30
Makalah pemicu 2 PERILAKU KESEHATAN DISUSUN OLEH : TUTORIAL 8 Ketua : Tafsil Arif (0907101070001) Sekretaris : Rika Rizkia (0907101070036) Anggota : 1. M. Hafizh Karsa (0907101070012) 2. Aldita Dwy Gustya (0907101110010) 3. Masyitah Wulandari (0907101070064) 4. Muliana Sari (0907101070046) 5. Syaiba Putri (0907101110018) 6. Meutia Hafrida H (0907101070041) 7. Yaumil Shuadza (0907101110016) 8. Syarifah Maghfirah (0907101110023)

PERILAKU KESEHATAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prilak

Citation preview

Makalah pemicu 2

PERILAKU KESEHATAN

DISUSUN OLEH : TUTORIAL 8

Ketua : Tafsil Arif(0907101070001)Sekretaris: Rika Rizkia (0907101070036)Anggota: 1. M. Hafizh Karsa (0907101070012) 2. Aldita Dwy Gustya (0907101110010) 3. Masyitah Wulandari (0907101070064) 4. Muliana Sari (0907101070046) 5. Syaiba Putri (0907101110018) 6. Meutia Hafrida H (0907101070041) 7. Yaumil Shuadza (0907101110016)8. Syarifah Maghfirah (0907101110023)9. Mauliza Hanim (0807101110034) Fasilitator : drg. Poppy Andriani. M, Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SYIAH KUALA2012

KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERILAKU KESEHATAN tepat pada waktunya. Dan shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing drg. Poppy Andriani, M.Kes yang telah membimbing kami dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, serta teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen pembimbing dan teman lainnya yang bersifat membangun demi perubahan ke arah yang lebih baik. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta bagi penulis sendiri.

Banda Aceh, 22 September 2012 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Batasan Topik 1

BAB II PEMBAHASAN2.1 PERILAKU KESEHATAN 32.1.1. Definisi 32.1.2. Konsep Perilaku Kesehatan 42.1.3. Macam-macam Bentuk Perilaku52.1.4. Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan 62.1.5. Media Kesehatan 62.1.6. Sarana dan Prasarana 82.1.7. Srategi atau Pendekatan dalam Pendidikan Kesehatan Gigi92.1.8. Macam-macam Teori Perubahan Perilaku102.1.9. Metode Pendidikan yang Mempengaruhi strategi11 2.1.10. Cara Komunikasi142.1.11. Cara Membangun Kerja sama antara Masyarakat dan Tenaga Kesehatan Mewujudkan Perilaku Sehat Optimal14

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 16

i

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDerajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri.Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

1.2. Batasan TopikAdapun batasan topik dalam penulisan makalah ini adalah:1. PERILAKU KESEHATANa. Definisib. Konsep Perilaku Kesehatanc. Macam-macam Bentuk Perilaku Sehatd. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatane. Media Kesehatanf. Sarana dan Prasaranag. Strategi Pendekatan Perilakuh. Macam-macam teori perubahan perilakui. Metode pendidikan yang mempengaruhi strategij. Cara Komunikasik. Cara membangun kerja sama antara masyarakat dan tenaga kesehatan mewujudkan perilaku kesehatan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.PERILAKU KESEHATAN 2.1.1. Definisi KesehatanPerilaku adalah hasil segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusia merupakan pencerminan berbagai unsur kejiwaan yang mencakup hasrat, sikap, reaksi, rasa takut atau cemas.1Perilaku dari pandangan biologis, merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organism yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri.Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit, dan penyakit. Bentuk operasional perilaku kesehatan dapat dikelommpokkan menjadi tiga wujud1:1. Perilaku dalam wujud pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar yang berupa konsep sehat, sakit, dan penyakit.2. Perilaku dalam wujud sikap yakni tanggapan batin terhadap rangsangan dari luar yang dipengaruhi factor lingkungan: fisik yaitu kondisi alam, biologis yang berkaitan dengan makhluk hidup lainnya, lingkungan social yakni masyarakat sekitarnya.3. Perilaku dalam wujud tindakan yang sudah nyata, yakni berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan luar.Skinner (1938) perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia membedakan adanya dua respon, yaitu2:1. Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah dan lain sebagainya.

2. Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang diberikannya akan lebih intensif dan kuat.Di dalam kehidupan sehari hari respon yang pertama sangat terbatas keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya sangat besar.

2.1.2 Konsep Pendidikan Kesehatan dan Promosi KesehatanKonsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Konsep ini berasal dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Untuk mencapai tingkat tersebut, seseorang tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. 1,2Promosi Kesehatan merupakan upaya memasarkan pesan-pesan kesehatan agar masyarakat merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Pada dasarnya, tingkat pencegahan penyakit meliputi: health promotion, spesific protection, early diagnosis, disability limitation,dan rehabilitation. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor, faktor perilaku dan faktor non perilaku, seperti perubahan fisik, sosial budaya, ekonomi, dan politik. Upaya memasarkan pendidikan kesehatan pada masyarakat yang kesehatannya dipengaruhi oleh perilaku adalah dengan cara edukasi pendidikan, baik secara non paksaan dan paksaan. Sedangkan upaya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pada masyarakat yang berdasarkan non perilaku berupa penyediaan air bersih, jamban sehat, rumah sehat, dan lainnya. 2,3

2.1.3 Macam-macam Bentuk Perilaku SehatSecara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini berbentuk 2 macam, yakni2:a. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Contoh lain seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia sendiri tidak ikut keluarga berencana. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu gunanya imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behaviour).b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behaviour.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.2

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku KesehatanPerilaku kesehatan terbentuk dari 3 faktor utama, yaitu :1. Faktor predisposisi ( predisposing factors )Merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi bagi pelaku. Yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai, umur, status ekonomi keluarga, pendidikan, dan pekerjaan.

2. Faktor pendukung (enabling factors) Merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidak adanya program kesehatan.Misalnya : puskesmas.

3. Faktor penguat ( reinforcing factors )Merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku, memberikan ganjaran intensif atau hukuman atas perilaku dan berperan sebagai menetap atau lenyapnya perilaku itu.Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial, jasmani, serta sikap dan perbuatan petugas kesehatan.2

2.1.5 Media Kesehatan1. Media Pendidikan Kesehatan.2Media pendidikan kesehatan merupakan alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan masyarakat atau klien.Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media) dibagi menjadi tiga yaitu:a. Media cetakMedia cetak merupakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain: Booklet: suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku baik tulisan maupun gambar Leaflet: bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi formasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi. Flyer (selebaran): seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan. Flip chart (lembar balik): media penyimpanan pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan/ hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok di tempat umum atau kendaraan umum.

b. Media elektronik.Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda antara lain: Televisi Radio Video Slide Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.

c. Media papan (Bill board)Media papan (Bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan/ informasi-informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).

2.1.6 Sarana dan Prasarana Sarana (Alat Bantu)Alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan pengajaran. Karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalm proses pendidikan pengajaran.Faedah alat bantu pendidikan: Menimbulkan minat sasaran pendidikan Mencapai sasaran yang lebih banyak Membantu mengatasi hambatan bahasa Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan Membantu sasara pendidikan belajar lebih banyak dan cepat.Macam-macam alat bantu pendidikan:a. Alat bantu lihat (visual aids)Membantu menstimulasi indramata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini adda dua bagian yaitu: Alat yang diproyeksikan. Misal: slide, film, film strip dan sebagainya. Alat yang diproyeksikan: Dua dimensi, gambar peta, bagan Tiga dimensi misal: bola dunia, boneka dan sebagainya.b. Alat bantu dengar (Audio Aids)Alat yang dapat membantu menstimulasi indra pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran.c. Alat bantu lihat-dengarSeperti televisi dan video kaset. Alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut pembuatannya dan penggunaanya: Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film, film strip slide Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri.2 Prasarana21. Di dalam keluarga: antara lain dalam kesempatan kunjungan rumah, waktu menolong persalinan merawat bayi, atau menolong orang sakit dan sebagainya.2. Di masyrakat: seperti pada waktu perayaan-perayaan hari besar, arisan arisan, pengajaran dan sebagainya. Serta dipasang juga di tempat- tempat umum yang strategi. 3. Di instansi-instansi: antara lain: puskesmas, rumah sakit, kantor kantor, sekolah dan sebagainya. 2.1.7 Strategi Pendekatan PerilakuPendekatan pendidikan kesehatan gigi sesuai dengan pendekatan dalam komunikasi pada dasarnya ada empat macam pendekatan yaitu:1. Pendekatan pendekatan secara persuatif yaitu pendekatan secara pendidikan, dengan tujuan memakai perubahan perilaku sasaran pendidikan yang lestari, meskipun prosesnya memakan waktu relative lebih lama.2. Pendekatan secara pervasif yaitu pendekatan dengan cara memberikan contoh nyata dan penangulangan penangulangan setiap peristiwa yang perlu dipelajari atau diteladani oleh sasaran pendidikan.

3. Pendekatan secara kompulsif yaitu pendekatan secara tidak langsung pada sasaran pendidikan yang kita maksud.4. Pendekatan secara koersif yaitu pendekatan dengan cara pemaksaan, instruktif atau dengan ancaman atau sanksi tertentu apabila tidak melaksanakan pelaksanakan perilaku yang dikehendaki.1

2.1.8 Macam-macam teori perubahan perilakua. Teori stimulus organism ( sor ) Berasumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung stimulus yang berkomunitasi dengan oragnisme. Hosland et al mengatakan bahwa proses perilaku tsb menggambarkan bahwa proses perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :1. Stimulus ( rangsang ) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.2. Apabila organism diteriuma maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya.3. Setelah itu organism menjalani stimulus terse but sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diteriamnya ( bersikap ).4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta donrongan dengan lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan oleh individu tersebut.

b. Teori festingerMenurunt finger (1997) teori ini sama dengan konsep imbalance = tidak seimbang . ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance adalah keadaan ketidak seimbangan psikologis yang diliputioleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.

c. Teori fungsiMenurut katz (1960) perilaku dilator belakangi dan kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz berasumsi:1. Perilaku memiliki fungsi instrumental artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.2. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan . artinya dengan perilaku/tindakan dapat melindungi ancaman dari dari luar.3. Perilaku berfungsi sebagai penerima abjek dan memberikan arti dengan tindakannya seseorang.4. Perilaku berfung sebagai nilai ekspersif dari nilai seseorang dalam menjadwal suatui situasi.

d. Teori kurt lewinMenurut kurt lewin (1970) bahwa perilaku manusia itu adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan2 pendorong ( driving force) dan kekuatan tersebut.Ada 3 kemungkinan kejadiannya perubahan perilaku pada diri seseorang yaitu: 1. Kekuatan pendorong meningkatIni terjadi kerena adanya dorongan stimulus untuk terjadi perubahan perilaku.2. Kekuatan penhan menurun Hal ini terjadi adanya stimulus yang memperlemah kekuatan penahan .3. Kekutan pendorong meningkat,kekutan pendorong menurun.2

2.1.9 Metode Pendidikan KesehatanPendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok atau individu.2

1. Metode pendidikan individuMetode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.Bentuk dari pendekatan ini antara lain:a. Bimbingan dan penyuluhanb. Interview

2. Metode pendidikan kelompokDalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk keluarga besar metode akan berbeda dengan kelompok kecil. Kelompok BesarMaksudnya apabila pserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini antara lain:a. CeramahBaik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. b. SeminarPenceramah menguasai sasaran ceramah. Kelompok kecilApabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode yang cocok untuk kelompok kecil:a. Diskusi kelompokUntuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas agar berjalannya diskusi dengan baik.b. Curah pendapat (brain storming)Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan.c. Bola salju (snow-balling)Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (satu pasang: dua orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan, kira-kira 5 menit, kemudian dua pasangan bergabung menjadi satu. Kemudian didiskusikan dan mencari kesimpulannya. Lalu tiap dua pasang dengan anggota empat orang bergabung dengan pasangan lainnya.

d. Kelompok kecil-kecil (buzz group)Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil kemudian dilontarkan suatu permasalahan-permasalahan yang sama/tidak sama dengan kelompok lain dan didiskusikan.

e. Memainkan peran (role play) Beberapa anggota keluarga ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan. Contoh: menjadi dokter, perawat, dll.

f. Permainan simulasi (simulation games)Metode ini merupakan gambaran antara memainkan peran dengan diskusi kelompok.

3. Metode pendidikan massaSasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa.Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh:a. Ceramah umumb. Pidato diskusi melalui media elektronik, TV ata audioc. Simulasid. Sinetrone. Tulisan di majalah/koranf. Bill board

2.1.10 Cara Komunikasia) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.b) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diragakan itu adalah penting.c) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan control dari pihak pendidik.d) Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosandan tidak mengantuk.e) Ikut sertakan para peserta/pendengar , beri kesempatan untuk memegang atau mencoba alat-alat tersebut.f) Bila perlu berikan selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya.4

2.1.11 Cara membangun kerja sama antara masyarakat dan tenaga kesehatan mewujudkan perilaku kesehatan Upaya yang perlu dilaksanakan untuk keberhasilan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan keterampilan sumber daya manusia sebagai pendidikan kesehatan.2. Melaksanakan sarana dan prasarana yang diperlukan guna menunjang program pendidikan kesehatan gigi.3. Meningkatkan kemampuan perencanaan program pendidikan kesehatan gigi dengan menganjurkan kepada perencanaan program pendidikan kesehatan gigi, agar senantiasa mengadakan evaluasi yang dapat digunakan untuk memotivasi masyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat pada waktu tertentu.1

BAB IIIPENUTUPAN

3.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah diatas adalah sebagai berikut:1. Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit dan penyakit.2. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan.3. Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.4. Bentuk perilaku kesehatan1. Pasif artinya mengetahui namun belum melaksanakan2. Aktif yaitu mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto. Pengantar Ilmu Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Galaxy: Jakarta. 1998

Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. 2003.

WHO, Health Promotion in Developing Countries Devision of Health Education an Promotion. Genewa. 1989

http:www/perilaku-kesehatan-jeniskomunikasi.com. diakses 22september 2012. Pukul 08.00 WIB.

16