90
PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN YANG KADALUWARSA DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM (Studi Pasar Tradisioal Sore kel Pematang Gubernur ) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) OLEH: Nanda Syatria Utama NIM 131 613 0205 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU BENGKULU 2017 M/1438 H

PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

i

PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN

YANG KADALUWARSA DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi Pasar Tradisioal Sore kel Pematang Gubernur )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

OLEH:

Nanda Syatria Utama

NIM 131 613 0205

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

BENGKULU 2017 M/1438 H

Page 2: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

ii

Page 3: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

iii

Page 4: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

iv

Page 5: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

v

MOTTO

“Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah

kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka Sesungguhnya ia

bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka

sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”

(Luqman: 12)

“When action is equivalent to success”

Kesuksesan berbanding lurus pada tindakan yang dilakukan

(Nanda Syatria Utama)

Page 6: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

vi

PERSEMBAHAN

Dengan ridho Allah SWT. Dan kasih sayang orang tua ku yang selalu senantiasa memberikan

doa serta cinta disetiap langkahku. Segala cinta dan ketulusan kupersembahkan .....

Kedua orang tua saya ayahanda Sulihan dan ibunda Emierti yang senantiasa memberikan

doa, semangat, nasehat, dukungan, kasih sayang, serta pengorbanan yang luar biasa. Tiada

kata yang dapat saya gambarkan kepada ayah dan ibu.

Adik ku sayang Titin Agustin terima kasih telah menjadi adik yang selalu memberikan saya

semangat untuk berjuang demi keberhasilan saya.

Datuk Inul dan Nenek Wati terima kasih telah menyayangi saya dan membesarkan saya

dengan penuh kasih sayang dan tak pernah henti mendukung saya untuk mencapai

keberhasilan saya.

Keluarga besar dari pihak ayahanda dan keluarga besar ibunda saya, ( Asmidi Hadi, Eflan

Suhadi, Zondri, Tiawan) dan seluruh keluarga yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

terima kasih telah menyayangi saya dan dengan penuh semangat memberiku motivasi dan

dukungan untuk terus maju tanpa lelah demi keberhasilan saya.

Teman Istimewa saya Oci Kurnia Wati yang selalu mendampingi, menemani saya dalam

berjuang, terima kasih telah memberikan dukungan dalam kesusahan saya, perhatian, dan

semangat penuh kasih sayang sehingga dapat mencapai gelar Sarjana Ekonomi sampai seperti

ini.

Gusmian dan Ruwaida terimah kasih telah menyayangiku dengan penuh kasih sayang dan

tak pernah henti mendukung untuk mencapai keberhasilan saya.

Page 7: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

vii

Pembimbing Akademik saya Ibu Alm Khusnul Khotimah yang selalu memberikan nasehat

dan bimbingan agar saya menjadi orang yang lebih baik.

Teman Seperjuangan (Rahmad Chandra, Vibi Kridalaksana dan Nanda Sang Saputra) yang

selalu memberikan keceriaan dan semangat untuk keberhasilan saya.

Seluruh teman-teman seperjuanganku EKIS A,B,dan D di IAIN Bengkulu, serta mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah yang telah menemani, suka dan duka selama menimba ilmu dan

tidak akan pernah ku lupakan atas kenang-kenangan kita lewati bersama.

Alumni SMAN 09 Bengkulu Selatan Jurusan IPA 1 Tahun 2013 yang selalu memberikan

keceriaan dan semangat untuk keberhasilan saya.

Agama, Bangsa, Kampus IAIN Bengkulu, Fakultas FEBI, serta Almamater kebanggaan

yang menempahku.

Page 8: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

viii

ABSTRAK

Perilaku Pedagang Menjual Produk Makanan Kemasan yang Kadaluwarsa Ditinjau

dari Etika Bisnis Islam

(Studi Pasar Tradisional Sore Kelurahan Pematang Gubernur)

oleh Nanda Syatria Utama, NIM 1316130205.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek penjual produk

makanan kemasan kadaluwarsa di pasar tradisonal sore Kel Pematang Gubernur,

mengetahui faktor yang melatar belakangi perilaku pedagang menjual produk

makanan kadaluwarsa dan pandangan etika bisnis Islam terhadap produk makanan

kemasan kadaluwarsa. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara mendalam dan

menyeluruh, peneliti menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data primer dan sekunder berupa wawancara kepada penjual dan

pembeli sebanyak 8 orang responden yang terdiri dari 6 orang penjual dan 2 pembeli.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik random sampling. Kemudian data

direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan (pengkajian) data dalam

bentuk uraian singkat, dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

terjadi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 6 orang pedagang yang menjual

produk makanan kemasan kadaluwarsa di pasar tradisional sore kel Pematang

Gubernur, sedangkan latar belakang para pedagang menjual produk makanan

kemasan kadaluwarsa karena dapat mengurangi risiko kerugian, permintaan pembeli

dan ketidak tahuan tentang kadaluwarsa. Berdasarkan pandangan etika bisnis Islam

perilaku pedagang menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa adalah perbuatan

yang dilarang karena di dalam etika bisnis Islam telah diajarkan dalam berdagang

hendaklah berlaku jujur, amanah, adil, dan tidak boleh ada yang dirugikan antara

penjual dan pembeli.

Kata Kunci: Perilaku Pedagang, Kadaluwarsa, Etika Bisnis Islam

Page 9: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Pedagang

Menjual Produk Makanan Kemasan yang Kadaluwarsa Ditinjau dari Etika Bisnis

Islam (Studi Pasar Tradisional Sore Kel Pematang Gubernur)”. Shalawat dan salam

semoga senantiasa dilimpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW

yang menjadi uswatun hasanah bagi kita semua. Amin.

Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) pada Program Studi Ekonomi

Syariah, Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan penulis

mengucapkan rasa terima kasih teriring doa semoga menjadi amal ibadah dan

mendapat balasan dari Allah SWT, kepada:

1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag. M.H, selaku Rektor IAIN Bengkulu yang telah

memberikan fasilitas kepada penulis.

2. Dr. Asnaini, MA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

3. Desi Isnaini, MA, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, yang telah

memberikan masukan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Drs. Khairuddin Wahid, M. Ag selaku pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.

5. Desi Isnaini, MA selaku selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.

Page 10: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

x

6. Kedua orang tuaku Sulihan dan Emierti yang selalu mendo’akan kesuksesan

penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang

mengajar dan membimbing serta memberikan berbagai ilmunya dengan penuh

keiklasan.

8. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberi pelayanan dengan baik dalam hal

adminitrasi.

9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kelemahan

dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena ini, penulis mohan maaf dan

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

penulis ke depan.

Bengkulu 2017 M

1438 H

Nanda Syatria Utama

NIM 131 613 0205

Page 11: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. ix

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 6

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 7

F. Metode Penelitian................................................................................. 12

G. Sistematika Penuisan ............................................................................ 16

BAB II KAJIAN TEORI

A. Jual Beli dalam Islam

1. Pengertian Jual Beli........................................................................ 18

Page 12: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

xii

2. Dasar Hukum Jual Beli .................................................................. 20

3. Macam-macam Jual Beli ................................................................ 23

4. Rukun dan Syarat Jual Beli ............................................................ 26

5. Praktek Jual Beli dalam Islam ........................................................ 29

B. Etika Bisnis dalam Islam

1. Pengertian Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam ............................. 30

2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ................................................... 34

3. Etika Bisnis Rasullulah .................................................................. 36

4. Prinsip Etika Bisnis Islam .............................................................. 42

C. Kadaluwarsa

1. Pengertian Kadaluwarsa ................................................................. 44

2. Fatwa MUI Tentang Kadaluwarsa ................................................. 48

3. Zat kimia yang Terkandung Serta Efek Negatif ............................ 49

BAB III GAMBAAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Letak Geografis Pasar .......................................................................... 52

B. Sejarah Singkat Pasar ........................................................................... 52

C. Keadaan Padagang ............................................................................... 55

D. Pedagang Makanan Kemasan di Pasar ................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Praktek Penjual Makanan Kadaluwarsa yang Dilakukan Oleh Pedagang

di Pasar Tradisional Sore Kelurahan Pematang Gubernur ................... 58

Page 13: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

xiii

B. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Perilaku Pedagang Menjual

Produk Makanan Kemasan Kadaluwarsa............................................. 63

C. Pandangan Etika Bisnis Islam Terhadap Produk Makanan Kemasan

Kadaluwarsa ........................................................................................ 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Bangunan di Pasar ................................................................. 54

Tebel 2: Jumlah Pedagang di Pasar .................................................................. 55

Page 15: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pengajuan Judul Proposal

Lampiran 2 : Bukti Menghadiri Seminar Proposal

Lampiran 3 : Catatan Perbaikan Proposal Skripsi

Lampiran 4 : Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 5 : Halaman Pengesahan

Lampiran 6 : Pedoman Wawancara

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Surat Rekomendasi DPM_PTSP Provinsi Bengkulu

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian DPM_PTSP Kota Bengkulu

Lampiran 10 : Surat Keterangan Izin Penelitian Pasar

Lampiran 11 : Surat Keterangan Selesai Penelitian Pasar

Lampiran 12 : Catatan Perbaikan Bimbingan Skripsi

Page 16: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan jual-beli, banyak masalah yang kadang-kadang muncul

begitu saja.1 Jual dalam bahasa Arab (al-bai) sedangkan beli (asy-syira).

definisi lain yang dikemukakan ulama Malikiyah, syafiiyah, dan Hanabilah

jual beli merupakan saling tukar menukar harta dalam bentuk pemindahan

milik dan kepemilikan.2 Persaingan dalam kegiatan usaha senapas dengan

kegiatan usaha itu sendiri. Pada prinsipnya, setiap orang berhak menjual atau

membeli barang atau jasa ‘apa’, ‘dengan siapa’, ‘berapa banyak’ serta

“bagaimana cara” produksi, inilah apa yang disebut dengan ekonomi pasar.

Sejalan dengan itu, perilaku dan struktur pasar terkadang tidak dapat

diprediksi, sehingga tidak jarang menimbulkan kecurangan.3

Permasalahan yang dihadapi konsumen Indonesia, seperti juga yang

dialami konsumen di negara-negara berkembang lainnya, tidak hanya sekedar

bagaimana memilih barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yaitu

menyangkut kesadaran semua pihak, baik itu pengusaha, pemerintah, maupun

konsumen sendiri tentang pentingnya perlindungan konsumen.4

1 Zaeni Asyadie, Hukum Bisnis (Prinsip dan Pelaksanaanya di Indonesia), (Jakarta:

RajaGrafindo, 2005), h. 103 2 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 111 3 Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Praktiknya di indonesia),

(RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2010), h. 1 4 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaiaan Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum

Acara serta Kendala Implementasinya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 6

Page 17: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

2

Salah satu bentuk kejahatan bisnis yang dilakukan oleh sebagian

pengusaha yang tidak bertanggung jawab adalah memproduksi, mengedarkan,

menawarkan produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan manusia tanpa

memperhatikan akibat bagi konsumen tersebut telah menelan banyak korban.

Persaingan global yang terjadi membuat produsen menghalalkan segala cara

untuk meraup keuntungan. Akibatnya, berbagai cara dilakukan untuk

mengelabui konsumen.

Beberapa jenis produk pangan pada dasarnya bukan produk yang

membahayakan, tetapi mudah tercemar atau mengandung racun, yang apabila

lalai atau tidak berhati-hati pembuatannya, atau memang lalai untuk tetap

mengedarkan, atau sengaja tidak menarik produk pangan yang sudah

kadaluwarsa. Kelalaian tersebut erat kaitannya dengan kemajuan dibidang

industri yang menggunakan proses produksi dan distribusi barang yang

semakin kompleks. Dalam sistem mekanisme yang demikian, produk yang

bukan tergolong produk berbahaya, dapat saja membahayakan keselamatan

dan kesehatan konsumen, sehingga diperlukan instrumen yang membuat

standar perlindungan hukum yang tinggi dalam proses dan distribusi produk.5

Kebanyakan orang sekarang ini tidak begitu peduli dengan tanda

expired atau tanggal kadaluarsa dari produk-produk yang akan dibeli atau

yang telah dibeli, baik itu berupa produk yang bersifat primer atau pun

sekunder. Padahal dengan kita memperhatikan tanda expired atau tanggal

kadaluwarsa tersebut kita akan terhindar dari berbagai kerugian, baik itu

5 Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen, (Jakarta:Pelangi

Cendika 2007), h. 69

Page 18: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

3

kerugian material ataupun kerugian batin, seperti daya tahan tubuh kita

menjadi menurun dikarenakan keracunan makanan yang sudah kadaluwarsa

atau expired, karena kita tidak mengamati dengan jelas kapan produk dari

makanan ini sudah tidak layak kita konsumsi lagi atau sudah kadaluwarsa

atau expired. Adapun, ciri-ciri dari produk makanany ang sudah kadaluwarsa

atau expired itu terlihat dari bentuk kemasan yang sudah berubah seperti:6

1. Kalengnya sudah mengembung.

2. Makanan sudah berubah warna dikarenakan sudah berjamur.

3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng.

4. Menimbulkan bau yang tidak sedap ketika di buka.

5. Terus bisa jadi kemasan produknya bukan kemasan terbaru tapi masih

dengan kemasan model yang lama.

6. Kemasan produk tidak berdebu itu bukanlah suatu jaminan bahwa produk

tersebut masih layak atau tidak untuk dikonsumsi.

Dalam upaya penyelesaian kasus-kasus konsumen tersebut, sering kali

YLKI berhadapan dengan tidak adanya peraturan atau tidak diawasinya

pelaksanaan suatu peraturan sehingga pengusaha dapat bersikap masa bodoh.

Perlindungan konsumen di Indonesia berdasar pada Undang-Undang No. 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang dianggap dapat

memperjuangkan hak-hak konsumen dalam Undang-Undang No. 8 Tahun.

6 Adela Melista Putri, Ciri-Ciri Produk Produk Bahan Kadaluwarsa, dikutif dari

http://mediaindo.co.id/default.asp?page=371. Pada Tanggal 07 Februari 2017 Jam 01:51 WIB

Page 19: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

4

Terkait persoalan perilaku pedagang yang menjual produk makanan

kadaluwarsa, Islam telah mengatur jual beli yang benar, hal ini dijelaskan

dalam (QS Al-Baqarah/2:188) Allah berfirman:

Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)

dosa, padahal kamu Mengetahui” (QS Al-Baqarah/2: 88).7

Adapun dalam (QS Al-An'am/6:152) Allah berfirman :

Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan

cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan

sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak

memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.

Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun

ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu

diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat” (QS Al-An'am/6:152).8

Persoalan perilaku pedagang yang menjual produk makanan

kadaluwarsa dijelaskan juga oleh (HR. Ibnu Hibban 2: 326. Hadits ini

shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1058).

نا ف ليس منا، والمكر والداع ف النار من غش

7 Anggota IKAPI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Bandung: Cv Penerbit J-ART, 2014), h. 29 8 Anggota IKAPI, Al-Qur’an ..., h.149

Page 20: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

5

Artinya: Barang siapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan

kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka”

(HR. Ibnu Hibban).9

Beban konsumen bertambah berat di masa krisis ekonomi ini, dengan

harga-harga yang tinggi, walaupun kualitasnya masih dipertanyakan, adanya

penipuan ukuran, berat kg, penggantian tanggal kadaluwarsa, pemalsuan,

serta beredarnya produk-produk luar negeri ilegal di pasaran.

Peredaran makanan yang telah memasuki tanggal kadaluwarsa ini juga

dapat ditemui peredarannya di pasar-pasar tradisional, modern seperti

supermarket atau swalayan serta warung-warung kios produk bahan, seperti

yang ditemukannya kasus peredaran makanan kemasan yang telah memasuki

tanggal kadaluwarsa ini beredar di pasar tradisonal sore yang terdapat di

kelurahan pematang Gubernur oleh seorang pembeli bernama Desi

menemukan beberapa makanan kemasan yakni mie instan yang kadaluwarsa.

Pedagang kios tersebut berkilah, mengaku tidak mengetahui jika ada barang-

barang yang tak layak jual.

Dengan adanya pedagang yang belum sesuai dengan etika bisnis Islam,

maka penulis tertarik untuk membahas dan menjadikan skripsi dengan Judul

“Perilaku Pedagang Menjual Produk Makanan Kemasan Yang

Kadaluwarsa Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam” (Studi Pasar Tradisional

Sore Kel Pematang Gubernur).

9 Lidwa Pusaka I-Software, Syaikh Al Albani Dalam Ash Shahihah, (www.lidwapusaka)

No 1058

Page 21: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana praktek penjualan makanan kemasan kadaluwarsa dilakukan

oleh pedagang di pasar tradisional sore kel Pematang Gubernur ?

2. Apa faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku pedagang menjual

produk makanan kemasan kadaluwarsa ?

3. Bagaimana pandangan etika bisnis Islam terhadap produk makanan

kemasan kadaluwarsa ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui praktek penjualan makanan kemasan kadaluwarsa

dilakukan oleh pedagang di pasar tradisional sore kel Pematang Gubernur.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku pedagang

menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa.

3. Untuk mengetahui pandangan etika bisnis Islam terhadap produk makanan

kemasan kadaluwarsa.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan

bagi para penulis (pencari ilmu), serta para pedagang yang selama ini telah

melakukan praktek menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa

tinjauan etika bisnis Islam.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi

hukum pada umumnya guna memahami dasar dari pada peraturan

Page 22: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

7

perundang-undangan yang ada di Indonesia. Dan diharapkan dapat

memberi masukan pada para pihak pedagang yang menjual produk

makanan kemasan kadaluwarsa, agar para pihak mengetahui, memahami

dan mengerti akan bahayanya mengkonsumsi produk makanan yang telah

kadaluwarsa bagi kesehatan konsumen.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai

perilaku pedagang yang menjual produk makanan kemasan yang sudah

kadaluwarsa. Namun sebelumnya sudah ada penulis yang melakukan

penelitian berkaitan dengan perlindungan konsumen dalam Islam maupun

hukum positif yang berupa jurnal maupun skripsi dan berikut beberapa

penelitian tersebut.

1). Sevila Apriolem, 2013 Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Hukum Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dalam skripsinya yang berjudul

“Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Makanan

Dalam Kemasan Yang Telah Kadauwarsa dikota PekanBaru (Studi di Kel.

Sukaramai Kec. Pekanbaru Kota)”.10

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Permasalahan pokok penelitian ini

yaitu pertama apa bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap

makanan dalam kemasan yang telah kadaluwarsa di kota Pekanbaru, kedua

Bagaimanakah tanggung jawab pelaku usaha dan upaya penyelesaian

10 Sevila Apriolem, “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap

Makanan Dalam Kemasan Yang Telah Kadauwarsa dikota Pekan Baru (Studi di Kel. Sukaramai

Kec. Pekanbaru Kota)”. ( UIN Sultan Syarid Karim PekanBaru: Skripsi Sarjana, FEBI. 2013)

Page 23: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

8

hukumnya jika terjadi perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha

terhadap makanan dalam kemasan yang telah kadaluwarsa, serta ketiga

apakah penanganannya sudah terlaksana dengan baik oleh pihak-pihak

penegak hukum terhadap pelaku usaha yang nakal. Adapun metode yang

dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan sudut pandang yuridis

empiris, sedangkan dalam menetapkan sampel menggunakan teknik random

sampling yang mana respondennya ditetapkan secara acak, sementara

pengambilan data dilakukan dengan cara menelitian langsung kemudian

menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terkait serta dari buku-buku

literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pendapat para

ahli.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa, pelaksanaan perlindungan

terhadap konsumen atas makanan dalam kemasan yang telah kadaluwarsa

yang dijual pedagang di kota Pekanbaru adalah dilakukan pedagang dengan

memberikan pengganti rugian dan agar pelaksanaan perlindungan konsumen

itu dapat terlaksana dengan baik dilakukan pengawasan oleh pemerintah.

Perbedaan pembahasan Sevila Apriolem dengan penulis adalah penulis

lebih menjelaskan dan fokus pada perilaku pedangan yang melakukan

kecurangan pada penjualan produk makanan kemasan yang kadaluwarsa

sedangkan penulis menjelaskan perilaku konsumen dalam menghadapi

perilaku pedagang yang melakukan kecurangan berdagang produk kemasan

kedaluwarsa.

Page 24: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

9

Persamaannya pembahasan Sevila Apriolem dengan penulis adalah

sama-sama mengkaji hukum perilaku bagi para pedagang yang melakukan

kecurangan dalam menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa di tinjau

dari hukum etika bisnis Islam.

2). Irsyad Santoso, 2014 mahasiswa S1 Jurusan Ekonomi Islama Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul

“Perlindungan Konsumen Terhadap Produk makanan dan Minuman Menurut

MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen Persefektif Bisnis Islam”.11

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menganalisis mengenai

bentuk perlindungan konsumen terhadap produk makanan dan minuman

menurut MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 serta dampak

apabila tidak ada perlindungan konsumen terhadapmakanandan minuman.

Hasil dari penelitian tersebut adalah pemberian sanksi sebagai akibat

hukum dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Selain itu,

menurut MUI bentuk perlindungan konsumen mengeluarkan fatwa tentang

pedoman produk halal dengan penekanan pada produk-produk yang

terkandung pada produk makanan dan diberlakukannya sanksi perdata,

pidana, dan administratif.

11 Isyad Santoso, “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk produk bahan dan

Minuman Menurut MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen Persefektif Bisnis Islam”, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Skripsi Sarjana, FEBI.

2014)

Page 25: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

10

Perbedaan pembahasan Irsyad Santoso dengan penulis adalah penulis

lebih mengkaji perlindungan konsumen terhadap produk makanan dan

minuman MUI dan UUN.

Persamaannya pembahasan Irsyad Santoso dengan penulis adalah sama-

sama mengkaji produk yang dijual dengan keadaan sudah tidak layak atau

kadaluwarsa dalam tinjauan persefektif bisnis Islam.

3). Nurhayati tahun, 2015 mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Islam Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul

“Tinjauan Hukum Bisnis Islam Terhadap Produsen makanan ringan Kepada

Konsumen di Dukuh Karangnongko Desa Jarum Kecamatan Bayat

Kabupaten Klaten”.12

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menganalisis tanggung

jawab produsen makanan ringan kepada konsumen di Dukuh Karangnongko

dan pandangan hukum Islam mengenai tanggung jawab produsen makanan

ringan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 telah mengatur mengenai

tanggung jawab produsen kepada konsumen, sehingga produsen harus

mematuhi aturan tersebut, serta dalam Islam tanggung jawab produsen

terletak pada sifat makanan tersebut harus membawa kemaslahatan bagi

konsumen

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83% para pedagang di Dukuh

Karangnongko sudah menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam dalam

12 Nurhayati, “Tinjauan Hukum Bisnis Islam Terhadap Produsenproduk bahan ringan

Kepada Konsumen di Dukuh Karangnongko Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten “

,(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Skripsi Sarjana, FEBI. 2015)

Page 26: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

11

menjalankan usahanya. Di dalam kegiatan produksi hampir seluruh pedagang

di Dukuh Karangnongko, yakni sebesar 96% Untuk sistem harga, sebanyak

78% pedagang di Dukuh Karangnongko sudah menerapkan sistem harga

sesuai yang disyariahkan sudah menjalankan sesuai syariat Islam serta tidak

ditemukan persaingan yang tidak sehat antar pedagang. Selain itu, manajemen

secara syariah Islam sudah diimplementasikan oleh sekitar 80% dari para

pedagang di Dukun Karangnongko.

Perbedaan pembahasan Nurhayati dengan penulis adalah penulis lebih

fokus pada prinsip-prinsip etika bisnis Islam dalam menjalankan usahanya

seperti prinsip etika sistem harga dan barang yang dijual sebagai

permasalahannya.

Persamaannya pembahasan Nurhayati dengan penulis saya adalah

sama-sama mengunakan prinsip-prinsip etika bisnis Islam sebagai pedoman

dalam mengkaji dari setiap perilaku para pedagang dalam berjualan.

Kesimpulan skripsi ini menganalisis mengenai perilaku pedagang yang

menjual produk makanan kemasan yang kadaluwarsa oleh pemilik kios-kios

warung di pasar tradisional sore kel Pematang Gubernur. Penelitian

menggunakan metode field research (penelitian lapangan) dengan teknik

observasi dan wawancara. Fokus penelitian ada pada praktek jual beli

makanan kemasan di pasar tradisonal sore kel pematang gubernur, Kec Muara

Bangkahulu, kota Bengkulu.

Page 27: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

12

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), di

mana peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung . Dalam

penelitian lapangan, peneliti secara individu berbicara dan mengamati

secara langsung orang-orang yang sedang ditelitinya. Melalui interaksi

selama beberapa bulan atau tahun mempelajari tentang mereka, sejarah

hidup mereka, kebiasaan mereka, harapan, ketakutan, dan mimpi

mereka. Peneliti bertemu dengan orang atau komunitas baru,

mengembangkan persahabatan, dan menemukan dunia sosial baru, hal

ini sering dianggap menyenangkan. Akan tetapi, penelitian lapangan

juga memakan waktu, menguras emosional, dan kadang-kadang secara

fisik berbahaya. Penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan

perilaku pedagang yang menjual produk makanan kemasan yang sudah

kadaluwarsa.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, fungsi

kajian teori adalah sebagai pedoman atau kerangka acuan, yaitu

dengan cara memaparkan data tentang suatu masalah yang

berhubungan dengan praktek perilaku pedagang yang menjual produk

makanan kemasan yang sudah kadaluwarsa.

Page 28: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

13

2. Waktu dan lokasi Penelitian

a. Waktu

Waktu penelitian dimulai dari tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 10

Agustus 2017

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di pasar tradisional sore kel Pematang Gubernur Kec

Muara Bangkahulu Kota Bengkulu karena di pasar tersebut masih

banyak ditemukan para pedagang yang menjual produk makanan

kemasan yang sudah kadaluwarsa tanpa memperhatikan bahaya dari

produk yang dijual.

3. Subjek/Informan penelitian

Subjek penelitian ini adalah Para pelaku pedagang pasar tradisonal

sore kel pematang gubernur yang menjual produk makanan kemasan

kadaluwarsa sebanyak 6 (enam) pedagang dan diambil secara acak 2 (dua)

pembeli produk makanan kemasan kadaluwarsa.

4. Sumber Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber data penelitian dalam penulisan ini adalah:

1. Sumber data primer ialah data yang diperoleh dari penelitian

langsung melalui wawancara serta menanyakan langsung terhadap

para pedagang yang menjual produk makanan dalam kemasan yang

telah kadaluwarsa.

Page 29: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

14

2. Sumber data sekunder ialah data yang diperoleh dari buku-buku

literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

pendapat para ahli.

b. Teknik pengumpulan data:

Untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat dalam

memberikan jawaban permasalahan dalam penelitian ini maka

teknikpengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan cara melihat dan mengamati langsung objek penelitian.

Dari observasi masih banyak ditemukan pedagang menjual produk

makanan kemasan yang kadaluawarsa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

cara mengadakan komunikasi langsung dengan sumber data.

Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait seperti

pemilik kios yang kedapatan menjual produk makanan

kadaluwarsa di kel Pematang Gubernur.

3. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara memperdalam berbagai literatur yang

terkait dengan perlindungan konsumen seperti peraturan

Page 30: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

15

perundang-undangan, dan teori-teori sebagai tambahan dalam

penulisan skripsi.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik analisis data

interaktif Miles dan Huberman. Yaitu menganalisis data dengan cara

reduksi data, penyajian data dan kemudian penarikan kesimpulan dan

verifikasi.13

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.14

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

menyajikan data. Menyajikan data dalam penelitian kualitatif bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman menyatakan:

“The most form of display data for qualitative research data in the pas

has been narative tex” artinya yang paling sering digunakan untuk

13 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas FEBI IAIN Bengkulu,

(Bengkulu, IAIN, 2016), h. 19 14 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi ..., h. 20

Page 31: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

16

menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat

naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa

grafik, matriks, jejaring kerja.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah kesimpulan awal yang

dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredible (dapat

dipercaya).15

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian merupakan salah satu syarat dalam

penulisan karya ilmiah, untuk memudahkan penelitian dalam penulisan

skripsi ini maka penulis menyatakan penulisan sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, tujuan, kegunaan, penelitian terdahulu, kajian teori, metode

penelitian, dan sisitematika penulisan.

Bab kedua kajian teori jual beli meliputi pengertian jual beli dalam

Islam, dasar hukum jual beli dalam Islam, macam-macam jual beli dalam

Islam, syarat dan rukun jual beli dalam Islam, praktek jual beli dalam Islam.

Teori etika bisnis Islam pengertian etika bisnis dan etika bisnis Islam, dasar

15 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi..., h. 21

Page 32: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

17

hukum etika bisnis Islam, etika bisnis Rasullulah, prinsip etika bisnis Islam

dan Teori kadaluwarsa meliputi pengertian kadaluwarsa, zat kimia yang

terkandung serta efek yang ditimbulkan, dan penanganan dan tips aman

membeli produk makanan.

Bab ketiga gambaran umum objek penelitian yang meliputi letak

geografis pasar tradisional sore Kel Pematang Gubernur, sejarah singkat pasar

tradisional sore Kel Pematang Gubernur.

Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan meliputi:

1) Praktek pedagang pasar tradisional sore Kel Pematang Gubernur,

2) Latar belakang praktek perilaku pedagang pasar tradisional sore Kel

Pematang Gubernur yang menjual produk makanan kemasan yang

kadaluwarsa,

3) Pandangan etika bisnis Islam terhadap praktek pedagang pasar tradisional

sore Kel Pematang Gubernur yang menjual produk makanan kemasan

yang kadaluwarsa.

Bab kelima adalah penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 33: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Jual Beli dalam Islam

1. Pengertian Jual beli

Jual beli atau perdagangan dalam etimologi berarti menjual atau

mengganti. Wahbah al-Zuhaily mengartikan secara bahasa dengan

menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata al-Ba.i dalam Arab

terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata al-Syira (beli).

Dengan demikian, kata al-ba’I berarti jual, tetapi sekalius juga berarti

beli.1

Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang

masing definisi sama.

Sebagian ulama lain memberi pengertian :

a. Sayyid Sabiq

Ia mendefinisikan bahwa jual beli ialah pertukaran harta dengan

harta atas dasar saling merelakan atau memindahkan milik dengan

ganti yang dapat dibenarkan. Dalam definisi tersebut harta dan, milik,

dengan ganti dan dapat dibenarkan.Yang dimaksud harta harta dalam

definisi diatas yaitu segala yang dimiliki dan bermanfaat, maka

dikecualikan yang bukan milik dan tidak bermanfaat.Yang dimaksud

dengan ganti agar dapat dibedakan dengan hibah (pemberian),

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed.IV, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.

418

Page 34: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

19

sedangkan yang dimaksud dapat dibenarkan (ma’dzun fih) agar dapat

dibedakan dengan jual beli yang terlarang.

b. Ulama hanafiyah

Ia mendefinisikan bahwa jual beli adalah saling tukar harta dengan

harta lain melalui Cara yang khusus. Yang dimaksud ulama hanafiyah

dengan kata-kata tersebut adalah melalui ijab qabul, atau juga boleh

melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli.

c. Ibnu Qudamah

Menurutnya jual beli adalah saling menukar harta dengan harta

dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan.Dalam definisi ini

ditekankan kata milik dan pemilikan, karena ada juga tukar menukar

harta yang sifatnya tidak haus dimiliki seperti sewa menyewa.2

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah

suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai

secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda

dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang

telah dibenarkan syara’ dan disepakati. Inti dari beberapa pengertian

tersebut mempunyai kesamaan dan mengandung hal-hal antara lain :

a. Jual beli dilakukan oleh 2 orang (2 sisi) yang saling melakukan tukar

menukar.

b. Tukar menukar tersebut atas suatu barang atau sesuatu yang dihukumi

seperti barang, yakni kemanfaatan dari kedua belah pihak.

2 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 112

Page 35: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

20

c. Sesuatu yang tidak berupa barang/harta atau yang dihukumi sepertinya

tidak sah untuk diperjualbelikan.

d. Tukar menukar tersebut hukumnya tetap berlaku, yakni kedua belah

pihak memilikisesuatu yang diserahkan kepadanya dengan adanya

ketetapan jual beli dengan kepemilikan abadi.

2. Dasar hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat

manusia mempunyai landasan yang kuat dalam al-quran dan sunah

Rasulullah saw. Terdapat beberapa ayat al-quran dan sunah Rasulullah

saw, yang berbicara tentang jual beli, antara lain :

a. Al-Quran

1) Allah berfirman (QS Al-Baqarah/2:275) Allah menghalalkan jual

beli dan mengharamkan riba

Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian

itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah

Page 36: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

21

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang

Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang Telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya

(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),

Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di

dalamnya” (QS Al-Baqarah/2:275).3

2) Allah berfirman (QS Al-Baqarah/2:198) Tidak ada dosa bagimu

untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki

hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah

bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam.

dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang

ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu

benar-benar termasuk orang-orang yang sesat” (Al-

Baqarah/2:198).4

3) Allah berfirman (QS An-Nisa/4:29) “…kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

kamu…”

3 Anggota IKAPI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Bandung: Cv Penerbit J-ART, 2014), h.47 4 Anggota IKAPI, Al-Qur’an ..., h. 31

Page 37: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

22

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisa/4:29).5

b. Hadist

Abu Hurairah radhiallahu‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah

saw bersabda:

لحعة مححقة للحب ركة قة للس لف من ف الح

Artinya: “Sumpah itu (memang biasanya) melariskan dagangan

jual beli namun bisa menghilangkan berkahnya” (HR. Al-Bukhari

no. 1945 dan Muslim no. 1606).6

Dari kandungan ayat-ayat Al-quran dan sabda-sabda Rasul di atas,

para ulama fiqh mengatakan bahwa hukum asal dari jual beli yaitu mubah

(boleh). Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu. Menurut Imam Al-

Syathibi, pakar Fiqh Maliki, hukumnya boleh berubah menjadi wajib.

Imam Al-Syathibi memberi contoh ketika terjadi praktik ihtikar

(penimbunan barang sehingga stok hilang dari pasar dan harga melonjak

naik). Apabila seorang melakukan ihtikar dan mengakibatkan melonjaknya

harga barang yang ditimbun dan disimpan itu, maka menurutnya, pihak

pemerintah boleh memaksa pedagang untuk menjual barangnya itu sesuai

dengan harga sebelum terjadinya pelonjakan harga. Dalam hal ini

menurutnya, pedagang itu wajib menjual barangnya sesuai dengan

5 Anggota IKAPI, Al-Qur’an ..., h. 83 6 Lidwa Pusaka I-Software, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, (www.lidwapusaka) No.

1945 dan No. 1606

Page 38: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

23

ketentuan pemerintah. Hal ini sama prinsipnya dengan Al-Syathibi bahwa

yang mubah itu apabila ditinggalkan secara total , maka hukumnya boleh

menjadi wajib. Apabila sekelompok pedagang besar melakukan boikot

tidak mau menjual beras lagi, pihak pemerintah boleh memaksa mereka

untuk berdagang beras dan pedagang ini wajib melaksanakannya

.demikian pula, pada kondisi-kondisi lainnya.7

3. Macam-macam Jual Beli

Jual beli dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:

a. Ditinjau dari segi bendanya dapat dibedakan menjadi:

1) Jual beli benda yang kelihatan, yaitu jual beli yang pada waktu

akad, barangnya ada di hadapan penjual dan pembeli.

2) Jual beli salam, atau bisa juga disebut dengan pesanan. Dalam jual

beli ini harus disebutkan sifat-sifat barang dan harga harus

dipegang ditempat akad berlangsung.

3) Jual beli benda yang tidak ada, Jual beli seperti ini tidak

diperbolehkan dalam agama Islam.

b. Ditinjau dari segi pelaku atau subjek jual beli:

1) Dengan lisan, akad yang dilakukan dengan lisan atau perkataan.

Bagi orang bisu dapat diganti dengan isyarat.

2) Dengan perantara, misalnya dengan tulisan atau surat menyurat.

Jual beli ini dilakukan oleh penjual dan pembeli, tidak dalam satu

majlis akad, dan ini dibolehkan menurut syara’.

7 Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah,. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 26.

Page 39: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

24

3) Jual beli dengan perbuatan, yaitu mengambil dan memberikan

barang tanpa ijab kabul. Misalnya seseorang mengambil mie instan

yang sudah bertuliskan label harganya. Menurut sebagian ulama

syafiiyah hal ini dilarang karena ijab kabul adalah rukun dan syarat

jual beli, namun sebagian syafiiyah lainnya seperti Imam Nawawi

membolehkannya.

c. Dinjau dari segi hukumnya

Jual beli dinyatakan sah atau tidak sah bergantung pada

pemenuhan syarat dan rukun jual beli yang telah dijelaskan di atas.

Dari sudut pandang ini, jumhur ulama membaginya menjadi dua,

yaitu:

1) Shahih, yaitu jual beli yang memenuhi syarat dan rukunnya.

2) Ghairu Shahih, yaitu jual beli yang tidak memenuhi salah satu

syarat dan rukunnya.

Sedangkan fuqaha atau ulama Hanafiyah membedakan jual beli

menjadi tiga, yaitu:

1) Shahih, yaitu jual beli yang memenuhi syarat dan rukunnya

2) Bathil, adalah jual beli yang tidak memenuhi rukun dan syarat jual

beli, dan ini tidak diperkenankan oleh syara’. Misalnya:

a) Jual beli atas barang yang tidak ada (bai’ al-ma’dum), seperti

jual beli janin di dalam perut ibu dan jual beli buah yang tidak

tampak.

Page 40: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

25

b) Jual beli barang yang zatnya haram dan najis, seperti babi,

bangkai dan khamar.

c) Jual beli bersyarat, yaitu jual beli yang ijab kabulnya dikaitkan

dengan syarat-syarat tertentu yang tidak ada kaitannya dengan

jual beli.

d) Jual beli yang menimbulkan kemudharatan, seperti jual beli

patung, salib atau buku-buku bacaan porno.

e) Segala bentuk jual beli yang mengakibatkan penganiayaan

hukumnya haram, seperti menjual anak binatang yang masih

bergantung pada induknya.8

3) Fasid yaitu jual beli yang secara prinsip tidak bertentangan dengan

syara’ namun terdapat sifat-sifat tertentu yang menghalangi

keabsahannya. Misalnya :

a) jual beli barang yang wujudnya ada, namun tidak dihadirkan

ketika berlangsungnya akad.

b) Jual beli dengan menghadang dagangan di luar kota atau pasar,

yaitu menguasai barang sebelum sampai ke pasar agar dapat

membelinya dengan harga murah

c) Membeli barang dengan memborong untuk ditimbun,

kemudian akan dijual ketika harga naik karena kelangkaan

barang tersebut.

d) Jual beli barang rampasan atau curian.

8 Thauam Marufah, Jual Beli dan Khiyar, di kutip pada situs: http://bolo-

kiyai.blogspot.com/2011/11/makalah-jual-beli-dan-khiyar.html. Diunduh pada tanggal 01 Agustus

2017, 20.38 WIB.

Page 41: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

26

e) Menawar barang yang sedang ditawar orang lain.9

4. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi,

sehingga jual beli itu dpat dikatakan sah oleh syara’.Dalam menentukan

rukun jual beli terdapat perbedaan pendapat ulama Hanafiyah dengan

jumhur ulama. Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu

ijab qabul, ijab adalah ungkapan membeli dari pembeli, dan qabul adalah

ungkapan menjual dari penjual. Menurut mereka, yang menjadi rukun

dalam jual beli itu hanyalah kerelaan (ridha) kedua belah pihak untuk

melakukan transaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu

merupakan unsur hati yang sulit untuk diindra sehingga tidak kelihatan,

maka diperlukan indikasi yang menunjukkan kerelaan itu dari kedua belah

pihak. Indikasi yang menunjukkan kerelaan kedua belah pihak yang

melakukan transaksi jual beli menurut mereka boleh tergambar dalam ijab

dan qabul, atau melalui cara saling memberikan barang dan harga

barang.10

Akan tetapi jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu

ada empat, yaitu :

a. Ada orang yang berakad (penjual dan pembeli).

b. Ada sighat (lafal ijab qabul).

c. Ada barang yang dibeli (ma’qud alaih)

d. Ada nilai tukar pengganti barang.

9 Mardana, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012). h. 102 10 Nasrun Haroen, fiqh muamalah, h. 7

Page 42: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

27

Menurut ulama Hanafiyah, orang yang berakad, barang yang

dibeli, dan nilai tukar barang termasuk kedalam syarat-syarat jual beli,

bukan rukun jual beli.

Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang

dikemukakan jumhur ulama diatas sebagai berikut :

a. Syarat-syarat orang yang berakad

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli

itu harus memenuhi syarat, yaitu :

1) Berakal sehat, oleh sebab itu seorang penjual dan pembeli harus

memiliki akal yang sehat agar dapat meakukan transaksi jual beli

dengan keadaan sadar. Jual beli yang dilakukan anak kecil yang

belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah.

2) Atas dasar suka sama suka, yaitu kehendak sendiri dan tidak

dipaksa pihak manapun.

3) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda, maksudnya

seorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaan

sebagai penjual sekaligus sebagai pembeli.

b. Syarat yang terkait dalam ijab qabul

1) Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal.

2) Qabul sesuai dengan ijab. Apabila antara ijab dan qabul tidak

sesuai maka jual beli tidak sah.

Page 43: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

28

3) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis. Maksudnya kedua

belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan

topik yang sama.11

4) Syarat-syarat barang yang diperjual belikan

Syarat-syarat yang terkait dengan barang yang diperjualbelikan

sebagai berikut :

1) Suci, dalam islam tidak sah melakukan transaksi jual beli barang

najis, seperti bangkai, babi, anjing, dan sebagainya.

2) Barang yang diperjualbelikan merupakan milik sendiri atau diberi

kuasa orang lain yang memilikinya.

3) Barang yang diperjualbelikan ada manfaatnya. Contoh barang yang

tidak bermanfaat adalah lalat, nyamauk, dan sebagainya. Barang-

barang seperti ini tidak sah diperjualbelikan. Akan tetapi, jika

dikemudian hari barang ini bermanfaat akibat perkembangan

tekhnologi atau yang lainnya, maka barang-barang itu sah

diperjualbelikan.

4) Barang yang diperjualbelikan jelas dan dapat dikuasai.

5) Barang yang diperjualbelikan dapat diketahui kadarnya, jenisnya,

sifat, dan harganya.

6) Boleh diserahkan saat akad berlangsung .12

11 Nasrun Haroen, fiqh ..., h. 9 12 MS. Wawan Djunaedi, Fiqih, (Jakarta : PT. Listafariska Putra, 2008), h. 98

Page 44: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

29

c. Syarat-syarat nilai tukar (harga barang)

Nilai tukar barang yang dijual (untuk zaman sekarang adalah uang)

tukar ini para ulama fiqh membedakan Al-tsaman dengan Al-si’r.

Menurut mareka, Al-tsaman adalah harga pasar yang berlaku di

tengah-tengah masyarakat secara actual, sedangkan Al-si’r adalah

modal barang yang seharusnya diterima para pedagang sebelum dijual

ke konsumen (pemakai). Dengan demikian, harga barang itu ada dua,

yaitu harga antar pedagang dan harga antar pedagang dan konsumen

(harga dipasar).

Syarat-syarat nilai tukar (harga barang) yaitu :

1) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.

2) Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukumseperti

pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila harga barang itu

dibayar kemudian (berutang) maka pembayarannya harus jelas.

3) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan

barang maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang

diharamkan oleh syara’, seperti babi, dan khamar, karena kedua

jenis benda ini tidak bernilai menurut syara’.13

5. Praktek Jual Beli dalam Islam

Jual beli merupakan transaksi yang paling banyak dilakukan oleh

masyarakat, dibandingkan dengan transaksi-transaksi lainnya, maka sudah

sepantasnya transaksi tersebut harus mendapat legalitas dari syara'.

13 Ghufron Ihsan. MA, Fiqh Muamalat, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008), h. 35

Page 45: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

30

Karena dengan legalitas dari syara', kita akan aman dari permasalahan

yang akan timbul di kemudian hari.

Praktek jual beli itu diperbolehkan dalam Islam. Hal ini

dikarenakan jual beli adalah sarana manusia dalam mencukupi kebutuhan

mereka, dan menjalin silaturahmi antara mereka. Namun demikian, tidak

semua jual beli diperbolehkan. Ada juga jual beli yang dilarang karena

tidak memenuhi rukun atau syarat jual beli yang sudah disyariatkan.

Rukun jual beli adalah adanya akad (ijab kabul), subjek akad dan objek

akad yang kesemuanya mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan

itu semua telah dijelaskan di atas. Walaupun banyak perbedaan pendapat

dari kalangan ulama dalam menentukan rukun dan syarat jual beli, namun

pada intinya terdapat kesamaan, yang berbeda hanyalah perumusannya

saja, tetapi inti dari rukun dan syaratnya hampir sama.

B. Etika Bisnis Dalam Islam

1. Pengertian Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam

a. Pengertian Etika Bisnis

Etika Bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar,

dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.

Dalam arti lain Etika Bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana

para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku,

dan berelasi guna mencapai ‘daratan’ atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan

selamat. Selain itu, etika bisnis juga dapat berarti pemikiran atau refleksi

tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis, yaitu refleksi tentang

Page 46: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

31

perbuatan baik, buruk, terpuji, tercela, benar, salah, wajar, tidak wajar,

pantas, tidak pantas dari perilaku seseorang dalam berbisnis atau bekerja.14

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno ethos yang

berarti sikap, cara berpikir, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, watak

kesusilaan. Etika adalah prinsip, norma, dan standar perilaku yang

mengatur individu maupun kelompok yang membedakan apa yang benar

dan apa yang salah.15

Secara terminologis arti etika sangat dekat pengertiannya dengan

istilah Al quran Al khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep kebajikan, Al

quran menggunakan sejumlah terminologi sebagai berikut: Khair, Bir,

Qist, Adl, Haqq, Maruf, dan Taqwa.16

Definisi etika Menurut Ahmad Amin memberikan batasan bahwa

etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk,

menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada

lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam

perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang

harus diperbuat.

Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian etika

kepada tiga pengertian juga; Pertama, etika digunakan dalam pengertian

nilai-niai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang

atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam

14 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, cet.I, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), h. 13 15 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2011), h. 35 16 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam ..., h. 5

Page 47: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

32

pengertian kumpulan asas atau nilai-nilai moral atau kode etik. Ketiga,

etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk.

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu

tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

moral (Akhlak).17

Ethics (Etika) menurut Kamus Ekonomi Uang dan Bank adalah

disiplin pribadi seseorang dalam hubungannya dengan lingkungan, lebih

dari yang sekedar ditentukan oleh undang-undang. Misalnya yang ada di

bidang akuntansi di Indonesia, yakni Kode Etik Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) yang terbentuk pada tahun 1972.18

Menurut Prof. Owen Bisnis ialah suatu perusahaan yang berkaitan

dengan produksi dan distribusi barang untuk dijual kembali ke pasaratau

memberikan harga dalam setiap barang ataupun jasa. Sedangkan menurut

Urwick dan Hunt Bisnis ialah setiap perusahan yang memproduksi dan

mendistribusikan serta menyediakan barang atau jasa yang diperlukan

masyarakat dan atas dasar kesediaannya dalam membeli atau membayar.

Bisnis menurut KBBI adalah usaha komersial dalam dunia

perdagangan; bidang usaha; usaha dagang; bekerja di bidang.19

Bisnis menurut Kamus Ilmiah Serapan Disertasi Entri Tambahan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah adalah bidang usaha; yang sifatnya

mencari keuntungan; usaha di bidang komersial; usaha dagang.

17 Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed.IV, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008),

h. 383 18 Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank,cet.III, (Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2007), h. 110 19 Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank ..., h. 200

Page 48: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

33

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan Etika bisnis adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan bisnis yang

mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan dengan personal,

perusahaan ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan pengetahuan

tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang

memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal secara

ekonomi maupun sosial.

b. Pengertian Etika Bisnis Islam

Etika dalam pemikiran Islam dimasukkan dalam filsafat praktis (Al

hikmah al amaliyah) bersama politk dan ekonomi. Berbicara tentang:

sebagaimana seharusnya. Moral merupakan nilai baik dan buruk dari

setiap perbuatan manusia sedangkan Etika merupakan ilmu yang

mempelajari tentang baik dan buruk . Dalam disiplin filsafat, Etika sering

dinamakan dengan Filsafat Moral.20

Kata bisnis dalam Al-Qur’an biasanya yang digunakan Al-tijarah,

Al-bai’, Radayantum, dan Isytara. Tetapi yang seringkali digunakan yaitu

al-tijarah dan dalam bahasa arab Tijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r,

tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga. At-

tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan (menurut kamus al-

munawwir).

20 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam ..., h. 31

Page 49: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

34

Menurut Ar-Raghib al-Asfahani dalam Al-mufradat fi gharib al-

Qur’an , At-Tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari

keuntungan.

Menurut Ibnu Farabi, yang dikutip ar-Raghib , Fulanun tajirun bi

kadza, berarti seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui arah dan

tujuan yang diupayakan dalam usahanya.

Secara sederhana mempelajari etika bisnis dalam Islam berarti

mempelajari tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia

bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas. Moralitas disini,

sebagaimana disinggung di atas berarti: aspek baik/buruk, terpuji/tercela,

benar/salah, wajar/tidak wajar, pantas/tidak pantas dari perilaku manusia.

Kemudian dalam kajian etika bisnis Islam susunan adjectivedi atas

ditambah dengan halal-haram (degrees of lawful and lawful), menurut

Husein Sahatah seperti dikutip oleh Faisal Badroen, dkk, menyatakan

bahwa sejumlah perilaku etis bisnis (Akhlaq al Islamiyah) yang dibungkus

dengan dhawabith syariah (batasan syariah) atau general guideline.21

2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam

Terdapat beberapa ayat al-quran dan sunah Rasulullah saw, yang

berbicara tentang Etika Bisnis Islam, antara lain :

a. Al quran

Allah berfirman (QS At Tawbah/9: 24):

21 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h. 62

Page 50: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

35

Artinya: “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara,

isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal

yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya

dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang fasik” (QS At Taubah/9: 24).22

Terdapat juga dalam firman Allah (QS As Shaff/59:10):

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab

yang pedih?” (QS As Shaff/59:10).23

b. Hadits

Abu Hurairah radhiallahu‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لحعة مححقة للحب ركة قة للس لف من ف الح

Artinya: “Sumpah itu (memang biasanya) melariskan dagangan

jual beli namun bisa menghilangkan berkahnya” (HR. Al-Bukhari

no. 1945 dan Muslim no. 1606).24

22 Anggota IKAPI, Al-Qur’an..., h. 190 23 Anggota IKAPI, Al-Qur’an ..., h. 552

Page 51: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

36

3. Etika Bisnis Rasullulah

Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk

berbuat baik pada dirinya sendiri, kepada manusia dan lingkungan alam di

sekitarnya, dan kepada Tuhan selaku penciptaNya. Terdapat lima prinsip

yang mendasari etika Islam:

a. Unity (Kesatuan)

Merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan seluruh

aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

menjadi keseluruhan yang homogen, konsisten dan teratur. Adanya

hubungan yang vertikal atau horizontal yaitu hubungan antar sesama

manusia maupun manusia dengan penciptanya.25

b. Equilibrium (Keseimbangan)

Konsep ini hampir sama dengan konsep adil, berdimensi

horizontal yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada alam

semesta. Maka, keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan

prinsip etis yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas

bisnis. Praktik konsep ini dalam etika bisnis misalnya berlaku lurus

dalam takaran atau timbangan.26

Dalam beraktifitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan

untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.

Pengertian adil diarahkan agar hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak

24 Lidwa Pusaka I-Software, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, (www.lidwapusaka)

No. 1945 dan No. 1606 25 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah Teori dan

Praktik The Celestial Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 34 26 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis ..., h. 37

Page 52: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

37

alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku sebagai stakeholder

dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak tersebut harus ditempatkan

sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak mengakomodir salah

satu hak diatas, dapat menempatkan seseorang tersebut kepada kezaliman,

karenanya orang yang adil akan lebih dekat kepada ketakwaan.27 Allah

berfirman dalam (QS. Al-Maaidah/5:8):

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi

saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan”(QS. Al-Maaidah/5:8).28

c. Free Will (Kebebasan)

Konsep ini berarti bebas memilih atau berkehendak sesuai etika

atau sebaliknya. Ayat Al Qur’an yang merupakan dasar dari konsep ini

adalah Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari

Tuhanmu.29 Jadi, saat seseorang menjadi muslim, ia harus

menyerahkan kehendaknya kepada Allah dalam (QS Al-Kahfi/18:2):

27 Faisal Badoren, dkk, Etika Bisnis ..., h.78 28 Anggota IKAPI, Al-Quran ..., h. 108 29 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis ..., h. 43

Page 53: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

38

Artinya: “Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;

Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami

Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya

mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka

akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang

menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat

istirahat yang paling jelek” (QS Al-Kahfi/18:29).30

d. Responsibility (Tanggung Jawab)

Adalah bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan.

Menurut Sayid Quthb seperti dikutip oleh A. Riawan Amin dan Tim

PEBS FEUI, menyatakan bahwa prinsip pertanggung jawaban Islam

adalah tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang

lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara

individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat

lainnya.31

e. Benevolence (Kebenaran)

Kebenaran dalam konsep ini juga meliputi kebajikan dan

kejujuran. Dalam bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap,

dan perilaku benar, yang meliputi proses transaksi, proses memperoleh

komoditas, proses pengembangan produk, serta proses pengolahan

30 Anggota IKAPI, Al-Quran ..., h. 297 31 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen ..., h. 35

Page 54: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

39

keuntungan kebajikan merupakan sikap ihsan, tindakan yang dapat

memberi keuntungan terhadap orang lain.32

Menurut Yusuf Qardawi, dalam bukunya norma dan etika ekonomi

Islam sebagaimana dikutif oleh Muhammad Nejatullah Siddiqi secara

tegas telah memisahkan antara nilai-nilai dan perilaku dalam perdagangan.

Di antara norma-norma atau nilai-nilai syariah itu adalah sebagai berikut33:

Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang

diharamkan. Perilaku yang muncul dari memahami nilai ini adalah

larangan mengedarkan barang- barang haram, baik dengan cara membeli,

menjual, memindahkan, atau cara apa saja untuk memudahkan

peredarannya.

a. Bersikap benar, amanah, dan jujur.

Perilaku yang dimaksud benar adalah ruh keimanan, ciri utama

orang mukmin, bahkan ciri para nabi. Tanpa kebenaran, agama tidak

akan tegak dan tidak akan stabil. Sebaliknya, bohong dan dusta adalah

bagian dari pada sikap munafik. Bencana terbesar di dalam pasar saat

ini adalah meluasnya tindakan dusta dan batil, misalnya berbohong

dalam mempromosikan barang dan menetapkan harga. Amanat adalah

mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil

sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik

berupa harga atau upah. Jujur, selain benar dan memegang amanat,

seorang pedagang harus berlaku jujur, dilandasi keinginan agar orang

32 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen ..., h. 36 33 Muhammad Nejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi Dalam Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1996), h. 5

Page 55: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

40

lain mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana ia

menginginkannya dengan cara menjelaskan cacat barang dagangan

yang dia ketahui dan yang tidak terlihat oleh pembeli.

b. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga.

Perilaku dari nilai ini diantaranya adalah tidak melakukan bai’y

gharar (jual beli yang mengandung ketidak jelasan), tidak bertransaksi

dengan lembaga riba, menyempurnakan timbangan dan takaran, tidak

melakukan penimbunan barang dengan tujuan mempermainkan harga,

bersegera dalam membayar hutang kalau sudah tiba waktunya,

melakukan pencatatan terhadap semua transaksi usaha, dan membayar

gaji karyawan tepat waktu.

c. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli.

Kasih sayang dijadikan Allah lambang dari risalah Muhammad

SAW. Islam ingin menegakkan dibawah naungan norma pasar.

Kemanusiaan yang besar menghormati yang kecil, yang kuat

membantu yang lemah, yang bodoh belajar dari yang pintar, dan

manusia menentang kezaliman. Oleh sebab itu, Islam mengharamkan

monopoli, satu unsur yang berlaku dalam paham kapitalis disamping

riba yang dimaksud monopoli ialah menahan barang dari perputaran di

pasar sehingga harganya naik. Diantara perilaku yang berhubungan

dengan nilai ini adalah tidak menggusur pedagang lain, tidak

monopoli, dan tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain.

d. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.

Page 56: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

41

Salah satu moral terpuji ialah sikap toleran dan menjauhkan

faktor eksploitasi. Tindakan eksploitasi banyak mewarnai dunia

perdagangan, terutama perdagangan yang berada dibawah naungan

kapitalis. Salah satu etika yang harus dijaga adalah menjaga hak-hak

orang lain demi terpeliharanya persaudaraan. Jika individu dalam

sistem kapitalis tidak mengindahkan hal-hal yang berkaitan dengan

etika seperti tidak mengindahkan perasaan orang lain, tidak mengenal

akhlak dalam bidang ekonomi, dan hanya mengejar keuntungan, maka

sebaliknya, Islam sangat memperhatikannya. Islam menganjurkan

kepada pedagang agar mereka bersedekah semampunya untuk

membersihkan pergaulan mereka dari tipu daya, sumpah palsu dan

kebohongan.

e. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju

akhirat.

Bekal Pedagang Menuju Akherat, salah satu moral yang juga tidak

boleh dilupakan ialah, meskipun seorang muslim telah meraih keuntungan

jutaan dolar lewat perdagangan dan transaksi, ia tidak lupa kepada Tuhannya.

Ia tidak lupa menegakkan syariat agama, terutama shalat yang merupakan

hubungan abadi antara manusia dan Tuhannya. Perilaku yang berhubungan

dengan nilai ini diantaranya adalah tidak bertransaksi pada waktu shalat jumat,

tidak meninggalkan shalat/tidak melalaikan diri dari ibadah, niat yang lurus,

selalu ingat kepada Allah dalam berdagang, mengukur waktu berdagang dan

Page 57: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

42

puas dengan keuntungan yang diperoleh, menghindari syubhat, dan

membayarkan zakat.

4. Prinsip Etika Bisnis Islam

Karakter ini suka atau tidak suka dan mau tidak mau, harus dimiliki

oleh setiap pebisnis apalagi pebisnis Muslim/Muslimat yang menghendaki

kesuksesan dalam berbisnis. Diantara tiang pancang etika bisnis yang

dimaksudkan ialah.34

a. Iktikad baik

Iktikad artinya kepercayaan; keyakinan yang teguh (kuat). Juga

bisa diartikan dengan kemauan dan maksud. Dengan demikian maka

yang dimaksud dengan iktikad baik dalam tulisan ini ialah kemauan,

maksud atau tepatnya keyakinan yang baik.

b. Kejujuran

Setiap akad (transaksi) dalam bisnis pasti dibangun oleh dua

pihak atau malahan lebih. Akad itu sendiri terlahir atas persetujuan-

persetujuan yang disepakati para pihak, baik dalam bentuk tertulis

maupun tidak tertulis. Jujur adalah lurus hati; tidak berbohong

(misalnya dengan berkata apa adanya); tidak curang; tulus; ikhlas.

Kejujuran adalah sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan

(hati); atau sifat yang suka akan kebenaran.

34 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan

Islam, cet.I, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h. 309-314

Page 58: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

43

c. Kesetiaan/Kepatuhan

Setia artinya berpegang teguh (pada janji, pendirian dan

sebagainya); patuh; taat. Kesetiaan maksudnya keteguhan hati,

ketaatan (dalam persahabatan, perhambaan dan sebagainya); taat (pada

perintah, aturan dan sebagainya); berdisiplin; sedangkan kepatuhan

artinya sifat patuh; keadaan patuh; atau ketaatan.

Kesetiaan dan kepatuhan dini menjadi sangat penting dalam dunia

bisnis. Lebih-lebih dunia bisnis Islami. Kesetiaan dipentingkan daripada di

dunia barat sekarang ini. Kesetiaan itu mencakup hubungan antara suatu

perusahaan dengan para pelanggannya dan perusahan lain, serta hubungan

antara majikan dengan karyawannya dan hal ini berlaku secara timbal

balik. Dalam hubungan dagang (bisnis), kesetiaan timbal balik antara

pelanggan dengan para pemasok (supplier) langganannya sangat jelas. Di

pasar eceran (sekalipun) para pelanggan tidak bisa berkeliling mencari

barang (shopping around) mereka mendatangi toko langganannya, dengan

demikian lebih baik untuk dapat mengenal pedagang langganannya itu.

Suatu hal yang patut diingatkan disini ialah bahwa khusus dalam

hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, misalnya

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau sebaliknya menghalalkan

yang haram, etika bisnis Islam tidak membenarkan untuk

melangsungkannya walaupun dengan dalih kejujuran dan kepatuhan.

Page 59: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

44

C. Kadaluwarsa

1. Pengertian Kadaluwarsa

Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah

kadaluwarsa) jika telah terjadi perubahan–perubahan yang tidak

dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada makanan dapat terjadi

karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis. Minsalnya kerusakan pada

susu yang ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir, tengik

dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir serta asam

pada susu disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga menjadi penyebab

rusaknya makanan kaleng yang dapat ditandai dengan bau busuk dan

warna hitam ketika dibuka. Rusaknya makanan kaleng juga dapat

diperhatikan, apakah kaleng menggembung atau tidak. Biasanya jika

sudah lewat tanggal kadaluarsa, bakteri mengakibatkan terbentuknya gas

pada makanan kaleng sehingga kaleng menggembung.35

Bahaya makanan kadaluarsa bisa mengakibatkan kematian, jika

tidak segera tertangani. Oleh karena itu, lebih baik mencegah secara dini

agar tidak kena dampak makanan tidak sehat atau kadaluarsa. Selain

pengawasan dari pemerintah, masyarakat juga perlu lebih teliti dalam

membeli. Apalagi saat bulan puasa hingga hari raya, toko-toko

memberikan harga murah untuk produk makanan yang tanggal

kadaluwarsa sudah mendekati jatuh tempo. Tanpa bermaksud meracuni

35 F. G. Winarno, Penentuan Waktu Kadaluwarsa Bagi Makanan dan Minuman, (Jakarta:

YLKI, 1985), h. 29

Page 60: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

45

konsumen, produk makanan yang dijual tetap rawan kerusakan karena

telah lama berada di toko, sehingga perlu diwaspadai.

Setiap produsen biasanya memberikan informasi tanggal produksi

dan masa kadaluwarsanya di setiap label produk makanan yang diedarkan

di pasaran. Infromasi tersebut memang sudah ketentuan agar konsumen

dapat mengkonsumsi produk makanan pada saat yang tepat.

Sebagai informasi dalam memilih dan membeli suatu produk,

konsumen hendaknya harus memperhatikan beberapa informasi penting

tentang referensi apakah suatu produk berada dalam tenggang waktu

masuk kadaluarsa atau tidak. Berikut informasi terkait pertimbangan untuk

terhindar dari makanan kadaluarsa, sbb:

a. Label.

Pertama kali yang harus dilihat konsumen sebelum

mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan harus

memperhatikan informasi pada kemasan atau label produksi yang

harus meliputi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau

isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa.

Pemberian label pada makanan kemasan itu bertujuan agar konsumen

mendapatkan informasi yang benar dan jelas tentang produk tersebut.

b. Kemasan dan perubahan fisik.

Produk makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak

menjadi ciri khas yang mudah dikenali untuk dikonsumsi

Kemungkinan isinya pun sudah rusak karena telah terkontaminasi.

Page 61: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

46

Untuk itu perhatikan jika mencium bau yang tidak sedap, perubahan

warna, bentuk, dan rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam

kemasan telah rusak.

c. Batas Kadaluwarsa.

Pada setiap label produk kemasan harus mencantumkan tanggal

“kadaluwarsa/exp. Date/best before”. Artinya, makanan dan minuman

mempunyai batas akhir yang aman untuk dapat dikonsumsi dan

dijamin mutunya, dengan penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk

yang diberikan oleh produsen. Makanan kadaluwarsa adalah makanan

yang telah lewat tanggal kadaluwarsa. Makanan dan minuman yang

sudah rusak, sebelum atau sesudah lewat tanggal kadaluwarsa

dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

d. Makanan dalam kaleng.

Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kaleng, pilihlah

kaleng yang baik, tidak penyok, tidak berkarat dan tidak cembung.

Setelah mengenali ciri fisik produk dari pengemasannya yang harus

dikenali berikutnya adalah membaca informasi produk apakah sudah

terdaftar di Departemen Kesehatan (MD/ ML DepKes RI No xxxxxx)

termasuk juga harus memerhatikan tanggal kadaluwarsanya.

Hindarilah membeli produk yang tidak mencantumkan nama dan

alamat produsen secara jelas, seperti produk impor yang hanya

bertuliskan bahasa negara produsen. Tidak lupa juga harus

Page 62: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

47

diperhatikan lagi bahan baku dan bahan tambahan yang dipergunakan

serta gunakan dan simpanlah sesuai petunjuk.

Konsumen harus membekali dirinya dengan pengetahuan

seputar produk makanan yang aman dikonsumsi baik bagi dirinya

maupun lingkungan sekitarnya. Pengetahuan cukup dari konsumen

menjadikan dirinya sebagai konsumen pintar, cerdas dan selektif serta

sadar terhadap bahaya yang diakibatkan dalam mengkonsumsi

makanan tidak sehat. Kesehatan suatu bangsa berawal dari kesehatan

diri sendiri, keluarga, masyarakat yang berdampak bagi ketahanan

nasional suatu bangsa. Oleh karena itu, masyarakat sebagai konsumen

harus mendapatkan informasi cukup, salah satunya mengetahui istilah

yang terdapat dalam produk makanan sebagai bekal dalam berbelanja

makanan agar aman dan sehat.

Berikut istilah-istilah yang biasanya tertera pada label produk

makanan, dan perlu diperhatikan diantaranya:

a. Baik digunakan sebelum (best before) menunjukkan batas suatu

produk masih terjamin kualitasnya. Kualitas dan kandungan

nutrisinya akan turun setelah tanggal tersebut terlewati, namun

belum tentu membahayakan kesehatan selama kemasan masih

utuh.

b. Gunakan sebelum (use by atau expired date) digunakan untuk

produk yang menyebabkan resiko kesehatan secara langsung ketika

sudah melewati tanggal yang tercantum. Biasanya dicantumkan

Page 63: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

48

pada produk-produk yang mudah rusak dalam penyimpanan jangka

panjang misalnya daging dan beberapa jenis keju.

c. Batas sebelum penarikan (pull date) adalah tanggal terakhir yang

dianjurkan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut

sehingga masih punya jangka waktu untuk mengkonsumsi tanpa

mulai mengalami kerusakan.

d. Tanggal dikemas (pack date) merupakan informasi mengenai

tanggal pada saat produsk dikemas, baik pengemasan oleh

produsen maupun pengecer.

e. Tanggal masuk toko (sell by date) adalah tanggal pada saat produk

memasuki gudang penyimpanan di toko atau tempat penjualan

lainnya.

f. Tanggal pemajangan (display date) menunjukkan tanggal pada saat

produk mulai dipajang di rak-rak atau display toko atau tempat

penjualan lainnya.

2. Fatwa MUI Tentang Kadaluwarsa

Ketidakbolehan mengkonsumsinya mengacu pada Fatwa MUI no 4

tahun 2003: "Tidak boleh mengkonsumsi dan menggunakan

makanan/minuman yang menimbulkan rasa/aroma (flavor) benda-benda

atau binatang yang diharamkan". Hal ini lebih pada efek mencegah

(preventive) untuk menyukai sesuatu yang haram, sebagai mana yang

disampaikan oleh ketua komisi Fatwa MUI, KH Ma'ruf Amin; Al

washilatu ilal haram haramun; segala sesuatu jalan menuju haram adalah

Page 64: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

49

haram. So inilah perbedaan kita sebagai orang muslim, memiliki jati diri

untuk tidak ikut-ikutan pada suatu yang mendatangkan ketidakbaikan.

3. Zat Kimia yang Terkandung Serta Efek yang Ditimbulkan

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada produk makanan dan

berpotensi menimbulkan keracunan. Kerusakan produk dalam kaleng

memang sukar terlihat, tetapi dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan

pada badan kaleng itu sendiri. Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah

berkarat. Kaleng yang berkarat dapat menandakan waktu penyimpanan

yang lama, selain itu kondisi penyimpanannya juga mungkin tidak sesuai,

misalnya udara yang terlalu lembab.36

Kaleng yang berkarat pada bagian luarnya mungkin juga telah

berkarat pada bagian dalamnya. Karat atau biasa disebut korosi merupakan

reaksi oksidasi besi (Fe) yang melepaskan besi oksida (FeO2). Besi oksida

dapat bereaksi dengan bahan yang dikemas dalam kaleng. Reaksi

umumnya menghasilkan perubahan warna pada pangan.

Jika pangan termasuk berasam tinggi atau mengandung belerang

(sulfida), perubahan warnanya akan mengarah kehitaman karena terbentuk

besi sulfida (FeS). Perubahan lain yang terjadi akibat reaksi besi oksida

dengan pangan adalah perubahan aroma dan kekentalan. Aroma pangan

akan berubah menjadi aroma busuk dan agak berbau besi.

Kaleng yang gembung mengandung potensi bahaya mikrobiologis.

Umumnya disebabkan oleh kurang sempurnanya proses exhausting

36 I ketut Sudiana,. Patobiologi Molekuler, (Jakarta: Salemba Medika, 2008), h. 14

Page 65: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

50

(proses penghampaan), penyegelan dan sterilisasi. Hal ini berarti terdapat

udara di dalam kaleng dan kondisi kaleng tidak vakum.

Udara yang terdapat di dalam kaleng kemungkinan masih

mengandung mikroba yang dapat mengkontaminasi pangan karena bersifat

patogen. Udara tersebut juga dapat menyebabkan perkaratan kaleng dari

bagian dalam. Kevakuman kaleng sangat berpengaruh terhadap

sterilitasnya. Sterilitas berkaitan langsung dengan umur simpan.

Kevakuman kaleng menandakan kondisi hampa udara pada bagian

dalam kaleng. Hampa udara artinya tekanan udara dalam kaleng amat

rendah. Jika terjadi benturan yang menyebabkan kaleng penyok,

kemungkinan kaleng tersebut mengandung bahaya mikrobiologis. Bahaya

dapat terjadi apabila penyok membentuk lekukan bersudut dalam.37

Kaleng merupakan bahan yang tidak fleksibel. Oleh karena itu,

lekukan dapat menyebabkan retakan atau lubang kecil. Lubang atau

retakan tersebut merupakan jalan masuk yang sangat baik bagi udara serta

mikroba patogen dan pembusuk.38

Udara dan mikroba mudah masuk karena tekanan udara di luar

kaleng lebih tinggi daripada tekanan udara di dalam kaleng. Udara yang

masuk dapat menyebabkan korosi dan mikroba (seperti Eschericia coli,

Staphylococcus aureus) dapat menyebabkan kebusukan dan penurunan

mutu pangan.

37 I ketut Sudiana,. Patobiologi Molekuler..., h. 19 38Apriliasari Ekasaputri, Dampak Makanan Kadaluwarsa, dikutif dari

http://melukisasa.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan kadaluarsa.html. Diunduh 23 Juli

2017 Jam 19:19 WIB.

Page 66: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

51

Penyok pada bagian luar kaleng juga dapat menyebabkan keretakan

pada enamel. Keutuhan enamel sangat penting karena enamel merupakan

bahan pelapis pada bagian dalam kaleng yang menghambat reaksi kaleng

dengan bahan pangan. Apabila enamel retak atau terkelupas, reaksi antara

kaleng dan bahan pangan dapat terjadi. Reaksi tersebut juga dapat

menimbulkan korosi kaleng.

Kerusakan produk susu masih dapat dideteksi dengan pemantauan

visual. Produk susu segar (umumnya dikemas plastik atau karton), apabila

kadaluwarsa, akan menimbulkan aroma yang agak masam.

Untuk susu segar yang dikemas plastik, akan terlihat adanya

pemisahan emulsi dan perubahan warna. Lemak susu akan mengapung,

terdapat gumpalan-gumpalan protein, dan akan terlihat pemisahan air.

Susu kadaluwarsa sering juga disebut sebagai susu basi yang ditandai oleh

kenaikan viskositas (kekentalan) susu.

Secara fisik, kemasan susu juga akan tampak kembung karena

diproduksinya gas oleh mikroba-mikroba patogen sebagai hasil samping

fermentasi. Fermentasi yang terjadi pada susu segar bukanlah reaksi yang

menguntungkan, melainkan akan menyebabkan rasa dan aroma masam

yang dapat menyebabkan diare. Mikroba yang mungkin merusak susu

adalah Escherichia coli, Streptococcus dan Staphylococcus.

Page 67: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

52

52

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Letak Pasar Tradisional Sore Kel Pematang Gubernur

Pasar Tradisional Sore Kel Pematang Gubernur atau sering disebut

warga sekitar pasar Kaget. Pasar Kaget secara administratif terletak di

kecamatan Muara Bangkahulu yang berada di bagian pinggiran kota

Bengkulu. Pasar Kaget berada di pinggir jalan raya Bengkulu-Bengkulu

Tengah, yang jauhnya hanya 400 meter dari kantor kecamatan Muara

Bangkahulu, sehingga menjadi sentral ekonomi utama disana. Kecamatan

Muara Bangkahulu mempunyai posisi yang strategis karena menjadi

penghubung antara kabupaten Bengkulu Tengah. Kecamatan Muara

Bangkahulu bisa di bilang mempunyai fasilitas umum yang relatif baik.

Mulai dari sekolah Negeri dan umum, pusat perkantoran pelayanan

masyarakat seperti Capil, kantor pemerintahan, bank, sarana beribadahan

(Masjid dan Gereja), perumahan, dan pasar tradisional.

B. Sejarah Singkat Pasar Kaget

Pada awalnya pasar kaget terbentuk karena adanya masyarakat lokal

yang berjualan di pinggiran jalan, namun kegiatan jual beli tersebut

menyebabkan banyaknya konflik seperti macet dan keresahan masyarakat

sekitar dimana banyaknya yang mendirikan bangunan pondok jualan tanpa

izin. Permintaan akan peminat pembeli dan penjual yang semakin banyak,

secara pribadi agus menyediakan tempat untuk Pasar Kaget yang terletak di

Page 68: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

53

53

jalan Wr Supratman kelurahan pematang gubernur. Tanah seluas 100x80m2

milik Agus sekaligus yang menjadi penggeola pasar. Pada tahun 2012 tanah

tersebut menjadi pusat perbelanjaan masyarakat kecamatan Muara

Bangkahulu sekitar dan mulai banyak kios-kios di dirikan.

Mayoritas pedagang di pasar kaget tersebut adalah masyarakat sekitar.

Letak yang strategis berada di Jalur Regional yang menghubungkan Kota

Bengkulu-Kabupaten Bengkulu Tengah memberikan pengaruh besar terhadap

perkembangan kawasan perdagangan Pasar Kaget. Semakin banyaknya

pergerakan penduduk di Jalur Regional tersebut tentunya akan semakin

meramaikan kegiatan perdagangan yang terjadi di kawasan perdagangan

Pasar Kaget. Pasar Kaget berada di Jl. Raya Bengkulu Kel Pematang

Gubernur, Kec. Muara Bangkahulu , Kota Bengkulu.

Pasar kaget bukanlah pasar yang digolongkan sebagai UPTD daerah

Wilayah I seperti Pasar Minggu, Pasar Panorama. Pasar Kaget merupakan

pasar yang didirikan secara pribadi atas permintaan masyarakat sekitar. Pasar

ini buka mulai siang sampai sore hari. Barang-barang yang dijual beraneka

ragam diantaranya kebutuhan pokok, sayur mayur, ikan, bumbu, buah-

buahan, peralatan rumah tangga, dan pakaian. Penjual yang berdagang disini

cukup banyak untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat keterangan di bawah

ini:1

1 Agus pengelola pasar Kaget Kel Pamatang Gubernur, wawancara, 1 juni 2017

Page 69: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

54

54

Tabel 1

Jumlah Bangunan di Pasar Kaget2

1 Los non permanen 32 petak ukuran 3x4 m2

2 Los baru 18 petak ukuran 3x4 m2

3 Los mini 45 petak ukuran 3x2 m2

4 Los Blok A 26 petak ukuran 3x3 m2

5 Los blok B 34 petak ukuran 4x1 m2

6 Los blok C 41 petak ukuran 3x3 m2

7 Los blok D 43 petak ukuran 3x2 m2

8 Los blok E 27 petak ukuran 3x2 m2

9 Los blok F 23 petak ukuran 3x2 m2

10 Los blok G 19 petak ukuran 3x2 m2

11 Los blok H 32 petak ukuran 3x2 m2

12 Luar los pasar 25 petak ukuran 2x1,5 m2

Sumber:Pengelola Pasar Tradisional Sore Kelurahan Pematang Gubernur

Tabel 2

Jumlah pedagang pasar Kaget3

1 Los non permanen 32 Orang aktif

2 Los baru 18 pedagang Aktif 5 tutup

3 Los mini 45 pedagang Aktif 6 tutup

4 Los Blok A 26 pedagang aktif

5 Los blok B 34 pedagang aktif

2 Agus pengelola pasar Kaget Kel Pamatang Gubernur, wawancara 3 Agus pengelola pasar Kaget Kel Pamatang Gubernur, wawancara

Page 70: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

55

55

6 Los blok C 41 pedagang aktif

7 Los blok D 43 pedagang aktif

8 Los blok E 27 pedagang aktif

9 Los blok F 23 pedagang aktif

10 Los blok G 19 pedagang aktif

11 Los blok H 32 pedagang aktif

12 Luar los pasar 57 pedagang aktif

Sumber:Pengelola Pasar Tradisional Sore Kelurahan Pematang Gubernur

Data dari Agus sebagai pengelolah pasar Kaget, mengenai ukuran dan

jumlah pedagang. Tahun 2017 Sesuai yang tertera di atas jumlah pedagang

adalah 386 pedagang. dan 11 tutup dikarenakan rusaknya tempat perdagangan.

C. Keadaan Pedagang

Pedagang yang berjualan di pasar tradisional sore (pasar Kaget)

melakukan kegiatan jual beli dengan suasana senang dan damai. Selain orang

asli Bengkulu yang berdagang, ada juga dari daerah lain yang berdagang.

Mareka berasal dari berbagai macam daerah diantaranya suku Jawa, suku

Minang, suku Serawai, suku Batak, tetapi mayoritas pedagang yang ada di

pasar kaget kel Pematang Gubernur kebanyakan berasal dari masyarakat

sekitar kel Pematang Gubernur.4

Pedagang yang berjualan di pasar Kaget 386 pedagang dengan berbagai

macam bentuk bangunan. Pedagang pasar Kaget mayoritas beragama Islam

disamping itu ada pula yang beragama Kristen, Protestas dan sebagainya.

4 Agus pengelola pasar Kaget Kel Pamatang Gubernur, wawancara

Page 71: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

56

56

Dapat dipersentasekan jumlah pedagang muslim sekitar 91,6% dan pedagang

non muslim sekitar 8,4%, meskipun berbeda-beda agama, mareka tetap rukun

dan damai. Sementara itu bagi pedagang muslim, mareka dapat menjalankan

ibadahnya setiap hari khususnya shalat wajib yaitu Zhuhur dan Asar, mareka

dapat menjalankannya di mushola yang jaraknya tidak jauh dari pasar

tersebut.

Dari segi kebersihan lingkungan, pasar Kaget ke Pematang Gubernur

saat ini mulai bersih dikarekan sudah ada pihak kebersihan yang setiap pagi

sebelum pasar rame pihak kebersihan telah membersihkan kawasan pasar

Kaget. Dengan menyapu, membersihkan selokan, dan mengambil sampah

yang berserakan.5 Saat ini, pasar Kaget kel Pematang Gubernur sudah

semakin tertata rapi dalam mengelompokkan pedagang berdasarkan barang-

barang yang ingin dibelinya. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa

masih ada pedagang yang berjualan tidak pada tempat pengelompokkannya

seperti pedagang sayur yang berjualan dikelompok pedagangan sembako,

mainan dan sebagainya.

D. Pedagang Makanan Kemasan di Pasar Tradisional Sore Kel Pematang

Gubernur

Pedagang yang ada di pasar Kaget kel Pematang Gubernur kota

Bengkulu pada umumnya ialah pedagang eceran. Di pasar Kaget ini

menyediakan berbagai macam kebutuhan masyarakat seperti sandang,

pangan, dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan akan sandang sangat banyak

5 David pihak kebersihan, wawancara pribadi, 2 juni 2017

Page 72: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

57

57

tersedia mulai dari pakaian bayi, anak-anak, remaja dan orang dewasa yang

biasa didatangkan langsung dari luar Kota Bengkulu. Tetapi penulis meneliti

pedagang makanan kemasan eceran yang ada di pasar Kaget kel Pematang

Guberbnur, berdasarkan data dari pengelola pasar Kaget, ada 7 pedagang

sembako eceran yang berjualan.

Page 73: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Praktek Penjual Makanan Kadaluwarsa yang Dilakukan Oleh Pedagang

di Pasar Tradisional Sore Kelurahan Pematang Gubernur

Pasar Tradisional Sore Kel Pematang Gubernur adalah salah satu pasar

yang ada di kota Bengkulu tepatnya Kel Pematang Gubernur, pasar Kel

Pematang Gubernur ini menjadi tempat transaksi bertemunya penjual dan

pembei. Salah satu transaksi tersebut ialah jual-beli produk makanan

kemasan.

Dalam praktek, menurut penulis berdasarkan hasil wawancara dan

pengamatan atas perilaku pedagang produk makanan kemasan di pasar kel

Pematang Gubernur Kota Bengkulu, penulis membuktikan bahwa di antara

pedagang tersebut ada yang tidak jujur dalam kualitas barang yaitu masih ada

pedagang yang menjual produk makanan kemasan tidak layak untuk di

perjual belikan, dibuktikan dengan cara penulis membeli langsung produk

makanan kemasan ke bebeapa kios pedagang, setelah dilakukan pemiksaan

kembali produk makanan kemasan tersebut memasuki tanggal kadaluwarsa

dan tidak layak konsumsi.

Pedagang produk makanan kemasan di kel Pematang Gubernur

memiliki cara tersendiri untuk menarik perhatian pembeli. Barang-barang

produk makanan kemasan yang sudah kadaluwarsa dipisah dari produk

makanan kemasan lainnya. Produk makanan kemasan yang kadaluwarsa

Page 74: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

59

memiliki meja tersendiri yang sudah di kelompokkan dan di kemas rapi serta

telah di beri label harga yang harganya di bawah harga normal pasar. Hampir

semua perilaku tersebut telah di lakukan oleh pedagang produk makanan

kemasan di kel Pematang Gubernur.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Jayariya beralamat di

Rawa Makmur.

“Saya mengetahui apa itu kadaluwarsa dan bahaya bagi kesehatan

mengkonsumsi produk makanan kemasan kadaluwarsa, saya disini berjualan

untuk mendapatkan keuntungan, apabila saya tidak menjual dengan seperti ini

saya akan rugi”.1

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Jayariya dapat disimpulkan

bahwa ibu Jayariya mengetahui produk kadaluwarsa seperti apa namun

keuntungan ekonomi (frofit) menjadi alasan utama ibu jayariya tetap menjual

produk makanan kemasan. Jawaban serupa yang disampaikan oleh bapak

Junari beralamat di Bentiring.

“Saya mengetahui apa itu kadaluwarsa namun permintaan akan produk

tersebut banyak diminati seperti para pedagang bakso dan mie ayam keliling,

mareka membeli mie kuning, saos, dan kecap. Kalau saya tidak menjualnya

dan saya buang begitu saja jelas saya akan rugi, karena produk makanan

kemasan seperti ini masanya tidak lama dan penjualannya juga lama laku”.2

Wawancara selanjutnya dengan Ibu Samin beralamat di Pinang Mas

mengatakan bahwa:

“Saya mengetahui kalau dagangan saya telah kadaluwarsa, daripada

saya buang dan mengalami kerugian oleh karena itu saya menjual produk

1 Jayariya, Pedagang, Wawancara Pribadi, 10 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur. 2 Junari, Pedagang, Wawancara Pribadi, 10 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur.

Page 75: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

60

makanan kemasan tersebut dengan harga murah, permintaan akan barang

tersebut juga banyak diminati. Lagipula selama ini belum ada yang

mengkritik atau pengembalian barang. Namun apabila ada dinas kesehatan

melakukan kunjungan pasar, saya tidak akan menjual produk makanan

kemasan kadaluwarsa”.3

Wawancara selanjutnya dengan bapak Agus Salim beralamat di Tugu

Hiu selaku pedagang produk makanan kemasan mengatakan bahwa:

“Saya menjual produk makanan kemasan minsalnya sarden, mie instan,

susu, bumbu kemasan dan lain-lainnya. Menurut saya, saya tidak menjual

produk makanan kemasan yang kadaluwarsa karena dua minggu sebelum

memasuki tanggal kadaluwarsa habis saya telah menjual produk tersebut

secara harga murah. Penjualan yang saya lakukan seperti ini sangat diminati

oleh pembeli di pasar ini”.4

Jawaban serupa yang disampaikan oleh Ibu Yanar beralamat di Medan

Baru yang mengatakan:

“Seminggu sebelum memasuki tanggal kadaluwarsa telah saya jual

dengan harga murah seperti produk makanan kemasan mie instan, sarden, dan

lain-lain. Saya tidak berani menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa

karena ada penegak hukum walaupun pasar tradisional sore ini bukan pasar

dari pemerintah tetapi tetap akan ada hukuman bagi pelaku yang menjual

produk makanan kemasan kadaluwarsa”.5

Dapat disimpulkan bahwa pedagang Agus Salim dan ibu Yanar tidak

begitu mengerti apa itu kadaluwarsa, yang apabila dikonsumsi makanan

tersebut dapat membahayakan bagi kesehatan yang mengkonsumsinya. Toko-

toko memberikan harga murah untuk produk makanan yang tanggal

kadaluwarsa sudah mendekati jatuh tempo. Tanpa bermaksud meracuni

konsumen, produk makanan yang dijual tetap rawan kerusakan karena telah

lama berada di toko, sehingga perlu diwaspadai. Jangan terkecoh dengan

3 Samin, Pedagang, Wawancara Pribadi, 10 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur. 4 Agus Salim, Pedagang, Wawancara Pribadi, 10 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur. 5

Page 76: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

61

harga murah dengan kualitas yang tidak terjamin. Tidak jauh berbeda dengan

pernyataan ibu Yuni beralamat di Kandang Limun yang menyatakan:

“Kadaluwarsa itu menurut saya kalau masa yang tertera di tanggal telah

habis, apalagi bentuknya belum sama sekali berubah berarti belum

kadaluwarsa, lagi pula selama saya berjualan di sini belum ada yang

mengalami keracunan membeli produk makanan kemasan di tempat saya”.6

Dari pernyataan ibu Yuni dapat disimpulkan bahwa pedagang tidak

mengetahui apa itu kadaluwarsa dan rasa aman dari konsumen yang secara

langsung belum menimbulkan efek negatif mengkonsumsi produk makanan

kemasan kadaluwarsa tersebut. Sebaiknya pilihlah produk yang belum

melampaui tanggal kadaluarsa.

Wawancara selanjutnya yang sama disampaikan oleh ibu Rahimila

pembeli produk makanan kemasan tersebut.

“Saya sudah biasa membeli produk makanan kemasan seperti ini, harga

produk makanan kemasan disini jauh lebih murah dibandingkan saya

membeli produk makanan kemasan di warung. Disini harganya murah, susu

kaleng seperti ini di warung biasanya Rp 10.500 sedangan di sini dapat Rp

9.000. Rasa dan bentuknya juga sama sekali belum berubah”.7

Dari pernyataan ibu Rahimila dapat disimpulkan bahwa ibu Rahimila

lebih memilih kuantitas dari pada kualilitas barang, ekonomi dijadikan alasan

ibu Rahimila tetap membeli produk makanan kemasan yang tidak layak

konsumsi atau kadaluwarsa.

6 Yuni, Pedagang, Wawancara Pribadi, 10 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur. 7 Rahimila, Pembeli, Wawancara Pribadi, 11 juli 2017, di Pasar Sore Kel Pematang

Gubernur.

Page 77: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

62

Wawancara selanjutnya kepada pedagang bakso keliling bapak Wendi

yang kebetulan sedang menjajakan jualannya di tengah keramaian pasar

tradisinal sre Kel pematang Gubernur menyatakan.

“Saya berjualan bakso keliling, pagi-pagi hari saya berjualan di

perumahan warga sekitar Kec Muara Bangkahulu, siang harinya berjualan di

sekolah dasar di dekat sini, sore hari saya buka lapak di pasar Kel Pamatang

Gubernur. Pendapatan saya tidaklah bayak perharinya, karena uang yang

didapat akan terpotong untuk keperluan seperti bensin, uang lapak perharinya

di pasar ini, dan untuk modal selanjutnya, apalagi saya menjual bakso

tersebut tidak di tentukan harganya sesuai keinginan pembeli saja dari harga

permintaan Rp 2000. Dengan keadaan penjualan saya seperti ini saya

tentunya harus mengatur modal seperti pembelian bahan memasak bakso,

mie, kecap. Saya mendapatkan bahan-bahan tersebut di kios langganan saya

dengan harga yang murah, ini semua demi penghematan modal dan

kelangsungan saya berjualan”.8

Lagi-lagi ekonomi menjadi faktor penyebab pedagang dan pembeli

tetap menjual dan mengkonsumsi produk makanan kemasan kadaluwarsa,

bahaya akan mengkonsumsi produk makanan kemasan kadaluwarsa sama

sekali tidak diindahkan oleh para pelaku. Kerusakan-kerusakan yang dapat

terjadi pada produk makanan dan berpotensi menimbulkan keracunan.

Kerusakan produk dalam kaleng memang sukar terlihat, tetapi dapat

terdeteksi dengan adanya kerusakan pada badan kaleng itu sendiri.

Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah berkarat. Kaleng yang berkarat

dapat menandakan waktu penyimpanan yang lama, selain itu kondisi

penyimpanannya juga mungkin tidak sesuai, misalnya udara yang terlalu

lembab.

8 Wendi, Pedagang Bakso Keliling, Wawancara Pribadi, 12 juli 2017, di Pasar Sore Kel

Pematang Gubernur.

Page 78: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

63

B. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Perilaku Pedagang Menjual

Produk Makanan Kemasan Kadaluwarsa

Kesimpulan berdasarkan wawancara penulis dengan para pedagang

produk makanan kemasan kadaluwarsa di Kel Pematang Gubernur serta

pembeli produk makanan kemasan, faktor yang melatarbelakangi perilaku

pedagang menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa ialah karena

1. Faktor ekonomi

2. Ketidak tahuan apa itu kadaluwarsa

3. Belum adanya pengawasan dari pemerintah setempat

4. Tidak mengetahui dampak bahaya mengonsumsi produk makanan

kemasan kadaluwarsa

5. Kebiasan permintaan konsumen membeli produk makanan kemasan harga

murah.

C. Pandangan Etika Bisnis Islam Terhadap Perilaku Pedagang Menjual

Produk Makanan Kemasan Kadaluwarsa

Etika Islam menuntut manusia untuk berbuat baik pada dirinya sendiri,

kepada manusia dan lingkungan alam di sekitarnya, dan kepada Tuhan selaku

penciptaNya. Terdapat lima prinsip yang mendasari etika Islam:

a. Unity (Kesatuan)

Merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan seluruh aspek

kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya menjadi

keseluruhan yang homogen, konsisten dan teratur. Adanya hubungan yang

Page 79: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

64

vertikal atau horizontal yaitu hubungan antar sesama manusia maupun

manusia dengan penciptanya.9

Berdasarkan tinjuan Etika bisnis Islam terhadap perilaku pedagang

menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa belum sesuai dengan

prinsip Unity (kesatuan) karena masih banyak para pedagang melakukan

penimbun kekayaan dengan penuh keserakahan dan tidak amanah dalam

kualitas barang yang dijual. Padahal Allah telah mengatur setiap rezeki

umat_Nya dan sadar bahwa semua harta dunia bersifat sementara dan

harus dipergunakan secara bijaksana.

b. Equilibrium (Keseimbangan)

Dalam beraktifitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan

untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.

Pengertian adil diarahkan agar hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak

alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku sebagai stakeholder

dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak tersebut harus ditempatkan

sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak mengakomodir salah

satu hak diatas, dapat menempatkan seseorang tersebut kepada kezaliman,

karenanya orang yang adil akan lebih dekat kepada ketakwaan.10 Allah

berfirman dalam (QS. Al-Maaidah/5:8):

9 A A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah Teori dan

Praktik The Celestial Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 34 10 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, cet.I, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), h.78

Page 80: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

65

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang

yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan

adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu

lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-

Maaidah/5:8).11

Berdasarkan tinjuan Etika bisnis Islam terhadap perilaku pedagang

menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa belum sesuai dengan

prinsip Equilibrium (Keseimbangan) karena para pedagang menjual

produk makanan kemasan kadaluwarsa dapat menimbulkan bahaya

kesehatan konsumen. Maka ada pihak yang dirugi dan perilaku tersebut

tidak adil.

c. Free Will (Kebebasan)

Konsep ini berarti bebas memilih atau berkehendak sesuai etika

atau sebaliknya. Ayat Al Qur’an yang merupakan dasar dari konsep ini

adalah Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari

Tuhanmu.12 Jadi, saat seseorang menjadi muslim, ia harus

menyerahkan kehendaknya kepada Allah dalam (QS Al-Kahfi/18:29)

Allah berfirman:

11 Anggota IKAPI, Al-Quran dan Tafsiranya, (Bandung: Cv Penerbit J-ART, 2014), h.

108 12 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen ..., h. 35

Page 81: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

66

Artinya: “Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;

Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah

sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung

mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi

minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.

Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”

(QS Al-Kahfi/18:29).13

Berdasarkan tinjuan Etika bisnis Islam terhadap perilaku pedagang

menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa belum sesuai dengan

prinsip Free Will (Kebebasan) karena para pedagang dengan bebas

menjual produk makanan kadaluwarsa di pasar, banyak pihak tidak

mengetahui bahaya mengkonsumsi produk makanan kadaluwarsa karena

para pedagang tidak jujur dalam kualitas barang yang dijual.

d. Responsibility (Tanggung Jawab)

Adalah bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan.

Menurut Sayid Quthb seperti dikutip oleh A. Riawan Amin dan Tim PEBS

FEUI, menyatakan bahwa prinsip pertanggung jawaban Islam adalah

tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang

lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara

individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat

lainnya.14

13 Anggota IKAPI, Al-Quran ..., h. 297 14 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen ..., h. 35

Page 82: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

67

Berdasarkan tinjuan Etika bisnis Islam terhadap perilaku pedagang

menjual produk makanan kemasan kadaluwarsa belum sesuai dengan

prinsip Responsibility (Tanggung Jawab) karena para pedagang sama

sekali tidak bertangung jawab apabila konsumen mengalami keracunan

makanan, terlebih lagi konsumen tetap membeli produk makanan

kadaluwarsa dan tidak begitu mengerti bahaya mengkonsumsi produk

makanan kemasan kadaluwarsa.

e. Benevolence (Kebenaran)

Kebenaran dalam konsep ini juga meliputi kebajikan dan

kejujuran. Dalam bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan

perilaku benar, yang meliputi proses transaksi, proses memperoleh

komoditas, proses pengembangan produk, serta proses pengolahan

keuntungan kebajikan merupakan sikap ihsan, tindakan yang dapat

memberi keuntungan terhadap orang lain.15

Dalam pelaksanaan jual-beli menurut ekonomi Islam ada beberapa

prinsip yang harus dianut oleh pelaku bisnis. Seperti tidak boleh

mengandung Riba, adanya faktor penipuan minsalnya menjual barang

yang tidak sesuai dengan spesifikasin, yang kemudian harus sesuai dengan

norma dan kecenderungan alamiah tentang kodrat manusia yang

mempunyai watak kreatif dan keinginan untuk berkembang sebagai

makhluk sosail maka prinsip-prinsip tersebut ditemui penulis dilapangan

tidak sesuai dengan teori yang dijelaskan.

15 A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen ..., h. 36

Page 83: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Dari kegiatan penelitian yang penulis lakukan di Pasar Tradisional Sore

Kel Pematang Gubernur Kota Bengkulu, diperoleh hasil penelitian mengenai

perilaku pedagang menjual produk makanan kemasan yang kadaluwarsa

ditinjuau dari etika bisnis Islam di Pasar Tradisional Sore Kel Pematang

Gubernur Kota Bengkulu.

1. Praktek penjualan makanan kadaluwarsa di Pasar Tradisiona Sore Kel

Pematang Gubernur Kota Bengkulu ditemukan masih banyak dilakukan

para pedagang dengan berbagai strategi untuk menarik pembeli seperti

pemisahan dan memiliki meja tersendiri untuk produk makanan kemasan

kadaluwarsa dengan harga di bawah normal.

2. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku pedagang menjual produk

makanan kadaluawarsa adalah faktor ekonomi, ketidak tahuan konsumen

apa itu kadaluwarsa, belum adanya pengawasan dari pemerintah setempat,

tidak mengetahui dampak bahaya mengonsumsi produk makanan kemasan

kadaluwarsa, permintaan konsumen membeli produk makanan kemasan

harga murah.

Page 84: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

69

3. Pandangan etika bisnis Islam terhadap produk makanan kemasan

kadaluwarsa di Pasar Tradisional Sore kel Pematang Gubernue Kota

Bengkulu jika ditinjau dari etika bisnis Islam terhadap lima prinsip yang

mendasari Unity (kesatuan), Equilibrium (keseimbangan), Free wiil

(kebebasan), Responsibility (tanggung jawab), Benevolence (kebenaran)

masih belum sesuai, karena di dalam etika bisnis Islam telah diajarkan

bahwa dalam berdagang hendaklah berlaku jujur, amanah, adil, dan tidak

boleh ada yang dirugikan antara penjual dan pembeli.

Tetapi pada kenyataannya di Pasar Tradisional Sore kel Pematang

Gubernue Kota Bengkulu tersebut tetap terdapat pedagang produk

makanan kemasan yang berlaku curang dalam berdagang. Padahal

pedagang produk makanan kemasan di Pasar Tradisional Sore kel

Pematang Gubernur Kota Bengkulu tersebut rata-rata beragama Islam dan

hampir rata-rata mengetahui bahwa berdagang dalam Islam tidak boleh

berlaku curang dalam berdagang, marekapun mengetahui akibat dan

dosanya jika berlaku curang daam berdagang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat penulis

sarankan kepada pihak-pihak terkait di antaranya:

1. Praktek Penjualan Produk Makanan Kadaluwarsa.

Diharapkan para pedagang tidak lagi menjual produk makanan

kadaluwarsa karena perilaku menjual produk makanan kadaluwarsa

Page 85: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

70

termasuk perbuatan curang dalam berbisnis dan sangat membahayakan

kesehatan bagi yang mengkonsumsi produk kadaluwarsa.

2. Faktor latar belakang perilaku pedagang menjual produk makanan

kemasan kadaluwarsa.

Diharapkan para pedagang lebih pandai dalam menjajakan jualannya agar

jualan tersebut cepat terjual dan tidak banyak mengalami kerugian dan

pedagang memahami produk makanan kemasan seperti apa yang memiliki

batasan kadaluwarsa serta pedagang mengerti produk kadaluwarsa sangat

membahayakan kesehatan konsumen.

3. Pandangan Etika Bisnis Islam Terhadap Produk Kadaluwarsa.

Diharapkan penjual produk makanan kemasan di Pasar Tradisional Sore

Kel pematang Gubernur Kota Bengkulu dapat lebih mengetahui berdagang

dalam tinjaun etika bisnis Islam agar tidak ada yang dirugikan antara

penjual dan pembeli dan tidak ada yang terzolimi.

Page 86: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

DAFTAR PUSTAKA

Adela, Melista Putri. ciri-ciri Produkproduk bahan Kadaluwarsa. dikutid dari

http://mediaindo.co.id/default.asp?page=371. Pada tanggal 07 Februari

2017 Jam 01:51 WIB.

Anggota IKAPI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Bandung: Cv Penerbit J-ART. 2014.

Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar. 2011.

Amin, Riawan. Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Calestial

Management. Jakarta: Salemba Empat, 2010.

Apriolem, Sevila. “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap

Makanan Dalam Kemasan Yang Telah Kadauwarsa dikota PekanBaru

(Studi di Kel. Sukaramai Kec. Pekanbaru Kota)”. UIN Sultan Syarid

Karim PekanBaru: Skripsi Sarjana. FEBI. 2013.

Asyadie, Zaeni. Hukum Bisnis (Prinsip dan Pelaksanaanya di Indonesia). Jakarta:

RajaGrafindo Zaeni. 2005.

Buku PedomanPenulisan Skripsi Fakultas FEBI IAIN Bengkulu Tahun 2016.

Badroen, Faisal. dkk. Etika Bisnis dalam Islam. cet.I. Jakarta: UIN Jakarta Press.

2005.

Ekasaputri, Apriliasari, Dampak Makanan Kadaluwarsa, dikutif dari

http://melukisasa.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan

kadaluarsa.html. Pada tanggal 23 Juli 2017 Jam 19:19 WIB.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2000.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Etika

Jusmaliani. dkk. Bisnis Berbasis Syariah. cet.I. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.ed.IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

2008.

Nawawi, Imam. Syarah dan Terjemah Riyathus Shalihin. Jakarta Timur: Al

I’tishom. 2012.

Nugroho, Susanti Adi. Proses Penyelesaiaan Sengketa Konsumen Ditinjau Dari

Page 87: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

Hukum Acara serta Kendala Implementasinya. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2008.

Nurhayati. “Tinjauan Hukum Bisnis Islam Terhadap Produsen produk bahan

ringan Kepada Konsumen di Dukuh Karangnongko Desa Jarum

Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten “ . UIN Sunan Kalijaga: Skripsi

Sarjana. FEBI. 2015.

Rokan, Mustafa Kamal. Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Praktiknya di

indonesia). RajaGrafindo Persada: Jakarta. 2010.

Santoso, Isyad. “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk produk bahan dan

Minuman Menurut MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen Persefektif Bisnis Islam”. UIN Sunan

Kalijaga: Skripsi Sarjana. FEBI. 2014.

Siddiqi, Muhammad Nejatullah. Kegiatan Ekonomi Dalam Islam. Jakarta: Bumi

Aksara. 1996.

Sofie, Yusuf. Perlindungan Konsumen dan instrumen-instrumen. Jakarta:Pelangi

Cendika 2007.

Sudarsono, Edilius. Kamus Ekonomi Uang dan Bank.cet.III. Jakarta: PT

RINEKA CIPTA. 2007 http://id.wikipedia.org/wiki/Etika.

Sudiana, I ketut. Patobiologi Molekuler.Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan

Keuangan Islam. cet.I. Jakarta: Kholam Publishing. 2008.

Untung, Budi. Hukum dan Etika Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET. 2012.

Page 88: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan

DOKUMENTASI

Page 89: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan
Page 90: PERILAKU PEDAGANG MENJUAL PRODUK MAKANAN KEMASAN …repository.iainbengkulu.ac.id/496/1/NANDA SYATRIA UTAMA.pdf · 3. Rasanya tidak seperti yang dipromosikan di kaleng. 4. Menimbulkan