adalah besarnya debit
tampungan pada saluran sesuai dengan keadaan dilapangan.
Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan penampang saluran untuk menampung limpasan
air hujan.
2. Kapasitas Saluran Eksisting Kapasitas saluran eksisting adalah batas maksimum
suatu saluran untuk menampung debit air yang akan
ditampungmya. Saluran memiliki karakteristik yang berbeda
satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan dimensi, bahan
dasar saluran dan kemiringan saluran setiap saluran berbeda.
Oleh sebab itu untuk merencanakan kapasitas saluran
faktor-faktor di atas harus di perhatikan dan dihitung dengan
teliti.
3. Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit Rencana Perbandingan kapasitas saluran eksisting dengan debit
rencana adalah cara membandingkan kapsitas saluran dengan
debit rencana. Apabila kapsitas saluran lebih besar daripada
debit rencana, maka saluran tersebut dapat dikatakan aman.
Tetapi, apabila debit rencana lebih besar dari pada kapasitas
saluran maka saluran tersebut luber.
4. Analisis Kapasitas Rencana Saluran Sekunder Analisis Kapasitas rencana saluran sekunder adalah
merencanakan dimensi saluran pada saluran yang luber.
Dimensi saluran yang dirubah adalah tinggi saluran dan
kemiringan saluran. Kemiringan saluran berubah karena tinggi
saluran berubah.
Cara yang dilakukan untuk mendapatkan tinggi
rencana dan kemiringan saluran rencana menggunakan metode
Trial and Error. Cara ini dilakukan karena mudah dan hasilnya akurat.
Contoh perhitungan analisis kapasitas rencana saluran
sekunder dengan metode Trial and Error pada saluran Rungkut Asri Utara ( km 2,28 2,29 ). Q = A.V
=
= 1
.2 3 . 1 2 ( + .) = 1 ( + .) + 21 + 22 3 1 2
Setelah dicoba trial dan error, diperoleh h = 0.58 8,76(7,0 + 0,5.1,5)1,5= 10.02 (7,0 + 0,5.1,5)1,57,0 + 21,51 + 0,522 3 0,00021 2 0,44 = 0,44
5. Perhitungan Long Section dan Cross Section Long section adalah potongan memanjang. Cross
section adalah potongan melintang. Long section dan cross section digunakan untuk mengetahui elevasi, bentuk dan kemiringan pada potongan memanjang dan melintang.
Perhitungan long section dan cross section dilakukan untuk mempermudah dalam penggambaran.setiap elevasi dasar
saluran, elevasi tanggul, elevasi dasar rencana dan elevasi
muka air banjir ditambahkan dengan ketinggian muka air laut
pada elevasi-elevasi tersebut.
V. Kesimpulan A. Kesimpulan
Dari perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak semua saluran sekunder dapat menampung debit rencana.
Perlu normalisasi padasaluran yang kapasitasnya tidak sesuai
rencana.
Saluran Rungkut Asri dinormalisasi dengan lebar 7
m dan ketinggian 1,5 m. Saluran Rungkut Asri Timur
dinormalisasi dengan lebar 3,9 m dan ketinggian 1,3 m.
B. Saran Untuk Mengantisipasi dan mengurangi genangan air
pada saluran sekunder yang terjadi, maka saran yang kami
sampaikan antara lain :
1. Pemeliharaan rutin dengan jangka waktu tertentu meliputi pengerukan dan pembersihan sampah yang
dapat mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan
aliran air.
2. Perlu dipikirkan lagi penggunaan plat beton yang menutupi saluran karena mengakibatkan kesulitan dalam
pembersihan saluran.
VI. Daftar Pustaka Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Jilid
1.Bandung. Penerbit Nova.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Jilid
2.Bandung. Penerbit Nova.
SDMP ( Surabaya Drainage Master Plan ).
Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.
Semarang. Megister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Madsuki, H. S. 1998. Drainase Pemukiman ( Hand Book ).
Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Biodata Penulis: Nama : Dimas Adi Wibisono
Angger Andrianto Putra
TTL : Surabaya, 13 Juni 1989
Surabaya, 17 Nopember 1988
Alamat 1 : Jl. Semampir Selatan 1A/12 Surabaya
2 : JL. Karang Poh 4/9 Surabaya
Riwayat Pendidikan: I : SDN Rungkut Menanggal II Surabaya 1995 - 2001
SMPN 35 Surabaya 2001 - 2004
SMA Trimurti Surabaya 2004 - 2007
DIII Teknik Sipil ITS 2007 Skg
II : SDN Tandes Lor I Surabaya 1994 - 2000
SMPN 2 Surabaya 2000 - 2003
SMAN 11 Surabaya 2003 - 2006
DIII Teknik Sipil ITS 2007 Skg
Kapasitas Saluran EksistingPerbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit RencanaAnalisis Kapasitas Rencana Saluran SekunderPerhitungan Long Section dan Cross SectionLong section adalah potongan memanjang. Cross section adalah potongan melintang. Long section dan cross section digunakan untuk mengetahui elevasi, bentuk dan kemiringan pada potongan memanjang dan melintang. Perhitungan long section dan cross section...