24
SURAT PERINTAH KERJA No. 012 / EKM / SPK / Graha / VII / 2012 antara PT. EKALIA KARYA MULTI dengan PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI

Perjanjian Graha Nusuno Final 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spk

Citation preview

Page 1: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

SURAT PERINTAH KERJA

No. 012 / EKM / SPK / Graha / VII / 2012

antara

PT. EKALIA KARYA MULTI

dengan

PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI

SURAT PERINTAH KERJA

Page 2: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

NOMOR KONTRAK : 012 / EKM/ SPK / Graha / VII / 2012TANGGAL : 6 Juli 2012

PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNANGEDUNG KANTOR GRAHA NUSUNO

TAHUN ANGGARAN 2012

Berdasarkan Surat Perjanjian Nomor 012 / NK / SPK / Graha / VII / 2012 tanggal 2 Juli 2012 dengan ini kami yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama : Yanti Tungkiman, S.E.Jabatan:Direktur UtamaAlamat: Jl. Ki Hadjar Dewantara, Ruko Garden 8 Blok D-18, Gading Serpong

yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Sarju dan Dedy Hendra, S.S, ST.Jabatan: Direktur UtamaAlamat: Jl. Jendral Gatot Subroto KM 5, No. 88, Tangerang 15134

selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Surat Perintah Kerja ini diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini:

1. PIHAK PERTAMA memerintahkan kepada PIHAK KEDUA untuk memulai melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Graha Nusuno selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak tanggal 2 Juli 2012 sesuai dengan kontrak perjanjian Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Graha Nusuno SPK 012 / NK / SPK / Graha / VII / 2012 tanggal 2 Juli 2012.

2. Apabila dalam jangka waktu tersebut diatas PIHAK KEDUA belum juga memulai pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemutusan hubungan kontrak kerja secara sepihak tanpa tuntutan dari PIHAK KEDUA, dan kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan mulai berlaku sejak tanggal ditanda tanganinya oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA DIREKTUR UTAMA

PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI PT. EKALIA KARYA MULTI

(SARJU) (DEDY HENDRA.S.S,ST) (YANTI TUNGKIMAN.SE) Dir.Utama Dir.Teknik

SURAT PERJANJIAN / KONTRAK KERJA

NOMOR KONTRAK : 012 / EKM/ SPK / Graha / VII / 2012TANGGAL : 6 Juli 2012

Page 3: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

Tentang

PEKERJAAN KONSTRUKSIPEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR GRAHA NUSUNO

Pada hari ini Senin tanggal 6 bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas (2012) yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Yanti Tungkiman, S.E. : Direktur Utama PT. Ekalia Karya Multi, yang berkedudukan di Jl. Ki Hadjar Dewantara, Ruko Garden 8 Blok D-18, Gading Serpong, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. EKALIA KARYA MULTI selanjutnya disebut PIHAK KESATU

2. Sarju dan Dedy Hendra, S.S, ST : Direktur Utama PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI, yang berkedudukan di Jl. Jendral Gatot Subroto KM 5, No. 88, Tangerang 15134, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI selanjutnya disebut KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Graha Nusuno.

Nama Pekerjaan Gedung Kantor Graha NusunoPekerjaan Konstruksi Pembangunan Graha Kantor

NusunoLokasi Jl. Raya Jatiwaringin No.9 Jakarta Timur

Dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini:

Pasal 1JENIS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dengan ini menyatakan telah memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah menerima pekerjaan untuk melaksanakan Pemborongan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor GRAHA NUSUNO yang beralamat di Jl. Jatiwaringin No.9 Jakarta Timur dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 2LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini meliputi:

a. Test PDAb. Pekerjaan Persiapanc. Pekerjaan Strukturd. Pekerjaan Arsitekture. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal

Page 4: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

2. Rincian lingkup pekerjaan sebagaimana tersebut pada ayat 1 pasal ini disampaikan lebih lanjut dalam dokumen perjanjian yang dilampirkan pada perjanjian ini dan lampiran tersebut merupakan satu kesatuan mutlak yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 3TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat termasuk hasil penjelasan pekerjan yang disetujui oleh kedua belah pihak.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan keahlian dan pengalaman yang dimilikinya untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Graha Nusuno sesuai dengan pedoman persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 2 perjanjian ini dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK PERTAMA kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan semua dokumen-dokumen pelaksanaan kepada PIHAK KEDUA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan tanggungan biaya dari PIHAK KEDUA.

6. Bila hasil pekerjaan PIHAK KEDUA terdapat hal-hal yang tidak atau kurang sesuai dengan spesifikasi, PIHAK KEDUA harus melakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, tanpa biaya tambahan.

7. Pelaksanaan pekerjaan tersebut dinyatakan selesai oleh PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA telah menyerahkan laporan akhir kepada PIHAK PERTAMA dan dapat diterima dengan baik yang dinyatakan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh Tim Teknis.

8. PIHAK KEDUA masih/tetap bertanggung jawab terhadap hasil Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Graha Nusuno ini sampai dengan pekerjaaan tersebut diserah terimakan untuk kedua kalinya.

Pasal 4DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini yaitu:

1. Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang menjadi satu kesatuan dari dokumen perjanjian ini.

2. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum dalam:

a. Algemene voorwarden voor de uitoering bij aaneming van openbare werken, yang disahkan dengan surat Keputusan Pemerintahan Hindia Belanda Nomor: 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara Nomor: 14571(khusus pasal-pasal yang masih berlaku);

b. Peraturan Beton Bertulang di Indonesia tahun 1971, yang diterbitkan oleh yayasan Normalisasi Indonesia;

c. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977, yang diterbitkan oleh yayasan Normalisasi Indonesia;

d. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia tahun 1961, yang diterbitkan oleh yayasan Normalisasi Indonesia;

e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat;f. Undang-Undang Nomor: 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;g. Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan

Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN;h. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang: Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 061/KPTS/1981;j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/KPTS/1985 tentang

Penanggulangan Bahaya Kebakaran;

Page 5: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

k. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor: 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1987 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung;

l. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor 332/KPTS/M tanggal 22 Agustus 2002 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

m. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor 349/KPTS/M tanggal 23 September 2004 tentang Pedoman penyelenggaraan kontrak Jasa Pelaksanaan Kontruksi;

n. Peraturan Umum Bangunan Indonesia (PUBI 1982) Normalisasi Indonesia (NI-3);o. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung S.K.B.I. –

1.3.53,1987,U.D.C; 624.042;p. Tata Cara Perhitungan Struktural Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung SK.SNI.T-

15-1991-03 Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971;q. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah & Gedung S.K.B.I –

1.3.53,1987,U.D.C; 699.851;r. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 / 1971;s. Petunjuk-petunjuk dan peringatan – peringatan tertulis yang diberikan Pengawasan

Pekerjaan termasuk dalam Pasal 3 Perjanjian ini, untuk mencapai tujuan perjanjian.

Pasal 5HARGA BORONGAN

1. PIHAK PERTAMA sepakat untuk membayar PIHAK KEDUA sejumlah harga borongan sebesar Rp. 11.800.000.000,- (Sebelas Milyar Delapan ratus Juta Rupiah). Dengan perincian pekerjaan:

a. Pekerjaan Struktur :Rp.6.100.000.000,- (Enam Milyar Seratus Juta Rupiah)

b. Pekerjaan Arsitek :Rp. 3.000.000.000,- (Tiga Milyar Rupiah)c. Pekerjaan ME :Rp. 2.700.000.000,- (Dua Milyar Tujuh Ratus

Juta Rupiah)

2. Di dalam harga borongan tersebut dalam ayat 1 pasal ini, sudah termasuk segala pengeluaran dan jasa pemborong, dan tidak termasuk pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10%).

3. Harga borongan tersebut pada ayat 1 pasal ini bersifat LUMPSUMP.

Pasal 6JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Gedung Kantor Graha Nusuno sampai 100 % (Serah Terima Pertama) yang disebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 270 (Dua ratus tujuh puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal, 2 Juli 2012 (sejak diterbitkannya Surat Perintah Kerja). Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah PIHAK KEDUA, kecuali adanya “ KEADAAN MEMAKSA” seperti diatur dalam pasal 12 perjanjian ini dan harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis dan diketahui oleh pejabat yang berwenang bahwa waktu penyelesaian pekerjaan ditambah.

Pasal 7KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

1. Untuk memonitor perencanaan dan pelaksanaan, mengendalikan kegiatan dan jadwal pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan fisik, PIHAK PERTAMA dibantu oleh Manajemen Konstruksi dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Gedung Kantor Graha Nusuno.

2. Apabila Manajemen Konstruksi yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk penggantinya dan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA;

3. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk (dalam hal ini teknis) dan atau perintah Konsultan Manajemen Konstruksi / PIHAK PERTAMA yang sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan peraturan yang berlaku dan apabila tidak dipatuhi maka dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku;

Page 6: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

Pasal 8BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan, Peralatan, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan ini harus disediakan dalam keadaan baru oleh PIHAK KEDUA;

2. PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi;

3. PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi Pengawas/Teknis berhak melakukan pengujian terhadap bahan dan peralatan yang diajukan PIHAK KEDUA dengan biaya pengujian ditanggung oleh PIHAK KEDUA;

4. PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi Pengawas/Teknis berhak menolak bahan dan peralatan yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan;

5. Jika bahan dan peralatan tersebut ditolak PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi Pengawas/Teknis, maka PIHAK KEDUA harus menyingkarkan bahan dan peralatan tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x24 jam, PIHAK KEDUA harus mengganti dengan bahan dan peralatan baru yang memenuhi persyaratan;

6. Apabila bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang setelah melalui pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan dan kualifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti/memperbaiki tanpa berhak menuntut kerugian;

7. Jika bahan dan peralatan tidak terdapat di pasaran, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara melalui persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA Konsultan Manajemen Konstruksi Pengawas/Teknis, dalam hal ini tetap berlaku ketentuan ayat 1 dan 2 pasal ini;

8. Tidak tersedianya bahan dan peralatan di pasaran, tidak dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan, jika kesalahan/kelalaian disebabkan oleh PIHAK KEDUA;

9. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi dan lingkungan dari kotoran dan polusi yang ditimbulkan penggunaan bahan dan peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan;

10. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik dan aman untuk menyimpan bahan dan peralatan guna kelancaran pekerjan;

11. PIHAK KEDUA diwajibkan memaksimalkan penggunaan bahan dan peralatan hasil produksi dalam negeri.

Pasal 9TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya, keahlian dan keterampilannya dengan dilampirkan surat keterangan keahlian sesuai jenis pekerjaannya.

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 10PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN LAPANGAN

1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang / kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dan dapat menerima / memberikan memutuskan segala petunjuk PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi;

2. Penunjukan Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA atas dasar usul permintaan dan pengusulan calon Pemimpin Pelaksana terdiri dari lebih dari satu;

3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan,maka PIHAK PERTAMA akan memberikan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan tersebut;

Page 7: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-orang yang di pekerjakan olehnya.

Pasal 11SUB KONTRAKTOR

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan wajib melakanakan secara bekerjasama dengan PIHAK KETIGA, dengan ketentuan:

a.PIHAK KEDUA wajib bekerja sama dengan penyedia barang/jasa Usaha Kecil setempat antara lain dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;

b.Dalam melaksanakan kewajiban diatas PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;

c.Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan, dilarang mensub-kontrak-kan seluruh pekerjaan tersebut;

d.Bagian pekerjaan yang disub-kontrak-kan dan pelaksana/sub kontraktor tersebut harus diatur dalam surat perjanjian dan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas Teknis;

e.Ketentuan-ketentuan dalam sub kontrak harus mengacu kepada surat perjanjian serta menganut prinsip kesetaraan;

2. Apabila ketentuan tersebut diatas dilanggar maka surat perjanjian/kontrak akan dibatalkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang : Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pasal 12KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. yang dimaksud ”keadaan memaksa” dalam perjanjian adalah peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak,yaitu:a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai, dan banjir);b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan, dan kekacauan;c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK

KEDUA);d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.

2. Apabila terjadi “keadaan memaksa” (force majeure), PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 4x24 jam, sejak terjadinya “keadaan memaksa” disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu “keadaan memaksa” berakhir.

3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara tertulis “keadaan memaksa” itu dalam jangka waktu 4x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan tersebut.

4. Jika dalam waktu 4x24 sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang “keadaan memaksa” tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberi jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui akibat “keadaan memaksa” tersebut.

5. Apabila terjadi keadaan memaksa PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan/persetujuan tertulis tentang keadaan memaksa dari PIHAK PERTAMA.

6. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan memaksa, setelah diperiksa oleh pengawas pekerjaan/Konsultan Pengawas, untuk dibuatkan berita acara kemajuan pekerjaan.

Pasal 13MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 100 (seratus) hari kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai dan diterima oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima II (kedua).

2. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan malampaui jangka waktu tersebut dalam ayat 1 pasal ini,maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.

Page 8: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

3. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh PIHAK KEDUA

4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjukan PIHAK KETIGA untuk melakukan perbaikan tersebut dengan biaya yang disetujui kedua belah pihak, dan akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA

Pasal 14JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. JAMINAN PELAKSANAAN

Selambat-lambatnya setelah ditandatangani Perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus mulai minimal bobot Pekerjaan 10% (sepuluh persen) dari harga borongan pekerjaan.

2. JAMINAN UANG MUKA

a. Sebelum pembayaran angsuran pertama (uang muka) 20% oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan maka PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan 10% (sepuluh persen) kepada PIHAK PERTAMA

b. Jaminan Uang Muka tersebut pada ayat 2 huruf a pasal ini secara berangsur – angsur akan diperhitungkan dalam tahap pembayaran 1 sebagaimana termaksud dalam pasal 14 perjanjian ini dan harus sudah terealisasi selambat-lambatnya pada saat ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA telah menjamin bahwa penggunaan uang muka tersebut dalam butir a ayat pasal ini adalah sepenuhya dipergunakan bagi pelaksanaan pekerjaan pemborongan sebagaimana disebut dalam pasal 1 surat perjanjian ini.

Pasal 15CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran harga borongan pekerjaan sebagaimana pada pasal 5 ayat 1 di atas kepada PIHAK KEDUA dengan secara bertahap melalui Bank Mandiri Nomor rekening : 155 – 00 – 0324623 - 1 a/n PT. Wahyu Sejahtera Mandiri Jl. Jendral Gatot Subroto KM 5, No. 88, Tangerang 15134 dengan cara sebagai berikut:

I. Pekerjaan Struktur :Rp.6.100.000.000,- (Enam Milyar Seratus Juta Rupiah)a. DP/Uang muka 20% Sebesar Rp. 1.220.000.000,00 Disaat prestasi pekerjaan

mencapai 10%b. Tahap I : Pembayaran Prestasi 35 % dikurangi DP 20 %, maka dibayarkan ke

PIHAK KEDUA sebesar Rp 2.135.000.000 - Rp. 1.220.000.000 = Rp.915.000.000,00 (Sembilan Ratus Lima Belas Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Tahap II : Pembayaran Prestasi 55 % dikurangi pembayaran Tahap I, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 3.355.000.000 – Rp. 2.135.000.000 = Rp.1.220.000.000 (Satu Milyar Dua ratus Dua Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

d. Tahap III : Pembayaran Prestasi 75 % dikurangi pembayaran Tahap II, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 4.575.000.000 – Rp. 3.355.000.000 = Rp.1.220.000.000(Satu Milyar Dua ratus Dua Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

e. Tahap IV : Pembayaran Prestasi 100 % dikurangi pembayaran Tahap III dan retensi 10%, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 6.100.000.000 - Rp. 4.575.000.000– Rp 610.000.000= Rp. 915.000.000 (Sembilan Ratus Lima Belas Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

f. Tahap V : Serah terima (1) setelah Prestasi pekerjaan dinyatakan 100 % oleh PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

g. Tahap VI : Pembayaran retensi sebesar 10 % yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua (2) pada saat PIHAK KEDUA menyelesaikan masa pemeliharaan

Page 9: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

selama seratus ( 100 ) hari dari serah terima pertama (1) atas persetujuan oleh Pihak Pertama atau Konsultan manajemen Konstruksi sebesar Rp. 610.000.000(Enam ratus Sepuluh Juta Rupiah) Seluruh Tahapan pembayaran tersebut akan dilaksanakan masing-masing paling lambat 7 (tujuh) hari untuk proses sertifikasi fisik di lapangan dan 14 (empat belas) hari untuk proses pembayaran sejak diterimanya invoice lengkap dan benar oleh PIHAK PERTAMA.

h. Sistem Pembayaran disepakati dengan cara sebagai berikut sesuai item pekerjaan yang diperintahkan( SPK per item pekerjaan).

II. Pekerjaan Arsitektur :Rp. 3.000.000.000,- (Tiga Milyar Rupiah)a. DP/Uang muka 20% Sebesar Rp. 600.000.000,00 Disaat prestasi pekerjaan

mencapai 10%b. Tahap I : Pembayaran Prestasi 35 % dikurangi DP 20 %, maka dibayarkan ke

PIHAK KEDUA sebesar Rp 1.050.000.000 - Rp. 600.000.000 = Rp.450.000.000,00 (Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Tahap II : Pembayaran Prestasi 55 % dikurangi pembayaran Tahap I, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp.1.650.000.000 – Rp. 1.050.000.000 = Rp.600.000.000 (Enam ratus Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

d. Tahap III : Pembayaran Prestasi 75 % dikurangi pembayaran Tahap II, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 2.250.000.000 – Rp. 1.650.000.000 = Rp.600.000.000 (Enam ratus Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

i. Tahap IV : Pembayaran Prestasi 100 % dikurangi pembayaran Tahap III dan retensi 10%, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 3.000.000.000- Rp. 2.250.000.000– Rp 300.000.000= Rp. 450.000.000 (Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

j. Tahap V : Serah terima (1) setelah Prestasi pekerjaan dinyatakan 100 % oleh PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

k. Tahap VI : Pembayaran retensi sebesar 10 % yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua (2) pada saat PIHAK KEDUA menyelesaikan masa pemeliharaan selama seratus ( 100 ) hari dari serah terima pertama (1) atas persetujuan oleh Pihak Pertama atau Konsultan manajemen Konstruksi sebesar Rp. 300.000.000(Tiga Ratus JutaRupiah) Seluruh Tahapan pembayaran tersebut akan dilaksanakan masing-masing paling lambat 7 (tujuh) hari untuk proses sertifikasi fisik di lapangan dan 14 (empat belas) hari untuk proses pembayaran sejak diterimanya invoice lengkap dan benar oleh PIHAK PERTAMA.

l. Sistem Pembayaran disepakati dengan cara sebagai berikut sesuai item pekerjaan yang diperintahkan( SPK per item pekerjaan).

III. Pekerjaan ME :Rp. 2.700.000.000,- (Dua Milyar Tujuh ratus Juta Rupiah)a. DP/Uang muka 20% Sebesar Rp. 540.000.000,00 Disaat prestasi pekerjaan

mencapai 10%b. Tahap I : Pembayaran Prestasi 35 % dikurangi DP 20 %, maka dibayarkan ke

PIHAK KEDUA sebesar Rp 945.000.000 - Rp. 540.000.000 = Rp.405.000.000,00 (Empat Ratus Lima Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Tahap II : Pembayaran Prestasi 55 % dikurangi pembayaran Tahap I, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp.1.485.000.000 – Rp. 945.000.000 = Rp.540.000.000 (Lima Ratus Empat Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

d. Tahap III : Pembayaran Prestasi 75 % dikurangi pembayaran Tahap II, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp. 2.025.000.000 – Rp. 1.485.000.000 = Rp.540.000.000 (Lima Ratus Empat Puluh Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

Page 10: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

e. Tahap IV : Pembayaran Prestasi 100 % dikurangi pembayaran Tahap III dan retensi 10%, maka dibayarkan ke PIHAK KEDUA sebesar Rp.2 .700.000.000- Rp. 2.025.000.000– Rp 270.000.000 = Rp.405.000.000,00 (Empat Ratus Lima Juta Rupiah) dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan yang diketahui oleh Pihak Pertama atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

f. Tahap V : Serah terima (1) setelah Prestasi pekerjaan dinyatakan 100 % oleh PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

g. Tahap VI : Pembayaran retensi sebesar 10 % yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua (2) pada saat PIHAK KEDUA menyelesaikan masa pemeliharaan selama seratus ( 100 ) hari dari serah terima pertama (1) atas persetujuan oleh Pihak Pertama atau Konsultan manajemen Konstruksi sebesar Rp. 270.000.000(Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah) Seluruh Tahapan pembayaran tersebut akan dilaksanakan masing-masing paling lambat 7 (tujuh) hari untuk proses sertifikasi fisik di lapangan dan 14 (empat belas) hari untuk proses pembayaran sejak diterimanya invoice lengkap dan benar oleh PIHAK PERTAMA.

h. Sistem Pembayaran disepakati dengan cara sebagai berikut sesuai item pekerjaan yang diperintahkan( SPK per item pekerjaan).

2. Setelah masa pemeliharaan berakhir dilakukan penyerahan akhir (Serah Terima II) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk dilakukan penyerahan akhir pekerjaan.

b. PIHAK KEDUA menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah PIHAK KEDUA melaksanakan semua kewajiban selama masa pemeliharaan dengan baik.

c. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya maka PIHAK PERTAMA berhak, menggunakan uang jaminan pemeliharaan untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan.

3. Hasil penyerahan pekerjaan (Serah terima I), dan penyerahan akhir pekerjaan (Serah Terima II), harus dituangkan dalam berita acara dan dinyatakan dengan jelas tidak dapat atau dapat diterima tetapi dengan catatan. Berita acara dimaksud ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan dilampirkan gambar pelaksanaan (as-built drawings) dalam bentuk kalkir 1(satu) set dan blue print 5 (lima) set.

4. Bilamana dalam proses pembangunan PIHAK KEDUA terjadi keterlambatan akan dikenakan denda satu per mil (1%o) dari jumlah harga kontrak dikalikan lamanya hari keterlambatan. Jika ditengah pembangunan progress PIHAK KEDUA terlambat mencapai 10 % PIHAK PERTAMA berhak mengevaluasi dan bisa membatalkan sepihak dengan konsekuensi PIHAK KEDUA tidak dapat menagih sisa tagihan maupun retensi yang tersisa. PIHAK KEDUA menyatakan tidak akan menuntut secara hukum kepada PIHAK PERTAMA atas keterlambatan serta kelalaiannya sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai schedule yang sudah disepakati.

Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan hal sebagaimana ayat 1 dan 2 pada pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat memperhitungkan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Pasal 16ASURANSI

1. PIHAK KEDUA harus mengasuransikan semua barang dan Peralatan yang digunakan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja selama masa pelaksanaan pekerjaan atau selama dimungkinkan terjadi resiko, yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan serta resiko lain yang tidak dapat diduga, sesuai dengan aturan yang berlaku.

2. PIHAK KEDUA harus mengasuransikan kerusakan dan kerugian yang menimpa pihak ketiga (orang atau bangunan di lingkungan sekitar proyek) akibat dari pelaksanaan proyek tersebut diatas secara langsung maupun tidak langsung.

3. Khusus untuk asuransi tenaga kerja PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan asuransi jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. PIHAK KEDUA wajib menutup asuransi untuk Construction Equipment sendiri, Workmen’s Compensation atau ASTEK untuk semua pekerja yang melaksanakan pekerjaan ini selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan.

Page 11: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

4. Asuransi tersebut harus memiliki masa berlaku minimal sampai dengan berakhirnya kontrak pelaksanaan pekerjaan, program asuransi tersebut diserahkan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kalender hari sejak ditandatanganinya surat perjanjian kontrak.

5. Dalam melaksanakan pekerjaan dimaksud dalam pasal 1 Perjanjian kontrak ini PIHAK KEDUA diwajibkan memperhatikan dan menyelenggarakan perlindungan keamanan, kesehatan dan keselamatan Para karyawan dan pekerjanya.

6. Construction All Risk ( CAR ) dan atau Erection All Risk (EAR) termasuk Third Party Liability (TPL) Insurance adalah beban PIHAK KEDUA yang akan disentralisasikan pada polis yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA. Resiko sendiri yang tidak dapat dibayarkan oleh perusahaan asuransi karena ketentuan deduttible maupun kenaikan harga dan lain-lain menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Biaya premi tambahan (jika ada) untuk mengembalikan nilai pertanggungan menjadi lebih besar nilai semula setelah terjadi claim menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.

7. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan polis asuransi sesuai pasal16.6 kepada PIHAK PERTAMA paling lama tujuh(7) hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 17KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga bahan, peralatan, dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan (Claim) atas kenaikan harga bahan, alat dan upah tersebut, kecuali apabila Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau pemberitahuan secara tertulis.

Pasal 18PENGAMANAN TEMPAT KERJA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja / tenaga kerja, kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gudang,alat-alat dan bahan-bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan para tenaga kerjanya, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

3. JIka terjadi kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi beban / tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban, dalam hal tenaga kerjanya tinggal sementara dilokasi pekerjaan.

5. Hubungan antara para tetangga dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus, tunduk pada peraturan perburuhan yang berlaku.

Pasal 19LAPORAN

1. PIHAK KEDUA sebelum melakukan pekerjaan wajib mempersiapkan Shop Drawing yang diajukan ke PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi untu disetujui.

2. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh Sub Kontraktor (golongan ekonomi lemah setempat) dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini.

3. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

4. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini dibuat berbentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan harus selalu berada ditempat pekerjaan. PIHAK KEDUA wajib membuat Laporan Bulanan yang dilampiri foto pekerjaan dan data pendukung dengan disetujui oleh PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

Page 12: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

5. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA gambar-gambar pelaksanaan (as built drawings) dalam rangkap 5 (lima) dan diserahkan paling lambat pada saat SerahTerima Pekerjaan I (Pertama).

Pasal 20SANKSI-SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA setelah mendapat perigatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut, yang diangap satu kali kelalaian, tidak mengindahkan kewajiban-kewajiban sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal 4 ayat 1 dan 2 pasal 5 ayat 1 dan 3, pasal 7 ayat 1, pasal 16 ayat 2 dan 4 serta pasal 17 pekerjaan ini, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian

PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelalaian sebesar 1 (satu permil) dari harga

nilai pekerjaan sampai sebanyak-banyaknya sebesar jaminan pelaksanaan dengan ketentuan bahwa Jika PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk memenuhi ketentuan termasuk dalam ayat ini.

2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelakanaan yang tercantum dalam pasal 6 perjanjian ini, maka untuk setiap

hari keterlambatan PIHAK KEDUA membayar denda keterlambatan sebesar 1 (satu

permil) dari harga nilai keterlambatan pekerjaan sempai sebanyak-banyaknya sebesar nilai jaminan pelaksanaan ( 5 %) dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk memenuhi ketentuan termasuk dalam ayat ini.

3. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan tepat pada waktu (yang disebabkan karena kelalaian PIHAK KEDUA dan bukan disebabkan karena “keadaan memaksa / Force Majeure” sesuai dengan pasal 12 surat perjanjian ini dan PIHAK PERTAMA menyetujui surat perpanjangan waktu sampai dengan pekerjaan pemborongan selesai, maka segala biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

4. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 21RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah/rusak disebabkan karena kesalahan dalam bastek atau disebabkan karena berubahnya penggunaan / fungsi, maka segala kerugian yang timbul ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.

2. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA atau dengan kata lain bahwa PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan-tuntutan para tenaga kerja dan Sub Kontraktor yang berkenan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik dalam maupun luar Pengadilan.

3. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sankut pautnya dalam perjanjian ini), maka segala kerugian ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 22PENYELESAIAN PERSELISIHAN

i. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

j. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui Panitia Pendamaian terdiri dari 3 (tiga) orang yang bertugas sebagai juri yang dibentuk oleh kedua belah pihak, yaitu:

i. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.ii. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.iii. Seorang dari PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh

kedua belah pihak.k. Keputusan panitia Pendamaian ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian

perselisihan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.l. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah

satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Page 13: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

Pasal 23PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

Dalam waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak memulai malaksanakan pekerjaan pemborongan sebagai diatur dalam pasal 1 surat perjanjian ini.

Dalam waktu 1 (satu) bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah memulainya.

Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan pembangunan ini.

Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA, sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.

Jika pekerjaan pemborongan ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan jadwal waktu (time schedule) melebihi 20% yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA atau Konsultan Manajemen Konstruksi.

Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% (lima persen) dari harga borongan dan tidak menunjukkan kemajuan pekerjaan.

3. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud diatas dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaannya pemborongan tersebut, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, perhitungan- perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan Perjanjian ini.

Dalam hal demikian maka jaminan pelaksanaan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan diatur berdasarkan ketentuan dalam pasal 14 ayat 1 perjanjian ini.

Pasal 24BEA MATERAI DAN PAJAK

1. Segala biaya sehubungan pembuatan perjanjian ini termasuk biaya materai Rp. 6000 (Enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

2. Segala pajak dan restribusi sehubungan pekerjaan pemborongan ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA, dan dilunasi sesuai demgam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. PIHAK KEDUA wajib mengurus dan menyelesaikan semua perijinan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, dan segala biaya yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 25RENCANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat rencana kerja, menyiapkan Buku Harian Lapangan (BHL) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara terinci dan harus diketahui PIHAK PERTAMA terlebih dahulu setelah berkonsultasi dengan Pengawas Teknis yang bersangkutan dan Tim Pengelola Kegiatan.

2. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam surat perjanjian ini, sesuai dengan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian ini.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah dibuatnya serta resiko-resiko yang timbul oleh karenanya.

Pasal 26HAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

PIHAK KEDUA menjamin bahwa Jasa Pemborongan dan semua barang/jasa yang digunakan untuk pekerjaan Jasa Pemborongan ini tidak melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) pihak manapun dan dalam bentuk apapun.

Page 14: Perjanjian Graha Nusuno Final 1

Pasal 27PENANGGUNGAN DAN RESIKO

1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PIHAK PERTAMA beserta instasinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kawajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan, atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum dan biaya yang dikenakan terhadap PIHAK PERTAMA besertasi instasinya terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:a. Kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda PIHAK

KEDUA, Sub kontraktor(jika ada), dan personil;b. Cidera tubuh, sakit atau kematian personil;c. Kehilangan atau kerusakan peralatan harta benda, dan cidera tubuh,

sakit atau kematian pihak ketigad. Pelanggaran HAKI yang diatur dalam pasal 28 dalam surat perjanjian

ini, termasuk pelanggaran hak cipta, merek dagang, hak paten, dan bentuk HAKI lainnya yang dilakukan atau diduga dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

2. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama (Serah Terima 1), semua resiko PIHAK KEDUA hasil pekerjaan ini, bahan dan perlengakapan merupakan resiko PIHAK KEDUA, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh:

Kesalahan atau kelalaian berat atau desain PIHAK PERTAMA; Perang; Kontaminasi radioaktif.

3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA berdasarkan pasal 16 dalam surat perjanjian ini, tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam pasal ini.

4. Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil pekerjaan atau bahan yang menyatu dengan hasil pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir masa pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh PIHAK KEDUA atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian PIHAK KEDUA.

Pasal 28LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebihlanjut dalam Perjanjian Tambahan (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 29 PENUTUP

1. Perjanjian pekerjaan pemborongan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas.

2. Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA DIREKTUR UTAMA

PT. WAHYU SEJAHTERA MANDIRI PT. EKALIA KARYA MULTI

(SARJU) (DEDY HENDRA.S.S,ST) (YANTI TUNGKIMAN.SE) Dir.Utama Dir.Teknik