11
PERILAKU KONSUMEN by: Herawati ( NPM : 10108959) I. PENDAHULUAN Teori perilaku konsumen , yang biasanya hanya disingkat teori konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk mempperoleh alat-alat pemuas kebutuhan , yang dapat berupa barang-barang konsumsi ataupun jasa jasa konsumsi. Kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli sesuatu barang terhadap berubahnya jumlah pendapatn yang ia peroleh , terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya harga barang-barang yang berhubungan dengan barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya cita rasa yang dimilikinya . Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa teori konsumen tersebut merupakan dasar teoritk kurva permintaan akan barang-barang dan jasa – jasa konsumsi. 2. Pendekatan Perilaku Konsumen 2.1 Pendekatan Cardinal / Marginal Utility Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan , misalnya uang. 2.2 Pendekatan Ordinal /Gossen (ndefference Curve) Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan ordinal ini digunakan anggapan sebagai berikut : 1. Utility bisa diukur dengan uang. 2. Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “ Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”. 3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan . Total Utility adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu . Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.

Perilaku konsumen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perilaku konsumen

PERILAKU KONSUMEN by: Herawati ( NPM : 10108959)

I. PENDAHULUAN Teori perilaku konsumen , yang biasanya hanya disingkat teori konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk mempperoleh alat-alat pemuas kebutuhan , yang dapat berupa barang-barang konsumsi ataupun jasa jasa konsumsi. Kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli sesuatu barang terhadap berubahnya jumlah pendapatn yang ia peroleh , terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya harga barang-barang yang berhubungan dengan barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya cita rasa yang dimilikinya . Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa teori konsumen tersebut merupakan dasar teoritk kurva permintaan akan barang-barang dan jasa – jasa konsumsi. 2. Pendekatan Perilaku Konsumen

2.1 Pendekatan Cardinal / Marginal Utility

Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan , misalnya uang.

2.2 Pendekatan Ordinal /Gossen (ndefference Curve) Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan ordinal ini digunakan anggapan sebagai berikut : 1. Utility bisa diukur dengan uang. 2. Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang

menyatakan bahwa “ Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”.

3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan . Total Utility adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu . Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.

Page 2: Perilaku konsumen

Tabel Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU)

Curve Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU)

Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang, maka tingkat kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsi 2 macam barang atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat total utikitynya mencapai maksimum. Appabila yang dikonsumsi 2 macam barang atau lebig, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility untuk sejumlah barang yang dikonsumsi sama besarnya.

Pz

MUzPy

MUyPx

MUx ............

Jika seorang konsumen mempunyai harga Rp. 12,- harga nasi Rp. 1,- per piring dan harga roti Rp. 2,- perbungkus. Tabel 2. Marginal Utility Nasi dan Roti

Page 3: Perilaku konsumen

Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimim dengan syarat sebagai berikut :

1.16

212

Pr atau

otiMUroti

PnasiMUnasi

2. (PP Nasi x Q Nasi) + ( P Roti x Q Roti) = M (1 x 6) + (2 x 3) = Rp 12,-

Anggapan dalam pendekatan Indeferrence Curve sebagai berikut : 1.Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu. 2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.. 3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. Ciri-ciri Indeferrence Curve sebagai berikut : 1.Turun dari kiri atas ke kanan bawah. 2. Cembung ke arah origin. 3. Indefference Curve yang satu dengan yang lainnya tidak pernah saling memotong. 4. Indefference Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan sebaliknya. Tabel 3 Kombinasi Nasi dan Roti yang memberikan Kepuasan Sama

Page 4: Perilaku konsumen

Indefference Curve

Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberikan kepuasan yang sama. Jika konsumenmengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti kepuasannya akan sama dengan mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti . Tingkat penggantian menggambarkan bahwa kenaikan tingkat konsumsi roti dan 3 menjadi 4 harus mengurangi konsumsi nasi dari 15 menjadi 10. Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan seluruh untuk nasi , maka nasi yang diperoleh sebanyak M / Pn atau membelanjakan utnuk roti seluruhnya M /Pr atau membelanjakn berbagai kemungkinan kombinasi nasi dan roti yang ditunjukkan oleh garis lurusyang menghubungkan M /Pn dan M /Pr. Garis tersebut dinamakan Budget Line atau Garis Anggaran Pengeluaran. Contoh Budget Line sebagai berikut: Tabel 4. Kombinasi Berbagai Kemungkinan yang dapat dibeli

Budget Line

Page 5: Perilaku konsumen

Konsumen mempunyai uang Rp 60,- , dimana harga nasi Rp 5 per satuan dan roti Rp 10 per satuan , jika uang tersebut dibelanjakan untuk nasi , konsumen harus membayar Rp 5 x 10 = Rp 60 dan jika dibelikan roti semua Rp 10 x 6 satuan = Rp 60. Faktor yang adpat merubah Budget Line sebagai berikut ; 1.Perubahan harga Jika harga naik, maka Budget Line akan mengarah ke titik origin dan sebaliknya. Pengaruh Perubahan Harga terhadap Budget Line

Seorang konsume akan mencapai tingkat kepuasan maksimun dengan syarat bahwa dia mencapai tiitk dimana Budget Line menyinggung Indefference Curve. Perubahan-perubahan harga yang terjadi yang mempengaruhi keseimbangan pemaksimuman kepuasan. Jika titik-tiitk dari perubahan harga tersebut dihubungkan , maka akan terjadi suatu kurva yang disebut Garis Harga Konsumsi . Suatu kurva yang diperoleh apabila kita menghubungka titik-titik ekuilibrium yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan disebut Garis Pendapatan Konsumsi. Harga Konsumsi dan Garus pendapatan Konsumsi

Perubahan harga yang mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta dapat diterangkan dengan menganalisa 2 faktor :

Page 6: Perilaku konsumen

1. Substitution Effect. 2. Income Effect.

Substitution effect dan Incoming Effect

q

Dari gambar di atas Substitusi Effectnya = X1X2 yaitu kenaikan konsumsi Roti denga adanya substitusi nasi dengan roti, karena harga roti menjadi lebih murah . Income Effect = X2X3 yaitu kenaikan jumlah roti, karena penurunan harga roti berarti kenaikan riil konsumen. Dengan menggunakan analisis Indefference Curve dibuat suatu Kurva Permintaan sebagai berikut : Kurva Permintaan barang dengan bantuan Indefference curve

Page 7: Perilaku konsumen

Dengan seteris paribus , maka penurunan harga roti berakibat naiknya permintaan roti. Ganbar di atas , misalnya pendapatan konsumen trtap dan harga roti turun dari ab, ac maka keseimbangan kepuasan maksimum masing-masing terletak pada titik A1, A2, A3. Jika titik A1,A2, dan A3 dihubungkan maka terbentuk kurva permintaan ke atas roti. 3. SURPLUS KONSUMEN Surplus Konsumen adalah kelebihan antara kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang dengan pembayaran untuk memperoleh barang tersebut . Syrplus konsumen ini dapat diterangkan sebagai berikut : Tabel 5 Surplus Konsumen

Dari tabel 5, jika harga roti Rp 150,- dan konsumen bersedia membayar Rp 500,- maka dia memperoleh surplus 350. Demikian seterusnya sampai roti ke 4. Jika digambar dalam grafik sebagai berikut : Surplus Konsumen

Page 8: Perilaku konsumen

Permintaan pasar suatu barang erupakan penjumlahan kurva permintaan konsumen yang ada dalam pasar.

Permintaan Pasar

4. KONSEP ELASTISITAS Dari uraian sebelumnya , perubahan harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli barang tersebut berupa berubahnya jumlah yang diminta. Pada umumnya meningkatny harga mengakibatkan berkurangnya jumlah barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga mengakibatkan berkurangnya jumlah barang yang diminta . Kalau kita bandingkan antara barang yang satu dengan barang yang lain , kita akan menemukan bahwa internsitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga dalam bentuk peningkatan atau penurunan jumlah yang diminta berbeda-beda.Dengan perubahan harga yang sama perubahan dalam jumlah yang diminta untuk barang satu bisa lebih banyak dari pada untuk barang yang lainnya . Untuk mengukur intrensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga yang bersangkutan para pemikir ekonomi telah menciptkan suatu alat analisis yang disebut elastisitas.

Page 9: Perilaku konsumen

Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhi. Elastisitas dibagi menjadi : 1. Price elasticity ( Elastisitas harga ) adlah % perubahan kwantitas barang uyang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut .

EP= tersebutbarangahperubahan

ayangkwantitasperubahanarg%

intdim%

E>1 Elastis E<1 Enelastis E=1 Elastisitas tunggal 3. Cross elasticity (Elastisitas Silang) adalah % perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatu barang sebagai akibat dari perubahan harga barang yang lain.

Ec= rotiahperubahan

tadiyangrotijumlahperubahanarg%

min%

Ec positif untuk barang substitusi dan negatif untuk barang komplementer. 4. Income Elasticity (Elastisitas Pendapatan ) adalah % perubahan kwantitas barang

Yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.

Ei = riilendapaperubahanp

ayangbarangjumlahperubahantan%

intdim%

Dalam menghitung koefisien Price Elasticity sebagai berikut : 1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur).

Arc Elasticity (Ep) = )21(//)21(/Q/

21

21

PPPQQ

Dimana : Q=Q1Q2 dan P=P1P2

Gambar Arc Elasticity

Page 10: Perilaku konsumen

2. Point Elasticity (Elastisitas Titik).

Point Elasticity (Eh) = QdPPdQ

PdPQdQ

..

//

Gambar Point Elasticity

Elastisitas Kurva Permintaan dapat digambarkan sebagai berikut :

Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antara perubahan harga dengan tingkat penjualan.

Page 11: Perilaku konsumen

Hubungan penurunan harga dengan tingkat penjualan

1. Eh > 1, harga turun 1% permintaan naik lebih dari 1%. 2. Eh < 1, harga turun 1% permintaan naik kurang dari 1%. 3. Eh = 1, harga turun 1% permintaan naik 1%. Demikian juga apabila harga naik.

Sumber bacaan: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf