Upload
trinhnga
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 1 dari 59
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013, disusun dalam rangka mewujudkan dukungan
terhadap sistem administrasi di bidang pengawasan yang mampu menjamin
kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal,
profesional, efektif serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan
lingkungan strategis.
Komitmen menyelenggarakan akuntabilitas kinerja yang baik diawali dengan
tersedianya perencanaan kinerja sebagai tahapan penting dalam melaksanakan
rencana strategis, yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi
dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Perencanaan kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 disusun dengan memperhatikan Penugasan dari
BPKP Pusat (KF1) dan perencanaan penugasan usulan Perwakilan berdasarkan kondisi
lingkungan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan (KF3).
TUGAS DAN FUNGSI
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan unit perwakilan dari
BPKP berdasarkan Keppres Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang telah diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64
Tahun 2005 tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen. Selanjutnya sesuai
dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP‐06.00.00‐286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Kepala BPKP Nomor 61/K/SU/2012 tanggal 2 Februari 2012, Perwakilan
BPKP merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung jawab
kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 2 dari 59
mencakup satu provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari satu
pemerintah provinsi, tiga pemerintah kota, dan 21 pemerintah kabupaten.
Tugas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah melaksanakan
pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di
daerah sesuai dengan peraturan perundang‐undangan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan mempunyai fungsi yaitu :
1) Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan
pengurusan barang milik/kekayaan negara;
3) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
serta pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan daerah;
4) Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;
5) Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah pusat
dan daerah;
6) Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan daerah;
7) Pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik Negara/Daerah, kontraktor bagi hasil
dan kontrak kerja sama, badan‐badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaaan daerah, sesuai
ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku;
8) Evaluasi terhadap pelaksanaan good governance dan laporan akuntabilitas kinerja
pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah, kontraktor bagi hasil kontrak kerja sama,
badan‐badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan
usaha milik daerah atas permintaan daerah, sesuai ketentuan peraturan
perundang‐undangan yang berlaku;
9) Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara
pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan badan‐badan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 3 dari 59
lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara/pemerintah,pemeriksaan
terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit
pada instansi penyidik dan instansi lainnya.
10) Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan.
11) Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Selain, tugas dan fungsi tersebut di atas, sesuai dengan mandat Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP pada Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
ASPEK STRATEGIS
A. ASPEK STRATEGIS EKSTERNAL
Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mencakup wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri atas:
1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
2. Pemerintah Kota Makassar
3. Pemerintah Kota Palopo
4. Pemerintah Kota Parepare
5. Pemerintah Kabupaten Gowa
6. Pemerintah Kabupaten Maros
7. Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
8. Pemerintah Kabupaten Takalar
9. Pemerintah Kabupaten Jeneponto
10. Pemerintah Kabupaten Bantaeng
11. Pemerintah Kabupaten Bulukumba
12. Pemerintah Kabupaten Sinjai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 4 dari 59
13. Pemerintah Kabupaten Bone
14. Pemerintah Kabupaten Wajo
15. Pemerintah Kabupaten Barru
16. Pemerintah Kabupaten Pinrang
17. Pemerintah Kabupaten Kep. Selayar
18. Pemerintah Kabupaten Enrekang
19. Pemerintah Kabupaten Tana Toraja
20. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara
21. Pemerintah Kabupaten Luwu
22. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur
23. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
24. Pemerintah Kabupaten Soppeng
25. Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang
Keduapuluh lima pemerintah daerah tersebut telah menandatangani kerja sama
(MoU) pengelolaan keuangan daerah dengan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan. Di luar pemerintah daerah, juga terdapat 5 BUMN yang berkantor pusat di
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan 29 BUMD serta 30 Rumah Sakit Umum Daerah.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga telah berkerja sama dengan
beberapa Perguruan Tinggi Negeri (UNM, Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri
Ujung Pandang, Politeknik Kesehatan Makassar dan UIN Alauddin), Pengadilan Tinggi
Agama, KPU Provinsi Sulawesi Selatan, dan beberapa Instansi vertikal yang ada di
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Guna mendukung pelaksanaan kepemerintahan yang bersih, BPKP juga telah
menandatangani kerja sama(MoU) dengan instansi penyidik untuk membantu
penyidik dalam menangani kasus‐kasus berindikasi TPK.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 5 dari 59
B. ASPEK STRATEGIS INTERNAL
Guna mendukung tugas pokok dan fungsi, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan memiliki tiga aspek strategis internal yang berasal dari sumber daya manusia,
sarana dan prasarana serta sumber dana.
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Keseluruhan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31
Desember 2013 berjumlah 181 orang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan jabatan
dan golongan kepangkatan sebagai berikut :
a. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2013
Komposisi pegawai pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31
Desember 2013 menurut jabatannya tercermin pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2013
No. Jenjang Jabatan Posisi per 31‐12‐2012 (Orang)
Mutasi – 2013 Posisi per 31‐12‐2013 (Orang) Tambah Kurang
I. Struktural 10 4 5 9
1. Eselon II 1 ‐ ‐ 1
2. Eselon III 5 2 3 4
3. Eselon IV 4 2 2 4
II. Fungsional Tertentu
A. Fungsional Auditor 144 40 48 136
1. Auditor Madya 17 4 3 18
2. Auditor Muda 32 2 4 30
3. Auditor Pertama 6 ‐ 3 3
4. Auditor Penyelia 20 ‐ 2 18
5. Auditor Pelaksana Lanjutan 14 4 ‐ 18
6. Auditor Pelaksana 28 29 9 48
7. Calon Auditor 27 1 27 1
B. Fungsional Tertentu Lainnya 4 ‐ 1 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 6 dari 59
b. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Per 31 Desember 2013
Komposisi pegawai pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31
Desember 2013 menurut golongan sebagaimana tertuang dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2. Komposisi pegawai menurut golongan Per 31 Desember 2013
No. Uraian Posisi per 31‐12‐2012 (Orang)
Mutasi selama 2013 Posisi per 31‐12‐2013 (Orang) Tambah Kurang
1. Golongan IV 23 6 7 22
2. Golongan III 106 8 11 103
3. Golongan II 37 30 12 55
4. Golongan I ‐ ‐ ‐ ‐
5. CPNS 27 1 27 1
Jumlah 193 45 57 181
Jumlah pegawai tersebut menurut jenjang pendidikan dapat terlihat pada grafik 1.1.
1. Analis Kepegawaian Pelaksana 1 ‐ ‐ 1
2. Arsiparis Pelaksana Lanjutan 3 ‐ 1 2
3. Prakom Pelaksana ‐ ‐ ‐ ‐
III. Fungsional Umum 35 1 3 33
1. Fungsional Umum 35 1 3 33
Jumlah 193 45 57 181
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 7 dari 59
Grafik 1.1. Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan per 31 Desember 2013
Disamping itu, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas, dipekerjakan
tenaga harian lepas sebanyak 29 (dua puluh sembilan) orang yang ditempatkan
disetiap Sub Bagian pada Bagian Tata Usaha.
2. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin (termasuk
didalamnya kendaraan dinas), irigasi dan jaringan. Sarana dan Prasarana terlihat pada
tabel 1.3.
Tabel 1.3. Sarana dan Prasarana
No Uraian Jumlah Satuan
1. Tanah 35.982 m2
2. Bangunan 71 Unit
3. Peralatan dan Mesin 2.378 Unit
4. Irigasi 2 Unit
5. Jaringan 1 Unit
Selain ruang untuk bekerja, bangunan kantor yang ada telah dilengkapi dengan
sarana olah raga, ruang untuk poliklinik, perpustakaan, arsip, aula, dan sarana ibadah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 8 dari 59
3. SUMBER DANA
Dana tersedia untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada tahun 2013 sebesar
Rp21.895.212.000,00 yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2013 dengan rincian sebagaimana yang disajikan dalam tabel 1.4.
Tabel 1.4. Rincian dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Selawesi Selatan tahun 2013 per program.
No Program Anggaran(Ribuan Rp)
1 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 5.002.986
2 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 15.713.706
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara 1.178.520
Jumlah 21.895.212
KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai
berikut :
1. Pre‐emptif
Jenis kegiatan ini bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit
birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko
dan pencegahan KKN berdasarkan pola kemitraan dengan unsur‐unsur
manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 9 dari 59
3. Represif
Jenis kegiatan ini berupa audit investigative untuk menjustifikasi perhitungan
kerugian Negara atas kasus‐kasus dengan atau tidak ditemukannya indikasi
melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan
terselesaikannya kasus‐kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan turut mengembangkan beberapa
produk BPKP yang bermanfaat bagi manajemen perubahan. Selain produk untuk
pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60
tahun 2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain :
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)
3. Good Governanve di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik
7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD
8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO
9. Program Implementasi Penerapan PPK BLU/BLUD
10. Program Anti Korupsi (PAK)
11. Fraud Control Plan (FCP)
12. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)
13. Management Assessment Center (MAC)
STRUKTUR ORGANISASI Sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep 06.00.00‐286/K/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Kepala BPKP Nomor 61/K/SU/2012 tanggal 2 Februari 2012, Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 10 dari 59
1). Bagian Tata Usaha
2). Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
3). Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
4). Bidang Akuntan Negara
5). Bidang Investigasi
6). Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan terurai
pada gambar 1.1.
Gambar 1.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI SELATAN
Bagian Tata
Usaha
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian
Kepegawaian
Sub Bagian
Umum
Sub Bagian Program dan
Pelaporan
Kepala
Perwakilan
Bidang Pengawasan
Instansi Pemerintah
Pusat
Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah
Bidang
Akuntan Negara
Bidang
Investigasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Selama tahun 2013 terdapat perubahan manajemen pada Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana termuat dalam table 1.5.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 11 dari 59
Tabel 1.5. Perubahan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Sulsel pada tahun 2013.
No Jabatan Pejabat Lama Pejabat Baru Tanggal Pelantikan
1 Kepala Bagian Tata Usaha Karya Bakti Muh. Akbar Dewa 25/02/2013
2 Kepala Bidang Investigasi Joko Suprianto Dani
Kusnandar 25/02/2013
3 Kepala Bidang APD Suryadi ‐ ‐
4 Kepala Subbagian Keuangan Alimuddin Muh. Surjadi 25/02/2013
5 Kepala Subbagian Kepegawaian Suganda Sugeng Subiyono 21/05/2013
Kepala Bidang APD sejak tanggal 8 Oktober 2013 menjabat sebagai Inspektur Provinsi Sulawesi Barat dan sampai dengan 31 Desember 2013 belum ditunjuk penggantinya dan sementara dijabat oleh Kepala Bagian Tata Usaha.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 dapat diikhtisarkan sebagai
berikut ini :
Bab I Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas mengenai
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.
Bab II Perencanaan dan
Perjanjian Kinerja
Menjelaskan muatan Rencana Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2013.
Bab III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan analisis pencapaian kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2013 dari sudut akuntabilitas kinerja
dan akuntabilitas keuangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 12 dari 59
Bab IV Penutup Menjelaskan simpulan menyeluruh dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2013 dan strategi peningkatan kinerja di
masa datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 13 dari 59
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014
Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun
2010‐2014 berikut revisinya telah disusun dalam bentuk dokumen Rencana Strategis
(Renstra) yang mengacu pada Rencana Strategis BPKP tahun 2010‐2014 dan telah
digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan tahun 2013. Lebih lanjut
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan untuk tahun 2010 ‐ 2014 dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. PERNYATAAN VISI
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat
baru sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor
Presiden. Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang
berharga bagi Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan dan mampu
memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Kontribusi BPKP
tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance). Akuntabilitas keuangan negara yang
berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan
manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada shareholder.
Perubahan lingkungan strategis tersebut, berpengaruh terhadap harapan dan
arahan organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk mengakomodasi dan
mengantisipasi hal‐hal yang terjadi dan akan terjadi akibat dari perubahan tersebut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 14 dari 59
Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai berikut:
Pernyataan visi tersebut diatas, mengandung beberapa kata kunci, yaitu :
a. Auditor Presiden
Sebagai Auditor Presiden, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang
melihat dan mendengar secara langsung fakta, data maupun informasi dan
segera merespon melalui suatu sistem peringatan dini yang memberikan
manfaat kepada Presiden
b. Responsif
Responsif berarti tanggap atas permasalahan yang dihadapi Pemerintah secara
cepat dan tepat
c. Interaktif
Sifat interaktif memiliki makna saling aktif atau komunikasi dua arah. Interaktif
merupakan perkembangan lebih lanjut dari tahapan sebelumnya yang bersifat
reaktif dan proaktif
d. Terpercaya
Terpercaya berarti dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan dapat
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan
e. Akuntabilitas Keuangan Negara
Akuntabilitas didefenisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan‐tujuan dan sasaran‐sasaran yang telah
VISI Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk
Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 15 dari 59
ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawabkan, yang dilaksanakan
secara periodik.
f. Berkualitas
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri
yaitu akuntabel, transparan dan partisipatif.
2. PERNYATAAN MISI
Misi yang ditetapkan untuk mencapai visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2010‐2014 adalah sebagai berikut:
Misi Pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern
atas akuntabilitas keuangan negara di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, misi ini
menegaskan peran BPKP untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam
mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN.
Misi ini terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya
bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu
aktivitas assurance dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah memberikan masukan kepada
Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah
MISI 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Provinsi Sulawesi Selatan.
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 16 dari 59
dan pengelolaan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Selatan. Fungsi lain yang
sejalan dengan peran BPKP adalah memberikan rekomendasi perbaikan penerapan
tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan membantu pemerintah
dalam mencapai tujuannya.
Misi Kedua terkait dengan tugas pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap
seluruh instansi pemerintah yang diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 50
PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi
strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden
untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden yang merupakan suatu
kesatuan akumulatif‐integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga
Pemerintah Daerah. Untuk itu perlu dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada
seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Misi Ketiga ditetapkan dalam rangka perwujudan pengawasan yang terpadu,
terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika
pemberdayaan APIP dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar
APIP. Namun, efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak‐pihak yang
bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
masing‐masing. Oleh karena itu, misi ketiga diperlukan sebagai dasar dalam
menetapkan strategi pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sendiri maupun kapasitas APIP secara
umum di Provinsi Sulawesi Selatan.
Misi Keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan sebagai Auditor Presiden di Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka
membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang
efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems)
atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat kendali (control) bagi Presiden
terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangannegara di
Provinsi Sulawesi Selatan, yang berbasis web, on‐line, dengan data yang sedapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 17 dari 59
mungkin real‐time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang
implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan
memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real‐time
sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan
antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
3. TUJUAN
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan serta
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
impelementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan tercermin dalam tujuan‐tujuan strategis sebagai berikut :
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara
b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan
kasus yang merugikan keuangan Negara
d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah
e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
professional dan kompeten
f. Terselenggaranya system dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah.
4. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan
pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan yang berorientasi pada
operasionalisasi visi dan misi tersebut yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun
waktu sampai lima tahun mendatang. Sasaran strategis berdasarkan Renstra
Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan 2010‐2014 adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 18 dari 59
5. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan diukur dengan menggunakan
indicator kinerja yang terdiri dari indikator hasil (outcome) dan indikator keluaran
(output). Indikator kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan
indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang
menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Rincian atas
indikator kinerja tersebut tertuang dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan periode tahun 2010–2014 sebagaimana termuat dalam lampiran 1.
6. PROGRAM DAN KEGIATAN
Program pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari Program
Teknis sebanyak satu program dan program generik sebanyak dua program. Program‐
program tersebut terdiri dari kegiatan‐kegiatan yang merupakan sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan
SASARAN STRATEGIS 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL DAN 95% LKPD 2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50% 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
4. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% Pemda 7. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100% 8. Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 19 dari 59
teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa jenis sumber daya sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Rincian program dan kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
adalah sebagai berikut :
1) Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan dan Pembinaan
Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Kegiatan yang mendukung program ini yaitu pengawasan atas kegiatan lintas
sektoral, pengawasan atas kegiatan BUMN, pengawasan berdasarkan penugasan
Presiden, pengawasan atas permintaan stakeholders, pengawasan penerimaan
Negara, pengawasan PHLN, assessment/evaluasi GCG/KPI/MR, pengawasan
investigative, bimtek/pengembangan system pelaporan keuangan, penyusunan
pedoman SPIP, sosialisasi SPIP, diklat SPIP dan bimbingan teknis SPIP.
2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kegiatan yang mendukung program ini yaitu penyusunan dan evaluasi rencana,
pengelolaan kepegawaian dan organisasi, pengelolaan anggaran dan system
akuntansi pemerintah, pengelolaan kehumasan, pembinaan administrasi dan
pengelolaan perlengkapan serta pembayaran gaji/tunjangan, pendidikan dan
pelatihan pengawasan, penelitian dan pengembangan pengawasan,
penyelenggaraan system dukungan pengambilan keputusan Pemerintah dan
internal BPKP, pembinaan JFA dan tata kelola APIP, serta fasilitasi dukungan
manajemen Perwakilan BPKP.
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
Kegiatan yang mendukung program ini yaitu pengadaan sarana dan prasarana,
pemeliharaan sarana dan prasarana, penataan administrasi sarana dan prasarana.
PERJANJIAN KINERJA 2013
Untuk dapat mengetahui keberhasilan implementasi Rencana Kinerja tahun
2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan target untuk
masing‐masing indikator kinerja yang harus dicapai dengan didasarkan Dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 20 dari 59
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan yang telah ditetapkan
Kepala BPKP. Target output yang ingin dicapai pada tahun 2013 adalah 511 laporan
dan pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 110 unit dengan anggaran sebesar
Rp21.895.212.000,00. Target Kinerja Tahun 2013 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 21 dari 59
BABIIIAKUNTABILITASKINERJA
Keberhasilan pencapaian kinerja dilakukan dengan menyimpulkan pencapaian
sasaran strategis melalui pengukuran setiap indikator dengan membandingkan antara
target dan realisasi. Keberhasilan pencapaian kinerja digolongkan sesuai dengan tabel
3.1.
Tabel 3.1. Kategori Capaian Kinerja
No Kategori Nilai Angka Interpretasi
1 AA > 85 Memuaskan 2 A > 75 – 85 Sangat Baik
3 B > 65 – 75 Baik, perlu sedikit perbaikan
4 CC > 50 ‐ 65 Cukup (memadai), perlu banyak
perbaikan yang tidak mendasar 5 C > 30 ‐ 50 Kurang, perlu banyak perbaikan,
termasuk perubahan yang mendasar 6 D 0 – 30 Sangat Kurang, perlu banyak sekali
perbaikan dan perubahan yang sangat
mendasar
CAPAIAN KINERJA 2013
Hasil capaian atas pelaksanaan Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP tahun 2013
menunjukkan bahwa rata‐rata capaian kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan
termasuk kategori “Memuaskan”. Hal ini terlihat dari tercapainya seluruh 8 sasaran
strategis diatas 100%, dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 22 dari 59
No Sasaran Strategis Capaian (%)
1 Meningkatnya Kualitas 95 % LKKL dan 95 % LKPD 160
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50 %
105
3 Terselenggaranya SPM pada 60 % IPD dan GG pada 75 % BUMN/D
238
4 Meningkatnya kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya pencegahan dan
119
5 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70 % K/L/Pemda
113
6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern yang professional dan Kompeten pada 80 % Pemda
267
7 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90 % dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100 %
107
8 Terselenggaranya satu Sistem dukungan Pengambilan keputusan bagi pimpinan
113
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta
realisasinya anggarannya dapat dilihat pada lampiran 3.
�
�ANALISISCAPAIANKINERJA2013
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
terutama terhadap indikator kinerja pada tiap‐tiap sasaran strategis. Indikator kinerja
untuk tiap sasaran strategis terdiri dari indikator kinerja outcome dan indikator kinerja
output.
Secara rinci capaian kinerja masing‐masing sasaran strategis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 23 dari 59
1. Meningkatnya Kualitas 95 % LKKL dan 95 % LKPD
Rincian untuk pengukuran masing‐masing indikator kinerja outcome pada sasaran ini
yaitu:
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
1 Prosentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Persen 90,00 291 323
2 Prosentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP Persen 90,00 86 95
3 Prosentase Jumlah laporan Keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar Persen 90,00 100 111
4 Prosentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat Persen 90,00 202 224
5 Prosentase hasil Pengawasan atas permintaan Presiden disampaikan ke Pusat Persen 90,00 134 149
6 Prosentase hasil Pengawasan atas permintaan Stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh Stakeholders
Persen 95,00 100 105
7 Prosentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 30,00 35 116
Rata‐rata capaian 160
Sedangkan rincian untuk pengukuran masing‐masing indikator kinerja output pada
sasaran ini, yaitu :
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL Laporan 14 39 279
2 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKPD Laporan 12 98 817
3 Laporan hasil pengawasan atas proyek PHLN Laporan 56 75 134
4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 65 100 154
5 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 32 43 134
6 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholders Laporan 1 10 1000
7 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKBUMD Laporan 9 27 300
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 24 dari 59
Penjelasan atas pelaksanaan masing‐masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:
1) Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis
yaitu“Persentase Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang mendapat pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 90%. Dalam rangka
mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui
Memorandum of Understanding (MoU), antara lain dengan melakukan
pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan
kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPP yang
mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dibandingkan dengan
target dalam PKPT.
Dalam tahun 2013, jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan keuangan adalah sebanyak 32 IPP atau 291% dari 11 IPP target dalam
PKPT. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 90%, maka capaian IKU ini
tersebut adalah sebesar 323%.
Jika dibandingkan dengan realisasi IKU tahun 2012 sebesar 179%, maka terjadi
kenaikan sebesar 112% dan jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 306% dari target sebesar 95%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar
Rp146.800.000,00 yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar Rp71.920.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp74.880.000,00.
2) Prosentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini WDP
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan
keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD
yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam tahun 2013, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal
WDP sebanyak 18 IPD atau 86% dari 21 IPD yang diasistensi oleh BPKP. Jika
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 25 dari 59
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%, maka
IKU ini tercapai 90%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp778.950.000,00
yang bersumber dari DIPA sebesar Rp380.653.000,00 dan dana pihak ketiga
sebesar Rp398.297.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 3.591OH.
Pada tahun 2013, dari 21 IPD yang dilakukan asistensi oleh BPKP sebanyak 6
pemerintah daerah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian atas LKPD tahun
2012 dari BPK yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Wajo, Kabupaten
Pangkep, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Pinrang dan Luwu Timur. Sedangkan
pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar dengan Pengecualian sebanyak
12 IPD yaitu Kabupaten Palopo, Kabupaten Maros, Kabupaten Tana Toraja,
Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Bone, Kabupaten
Sinjai, Kota Makassar, Kabupaten Barru, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten
Enrekang dan Kabupaten Sidenreng Rappang, serta 3 IPD masih memperoleh
opini disclaimer dari BPK yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Soppeng
dan Kota Parepare.
Tidak tercapainya target antara lain disebabkan karena pembenahan asset belum
tuntas dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
3) Prosentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini
Dukungan Wajar
IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN
yang diaudit.
Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 75 laporan keuangan proyek PHLN
yang memperoleh opini dukungan wajar atau sebesar 100% dari 75 Laporan
Keuangan proyek PHLN yang diaudit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2013
sebesar 100% dari target sebesar 90%.
Realisasi IKU tahun 2013 jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya tetap.
Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%,maka
telah melebihi target yaitu mencapai 105%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 26 dari 59
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar
Rp724.929.000,00 Yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan sebesar Rp506.419.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar
Rp218.510.000,00 serta menggunakan SDM sebanyak 1.872 OH.
4) Prosentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan Ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang
lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern
yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga
pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait
dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral
yang dikirim ke pusat dan membandingkannya dengan jumlah target laporan dari
pusat. Dalam tahun 2013, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang
dikirim ke pusat adalah sebanyak 111 laporan atau mencapai 202% dari target
kinerja 90%, dan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012, maka capaian IKU
ini lebih besar sebesar 98%.
Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%, maka
telah melebihi target yaitu mencapai 212%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar
Rp1.166.486.000,00 yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan sebesar Rp883.521.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar
Rp282.965.000,00 serta menggunakan SDM sebanyak 1.872 OH.
5) Prosentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden Disampaikan Ke Pusat
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke
Pusat” merupakan indikator dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan
pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan
dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008
tentang SPIP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 27 dari 59
Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke
Pusat pada tahun 2013 adalah sebanyak 43 laporan atau sebesar 134% dari target
laporan dari Pusat sebanyak 32 laporan.
Dibandingkan dengan target IKU sebesar 90,00%, maka capaian IKU tahun 2013
sebesar 149%.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 yang mencapai 274%, maka
realisasi tahun ini lebih rendah sebesar 140%.
Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%, maka
telah melebihi target yaitu mencapai 141%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran DIPA Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp324.544.000,00 serta menggunakan SDM
sebanyak 959 OH.
6) Prosentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan
Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
Jumlah hasil pengawasan atas permintaan stakeholders pada 2013 berjumlah 46
laporan antara lain Audit BMN pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Sulawesi Selatan dan pemantauan pelaksanaan ujian seleksi penerimaan
CPNS.
Seluruh laporan disampaikan tepat waktu atau dengan kata lain capaian IKU ini
mencapai 100% dari target 95% atau capaian kinerja mencapai 105%.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka realisasi tahun ini tetap.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar
Rp146.533.000,00 yang berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar Rp87.783.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar Rp58.750.000,00
serta SDM sebanyak 3.727 OH.
7) Prosentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berperan melakukan pendampingan
penyelenggaraan akuntansi terhadap BUMD‐BUMD yang ada dalam cakupan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 28 dari 59
wilayah kerja. Hal ini dimaksudkan agar tercipta sistem akuntansi yang baik dan
tertib.
Untuk mengukur manfaatnya, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur dengan
menghitung jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi dibandingkan dengan jumlah seluruh BUMD yang ada
di wilayah kerja perwakilan.
Dalam tahun 2013, BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi sebanyak 8 badan usaha yaitu PDAM Kabupaten Maros, PDAM Kota
Palopo, PDAM Kabupaten Sidrap, PDAM Kabupaten Bantaeng, PDAM Kota
Makassar, PDAM Kabupaten Gowa, PDAM Kabupaten Tana Toraja, PDAM
Kabupaten Wajo dari total BUMD yang ada di wilayah kerja perwakilan sehingga
realisasi IKU ini adalah 35%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 30% maka
capaian kinerjanya mencapai 117%.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka realisasi tahun ini lebih besar
sebesar 5%.
Jika dibandingkan dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 35%, maka
telah melebihi target yaitu mencapai 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan anggaran sebesar
Rp442.410.000,00 Yang bersumber dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Selatan sebesar Rp70.862.000,00 dan dana pihak ketiga sebesar
Rp371.548.000,00 serta menggunakan SDM sebanyak 1.394 OH.
8) Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL
a. Bidang Perekonomian
Kegiatan yang mendukung capaian ini adalah Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan dan Reviu Laporan Keuangan pada Satker Vertikal di Wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Jumlah laporan terbit atas kegiatan ini sebanyak 10 laporan dari target 3
laporan atau mencapai 333% dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (275%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi 58%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 29 dari 59
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih tinggi sebesar 11%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 9 laporan).
b. Bidang Polsoskam
Capaian kinerja indikator ini dilakukan melalui kegiatan Bimtek, asistensi dan
Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan.
Jumlah seluruh laporan terbit sebanyak 29 laporan sehingga dengan target 11
laporan capaian kinerja indikator ini sebesar 264%.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (180%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi 84%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih tinggi sebesar 45%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 20 laporan).�
9) Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKPD
Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja ini adalah evaluasi
atas proses penyusunan dan penetapan APBD TA 2013, asistensi penyusunan
LKPD TA 2012, asistensi reviu LKPD TA 2012 pada APIP, sosialisasi pengelolaan
keuangan daerah, dan asistensi pengelolaan aset pemerintah daerah.
Jumlah seluruh laporan yang terbit sebanyak 98 dari target sebanyak 12 laporan
atau mencapai 817%.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (290%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi 527%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih rendah sebesar 29%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 139 laporan).
10) Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja indikator ini adalah
melakukan audit terhadap Program Pembangunan yang dibiayai dari dana PHLN
yang bersumber dari Loan IBRD, IDA, ADB, dan JICA.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 30 dari 59
Jumlah realisasi output kinerja kegiatan ini adalah sebanyak 75 laporan dari target
sebanyak 56 laporan atau mencapai 134 % dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (119%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi 15%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih rendah sebesar 24%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 99 laporan).
11) Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor
a. Bidang Perekonomian
Penugasan yang mendukung capaian kinerja ini adalah Audit Kinerja Program
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun Anggaran 2011 dan Audit
Interim PPIP Tahun Anggaran 2013.
Jumlah laporan terbit dari seluruh kegiatan tersebut sebanyak 24 laporan dari
target sebanyak 15 laporan atau mencapai 160% dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (80,95%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi 79%.
Dibandingkan realisasi tahun 2012 untuk indikator output yang sama, jumlah
realisasi laporan terbit pada tahun 2012 lebih tinggi 14% (realisasi tahun 2011
sebanyak 21 laporan).
b. Bidang Polsoskam
Jumlah laporan terbit atas seluruh penugasan ini sebanyak 54 laporan dari
target 46 laporan atau mencapai 117% dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (112%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2012 lebih tinggi 5%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih tinggi sebesar 64%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 33 laporan).
c. Bidang Keuangan Daerah
Jumlah laporan terbit pada kegiatan ini sebanyak 22 laporan dari target
sebanyak 4 laporan atau mencapai 550%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan - 31 dari 59
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (133%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2012 lebih tinggi 417%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2013 untuk indikator
output yang sama, lebih tinggi sebesar 167% (realisasi tahun 2012 sebanyak
sebanyak 6 laporan).
12) Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden
a. Bidang Polsoskam
Jumlah seluruh laporan terbit atas pelaksanaan kegiatan sebanyak 10 laporan
dari target sebanyak 10 laporan atau mencapai 100% dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (100%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 tetap sama.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2011 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 mengalami tetap sama
dengan tahun sebelumnya (realisasi tahun 2012 sebanyak 10 laporan).
b. Bidang Keuangan Daerah
Jumlah seluruh laporan terbit atas pelaksanaan kegiatan sebanyak 33 laporan
dari target sebanyak 22 laporan atau mencapai 150% dari target.
Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 (91%) untuk indikator output yang
sama, maka capaian kinerja pada tahun 2013 lebih tinggi sebesar 59%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indikator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih tinggi sebesar 65%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 20 laporan).
13) Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders
Dalam Tahun 2013, realisasi laporan hasil permintaan stakeholders sebanyak 10
laporan atau 1.000% dari target sebanyak 1 laporan. Dibandingkan capaian kinerja
tahun 2012 (262%) untuk indikator output yang sama, maka capaian kinerja pada
tahun 2012 lebih tinggi 738%.
Dibandingkan dengan realisasi penerbitan laporan tahun 2012 untuk indicator
output yang sama, jumlah realisasi output tahun 2013 lebih rendah sebesar 52%
(realisasi tahun 2012 sebanyak 21 laporan).